Author: Kisah Memek

  • Foto Ngentot Gadis cantik pirang baru bangun

    Foto Ngentot Gadis cantik pirang baru bangun


    1604 views

    Duniabola99.com – foto cewek baru bangun tidur dan sange dientot pacarnya yang berkontol gede dan menembakkan spermanya kedalam memek.

  • Foto Ngentot Alessandra Jane dengan pacarnya ditepi kolam renang

    Foto Ngentot Alessandra Jane dengan pacarnya ditepi kolam renang


    2440 views

    Duniabola99.com – foto pasangan muda Alessandra Jane ngentot ditepi kolam renang dan menelan semua spermanya.

  • Video Bokep Eropa ngentot pengasuh bayiku yang lagi kepanasan

    Video Bokep Eropa ngentot pengasuh bayiku yang lagi kepanasan


    2156 views

  • Video Bokep Eropa diajarin ibu ngentot saat tercyduk

    Video Bokep Eropa diajarin ibu ngentot saat tercyduk


    1829 views

  • Yui Mizuna catwalk poison 77

    Yui Mizuna catwalk poison 77


    1890 views

  • Video Bokep Eve dan Elle jilatan maut hingga orgams

    Video Bokep Eve dan Elle jilatan maut hingga orgams


    1784 views

  • Whitney Westgate melakukan ngentot dengan lambat dan panas dengan kontol gede

    Whitney Westgate melakukan ngentot dengan lambat dan panas dengan kontol gede


    1757 views

  • Foto Bugil Cewek seksi Euro Alexis Brill memamerkan kaki seksi di kamar mandi

    Foto Bugil Cewek seksi Euro Alexis Brill memamerkan kaki seksi di kamar mandi


    2085 views

    Duniabola99.com – foto gadi rambuk coklat Alexis Brill mandi memperlihatkan toketnya yang kecil dan memeknya yang dicukur botak.

    Koleksi Foto Memek Cewek Cantik Ngangkang, Foto Tante Cantik Cuma Pakai BH CD, Foto Hot Tante Janda Muda Kena Crot, Foto Hot Tante Janda Muda Kena Crot, Kumpulan Foto Cewek Cantik Terbaru & imut, Kumpulan foto cewek cantik, Kumpulan Gadis Cantik Berbaju Seksi,

  • Kisah Memek Lusi, Saudara Tiriku yang Liar

    Kisah Memek Lusi, Saudara Tiriku yang Liar


    3331 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Lusi, Saudara Tiriku yang Liar ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Ku ini dimulai, waktu aku SMA kelas 3, waktu itu aku baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini karena karena tidak tahan hidup menjanda lama-lama. Yang aku tidak sangka-sangka ternyata ayah tiriku punya 2 anak cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Lusi dan yang satunya lagi sudah kuliah, namanya Riri. Si Lusi cocok sekali kalau dijadikan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah kalau si Riri paling cocok untuk iklan BH sama suplemen payudara.


    Sejak pertama aku tinggal, aku selalu berangan-angan bahwa dapat memiliki mereka, tapi angan-angan itu selalu buyar oleh berbagai hal. Dan siang ini kebetulan tidak ada orang di rumah selain aku dengan Lusi, ini juga aku sedang kecapaian karena baru pulang sekolah. “Lus! entar kalau ada perlu sama aku, aku ada di kamar,” teriakku dari kamar.Aku mulai menyalakan komputerku dan karena aku sedang suntuk, aku mulai dech surfing ke situs-situs porno kesayanganku, tapi enggak lama kemudian Lusi masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya dia mau tanya pelajaran. “Ben, kemaren kamu udah nyatet Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.

    “Lus..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku.
    Lusi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.
    “Lus.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu.
    “Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Lusi.
    “Eeh… kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku.
    “Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang.
    “Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu.
    “Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.

    Lusi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.
    “Lus, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.
    “Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya.
    Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga.
    “Kalau ML?” tanyaku lagi.
    “Belom,” katanya, “Tapi… kalo sendiri sich sering.”
    Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia. Bagaimana caranya si “Beni Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.

    Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.
    “Lus, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.
    “Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya.
    “Eh… ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.
    “Kasihanilah si Beni kecil,” kataku.
    “Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.
    “Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.


    Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.

    Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku, “Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya. “Ben, kamu tiduran dech, kita pake ‘69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.

    Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben… Ach… percepat Ben, aku mau keluar nich! ach… ach… aachh… Ben… aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dan kemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.

    “Lus, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku.
    “Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya.
    Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.
    “Lus, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.
    Kelihatannya Lusi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Lusi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.


    “Jangan Ben… entar aku hamil!” katanya tanpa berontak.
    “Kamu udah mens belom?” tanyaku.
    “Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.
    Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,
    “Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”
    “Ach… ach… ahh…! sakit Ben, a.. ach… ahh, pelan-pelan, aa… aach… aachh…!” katanya berteriak nikmat.
    “Tenang aja cuma sebentar kok, Lus mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.
    Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.

    “Ach… a… aa ach…” teriaknya.
    “Sakit lagi Ben… a.. aa… ach…”
    “Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.
    “Ben,. ach pengen… ach.. a… keluar lagi Ben…” katanya.
    “Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku.
    “Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.
    “A… ach… aachh…! yach kan keluar.”
    “Aku juga Say…” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.

    Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.
    “Lus kamu enggak perawan yach,” tanyaku.
    “Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.
    “Ben ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.
    “Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni Junior’,” katanya mesra.

    Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Lusi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Lusi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Lusi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.

    Kali ini kelihatannya Lusi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.


    Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.

    “Lusi! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Lusi yang menindihiku dengan keadaan telanjang.
    “kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.
    “Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.
    “kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.
    “Aku emut yach.”
    Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.
    “Lus jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!”
    “Aku udah kepengen berat Ben!” katanya lagi.
    “Mending seperti biasa, kita pake posisi ‘69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.
    Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet payudaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.
    “Aach… achh…” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.
    “Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..”
    “kamu juga makin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku lagi”
    “Ben, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.
    “Cukup sekali aja nembaknya, taapi… sa.. ma.. ss.. sa… ma… maa ac… ach…” katanya sambil menikmati jilatanku.
    “Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a… aahh…” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.

    “Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi.
    “Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi.
    “Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.
    “Siap-siap yach!”
    “Ayo dech,” katanya.
    “Ach… a… ahh…” desahnya ketika kumasukkan penisku.
    “Pelan-pelan dong!”
    “Inikan udah pelan Lus,” kataku sambil mulai bergoyang.
    “Lus, kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku.
    “Bentar lagi Ben,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.

    “Sambil bercumbu dong Ben!”
    Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.
    “Lus kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah.
    “Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”
    “Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.
    “Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aa… ach.. achh,” katanya terputus-putus.
    “Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.
    “Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh… aa… ahh… aku percepat yach Ben,” katanya.

    Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.
    “Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.
    “Achh… ach… bentar lagi nih.”
    “Tahan Ben!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.
    “Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.
    Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan…
    “Achh… a… achh… achh… ahh…” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.
    “Aku juga Ben…” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.
    “Ach… ah… aa.. ach…” desahnya.


    “Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku.
    Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Lusi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Riri, dan anehnya siang-siang begini Mbak Riri di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.

    “Siang Ben! baru pulang? Lusi mana?” tanyanya.
    “Lusi lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”
    “Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.
    “Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”
    Wah gawat sepertinya Mbak Riri dengar desahannya Lusi tadi malam.
    “Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.
    “Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.
    “Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.
    “Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.
    “Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.
    “Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”

    “Loh inikan…?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.
    “Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Lusi.”
    Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.
    “Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar.
    “Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.
    “Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.

    Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.
    “Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih mulus dan sekal.
    Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.
    “Aku udah enggak tahan Ben,” katanya.
    Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.
    “Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”
    “Ach… kamu nakal Ben! pantes si Lusi mau,” katanya mesra.baca juga foto bugil abg terbaru

    “Ben…! Mbak…! lagi dimana kalian?” terdengar suara Lusi memanggil dari luar.
    “Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.
    “Masuk aja Lus, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Riri.
    “Mbak! Entar kalau Lusi tau gimana?” tanyaku.
    “Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Riri,” katanya dan ketika itu aku melihat Lusi di pintu kamar sedang membuka baju.
    “Rir, aku ikut yach!” pinta Lusi sambil memainkan vaginanya.
    “Ben kamu kuat nggak?” tanya Riri.
    “Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Lusi udah terangsang,” kataku.
    “Lus cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.

    Tanpa menolak Lusi langsung datang mengemut penisku.
    “Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Riri.
    “Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.
    Riri meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Lusi yang sedang mengemut penisku.
    “Lus, aku maenin vaginamu,” katanya.
    Tanpa menunggu jawaban dari Lusi ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Riri menegangkan pahanya, dan… “Ach… a… aach… aku keluar…” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

    “Sekarang ganti Lusi yach,” kataku.
    Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.
    “Ach… aach…” desah Lusi.
    “Kamu curang, Lusi kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.
    “Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Lusi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.
    “Yang cepet dong goyangnya!” keluh Lusi.
    Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.
    “Kak, ach… entar lagi gant… a… ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach… aa… a… ach…!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.

    “Ayo Ben tunggu apa lagi!” kata Riri sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.
    “Aku udah terangsang lagi.”
    Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.
    “Gimana enak penisku ini?” tanyaku.
    “Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”.
    “Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.
    “Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.
    “Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.
    “Ach… a… aach… di.. dalem… aja…” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.
    “Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja… aah… ach… bentar lagi…”
    “Aku… keluar… ach… achh… ahh…” desahku sambil menembakkan spermaku.
    “Ach… aach… aku… ach.. juga…” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.


    Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.
    “Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.”
    “Aku juga ach,” kataku.
    “Ben, Lus, lain kali lagi yach,” pinta Riri.
    “Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben!” kata Lusi.
    “Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.
    “Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Riri mulai memegang penisku.

    Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Riri atau hanya Lusi. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hid.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Amazing Japanese POV With Insolent Chiemi Yada

    Amazing Japanese POV With Insolent Chiemi Yada


    1944 views

  • Kisah Memek Pengalaman three some (3S) pertamaku

    Kisah Memek Pengalaman three some (3S) pertamaku


    2655 views

    Duniabola99.com – Saya sudah lama & sudah lupa dengan iklan yang saya pasang, tahu-tahu pas bulan Agustus saya dapat sms dari orang yang mengajak saya 3S. Katanya buat hadiah special ultah istrinya & bulan depan (Oktober) dia mau merealisasikan rencana dia mengajak saya 3S.


    Selama bulan Agustus, saya & si suami sering emailan dia juga mengirimi foto istrinya yang sedang telanjang full cuma tidak terlihat mukanya lewat email. Kata dia kalau mau melihat foto wajah istrinya lihat fb istrinya, lalu dia sms saya memberi alamat fb istrinya & saya lihat istrinya di fb boleh juga nh.
    Waktu emailan juga saya bilang ke sisuami, boleh tidak saya jilatin memek istri u, dia jawab boleh lu apain aja bini w yg penting lu puasin bini w, lu mo isepin tetenya apa lu mo jilatin memeknya bini w boleh aja yg penting bini w mau ama lu & lu bisa puasin bini w. Terus saya jawab lagi ok deh klo gitu gw emang paling suka jilatin me2k cw, gw jamin dh bini lu bakalan merem melek keenakan. Trus dia jwb lagi ok dah lu tunggu khabar selanjutnya dari w, saya jwb ok juga dh gw tunggu khabarnya dari u.

    Waktu itu saya setujuin saja , sebenarnya saya tidak melihat tampang istrinya mau cakep kek / mau jelek kek yg penting saya bisa merealisasikan keinginan 3S pasangan suami istri yg butuh pasangan 3S, kira-kira hari jum’at bulan oktober (saya lupa tanggal berapa) dia (sisuami) sms ke saya, sisuami bilang bisa ga dateng ketempat w hari senin malm di Bekasi di daerah Rawa Lumbu (hari senin hari ultah istrinya) tapi saya tidak tahu/tidak faham daerah Bekasi yang maksud, sisuami ngajakin langsung ketemu ditempat sisuami kerja karena selama bulan Agustus sisuami dengan saya kirim2an email terus sisuami minta foto saya via email, saya kasih tapi itu foto 5 tahun yang lalu (makanya pas dirumahnya sisuaminya nanya ko lu beda ma foto yang lu kirim lewat email), ya saya jelasin saja sama sisuami foto saya itu & sisuami menerima sambil bilang pokonya lu puasin aja bini gw mo lu apain aja asal doi puas & lu harus agresif.

    Di hari senin saya gagal bertemu sisuami karna saya tidak tahu daerahnya & sampai nyasar-nysar sudah begitu hp saya lowbat jadi saya putus komunikasi dengan sisuami. Selasa paginya saya buka hp yang sudah dicash, banyak sekali panggilan tak terjawab & sms masuk dari sisuami yang intinya menanyakan saya sudah berada dimana & kenapa saya tidak datang menemui sisuami. Ya saya ceritakan masalah saya kenapa tidak ketemu sisuami, terus sisuami bilang tar malm bisa ga, saya jawab smsnya klo malm sabtu bisa, sisuami jawab lagi sms saya ga bisa harus sekarang ultah bini w kmaren sekarang aja dah telat nh. Akhirnya saya stujuin, setelah saya tanya sina-sini daerah yang dimaksud saya ketemu juga tempat dia kerja.

    Setelah bertemu lalu kami pun bersalaman/berkenalan dulu dan sedikit ngobrol-ngobrol, tidak lama ngobrol saya & sisuami langsung cabut kerumahnya, sampai rumahnya kira-kira jm 11an malam istrinya sudah tidur terus sisuami membangunkannya. Agak lama juga nungguu istrinya bangun terus sisuami mandi setelah sisuami selesai saya juga mandi bersih-bersih, setelah mandi saya & sisuami ngobrol-ngobrol diruang tamu sambil merokok, sisuami masuk kamar lagi membangunkan istrinya terus dia bolak-balik saja dari ruang tamu kekamar terus keruang tamu lagi kekamar lagi (seperti orang kebingungan). Agen Casino

    Terus sisuami ngomong ke saya gimana ya…. saya jawab emang lu dah kasih tau bini lu blum… dia jwb blum sh bini gue blum tau. Saya bilang ke sisuami gimana dong tar bini lu ga mau, dia jawab pasti mau bini gue gampang terangsang lu atur aja dah tar gue kasih kode tapi dengan satu syarat dari leher kebawah lu boleh apain aja bini gue, dari leher keatas ga boleh lu sentuh, lu boleh nyiumin bini gue tapi lu jangan nyium bibirnya bini gue oke??? Saya jawab ok bos. Setelah istrinya keluar kamar & diperkenalkan dengan saya kami bertiga langsung saja ngobrol-ngobrol. Mereka nanya ini itu tentang saya, mereka menanyakan apakah saya pernah jajan, saya jawab ga pernah, takut penyakit tapi kalau ada cewe/janda yang ngajakin sih mau-mau aja. Waktu istrinya keluar kamar menemui saya dan suaminya, siistri memakai baju tidur terusan sampai atas dengkul, terus sisuami nyium-nyiumin istrinya sambil meremas-remas tete istrinya disofa panjang, saya cuma ngliatin saja duduk dibangku satu. Si istri sepertinya merasa risih karena adanya saya tapi sisuami bilang keistrinya biarin saja dia temen ayah ini terus sisuami memberikan kode ke saya, saya jawab dengan mengetik di hp saya bilang lu klo mo ngewe ya ngewe aja tar gw nimbrung lu terusin aja dlu lalu hp saya berikan pada sisuami dan dia membacanya. Setelah hp saya dibaca dan dikembalikan oleh sisuami saya masih tetap duduk dibangku satu sambil merokok dan memperhatikan mereka berdua yang sedang bercumbu melakukan pemanasan.


    Sisuami terus saja memberikan pemanasan ke istrinya, lama-lama saya tidak tahan juga melihat adegan lifeshow didepan saya, saya melihat siistri yang baju tidur bagian bawahnya tersingkap keatas karena ditarik sisuami sampai klihatan paha bagian dalamnya, terus saya geser meja yang ada didepan kami saya jongkok didepan siistri yang sedang merem melek diisepin tetenya sama sisuami. Terus saya raba-raba paha siistri, siistri tidak tahu kalau yang meraba-raba paha & mengusap-usap memeknya yang pake CD G-String itu tangan saya.
    Lalu saya jilatin memek siistri dari sebelah kanan, G-Stringnya saya tarik kesebalah kiri memeknya, rupanya siistri kaget dan baru sadar kalau dari tadi yang meraba, mengelus-ngelus paha serta memeknya adalah saya yang asik ikutan nimbrung lalu siistri ngomong eh apa-apan nih. Terus sisuami bilang udah bu nikmatin saja ini hadiah ultah specialnya dari ayah, saya terus saja ngejilatan memek siistri tidak berhenti sambil saya hisap-hisap klentit/itilnya. Lalu saya buka G-Stringnya, siistri mengangkat sedikit pantatnya untuk membantu saya yang sedang membuka CD G-Stringnya, setelah CD G-Stringnya terbuka/terlepas lalu saya lemparnya entah kemana dan langsung saja saya serbu lagi memek siistri dengan jilatan-jilatan lidah saya dia pun melenguh keenakan…

    Sisuami sibuk ngisepin tete istrinya, saya sibuk ngjilatin memek istrinya. Siistri kelepek-kelepek dikeroyok seperti itu setelah saya tarik/buka G-Stringnya, memek siistri sudah tanpa penghalang lagi saya serbu terus tuh memek dengan jilatan lidah saya sampai siistri ngap-nagapan. Terus sisuami minta diisep tititnya sama istrinya saya terus saja menjilati memek istrinya yang lagi sibuk ngisepin titit suaminya, siistri benar-benar klenger sudah memeknya saya jilatin terus. Tidak lama sisuami minta siistri ngisepin titit saya, awalnya siistri nolak sambil pegang-pegang titit saya, tapi sisuami bilang ga apa-apa isep aja, terus diisep lah titit saya sama siistri. Posisi waktu menghisap titit saya adalah saya duduk rebahan disofa sedangkan siistri menghisap titit saya sambil nungging. Sisuami langsung saja memasukan tititnya ke memek istrinya dari belakang yang lagi ngisepin titit saya sambil nungging, sudah begitu gantian sisuami minta diisepin tititnya nah pas siistri lagi ngisep titit suaminya saya masukan tititt saya kememek siistri dari belakang.
    Ada lucunya juga ya klo sama-sam baru pertama kali 3S, titit saya dan titit sisuami awalnya pada ngaceng/tegang sekali, tapi lama-lama pada loyo. Sisuami sampai bilang, gimana sih bu dah dikasih kontol sampe dua tapi ga ada yang bangun nih kontol, saya sama siistri cuma ketawa saja terus siistri bilang tau nih pada loyo semua aneh juga, terus saya bilang ke sisuami lanjut dikamar sebelah aja yuk, sisuami bilang ya udah lu lanjut dulu berdua tar gue nimbrung (kamar ditumahnya ada dua, yang depan buat mereka tidur beserta anak-anaknya yang dibelakang kamar buat tamu tidak pakai tempat tidur cuma pakai kasur dibawah/dilantai).

    Setelah sampai kamar saya jilatin lagi memek siistri sampai dia merem melek sampai siistri tekan-tekan muka saya kememeknya & jambakin rambut saya. Saya terus saja jilatin memeknya, tidak lama siistri mengangkat pinggulnya sambil muka saya ditekan lagi kememeknya, rambut saya dijambak-jambak lagi lalu kepala saya dijepit dengan kedua pahanya sambil dia mendesah-desah saya tetap mejilati terus memeknya, itilnya saya hisap-hisap sambil saya gigit-gigit kecil & saya kilik-kilik pake lidah saya. Sudah begitu siistri lemas sambil bilang cape, saya tahu siistri sudah orgasme lalu saya bilang gimana enak ga, siistri ga jawab cuma senyum sambil cubit saya terus dia peluk saya sambil pegang-pegang titit saya. Terus siistri bilang gimana ininya mau dimasukin ga, saya bilang ya mau dong tapi gimana ya belum bangun lagi nih, tadi sih sudah bangun tapi kelamaan ga dimasukin sibuk ngejilatin memek mulu jadi letoy deh… siistri tersenyum lalu bilang ya udah diisepin dulu deh biar bangun.

    Lama-lama titit saya bangun juga terus saya ajakin siistri main 69 siistri diatas saya dibawah, saya jilatin lagi deh memeknya saya sedot-sedot lagi deh itinya sambil saya remes-remes tetenya, semakin saya jilatin memeknya sambil saya sedot-sedot itinya semakin napsu juga siistri ngisep titit saya sampai masuk semua kemulutnya, tidak lama sisuami masuk kekamar & minta diisep tititnya. Siistri ngisep titit sisuami sambil memek siistri saya jilatin sudah begitu siistri ngisepin punya saya lagi sisuami sibuk memoto & merekam/memvideokan saya yang sedang mainn 69 dengan istrinya.

    Terus saya minta siistri memasukan titit saya kememeknya (gaya woman on top), saya dibawah siistri diatas tapi siistri membelakangi saya, sambil mengocok titit saya dimemeknya siistri naik turun diputer-puter digoyang-goyang seperti inul ga lama siistri diam saja ga goyang/ngocok-ngocok titit saya dimemeknya sambil nekan memeknya ketitit saya kuat-kuat sambil siistri memegangi paha saya sampai diremas paha saya, saya tahu siistri sudah crot/orgasme lagi. Saya mendiamkannya saja sambil menunggu siistri rada tenang dulu, terus dia nengok ke saya yang sedari tadi memegangi pinggulnya dari belakang sambil mengelus-elus punggungnya sambil meremas pinggangnya siistri senyum terus bilang mo diterusin ga, saya bilang terusin sayang tapi kamu madep sini biar saya bisa meluk kamu sepuasnya sambil ngewe, puter jangan dicabut. Saya ga mau titit saya lepas dari memek kamu, siistri bilang aduh gimana ini susah nih, saya bilang pelan2 jangan sampe lepas sayang.


    Terus dia berbalik kearah saya sambil memutar, wuih… enak banget waktu siistri berbalik kesaya sambil memuter tanpa mencopot/mencabut titit saya yang masih menancap dimemeknya, pas siistri sudah menghadap. Saya biarikan dulu siistri meduduki titit saya dengan memeknya sambil siistri goyang pelan-pelan terus saya remas-remas dan pijit-pijit tetenya. Siistri mendesah-desah terus saya duduk kami pun berhadapan lalu saya peluk siistri sambil saya elus rambutnya, saya kecup keningnya dan saya ciumi pipi serta saya jilatin lehernya. Sudah begitu saya rebahan siistri saya peluk sambil mengocok-ngocok titit saya dimemeknya naik turun di puter-puter, saya peluk dia kenceng-kenceng dia balas meluk saya sambil memeknya tidak berhenti goyang saya bals dengan menyodok-nyodok memeknya dengan titit saya dari bawah, siistri malah tambah blingsatan terus siistri berhenti goyang siistri tekan memeknya dalam-dalam ketitit saya sambil mendesah-desah seperti orang kepedesan makan cabe dia peluk saya kenceng banget sambil dia jambakin rambut saya…. siistri dah crot lagi dia mengelepar diatas saya.

    Saya cabut titit saya dari memek siistri, dia bilang kok dicabut… saya bilang iya sayang pengen nungging dari belakang, siistri langsung balik tengkurep terus dia nungging saya jilatin memeknya dari belakang siistri mendesah-desah lagi terus saya masukan titit saya kememek siistri dari belakang pelan-pelan saya kocok-kocok keluar masuk maju mundur lama-lama saya kocok kencang-kencang saya sentakan agak kasar sedikit siistri makin kencang desahannya terus saya bilang ke siistri kenapa sayang sakit ya, siistri geleng-geleng kepala sambil bilang ga sakit…. enak terusin, saya teruskan ngocok titit saya dimemek siistri lama-lama siistri ngejerit-jerit sambil meremas-remas bantal, saya sentak-sentak terus memeknya pake titit saya, saya tau dia dah mau crot (orgasne lagi) saya tekan titit saya dalam dimemeknya dari belakang sambil saya meremas pantatnya kencang-kencang. Siistri mendesah-desah dan ngos-ngosan seperti orang habis lari. Trus saya cabut titit saya siistri tiduran telentang sambil ngomong cape banget, siistri pegang-pegang dan pijit-pijit titit saya yang masih ngaceng/tegang. Terus saya ciumi leher siistri saya isepin tetenya kiri kanan gantian sambil saya remas-remas tetenya dan saya pilin-pilin pentil/puting tetenya. Siistri menarik titit saya supaya saya memasukan titit saya kememeknya, saya pun mengerti lalu saya memasukan titit saya pelan-pelan kememeknya terus saya cabut siistri melihat kesaya sambil bilang kenapa… saya jawab pengen jilatin memek kamu dulu, siistri senyum ke saya sambil buka pahanya lebar-lebar buat saya jilatin lagi memeknya.

    Lama saya jilatin memek siistri sampe dia klojotan, merem melek keenakan & mendesah-desah sementara sisuami sibuk ngeabadiin permainan saya sama istrinya pakai handycam. Terus sisuami minta diisepin tititnya lagi, siistri ngisepin titit suaminya sambil memeknya saya jilatin & saya emut-emut itil/klentitnya. tidak lama sisuami merekam lagi pakai handycamnya terus sane masukan titit saya kememek siistri saya genjot pelan-pelan lama-lama saya genjot kenceng-kenceng saya sentak-sentak siistri mendesah2 ah.. uh… ah… uh… sambil siistri peluk saya erat-erat siistri menciumi leher saya dan mejilati kuping saya sambil di gigit-gigit sementara kakinya dinaekan kepaha sayatdak lama kakinya dinaekan kepantat saya terus kepinggang saya sambil siistri muter-muter memeknya dari bawah terus siistri menekan dari bawah sambil menjepit pinggang saya dengan kedua kakinya sambil memeluk saya erat sekal… dia crot/orgasme lagi, saya terus ngocok memeknya dengan titit saya, waktu saya ingin keluar saya bilang kesiistri dikeluarin dimana nih didalam apa diluar siistri ga ngjawab cuma senyum sambil ngos-ngosan terus sisuaminya menjawab terserah lu mo dikeluarin didalm apa mo diluar yg penting bini gw dah puas, ya sudah saya keluarin saja didalm, duh…. enek beneeerrr….

