Author: Kisah Memek

  • Kisah Memek Rasa memek gadis kecil seorang gelandangan

    Kisah Memek Rasa memek gadis kecil seorang gelandangan


    5326 views

    Duniabola99.com – Nama saya Tiyo, umur 34 tahun dan saya bertempat tinggal dekat kampus sebuah PTS di Jogja. Saya mengirim cerita ini untuk membagi pengalaman saya sehingga bisa menjadi referensi dalam mengarungi kehidupan para pembaca. Cerita ini sungguh nyata, akan tetapi nama-nama yang terlibat disini saya samarkan.


    *****

    Aku adalah seorang karyawan di sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang beverage. Posisiku sudah lumayan tinggi, yaitu sebagai General Manager sehingga aku mendapatkan fasilitas perumahan dan sebuah mobil sedan. Aku masih lajang sehingga sehabis pulang kerja hobiku jalan-jalan cari pengalaman dan refresing.

    Cerita ini berawal saat aku pulang kerja sekitar jam 11 malam, mobilku menabrak seorang anak yang digandeng ibunya sedang menyeberang jalan. Untung saja aku cepat menginjak rem sehingga anak itu lukanya tidak parah hanya sedikit saja dibagian pahanya. Ketika aku tawarkan untuk ke rumah sakit, Ibu itu menolak dan katanya lukanya tidak parah. Joker128

    “Ya udah bu, sekarang aku antar Ibu pulang, dimana rumah Ibu?”
    “Nggak usah den, si Mbok nggak usah diantar”.
    “Kenapa Mbok, inikan sudah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?”
    Si mbok ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan ketika dia mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot.
    “Ini Mbok bekicotnya, biar luka Mbak Tika cepat sembuh”.
    Ibu itu menerima bekicot dari gadis itu, memecahnya dibagian ujung dan mengoleskannya diluka gadis yang ternyata namanya Tika. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, simbok itu mengandeng Tika dan adiknya mau pergi. Sebelum melangkah jauh, aku hadang dan berusaha untuk mengantarnya pulang.

    “Simbok mau pulang.., aku antar ya Mbok, kasihan Tika jalannya pincang”.
    “Nggak usah den, simbok..”.
    “Kenapa Mbok, nggak usah sungkan-sungkan, ini kan sudah malam, kasihan Tika Mbok..”.
    “Simbok ini nggak punya rumah den, sombok cuma gelandangan”.
    Aku sempat benggong mendengar jawaban simbok ini, akhirnya aku putuskan untuk mengajaknya ke rumahku walaupun hanya untuk malam ini saja. Terus terang aku kasihan kepada mereka.
    “Ya sudah Mbok, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
    “Tapi ndoroo..”.
    “Sudahlah Mbok, ini juga kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Tika”.

    Dari informasi yang aku dapatkan didalam mobil selama perjalanan pulang, simbok ini ternyata ditinggal suaminya saat mengandung adiknya Tika, yang akhirnya aku ketahui namanya Intan. Simbok ini yang ternyata namanya Inem, usianya sekitar 42 tahun, dan anaknya si Tika umurnya 14 tahun sedangkan Intan baru 11 tahun. Tika sempat lulus SD, sedangkan Intan hanya sempat menikmati bangku SD kelas 4.


    Setelah sampai dirumah, Mbok Inem dan kedua anaknya langsung aku suruh mandi dan makan malam. Ternyata simbok, Tika dan Intan tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju yang dipakainya ya tetap yang tadi. Padahal baju yang dipakai ketigany sudah tidak layak untuk dipakai lagi. Simbok memakai daster yang lusuh dan sobek disana-sini sedangkan Tika dan Intan sama saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, aku memang mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga. Aku memang tipe orang yang nggak bisa melihat ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, aku termasuk orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.

    “Tika dan juga kamu Intan makan yang banyak ya.. biar cepet gede..”.
    “Inggih Ndoro.., boleh nggak kalau Intan habiskan semuanya, karena Intan sudah 2 hari nggak makan”.
    “Boleh nduuk.., Intan dan Tika boleh makan sepuasnya disini”.

    *****

    Mulai dari sinilah awal dari petualangan seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya aku suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 malam setelah aku selesai nonton acara TV yang membosankan, aku menuju kekamar belakang untuk menengok keadaan mereka. Ketika aku masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat dan keras saat aku melihat daster Mbok Inem yang tersingkap sampai ke pinggang. Ternyata dibalik daster itu, Mbok inemku ini memiliki paha yang betul-betul mulus dan dibalik CD nya yang lusuh dan sobek dibagian depannya terlihat dengan jelas jembutnya yang tebal dan hitam. Pikiranku langsung melayang dan kontolku yang masih perjaka ini langsung berontak.


    Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini. Setelah puas mengelus pahanya, aku mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Aku sempat mau muntah ketika mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan aku sudah bilang kalau CD Mbok ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitorisnya terlihat dengan jelas. Sedangkan yang bikin aku mau muntah adalah bau CDnya. Ya.. mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah sekitar 13 menit aku jilati clitnya dan ternyata Mbok inemku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, aku mulai keluarkan kontolku dan mulai aku gesek-gesekkan di clitnya. Aku tidak berani melapas CDnya takut dia bangun. Ya.. aku hanya berani mengocok kontolku sambil memandangi clit dan juga teteknya. Ternyata Mbok inemku ini tidak memakai BH sehingga puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya. Aku tidak berani untuk memeras teteknya karena takut Mbok Inem akan bangun.

    Sedang asyik-asyiknya aku mengocok kontolku, si Tika bangun dan melihat ke arahku. Tika sempat mau teriak dan untung saja aku cepat menutup mulutnya dan memimta Tika untuk diam. Setelah Tika diam, berhubung aku sudah tanggung, terus saja aku kocok kontolku. Tika yang masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang mengocok kontolku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya. Sambil melakukan aktivitasku, aku pandangi si Tika, gadis kecil yang benar-benar polos, dan aku lihat sesekali Tika melihat mataku terus berpindah ke paha ibunya yang sedang aku elus-elus berulangkali. Setelah sekitar 8 menit berlalu, aku tidak tahan lagi, dan akhirnya “.. croot.. crrott.. croot..” ada 6 kali aku menembakkan pejuhku ke arah clit Mbok inemku ini.

    Saat aku keluarkan pejuhku, si Tika menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat itulah aku tanpa sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata.., tikaku ini tidak memakai CD. Saat aku sedang melihat memeknya Tika, dia bilang..
    “Ndoro.. kenapa pipis di memeknya simbok”. aku sendiri sempat kaget mendengarnya.
    “Nduuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak..”.
    “Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika mau pipis.. tapi Tika takut ke kamar mandi..”.
    “Ya.. sudah Nduk.. ayo aku antar ke kamar mandi”.


    Tika kemudian aku ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Aku sendiri juga pengen pipis, terus Tika aku suruh jongkok didepanku. Tika kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali air seni yang keluar dari memeknya. Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Setelah acara pipisnya selesai, Tika aku gendong dan aku dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu aku peluk dan aku belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang.
    “Ndoro.. Tika belum cebok.. nanti memeknya Tika bau lho.. Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. biar nanti Ndoro yang bersihin memeknya Tika.. Tika bobok disini ya.. sama ndoromu ini..”.

    Kemudian Tika aku angkat dan mulai aku baringkan di ranjang empukku ini. Tanganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan juga payudaranya yang lumayan montok. Pada saat tanganku mengelus pahanya..
    “Ndoro.. kenapa mengusap-usap kaki Tika yang lecet..”.
    “Oh iya Nduk.. Ndoro lupa..”.
    Tahu sendirilah, aku memang benar-benar sudah horny untuk mencicipi Tika, gadis kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu polos, dan dia diam saja ketika tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya.

    Pembaca.. gimana udah belum ngebayanginya.. udah belum..! udah yaa.. aku terusin ceritanya.

    Kemudian aku jongkok diantara kakinya dan mulailah aku singkap rok yang dipakai Tika sampai ke pinggang. Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun denga bibir kemaluan yang masih belum ditumbuhi bulu. Setelah pahanya aku kangkangkan, terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari aku berusaha untuk menguak isi didalamnya. Dan ternyata.. isinya merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yang tadi itu lho dan juga agak mengkilap.

    Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali aku pijit, pelintir dan aku tarik-tarik clitorisnya. Ake sendiri heran clitnya tikaku ini ukurannya nggak kalah sama ibunya.
    “Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika diapain.. Ndoro..”.
    “Tenang Nduk.. nggak apa-apa.. Ndoro mau nyembuhin luka kamu kok.. Tika diam saja yaa..”.
    “Inggiih.. Ndoro..”.
    Setelah Tika tenang, akupun mulai menjilati memeknya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Tika.
    “Ndoro.. jangaan.. Tika malu ndoroo.. memek Tika kan bau..”.
    Aku bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai aku kocok-kocok dengan pelan. Tikapun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat pantatnya.


    Aku pun mulai menyedot memeknya Tika dengan kuat dan aku lihat Tika menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.
    “Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya Tika diapain sih ndoroo..”.
    Akupun tidak peduli dengan keadaan Tika yang kakinya menendang-nendang dan tangannya mencengkeram seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya..
    “Ndoroo.. sudah Ndoro.. Tika mau pii.. piis dulu Ndoro..”.
    Dan tidak lama kemudian “Ssuur.. suur.. suur..”
    Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya.

    Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul tikaku ini.
    “Ndoro.. maafin Tika ya.. Tika tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Tika bau ya Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. tapi Tika harus dihukum.. karena udah pipis dimulut Ndoro..”
    “Tika mau dihukum apa saja Ndoro.. asalkan Ndoro nggak marahin Tika..”.
    “Hukumannya, Tika gantian minum pipisnya Ndoro.. mau nggak..”.
    “Iya Ndoro..”.

    Akhirnya aku keluarkan kontolku yang sudah tegang. Begitu kontolku sudah aku keluarkan dari CDku, Tika yang masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku lihat wajah Tika agak memerah. Setelah aku lepaskan kedua tangannya, aku sodorkan kontolku kedepan wajahnya dan aku suruh Tika untuk memegangnya.
    “Nduk.. ayo dipegang dan dielus-elus..!
    “Inggih Ndoro.. tapi Tika malu Ndoro.. Tika takut Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduk..”.
    Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut.
    “Nduk.. kontolnya ndoromu ini diemut ya..”.
    “Tapi Ndoro.. Tika takut Ndoro.. Tika jijik Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja seperti saat Tika ngemut es krim.. ayo nanti Tika Ndoro kasih es krim.. mau ya..”.
    “Benar Ndoro.. nanti Tika dikasih es krim..”.”Iya Nduk..”.

    Tika pun jongkok diantara pahaku dan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak susah sih, bahkan kadang-kadang kontolku mengenai giginya.
    “Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk..”.
    Sambil Tika mengoral kontolku, kaos lusuhnya Tika pun aku angkat dan aku lepaskan dari tubuh mungilnya. Aku elus-elus teteknya dan kadang aku remas dengan keras.
    “Aku gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”.
    Sekitar 12 menit kemudian, aku rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Aku tarik kepala Tika dan aku kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. aku tekan sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya “.. croot.. croot.. croot.. cruut..!”
    Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Tika dan hanya sedikit yang menetes keluar dari mulutnya.

    “Ndoroo.. pipisnya banyak banget.. Tika sampai mau muntah..”.
    “He.. eh.. nduuk.. tapi enak kan.. pipisnya Ndoro..”.
    “Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental banget.. Tika sampai nggak bisa telan.. agak amis Ndoro..”.
    Aku memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari aku fitnes. Menuku setiap hari: susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein produk Amerika. Jadi ya wajar kalau spermaku kental dan agak amis. Agen Joker128


    Kemudian aku peluk bidadariku kecilku ini dan sesuai janjiku dia aku kasih es krim rasa vanilla. Setelah habis Tika memakan es krimnya, dia aku telentangkan lagi diranjangku. Terus aku kangkangkan lagi pahanya dan aku mulai lagi menjilati memek tembemnya. terus terang saja aku penasaran sebelum membobol selaput daranya.
    “Ndoro.. mau ngapain lagi.. nanti Tika pipis lagi lho Ndoro..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. pipis lagi aja Nduk.. Tika mau lagi khan es krim..”
    “Mau Ndoro..”.

    Setelah aku siap, pahanya aku kangkangkan lagi lebih lebar, dan aku mulai memasukkan kepala kontolku ke lubang surgawinya. Baru masuk sedikit, tikaku meringgis.
    “Ndoro.. memek Tika diapain.. kok sakit..”
    Aku sempat tarik ulur kontolku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap, aku tekan dengan keras. Aku rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang aku yakin itu adalah selaput daranya.
    “Ndoorroo.. sakiit..” Langsung aku peluk Tika, kuciumi wajah dan bibir mungilnya.
    “Nggak apa-apa Nduk.. nanti enak kok.. Tika tenang saja ya..”.
    Setelah kudiamkan beberapa saat, aku mulai lagi memompa memeknya dan aku lihat masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.

    “Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro.. ahh..” itulah yang keluar dari mulutnya Tika.
    “Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih.., aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”.
    SAmbil aku terus meusuk-nusuk memeknya, aku selalu perhatikan wajah imutnya Tika. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau aku lihatnya matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Tika pun sudah tidak beraturan menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.
    “Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo..”.

    Aku mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, pertanda tikaku sebentar lagi orgasme. Kepala Tika pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis. Aku yakin para pembaca setuju dengan pendapatku, tapi tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo udah terangsang ya. Aku tahu kok, nggak usah malu-malu, terusin aja sambil membaca ceritaku ini.

    “Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo.. ahh..”
    “Ndoroo.. Tika mau pipiiss.. ndoroo..”
    “Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku seperti disiram air hangat..”.
    Aku peluk sebentar tikaku untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan orgasme. Setelah agak reda, aku lumat-lumat bibir mungilnya.
    “Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis dikasurnya Ndoro..”.
    “Tika malu Ndoro.. udah gede masih ngompol di kasur..”.
    “Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Ndoro juga mau pipis di kasur kok..”.


    Aku sendiri sudah nggak tahan. Kakinya aku angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan aku mulai mempercepat sodokan kontolku.
    “Ndooro.. Tika capek.. Tika mau bobok.. ndooroo..”.
    “Iya nduuk.. Tika bobok saja yaa..”.
    “Memeek Tika periih.. ndooroo..”.
    Kutekan keras-keras kontolku ke liang kenikmatannya dan kutarik pantatnya dan “croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”. Aku muntahkan pejuhku kedalam rahimnya.

    Aku cabut kontolku dari memek tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya.
    “Ndoro.., kenapa Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut Tika jadi hangat Ndoro..”.
    “Iya nduuk.., biar kamu nggak kedinginan.., ayo sekarang Tika bobok ya.., sini Ndoro kelonin..”.
    “Inggih Ndoro.., sekarang Tika capek.., Tika pengen bobok..”.
    Aku perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum aku perawanin. Aku peluk dia dan aku cium dengan mesra Tika, si gadis kecilku. Aku dan tikapun akhirnya tertidur dengan pulas. Nikmaat.

  • Hentai028

    Hentai028


    2216 views

  • Cerita Sex Melihat Istriku Selingkuh

    Cerita Sex Melihat Istriku Selingkuh


    53356 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Melihat Istriku Selingkuh ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexKarena aku suami yang setia saat istriku sedang ada tugas seminar diluar kota aku temani dia selama 3 hari di hotel berbintang kami mendapat kamar yang double beds , istriku yang ditunjuk sebagai wakil dosen di universitasnya harus siap jadi selama 2 hari itu istriku bangun pagi jam 7 untuk siap siap memberikan informasi pada khayak yang datang.
    Istriku memang cantik dan mempunyai body yang bahenol saat itu dia mengenakan blazer yang ketat sehingga payudaranya menjulang keluar agak terlihat putting yang mengecap di blazernya istriku yang sudah berumur 36 tahun masih bahenol apalagi ditambah memakai hak tinggi saat dia berjalan uhh sungguh seksi sekali.

    Sering aku berpikiran buruk agar istriku menyeleweng dan aku dapat menemuinya dengan mengintip bagaimana saat istriku “digarap” lelaki tua. Istriku memang pernah cerita kalau salah satu mahasiswanya di kelas yang berada di luar kota pernah “mempermainkan” daerah sensitifnya di selangkangannya, sehingga istriku tak berani berdiri lama-lama di kelas dan duduk di meja pengajar yang ditutup oleh taplak meja saja.

    “Mas nanti nggak usah dijemput karena sudah disediakan angkutan oleh panitia. Mas, capai tidur saja, kalau mau pijit saja, biar nanti malam tambah ‘greng’,tapi jangan dipijit cewek lho” kata istriku .
    “Yah, cari tukang pijit kakek kakek, sekalian mijit mijit anumu ?.” kataku berseloroh

    “Biar, selain memijit juga menyuntik iniku,” kata istriku tertawa sambil menunjuk selangkangannya

    “Bener ?”kataku

    “Boleh kan, mas? tanya istriku

    “Kau memang pingin to, dik?” tanyaku

    “Ya, aku pingin mas,” kata istriku vulgar menatapku dengan tajam

    “Boleh, kan?” kata istriku merayu

    “Kalau kau suka dan senang ?” jawabku

    Sesampai di penginapan, aku minta resepsionis untuk mencarikan tukang pijit. Sampai aku makan siang, barulah muncul tukang pijit itu, orangnya tua memakai ikat kepala dan membawa tas kulit kumal, berbaju hitam, dan celana komprang selutut, dia menyuruhku memakai sarung.

    “Siapa namanya, pak,” aku bertanya saat tukang pijit mulai memijitku.

    “Orang memanggil saya, Mbah Himan, mas,” katanya Menurut ceritanya, dia ahli pijit urat dan bisa membuat lelaki tambah greng dan dia mampu memperbesar kemaluan laki laki dan segudang cerita lainnya, bahkan ada cerita Mbah Himan yang membuatku bergidik, yaitu kalau dia bisa membangkitkan gairah seorang wanita tanpa menyentuh.

    Dia bahkan pernah membuat salah satu istri pejabat jauh- jauh datang dan menginap di rumahnya di desa untuk minta dipuaskan.
    Mbah Himan terus memijit dan akhirnya aku disuruh bersandar di tempat tidur dan menyuruh menyingkapkan sarungku dan kurasakan kesakitan pada saat aku dipijit batang kemaluanku dan beberapa saat kemudian kulihat batang kemaluanku membesar dan kudengar pintu dibuka, Mbah Himan cepat-cepat menutup sarungku, kulihat istriku masuk. Agen Judi Sbobet

    “Simpananmu, mas?”tanyanya berbisik saat melihat istriku.

    “Istri saya, mbah,”kataku

    “Ah, jangan bohong, perempuan ini bisa “dipakai”,”katanya.

    Belum sempat aku menjawab.

    “Aku juga bisa membuat mas tak berkutik,”katanya dan aku meringis kesakitan saat kurasakan perut kebawah seperti mengejang dan aku tak dapat bergerak.

    “Sudah pijatnya, mas,”kata istriku

    “Belum, jeng,” Mbah Himan yang menjawab.

    “Kenalkan ini istri saya, Mbah Himan,”kataku.

    “Bener to, jeng?katanya.

    Cerita Sex Melihat Istriku Selingkuh “Lho, iya mbah kan hotel ini nggak boleh bawa-bawa, memang apa mbah melihat saya oang yang nggak bener” kata istriku sambil menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman dengan Mbah Himan

    “Saya istrinya,” istriku memperkenalkan diri mendekati Mbah Himan yang duduk di pinggir ranjangku.

    “Saya, Mbah Himan,”katanya dan tangannya bersalaman dengan tangan istriku.

    “Heeh ?”kudengar istriku mendesis lirih.

    “Saya kira jeng wanita simpanan kang mas ini,”kata Mbah Himan.

    “Wah, kebetulan saya bawa surat nikah, mbah,”kata istriku mengambil surat nikah dari tasnya dan menyodorkan setengah membungkuk dan kulihat mata Mbah Himan langsung tertuju di blaser kuning istriku yang berleher rendah dan Mbah Himan menatap tajam gundukan daging payudara istriku bagian atas.

    “Jeng, pijet ya,” kata Mbah Himan

    “Saya, nggak biasa dipijat ?.”kata istriku terputus

    “Nggak Mbah Himan nggak perlu megang?.”katanya sambil berdiri dan menuju ranjang satunya, aku tak dapat berbuat apa apa saat istriku merebahkan dirinya di kasur empuk itu tanpa melepas sepatu tumit tingginya.

    Cerita Dewasa -Mbah Himan duduk dipinggir ranjang pantatnya bersebelahan dengan pantat bahenol istriku yang rebahan. Kulihat Mbah Himan membuka telapak tangannya dan hanya segenggam jaraknya dari tubuh istriku bergerak diatas tangan kanan istriku, tangan kirinya dan kedua betis istriku.

    “Gimana jeng, enak”tanya Mbah Himan

    “Waah, kok bisa ya nggak nyentuh rasanya seperti dipijit “kata istriku

    “Enak kan jeng,” Mbah Himan bertanya lagi

    “Ya ?”kata istriku

    “Ya apanya?”tanya Mbah Himan

    “Enak rasanya..”kata istriku “Jeng,

    Siapa namanya?”tanya Mbah Himan

    “Yati, mbah?”jawab istriku

    “Jeng Yati, tadi enak, kan?tanya Mbah Himan lagi

    “Iya, mbah enak,” kata istriku

    “Kalau ini nggak enak Jeng Yati, tapi nikmat..”kata Mbah Himan

    Kulihat Mbah Himan mengembangkan telapak tangannya diatas kedua payudara istriku dan “Mbaaaah ?”istriku mendesah saat Mbah Himan menutup telapak tangannya dan membuka lagi seolah Mbah Himan tengah meremas remas payudara montok istriku.

    “Mbaaah jangaaan, mbaaah,” istriku mendesis dan kedua tangan istriku menekan dibawah ketiaknya sehingga kedua payudara montoknya semakin menggelembung dari balik blaser nya.

    “ooh mbbaaaaah ?

    Cerita Sex Melihat Istriku Selingkuh ”istriku merintih ketika tangan Mbah Himan semakin cepat membuka menutup meremas dari jauh kedua payudara montok istriku yang masih terbalut blaser kuningnya. “Hhhheeeggghhhhhh ??”istriku mendesah saat salah satu tangan Mbah Himan seolah memelintir puting susu istriku dan tampak jelas kedua puting susu istriku tersembul dari balik blaser nya.

    “maaas mbaaaah Demooooo tolooong maaass heeqqhhhh ?..”rintih istriku dan tersentak saat tangan Mbah Himan sepertinya memelintir sambil menarik kedua puting susu istriku. Mbah Himan semakin lama semakin menguasai istriku dan rupanya istriku hanya bisa mendesis dan mendesah oleh perlakuan Mbah Himan.

    “Ayo buka kancingnya,”perintah Mbah Himan Istriku yang mengerang “Ngaaaaak mauuuu mbaaaah ?.engaaaaak ??.” istriku seperti ada yang menarik tubuhnya dan terduduk di ranjang walaupun mulutnya menolak tapi kedua tangannya membuka satu kancing blaser kuningnya dan aku tertegun saat istriku melepas kaitan BHnya di belakang dan menarik BHnya sendiri hingga tali talinya terputus.
    “Ayo mbah haus,” kata Mbah Himan. istriku membuka tiga kancing blaser nya dan dengan sendirinya kedua payudara montok istriku dimana kedua puting susunya yang menegang tersembul keluar dari blaser kuningnya.

    “Aku haus Jeng Yati, aku dari tadi capek mijit kangmasmu, tapi gak dikasih minum, aku pingin minum,”kata Mbah Himan sambil seolah mengusap kedua payudara istriku yang langsung mengerang “mbaaah ??.. ngaaaaak mauuuuuuu ?.”

    Tapi istriku memegang paayudara kanannya bagian bawah dan menyodorkan ke mulut Mbah Himan dan Mbah Himan langsung mencaplok payudara kanan istriku yang disodorkan ke mulutnya. “Mbaaaaaah akuuuuu kooook oooohhhh rasanyaaaa air susukuuuu mau keluaaaar ?.mbaaaaah ??.”dan bunyi “srep srep” kudengar mulut Mbah Himan menyedot nyedot payudara kanan istriku yang mengeluarkan air susu.

    Mbah Himan menarik tubuh istriku hingga turun dari ranjang dan istriku kini berdiri menyorongkan badannya di depan Mbah Himan yang duduk di ranjang karena tangan kiri Mbah Himan memeluk punggung istriku sedangkan tangan kanan Mbah Himan meremas remas payudara kiri istriku

    “Maaaas akuuu koook jadiiii beginiiiii??..”desis istriku “oooooh enaaak mbaaaaaah??.”rintih istriku dan kedua tangan istriku memeluk kepala Mbah Himan yang mengenakan ikat kepala.
    Rupanya sedotan Mbah Himan pada payudara kanan istriku begitu kuat dan cepat hingga beberapa menit saja air susu payudara kanan istriku pun habis dan Mbah Himan langsung melahap payudara kiri istriku dan kembali suara “srep srep” terdengar lagi saat Mbah Himan dengan ganasnya menyedot air susu payudara kiri istriku yang terus mengerang tak karuan.

    Begitu ganasnya Mbah Himan menyedot air susu payudara kiri istriku, istriku pun menekan kepala Mbah Himan ke dadanya hingga ikat kepala Mbah Himan terlepas dan kulihat kepala botak berambut jarang itupun tampak, gilanya istriku memeluk kepala Mbah Himan. Agen Judi Sbobet

    Tampak kedua mata istriku terpejam mendapat perlakuan ganas Mbah Himan pada payudara kiri istriku dan Mbah Himan menghentikan sedotannya saat air susu istriku habis.

    Cerita Sex Melihat Istriku Selingkuh

    Cerita Sex Melihat Istriku Selingkuh

    “Nikmat kan Jeng Yati,”tanya Mbah Himan Istriku hanya diam dan menoleh padaku kemudian mendesis kembali saat telapak tangan kanan Mbah Himan di depan selangkangan istriku.

    Tangan kanan Mbah Himan seolah menggosok selangkangan istriku sehingga istriku berjinjit karenanya. Rupanya Mbah Himan mempermainkan istriku dan Mbah Himan membiarkan istriku terus berjinjit jinjit sementara selangkangan istriku terangkat angkat ke atas sementara tangan kirinya meraih tas kulit kumalnya dan kudengar dari selangkangan istriku berbunyi

    “cek cek cek” menandakan lendir vagina istriku sudah keluar. “Mbaaaah sudaaaaah mbaaaaah ampuuuun jangaaan teruuuskannn hghghgh ?.”desis istriku dan tubuh istriku limbung dan Mbah Himan memeluk istriku dan mendudukan istriku di samping kiri Mbah Himan.

    Kini istriku yang sudah lunglai tengah duduk dipeluk tangan kiri Mbah Himan, ceritasexdewasa.org kepala istriku bersandar dibahu kiri Mbah Himan, kedua payudara montoknya keluar dari blaser kuningnya, sementara kedua kakinya yang bersepatu hak tinggi terkangkang lebar, sehingga celana dalam sutera putihnya tampak.
    Tangan kanan Mbah Himan meraih bungkusan putih itu dan aku begitu ngeri dan jijik melihat sesuatu entah apa namanya, sesuatu sebesar batang kemaluan orang dewasa seperti ulat hijau mempunyai gurat gurat melingkar seperti sekrup dan mempunyai seperti duri duri di sana sini.

    Bungkusan di tangan kanan Mbah Himan didekatkan pada selangkangan istriku dan pluk benda itu melompat di paha kiri istriku yang langsung menjerit tertahan.
    “Apa mbaaah ?..”erang istriku dan Mbah Himan menyingkap rok span hitam elastis istriku dan begitu melihat sesuatu yang merambat dipaha kirinya, istriku langsung lunglai dipelukkan Mbah Himan.

    “Lihat Jeng Yati,”katanya sambil memaksa istriku melihat benda yang merayap ke selangkangan nya. “Glek” kudengar istriku menelan ludah

    “Apaa ini yang merayaap mbaaaah jangaaan ?.mbaaaah ? ampuuun ? ” rintih istriku menghiba.

    Mbah Himan bukannya mengambil benda itu, tapi malah menundukkan kepala istriku agar bisa melihat sedang apa benda yang semakin mendekati selangkangan istriku dan Mbah Himan meyingkap celana dalam sutera istriku ke kanan sehingga bulu bulu kemaluan istriku yang lebat terlihat.

    Cerita Sex Melihat Istriku Selingkuh Benda itu mendengus dan tampak olehku asap seluar dari liang berbibirnya menyembur bulu bulu kemaluan istriku yang langsung memejamkan kedua matanya dan mendesis

    “Mmmmpppppfffzzzzzz ??.” Tiba ?tiba benda itu mematuk ke bagian atas kemaluan istriku dan “Itiiiilkuuuuuu mbaaaaaah ?..”meluncur kata kata istriku seperti seorang pelacur saat lubang berbibir benda itu melahap kelentit istriku.

    “Mbaaah ? ooohh ?.. hgggghhhh ?. mmmmmppppffzzzz?,”istriku merintih rintih dan pantat bahenolnya berguncang tangan kirinya meremas sprei dan tangan kanan istriku memeluk pinggang Mbah Himan kencang.

    Keringat istriku mengucur deras nafasnya menderu deru menahan nafsu birahinya Rupanya benda itu semakin ganas mengulum dan menyedot nyedot kelentit istriku sehingga tubuh istriku benar benar bergetar hebat, tangan kiri istriku meremas sprei ranjangnya hingga

    “mmmmppppffzzzz akuuuuuuu ngaaaaaak tahaaaaaan mbaaaaaah ?. akuuuuuu keluaaaaaar ??..”erang istriku dan pantat bahenol istriku tersentak sentak dan kedua kakinya mengejang lurus terkangkang mencapai orgasme di sore hari itu.
    Mbah Himan membiarkan istriku sampai nafasnya tenang dan kemudian menegakkan tubuh istriku yang lunglai berdiri dan memeluk istriku dari belakang dimana kedua payudara istriku keluar dari blaser kuningnya dan rok spannya tersingkap sampai diperutnya.

    Mbah Himan menuntun istriku ke ranjangku. Kulihat benda itu membujur sepanjang bibir vagina istriku dan Mbah Himan memelorotkan celana dalam sutera istriku sampai di lututnya. Aku hanya dapat menelan ludah saat benda itu mulai bergerak seperti gerakan mengempot bibir vagina istriku yang langsung mendesis desis

    “hhhheggggghhhhh enaaaaak enaaaaak maaaas akuuu dikempoooot ?.ennnaaaaak hhhhhghghghghg ?.”Pantat bahenol istriku bergoyang ke kiri kenan dan ke atas merasakan kenikmatan empotan benda itu pada bibir vaginanya.

    Tak lama kemudian desis istriku semakin keras dan “itiiiilkuuuuuuu ?.eehehghghghgghhh eeeempiiiiikuuuu ?. maaaas akuuuu keluaaaar ??”kembali untuk kedua kalinya pantat bahenol istriku tersentak sentak begitu kerasnya saat orgasme keduanya berlangsung.

    Mbah Himan tetap memegang tubuh istriku yang lemas dengan tangan kirinya di perut istriku, sementara tangan kanannya menarik paha kanan istriku hingga berdiri terkangkang.

    Kulihat benda ulat itu tetap mengulum kelentit istriku dan tiba tiba ekor ulat itu mengacung ke atas dan tangan kanan Mbah Himan langsung membuka lebar bibir vagina istriku yang basah dan ulat itupun melingkarkan bagian ekornya saat Mbah Himan membuka lebar-lebar Akupun merinding aaat ekar ulat itu menempel di bibir vagina istriku yang terbuka itu dan “Eeeeegggghhhhhh ?. `istriku mendesah saat ujung ekor ulat itu merambat menembus liang vagina istriku.

    “Mbaaaaah jangaaaaaan eeehhhgggggghhhhh ?..”istriku mendesah keras saat ekor ulat itu semakin dalam menusuk liang vagina istriku.

    Secara refleks istriku membuka kedua kakinya dan tubuhya menyorongkan tubuhnya ke depan sehingga kedua payudara montok istriku yang menggantung segera ditangkap oleh tangan kanan Mbah Himan dan meremas remas payudara istriku, sedangkan tangan kirinya yang menopang tubuh istriku ikut ikutan meremas remas payudara istriku.

    Cerita Sex Melihat Istriku Selingkuh Tubuh istriku mengelinjang tak karuan menerima tiga sengatan birahi sekaligus, dimana kedua payudaranya secara bergantian di remas remas tangan mbah Himan, sedangkan kelentitnya dikulum dan disedot sedot mulut ulat itu dan liang vagina istriku dijejali tubuh ulat yang berbulu seperti duri dan bergurat di tubuh ulat itu.

    Pantat istriku menungging nungging dan kedua tangan istriku ke belakang memegang kencang pinggul Mbah Himan yang menggesek gesekkan selangkangannya ke pantat istriku.

    “Ngngnghhhhhh ?.. mbaaaaahhh ?..zzzzzzzz eeeeeccchhhhhhh ? enaaaaaaaak ?.. xxzzzz ? heeeh ? mmmmmpppffzzzzz ?..” istriku mendesis desis tak karuan, sekali kali gerakan pinggulnya maju mundur dengan cepatnya. Agen Judi Sbobet

    “Akuuuuuuu nggaaaak heh heh keluuuaaaaaaaaaaaaar ?? ngngngngngng ?..”istriku mengerang saat orgasme ketiganya dan tubuh istriku terhuyung ke depan dan tersungkur di lantai, sedangkan kedua kakinya menekuk kedua lututnya menopang tubuhnya yang bersimba peluh di lantai, sehingga posisi istriku menungging.
    Istriku benar-benar tak kuasa karena baru kali ini istriku orgasme lebih dari dua kali dan kulihat Mbah Himan yang menopang tubuh istriku mengikuti arah tubuh istriku tersungkur di belakang tubuh istriku dan melihat istriku menungging,

    Mbah Himan langsung membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga anus istriku terlihat. Mbah Himan semakin membuka pantat istriku dan anus istriku pun terbuka dan tanpa jijik Mbah Himan menjilati anus istriku yang membuat tubuh istriku berkelejot dan tersentak,

    “Mbaaaah jangaaaaaan anuuuusskuuuuu ?..heeeeghghgh ?..oooh .. oooh ? enaaaaak ?..zzzzzzccccchh ??.” istriku mengerang erang tak karuan tubuhnya seolah menggigil dan pantat istriku seolah disengat oleh listrik ribuan volt goyangannya menggetarkan pantat bahenolnya.

