Author: Kisah Memek

  • Teman wanita ku yang seorang hyper sexs

    Teman wanita ku yang seorang hyper sexs


    2305 views


    Duniabola99.com – Setelah nafasnya agak tenang, aku menindihnya dan memandangi wajahnya yang mengekspresikan kepuasaan. Sementara kontolku yang tegang mengganjal di bibir vaginanya yang licin dan hangat

    “Enak sayang?” kutanya dengan senyum.
    “Iyahh.. Enak banget.. Sentuhanmu begitu indah dan nakal,” katanya dengan senyum juga.
    “Masih ada yang lebih indah” kataku.
    “Ya, aku mau lebih lagi, aku mau lebih,” katanya.
    “Berapa yang kamu mau?” tantangku.
    “Sampai nggak bisa bangun, apa kau kuat?” tantangnya balik.
    “Aku masih orisinil, jangan kuatir, aku akan memuaskanmu, sampai nggak bisa bangun kan?” kataku.
    “Ya, sampai nggak bisa bangun” katanya senyum.

    Kembali kami saling melumat, tanganku meremas buah dadanya yang kembali menegang. Sementara kakinya dijepitkan kepinggangku. Puas dengan itu, aku beranjak dan jongkok diantara pahanya yang kurentangkan dengan tertekuk. Kupegang batang zakarku dan kuarahkan ke lubang vaginanya. Kutatap matanya yang pasrah.

    “Kita masukkan?” tanyaku. Dia tundukkan kepalanya.
    “Yakin?” tanyaku lagi. Dia senyum dan menundukkan lagi kepalanya.

    Pelan kutempelkan kepala penisku ke birbir vaginanya, kugesek-geseknya sampai ke klitorisnya beberapa kali. Dan..

    “Akhh..”

    Dia langsung mengerang ketika kepala penisku memasuki lubang vaginanya. Tangannya langsung menangkap pantatku.

    “Terus.. Sayang.. Masukkan semuanya.. Akhh.. Enak banget..” erangnya terus sementara batang penisku masuk setengah.

    Kulihat bibir vaginanya semakin membuka lebar. Jepitan vaginanya sangat ketat seolah tidak mengijinkan penisku masuk lebih dalam.

    “Akhh.. Enak sayangg” kataku tak tahan rasanya.

    Kuhentikan tekananku agar vaginanya menyesuaikan dengan ukuran penisku yang besarnya diatas rata-rata Indonesian. Kulumat lagi bibirnya yang mendesah-desah. Dia mengangkat kakinya dan menempatkannya diatas pantatku. Dia tekan pantatku yang semakin memperdalam masuknya kontolku ke vaginanya.

    “Kenapa sih susah masuknya? Mbak kan sudah nggak perawan?” tanyaku heran karena jepitan vaginanya begitu kuat membuat penisku agak susah masuk semua.
    “Tergantung orangnya dong,” katanya bangga.
    “Ayohh.. Tekan lagi.. Akhh..” katanya sambil kakinya ikut menekan pantatku.
    “Okhh.. Stop dulu! Sudah mentok nih.. Ukuran punyamu nggak sesuai dengan tubuhmu.. Aku nggak nyangka sebesar ini. Enak.. Hh..” ceracaunya lagi.

    Vaginanya mengempot seperti menyedot penisku. Tak sabar menerima sensasi itu akhirnya kutekan pantatku sampai masuk semua batang zakarku.

    “Auwww.. Mas.. Tahan dulu.. Ngilu.. Akhh” erangnya seperti kesakitan.

    Tapi aku nggak peduli lagi karena terasa tanggung, bless.. Sekh..

    Akhirnya batang zakarku amblas seluruhnya.

    “Wow.. Akhh..” jeritnya tiba tiba mendekap tubuhku kuat-kuat.

    Akhirnya kudiamkan sejenak. Matanya terbalik sampai putihnya saja yang kelihatan.

    “Okhh.. Enaknya.. Luar biasa.. Ayo.. Mas.. Ambil. Ambil semuanya. Akh.. Puaskan aku. Jangan sisakan sedikitpun.. Sampai nggak bisa bangun.. Akhh” erangnya mulai memutar pinggulnya.

    Kuputar putar pantatku yang membuat penisku memutar didalam vaginanya dan tekananku tetap kuat walau sudah amblas semuanya ditelan vaginanya. Rupanya kontolku menabrak semua urat syaraf yang ada di liang vaginanya yang membuatnya kenikmatan.

    “Enak banget Mas.. Kamu apain siih..?” tanyanya sambil mengerang.

    Kedua tanganku dengan ketat membetot kedua susunya. Bibirku menyedot bibirnya dan kadang dengan gemas menyedot puting susunya. Dan pantatku tetap dengan kuat menekan vaginanya dengan berputar saja tanpa mengocoknya. Dengan cara begitu rupanya dia senang. Akhirnya kurasakan siraman hangat di kepala penisku. Ternyata dia sudah keluar dengan jurus pembuka ini.

    “Akhh.. Mas.. Aku keluar..” katanya dengan kedua pahanya mengunci pinggangku dengan kuatnya sampai akhirnya kurasakan melemas dan jatuh terlentang di tempat tidur.

    Aku yang masih belum apa-apa menarik tubuhnya ke tepi tempat tidur. Setengah badannya ditempat tidur, sementara tepat pantatnya mengganjal di sudut tempat tidur dengan kaki menjuntai ke bawah. Oh indahnya vaginanya menggembung menantang.

    Garis belahan vaginanya dari atas sampai kebawah memanjang membelah dua bibir yang menggembung itu. Kuusap-usap lagi dengan jari tengahku mengikuti belahan vagina tersebut. Saat kulihat dia siap, kurarahkan batang kontolku ke lubang vaginanya.

    “Oohh.. Mas.. Ampun.. Masshh.. Biarlah aku jadi budakmu, asal kau bayar dengan kontolmu..” katanya memasrahkan diri saking nikmatnya.
    “Makan semuanya.. Akhh.. Ambil.. Ambil vaginaku.. Mas..” katanya terputus-putus karena hentakan pantatku sangat cepat.

    Seperti piston begitu penisku keluar masuk vaginanya sambil mengeluarkan suara berdecak-decak membuat badannya terlonjak-lonjak di tempat tidur. Kedua tangannya mencengkram kasur dan dia berusaha menegakkan kepalanya melihat keluar masuknya kontolku di vaginanya.

    Wajahnya seperti mau menangis padahal karena merasakan nikmat yang belum pernah dia dapatkan. Tak berapa lama kemabali kurasakan kepala kontolku disiram cairan hangat di dalam vaginanya.

    “Akhh.. Aku keluar lagi Mas.. Kau hebat.. Belum apa-apa” katanya memuji karena beroleh kepuasan yang luar biasa.

    Sebenarnya aku telah dipuncak gairah, tapi karena timingnya nggak tepat agar bersamaan keluar, akhirnya kukendorkan lagi, biarlah dia orgasme berikutnya agar kami sama-sama keluar, pikirku. Masih setengah badannya di tempat tidur, kubalikkan tubuhnya sehingga pantatnya tertungging dan kaki tertekuk ke bawah sementara buah dadanya tergencet tubuhnya dengan tempat tidur.

    Posisi ini sangat menantang, pantatnya bulat padat berisi dengan gundukan vaginanya terjepit di batang pahanya yang padat. Klitorisnya mengintip di celah vaginanya yang terjepit itu dengan genit. Dengan dua tangan kubuka bongkahan pantatnya dan agak menekan sehingga vaginanya keluar dari persembunyiannya.

    Lubang vaginanya langsung mencuat ke atas mengundang batang zakarku untuk memasukinya. Kutempelkan kepala penisku tepat di lubang vaginanya, lalu kutekan yang diiringi desisan yang keluar dari mulut kami berdua. Bless.. Bless.. Suara batang zakarku menelusuri liang vaginanya yang becek.

    “Aukh.. Nikmat..” erangnya.

    Kutekan terus pantatku sampai amblas semua batang zakarku. Kemudian kususupkan tanganku meraih susunya yang tergencet tempat tidur. Setelah kubetot dua-duanya, kuciumi sebentar punggungnya dan tengkuknya. Perlahan kugoyayang pantatku sehingga penisku keluar masuk vaginanya. Kuhentak-hentakkan pantatku sambil memeluknya dengan kuat.

    “Okhh.. Mas.. Kau pintar sekali.. Nyaman bangat posisi gini..” erangnya mendesah-desah.

    Terus kupercepat kocokan penisku di vaginanya yang banjir. Sebenarnya tadi dia mau membersihkannya, tapi kularang, biar bunyi, kataku. Sepertinya dia sudah semakin puncak, pantatnya semakin dia tunggingkan menyambut sodokan penisku.

    “Ayohh.. Jantanku.. Semakin kuat.. Ayoh.. Puaskan aku.” katanya sangat bergairah.
    “Aku janji akan memberi apa yang kamu mau asal yang satu ini sel`lu tersedia untukku,” katanya lagi semakin ngawur.

    Memang kalau orang menemukan sesuatu yang membuatnya bahagia, akan bertekuk lutut di hadapannya. Kurasakan waktuku sudah dekat, kupercepat kocokan penisku di vaginanya, semakin cepat, cepat, dan tiba-tiba kutangkap kuat buah dadanya dan mendekapkan dadaku ke punggungnya, sementara tangannya menangkap pantatku dan mengangkat kepalanya. Sodokan terakhir kuhentak sekuat-kuatnya yang disambut dengan tunggingan pantatnya dan..

    “Akhh.. Aku keluar.. Sayang.. Akh. Akh..” erangku melepas spermaku yang muncrat kuat memenuhi rahimnya sampai terasa banjir di seluruh liang vaginanya.
    “Okh.. Enaknya..” katanya mengakhiri sisa-sisa orgasmenya.
    “Akh.. Sungguh kamu luar biasa Mas..” katanya dengan ekspresi lega di wajahnya.

    Sementara penisku masih tertancap di vaginanya dan tubuhku masih menindih tubuhnya yang tengkurap. Setelah kami tenang, kucoba mencabut penisku dari jepitan veginanya yang masih terasa kuat menjepit. Bunyi plok, terdengar katika kepala penisku tercabut dari lubang vaginanya. Kami merubah posisi rebahan di tempat tidur dengan kepalanya bersandar di dadaku.

    “Makasih ya mas, belum pernah aku merasa sepuas ini,” katanya bahagia.
    “Emangnya suamimu gimana?” tanyaku mencoba menyelidiki.
    “Sebenarnya aku nggak mau kita membicarakan itu, cukup kita berdua saja,” Katanya.
    “Oke, nggak apa-apa” kataku.

    Demikianlah dari siang sampai sore kami melakukannya seolah tidak pernah puas. Benar permintaannya terpenuhi. Jadilah lemas semua badannya ketika pulang tetapi membawa sejuta kenikmatan.

  • Kisah memek Pembantu Sange

    Kisah memek Pembantu Sange


    2756 views


    Duniabola99.com – Pak Hardi dapat digolongkan sebagai kaum menengah ke atas. dia kerja untuk sebuah multinational company di bidang telekomunikasi. dia memiliki 2 buah kendaraan & sebuah rumah yang sangat cukup untuk ditinggali oleh dia, istrinya & seorang anak tunggalnya. Bahkan Pak Hardi dapat mempekerjakan seorang pembantu untuk mengurus rumahnya.

    Nunik, 21 tahun, itulah nama pembantu tersebut. dia berasal dari sebuah kampung di Dekat Cilacap Jawa Tengah. Sudah hampir 1 tahun dia mengabdi kepada Pak Hardi & keluarganya. Perlakuan Pak Hardi & keluarganya benar – benar membuatnya betah walaupun dia harus berpisah dengan suaminya yang menjadi petani di kampungnya. Jika pekerjaan rumahnya sudah selesai, dia akan pergi ke taman & berkumpul bersama pembantu – pembantu lain di perumahan tempat Pak Hardi tinggal.

    Pak Hardi hanya memiliki seorang anak. Istrinya merasakan trauma hebat akibat kelahiran anak pertamanya yang hampir merenggut nyawanya, sehingga sangat takut untuk dapat hamil lagi. Hans nama anak satu – satunya. Saat ini usIanya sudah 18 tahun. dia bersekolah di sebuah SMA swasta yang bonafid. Maklum, kedudukannya sebagai anak tunggal membuat semua perhatian & harta dari Pak Hardi tertuju kepadanya.