    Setelah saya selesai ngecrot saya keluar kamar saya keruang tamu, istirahat minum & ngerokok trus saya bersihin titit saya, saya lap sampai bersih pakai CD G-String siistri. Sambil ngerokok saya masuk kamar saya liat siistri lagi disodok sama sisuami dari belakang (gaya dogy style) saya lihat mereka ngesex sampai selesai sampai sisuaminya crot. Sudah itu kami bertiga keluar kamar si pasutri langsung kekamar mandi bersih-bersih, tidak lama sisuami keluar kamar mandi siistri masih didalam kamar mandi, terus saya bilang ke sisuami gue juga mo kekamar mandi nih mo kencing, sisuami bilang ya udah masuk aja trus saya masuk kamar mandi, siistri yang sedang bersih-bersih kaget melihat saya masuk kamar mandi sambil meraba-raba dia trus saya peluk dia dari belakang maksudnya sih mau saya ajakin ngewe/ngesex dikamar mandi tapi siistri tidak mau ya sudah saya cuma meraba-raba siistri saja sambil saya guyurin & sabunin punggung siistri seperti yang dia inginkan.


    Sudah begitu kami bertiga istirahat diruang tamu sambil ngobrol-ngobrol, sambil ngerokok & nonton tv tanpa pakai pakaian alias bugil. tidak lama siistri menawari makan saya & sisuami makan terus setelah makan dilanjut ngobrol-ngobrol siistri duduk ditengah disofa saya sebalah kanan sisuami sebelah kirinya. Sisuami mulai deh meraba-raba paha istrinya lagi saya pegang & remas-remas tangan siistri. Siistri bales meremas tangan saya terus tangan siistri saya taro dititit saya siistri meremas-remas titit saya yg masih lemas, lama-lama titit saya bangun/tegang lagi siistri bilang idih punyanya bangun tuh, sisuami bilang ya udah sono klo mo dilanjut lagi,saya cuma senyum-senyum saja terus saya minta diisepin titit saya. Waktu siistri ngisepin titit saya sisuami langsung berdiri & memasukan tititnya/nyodok memek istrinya dari belakang yang lagi nungging ngisepin titit saya.
    Tidak lama sisuami mencabut tititnya dari memek istrinya, siistri yang masih sibuk ngisepin titit saya, saya suruh lepas isepannya terus saya dudukan dia dipangkuan saya siistri langsung masukan titit saya kememeknya sambil siistri goyang-goyang maju mundur naik turun mengocok titit saya dimemeknya saya sibuk meeremas-remas tetenya trus sisuami minta diisepin lagi tititnya. Sudah begitu saya mengajaknya kekamar, sampai dikamar siistri saya jilatin memeknya terus saya ajakin main 69 lagi, saya sama siistri sibuk main 69 tau-tau sisuami masuk kamar minta diisepin lagi tititnya. Siistri yang memeknya saya jilatin jadi sibuk ngisepin titit suaminya & titit saya bergantian. Dilanjut saya ngesex sama siistri, saya dibawah siistri diatas (woman on top) sisuami moto-motoin istrinya yang sibuk goyang diatas saya trus sisuami bilang : lu berdua lanjut aja gue dah ngantuk mo tidur pokonya lu puas-puasin dah bini gw, saya yang lagi ngewe sama siistri cuma senyum-senyum & jawab OK sambil keenakan digoyang sama siistri.

    Lumayan lama saya main dibabak kedua, setelah selesai saya sama siistri bersih-bersih dikamar mandi terus saya sama siistri ke ruang tamu kami berdua ngobrol-ngobrol, siistri ngomong gila nih punya suami ngasih kado hadiah ulang tahun kaya gini, saya nanya kesiistri emang selama ini gimana dah pernah belum thre some?. Siistri bilang belum pernah mas baru pertama kali kaya begini, kenapa suaminya ngajakin some? Siistri bilang ga tau tuh gara-garanya kemaren-kemaren dia pulang kerja bawa film yg maennya satu cewe dua cowok terus dia bilang kesaya mau ga bu kaya gitu klo mau tar ayah kasih kaya gitu buat kado special ultah ibu saya kirain bohongan ga taunya beneran. Saya terus bilang ke siistri ya udah klo kamu ga suka saya minta ma’af karna mau nurutin keinginan suami kamu, siistri menjawab sambil rebahan didada saya ma’af apaan sih mas ga usah ma’af—ma’afan (waktu itu saya dengan siistri pada bugil & duduk disofa panjang), tidak lama sisuami keluar kamar terus dia bilang : gue ga bisa tidur nih, bu mo dilanjut apa mo ditutup acaranya nih, kalo kaga ibu mandi sono kalo ibu mandi berarti ibu nutup acara ini kalo ga mandi berarti acaranya masih beranjut nih. Siistri bilang acara apaan sih yah??…. Ya acara ultah ibu dong kata sisuami inikan kado ultahnya, siistri bilang kadonya kok dia yah emang ga ada kado laen apa, sisuami bilang dari pada ibu nyari kontol lain/selingkuh dibelakang ayah mendingan ayah cariin kontolnya, ibu tinggal nikmatin aja, kalo begini caranya ayah ga marah tapi kalo ibu nyari kontol lain dibelakang ayah, ayah pasti marah. Kalo ketaua wuih… ayah bakalan marah banget sama ibu & cowok selingkuhan ibu. Bisa-bisa ibu berdua sama cowok selingkuhan ibu ayah cincang-cincang tuh (sisuami ngomong seperti iitu sambil memeluk & nyiumin siistri. Siistri juga ngejawabnya sambil ketawa2).


    Setelah puas nyiumin & meremas-remas tete istrinya. Sisuami pamit mau tidur sisuami bilang ke saya lu terusin aja & puas-puasin bini gue dia lagi nafsu biasanya klo dia lagi nafsu klo ngecrot bisa banjir nih keluarnya banyak (sisuami ngomong begitu sambil mengelus-ngelus memek istrinya). Banjir apaan sih yah, emangnya ujan bisa banjir segala (siistri menjawab sambil ketawa & nyubit perut suaminya), terus sisuami bilang lu harus puas-puasin bini gue malam ini jangan bikin dia kecewa. Saya cuma menganguk-ngangguk saja terus saya selonjoran disofa panjang siistri rebahan dipelukan saya, saya peluk siistri dari belakang, saya pijat-pijat punggung & pinggangnya sambil saya remas-remas tetenya, saya ciumin leher belakangnya sambil saya jilatin belakang kupingnya. Siistri mendesah-desah sambil meremas titit saya dia bilang minta dicupangin lehernya, terus saya cupangin kecil-kecil ada dua siistri minta dicupangin yang gede saya bikinin cupang gede satu terus saya isep-isep tetenya sambil saya kilik-kilik itilnya terus saya masukan jari tengah saya kememeknya, siistri menarik tangan saya & siistri bilang masukin pake ininya aja sambil meremas titit saya yang sudah ngaceng/tegang terus saya duduk disofa siistri ngisep titit saya tidak lama siistri naik kepangkuan saya terus memasukan titit saya kememeknya pelan-pelan. Setalah masuk semua siistri goyang maju mundur muter-muter & ngocok punya saya pake memeknya naik turun. Saya sih sibuk meremas-remas sambil ngisepin tetenya bergantian kiri kanan, terus saya cium bibirnya siistri bales nyium bibir saya, saya emut-emut bibirnya siistri bales ngemut-ngemut bibir saya sambil siistri terus goyang ngebor & ngocok titit saya pake memeknya.

    Lumayan lama juga saya ama siistri maen disofa dengan gaya duduk, trus saya suruh siistri berenti goyang, saya bangun tanpa melepas titit saya dari dari memeknya. Siistri saya gendong saya pegangi pantatnya siistri merangkulkan tangannya keleher saya kakinya dilingkarkan ke pinggang saya sambil siistri ngocok pelan naik turun saya jalan kekamar sambil pegangin & meremas-remas pantat siistri. Didalam kamar saya jalan muter-muter sambil gendong siistri yang dimemeknya masih menancap titit saya terus saya duduk dikasur siistri masih memeluk saya sambil ngos-ngosan keenakan mukanya dileher saya sebelah kiri terus saya pegang dagunya saya ciumi bibirnya, saya emut-emut bibirnya siistri membalasnya sambil dia goyang & kocok punya saya pakai memeknya. Terus siistri memeluk saya erat-erat/kencang sekali sambil dia emut-emut bibir saya dia teken memeknya kuat-kuat ke titit saya sambil dia putar-putar memeknya sambil dia melenguh kenceng, saya tahu dia dah crot/orgasme lagi. Terus saya rebahkan siistri tanpa saya cabut titit saya dari memeknya saya bilang ke siistri saya mau keluar nih siistri bilang keluarin saja sayang ayo disini, trus saya kocok memeknya pelan-pelan lama-lama saya kocok kencang-kencang sambil saya sentak-sentakan, siistri membalas dengan goyangan memutarnya saya sudah tidak tahan lagi akhirnya saya crot juga siistri melingkarkan kakinya dipinggang saya sambil goyang muter & menekan memeknya ketitit saya dalam-dalam. Siistri memeluk saya kencang sekali sambil menggigit dada saya dia crot/orgasme lagi….

    Setelah itu saya dan siistri kekamar mandi berdua bersih-bersih. Titit saya dibersihkan pakai sabun sama siistri langsung deh titit saya bangun lagi terus saya sodok memeknya dari belakang didalam kamar mandi tidak lama saya crot lagi terus titit saya dibersihkan lagi, disabuni sama siistri setelah selesai langsung saya mengajaknya tiduran dikamar, saya gandeng siistri sambil saya remas-remas tetenya siistri balas meremas-remas titit saya terus saya tiduran siistri tiduran berbantal lengan saya disebelah kiri saya, saya peluk-peluk siistri membalas terus saya ciumi siistri tangan kiri saya meremas-remas tetenya tangan kanan saya mengilik-ngilik memeknya siistri. Setelah itu siistri meminta saya untuk menjilati memeknya sampai becek sampai itilnya keluar nongol terus dia minta titit saya dimasukan ke memeknya lalu saya masukan titit saya pelan-pelan… saya ngewe lagi sama siistri sampai ngecrot bareng selesai ngewe kami bersih-bersih lagi dikamar mandi saya terus pakai celana pendek saya & kaos dalam terus tidur disofa sementara siistri mandi (waktu itu dah jam 5 subuh) sebelum mandi dia bilang ke saya mau lagi tidak, saya bilang sudah dulu ah cape terus saya tidur siistri senyum sambil masuk kamar mandi tidak lama saya tidur ada yang nyiumin saya, saya buka mata ga taunya siistri yang nyiumin saya sambil siistri senyum-senyum & bilang terima kasih siistri bilang klo mo tidur dikamar saja klo disini nanti berisik ada anak-anak.


    Kira-kira jam 07.00 pagi saya dibangunkan oleh siistri, saya disuruh sarapan & mandi. Setelah selesai sarapan & mandi saya sama suaminya pergi berangkat kerja kira-kira jam setengah 8 saya sama sisuami pergi sambil ga lupa saya mengucapkan terima kasih pada siistri. Dijalan dekat tempat kerja sisuami saya & sisuami berpisah saya ucapin trimakasih sama sisuami dia jawab ok. Kapan-kapan kita lanjut lagi….

    Sampai disitu saja pengalaman saya 3S sama pasutri dari Bekasi…. Saya buat cerita ini tanpa ada bumbu-bumbunya/tidak saya tambah-tambahin, saya tidak bohong ini pengalaman saya asli yang membuat saya teringat terus akan kejadian itu. Kadang saya suka berpikir, kapan ya ada yang ngajakin 3S lagi…
    Oh, ya bagi pasutri yang tinggal disekitar jabodetabek yang ingin merealisasikan keinginan/angan-angan/fantasi sexnya melalui hubungan sex three some bisa pm saya.

  • Kisah Memek Mama Mertuaku Haus Akan Belaian

    Kisah Memek Mama Mertuaku Haus Akan Belaian


    2483 views

    Duniabola99.com – Sudah dua tahun ini aku menikah dengan Virni, dia seorang model iklan dan enam bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang wiraswasta di bidang pompa bensin. Usiaku kini 32 tahun, sedangkan Virni usia 21 tahun. Virni seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Virni, mertuaku, sebut saja Mama Mona, orangnya pun cantik walau usianya sudah 39-tahun. Mama Mona merupakan istri ketiga dari seorang pejabat negara ini, karena istri ketiga jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Sehingga Mama Mona bersibuk diri dengan berjualan berlian.


    Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sndiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian maka aku tinggal di “Pondok Mertua Indah”. Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku, sementara Mama Mona juga sibuk, kami jadi kurang banyak berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Mona jadi semakin akrab malahan kami sekarang sering melakukan hubungan suami istri, inilah ceritanya.
    Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu. Tiga bulan lalu, ketika istriku pergi ke Jogja, setelah kuantar istriku ke stasiun kereta api, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.
    “Eh, Mama.. belum tidur..”

    “Belum, Tom.. saya takut tidur kalau di rumah belum ada orang..”
    “Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat..”
    “Virni.. pulangnya kapan?”
    “Ya.. kira-kira hari Rabu, Ma.. Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu..”
    “Ok.. Tom, selamat tidur..”
    Kutinggal Mama Mona yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, lalu tidur. Keesokannya, Sabtu Pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Mona sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku.
    “Selamat Pagi, Tom..”
    “Pagi.. Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya.”
    “Kamu hari ini mau kemana Tom?”
    “Tidak kemana-mana, Ma.. paling cuci mobil..”
    “Bisa antar Mama, Mama mau antar pesanan berlian.”
    “Ok.. Ma..”
    Hari itu aku menemani Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 07.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Virni makin sibuk dengan dirinya sendiri dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Mona.
    Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya.
    “Tom, kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama yach.. habis pegal banget nih..”
    “Dimana Ma?”
    “Sini.. Leher dan punggung Mama..”


    Aku lalu berdiri sementara Mama Mona duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lama-lama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Mona tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang sangat menusuk hidungku.
    “Maaf, Ma.. punggung Mama juga dipijat..”
    “Iya.. di situ juga pegal..”

    Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Mona juga sudah mulai terangsang. “Tom, Mama kesepian.. Mama membutuhkanmu..” Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan. Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh tanganku. Hal ini membuatku semakin terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang berhadapan dengan Mama Mona yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya terlihat jelas olehku.
    Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Mona lebih bagus dari milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu mertuaku yang toples.
    “Tom, koq bengong, khan Mama sudah bilang, Mama kesepian..”
    “iya.. iya.. iya Mah,”

    Ditariknya tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya. Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang berukuran 36B sudah kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Mona menggoyangkan tubuhnya karena keenakan. Tangannya yang mungil memegang batangku yang masih ada di balilk celana pendekku. Diusap-usapnya hingga batangku mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala batangku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.


    Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menari-nari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Mona kelojotan, sementara batangku sudah dikocok oleh tangannya sehingga makin mengeras. Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya, dari sela-sela celana dan pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin mempercepat kocokan tangannya pada batangku.

    Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Mona melepaskan tangannya dari batangku yang sudah keras. Mama Mona lalu berdiri di hadapanku, dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Mona yang bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh tinggi 167 cm, payudara berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menahan ludah ketika memandanginya.
    “Tom, ayo.. puasin Mama..”
    “Ma.. tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Virni..”
    “Ah.. masa sih..”
    “Iya, Ma.. kalau tau dari 2 tahun lalu, mungkin Mamalah yang saya nikahi..”
    “Ah.. kamu bisa aja..”
    “Iya.. Ma.. bener deh..”
    “Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang penting khan kamu bisa menikmati Mama sekarang..”
    “Kalau Mama bisa memuaskan saya, saya akan kawini Mama..”
    Mama lalu duduk lagi, celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau tidak terpegang semua karena batangku yang besar tapi tangannya yang lembut sangat mengasyikan.
    “Tom, batangmu besar sekali, pasti Virni puas yach.”
    “Ah.. nggak. Virni.. biasa aja Ma..”
    “Ya.. kalau gitu kamu harus puasin Mama yach..”
    “Ok.. Mah..”
    Mulut mungil Mama Mona sudah menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya sampai biji pelirku, Mama Mona mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil tapi tidak bisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku saja dalam mulutnya.
    Hal ini pun sudah membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Mona menyentuh batangku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh ludah Mama Mona yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku semakin mengguncang keenakan. Setelah itu Mama Mona duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Vagina Mama Mona terpampang di hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan vaginanya menusuk hidungku.


    “Ma, Vagina Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yach.”
    “Ah, masa sih Tom, wangi mana dibanding punya Virni dari punya Mama.”
    “Jelas lebih wangi punya mama dong..”
    “Aaakkhh..”
    Vagina Mama Mona telah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut liang vagina Mama Mona, vagina Mama Mona rasanya sangat menyegarkan dan manis membuatku makin menjadi-jadi memberi jilatan pada vaginanya.
    “Ma, vagina.. Mama sedap sekali.. rasanya segar..”
    “Iyaah.. Tom, terus.. Tom.. Mama baru kali ini vaginanya dijilatin.. ohh.. terus.. sayang..”

    Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu kuhisap sarinya yang membuat Mama Mona menjerit keenakan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan. “Ahh.. ahh.. oghh oghh.. awww.. argh.. arghh.. lidahmu Tom.. agh, eena.. enakkhh.. aahh.. trus.. trus..” Klitoris Mama Mona yang manis sudah habis kusedot sampai berulang-ulang, tubuh Mama Mona sampai terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya sudah mengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik di vaginanya maupun paha mama Mona.

    “Ahg.. agh.. Tom.. argh.. akh.. akhu.. keluar.. nih.. ka.. kamu.. hebat dech..” Mama Mona langsung ambruk di atas sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan cairan vagina Mama Mona, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang vagina Mama Mona yang sudah kering dari cairan. Mama Mona melebarkan kakinya sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku rasakan liang vagina Mama Mona terasa sempit, aku pun keheranan.
    “Ma.. vagina Mama koq sempit yach.. kayak vagina anak gadis.”
    “Kenapa memangnya Tom, nggak enak yach..”
    “Justru itu Ma, Mama punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Virni sudah agak lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yach?”


    “Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, vaginanya harus Mama rawat sebaik-baiknya, toh kamu juga yang nusuk..”
    “Iya Ma, saya senang bisa menusukkan batang saya ke vagina Mama yang sedaap ini..”
    “Akhh.. batangmu besar sekali..”
    Vagina Mama Mona sudah terterobos juga oleh batang kemaluanku yang diameternya 4 cm dan panjangnya 28 cm, setelah 6 kali kuberikan tekanan.

    Pinggulku kugerakan maju-mundur menekan vagina Mama Mona yang sudah tertusuk oleh batangku, Mama Mona hanya bisa menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke vaginanya. “Tom.. nggehh.. ngghh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agghh.. agghh.. aahh.. eenaakkhh..” Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan batangku ke vaginanya Mama Mona terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya. Payudara Mama Mona yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku. Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Mona belingsatan, tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tiba-tiba Mama Mona berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket.

    “Arrgghh.. argghh.. aakkhh.. Mama.. keluar nich Tom.. kamu belum yach..?” Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Mona, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya. Kuhujam vagina Mama Mona berkali-kali sementara Mama Mona yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, Payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya kujilat. Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Mona meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Mona hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar. “Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali..” Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, meniban tubuh Mama Mona yang sudah lemas lebih dulu.


    Aku dan Mama terbangun sekitar jam 12.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Mona, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Mona memelukku dan mencium pipiku.
    “Tom, Mama benar-benar puas dech, Mama pingin kapan-kapan coba lagi batangmu yach, boleh khan..”
    “Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba vagina Mama dan sekarangpun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Virni nggak pulang.”
    “Iya, Tom.. kamu mau ngeloni Mama kalau Virni pergi?”
    “Iya Ma, vagina Mama nikmat sih.”
    “Air manimu hangat sekali Tom, berasa dech waktu masuk di dalam vagina Mama.”
    “Kita Main lagi Ma..?”
    “Iya boleh..”
    Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang.



  • Foto Ngentot Remaja dengan payudara alami Malia melepas celana

    Foto Ngentot Remaja dengan payudara alami Malia melepas celana


    2087 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang cantik pantat bahenol Malia memeknya dijilati pacarnya dan menghisap penis besar pacarnnya dan menduduki kontol besar pacarnya diatas tempat tidurnya.

  • Video Bokep Asia Kokone Mizutani memek tembem ngentot keras

    Video Bokep Asia Kokone Mizutani memek tembem ngentot keras


    1991 views

  • Video bokep Cadence Lux dan Gia Paige melakukannya lebih baik

    Video bokep Cadence Lux dan Gia Paige melakukannya lebih baik


    1726 views

  • Kisah Memek Sange Setelah Mabuk Berat

    Kisah Memek Sange Setelah Mabuk Berat


    2606 views

    Duniabola99.com – Cerita kali ini bermula ketika aku sedang Dugem dan bertemu Cewek Mabuk di sebelahku tak berlangsung lama langsung aku sikat. Mari kita simak Cerita ini..Perkenalkan namaku adalah Rino, umur 29 tahun, tubuhku kekar dan besar serta atletis dan juga hitam, maklum bekas kuli bangunan. Tetapi beberapa saat lalu temanku menawariku kerja di sebuah diskotik “C” sebagai sekuriti, diskotik “C” sangatlah terkenal dgn cewek-cewek cantik dan tajir di karenakan tempatnya sangat bonafit dan high class jadi pengunjungnya juga ikut-ikut bonafit, harga minumannya pun aku ga sanggup untuk membelinya dgn gaji sebulanku.

    Tapi aku sangat menikmati kerja di diskotik ini karena kerjanya nyantai, malam hari dan aku juga bisa jelalatan pada cewek-cewek. Banyak cewek-cewek cantik yang berkeliaran (rasanya ingin menyetubuhi semua cewek-cewek disini).

    Diskotik ini terdapat 2 pintu masuk, pintu masuk atas dan pintu masuk bawah. Bila pengunjung lewat pintu atas berarti mobil mereka di vallet dan bila pengunjung lewat bawah, mobil mereka diparkir sendiri di basement.

    Kita mulai ceritanya…berawal di hari Rabu (Ladies Free)

    Banyak cewek-cewek pastinya, aku kebetulan bertugas di pintu bawah bersama temanku Rendra. Saat pintu dibuka aku dan Rendra harus memeriksa satu-satu tamu yang masuk, tidak kusia-siakan mataku untuk mencari mangsa, cewek-cewek yang datang sangat cantik-cantik dan berpakaian sexy dan wangi sehingga membangunkan adikku si “Ujang” (ga’ kuat lagi rasanya). Dan acara pun dimulai, tamu-tamu berangsur-angsur habis yang datang.

    Kami berdua pun bisa bersantai sejenak.

    Rendra pun membuka perbincangan.

    “Sob…ghini nich enaknya ngapaian ya?”.

    Rino : “G tau nich, BT jg lama-lama”. HokiJudi99

    Rendra : “aaaa….Aku ada ide, gimana klu aku minta minuman ke Andri?”.

    (Andri adalah temanku yang menawari pekerjaan kepadaku sebagai sekuriti, dia bekerja sebagai bartender, terkadang aku mendapatkan minuman gratis dari dia).

    Rino : “Ide bagus tuh”.

    Akhirnya Rendra naik ke atas untuk mengambil minuman.

    Ga’ lama kemudian Rendra pun datang.

    Rendra : “Nich sob… kita adakan pesta kecil-kecilan, kebetulan Andri ngasih kita camilan”.

    Rino : “Tuch anak baik banget”.

    Akhirnya kita menikmati pesta kecil kita sambil ketawa-ketawa.

    Rino : “Kurang ceweknya nich”

    Rendra : “Terus…”

    Rino : “Y ga’ terus-terus… kurang lengkap aja”

    Kamipun tertawa terbahak-bahak.

    Tiba-tiba telpon kantor berdering dan Rendra mengangkatnya, kulihat dia serius menjawab telponnya dan dari situ bisa kutebak pasti telpon dari bos.

    “Aku ke atas dulu ya, dipanggil sama bos nich” ucap Rendra.

    Rino : “OK”

    Lama juga Rendra pergi, ga’ heran sih…biasanya juga ghitu. Lama-lama pun aku merasa bosan di dalam kantor sekuriti, aku keluar dan celingukan kearah parkiran mobil, sepi dan gelap. Merinding juga rasanya kalau sendirian, akhirnya aku masuk lagi dan duduk sambil meminum bir ku tadi.


    Tiba-tiba aku di kagetkan dgn suara lift tamu, keluarlah seorang cewek yang cantik berambut hitam panjang tergerai, kulit berwarna putih memakai baju putih sexy terusan hingga ke paha dan belahan dada yang rendah dan agak sempit di karenakan toket si perempuan sangatlah besar serta pantat dan celana dalam yang tercetak.

    Dapat kulihat kalau daleman wanita itu berwarna hitam karena baju putihnya sangatlah sedikit menerawang, potur tubuhnya proporsional kaya’ model kelas atas. Jalannya agak sempoyongan, kelihatannya habis dugem nich cewek dan sedikit mabuk dan aku pun berinisiatif untuk membantunya.

    “Malam mba’, bisa saya bantu?” tanyaku dgn sopan.