    “Uuuuuummmpppppffffzzzz ??”istriku melenguh saat Mbah Himan menjulurkan lidahnya menembus masuk lubang anus istriku dan kepala Mbah Himan maju mundur mengeluar masukkan lidahnya yang panjang ke dalam anus istriku.

    Erangan istriku semakin kencang dan tubuh nya bergetar hebat menerima rangsangan di lubang anusnya, kelentit dan liang vaginanya bersamaan, sehingga desisan istriku seolah seperti orang yang menangis tersedu sedu merasakan nikmatnya rangsangan Mbah Himan dan ulat yang menyumpal liang vaginanya.

    “Ngngngngccchhhhhhhheeehhhhhhhhh ???”istriku mengigit bibirnya matanya terpejam dan kedua tangannya tergenggam erat dan “Wwwwwuuuuooooooooogggghhhhhh ??..’istriku mengerang dan pantat bahenolnya tersentak sentak saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku tengkurap dan tersungkur di lantai.

    Hanya pantat bahenol istriku yang sekali kali bergetar hebat dan tubunya tak kuasa bergerak dan nafas istriku masih memburu, kedua matanya tertutup, mulutnya masih mendesis desis lemah menikmati kenikmatan baru dimana ketiga serangan birahi di daerah paling sensitif istriku di serang dengan gencarnya.

    Tiba tiba Mbah Himan memelorotkan celana pendek komprang hitamnya dan tersembullah batang kemaluannya yang sudah menegang kaku sebesar lampu TL 40 watt dan mempunyai ujung seperti jamur besar itupun di pegang oleh tangan kanannya dan menarik kedua pangkal paha depan istriku.

    Sehingga istriku menungging kembali dan kedua tangannya kembali membuka kedua bulatan pantat bahenol istriku sehingga lubang anus istriku menganga kembali dan Mbah Himan meludahi lubang anus istriku dan lidahnya menjulur lagi menerobos masuk ke lubang anus istriku.

    Mbah Himan terus meludahi dan mengeluar masukkan lidahnya hingga benar-benar penuh ludah Mbah Himan. Mbah Himan memegang batang kemaluannya kembali dan “Zzzzzzaaaaangaaaaaaan mbbbaaaaahhh aaammmpppfffuuunn heeeeegghhhhhh ?”desis istriku lemah saat Mbah Himan dengan tenaganya yang masih greng itu menekan kepala jamur penisnya ke lubang anus istriku.

    Cerita Sex Melihat Istriku Selingkuh Istriku mengerang dan mengernyitkan dahinya dan “Mmmmmpppfpff ??.” pantat istriku bergetar lagi saat ulat itu mulai merangsang kelentit dan liang vagina istriku dan “Heeeeeeccccccgggghhhh ??”istriku melenguh saat kepala jamur batang kemaluan Mbah Himan perlahan tapi pasti melesak ke lubang anus istriku.

    “Amppuuuuuucccccchhhhhh ?.ampuuuuuun mbaaaaaah saaaakkkiiiii eeeeeeeh ?.. “pantat istriku bergetar lagi, rupanya setiap Mbah Himan menekan penisnya ke lubang anus istriku, ulat yang menyumpal di liang vagina istriku bergetar dan mulut ulat itu menyedot kelentit istriku bersaamaan sehingga batang kemaluan Mbah Himan semakin lama semakin dalam di lubang anus istriku.

    Begitu batang kemaluan Mbah Himan masuk seluruhnya di lubang anus istriku, Mbah Himan pun mulai menarik kembali dan memasukkan kembali batang kemaluannya di dalam lubang anus istriku dan suara “slep slep slep” semakin lama semakin cepat terdengar dan tubuh istriku kedepan ke belakang mengikuti genjotan pantat Mbah Himan mengeluar masukkan batang kemaluannya di lubang dubur istriku.
    “Mbbbbbaaaaah akuuuuuu ??.” rintih istriku

    “Akuuuu jugaaaa jeng Yatiiiiii ??.” erang Mbah Himan semakin cepat menggenjot batang kemaluannya di lubang vagina istriku

    ”istriku mengerang lirih dan Mbah Himan menghujam batang kemaluannya dalam dalam ke lubang anus istriku yang mengalami orgasme ke lima dan tangan Mbah Himan menarik pangkal paha istriku hingga pantat Mbah Himan menyodok nyodok pantat bahenol istriku karena air manimya muncrat di dalam anus istriku dan bunyi “preeeet preeeet” seperti orang buang angin terdengar dari lubang anus istriku dan rupanya air mani Mbah Himan keluar dari tekanan lubang anus istriku yang tersumpal oleh batang kemaluan Mbah Himan yang cukup besar itu.

    Mereka kemudian menggelepar dan tersungkur bersamaan tubuh tua renta itu menindih tubuh sintal istriku yang benar benar lunglai melayani lelaki tua itu. Keduanya pun tertidur karena kelelahan.

    Sekitar pukul tujuh malam, istriku terbangun dan langsung mandi keramas. Istriku mengenakan stelan blaser dan rok span coklat muda malam itu dan kulihat istriku tanpa mengenakan BH dan celana dalamnya berhias diantara dua ranjang berdiri di depan cermin.

    Mbah Himan tak lama kemudian bangun dan mandi. Begitu istriku selesai berhias, Mbah Himan pun selesai mandinya tanpa menggunakan apapun sehingga batang kemaluannya yang sebesar lampu TL 40 watt dan ujungnya yang seperti jamur besar itu sudah menegang kaku.

    Mbah Himan mendekati istriku dari belakang dan memeluk tubuh istriku, tangan kirinya langsung meremas payudara kiri istriku, sedang tangan kanan Mbah Himan langsung menelusuri perut istriku dan kemudian menyingkap rok span istriku bagian depan dan menyusupkan tangan kanannya menggerayangi selangkangan istriku.

    Tak lama kemudian bunyi kecepak “cek cek cek” di selangkangan istriku pun terdengar dan istriku mulai mendesis desis

    “Heeeeh heeeh heeeeh mbaaaaah ???” Pantat bahenol istriku pun mulai menungging nungging dan tangan kiri Mbah Himan membuka resleting rok span istriku dan menariknya ke atas, kedua kaki istriku semakin terkangkang karena tangan kanan Mbah Himan semakin gencar mengocok dan mengelus bibir vagina istriku yang semakin basah yang menimbulkan suara kecepak yang semakin keras di selangkangan nya.
    Tangan kiri Mbah Himan mendorong tubuh istriku ke depan sehingga tubuhnya bertumpu di meja rias dan punggung istriku sejajar dengan kepalanya yang mendekati cermin meja rias.

    Cerita Sex Melihat Istriku Selingkuh Mbah Himan kemudian memegang pangkal batang kemaluannya yang menegang kaku dan dari belakang mengarahkan ujung batang kemaluannya yang seperti jamur ke liang vagina istriku dan rintihan istriku pun terdengar
    “Mbaaaaah jaaaanggggggg ?. uuuppppppffff besaaaar mbaaaaah oooooh maaas ?. akuuu disetubuhi mbaaah ?.ooooh maaass mekaaaar membesaaaaar hheghghghgh sesaaak liang kuuuu maaaaas ??.ooooh menjuluuuuur ke dalam liaaangkuuu eeeeh eh eh eh akuuu ngaaaak kuaaaat maaaas akuuu keluaaaaaarrr ??..ngngngngngngngng ?..”istriku mengerang dengan hebatnya,pantat bahenolnya tersentak sentak sehingga batang kemaluan Mbah Himan secara otomatis amblas seluruhnya ke dalam liang vagina istriku.

    “Mmmmmppppfffffff kok membesssaaaaar ?.. oooooh ?.. semakiiin dalaaaaam maaaas ?..maaaas hheeeeghhh ?. mekaaaaaar ?.. ffffff ?. akuuuu mmmmmmngngngngngngngng ??.”istriku kembali mencapai orgasmenya ke dua malam itu atau ke tujuh sejak siang tadi disetubuhi Mbah Himan.

    Tubuh istriku limbung dan Mbah Himan memeluk istriku yang sempoyongan karena lutut istriku tak kuat menahan berat tubuhnya sendiri karena tenaga istriku terkuras melayani nafsu syahwat lelaki tua itu yang terus mengenjot menyetubuhi istriku tanpa ampun. Agen Judi Sbobet

    Tubuh istriku pun terjatuh di ranjangku dan posisi kakinya di kepalaku sehingga terlihat jelas batang kemaluan Mbah Himan tengah menyumpal liang vagina istriku yang tertelungkup.

    “Mbaaaaah aku diboooooooor ???” rintih istriku dan kulihat Mbah Himan tanpa mengenjot pantatnya, batang kemaluannya terlihat dengan jelas membesar mengecil dan rupanya memanjang memendek seperti mata bor melubangi kayu.

    “Mbaaaaaah akuuuuu keluaaaaar lagiiiiiiii ??”rintih istriku mencapai orgasme yang ketiga malam itu dan batang kemaluan Mbah Himan terus mengebor liang vagina istriku, dan istriku merintih berkali kali.

    Selanjutnya istriku terus menerus mengerang dan orgasme ke 4 kalinya, Mbah Himan menyetubuhi istriku sampai pagi dan entah berapa kali istriku mengalami orgasme, sehingga keesokkan paginya istriku sulit berjalan, kata istriku bibir vaginanya membengkak, hingga dengan terpaksa istriku tak memakai celana dalamnya pada hari ke dua seminar itu.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Video bokep Joleyn Burst bermain poker

    Video bokep Joleyn Burst bermain poker


    2651 views

    Agen Sbobet Terpercaya

  • Video bokep asia Yui Misaki Akari Kato lesbian dengan penis palsu

    Video bokep asia Yui Misaki Akari Kato lesbian dengan penis palsu


    1819 views

  • Kisah Memek Perubahan pacarku yang ku sayang

    Kisah Memek Perubahan pacarku yang ku sayang


    2750 views

    Duniabola99.com – “Sayang, nanti malem aku mau nginep di kos rani ya” kata riska pacarku, sambil memelukku dari belakang.
    “oh iya gapapa, kan besok kamu libur kan, aku juga mau ke lokasi KKN aku kok” jawabku singkat,,

    Hari itu dia setelah pulang dari kampusnya mampir ke kosku karna kos dia memang masih sepi karna masih bangunan kos baru yang letaknya di dekat kampusnya yang memang tergolong bangunan baru, jadi masih sepi di situ karna mahasiswa kampusnya dari jurusan lain kebanyakan masih menempati gedung lamanya.


    Seharian itu kami lalui berdua dengan menonton film, dengar musik dan bercerita tentang aktivitas kami masing-masing hari itu dikampus, Rani itu salah satu temen dia satu kampus tapi rani itu masih berkuliah di gedung lama, rani ini orangnya enerjik dan cerewet, bahkan tingkah lakunya juga mendekati cewe nakal dan penggoda, awalnya aku agak keberatan riska bertemen dengan rani karna aku khawatir dia bakal ikut-ikutan pergaulannya si rani ini.

    Perubahan PacarkuRiska pacarku walaupun sudah tidak perawan tapi dia tetap menjaga tingkah lakunya yang sopan, riska ini orangnya cantik, kulit putih mulus karena memang dia ada keturunan chinesse dari neneknya dulu, drngan body dia yang tidak terlalu tinggi sekitar 165 cm (karna aku gak pernah ngukur tinggi dia) dan payudara yang menurut pengakuannya sih ukuran 36B, tapi aku juga gak pernah ngukur, pernah suatu kali aku coba liat BH dia tapi di BH dia gak tertera ukurannya.

    Singkat cerita malemnya sekitar jam 7 dia pamit mau pulang ke kosnya dan dia juga pamit mau ketempat rani jam8. Aku juga Cuma mengiyakan aja sambil lalu, dia pulang dengan baju yang dipakai tadi saat datang kekampus, akupun melanjutkan tugas kampus yang masih belum dikerjakan dan juga mengechek bahan-bahan buat program KKN besok paginya.

    Karna bosan aku pun ber BBM ria dengan pacarku, sampai sekitar jam10 dia gak lagi balas BBMku dengan alasan ngantuk dan mau tidur, akupun maklum dan melanjutkan tugasku.

    Sekitar jam11aku liat ada BBM masuk, dari temenku Dani, dia bilang dia lihat pacarku masuk ke club malam bersama sekitar 4 orang lainnya, dia kebetulan lihat saat dia lagi nongkrong di indoma**t deket kosnya, dan kos dia memang dibelakang club malam itu, dia bersumpah gak mungkin salah lihat karena dia lihat responku agak gak percaya sama omongan dia, dia nyuruh aku cek sendiri kalo gak percaya.

    Karna penasaran akupun langsung ganti baju dan pakai sepatu, kemudian ku kemudikan mobilku ke club malam itu, aku sempat melirik ke indoma**t tempat nongkrong temenku tadi, dia sudah gak ada disitu, sempat terpikir juga buat pulang lerumah, tapi aku urungkan karna aku pikir kalaupun dia bohong ya paling gak aku bisa refreshing dan siapa tau didalam ada temenku,,


    Akupun membayar di loket, kemudian secara hati-hati aku masuk ke dalam sambil mengawasi dan mencari-cari keberadaan pacarku, suasana club malam saat itu cukup ramai karena malam itu adalah malam rabu gaul, jadi memang agak sulit buat cari pacarku apalagi kalau dia lagi melantai, aku lihat beberapa temenku memang ada disitu tapi aku Cuma sekedar say hai aja karena mereka juga membawa ladies masing-masing.

    Setelah beberapa saat mencari akupun akhirnya menemukan pacarku di sebuah meja bersama 4 orang, yaitu rani dan 3 temannya, aku lihat pacarku duduk disamping kiri rani, kemudian disebelah kiri pacarku aku lihat temen rani yang memang aku agak kenal karna beberapa kali rani ke kosku bareng cowo tersebut, kalo gak salah namanya andi, sementara disebelah kanan rani duduk pacar rani, aku tau itu karna dari bbm pacarku aku lihat rani sering pasang DP berdua dengan cowo tersebut disertai kata-kata romantis, sementara disamping kiri andi aku liat ada seorang cowo dengan badan lumayan kurus yang Cuma duduk sambil memainkan gadgetnya.

    Aku sebenarnya marah karna aku merasa ditipu sama pacarku, ingin sekali aku datangi dan aku seret pulang, tapi aku tau walaupun aku sayang sama dia tapi statusku sama dia masih sebatas pacar walaupun kedua orangtua kami sudah sama-sama saling kenal.

    Akupun akhirnya mencari tempat yang strategis buat mengawasinya, pacarku saat itu sungguh terlihat sangat cantik karena memang dia pandai sekali berhias, apalagi dia malam ini menggunakan gaun kuning yang belahan dadanya agak rendah, walaupun masih tidak mengekspos payudaranya, tapi yang membuatku agak risih adalah bagian bawah gaun itu memang pendek sekitar satu jengkal diatas lutut, pacarku pernah memakai itu saat pergi ke acara ulang tahun temennya, itu pun dia masing menggunakan celana tipis yang mungkin namanya legging, karna aku memang gak tau yang begituan.
    Anakku, Pendamping Hidupku

    Sejauh ini dalam pengawasanku memang tidak ada hal-hal aneh yang mereka lakuin, hanya sebatas ngobrol walau aku lihat rani beberapa kali berciuman dengan pacarnya.


    Tapi detelah sekitar 40 menit pengawasan, aku lihat hal yang mengagetkan, yaitu si andi memberi dan setengah memaksa pacarku buat merokok, tapi pacarku dengan tegas menolak karna dia tidak suka rokok bahkan beberapa kali ngambek gara-gara asap rokokku, tapi setelah beberapa lama dipaksa akhirnya pacarku menyerah dan mencoba sebatang rokok, walaupun awalnya dia canggung dan batuk-batuk, tapi sepertinya si andi itu sangat perhatian dan telaten mengajari dia cara merokok, akhirnya malah terlihat pacarku menyalakan batang kedua rokoknya sambil juga membantu andi menyalakan rokoknya, mereka terlihat mengobrol berdua dengan wajah yang berdekatan sehingga beberapa centi lagi saja bibir mereka pasti saling bertemu.

    Tapi kulihat si andi tidak berusaha untuk menciumnya, mereka tetap mengobrol sambil tangan andi mengelus elus rambutnya, kulihat rani dan pacarnya mulai berdiri menuju lantai dansa kemudian cowo yang disamping kiri andi juga berdiri kemudian berlalu, cowo itu sempat lewat di depanku dan kemudian terlihat seperti menuju pintu keluar, dia terlihat sangat mabuk.

    Aku melihat mereka berdua tetap mengobrol, tapi kemudian andi menawarkan segelas minuman kepacarku, tapi pacarku dengan tegas menolak sambil bersikap seperti mau berdiri, tapi dengan cepat ditarik andi sehingga dia kembali duduk, aku lihat andi memasang mimik serius, sepertinya dia sedang meminta maaf kepacarku, beberapa saat kemudian aku lihat suasana mulai mencair kembali dan pacarku kembali menyalakan rokoknya, tapi kemudian aku lihat ekspresi wajah pacarku agak kaget, sedetik kemudian kulihat dia bisa menguasai perasaannya kemudian dia mulai mengangguk.

    Ternyata merekan melakukan suit, kulihat andi dengan wajah kecewa mengeluarkan dompet kemudian menyerahkan uang 20ribu kepacarku, kemudian mereka terlihat bersuit kembali, aku lihat sekarang malah pacarku menutup wajahnya, sesaat kemudian andi menuangkan minuman ke gelas dan diberikan ke pacarku, kulihat dia dengan wajah kesal tetap meminumnya.

    Permainan itu berlangsung beberapa saat dan kulihat andi menghabiskan beberapa uangnya untuk taruhan dengan pacarku dan pacarku juga mengabiskan beberapa gelas minuman, terlihat dia mulai sedikit mabuk, kemudian pacarku kembali terlonjak kaget saat dibisikan sesuatu, tapi kemudian dia mengangguk.


    Mereka terlihat kembali melakukan suit, kali ini kulihat pacarku kembali malu dengan ekspresi menutup mukanya, tapi kemudian kedua tanganya disingkiran oleh si andi, tapi sejurus kemudian dia mendekati wajah andi, dan bagai tersengat listrik, aku sangat kaget, walaupun gak terlihat dari posisiku mengawasi mereka, tapi aku yakin mereka sedang berciuman dilihat dari gerakan kepalanya, dalam keadaan normal pasti pacarku tidak akan mau, karna ditempat itu banyak orang dan disamping mereka ada rani dan pacarnya yang memperhatikan mereka sambil tertawa.

    Setelah mereka melepas ciumannya, kulihat mereka kembali bersuit, dan aku liat sepertinya pacarku kalah lagi, tapi tanpa membuang waktu andi langsung menyerang pacarku dengan ciuman ciiumannya, kulihat pacarku bersandar di sofa sambil mengimbangi ciuman si andi, tanpa ku duga ternyata andi mulai menurunkan kepalanya dan dia menciumi leher pacarku sambil tangannya mengelus elus pundak pacarku, dia terlihat sangat buas menciumi leher pacarku, aku lihat tangan pacarku menggenggam tangan rani, rani juga terlihat mengelus rambut pacarku sambil membisikan sesuatu, kulihat tangan andi yang tadi mengelus pundak pacarku dia turunkan dan tenggelam dibalik badannya, aku yakin tangan dia berada di payudara pacarku, karna kulihat pacarku menggigit bibir bawahnya, kulihat badan dia juga naik turun seperti orang sesak nafas.

    Aku yang melihatnya pun merasakan perasaan yang campur aduk, antara horni, marah, kecewa, cemburu, karna gak tahan akupun akhirnya pergi ke toilet, kemudian aku beronani sampai ejakulasi di dalam toilet.

    Setelah puas berejakulasi, akupun duduk di kloset sambil merenungi nasibku, ingin sekali aku hajar si andi itu, tapi gimanapun aku masih punya sedikit kewarasan dalam otaku, karna akan fatal kalau sampai aku hajar dia. Beberapa saat kemudian aku dengar seseorang berbicara dengan penjaga kebersihan toilet, seperti orang sedang melakukan transaksi sesuatu, kemudian aku dengar pintu toilet disamping dibuka, aku dengar dari suara sepatunya seperti suara high heels, akupun kembali tenggelam dalam pikiranku sampai aku dengar suara “mmphhh, mmmph” seperti orang berciuman, akupun penasaran.
    Berawal dari Tempat Fitness

    Kemudian terdengar ucapan

    “Tapi janji ya, Cuma lihat tetekku aja, gak lebih” suara cewek yang sangat aku kenal, yang gak lain pacarku, Aku sempat tertegun beberapa saat, sangat kaget.

    Sampai kemudian terdengar suara seperti orang berciuman kembali

    “mmphh ah, mmmphhh”

    “Janji dulu dong ndi, kalo gak yaudah taruhan kita batal” ancam pacarku, yang kemudian dijawab andi

    “Yaah, aku udah abis duit banyak ni masa Cuma dikasih lihat, kasih bonus dong elus atau jilat gitu tetekmu” Keluh andi.


    “yaudah mau elus atau jilat?” tanya pacarku,

    “kalau bisa dua-duanya dong, aku udah abis banyak duit ni, mana kiriman ortu masih lama, ayolah tolongin aku, penasaran banget ni sama rasanya” dari nada bicaranya terdengar dia seperti orang yang memelas.

    “udah dong jangan diremes terus teteku, gimana bisa dibuka kalo diremes terus” protes pacarku.

    Aku yang penasaran kemudian mencari cara untuk mengintipnya, dan entah anugerah atau musibah aku akhirnya menemukan sebuah ventilasi yang sepertinya sedang rusak dan hanya ditutup lakban, dengan menggunakan kunci mobil kemudian dengan hati-hati aku lubangi lakban itu, dan akhirnya berhasil, dan ternyata view disini sangat sempurna karna aku bisa lihat wajah dan body pacarku secara sempurna.

    Kulihat dia sedang duduk di kloset dengan paha mulusnya, paha itu tertutup rapat karna saling dikatupkan, tapi kulihat roknya terlipat lumayan tinggi jadi kalau dia membuka pahanya sedikit sepertinya celana dalamnya akan terlihat. Dia gak lihat saat lakban itu aku lubangi karena kulihat dia sedang melihat kebawah, melihat tangan kekar sedang meremasi payudaranya dari luar gaunnya.

    “Yaudah buka dong bajunya” kata andi,

    “bukain dong” balas cewekku manja sambil menggoyangkan dadanya dan tersenyum.

    “yaudah sini aku bukain, hehe”. Kulihat andi kembali mencium pacarku dengan ganas, kemudian dia menciumi leher pacarku dan kulihat tanganya berada dipunggung pacarku, terlihat dia sedang mencoba menurunkan resleting gaun cewekku, kemudian terbukalah gaunnya.

    Pacarku gak pake BH karna bagian dada gaun dia memang dibuat tebal, kulihat cewekku menunduk karena malu. Kemudian aku lihat tangan andi menyentuh ujung putinngnya yang sebelah kanan, hal itu membuat pacarku mendongak sambil menggigit bibirnya, kulihat jari-jari andi mulai memelintir puting pacarku yang membuat dia semakin menggelinjang.

    Kemudian kulihat kepala andi mendekati payudara kiri pacarku, itu membuat pacarku mendesah panjamg “uhhhhmmmmm” desahnya yang ditutupi dengan tangannya, andi kemudian mendongak kemudian tersenyum kearah pacarku yang kemudian kulihat dia membalas senyumnya. Sambil jarinya memainkan puting pacarku, andi bertanya

    “enak gak ris?”,

    ”enggak enak ah, Cuma geli aja kok, udah puas kan?” jawab pacarku sambil menggigit bibirnya.


    “enak aja udah puas, belum lah orang tetekmu montok gini kok, jujur dong enak gak?” kata andi sambil mengintensivkan serangan ke payudara pacarku,

    “ahhh, iya enak ndi enak banget, belum pernah aku ngrasain gini” kulihat tangan andi satunya mengelus paha pacarku, dan pacarku malah membuka pahanya dan memperlihatkan celana dalam kuningnya, melihat itu si andi gak menyianyiakan kesempatan, sambil kembali memainkan payudara pacarku dengan mulutnya, tangannya mulai mengelus vagina pacarku dari luar, kulihat pacarku memejamkan matanya dan mendesah.

    “memek kamu basah ris, horni ya? Hehe” kekeh andi,

    “enggak, biasa aja Cuma lagi keputihan mungkin” jawab riska,

    “ emang kalo keputihan tu gimana sih?” tanya andi,
    Rekor Berhubungan Seks Dengan 919 Pria Dalam Satu Hari

    “yee kepo, cek aja sendiri” jawab riska sambil terlihat malu,

    “yaudah sini aku lihat” kata rudi sambil menarik turun celana dalam riska, dan riska sedikit mengangkat pinggulnya, sehingga sekarang celana dalamnya terlepas tapi masih tersangkut di betis kirinya,

    “yaah pahanya kok malah ditutup sih, buka dong kan aku penasaran” protes andi melihat riska malah merapatkan pahanya,
    Seks Dengan Teman Kerja

    “yaudah, tpi Cuma lihat ya jangan yang lain” kata riska sambil menggigit jarinya untuk menahan malu, pelan pelan dia membuka kedua pahanya, kemudian posisi duduknya agak diturunkan, lalu kedua kakinya dinaikan ke masing-masing sisi kloset.

    Dengan begitu maka dapat terlihat secara utuh vaginanya, kulihat andi menjururkan kedua tangannya ke vagina riska, kemudian merekahkanya,

    “ ahhhh ndi, kan katanya Cuma liat, kok disentuh gitu ahhh” protes pacarku,

    “gimana bisa tau kalo gak dibuka, masih sempit banget memekmu, jarang dipake atau punya cowokmu yang kekecilan?”, kulihat pacarku tersentak mendengar kata andi yang menyebut kata ‘cowokmu’, tapi kemudian dia tersenyum dan menjawab

    “enak aja, punya dia gede tau”,

    Andi langsung menjilati vagina pacarku, yang membuatnya mendesah desah tidak terkontrol

    “hmmmm, paling juga gedean punyaku kok” jawab andi sambil memainkan vagina riska dengan mulutnya,

    “hhhh, ssssstt, enggak, punya dia besar kok”. Andi langsung menghentikan aktivitasnya, kemudian dia berdiri


    “ayo taruhan lagi, gede mana punyaku atau punya cowokmu? Ini didompetku tinggal 100ribu, kalo punya cowokmu lebih besar, aku kasihin sekalian hapeku, tapi kalo punyaku lebih besar, kamu harus ikut aku pulangnya” tantang andi,

    “emang gimana cara ngukurnya? Masa pake penggaris?” tanya pacarku,

    “ya kamu yang ngukur lah, tinggal bandingin aja kok” jawab andi enteng,

    “yaudah siapa takut, hehe”.

    Andi langsung menurunkan celananya, kemudian terlihat penis dia yang berdiri sempurna,

    Kulihat riska kaget sambil menutup mulutnya, tapi kulihat matanya seolah takjub, kulihat riska menjulurkan tangannya kemudian memegang penis andi, kulihat dia mengelus-elus penis andi,

    “kalo Cuma dipegang gitu gimana bisa teliti ngukurnya?” sergah andi,

    “emang gimana ngukurnya?” tanya riska tapi matanya tidak teralihkan dari penis andi,

    “di emut dong kontolku, rasain seberapa besar”.

    Tanpa berkata kulihat riska menurunkan kakinya dari kloset, kemudian memajukan kepalanya, dia cium ujung penis andi, kulihat dia mulai menjilati penis itu dan kemudian memasukkan kemulutnhya, kulihat riska memejamkan matanya dan terlihat sangat menikmatinya, andi sendiri kulihat dengan brutal meremas payudara riska.

    Mereka terlihat sama-sama saling menikmati,beberapa saat kemudian aku lihat andi mengerang tanda dia akan klimaks, tahu akan andi akan segera klimaks, riska mengeluarkan penis dari mulutmya kemudian mengocoknya sambil di arahkan ke dadanya, muncratlah sperma itu membasahi payudara riska.

    Setelah ejakulasinya mereda, andi mengecup bibir riska kemudian bertanya

    “gedean mana? Jujur ya”,

    “gedean ini ndi, duuh gemes banget deh” jawab riska

    “yaudah, berarti kamu ikut aku malam ini ya” tagih andi,

    “iya deh, tapi janji ya gak ada acara masukin itu ke sini” kata riska sambil memandang penis andi, kemudian riska hendak membetulkan celana dalamnya tapi keburu di cegah andi

    “ehh tunggu, tadi aku janji sama yang jaga toilet mau ngasihin CD kamu ke dia, kalo enggak tar kita bakal di grebek katanya”,

    “loh kok gitu? Duh yaudah deh nih” kata riska sambil memberikan celana dalamnya ke andi, saat andi membentangkan celana dalam itu terlihat ada noda disitu, menandakan tadi riska memang sangat basah.


    “eh ndi, kamu liat itu gak? Perasaan tadi rapet kok jadi bolong gitu ya?” kata riska,

    “ah dari kemarin kok udah berlubang, emang kenapa takut diintip? Kalo ada yang ngintip nih sekalian aku kasih liat memek yang nanti mau aku kontolin hahahahaha” kata andi sambil mendorong bahu riska sehingga dia membungkuk kemudian menarik rok riska keatas sehingga tepampanglah vagina riska dan anusnya.

    “ihh apaan sih, gak ah pokoknya gak mau ml ya, cukup mainin tetek aja loh” protes riska, kemudian mereka berdua keluar toilet tersebut.

    10 menit kemudian aku juga keluar ruangan itu, penjaga toilet cukup kaget begitu melihatku

    “loh mas, daritadi didalem ya?” tanyanya,

    “iya mas aku agak mabok jadi tadi tepar deh didalem, eh itu kok dipalang gitu mas lorongnya? Kalo ada yang mau ke toilet gimana?”tanyaku penasaran,

    ”oh ini abis di pel mas, jadi takut licin terus tar ada yang jatuh mending aku palang dulu mas” jawabnya,

    aku Cuma tersenyum, batinku mengatakan gimana mungkin abis dipel kalo masih agak kotor gini lantainya, dasar mata duitan!

  • Cerita Sex Main Dengan Cewek Idolaku Waktu SMA

    Cerita Sex Main Dengan Cewek Idolaku Waktu SMA


    6387 views

    Cerita Sex – Sekarang saya kuliah di perguruan tinggi swasta di Bandung. Pengalaman ini saya alami 1 tahun yang lalu tepatnya Oktober 2019.
    Saya termasuk anak yang pandai bergaul. Tapi sayang kebanyakan teman saya di kuliahan rata-rata pria. Hal ini dikarenakan pacar saya 1 kelas dengan aku. Jadi sulit untuk melihat kesana dan kesini. Saya pacaran pacar saya (sebut saja namanya Ina) saat itu hampir 5 tahun, tapi sekarang kita udah putus.

    Kami pacaran dari SMU, dan hubungan suami-istri sudah sering kami lakukan.

    Hingga suatu saat pada bulan september saya bertemu dengan teman lama di sma dan satu kuliahan dengan saya. Sebut saja namanya Novi. Saat smu novi termasuk anak yang paling cantik di sekolah. Suatu kebanggaan bagi kaum pria jika berhasil berteman apalagi menjadi pacarnya. Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang bisa menjadi temannya. Dalam berteman ia selalu memilih-milih, apalagi dalam menjadi pacar. Saat itu pun aku tidak berhasil menjadi temannya.

    Wajar jika dia tidak mau berteman dengan ku karena aku hanya cowok biasa yang mempunyai tampang biasa juga.

    Novi adalah cewek idola disekolah kami. Hampir semua anak dari kelas 1-3 mengenal dia. Dia termasuk anak orang kaya dan pintar. Kalau dibilang ukuran tubuhnya hampir mendekati sempurna ditambah dengan adanya tahi lalat di bawah bibir. Bibirnya tipis dan ukuran dadanya pun ditaksir kira-kira 34B. ditambah dengan badannya yang ideal dan kulitnya yang kuning bersih.

    Cerita Sex Main Dengan Idolaku SMA Kejadian ini terjadi pada awal september, saat saya bersama dengan Ina hendak makan siang di belakang kampus. Tidak sengaja kami berdua berpapasan dengan Novi. Kami pun senyum duluan dan sesudah itu dibalas dengan senyuman dan ucapan oleh Novi. “Masih awet yah dari sma”? katanya. Kami hanya membalas ucapan dia dengan senyuman saja. Melihat body nya yang aduhai membuat saya ingin memiliki dia, tapi mana mungkin pikir ku.

    Keesokan harinya saya terlambat kuliah dan tidak diijinkan masuk oleh dosen, karena saya terlambar lebih dari 15 menit. Dengan kesal saya memaki-maki dosen dalam hati, karena jarak dari rumah ke kuliahan cukup jauh. Tidak sengaja ketika turun dari tangga saya melihat Novi sedang duduk di teras sendirian. Saat itu saya memberanikan diri untuk menyapa dia, mumpung gak ada Ina. Saya langsung duduk disebelah Novi dan berkata, “ga ada kuliah vi”? tanyaku. Novi langsung menjawab “ga ada dosen tuh”? “kamu sendirian, mana Ina”? tanya dia. “ga ada, aku sendirian”. Saat itu ga sengaja aku ngelihat ke bagian dadanya sebentar. Ya ampun, antara kancing atas dan bawahnya sedikit kebuka dan kelihatan bentuk dadanya yang kuning bersih. Saat itu aku langsung melihat mukanya lagi sambil jantung ini berdetak lebih keras, dan kamipun melanjutkan pembicaraan kira-kira 1/2 jam lamanya.

    Setelah itu saya masuk kuliah jam 09.30. Di dalam kelas saya tidak bisa kosentrasi belajar, pikiran selalu tertuju pada muka dan dada Novi yang kenyal. Dalam hati ku berfikir, gimana caranya tuk dapatin Novi dan bodinya. Selama 1 jam aku berfikir terus, dan aku mulai dapat ide tuk deketin dia. Setelah itu kususun rencana serapi mungkin agar gak kelihatan kalo semua itu sudah aku atur.

    Pulang kuliah gak sengaja aku ketemu dengan Novi. Dia sedang melihat papan pengumuman. Aku diam sebentar karena ku akui aku juga grogi setengah mati. Setelah agak tenang sedikit aku mulai mendekati dia. “Hei, lagi ngapain?” tanyaku. “hei, ketemu lagi, lagi liat pengumuman nih.” Jawab dia. “eh vi, tau gak jalan pasir pogor dimana?” tanyaku. Sebenarnya aku sudah tahu dimana jalan pogor itu. Sengaja aku pilih jalan itu karena jalan pasir pogor melewati rumahnya dulu.