    Sore itu pukul 3 sore. Hans telah pulang dari sekolahnya. Hans merasa sangat lelah hari itu sehingga ajakan temannya untuk nongkrong di mall dia tolak. dia hanya ingin sampai di rumah & bersantai. Sampai di rumah dia langsung berganti pakaian & menuju ruang TV. dia nyalakan tv & duduk sambil menyandarkan punggunya di sofa empuk. Pak Hardi sendiri tentu saja masih ada di kantornya.

    Dengan kemacetan Jakarta membuat dia paling cepat bisa sampi di rumah pukul 7 malam. Sedangkan istrinya tidak jauh berbeda, sebagai sesama karyawan tentu istrinya pun merasakan apa yang suaminya rasakan. Sedangkan Nunik, dia sedang mengerjakan tugas sehari – harinya. Kali ini dia sedang menyapu lantai di sekitar ruang TV tempat Hans berada. Sebenarnya tidak ada acara tv yang menarik bagi hans, dia pun mulai merasa bosan. Namun, sesaat sebelum Hans beranjak dari sofa malasnya. Tiba – tiba.

    HAP!

    Tiba2 saja Nunik duduk mengangkang di depan Hans. Belum selesai kekagetan Hans. Tiba2 saja Hans didekap oleh Nunik ke dada besarnya. 5 menit sebelumnya…..

    “Aduhhhh kenapa sih aku jadi mikirin film bokep dari si Mimi tetangga sebelah terus. Mana mas parto akhir – akhir ini klo diajak telponan jorok suka gamau…huh..”

    Begitulah, kemajuan teknologi tidak hanya dirasakan oleh kalangan atas. Para pembantu pun merasakan perkembangan teknologi informasi, apalagi kalau bukan untuk saling tukar video bokep. & pagi tadi, Mimi menyebarkan video porno barunya ke pembantu – pembantu lain.

    Cerita Sex – Berbeda dengan Mimi & sebagian pembantu lainnya yang di malam harinya bisa bertemu suaminya (Mimi adalah pembantu yang tinggal di sekitar kompleks itu, sehingga pagi datang ke majikan, sore bisa pulang), Nunik adalah tipe pembantu yang tinggal di rumah majikan & biasanya pulang setahun dua kali saja. Walhasil Nunik pun kali ini bingung ketika birahinya sedang naik. Biasanya di malam hari ia akan mengajak suaminya melakukan phone sex. Namun entahlah, akhir – akhir ini suaminya menolak dengan alasan lelah setelah seharIan mencangkul sawah. Namun tiba – tiba Nunik melihat Hans.

    “Loh kok tumben den ganteng udah pulang. Aduhhhh emang ganteng bener anak majikanku ini. Ga salah deh klo den hans jadi idola pembantu2 disini hihih. Duh makin gatel deh nih meki”.

    Nunik menyapu dengan tidak tenang. dia berpikir untuk berbuat nekat. dia tahu risikonya sangat besar. Jika Hans menolak & melaporkan ke ortunya maka sudah dipastikan karir Nunik sebagai PRT di rumah ini akan lenyap. Namun Nunik membayangkan juga reward yang akan dia dapat jika dia berhasil. Bukan hanya hasratnya saat ini saja yang akan terpuaskan. Tapi tentunya ke depannya pun tidak akan sulit bagi dirinya untuk bersetubuh dengan Hans. dia juga sudah membayangkan betapa dia akan menjadi buah bibir di kalangan rekan – rekannya sesame pembantu. Bagaimana tidak, dia berhasil menaklukan hati pujaan para pembantu di kompleks ini. Ahhhhhh membayangkannya saja sudah basah.

    “haduhhh bodo amat. Meki gue udah kaga bisa diajak kompromi. Masa dih den hans kaga suka ama toket gue. Pak sarip aja ampe kelojotan”

    Ya pak sarip, satpam kompleks, memang pernah dibuat KO hanya dengan jepitan toket 38D milik Nunik. Nunik terpaksa melakukan itu karena saat itu ketika sedang booming video Ariel – Luna, Nunik yang penasaran dengan video tersebut disyaratkan oleh Pak Sarip untuk berhubungan badan dengannya jika ingin dikirimkan video Ariel – Luna.

    Untung saja baru titfuck saja Pak Sarip sudah KO. Sehingga aman lah meki Nunik dari kontol pak sarip. Walau Nunik jablay (jarang dibelai), namun dia juga pilih-pilih untuk melampiaskan nafsunya hehehe.

    “hmmphhhh”

    “ahhh den hans ayo nikmati susu mbak Nunik. Ayo den ganteeeng” Hans tidak berdaya didekap oleh Nunik

    “hmmmphhhh” hans mencoba melepaskan dekapan itu karena tidak bisa bernapas. Namun kuat sekali dekapan Nunik. Nunik melepaskan dekapan itu sejenak. Secepat kilat dia melepaskan kaos & branya lalu mendekap hans kembali. Hans yang masih kaget langsung menarik napas panjang ketika dilepaskan. Namun tidak sampai 5 detik kemudian

    “hmmmmmppphhhhh” namun kali ini mukanya langsung bertemu kulit toket Nunik. dia merasakan nikmatnya kekenyalan toket Nunik.

    “ayo den hans rasain gimana toket mbak Nunik. Ahhhh” Nunik sambil menggoyang2kan pinggulnya.

    Cerita Dewasa, – Tentunya sambil menggesek-gesekk an vaginanya ke tonjolan di celana Hans. Walaupun Keduanya masih menggunakan bawahannya namun gesekan itu sangat terasa karena Nunik memakain rok lebar & celana dalam, sedangkan hans menggunakan celana boxer & celana dalam rider di dalamnya. Alhasil vagina yang berlapis celana dalam langsung bergesekan dengan kontol yang beralaskan boxer. Hans mulai merasakan nikmatnya permainan ini tangannya mulai meremas2 toket Nunik. Memang Nunik tidak wangi seperti pacarnya Cinthya yang dengan parfumnya mampu memabukkan dirinya. Wangi tubuh yang dia cium saat ini adalah wangi alami khas perempuan desa.

    Tidak wangi memang, namun entah mengapa Hans senang dengan wangi ini. Kulit Nunik pun tidak semulus Cinthya, namun hans sangat senang dengan kekencangan kulit dari Nunik. Kekencangan kulit khas dari wanita yang sehari – hari bekerja membersihkan rumah. Nunik yang mulai merasakan adanyaya kerjasama dari Hans lalu melepaskan dekapannya.

    “hahhh hahhh hahhhh. Gila hah hah. Ampir bunuh saya mbak Nunik nih hah hah!!”

    “ ehehheeh jangan marah dong ganteng. Nih isep lagi susunya mbak”

    Kali ini hans langsung melahap putting kiri Nunik. Terlihat betul gerakan hans masih kaku. dia hanya menghisap-hisap putting Nunik. Terlihat memang hans belum berpengalaman. Nunik perlahan melepaskan celana dalamnya. Sehingga kali ini di dalam rok nya tidak ada lagi yang melindungi memeknya. Nunik melanjutkan goyangan pinggulnya. Terasa kontol hans semakin keras.

    “hihihi ada yang ngaceng nih. Hayooooo”

    “mmmmhh mmmhh. Gimana lagi. Digesek-gesek gitu sama mbak Nunik hihihih”

    “kluarin dong kontolnya. Kasian tuh kesempitan hihihi”

    Hans pun langsung menurunkan celana pendek & celana dalamnya. Setelah kontol itu muncul. Nunik langsung mengocok-ngocok nya. Pas segenggam besarnya. Lumayan pikir Nunik. Walau tentu saja belum sebesar kontol suaminya di rumah.

    “Siap den menuju surga dunIa? Hihihi”

    Nampaknya Nunik sudah tidak sabar merasakan kontol. Tentu saja, ini sudah bulan ketiga semenjak terakhir kali dia pulang ke kampung. Lagipula dia merasakan rangsangan Hans tidak ada apa – apanya. Jadi dia pikir langsung saja ditancap.

    “iii iiiya iya”

    “hihihii belum pernah ya sebelumnya?” Hans menggeleng. Dalam hati Nunik merasa puas sekali. Siapa sangka dia akan mendapatkan perjaka dari hans si ganteng hihih.

    “eh bentar sebelum dimasukin” Nunik mengambil HP nya yang dia sakukan di rok. Lalu dia melakukan selfie dengan Hans

    “ih buat apa mbak?”

    “buat disombongin dong ke pembantu-pembantu lain. Den hans kan favoritnya pembantu-pembantu sini. Klo lagi masturbasi atau gituan sama suaminya katanya pada bayangin den hans hihihi”

    Hans tidak peduli. dia masih saja memainkan toket Nunik. dia tidak pernah menyangka ada toket sebesar ini. dia pernah secara tidak sengaja menyentuh toket pacarnya, gairahsex.com & sangat jauh ukurannya daripada toket di depannya ini. Hans & Cinthya memang belum pernah ML. paling jauh yang mereka lakukan hanyalah kissing. Itu pun hanya ciuman tempel bibir. Bukan French kiss.

    “siap yaaaaa.. ahhhhhh” Nunik akhirnya memasukkan kontol itu ke memeknya.

    Setelah masuk seluruhnya, Nunik diam & tidak goyang dahulu. dia sedikit tersenyum menahan tawa melihat muka Hans yang dilanda kenikmatan untuk pertama kalinya. Nunik semakin gemas dengan muka anak majikannya ini

    “hihihi kenapa den ganteng?”

    “ouhhhhh ouhhhhhhh” Hans fokus dengan kenikmatan yang dirasakan kontolnya

    Nunik pun lalu mencium-cium wajah tampan Hans saking tidak kuatnya menahan gemas. dia basahi seluruh muka dari Hans. Hans yang merasa nikmat hanya pasrah saja menerima kebinalan pembantunya itu.

    Perlahan – lahan Nunik mulai menggoyangkan pinggulnya sambil tetap menikmati ketampanan muka hans. Ciuman & hisapan – hisapan dari Nunik mulai turun ke leher dari Hans. Nunik meninggalkan banyak cupangan di leher Hans tersebut.

    “mmmuuachh mmmm cup cupppp” Nunik sangat menikmati mengeksplor Hans, Wangi tubuh hans yang sering merawat diri benar – benar memabukkan Nunik.

    Jika ditelaah mungkin sudah tidak ada lagi bagIan wajah & leher Hans yang bebas dari liur Nunik. Nunik semakin bersemangat menggoyangkan pinggulnya. Terlihat Hans yang baru pertama kali ngeseks benar – benar kewalahan menghadapi kebinalan Nunik yang memang sudah banyak pengalaman dalam hal ini.

    “mmhhh ahh ahhh uhhhh mmmmmhhhh” Terlihat hans berusaha keras menahan dorongan spermanya untuk segera keluar. Mukanya memerah. Namun apa daya, belum sampai 5 menit kemudian.

    “Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh” Sperma kental keluar dari kontol Hans di dalam memek Nunik.

    “Hans, heh Hans. Bangun kamu. Kebiasaan klo nonton tivi ampe ketiduran. Pindah ke kamar sana” Tiba – tiba Hans terbangun karena dibangunkan ibunya yang langsung berlalu ke kamar.

    Hans yang terbangun lalu dia meraba raba tubuhnya. Ternyata dia masih berpakaIan lengkap. Namun dia memang merasa ada sesuatu yang lengket di celana dalamnya.

    “Huh sial ternyata mimpi basah doang. Gue kirain beneran nyata” Dari kamar, Ibunya lalu berteriak

    “Hans ati-ati ah kalo tidur pake selimut. Sekarang lagi jaman demam berdarah. Tuh leher kamu bentol-bentol digigit nyamuk”

    Hans kaget. Hah bentol – bentol. Sekilas lalu dia bertukar pandang dengan Pembantunya Nunik yang sedang berada di pintu dapur. Terlihat Nunik tersenyum geli lalu mengedipkan sebelah matanya pada Hans sambil menggigit bibir.

    “Hah…yang tadi mimpi ga sih??”

    Hans yang masih bingung lalu mendengar HP nya berbunyi tanda ada SMS masuk. dia buka ternyata dari nomor yang tidak dia kenal. & isinya adalah

    “makasih ya mas hans. Kapan-kapan kita ewean lagi ya. Tapi nanti mas hans nya minum obat kuat dulu ya biar mainnya lama hihihihi”

    “glek” Hans senang sekaligus bingung sekaligus takut.