    “Biar saya bantu” tambahku lagi, akupun menolongnya berjalan (wangi banget tubuhnya,seger rasanya)

    Akupun menuntunnya karena sedang mabuk dan bertanya lagi.

    “Mobilnya dmn?”

    sakong-klik-qq-7288

    Dia hanya menunjukkan jari telunjuk ke suatu arah dan aku pun bertanya kembali.

    “Bisa pinjam kunci mobilnya?”

    Dia pun mencari dan memberikannya kepadaku (maksudku daripada jalan ga’ jelas kan mending menyalakan remote mobilnya), dan akupun melihat lampu mobilnya. Ditengah jalan akupun sedikit kemasukkan setan (ini disebabkan aku dari tadi dapat melihat toketnya).

    Dan akhirnya akupun mengubah arah menuju gudang penyimpanan barang yang sudah ga’ pernah di pakai lagi, aku membuka pintunya… terdapat sebuah matras besar, sofa besar, meja dll. Barang-barang disini sangat masih bisa dipakai hanya karena bentuknya sudah kurang up to date makanya diskotik ini membuangnya dan menggantinya dgn yang model baru.

    Aku menggiring cewek ini yang lagi mabuk menuju sofa, setelah dia duduk ku pandangi sekali lagi…(cantik banget, sexy, putih mulus lagi,makin ga’ kuat nich si “Ujang”), aku menggeledah isi tasnya, ada hp, dompet dan alat-alat kecantikan.

    Akupun membuka isi dompetnya, terdapat banyak uang 100 rb an di dalamnya, kartu ATM dll, akupun melihat KTP-nya, tinggal di daerah elite memang…pantes tajir, kunci mobilnya aja kunci mobil Eropa dan akhirnya aku mengetahui namanya adalah Diana. Setelah itu kumasukkan semua barang-barangnya kembali. Aku kembali ke kantor sekuriti untuk mengambil minuman dan kembali ke gudang lagi.

    Aku duduk di sebelah cewek mabuk itu dan menyodorkan minuman ke dia, awalnya dia si ga’ mau tapi terus ku paksa akhirnya dia terpaksa meminumnya, sambil dia minum langsung dari botol, ku coba untuk mencium lehernya dari samping aku duduk… lehernya wangi banget, wanginya tuch dapat merangsang gairah cowok, sambil ku cium-cium lehernya aku berusaha untuk mulai meraba-raba toketnya.

    Ternyata lebih besar dari perkiraanku, tanganku sampai ga’ cukup untuk menampung toketnya…aku raba-raba dan kuremas-remas hingga Diana yg lagi mabuk meringis kesakitan, akupun mencoba mencari puting toketnya, yang bikin ga’ nahan nich belahan baju bagian dadanya yang rendah sehingga toketnya rasanya mau menyembul keluar…kucium-cium belahannya dan ku jilat-jilat (empuk rasanya).


    Akupun mempunyai ide, kuambil botol bir dan menuangnya kebelahan dadanya hingga basah semua toketnya dan kujilat-jilat lagi. Kucium kembali lehernya dan aku mulai meraba-raba daerah memeknya, kuraba-raba dan kugesek-gesekan memakai jari tengah, sedikit kutekan kedalam sehingga Diana yg lagi mabuk bergerak ga’ karuan, akhirnya aku ga’ kuat lagi…aku membuka celana dan celana dalamku si “Ujang” sudah berdiri tegak.

    Akupun menindihi tubuh Diana yg lagi mabuk dan melebarkan kedua kakinya, aku mencium kembali leher dan mulutnya dan ku gesek-gesekan si “Ujang” ke celana dalamnya (baru celana dalamnya aja sudah cenut-cenut apalagi klu nanti sudah ke dalamnya), kamipun akhirnya perang lidah dan ga’ ketinggalan akupun meremas-remas toketnya…Diana yg lagi mabuk pun akhirnya malah bergerak tambah ga’ karuan, aku merasakan daerah celana dalamnya sudah basah, kelihatannya nich cewek sudah horny.

    Akupun berdiri dari sofa dan memegang kepala Diana, aku memajukan si “Ujang” untuk dikulumnya…Diana sempat ga’ mau dan lagi-lagi aku memaksanya, penisku berukuran sangat besar (bisa dikatakan di atas ukuran normal orang Asia), Diana pun mencoba untuk memasukkan penisku kedalam mulutnya, hanya masuk bagian kepalanya saja, mulut Diana terlalu mungil, kucoba memaju mundurkan kepalanya (enak sekali rasanya) tidak lupa bagian buahnya penisku.

    Tanganku pun tidak tinggal diam, tangan kiriku tetap memegangi kepala Diana dan tangan kananku mencoba menerobos kedalam belahan bajunya, halus dan besar toketnya…kuremas-remas kuat-kuat hingga dia kesakitan lagi, aku coba mencari putingnya…kuputar-putar sambil kutarik-tarik.

    30 menitpun berlalu di posisi mengulum, akhirnya kutarik penisku. Aku akhirnya membuka baju Diana hingga hanya tersisa BH dan celana dalam berwarna hitam, kulihat perutnya yang putih mulus dan rata. Aku pun memindahkan Diana ke matras, dia berbaring diatasnya…

    Aku membuka BH-nya (toketnya memang benar-benar besar sekali), kuremas-remas kembali (memang gemas sekali melihatnya), akupun berada di atas perut Diana dan mendudukinya, aku menaruh penisku diantara toketnya sambil kutarik kepalanya kedepan dan aku menyuruh menjilati ujung penisku, tangan kanan ku mencoba meraba-raba belakang ke celana dalamnya.


    Diana pun mengeluarkan suara-suara aneh dan bergerak ga’ karuan kembali. Setelah puas aku berganti posisi ke posisi 69, kumasukkan penisku kembali ke mulutnya dan aku membuka celana dalamnya dan mulai menjilati memeknya serta menyedotnya (harum banget memeknya orang tajir), aku mencoba menggelitiki memeknya dan itu berhasil membuat memeknya banjir kembali.

    Sudah ga’ tahan lagi nich…

    Aku pun mulai menyerang memeknya menggunakan penis ku, perlahan kumasukkan…terasa susah banget, memeknya kecil dan masih seret banget walau sudah ga’ perawan. Baru kumasukkan sedikit Diana sudah menjerit “Aaaaaaaaargggggggggggggh…sakit”.

    Akupun tidak menghiraukan dan tetap berusaha dan akhirnya barangku masuk semua kedalam liang kenikmatannya dgn susah payah dan agak sedikit lama, aku pun memulai memompanya perlahan dan meraih kedua toketnya dan kuremas-remas, aku mendekatkan mukaku kelehernya dan menciumi serta menciumi bibirnya, aku berpindah ke toket…menjilat-jilati putingnya yang berwarna pink dan menggigitnya serta menariknya “Aaaaaaaaawwwww…” jerit Diana.

    Aku pun mencepatkan tempo pompaanku, Diana pun mengimbanginya (dasar pertamanya ga’ mau tapi keenakkan juga), pompaan yang cepat membuat toketnya bergoyang-goyang kemana-mana membuat tambah gemas saja, akupun meremas-remas kedua toketnya. Tiba-tiba aku merasakan cairan hangat, ternyata Diana sudah mencapai puncak, “Koq sudah keluar?” tanyaku…akupun mempercepat pompaanku dan menyebabkan Diana tambah berteriak ga’ karuan.

    Bosen dgn Man on Top akupun berpindah posisi sekarang Woman on Top, toket Diana terlihat besar bergelantungan dan bergoyang-goyang saat aku memompanya dgn cepat, aku pun merasa gemas lagi dan aku manarik Diana kebawah sehingga mukaku sekarang berada diantara kedua toket Diana, kuciumi,kujilati, kuremas, kupilin-pilin putingnya…


    Kurubah lagi posisi, sekarang Diana ku gendong, aku menopang kedua pahanya dari bawah dan Diana memelukku…enak nich posisi ini, Diana pun tambah menjerit “aaah… aaah… aaah…sakit… aaah…”, ini di karenakan penisku terasa sekali menyodok memeknya…posisi ini berlangsung 15 menit dan aku merasakan aku sudah akan keluar juga, kutaruh Diana diatas meja, kupercepat pompaanku dan tidak lupa untuk diam tanganku meremas-remas toketnya dan akhirnya aku pun sampai puncak,

    “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaarghhhh…” aku dan Diana pun berteriak bersama, cairanku dan cairannya menyembur liang kenikmatannya sangat banyak sekali dan aku pun mecium bibirnya dan kedua toketnya (enak sekali pertempuran ini, hingga membuatku sangat lemas), aku menggendong Diana kembali ke matras dan menyuruhnya untuk menjilati sisa spermaku yang ada di penisku hingga habis.

    Tidak lupa aku mencatat nomer HP-nya dan memfoto tubuhnya yang sedang bugil bersamaku memakai foto dari HP ku dan HP-nya Diana, dgn tujuan mungkin suatu saat aku bisa memakai tubuhnya lagi dan kami pun tertidur bersama, berpelukkan dalam keadaan bugil hingga pagi.

    Tak terasa pagi pun berlalu, aku sudah bangun mendahului Diana karena aku ada apel pagi sebelum aku pulang kerumah dan Diana masih di ruangan gudang, ku kunci agar Diana tidak bisa keluar. Setelah apel pagi bubar aku dikagetkan dgn suara Rendra.

    “Oi kmn aja sob kemarin, aku cari-cari koq ga’ ada?” tanya Rendra.

    “Ga’ kemana-mana…keliling-keliling sekitar sini saja ” jawabku lemas gara-gara pertempuran kemarin.

    Kita pun berpisah, kulihat Rendra sudah pergi pulang mengendarai motornya dan aku kembali ke gudang. Aku masuk dan melihat Diana belum bangun, aku pun memakaikan baju-bajunya kembali dan menggendongnya ke sofa…tiba-tiba dia terbangun dan berteriak “sapa km?”

    Akupun menjawab dgn enteng “Cowok kamu”

    Diana pun kebingungan “Tempat apa ini? Kotor banget”, “Mau apa kamu?”…”Jangan-jangan kamu mau memperkosa aku?”


    Akupun memotong pertanyaannya yang super panjang itu “Ga usah di omongin juga kita semalam sudah jadi layaknya suami istri, kamu menikmati permainanku dan aku menikmati tubuhmu”

    Diana pun kaget “huh…apa kamu bilang? Ihhh jijik amat dech sama kamu…klu ngomong tuch di atur!!!” (Diana pun agak mulai marah).

    “Kalau ga’ percaya ya lihat aja foto-foto di HP mu” celetukku.

    Diana pun mencari Hpnya, belum lihat dari album fotonya dia pun kaget, foto wallpaper Hpnya ku ganti foto kita berdua lagi bugil dan dia pun sibuk mencari foto-foto di album Hpnya dan dia mulai menangis.

    “Sudah ga’ usah nangis, aku ga’ akan bilang siapa-siapa lagian kamu juga sudah ga’ perawan…jadi apa bedanya” aku pun berbicara seenaknya serasa sudah menang.

    Diana pun berdiri dan menuju pintu keluar dan akupun mencegatnya.


    “Mau kemana?” tanyaku.

    “Pulang!!!” bentak Diana.

    “Aku yang nyetir kamu nanti di sebelahku melayani aku lagi” akupun tertawa didepannya.

    “Huh…mau apa lagi?” Dianapun bingung.

    “Sudah turuti aja kemauanku atau foto-fotomu yang semalam mau ku sebarin ke orang-orang” ancamku.

    Akhirnya Diana menurut kepadaku karena ancaman itu, aku menyetir dan Diana duduk disebelahku, diperjalanan pulang aku dipuaskan kembali oleh Diana, aku menyuruhnya mengulum penisku kembali dan tidak lupa aku meremas-remas toketnya yang menggemaskan, cukup lama mengulumnya hingga akhirnya aku keluarin didalam mulutnya.

    Pertama Diana sempat berontak saat cairan penisku menyembur ke mulutnya tapi aku menahan kepalanya setelah selesai aku melihat Diana sempat memuntahkan cairannya di mobilnya, bisa kulihat dia sangat jijik melihatnya. Akhirnya aku sampai di terminal karena aku harus naik bemo menuju kos-kosanku, aku parkirkan mobil di tempat sepi dan aku pamitan sambil menciumi Diana.

    “Hati-hati ya sayaang kalau pulang,terima kasih atas kenikmatannya semalam,kapan-kapan lagi ya” akupun tersenyum ke Diana.

    Diana pun pergi dgn cepatnya dan aku hanya bisa tersenyum puas karena bisa ngewe wanita montok karena dia telah mabuk.

  • Video Bokep Asia Karin Kusunoki dikamar mandi berlumuran minyak

    Video Bokep Asia Karin Kusunoki dikamar mandi berlumuran minyak


    1783 views

  • Foto Ngentot Gadis pirang muda Anna Ray memberikan pijatan pada dadanya sebelum menidurinya

    Foto Ngentot Gadis pirang muda Anna Ray memberikan pijatan pada dadanya sebelum menidurinya


    1733 views

    Duniabola99.com – foto gadis muda ngentoto dengan om om rambut putih dan melakukan adengan sex yang hot hingga merasa puas maximal diats ranjang hingga terkulai tidak bergerak.

  • Kisah Memek Ngentot Janda Bohay Penuh Gairah

    Kisah Memek Ngentot Janda Bohay Penuh Gairah


    2569 views

    Duniabola99.com – Dia sebenarnya sering sekali datang ke Jakarta, dan memang mempunyai sebuah rumah jakarta, serta mempunyai seorang anak angkat yang juga merupakan anak dari kakaknya. Namanya Fandri, dia juga sedang kuliah dan tinggal di kos yang sama denganku, tapi dia lebih muda dariku dua tahun. Kami lumayan akrab, sehingga kami sering keluar atau pergi jalan bersama.


    Perkenalanku dengan tante Lin, adalah ketika kunjungannya ke Jakarta, karena sebenarnya dia berasal dari Kalimantan. Pada waktu itu, aku diajak makan siang bersama oleh Fandri, dan katanya ada tantenya yang datang ke Jakarta bersama anaknya. Fandri berjanji untuk bertemu tantenya di sebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta. Setelah menunggu selama hampir setengah jam, akhirnya kami bertemu dengan tantenya. Pertama kali melihat tantenya, pandanganku seperti tidak bisa ketempat lain lagi.

    Aku begitu terpesona melihat penampilannya, begitu rapi, cantik dan seksi. Mukanya yang putih dan mulus, rambutnya yang panjang terurai, membuatnya terlihat begitu merangsang, serta tubuhnya yang langsing, pinggang yang ramping, dan ukuran tubuh yang tidak terlalu tinggi, mungkin sekitar 160cm. Dadanya yang montok, besar dan kencang, mungkin sekitar 34D, ditambah lagi dengan memakai kemeja putih ketat dengan kancing bagian atas yg dibuka, sampai buah dadanya yang besar itu terlihat begitu indah dan montok, tampak menyembul, seperti mau keluar dari pakaiannya.

    Pantatnya yg bulat dan kecil itu, terlihat begitu padat. Adik kecilku bahkan sempat menegang , karena melihat keseksian, keindahan, kemontokan tubuhnya, bahkan cara jalannya yang terlihat seperti di catwalk. Dalam diriku tidak berhenti memuja tubuh yang sangat seksi itu, dan betapa nafsu laki-laki aku muncul, karena itu kali pertamanya aku melihat pemandangan yang begitu merangsang. Jujur saja, aku sangat pengen meremas-remas dada dan bokongnya itu, tangan ku sudah gatal rasanya. Tapi aku masi bisa menahannya.

    Setelah itu kami saling berkenalan, tangannya yang kecil itu begitu lembut. Dan dilanjutkan dengan makan siang bersama, kami berbincang-bincang dan menjadi dekat, karena tante Lin orangnya gaul, jadi semua pembicaraan kami terasa nyambung. Selesai makan, kami diantar pulang ke kos oleh tante Lin. Sayang sekali aku tidak menanyakan no hpnya.agen poker


    Setalah hari itu, kami makin sering bertemu, karena tante lin sering mengajak kami pergi makan dan jalan-jalan. Dan aku menjadi semakin menginginkan untuk menikmati tubuhnya itu. Tante lin sering telpon-telponan denganku, kadang hanya untuk ngobrol saja, tapi tante Lin lebih sering menelponi aku daripada anak angkatnya. Bahkan sempat dia memintaku untuk menjadi anak angkatnya, tapi aku hanya menganggapnya basa-basi saja.

    Tak terasa sudah berapa kali kami bertemu, dan akhirnya aku menjadi benar-benar akrab dengan tante Lin.. dan tante Lin mengajaku untuk menginap ditempatnya. Semula aku menolak, tapi tante Lin tetap memaksa seperti anak yang manja, akhirnya aku terima ajakannya. Aku hanya pura-pura menolak, tapi sebenarnya aku mau menginap ditempatnya.

    Malam itu, aku dan tante Lin duduk-duduk di lantai teras rumahnya di lantai paling atas. Angin malam yang menyejukkan, dan suasana yang tenang, membuat kami merasa lebi santai. Ketika itu anak-anaknya sudah tidur.
    Karena aku dan tante Lin sudah akrab, maka aku memberanikan diri bertanya-tanya sesuatu yang “nakal”.

    “tante ngga ngerasa kesepian, kalau malem-malem ga ada yang temenin tidur.. hehe..”, candaku pada tante Lin..
    sebelumnya tante Lin tampak terdiam tidak mau menjawab, hanya tertawa kecil, tapi akhirnya, “Nakal juga kamu ya..”
    “emang sih kesepian.. tapi mau gimana.. ga ada yang menghibur.. “, lanjutnya dengan sedikit mengeluh.
    “hahaha.. kalau tante bole.. aku mau menghibur tante..”, candaku lagi.
    “haha.. emangnya kamu bisa apa.. belum ada pengalaman, trus ntar malah tante yang kecewa..”, tanyanya, sambil memancingku.
    “iya.. tapi setidaknya aku pernah liat dan tau cara-cara ama
    posisi-posisi nya..”, candaku dengan sedikit menantang.
    “yuk masuk aja.. tambah dingin aja nih di sini..”, ajaknya dan mengubah topik. Dan kami pun masuk kedalam.


    Tante Lin memintaku mengunci pintu, setelah selesai menguncinya, ternyata tante Lin masih berdiri di sana. Kami saling bertatapan, cukup lama, tapi tidak berbicara satu katapun. Pikiran ku mulai kacau, dan berpikir yang tidak-tidak. Benar saja, tiba-tiba tante Lin memegang kedua tanganku, dan dengan senyuman nakal menarikku ke sebuah kamar, kamar yang disediakannya buatku selama aku menginap di tempatnya.

    Aku didorong ke ranjang, dan terduduk diatas ranjang yang lebar itu.

    Tante Lin langsung saja mendatangiku, meloncat dan duduk diatas pahaku, kedua tangannya memegang erat rambut belakangku. Dan dengan tiba-tiba tatapan matanya berubah menjadi tatapan nafsu yang sangat besar.

    “Tunjukin ke tante kalau kamu emang tau cara-caranya..”, setelah itu langsung saja dia mencium bibirku dengan buasnya, tangannya yang memegang kepalaku bergerak-gerak memegangi dan menjambaki dengan kuat seluruh rambutku. Tubuh kami bergerak maju mundur mengikuti gerakan kepala kami. Lidahnya bergerak-gerak dengan cepat di dalam mulutku, aku membalasnya dengan menggerak-gerakan lidahku juga.

    Ternyata saat itu aku baru sadar bahwa nafsu seks tante Lin ternyata besar sekali, dapat kulihat dari caranya, bagaimana tante Lin ingin melumat lidahku. Ketika lidahku masuk dan meraba-raba rongga mulutnya, giginya mengigit-gigit dan mengisap-isap lidahku seperti mau menelannya bulat-bulat, kami seperti sedang bermain pedang-pedangan dengan lidah didalam mulut kami.

    Aku sudah tidak berpikir apa-apa lagi, kecuali malam ini aku harus menikmati tubuh tante Lin sampai puas, akan kulampiaskan semua nafsuku yang tertahan selama ini pada tante Lin.


    “emmm.. emmmm.. ssshhh..aaahh.. ssshh.. aaahh..”, suaranya mendesah.

    Ketika sekali-sekali tante lin mengigit bibir bawahku, aku gigit pula bibir atasnya. Begitu juga ketika tante Lin mengigit bibir atasku, maka aku menggigi bibir bawahnya.

    Kupegang kedua pahanya, kuleus-elus bagian dalam serta luarnya, sampai akhirnya aku menaikan kedua tanganku dan mencengkram sekuat-kuatnya kedua pantatnya yang bulat itu.

    “ahhh….”, teriakannya kecil.

    Tangan kananku memeluk erat-erat pada pinggangnya yang ramping itu, sampai buah dadanya itu terjepit diantara tubuh kami. Karena aku ingin merasakan kedua buah dadanya menempel didadaku, Begitu besar, begitu empuk, dan betapa dapat kurasakan kedua putingnya mengeras di dadaku.

    Tangan kiriku tetap memegang kedua pantatnya itu, kumasukkan tanganku kedalam celana karetnya, berulang kali aku meremas-remas pantatnya itu dengan kuat-kuat, lalu kuelus-elus dan kuraba-raba, “aaahh..”, suara itu yang

    sangat ingin aku dengar dari mulutnya.

    Akhirnya kumasukkan jari-jariku kedalam belahan kedua pantatnya. Dengan jari-jariku dapat kurasakan hangat disekitar lubang pantatnya itu. Aku bermain-main dengan jari-jariku dan aku gelitik-gelitik luang duburnya itu, dan terasa tubuhnya berkejut-kejut kegelian, tangan kanannya memegang kuat-kuat pergelangan tangan kiriku untuk menahan rasa geli jari-jariku di duburnya.

    Jariku dapat merasaka bagaimana duburnya mengejang kegelian.
    Setelah cukup lama kami berciuman, tante Lin melepaskan bibirku, lalu dia berdiri dan membuka baju, celana dan CDnya. Dan kulihat pemandangan yang begitu menakjubkan ketika tante Lin mengangkat kedua tangannya, dadanya yang besar itu ikut terangkat, lalu turun dan begoyang-goyang, ahh… betapa beruntungnya aku dapat melihatnya dengan begitu dekat.

    Aku tidak malu-malu lagi, maka kulepas juga semua pakaianku, sampai kami benar-benar telanjang bulat. Aku tak sempat melihat semua bagian tubuhnya, tapi yang pasti bulu-bulu di sekitar mem*k tante Lin itu telah dicukur habis, membuat mem*knya terlihat lebih bersih dan lebih segar. Adikku sudah mencapai 80%.

    “dicukur tante..?”, tanyaku, tante Lin hanya membalas dengan senyuman dan tidak berkata apa-apa.


    Setelah itu kami lanjutkan lagi ciuman kami, semakin lama mulut kami semakin penuh dengan ludah kami yang telah bercampur, begitu kental, begitu nikmat, dan begitu banyak sampai menetes keluar dari sela-sela mulut kami, dan sampai aku merasa seperti sedang meminum segelas air ludah kenikmatan bersama-sama tante Lin. Tiba-tiba tante Lin menyedot semua ludah-ludah itu kemulutnya dan melepas mulutku.

    Dengan tatapan mata dan senyuman yang nakal, tante Lin mengeluarkan air ludah itu, membiarkannya mengalir seperti air terjun, dari mulutnya ke dagunya, lehernya, membasahi dadaku dan dadanya, dan akhirnya turun sampai ke pangkal paha kami, membuat gesekan tubuh kami terasa menjadi lebih licin. Melihat itu, mulai kuarahkan kepalaku untuk menjilati air ludah, tapi tidak kutelan, mulai dari sudut-sudut bibirnya, lalu dagunya, lehernya, betapa air ludah itu terasa lebih nikmat, karena telah bercampur dengan keringat tante Lin.

    Kubungkukkan badanku sedikit, sehingga mendorong tubuh tante Lin sedikit kebelakang, dan akhirnya mukaku sampai tepat didepan dadanya,
    “besar banget tante..”, kataku spontan, aku tidak melihat matanya, tapi aku tahu kalau dia tertawa gembira.

    Kubaringkan badanya ke ranjang, tante Lin dibawah dan aku diatas menindihnya. Lalu kuciumi, kusedot-sedot dan kugigit-gigit kecil puting susunya, tanganku meremas dadanya yang lain, jariku secara refleks mulai memutar-mutar dan mencubit-cubit kecil puting susunya.

    “aaahh..”, desahnya.. Kubuka mulutku selebar-lebarnya dan dengan sedikit memaksa aku mencoba “memakan” dadanya sebanyak mungkin. Aku ingin “menelan” semua dadanya. Kuremas, Kugigit, kujilat dan kusedot, semua itu kulakukan berulang-ulang kali sampai aku puas.

    “ssshhh..aahhh..aah..aah..”, desahannya semakin membuat nafsuku menggebu-gebu.


    Setelah puas dengan dadanya, aku mulai turun menciumi perutnya, menjilat-jilat pusarnya, kedua tanganku tetap memegangi dadanya, tangan tante Lin tetap memegang kepalaku, mengikuti kemana kepalaku bergerak.
    Akhirnya aku sampai di depan mem*knya, yang ternyata sudah basah, aku mencium bau harum dan lembut dari mem*k dan disekitar pangkal pahanya.

    Aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kujilat dan kugigit-gigit kecil klit nya, aku memainkan lidahku dengan cepat di duburnya, naik-turun dari pantat ke klitnya, berulang-ulang sampai daerah itu basah oleh ludahku.

    “aaaaaaaaahhhh………..”, suara desahannya yang rendah, dan semakin kuat tante Lin menjambak rambutku.