    Cerita Sex Main Dengan Idolaku SMA “Kalo ga salah di deket Ciwastra deh? Emang mo ngapain kesana?” jawab dia. Wah kena juga nih, pikir ku. “mo ketemu temen aku di sana, Cuma ga tau jalannya kemana. Kalo ga salah rumah kamu di daerah Ciwastra kan?” pancing aku. “iya, emang kenapa?” “Anterin donk kesana, ntar aku anter balik dech ke rumah kamu”. “gimana yah, soalnya temenku ada yang mo nganterin balik, tapi ya udah dech aku ngomong bentar ama temen aku, kamu tunggu aja di kopma yah?” jawab dia. Wuihh, rencana ku berhasil nih.

    Tidak sampai 10 menit Novi menghampiri ku yang sedang duduk bersama temenku. “ayo, mau balik sekarang?” dengan gesit aku berdiri dan pergi bersamanya. Temanku hanya bengong, karena tidak menyangka aku akan jalan bareng ama Novi. Kami pergi menuju tempat parkir mobil, karena aku saat itu memakai mobil Feroza.

    Di tengah perjalanan kami hanya berbicara mengenai masa sma dan mengenai ina. Tapi setiap pembicaraan mengarah pada Ina, aku selalu bilang kalo aku sudah putus dari Ina. Dan aku bilang ama Novi supaya jangan ungkit-ungkit masalah Ina lagi. Mobil sengaja kuperlambat supaya aku dapat bicara lebih lama dengan dia. Dan saat itu, kancing baju atasnya terbuka dan dia duduk sambil miring ke pintu mobil. Sehingga kelihatanlah BH nya yang berwarna hitam. Aduh ma, ucapku. Ngga terasa kontolku sudah mengeras. Ku coba diam sejenak, karena kalau salah sedikit sikapku maka gagal juga tuk dapetin bodinya.

    Setelah ditunjukin jalan pasir pogor, aku pun mengantarnya balik. Sesampai nya didepan pintu rumah yang lumayan mewah, ia berkata sambil tersenyum. “makasih yah, dah mo nganterin. Mo masuk dulu ga ke rumah?” wah kesempatan nih pikirku. Tapi rencana sih harus tetap kujalanin. “ga deh vi, makasih. Lain kali aja yah, aku mesti ke pasir pogor lagi nih. Oh ya, besok balik jam berapa? Bareng yuk?” pancing aku. “Besok aku balik jam 9.30, ya udah kalo mau nganterin tungguin di papan pengumuman besok yah?” wah, rencana pertama aku sukses nih. Tinggal jalanin rencana ke 2.

    Besoknya aku sudah stand by di papan pengumuman. Dan tak lama kemudian novi datang menghampiriku. “mo nganterin lagi nih, kalo mau sekarang aja”, tanyanya. “ayo dech sekarang aja”. Jawabku. Dalam hati ini juga deg-degan banget. Bukan karena mau jalan ama Novi, tapi takut ketahuan ama Ina. Wah bisa berabe nih urusan kalo ketahuan. Akhirnya kamipun pulang samaan. Di tengah perjalanan pulang kami ngobrol sampai terbahak-bahak. Memang aku pintar untuk membuat orang lain ketawa, dan kuakui itulah kelebihan ku dalam menaklukan hati wanita. Ditengah tawa kami akupun mulai bertanya kesukaan dia? Saat itu terpikir oleh ku untuk mengajak dia berenang, karena dengan berenanglah aku dapat melihat bodinya secara langsung. Memang Novi selama di smu tidak pernah 1 kali pun ikut pelajaran berenang, entah kenapa? “mau kemana lagi ntar habis nganterin aku?” “Aku mau berenang nih vi, kamu bisa berenang gak?” pancing aku. “gak bisa nih” jawab dia.

    Cerita Sex Main Dengan Idolaku SMA “Ya udah, kamu mau berenang samaan ga ama aku, ntar aku ajarin dech” jawab aku. “tapi aku gak punya baju renang, soalnya aku gak suka renang sih”! Katanya. “yah kamu cari dulu donk, ntar kalo ga ada kan beda urusannya lagi, jadi besok jam 2 sore yah?” tanyaku. “iya deh jam 2 sore jemput aku di rumah yah” jawabnya. Sesudah itu aku anterin dia balik kerumahnya. Sesudah itu aku hanya tertawa kecil dan menggumam, “udah kena perangkap aku nih, tinggal rencana ke 3 nih besok. Wah, udah kebayang bentuk dadanya, pahanya dan sentuhan tangannya saat aku ajarin dia berenang besok, terlebih tangannya di tumbuhin bulu-bulu halus”.

    Besoknya kamipun pergi berenang samaan ke pemandian Cipaku. Saat ganti baju aku sudah membayangkan bentuk dadanya, pahanya yang putih dan lain-lainlah pikiran ku saat itu. Saat ketemu hati ku langsung berdetak lebih kencang, karena Novi yang ada di depanku sekarang sedang memakai baju renang. Dan dadanya mulai kelihatan sedikit menyembul ditambah dengan pahanya yang indah banget. Suerr, kontolku saat itu langsung tegang terlebih dia menggandeng tanganku menuju tempat penyimpanan tas di samping kolam renang.

    Sesudah itu aku pun langsung masuk ke kolam renang dan disusul oleh dia. Dan saat itu mulai aku mengajari dia sebatas aku bisa. Saat memegang tangannya terasa jantung berdetak lebih cepat. Tangannya halus banget. Ditambah senyuman bibirnya yang tipis dan merah. Hampir 1/2 jam aku mengajari dia berenang. Tapi kontol ini masih tegang terus. Pada saat aku sedang mengajari dia berenang tak senggaja dia menyenggol batang kemaluanku karena saat itu aku sedang mengajari dia gaya katak. Aku malu banget, karena takut dipikir novi, belom apa-apa sudah tegang duluan. Tapi aku coba buang pikiran itu jauh-jauh.

    Saat itu aku sudah tidak bisa mengendalikan diri lagi. Dengan sengaja saat dia hampir tenggelam sengaja aku peluk dan dekatkan kontolku di depan atau di belakang dia. Dan dengan sengaja juga aku mencoba agar tanganku sekali-kali mengenai dadanya dia. Rencana ku berhasil, kami semakin akrab saja. Tapi aku ngga tahu, apa mungkin ia suka ama aku, atau hanya sebatas teman. Kami berenang hampir 2 jam.

    Sesudah itu aku terlebih dahulu mengajaknya pulang karena hari hampir malem jam 6 malam. Kami makan di hoka-hoka bento yang ada di jalan setia budi. Dan dalam perjalanan pulang pun kami masih tertawa bersama. Dalam hatiku berkata, sebentar lagi kamu masuk dalam pelukan ku vi! Sesampainya di rumah novi, ia mengajak aku masuk supaya minum the dahulu. Kesempatan ini tidak ku sia-siakan lagi. Inilah rencana akhirku. Aku masuk dan duduk disebelah dia sambil posisi 1/2 tidur. 15 menit kami mengobrol. Otak ku berputar terus saat kami ngobrol bersama. Dalam pikiran ku, gimana aku dapat menyentuh dia, sedangkan dari novi tidak ada sinyal sama sekali pada ku.

    Sampai pukul 7.20 aku masih terdiam. Sampai suatu saat Novi bertanya padaku. “maaf yah kalo ini nyakitin kamu, cuma aku mau nanya. Kenapa kamu kok bisa sampai putus dari Ina, kan dia orang nya baik banget”. Wah dengan pertanyaan itu aku mulai dapat ide lagi. “ga tau deh vi, aku juga bingung. Aku ngerasa kita ngga cocok lagi dech”. Kataku. Dengan perasaan sedih aku coba genggam tangan dia sambil berkata,”tapi kamu jangan bilang siapa-siapa kalo aku sama Ina udah putus yah, please..” Ya ampun aku deg-degan banget saat itu, tapi aku coba bersikap tenang. Dia cuma diam saat aku pegang tangannya. “Tenang aja kok, aku bisa jaga rahasia”.

    Nafsu ku sudah nggak terkendali lagi, terlebih ruang tamu saat itu terutup rapat. Dan saat itu penghuni rumah yang lain sedang asik nonton TV. Tanganku saat itu sedang mengenggam tangannya. Dan perlahan lahan aku mengusap bulu halus yang ada di tangannya dan mengusapnya perlahan-lahan sambikl berkata, “kamu cantik banget vi, aku seneng banget bisa samaan ama kamu”. Perlahan kulihat gerakan tangan, muka dan kakinya dia. Ternyata dia sudah gelisah. Merasa ada jawaban aku meneruskan elusanku, sambil kucoba dekatkan bibirku ke bibirnya dia. Senggaja aku mengecup secara perlahan dan lembut dan diiringi desahan nafas perlahan. Memang aku pintar dalam merangsang cewek, karena aku sudah pengalaman dari Ina.

    Sesudah kukecup bibirnya secara perlahan dia memejamkamkan mata dan terasa getaran kakinya yang mulai gelisah.

    Cerita Sex Main Dengan Idolaku SMA Perlahan kukecup bibir lagi. rupanya kali ini ciuman ku berbalas juga. ia balik mencium ku dengan lembut. perlahan ku lepas ciuman ku di bibirnya dan bergerak menuju lehernya. walaupun aku sudah terangsang banget tapi aku masih bisa berfikir apa yang mesti aku lakukan lagi tuk dapetin body nya. ciumanku bergerilya disekitar leher dan dekat telinga. terdengar nafasnya yang sudah memburu. Perlahan-lahan tanganku memegang pipinya secara lembut, lehernya dan mencoba memegang toketnya yang aduhai. aku usap toket novi dari luar baju. ia masih diam dengan mata tertutup. dengan perlahan tanganku masuk ke dalam bajunya lewat bawah dan tanganku mulai mengenai BH nya. ku coba angkat sedikit BHnya secara perlahan-lahan. dan terasa saat itu toket Novi sudah dalam genggamanku. kuusap dan kepelintir putingnya secara perlahan. saat itu juga kucoba tangan yang satu lagi tuk membuka kancing bajunya. setelah kubuka bajunya terlihatlah Bh yang berwarna hitam, dengan gunung kembar yang indah banget dibaliknya. saat itu nafsu ku sudah tidak terkontrol lagi. kontolku sudah ngaceng banget. Markas Judi Online Dominoqq

    Tapi aku belum puas sebelum melihat memeknya. kucoba tuk buka rok nya secara perlahan, dan terlihat pula gundukan daging di balik celana dalam hitamnya. aku terdiam sebentar karena tidak menyangka novi cewek yang cantik banget, dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mendekatinya kini sudah bugil di depan mataku.

    “Aghh.. kamu kok gini sih an” desahnya. aku cuma tersenyum puas. dan kucoba tuk menarik tangannya ke arah kontolku. dan memang sudah sengaja sleting celanaku sudag aku buka. dan merosotlah celanaku. rupanya novi sudah bernafsu banget. diangkatnya bajuku dan di lepaskannya celan dalamku.

    Kini matanya sudah terbuka dan melihat kontolku yang lumayan gede. “ihh.. gede banget yang kamu an”? aku coba bangkit berdiri agar dia mau mengulum kontolku. “kamu mau cium kontolku kan”? tanpa menunggu komando lagi kepala novi ku arahkan ke kontolku yang sudah keras banget. diciumnya perlahan-lahan kontolku dan dijilatinnya kontolku. “muahh.. mchh..” terdengar bunyi dari mulutnya yang tipis. “terus vi.. achh.. terus.. enak banget loh .., kamu pinter banget vi.. achh..”

    Cerita Sex Main Dengan Idolaku SMA Pikiranku sudah tidak dapat kukontrol lagi. 15 menit sudah berlalu. dan perlahan ku angkat tubuhnya ke atas sofa ruang tamu dan kutidurkan. kucium lehernya terus turun ke menuju susunya yang kenyal dan indah. “gilaa banget nih cewe bodynya, susunya, pantatnya yang kenyal, terlebih bulu-bulu yang lumayan banyak dan halus”. gumamku dalam hati”. kucium toketnya yang lumayan besar dan kenyal. “muachh.. muachh.. ” “aduh an.. terusin.. achh..” dia mengerang terus. sambil ku jilatin toketnya, tangan kananku perlahan-lahan menuju memeknya. Astaga.. basahh banget nih.. terus ku elus dengan lembut dan ku belai klitorisnya yang sudah mencuat.

    “Achh.. euhh..” ia mengerang keenakan. perlahan ciumanku turun kebawah vaginanya. ku jilatin memeknya yang basah. mhh.. mhhachh.. dia menarik kepalaku dan mengejang. “acchh an, kayanya aku mau kencing nih..” “kencingin aja vi, itu bukan kencing kok yang mo keluar, itu namanya mau orgasme..” “achh an, ennaak banget nih.., ahh.. terusin sayang kata nya”. aku tersenyum kecil saat ia memanggilku dengan kata sayang. “hahaha.. kamu udah masuk dalam genggamanku sekarang vi..” kataku dalam hati. “achh.. terusin an.. terusin yah sayang.. katanya”. kujilatin memeknya terus dan teruss.. “ohh indahnya memekmu vi. beruntung banget aku bisa dapetin memek dari cewek secantik kamu” kataku dalam hati. kali ini ia merapatkan kakinya dan kembali mengejang. ahh.. an kayanya aku mau keluar lagi nihh.. achh..”

    Cerita Sex Main Dengan Cewek Idolaku Waktu SMA

    Cerita Sex Main Dengan Cewek Idolaku Waktu SMA

    “Keluarin aja semuanya sayang.. terus keluarin aja..” kataku. setelah kurasa cukup, mulai ku arahkan kontolku yang sudah keras dan panas ke memeknya novi. “tahan bentar yach kalo sakit.. ntar juga nggak sakit lagi kok..” kataku pada novi. kumasukan kontolku perlahan-lahan ke memeknya. achh .. erangku karena kontolku masih agak susah masuknya. maklumlah memek perawan pertama kali pasti susah simasukinnya. “achh.. ohh.. masukin langsung aja dech an..” pintanya. “kamu ngga akan nyesel vi..? “ga akan kok, aku rela ama kamu diambilnya”. “Achh.. terus.. ” dengan sedikit kekuatan kutekan kontolku makin kedalam. dan kini sudah masuk semua kontolku kedalamnya. “ohh.. hangat banget memeknya..” “aduh sakit an.. akhh..”

    Terasa darah segar keluar dari vaginanya dan membasahi bajunya yang memang sudah sengaja kusimpan dibawah pantatnya. “ya ampunn.. banyak banget darahnya nih..” gumamku dalam hati. tak perduli dengan darah yang mengucur aku enjot dia perlahan-lahan, dan kelama-lamaan maikin kencang. “achh.. ohh.. ahh.. terusin an.. makin lama makin enak nih..achh.. genjotanku makin ku percepat lagi. achh ..ohh enak banget.. terusin yahh..” hampir 15 menit aku menggumuli dia. perlahan-lahan ku genjot dia secara pelan dan pelan. sehingga dia bisa menikmatinya. “pelan-pelan aja yah vi, biar aku bisa cium toket kamu”.

    Sambil menggesek-gesek kontolku kedalam vaginanya. kucium perlahan-lahan puting toketnya. kuatru perlahan-lahan gesekan ku. dan tak lama kemudian terdengar ia mengerang dan mengejang. “achh.. kaya ada yang mau keluar nih.. achh.. aduh mau keluar nihh..” “kembali kuatur gesekanku secara perlahan agar ia bisa keluar”. dan benar saja sebentar kemudian dia mengalami orgasme untuk ke 2 kalinya. “achh.. achh.. ohh.. mau keluar nih.. ann..achh..”

    Cerita Sex Main Dengan Idolaku SMA Novi sudah mengalami orgasme sedang aku sebentar lagi mau keluar. setelah kurasa cukup maka kupercepat gerakan kontolku ke memeknya dia. “achh.. mau keluar lagi nih an.. achh..” “bentar lagi aku juga mau keluar nih vi.. ahh” erangku. “keluarin didalem aja yah ann.. achh..”

    Walaupun dia sudah bersedia menerima sperma ku di vaginanya, tapi aku tidak sebodoh itu, aku masih ga mau terikat oleh dia. dengan menambah kecepatan aku terus mengenjot dia semakin cepat. “achh.. aku mau keluar nihh.. kamu mau minum sperma ku kan.. achh.” “kenapa gak dikeluarin di dalam aja sih, ya udah ga pa pa kok di mulut ku juga.” “achh.. terusinn.. ann aku juga

    mau keluar lagi nih..achh..” “aku juga mau keluar nih vi..” dan saat itu kamipun keluar bersamaan. “achh.. kuangkat langsung kontolku yang sudah hampir menyemburkan sperma.. achh ..kukocokan kontolku ke arah mulut dan dadanya dia. “croot..crott.. spermaku membasahi mulut dan susunya”. “achh..srepp.. enak banget sperma kamu an.. cape banget nih.. liat tuh badanku sampe keringatan semua.”film bokep klik aku hanya tersenyum dan berkata. “tapi enak kan..” kubersihkan cairan spermaku dengan tissue nya. dan ia pun pergi kekamar mandi tuk membersihkan badannya. achh.. lega banget hatiku setelah dapetin cewek yang pernah menjadi idola di smu dulu. Setelah novi membersihkan badannya sayapun minta ijin pulang dulu karena jam sudah pukul 8.50. ntar bapanya bisa curiga lagi.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Pemuas Nafsuku Yanti

    Pemuas Nafsuku Yanti


    2725 views


    Setelah aku lulus SMA, aku melanjutkan studi di Bandung. Kebetulan aku diterima di sebuah PTN yang terkenal di Bandung. Mengenai hubunganku dengan tante “U” di kota asalku sudah berakhir sejak kepindahan keluarga Oom U ke Medan, dua bulan menjelang aku ujian akhir SMA. Namun kami masih selalu kontak lewat surat atau telepon.

    Perpisahan yang sungguh berat, terutama bagiku; mungkin bagi tante U, hal itu sudah biasa karena hubungan sex buat dia hanya merupakan suatu
    kebutuhan biologis semata, tanpa melibatkan perasaan. Namun lain halnya denganku, aku sempat merasa kesepian dan rindu yang amat sangat terhadapnya, karena sejak pertama kali aku tidur dengannya, hatiku sudah terpaut dan mencintainya. Sejak aku mengenal tante U, aku mulai mengenal beberapa wanita teman tante U, mereka semuanya sudah berkeluarga dan usianya lebih tua dariku. Wanita lain yang sering kutiduri adalah tante H; dan tante A seorang janda cina yang cantik. Jadi semenjak kepindahan tante U ke Medan, merekalah yang menjadi teman kencanku. Karena tante H dan tante A sudah berstatus janda, maka tak ada ke-sulitan bagi kami untuk mengatur kencan kami.

    Hampir setiap hari aku menginap di rumah tante H, dengan tante H boleh dikata setiap hari aku melakukan hubungan intim tidak mengenal waktu, dan tempat. Pagi, siang sore atau malam, di kamar, di ruang tamu, di dapur bahkan pernah di teras belakang rumahnya.Teradang kami main bertiga, yakni aku, tante H dan tante A. Di rumah tante H benar-benar diperas tenagaku. Sesekali waktu aku harus melayani temen tante H yang datang ke sana untuk menghisap tenaga mudaku. Aku sudah nggak peduli lagi rupanya aku dijadikan gigolo oleh tante H. Pokoknya asal aku suka mereka, maka langsung kulayani mereka.

    Suatu saat aku bertemu dengan seorang gadis. Cantik dan sexy banget bodynya. Dian namanya temen adik perempuanku. Dengan keahlianku, maka kurayu dan kupacari Dian. Suatu hari aku berhasil mengajaknya jalan-jalan ke suatu tempat rekreasi. Di suatu motel akhirnya aku berhasil menidurinya, Aku agak kecewa, rupanya Dian sudah nggak perawan lagi. Namun perasaan itu aku pendam saja. Kami tetap melanjutkan hubungan, dan setiap kali bertemu maka kami selalu melakukan hubungan badani.

    Rupanya Dian benar-benar ketagihan denganku. Tak malu-malu dia mencariku, dan bila bertemu langsung memintaku untuk menggaulinya. Tapi aneh, Dian tak pernah menga-jakku bahkan melarang aku datang ke rumahnya. Kami biasa melakukan di motel atau hotel melati di kotaku, beberapa kali aku mengajak Dian ke rumah tante H. Kuperkenal-kan tante H sebagai familiku, dan tentunya aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bercumbu dengannya di kamar yang sering aku dan tante H gunakan bercumbu.

    Suatu hari, entah kenapa tiba-tiba Dian memintaku untuk main ke rumahnya, katanya dia berulang tahun. Dengan membawa seikat bunga dan sebuah kado aku ke rumahnya. Aku pencet bel pintu dan Dian yang membukakan pintu depan. Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. Segera Dian bergegas masuk dan memanggil mamanya untuk diperkenalkan padaku. Aku terkejut dan tergugu melihat mamanya; sebab perempuan itu.. ya.. mamanya Dian sudah beberapa kali tidur denganku di rumah tante H. Mama Dian nam-pak pias wajahnya namun segera mama Dian bisa cepat mengatasi keadaan. Mama Dian berlagak seolah-olah tak mengenalku, padahal seluruh bagian badannya sudah pernah kujelajahi. Beberapa saat mama Dian menemani kami ngobrol. Dengan sikap tenangnya akupun menjadi tenang pula dan mampu mengatasi keadaan. Kami ngobrol sambil bercanda, dan nampak terlihat bahwa mama Dian benar-benar seorang Ibu yang sayang pada putri tunggalnya itu.

    Keesokan harinya, mama Dian menemuiku. Di ruang tamu rumah tante H mama Dian menginterogasiku, ingin tahu sudah sejauh mana hubunganku dengan Dian. Aku tak mau segera menjawab, tanganku segera menarik tangannya dan menggelandang tubuhnya ke kamar. Dia berusaha melepaskan peganganku, namun sia-sia tanganku kuat mencekal, sehingga tak kuasa dia melepaskan tangannya dari genggamanku. Kukunci pintu kamar dan segera aku angkat dan rebahkan tubuhnya di atas kasur. Segera kulucuti pakaianku hingga aku telanjang bulat, dan segera kutindih tubuhnya. Dia meronta dan memintaku untuk tak menidurinya; namun permintaanya tak kuindahkan. Aku terus mencumbunya dan satu persatu pakaiannya aku lucuti, dan akhirnya aku berhasil memasukkan kontolku di vaginanya. Begitu penisku melesak masuk, maka mama Dian bereaksi, mulai memba-las dan mengimbangi gerakanku. Akhirnya kami berpacu mengumbar nafsu, sampai akhirnya mama Dian sampai pada puncak kepuasan.

    Peluhku bercucuran menjatuhi tubuh mama Dian, kuteruskan hunjaman kontolku di memeknya.. Mama Dian mengerang-erang keenakkan, sampai akhirnya orgasme kedua dicapainya. Aku terus genjot penisku, aku bener-bener kesal dan marah padanya, karena aku tahu dengan kejadian itu maka bakalan usai hubunganku dengan Dian, pada-hal cinta mulai bersemi dihatiku.

    Sambil terus kugenjot kontolku di memeknya, kukatakan padanya bahwa Dian juga sudah sering aku tiduri, namun aku sangat mencintai, menyayangi bahkan ingin menika-hinya. Aku katakan semua itu dengan tulus, sambil tak terasa air mataku menetes. Akhirnya dengan hentakan yang keras aku mengejan kuat, menumpahkan segala rasa yang aku pendam, menumpahkan seluruh air maniku ke dalam memeknya. Badanku tera-sa lemas, kupeluk tubuh mama Dian sambil sesenggukan menangis di dadanya. Air mata-ku mengalir deras, mama Dian membelai kepalaku dengan penuh rasa sayang; kemudian dikecup dan dilumatnya bibirku.

    Tubuhku berguling telentang di samping kanan tubuhnya, mama Dian merangkul tubuh-ku menyilangkan kaki kiri dan meletakkan kepalanya didadaku. Terasa memeknya hangat dan berlendir menempel diperutku, tangan kirinya mngusap-usap wajahku. Tak henti-hentinya mulutnya menciumku.

    Sambil bercumbu aku ceritakan semua kisah romanceku, hingga aku sampai terlibat dalam pergaulan bebas di rumah tante H. Dengan sabar didengarnya seluruh kisahku, sesaat kemudian kembali penisku menegang keras. Segera tanganku bergerilya kembali di memeknya, selanjutnya kembali kami berpacu mengumbar nafsu kami. Kami bercumbu benar-benar seperti sepasang pengantin baru saja layaknya. Seolah tak ada puasnya. Sampai akhirnya kami kembali mencapai puncak kepuasan beberapa kali.

    Setelah babak terakhir kami selesaikan, mama Dian bangkit dan menggandengku menuju kamar mandi, kami mandi berendam bersama di kamar mandi sambil bercumbu. Sambil berendam kami bersenggama lagi. Setelah puas kami menumpahkan hasrat kami, kami keringkan tubuh kami dan segera berpakaian. Nampak sinar puas membias di wajah mama Dian.

    Dengan bergandeng tangan kami keluar kamar, kupeluk pinggangnya dan kuajak menuju ke ruang tamu. Kami duduk berdua, kemudian berbincang mengenai kelanjutan hubunganku dengan Dian. Mama Dian ingin agar hubunganku dengan Dian diakhiri saja, walaupun kami sudah begitu jauh berhubungan, sekalipun Dian sudah hamil karenaku. Dia memberikan pandangan tentang bagaimana mungkin aku menikahi Dian, sedangkan aku dan mama Dian pernah berhubungan layaknya suami istri, sebab bagaimanapun kami akan tinggal serumah. Bagaimana mungkin kami melupakan begitu sqaja affair kami; rasanya tak mungkin.

    Aku bisa mengerti dan menerima alasan mama Dian, namun aku bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Dian. Aku tak sanggup kalau harus memutuskan Dian. Akhirnya aku ideku pada mama Dian. Selanjutnya selama beberapa hari aku tak mene-muidan sengaja menghindari Dian. Mamanya memberitahu kalau Dian saat ini dalam keadaan hamil 2 bulan akibat hubungannya denganku.

    Pada suatu hari, aku di telepon mama Dian. Dia memberitahu kalau Dian sedang menuju ke rumah tante H untuk menca-ri aku. Aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan, saat itu tante H sedang menyiram tanaman kesayangannya di kebun belakang. Segera kuhampiri dia dan aku ajak ia ke kamar yang biasa aku dan Dian pakai untuk berkencan.

    Kulucuti seluruh pakaian tante H dan juga pakaianku sendiri, selanjutnya kami bersenggama seperti biasanya. Tak berapa lama Dian datang dan langsung menuju ke kamarku. Terdengar pekik tertahan dari mulut-nya saat melihat adegan di atas ranjang; dimana aku dan tante H sedang asyik bersenggama. Terdengar pintu kamar dibanting, Dian pulang ke rumah dengan hati yang amat terluka. Tante H merasa tak tega dengan kejadian itu, tante H memintaku untuk segera menyusul Dian; namun tak kuhiraukan; bahkan aku semakin keras dan cepat menghentakan penisku di memeknya. Tante H mengerang-erang keenakan, mengimbangi dengan gerakan yang membuat penisku semakin cepat berdenyut. Kami mencapai orgasme hampir bersama, aku berguling dan menghempaskan badanku ke samping tante H. Mataku menerawang jauh menatap langit-langit kamar, air mataku bergulir membasahi pipiku. Inilah akhir hubunganku dengan Dian, akhir yang amat menyakitkan. Dian pergi dariku dengan membawa benih anaku di rahimnya.

    Musnah sudah impian dan harapanku untuk membina rumah tangga dengannya. Tante H menghiburku; Dia mengingatkan aku bahwa aku sudah membuat keputusan yang benar. Jadi tak perlu disesali. Didekapnya tubuhku, aku menyusupkan mukaku ke dada tante H; ada suatu kedamaian disana; kedamaian yang memabukkan; yang membangkitkan hasrat kelelakianku lagi. Sessat kemudian kami berpacu lagi dengan hebat, hingga beberapa kali tante H mencapai puncak kepuasan. Aku memang termasuk tipe pria hypersex dan mampu mengatur timing orgasmeku, sehingga setiap wanita yang tidur denganku pasti merasa puas dan ketagihan untuk mengulangi lagi denganku.

    Beberapa hari kemudian aku terima telepon Dian, sambil terisak Dian pamit padaku karena dia dan mamanya akan pindah ke Surabaya. Aku minta alamatnya, tapi Dian keberatan. Dari nada suaranya nampak Dian sudah tidak marah lagi padaku; maka aku memohon padanya untuk terakhir kali agar dapat aku menemuinya. Dian mengijinkan aku menemuinya di rumahnya, segera aku meluncur ke rumahnya untuk Inilah saat terakhir akku berjumpa dengan kekasihku.

    Kupencet bel pintu, mama Dian membuka pintu dan menyilahkan aku masuk. Nampak wajahnya masih berbalut duka dan kesedihan, dia amat merasa bersalah karena menjadi penyebab hancurnya hubunganku dengan Dian. Mama Dian menggandengku menuju ruang keluarga, nampak Dian kekasihku duduk menungguku.

    Melihat aku Dian bangkit dan menghampiri aku, tak kusangka pipiku ditamparnya dengan keras. Kubiarkan saja agar rasa kesal dan tertekan dihatinya terlampiaskan. Dian berdiri bengong setelah menamparku, dilihat tangan dan pipiku bergantian seolah tak percaya akan apa yang dia lakukan. Tiba-tiba ditubruk dan dipeluknya badanku, dibenamkan mukanya ke dadaku sambil sesenggukan menumpahkan tangisnya. Aku peluk tubuhnya dan kuelus rambut-nya.

    Agak lama kami demikian; kami menyadari bahwa saat inilah saat terakhir bagi kami untuk bertemu. Mama Dian mendekat dan merangkul kami berdua, dan membimbing kami untuk duduk di kursi panjang. Kami bertiga duduk sambil berpelukan, mama Dian ditengah; kedua tangannya memeluk kami berdua.

    Akhirnya kesunyian diantara kami terpecahkan dengan ucapan mama Dian. Mama Dian mengatakan memberi kesempatan pada kami untuk memutuskan, apakah akan kami lanjutkan hubungan kami atau kami putuskan sampai disini saja.
    Berat sekali rasanya, jika kami teruskan hubungan kami maka berarti aku memisahkan jalinan kasih ibu dan anak tunggalnya ini. Aku menyerahkan keputusan akhir pada Dian. Sambil terisak Dian akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami, saat kuingatkan bahwa dirahimnya ada benih anakku, Dian menjawab biarlah.., ini sebagai tanda cinta kasih kami berdua.., Dian kan tetap memelihara kandungannya dan akan membesarkan anak itu dengan kasih sayangnya.

    Beberapa saat kemudian aku berpamitan, dengan berat Dian melepaskan pelukanku, namun sebelum kami berpisah sekali lagi Dian memintaku untuk menemaninya. Ditariknya aku ke kamarnya dan dengan penuh kasih sayang, dibukanya pakaianku dan pakaian yang melekat di tubuhnya. Kami berdiri berpelukan dnegan tanpa sehelai benang menempel pada tubuh kami.

    Kucumbui Dian kekasihku untuk terakhir kalinya, aku genjot penisku di memeknya dengan lembut dan penuh perasaan, aku khawatir kalau-kalau genjotanku akan menyakit-kan anakku yang ada dirahimnya. Semalam kami bercengkerama, pada pagi keesokan harinya aku berpamitan. Dengan perasaan yang amat berat dilepas kepergianku, aku berpamitan pula pada mama Dian, aku cium punggung tangannya sebagai tanda kasih anak ke ibunya, ditengadahkan mukaku dan dikecupnya keningku dengan penuh rasa sayang. Aku menitipkan anakku pada Dian dan mohon padanya agar memberi kabar saat kelahirannya nanti. Sampai disitulah akhir hubunganku dengan Dian dan mamanya.

    Beberapa hari setelah perpisahanku dengan Dian, aku merasa sepi dan sedih. tante H yang senantiasa menghiburku, dengan gurauan, kemolekan, kehangatan tubuhnya, dan dengan kasih sayangnya Terkadang di dalam kesendirianku, aku terngat tante U, dengan segala kehangatan tubuhnya. Aku teringat moment-moment yang pernah kami jalani di salah satu kamar di rumah tante H.

    Di salah satu kamar di rumah tante H itulah kami biasa mengumbar nafsu kami, saling menumpahkan rasa rindu kami, sudah tak terhitung lagi barapa banyak aku menyengga-mainya menumpahkan segenap rasa dan nafsuku, dan sebanyak itu kami berhubungan tak pernah sekalipun kami menggunakan alat kontrasepsi, baik itu kondom, spriral, tablet atau sebangsanya. Jadi kami melakukannya secara alami saja, dan tentunya dapat dibayangkan akibatnya. Yach.. tante U pergi dengan membawa banyak kenangan indahku, membawa cintaku dan membawa pula janin dari benih yang kutanam di rahimnya..

    Awal semester pertama sudah berjalan 2 bulan lebih 5 hari, jadi tak terasa aku sudah menempati rumah petak kontrakanku selama itu. Setiap hari aku berjalan kaki ke tempat kuliah, yang memang tak jauh dari rumah kontrakanku.
    Setiap kali aku berangkat atau pulang kuliah, aku selalu melewati sebuah rumah yang dihuni satu keluarga dengan dua anak perempuannya, sebenarnya 3 orang anaknya dan perempuan semuannya. Dua sudah berkeluarga, yaitu Kak Rani dan Kak Rina, sedangkan si bungsu Yanti masih SMA kelas 1 (baru masuk).

    Kak Rani dan Kak Rina anak kembar, hanya saja nasib Kak Rani lebih baik ketimbang Kak Rina. Kak Rani bersuamikan pegawai Bank dan sudah memiliki rumah serta dua anak perempuan, sedangkan Kak Rina bersuamikan seorang pengemudi box kanvas suatu perusahaan dan belum dikarunia anak, serta masih tinggal bersama ibunya. Bu Maman seorang janda yang baik hati dan sayang benar sama cucunya, yaitu anak Kak Rani.

    Pada mulanya aku berkenalan dengan Yanti, Yanti termasuk gadis yang agresif dan aku juga sudah mendengar cukup banyak tentang petualangan cintanya sejak dia duduk di bangku SMP, jadi masalah sex buat Yanti bukan hal yang baru lagi.