    Senang karena dia benar – benar merasakan tubuh nikmat pembantunya. & mungkin bukan hanya saat itu saja. Ke depannya mungkin dia akan lebih sering menikmati tubuh pembantunya.

    Bingung karena kenapa dia bisa menikmati bermain seks dengan pembantunya. Padahal oembantunya sangat berbeda tipenya dibandingkan paacarnya saat ini. CInthya, perempuan keturunan Chinese dengan kulit mulus & wajah cantik tiada tara.

    Dan takut, bagaimana jika pembantunya cerita ke orang tua atau orang di sekitar kompleksnya. Bisa hancur nama baiknya. Apalagi dia ingat pembantunya sempat mengambil foto. Sementara di dapur, Nunik masih tersenyum-senyum penuh kemenangan. dia yakin hans sudah takluk pada dirinya. dia bisa memenuhi kebutuhan seksualnya kapan saja. Bukan dengan orang sembarangan, tapi orang yang paling ganteng sekompleks ini. Hihihi

  • Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang

    Liarnya Birahi Pacarku Saat Bermain di Ranjang


    2434 views


    Duniabola99.com – Perkenalkan nama gw leo,aktifitas gw kuliah di tahun ke 4 sekarang dan gw punya pacar yang binalnya minta ampun dulu di smp gw namanya anggi,dan kalo bicara yang namanya tidur ama cw gw ngelakuiin pertama kali di bangku smp dulu sama dengan anggi ,dan karena itu juga gw punya pacar yang tetap ampe sekarang gw kuliah,kejadiannya tepat di gudang sekolah gw yang tercinta ini pas gw melakukan ini gw kelas 3 smp dan pacar gw kelas 2 smp. Ni ceritanya tapi kalo jelek jangan protes ya.

    Gw sekolah di suatu smp swasta di jakarta,ngomong2x gw termasuk orang yang tenar di sekolah gw (maklum tajir,juga wajah gw juga lumayan dan gw osis di sana).Singkat cerita cewe di sekolah gw banyak yang ngejar dan mau ama gw tapi hanya sedikit cw yang gw ajak tidur ama gw,sekolah gw termasuk sekolah swasta yang favorit di daerah gw sekali kalo engga sekola gw menang sesuatu pasti ada yang mengharumkan nama sekolah gw,di sekolah gw di cap playboy tapi biar di cap gitu masih banyak cw yang mau ama gw dari sekian banyak cw di sekolah gw ada 1 cw di sekolah gw yang pengen banget gw cobaiin namanya anggilina,cantik,imut,kulitnya putih,rambut sebahu warna pirang biru dan sepintas mirip cina dan yang paling gw suka dari dia adalah pantat ama dada gadis tsb tumbuh gd melebihi temen cw ya .

    Anggi pangilan tuk cw ini dan dia termasuk cw yang nakal ato bisa dikatakan binal sekali di sekolah,ada2x aja dulu tingkahnya yang buat orang awam ato guru geleng pala pernah dia tari telanjang di kelas,ciumman di kelas,ampe sepongin ama fetting di wc sekola nih cw termasuk primadona sekola gw banyak cowo yang mau ngajak dia jadian cuma tuk “tidur” ama dia tapi di tolak secara halus karena menurut dia,dia engga mau sembarang cowo yang masukin kontolnya ke memek dia.

    Pas hari senin pagi seperti biasa gw ama gw berangkat dan engga biasanya gw terlambat ( gw kaga pernah terlambat sekalipun ) dan ternyata banyak siswa yang terlambat dan dari pada di hukum ,gw main di gudang sekolah sambil ngerokok di gudang sekolah ( gw sering ngerokok disitu ) dan digudang sekolah gw liat anggi lagi asyik baca buku,gila ni cw baca bacaan novel cowo dewasa.Dia baca sambil ngusap2x dadanya dan sesekali jarinya di masukkin ke memek,”ahhh….ahhh….ahhh” gitu kira2x desahan ya ni cw lagi coli kali pikiran gw ,

    Langsung aja gw buka pintu gudang sekola itu kontan dia kaget gw cuma terpana ngeliat memek dia yang di hiasi jembut yang lumayan tebal ” ehhh…leo gw ngapain loe…kaget..gw ” kata dia terkejut sambil cepat – cepat ngerapiin celana dalamnya “ahh engga,lagi ngapain loe” kata gw ” iya,coli ya” kata gw nambahin ” ihhh…. engga… lagi baca aja” kata dia seraya nunjukin majalah itu ke gw “gi loe mau engga jadi bokin gw “kata gw “bokin loe”kata dia “iya “kata gw mendekat seraya mengelus memek anggi yang taunya udah basah itu “ehmmm….mauuu”kata anggi merem melek dan mundur serta memakai celana dalamnya lagi

    “mau engga loe tidur ama gw ” kata gw langsung ” ama loe ” kata dia kaget.”Iya ama gw,abis ama siapa lagi loe kan bokin gw ” kata gw nambahin ” engga ahhh takutt ” kata anggi “takut,takut apaan ” kata gw “takut hamil “kata dia “engga la,kalo hamil ya gw tanggung jawab “kata gw “bener mau tanggung jawab” kata anggi senyum “kapan mau ML ama gw”kata anggi” disini aja entar siang abis anak2x ama guru balik” kata gw seneng kegirangan”

    Entar sore jam 3 aja” kata anggi ” tapi gw boleh minta duit engga,buat bayaran sekola gw nunggak 4 bulan nih ” kata anggi “emang loe belum bayaran sekola gi ” kata gw bingung “belon kan uangnya gw pake buat beli majalah ini ” kata anggi senyum ” iya nih ” kata gw seraya mengeluarkan 4 lembar seratus ribuan ” kembaliannya buat loe aja gii ” kata gw ” gw tunggu loe disini ya nanti ” kata gw ” bye sayang,tunggu gw ya” kata anggi seraya mengecup gw dan kami masuk sekolah di pelajaran ke dua.

    Jam 3 sore guru ama murid di sekola gw pulang dan gw minta ijin ama mang diman,pinjem kunci sekola buat urusan sesuatu seraya masukkin 2 lembar seratus ribu ke kantong mang diman,gw liat sepi gw ke gudang sekolah yang letaknya agak sepi dan terbelakang di sekolah gw,ada,anggi lagi nenggak minuman dingin.

    “ayo mulai aja ” kata anggi ” ayo aja ” kata gw ” boleh,tapi jangan sangar ya ” kata anggi lalu gw melepas celana panjang dan celana dalam ” anggi kata lo siapa yang paling gd diantara cowok yang pernah loe liat ” kata gw seraya menyorongkan ****** gw ” ehhh…keliatanya sih lu udah putih panjang lagi ” kata anggi malu2x “gii… loe buka donk baju luu …” kata gw dan anggi pun membuka baju serta rok abu2xnya dan jreeng telah berdiri di hadapan gw si anggi cw seksi yang sudah telanjang bulat engga makai apa 2x berdiri di depan gw

    “wuihhh..bener..kata…orang…badan loe kualitas nomer satu gi” kata gw,gw lalu memeluk anggi dan mencium anggi serta meraba pantat anggi dari belakang dan ciumman gw turun ke leher dan tangan gw pindah ke depan dan gw langsung mengusap – ngusap memek anggi dengan tangan dan memasukkan jari tengah gw di memek anggi “ahh..sakiitt..tauuu..”kata anggi terhentak.

    Lalu jari gw berganti bermain di bibir memek anggi dan gw mau anggi melakukan sesuatu dan gw mengghentikan tangan gw di memek anggi dan gw meminta anggi berdiri di depan s*****kangan gw dan menyuruh melakukan blow job lalu dia segera melakukannya dan gw mengarahkan anggi ke depan ****** gw dan menyuruh memasukkan ****** gw ke mulut anggi dan mengangkat tangan anggi memegang pantat gw dan gw memaju – mundurkan ****** gw seperti menyetubuhi mulut mungil anggi

    Dan dengan mulutnya anggi mengulum dan ****** gw di sedot sedot,****** gw di kulum biji zakarnya di maju mundurkan ****** gw di mulut anggi yang mungil itu ,****** gw kadang kadang di jepit diantara dada anggi yang bulat seksi tsb dan anggi menyedot kepala ****** gw dan sensasi yang di berikan anggi serta dadanya itu enak sekali dan gw tidak hentinya mengerang dan dengan keras kedua tangan gw menjambak rambut anggi kedepan dan ke belakang sampai biji zakar gw menghantam muka anggi dengan keras” eehhmmm… .eenakghhhh…. giii… enakgghhh… teruss. .giii” kata gw ngerasa kaya kesetrum listrik jutaan watt pas mulut imut anggi mengemut dan menyedot keras dan

    Sesudah ****** gw mengkilat karena ludah anggi itu ,anggi berkata “sayy.. .isepp… memek… anggiii… donk” dan gw langsung ke bawah dan langsung mencium memek anggi baunya wangi merangsang itu dan gw langsung menjilat memek anggi seraya mengeluar mesukkan jari tengah gw ke memek anggi dan kadang2x kedalam anus anggi,gw sedot sedot clotoris anggi dan anggi pun tak hentinya mengerang “trerus…. leooo…. sedottt… memekkk… anggiiii” kata anggi,gw makin gila menyedot dan mengeluar masukan jari gw ke memek dan anus anggi “leooo… memekkk… anggiiii…”kata anggi “kenapa.. memek… anggiii” jawab gw seraya menekan nekan jari gw

    “memek angggiii basahhh” kata anggi ” anggi… mauuu… keluarrrrr….” dan anggi mengejang dan menjambak rambut gw ke memeknya dan dia merasakan orgasme yang pertamanya sesudah itu gw berkata ” gi gw boleh kan masukin ****** gw ke sini ” sambil mengusap – usap kontolnya ke memek anggi ” boleh aja pelan2x ya ” kata anggi seraya merem melek akibat perlakuan jari dan ****** gw di memek anggi lalu gw pelan – pelan masukin kepala ****** itu ke guanya anggi dan tidak bisa masuk meleset lalu gw lumurin tangan gw dengan ludah dan gw mencoba dan setelah setengah ****** itu masuk anggi memekik keras “acchhh… ouww..

    Sakitt.. dii..pelan.. pelan..donk… luu…. jangan sangar gitu ” setelah kepala batang keras tersebut masuk kemudian gw mencium leher anggi dan sesudah anggi terangsang gw menghentakkan batang ****** gw sehingga masuk seluruhnya ke memek anggi dan anggi menjerit seraya memeluk punggung gw ” achhh…. leooo.. perihhh….” jerit anggi setengah menangis “tenang gii entar juga enak cuma sebentar kok sayy” kata gw seraya mencium dan meremas dadanya supaya dia tenang lalu gw mulai bergerak maju mundur pelan sekali supaya anggi engga merasa sakit ”
    achhh…ohhh… enakkkghhh…. leooo.. enakk… trusss.. leoooo…”kata anggi merem melek,mulut anggi tak hentinya meracau

    “enakkk…leooo…terusss” racau anggi “enakkk….apa…”kata gw seraya mempercepat genjotan gw di dalam memek anggi “kontollll… leooo.. enakkk” racauan anggi yang sudah tak beraturan itu dan gw bergerak sedikit cepat dan anggi seraya menaikan kakinya dan terus mengusap – usap pantat gw yang gerakannya semakin cepat dan gw hanya bergerak maju mundur seraya memegang dan mengelus – elus paha putih anggi dan sesekali menampar paha anggi seraya sesekali menyedot dada anggi yang membusung keras dan leher anggi yang wangi tsb dan setelah 15 menit anggi di genjot oleh gw anggi merasakan sesuatu yang mau keluar dari liang memeknya

    ” achhh… diiii…. gw…. mauuuu….” jerit anggi “mauu…apa…”kata gw “memek anggii… keluarrr…. keluarrr… genjotttt…. yangg…. kerassss… donkkkk… sayyy” kata anggi dan gw segera mengeluar masukan ****** gw dengan cepat dan keras “keluariinn.. aja.. giii.. biar… memek… loe… jepit.. kontoll… leooo “kata gw seraya menaikkan lagi tempo genjotan di memek anggi dan anggi yang sudah tidak tahan itupun menjerit takkala menahan orgasmenya “anggi…. sayangg….. leoooo” dan anggipun merasakan orgasme keduanya dan tubuh anggi pun mengejang dan otomatis menjambak rambut gw kebelakang dan kedua kakinya naik dan menjepit pinggang gw sesudah itu langsung melemas dan jatuh di atas kardus di sampingnya ” dua.. kosong… sayang..” kata gw

    “say…kita coba dogie style yu” kata gw seraya membalik tubuh anggi ke posisi seperti orang merangkak,lalu dengan cepat gw menusuk anggi dari belakang dan bleesssshhh ****** gw yang panjang dan putih itu masuk lagi ke memek anggi dari belakang lalu gw mulai kerja lagi keluar masuk memek anggi dan anggi hanya merem melek dan mengoyangkan kepalanya kekanan dan kiri dan sesekali juga mengoyang anusnya kekiri dan kekanan sesuatu ketika gw bergerak dengan cepat dan kasar sekali sampai bunyi anus anggi yang bersentuhan dengan perut gw berbunyi nyaring dan badan anggi tesodok – sodok dan terguncang – guncang dan buah dada anggi yang besar itu beranyun – anyun dan desahan anggi bertambah nyaring dan gerakan anus anggi semakin erotis.