    Kujilati mem*k nya seperti sedang menjilat es krim, es krim yang tidak akan pernah habis. Setelah itu aku belutut di ranjang dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, sehingga kedua lututnya berada di dekat dengan kepalanya, selama dalam posisi kepala dan kaki dibawah tapi pantatnya terangkat seperti itu, kedua tangannya hanya bisa memegang pantatnya, menarik kekanan dan kekiri, sehingga lubang vagina dan lubang pantatnya dapat kulihat dengan jelas.

    Tangan kiriku memegang perutnya, dengan badan kutahan punggungnya supaya posisinya tidak berubah. Dan dengan jari tengah serta telunjuk tangan kanan, kumasukkan kedalam vaginanya, kedua jariku bermain-main, berputar kiri-kanan, dan keluar masuk di lobang vaginanya.

    “aaaahh… aaaahh..aaaahhh.. eennaaaakkk…”, kata tante Lin sambil memejamkan mata, membuatku semakin bersemangat memainkan vaginanya.
    “jangan berhentii…. trussss…. aaaahh…”

    Setelah cukup lama aku bermain-main dengan mem*knya, akhirnya tubuh tante Lin seperti kejang-kejang, dan bergerak-gerak dengan cepat serta kuat, sampai aku sedikit kewalahan menahan posisinya.


    “aaaah.. aaaa..aaaaaaaaaaaaahh..”, kata tante Lin, sembari tubuhnya mengejang-ngejang, lalu keluar cairan putih kental yang cukup banyak dari dalam vaginanya, membasahi tanganku dan daguku, dan menyebar ke dadaku dan perutnya, aku tidak tahu cairan apa itu, baunya pun tidak begitu sedap.

    “haah.. hah.. hah..hah..”, suaranya kecapekan, disertai keringat yang bercucuran dan tubuhnya mulai melemas.

    Tangannya pun jatuh terkulai keranjang, tante Lin terlihat seperti orang yang sudah KO.

    “Jilatin franss… jilatin yaa.. sampe bersih…”, kata tante Lin dengan manja.. Semula aku tidak mau, tapi setelah mendengar permintaan manja tante Lin, akhirnya kulakukan juga. Padahal penisku saja belum kumasukan kedalam vaginanya, tapi tante Lin sudah kecapekan.

    Tapi aku juga sebenernya sudah kecapekan berada di posisi seperti itu, tanganku sudah pegal-pegal, tapi nafsu dan semangatku masih besar, karena aku belom puas, jadi tidak boleh putus di tengah jalan.

    “hahh.. franss.. jari kamu bener-bener nakal..”, katanya
    terengah-engah.
    “sini frans..”, panggilnya sambil menarik kepalaku mendekat ke mukanya.

    Dengan begitu aku menindih badannya, dadanya yang besar itu mengganjal tubuhku, dan kubiarkan juga penisku terjepit diantara tubuh kami. Aku dapat merasakan detak jantungnnya, desahan nafasnya yang telah kecapekan. Kedua tangannya melingkar memeluk leherku, kakinya juga melingkat dan melipat di punggungku.

    Tanganku memegang pinggangnya, meraba-raba dari atas ke bawah, dan satunya lagi mengelu-elus rambutnya yang panjang dan terurai itu. Tubuhnya benar-benar dibasahi oleh keringat. Aku sengaja menggerakkan tubuhku maju-mundur, sengaja membuat penisku yang masih tegang itu mengosok-gosok mem*knya, sengaja kuraba-raba pinggiran dadanya yang ikut berbergerak maju mundur, kulakukan supaya dapat membuatnya bernafsu lagi.


    “frans, tante suka banget cara lu ngobokin vagina tante..”, kata tante Lin memjuaku.
    “jadi gimana.. tante puas ga..”, tanyaku.
    “puas banget.. baru begitu aja tante uda kecapekan..”, katanya sambil memegang pipiku dan menatap mataku dalam-dalam.
    “tapi tenang aja.. tante masi kuat kok..”, lanjutnya menggoda.

    Tanpa banyak bicara lagi, langsung saja aku mencium bibirnya.. Petandan mulainya ronde kedua.

    “hhmmppp… hmmppp.. hemmmpp…”, desahannya menjukkan bahwa tante Lin masih bernafsu. Perlahan-lahan aku mulai merasakan putingnya mengeras kembali didadaku, tangan dan kakinya memeluk tubuhku dengan lebih erat.

    Tampaknya memang benar, nasfu dan stamina tante Lin sudah kembali.

    Cukup berapa menit saja, dan air ludah mulai memenuhi mulut kami.

    Tante Lin mendorong tubuhku kesamping, dan kamipun berganti posisi, aku dibawah dan tante Lin diatas.

    Disedotnya kembali semua air ludah itu, perlahan-lahan tante Lin menegakkan badannya. Tante Lin pun melakukan hal tadi, mengeluarkan air ludah itu sedikit demi sedikit ke dadaku, perutku, lalu akhirnya membanjiri tubuhnya sendiri, air ludah itu terus turun dengan cepat sampai membasahi penisku yang berada terjepit diantara bagian dalam pangkal pahanya dan tubuhku.

    Dengan senyuman dan tatapan mata nakal, tante Lin memundurkan tubuhnya, lalu membungkuk, sambil memegang penisku, tante Lin menumpahkan sisa air ludah itu ke penisku.

    “wow.. lumayan juga punya kamu yaa…”, katanya dengan bernafsu, sambil memegang erat penisku.
    “tadi sudah giliran kamu.. sekarang giliran tante buat kamu

    kecapekan..”, setelah itu, tante Lin mulai mengecup kepala penisku.

    Tangan yang satunya memegang, memainkan dan menekan-nekan, bahkan kadang digenggamnya dengan kuat buah pelirku.


    “Aaah…”, kataku karena rasa nyeri di buah pelirku.

    Dengan posisi kakiku yang terbuka lebar, tanpa banyak bicara lagi, tante Lin dengan tatapan nakalnya mulai menjilati dari pangkal batang sampai keujung penisku. Tanganku memegangi rambutnya, karena aku ingin melihat pemandangan yang tak ingin aku lewati, bagaimana tante Lin menjilati penisku dengan nafsunya. Digititnya kecil ujung penisku, rasanya geli sekali. Dikulum-kulumnya penisku, dijilatnya seperti sedang menjilat batang eskrim kenikmatan yang tidak akan pernah habis.

    Sekarang giliran buah pelirku ikut di”makan”nya, dimasukkan kedalam mulutnya bersama dengan bulu-buluku. Lidahnya bermain dengan cepat didalam mulutnya, sesekali pelirku seperti sedang dikunyah oleh tante Lin. “aaahh..”, teriakku kecil, menahan sakit.

    Penisku sudah basah sekali oleh air ludah tante Lin, nafsunya seperti sudah tidak tertahan lagi. Penisku teraa panas gara-gara bergesekan dengan mulut dan tangannya. Kepalanya naik turun dengan cepat diikuti dengan tangannya. Sesekali kepala penisku ditarik dengan kuat oleh giginya. Geli sekali.

    Cukup lama tante Lin bermain-main dengan penisku, kira-kira hampir setengah jam, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.

    “aaaaa.. tanteeeee…”, teriakku panjang.

    Mendengar seperti itu, tante Lin makin mempercepat gerakan mulut dan tangannya. Otot kakiku sudah mengejang menahannya, akhirnya.. crrttt.. crrttt.. keluar juga spermaku. Tante Lin tidak mengeluarkan penisku dari mulutnya, dengan nafsu tante Lin menjilati semua spermaku, tidak dibiarkannya setetespun mengalir keluar.

    Semuanya ditelan tanpa sisa, bahkan penisku masi disedot-sedotnya. Begitu bernafsunya sampai tante Lin terlihat seperti wanita yang benar-benar kehausan akan spermaku.

    “aaahh.. punya kamu hangat sekali rasanya.. nikmat banget..”, kata tante Lin.
    “ha ha.. sekarang kita satu sama..”, lanjutnya dengan gembira, sambil menindih badanku.

    Kami berpelukan diranjang, saling meraba-raba tubuh. Kuelus pahanya yang mulus, sedangkan tante Lin mengelus-elus perut dan dadaku. Kami saling bertatapan dan saling memuji.

    “enak sekali tante.. tante jago banget..”, kataku, menikmati bagaimana enaknya pengalaman dioral oleh seorang wanita cantik.
    “kamu juga hebat.. tante suka de sama kamu.. bisa tahan selama itu…”, balasnya nakal.

    Aku begitu lelah, rasanya sudah tidak ada tenaga lagi. Aku melihat tante Lin, tampaknya ia juga dalam keadaan yang sama denganku.

    Tak banyak bicara, tante Lin mengecup dahiku.


    “kita bobo dulu aja ya sekarang.. tante pengen lanjut tapi lemes banget rasanya..”, katanya.
    “iya tante.. aku juga capek banget.. tante emang top..”, balasku.

    Tampak tante Lin tersipu malu dan tertawa kecil. Sebenernya nafsuku masih besar, tapi keadaan tubuhku tidak memungkinkan. Aku juga tidak mau memaksa tante Lin yang sudah sangat kecapekan.

    Begitu lemas, akhirnya kami tidur berpelukan, saling menghangatkan. Kupeluk erat-erat tubuh tante Lin seperti sedang memeluk bantal, aku masih ingin merasakan dadanya yang besar itu. Dengan pahanya tante Lin mengelus-elus pahaku.

    Aku merasa senang sekali mesikpun aku tidak puas malam itu.

    Mulai dari keesokan harinya, aku merasa tante Lin menjadi semakin sayang padaku. Ia memenuhi semua kebutuhan dan keperluanku. Dalam 2 bulan terakhir ini, kami telah melakukan hubungan sex lagi sekitar 10 kali dan kami lakukan setiap ada kesempatan. Pernah kami lakukan ketika didalam mobil, dikamar mandi, dikamar anaknya bahkan sempat diatas ranjangnya, ranjang tempat dimana tante Lin dan almarhum suaminya tidur.

  • Seduce Chubby Japanese To Sex

    Seduce Chubby Japanese To Sex


    2128 views

  • Video Bokep Karla Kush menggoda pacarnya yang lagi main

    Video Bokep Karla Kush menggoda pacarnya yang lagi main


    1686 views

  • Nathaly semuanya untuk anda

    Nathaly semuanya untuk anda


    1835 views

  • Video Bokep Asia Yua Ariga ngentot sampai becek diranjang

    Video Bokep Asia Yua Ariga ngentot sampai becek diranjang


    2579 views

  • Kisah Memek Tetangga Yang Cantik dan Bohay

    Kisah Memek Tetangga Yang Cantik dan Bohay


    2730 views

    Duniabola99.com – Aku biasa dipanggil Arman (nama samaran). Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi Pariwisata sambil bekerja di sebuah hotel bintang lima di Denpasar, Bali. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi terjadi saat aku masih duduk di kelas 2 SMA, di kota Jember, Jawa Timur.

    Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Jember. Di depan rumahku tinggalah seorang wanita, Nita namanya, tapi ia biasa dipanggil Yuli. Usianya saat itu sekitar 24 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Yuli. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup cantik, jika dilihat mirip bintang sinetron Sarah Vi, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang sebahu.

    Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yang indah. Kira-kira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang langsing.


    Keindahan tubuh Mbak Yuli tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas pantatnya yang aduhai itu. Bahkan jika Mbak Yuli memintaku mencium pantatnya akan kulakukan. Satu hal lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan tubuhnya.

    Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Yuli selalu menggunakan kaos tanpa lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kali aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan celana dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam.

    Kemudian aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Yuli jika sedang bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap pagi, dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Yuli. Terutama bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas.

    Malam itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku keletihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku yang main drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.

    “Waduh kunci terbawa Baron,” ucapku dalam hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Ferri tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itung-itung sambil jaga malam.

    “Lho masih di luar Man..” Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Yuli baru pulang.

    “Eh iya.. Mbak Yuli juga baru pulang,” ucapku membalas sapaannya. “Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun,” jawabnya.
    “Kok kamu tidur di luar Man.”

    “Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk,” jawabku. Sebetulnya aku berharap agar Mbak Yuli memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya Mbak Yuli membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab setelah dipaksa-paksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.

    “Kenapa Mbak, pintunya macet..”
    “Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya.” jawab Mbak Yuli.
    “Kamu bisa membukanya, Man.” lanjutnya.
    “Coba Mbak, saya bantu.” jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.

    Aku mulai bergaya, ya sedikit-sedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Namun yang membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Yuli memberiku tumpangan tidur di rumahnya.

    “Kletek.. kletek…” akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.
    “Wah pinter juga kamu Man, belajar dari mana.”
    “Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver,” ucapku bercanda.
    “Terima kasih ya Man,” ucap Mbak Yuli sambil masuk rumah.

    Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Yuli keluar dan menghampiriku.

    “Tidur di luar tidak dingin? Kalau mau, tidur di rumahku saja Man,” kata Mbak Yuli.
    “Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, “jawabku basa-basi.
    “Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. ayo.”
    Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan.

    “Mbak, saya tidur di kursi saja.”
    Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu.
    “Ini bantal dan selimutnya Man.”

    Aku tersentak kaget melihat Mbak Yuli datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.


    “Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju,” ujarku.
    “Oh nggak pa-pa Man, telanjang juga nggak pa-pa.”
    “Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa,” ujarku menggoda.
    “Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku,” kata Mbak Yuli sambil masuk kamar.

    Aku tertegun juga saat menerima bantal dan selimutnya, sebab Mbak Yuli hanya memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Yuli. Apalagi ia tidak mengenakan apa-apa lagi di dalam pakaian tidur tipis itu.

    Aku juga teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar Mbak Yuli. Ternyata pintunya tidak ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Yuli tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk kamarnya.

    “Kurang hangat selimutnya Man,” kata Mbak Yuli.
    “Iya Mbak, mana selimut yang hangat,” jawabku memberanikan diri.
    “Ini di sini,” kata Mbak Yuli sambil menunjuk tempat tidurnya.

    Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti Mbak Yuli ingin aku tidur bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemana-mana. Hal itu membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Yuli yang tertutup kain tipis itu.

    “Sudah jangan bengong, ayo sini naik,” kata Mbak Yuli.
    “Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asyik,” kata Mbak Yuli saat aku hendak naik ranjangnya.

    Kali ini aku benar-benar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.

    “Ouww, punyamu sudah berdiri Man, kedinginan ya, ingin yang hangat,” katanya.
    “Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang bugil, Mbak juga dong,” kataku.
    “OK Man, kamu mau membukakan pakaianku.”

    Kembali aku kaget dibuatnya, aku benar-benar tidak mengira Mbak Yuli mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku memang baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Yuli penisku sudah berdiri.

    “Ayo bukalah bajuku,” kata Mbak Yuli.

    Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benar-benar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita bugil di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.

    Setelah Mbak Yuli benar-benar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku langsung meremas-remas buah dada Mbak Yuli yang putih dan mulus. Tidak cuma itu, aku juga mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalam-dalam. Mbak Yuli rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri.

    “Oh, Man nikmat sekali rasanya..”

    Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Yuli. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas pantat Mbak Yuli. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremas-remas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Yuli yang merah.

    “Man, kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya,” katanya.
    “Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue,” jawabku.

    Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Yuli. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbak Yuli. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremas-remas pantat Mbak Yuli. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Yuli.


    “Naik ranjang yuk,” ucap Mbak Yuli.

    Aku langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang. Mbak Yuli tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vagina Mbak Yuli. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum.

    Mungkin Mbak Yuli rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Yuli menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha mulus itu terasa hangat dan nikmat.

    “Masih belum puas menjilatinya Man.”
    “Iya Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati.”
    “Ganti yang lebih nikmat dong.”

    Tanpa basa-basi kubuka paha mulus Mbak Yuli yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Yuli.

    “Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah..”
    “Terus Man, masukkan sampai habis.. ah.. ah..”

    Aku terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Yuli. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.

    “Mbak Yuli.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah..”
    Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Yuli semakin menggeliat keasyikan.
    “Oh.. ah.. nikmaatt.. Man.. terus.. ah.. ah.. ah..”

    Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Yuli memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Yuli memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya.

    Aku kelonjotan merasakan nikmatnya kuluman Mbak Yuli. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.

    “Oh.. Mbak Yuli.. nikmaaatt sekali.. hangat dan oh..”

    Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremas-remas buah dada Mbak Yuli. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Yuli.

    “Oh Man punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah..”
    “Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah…”


    Mbak Yuli rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Yuli mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Yuli disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.

    “Mbak Yuli.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt..”
    “Eh.. ahh.. ooohh.. Man.. asyiiikkk.. ahh.. ennakk.. nikmaaatt..”

    Setelah dengan gerakan turun naik, Mbak Yuli melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya.

    Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Yuli kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.

    “Man, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih,” kata Mbak Yuli.
    Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.
    “Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan,” jawabku.

    Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vagina Mbak Yuli. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.

    “Oh.. Aah.. Man.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Man.. terus.. lebih keras Man…”
    “Mbak Yuli.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii..”

    Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Yuli membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mbak Yuli bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur.Mbak Yuli berkelonjotan, ia memejamkan mata menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.

    “Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi..”

    Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Yuli yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Yuli.

    “Oh, Mbak Yuli.. Mbaak.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mbak bener-bener hebat..”
    “Kamu juga Man, penismu hebat.. hangat dan nikmat..”

    Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.

    “Kamu nggak sekolah Man,” tanya Mbak Yuli.
    “Sudah terlambat, Mbak Yuli tidak bekerja?”
    “Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..”

    Kemudian Mbak Yuli pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Yuli tetap nikmat.


    Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita.

    Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Yuli dan kembali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Yuli, orang tuaku tidak tahu.

  • Foto Bugil Remaja pirang, Piper Perri, sedang berpose solo

    Foto Bugil Remaja pirang, Piper Perri, sedang berpose solo


    1727 views

    Duniabola99.com – foto cewewk pirang cantik Piper Perri memakai bikini merah  berpose hot menampilkan toketnya yang kecil dan ngangkang diatas meja menampilkan memeknya yang tanpa bulu dicukur botak.

  • Foto Ngentot Sexy Alex Blake senang bertemu tetangga baru dan bercinta di halaman belakang

    Foto Ngentot Sexy Alex Blake senang bertemu tetangga baru dan bercinta di halaman belakang


    2020 views

    Duniabola99.com – foto tetangga baru yang sange Alex Blake bugil dihalaman belakang tentangganya dan ngentot hot diats kursi jemur.

  • Cerita Sex Tusukan Penis

    Cerita Sex Tusukan Penis


    4026 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Tusukan Penis ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Aku dan Laras baru selesai mandi bersama dan akan berganti pakaian, saat ponselku berdering, ternyata
    telepon dari isteriku yang tadi berangkat ke Australia.
    “Dari siapa Yah…?” tanya Laras sambil memakai bh.
    “Bunda” jawabku

    “Terus Laras gimana, Yah…?” tanya Laras nampak khawatir.
    Aku memberi isyarat agar dia tenang. Setelah tekan tombol ‘yes’ aku aktifkan speaker-phone agar Laras
    bisa mendengar pembicaraan kami. Dalam kondisi sekarang ini aku tidak ingin Laras merasa aku
    merahasiakan sesuatu dari dia. Bagaimanapun hari ini adalah hari pertama aku selingkuh dengan Laras,
    aku tidak ingin mengacaukan saat-saat seperti ini. Laras kembali memakai seragam sekolahnya walaupun
    agak kusut.
    “Sore Bun, nginap dimana?” tanyaku
    “Di Causeway 353 Hotel” jawab isteriku.
    Setelah berbasa-basi dengan istriku, aku memberi tau kalau aku bersama Laras. Dari dulu istriku ingin
    mempunyai anak perempuan, tapi tidak mau hamil lagi. Laras yang sering datang ke rumah di luar jadwal
    pertemuan anak asuhku membuat Laras dan isteriku menjadi sangat dekat. Mungkin bagi Laras, kami adalah
    orang tuanya, sedangkan bagi isteriku, dia seperti mendapatkan anak perempuan kandung. Isteriku sudah
    sering mengusulkan agar Laras tidur di rumah saja supaya bisa mengawasiLaras sampai rencana kami
    mengirim Laras ke Australia untuk kuliah terlaksana.
    “Oh iya, Bun. Ini ada Laras” kataku lagi sambil meraih tangan Laras.
    Laras tadinya menolak tapi aku segera memberi isyarat agar dia tenang dan wajar.
    “Laras…? Hei… apa kabar Sayang…?” tanya isteriku pada Laras
    “Baik Bunda…”
    Lumayan lama Laras bicara dengan isteriku. Berkali-kali Laras melirik minta persetujuanku untuk
    menjawab pertanyaan isteriku. Ternyata benar dugaanku, isteriku merasa senang setelah tahu ada Laras
    di rumah. Salah satu pesannya kepadaLaras adalah mengawasi dan menjaga menu makananku.
    Akhirnya isteriku memberi tahu Laras kalau setelah lulus nanti, kami berencana mengirim Laras ke
    Australia untuk kuliah disana. Dia juga minta Laras pindah ke rumah kami. Sejenak Laras bengong tak
    percaya sampai aku ikut bicara meyakinkan Laras.
    “Makasih Ayah” kata Laras setelah telepon ditutup sambil memeluku dengan erat dan menciumi wajahku.
    “Laras tak pernah membayangkan kalau bisa kuliah ke luar negeri”
    “Itu karena usaha Laras sendiri. Ayah lihat Laras nilai rapotnya sangat bagus, jadi sayang kalau hanya
    kuliah disini.” Jawabku.
    “Sekarang kita makan dulu untuk merayakan berita gembira ini.”
    Aku angkat telepon antar ruang dan bicara dengan Ayu untuk menanyakan apakah pakaian Laras sudah
    dikirim dari rumah asuh. Ternyata pakaian Laras sudah sampai dan diletakkan di ruang keluarga. Aku
    suruh Laras mengambil tasnya. Setelah Larasberganti pakaian kami berangkat menuju mall yang baru di
    buka di jalan Pemuda. Mall dengan hotel ini cukup megah. Setelah makan di salah satu cafe, aku ajak
    Larasberbelanja pakaian, sepatu, dan kosmetik. Laras bingung ketika memilih, rupanya dia baru pertama
    kali mengenal baju, parfum, dan lain-lain yang harganya di atas satu juta rupiah.
    Selama ini penghuni rumah asuh ku hanya dibelikan pakaian yang sederhana, walapun bukan murahan.
    Harganya tidak sampai tiga ratus ribu satu stel. Kosmetik yang dibelikan isteriku mereka hanya merek
    lokal, jadi harganya tidak terlalu mahal. Akhirnya aku bantu dia memilih barang-barang yang akan
    dibelinya, salah satunya adalah lingerie dengan tali di bahu. Aku bayangkan Laras pasti sangat seksi
    memakai lingerie ini. Ketika membayar belanjaan Laras, aku baru tahu, dia membeli lotion untuk vagina
    juga. Aku tersenyum ketika Laras terlihat malu ketika aku ketahui dia membeli lotion vagina.
    Hampir jam sembilan malam kami sampai di rumah. Satpam yang membukakan gerbang memberi tahu kalau para
    pembantu dan tukang kebun sedang asyik nontonTV di paviliun belakang, sehingga kedatangan kami tidak
    mereka sadari. Kami langsung ke kamar tidurku.
    “Laras boleh tanya sama Ayah?” kata Laras tiba-tiba.
    “Boleh. Kenapa?”
    “Apa Bunda nggak marah, kalau tahu Ayah menghabiskan uang banyak buat Laras?”
    “Kenapa mesti Bunda marah, Sayang? Laras dengar sendiri di telepon tadi. Bunda juga sayang sama Laras.
    Ayah dan
    Cerita Sex Tusukan Penis Bunda tidak punya anak perempuan, itu sebabnya Bunda ingin Laras tinggal di sini, bukan di rumah asuh…
    Ayah sama Bunda sudah lama ingin mengangkat Laras menjadi anak secara resmi. Hanya karena rumah asuh
    itu dikelola Bunda, agak sulit prosedurnya. Akhirnya Ayah sama Bunda memutuskan agarLaras tinggal
    disini, resmi sebagai anak atau tidak sudah tidak penting lagi” kataku menjelaskan.
    “Iya sih, tapi…” kata-kata Laras terhenti. Aku tersenyum dan tetap diam menunggu Laras melanjutkan
    kata-katanya.

    “Kita sudah seperti suami isteri… Ayah, Laras sudah mengkhianati Bunda” kata Laras lagi.
    Ada keraguan dan penyesalan nampak di nada suaranya.
    “Sudahlah Laras. Semuanya sudah kita lakukan dengan penuh kesadaran. Kita menikmati hari ini dengan
    penuh gairah dan kenikmatan. Bunda juga menyusuh Laras tidur di sini untuk menemani Ayah.” kataku
    untuk menenangkannya. “Kalau nanti Laras tinggal disini, pati Bunda juga akan membelikan Laras baju,
    sepatu dan lain-lain. Nah, sekarang Laras istirahat dulu. Besok Ayah antar ke sekolah.”
    Laras menjawab dengan anggukan kepalanya sambil tersenyum yang dipaksakan lalu segera menyiapkan
    buku-buku pelajaran buat sekolah besok. Selesai menyiapkan buku dan seragamnya, Laras minta ijin untuk
    ke kamar mandi. Kali ini dia wanti-wanti agar aku tidak ikut.
    “Iya deh… Ayah tunggu disini” aku tertawa mengiyakan. Aku tahu, Laras pasti akan menggunakan lotion
    vaginanya.
    “Awas kalau ayah ngintip. Nanti nggak dikasi yang asyik-asyik…” kata Laras sambil melotot lucu.
    Setelah keluar dari kamar mandi, aku minta untuk memakai lingerie yang baru aku belikan. Aku duduk di
    sofa untuk mengamati Laras melepas pakaiannya dan mengambil lingerie barunya. Laras menatapku sambil
    tersenyum. Nampaknya dia menyukai lingerie yang aku belikan. Tangannya meraih karet spandek celana
    dalamnya. Dengan gerakan matanya, Laras minta pendapatku apakah melepas celana dalam atau tetap
    dipakai.
    Aku memberi isyarat agar dia melepas celana dalam dan branya, karena lingerie itu terdiri dari rok
    pendek dan G-string. Laras memenuhi permintaanku. Bra dan celana dalamnya dilepaskan lalu memakai
    lingerie barunya. Setelah memakai lingerie, aku minta Laras memakai make up yang tadi aku belikan. Dia
    hanya menyapukan bedak di wajahnya, lalu mengoleskan lipstick tipis di bibirnya.
    Aku benar-benar terpesona setelah Laras memakai lingerie barunya serta berdandan tipis seperti ini.
    Dia nampak sangat cantik dan seksi. Lingerie itu berbentuk terusan yang terbuat dari broklat pink
    transparan. Lingerie itu hanya menutup tubuh Laras mulai dari puting payudaranya sampai pangkal paha.