    Perkenalanku terjadi saat aku pulang kuliah sore hari, dimana hujan turun cukup lebat. Pada saat aku berjalan hendak memasuki mulut gang, berhentilah sebuah angkot dan ternyata yang turun Yanti dengan seragam SMAnya.

    Aku menawarinya berpayung bersama dan ternyata dia mau. Kuantar Yanti sampai rumahnya, setiba di rumahnya dipersilahkannya aku masuk dan duduk di ruang tamu, sementara dia masuk berganti pakaian. Saat aku menunggu Yanti, Kak Rina keluar dengan membawa secangkir teh hangat dan kue. Mulutku secara tak sadar ternganga melihat kecantikan Kak Rina. Mata nakalku tak henti melirik dan mencuri pandang padanya. Padahal Kak Rina hanya berpakaian sederhana, hanya mengenakan daster motif bunga sederhana, namun kecantikannya tetap nampak. Kulitnya yang putih kekuningan dan badannya yang segar dengan buah dada yang menonjol, semakin menambah kecan-tikan penampilannya sore itu.

    Melihatku dia tersenyum, nampak sebaris gigi putih yang bersih berjajar. Aku tergagap dan segera kuulurkan tangan untuk berkenalan dengannya. Hangat tengannya dalam genggamanku, dan sambil menunggu Yanti selesai berganti pakaian dia menemaniku ngobrol. Dalam obrolan ku dengan Kak Rina sore itu, baru kutahu kalau Kak Rina sering melihatku saat aku berjalan berangkat dan pulang kuliah. Itulah hari pertamaku berke-nalan dengan keluarga Yanti.

    Pagi esok harinya, saat aku berangkat kuliah, aku bertemu Kak Rina di mulut gang. Kami bersalaman, tiba-tiba timbul kenakalanku, kugelitik telapak tangan Kak Rina saat kugeng-gam, ternyata dia diam saja bahkan senyum padaku. Sejenak kami berbasa-basi bicara, kemudian aku cepat bergegas kuliah.

    Sore hari aku baru pulang kuliah, langit mendung tebal sepertinya mau hujan. Saat kubuka pintu rumah, kulihat Yanti dan teman kostku sedang ngobrol di ruang tamu., rupanya dia sengaja datang untukku. Tak lama kemudian temen kostku pamit mau kuliah sore sampai jam 19.00 WIB. Setelah aku berganti pakaian kutemui Yanti dan kami ngobrol berdua. Tiba-tiba aku teringat bahwa Yanti belum kusuguhi minum, cepat-cepat aku permisi ke dapur untuk membuat minuman buatnya. Saat aku beranjak ke dapur Yanti mengikutiku dari belakang, dan di dapur kami lanjutkan obrolan kami sambil kuteruskan membuat minuman.

    Yanti berdiri bersandar meja dapur, aku mendekatinya dan iseng kupegang tangannya. Agaknya Yanti memang mengharap suasana demikian, dia tanggapi pegangan tanganku dengan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga muka kami berjarak cuman beberapa senti saja. Hembusan nafasnya terasa menerpa wajahku. Kesempatan itu tak kubiarkan lewat begitu saja, segera aku sambar pinggangnya dan kucium lumat mulutnya.

    Kami berciuman agak panjang, lidah kami saling beradu dan memilin, sementara sigap tanganku menggerayangi dan meremas pantat Yanti. Tanganku tidak berhenti, terus bergerak menyingkap bagian depan roknya, dan segera tanganku mengelus-elus memek Yanti yang masih tertutup celana tipis, sementara itu mulutku menjalar dan menciumi lehernya. Yanti merintih lembut, dan semakin mempererat pelukannya.

    Tangan kananku yang sudah terlatih segera melepas kancing depan bajunya, selanjutnya meremas-remas buah dadanya, kulepas tali Bhnya dan segera kujelajahi dua bukit kembarnya yang sudah mengeras. Kuhisap lembut puting susunya, Yanti semakin menekan kepalaku ke dadanya.

    Aku sudah tahu apa yang dikehendakinya, segera kutarik dia ke kamarku, dan segera kubuka resleting roknya, kulepas bajunya kemudian BHnya. Nampak tubuh Yanti polos tak tertutup kain, hanya CD tipisnya saja yang tinggal melekat di badannya. Segera kuhujani Yanti dengan ciuman, kujilati sekujur tubuhnya, kuhisap puting susunya, dan terus mulutku bergerak ke bawah, sambil pelan-pelan tanganku melepas CD-nya.
    Begitu CD-nya lepas segera kuserbu memeknya, lidahku menjilati memeknya, sementara kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang bulat penuh. Yanti merintih dan mengerang, dan sesaat kemudian ditariknya bahuku ke atas, sehingga kami berdiri berhadapan. Segera dilepas kancing bajuku, dan dilepasnya semua pakaianku. Sambil membungkukan badan dihisap kontolku, dijilati dan dikocoknya pelan.. Ohh.. sungguh nikmat tak terbayang.

    Segera kudorong tubuhnya terlentang di atas dipan dan lidahku terus bergerilya di memeknya, juga ke dua jari tanganku ikut pula menjelajahi memeknya, ke dua pahanya mengangkang lebar dan nampak lobang memeknya sepertinya siap melahap kontolku bulat-bulat. Yanti mengerang-ngerang dan memintaku segera memasukkan kontol ke dalam memeknya. Mas.. ayo.. masukkan.. ayo maas..

    Hujan di luar turun dengan deras, suara hujan mengalahkan erangan dan teriakan Yanti, sehingga aku tak khawatir orang akan mendengar suaranya. Kubiarkan Yanti dalam keadaan begitu, sambil lidahku terus menjilati memeknya. Yanti merintih dan mengerang.. sambil menghiba untuk segera memulai permainan kami. Bau memeknya, semakin membangkitkan gairahku, dan akhirnya akupun tak tahan..

    Segera kutindih tubuhnya dan kebenamkan kontolku dimemeknya dengan satu sentakan yang sedikit agak keras. Segera kukocok memeknya dengan cepat dan keras. Yanti mengerang, merintih dan mengimbangi gerakan keluar masuk kontolku dengan pas.., sehingga kadang terasa kontolku bagai dihisap dan diremas di dalam memeknya.
    Terasa kontolku berdenyut-denyut, sepertinya hendak keluar air maniku; segear kuhentikan gerakan kontolku dan segara kucabut. Kugeser tubuhku dan kumasukan penisku ke dalam mulutnya. Segera dihisap dan dikulumnya penisku, tanpa rasa jijik. Setelah agak berkurang denyutan penisku, segera kubenamkan lagi dalam memek Yanti.

    Bukan main, remasan dan sedotan memek Yanti. Aku jadi mengerti sekarang beda antara memek seorang wanita yang masih gadis dan belum pernah melahirkan dengan wanita yang sudah melahirkan seperti tante U. Kubalik tubuh Yanti dan kuangkat pantatnya agak tinggi, sehingga Yanti dalam posisi nungging. Segera kutancapkan penisku ke memeknya dari belakang. Lagi-lagi Yanrti mengerang-erang kadang menjerit kecil Tiba-tiba diangkat dan diputar badannya ke belakang, serta di raihnya kepalaku serta diciumnya mulutku, sementara penisku tetap bekerja keluar masuk memeknya.

    Berapa saat kemudian kuganti posisi, aku berbaring terlentang dan Yanti menindih tubuhku. Dipegang dan dibimbingnya penisku masuk ke vaginanya, dan segera digoyang badanya naik turun di atas tubuhku. Kuremas payu daranya dan kuhentakan pantatku ke atas, saat badan Yanti bergerak ke bawah menekan masuk penisku ke dalam memeknya. Tak lama kemudian gerakan Yanti makin menggila dan makin cepat. Dari mulutnya terdengar erangan yang semakin keras dan akhirnya badanya menegang sambil dari mulutnya terdengar lenguhan Ughh.. Aaah.. Aaah.., kemudian tubuhnya menubruk dan memeluk tubuhku erat-erat, mass.. aku sudah.., keluar..ooh.. Enak..
    Pelan kubalik badanya, dan kutindih serta kugenjot memeknya cepat dan keras.., terlihat mata Yanti mendelik, membalik ke atas.., mulutnya merintih dan mengerang..
    Kupercepat gerakanku dan kugenjot penisku sepenuh tenaga.., 15 menit kemudian terasa penisku berdenyut-denyut. Kepala Yanti bergoyang ke kanan dan ke kiri dan ke kanan, kedua kakinya mengepit pantatku sehingga tak ada kemungkinan aku mencabut kontolku saat air maniku keluar nanti, dan akhirnya dengan suatu sentakan yang keras kubanjiri liang memeknya dengan cairan maniku..

    Kumarahi Yanti, karena dia tak memberiku kesempatan membuang air maniku di luar liang kemaluannya. Aku khawatir hal ini akan berakibat fatal, yaitu Yanti hamil..
    Dia cuma ketawa kecil dan memelukku erat, sambil berbisik di telingaku bahwa dia sudah KB suntik. Aku terheran-heran mendengarnya, karena sudah sedemikian jauhnya pengetahuan dia tentang berhubungan sex dan menjaga diri dari kehamilan. Mendengar itu aku lega dan segera kucium dan kulumat mulutnya. Kami bercumbu, berciuman dan bergumul di atas dipan, kebetulan dipanku ukurannya lebar, sehingga kami leluasa bercumbu di atasnya.

    Dua puluh menit berlalu, terasa penisku mulai menegang dan mengeras. Segera kumasukan lagi kontolku ke memek Yanti. Kembali kami berdua mengumbar nafsu sepuas hati, kali ini aku tetap menjaga posisi di atas, karena aku tahu bahwa pada ronde kedua dan ketiga aku lebih bisa mengatur dan menahan klimaks lebih lama. Yanti mengerang dan merintih, dan akhirnya pada puncak kepuasan yang kedua kusemburkan lagi benih-benih manusia ke dalam rahim Yanti.

    Keringat kami telah bercampur dan membasahi tubuh kami, seprei tempat tidur sudah berantakan nggak karuan, kami berbaring berpelukan, kepalanya di dadaku, tangan Yanti memainkan penisku, dan sesekali kami saling berciuman.
    15 menit kemudian kami ulangi lagi hal yang sama, hingga klimaks kami dapatkan lagi, Kembali kuguyur memeknya dengan caiaran maniku, sambil kami berciuman panjang sekali.., seolah tak akan henti..

    Setelah cukup beristirahat, segera kami berkemas dan berpakaian, dan tidak lupa berjanji untuk mengulangi lagi apa yang kami lakukan sore ini. Menjelang maghrib kuantar Yanti pulang ke rumah, dan sebelum aku pamit pulang, sekali lagi kupeluk pinggangnya dan kucium bibirnya dengan mesra. Sejak hari itu resmilah Yanti menjadi pacar tetapku, alias pemuas nafsuku.

  • Saya Tachibana diluar ruangan dihutan

    Saya Tachibana diluar ruangan dihutan


    1754 views

  • Foto Bugil Remaja seksi menaikkan rok kotak-kotak untuk mengekspos vaginanya yang dicukur bersih

    Foto Bugil Remaja seksi menaikkan rok kotak-kotak untuk mengekspos vaginanya yang dicukur bersih


    2022 views

    Duniabola99.com – foto cewek yang duduk diatas kursi gantung purih mengangkat gaunnya menampilkan memeknya yang tanpa bulu dan merah merakah dan juga menampilkan toketnya yang padat dan bulat.

  • Foto Bugil Remaja pirang memainkan pisang besar di memeknya

    Foto Bugil Remaja pirang memainkan pisang besar di memeknya


    2277 views

    Duniabola99.com – foto gadis muda  berambut pirang membuka gaunnya menampilan memeknya yang pink dan dimasukin pisang dan timun untuk membuatnya becek.

     

    Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,

  • Amazing Japanese POV With Insolent Chiemi Yada

    Amazing Japanese POV With Insolent Chiemi Yada


    1944 views

  • Foto Bugil cewek cantik berambut pirang berkelas, Kika, menikmati peregangan

    Foto Bugil cewek cantik berambut pirang berkelas, Kika, menikmati peregangan


    2084 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik pirang melepas gaunnya sambil ngangkang memamerkan memeknya yang tanpa bulu diatas tempat tidurnya sambil berpose hot.

  • Foto Ngentot Loredana, memberi pejantan yang lebih muda blowjob

    Foto Ngentot Loredana, memberi pejantan yang lebih muda blowjob


    4489 views

    Duniabola99.com – foto cewek kurus pirang Loredana memeknya dijilat dan membalasnya dengan menghisap kontol dengan kuat hingga kenikmatan dan membobol memek dengan keras oleh kontol besar berakhir dengan menembakkan air mani yang banyak diatas memeknya yang berjembut pirang.

  • Foto Ngentot Alice Lighthouse dan hot gf memberikan oral seks dalam lingerie

    Foto Ngentot Alice Lighthouse dan hot gf memberikan oral seks dalam lingerie


    1826 views

    Duniabola99.com – foto cewek menghisap kontol gede cowok kekar dan ngentot di atas sofa.

  • Cerita Sex Keponakan Yang Perkasa

    Cerita Sex Keponakan Yang Perkasa


    10024 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Keponakan Yang Perkasa ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexAku sedikit akan mengulas cerita pengalamanku akan seksku aku adalah seorang wanita karir dimana kehidupanku sudah mapan, dua tahun kemarin aku memutuskan untuk resend dari pekerjaanku dan aku ingin membenahi rumah tanggaku yang selama enam tahun ini tidak berkomunikasi dengan suamiku.

    Kami memiliki kesibukan sendiri sendiri, kami sudah mempunyai satu anak dan dia berkuliah di luar negeri jadi akhirnya sepi dirumah, tapi memang aku sudah ada niat unutuk memluai dari awal lagi sebuah hubungan dengan suamiku, tapi dengan kagetnya aku malah suamiku memlilih untuk cerai saat aku sudah keluar dari pekerjaanku.

    Dan apa yang bisa aku buat ternyata suamiku di luar sana sudah mempunyai wanita simpanan lain, aku juga tidak bisa menyalahkan karena aku juga sudah tidak antusias mengetahui berita itu, dan semuanya mungkin sudah takdirku dan aku harus jalani dengan tegar.

    Aku yang usianya sudah menginjak kepala tiga dan aku tidak bermimpi unutk menikah lagi.
    Keseharianku lebih banyak aku buat untuk jalan jalan dengan temanku, kadang pula aku dan teman temanku traveling beberapa hari di kota lain untuk menghabiskan waktu dan menyegarkan pikiran, saat aku pergi kemarin aku menyuruh keponakanku unutk tinggal dirumahku, aku melihat keluarganya yang ekonominya pas pas san jadi lebih baik dia tinggal dirumahku sehingga untuk kost membutuhkan biaya juga.
    Untuk membayar kuliah saja keluarganya mati matian unutk mencari uang, keponakanku bernama Ari, dia saat ini berusia 21 tahun di tinggal di rumahku di lantai dua, keponakanku Ari sunguh sopan dan tahu diri, sehingga aku juga bisa memanfaatkan dia untuk menjaga rumahku bila aku sedang pergi traveling bersama teman temanku, selain itu Ari juga membaw berkah.

    Saat pagi hari aku sedang malas unutk bangun dari tempat tidurku, karena baru hari kemarin pulang dari negeri kincir angin dan kebetulan hari itu hari minggu memang aku sengaja unutk bermalas malasan unutk tidur sepuasku, pembantuku hari itu juga aku liburkan asal tidak menggangu privasi tidurku.

    Aku masih lelah baju tidurku yang tipis berwarna putih menyelimuti tubuhku, aku lihat tubuhu sekilas agak gempal aku pikir seharusnya sudah mulai senam lagi, terlihat pukul menunjukan jam 9 pagi dengan mata sayup sayup aku dengar suara kaki yang melangkah menuju kamar ku, terdengar suara ketukan pintu memang sengaja aku diamkan mungkin saja itu pembantuku yang ada perlu denganku.

    Selamat pagi tante , terdengar suara laki laki ohh ternyata Ari, dalam batinku mau apa dia pagi pagi ini mencariku, aku masih terpejam dan melentangkan tubuhku kedua tanganku dibawah bantal, Arie memanggil namaku Tante Tante dengan ketukan berulang kali.

    Cerita Dewasa – Tak lama kemudian aku mendengar kunci pintu di putar dan terlihat kepala Ari yang mengintip dari balik pintu kamar, aku sedikit melirik dari sudut mataku aku tak mau diganggu, Arie semakin berjalan mendekatiku” Tante bisikan suaranya terdengar , aku diam saj dan berpura pura aku tertidur pulas.

    Beberapa kemudian aku tidak mendengar apapun, tak kusangka Ari ternyata sudah disampingku kurasakan tubuhnya bergesakan dengan pahaku, aku teringat saat it aku masih memakai gaun yang tipis sehingga celana dalamku agak terlihat ngeplat dan Bhku, aku intip dari celah mataku Ari melihat tubuhku dengan mata yang menganga sambil menelan ludah, pelan pelan tangannya Ari menuju kegaunku.
    Hot”
    Sungguh hatiku semakin berdebar “mau ngapain ini bocah? Tapi aku terus berpura pura memejamkan mata. Suara Arie memanggilku

    “Tante Tante” mungkin dia sedang memastikan bahwa kau sedang tertidur pulas, aku masih berpura pura tidur kemudian aku rasakan gaunku sedikit ada angin yang masuk menyentuh tubuhku tangan Ari membuka gaunku dan memegang bibirku, sungguh aku tambah kaget sekali tapi aku mencoba unutk tenang agar tidak ada curiga.

    Cerita Sex Keponakan Yang Perkasa Kurasakan tanganny Ari mengelus ngelus tanganku aku masih memejamkan mataku, saat aku intip lagi ternyata wajah Arie sungguh dekat denganwajahku, tapi aku yakin kalau Ari tidak mengetahu kalau aku sedang berpura pura tidur lelap, nafasku aku atur dengan tenang dan selembut mungkin, tangannya Ari mulai nakal dengan mengelus ngelus leherku, secara tidak langsung bulu kudukku berdiri.

    Lebih bussyetny lagi tanganya masuk kedalam celah Bhku, awal awl dia hanya mengelus ngelus pemukaan payudaraku tapi kurasakan dadaku diremas remas, secara tidak langsung aku mulai horny sudah lama aku tidak merasakan sentuhan laki laki, aku putuskan untuk diam dan menikmati segala perbuatan Ari.

    Sekarang tangan Ari sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, ceritasexdewasa.org tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam.

    Kurasakan tangannya gemetar ketika memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Ari mendekatkan wajahnya kearah buah dadaku, lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan.

    Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah berkilat oleh air liurnya, perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. Mulutnya terus menyedot puting susuku disertai dengan gigitan-gigitan kecil.

    Tangan kanan Ari mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yg masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah atau belum, yang jelas jari-jari Ari menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD.

    Lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku, jantungku berdebar keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Ari sedang berusaha memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali.

    Aku harus mengakhiri sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Ari!! Ngapain kamu?”, Aku berusaha bangun duduk, tapi kedua tangan Ari menekan pundakku dengan keras.

    Tiba-tiba Ari mencium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak, kukerahkan seluruh tenagaku, tapi Ari makin keras menekan pundakku, malah pemuda itu sekarang menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditekan oleh tubuhnya yang besar.

    Cerita Dewasa – Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku pura-pura menolak.

    “Tante.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya tante” Ari melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa dengan teman-teman kamu yang masih muda. Tante kan sudah tua” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan tante.., saya akan memuaskan tante sepuas-puasnya”, Jawab Ari.

    “Ah kamu.., ya sudahlah terserah kamu sajalah”, Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tak tahan ingin dijamah olehnya.

    Kemudian Ari melepaskan gaun tidurku, sehingga aku cuma memakai celana dalam saja. Lalu Ari melepaskan pakaiannya, sehingga aku bisa melihat penisnya yang besar sekali, penis itu sudah menegang keras.

    Ari mendekat ke arahku.

    “Tante diam saja ya”, Kata Ari. Aku diam sambil berbaring telentang, kemudian Ari mulai menciumi wajahku, telingaku dijilatinya, aku mengerang-erang, kemudian leherku dijilat juga, sementara tangannya meremas buah dadaku dengan lembut.

    Tak lama kemudian Ari merenggangkan kedua pahaku, lalu kepalanya menyusup ke selangkanganku. vaginaku yang masih tertutup CD dijilat dan dihisap-hisapnya, aku menggeliat-geliat menahan rasa nikmat yang luar biasa.

    Lalu Ari menarik CD-ku sampai copot, kedua kakiku diangkatnya sampai pinggulku juga terangkat, sehingga tubuhku menekuk, kulihat vaginaku yang berbulu sangat lebat itu mengarah ke wajahku, punggungku agak sakit, tapi kutahan, aku ingin tahu apa yang akan dilakukannya.

    Cerita Sex Keponakan Yang Perkasa Kemudian Ari mulai menjilati vaginaku, kulihat lidahnya terjulur menyibak bulu vaginaku, lalu menyusup ke belahan bibir vaginaku, aku merintih keras, nikmat sekali, clitorisku dihisap-hisapnya, kurasakan lidahnya menjulur masuk ke dalam lubang vaginaku, mulutnya sudah bergelimang lendirku, aku terangsang sekali melihat kelahapan pemuda itu menikmati vaginaku, padahal kupikir vaginaku sudah tidak menarik lagi.

    “Enak Ari? Bau kan?”, Bisikku sambil terus melihatnya melahap lubangku.

    “Enak sekali tante, saya suka sekali baunya”, Jawab Ari, aku makin terangsang. Tak lama aku merasakan puncaknya ketika Ari makin dalam memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku.

    “Arie.., aa.., enaakk” Kurasakan tubuhku ngilu semua ketika mencapai orgasme, Ari terus menyusupkan lidahnya keluar masuk vaginaku.

    Kuremas-remas dan kugaruk-garuk rambut Ari.

    Kemudian kulihat Ari mulai menjilat lubang pantatku, aku kegelian, tapi Ari tidak peduli, ia berusaha membuka lubang pantatku, aku mengerahkan tenaga seperti sedang buang air sehingga kulihat lidah Ari berhasil menyusup kesela lubang pantatku, aku mulai merasakan kenikmatan bercampur geli.

    “Terus aduh nikmat banget, geli.., teruss.., hh..”, Aku mengerang-erang,

    Ari terus menusukkan lidahnya ke dalam lubang pantatku, kadang-kadang jarinya dimasukkan ke dalam lalu dikeluarkan lagi untuk dijilat sambil memandangku.

    “Enak? Jorok kan?”.

    Enak tante.., nikmat kok”, Jawab Ari, tak lama kemudian aku kembali orgasme, aku tahu lendir vaginaku sudah membanjir.

    Kucoba meraih penis Ari, tapi sulit sekali. Aku merasa kebelet ingin pipis, tiba-tiba tanpa dapat kutahan air kencingku memancar sedikit, aku mencoba menahannya.

    “Aduh sorry.., nggak tahan mau pipis dulu” Aku ingin bangun tapi kulihat Ari langsung menjilat air kencingku yang berwarna agak kuning.

    Gila! Aku berusaha menghindar, tapi ia malah menyurukkan seluruh mulutnya ke dalam vaginaku.

    “aa.., jangan Ari.., jangan dijilat, itu kan pipis Tante”

    Aku bangun berjalan ke kamar mandi, kulihat Ari mengikutiku.

    “Tante pipis dulu, Ari jangan ikut ah.., malu”, Kataku sambil menutup pintu kamar mandi, tapi Ari menahan dan ikut masuk.

    “Saya ingin lihat Tante”.

    “Terserah deh”.

    Cerita Sex Keponakan Yang Perkasa

    Cerita Sex Keponakan Yang Perkasa

    “Saya ingin merasakan air pipis tante”, Aku tersentak.

    “Gila kamu? Masak air pipis mau..”, Belum habis ucapanku,

    Ari sudah telentang di atas lantai kamar mandiku.

    “Please tante..”, Hatiku berdebar, aku belum pernah merasakan bagaimana mengencingi orang, siapa yang mau? Eh sekarang ada yang memohon untuk dikencingi.

    Akhirnya kuputuskan untuk mencoba.

    “Terserah deh..” Jawabku, lalu aku berdiri diantara kepalanya, kemudian pelan-pelan aku jongkok di atas wajahnya, kurasakan vaginaku menyentuh hidungnya.

    Ari menekan pinggulku sehingga hidungnya amblas ke dalam vaginaku, aku tak peduli, kugosok-gosok vaginaku di sana, dan sensasinya luar biasa, kemudian lidahnya mulai menjulur lalu menjilati lubang pantatku lagi, sementara aku sudah tidak tahan.

    “Awas.., mau keluar” Ari memejamkan matanya.

    Kuarahkan lubang vaginaku ke mulutnya, kukuakkan bibir vaginaku supaya air kencingku tidak memencar, kulihat Ari menjulurkan lidahnya menjilati bibir vaginaku, lalu memancarlah air kencingku dengan sangat deras, semuanya masuk ke dalam mulut Ari, sebagian besar keluar lagi.

    Tiba-tiba Ari menusuk vaginaku dengan jarinya sehingga kencingku tertahan seketika, kenikmatan yang luar biasa kurasakan ketika kencingku tertahan, lalu vaginaku ditusuk terus keluar masuk dengan jarinya.

    Kira-kira 1 menit kurasakan kencingku kembali memancar dashyat, sambil pipis sambil kugosok-gosokkan vaginaku ke seluruh wajah Ari.

    Pemuda itu masih memejamkan matanya. Akhirnya kulihat kencingku habis, yang keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai masuk ke dalam mulut pemuda itu, dan Ari menjilat serta menghisap habis.

    Aku juga tak tahan, kucium mulut Ari dengan lahap, kurasakan lendirku sedikit asin, kuraih penis Ari, kukocok-kocok, kemudian kuselomoti penis yang besar itu.

    Kusuruh Ari nungging diatas wajahku, lalu kusedot penisnya yang sudah basah sekali oleh lendir bening yang terus-menerus menetes dari lubang kencingnya.

    Ari mulai memompa penisnya di dalam mulutku, keluar masuk seolah-olah mulutku adalah vagina, aku tidak peduli, kurasakan Ari sedang mencelucupi vaginaku sambil mengocok lubang pantatku.

    Kuberanikan mencoba menjilat lubang pantat Ari yang sedikit berbulu dan berwarna kehitam-hitaman. Tidak ada rasanya, kuteruskan menjilat lubang pantatnya, kadang-kadang kusedot bijinya, kadang-kadang penisnya kembali masuk ke mulutku.

    Tak lama kemudian kurasakan tubuh Ari menegang lalu ia menjerit keras. penisnya menyemburkan air mani panas yang banyak sekali di dalam mulutku.

    Kuhisap terus, kucoba untuk menelan semua air mani yang rada asin itu, sebagian menyembur ke wajahku, ku kocok penisnya, Ari seperti meregang nyawa, tubuhnya berliuk-liuk disertai erangan-erangan keras.

    Setelah beberapa lama, akhirnya penis itu agak melemas, tapi terus kuhisap.

    “Tante mau coba pipis Ari nggak?” Aku ingin menolak, tapi kupikir itu tidak fair.

    “Ya deh.. Tapi sedikit aja” Jawabku.

    Cerita Sex Keponakan Yang Perkasa Kemudian Ari berlutut di atas wajahku, lalu kedua tangannya mengangkat kepalaku sehingga penisnya tepat mengarah kemulutku. Kujilat-jilat kepala penisnya yang masih berlendir.

    Tak lama kemudian air pipis Ari menyembur masuk ke dalam mulutku, terasa panas dan asin, sedikit pahit. Kupejamkan mataku, yang kurasakan kemudian air pipis Ari terus menyembur ke seluruh wajahku, sebagian kuminum.

    Ari memukul-mukulkan penisnya ke wajah dan mulutku. Setelah habis kencingnya, aku kembali menyedot penisnya sambil mengocok juga.

    Kira-kira 2 menit penis Ari mulai tegang kembali, keras seperti kayu. Ari lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku, kutuntun penis itu masuk ke dalam vaginaku.

    Kemudian pemuda itu mulai memompa penis besarnya ke dalam vaginaku. Aku merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penis itu dicabut lalu ditusuk lagi.

    Kadang Ari mencabut penisnya lalu memasukkannya ke dalam mulutku, kemudian kurasakan pemuda itu berusaha menusuk masuk ke dalam lubang pantatku.

    “Pelan-pelan.., sakit” Kataku, kemudian kurasakan penis itu menerobos pelan masuk ke dalam lubang pantatku, sakit sekali, tapi diantara rasa sakit itu ada rasa nikmatnya.

    Kucoba menikmati, lama-lama aku yang keenakan, sudah 3 kali aku mencapai orgasme, sedangkan Ari masih terus bergantian menusuk vagina atau pantatku.

    Tubuh kami sudah berkubang keringat dan air pipis, kulihat lantai kamar mandiku yang tadinya kering, sekarang basah semua.

    “aakkhh.., tante, tante.., aa” Ari merengek-rengek sambil memompa terus penisnya di dalam lubang pantatku.

    Dengan sigap aku bangun lalu secepat kilat kumasukkan penisnya ke dalam mulutku, kuselomoti penis itu sampai akhirnya menyemburlah cairan kenikmatan dari penis Ari disertai jeritan panjang, untung tidak ada orang dirumah.

    Air maninya menyembur banyak sekali, sebagian kutelan sebagian lagi kuarahkan ke wajahku sehingga seluruh wajahku berlumuran air mani pemuda itu.

    Kemudian Ari menggosok penisnya ke seluruh wajahku, lalu kami berpelukan erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi.

    Kepuasan yang kudapat hari itu benar-benar sangat berarti. Aku makin sayang dengan Ari. Ada saja sensasi dan cara baru setiap kali kami bercinta.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Video Bokep Asia cewek jepang saya tachibana ngentot di hutan

    Video Bokep Asia cewek jepang saya tachibana ngentot di hutan


    2078 views

  • Foto Ngentot Wonderful Jaye Summers mengambil beberapa kontol hitam di vagina panasnya

    Foto Ngentot Wonderful Jaye Summers mengambil beberapa kontol hitam di vagina panasnya


    1755 views

    Duniabola99.com – foto gadis yang sange lagi tunggu pacarnya datang untuk mengentottinnya dan melakukan hubungan ngentot diayunan halaman belakang dan menembakkan spermanya yang banyak diatas pantat.

  • Kisah Memek Diajari seks oleh kakakku yang seorang lesbian

    Kisah Memek Diajari seks oleh kakakku yang seorang lesbian


    2521 views

    Duniabola99.com – Ini mungkin sebuah pengalaman yang paling gila (menurutku), karena orang pertama yang mengajarkan seks kepadaku adalah kakak kandungku sendiri. Aku adalah seorang gadis berumur 18 tahun (sekarang), dan kakakku sendiri berusia 23 tahun. Sudah lama aku mengetahui kelainan yang ada pada diri kakakku. Karena ia sering mengajak teman perempuannya untuk tidur di rumah, dan karena kamarku berada persis di sebelah kamarnya, aku sering mendengar suara-suara aneh, yang kemudian kusadari adalah suara rintihan dan kadang pula teriakan-teriakan tertahan. Tentu saja meskipun orang tuaku ada di rumah mereka tak menaruh curiga, sebab kakakku sendiri adalah seorang gadis.


    Ketika aku mencoba menanyakannya pada awal Agustus 1998, kakakku sama sekali tidak berusaha menampiknya. Ia mengakui terus terang kalau ia masuk sebuah klub lesbian di kampusnya, begitu juga dengan kekasihnya. Waktu itu aku merasa jijik sekaligus iba padanya, karena aku menyadari ada faktor psikologis yang mendorong kakakku untuk berbuat seperti itu. Kekasihnya pernah mengecewakannya, kekasih yang dicintainya dan menjadi tumpuan harapannya ternyata telah menikah dengan orang lain karena ia telah menghamilinya. Kembali pada masalah tadi, sejak itu aku jadi sering berbincang-bincang dengan kakakku mengenai pengalaman seksnya yang menurutku tidak wajar itu. Ia bercerita, selama menjalani kehidupan sebagai lesbian, ia sudah empat kali berganti pasangan, tapi hubungannya dengan mantan-mantan pacarnya tetap berjalan baik. Agen Nova88

    Begitulah kadang-kadang, ketika ia kembali mengajak pasangannya untuk tidur di rumah, pikiranku jadi ngeres sendiri. Aku sering membayangkan kenikmatan yang tengah dirasakannya ketika telingaku menangkap suara erangan dan rintihan. Aku tergoda untuk melakukannya. Pembaca, hubunganku yang pertama dengan kakakku terjadi awal tahun 2000, ketika ia baru saja putus dengan pasangannya. Ia memintaku menemaninya tidur di kamarnya, dan kami menonton beberapa CD porno, antara tiga orang cewek yang sama-sama lesbian, dan aku merinding karena terangsang secara hebat mengingat kakakku sendiri juga seperti itu.

    Awalnya, aku meletakkan kepalaku di paha kakakku, dan ia mulai mengelus-elus rambutku.
    “Aku sayang kamu, makasih ya, mau nemenin aku”, katanya berbisik di telingaku.
    Mendengar hal itu, spontan aku mendongakkan wajah dan kulihat matanya berlinang, mungkin ia teringat pada kekasihnya. Refleks, aku mencium pipinya untuk menenangkan, dan ternyata ia menyambutnya dengan reaksi lain. Di balasnya kecupanku dengan ciuman lembut dari pipi hingga ke telingaku, dan di sana ia menjilat ke dalam lubang telingaku yang membuat aku semakin kegelian dan nafsuku tiba-tiba saja naik. Aku tak peduli lagi meski ia adalah kakakku sendiri, toh hubungan ini tak akan membuatku kehilangan keperawanan. Jadi kuladeni saja dia. Ketika ia menunduk untuk melepaskan kancing-kancing kemejaku, aku menciumi kuduknya dan ia menggelinjang kegelian.
    “Oh.. all..”, desahnya.
    Aku semakin liar menjilati bagian tengkuknya dan memberi gigitan-gigitan kecil yang rupanya disukai olehnya.


    Ketika kusadari bahwa kemejaku telah terlepas, aku merasa tertantang, dan aku membalas melepaskan T-shirt yang ia kenakan. Ketika ia menunduk dan menjilati puting susuku yang rupanya telah mengeras, aku menggelinjang. Kakakku demikian lihai mempermainkan lidahnya, kuremas punggungnya.
    “Oohh.. Kaakk, ah.. geli”, Ia mendongak kepadaku menatap mataku yang setengah terkatup, dan tersenyum.
    “Kamu suka?”.
    “Yah..”, kujawab malu-malu, mengakui.