    Gw terus menyodok memek gw dengan gerakan yang sangat cepat dan setelah 10 menit berdogie style dengan anggi akhirnya gw menyerah dan merasa pertahanan gw akan jebol dan gw mengenjot anggi dengan cepat dan sesuatu ketika gw menancapkan kontolnya di memek gw dan meremas dada anggi dengan keras dan tiba – tiba gw berteriak kepada anggi seraya menancapkan batang ****** ke memek anggi yang sekali jadi sehingga anggi pun memekik dan kepalanya mendongak keatas seraya melepas ****** gw di mulutnya itu”achhhh….”jerit anggi

    ”accchhhh…. giii… gw… mauu…. keluarrrghhhh… terimaaa…. nihhhh…. pejuuuuu… gueee” gw mengerang dan tangannya berganti meremas buah anus anggi dengan kencang dan pada saat itu pula gw mengeluarkan spermanya yang jumlahnya banyak itu di dalam memek anggi ” enakk.. giii… enakkk… memek… loe… enakkk” kata gw seraya sedikit bergerak keluar masuk lagi di memek anggi tuk merasakan sedikit kenikmatan lagi sampai muncratan sperma terakhir ****** gw dan mencabut ****** gw dan menyuruh anggi membersihkan ****** gw dengan lidahnya.

    Dan sesudahnya gw yang kecapaian duduk di kotak di samping tubuh anggi yang mengkilat akibat keringat itu lalu gw mau mendekati anggi lagi ,dan meminta sekali lagi tapi yag ini lain,gw dari dulu pengen nyoba yang namanya anal seks dan banget – banget pengen nyobain anus si anggi yang semok dan padat itu lalu dengan sedikit diolesi vaseline punya anggi gw lumuri batang gw yang mengeras lagi dan anus anggi dan gw mulai penetrasi dengan ****** keras gw ke dalam anus anggi ” achhh…. leo… sakiiitttt…. sakiittt….” rintih anggi pas kepala ****** gw memaksa masuk ke anus anggi yang kecil tsb

    ” gila…giii…pantat… loe… enakghhh..” seraya bergerak maju mundur pelan – pelan 5 menit waktu yang di butuhkan tuk ****** gw masuk seluruhnya “gila …. loe… pantat….. memang…. cocok… disodomi… gii…”kata gw lalu dengan semangat gw gerakin ****** gw keluar masuk anus anggi dengan cepat sambil mengusap buah pantat anggi dan juga kadang kadang seraya tangan kanan gw menjambak rambut anggi ke atas “gila…bener bener anus nomer satu ” kata gw sambil terus mengenjot anus anggi dan teriakan anggi terdengar semakin nyaring dan melengking ketika ****** gw bergerak keluar masuk anusnya dengan cepat,”achhh…. leooo… sakitttt…” erang anggi,gw tau teriakannya itu engga bisa kedengeran oleh siapapun karena gudang itu jauh dari depan sekolah dan sekolah lagian lagi sepi dan itu yang buat gw makin semangat memompa ****** gw di anus anggi .

    Baru kali ini gw ngerasaiin yang namanya anal seks dan dengan kenikmatan anus seorang yang seksi padat pula dan kerasa nikmatnya ampe ubun – ubun gw,gw lalu mencengkram pinggul anggi dengan kedua tangan gw dan mengeluarkan – masukkan ****** gw dengan sangat cepat ” ayooo…. giii… ngentootttt… luuuu… ngenttttottt…..” caci gw seraya sesekali menampar anus semok anggi kiri dan kanan sampai kelihatan anusnya kelihatan memerah dan anggi hanya bisa menjerit seirama sodokan ****** gw di dalam liang anusnya yang sedang di tusuk oleh ****** gw ” ahhh.. .le… akiiittt… leoo.. .jangannnn…. cepeeettthhh…. cepettthhhh… donkkkkhhh… achhhh… sakittt..” rintih anggi meminta gw bergerak pelan

    Tapi gw udah terbang ke langit ke tujuh dan tidak perduli akan permintaan anggi yang menjerit itu dan terus mengenjot anus semok ini dengan cepat dan gw ingin lebih kasar lagi mensodomi anus anggi yang semok ini dan menggenjot anus semok ini dan dengan gerakan cepat aku memulai aktivitas dengan anus semok ini lalu tiba – tiba anggi memekik panjang “achhhh…. achhhh…. gilaaaa… looooo…… perihhhhh…. tauuuu… sakiitttt” jeritan melengking dari anggi pas ****** gw tarik hingga tinggal ujungnya dan memasukkannya dengan cepat dan keras sekali jadi ke dalam anus anggi dan keringat dingin pun menetes deras di punggung anggi dan saat itu pula gw menggangkat anggi dan punggung anggi bersentuhan dengan dada gw dan tangan gw meremas – remas buah dada anggi yang bulat seksi tersebut seraya menyedot lehernya,

    Bau harum dari lehernya yang buat gw makin gila menggenjot mundur maju anus anggi dan napas anggi kelihatan memburu dan tangan anggi tak henti – hertinya meremas tangan gw yang sedang meremas dada anggi sendiri dan gw memegang tangan anggi dan menaruh ke belakang punggung gw dan mengangkat paha anggi seperti orang buang air besar dan setengah menundukan anggi ke bawah dan gw mulai lagi bergerak mundur maju menyodok anus anggi dengan cepat dan semakin keras meremas buah dada anggi seraya mencaci dan memaki anggi,anggi hanya meremas anus gw dan bergerak maju mundur seirama ****** gw didalam anusnya yang sempit tersebut dan gw makin gila menyodok anus anggi dengan cepat seperti gw ingin menghancurkan anus seksi anggi

    “ngenntootttt..luuu… pelacuurrrrhh…. caboo… .jebolhhh… luuuu… jebolllhhh… rasaiinnnchhh… nichhh… makann… nihhhhhh” caci gw seraya meremas dada anggi dengan keras sekali dan kadang kadang menampar buah dada anggi ” ohhhh….. ahhhh…. leooo… anggiiii.. .enggaaa.. .kuaaattt… lagiiiiii… ceeeppeettttaaannn…. donkkkk” rintihan anggi terdengar lagi ” ayooo…. giiii… sebentarrhhhh…. laghiiiiii…..” kata gw seraya menunggingkan dia lagi “ahhh… ohhhh.. .ahhhh…. ahhhh..”desahan anggi yang semakin tidak beraturan ,”giiii…..leooo engga tahann…. mauuu… leooo….. mauuu……. keluarrrghhh…. sayanghhh… diii… dalammm… pantattt… kamuuu” dan

    “kamuuuu…. jadiiii…. pacarrrrr… akuuu….”kata gw dan gw menancapkan ****** gw di anus anggi sekali jadi sehingga terbenam seluruhnya sampai keliatan buah zakarnya saja di anus mungil seksi padat anggi “angggiiii…… sayanggg…. leooooo” jeritan terakhir anggi dan cratt crattt crattt sperma gw meledak kembali tapi ini meledak di dalam anus anggi dan gw seketika itu pula gw menekan ****** gw di anus anggi ke dalam sampai muncratan sperma terakhir gw kedalam anus anggi ini .

    Napas gw dan anggi tersengal – sengal sehabis 20 menit gw menggenjot anus anggi habis habisan dan “achhh…. enakkk” jerit gw ketika ****** gw tercabut dengan sendirinya dari anus anggi ” makasih ya gi gw puas banget ” kata gw seraya mengelus rambut dan mencium pipi dan meremas buah dada anggi,anggi hanya tersenyum dan anggi kusuruh membersihkan ****** gw dari sisa sperma dan anggi pun berlutut di depan ****** gw dan dengan mulut dan lidahnya lagi

    Dia membersihkan penis gw dari lumuran sperma sampai bersih serta memijit batang ****** gw dan tidak disangka dia menyedot ****** gw dan menelan sisa sperma gw yang sedikit keluar dari ****** gw dan rasanya ngilu dan enak banget ” iya…gw..juga nikmatin kok perlakuan loe tadi enak ” kata anggi seraya memakai bajunya kembali dan kami berdua keluar dari gudang dan sebelum keluar gw sempat melihat darah di atas karung buku yang menjadi alas kami “main” dan gw menunjuk tempat alas “main”gw dan anggi tadi “wahh… giii… loe..”kata gw ” iya… gw masih virgin..”kata anggi yang sayu karena kecapaian dan hanya melempar senyum ke gw

    ” elo nyesel gi berbuat gitu ama gw kalo nyesel,dan kalo terjadi apa apa gw mau kok tanggung jawab”kata gw seraya mengelus rambut anggi yang tiba – tiba memeluk dan menangis “:emang kamu engga main main dengan yang tadi” kata anggi dengan mata berair dan gw memeluk tubuh mungilnya “ehhmm… engga.. la .. gw serius ” kata gw “kan anggi hanya cw bispak disini apa kamu engga malu ama temen2x kamu “kata anggi terisak isak “cw bispak kok perawan,mau engga jadi bokin gw “kata gw “engga tau,tapi emang anggi suka ama leo dari dulu dan pas anggi pagi digudang anggi ngebayangin di entot ama leo ” kata anggi “wahhh… beneeerrr… nihhh… jadii..gimana donk” kata gw.

    Dan anggi hanya tersenyum dan gw keluar mengambil mobil dan mengantar anggi ke rumahnya “gw tunggu tlp loe say” kata gw seraya mencium bibir anggi dan memasukan kartu nama berisi no tlp gw ke dalam saku bajunya dan sesudah itu gw pulang ke rumah dengan membawa perasaan yang bahagia dan membawa kenangan biru yang romantis di gudang sekolah gw dan menunggu calon pacar gw telpon dan malamnya jadi anggi menelepon gw dan mengatakan perasaannya dan bahwa dia mau jadi bokin gw dan ingin mengulang saat itu lagi,

    Tapi dengan syarat dia mau jadi cewe satu satunya dan sejak itu gw ama anggi jadian dan pernah saat itu gw pacar gw anggi,andi dan pacar yang kami berdua menjebol keperawannya di gudang sekolah yang sama (gw jebol pantat anggi dan gw juga jebol pantat ita..maruk pantat ya ) ita selalu melakukan perbuatan nikmat itu berempat di wc sekolah,di hotel,kontrakan kami,ato dimana saja,pernah gw “tidur” ama anggi ama ita sekaligus dan kalo ama anggi tak terhitung jumlahnya kayanya tuh memek udah memble tapi ajaib lo memek ama anus anggi tetap sempit kaya dulu lain ama ita yang jalannya udah ngegang karena banyak di sodomi ama andi pacarnya dan itu yang ngebuat gw ketagihan dan nyeret dia tuk tidur bareng mulu dan engga mau coba memek ama anus selain punya cw gw,liburan anak – anak pada belajar tapi gw ama anggi malah ngentot abis – abisan pernah suatu hari gw ama anggi dan melakukannya di alam terbuka pas gw berempat kemping di gunung dan gw melakuannya di batu besar disana

    Itulah cerita rahasia di gudang sekolah kami gw,temen gw andi serta anggi pacar semok gw yang seksi dan mungkin karena ketagihan ama memek ama anus anggi gw jadian ampe sekarang gw kuliah.

  • Ngentot Istri Tetangga Berkerudung Yang Binal

    Ngentot Istri Tetangga Berkerudung Yang Binal


    8664 views


    Duniabola99.com – Semula aku tidak percaya telah berbuat mesum dengan seseorang yang sangat aku hormati, dia adalah Mbak Wulan (35 tahun) seorang guru agama di sebuah SMP negeri di Kota Magelang. Aku mengenalnya karena suaminya yang bernama Susilo (45 tahun) sering mengisi pulsa di counter HP milikku. Seminggu sekali dia ketempatku, kadang sendiri kadang juga berdua dengan istrinya.