    Ada dua utas tali di bahu kanan dan kiri untuk menahan lingerie itu agar tidak terlepas. Lingerie itu
    memamerkan lekukan tubuh Laras dari dengan sempurna dan tidak terkesan norak. Bagian atas menampakkan
    bahu laras yang lembut dan agak bidang, nampak seksi. Payudaranya yang terlihat bagian atasnya nampak
    menonjol dan terangkat. Payudara seorang gadis yang baru mekar. Sedangkan bagian bawahnya
    memperlihatkan kedua paha dan kakinya yang panjang dan bersih mulus.
    Laras mendekati aku dengan bergaya seperti peragawati. Badannya lenggak-lenggok sengaja memancing
    birahiku, yang sudah bangkit sejak dia melepaskan pakaianya. Setelah kira-kira satu meter di depanku
    lenggokan tubuh Laras makin erotis. Gerakannya gemulai, pinggulnya bergerak dengan seksi, tangannya
    memegang rambutnya lalu diangkat ke atas. Kembali Laras meliukkan tubuhnya dengan tangan tetap menahan
    rambutnya. Aku benar-benar gemas dan terangsang menikmati gerakan Laras. kemudian tangannya memegang
    payudaranya lalu memijit dan meremas payudaranya sendiri, sambil sesekali mendesah.
    “Ayah… Laras cantik kan…?” tanya Laras sambil terus meremas payudaranya. “Ayah suka Laras berpakaian
    seperti ini…? Ayah juga suka Laras memakai make up…?”
    “Kamu cantik sekali Sayang.” Aku memujinya. Bukan untuk merayunya, tapi aku benar-benar tulus waktu
    mengatakannya. “Benar-benar cantik, juga seksi. Dengan lingerieini, keindahan tubuh Laras benar-benar
    tampak”
    “Ah, Ayah bisa aja…” jawab Laras sambil duduk di pangkuanku dengan manja. “Laras jadi malu nih…” kedua
    tangannya memeluk leherku
    “Lho, kenapa…?”
    Cerita Sex Tusukan Penis “Masa Laras dibilang seksi…” kata Laras sambil mendekatkan kepalaku di payudaranya.
    Aku segera menggigit puting Laras dari luar lingerie. Tanganku aku lingkarkan di pinggangnya dan
    menyibakkan lingerienya bagian belakang dari bawah untuk meraih pantatnya
    “Aahh… Ayah suka nakal sih…?” kata Laras di sela desahan nafasnya yang mulai memburu. Kepalaku diremas
    sambil diciumi.

    Cerita Sex Tusukan Penis

    Cerita Sex Tusukan Penis

    “Tapi Laras suka kan…?” kataku menggodanya. Dia hanya tertawa menggoda.
    “Suka banget…”
    Aku berdiri sambil mengangkat tubuh Laras. Dia aku gendong lalu berjalan mengitari kamarku yang
    berukuran lima kali tujuh meter persegi. Sambil berjalan, aku senandungkan lagu Everything I Do, I Do
    It for You yang biasa dinyanyikan Bryan Adam. Tangan Laras melingkar di leherku, bergayut manja. Aku
    berjalan sambil mengayun-ayunkan tubuh Laras seperti menina-bobokan seorang gadis kecil. Nampaknya dia
    menikmati sekali ayunan tanganku. Matanya setengah terpejam dengan mulut merekah. Aku dekatkan mulutku
    ke bibirnya, lalu perlahan aku gigit bibirnya lalu aku hisap dengan lembut.
    “Aahh…” Laras mendesah ketika lidahku menjilat langit-langit mulutnya.
    Kami berciuman sambil menggendong tubuh Laras. Desahan dan erangan Laras bersaing dengan suara kecupan
    bibirku pada bibirnya. Lalu kami saling lumat dan saling hisap. Aku bawa Laras ke tempat tidurku dan
    aku baringkan dia, sementara lidahku terus menghisap dan mengait lidahnya. Aku ingin mencoba suasana
    baru dalam persetubuhanku dengan Laras.

    Perlahan aku buka tali lingerie yang mengikat bahunya dengan mulutku. sesekali mulutku mengecup
    pundaknya sambil lidahku menjilat-jilat pundak Laras yang lunak tapi kenyal itu. Tali terlepas, tapi
    lingerie itu masih melekat pada tubuh Laras. kembali mulutku menurunkan sedikit lengerienya sampai
    dadanya terbuka, lalu aku kulum putingnya. Lidahku berputar dan mengait puting Laras yang sudah
    bertambah kenyal dan sekitar puting itu berubah berbintil-bintil.
    Nafsuku sudah mendekati puncak. Aku ingin menikmati Laras dengan cara lain. Aku berubah menjadi liar
    dan kasar. Kasar namun tidak sampai membuat Laras merasa sakit. Aku ingin memuaskan nafsuku dengan
    caraku sendiri. Dengan penuh semangat dan cepat aku cium leher Laras. Melihat kekasaranku, Laras agak
    terkejut. Aku semakin liar dan rakus menetek payudaranya. Rupanya Laras ikut terbawa suasana. Nafasnya
    terengah-engah terdengar di sela-sela erangannya.
    “Sshh… Ayah… aahh… sshh”
    Dengan tak kalah liar dia merengkuh kepalaku dan mencari-cari bibirku, lalu melumat bibirku sambil
    memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. kupeluk Laras dengan erat sambil beradu lidah. Kami saling hisap
    dan saling sedot sambil saling mengait-kaitkan lidah dengan penuh nafsu dan liar. Aku menumpukan berat
    badanku pada tubuh Laras, sehingga tubuh kami saling melekat dengan erat. Kulepas ciumanku pada bibir
    Laras, lalu aku susuri leher Laras, kemudian berpindah ke payudaranya kembali. Dengan kasar aku cium
    dan aku hisap payudara dan putingnya. Laras menggelinjang seperti ingin berontak melepaskan diri dari
    pelukanku. Aku tahu Laras tidak ingin aku yang mengendalikan permainan. Laras menginginkan dia yang
    mengendalikan permainan seperti tadi siang.
    Laras ternyata memang tipe wanita agresif, selalu ingin menguasai permainan seks yang dilakukan. Dalam
    setiap berhubungan sex, wanita seperti dia tidak hanya ingin dibuat orgasme dan dipuaskan, tapi juga
    ingin memuaskan pasangannya. Wanita seperti dia juga dengan mudah muncul birahinya, seperti waktu
    melihat aku telanjang dada tadi siang.
    Tapi aku tak peduli. Aku tidak memberi kesempatan kepadanya untuk bertindak lebih jauh. Aku masih
    ingin mengendalikan permainan ini. Kedua tanganku meremas-remas payudara Laras. Mulutku menyusuri
    perutnya yang rata dan kenyal. Lidahku merayap dipermukaan kulit perutnya yang halus dan licin karena
    ludahku. Kecupan dan jilatan lidahku makin cepat, liar dan kasar. Aku merangkak mundur sehingga
    bibirku menyentuh perut bawahnya, tepat di atas vagina, lalu aku jilat dan aku kecup sambil
    menghisapnya.
    Laras melenguh dan menggelinjang. Aku ingin memberi tanda pada perut bagian bawah ini. Segera aku
    kecup lalu kusedot dengan kuat sambil menggigit pelan. Laras mengerang ketika aku menghisap dan
    menggigit perutnya. Beberapa saat kemudian, nampak bercak merah karena pembuluh darah di bagian itu
    melebar. Lima buah cupang aku letakkan berjajar membentuk huruf V di perut Laras.
    Setelah puas memberi cupang di perut bagian bawah, aku melepaskan lingerienya, tidak dengan tanganku,
    tapi tetap dengan mulut dan gigiku. Ada sensasi lain yang aku rasakan ketika bibirku menyentuh
    kulitnya saat melepas lingerie itu. Sensasi lain dengan kalau aku sekedar mencium seluruh tubuhnya.
    Sensasi sentuhan bibirku pada kulit Laras saat melepas lingeri juga dirasakan Laras. Berkali-kali
    suara lenguhan dan desisan kami bersahut-sahutan. Demikian pula saat melepas G-string yang melekat di
    Cerita Sex Tusukan Penis selakangannya. Bibirkuku pun bersentuhan dengan vagina Laras. Kami kembali merintih, mengerang dan
    mendesah.
    Setelah seluruh tubuh Laras terbuka, dengan cepat aku pagut vagina Laras yang sudah basah berlendir.
    Lidahku dengan mantap menjilat dan bergetar pada klitorisnya, lalu vagina Laras aku hisap dan aku
    kilik-kilik dengan lidahku. Vaginanya mengeluarkan aroma berbeda dari tadi siang atau tadi sore. Itu
    karena Laras memakai lotion untuk vagina yang dia beli di mall. Aroma wangi menyusup hidungku membuat
    aku makin bersemangat untuk mengulum vagina dan klitorisnya.
    “Ahh… sshh” hanya itu kata-kata yang berkali-kali keluar dari mulut Laras, tak ada yang lain.
    Laras benar-benar menikmati permainanku. Badannya menggelinjang bergerak seperti ular yang menari
    karena mendengar tiupan seruling. Lidahku aku getarkan dengan cepat menyentuh bibir vagina Laras
    bagian dalam, sambil sesekali aku masukkan dan aku getarkan di dalam lubang vaginanya yang sangat
    sempit. Sesekali pula aku sedot saat kurasakan lendir vaginanya meleleh keluar sambil memasukkan
    klitorisnya ke dalam mulutku. Lalu aku masukkan hidungku ke dalam vaginanya. Sambil aku tekan,
    hidungku aku gesekkan di dalam lubang vagina Laras. sementara itu lidahku menjilat kulit antara anus
    dan vaginanya.
    “Auw…sshh… Ayaahh…” Laras menjerit saat lidahku menjilat kulit antara anus dan vaginanya. Sejenak dia
    bergetar, lalu Laras mengangkat badannya seperti akan duduk. Mulutnya mendesis dan mengerang.
    “Ssshh… Laras diapain Yah… ?” tanya Laras di sela-sela desisan bibirnya. “Aahh… nikmat bangeettt…”
    katanya lagi lalu kembali terlentang dan bergerak liar. Aku tak menjawab.
    Aku lebih peduli dengan vagina dan klitoris Laras. Lebih peduli pada kulit antara anus dan vaginanya.
    Aku terus menjilat dan menghisap. Membiarkan Laras menikmati setiap rangsangan yang aku berikan.
    Kedua kaki Laras aku angkat dan aku lipat di perutnya dengan posisi membuka, sehingga pantatnya
    terangkat dan vagina serta anusnya nampak sangat jelas. Ledir yang meleleh tampang cukup banyak dan
    deras. Vaginanya tampak berkedut-kedut pelan, klitorisnya menonjol ke depan seperti penis kecil yang
    sedang ereksi. Sedangkan anusnya yang berkerut ikut berkedut pula. Anusnya basah mengkilat karena
    terkena lelehan cairan vaginanya.
    Aku tusukkan hidungku ke lubang anus Laras lalu aku goyangkan sambil aku tekan. Tercium bau khas anus
    bercampur wangi lotion vagina membuatku nyaman muntuk terus menjilat dan memasukkan lidahku. Mungkin
    bagi orang lain jijik menjilat anus partner seksnya, tapi bagiku bau itu menimbulkan sensasi
    tersendiri, apalagi bercampur dengan lotion vagina. Lidahku dengan cepat menari mengorek anus Laras.
    Bibirku mengecup dan dan menjepit kerut-kerut anusnya kuat-kuat. Tak kuduga. Laras dengan cepat
    mencapai orgasme yang pertama malam ini. Tubuhnya meliuk-liuk tak terkendali lalu mengejang dengan
    kuat, mulutnya mendesis-desis.
    “Aahh… Ayah… Laras dapet lagi… aahh…” Laras berteriak kencang.
    Tangan Laras mencengkeram kepalaku lalu rambutku diremas. Aku berhenti sejenak mengamati Laras. Mata
    Laras terpejam dengan nafasnya terengah-engah. Kedua betis dan pahanya menjepit kepalaku ketika aku
    susupkan kembali di antara kedua pahanya. Aku teruskan jilatanku pada anusnya, namun tidak secepat dan
    sekaras tadi. Perlahan dan lebut seluruh permukaan lidahku aku oleskan ke anusnya beberapa kali, lalu
    aku ganti menghisap lembut dan pelan klitorisnya. Aku ingin Laras dapat menikmati orgasmenya sepanjang
    mungkin. Aku merangkak menindih Laras. dengan lembut dan pelan aku kecup payudaranya. Laras memeluku
    lalu mencium bibirku. Dia agak kaget mencium bau anusnya yang masih menempel di bibir dan lidahku,
    lalu tersenyum sambil memejamkan mata.
    “Ayah nggak jijik mencium dan menjlat anus Laras?”
    “Enggak tuh…” jawabku. Laras menjawab dengan memelukku lalu mencium bibirku dengan ganas.
    “Kalau gitu Laras juga enggak jijik.”
    “Enggak jijik apa?”
    “Ada deh… eh tapi Ayah nakal terus…?”
    “Nakal gimana Sayang?”
    “Laras inginnya Ayah yang ejakulasi, bukan Laras yang orgasme duluan”
    “Ya sudah… sekarang terserah Laras.” kataku lalu berbaring di samping kanannya sambil menyusupkan
    tangan kiriku di bawah kepalanya, lalu memeluknya.
    Perlahan Laras bangkit lalu menindih tubuhku, lalu dengan ganas dan liar dia mencium sekujur tubuhku.
    Leherku basah kuyup karena jilatannya. Hebat sekali gadis ini. Tujuh kali orgasme dalam sehari masih
    memiliki tenaga dan nafsu yang luar biasa dalam berhubungan sex. Mau tak mau aku membadingkan dengan
    isteriku yang hanya mampu bertahan dua kali orgasme sekali bersetubuh, kemudian menunggu dua atau tiga
    hari baru berhubungan sex lagi. Tapi Laras benar-benar tinggi stamina dan nafsunya. Laras tetap saja
    masih liar, menjilat-jilat tubuhku, dan meremas putingku dengan bibirnya. Putingku digigit-gigit dan
    dihisap bergantian kiri dan kanan.
    Sementara, penisku yang sudah tegang sejak mengamati Laras berganti pakaian dengan lingerie,
    dimasukkan kedalam vaginanya. Laras memang tidak menggoyangkan pantatnya untuk mengocok penisku, tapi
    gerakannya waktu menjilat dan mengisap tubuhku membuat pantatnya juga bergerak, sehingga penisku
    serasa dipilin dan dipijat vagina Laras. Ingin aku mengimbangi gerakan Laras, tapi setiap aku
    merespon, Laras melarangku.
    “Ayah diam dulu ya… biar Laras yang muasin Ayah…”
    Akhirnya aku diam menikmati permainannya yang semakin agresif dan liar. Aku hanya menggeliat dan
    mendesis nikmat. Laras memundurkan badannya, sehingga penisku terlepas dari vagina, namun bibir dan
    lidahnya tetap menjilat dan meremas kulit dada dan perutku. Bibir dan lidah Laras diseret dan bergeser
    di permukaan kulitku, lalu berhenti dan berputar-putar di tempat, diseret dan bergeser lagi, berkali-
    kali. Perpindahan lidah dan bibir Laras makin ke bawah ke aras penisku.
    Ketika sampai di pangkal penisku, lidahnya menekan dan menari-nari membasahi batang penisku. Kemudian
    lidah Laras mengitari selakanganku sebelah kiri dan kanan lalu berhenti di bagian bawah menjilat,
    mengecup dan memijat scrotumku dengan lembut sehingga aku melayang dibuatnya. Tiba-tiba Laras menjadi
    liar ketika dengan penuh nafsu, penisku dilahapnya lalu dihisap dan dipuntir dengan lidahnya.
    “Ssshh… Laras… sshh…” aku mendesis dan mengerang.
    “Nikmat kan Yah…?” kata Laras ketika berhenti menghisap penisku.
    “Iyyyaa… Terusin Sayang…aahh” aku minta Laras untuk meneruskkan aksinya.
    Sebenarnya, tanpa kusuruh pun Laras pasti terus mengulum dan mengocok penisku dengan mulut dan
    lidahnya, karena begitu selesai mengucapkan kata-kata itu, Laras dengan sigap langsung mengulum
    penisku kembali dengan intensitas lebih tinggi.
    Tangannya menggenggam pangkal penisku sambil digerakkan seolah sedang memutar gas sepeda motor
    dibarengi dengan gerakan mengocok dengan erat dan mantap namun lembut, sehingga penisku terasa nikmat
    sekali. Beberapa saat kemudian, aku sudah hampir ejakulasi. Laras mempercepat kocokannya dan
    memperkuat hisapannya. Namun tiba-tiba dilepaskannya penisku dari mulutnya. Bibirnya menyusuri pangkal
    Cerita Sex Tusukan Penis pahaku, lalu berputar-putar di pahaku bagian dalam. Kakiku kemudian diangkat sehingga tubuh dan kakiku
    membentuk sudut sembilan puluh derajat.
    Kemudian Laras meneruskan jilatannya sambil menyeret lidahnya dipermukaan kulit paha belakangku, lalu
    pantatku menjadi sasaran lidahnya. Giginya mengigit-gigit pelan pantatku dibarengi dengan hisapan dan
    jilatan lidahnya. Laras tidak berhenti di pantatku. Belahan pantatku pun ikut dijilat, dikecup dan
    dihisapnya. Anusku juga tak lepas dari korekan dan pijatan lidah Laras, sementara tangannya terus
    mengosok penisku.
    “Uhh… ssshh” hanya itu kata-kata yang mampu aku ucapkan menikmati jilatan, hisapan dan kecupan Laras
    di anusku.
    Baru kali ini seumur hidupku pantatku dijilat orang, apalagi sekarang dijilat dan dihisap gadis muda
    yang cantik seperti Laras. Aku benar-benar puas atas permainan Laras. lama sekali dia menjilat anusku
    sampai-sampai aku kembali hampir ejakulasi. Penisku yang ada dalam kocokan Laras terasa berkedut
    hebat, tapi dia berhenti mengocok penisku dan menjauhkan mulutnya dari anusku.
    “Laras… Masukin penis Ayah ke dalam…” kata-kataku terhenti.
    Aku berharap agar Laras segera mengulum penisku, namun lagi-lagi Laras membuat aku semakin penasaran.
    Laras malah menjilat betisku.
    “Sabar Ayah… ejakulasinya nanti dulu ya…” kata Laras sambil tersenyum mengejek.
    Aku makin penasaran. segera aku raih kepala Laras dan aku sodorkan ke penisku, namun Laras mengelak
    dengan gesit.
    “Eit… sabar dong… Ayah nikmatin aja dulu seperti siang tadi Laras menikmati permainan Ayah… hihihi…”
    kata Laras sambil tertawa.
    Rupanya dia ingin membalas, ketika tadi siang orgasmenya aku tunda sampai beberapa kali.
    Selesai berkata begitu, lidahnya lincah menari menyusuri betis belakangku, lalu lipatan lututku.
    Jilatan Laras terus turun ke arah telapak kakiku. Memang, geli dan nikmat rasanya, namun tentu saja
    lebih nikmat jika Laras mengisap penisku, bukan betis, lipatan lutut atau telapak kakiku. Kekecewaan
    karena ejakulasiku yang tertunda dua kali membuat penisku sedikit mengendur, walapun masih cukup keras
    untuk masuk ke vagina Laras. Rupanya Laras tahu kalau penisku jadi sedikit mengendur.
    Laras berhenti menjilat telapak kakiku, lalu merangkak menindih tubuhku. Tubuhnya dengan ketat
    menghimpit tubuhku. Payudaranya melesak karena menekan dadaku, sedangkan vagina dan klitorisnya
    digesek-gesekkan di penisku. Kembali penisku ereksi dengan sempurna. Tegang, keras, dan kekar. Dengan
    sekali gerakan pinggulku, ujung penisku sudah menempel di mulut lubang vagina Laras. aku angkat
    pantatku agar penisku segera melesak kedalamnya, namun vagina Laras benar-benar sempit, sehingga aku
    kesulitan dan gagal memasukan penisku. Nafsuku benar-benar memuncak, ingin segera terpuaskan.
    “Ayah… kok enggak sabaran sih…?” kata Laras sambil tertawa ketika aku gagal memasukkan penisku.
    “dibilang nanti ya nanti dong… Ayah sabar ya…” katanya lagi
    “Laras… ayo dong… Ayah udah nggak tahan, Sayang…” kini aku yang merengek minta segera dipuaskan oleh
    Laras.
    Laras menjawab permintaanku dengan mengulum putingku. Bibir dan lidahnya kembali menjilat-jilat
    dadaku, leherku dan melumat bibirku. Penisku yang sudah hampir meledak terjepit vaginanya. Laras
    menggerakkan pantatnya, penisku pun dikocok bibir vaginanya. Bibir vagina dan klitoris Laras yang
    basah terasa hangat mengocok, menjepit dan meremas penisku. Aku hampir gila diperlakukan Laras seperti
    ini.
    “Uh… ssshh…” Laras mendesis sambil menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan matanya erat-erat.
    Rupanya gesekan penisku di klitoris dan vaginanya telah membuat Laras terangsang hebat dan tak mampu
    membendung nafsunya sendiri. Nampak sekali gerakan Laras sudah tak teratur. Akhirnya Laras
    mengendurkan pelukannya. Penisku diraihnya lalu dikocok sebentar sebelum dimasukkan ke dalam
    vaginanya. Dengan susah payah, akhirnya setengah penisku amblas ke dalam vagina Laras. Laras berusaha
    memasukkan semua penisku ke dalam vaginanya dengan menduduki penisku, lalu mengangkat pantatnya dan
    menekannya ke bawah.
    “Ayaahh… ssshh… aahh” Laras mendesah dan mengerang ketika akhirnya penisku masuk semuanya ke dalam
    vaginanya.
    Dengan pelan dan lembut Laras bergerak memutar pinggulnya. Putaran dan goyangan laras membuat penisku
    terasa dipijat dan diremas. Lalu aku merasakan sesuatu yang belum aku rasakan selama bersetubuh dengan
    Laras atau dengan isteriku. Aku merasakan penisku disedot dengan kuat beberapa kali, lalu seperti
    dikocok biasa, kemudian disedot lagi beberapa kali, lalu biasa lagi… Aku tatap mata Laras yang
    terpejam menikmati persetubuhan yang kami lakukan. Aku merasa melayang. Berkali-kali sedotan vagina
    Laras membuatku segera menuju ejakulasi. Aku berusaha menahan, karena Laras saat ini belum meunjukkan
    tanda-tanda akan orgasme. Tiba-tiba Laras mencabut penisku dari vaginanya, lalu duduk sambil tangannya
    meremas dan mengocok penisku.
    “Jangan buru-buru dikeluarin Ayah… Ayah tadi janji sama Laras…”
    “Janji apa sayang…” aku benar-benar lupa apa yang suydah aku janjikan kepada Laras.
    “Masa lupa Yah…”jawab Laras tanpa memberi penjelasan apa janjiku, Laras mengulurkan kedua tangannya
    menyuruh aku bangkit. Setelah aku duduk, Laras membelakangi aku dan nungging.
    “Dari belakang Yah… Laras ingin disetubuhi dari belakang”
    “Oh… Laras… kamu bukan gadis kelas 3 SMA… kamu benar-benar wanita. Wanita dewasa yang matang dan
    selalu ingin mencoba yang baru…” kataku dalam hati.
    Tanpa menunggu lebih lama segera aku merangkak mendekati Laras dan memegang pantatnya. Dengan pelan
    aku masukkan penisku ke dalam vaginanya. Laras menyambut penisku dengan tidak sabar. Dihentakkannya
    pantatnya ke belakang dengan keras dan cepat. Vagina Laras yang sudah sangat basah dan agak melebar
    karena terangsang hebat, serta posisi doggy ini membuat penisku tak terlalu sulit memasuki vaginanya.
    setelah masuk semuanya Laras memutar pantatnya. Penisku serasa dipilin-pilin, diremas dan dipijat.
    “Ahh… Ayaahh….” Laras menjerit. “Nikmat sekali…aahh ssshh”
    Aku raih payudara Laras yang bergoyang-goyang karena gerakannya untuk mengocok penisku. Kuremas dan
    kupilin putingnya, sambil terus bergerak maju mundur mengocok penisku di dalam vagina Laras. Dengan
    posisi doggy ini membuat tulang vagina Laras yang bagian depan mengesek batang penisku bagian bawah.
    Nikmat dan nikmat. Itu yang aku rasakan ketika penisku keluar masuk dalam vagina Laras yang bergerak
    dan berputar.
    Entah kenapa aku yang tadi sudah hampir ejakulasi kini aku merasa sangat segar dan kuat. Tak sedikit
    pun tanda-tanda aku akan segera ejakulasi. Mungkin karena dengan posisi doggy ini aku merasa dapat
    mengendalikan persetubuhan, bukan dikendalikan oleh Laras, sehingga aku masih mampu bertahan. Apalagi
    aku melihat Laras menikmati persetubuhan dengan gaya yang pertama dia lakukan. Aku makin merasa nyaman
    dan mampu bertahan untuk tidak ejakulasi dengan cepat.
    Dengan mantap dan kencang aku sodokkan penisku ke dalam vagina Laras. tubuh Laras tergundang-guncang
    maju mundur karena goyanganku. Kedua tanganku memegang dan pantat Laras. empat jari tangan kanan dan
    kiri meremas pantat Laras, sedangkan jempolku aku selipkan di belahan pantatnya, mengorek dan mengelus
    anusnya.
    “Ayah… nikmat sekali…” kata Laras sambil menoleh ke belakang dan berusaha melihat apa yang aku lakukan
    terhadap anusnya.
    “Iya… Sayang… Ayah juga merasa nikmat…”
    “Jempol ayah… sshh… aahh… Jempol ayah…” Laras mendesiskan kata-kata dengan cepat sambil terengah-
    engah.
    “Hmmm…? Kenapa… ? Nikmat kan…?”
    “Iya… aahh… ssshh…” Laras makin mendesis dengan mata melotot. “Masukin Ayah… Masukin penis Ayah di
    anus Laras… Cepat Ayaahh…” Laras berteriak kesetanan.
    Rupanya dia ingin melakukan anal seks. Laras benar-benar gadis yang luar biasa di bidang seks. Dia
    nampaknya selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. Sedangkan aku, ini pertama kali aku melakukan anal
    sex. Aku belum pernah memikirkan untuk melakukan anal sex, sementara isteriku juga tak pernah meminta.
    Memang kami melakukan hubungan sex dengan berbagai macam gaya, tapi yang namanya anal sex belum pernah
    kami coba lakukan. Kami tidak pernah mengeksplor anus waktu melakukan foreplay. Sejenak aku ragu, tapi
    Laras kembali meminta untuk melakukan anal sex. Perlahan aku lepaskan penisku dari vagina Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras “Kalau gitu cepat masukin penis Ayah dalam anus Laras…” kata
    Laras sambil meremas dan mengocok vagina serta klitorisnya sendiri.
    Aku turun dari tempat tidur untuk mengambil botol lubricant gel yang biasa aku gunakan untuk
    bersetubuh dengan isteriku. Karena dia sudah mengalami menopause, lubricant gel ini sangat menolong
    untuk membuat vagina isteriku basah. Kelenjar yang mengeluarkan cairan vaginanya tidak produktif lagi.
    Cerita Sex Tusukan Penis Kami gunakan lubricant gel agar isteriku tidak kesakitan waktu bersetubuh. Dengan demikian isteriku
    dapat menikmati persetubuhan yang kami lakukan.
    Kuminta Laras untuk nungging lagi. Perlahan aku elus anus Laras sambil sedikit-demi sedikit aku
    masukkan jariku agar otot-otot anusnya mengembang. Aku tahu, Laras akan kesakitan karena anusnya
    dimasuki penisku untuk yang pertama kali. Bagaimanapun juga otot anus berbeda elastisitasnya dengan
    otot vagina yang lebih mudah melebar saat dimasuki penis. Aku mencim dan menjilat anus Laras dengan
    lahap guna memberi rangsangan. Dengan jilatanku, aku berharap Laras akan merasa nikmat sehingga pada
    saat aku lakukan penetrasi, Laras tidak akan begitu kesakitan.
    “Aahh… aahh… sshh… Ayah… cepat masukin dong…” Laras merintih dan merengek agar aku cepat-cepat
    memasukkan penisku.
    Rupanya Laras benar-benar penasaran untuk menikmati anal sex.
    “Iya Sayang…” jawabku sambil terus menjilat dan mengorek anus Laras dengan lidahku. “Sabar sebentar…
    tunggu sampai anus Laras bener-bener siap menerima penis Ayah.”
    “Auw… ssshh nikmat. Ayah… masukin sekarang dong…”
    Aku tidak mau langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Laras. aku tidak ingin dia terlali kesakitan
    karena pertama kali melakukan anal sex. Aku meraih botol lubricant gel lalu memasang tabung
    aplikatornya. Perlahan aku tusukkan tabung aplikator ke dalam anus Laras sambil menekan botol itu.
    “Ups… sshh ya… gitu dong Ayah… penisnya dimasukin”
    Laras tidak menyadari kalau yang aku masukkan kedalam anusnya bukan penis melainkan aplikator. Setelah
    cukup gel yang masuk ke dalam anus Laras, aku tuang dan aku oleskan pada telunjuk tangan kananku.
    Kemudian telunjukku yang basah karena lubricant gel perlahan-lahan aku tusukkan ke dalam anus Laras,
    aku tarik sedikit, lalu aku tusukkan lebih dalam lagi.
    “Ahh… terusin Yah…”
    Dengan perlahan aku kocok jariku di anus Laras, sementara tanganku yang lain meremas vagina Laras.
    Klitorisnya aku pilin-pilin dan pencet dengan lembut dengan jempolku, sedangkan dua jariku memasuki
    lubang vaginanya lalu bergerak keluar masuk di dalam vaginanya. Dua lubang sumber kenikmatan seksual
    Laras aku korek, aku tusuk-tusuk. Pantatnya aku jilat dan aku gigit-gigit pelan. Laras terus merintih
    dan mendesah menikmati setiap remasan, kocokan dan gigitanku. Anus Laras sudah siap sekarang, karena
    jariku dengan leluasa dapat keluar masuk memompa anusnya. Perlahan penisku yang sudah sangat keras dan
    tegang aku tempelkan di pantatnya. Jariku terus mempompa anus dan vaginanya.
    “Kok belum masuk sih…? Tadi yang masuk apa dong Yah…” tanya Laras setelah tahu penisku belum menyentyh
    anusnya
    Perlahan telunjuk kananku aku lepas dari anus Laras. Kembali aku tuang lubricant gel lalu aku oleskan
    di penisku. Perlahan penisku aku coba masukkan ke dalam anusnya. Susah sekali memasukkan penisku,
    walaupun lubrikan gel cukup membantu. Laras mengerti kesulitanku lalu menoleh ke belakang.
    “Sshh… Aahh… Susah masuknya ya Yah?” tanya Laras lalu dia merendahkan bahunya dan membuka lebar-lebar
    pahanya sehingga posisinya semakin nungging, pantatnya dan anus membuka lebih lebar.
    “Sabar ya Sayang…” kataku. “Agak sakit nanti pada awalnya”
    “Iya… Yah… nanti pasti sakit, tapi sesudah itu jadi nikmat” kata Laras sambil tersenyum.
    Aku paksa penisku agar bisa masuk ke dalam anus Laras dengan mendorongnya kuat-kuat.
    “Auw…” Laras menjerit kesakitan saat seperempat bagian penisku berhasil memasuki lubang anusnya.
    “Sakit sekali Yah…”
    Aku berhenti sejenak untuk membiarkan otot anusnya melebar secara alami agar tidak terlalu menyakitkan
    bagi Laras.
    “Kenapa berhenti Ayah…?” tanya Laras sambil menggoyangkan pantatnya.
    “Supaya Laras tidak kesakitan…” jawabku.
    “Terusin dong yah…” kata Laras lalu mendorong mundur sehingga penisku tertekan dan melesak beberapa
    senti lagi ke dalam anusnya. Akibatnya sungguh luar biasa bagiku.
    Pantat Laras yang berputar membuat penisku serasa dijepit dengan ketat oleh benda yang kenyal sambil
    diremas-remas. Nikmat. Sungguh nikmat!
    “Aahh…” kami mengerang hampir bersamaan.
    “Sakit Sayang?” tanyaku mendengar Laras merintih
    “Sakit sedikit … tapi nikmat sekali, Ayah” kata Laras. Kemudian Laras dengan semangat menggoyangkan
    pantatnya.
    Mendengar desahan dan erangan Laras yang dapat merasakan nikmat saat penisku bergoyang karena gerakan
    pantatnya, aku tarik penisku keluar sedikit lalu aku masukkan lagi dengan pelan tapi mantap. Setelah
    tiga empat kali penisku keluar masuk, aku tekan dengan sedikit keras sehingga penisku melesak
    sepenuhnya ke dalam anus Laras.
    “Auw…” Laras kembali menjerit
    “Sakit Sayang…?”
    “Enggak…” kata Laras sambil dengan semangat dia memutar pantatnya mengimbangi gerakan maju mundur yang
    aku lakukan. “Ahh… Nikmat sekali Ayah… sshh… aahh… sshh…”
    Aku membungkuk untuk meraih klitoris Laras lalu memilin dengan dua jariku, sementara tanganku yang
    lain meremas-remas payudaranya. Kami mengerang bersahut-sahutan. Belum lima menit, tubuh Laras
    mengejang sambil mengerang keras.