    Ia kembali mempermainkan lidahnya, dan aku sendiri mengusap punggungnya yang telanjang (kakakku tak biasa pakai bra ketika hendak tidur) dengan kukuku, kurasakan nafasnya panas di perutku, menjilat dan mengecup. Aku memeluknya erat-erat, dan mengajaknya rebah di peraduan, lantas kutarik tubuhku sehingga ia berada dalam posisi telentang, kubelai payudaranya yang kencang dan begitu indah, lantas kukecup pelan-pelan sambil lidahku terjulur, mengisap kemudian membelai sementara jemariku bermain di pahanya yang tidak tertutup. Aku menyibakkan rok panjang yang dipakainya kian lebar, dan kutarik celana dalamnya yang berwarna merah sementara ia sendiri mengangkat pantatnya dari kasur untuk memudahkanku melepaskan CD yang tengah dipakainya.

    Ketika aku meraba ke pangkal pahanya, sudah terasa begitu basah oleh cairan yang menandakan kakakku benar-benar sedang bergairah. Aku sendiri terus menggelinjang karena remasannya di payudaraku, tapi aku ingin lebih agresif dari pada dia, jadi kubelai lembut kemaluannya, dan merasakan jemariku menyentuh clitorisnya, aku membasahi jemariku dengan cairan yang ada di liang senggamanya kemudian kuusap clitorisnya, lembut pelan, sementara ia mendesah dan kemudian meremas rambutku kuat-kuat.
    “Oh.. Yeahh.. Ukkhh, ahh, terus, teruss, ahh”, celoteh kakakku dengan ributnya. Aku terus mengusap clitoris kakakku, dan tiba-tiba kurasakan tubuhnya mengejang kuat-kuat, jemarinya meremas punggungku, lantas ia merebah lemas.

    Aku memandang ke wajahnya yang bersimbah keringat, “Sudah Kak?” Ia mengangguk kecil dan tersenyum.
    “Thanks yah”, aku mengedik.
    Aku belum puas, belum. Kukeringkan jemariku sekaligus kemaluan kakakku, kemudian aku turun, dan menciumi pahanya.
    “Ohh.. teruskan terus.. yeah.. terus..”, aku tak peduli dengan erangan itu, aku mendesakkan kepalaku di antara kedua pahanya dan sementara aku mulai menjilati selangkangannya, kulepaskan ritsluiting rok kakakku, dan menariknya turun. Aku juga melepaskan sendiri celana jeans pendek yang tengah kupakai, kemudian aku memutar badanku sehingga kemaluanku berada tepat di atas wajah kakakku. Ia mengerti dan segera kami saling menjilat, pantat serta pinggul kami terus berputar diiringi desahan-desahan yang makin menggila. Aku terus menjilati clitorisnya, dan kadangkala kukulum, serta kuberi gigitan kecil sehingga kakakku sering berteriak keenakan. Kurasakan jemarinya bergerak mengelusi pantatku sementara tangan kirinya merayap ke pinggir dipan.


    Sebelum aku menyadari apa yang ia lakukan, ia menarik tanganku dan menyerahkan sebuah penis silikon kepadaku.
    “Kak?”, bisikku tak percaya.
    “Masukkan, masukkaan, please..” Ragu, aku kembali ke posisi semula dengan ia terus menjilati clitorisku, kumasukkan penis buatan itu perlahan-lahan, dan kurasakan ia meremas pantatku kuat-kuat, pinggulnya berputar kian hebat dan kadang ia mendorong pantatnya ke atas, aku sendiri menyaksikan penis itu masuk ke lubang kemaluan kakakku dan asyik dengan pemandangan itu, kusaksikan benda tersebut menerobos liang senggamanya dan aku membayangkan sedang bersetubuh dengan seorang lelaki tampan yang tengah mencumbui kemaluanku. Judi Online Nova88

    Lama kami berada dalam posisi seperti itu, sampai suatu ketika aku merasakan ada sesuatu di dalam tubuhku yang membuatku seolah merinding seluruh tubuh karena nikmatnya, dan tahu-tahu aku menegang kuat-kuat, “okh.. kaakk.. ahh.. ahh!” Tubuhku serasa luluh lantak dan aku tahu aku telah mengalami orgasme, kucium paha kakakku dan kumasukkan penis silikon itu lebih cepat, dan pada ritme-ritme tertentu, kumasukkan lebih dalam, kakakku mengerang dan merintih, dan terus-terang, aku menikmati pemandangan yang tersaji di depanku ketika ia mencapai orgasme. Terakhir, aku mencium clitorisnya, kemudian perut, payudara dan bibirnya. Lantas ketika ia bertanya, “Nyesel nggak?” aku menggeleng dengan tegas. Malam itu kami tidur dengan tubuh telanjang bulat, dan sekarang kami kian sering melakukannya.




  • Video bokep Black Angelika Goda pria dengan rok mini

    Video bokep Black Angelika Goda pria dengan rok mini


    6661 views

  • Foto Bugil Gadis Ukraina yang cantik Jeff Milton berpose telanjang

    Foto Bugil Gadis Ukraina yang cantik Jeff Milton berpose telanjang


    2292 views

    Duniabola99.com – foto gadis manis pirang putih besih melepaskan lingerienya manmpilkan toketnya yang kecil dan mengangkang memamerkan memeknya yang wanrna pink tanpa bulu dan temben yang sangat enak untuk dientot.

  • Foto Bugil Kecantikan remaja Ashlyn memekyang yang dicukur sambil mandi

    Foto Bugil Kecantikan remaja Ashlyn memekyang yang dicukur sambil mandi


    2077 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik bugil dikamar mandi dan melakukan mastrubasi di bak mandi yang penuh dengan busa.

    Kumpulan Foto Gadis Bening, Kumpulan Foto Bugil Wanita Seksi Dan Bohai, Kumpulan Gadis Cantik Telanjang, kumpulan wanita cantik putih bersih dari korea, kumpulan wanita cantik putih bersih dari asia, kumpulan wanita cantik putih bersih dari jepang,

  • Video Bokep Eropa  ibuku menggoda teman sekelasku dan aku untuk ngentot

    Video Bokep Eropa ibuku menggoda teman sekelasku dan aku untuk ngentot


    1771 views

  • Foto Bugil gadis menampilkan bodynya yang aduhai

    Foto Bugil gadis menampilkan bodynya yang aduhai


    2098 views

    Duniabola99.com – foto gadis cewek cantik bugil sambil duduk di sofa tua melepaskan pakaian tidurnya yang berwarna merah dan mengangkang memarkan memeknya yang berbulu tipis tipis yang sangat mengoda.

  • Video bokep suster Ai Suzuki ngentot diranjang hotel

    Video bokep suster Ai Suzuki ngentot diranjang hotel


    3072 views

  • Kisah Memek Musibah Yg Nikmat

    Kisah Memek Musibah Yg Nikmat


    2635 views

    Duniabola99.com – Aku telah bekerja selama hampir 6 tahun di bagian akuntansi dan juga masih menempuh kuliah semester 4 di sebuat PTS ternama di Surabaya. Aku selalu mengendarai motor bututku ke mana aku pergi, baik itu ke kantor maupun aku ke kampus.


    pada suatu hari, waktu itu jumat pagi aku akan berangkat senam di kantor, aku mengendarai motorku dengan agak tergesa-gesa, maklum sudah agak terlambat. Sesampainya di jalan Ahmad Yani aku terperanjat hebat karena ada mobil Timor memotong di depanku, tanpa dapat aku kuasai akhirnya akupun menabraknya dan terjatuh dengan luka yang lumayan parah, kemudian aku pingsan. Aku sadar saat aku sudah di rumah sakit AL di dekat kawasan itu, aku membuka mataku pelan-pelan dan seorang gadis cantik sudah tersenyum kepadaku.

    “Mas, maafkan saya”, dia mengucapkan kata dengan penuh pesona.

    “Nggak pa-pa..”, kataku lirih.

    “Nama saya Rifa”, kata gadis itu.

    “Saya Dimas”, jawabku singkat.

    Kamipun ngobrol kesana kemari, aku sudah agak enakan dengan kehadirannya aku bersemangat sekali untuk segera sembuh. Sejak peristiwa itu aku dirawatnya hingga aku pulang, kedua orang tuanya pun selalu menjengukku tiap sore hari, maklumlah aku anak perantauan yang jauh dari keluarga.

    Setelah seminggu dirawat aku diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Semua biaya ditanggung oleh keluarga Rifa termasuk motorku yang rusak. Aku diberi motor baru sebagai gantinya dengan harapan aku akan lebih baik, aku selalu dianggap sebagai keluarga Rifa sehingga aku diminta tinggal di rumahnya. Akupun sangat berterima kasih sebab akan banyak mengurangi biayaku. Rifa di rumah itu adalah anak tunggal dan selalu dimanja.


    Setelah hampir 6 bulan aku tinggal aku mulai merasakan bahwa Rifa mulai menyukaiku, memang sih usia kami tidak jauh terpaut aku masih 24 tahun sedang rifa 20 tahun. Rifa kuliah pagi di PTN semester 4 juga. Rifa adalah gadis yang sangat cantik dengan bentuk tubuh yang sangat seksi, sehingga banyak cowok yang ingin jadi kekasihnya.

    Singkat cerita, pada hari jumat sore aku di telepon ke kantor untuk segera pulang sore karena ayah dan ibunya akan ke Jakarta. Aku segera pulang setelah jam 14.30. Sesampainya di rumah aku mendapati rumah dalam keadaan sepi. Aku pencet bel dan Rifa hanya berteriak dari dalam bahwa pintu tidak dikunci. Aku masuk ke kamarku di atas, aku yakin orang tua Rifa sudah berangkat, akupun mandi dan bermaksud istirahat, akan tetapi dari bawah Rifa berteriak.

    “Mas, sudah saya bikinkan kopi cream di meja belajarku”, teriak Rifa.

    “Ya…”, aku turun dan mengetuk kamar Rifa.

    “Masuk saja tidak dikunci, aku lagi mandi”, jawab Rifa.

    Dadaku berdebar kencang ketika aku lihat di sudut ruangan ada bayangan tubuh Rifa yang seksi itu diguyur air dan hanya terhalang partisi plastik tipis (seperti di hotel-hotel). Aku duduk di meja belajar Rifa dan menikmati kopi buatannya.

    “Mas, udah mandi belum”, tanya Rifa. Fontana99

    “Udah, emang kenapa?, tanyaku balik.

    “Mau mandi lagi”, kata Rifa.

    “Nggak”, jawabku singkat.


    Aku membuka majalah di meja Rifa, ketika tiba-tiba Rifa berteriak, “Mas, tolong ada kecoak”, dengan tanpa pikir panjang aku melompat ke kamar mandi itu. Jantungku berdegub kencang ketika aku melihat Rifa hanya tertutup daster kecil jauh di atas lutut.

    “Kecoaknya udah pergi”, Rifa berkata sambil tersenyum.

    Aku terdiam dan terpana, Rifa tidak merasa malu sedikitpun dia malah menyemprotkan shower yang dia pegang ke arahku, akupun basah kuyup. Kamipun bercanda, aku ambil shower kloset dengan tak kalah cerdik aku menyemprot bagian tubuh Rifa yang aku rasa bikin geli. Rifa menggeliat-geliat ketika air itu menyemprot ke payudaranya, seolah ia menikmatinya, aku kaget ternyata Rifa tidak mengenakan BH. Aku semakin turun dan melihat Rifa juga tidak mengenakan celana dalam, darah laki-lakiku memuncak, tanpa kami sadari kami berpelukan dan aku mencium serta mengulum bibir Rifa yang merah dan seksi itu, Rifa sangat menikmatinya, tangankupun mulai meraba daerah sensitif Rifa, Rifa semakin menggeliat-geliat dan daster kecil itupun luruh ke lantai kamar mandi, aku sangat terpesona melihat tubuh Rifa tanpa sehelai benang pun, Rifa semakin menantang, akupun mulai mencumbuinya.

    Sedikit demi sedikit pakaiankupun dilucuti Rifa dengan tangan halusnya. Aku bopong tubuh Rifa ke tempat tidur, Rifa memamerkan vaginanya yang kelihatan rapat dan cekung memerah. Aku semakin tidak sabar, aku lepas celana dalamku cepat-cepat. Aku mulai menjilati paha Rifa yang mulih halus itu. Rifa menggeliat-geliat menahan nafsu birahi.

    Saat lidahku menjilati vagina Rifa, Rifa berteriak-teriak menahan kenikmatan. Aku semakin ke atas dan mengulum payudaranya serta menindihnya, semakin ke atas aku mengulum bibirnya dan aku rasakan penisku menyentuk benda lembut tapi panas. Aku coba menekan tapi susah sekali. Rifa semakin meregangkan selangkangannya, aku menekan pinggangku dan aku rasakan penisku mulai panas (karena penisku menyeruak masuk ke dalam vagina Rifa), semakin panas saat aku menekannya dengan keras dan Rifa menjerit sembari mendekapku erat.


    Sesaat kami terasa tidak sadar, kemudian aku mulai memainkan pinggulku, kami sangat menikmatinya hingga sesaat lamanya penisku mengejang dan cairan menyeruak di dalam vagina Rifa, Rifa memelukku erat sekali. Kami kelelahan namun Rifa kembali menggoyangkan pinggulnya, akupun seolah enggan untuk mencabut penisku yang dijepit vagina Rifa yang sangat kuat itu, kami memainkan lagi pinggul kami sangat lama. Kemudian kembali penisku mengejang dan cairan itu menyemprot diding rahim Rifa. Dia memejamkan matanya sembari memelukku erat. Kamipun tertidur dengan posisi penisku masih menancap di vaginanya. Setelah bangun aku merasa penisku sakit dan panas sekali, akan tetapi saat aku mau mencabut penisku, Rifa kembali memelukku. Rifa sungguh hebat, kamipun melakukan lagi.

    Setelah itu Rifa melangkah ke kamar mandi, aku mengikutinya dari belakang. Rifa mencuci vaginanya dan aku mencuci penisku.

    “Mas, aku lapar”, kata Rifa.

    “Aku juga”, jawabku samabil kucium bibir Rifa.

    Rifa mengenakan pakaian seperti saat mandi tadi, tanpa BH dan celana dalam, aku membalut tubuhku dengan handuk. Kami melangkah ke dapur untuk masak, kami bercanda dan tanpa aku sadari penisku telah menegang, Rifapun begitu. Rifa duduk di meja dapur dan mengangkat kakinya, vaginanya kelihatan begitu indah dan kecil. Aku pegang penisku dan memasukkannya ke dalam vaginanya, gesekan-gesekan lembut kami lakukan dengan tenang dan mesra. Setelah beberapa lama cairan spermaku menyemprot di dalam vagina Rifa. Rifa tersenyum puas.
    Kami melanjutkan lagi masak dan makan malam. Mulai saat itu setiap pagi penisku menegang, aku turun dan melakukan perbuatan itu dengan Rifa, ya hampir setiap pagi. Kami sangat menikmatinya dan aku bicara kepada orang tua Rifa untuk meminangnya, mereka setuju. Kami sangat bahagia dan semakin gila-gilaan melakukan perbuatan tersebut tanpa kenal waktu dan ruang.




  • Kisah Memek Ketika Aku Menunggu Di Halte Bus,Terlihat Gadis Cantik

    Kisah Memek Ketika Aku Menunggu Di Halte Bus,Terlihat Gadis Cantik


    3495 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Ketika Aku Menunggu Di Halte Bus,Terlihat Gadis Cantik ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Aku mengenalnya pertama kali ketika nunggu bus di sebuah sudut Jakarta. Tiba-tiba saja turun hujan. Aku hari itu memang sudah sedia payung lipat karena waktu berngkat dari rumah kulihat langit sudah gelap. Kubuka payungku dan kulihat seorang gadis, masih muda, berlari menembus hujan. Kusambut saja dia dengan payungku dan kami berpayungan bersama. Selama berpayungan bersama kami hanya saling berdiam saja. Akhirnya kami berteduh di bawah emperan toko. Agen Sbobet


    “Iiih, laki-laki kok bawa payung, tumben-tumbennya ada laki-laki takut hujan” katanya.

    “Bukannya berterima kasih, malahan mencela. Coba kalau tadi aku nggak bawa payung kamu udah basah kuyup” kataku tanpa merasa tersinggung. Biarin aja orang mau ngomong apapun, nggak efek bagiku. Tapi aku sendiri heran juga kok tumben memang aku mau bawa payung. Biasanya cuek aja.

    “Mau kemana?” tanyaku.
    “Pulang ke Grogol” jawabnya.

    Kutanya namanya, kudengar dia jawab bahwa namanya Yuli. Akhirnya angkutan yang ditunggunyapun datang. Akupun pulang ke rumah. Beberapa hari kemudian di tempat yang sama kembali aku bertemu dengannya.

    “Hai, masih ingat aku?” tanyaku.
    “Masih. Mana payungnya, kok nggak dibawa?” jawabnya.
    “Ah, hari panas gini kok”.
    “Baru pulang Yul?”
    “Namaku Yuni, bukan Yuli”.
    “Kemarin Yuli, sekarang Yuni besok apa lagi,” olokku.
    “Kamu aja yang budi, dari dulu juga namaku Yuni, kadang juga dipangil Ike”.

    Dari tadi suaranya datar, cenderung ketus. Kuajak Yuni untuk makan Soto Betawi di seberang jalan.

    “Buru-buru Yun? Makan dulu yuk!” ajakku.
    “Boleh, tapi kamu yang traktir”.
    “Jangan kuatir”.

    Akhirnya kami masuk ke dalam warung tenda Soto Betawi. Kupesan dua porsi tapi dia menolak.

    “Aku nggak usah, masih kenyang. Aku minum es teh saja”.
    “Ya sudah. Bang sotonya satu es tehnya dua,” kupesan pada si abang tukang soto.

    Kami duduk berhadapan dipisahkan oleh meja kecil untuk 4 orang. Aku makan dengan cepat dan kemudian mulaiminum es teh tadi. Karena mejanya kecil lutut kami bisa saling beradu. Tiba-tiba Yuni menggoyangkan lututnya agak keras.

    “Kenapa?” tanyaku.
    “Orang di belakangmu dari tadi lihatin aku terus”.
    “Biarin aja, mata dia sendiri aja”

    Kedua lututnya kemudian menjepit salah satu kakiku. Aku agak terkejut juga.

    “Pijitin dong,” kataku.
    “Mau? Jangan di sini,” katanya sambil mengedipkan mata.

    Alamak, apalagi yang terjadi setelah ini?

    “Jadi di mana?” pancingku lagi.
    “Di hotel saja” sahutnya berbisik.

    Kutatap dia, seolah-olah tak percaya dia ngajak check in.


    Aku segera selesaikan makan, bayar dan keluar dari warung. Laki-laki yang dibilangnya tadi ngelihatin terus masih curi-curi pandang ke Yuni. Kami berjalan menuju hotel dekat tempat kami makan tadi. Sambil jalan kubisikkan di telinganya “Pakai kondom?”

    “Terserah aja,” jawabnya.

    Aku hampir tidak pernah pakai kondom, apalagi nawarin teman kencanku untuk pakai kondom dalam bercinta. Entah kenapa, atau mungkin kasihan aja kepada Yuni makanya kutawarkan pakai kondom. Sambil jalan kucoba cari-cari apotik atau toko obat, tapi nggak ada sampai kami tiba di hotel.

    Begitu masuk kamar, aku ke kamar mandi dan membersihkan senjataku. Yuni berbaring di ranjang. Aku keluar dari kamar mandi dan Yuni menatapku. Ia berdiri dan segera melepas pakaiannya sampai ia telanjang bulat. Akupun kemudian melepas pakaianku dan berbaring di sampingnya.

    “Mas ini orang mana sih, kok bulunya banyak sekali?” tanyanya.
    “Jawa asli 100%,” kataku.
    “Ada turunan Arab atau India kali ya?” selidiknya lagi seperti tak percaya dengan jawabanku.
    “Kamu kerja di mana Yun?”
    “Di Pasar Minggu”.
    “Kok mau ke Grogol lewat sini?”
    “Iya, sekaligus mampir tempat bapakku kerja”

    Setelah ngobrol beberapa saat aku tahu ternyata dia berasal dari Riau, umurnya sedikit di bawahku. Pada saat ini aku dapat mengamati dia dengan lebih teliti. Tingginya kutaksir 150 cm, kulitnya kuning kecoklatan, agak kurus. Rambutnya lurus sebahu, matanya kecil dan dadanya cukup besar untuk ukuran dia.

    “Nggak usah mandi ya” kataku.
    “Nggak usah, nanti aja. Nanti aja sekalian” katanya.
    “Oh ya, katanya tadi mau pijitin saya,” kataku menggodanya sambil kuubah posisi tubuhku tengkurap.

    Yuni merapat padaku dan tangannya mulai memijit tubuhku. Keras juga pijitan tangannya. Ia mulai memijit dari kaki, kemudian paha, tangan, kepala dan punggungku.

    “Udahan, sekarang mana lagi yang mau dipijit?” tanyanya menantang.
    “Depan ini belum dipijit,” kataku.

    Aku membalikkan badan dan Yuni segera menerkamku dengan ciuman yang ganas. Aku membalas dengan tak kalah ganas. Kecil-kecil nafsunya besar juga nih anak. Bibirnya bergeser ke bawah dan ia mencium dan menjilat leherku. Aku menggelinjang nikmat.


    Napas kami mulai memburu. Sambil menciumi dan mengecup dadaku, Yuni memelukku erat. Kulihat buah dadanya yang kenyal dan padat dihiasi dengan puting kecil yang berwarna merah muda menantangku untuk segera mengulumnya. Payudara sebelah kanan kusedot dan kukulum, sementara sebelah kirinya kuremas dengan tangan kananku. Tangan kiriku mengusap-usap ppipnya dengan lembut. Yuni mengerang dan merintih ketika putingnya kugigit kecil dan kujilat-jilat.

    “Ououououhh.. Nghgghh, Mas.. Ouuhh.. Mas Anto”

    Payudaranya kukulum habis sampai semuanya masuk ke mulutku. Yuni menjilati telingaku. Akupun terangsang hebat. Meriamku sudah mengeras siap untuk maju dalam pertempuran yang dahsyat.

    Yuni melepaskan diri dari pelukanku dan kini ia menjilati dan menciumi tubuhku. Dari leherku bibirnya kemudian menyusuri dadaku, dan “.. Oukhh, Yuni.. Yachh.. ” aku mengerang ketika mulutnya menjilati putingku. Kutolak tubuhnya karena tak tahan dengan rangsangan yang diberikan pada putingku dan kemudian kugulingkan ke samping.

    Bibirku menyambar bibirnya. Kudorong lidahku menggelitik mulutnya. Lidahku kemudian disedotnya. Tangannya menjelajah ke selangkanganku dan kemudian mengocok meriamku. Meriamku semakin tegang dan besar.

    “Puaskan aku, Mas. Bawa aku dalam lautan kenikmatan.. ” ia memekik.

    Tidak lama kemudian tangannya memegang erat meriamku dan kurasakan pantat dan pinggul Yuni bergerak-gerak menggesek meriamku. Kepala meriamku kemudian masuk ke dalam lubang kenikmatannya. Terasa sempit dan basah.

    “Akhh.. Oukkhh” Yuni mendongakkan kepalanya dan memberikan kesempatan kepadaku untuk menjilati lehernya yang tepat di depanku. Ia memutarkan pantatnya dan dengan tusukan keras akhirnya semua batang meriamku sudah terbenam dalam vaginanya.


    Pinggulku bergerak maju mundur menimba kenikmatan. Kadang gerakanku kuubah menjadi ke kanan ke kiri atau berputar berlawanan dengan arah putaran pantatnya. Sesekali gerakanku agak pelan dan kugantung selangkanganku. Pantatnya naik agak tinggi sehingga kepala meriamku berada di bibir guanya dan kemudian dengan cepat kuturunkan pantatku hingga seluruh batang meriamku tenggelam ke dalam liang nikmatnya

    Punggungnya naik dengan bertopang pada sikunya. Kuisap puting buah dadanya yang sudah mengeras. Gerakanku menjadi semakin liar dan berat. Tangannya kini memeluk punggungku dan dadanya merapat pada dadaku. Tangannya meremas dan menjambak rambutku, mulutnya merintih dan mengerang keras.

    “Anto.. Ouhh Anto, aku mau nyampai, aku mau kelu.. Ar”
    “Sshh.. Shh”

    “Anto sekarang ouhh.. Sekarang” ia memekik. Tubuhnya mengejang rapat diatasku dan kakinya membelit kakiku. Mulutnya mencari-cari mulutku dan kusambar agar ia tidak merintih terlalu keras lagi. Vaginanya berdenyut kuat sekali. Akupun merasakan akan menggapai kenikmatan dan kutekan pantatku ke bawah dengan keras hingga meriamku mentok.

    “Akhkhkh Yuni.. Terimalah tembakanku,” kumuntahkan cairan maniku ke dalam vaginanya. Terasa banyak sekali dan meleleh keluar menetes di sprei.

    Tubuhku melemas di atas badan Yuni. Keringat kami bagaikan diperas, menitik di sekujur tubuh. Kemaluanku yang masih menegang kubiarkan tetap di dalam vaginanya sampai akhirnya mengecil dan terlepas sendiri.

    Akhirnya kami bangun setelah napas kami menjadi teratur. Kami masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Kami pulang menuju rumah masing-masing. Karena sudah agak malam dan angkutan umum sudah jarang, maka kuberikan ongkos taksi untuk Yuni. Kami janjian untuk ketemu seminggu lagi.

    Seminggu kemudian kami sudah ada di dalam kamar hotel. Kini aku sudah menyiapkan kondom sebelumnya. Begitu masuk ke dalam kamar, Yuni langsung memelukku dan menciumiku dengan ganasnya. Tangannya dengan cekatan mempreteli baju kemudian celana dan sekaligus celana dalamku. Setelah itu kemudian ia membuka pakaiannya sendiri dengan cepat. Tangannya sudah mengembara ke selangkanganku, meremas, mengurut dan mengocoknya. Perlahan namun pasti meriamku semakin membesar dan mengeras. Kami masih berciuman dan memagut leher.

    Kami mulai terangsang dan tubuh kami mulai hangat. Detak jantung mulai cepat dan napas menjadi berat. Kududukan dia di atas meja di dalam kamar. Kini kami lebih leluasa mengeksplorasi tubuh kami. Tangannya masih juga bermain di bawah perutku. Tanganku meremas payudaranya, memilin putingnya. Kutarik pantatnya sedikit ke depan sehingga posisinya berada di bibir meja. Dengan bantuan tangannya kucoba memasukkan penisku ke vaginanya dalam posisi aku berdiri. Ia menggerak-gerakkan pantatnya untuk membantu usahaku. Digesekkan kepala penisku pada bibir vaginanya.


    Setelah cukup pelumasan ia berbisik, “Dorong Mas.. Dorong”.

    Kudorong pantatku dengan pelan dan akhirnya batang meriamku bisa masuk dengan lancar ke dalam guanya. Dalam beberapa saat kami masih bertahan pada posisi berdiri. Kakiku sudah mulai gemetar menahan tubuhku. Kuangkat tubuhnya kemudian kugendong berjalan ke arah ranjang. Uuppss.. Sayang penisku terlepas. Kudorong dia sambil tetap berpelukan dan berciuman ke kamar mandi. Sampai kamar mandi kulepaskan pelukanku dan kami membersihkan milik kami masing-masing terlebih dahulu untuk melanjutkan permainan berikutnya yang lebih panas.

    Kubopong tubuhnya yang mungil dan kuhempaskan ke ranjang. Sebentar kemudian kami kembali bergumul untuk saling memberi dan menerima kenikmatan. Yuni berada di atas tubuhku. Kepala Yuni ke bawah, ke perut dan terus ke bawah. Digigitnya meriamku dengan gigitan kecil di sepanjang batangnya.

    Yuni memandangku dan aku menarik buah zakarku sehingga batang penisku juga tertarik dan berdiri tegak menantang. Aku memberi isyarat ketika kepalanya ada di atas selangkanganku. Kepalanya kemudian bergerak ke bawah. Ia mengisap-isap kepala penisku dan menjilatinya.

    Tiba-tiba tubuhku seperti kena sengatan listrik ketika lidah Yuni menjilat lubang kencingku. Kulihat Yuni dengan asyiknya menjilat, menghisap dan mengulum kepala meriamku. Ia tidak memasukkan seluruh batang penisku ke dalam mulutnya, melainkan hanya kepala penisku saja yang menjadi areal kerjanya.

    Kutarik tubuhnya dan kini kutindih. Yuni memelukku dan menciumi daun telingaku. Aku merinding. Dadanya yang kencang dan padat menekan dadaku. Kucium bibirnya dan kuremas buah dadanya. Judi Bola Terpercaya

    “Ouhh ayo Mas.. Aku.. Masukkan Mass.. Ayo masukkan.. ”

    Aku menurunkan pantatku dan segera penisku sudah tengelam dalam lubangnya.

    “Mass.. Enak sekali Mas Anto, aku.. Oukhh”


    Ia memekik kecil, lalu kutekan kemaluanku sampai amblas. Tangannya mencengkeram punggungku. Tidak terdengar suara apapun dalam kamar selain deritan ranjang dan lenguhan kami.

    Kucabut kemaluanku, kutahan dan kukeraskan ototnya. Pelan-pelan kumasukkan kepalanya saja ke bibir gua yang lembab dan merah.

    Yuni terpejam menikmati permainanku pada bibir kemaluannya.

    “.. Hggk.. “. Dia menjerit tertahan ketika tiba-tiba kusodokkan kemaluanku sampai mentok ke rahimnya.

    Kumaju mundurkan dengan pelan setengah batang sampai tujuh kali kemudian kusodokkan dengan kuat sampai semua batangku amblas. Yuni menggerakkan pinggulnya memutar dan naik turun sehingga kenikmatan yang luar biasa sama-sama kami rasakan. Kejantananku seperti dipelintir rasanya. Kusedot payudaranya dan kumainkan putingnya dengan lidahku.

    Yuni seperti orang yang mau berteriak menahan sesuatu menikmati hubungan ini. Ia memukul-mukul dadaku dengan histeris.

    “Auuhkhh.. Terus.. Teruskan.. Mass Anto.. Enak sekali.. Ooh”

    Kini kakiku menjepit kakinya. Ternyata vaginanya nikmatnya memang luar biasa, meskipun agak becek namun gerakan memutarnya seperti menyedot penisku.


    Aku mulai menggenjot lagi. Yuni seperti seekor singa liaryang tidak terkendali. Keringat membanjiri tubuh kami. Kupacu Yuni mendaki lereng terjal penuh kenikmatan. Kami saling meremas, memagut, dan mencium.

    Kubuka lagi kedua kakinya, kini betisnya melilit di betisku. Matanya merem melek. Aku siap untuk memuntahkan peluruku.

    “Yuni, aku mau keluar.. Sebentar lagi Yun.. Aku mau.. “.
    “Kita sama-sama Mas, Ouououhh.. “. Yuni melenguh panjang.

    Sesaat kemudian.., “Sekarang Yun. Ayo sekarang.. Ouuhh”, aku mengerang ketika peluruku muntah dari ujung rudalku.

    “Mas Anto.. Agghh” kakinya menjepit kakiku dan menarik kakiku sehingga kejantananku tertarik mau keluar.

    Aku menahan agar posisi kemaluanku tetap dalam vaginanya. Matanya terbuka lebar, tangannya mencakar punggungku, mulutnya menggigit dadaku sampai merah. Kemaluan kami saling membalas berdenyut sampai beberapa detik. Setelah beberapa saat kemudian keadaan menjadi sunyi dan tenang. Kami membersihkan diri dan check out dari hotel.

    *****

    Aku menggauli Yuni sampai lima kali dan setelah itu tidak pernah bertemu lagi. Dulu aku pernah minta nomor telepon kantornya tapi dia tidak mau memberikannya. Entah apa alasannya. Sampai sekarang aku tak pernah bertemu lagi dengan dirinya, meskipun kadang-kadang aku masih nongkrong di tempat biasa kami bertemu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

     



  • Foto Bugil Remaja berambut merah Pearl Ami menempatkan vaginanya yang tidak berbulu di layar

    Foto Bugil Remaja berambut merah Pearl Ami menempatkan vaginanya yang tidak berbulu di layar


    1759 views

    Duniabola99.com – foto gadis berambut merah Pearl Ami ngangkang  memamerkan memeknya yang berwarna merah merekah sebelum tidur.

  • Kisah Memek Ngentot Bersama Mbak Nur Pembuatan Nafsu

    Kisah Memek Ngentot Bersama Mbak Nur Pembuatan Nafsu


    3833 views

    Duniabola99.com – Terus gue penasaran ternyata Mbak Nur seksi amat ya kalau pake handuk gitu “ dalam hati kecil gue bilang gitu “. Gue cari akal gimana caranya bisa ngintip Mbak Nur kalo lagi mandi dari kamar Gue.

    Lalu Gue mikir kalau ada lubang dari kamarku pasti bisa langsung kelihatan isi kamar mandinya kalau Mbak Nur lagi mandi, Lalu Gue cari sela-sela di kamar Gue biar tidak mudah di ketauhi orang.


    Sedikit – dikit kulubangi dengan obeng kecil. Jadilah lubang sebesar 1cm kebetulan kamar gue gak tembok semuanya bawahnya tembok tp atasnya sejenis triplek tapi tebel Gue pun gak tau namanya jadi mudah untuk kulubangi, Cukup besar untuk melihat kalau mbak Nur lagi mandi lah. Nah,,, saat itu aku rajin mengintip Mbak Nur mandi dari kamar Gue.

    Mbak Nur ini orangne baik, kulitnya putih, bersih, dan payudaranya gede banget. Dia suka mainin toketnya kalo lagi mandi. Gue sering juga Onani juga kalau pas lagi ngintip Mbak Nur mandi.

    Suatu hari Gue maen ke rumah temen, Gue dikasih dua butir pil tidur sama teman.

    Pil itu Gue umpetin di lemari, di sela tumpukan pakaian Gue.

    Nah,,, Gue percaya kesempatan itu nggak datang dua kali. Setelah berbulan-bulan kemudian, keluarga Gue pada liburan ke puncak di Bogor. Gue ditinggal berdua saja dengan Mbak Nur karena Gue bilang, malas pergi-pergi kemana mana.

    Malamnya sehabis makan, Gue tumbuk pil tidur itu dua butir sampe halus. Lalu Gue taruh di kertas dan Gue lipat menjadi tipis, lanjut Gue kantungi di celana pendek.