    Karena sudah kenal baik aku sering mampir kerumahnya saat pulang dari toko, kebetulan rumahnya searah dengan tempat kosku. Oh ya namaku adalah Anton (26 tahun) asal kotaku adalah Surabaya. Singkat cerita kami sudah akrab, mereka berdua sebenarnya keluarga yang sempurna menurutku, Mas Susilo bekerja sebagai teknisi listrik PLN dan mereka sudah memiliki 2 orang anak yang berusia 12 dan 8 tahun.

    Terus terang saat pertama bertemu dengan Mbak Wulan aku sudah sangat kagum, dia pintar, cantik dan sholehah karena selalu berjilbab rapi. elain itu dia juga taat pada suami dan pandai mendidik anaknya. Namun semua kekagumanku itu tiba-tiba berubah saat aku tahu kalau dia punya Pria Idaman Lain. Hal ini ku ketahui tanpa sengaja ketika aku melihat Mbak Wulan berboncengan dengan seorang lelaki di sebuah objek wisata di Kabupaten Magelang, padahal waktu itu masih jam sekolah dan seharusnya dia masih mengajar.

    Akupun terus mengikutinya dan mereka berdua berhenti di tempat yang sepi di sebuah warung yang tak di pakai lagi. Dengan mengendap-endap aku merekam aksi mereka berdua yang memadu kasih di tempat sepi. Walaupun mereka hanya sekedar berpelukan dan berciuman namun ini bisa jadi bukti yang kuat atas perselingkuhan mereka.

    Pada keesokan harinya aku berniat memberitahukan perselingkuhan ini pada Mas Susilo, namun saat aku datang kerumahnya aku cuma bertemu dengan Mbak Wulan. Entah setan mana yang menghasutku, tiba-tiba aku ingin memanfaatkan ini untuk berbuat sesuatu pada Mbak Wulan ketika aku diberitahu bahwa Mas Susilo sedang pergi mengunjungi Ibunya di Purwokerto beserta dua anaknya.

    Akhirnya akupun menjelaskan tentang rekaman video itu sambil mengancam Mbak Wulan akan mengirimkan rekaman ini pada suaminya. Dia sangat terkejut dengan pernyataanku yang mengetahui dengan detail perselingkuhannya dan akhirnya dengan menangis diapun memohon padaku untuk menghapus video itu dan sebagai gantinya dia berjanji akan memberi imbalan apapun yang aku inginkan.

    Akhirnya Mbak Wulan masuk perangkapku, dengan terus terang akupun meminta imbalan pertamaku yaitu mengajaknya mandi bersama. Dia langsung menolaknya dan menawarkan uang sebagai gantinya, namun aku tetap pada pendirianku sambil menyatakan bahwa aku tak butuh uang.

    Setelah sedikit bujukan akhirnya diapun mau menerima permintaanku dan aku segera menuju kamar mandi, sedangkan Mbak Wulan terlebih dulu mengambil handuk di kamarnya. Hal ini sengaja kulakukan agar aku bisa meletakkan HPku di tempat yang aman untuk bisa merekam aksi kami tanpa diketahui oleh Mbak Wulan. Sesaat kemudian diapun datang hanya dengan berlilitkan handuk, karena semua pakaian dan jilbabnya sudah di lepas di dalam kamar. akupun segera melepas pakaianku hingga bugil.

    Dia terkejut melihat torpedoku yang berdiri tegak karena terangsang dan segera kuraih tangannya lalu kuajak masuk kekamar mandi. Dia hanya diam saja sambil merunduk malu dan kesal pada perbuatanku, tapi aku tak peduli segera saja kutarik handuknya dan kamipun sama-sama bugil.

    Aku sempat tertegun melihat tubuh Mbak Wulan yang sangat seksi, kulitnya yang putih mulus sangat kontras dengan warna rambutnya yang hitam panjang tergerai sampai punggung. Setelah itu kamipun mandi berdua dengan menggunakan shower sambil menikmati guyuran air aku mulai mencumbui Mbak wulan, awalnya dia menolak namun dengan sedikit ancaman diapun menurut juga.

    Dengan leluasa aku memainkan organ intimnya, payudaranya yang montok dan berukuran 34B itu menjadi santapan empuk bagi bibir dan lidahku. Selain itu kedua telapak tanganku juga secara bergantian bergerilya di sekitar vagina dan pantatnya yang bahenol. Awalnya Mbak Wulan selalu berusaha menghindar saat aku memasukkan dan memainkan jariku ke lubang vegy miliknya namun akhirnya dia pasrah juga, mungkin karena sudah terangsang.

    Setelah beberapa lama perkiraanku ternyata benar, Mbak wulan mulai mendesah karena birahi dan akhirnya dia orgasme. Tubuhnya meliuk-liuk dan sesekali mengejang sambil mulutnya terus merintih.

    Aku tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, saat dia lengah segera kuposisikan tubuhnya sedikit menungging dan kupeluk dari belakang, dia menurut saja dan tak tahu kalau sebentar lagi akan kuentoti.

    Aku terus memainkan jariku di lubang vegy miliknya dan pada saat yang tepat langsung kuganti dengan kontolku yang telah berdiri tegak Blezz….Slepp kontolku menancap sempurna. Mbak Wulan langsung berontak dan berusaha mencabut kontolku dari vaginanya, namun hal itu sia-sia saja karena aku sudah merengkuhnya dengan sepenuh tenaga sehingga perlawanannya tak berguna. Dengan leluasa aku mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dengan irama pelan agar tidak lepas lalu diapun mulai rileks dan tak berontak lagi, mungkin dia mulai menikmati goyangan kontolku di dalam vaginya.

    Akupun mulai menambah kecepatan goyanganku Slepp…slepp…slepppp…oh…ahhh..ahhh oh…. aku dan Mbak Wualn mulai saling mendesah dan tak berapa lama dia kembali orgasme, namun reaksinya jauh berbeda dengan yang pertama. Dia mengerang dan mendesah tak karuan Ahhh….Uhghhh….ahhhchh …ohhh….. akupun menjadi bersemangat dan semakin mempercepat goyanganku lalu diapun terkulai tak berdaya di sambil bersandar pada bak mandi.

    Oh… Ton kamu jahat banget sih….. aku kan sudah keluar banyak, ko masih di goyang terus….aku jadi lemas nihh. Akupun kembali memeluknya Maaf Mbak…. aku benar-benar terangsang dengan tubuhmu yang bahenol, jadi pinginnya goyang terusss…..Tapi enak kan Mbak..? Mbak Wulan tersenyum malu sambil mencubit perutku, Ton… kalo dari tadi aku tahu kamu pinter ngentot, nggak usah dipaksapun aku mau kamu entotin. Aku sangat kaget dengan pernyataanya ini, namun hal ini dibuktikan oleh dia. setelah tenaganya pulih dia tidak menolak kuajak ngentot lagi, namun dia minta pindah kedalam kamar tidur.

    Masih dalam kondisi bugil aku keluar dari kamar mandi untuk mengambil HPku yang kuselipkan di atas lubang ventilasi lalu segera masuk ke dalam kamar Mbak Wulan. Sambil menunggu dia datang kulihat kembali rekaman tadi dan hasilnya cukup memuaskan, karena semua adegan itu terekam dengan baik.

    Setelah itu aku segera mencari tempat yang pas untuk merekam aksiku yang kedua, tak jauh dari kasur ada tumpukan kulihat pakaian, segera kuletakkan disana sehingga tersamar dengan baik. Setelah Mbak Wulan masuk kamar akupun segera mencumbuinya, sengaja kuarahkan vaginanya menghadap kamera HP yang berada diantara tumpukan pakaian, sehingga aksi jari-jariku yang nakal di vagina Mbak Wulan terekam dengan baik. Setelah puas bercumbu kupun segera mengentotnya yang kuawali dengan posisi terlentang.

    Bless….Sleppp tanpa kesulitan aku menancapkan torpedoku dan rasanya memang mantap…. clepp..cleppp..ahhh…ahhhh….ohh..ohhh. Hanya desahan dan suara tumbukan kelamin kami yang terdengar dan berbagai gaya dalam ngentot seperti dalam film bokep yang ku tonton aku coba, termasuk gaya Dogy favoritku. Sampai akhirnya aku puas dan mencapai orgasme 2 kali. Sedangkan Mbak Wulan terkapar sampai tertidur karena kelelahan. Bahkan saat kurekam tubuh bugilnya dari jarak dekat dia hanya diam saja.

    Sejak saat itulah fantasi Sex yang aku inginkan selalu dapat ku praktekkan, aku menjadi sering mendownload film bokep dari barat dan kemudian aku coba lakukan dengan Mbak Wulan. Dia tak pernah menolak, kapanpun aku minta ngentot asalkan nggak sedang menstruasi dia akan datang Karena kebetulan tempat kosku sangat aman maka aku tak pernah repot mencari tempat untuk ngentot.

    Namun bila rumah Mbak Wulan sepi aku lebih suka ngentot dirumahnya karena aku bisa lebih bebas berekspresi di berbagai tempat, tidak cuma di atas kasur, bisa di dapur, di ruang tengah, di meja makan di kamar mandi, di tempat jemur pakaian DLL .

    Di rumahnya aku memiliki tempat favorit yaitu diatas kursi sofa di ruang tamu karena lebih santai dan penuh sensasi. Sampai saat ini aku terus melakukan perselingkuhan ini.

  • Kisah Memek Yuni dan Ningsih

    Kisah Memek Yuni dan Ningsih


    3241 views


    Duniabola99.com – Aku sudah tiga tahun ikut dengan keluarga Budhe. Saat itu usiaku sudah 15 tahunan dan Mbak Ningsih yang usianya tiga tahun di atasku sudah kelas 3 di salah satu SMK swasta di kotaku. Pada saat itulah aku pertama kali mengenal apa yang namanya seks. Bokep Ulama Bogor dan PNS

    Kejadiannya berawal dari suatu siang kira kira setengah tahun setelah meninggalnya Bude Harti. Saat itu sekolahku dipulangkan sebelum waktu biasanya. Semua murid dipulangkan pada jam 10 pagi karena guruguru akan mengadakan rapat untuk persiapan EBTA. Aku yang selalu disiplin tidak pernah bermain sebelum pulang dan ganti pakaian. Begitu sekolah dibubarkan aku langsung pulang ke rumah yang jaraknya kirakira 2 km dengan naik angkot.

    Sampai di rumah aku heran karena pintu rumah tidak terkunci tetapi tidak ada orang. Padahal tadi pagi sebelum berangkat Mbak Ningsih bilang kalo sekolahnya libur selama 6 hari karena minggu tenang. Aku menduga pasti Mbak Ningsih sedang belajar di kamar menjelang EBTA yang akan diadakan minggu depan. Karena takut mengganggu Pakde yang mungkin sedang tidur aku berjalan pelanpelan melintasi ruang tengah langsung ke kamarku dan Mbak Ningsih yang ada bagian belakang.

    Aku kaget saat mendengar suara mencurigakan terdengar dari kamarku yang setengah terbuka. Kudengar suara Mbak Ningsih mengerangngerang disertai suara seperti berkecipak. Dengan langkah mengendapendap kudekati pintu kamarku dan mengintip melalui pintu yang setengah terbuka. Astaga!! Aku benar2 kaget!! Ternyata di kamarku ada Mbak Ningsih dan Pakdhe. Yang lebih mengejutkan, pakaian keduanya sudah berantakan.

    Waktu itu pakaian bagian atas Mbak Ningsih sudah terbuka sama sekali, begitu pula dengan Pakdhe Mitro. Keduanya sedang bergumul di atas tempat tidur yang biasa kugunakan tidur dengan Mbak Ningsih. Pakdhe hanya mengenakan sarung dan satusatunya kain yang menutupi tubuh Mbak Ningsih hanyalah celana dalam saja.

    Apa yang kulihat benar2 membuat hatiku tercekat. Kulihat Pakde dengan rakus meneteki payudara Mbak Ningsih, sementara tangan Mbak Ningsih meremasremas rambut Pakdhe yang sudah mulai memutih. Kepala Mbak Ningsih bergoyanggoyang sambil terus mengerang. Begitu pula dengan Pakdhe yang dengan lahap terus menetek kedua payudara Mbak Ningsih secara bergantian.