    “Ayaahh… auw… aahh…” teriakan Laras mengagetkan aku. Laras meliukkan badannya, pantatnya disodok-
    sodokkan ke belakang dengan keras dan cepat.
    “Kenapa Sayang…?” aku bertanya karena mengira dia kesakitan.
    “Laras…aahh…ssshh… Laras orgasme lagi….”
    Aku tak menduga Laras sudah orgasme. Rupanya benar informasi yang aku baca, anal sex lebih nikmat,
    baik bagi perempuan maupun laki-laki. Dengan anal sex, penis terjepit lebih kencang sedangkan bagi
    wanita, sodokan penis di dalam anus dapat dengan mudah mendorong otot-otot usus besar menekan G-spot.
    Itu sebabnya kenikmatan yang ditimbulkan luar biasa. Demikian pula Laras. Hari pertama melakukan
    persetubuhan disertai dengan anal sex.
    Hal ini rupanya yang menyebabkan Laras dengan mudah memperoleh puncak kenikmatan. Laras ambruk
    tersungkur di atas tempat tidur sehingga penisku terlepas dari anusnya. Sebenarnya aku juga hampir
    ejakulasi, kalau saja Laras dapat bertahan lebih lama sedikit lagi. Laras membalik tubuhnya hingga
    terlentang, nafasnya memburu terengah-engah sedangkan matanya terpejam.
    “Nikmat sekali Ayah…” katanya lalu diam tidak bergerak sampai beberapa saat.
    “Ayah-bener-bener hebat…” katanya lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Video bokep Iwia dengan pacarnya diatas ranjang

    Video bokep Iwia dengan pacarnya diatas ranjang


    1854 views

  • Kisah Memek nafsu di rumah rusak

    Kisah Memek nafsu di rumah rusak


    2731 views

    Duniabola99.com – Namaku Carline (20thn) atau biasa juga dipanggil Fei Chen, terlahir sebagai keturunan Chinese di Indonesia. aku anak kedua dari 3 bersaudara yang semuanya perempuan, ciciku Christine (22 thn), adikku Evelyn (16 thn). Seperti umumnya gadis Chinese, kulit kami bertiga sangat putih dan mulus karena aku selalu merawatnya, tapi adikku yang terkenal paling putih diantara kami bertiga. Kata orang, wajah kami bertiga sangat innocent sehingga membuat penasaran para pria yang melihatnya, dan ciciku yang tercantik diantara kami bertiga. Aku agak tomboy, adikku malah sangat feminim, ciciku terkesan cuek.


    Papaku pengusaha garment home industri yang cukup sukses. Keluargaku mulai berantakan sejak aku mengetahui mamaku menjadi simpanan Pak Nurdin, sopir keluarga kami dan papa mengizinkannya karena dia kena penyakit impoten 5 tahun yg lalu sehingga tidak dapat memberi kepuasan pada mama. Umur papa dan mama memang terpaut jauh 10 tahun, sekarang mama berumur 38 tahun, dulu mereka menikah diusia muda karena menurut selentingan mereka kebablasan. Mama jadi sering menginap ditempat lain bersama sopir itu, sedangkan papa menyibukkan diri dengan pekerjaannya sehingga kami, ketiga anaknya sudah terlupakan.

    Dirumah seringkali hanya ada kami bertiga bersama para buruh garment papa, sopir truk dan kernetnya yang kerjanya malasmalasan dirumah karena kerjanya hanya order barang seminggu sekali. kalau papa dan mama sedang tidak dirumah, mereka seringkali menggoda kami bertiga sehingga kami semua sangat ketakutan kalau bertemu mereka.

    Terus terang kami bertiga sangat risih terhadap mereka yang sering melihat kami dengan pandangan menelanjangi itu. Kami hanya berani memarahi mereka kalau kami semua ada dirumah atau kalau ada papa dan mama, kalau mereka tidak ada kami semua lebih suka diam dikamar karena bila keluar kamar para buruh itu sering menggoda kami secara kurang ajar. kejadian ini tidak diketahui papa atau mama karena kami sendiri malu untuk menceritakannya. Apalagi setelah hubungan mama dan sopir kami mulai diketahui buruhburuhku, mereka seakan mendapat angin segar untuk lebih bisa bersikap semaunya pada kami bertiga yang notabene adalah putri majikan mereka sendiri. Mereka menganggap papa sangat pelit dan suka memeras tenaga mereka, padahal bagi kami sudah merupakan keharusan untuk bekerja keras, bukan memeras karena mereka bekerja pada papa, jadi sudah seharusnya begitu. Papaku tahu hal ini, tapi keluarga kami harus mempertahankan mereka bekerja pada kami karena kebetulan daerah rumah kami dikelilingi rumahrumah penduduk pribumi yang ratarata kumuh, jadi bila papa memecat mereka, bukan mustahil akan memicu kerusuhan yang sasarannya tentu rumahku.

    Singkat cerita, sejak aku sering memergoki mama sedang disetubuhi Pak Nurdin, aku malah jadi ingin terus menontonnya, seakan adegan live sex, aku sering mengintipnya bila mereka ada dirumah, bagiku mulanya hanya ingin membandingkan penis Albert, pacarku dengan penis pria lain dan aku sangat terkejut karena ternyata penis Pak Nurdin jauh lebih besar dibanding penis Albert. Aku masih perawan karena aku dan Albert belum berani bersetubuh, kami hanya berani melakukan oral sex. Sejak aku sering mengintip itu, gairahku seringkali bangkit terutama bila melihat priapria pribumi yang kekar seperti Pak Nurdin, celakanya semua buruh dirumah kami ratarata punya perawakan yang kekar dengan kulit yang gelap menghitam, mungkin karena sering bekerja dipanas matahari, sehingga dadaku sering bergolak bila sedang dirumah. Aku tidak tahu apa reaksi cici dan adikku terhadap mama, tapi aku tidak peduli, yang jelas reaksiku menjadi horny bila melihat mereka sedang berdua dirumah. Terlebih bila buruhku bekerja, mereka terbiasa bertelanjang dada, sungguh jauh beda dari Albert yang berdada kurus rata dengan kulit putihnya. Tapi aku tidak berani bertatapan langsung dengan mereka, karena aku takut melihat kegarangan wajah mereka, aku hanya berani melihat dari jendela kamarku. Kalaupun aku keluar dari kamarku, tentu kulit mukaku menjadi merah sekali karena mereka sering menggoda dan melecehkanku dengan ucapan yang jorok.

    Dahulu aku sering marah bila mereka mengolokolokku, tapi anehnya sekarang aku malah merasa sudah biasa bila dilecehkan mereka, dadaku bergetar hebat bila mereka memandangku dengan penuh nafsu. Terbayang kembali diotakku adegan mama yang bertubuh putih dan masih kencang digumuli oleh nurdin sampai merintihrintih, sepertinya nikmat sekali. Aku mulai berpikir ada kelainan pada diriku, tapi dorongan dalam dadaku ini sulit untuk dibendung sehingga pada akhirnya aku harus mengalah pada nafsuku sendiri. Aku mulai berani memakai rok 10 cm diatas lutut dalam rumah, padahal dulunya aku hanya memakai itu waktu jalanjalan atau kepesta saja. Hasilnya mudah ditebak, mata para buruhburuhku seperti mau loncat melihatku keluar kamar dengan pakaian begitu.
    Dulah : waw, liat si amoy itu putih amat pahanya ya.. gua jadi pengen nih. hahaha
    Kodir : Iya, tumben ya si neng keluar pake rok pendek gitu
    Odet : Woi, non, seringsering dong pake rok mini gitu, putih tenan pahanya non. boleh dipegang gak nih?:
    Suhe : gua bisa langsung ngecrot nih
    Arman : Neng sini dong ngobrol sama kitakita biar akrab, koq sombong banget sih

    Darahku berdesir mendengar komentarkomentar jorok mereka, tapi aku tidak berani meresponnya, aku dengan cepat berlari melintasi tempat kerja mereka diiringi tawatawa kurang ajar tapi anehnya lagilagi aku menikmatinya, terbayang dipikiranku bila aku disetubuhi mereka dengan penuh nafsu, tentu nikmat sekali. Vaginaku terasa berdenyut bila memikirkan itu. Saat aku balik kekamarku pun terdengar lagi celotehan kotor dan suitsuitan mereka. Aku segera berpikir untuk mengusir pikiran itu, bayangkan saja aku masih perawan, masa sebagai gadis suci malah mengobralnya pada priapria yang notabene adalah pekerjaku sendiri, sungguh sangat memalukan sekali. Aku langsung saja tertidur dikamarku, ada rasa menyesal dalam diriku. Hari berikutnya gairah itu datang kembali dan bahkan semakin tak terkendali. Aku sungguh telah menjadi gadis yang menderita exhibist, aku kegilaan memamerkan tubuhku pada pekerjaku dengan maksud supaya mereka melecehkanku, menggodaku atau bahkan agar mereka berani menyentuh tubuhku, menyetubuhiku dengan liar. Aku mulai tak dapat berpikir jernih, bahkan aku sudah tidak mempedulikan Albert. Aku seringkali menolak ajakan kencannya. Aku lebih suka dirumah terutama bila cici dan adikku sedang kuliah.


    Suatu hari secara tidak sengaja aku mengintip dan menguping pembicaraan 5 orang buruhku yang kebetulan sedang membicarakanku sambil tertawatawa.
    Odet : Dir, gua hari ini koq belum liat neng Carline ya, padahal udah kangen liat badannya yang putih itu, aduh coba kalau gua bisa ngentotin dia, pasti enak banget kayaknya ya
    Kodir : Bukan cuma elu yang kepingin, gua juga udah lama pengen ngentotin si non kalau bisa sih bukan cuma Carline, tapi kakak dan adiknya juga. hahaha
    Dulah : Ternyata kita samasama punya minat ngentotin amoy ya.. hahahaha betul sekali deh, kayaknya badan mereka tu enak sekali ya buat kita gumulin seharian, putihputih lagi, mulus pula dalamnya.hahaha
    Arman : Ah si abang bisanya cuma ngomong aja, berani gak kalau beneran, bilang langsung sama non Carline, kali aja dia mau sama kita
    Suhe : Mimpi kali yee, mana ada amoy yang mau sama kitakita, buat ngentot lagi, mustahil bang, kecuali kita yang mulai duluan ngerjain dia, biar dia juga tau rasa terlalu sombong sama kita, iya ga?
    Dulah : Akur, sekalian kita kasi pelajaran sama bokapnya yang pelit itu, boleh aja gaji ga naek, tapi anaknya yang kita naekin. hahaha, kan adil namanya.

    Terdengar suara riuh rendah digudang tempat mereka bekerja, aku terkesima mendengarnya, serasa sumsumku mau copot dilanda gairah asing yang melanda tubuhku.
    Kodir : Tapi gimana caranya Dul, biar non Carline mau kita ewe bersamasama, gua jadi gak tahan nih pengen melumat susunya, pasti badannya lebih putih lagi ya.. sedapp!
    Dulah : Gimana kalau kita kasih obat perangsang aja diminumannya, trus dikamarnya kita kasih juga film porno yang maen keroyokan biar dia horny, baru kita sergap
    Arman : Bagus juga tuh rencana, nanti biar gw rekam biar dia tutup mulut
    Odet : Setuju, besok aja kita jalanin, gua punya obat perangsang super yang bisa bikin cewek kepingin semaleman, jangan lupa juga obat biar dia ga bunting, biar bisa kita pake terus. heheheh
    Dulah : gua sih malah pengen buntingin tuh amoy, biar tau rasa terutama bapaknya yang pelit pasti pingsan liat anaknya kita entotin sampe bunting, malah kalau bisa semua anaknya kita buntingin, pasti rame ya dir.
    Kodir : Wah kalo masalah buntingbuntingan gw mikirmikir dulu deh, nanti malah kita yang kena bui, bapaknya kan banyak kenal pejabat polisi, kalau mau juga suruh aja tementemen kita yang diterminal buat buntingin mereka, jadi bisa langsung kabur kalo ketauan, iya ga? yang penting kan kita puas ngentotin mereka.
    Odet : Udah deh bang, jangan ngehayal, non Carline aja belum dapet, udah mikir yang lainlain, kita garap Carline dulu aja pas bokapnya ga dirumah, toh kayaknya tuh amoy udah pengen dientot, liat aja bajunya sekarang kan jadi berani liatin ke kitakita, kalian sadari gak?

    Arman : Betul juga lu det, gua koq baru sadar ya, dulu kan non Carline selalu pake celana panjang, jeans lagi kalau dirumah, lha, sekarang koq dia maumaunya pake celana pendek dirumah, apa gak takut lagi sama kita?
    Kodir : hahaha bukan takut lagi mungkin man, tapi sengaja liatin sama kita.hahaha dulu ibunya juga gitu sama bang Nurdin, eh malah mau diewe, sekarang jadi kecanduan deh
    Dulah : dasar amoyamoy munafik, sok kaya lagi, akhirnya malah kecanduan kontol bang nurdin, Mungkin anaknya juga bakal kayak gitu ya, kita coba besok, anaknya kan lebih muda, pasti lebih enak dibanding ibunya, siapatau malah jadi ketagihan kayak ibunya
    Odet : Pasti bang, udahlah kita jadiin aja rencana kita besok, kontol gua jadi tegang nih, kirakira masih perawan gak ya si Carline itu.
    Arman : Ah, lu kayak gak tau aja pergaulan mereka, ke kita aja mereka nutup diri, tapi ke sesamanya kan ga, apalagi non Carline kan suka dugem sama pacarnya, pasti udah ga perawanlah

    Aku segera kembali kekamarku, pikiranku meracau sekali mengingat obrolan mereka itu, dadaku serasa mau pecah menahan birahi yang menerpaku, tapi aku harus berpikir jernih, aku masih virgin dan aku tidak mau menyerahkan keperawananku begitu saja, tapi gairah ini seakan tidak peduli pada virginitas. Aku menutup mataku, tapi tetap tak dapat mengusir rasa itu dalam dadaku, akhirnya aku seperti kesetanan berfikir untuk besok, bukan untuk menghindari buruhburuhku, tapi bersiapsiap menyambut apapun yang terjadi padaku. Paginya aku mandi membersihkan tubuhku lalu pergi kuliah seperti biasa purapura tidak tahu apa yang akan terjadi. Di kampus pun aku tidak sabar ingin cepat pulang. akhirnya jam 11 siang aku cepatcepat memacu mobil new accordku ke rumah. Tiba dirumah aku langsung menuju kamarku, hari terasa panas sekali, dipicu gairah birahi aku berganti pakaianku, baju tanktop dan rok pendek seperti biasa kupakai. Sudah kebiasaanku minum segelas air sepulang kuliah, hari itupun aku minum segelas air putih yang sengaja sudah kusiapkan sejak pagi. Terasa segar, tapi sejam sesudahnya kepalaku menjadi pusing, aku sadar para buruhku sedang menjalankan rencananya, gairahku menjadi terbakar diselasela panasnya udara hari itu, dadaku seakan meluap, tubuhkupun bereaksi seakanakan tidak sabar ingin disentuh tangantangan kasar itu. Aku teringat film porno yang dibicarakan buruhku dan benar saja dimejaku telah ada setumpuk DVD porno, entah siapa yang menyimpannya dengan masuk kekamarku. Seakan tidak tahu aku memutar filmfilm itu, hampir pingsan aku menahan gejolak birahi yang melanda tubuhku, aku mulai bepikir para buruhku tentu menaruh obat perangsang pada air minumku.


    Gairah yang memang sudah ada sejak semula menjadi kian bertambah dipicu perangsang dan film porno yang mereka berikan cukup untuk membuatku segera keluar kamar dan melihat para buruhku, berharap mereka cukup jantan untuk bertanggung jawab atas birahi yang mereka timbulkan padaku, karena aku masih sadar bahwa aku seorang gadis tidak boleh meminta lebih dulu apalagi masalah birahi, gengsiku masih tinggi. Jadi kubiarkan saja mata mereka melumat tubuhku ketika aku lewat gudang tempat kerja mereka, mereka bersorak ketika melihatku.
    Neng, kepanasan ya, sini dong, biar kita bukain baju neng, pasti asik, Arman mulai menggodaku.
    Mereka semua bertelanjang dada karena memang sudah kebiasaan mereka bekerja apalagi hari panas begini.
    Sini aja lah non, kita tau koq non kepanasan, kita bikin asik yuk non, mama non juga mau koq di telanjangin sama Nurdin, Kodir yang sudah terlihat horny berusaha membujukku.
    Ada apa bang? buka aja jendelanya biar ga panas, papa kan belum beli ac buat ruangan ini, kataku purapura ketus tidak mengerti.
    Non carline bukain jendelanya dong, kita udah ga kuat kepanasan nih, Odet cengarcengir mesum memandangku.
    Kalian tau masalah mama? gimana mulanya sampai mama bisa begitu sama Pak Nurdin? teriakku ketika sadar ucapan mereka tadi telah menyinggungnyinggung mama, aku sudah tidak tahan lagi menahan gejolak nafsuku.
    Sini Non, biar gua ceritain mama lu yang jadi lonte sekarang, tapi buka dulu baju lu, nanti kita ajarin juga ke Nonpasti demen deh, teriak Dulah dengan muka garangnya.