    Tak lama Mbak Nur Gue panggil dari ruang tamu tak suruh nemenin nonton Bola karena TV nya di ruang tamu, sini
    Sebentar temenin nonton Bola Mbak Nur, “Gue bilang ke Mbak Nur gitu”. Lanjut Gue ke belakang bikin teh.

    Gue sekalian bikin teh hangat dua. Tapi yang satu kububuhi tumbukan pil tidur tadi yang udah ku tumbuk sampai halus.

    Sempat lama mengaduknya karena serbuk itu masih ada yang mengambang, tapi lama-lama hancur juga.


     

    Gue bawa dua gelas teh hangat tadi ke ruang tamu. Teh hangat yang sudah dibubuhi serbuk pil tidur kukasihkan ke Mbak Nur.

    Mbak Nur awalnya nolak, tapi Gue bilang, “Nggak apa-apa, Mbak. Sekalian tadi bikinnya….”
    Gue bilang gitu.

    Sambil nonton TV, Gue ngobrol sana sini Mbak Nur ternyata seorang janda, umurnya sekitar 32 tahunan.

    Yang Gue pernah dengar cerita dari Mamah Gue, Mbak Nur dicerai suaminya karena nggak bisa punya anak. Karna pernikahan umurnya udah lama Mbak Nur belum di kasih keturunan mungkin mandul. Posisi kita nonton bola di kursi yang panjang, tapi nggak lama, Mbak Nur merubah posisinya awal duduk, menjadi tiduran sambil kepalanya ditopang bantal besar yang di kursi.

    Gue terus ajak dia ngobrol sambil nonton Bola. Lama-lama, kok Gue kayak ngomong sendiri? ?Nggak taunya Mbak Nur udah ketiduran.

    Gue diam sambil berfikir, ada kali setengah jam sambil melirik posisi Mbak Nur yang tidur dengan keadaan lelap sekali Mbak Nur pakai daster merah selutut.

    Gue panggil-panggil Mbak Nur , “Mbak…. Mbak Nur….”
    Tapi tetep aja masih tidur.

    Lalu Gue pegang tangannya sambil kuguncang-guncangkan dan panggil namanya perlahan “Mbak…. Mbak Nur….”

    ternyata dia sudah pulas sekali. Gue cek satu kali lagi dengan mengguncang-guncangkan pahanya.


    “Mbak….. Mbak Nur….” Dia tetap diam, napasnya saja yang naik turun kayak ala kadarnya kalau tidur pular.

    Ternyata Mbak Nur pulas sekali tidurnya. Jantungku dag dig dug sangat keras.

    Dengan terburu-buru Gue untuk menutup pintu depan, lalu pintu dapur. Gorden juga Gue tutup. Mbak Nur masih tertidur dengan posisi yang sama. Ah, aman,,,!

    Perlahan Gue dekati Mbak Nur. Kuguncang-guncangkan tangannya lagi. Dia tetap tidur. Bantal besar yang mengganjal kepalanya perlahan-lahan kugeser sehingga terlepas dari kepalanya.

    Dada Gue terasa sakit karena jantung berdegup kencang Lalu Gue angkat perlahan dasternya dari bawah sampai ke atas perut sambil melihat mukanya, hmm…… masih pulas…!

    Sekarang terlihat paha Mbak Nur yang bulat, besar, agak putih, dan bersih nggak ada bekas lukanya.

    Perutnya gemuk berisi. CDnya warna item. Menyembul di atas perutnya payudaranya besarnya yang ditutupi BH warna item.
    Tapi Gue nggak terlalu penasaran dengan payudaranya karena sudah sering melihatnya.

    Aku lalu coba merunduk Kuciumi mekinya yang masih pakai CD. Ah, nggak ada bau apa-apa Lalu ku elus-elus pahanya serta mekinya perlahan-lahan sambil sesekali melihat muka Mbak Nurul. Masih pulas juga.

    Malah sekarang sudah mendengkur halus.

    Lalu kupegang gundukan mekinya. Hmmmmm,,,,, tebal bangeet. Pelan-pelan, kucoba korek sedikit mekinya lewat sela CD. Hmmmmm, Gue ingat, bulu mekinya sedikit dan jarang-jarang tumbuhnya.

    Keringat dingin mulai keluar dan Gue semakin gemeteran.

    Lama Gue begitu, korek-korek meki sambil elus-elus mekinya Mbak Nur dari luar CD, sambil sesekali kulirik mukanya, khawatir dia terbangun.


    Lama-lama Gue makin penasaran, kucoba buka CDnya Pelan-pelan kuturunkan CDnya dari bawah pantat sambil terus melihat muka Mbak Nur.

    Uhhhhh, berat banget badannya Kugeser CDnya sedikit demi sedikit lewat bawah pantatnya Keringat dingin mengucur di badanku, padahal angin malam dari luar menerobos masuk dari atas lubang pintu.

    Penis Gue yang terbungkus CD dan celana pendek sudah tegang banget sejak tadi.

    Berhasil! CD Mbak Nurul sudah lewat dari pantatnya yang besar. Tanggung, kuloloskan saja sekalian dari kakinya.

    Sekarang Mbak Nur tidak memakai CD. Telentang. Bulu mekinya jarang, mekinya tembem dan rapat. Penisku jadi keras banget. Gue beringsut ke bawah kaki Mbak Nurul, lalu kurenggangkan kakinya. Wuaah…..!

    Ini pengalaman Gue yang kuingat terus sampai sekarang. Pertama kali Gue bisa melihat meki cewe dengan bebas, ya saat itu Hmm, indah sekali…


    Lalu Gue renggangkan lagi kaki Mbak Nur lebar-lebar sampai badanku dapat duduk bebas di antara selangkangan kakinya Mbak Nur.

    Gue mulai merunduk di atas meki Mbak Nur. Gue buka mekinya yang tembem dan rapat itu dengan kedua tangan Gue, perlahan.

    Hmmmmm, kuciumi mekinya. Wanginya aneh, tapi justru wangi ini yang nggak akan kulupakan, gimanaa gitu.
    Gue ingat banget, lubang luar mekinya sempit, cuma segaris saja keliatannya dari luar.Pas kusibak, warna pinggir lubangnya merah tua dan dindingnya tebal, lembut, dan lubang dalamnya merah muda serta berkilat.

    Napas Gue mulai terengah-engah.

    Gue cari yang mana sih, yang disebut klitoris itu? Gue buka-buka perlahan mekinya, tapi sepertinya saat itu Gue tetap nggak tau deh, yang mana atau seperti apa bentuknya klitoris (sekarang sih udah tau, hehe..).

    Gue semakin penasaran. Lubang meki Mbak Nurul semakin kuperlebar. Lama kuperhatikan.

    Kini terlihat dua belah bibir kecil dengan lubang kecil, dan lubang kecil itu berwarna merah jambu dan agak basah. Penisku semakin keras dan besar Jantungku berdetak keras.

    Dengan tangan kiri, kutahan bibir meki Mbak Nurul, lalu kumasukkan jari tengah tangan kananku ke dalam lubang kecil itu. Aah, terasa lembut sekali daging merah jambu didalamnya. Lalu Gue angkat jari Gue, kuciumi mekinya baunya Oohhh…

    Lalu kumasukkan lagi jari tengahku ke dalamnya, kugosok-gosokkan perlahan jariku di dinding-dinding dalam meki Mbak Nurul. Uuh,,,, terasa lembut sekali daging basah di dalamnya.

    Lama aku begitu sambil sesekali mengelus-elus bibir luarnya dan menjilat-jilatnya dengan lidahku.

    Semakin penasaran, kumasukkan dua jariku ke dalam lubang kecil meki Mbak Nurul. Ah, ternyata muat, lalu kugosok-gosokkan lagi bergantian dengan masuknya ujung lidahku ke dalam lubang kecil itu Agak asin-asin gurih gitu, rasanya.

    Penisku semakin keras dan terasa menyakitkan dibungkus CD dan celana pendek.

    Ah, Gue coba masukkan penisku ke dalam mekinya Mbak Nurul, pikiran Gue saat itu Cepat-cepat karena nafsu, kupelorotkan saja celana pendek serta CD Gue.

    Kaos masih kupakai Lalu kuambil posisi badan Gue di atas Mbak Nurul yang masih pakai daster cuma CDnya saja yang Gue lepas.

    Dengan satu tangan, kudekatkan penisku ke mekinya Mbak Nurul Kugosok-gosokan di bibir luar meki dan bulu mekinya.

    Seer, seer, asik deh. Terus, kucoba masukkan penisku ke dalam mekinya. Duh, susah banget. Lalu kubasahi penisku dengan air liur Gue kucoba lagi naik di atas Mbak Nurul seperti orang mau push-up dan Pelan-pelan dengan satu tangan kumasukkan Penisku.


    Bless….! Masuk kepala Penisku yang berkilat dan licin, Pelan-pelan kusodokkan lagi dibantu dengan tangan Gue.

    Bless….! Makin dalam Rasanya hangat gitu, malah keluar liur dari bibirnya.

    Perlahan dengan napas memburu kumaju-mundurkan penisku semakin cepat.
    Ughhhhh…….! Rasanya hangat dan agak geli-geli gitu ada kali sekitar sepuluh menit Gue maju-mundurkan penisku.

    Keringat dingin makin deras menetes dari badan Gue Jantungku makin berdegup kencang Daging lembut yang hangat dan licin karena basah terasa membelai-belai Penisku.

    Sampai tiba-tiba terasa terasa air mani mau keluar Gue coba tahan tapi tak kuasa.

    Buru-buru kucabut penisku Gue kocok sedikit, dan air mani gue pun muncrat di permadani. Crut,, Crut,,Crut,,,ahhhhhh.

    Setelah itu yang Gue ingat saat itu adalah rasa bersalah Dengan napas yang masih terengah-engah karena dadaku berguncang keras, buru-buru kubersihkan air mani yang berceceran di tubuh Mbak Nurul.

    Secepat kilat Gue pakaikan CDnya Mbak Nurul lagi sambil kurapihkan dasternya Lalu Gue berlari ke kamar mandi yang ada di samping kamar Gue.


    Setelah itu Gue masuk kamar dan kubiarkan TV menyala biar Mbak Nurul gak curiga dia masih tertidur pulas di depan Tv.

    Gue tertidur pulas sampai pagi.

    Paginya Mbak Nurul sudah masak sarapan pagi Seperti nggak ada apa-apa dan biasa aja.

    Kejadian itu cuma sekali sampai Mbak Nurul pulang kampung di jawa tengah, Sampe Gue Kuliah.

    Lebih dari itu, Gue nggak berani bilang ma Mbak Nurul dengan perbuatan Gue karena takut Mbak Nurul bilang ke orang tua Gue.

  • Konoha Kasukabe Merci Beaucoup dv 42

    Konoha Kasukabe Merci Beaucoup dv 42


    1957 views

  • Kisah Memek Akibat Kakakku Ketagihan Mansturbasi

    Kisah Memek Akibat Kakakku Ketagihan Mansturbasi


    2323 views

    Duniabola99.com – Namaku Tedy. Aku mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bandung. Saat ini aku kuliah semester II jurusan TI. Sejak awal kuliah, aku tinggal dirumah kakak ku. “Kak Dewi” begitulah aku memanggilnya. Usianya terpaut 5 tahun denganku. Ia sebenarnya bukan kakak kandungku, namun bagiku ia adalah kakak dalam arti yang sebenarnya. Ia begitu telaten dan memperhatikan aku. Apalagi kini kami jauh dari orang tua.


    Rumah yang kami tempati, baru satu tahun dibeli kak Dewi. Tidak terlalu besar memang, tapi lebih dari cukup untuk kami tinggali berdua. Setidaknya lebih baik dari pada kost-kostan. Kak Dewi saat ini bekerja disalah satu KanCab bank swasta nasional. Meskipun usianya baru 28 tahun, tapi kalau sudah mengenakan seragam kantornya, ia kelihatan dewasa sekali. Berwibawa dan tangguh. Matanya jernih dan terang, sehingga menonjolkan kecantikan alami yang dimilikinya.

    Dua bulan pertama aku tinggal dirumah kak Dewi, semuanya berjalan normal. Aku dan kak Dewi saling menyayangi sebagaimana adik dan kakak. Pengahasilan yang lumayan besar memungkinkan ia menangung segala keperluan kuliah ku. Memang sejak masuk kuliah, praktis segala biaya ditanggung kak Dewi.

    Namun dari semua kekagumanku pada kak Dewi, satu hal yang aku herankan. Sejauh ini aku tidak melihat kak Dewi memiliki hubungan spesial dengan laki-laki. Kupikir kurang apa kakaku ini ? cantik, sehat, cerdas, berpenghasilan mapan, kurang apa lagi ? Seringkali aku menggodanya, tapi dengan cerdas ia selalu bisa mengelak. Ujung-ujungnya ia pasti akan bilang, “Gampang deh soal itu, yang penting karier dulu…!”, aku percaya saja dengan kata-katanya. Yang pasti, aku menghomati dan mengaguminya sekaligus.

    Hingga pada suatu malam. Saat itu waktu menunjukan pukul 9.00, suasana rumah lengang dan sepi. Aku keluar dari kamarku dilantai atas, lalu turun untuk mengambil minuman dingin di kulkas. TV diruang tengah dimatikan, padahal biasanya kak Dewi asyik nongkrongin Bioskop Trans kesayangannya.

    Karena khawatir pintu rumah belum dikunci, lalu aku memeriksa pintu depan, ternyata sudah dikunci. Sambil bertanya-tanya didalam hati, aku bermaksud kembali ke kamarku. Namun tiba-tiba terlintas dibenakku, “kok sesore ini kak Dewi sudah tidur ?”, lalu setengah iseng perlahan aku mencoba mengintip kak Dewi didalam kamar melalui lubang kunci. Agak kesulitan karena anak kunci menancap dilubang itu, namun dengan lubang kecil aku masih dapat melihat kedalam.


    Dadaku berdegup kencang, dan lututku mendadak gemetar. Antara percaya dan tidak pada apa yang kulihat. Kak Dewi menggeliat-geliat diatas spring bad. Tanpa busana sehelaipun !!!
    Ya Ampun ! Ia menggeliat-geliat kesana kemari. Terkadang terlentang sambil mendekap bantal guling, sementara kedua kakinya membelit bantal guling itu. Kemudian posisinya berubah lagi, ia menindih bantal guling.

    Napasku memburu. Ada rasa takut, malu, dan entah apalagi namanya. Sekuat tenaga aku tahan perasaan yang bergemuruh didadaku. Kualihkan pandanganku dari lubang kunci sesaat, pikiranku sungguh kacau, tak tahu apa yang harus kuperbuat. Namun kemudian rasa penasaran mendorongku untuk kembali mengintip. Kulihat kak Dewi masih menindih batal guling.

    Pinggulnya bergerak-gerak agak memutar, lalu kemudian dengan posisi agak merangkak ia menumpuk dan memiringkan bantal dan guling, lalu meraih langerie-nya. Ujung bantal itu ditutupinya dangan langerie. Kembali aku mengalihkan pandanganku dari lubang kunci itu. Ngapain lagi tuh ?!!, aku tertegun.

    Entah kenapa, rasa takut dan jengah perlahan berganti dengan geletar-geletar tubuhku. Tanpa sadar ada yang memanas dan mengeras di balik training yang aku kenakan. Aku meremasnya perlahan. Ahhh…

    Ketika kembali aku mengintip ke dalam kamar, kulihat Kak Dewi mengarahkan selangkangannya pada ujung bantal itu, hingga posisinya benar-benar seolah menunggangi tumpukan bantal itu.

    Lalu tubuhnya terutama bagian pinggul bergoyang goyang dan bergerak-gerak lagi, setiap goyangan yang dilakukanya secara reflek membuat aku semakin cepat meremas batang kemaluanku sendiri. Entah berapa lama aku menyaksikan tingkah laku kak Dewi didalam kamar. Nafasku memburu, apalagi manakala aku melihat gerakan kak Dewi yang semakin cepat. Mungkin ia hendak mencapai orgasme, dan benar saja, beberapa saat kemudian tubuh kak Dewi nampak berguncang beberapa saat, jemari kak Dewi mencengkram seprai.

    Aku tak tahan lagi. Bergegas aku menuju kamarku sendiri. Lalu kukunci pintu. Kumatikan lampu, lalu berbaring sambil memeluk bantal guling dengan nafas memburu. Pikiranku kacau. Bagaimanapun aku laki-laki normal. Aku merasakan gelombang birahi menyala dan semakin menyala didalam tubuhku.


    Dan makin lama makin membara. Ah… aku tak tahan lagi. Dengan tangan gemetar aku membuka seluruh pakaian yang kukenakan, lalu aku berguling-guling diatas spring bad sambil mendekap bantal guling. Aku merintih dan mendesah sendirian. Diantara desahan dan rintihan aku menyebut-nyebut nama kak Dewi. Aku membayangkan tengah berguling-guling sambil mendekap tubuh kak Dewi yang putih mulus. Pikiranku benar-benar tidak waras.

    Aku membayangkan tubuh kak Dewi aku gumuli dan kuremas remas. Sungguh aku tidak tahan, dengan sensasi dan imajinasiku sendiri, aku merintih dan merintih lalu mengerang perlahan seiring cairan nikmat yang muncrat membasahi bantal guling. (Besok harus mencuci sarung bantal…masa bodo…!!!!)…………….

    Sejak kejadian malam itu, pandanganku terhadap kak Dewi mengalami perubahan. Aku tidak saja memandangnya sebagai kakak, lebih dari itu, aku kini melihat kak Dewi sebagai wanita cantik. Ya wanita cantik ! wanita cantik dan seksi tentunya. Ah…….! (maafkan aku kak Dewi !)

    Terkadang aku merasa berdosa manakala aku mencuri-curi pandang. Kini aku selalu memperhatikan bagian-bagian tubuh kak Dewi. . ! mengapa baru sekarang aku menyadari kalau tubuh kak Dewi sedemikian putih dan moligh. Pinggulnya, betisnya, dadanya yang dihiasi dua gundukan itu.

    Ah lehernya apalagi, mhhh rasanya ingin aku dipeluk dan membenamkan wajah dilehernya.
    “Hei, kenapa melamun aja ? Ayo makan rotinya !“, kata kak Dewi sambil menuangkan air putih mengisi gelas dihadapanya, lalu meneguknya perlahan. Air itu melewati bibir kak Dewi, lalu bergerak ke kerongkonganya…. Ahhh kenapa aku jadi memperhatikan hal-hal detail seperti ini ?
    “Siapa yang melamun, orang lagi …. ammmm mmm enak nih, selai apa kak ?”, aku mengalihkan perhatian ketika kedua bola mata kak Dewi menatapku dengan pandangan aneh.

    “Nanas ! itu kan selai kesukaanmu. awas abisin yah !”, kak Dewi bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan membelakangiku menuju wastafel untuk mencuci tangan.
    “OK, tenang aja !”, mulutku penuh roti, tapi pandangan mataku tak berkedip menyaksikan pinggul kak Dewi yang dibungkus pakaian dinasnya. Alamak, betisnya sedemikian putih dan mulus…
    “Kamu gak pergi kemana-mana kan ?“, kata kak Dewi. Hari sabtu aku memang gak ada mata kuliah.

    “Enggak…!”, kataku sesaat sebelum meneguk air minum.
    “Periksa semua kunci rumah ya Ted kalo mau pergi. Kemarin di blok C11 ada yang kemalingan….!”.
    “Mmhhh… iya, tenang aja…”, kataku sambil merapikan piring dan gelas bekas sarapan kami.
    Beberapa saat kemudian suara mobil terdengar keluar garasi. Lalu suara derikan pintu garasi ditutup. Dan ketika aku keteras depan, Honda Jazz warna silver itu berlalu meninggalkan pekarangan.


    Setelah memastikan kak Dewi pergi, aku kemudian mulai mengamati atap dan jarak antar ruangan. Sejak kemarin aku telah memiliki suatu rencana. Aku mau memasang Mini Camera kekamar kak Dewi, biar bisa online ke TV dikamarku, he he !.
    Sebulan berlalu, otakku benar-benar telah rusak.

    Aku selalu menunggu saat-saat dimana kak Dewi bermasturbasi. Dengan bebas aku melihat Live Show, lewat mini kamera yang telah kupasang dilangit-langit kamar Kak Dewi. Aman ! sejauh ini kak Dewi tak menyadari bahwa segala gerak-geriknya ada yang mengamati.
    Benar rupanya hasil survai sebuah lembaga bahwa 60 % dari wanita lajang melakukan masturbasi. Kalau kuhitung bahkan ka Dewi melakukanya seminggu dua kali. Pasti tidak terlewat ! malam rabu dan malam minggu.

    Kasihan kak Dewi. Ia mestinya memang sudah berumah tangga. Tapi biarlah, kak Dewi toh sudah dewasa, ia pasti tahu apa yang dilakukannya. Dan yang terpenting aku punya sesuatu untuk kunikmati. Kalau kak Dewi melakukannya dikamarnya, pasti aku juga. Ahh…..
    Seringkali ditengah kekacauan pikiranku, ingin rasanya aku bergegas kekamar kak Dewi ketika kak Dewi tengah menggeliat-geliat sendiri.

    Aku ingin membantunya. Sekaligus membantu diriku sendiri. Gak usah beneran, cukup saling bikin happy aja. Tapi aku gak berani. Apa kata dunia ?
    Malam ini. Aku tak sabar lagi menunggu, sudah hampir jam sembilan. Tapi kok gak ada tanda-tandanya. Kak Dewi masih asyik nongkrongi TV diruang tengah. Aku kemudian bergegas keluar rumah bermaksud mengunci gerbang.
    “Mau kemana Ted ?”,
    “Kunci gerbang ah, udah malem !”, kataku sambil menggoyangkan anak kunci .

    “Jangan dulu dikunci, temen kak Dewi ada yang mau kesini !”,
    “Mau kesini ? siapa kak ?”,
    “Santi…yang dulu itu lho !”,
    “Ohh…!”, aku mencoba mengingat. Sinta ? ah masa bodo… tapi kalo dia kesini, kalo dia nginep, berarti …? Yah…! hangus deh.

    Aku bergegas kembali kedalam. Dan ketika aku menaiki tangga ke lantai atas, HP kak Dewi berdering. Kudengar kak Dewi berbicara, rupanya temennya si Sinta brengsek itu udah mau datang. Huh !
    Aku hampir aja ketiduran. Atau mungkin memang ketiduran. Kulihat jam menunjukan pukul 10.30 malam, ya ampun aku memang ketiduran.


    Cuci muka di wastafel, lalu aku ambil sisa kopi yang tadi sore kuseduh. Dingin tapi lumayan daripada gak ada. Lalu seteguk air putih. Lalu sebatang Class Mild.

    Dan, asap memenuhi ruang kamar. Kubuka jendela, membiarkan udara malam masuk kekamarku. Sepi. Temennya kak Dewi udah pulang kali ?!.
    Kunyalakan TV, tapi hampir seluruh chanel menyebalkan, Kuis, Lawakan, Ketoprak, Sinetron Mistery, fffpuih ! kuganti-ganti channel tapi emang semua chanell menyebalkan, lalu kutekan remote pada mode video…lho apa itu…?!
    Ya ampun ! sungguh pemandangan yang menjijikan.

    Apa yang akan dilakukan kak Dewi dan temannya itu. Aku geleng-geleng kepala, ada rasa marah, kesal. Aku tidak menyangka kalau kak Dewi ternyata menyukai sesama jenis (Lesbian).

    Apa kata Mama. Ya ampuuuuun…!
    Kumatikan TV. Aku termenung beberapa saat.
    Aku ambil gelas kopi, satu tetes, kering. Ah air putih saja. Aku habiskan air digelas besar sampai tetes terakhir.

    Tapi…., aku tekan lagi tombol power TV, Upps… masih On Line ! Aku melihat kak Dewi dengan temannya berbaring miring berhadapan. Aku yakin mereka tanpa busana. Meskipun berselimut, bagian pundak mereka yang tak tertutup menunjukan kalau mereka tak berpakaian. Mereka saling menatap dan tersenyum.

    Tangan kiri kak Sinta mengelus-elus pundak kak Dewi. Sementara kuperhatikan tangan kak Dewi nampaknya mengelus-elus pinggang kak Sinta, tidak kelihatan memang tapi gerakan-gerakan dari balik selimut menunjukan hal itu. Lama sekali mereka saling pandang dan saling tersenyum. Mungkin mereka juga saling berbicara, tapi aku tak mendengarnya karena aku tidak memasang Mini Camera dengan Mic.

    Perlahan kepala kak Sinta mendekat, tangannya menghilang kedalam selimut dan menelusuri punggung kak Dewi. Aku Cemburu ! Mereka berciuman dengan penuh perasaan, perlahan saling mengulum dan melumat. fffpuih ! Ternyata benar-benar ada tugas pria yang dilakukan oleh wanita.

    Untuk beberapa saat mereka berciuman dan saling meraba. Aku jadi menahan nafas. Mungkin aku juga ketularan tidak waras, rasanya ada satu gairah yang perlahan bangkit didalam tubuhku. Bahkan, aku mulai mendidih !
    Sesaat kak Sinta nampak menelusuri leher kak Dewi dengan bibir dan lidahnya, aku mengusap leherku sendiri.

    Entah kenapa aku merasa merinding nikmat. Apalagi melihat ekpresi kak Dewi yang pasrah tengadah, sementara kak Sinta dengan lembut bolak-balik menjilat leher, dagu, pangkal telinga. Aku tak tahan melihat kak Dewi diperlakukan seperti itu. Setelah mematikan lampu, aku kemudian beranjak ke atas spring Bad, mendekap bantal guling, sementara mataku tak lepas dari layar TV.


    Situasi semakin seru, kak Dewi kini yang beraksi, ia kelihatan agak terlalu terburu-buru. Dengan penuh nafsu ia menjilati dan menciumi leher kak Sinta yang kini terlentang ditindih kak Dewi. Kepala kak Sinta mendongak-dongak, aku yakin ia tengah merasakan gelenyar-gelenyar nikmat dilehernya.

    Kemudian kak Dewi berpindah menciumi dada kak Sinta, sekarang baru nampak jelas wajah kak Sinta. Ia ternyata cantik sekali, bahkan sedikit lebih cantik dari kak Dewi. Ah aku terangsang. Tonjolan dibalik kain sarung yang kukenakan makin mengeras. Agak ngilu terganjal ujung bantal guling, sehingga perlu kuluruskan.

    Kak Dewi benar-benar beraksi, ia menciumi dan melahap payudara kak Sinta. Wajah kak Sinta mengernyit, dan mulutnya terbuka, apalagi ketika kak Dewi mengemut putting susunya. Ia Menggeliat-geliat sementara kedua tangannya mendekap kepala kak Dewi. Bergantian kak Dewi mengerjai kedua payudara kak Sinta. Kak Sinta menggeliat-geliat. Semakin liar, apalgi ketika kak Dewi menyelinap ke dalam selimut.

    Tiba-tiba kepala Kak Dewi muncul lagi dari balik selimut, tengadah mungkin ia tersenyum atau tengah mengatakan sesuatu, karena kulihat kak Sinta tersenyum, lalu sebuah kecupan mendarat dikening Kak Dewi.

    Sesaat kemudian kak Dewi menghilang lagi ke dalam selimut. Kak Sinta tampak membetulkan posisi badannya, selimutnya juga dirapihkan, aku tak dapat melihat apa yang tengah dilakukan kak Dewi, tapi menurut perkiraanku kepala kak Dewi tepat diantara selangkangan kak Sinta. Entah apa yang tengah dilakukannya.

    Namun yang terlihat, kak Sinta mendongak-dongak, kedua tanganya meremas-remas kepala kak Dewi. Kepala kak Sinta bergerak kekanan dan kekiri. Tubuhnya juga menggelinjang kesana sini. Kondisi seperti itu berlalu cukup lama.

    Aku keringatan. Nafasku memburu. Tanpa sadar kubuka kaus yang kukenakan, lalu kulemparkan kain sarungku. Kemaluanku mengeras, menuntut diperlakukan sebagaimana mestinya. Ah… edan !

    Tiba-tiba aku lihat kak Sinta mengejang beberapa kali. Pinggulnya mengangkat, kedua pahanya menjepit kepala kak Dewi. Mengejang lagi, sementara kepalanya mendongak kekanan dan kiri. Ia terengah-engah, lalu sesaat kemudian terdiam.

    Matanya terpejam. Kemudian kak Dewi muncul dari balik selimut, ia nampak mengelap mulutnya dengan selimut. Paha kak Sinta tersingkap karenanya.

    Kak Sinta kemudian meraih kedua bahu kak Dewi, mendaratkan kecupan dikening, pipi kanan dan kiri kak Dewi, lalu merangkul kak Dewi ke dalam pelukannya. Beberapa saat mereka berpelukan. Aku yang menyaksikan kejadian itu hanya dapat menahan napas, sementara tangan kananku meremas-remas dan mengurut kemaluanku sendiri.


    Dan, kemudian mereka nampak berbincang lagi, lalu kak Dewi membaringkan badanya. Terlentang. Kak Sinta menarik selimut, lalu menyingkirkannya jauh-jauh.
    Kak Dewi kelihatan protes, tapi protes kak Dewi dibalas dengan lumatan bibir kak Sinta. Tubuh kak Sinta menindih tubuh kak Dewi. Aku melihat, dengan mata kepalaku sendiri. Dua wanita cantik, dua tubuh indah dengan kulit putih mulus, tanpa busana, tanpa penutup apapun.

    Saling menyentuh.
    Kak Sinta kini yang bertindak aktif, ia kini menjilati leher, pangkal leher, bahu, dada, payudara kanan dan kiri.

    Kak Dewi nampak pasrah diperlakukan seperti itu. Kak Sinta nampak lebih terampil dari kak Dewi, hampir setiap inci tubuh kak Dewi dijilati dan dikecupnya. Bahkan kini ia menelusuri pangkal paha kak Dewi dari arah perut dan terus bergerak ke awah.

    Kak Dewi hendak bangun, kedua tanganya seolah menahan kepala kak Dewi yang terus bergerak ke bawah, entah mungkin karena geli atau nikmat yang teramat sangat. Tapi tangan kak Sinta menahanya, akhirnya kak Dewi menyerah. Dihempaskannya tubuhnya ke atas spring bad.

    Kak Sinta kini menciumi paha, lutut, bahkan telapak kaki kak Dewi. Tangan kanan kak Dewi mengusap-usap kemaluannya, sementara jari-jari tangan kirinya dimasukan kedalam mulutnya sendiri. Ia mengeliat-geliat.

    Tubuh kak Sinta kemudian berubah lagi. Ia kini telah siap berada diantara paha kak Dewi. Kak Sinta menarik bantal dan meletakannya, dibawah pinggul kak Dewi, sehingga tubuh bagian bawah kak Dewi makin terangkat. Kepala kak Dewi terjepit persis diantara selangkangan kak Dewi.

    Sebelah tangannya meremas-remas payudara kak Dewi. Aku lihat tubuh kak Dewi mengelinjang-gelinjang. Tak sadar aku turut merintih. Semakin kak Dewi menggelinjang, nafasku semakin memburu. Tubuhku kini mendekap dan mengesek-gesek bantal guling, dan batang kemaluanku menggesek-gesek ujungnya.

    Nikmat, entah apa yang kini berada didalam pikiranku. Yang pasti aku turut larut dalam situasi antara kak Dewi dan kak Sinta.
    “Kak Dewiii… kak Sinta……, ini Tedy… asssshhh..ahh kak…aku juga..!”, aku merintih dan terus merintih.
    Semakin lama kak Dewi kulihat semakin liar, badannya bergerak-gerak, naik-turun searah pinggulnya. Kedua tangannya menangkup kepala kak Sinta.

    Semakin lama gerakan kak Dewi semakin liar, lalu pessss, TV mendadak padam. Sialan ! lampu diluar juga padam. Gelap gulita. PLN sialan ! Brengsekkkkkk !!!
    Aku terengah-engah, dalam kegelapan. Sudah kadung mendidih, aku teruskan aksiku meski tanpa sensasi visual. Aku merintih dan mendesah sendiri dalam kegelapan. Aku yakin disana kak Dewi dan kak Sinta pun tengah merintih dan mendesah, juga dalam kegelapan…….


    Dor ! Dor ! Dor !
    “Tedy… bangun, udah siang !“, suara ketukan atau entah gedoran pintu membangunkan aku. Rupanya sudah siang.
    “Bangun…!”, suara kak Dewi kembali terdengar.
    “Iya..! udah bangun…”, teriakku. Lalu terdengar langkah kaki kak Dewi menjauh dari pintu kamarku.

    Ya ampun ! aku terkaget. Berantakan sekali tempat tidurku. Dan bantal guling…, bergegas aku buka sarungnya. Wah nembus !
    Dengan terburu-buru kurapikan kamarku, jam menunjukan pukul 8 pagi.

    Kalau tidak khawatir mendengar kembali teriakan kak Dewi yang menyuruh sarapan mungkin aku memilih untuk tidur lagi. Akhirnya aku keluar kamar, mengambil handuk, dan bergegas kekamar mandi.

    Didekat ruang makan aku berpapasan dengan kak Dewi yang membawa nasi goreng dari dapur. Namun bukan itu yang menarik perhatianku. Rambut lepek kak Dewi yang belum kering benar jelas terlihat.

    Aku teringat kejadian tadi malam. “abis keramas nih yee !”, kataku dalam hati.
    “Apa senyam-senyum gitu ?”, kak Dewi menatapku heran.
    “Enggak …! Siapa… lagi yang senyam-senyum.

    Mmm enak !”, kataku sambil menyuap sesendok nasi goreng hangat.
    “Mandi dulu sana, dasar jorok !”, kata kak Dewi sambil meletakan piring yang dipegangnya.
    “Jorokan juga kak Dewi, gituan dijilatin hiiii….”, kataku dalam hati, tapi kemudian bergegas mandi, eh keramas juga !

    Segar sehabis mandi, hampir aku balik lagi ketika menyadari dimeja makan Kak Dewi tengah sarapan ditemani kak Sinta.
    “Ikutan Indonesian Idol dong ted !, jangan cuma berani nyanyi dikamar mandi aja !”, itu kalimat yang pertama kudengar dari kak Sinta.

    Cantik. Bener- benar cantik. Sumpah ! tapi matanya itu ! aku merasakan keliaran dimatanya ketika menatapku yang hanya terbungkus handuk sepinggang.
    “Eh, maaf kirain gak ada kak Sinta, maaf yah…permisi !”, kataku sambil berlalu.
    Buru-buru aku ganti baju, menyisir rambut.