    Aku yang mengintip perbuatan mereka menjadi panas dingin dibuatnya. lututku lemas dan Tubuhku gemetar. Hampir saja kepalaku terbentur pintu saat aku berusaha melihat apa yang mereka perbuat lebih jelas. Tak lama kemudian kulihat Pakdhe menarik satusatunya pembungkus yang melekat di tubuh Mbak Ningsih dan melemparkannya ke lantai. Kini tubuh Mbak Ningsih sudah telanjang bulat di bawah dekapan tubuh Pakdheku yang kelihatan masih berotot walau usianya sudah kepala lima.

    Erangan Mbak Ningsih semakin keras saat kulihat wajah Pakdhe menyuruk ke selangkangan Mbak Ningsih yang terbuka. Tangan Mbak Ningsih yang memegang kepala Pakdhe kulihat semakin kuat menekan ke arah kemaluannya yang sedang diciumi Pakdhe. Aku yang baru kali ini melihat pemandangan seperti itu menjadi terangsang. Aku membayangkan seolaholah tubuhku yang sedang digumuli Pakdhe.

    Kedua kaki Mbak Ningsih melingkar di leher Pakdhe. Suara napas Pakdhe terdengar sangat keras seperti kerbau. Mbak Ningsih semakin keras mengerang dan tubuhnya kulihat melonjaklonjak saat kulihat wajah Pakdhe menggesekgesek bagian selangkangan Mbak Ningsih. Beberapa saat kemudian tubuh Mbak Ningsih mulai melemas dan terdiam.

    Kemudian kulihat Pakdhe melepas sarungnya. Dan astaga! Kulihat batang kemaluan Pakdhe yang sangat besar dan berwarna coklat kehitaman mengacung tegak menantang langit. Pakdhe langsung mengangkangi wajah Mbak Ningsih dan mengosekngosekan batang kemaluannya yang dipeganginya ke wajah Mbak Ningsih.

    Mbak Ningsih yang masih lemas kulihat mulai memegang batang kemaluan Pakdhe dan menjulurkan lidahnya menjilati batang kemaluan itu. Pakdhe pun kembali menyurukkan wajahnya ke arah selangkangan Mbak Ningsih. Kini posisi mereka sungguh lucu. Mereka saling menjilati selangkangan lawan dengan posisi terbalik.

    Pakdhe yang mengangkangi wajah Mbak Ningsih menjilati selangkangan Mbak Ningsih yang telentang dengan lutut tertekuk dan paha terbuka. Tubuhku mulai meriang. Vaginaku terasa gatal seolaholah membayangkan kalo vaginaku sedang diciumi Pakdhe. Tanpa sadar tanganku bergerak ke arah vaginaku sendiri dan mulai menggarukgaruk.

    Kejadian yang kulihat berikutnya membuat hatiku semakin mencelos. Setelah puas saling menciumi selangkangan masingmasing lawan, tubuh Pakdhe berbalik lagi sejajar dengan Mbak Ningsih. Mereka saling berhadaphadapan dengan tubuh Pakdhe menindih Mbak Ningsih.

    Kemudian kulihat Pakdhe menempatkan diri di antara kedua paha Mbak Ningsih yang mengangkang. Lalu dengan memegang batang kemaluannya Pakdhe menggosokgosokkan ujung batang kemaluannya ke selangkangan Mbak Ningsih. Kulihat kepala Mbak mendongakdongak ke atas dengan kedua tangan meremasremas payudaranya sendiri saat Pakdhe mendorong pantatnya dan menekan ke arah selangkangan Mbak Ningsih. Mereka terdiam beberapa saat ketika tubuh mereka pada bagian kemaluan saling lengket satu sama lain.

    Mbak Ningsih mulai merintih dan mengerang saat Pakdhe mulai memompa pantatnya majumundur dengan mantap. Kulihat pantat Mbak Ningsih bergerak mengayun menyambut setiap dorongan pantat Pakdhe. Dan setiap kali tulang kemaluan Mbak Ningsih dan Pakdhe beradu selalu terdengar seperti suara tepukan. Suara deritan dipan tidurku pun semakin nyaring terdengar mengiringi irama gerakan mereka.

    Tubuh Mbak Ningsih menggelepargelepar semakin liar. Kepalanya pun semakin liar bergerak ke kanan dan kekiri, mulutnya tak hentihentinya mengerang. Akhirya kudengar Mbak Ningsih merintih panjang disertai tubuhnya yang tersentaksentak, pantatnya terangkat menyambut dorongan pantat Pakdhe. Lalu beberapa detik kemudian tubuh Mbak Ningsih mulai melemas, tangannya terlempar melebar ke samping kanankiri tubuhnya dan matanya terpejam.

    Pakdhe lalu menarik pantatnya dan kulihat dari arah ku yang persis di samping kirinya, batang kemaluan Pakdhe yang hitam kecoklatan masih kencang. Kemudian Pakdhe menarik tubuh Mbak Ningsih agar merangkak di kasur. Dengan bertumpu pada lututnya, Pakdhe menempatkan diri di belakang pantat Mbak Ningsih yang menungging. Pakdhe memegang batang kemaluannya dan mengarahkannya ke belahan pantat Mbak Ningsih.

    Kulihat kepala Mbak Ningsih terangkat saat Pakdhe mulai mendorong pantatnya. Kembali kulihat pantat Pakdhe mengayun dari depan ke belakang dengan posisi Mbak Ningsih merangkak dan Pakdhe berlutut di belakang pantat Mbak Ningsih. Batang kemaluan Pakdhe kelihatan dari tempatku berdiri saat Pakdhe menarik pantatnya dan hilang dari penglihatanku saat ia mendorong pantatnya. Aku yang mengintip menjadi tidak tahan lagi. Tanganku secara refleks mulai menyusup kedalam celana dalam memegang vaginaku dan meremasremasnya. Vaginaku mulai basah oleh cairan. Jari tangahku kutekankan pada daerah sensitifku dan kugerakkan memutar.

    Kudengar Pakdhe mulai menggeram. Tangannya meremas payudara Mbak Ningsih yang berayunayun seirama dengan dorongan pantat Pakdhe yang menyodoknyodok Mbak Ningsih. Gerakan Pakdhe semakin cepat dan geramannya semakin keras. Mbak Ningsih pun mengimbangi gerakan ayunan pantat Pakdhe dengan memutarmutar pantatnya. Gerakan mereka semakin liar. Derit dipan kayu pun kudengar semakin keras. Lalu keduanya merintih panjang.

    Tubuh keduanya yang menyatu mengejatngejat. Kepala keduanya seolaholah terhantam sesuatu hingga mendongak ke atas. Lalu tubuh Pakdhe ambruk dan menindih Mbak Ningsih yang ambruk tengkurap di kasur. Aku pun merasa ada sesuatu yang meledakdi bawah perutku. Tubuhku seperti melayang dan akhirnya aku merasa lemas.

    Aku yang takut ketahuan melihat perbuatan keduanya segera berjingkatjingkat dan keluar rumah pergi ke rumah Rina sahabat paling eratku di kelas. Aku baru pulang setelah jam 13.30 saat aku biasa pulang.

    Sampai di rumah aku purapura bersikap seperti biasa. Aku bersikap seolaholah tidak mengetahui perbuatan Mbak Ningsih dan Pakdhe tadi pagi. Selama beberapa hari itu pikiranku selalu terganggu dengan bayangan apa yang dilakukan Mbak Ningsih dengan Pakdheku di kamarku ini.

    *Kegadisanku Direnggut Pakdhe

    Aku sudah mulai dapat melupakan kejadian yang kulihat antara Mbak Ningsih dengan Pakdheku karena kesibukanku mempersiapkan EBTA. Begitu EBTA selesai aku mendapatkan liburan sambil menunggu pengumuman. Saat itu waktuku lebih banyak kuluangkan di rumah membersihkan rumah dan menyetrika serta membantu Mbak Ningsih memasak.

    Suatu hari, aku harus berada sendirian di rumah dengan Pakdhe. Mbak Ningsih mengikuti acara darma wisata ke Selecta yang diadakan sekolahnya sebagai acara perpisahan. Mbak Ningsih sudah berangkat saat pagipagi buta. Aku yang sedang libur harus menggantikan Mbak Ningsih menyiapkan sarapan buat Pakdhe. Setelah membuat minuman teh untukku dan satu cangkir khusus untuk Pakdhe aku segera menyapu halaman.

    Aku menyempatkan diri meminum tehku sebelum pergi ke kamar mandi. Teh yang kuminum rasanya agak lain, tapi aku tidak begitu curiga. Saat mandi itulah aku merasa ada yang agak aneh dengan tubuhku. Tubuhku terasa panas dan jantungku berdebardebar. Rasa aneh menyergapku. Vaginaku terasa berdenyutdenyut dan ada rasa aneh menyerbu diriku. Tubuhku terasa gerah sekali.

    Kusiram seluruh tubuhku dengan air dingin agar rasa gerahku hilang. Apa yang kulakukan ternyata cukup menolong. Tubuhku merasa segar sekali. Lalu kigosok seluruh tubuhku dengan sabun. Rasa aneh itu kembali menyerang diriku, apalagi saat aku menyabuni daerah selangkanganku yang baru mulai ditumbuhi rambut satusatu. Aku merasa ada dorongan birahi yang begitu kencang. Aku tidak tahu mengapa ini terjadi. Tibatiba anganku melayang pada apa yang kulihat beberapa hari yang lalu saat Mbak Ningsih dan Pakdhe Marto bergumul di kamarku.

    Cepatcepat kubuang pikiran itu jauhjauh dan segera menyelesaikan acara mandi pagiku. Hanya dengan tubuh terbalut handuk, aku lari masuk kamarku. Aku selalu berganti pakaian di kamarku sambil mematutmatut diriku di depan cermin sambil mengamati seluruh tubuhku yang mulai berubah. Bulubulu kemaluan sudah mulai tumbuh di gundukan bukit kemaluanku.

    Dadaku yang dulu rata kini mulai tumbuh dengan puting yang sebesar kacang kedelai dengan warna merah muda. Pinggulku mulai tumbuh membesar. Kata orang aku seksi dan menarik. Apalagi tinggi badanku sudah mencapai 160 cm. Aku sendiri selalu betah berlamalama di depan cermin dengan melenggaklenggokkan tubuhku memandang dari segala sisi dan mengagumi tubuhku. Aku sangat bangga dengan tubuhku.

    Baru saja aku mengunci pintu kamarku aku dikejutkan dengan pelukan tangan yang kokoh menyergapku. Aku tidak sempat menjerit karena tibatiba sosok yang memelukku langsung membekap mulutku dengan tangannya yang kokoh. Belum hilang terkejutku, handuk yang melilit tubuhku ditarik seseorang dan jatuh teronggok ke lantai. Aku benarbenar bugil tanpa sehelai kainpun menutupi tubuhku.

    Kembali rasa aneh yang menyerangku semakin menggelora. Ada dorongan hasrat yang menggebugebu dalam diriku. Aku tak mampu meronta dan menjerit! Tangan yang kokoh dan berbulu tetap membekap mulutku sementara tangan satu lagi memeluk tubuh telanjangku. Mataku semakin nanar menerima perlakuan seperti itu. Apalagi kurasakan sentuhan kulit tubuh telanjang menempel hangat di punggungku. Pantatku yang telanjang terasa menekan suatu benda panjang melingkar dan keras di balik kain tipis.

    Aku semakin tak mampu menahan gejolak liar yang mulai bangkit dalam diriku saat sapuansapuan lidah panas mulai menyerbu tengkukku. Aku menggelinjang kegelian dan melenguh. Lidah itu semakin liar bergerak menyusuri leherku.. pundakku.. Lalu turun ke bawah ke sepanjang tulang punggungku. Aku semakin menggelinjang. Lidah itu terus merayap ke bawah dan pinggangku mulai dijilati. Kakiku serasa lemah tak bertenaga. Aku hanya pasrah saat tubuhku didorong ke tempat tidurku dan dijatuhkan hingga aku tengkurap di tempat tidurku. Tubuhku lalu ditindih oleh sesosok tubuh yang sangat berat.