    Dengan langkah ingin tahu akupun menuruti perintah Dulah, aku masuk ke gudang tempat kerja mereka, tempat yang selama ini aku tidak berani memasukinya, kotor dan bau keringat diruangan itu.
    Heh, lu masih belum buka baju, ayo buka! atau mau kita yang bukain?, Dulah kembali teriak seakan memberi sugesti padaku.
    Keempat temannya serentak mendekatiku dan menarik tanganku
    Sini non biar abang yang buka, ga usah malumalu ya, nanti juga non kalau ketagihan pasti mau buka sendiri, Arman yang mulai menyentuh punggungku.
    Bang, kalau mau cerita, cerita aja, kenapa harus bukabuka baju segala, kataku seolah mempertahankan kehormatanku.
    Harus neng!, karena kita juga tau neng Carline lagi horny, nanti kalau diceritain, neng bisa lebih horny lagi, kan lebih enak kalau sambil telanjang, kalau mau kita telanjang samasama aja gimana? kodir mulai melecehkanku lagi.
    Mereka rupanya sudah menebak bahwa aku sudah ingin digarap sehingga tanpa tedeng alingaling lagi Dulah berkata, Udahlah ga usah banyak bacot, buka cepet Non, karena kita semua mau nyoba ngentotin lu sekalian meriksa amoy kayak lu masih perawan atau ga? lu pasti bisa dipake kan?
    Seharusnya aku marah dan takut mendengarnya, tapi aku malah senang tapi purapura ketakutan.
    Saya masih perawan bang, jangan perkosa saya bang, ampun! Nanti papa marah, kataku dengan wajah tegang.

    Mereka tertawa bergelak mendengar katakataku yang terdengar aneh.
    Dasar amoy sombong, udah horny juga masih purapura malah bawabawa bapaknya segala, lu tuh malah mau kita bikin bunting tau!! harusnya lu seneng dapet hadiah anak dari kita.
    Coba neng abang periksa apa bener nih masih perawan? duh mulusnya dada neng, pasti pentilnya merah ya
    Kodir berani meraba dadaku yang masih memakai tanktop. Anehnya aku seakan terkena hipnotis akibat sentuhan itu, aku diam saja ketika tangantangan kasar mereka melucuti pakaianku satupersatu hingga aku hanya mengenakan bra dan celana dalam saja.
    Bang, ampun, Fei Chen ga mau hamil, jangan bang, Fei janji gakan sombong lagi sama abangabang, rintihku masih purapura.
    Rintihanku ternyata membiuat mereka semakin beringas.
    Hehehe telat neng, kontol kita udah ngaceng nih, ga kan hamil koq, abang punya obatnya, Odet berkata sambil mulai membuka celana panjangnya, terlihat gembungan besar dalam celana dalamnya, bulu kudukku bergidik melihatnya, tapi tulangku terasa lemas sekali.
    kalo lu hamil pun apa peduli gua, lo emang harus kita bikin hamil biar ga pada sombong, ayo det sekalian buka semuanya, gila putih banget euy, mulus lagi, gua mau ngecrot banyak nih, pasti dalemnya lebih mulus lagi, kata Odet lagi.

    Secara tibatiba aku merasa dadaku dingin ketika Odet menarik braku sampai terlepas. mereka tertawatawa sambil membuka celana masingmasing.
    Buset! baru sekarang gua liat susu amoy, putih banget non! pentilnya pink lagi, pasti memek non juga pink ya, Kodir berkata keras sekali.
    Dadaku memang cuma berukuran 32B, tapi bentuknya bulat tegak menantang. Sesaat kemudian Dulah melepas celana dalamku sambil tidak henti menjilat payudaraku yang sudah mengeras.
    Non, kita maen dikamar lu aja yah, biar ada kasurnya, masa lu mau kita entotin dimeja, Dulah berkata sambil memanggul tubuhku seperti ringan sekali.
    Diiringi tertawa temannya aku beramairamai di gotong kekamarku lalu mereka mengunci pintu kamarku dari dalam.
    Dul, periksa dulu bener ga dia masih perawan, Arman berkata penasaran.
    Ayo lu tengkarak diranjang lu, gua periksa dulu memek lu.., kata Dulah.
    Aku menuruti katakata dulah, aku telentang diatas ranjangku.
    Wah, bener kata lu dul, memeknya pink, mirip film bokep jepang, jembutnya tipis lagi, neng buka pahanya donk, biar kita semua liat memek neng, Kodir menyuruhku mengangkang sambil tangannyapun ikut membuka pahaku.
    Dengan sangat malu aku membuka kedua belah pahaku, terasa angin menyentuh lubang vaginaku. aku merasa sangat terhina dalam keadaan ini, mengangkang dan dipelototi mata buas para buruhku.Tapi dadaku sudah terbakar nafsu sehingga aku malah menikmatinya.


    Anjrit, ni amoy emang masih perawan, rejeki nomplok nih dir, memeknya udah basah gini lagi. Heh Non lu ga pernah sama pacar lu gitu?, Dulah bertanya padaku
    Aku menggeleng lemah.
    Hahaha kita beruntung amat ya dapet barang mewah gini, siapa yang mau duluan hayo?, kata Dulah.
    Suhe berkata lantang, Ga usah rebutan, suruh aja nih amoy pilih sendiri kontol mana yang beruntung dapetin perawannya.
    Semua buruhku ternyata sudah telanjang bulat, aku merasa ini akhir masa keperawananku, terlihat penispenis yang ratarata hitam itu sudah tegak mengeras.
    Kodir yang maju lebih dulu, neng, jilat dulu kontol kita ya
    Dia memasukkan penisnya dalam mulutku, terasa lain ketika aku mengoral Albert, mulutku terasa lebih penuh oleh penis Kodir yang melesak sampai tenggorokanku, lidahku terbiasa bermain dalam mulutku ketika aku mengoralnya membuat Kodir merem melek menikmatinya.
    Duh enak bener neng, udah biasa ya, gimana rasanya kontol gua? enak kan?, Kodir meracau.
    Aku merasakan aroma menyengat pada penis kodir, tapi aku menikmatinya.
    Hai, gantian donk Dir, kitakita juga mau dikaraoke sama non Carline, yang lain teriakteriak minta jatah, akhirnya satu persatu penis mereka masuk dalam mulutku, sampai mulutku terasa bau aroma penis mereka.

    Rupanya mereka kuat sekali karena kalau aku mengoral Albert, dalam 10 menit spermanya sudah keluar, tapi para penis buruhku ini malah terasa makin membesar dan mengeluarkan cairan pelumas dari kepala penisnya yang sudah disunat itu, sungguh berbeda dengan albert, penisnya tidak berkepala karena dia tidak disunat sehingga cairan pelumasnya masih dalam kulit penisnya. Benarbenar sensasi yang membuat darahku berdesir melihat penispenis hitam yang mengkitat didepan wajahku. Penis Dulah yang terbesar tapi tidak sepanjang penis arman, sementara penis yang lainnya miripmirip, tapi tetap lebih besar dari milik albert yang hanya kirakira 10 cm waktu ereksi. ini ratarata bisa sampai 20 cm, duakali lipat dari segi panjangnya dan juga besarnya
    Nah non ayo pilih penis yang mana yang non mau buat pertama kalinya?, Suhe memintaku memilih penis dari buruhburuh yang mengelilingiku.
    Aku kembali merasa terhina dengan katakata itu.
    Aku menggeleng lemah lirih sekali aku berkata, Yang mana aja bang, Fei udah ga tahan tanpa sadar aku mengakuinya.
    Iya gua tau, tuh memek lu udah keliatan basah. Dir, ambil saputangan disitu, kita tutup aja matanya biar ga liat siapa yang ambil perawannya, iyakan Non, yang penting nanti kita bikin lu enak waktu diperawanin, Dulah menyuruh Kodir, matakupun ditutup oleh saputanganku sendiri.
    Farahku bergolak menikmati sensasi ini, dalam keadaan terhina aku malah tidak tahu siapa yang pertama menyetubuhiku, tanpa sadar pula aku makin membuka kedua pahaku hingga lubang vaginaku terasa sedikit terbuka. Terdengar tawatawa kurang ajar yang makin melecehkanku.

    Tuh kan anak pasti mirip ibunya, ni cewek bakal jadi calon lonte kita hahaha, ayo kita undi siapa yang beruntung, terdengar suara mereka tertawatawa aku tidak melihat apa yang mereka lakukan tetapi sesaat kemudian terasa ada lidah yang menjilati vaginaku.
    Aku semakin tidak tahan,, para buruhku seakan mau mempermainkanku, mereka tidak bersuara sama sekali sehingga aku tidak tahu saat ada benda tumpul yang berusaha menerobos vaginaku, aku tahu sesaat lagi aku akan melepas virginku, aku berusaha supaya tidak tegang dan melemaskan otototot tubuhku.aku merasakan penis itu berusaha menerobos vaginaku yang masih sempit tertutup.Penis itu menekan kuat sekali sampai aku merasa ada yang pedih sekali, aku mengerang kesakitan, penis yang telah terbenam itu tibatiba dicabut keluar dari vaginaku, perih sekali rasanya. Lalu aku merasakan penis memasuki vaginaku kembali, rasa nikmat mulai menjalari sekujur tubuhku diselasela perihnya vaginaku.penis itu maju mundur sebentar lalu keluar lagi, lalu penis itu masuk lagi. Aku mulai sadar pastilah kelima buruhku sedang bergantian menggagahiku, karena penis ketiga ini terasa berbeda dari yang sebelumnya, begitupun dengan peniispenis sesudahnya. Setelah kelima penis itu bergiliran memasuki lubang vaginaku, terdengar suara riuh rendah buruhku yang telah berhasil memerawaniku.
    Neng sekarang buka penutup matanya, pasti neng mau liat kan? aku mengangguk pelan, lalu kubuka penutup mataku.
    Aku kaget sekali waktu kulihat darah merah tua mengalir diantara kedua pahaku, dipenis kelima buruhkupun ada darahku.

    Nah sekarang lu udah bebas kita entotin, hahaha lu pasti bingung siapa yang pertama tadi? mulai sekarang lu harus mau kita entotin, sekarang lu telentang lagi kayak tadi, buka mata lu lebarlebar biar lu tau enaknya kontol kita, Dulah dengan kasar mendorong tubuhku sampai terjengkang keatas kasurku, rupanya dia sudah ingin menggagahiku lagi.
    Aku menurut saja meskipun vaginaku masih terasa sakit, diiringi sorak para buruhku aku kembali membuka kedua pahaku memperlihatkan vaginaku yang sudah berdarah.Penis Dulah begitu besar ketika menyeruak memasukiku, aku terpejam menikmatinya, aku tidak sadar telah merintihrintih menikmatinya.
    he Non, memek lu ternyata enak juga ya, lebih enak dari memek perek terminal Dir, coba kalau semua amoy kayak lu, pasti laku dah, Odet yang dari tadi memperhatikan kami mengeluselus kedua putingku lalu menyedotnya.
    Suhe yang bertugas memegangi kakikupun sibuk mengeluselus kedua pahaku, sementara Dulah menindihku diantara kedua pahaku, arman sibuk mengocokngocok penisnya dan kodir menyuruhku mengulum penisnya. Seluruh otot ditubuhku seakan copot ketika aku merasakan arus orgasme pada vaginaku. Inikah rasanya orgasme nikmat sekali. Dulah semakin mempercepat gerakannya, terasa penisnya sudah keras sekali dalam tubuhku, lima belas menit kemudian terasa ada aliran hangat membanjiri rahimku, rupanya Dulah sudah mencapai klimaks. Spermanya banyak sekali dirahimku sampai yang meleleh keluar vaginakupun banyak.


    Wuah benerbener enek ni amoy, gua udah lama nungguin saat ini, anjrit banget Dir lu cobain deh, Dulah melepaskan penisnya dari vaginaku, melelehlah sperma dulah bercampur darah dan mungkin juga cairan orgasmeku.
    Neng, sekarang giliran abang ya, Dul lu tega, memeknya udah disiram begini, dibersihin dulu ya neng, Kata kodir sambil mengambil tisu dan mulai mengorek vaginaku.
    Setelah bersih Kodir memintaku dalam posisi nungging. Aku yang sudah dikuasai birahi sudah tidak peduli siapa yang menyetubuhiku, aku hanya ingin merasakan orgasme lagi.dan lagi, pantas saja mamaku betah bersama Nurdin. Aku menuruti Kodir, lalu dia memasukkan penisnya dalam vaginaku, masih terasa ngilu pada posisi dogi ini, tapi karena vaginaku sudah licin oleh sperma dulah, penis Kodir pun berhasil memasuki vaginaku.
    hhmmmmm, bang, aku melenguh sejadijadinya saat kenikmatan itu menguasai tubuhku.
    Penis Kodir yang panjang bergerak maju mundur menggedor rahimku, sementara tangantangan jahil odet, arman dan suhe masih sibuk menggerayangi sekujur tubuhku. Tibatiba tubuhku mengejang saat puncak kenikmatan datang, tawapun kembali meledak dikamarku.
    Si non udah ngerasa keenakan tuh, terusin Dir, lebih dalem lagi, liat matanya sampe merem melek gitu.enak ya non?, ucap Odet setengah melecehkanku.
    Tanpa mempedulikannya aku mengangguk.
    Mmhhhh enak bang aduuuhh, tak terasa glombang orgasme kembali menimpaku.

    Baca juga : Cerita Dewasa Lubang Kenikmatan Tante Erni Yang Wangi Pandan

    Inilah keuntungan jadi wanita, bisa orgasme berulangulang. Penis Kodir masih saja terus menyodoknyodok vaginaku, dia telah tahu titik lemah wanita, aku melenguh sejadijadinya menikmati perlakuan ini.
    Non, daripada ributribut nih emut aja kontol gua, Odet memegangi penisnya menuju mulutku.
    Benarbenar tak sadar aku membuka mulutku menyambut penis Odet yang tampak berurat tegang. Dia memaju mundurkan pantatnya sehingga penisnya pun ikut maju mundur dalam mulutku.
    Non Carline keliatan cantik sekali kalo lagi kayak gini ya, liat susunya bergerakgerak, aku tak tahu siapa yang nyeletuk begitu.
    Neng Carline gua mau keluar nih, didalem ya neng, sperma Kodir akhirnya muncratmuncrat dalam vaginaku.
    Mulutku tetap mengulum penis Odet karena gerakan odet pun semakin cepat sampai akhirnya diapun menyemprotkan spermanya dalam mulutku, terasa asin, jijik sekali.
    Telen aja non, nanti kebiasa malah jadi enak koq, Odet rupanya tahu aku mau memuntahkan spermanya.


    Aku mengangguk sambil berusaha menelan cairan spermanya yang kental. masih mending makan telor mentah pikirku karena baunya aneh sekali. Baru kali itu aku menelan sperma, dengan Albert dia selalu keluar diluar mulutku. Sekarang tubuhku sudah penuh lelehan sperma, dan Arman yang sedari tadi mengocokngocok penisnya mulai maju mendekatiku.
    Neng masih tetep nungging ya, gua mau coba anus lu, kata Arman membuatku kaget sekali.
    Jangan bang, jangan lewat situ, takut, cegahku sambil menutupi anusku dengan tangan.
    Dulah terlihat menyeringai, dia sudah ada dikasurku, sambil memegangi tanganku dia berkata, Elu nurut aja deh,biar kita jebol semua lubang dibadan lu, nanti juga lu kebiasa, jadi hari ini sekalian aja bukan cuma memek sama mulut lu tapi juga anus lu.
    Tenaga dulah sangat kuat bagiku, dalam posisi tak bisa bergerak penis Arman masuk dalam anusku, berkalikali gagal sampai Arman meludahi anusku.
    Anjing lu susah bener, omel Arman.
    Setengah berteriak menahan sakit aku sampai menggigit bibirku.
    Tahan neng, dikit lagi, arman terus menyodok anusku.
    Dan dia berhasil menerobos anusku dan langsung orgasme karena daritadi dia sudah lama mengocok penisnya.
    Gila sempit banget nih bool, baru masuk aja gua udah ngecrot, katanya kecewa.
    Semua menertawakannya, janganjangan lu ga tahan lama man.

    Aku merasa lega setelah semua sudah membuang hajat najisnya. Dalam keadaan telanjang bulat aku masih telentang dikasurku dengan posisi kaki mengangkang, rasa nyeri, perih dan linu masih ada dalam vaginaku.
    hari ini neng boleh istirahatin memek neng ya, lain kali kita maennya semaleman. Mulai sekarang lu harus layanin kita semua kapanpun, dimanapun kecuali kalo lu lagi haid, itu juga lu harus buktiin dulu kalo lu benerbener haid, Suhe ambil kanera itu cepat, Tak lama Dulah memotret tubuh telanjangku dengan kamera digital milikku.
    Non, kamera ini kita pinjem dulu, kalo lu macemmacem, inget gua punya kamera yang isinya tubuh lu hahhahaha, kata Dulah.
    Aku menghela nafas panjang, kenapa harus begitu pikirku, tanpa kamerapun aku masih mau disetubuhi mereka, tapi ah aku tidak ambil pusing jadi kubiarkan saja mereka mengambil kamera dan mengambil foto bugilku.
    Tapi jangan sampai tersebar ya bang, Fei malu kalo sampe ketauan, aku memohon.
    Tenang aja non, ini rahasia kita koq, ini cuma buat jagajaga aja, Odet menimpaliku.
    Lah, masih takut ketauan segala, mama lu juga sekarang malah terangterangan, Udah sekarang lu gua suntik dulu biar ga hamil, karena kita masih mau entotin lu laen kalim ayo cepat tengkurap!, perintah Dulah, yang segera kuikuti karena akupun tidak ingin hamil oleh mereka.

    Setelah disuntik aku diberi sebutir pil yang katanya supaya aku terlindungi dari penyakit. Aku tidak tahu mereka mendapat obat seperti itu darimana tapi aku tidak mau ada resiko hamil, jadi kuturuti saja anjuran mereka. Hari sudah sore, tak terasa sudah 4 jam yang lalu aku digilir para buruhku, aku masih tergolek dikamarku tanpa busana. Benarbenar pengalaman yang tak terlupakan. Aku mandi setelah cici dan adikku pulang. Sejak saat itu sikapku pada buruhku berubah 180 derajat, seakan aku sudah menjadi milik mereka. Setiap rumahku sepi, aku berani berkeliaran dirumah tanpa pakaian, dan merekapun berani memasuki kamarku, menyetubuhiku dengan bebas. Kalau aku berkunjung ke gudangpun, mereka tidak ragu lagi merabaraba pahaku yang sengaja kuperlihatkan pada mereka, mereka pun tidak ragu lagi menyetubuhiku digudang. Demikianlah pembaca sekalian, sampai sekarang aku selalu ketagihan untuk disetubuhi. Merekapun punya jadwal tidur bersamaku. Cerita berikutnya aku membawa cici dan adikku untuk disetubuhi bersamasama, tunggu kelanjutan cerita ini pada kesempatan berikutnya.

  • Foto Bugil pirang manis dengan payudara sempurna Aislin membentang vagina ketatnya

    Foto Bugil pirang manis dengan payudara sempurna Aislin membentang vagina ketatnya


    1786 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang Aislin yang mengangkat pakaiannya menampilkan toketnya yang gede pentil warna pink dan juga memamerkan memeknya yang tembem berbulu tipis yang dicukur rapi diluar ruangan.

    Kumpulan majalah online dewasa, Foto majalah dewasa, cerita dunia, Dunia artis, Dunia maya, Dunia model, Popular word, Foto Cewek Cantik, Foto Cewek Seksi, Foto cewek cantik asia, Cewek mulus, cewek tokek besar, cewek cantik, cewek seksi, Foto cewek tokek kecil, Foto cewek tokek besar, Foto cewek manis

  • Cerita Sex Di Muka

    Cerita Sex Di Muka


    4738 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Di Muka ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexAku mempunyai teman cowok di perusahaan swasta tugasnya adalah menemui klien jika ada klien yang minta
    penjelasan dari penawaran yang kantor berikan, hari Sabtu biasanya telpon sepi tapi pukul 10 pagi tadi
    ad telpon dari salah satu clien untuk diberi penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan.

    Sekitar jam 11.30 tiba-tiba datang seorang cewek, dia adalah Chika, kami tahu dia adalah pacarnya
    Anto. Kami persilahkan Chika untuk masuk dan menunggu Anto yang sedang ada dinas keluar. Chika juga
    bilang kalau memang disuruh Anto untuk menunggu dikantor.

    Chika waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami
    berempat berbincang-bincang diruang tengah. Chika duduk di kursi meja kantor Anto. Chika mengenakan
    blazer warna coklat dengan rok span diatas lutut. Cantik.

    Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua laki-laki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk
    mencicipinya. Chika, 21 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran
    (kira-kira) 34B, dan kulitnya kuning langsat. Dengan wajah layaknya cewek kantoran.

    Sekitar jam 12.15 tiba-tiba Anto telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai
    mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum
    sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Anto juga
    sempat bebincang dengan Chika untuk sabar menunggu.

    Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Chika dengan
    cerita-cerita mengenai hubungan dia dengan Anto. Diluar terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak
    beberapa lama kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Anto, dia masih mencari tempat tambal
    ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.

    “Chika, gimana “punya” Anto, gede nggak?”, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam
    muka Chika.

    “Ah…mas Indra…tanyanya kok gitu…rahasia dong”, jawab Chika malu-malu.

    “Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ….”, tanya Indra sambil menyebutkan namaku.

    “Ah….mas Indra…”, jawab Chika lagi.

    Cerita Sex Di Muka Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Chika dengan pertanyaan-
    pertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Chika sudah sering berhubungan badan dengan Anto dari
    cerita Anto sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Chika.

    “Eh, kalian berdua jangan “nganggurin” Chika gitu donk, kasih Chika “minum” ..!” perintahku kepada
    Indra dan Beni dengan perintah simbolis. Rupanya Indra dan Beni tahu apa maksudku.

    “Oh iya, sori Chika, maaf Boss…..!” jawab Beni sekenanya sambil pura-pura berjalan menuju belakang
    ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Chika dan hal itu tidak disadari Chika. Diluar hujan
    semakin deras!

    Dengan gerakan kilat Beni merangkul Chika dari belakang….

    “Gini..,” kata Beni dengan mendekap erat Chika. “Kamu pikir deh Chika… umurmu baru 21 dan bodymu
    sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu” lanjut Beni semakin erat mendekap Chika yang meronta dan
    terkejut mendapat perlakuan seperti itu.

    “Ah … apa-apaan ini” teriak Chika , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.

    Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.

    Tiba-tiba saja Indra menarik kaki Chika.

    “Diam…sebentar Chika..!” perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Chika pakai.
    Lalu Indra dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Chika dan sambil bicara kepada
    saya, “Dah boss ditidurin aja dulu di lantai”.

    Chika semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra membungkam erat mulut
    Chika. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.

    “Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan
    kami” timpalku.

    “Permainan apa …..?” tanya Chika dengan ketakutan.

    Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Chika seperti ini. Saya jadi tambah horny….
    “Ok-ok ..baik..,” kata Chika tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan
    dengan mas Anto….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata
    Chika membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
    “Ok-ok ..baik..,” kata Chika tiba-tiba, “Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan
    dengan mas Anto….tapi jangan ceritakan kejadian ini… aku mau melayani permainan kalian…”, kata
    Chika membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
    Tiba-tiba saja Chika langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya
    merespon. Lidah kami saling ‘bergerilya’. Kemudian ciuman Chika berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya
    pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra. Aku jilati leher Chika, terus dia juga menjilati kuping
    Indra.

    Tanpa sadar Chika mendesah, “Ahh, enak, Mas… terus..!”

    “Sekarang aku buka baju kamu….! Tapi tangan kamu tetap diam…. boleh pegangan jalantol Beni atau
    Indra ..!” kataku.

    “Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..!” jawab Chika.

    Dengan cepat aku membuka baju Chika dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra dan Beni langsung
    bergerilya di dada Chika. Dinaikkannya BH Chika sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting
    Chika. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Di Muka

    Cerita Sex Di Muka

    “Ahh, enak gigitannya….” Chika mendesah pelan.
    Samar-samar saya melihat Chika sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.

    Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Chika untuk saya remas-remas.

    Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Chika.

    “Pokoknya santai saja Chika…!” kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Chika.
    “Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..!” ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai
    Chika.

    “Kamu tahu saja kesukaan kami..!” kata Indra, “Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita
    horny….!” kataku. Dan sekarang Chika sudah berjongkok untuk dia mulai ber-‘karaoke’.
    “Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Chika..!” kata saya sambil mendesah.

    Kurang lebih 15 menit Chika telah ber-‘karaoke’ terhadap pen|s kami bertiga. Kemudian Chika dengan
    perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.

    “Sekarang…sentuh tubuh telanjangku….!” kata Chika memerintah kami bertiga.

    Kesempatan ini tidak kami sia-sia kan. Langsung saja saya rebahkan Chika di lantai dan saya jilati
    vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Chika sedangkan Indra
    melumat habis bibir Chika. .Samar-samar saya mendengar Chika mulai mendesah.

    Kali ini saya gantian ke buah dada Chika, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan
    ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Chika.

    Dan Chika kemudian bicara, “Ayo isep… puting saya..!”