    Ah kenapa aku ingin nampak keren. Karena ada kak Sinta yang cantik kali ya ? Pandang dari kiri dan kanan. Sip ! Turun kembali ke lantai bawah, menikmati dua wajah cantik, dan sepiring nasi goreng bertabur SoGood Sozzis.
    “Nih buruan, sarapan dulu !”, kak Dewi yang kemudian menyuruhku sarapan, sementara mereka sendiri telah selesai.

    Aku lalu sarapan dengan diawasi oleh dua mahluk cantik yang tidak buru-buru beranjak dari meja makan. Mereka berbincang ngalor ngidul seputar dunia kerja. Sesekali aku menimpali meskipun mungkin enggak nyambung. “Dasar kuli, hari libur gini masih aja ngurusin kerjaan !”, aku membatin.
    “Tumben dihabisin ?”, kata kak Dewi melihat aku makan dengan lahap.
    “Abis enak sih !”,
    “Biasanya, dia tuh ! susah makannya, di masakin ini-itu…!”,
    “Bohong kak ! jangan dengerin !”, kataku menimpali ucapan kak Dewi
    “Alah… emang biasanya gitu kok !”, kak Dewi memotong ucapanku. Kak Sinta hanya tersenyum aja. Manis lagi senyumnya.


    Mmmuah ! ingin rasanya kusentuh bibirnya itu.
    Seminggu berlalu, setiap hari rasanya aku menjadi tambah bejat. Pikiranku kotor terus. Terbayang kak Dewi dan kak Sinta. Namun yang lebih sering menari-nari dalam khayalanku kemudian adalah sosok kak Dewi. Mungkin karena ia yang tiap hari ketemu. Sehingga pikiran kotorku kemudian mengacu kepadanya.

    Aku merasa bersalah karena kemudian khayalanku semakin kacau. Aku begitu terobsesi dengan kak Dewi. Setiap menjelang tidur, pikiranku melayang-layang membayangkan kak Dewi. Aku ingin merasakan kehangatan tubuh mulusnya, mengecap setiap inci kulit halusnya. …ahhhhhh…..!!!

    Rasanya semua hal yang berkaitan dengan kak Dewi membuatku terangsang. Melihat pakaiannya yang lagi dijemur saja aku terangsang.
    Bahkan entah berapa kali ketika kak Dewi tidak ada dirumah, aku mempergunakan benda-benda pribadi kak Dewi menjadi objek fantasiku.

    Dan makin lama aku makin berani, hingga aku melakukan self service, di kamar kak Dewi, ketika tidak ada kak Dewi tentunya. Seperti siang itu, sebotol Hand Body Lotion milik kak Dewi kugenggam erat.

    Aku terlentang diatas spring bad kak Dewi. Isi lotion telah kukeluarkan sehingga melumuri kemaluanku yang mengacung. Kuurut perlahan, menikmati sensasi yang membuai, sambil sesekali aku menciumi celana dalam pink kak Dewi. Aku benar-benar hanyut dan terbuai dalam kenikmatan. Sehingga aku tak begitu menghiraukan ketika ada suara-suara didepan rumah. Ah… kak Dewi biasanya pulang jam 6.30, sekarang

    baru jam 2 siang…. Aman..Ach….shhhh…..
    Aku terhanyut dan bergelenyar penuh kenikmatan hingga….
    Jeckrek !!! kunci pintu depan dibuka dari luar, lalu pintu terbuka. Seseorang masuk. Ya ampun ! aku sungguh panik. Kak Dewi Pulang !!!
    Dengan gemetar dan penuh ketakutan aku mengenakan celana. Ya ampun, berantakan begini, dan… Hand Body Lotion tumpah… mati gue !
    Tak dapat dicegah karena pintu kamar memang tak kukunci. Blak…pintu didorong dari luar…
    “Tedy…! Ngapain kamu ?”, mata kak Dewi menatapku tajam.
    “ng..mmm ini lagi !”, aku tak berkutik. Baju yang kugunakan mengelap ceceran Hand Body Lotion di seprai kugenggam erat.

    Wangi Hand Body Lotion tercium kemana-mana. Keringat dingin membasahi tubuhku yang hanya mengenakan training. Napasku tercekat manakala menyadari tatapan kak Dewi ke atas tempat tidur, celana dalam ka Dewi, langerie kak Dewi, bantal guling, dan celana dalamku yang tak sempat kupakai atau kusembunyikan. Shittttt….sialan!

    Kak Dewi menghela nafas panjang dan berat, tatapannya sungguh menakutkan. Aku menggigil gemeteran. Kak Dewi pastinya dapat menebak kelakuanku.
    “Kok cepet pulangnya kak ?”, dengan susah payah aku bersuara. Tapi kak Dewi tak memperdulikanku. Ia berlalu, langkah kakinya menjauhi kamar.

    Lalu terdengar dentingan gelas, dan pintu lemari es dibuka.
    Bergegas aku membereskan segala yang berantakan, sekedarnya. Lalu buru-buru meninggalkan kamar kak Dewi !
    “Anjing…!, brengsek “, kataku sambil meninju dinding.

    “Bodoh, bodoh !”, aku mengutuk diriku sendiri. Aku malu sekali. Dengan penuh ketakutan aku bergegas ganti baju. Pikiranku kacau sekali. Aku dengan mengendap keluar rumah, motorku-pun kudorong keluar halaman.

    Lalu aku kabur…ketempat kost temanku.
    Tiga hari aku aku tak pulang, temanku sampai terheran-heran dengan kelakuanku. Tapi aku simpan rapat-rapat masalah yang sebenarnya. Aku hanya bilang lagi berantem sama kakaku.

    Tadinya aku kebingungan juga kelamaan tidak pulang, mau pulang juga rasanya bagaimana. Namun sebuah telpon dari kak Dewi membuat semuanya lebih baik,
    “Tedy kamu kemana aja ? kamu dimana ?”, terdengar suara kak Dewi di HP ku, datar. “mm ng… dirumah temen kak ?”, kataku sedikit bergetar.
    “Pulang…nanti kalo mamah nanya gimana ?”, suara kak Dewi masih terdengar datar.

    Tapi setidaknya hal itu membuatku sedikit lega. “Iya kak !”, lalu tak terdengar lagi suara kak Dewi. Aku tertegun beberapa saat, namun kemudian aku memutuskan untuk pulang.
    Tiba dirumah, tatapan kak Dewi menyambutku. Aku tak berani menatap wajahnya. “kamu kemana aja ?”, suara kak Dewi masih terdengar datar seperti ditelepon. “Mmm…dari rumah Wawan kak !”,
    “Makan dulu…tuh kakak udah masak !”, terdengar suara kak Dewi dari ruang tengah. “Iya kak !”, bergegas aku ke meja makan. Melahap makanan yang tersedia dimeja makan, emang gua laperrrr !
    Besoknya, suasana masih terasa amat hambar.


    Kak Dewi tak mengucap sepatah katapun. Ia membuang muka ketika berpapasan dengan aku yang bermaksud ke kamar mandi. Selesai mandi, ganti baju, kembali keruang makan. Aku dan kak Dewi sarapan seperti biasanya, tapi rasanya suasana betul-betul mencekam.

    Kak Dewi nampak buru-buru menyelesaikan sarapannya. Akupun bergegas menghabiskan sisa makananku.
    “Kak, maafin Tedy yah !”, kataku sambil meletakan gelas yang airnya habis kuteguk.
    Kak Dewi tak bersuara, tapi matanya menatapku, penuh keheranan dan tanda tanya, atau mungkin tatapan apa itu artinya.

    Entahlah.
    Beberapa hari kemudian setelah situasi dirumah mulai terasa normal, malam itu kak Dewi diruang tengah nonton TV atau mungkin membaca majalah. Entahlah atau bisa kedua-duanya, soalnya TV dinyalakan tapi ia asyik membaca majalah sambil telungkup dipermadani. Dagunya diganjal dengan bantal guling. Aku kemudian duduk disofa, tepat dibelakangnya. Rasanya badanku gemetar menyaksikan pandangan dihadapanku. Sittttt !!!! Pikiran gilaku melintas lagi.

    Pantat kak Dewi yang hanya dilapisi selembar baju tidur tipis begitu indah terlihat. Garis celana dalam yang dikenakanya nampak menggurat. Betisnya itu, alamak. Aku tak tahan ingin mengecapnya dengan lidahku. Dan…
    “Bikin minum dong, haus nih…!”, Kak Dewi membalikan badannya, dan melihat kearahku yang tengah menikmati bagian belakang tubuhnya.
    “Orange, atau susu ?”, tanpa sadar aku melirik kearah dadanya.
    Kak Dewi merasakan pandangan mataku, ia membetulkan leher bajunya.
    “Susu deh ! tapi jangan penuh-penuh yah !”,
    “Ok !”, lalu aku pergi ke ruang sebelah. Seperti kebiasaannya kalau bikin susu ia pasti hanya minta setengah gelas.

    “Takut gak abis”, katanya !
    “Nih kak !”, kataku sambil meletakkan gelas susu disebelah kanan. Lalu aku bergerak kesebelah kiri kak Dewi. Kak Dewi segera mereguk minuman yang kusediakan untuknya itu. Aku sendiri meraih majalah yang tengah dibaca Kak Dewi.
    “Ih apaan nih, sini ! orang lagi dibaca juga !”, kak Dewi berusaha meraih majalahnya kembali. Akhirnya kulepaskan. Aku mengambil remote TV. Sambil tengkurap disamping kak Dewi, aku memindah-mindah chanel.
    “Kebiasaan Tedy mah, pindah-pindah terus, balikin TransTV !”, katanya sambil berusaha meraih remote. Akupun menyerah, kukembalikan channel ke TransTV.
    Lalu aku memiringkan badan, sekarang aku menghadap kearah kak Dewi. Menatapnya dalam-dalam. Ah… kakak ku sayang, engkau cantik sekali.

    Lalu aku mutup kedua mataku rapat-rapat.
    “Kak mau tanya, boleh ?”, kataku sambil tetap memejamkan mata.
    “Tanya apa sih !”, ia menjawab tanpa menoleh.
    “ng…mmmm kenapa Tedy akhir-akhir jadi aneh yah ?”,
    “Maksudnya apa ?”,
    “Tapi kak Dewi jangan marah yah !”,
    “Akhir-akhir ini, tedy sering error. Pikiranya yang begituuu.. aja.

    Gak siang gak malem, pusing deh !”,
    “Mikirin apa sih ?”,
    “Ah… kak Dewi ini. Maksud Tedy… mmm jangan marah yah. Rasanya Tedy gampang terangsang deh !”, kubuka mataku, keterkejutan nampak diwajah kak Dewi. Lalu ia menghela nafas panjang.

    “Kebanyakan nonton film jelek kali. Tuh dikomputer hapus-hapusin gambar gambar jelek kayak gitu !”,
    “Bisa juga sih…, kalau masturbasi bahaya enggak sih kak?”, aku kembali melontarkan pertanyaan yang mengagetkannya.
    ”Apaan sih gituan di tanya-tanyain ?!”, nampak kak Dewi agak gusar menimpali pertanyaanku.
    “Kalau kata temen tedy sih, mendingan masturbasi daripada main sama cewek nakal, bisa penyakitan !”,

    Tak terdengar komentar. Waduh aku kehabisan kata-kata.
    “Sebenarnya gara-gara kak Dewi sih !”, dan aku menunggu. Benar saja, kak Dewi bereaksi. Ia menatapku penuh tanya.
    “Menurut sebuah survai, 60 % wanita lajang melakukan masturbasi, bener kan ?”, aku kembali melontarkan pukulan kata-kata.
    “Kata siapa kamu ?”,
    “Kata koran dannnnn… lubang kunci !”,
    “Maksud Tedy apa sih…? Kakak jadi pusing !”,
    “Tedy tahu rahasia kak Dewi !”,
    “Rahasia apa ?”,

    “Kak Dewi suka menggeliat-geliat ditempat tidur tanpa pakaian dan memeluk bantal guling !”, akhirnya. Mata Kak Dewi membeliak kaget. Tatapan matanya menyiratkan rasa marah dan malu, tapi ia berusaha menutupinya.
    “Kamu ngintip ?”,
    “Gak sengaja sih…!”, kubenamkan mukaku dipermadani sambil menunggu efek selanjutnya.
    “Tapi tenang aja. Rahasia kak Dewi aman kok ditangan Tedy.


    Dan rahasia Tedy ada ditangan kak Dewi.

    Sama-sama aman ok ?!”, Kak Dewi tak bersuara. Benar-benar terdiam. Ia malah membolak-balikan halaman majalah.
    “Meskipun ada satu rahasia lagi !”, tampak wajah kak Dewi kembali menegang. Pandanganya mengarah kepadaku, yang kini juga menatapnya.
    “Kak Sinta… !”, kataku. Kak Dewi benar-benar terhenyak. Ia bangkit hingga terduduk. Aku membalikan badan, terlentang disamping kak Dewi.
    “Tenang aja. Tedy gak akan membocorkannya ke siapa-siapa kok !”,
    “Tedy tahu semuanya ?”, kata kak Dewi tiba-tiba.

    Pandangan matanya kini memelas dan penuh ketakutan.
    Aku menganggukan kepala.
    “Jangan bilang siapa-siapa, jangan bilang mamah.

    Please !”, kak Dewi mengguncang bahuku.
    “Tenang…pokoknya aman !”,
    Kak Dewi nampak gelisah. Aku tidak tega melihatnya.
    Kak Dewi yang sangat baik padaku telah aku antarkan pada suatu kondisi serba salah dan menakutkan baginya. Tapi sudahlah.

    Tiba-tiba terdengar dering telp, bergegas aku bangun dan mengangkat gagang telpon.
    “Halloo..!”, terdengar suara perempuan diseberang sana.
    “Hallo…!”, kataku
    “Ini tedy yah ?, kak Dewi ada ?”, suara itu terdengar lembut.
    “ng.. ini siapa yah ?”, kataku sambil menduga-duga.
    “Ini Sinta…kak Dewi-nya ada ?”,
    “Ada…sebentar ya kak !”, kataku.
    “Kak… ini kak Sinta !”, kataku pada kak Dewi. Kulihat tiba-tiba expresi kak Dewi menegang. Namun tak urung ia mendekatiku, dan menerima gagang telepon yang kusodorkan.
    “Haloo..”,

    Aku bergegas pergi, tak ingin mengganggu “sepasang kekasih” yang telepon-an. Aku naik ke lantai atas, menuju kekamarku sendiri. Kukunci pintu kamar, mematikan lampu, dengan perasaan campur aduk.
    Beberapa saat kemudian kudengar langkah kaki kak Dewi di tangga menuju kearah kamarku. Lalu tiba-tiba aku mendengar ketukan dan suara kak Dewi.

    Aku terdiam, menunggu. “Tedy…!”, kembali terdengar ketukan. Kunyalakan lampu lalu membuka kunci pintu kamar.
    Tanpa kupersilahkan kak Dewi menyeruak masuk lalu duduk dipinggir tempat tidur. “Tedy…”, kak Dewi tiba-tiba memecahkan keheningan.
    Aku yang hendak menyalakan rokok, menoleh.
    Kulihat kak Dewi menatapku dalam-dalam. Nampaknya ada sesuatu yang ingin diucapkanya. Tak jadi menyalakan rokok. Aku menarik kursi, dan membalikanya sehingga menghadap kearah kak Dewi. Lalu aku duduk dihadapan kak Dewi. “Tedy bisa pegang rahasia kan ?”, ia menatapku sungguh-sungguh. Ada ketakutan dimatanya.
    “Masalah apa ?”,
    “Sinta…!”,

    “Oh…!”, aku mengangguk perlahan.
    “Jangan sampai Mamah tahu !’,
    Aku hanya menatapnya, lalu tersenyum hambar.
    “Janji ?!”, kak Dewi menatapku dalam-dalam.

    “Janji !”, kataku sambl mengacungkan telunjuk dan jari tengahku.
    “Tedy boleh minta apa aja, pasti kakak turutin, syaratnya satu, gak boleh bocorin rahasia !”,
    “Tenang…aman !’, kataku agak bergetar.

    “Tedy mau minta apa sama kaka?”, nampaknya kak Dewi mencoba bernegosiasi, he he….
    “ng…gak minta apa-apa deh…mmm…”, sungguh tak terpikir untuk minta sesuatu pada kak Dewi, lagi pula aku sama sekali gak kepirkiran untuk membocorkan rahasianya. Namun tatapan liarku kearah dada ka Dewi sungguh dinterpretasikan oleh kak Dewi.

    “Kakak tahu kok apa yang Tedy inginkan, sini…!”, kak Dewi menepuk spring bad, mungkin maksudnya menyuruhku duduk disampingnya. Aku ragu sesaat.
    “Sini….!”, katanya mengulang.

    Meskipun ragu aku kemudian beranjak, dan dengan bingung aku duduk disebelahnya. Darahku berdesir saat jemari lembut kak Dewi mengusap punggung tanganku. Lalu ia meraih telapak tanganku.

    Jemari tanganku digenggamnya.
    “Pasti Tedy sekarang lagi error !”, tiba-tiba kak Dewi berkata datar,
    “Apaan sih kak ?”, kataku agak jengah.
    “Pake pura-pura lagi !”, kak Dewi mendorong tubuhku.


    Karena Kak Dewi mengisyaratkan agar aku terlentang maka aku segera terlentang dengan kakiku menjuntai kelantai.
    “Tedy pengen ini kan ?”, jemari kak Dewi merayapi pahaku.

    Aku terhenyak menahan nafas. Kemudian kak Dewi tanpa ragu mulai meremas kemaluanku perlahan, ahh….., kedua lututku terangkat parlahan, lalu kuturunkan lagi.
    “Kak…”, kataku lirih
    “sst…kakak tahu apa yang Tedy inginkan, tenang aja…”, kak Dewi benar-benar meremas-remas kemaluanku. Geletar nikmat perlahan merayap, seiring makin mengerasnya batang kemaluanku. Kuraih bantal, kudekap hingga menutupi mukaku. Rasa jengah dan nikmat membaur menjadi satu.

    “Pake malu-malu lagi !”, kak Dewi memaksaku melepaskan bantal. Akhirnya untuk aku hanya bisa menutup mata dan menikmati gelenyar kenikmatan dari setiap remasan tangan kak Dewi. “Ah…shhh..kak….!”,
    Tanganku perlahan merayap kearah pinggang kak Dewi, meremasnya perlahan seiring geliat kenikmatan. Aku semakin berani karena kak Dewi tak menolak remasan tanganku dipinggangnya.
    Tiba-tiba, “Udah ya…cukup segitu aja !”, tiba-tiba kak Dewi menghentikan remasan tanganya.

    “Ah kakak !”, aku merintih kecewa, hampir aku melonjak bangun.
    “Kenapa ?”, ia menatapku, sebuah senyum seolah menggoda aku yang tengah konak.
    “Tanggung…please…!”, aku merintih dan memelas.
    “Dasar….”, katanya sambil memijit hidungku.
    Tanpa ragu aku melepaskan training yg kukenakan, kemaluanku yg sungguh telah mengeras, mendongak…
    Nampak ada rasa jengah pada tatapan kak Dewi, aku bangkit dari tidurku, “Please…!”, lalu kuraih tangan kak Dewi agar menjamah kemaluanku. Akhirnya tak urung kak Dewi menuruti kemauanku.

    Kembali kuhempaskan tubuh, lalu menunggu kak Dewi melakukan hal yg seharusnya. Tangan lembut dan halus kak Dewi menggenggam kemaluanku, nampaknya ia agak ragu, badanku mengerjap sesaat, ketika tangan kak dewi mulai meramas kemaluanku dengan perlahan. Kupenjamkan mata, menikmati setiap kenikmatan yang datang.

    Semakin lama keinginanku semakin kuat. Aku merintih, mendesah dan sesekali menggeliat.
    Remasan tangan kak Dewi memang nikmat, namun semakin lama aku menginginkan lebih, lalu aku meraih Hand Body dari sela-sela pinggir springbad, dengan gemetar kusodorkan pada kak Dewi.
    “Apa ini ?”,
    Meski terlihat ragu, perlahan kak Dewi meraih Hand Body Lotion, membuka tutupnya, menumpahkannya ditangan kanannya.

    Lalu ia melumuri kemaluanku. Ahhh..
    “Maafin Tedy ya kak !”,
    “Iya anak nakal !”, katanya. Mungkin seharusnya ia tersenyum tapi aku tidak melihatnya.
    “Digimanain ?”, katanya berbisik perlahan.
    “Urut aja, keatas dan kebawah, pelan-pelan !”,
    “Begini…!”,

    “Ya…ah… shhh… kak Dewi…!”, akupun tenggelam dan terbuai dalam kenikmatan. Belaian lembut tangan Kak Dewi sungguh membuat aku terlena. Dan tanpa kuminta kak Dewi telah cukup paham ketika sudah agak mengering dan kesat ditambahkannya lagi cairan Hand Body itu. Ia telah tahu yang kuinginkan.

    Caranya mengurut dan meremas sungguh sempurna. Aku kemudian hanya bisa pasrah, merintih dan mendesah.
    “ssshhhh… kaka…mkasihhhh…. Mmmm shhhhh enak !”,
    Aku terus merintih dan merintih. Kak Dewi benar-benar memanjakan aku. Ia mengurut dan membelai membuat aku terasa melambung-lambung. Tapi lama kelamaan ada rasa ngilu dikemaluanku.

    Makin lama makin ngilu.
    “kenapa ? udah ?”, kak Dewi bertanya ketika tanganku menahan gerakan tanganya yang masih mengurut dan membelai. “Ngilu…!”, kataku berbisik.
    Lalu aku bangkit dari tempat tidurku, sehingga kami duduk berdampingan. Kak Dewi terlihat berusaha mengelap cairan Hand Body yang berlepotan ditanganya. Trainingku menjadi korban. Tanggung sekalian kotor, akupun mengelap kemaluanku dari cairan handbody.

    Kami terdiam, beberapa saat.
    “Tahu enggak sebenarnya Tedy suka pake bantal guling. Seperti Kak Dewi !”,
    “Apa enaknya…!”, pertanyaan itu seolah terlontar begitu saja.
    “Ya enak aja. Gesek-gesek. Sambil membayangkan sedang memeluk kak Dewi !”.
    “Dasar !”, ia memelintir kupingku.
    “kak Dewi…!”,
    ‘Apa..?”,
    ‘Tanggung nih !”,
    “Tanggung apanya ?”,
    “Pura-pura jadi bantal guling mau ?”,
    “Apalagi nih !”,

    “Tedy gak tahan nih. Tapi kak Dewi gak usah khawatir. Tedy gak merusak apapun. Kak Dewi tetap berbaju lengkap. Kak Dewi hanya berbaring aja. Nanti Tedy…!”, kak Dewi terdiam tak menjawab.
    “Cuma gesek-gesek aja !”, aku kemudian menandaskan.
    “Gimana ? kamu ini aneh-aneh aja ?”,
    “Berbaring dulu kak Dewi-nya. Pokonya aman deh.


    Tedy gak bakalan merusak apapun. Janji !”, kataku sambil setengah mendorong tubuh kak Dewi.
    Kak Dewi tak urung menurut. Ia beringsut keatas spring bad, lalu kubaringkan tubuhnya hingga terlentang.
    Dengan bergetar kemudian aku berbaring menyamping. Lalu kakiku menyilang keatas dua kakinya. Selangkanganku kini menempel ke pahanya. Sayang masing terlindung pakaian yang dikenakannya. Tapi lumayan enak.

    Lalu aku mulai menggesek-gesekan kemaluanku kepaha kak Dewi. Rasa nikmat perlahan mengalir seiring gesekan itu. Makin lama makin terasa enak. Tangan kak Dewi kupaksa agar mau melingkari pinggangku. Aku terus menggesek dan menggesek. Sesaat aku lepaskan bajuku, aku kini telanjang bulat, menelungkup tubuh kak Dewi yang masih terbungkus Langerie…

    ”shhhh…. Mmmm enak kak. Enak ! shhhhh ahhhh shhh !”, tanpa sadar aku menciumi bahu kak Dewi. Aku semaki berani karena kak Dewi membiarkan aku menciumi pundaknya. Makin lama tubuhku makin bergeser. Tahu-tahu aku kini berada diantara dua paha kak Dewi. Kemaluanku menggesek-gesek persis kemaluan kak Dewi. Sungguh nikmat. Geletar-geletar birahi makin memuncak.

    Aku mendesis dan merintih sambil sesekali mendaratkan ciuman ke pundak kak Dewi. Lambat laun aku menyadari, setiap aku bergerak dan menggesek, tubuh kak Dewi ikut bergerak seirama gerakan tubuhku. Bahkan beberapa kali ia membetulkan posisi pinggangku.

    Kemaluanku terus menggesek-gesek kemaluan kak Dewi. Dan terus bergoyang-goyang berirama.
    “Kurang keatas…sakit tahu !”, suara ka Dewi terdengar memburu.
    Aku menurut. Aku bergerak lebih keatas. Paha kak Dewi bergerak seolah memberi ruang agar tubuhku bergerak lebih leluasa.

    “Pelan…pelan…”, ia mendesis,
    “Enak kak?’, akhirnya kulontarkan pertanyaan itu. Kak Dewi terdiam. Namun nafasnya semakin terdengar memburu. Jemari tangannya terasa meremas-remas punggungku.
    Tanpa meminta persetujuan aku berusaha meraih celana dalam kak Dewi.
    “Mau apa ?”,
    “Biar gak sakit lepasin aja yah ?”, ia sedikit mempertahankanya.
    “Please !”, kataku. Akhirnya kak Dewi menurut.

    Bahkan kakinya bergerak-gerak membantuku melepaskan celana dalam itu. Aku tidak bermaksud menyetubuhi kak Dewi. Tidak benar-benar maskudku. Biar bersentuhan lebih dekat aja. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku. Kemaluanku menempel pada kemaluan wanita. Sungguh sensasinya luar biasa.


    Kemaluanku mengarah kebawah, terjepit diantara paha kak Dewi. Lalu aku mulai menggesek-kesekanya. Ada sesuatu yang hangat namun basah dibawah sana. Semakin kugesekkan semakin terasa nikmat. Tiba-tiba aku mendengar kak Dewi mendesah pelan. Kepalanya mendongak. Kuulangi gerakan dan gesekanku, kembali ia mendesah. Akhirnya kuulangi gesekan diwilayah itu. Aku senang mendengar kak Dewi mendesah-desah dan merintih. Kami ternyata berada pada posisi saling berdekapan.

    Wajah kami begitu dekat. Aku merasakan semburan nafas hangat kak Dewi. Dengan lembut kudaratkan bibirku didagunya. Kemudian bergeser, perlahan. Akhirnya bibir kami bertemu. Bibir kak Dewi awalnya diam tak bereaksi ketika bibirku berusaha melumat, tapi lama kelamaan bibir itu membalas lumatan bibirku. Kami berpagutan dan saling melumat.

    Semakin lama segalanya semakin liar. Aku kini bahkan sudah mengecap, menjilat bahkan setengah menggigit leher kak Dewi. Ketika jilatan lidahku menyerang pangkal leher dibawah telinganya, kak Dewi mendesah dan merintih. Aku kini benar-benar membuat kak Dewi menjadi hilang kesadaran. Ia telah menjadi benar-benar liar.

    Diarahkannya kepalaku untuk menciumi dadanya. Aku maklum dengan apa yang diinginkan kak Dewi. Aku bangit dari cengraman tubuhnya. Lalu dengan gemetar kubuka Langerie yang dikenakan kak Dewi. Kemudian Bra yang dikenakannya. Kini tubuh kak Dewi tak berbalut selembar benangpun, sebagaimana aku. Tak tahan berlama-lama aku merangkul tubuh kak Dewi.

    Aku menggumulinya dengan penuh nafsu. Aku jilat setiap inci tubuhnya, semakin kak Dewi merintih semakin aku mejilat dan menggigit. Putting susunya bergantian aku lahap. Aku bagai orang yang kesetanan. Tanpa terasa aku mulai menjilati tubuh kak Dewi bagian bawah. Bahkan aku kini mulai menciumi pangkal paha dan selangkangannya. Kak Dewi merintih dan melenguh. Aku tak tahu bagaimana cara menjilat yang baik dan benar.

    Pokonya semakin keras rintihan kak Dewi semakin lama aku menjilat. Kupingku terasa berdenging dan pekak karena terjepit kedua paha kak Dewi. Aku menjilat dan terus menjilat kemaluan kak Dewi. Meskipun hidungku mencium aroma yang aneh, dan lidahku mengecap rasa yang aneh pula. Aku terus menjilat. Bahkan bibirkupun mencium bagian-bagian kemaluan kak Dewi. Aku bahagia mendengar kak Dewi Merintih-rintih dan menjerit. Sampai kemudian kak Dewi menarik kepalaku.

    “Sudah-sudah ! ngilu !”,
    “Ngilu ?”, batinku. Bukanya enak ?
    Nafas kak Dewi tersengal-sengal. Aku segera mengelap mulutku dengan baju kak Dewi, mengusir perasaan tidak nyaman dimulutku. Namun aku masih bernafsu. Ketika aku bermaksud menaiku tubuh kak Dewi.
    “Tunggu sebentar. Masih ngilu !?”, katanya.

    Akhirnya aku hanya dapat menciumi perut dan dada serta payudara kak Dewi. Kedua tangan kak Dewi membelai-belai rambutku.
    Tubuhku perlahan mulai merayap kembali. Masuk kedalam dekapan hangat tubuh kak Dewi. Rasa nikmat itu perlahan kembali mengalir. Kemaluan kami kembali bergesekan. Dan aku mulai meracau…
    “Jangan !”, kak Dewi menahan tubuhku. Aku tak tahan lagi. Aku ingin memasukannya. Aku ingin merasakan terbenam dalam lembah kenikmatan itu.

    “Jangaaaaannn… please ! Tedy jangan !”, kak Dewi memohon ketika aku mencoba dan memaksa untuk kedua kalinya.
    “Tedy udah gak tahan kak ! gak tahan lagi !”,
    “Tapi Tedy udah janji, gak bakalan merusak.!”, kak Dewi menghiba.
    “Tedy udah gak tahannnnnn….shhhh !”,
    “Kak Dewi juga sama. Tapi please jangannnn shhh !”,
    Kak Dewi berbisik dengan nafas memburu.


    Aku tak tahan lagi. Namun kemudian otak warasku hadir. Kalau dengan bantal guling saja aku bisa puas, kenapa sekarang enggak.
    Aku ambil celana dalam kak Dewi, lalu kugunakan untuk menutupi kemaluan kak Dewi. “Tedy pengen keluar disini, boleh yah !”. setengah memohon aku berbisik.

    Karena tak dilarang segera aku memposisikan kemaluanku. Mengarah kebawah dan terjepit paha kak Dewi. Kedua Kemaluan kami hanya dipisah selembar celana dalam. Dan aku kemudian mulai menggesek. Mencari sensasi kenikmatan itu. Aku menggesek dan menggesek. Tak beberapa lama, gelombang kenikmatan itu datang. Cratt cratt…..

    Aku terkapar diatas tubuh kak Dewi. Terdiam beberapa saat, sebelum kak Dewi mendorong tubuhku yang menindih tubuhnya. Aku terbaring ke samping. Ingin rasanya aku memeluk kak Dewi berlama-lama. Tapi kak Dewi buru-buru bangkit. Dikenakannya Langerie-nya kembali. Lalu bergegas ia keluar dari kamarku. Celana dalamnya yang basah berlumuran ditinggalkannya !

    Sejak saat itu, rahasia dirumah ini bertambah, sampai sekarang kami terus melakukanya, tidak terlalu sering memang, namun ketika aku menginginkan atau ketika kak Dewi “kepengen” (begitulah istilah kak Dewi), maka kami akan melakukannya. Didapur, dikamar mandi, diruang tengah, bahkan diruang tamu. Satu hal yang tetap kami jaga, kami tidak benar-benar bercinta, sungguh akupun komit dengan janjiku, aku teramat menyayangi kak Dewi, aku tak ingin merusaknya, semua yang kuperoleh telah lebih cukup bagiku. Dan mudah-mudahan akan tetap saperti itu.

  • Kisah Memek Bersetubuh Dengan Pembantu Yang Sudah lama Menjanda

    Kisah Memek Bersetubuh Dengan Pembantu Yang Sudah lama Menjanda


    3950 views

    Duniabola99.com – Ceritaku ini terjadi bermula ketika kedua ortuku sedang pergi keluar kota untuk menengok keluarga ayahku yang kecelakaan dan terluka parah. Aku sempet mau ikut namun karena aku ada ujian jadilah aku dilarang oleh kedua ortuku. Karena diruma aku hanya anak satu-satunya maka jadilah sekaran dirumah hanya ada aku dan mbak Diah. Seketika itu juga melihat keadaan ang sepi, otak kotorku pun keluar, aku langsung berpikir bagaimana caranya untuk aku bisa enikmat tubuh mbak Diah sangat menggiurkan itu. Payudara yang sangat besar dan padat, bongkahan pantatnya membuat birahiku naik. Ingin sekali aku langsung memaksa mbak Diah, namun aku masih berpikir karena aku takut kalau aku dilaporkan pada kedua ortuku.


    Selama ujian berlangsung, aku gak bisa konsen dan hanya mbak Diah yang ada dipikirnku. Pikiranku terus melayang mebayangkan mbak tubuh molek mbak Diah telanjang dan aku menikmati setiap jengkal tubuhnya.

    Kubayangkan betapa nikmatnya memek mbak Diah saat kuentot dengan desahan-desahan yang keluar dari mulutnya. Hingga akhirnya ujianku selesai danaku langsung pulang kerumah. Aku sangat bersemangat karena sampai dirumah aku bisa menikmati keseksian mbak Diah. Dan benar seperti yang kubayangkan, ketika aku sampai dirumah, kulihat pemandangan yang tak seperti biasanya. Kulihat mbak Diah memakai pakaian yang sangat ketat sekali hingga payudaranya sangat menonjol besar sekali dan seketika itu juga aku langsung bernafsu melihatnya.