    Kakiku mulai memberontak liar karena geli. Apalagi lidah itu dengan rakus mulai menjilati pinggulku. Pantatku terangkat saat mulut berkumis itu mulai menggigiti buah pantatku dengan gemas. Pantatku terangkatangkat liar saat lidah panas itu mulai menyusup ke dalam celahcelah bongkahan pantatku dan mulai menjilati lubang anusku. Aku benarbenar seperti terbang mengawang. Aku belum tahu siapa yang memelukku dari belakang dan menggerayangi seluruh tubuhku. Aku hanya bisa merasakan dengusan napas panas yang menghembus di bongkahan pantatku saat lidah itu mulai menjilati lubang anusku.

    Aku tercekik kaget saat tubuhku dibalik hingga telentang telanjang bulat di kasurku. Ternyata orang yang sedari tadi menggumuliku adalah Pakdhe Mitro, orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti orang tuaku. Aku tak tak mampu berteriak karena mulutku langsung dibekap dengan bibirnya. Lidahku didorong dorong dan digelitik. Aku terangsang hebat. Apalagi sejak minum teh tadi tubuhku terasa agak aneh. Seolaholah ada dorongan menghentakhentak yang menuntut pemenuhan.

    Tubuhku menggelinjang saat tangan kekar dan agak kasar mulai meraba dan meremas kedua payudaraku yang baru mulai tumbuh. Lalu kedua kakiku dipentangkan oleh Pakdhe Mitro lebarlebar, lalu Pakdhe menindih tubuhku yang sudah telanjang bulat di antara kedua pahaku yang terkangkang. Aku merasa ada benda keras seperti tongkat yang menekan ketat ke bukit kemaluanku di balik kain sarung yang dikenakan Pakdhe.

    Mulut dan lidah Pakdhe tak hentihentinya menjilat dan melumat setiap jengkal bagian tubuhku. Dari mulutku, bibir Pakdhe bergeser menjilati seluruh batang leherku, kemudian turun ke dua belah payudaraku. Tubuhku semakin menggerinjal saat lidah dan mulut Pakdhe dengan rakusnya melumat kedua puting payudaraku yang baru sebesar kacang kedelai. Disedotnya payudaraku hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulut Pakdhe Mitro. Aku sangat terangsang dan sudah tidak mampu berpikir jernih. Ada sesuatu yang mulai menggelora dan mendesakdesak di perut bagian bawahku.

    Lidah Pakdhe terus merayap semakin ke bawah. Perutku menjadi sasaran jilatan lidahnya. Tubuhku semakin menggelinjang hebat. Akal sehatku sudah benarbenar hilang. Kobaran napsu sudah menjeratku. Pantatku terangkat tanpa dapat kucegah saat lidah Pakdhe terus merayap dan menjliati gundukan bukit kemaluan di selangkanganku yang mulai ditumbuhi rambutrambut halus. Aku merasa kegelian yang amat sangat menggelitik selangkanganku.

    Tubuhku serasa mengawang di antara tempat kosong saat lidah Pakdhe mulai menyelusup ke dalam bukit kemaluanku dan menggelitik kelentitku. Lubang kemaluanku semakin berdenyutdenyut tergesek gesek lidahnya yang panas. Aku hanya mampu menggigit bibirku sendiri menahan rasa geli yang menggelitik selangkanganku. Tubuhku semakin melayang dan seperti terkena aliran listrik yang maha dahsyat.

    Aku tak mampu lagi menahan gelora napsu yang semakin mendesak di dalam perutku. Pantatku terangkat seperti menyongsong wajah Pakdhe yang menekan bukit kemaluanku. Lalu tubuhku seperti terhempas ke tempat kosong. Aku merasakan ada sesuatu yang meledak di dalam perut bagian bawahku. Tubuhku menggelepar dan tanpa sadar kujepit kepala Pakdhe dengan kedua kakiku untuk menekannya lebih ketat menempel selangkanganku.

    Belum sempat aku mengatur napas tibatiba mulutku sudah disodori batang kemaluan Pakdhe Mitro yang tanpa kutahu sejak kapan sudah melepas sarungnya dan sudah telanjang bulat mengangkangi wajahku. Batang kemaluannya yang besar, hitam panjang dan tampak mengkilat mengacung di depan wajahku seperti hendak menggebukku kalau aku menolak menciuminya.

    Dengan rasa jijik aku terpaksa menjulurkan lidahku dan mulai menjilati ujung topi bajanya yang mengkilat. Aku hampir muntah saat lidahku menyentuh cairan lendir yang sedikit keluar dari lubang kemaluan Pakdhe. Namun jepitan kedua paha Pakdhe di sisi wajahku tidak memberiku kesempatan lain.

    Aku hanya mampu pasrah dengan tetap menjilati batang kemaluan Pakdhe. Lalu dengan paksa Pakdhe membuka mulutku dan menjejalkan batang kemaluannya ke dalam mulutku. Aku menjadi gelagapan karena susah bernapas. Batang kemaluannya yang besar memenuhi mulutku yang masih kecil.

    Kudengar Pakdhe menggumam tanpa jelas apa yang diucapkannya. Pantatnya digerakgerakannya hingga batang kemaluannya yang masuk ke dalam mulutku mulai bergerak keluar masuk di dalam mulutku. Aku hampir tersedak saat ujung kemaluan Pakdhe menyentuhnyentuh kerongkonganku. Aku hanya mampu melotot karena hampir tersedak. Tanpa sadar kedua tanganku mencengkeram pantat Pakdhe Mitro.

    Setelah puas mengerjai mulutku dengan batang kemaluannya, Pakdhe menggeser tubuhnya dan menindihku lagi dengan posisi sejajar. Kedua pahaku dikuaknya dan dengan tangannya, dicucukannya batang kemaluannya ke arah bukit kemaluanku. Aku merasa geli saat ujung kemaluan Pakdhe mulai menggesekgesek pintu lubang kemaluanku yang sudah basah.

    Dari rasa geli dan nikmat, tibatiba aku merasa perih di selangkanganku saat Pakdhe mulai menurunkan pantatnya sehingga batang kemaluannya mulai menerobos ke dalam lubang kemaluanku yang masih perawan. Aku merintih kesakitan dan air mataku mulai mengalir. Aku tersadar akan bahaya! Namun terlambat. Pakdhe yang sudah sangat bernafsu sudah tidak mungkin mau berhenti. Ia hanya sejenak menghentikan gerakannya. Ia merayuku dan mengatakan kalau sakitku hanya sebentar dan berganti rasa nikmat yang tidak terkira.

    Pakdhe menarik pantatnya ke atas hingga batang kemaluannya yang terjepit di dalam lubang kemaluanku tertarik keluar. Gesekan batang kemaluannya yang besar di dalam dinding lubang kemaluanku menimbulkan rasa nikmat seperti apa yang dikatakannya. Aku mulai dapat menikmati rasa nikmat itu. Ini mungkin karena pengaruh teh yang kuminum sehingga aku benarbenar belum sadar akan bahaya yang kuhadapi. Yang kuinginkan hanya satu yaitu menuntaskan gejolak yang meledakledak dalam diriku.

    Aku kembali merintih kesakitan saat Pakdhe mulai menekan pantatnya lagi yang membuat batang kemaluannya menerobos lebih dalam ke dalam lubang kemaluanku. Lagilagi Pakdhe membisikiku kalau rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Ia menarik lagi pantatnya. Benar.. Rasa sakit itu berganti nikmat saat batang kemaluannya ditarik keluar hingga hanya ujung kepalanya saja yang masih terjepit dalam lubang kemaluanku.

    Lubang kemaluanku yang sudah sangat licin sangat membantu pergerakan batang kemaluan Pakdhe dalam jepitan lubang kemaluanku. Detikdetik berlalu dan sedikitdemi sedikit batang kemaluan Pakdhe meneronos semakin dalam ke dalam lubang kemaluanku. Pakdhe terus menarik dan mendorong pantatnya dengan pelan dan teratur. Hingga suatu saat aku menggigit bibirku keraskeras saat selangkanganku terasa perih sekali. Selangkanganku terasa robek saat Pakdhe menekan pantatnya hingga batang kemaluannya hampir masuk separuh ke dalam lubang kemaluanku.

    Aku sempat menjerit menahan sakit yang amat sangat di selangkanganku. Pakdhe segera menghentikan gerakannya dan memberiku kesempatan untuk bernapas. Aku merasa lega saat Pakdhe menghentikan gerakannya. Kini aku dapat merasakan lubang kemaluanku seperti terganjal benda keras dan hangat. Benda itu berdenyutdenyut dalam jepitan lubang kemaluanku.

    Kembali rasa sakit yang tadi menyentakku berangsur mulai hilang tergantikan rasa nikmat saat batang kemaluan Pakdhe yang semakin lancar mulai bergerak lagi keluar masuk dalam jepitan lubang kemaluanku. Rasa nikmat terus meningkat sehingga tanpa sadar aku menggoyangkan pantatku untuk segera meraih kenikmatan yang lebih banyak lagi.

    Aku seperti gila. Rasa sakit itu sudah benarbenar hilang tergantikan rasa nikmat yang benarbenar memabukkan. Pakdhe semakin bersemangat mengayunkan pantatnya menghunjamkan batang kemaluannya. Empat kali mendorong lalu didiamkan dan diputar kemudian ditarik lagi. Tanpa sadar pantatku terangkat saat Pakdhe menarik pantatnya.

    Berkalikali Pakdhe mengulang gerakannya hingga perutku terasa kejang. Tubuhku mulai melayang. Tanganku semakin kuat mencengkeram punggung Pakdhe untuk mencoba menahan kenikmatan yang mulai menerjangku. Pakdhe semakin kuat mengayunkan pantatnya diiringi geramannya yang kudengar bergemuruh di telingaku.

    Mataku semakin membeliak menahan desakan yang kian dahsyat di perut bagian bawahku. Aku hampir menjerit saat ada sesuatu yang kurasa pecah di dalam sana. Namun bibir Pakdhe yang tibatiba melumat bibirku menghentikan teriakanku. Pakdhe melumat dengan rakus kedua belah bibirku. Aku merasa tubuhku seolaholah terhempas di awan. Tubuhku mengejatngejat saat aku mencapai puncak pendakian yang melelahkan. Pakdhe yang bibirnya masih melumat bibirku pun mulai berkelojotan di atas perutku. Lalu ia menggeram dengan dahsyat..

    Dan akhirnya kurasakan ada semburan cairan hangat yang memancar dari batang kemaluan Pakdhe yang terjepit dalam lubang kemaluanku. Batang kemaluannya berkedutkedut dalam jepitan lubang kemaluanku. Tubuh Pakdhe masih bergerak dengan liar selama beberapa saat lalu ambruk menindihku. Napas ku hanya tinggal satusatu. Napas Pakdhe pun kudengar menggemuruh di telingaku.

    Air mataku mengalir saat kusadari segalanya telah terlambat bagiku. Kegadisanku telah terenggut oleh Pakdhe. Orang yang selama ini kuanggap sebagai pengganti ayahku. Lalu dengan lembut Pakdhe mengusap air mataku dan berjanji akan menyayangiku sepanjang sisa hidupnya. Aku menjadi agak terhibur dengan perkataannya.

    Sejak kegadisanku hilang, aku menjadi pendiam. Keceriaan yang selama ini menjadi ciri khasku seolaholah hilang sirna. Aku menjadi sangat berubah. Selangkanganku masih terasa sakit hingga beberapa hari setelah kejadian itu.

    Mbak Ningsih yang selama ini sangat memperhatikanku sangat heran melihat perubahan yang terjadi pada diriku. Akhirnya aku mengaku terus terang kepada Mbak Ningsih tentang kejadian yang menimpaku. Ia hanya menghela napas merasa prihatin akan musibah yang kualami.

    Kirakira satu bulan sejak aku dinodai Pakdheku, Mbak Ningsih minta pamit kepadaku dan juga Pakdheku. Mbak Ningsih setelah lulus SMK diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta di daerah Malang dan pindah ke Malang. Sehingga sejak saat itu aku yang baru masuk SMU harus tinggal berdua saja dengan Pakdhe.

    Suatu hari, kirakira seminggu sejak kepergian Mbak Ningsih, saat itu aku sedang mencuci pakaianku dan pakaian Pakdhe. Hari itu sekolahku libur karena tanggal merah jadi aku bersihbersih rumah. Pakdhe seperti biasanya merapikan tanaman di halaman depan yang sudah mulai tumbuh tidak teratur.