    “Wah ini saatnya ..!” pikir saya dalam hati.

    “Kamu minta diisep puting kamu..!” jawab saya sambil tersenyum.

    Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat Chika terkapar pasrah.

    Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Chika, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulu-bulu
    vag|na Chika yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vag|na Chika.

    “Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..!” sahut Chika sambil mendesah.
    Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.

    “Ahh….aku mau keluar,” lirih Chika

    Dan tiba-tiba saja cairan vag|na Chika keluar diiringin teriakan dari Chika.

    “Mas, kamu kok hebat ….mainin memekku..?” kata Chika terputus-putus.
    Saya hanya tersenyum saja.

    “Masukin punya mas…sekarang..!” pinta Chika.

    “Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..!” jawab saya.

    Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara
    bergantian, kiri dan kanan.

    “Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..!” teriak Chika.

    Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari
    tadi menunggu giliran ‘masuk’. Maka langsung saja saya memasukkan pen|s saya ke vagina Chika.

    “Sempit banget memek Chika…!” pikir saya dalam hati.

    Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga pen|s saya ke vag|na Chika

    “memek kamu enak dan sempit ….” kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
    Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Chika yang sedang merem melek.

    Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Chika yang terus mendesah dan teriak.

    “Terus mas… tambah cepet ..!”

    Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan pen|s mereka sudah menegang.

    “Sabar …tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Chika ini..!” jawab saya sambil sambil
    menggoyangkan Chika.

    Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.

    Tidak lama kemudian Chika minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.

    Kami pun berganti posisi.

    “Ahh.., enakk.., pen|s mas terasa banget didalam..!” teriak Chika sambil merem melek.

    5 menit kemudian Chika teriak, “Ahh.., aku keluar lagi..!” dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.

    Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.

    Kali ini kembali Chika menjerit, “Terus… mas..!”

    Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.

    “Chika, mau keluarin dimana..?” tanya saya.

    “Di muka saya saja.” jawabnya cepat.

    Kemudian, “Croott.., crott..!” sperma saya saya keluarkan di wajah Chika.

    Cerita Sex Di Muka Kemudian Chika dengan cepat membersihkan pen|s saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak
    lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra meremas pen|s masing-masing dan
    dia pun melihat Chika dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.

    Tiba-tiba saja Indra mencium Chika dengan ganasnya. Secara otomatis Chika membalasnya. Kemudian ciuman
    Indra mulai turun ke leher Chika dan dada Chika. Chika hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada
    Chika diremas-remas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.

    “Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi…..!” kata Indra dengan suara menggoda.
    Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vag|na Chika dengan lahapnya seperti
    orang yang kelaparan.

    “Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..!” timpal Chika.

    Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Chika dan segera menghisapnya. Beni mulai
    dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni juga remas-remas buah dada Chika.

    “Yang kencang mas..!” kata Chika lirih.

    Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Chika, kemudian Beni turun ke vaginanya. Tampaklah vag|na
    Chika yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.

    “Memek kamu sudah basah Chika.., sudah ngga tahan yach..?” kata Beni sambil tersenyum.

    Chika hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Beni mendekatkan mulutnya ke
    depan vag|na Chika, dan langsung Beni hisap jilati vag|na Chika

    “Teruss..! Enak…mas!” itulah suara yang terdengar dari mulut Chika.

    Setelah 10 menit Beni memainkan vag|na Chika, Beni melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera
    Beni memasukkan penisnya ke dalam vag|na Chika.

    “Pelan-pelan….!” kata Chika.

    Beni hanya tersenyum dan segera mencium Chika, dan Chika pun membalasnya dengan penuh semangat.

    Bless, seluruh pen|s Beni kini berada di dalam vag|na Chika. Dan tanpa dikomando lagi Beni segera
    bergerak diikuti goyangan pinggul Chika. Chika memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan
    wajah Chika yang sedang merem melek seakan-akan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.

    5 menit kemudian Chika ingin berganti posisi.

    “Gantian dogy …!” pinta Chika

    Beni turuti saja kemauan Chika.

    “Bless, bless.., bless..!” sedikit terdengar suara pen|s dan vag|na yang sedang berlomba, karena vag|
    na Chika sudah basah dan menurut Beni, Chika tidak lama lagi akan keluar.

    Dan benar saja dugaan Beni, tiba-tiba saja Chika teriak, “Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!”
    Kemudian Chika langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara pen|s Beni masih tertancap
    dalam vag|na Chika. Beni segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni
    terasa ingin keluar.

    “Keluarin di mana Chika..?” tanya Beni.

    “Di dalam …..!” jawab Chika dengan suara yang terbata-bata.

    Lalu, “Crott, crott..!” pen|s Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.

    “Ahh..!” Beni bersuara dengan keras, “Enak….!” lanjut Beni.

    Kemudian Beni langsung rebah di sebelah kanan Chika, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka
    berdua karena belum mencicipi Chika.

    “Wah capek kamu Chika..?” tanya Indra.

    Chika yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.

    Setelah istirahat beberapa menit, Chika melanjutkan meladeni permainan Indra.

    Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Chika. Setelah selesai kira-kira setengah jam sebelum
    jam 4 sore Anto datang.

    Kami hanya tersenyum melihat Anto mencium pipi Chika dengan sayang.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Video bokep Jade Nile memancing suaminya yang lagi stress

    Video bokep Jade Nile memancing suaminya yang lagi stress


    2235 views

  • Amateur Sakura Ooba Goes Nasty With A Tasty Cock

    Amateur Sakura Ooba Goes Nasty With A Tasty Cock


    1785 views

  • Kisah Memek Tubuhku Hancur Di Meja Judi

    Kisah Memek Tubuhku Hancur Di Meja Judi


    2312 views

    Duniabola99.com – Rita (34) nyaris putus asa dalam menjalani hidup ini. Suaminya, Yoyok, justru menjadikannya sebagai seorang pelacur. Aku tak pernah menyangka jika Mas Yoyok tega menjual tubuhku. Ketika pertama kali aku mengenalnya, dia adalah laki-laki yang baik dan selalu menjagaku dari berbagai godaan laki-laki lain.

    Kami menikah lima tahun yang lalu dan dikarunai seorang anak laki-laki berusia tiga tahun dan kami beri nama Rizal. Perkimpoian kami mulus-mulus saja sampai Rizal muncul diantara kami. Tentu saja waktuku banyak tersita untuk mendidik Rizal.


    Mas Yoyok berkerja di perusahaan swasta yang bergerak dibidang produksi kayu, sedangkan aku hanya tinggal di rumah. Tetapi aku tidak pernah mengeluh. Aku tetap sabar menjalankan tugasku sebagai ibu rumah tangga sebaik-baiknya. Sebenarnya setiap hari bisa saja Mas Yoyok pulang sore hari. Tetapi belakangan ini dia selalu pulang terlambat. Bahkan sampai larut malam.

    Pernah ketika kutanyakan, kemana saja kalau pulang terlambat. Dia hanya menjawab “Aku mencari penghasilan tambahan Rit”, jawabnya singkat.

    Mas Yoyok makin sering pulang larut malam, bahkan pernah satu kali dia pulang dengan mulut berbau alkohol, jalannya agak sempoyongan, rupanya dia mabuk. Aku mulai bertanya-tanya, sejak kapan suamiku mulai gemar minum-minum arak. Selama ini aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Kadang-kadang ia memberikan uang belanja lebih padaku. Atau pulang dengan membawa oleh-oleh untuk aku dan Rizal anak kami.

    Setiap kali aku menyinggung aktivitasnya, Mas Yoyok berusaha menghindari. “Kita jalankan saja peran masing-masing. Aku cari uang dan kamu yang mengurus rumah. Aku tidak pernah menanyakan pekerjaanmu, jadi lebih baik kamu juga begitu”, katanya.

    Aku baru bisa menerka-nerka apa aktivitasnya ketika suatu malam, dia memintaku untuk menjual gelang yang kupakai. Ia mengaku kalah bermain judi dengan seseorang dan perlu uang untuk menutupi utang atas kekalahannya, jadi itu yang dilakukannya selama ini. Sebagai seorang istri yang berusaha berbakti kepada suami, aku memberikan gelang itu. Toh dia juga yang membelikan gelang itu. Aku memang diajarkan untuk menemani suami dalam suka maupun duka. Fontana99

    Suatu sore saat Mas Yoyok belum pulang, seorang temannya yang mengaku bernama Bondan berkunjung ke rumah. Kedatangan Bondan inilah yang memicu perubahan dalam rumah tanggaku. Bondan datang untuk menagih utang-utang suamiku kepadanya. Jumlahnya sekitar sepuluh juta rupiah. Mas Yoyok berjanji untuk melunasi utangnya itu. Aku berkata terus-terang bahwa aku tidak tahu-menahu mengenai utang itu, kemudian aku menyuruhnya untuk kembali besok saja.


    Tetapi dengan pandangan nakal dia tersenyum, “Lebih baik saya menunggu saja Mbak, itung-itung menemani Mbak.”

    Aku agak risih mendengar ucapannya itu, lebih-lebih ketika melihat tatapan liar matanya yang seakan-akan ingin menelanjangi diriku.

    “Yoyok tidak pernah cerita kepada saya, kalau ia memiliki istri yang begitu cantiknya. Menurut saya, sayang sekali bunga yang indah hanya dipajang di rumah saja” ucap Bondan.

    Aku makin tidak enak hati mendengar ucapan rayuan-rayuan gombalnya itu, Tetapi aku mencoba menahan diri, karena Mas Yoyok berutang uang kepadanya. Dalam hati aku berdoa agar Mas Yoyok cepat pulang ke rumah, sehingga aku tidak perlu berlama-lama mengenalnya.

    Untung saja tak lama kemudian Mas Yoyok pulang. Kalau tidak pasti aku sudah muntah mendengar kata-katanya itu. Begitu melihat Bondan, Mas Yoyok tampak lemas. Dia tahu pasti Bondan akan menagih hutang-hutangnya itu. Aku meninggalkan mereka di ruang tamu, Mas Yoyok kulihat menyerahkan amplop coklat. Mungkin Mas Yoyok sudah bisa melunasi hutangnya. Aku tidak dapat mendengar pembicaraannya, namun kulihat Mas Yoyok menunduk dan sesekali terlihat berusaha menyabarkan temannya itu.

    Setelah Bondan pulang, Mas Yoyok memintaku menyiapkan makan malam. Dia menikmati sajian makan malam tanpa banyak bicara, Aku juga menanyakan apa saja yang dibicarakannya dengan Bondan. Aku menyadari Mas Yoyok sedang suntuk, jadi lebih baik aku menahan diri. Setelah selesai makan, Mas Yoyok langsung mandi dan masuk ke kamar tidur, aku menyusul masuk kamar satu jam kemudian setelah berhasil menidurkan Rizal di kamarnya.

    Ketika aku memasuki kamar tidur dan menemaninya di ranjang, Mas Yoyok kemudian memelukku dan menciumku. Aku tahu dia akan meminta ‘jatahnya’ malam ini. Malam ini dia lain sekali sentuhannya lembut. Pelan-pelan Mas Yoyok mulai melepaskan daster putih yang kukenakan, setelah mencumbuiku sebentar, Mas Yoyok mulai membuka bra tipis yang kukenakan dan melepaskan celana dalamku.


    Setelah itu Mas Yoyok sedikit demi sedikit mulai menikmati jengkal demi jengkal seluruh bagian tubuhku, tidak ada yang terlewati. Kemudian aku membantu Mas Yoyok untuk melapaskan seluruh pakaian yang dikenakannya, sampai akhirnya aku bisa melihat penis Mas Yoyok yang sudah mulai agak menegang, tetapi belum sempurna tegangnya.

    Dengan penuh kasih sayang kuraih batang kenikmatan Mas Yoyok, kumain-mainkan sebentar dengan kedua belah tanganku, kemudian aku mulai mengulum batang penis suamiku dengan lembutnya. Terasa di dalam mulutku, batang penis Mas Yoyok terutama kepala penisnya, mulai terasa hangat dan mengeras. Aku menyedot batang Mas Yoyok dengan semampuku, kulihat Mas Yoyok begitu bergairah, sesekali matanya terpejam menahan nikmat yang kuberikan kepadanya.

    Mas Yoyok kemudian membalas, dengan meremas-remas kedua payudaraku yang cukup menantang, 36B. Aku mulai merasakan denyut-denyut kenikmatan mulai bergerak dari puting payudaraku dan mulai menjalar keseluruh bagian tubuhku lainnya, terutama ke vaginaku. Aku merasakan liang vaginaku mulai terasa basah dan agak gatal, sehingga aku mulai merapatkan kedua belah pahaku dan menggesek-gesekan kedua belah pahaku dengan rapatnya, agar aku dapat mengurangi rasa gatal yang kurasakan di belahan liang vaginaku.

    Mas Yoyok rupanya tanggap melihat perubahanku, kemudian dengan lidahnya Mas Yoyok mulai turun dan mulai mengulum daging kecil clitorisku dengan nafsunya, Aku sangat kewalahan menerima serangannya ini, badanku terasa bergetar menahan nikmat, peluh ditubuhku mulai mengucur dengan deras diiringi erangan-erangan kecil dan napas tertahan ketika kurasakan aku hampir tak mampu menahan kenikmatan yang kurasakan.

    Akhirnya seluruh rasa nikmat semakin memuncak, saat penis Mas Yoyok, mulai terbenam sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku, rasa gatal yang kurasakan sejak tadi berubah menjadi nikmat saat penis Mas Yoyok yang telah ereksi sempurna mulai bergerak-gerak maju mundur, seakan-akan menggaruk-garuk gatal yang kurasakan.
    Suamiku memang jago dalam permainan ini. Tidak lebih dari lima belas menit aku berteriak kecil saat aku sudah tidak mampu lagi menahan kenikmatan yang kurasakan, tubuhku meregang sekian detik dan akhirnya rubuh di ranjang ketika puncak-puncak kenikamatan kuraih pada saat itu, mataku terpejam sambil menggigit kecil bibirku saat kurasakan vaginaku mengeluarkan denyut-denyut kenikmatannya.


    Dan tidak lama kemudian Mas Yoyok mencapai puncaknya juga, dia dengan cepatnya menarik penisnya dan beberapa detik kemudian, air maninya tersembur dengan derasnya ke arah tubuh dan wajahku, aku membantunya dengan mengocok penisnya sampai air maninya habis, dan kemudian aku mengulum kembali penisnya sekian lama, sampai akhirnya perlahan-lahan mulai mengurang tegangannya dan mulai lunglai.

    “Aku benar-benar puas Rit, kamu memang hebat”, pujinya. Aku masih bergelayut manja di dekapan tubuhnya.
    “Rit, kamu memang istriku yang baik, kamu harus bisa mengerti kesulitanku saat ini, dan aku mau kamu membantu aku untuk mengatasinya”, katanya.

    “Bukankah selama ini aku sudah begitu Mas”, sahutku. Mas Yoyok mengangguk-angguk mendengarkan ucapakanku.

    Kemudian ia melanjutkan, “Kamu tahu maksud kedatangan Bondan tadi sore. Dia menagih utang, dan aku hanya sanggup membayar setengah dari keseluruhan utangku. Kemudian setelah lama berbicang-bincang ia menawarkan sebuah jalan keluar kepadaku untuk melunasi hutang-hutangku dengan sebuah syarat”, ucap Mas Yoyok.

    “Apa syaratnya, Mas?” tanyaku penasaran.

    “Rupanya dia menyukaimu, dia minta izinku agar kamu bisa menemani dia semalam saja”, ucap Mas Yoyok dengan pelan dan tertahan.

    Aku bagai disambar petir saat itu, aku tahu arti ‘menemani’ selama semalam. Itu berarti aku harus melayaninya semalam di ranjang seperti yang kulakukan pada Mas Yoyok. Mas Yoyok mengerti keterkejutanku.
    “Aku sudah tidak tahu lagi dengan apalagi aku harus membayar hutang-hutangku, dia sudah mengancam akan menagih lewat tukang-tukang pukulnya jika aku tidak bisa membayarnya sampai akhir pekan ini”, katanya lirih.
    Aku hanya terdiam tak mampu mengomentari perkataannya itu. Aku masih shock memikirkan aku harus rela memberikan seluruh tubuhku kepada lelaki yang belum kukenal selama ini. Sikap diamku ini diartikan lain oleh Mas Yoyok.

    “Besok kamu ikut aku menemui Bondan”, ujarnya lagi, sambil mencium keningku lalu berangkat tidur. Seketika itu juga aku membenci suamiku. Aku enggan mengikuti keinginan suamiku ini, namun aku juga harus memikirkan keselatan keluarga, terutama keselamatan suamiku. Mungkin setelah ini ia akan kapok berjudi lagi pikirku.
    Sore hari setelah pulang kerja, Mas Yoyok menyuruhku berhias diri dan setelah itu kami berangkat menuju tempat yang dijanjikan sebelumnya, rupanya Mas Yoyok mengantarku ke sebuah hotel berbintang. Ketika itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 20.00 malam. Selama hidup baru pertama kali ini, aku pergi untuk menginap di hotel.

    Ketika pintu kamar di ketuk oleh Mas Yoyok, beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka, dan kulihat Bondan menyambut kami dengan hangatnya, Suamiku tidak berlama-lama, kemudian ia menyerahkan diriku kepada Bondan, dan kemudian berpamitan.

    Dengan lembut Bondan menarik tanganku memasuki ruangan kamarnya. Aku tertunduk malu dan wajahku terasa memerah saat aku merasakan tanganku dijamah oleh seseorang yang bukan suamiku. Ternyata Bondan tidak seburuk yang kubayangkan, memang matanya terkesan liar dan seakan mau melahap seluruh tubuhku, tetapi sikapnya dan perlakuannya kepadaku tetap tenang, sehingga dikit demi sedikit rasa grogi yang menyerangku mulai memudar.


    Bondan menanyakan dengan lembut, aku ingin minum apa. Kusahut aku ingin minum coca-cola, tetapi jawabnya minuman itu tidak ada sekarang ini di kamarnya, kemudian dia mengeluarkan sebotol sampagne dari kulkas dan menuangkannya sedikit sekitar setengah sloki, kemudian disuguhkannya kepadaku, “Ini bisa menghilangkan sedikit rasa gugup yang kamu rasakan sekarang ini, dan bisa juga membuat tubuhmu sedikit hangat. Kulihat dari tadi kelihatannya kamu agak kedinginan”, ucapnya lagi sambil menyodorkan minuman tersebut.

    Kuraih minuman tersebut, dan mulai kuminum secara dikit demi sedikit sampai habis, memang benar beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh dan pikiranku agak tenang, rasa gorgi sudah mulai menghilang, dan aku juga merasakan ada aliran hangat yang mengaliri seluruh syaraf-syaraf tubuhku.

    Bondan kemudian menyetel lagu-lagu lembut di kamarnya, dan mengajakku berbincang-bincang hal-hal yang ringan. Sekitar 10 menit kami berbicara, aku mulai merasakan agak pening di kepalaku, tubuhkupun limbung. Kemudian Bondan merebahkan tubuhku ke ranjang. Beberapa menit aku rebahan di atas ranjang membuatku mulai bisa menghilangkan rasa pening di kepalaku.

    Tetapi aku mulai merasakan ada perasaan lain yang mengalir pada diriku, ada perasaan denyut-denyut kecil di seluruh tubuhku, semakin lama denyut-denyut tersebut mulai terasa menguat, terutama di bagian-bagian sensitifku. Aku merasakan tubuhku mulai terangsang, meskipun Bondan belum menjamah tubuhku.
    Ketika aku mulai tak kuasa lagi menahan rangsangan di tubuhku, napasku mulai memburu terengah-engah, payudaraku seakan-akan mengeras dan benar-benar peka, vaginaku mulai terasa basah dan gatal yang menyengat, perlahan-lahan aku mulai menggesek-gesekkan kedua belah pahaku untuk mengurangi rasa gatal dan merangsang di dalam vaginaku. Tubuhku mulai menggeliat-geliat tak tahan merasakan rangsangan seluruh tubuhku.

    Bondan rupanya menikmati tontonan ini, dia memandangi kecantikan wajahku yang kini sedang terengah-engah bertarung melawan rangsangan, nafsunya mulai memanas, tangannya mulai meraba tubuhku tanpa bisa kuhalangi lagi. Remasan-remasan tangannya di payudaraku membuatku tidak tahan lagi, sampai tak sadar aku melorotkan sendiri pakaian yang kukenakan. Saat pakaian yang kukenakan lepas, Mata Bondan tak lepas memandangi belahan payudaraku yang putih montok dan yang menyembul dan seakan ingin loncat keluar dari bra yang kukenakan.


    Tak tahan melihat pemandangan indah ini, Bondan kemudian menggumuliku dengan panasnya sembari tangannya mengarah ke belakang punggungku, tidak lebih dari 3 detik, kancing bra-ku telah lepas, kini payudaraku yang kencang dan padat telah membentang dengan indahnya, Bondan tak mau berlama-lama memandangiku, dengan buasnya lagi ia mencumbuiku, menggumuliku, dan tangannya semakin cepat meremas-remas payudaraku, cairan vaginaku mulai membasahi celana putihku.

    Melihat ini, tangan bondan yang sebelahnya lagi mulai bermain-main di celanaku tepat di cairan yang membasahi celanaku, aku merasakan nikmat yang benar-benar luar biasa. Napasku benar-benar memburu, mataku terpejam nikmat saat tangan Bondan mulai memasuki celana dalamku dan memainkan daging kecil yang tersembunyi di kedua belahan rapatnya vaginaku.

    Bondan memainkan vaginaku dengan ahlinya, membuatku terpaksa merapatkan kedua belah pahaku untuk agak menetralisir serangan-serangannya, jari-jarinya yang nakal mulai menerobos masuk ke liang tubuhku dan mulai memutar-mutar jarinya di dalam vaginaku. Tak puas karena celana dalamku agak mengganggu, dengan cepatnya sekali gerakan dia melepaskan celana dalamku. Aku kini benar-benar bugil tanpa tersisa pakaian di tubuhku.
    Bondan tertegun sejenak memandangi pesona tubuhku, yang masih bergeliat-geliat melawan rangsangan yang mungkin diakibatkan obat perangsang yang disuguhkan di dalam minumanku. Dengan cepatnya selagi aku masih merangsang sendiri payudaraku, Bondan melepaskan dengan cepat seluruh pakaian yang dikenakan sampai akhirnya bugil pula. Aku semakin bernafsu melihat batang penis Bondan telah berdiri tegak dengan kerasnya, Besar dan panjang.

    Dengan cepat Bondan kembali menggumuliku dengan benar-benar sama-sama dalam puncak terangsang, aku merasakan payudaraku diserang dengan remasan-remasan panas, dan.., ahh.., akupun merasakan batang penis Bondan dengan cepatnya menyeruak menembus liang vaginaku dan menyentuh titik-titik kenikmatan yang ada di dalam liang vaginaku, aku menjerit-jerit tertahan dan membalas serangan penisnya dengan menjepitkan kedua belah kakiku ke arah punggungnya sehingga penisnya bisa menerobos secara maksimal ke dalam vaginaku.

    Kami bercumbu dengan panasnya, bergumul, setiap kali penis Bondan mulai bergerak masuk menerobos masuk ataupun saat menarik ke arah luar, aku menjepitkan otot-otot vaginaku seperti hendak menahan pipis, saat itu aku merasakan nikmat yang kurasakan berlipat-lipat kali nikmatnya, begitu juga dengan Bondan, dia mulai keteteran menahan kenikmatan tak bisa dihindarinya. Sampai pada satu titik saya sudah terlihat akan orgasme, Bondan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dengan hentakan2 penisnya yang dipercerpat.. akhirnya kekuatan pertahananku ambrol.. saya orgasme berulang-ulang dalam waktu 10 detik.. Bondan rupanya juga sudah tidak mampu menahan lagi serangannya dia hanya diam sejenak untuk merasakan kenikmatan dipuncak-puncak orgasmenya dan beberapa detik kemudian mencabut batang penisnya dan tersemburlan muncratan-muncratan spermanya dengan banyaknya membanjiri wajah dan sebagian berlelehan di belahan payudaraku. Kamipun akhirnya tidur kelelahan setelah bergumul dalam panasnya birahi.

    Keesokan paginya, Bondan mengantarku pulang ke rumah. Kulihat suamiku menerimaku dengan muka tertuduk dan berbicara sebentar sementara aku masuk ke kamar anakku untuk melihatnya setelah seharian tidak kuurus.
    Setelah kejadian itu, aku dan suamiku sempat tidak berbicara satu sama-lain, sampai akhirnya aku luluh juga saat suamiku minta maaf atas kelakuannya yang menyebabkan masalah ini sampai terjadi, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, suamiku kembali terjebak dalam permainan judi. Sehingga secara tidak langsung akulah yang menjadi taruhan di meja judi. Jika menang suamiku akan memberikan oleh-oleh yang banyak kepada kami. Tetapi jika kalah aku harus rela melayani teman-teman suamiku yang menang judi. Sampai saat ini kejadian ini tetap masih berulang. Oh sampai kapankah penderitaan ini akan berakhir.

  • Kisah Memek Ngentot dengan pembantu sexy

    Kisah Memek Ngentot dengan pembantu sexy


    2653 views

    Duniabola99.com – Hari ini seperti biasa aku perhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah. Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkLia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Autobet88


    Aku hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at all. Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi.

    Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya. Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’.

    Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia. Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya. Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik.


    Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan. Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.

    Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi. Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan.

    Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang. Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda. Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani.


    Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini. Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan. Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut.

    Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat. Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut.

    Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil. Lia ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang pernah tahu..in, sebelum mengerjakan yang lain.





  • Video bokep Carolina Abril ditangga

    Video bokep Carolina Abril ditangga


    2664 views

    Daftar Sbobet