    Ketika aku mau masuk kamar, mbak Diah-pun menyapaku,

    “Kenapa mas Bayu menundukkan kepalanya begitu”

    “Gak papa kok mbak” jawabk sambil tidak melihat mbak Diah

    Dan aku langsung pergi begitu saja meninggalkan mbak Diah yang sedang asik menonton TV. Sampai didalam kamar, aku masih terheran Dengan kemolekan tubuh mbak Diah yang sangat menggoda sekali. Kemudian aku-pun berimajinasi membayangkan kenikmatan menyetubuhi mbak Diah dan aku-pun langsung melampiaskan anganku Dengan menonton film porno lewat HP-ku. Dan tak kusangka aku menonton film porno Dengan volume yang tinggi hingga mbak Diah mendengarnya dan langsung mbak Diah nyamperin aku dikamarku dan menegurku,

    “Hayoooo…lagi nonton apa mas?? Suaranya terdengar sampai diluar lho mas”

    “Eeennngg…Ennggaak nonton apa-apa kok mbak” jawabku dengan wajah yang sudah memerah

    “Aaaahhh…mbak tau hlooo mas, Mas Bayu gak usah bohong deeh,, gak papa kok kan mas juga sudah besar, apa mau mbak temenin nontonnya??” tanya mbak Diah

    Mendengar pertanyaan mbak Diah-pun aku bingung mejawabnya hingaga aku terdiam dengan wajah yang tertunduk. Namun dilar dugaanku, setelah aku diam tak menjawab pertanyan mbak Diah, mbak DIah-pun langsung menuju sebelahku. Hatiku saat itu sangat deg-deg’an sekali, jantungku berdetak tak karuan dan,

    “Jangan malu-malu mas, mbak tau kok kalau setiap hari mas memperhatikan mbak, benar kan??” tanya mbak Diah dengan berbisik disebelahku

    “iiii…iiiiYhaaaa…kok mbak tau, pasti mbak juga memperhatikanku kan??” tanyaku balik

    “Sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini mas” ucap mbak Diah lirih disebelah kupingku persis, hingga wajah kami sekarang sudah berdekatan

    Mbak Diah menghadap wajahku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Diah sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu kedadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan putting yang mulai mengeras.

    Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, kemudian kutarik lagi pipinya. Mulut kamipun bertemu. Dan aku mencium bibirnya.

    Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang perempuan. Desahan halus keluar dari mulut Mbak Diah saat kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Diah. Ini semua akibat film porno yang sering kutonton. Mbak DIah bersandar kedinding, namun gak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk kedalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup, kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Hingga tanganku bisa bergerak bebas mengusap payudaranya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding.


    Aku dan mbak DIah sangat terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak DIah menyandar kedadaku. Dia sepertinya pasrah. Kemudian baju daster Mbak Diah kubuka. Didalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya dan kuremas perlahan. Bibirku mengecup putting susunya secara perlahan. Kuhisap putting susunya yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Diah semakin gelisah dan nafasnya sudah gak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam dicelah payudaranya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”. Putting susunya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan.

    Kulepaskan ikatan kain dipinggangnya. Lidahku sekarang bermain dipusar Mbak Diah, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya.

    Saat kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak DIah semakin kuat menarik rambutku. “Mas Baayyuuu…Mas Bayuu…” suara Mbak DIah memanggilku perlahan. Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah saat CD-nya kutarik kebawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus disekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan. Saat lidahku baru menyentuh vaginanya, Mbak Diah menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu.

    Pandangannya ditujukan tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Diah dan lansung menuntun Mbak Diah menuju tempat tidur. Bau khas vaginanya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan.

    “Mas Bayuu” bisiknya perlahan di telingaku

    Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak DIah sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak DIah sekarang kutelanjangi. Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya sangat menggiurkan.


    Mukanya berpaling kesebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya meremas kain sprei. Payudaranya membusung seperti minta disentuh. Putting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Aku melihat gak ada lipatan dan lemak seperti perut perempuan yang telah melahirkan. Memang Mbak Diah tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku gak dapat melihat seluruh memeknya. Cuma sekumpulan rambut yang angat lebat namun halus menghiasi bagian bawah.

    Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. Retsluiting jeansku kuturunkan. Aku telanjang bulat dihadapan Mbak Diah. K0ntolku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Diah. Payudara yang membusung dihiasi putting kecil dan daerah dibulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang dicelah pahanya. Mbak Diah terlentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja naik turun. Kemudian aku-pun duduk dipinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Ayuk. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Diah. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang putting susunya, kuremas-remas payudaranya yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat hingga k0ntolku menyentuh pinggang Mbak Diah. Kudekatkan k0ntolku ketangan Mbak Dah yang kemudian digenggamnya k0ntolku erat-erat kemudian diusap-usapnya.

    Memang Mbak DIah tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia sudah pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat film porno saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga kecelah selangkangannya. Terasa lendir basah dikemaluannya. Aku beralih dengan posisi 69. Rupanya Mbak DIah mengerti keinginanku. Kemudian dipegangnya k0ntolku yang sudah tegang dan dimasukkannya kedalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam saat lidah Mbak DIah melumat kepala k0ntolku dengan lembut.

    K0ntolku dikulum sampai kepangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku.


    Bibir Mbak Diah terasa menarik-narik batang k0ntolku. Gak tahan diperlakukan begitu, kemudian aku mendesah menahan nikmat. Kubuka lebar-lebar paha Mbak Diah sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang klitorisnya. Mbak Diah mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Lubang kemaluan Mbak Diah semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih meleleh dari lubang memeknya. Tentu Mbak Diah sudah cukup terangsang, pikirku.

    Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Payudaranya tertindih oleh dadaku. Mbak Diah memperbaiki posisinya saat tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Mbak Diah mulai membuka sedikit saat jariku menyentuh memeknya. Lidahku mulai turun kedadanya. Putting susunya kuhisap sedikit kasar.

    Punggung Mbak Diah terangkat-angkat saat lidahku mengitari perutnya. Akhirnya jilatanku sampai kecelah pahanya. Mbak Diah semakin membuka pahanya saat kujilat klitorisnya, kulihat Mbak Diah sudah gak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya. Desahan Mbak Diah semakin keras dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku ditarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. Aku bertanya,

    “Gimana Mbak rasanya?” suaraku lembut dan sedikit manja

    Mbak Diah gak menjawab. Mbak Diah hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, kuarahkan k0ntolku kearah lubang memeknya yang sekarang sudah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir dilubang memeknya.

    Kugesek-gesekan kepala k0ntolku dicairan yang membanjir itu. Perlahan kutekan kedalam. Tekanan k0ntolku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Diah menggelinjang seperti kesakitan.

    “Pelan-pelan mas Bayu” mbak DIah berbicara dengan nafas sesak


    Aku sekarang mengerti, vagina mbak Diah sudah sempit lagi setelah 5tahun gak disetubuhi, walaupun dia sudah gak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman kerena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang perempuan walau umurku sudah matang. Kutekan lagi. Kumasukkan k0ntolku perlahan. Kutekan punggungku kedepan. Sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Kemudian mbak Diah memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian k0ntolku yang masuk. Kubiarkan sebentar k0ntolku berhenti, terdiam. Mbak Diah juga terdiam tenang. Sementara itu, kupeluk tubuh mbak Diah dengan gemas sambil memainkan payudaranya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan.

    Kami memang sudah sangat bernafsu dan snagat terangsang. Kemudian kutanya dengan suara lembut,

    “Mau diteruskan mbak???”

    Mbak Diah membuka matanya. Dibibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. Kutekan k0ntolku kedalam. Lalu kutarik kebelakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan, emang sempit memek mbak Diah, mencengkram seluruh batang k0ntolku.

    k0ntolku terasa seperti tersedot didalam memek mbak Diah. Kami semakin terangsang! k0ntolku mulai memasuki vagina mbak Diah lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata mbak Diah terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu saat k0ntolku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti gak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit k0ntolku masuk sampai kepangkalnya. Mbak Diah mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya k0ntolku divaginanya. Kadang-kadang punggung mbak Diah terangkat-angkat menyambut k0ntolku yang sudah melekat divaginanya. Lama kumaju-mundurkan k0ntolku seiring dengan nafas kami yang semakin gak teratur lagi. Suatu saat kurasakan badan mbak Diah mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku.

    Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan divagina mbak Diah terasa kuat seakan melumatkan k0ntolku yang tertanam didalamnya. Goyanganku semakin kuat. Kasur mbak Diah bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher mbak Diah kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Saat itu seolah-olah kurasakan ada denyutan yang menandakan spermaku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat k0ntolku semakin menegang keras. Mbak Ayuk mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.


    Goyanganku semakin kencang. Vagina mbak Diah semakin keras menjepit k0ntolku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Mbak Diah diam saja. Bersandar pada tubuhku, mbak Diah lunglai seperti gak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh mbak Diah seperti terguncang-guncang. Mbak Diah membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.

    Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai kepuncak. spermaku muncrat kedalam vagina mbak Diah. Bergetar badanku saat spermaku muncrat. Mbak Diah mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah.

    Mbak Diah mengerang agak kuat. Waktu kumuntahkan spermaku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk kedalam. Kulihat mbak Diah menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak kebelakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai kepuncak bersama-sama. Memang hebat. Sungguh puas. Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Diah lah perempuan pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah perempuan yang sangat cantik.

  • Kisah Memek Cewek Kuliah Simpanan Pejabat

    Kisah Memek Cewek Kuliah Simpanan Pejabat


    2199 views

    Duniabola99.com – Siang itu hp-ku berdering dari nomer yang tidak aku kenal dan ketika kuangkat terdengar suara seorang wanita “Halo mas Adhie, apa kabar? kok lama gak ada kontak-kontak aku sih?”, karena tidak mengenali suaranya, akupun menanyakan “Aku baik-baik saja, sorry dengan siapa ini?”


    “Ini Rita mas, wah udah lupa ya sama Rita? jawabnya Aku jadi ingat Rita, dia seorang janda cantik berusia 35 tahun dengan 2 anak. Aku mengenalnya ketika ia masih menjadi istri simpanan kenalanku seorang pejabat, pada saat itu usianya baru sekitar 20 tahun Baru-baru ini aku bertemu dengan Rita kembali pada saat aku dan istriku hendak mengambil raport anak kami yang kebetulan sekelas dengan anak Rita yang sudah besar.

    Untuk menghindari kecurigaan istriku, pada saat bertemu aku hanya mengangguk tersenyum sambil mengedipkan mata Untungnya Ritapun memahami dengan tidak mengajakku berbicara sehingga istriku tidak menaruh curiga

    “Hei kok mas Adhie diam aja?, hayo sedang mikir apa… jorok ya?” sapanya lagi ditelepon yang mengagetkan aku

    “Gak kok Rit, cuma sedang ngebayangin kamu aja, kok kamu tambah oke sekarang” candaku yang disambut derai tawanya yang renyah

    “Mas kantornya masih disana khan?, mampir kerumah kapan2 mas” katanya sambil menyebutkan alamat rumahnya yang memang sering aku lalui apabila hendak kekantor

    “Rita udah dicerai 2 tahun yang lalu lho mas” katanya lagi

    sebetulnya aku sudah mengetahui itu karena keluarga kenalanku bekas suaminya sempat heboh ketika mengetahui sisuami/bapak mempunyai istri simpanan. Kamipun ngobrol ditelepon panjang lebar diselingi humor2 sedikit berbau sex yang kadang ditanggapi Rita sambil berkata “Wah kalo ngobrolnya begini, yang repot Rita mas, gak ada pelampiasan,kalo mas Adhie sih enak”, aku tertawa mendengar itu dan berjanji akan mampir rumahnya

    Keesokan harinya karena kebetulan supirku tidak masuk karena ijin menengok orang tuanya yang sakit dikampung, pada perjalanan menuju kantor aku membelokkan mobilku kealamat rumah Rita aku berpikir tidak ada salahnya mampir sebentar dirumah Rita


    Setibanya didepan alamat rumah yang diberikan Rita, aku melihat Rita sedang berbelanja sayur didepan pintu pagar rumahnya Akupun memarkir mobilku dan dari dalam mobil memperhatikan Rita sambil menunggu dia selesai berbelanja sayur

    Rita mengenakan daster yang longgar dan terlihat rambutnya dibungkus handuk sehingga aku tau dia baru saja selesai mandi Setelah selesai berbelanja dan tukang sayur sudah menjauh, akupun memajukan mobilku dan memarkir didepan pagar rumahnya Ketika aku turun dari mobil dan menghampiri pintu pagar, Rita terhenyak kaget melihatku

    “Eh mas Adhie, kirain siapa Wah sorry mas Rita sedang berantakan habis mandi dan belanja nih, maklum kedua pembantu sedang pulang kampung” katanya sambil mempersilahkan aku masuk Akupun masuk dan duduk diruang tamunya yang meskipun tidak terlalu besar tetapi tertata apik dan berseni

    Rita permisi meninggalkan aku untuk meletakkan belanjaannya didapur Sambil menunggu aku melihat-lihat koleksi foto yang terpampang didinding ruang tamu yang kebanyakan adalah foto2 Rita yang memang dulu pernah menjadi seorang foto model

    Membandingkan Rita sekarang dengan foto2 yang terpampang, tidak banyak berubah, aku rasa karena Rita yang ada darah Aceh dan Betawi rajin merawat tubuh dan senam Rita kembali keruang tamu dengan membawa 2 minuman hangat, ketika melihatku sedang memperhatikan koleksi fotonya, dia berkata

    “Itu hanya sebagian foto2 Rita mas, yang keren2 Rita pasang dikamar”,
    “Keren gimana Rit?, ini saja menurutku sudah oke2 tuh” sahutku
    “Wah kalo liat yang dikamar bisa bengong nanti mas Adhie” katanya lagi sambil tertawa dan duduk disofa didepanku

    Rita sudah melepas lilitan handuk dikepalanya tapi tetap menggunakan daster, terus terang Rita terlihat sangat cantik dengan rambut terurai basah Belum lagi daster tipisnya yang kadang menerawang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang aduhai, apalagi ketika meletakkan minuman yang otomatis dia menundukkan tubuhnya aku dapat melihat belahan dada nya dengan jelas karena Rita tidak mengenakan BH dibalik dasternya, pemandangan sensual itu langsung membuatku horny dan kontolku langsung mengeras


    “Belanja sayur tadi murah ya Rit?” tanyaku bercanda,
    “Abis yang belanja cantik dan sexy sih”,
    “Ah mas Adhie bisa aja” katanya tersipu dan mukanya merona merah menambah cantik wajahnya

    kemudian Ritapun bercerita tentang kasusnya, dimana istri pertama suaminya pernah mendatangi rumahnya yang menyebabkan keributan Karena kasus itu suaminya mendapat tegoran keras dan harus menceraikan Rita Aku melihat airmatanya menggenang dipelupuk matanya ketika menceritakan itu, dan Rita menghapusnya dengan tissue Untuk mengalihkan pembicaraan yang membuatnya sedih berpikir, aku bertanya padanya

    “Emang foto2 kamu yang dikamar se-sensual apa sih Rit?”
    “Mau liat mas?, tapi janji ya jangan diketawain” jawabnya yang aku iyakan, kemudian dia mengajakku menuju kamar tidurnya untuk memperlihatkan koleksi fotonya

    Berjalan dibelakang Rita dalam jarak yang dekat, aku dapat mencium bau harum sabun dari tubuhnya dan juga dengan jelas aku dapat melihat bongkahan pantatnya yang bergoyang ketika melangkah Hampir saja aku tidak dapat menahan diri untuk memeluk tubuhnya dari belakang, untung aku masih menjaga image dengan menahan diri Setibanya dikamar tidurnya, aku sempat terhenyak melihat sekitar sepuluh koleksi foto Rita berukuran setengah poster yang keseluruhannya artistik hitam putih

    Istimewanya lagi keseluruhan foto tersebut memperlihatkan tubuh telanjangnya !!!

    “Apa komentar mas Adhie?” katanya mengagetkanku yang bengong melihat koleksi foto2 tersebut
    “Wah istimewa foto2 kamu Rit, gimana aslinya ya”, sambil mencubit pinggangku Rita berkata
    “Ih… mas Adhie genit, masa mau liat aslinya Rita, udah tua nih aku mas”

    Karena dia tidak melepaskan cubitan dipinggangku, maka aku tangkap tangannya dengan sedikit menarik sehingga tubuh Rita tidak seimbang dan agak sempoyongan tubuhnya merapat ketubuhku yang secara refleks aku peluk Memeluk ubuh Rita yang hanya dibalut daster tipis terasa sangat sensual, apalagi ketika dia menengadahkan wajahnya yang cantik berjarak sangat dekat dengan wajahku


    “Eh mas, mau apa? lepasin Rita mas” katanya dengan agak meronta dipelukanku Karena sudah dipenuhi nafsu otakku, aku tidak melepaskan pelukanku, malah kemudian aku cium bibir indahnya dan kukulum “Mmmmffff… jangggaaan…mass… inget… sss hhh” katanya sambil tetap meronta hendak melepaskan pelukan dan ciumanku Dengan tinggi sekitar 163 dan berat sepandan, rontaan Rita tidak berarti bagiku yang tinggi 170/76

    Sambil tetap mengulum bibirnya, aku mulai meremas bongkahan pantat sexynya dan agak sedikit kuangkat keatas dan merapat ketubuhku

    “Mmmmmm… masss… ssshhhh” gumamnya yang kini sudah tidak meronta lagi malahan membalas ciumanku

    Kumasukkan lidahku kemulutnya yang langsung disambut dengan hisapan pada lidahku, kemudian dia berusaha memasukkan lidahnya kemulutku yang juga langsung kuhisap kuat2 Tanganku yang tadinya mermas pantatnya, kini sudah mulai meraba pahanya yang mulus sambil menyingkapkan dasternya,

    ketika tanganku sampai diselangkangan yang dibungkus celana dalam tipis, kuusap2 belahan memeknya yang membuatnya menggelinjang dan makin bernafsu menciumku Aku selipkan jariku melalui pinggir celana dalamnya untuk menyentuh memeknya dan dengan lembut aku kork dan raba, sementara ciumanku aku turunkan kelehernya kemudian turun kedadanya

    Dari bali daster yang dikenakan, kuciumi teteknya yang berukuran 36 dan wooww…masih kencang, lalu aku hisap putingnya dari balik daster yang dikenakannya Sensasi rasa puting yang kuhisap dengan kain dasternya dimulutku membuatku makin bernafsu, sementara terasa memeknya mulai basah oleh rabaan jariku


    “Oooooooohhhhh… maasss……enaaaakkk… trusss ss… …sayaaaang” katanya sambil meremas rambutku Geli gesekan kain daster diputing teteknya berbaur dengan hisapan dan gigitanku membuatnya makin menggelinjang tidak karuan Dengan cepat aku buka daster yang dikenakannya, begitu juga celana dalamnya sehingga kini Rita berdiri dalam keadaan bugil Kuraih teteknya, kuremas remas dengan sedikit kasar sambil memilin putingnya yang membuat Rita menjadi liar

    Lalu kuciumi kedua teteknya bergantian sebelum turun dan mulai menciumi selangkangannya Dengan posisi jongkok diselangkangannya aku mulai menjilati memeknya Rita dengan berdiri dan sebelah kakinya ditopangkan dipahaku agak sedikit mengangkang hingga memperlihatkan memeknya yang indah dan dicukur bersih

    Ketika mulutku menemui klitorisnya, kujepit klitorisnya yang sebesar kacang kedelai dan sudah mengeras dengan bibirku dan aku hisap sambil menjilat klitorisnya sementara tanganku bermain dilubang anusnya Kulihat Rita memejamkan matanya sambil meremas remas kedua teteknya sendiri sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi jilatanku dimemeknya

    “Sssssssshhhhhhh………puaaaassssiiin nn Ritaaaa…masssss……aggghhhh… ohhhh… mauuuu u… kluarrrr” dan sambil tubuhnya meregang, Rita menjepitkan kedua pahanya dikepalaku yang membuatku agak sulit bernafas dan kemudian terasa cairan memeknya dilidahku bertambah banyak, Rita sudah kliamaks

    Setelah terdiam sejenak, Rita sambil tersenyum menarik tubuhku, melepas pakaian yang kukenakan sambil menciumi wajahku kemudian setelah aku telanjang bulat membimbingku rebah ditempat tidur “Sekarang giliran Rita ngerjain mas Adhie” katanya sambil mengecup kepala kontolku yang tegak gagah bediri pada posisiku yang telentang

    Perlahan Rita menjilati batang kontolku naik dan turun sambil sesekali mengecup kepala kontolku Rasa geli dan nikmat tak terhingga ketika Rita dengan lidahnya menelusuri urat yang menonjol dikontolku Apalagi ketika dia membuka lubang kencingku denganlidahnya kemudian menghisap kuat2…


    “Aggggghhhhh… seddddaaaap……ayooooo isap… kuattttt…anjiiiingggggg… ”, seperti biasa pada aku mengeluarkan kata2 kotor dan kasar Sluuuurp… sluuurp… suara mulut Rita mengulum kontolku karena dengan sengaja dia mengeluarkan banyak ludah pada saat mengulum kontolku, aku merasa sensasi yang hebat

    “Jilatiiiin…kontollllkuuu… sebeluuum akuuu…entotin…memekkkkmuuuuu…bangsaaaat” teriakku liar sambil menarik tubuhnya dan meposisikan kami 69 lalu aku kembali menjilati memeknya selagi Rita asyik mengerjai kontolku dengan nikmat

    Lidahku kusapukan keseluruh permukaan memeknya kemudian mengitari lubang anusnya sebelum kembali kememeknya dan menghisap kuat2 klitorisnya Saking nikmatnya Rita sempat menghentikan kulumannya dikontolku sambil mendesis

    “SSsssshhhh…oooohhhh” ketika klitorisnya aku gigit2 kecil

    “Aku sudah gak tahan mas” katanya sambil bangkit dan berjongkok dengan membelakangiku kemudian sambil memegang batang kontolku perlahan-lahan dia menurunkan pinggulnya memasukkan kontolku keliang senggamanya yang terasa sangat sempit karena cukuplama tidak dijamah kontol lelaki

    Saking semptnya beberapa kali Rita si bekas istri simpanan berhenti sebelum melanjutkan memasukkan kontolku Kudengar dia agak merintih mungkin terasa perih dinding memeknya dimasuki kontolku setelah semua kontolku masuk “Heeek…oooohhh… penuh memekku massss” rintihnya Lalu Rita mulai menunggangikontolku, menaik turunkan, memutar pinggulnya dengan liar


    “Aggghhhhh… enaaaakkkk…bangettttttt…masssss sssssshhhhh
    “desisnya sambil menggoyangkan pinggulnya dengan liar

    karena posisi duduknya membelakangi aku ketika menunggangi kontolku, kadang aku bangkit mencium punggung dan leher belakangnya sambil meremas teteknya dari belakang dengan gemas Kedengaran Rita si bekas istri simpanan agak kesakitan ketika kuremas kasar teteknya

    “Addduuuhhhhhhh…… terusss… sakitinnnnn … akuuuu…massss” teriaknya yang rupanya Rita suka sex kasar “Teruuussssss…… entottttiiiin kontollllkuuu… bangsaaaattttt” gumamku sambil kadang menaikkan pantaku untuk menemui goyangan pinggulnya Dan

    “Adddddduuuuhhhhh… akuuuu…keluuuuaaaarrrr sayaaaaang” teriaknya sambil mempercepat goyangan kemudian terasa dinding memeknya makin keras menjepit batang kontolku dan serasa batang kontolku disiram cairan didalam memeknya

    Setelah klimaks yang kedua, Rita si bekas istri simpanan terdiam sambil menghela nafas panjang menikmati klimaksnya pada posisi menduduki kontolku yang masih keras didalam memeknya Tanpa melepas kontolku didalam memeknya, aku dorong tubuhnya sehingga Rita pada posisi menungging, lalu dengan ganas dan liar kugenjot Rita pada posisi doggie style Sambil kuciumi punggung, leher dan belakang telinganya aku terus melanjutkan genjotan kontolku dimemeknya

    “Aaaaagggghhh………terussssss… mas ssss… genjoooottt…yanggggg… dalaaaam…entotinnnnn akuuu …masss” teriaknya ketika ia kembali terngsang birahinya oleh genjotan dan ciumanku Kadang rambut indahnya aku tarik kasar sambil menepuk kedua pantatnya
    “Yeeeeahhhh… rasaaaaiiin…kontollllkuu… pela cuuuurrrrkuuu” bentakku dengan semakin memperkuat genjotanku Rupanya Rita sangat suka dengan perlakuan dan kata2 kasarku
    “Yaaaaaaa…… akuuuu… pelacuuuurmuuu……ent oooot akuuu dalammmm …dalaaaam” ujarnya sambil memaju mundurkan pantatnya mengimbangi entotanku


    Pas dengan posisi doggie style, aku balikkan tubuhnya dan mengangkat kedua kakinya kepundakku kemudian kembali memompa memeknya sambil meremas kasar teteknya Putingnya kupilin-pilin dan tarik yang membuat Rita si bekas istri simpanan agak kesakitan tapi nikmat “Yeeeeeaaahhhh………aggghhhh… ssshhhhh” desisnya

    “Masssss… Ritaaaa… gakkkk…tahaaaannn… mauu uu kluaaaarrrrr… lagiiiiiiii”, “Iyaaaaaa… babiiiii… ayyyyoooo… bareeengggg g… akuuu jugaaaaa…” kataku ketika kurasa aku akan mengeluarkan spermaku Pompaanku makin cepat dan dalam, sementara dinding memeknya kembali menjepit keras kontolku…dan…croooooot… crooooot akupun mengeluarkan spermaku didalam memeknya sementara Rita secara bersamaanpun kembali klimaks

    Setelah klimaks kami terdiam berpelukan sambil mencoba mengatur nafas kami yang tidak beraturan ”Maaf ya Rit, aku khilaf Abis kamu sih sexy dan cantik” kataku kemudian sambil mengecup lembut bibirnya, “Ooh gak apa2 mass, terimakasih mas sudah menolong Rita dengan memuaskan Rita Lagian baru sekali ini Rita merasa betul2 puas, suami Rita dulu gak bisa muasin Rita mas” jawabnya sambil membalas kecupanku

    Setelah membersihkan diri dikamar mandi, aku berpakaian dan pamit kekantor Sebelum keluar dari rumahnya aku sempat mencium wajah cantiknya, dan kami berjanji untuk mengulangi lagi bila ada kesempatan

    Demikian kisahku dengan seorang janda cantik bekas istri simpanan. Sampai kini aku paling suka dengan wanita matang setengah baya.

  • Apolonia Lapiedra ngentot dengan pacarnya berpenis panjang

    Apolonia Lapiedra ngentot dengan pacarnya berpenis panjang


    1944 views

  • Kisah Memek Ngentot Dengan Calon Tanteku

    Kisah Memek Ngentot Dengan Calon Tanteku


    2707 views

    Duniabola99.com – Ini terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu, tapi setiap kali aku membayangkannya, seolah-olah baru saja terjadi kemarin peristiwa yang sangat indah ini.Aku mempunyai seorang paman yang belum menikah. Pamanku ini bisa dibilang banyak yang suka. Hal ini disebabkan karena pamanku adalah pengusaha kaya tapi ia terlalu cerewet dalam memilih pendamping hidupnya. Sebenarnya ia telah banyak diperkenalkan dgn wanita-wanita muda oleh keluargaku, tetapi tetap ia bilang inilah itulah, semuanya tidak cocok dgn matanya, katanya.
    Sampai pada suatu saat, ketika aku kebetulan sedang bertamu ke rumahnya, datang teman pamanku dgn seorang wanita yang sangat cantik dan Seksi, semampai, langsing, pokoknya kalau menurut saya, layak dikirim untuk jadi calon miss universe.


    Kemudian kami diperkenalkan dgnnya, wanita itu bernama Dianaa, ternyata namanya pas sekali dgn wajahnya yang memang Dianaa itu. Ia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu. Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Dianaa memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dgnnya, karena aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Dianaa.

    Tapi tidak demikian halnya dgn Dianaa. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Dianaa lebih menyukaiku. Tapi aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aku yang hendak dijodohkan. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aku tidak terlalu memikirkannya.

    Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebelum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aku langsung pergi ke WC dulu karena aku sudah kebelet. Sebelum aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Dianaa.
    “Eh, ada apa Diana?”
    “Enggak, aku pengen kasih kartu nama aku, besok jangan lupa telpon aku, ada yang mau aku omongin, oke?”
    “Kenapa enggak sekarang aja?”
    “Jangan, ada paman kamu, pokoknya besok jangan lupa.”

    Setelah acara makan malam itu, aku pun pulang ke rumah dgn seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Dianaa sih. Tapi aku tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.
    Besoknya saat istirahat makan siang, aku meneleponnya dan bertanya langsung padanya.
    “Eh, apa sih yang mau kamu omongin, aku penasaran banget?”
    “Eee, penasaran ya, Han?”
    “Iya lah, ayo dong buruan!”
    “Eh, slow aja lagi, napsu amet sih kamu.”
    “Baru tahu yah, napsu aku emang tinggi.”
    “Napsu yang mana nih?” Dianaa sepertinya memancingku.
    “Napsu makan dong, aku kan belum sempat makan siang!”
    Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aku sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaku, karena saat itu pasti bosku pergi makan keluar, jadi aku bebas surfing di internet, gratis lagi.
    “Yah udah, aku cuma mau bilang bisa enggak kamu ke apartment aku sore ini abis pulang kerja, soalnya aku pengen ngobrol banyak sama kamu.”
    Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.
    Lalu kataku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”
    “Karena aku mau kasih surprise buat kamu.” katanya manja.
    “Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar aku ke tempat kamu, kira-kira jam 6, alamat kamu di mana?”
    Lalu Dianaa bilang, “Nih catet yah, apartment XX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”
    “Bye-bye Han.”


    Setelah telepon terputus, lalu aku mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aku menyentuhnya nanti, tetapi langsung aku berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dgn pamanku. Lalu aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.
    Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya di sana, aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruanganya.

    Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, Yu..”
    Dianaa tersentak kaget, “Wah aku kira siapa, pake tepuk segala.”
    “Kamu khan kasih surprise buat aku, jadi aku juga mesti kasih surprise juga buat kamu.”
    Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal kamu yah, awas nanti!”
    Kujawab saja, “Siapa takut, emang aku pikirin!”
    “Ayo masuk Han, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.
    Ketika aku masuk, aku langsung terpana dgn apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dgn tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dgn gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.
    Sambil aku berkeliling, Dianaa berkata, “Mau minum apa Han?”
    “Apa saja lah, asal bukan racun.” kataku bercanda.

    “Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Dianaa sambil tertawa.
    Sementara ia sedang membuat minuman, mataku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Han, kalo kamu mau nonton, setel aja langsung..!”
    Aku tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, “Apa aku enggak salah denger nih..?”
    Lalu katanya, “Kalo kamu merasa salah denger, yah aku setelin aja sekarang deh..!”
    Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.
    “Duduk sini Han, jangan bengong aja, khan udah aku bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Dianaa sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.
    Kemudian aku pun duduk dan nonton di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh iya, tadi di telpon kamu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau kamu ngomongin..?”
    Dianaa tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.


    Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Kamu tau Han, sejak kemarin bertemu, kayaknya aku merasa pengen menatap kamu terus, ngobrol terus. Han, aku suka sama kamu.”
    “Tapi khan kemarin kamu dikenalkan ke Paman aku, apa kamu enggak merasa kalo kamu itu dijodohin ke Paman aku, apa kamu enggak lihat reaksi Paman aku ke kamu..?”
    “Iya, tapi aku enggak mau dijodohin sama Paman kamu, soalnya umurnya aja beda jauh, aku pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya kamu aja yang dijodohin ke aku..?” kata Dianaa sambil mendesah.
    Aku pun menjawab, “Aku sebenarnya juga suka sama kamu, tapi aku enggak enak sama Paman aku, entar dikiranya aku kurang ajar sama yang lebih tua.”
    Dianaa diam saja, demikian juga aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Dianaa tidak melepaskan genggamannya. Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dgn pelan, “Dianaa, aku cinta kamu.”
    Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Dianaa pun lalu membalasnya sambil memelukku erat-erat. Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Dianaa menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.

    Kemudian aku berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas payudar yang masih terbungkus BRA itu.
    “Aaahh, buka aja BH-nya Han, cepat.., oohh..!”
    Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.
    “Esshh.. ouwww.. aduhh.. Han.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”
    Setelah bosan dgn pDianaadaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aku melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dgn kedua tanganku.


    “Aouww Han, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggeliat manja melingkari leherku.
    Kemudian kuletakkan Dianaa pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aku menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dgn mesranya sambil berpelukkan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dgn lembut, Dianaa mendesah-desah nikmat. Tidak lama aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Dianaa menggeliat kegelian.
    “Aduh Han, kamu ngerjain aku yah, awas kamu nanti..!”
    “Tapi kamu suka khan? Geli-geli nikmat..!”
    “Udah ah, jilati aja memek aku Han..!”
    “Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”

    Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Dianaa menggoyang-goyangkan pinggulnya dgn liar seakan-akan tidak mau kalah dgn permainan lidahku ini.
    “Oohh esshh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohh.. nikmat sekali..!”
    Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.
    “Han, masukkin aja titit kamu ke lobang aku, aku udah enggak tahan lagi..!”
    dgn segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.

    “Dianaa, apa kamu tidak menyesal perawan kamu aku tembus..?”
    “Han, aku rela kalau kamu yang ngambil perawan aku, bagi aku di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”
    Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dgn kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.
    “Aduh sakit Han, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.
    Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.
    “Pelan-pelan Han, masih sakit nih..!” katanya meringis.
    Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Dianaa sangat menikmati sekali permainan ini.
    Tidak lama kemudian ia mengejang, “Han, aa.. akuu.. mau keluuuaaaarr.., teruss.. terus.., aahh..!”
    Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Diana, aku juga mau keluar, di dalam atau di luar..?”
    “Keluarin di dalem aja Sayang.. ohh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.
    Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh.. sshh.. sshh.. sshh..”
    Ternyata dia sudah keluar, aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.


    “Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”
    Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah spermaku ke dalam liang surganya.
    Saat terakhir air maniku keluar, aku pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dgn jelas aku dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.
    “Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuanku itu.
    Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpelukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.
    Lalu ia berkata kepadaku, “Han, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Han, aku sangat sayang pada kamu.”
    Aku diam sejenak, lalu kubilang begini, “Aku juga sayang kamu, tapi kamu mesti janji tidak boleh meladeni paman aku kalo dia nyari-nyari kamu.”
    “Oke boss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memeluku lebih erat.

    Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aku datang ke tempat kerjanya dan melakukannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang. Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Dianaa ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Dianaa, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.
    Aku dan ia sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dgn pamanku itu. Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya keluarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat enaknya juga.




  • Foto Ngentot pelacur sange yang lagi butuh penih gede

    Foto Ngentot pelacur sange yang lagi butuh penih gede


    1895 views

    Duniabola99.com – foto pelacaru bertato toket gede lagi sange ngentot dengan pria berkontol gede yang menghujam keras ke memeknya dan melepaskan sperma ke atas toketnya yang gede.