    Setelah kuselesaikan cucianku dan kujemur, aku berniat mandi. Baru saja mau menutup pintu kamar mandi, tibatiba tangan Pakdhe mengganjal pintu kamar mandi dan menyerobot masuk. Aku tidak sempat berteriak karena tibatiba Pakdhe sudah memelukku. Tubuhnya yang hanya tertutup celana kolor dan sudah basah penuh keringat memelukku eraterat. Aku tidak berani berteriak karena diancam kalau tidak mau melayani nafsunya aku akan diusir dari rumah itu dan tidak dibiayai sekolahku. Aku merasa takut sekali dengan ancamannya hingga dengan air mata yang kutahan aku pasrah akan apa yang dilakukan Pakdhe padaku.

    Tangan Pakdhe dengan cekatan melucuti dasterku, braku lalu celana dalamku hingga aku benarbenar bugil. Tanpa membuang waktu Pakdhe segera melepas kolornya dan telanjang bulat. Batang kemaluannya yang berwarna hitam kecoklatan masih mengkerut dan menggantung lunglai. Kemudian Pakdhe duduk di tepi bak mandi keramik dengan kaki yang terbuka. Ditariknya tubuh telanjangku ke dalam pelukannya dan dilumatnya bibirku dengan rakusnya.

    Mulutku masih tertutup saat lidah Pakdhe mulai mencoba menerobos masuk ke dalam mulutku. Karena tidak tahan dengan sapuansapuan lidahnya yang mendesakdesak bibirku, akhirnya bibirku pun terbuka. Pakdhe segera menyusupkan lidahnya ke dalam mulutku dan mendorongdorong lidahku. Mulamula aku diam saja, namun lamakelamaan aku jadi terangsang juga. Apalagi batang kemaluan Pakdhe yang tadinya mengkerut perlahanlahan mulai mengembang dan mengganjal perutku. Aku mulai bereaksi. Lidahku tanpa sadar membalas dorongan lidah Pakdhe.

    Tubuhku mulai menggerinjal dalam pelukan Pakdhe saat tangan Pakdhe mulai menggerayangi buah pantatku. Tangan Pakdhe dengan gemas meremas dan memijat buah pantatku lalu ditariknya tubuhku hingga semakin ketat lengket dalam pelukannya.

    Setelah puas memainkan lidahnya dalam mulutku, tangan Pakdhe menekan kepalaku hingga aku disuruhnya berlutut di depan selangkangannya. Batang kemaluannya yang sudah keras nampak mengacung tegak di depan wajahku. Ditariknya wajahku ke selangkangannya dan disuruhnya mulutku menciumi batang kemaluannya itu. Dengan agak risi aku terpaksa membuka mulutku dan mulai menciumi batang kemaluannya yang sudah mengeluarkan sedikit cairan.

    Kepalaku didorong maju mundur oleh tangan Pakdhe yang mencengkeram rambutku hingga batang kemaluannya mulai bergeser keluar masuk dalam mulutku. Kerongkonganku tersodoksodok ujung kepala kemaluan Pakdhe yang keluar masuk dalam mulutku. Kudengar napas Pakdhe mulai menggebu. Batang kemaluannya semakin mengeras dalam kuluman mulutku.

    Mungkin karena tak tahan, Pakdhe segera menarik tubuhku agar berdiri lalu mendudukanku di sisi bak mandi. Mulutnya segera mencecar payudaraku kanan dan kiri silih berganti. Aku menggelinjang hebat manakala mulut Pakdhe dengan rakusnya mempermainkan kedua puting payudaraku. Tangan Pakdhe pun tak tinggal diam. Tangannya mulai merayap ke selangkanganku yang terbuka lebar dan mulai meremas gundukan bukit kemaluanku.

    Aku sampai megapmegap mendapat rangsangan seperti itu. Aku semakin tersiksa oleh gejolak nafsu. Mulut Pakdhe lalu merayap menyusuri perutku dan mulai menjilati gundukan bukit kemaluanku. Dikuakkanya kedua bibir kemaluanku dengan jarijarinya lalu disusupkannya lidahnya ke dalam lubang kemaluanku.

    Tubuhku yang duduk di sisi bak mandi hampir saja terjatuh karena menggelinjang saat lidah Pakdhe mulai menggesekgesek dinding lubang kemaluanku. Tanpa sadar tanganku mencengkeram rambut Pakdhe dan menekankan kepalanya agar lebih ketat menekan bukit kemaluanku.

    Aku semakin blingsatan menahan rangsangan yang diberikan Pakdhe di selangkanganku. Tanpa sadar mulutku mendesisdesis dan dudukku bergeser tak karuan. Perutku mulai mengejang menahan desakan gejolak yang meledakledak. Tubuhku terasa mulai mengawang dan pandangan mataku nanar. Akhirnya dengan diiringi rintihan panjang aku mencapai orgasmeku.

    Belum sempat aku mengatur napas tibatiba Pakdhe sudah berdiri di hadapanku. Batang kemaluannya yang keras dicocokkan ke bibir kemaluanku dan digesekgesekkannya ujung kepala kemaluannya ke bibir kemaluanku yang sudah basah dan licin. Aku menggelinjang lagi saat benda hangat itu mulai menerobos masuk ke dalam bibir kemaluanku. Bibir Pakdhe Mitro dengan rakusnya mulai melumat bibirku sambil mendorong pantatnya hingga batang kemaluannya semakin melesak ke dalam jepitan bibir kemaluanku.

    Aku masih duduk di bibir bak mandi sementara Pakdhe Mitro menggenjot lubang kemaluanku sambil berdiri. Mungkin karena kesulitan bergerak, dicabutnya batang kemaluannya dari jepitan bibir kemaluanku. Tubuhku lalu diturunkan dari bibir bak mandi dan dibaliknya hingga aku berdiri dengan tangan bertumpu bak mandi. Lalu Pakdhe menempatkan diri di belakangku dan mulai mencoba memasukan batang kemaluannya ke dalam bibir kemaluanku dari celah bongkahan pantatku.

    Punggungku didorong Pakdhe agar sedikit membungkuk hingga setengah menungging. Dipentangkanya kedua kakiku lebarlebar lalu dicucukannya batang kemaluannya ke gundukan bukit kemaluanku. Setelah arahnya tepat, Pakdhe mulai mendorong pantatnya hingga kembali batang kemaluannya menerobos masuk dalam jepitan bibir kemaluanku.

    Kembali aku mulai merasa ada suatu benda hangat menyeruak ke dalam lubang kemaluanku. Dindingdinding lubang kemaluanka serasa dikilikkilik. Batang kemaluan Pakdhe yang terjepit ketat dalam lubang kemaluanku berdenyutdenyut. Pakdhe yang napasnya mulai memburu semakin kuat mengayunkan pantatnya maju mundur hingga gesekan batang kemaluannya pada dinding lubang kemaluanku semakin cepat.

    Pinggulku yang dipegang Pakdhe terasa agak sakit karena jarijari Pakdhe mulai mencengkeram. Pinggulku ditarik dan didorong oleh tangan kuat Pakdhe seiring dengan ayunan pantatnya. Tubuhku mulai terhentak dan aku mulai limbung. Kembali aku merasa melayang karena desakan gejolak yang meledakledak. Pakdhe semakin kuat mengayunkan pantatnya dan napasnya semakin menderu.

    Pantatku yang ditarik dan didorong Pakdhe maju mundur semakin cepat bergerak. Cengkeraman jarijari Pakdhe semakin terasa di pinggulku. Gerakan ayunan pantat Pakdhe semakin tak terkendali. Tak lama kemudian aku kembali mencapai orgasmeku. Pakdhe pun kukira mencapai puncak kenikmatannya karena aku merasa ada semburan cairan hangat yang menyemprot dari batang kemaluan Pakdhe ke dalam lubang kemaluanku dengan diiringi geraman yang keluar dari mulut Pakdhe.

    Pakdhe tetap membiarkan batang kemaluannya terjepit dalam lubang kemaluanku selama beberapa saat. Napasnya yang mulai teratur terasa hangat menerpa kulit pipiku. Tulang kemaluannya menekan kuat di bukit buah pantatku. Aku merasa sedikit geli karena rambut kemaluan Pakdhe menempel ketat dan menggesek buah pantatku. Batang kemaluan Pakdhe yang masih keras terasa berdenyutdenyut dalam jepitan lubang kemaluanku. Setelah menyemprotkan sisasisa air maninya batang itu mulai mengendur dan terlepas dengan sendirinya.

    Tubuhku sudah terasa lemas tak bertenaga. Aku hanya memejamkan mata karena lemas dan malu karena untuk kedua kalinya aku berhasil digagahi Pakdheku sendiri. Aku membiarkan saja saat Pakdhe memandikanku seperti bayi. Tangannya yang kokoh menyabuni seluruh lekuk tubuhku. Tubuhku kembali menggerinjal saat tangannya yang kokoh mulai menyabuni payudaraku yang baru mulai tumbuh. Putingku yang mencuat dipermainkannya dengan gemas.

    Tubuhku semakin menggelinjang saat tangannya mulai menyentuh perutku lalu meluncur turun dan mulai menyabuni gundukan bukit kemaluanku yang baru mulai ditumbuhi rambut satusatu. Jarijarinya menyisir celah sempit di tengah gundukan bukit kemaluanku dan berlamalama menyabuni daerah itu.

    Aku tak berani memandang Pakdhe saat ia mengangsurkan sabun ke tanganku dan menyuruhku menyabuninya. Dengan agak kaku tanganku mulai menyabuni punggung Pakdhe yang kekar. Tanganku bergerak hingga seluruh punggung Pakdhe kugosok merata dengan sabun. Lalu Pakdhe membalikkan tubuhnya menghadapku. Tangannya mengeluselus kedua payudaraku sementara aku disuruhnya menyabuni tubuh bagian depannya.

    Tanganku bergerak dari dada terus turun ke arah perut. Napas Pakdhe mulai memburu saat tanganku yang dilumuri busa sabun mulai menggosok bagian bawah perutnya. Batang kemaluannya yang tadi kendur sudah mulai mengembang. Tanganku yang agak ragu dipegang Pakdhe dan diarahkan untuk menyabuni daerah kemaluan Pakdhe. Rambut kemaluannya sangat lebat tumbuh di pangkal batang kemaluannya yang mulai berdiri setengah tegak dan mengeras. Lucu sekali kelihatannya seperti pistol namun gombyok. Ya!! Kelihatannya seperti pistol gombyok!! Seperti pistol tapi lebat ditumbuhi rambut atau gombyok!!

    Pakdhe yang sudah mulai terangsang segera menyuruhku menyelesaikan acara saling memandikan. Hanya dengan berbalut handuk, tubuhku yang masih agak basah ditariknya dari kamar mandi dan diseret masuk ke kamar Pakdhe. Pakdhe pun hanya mengenakan kolornya yang tadi dipakainya hingga batang kemaluannya yang sudah setengah keras tampak membusung di balik kolor seragamnya.

    Baru saja pintu ditutup, tubuhku sudah langsung disergapnya. Diloloskannya handuk yang melilit tubuhku hingga aku telanjang bulat. Pakdhe segera melepas kolornya dan bugil dihadapanku. Mulut Pakdhe segera menyergap bibirku dan melumatnya dengan rakus. Kedua payudaraku segera menjadi bulanbulanan remasan tangannya hingga tubuhku menggelinjang dalam dekapannya.

    Tanganku segera dibimbing Pakdhe dan dipegangkannya ke batang kemaluannya yang sudah semakin mengembang. Bibir Pakdhe yang rakus meulai bergeser turun dari bibirku ke dagu, lidahnya menjilatjilat daguku terus turun ke leherku hingga aku semakin menggelinjang karena kumisnya yang pendek dan kasar menggarukgaruk batang leherku.

    Aku semakin mendesis karena kini bibir Pakdhe sudah mulai melumat kedua puting payudaraku kanan dan kiri secara bergantian. Tanganku secara tak sadar bergerak mengurut dan meremas pistol gombyok Pakdhe. Napas Pakdhe pun semakin menderu dan semakin keras menghembus di kedua payudaraku. Jilatannya semakin liar di seluruh bukit payudaraku tanpa terlewatkan sejengkalpun.

    Batang kemaluan Pakdhe yang semakin keras mulai berdenyutdenyut dalam genggaman tanganku. Sementara tangan Pakdhe mulai bergerak liar menyusuri penggungku dan turun ke bawah lalu berhenti di kedua pantatku dan meremasremas kedua buah pantatku dengan gemasnya. Aku sangat terangsang. Ya.. Mungkin daerah kelemahanku adalah pada buah pantatku dan pada kedua puting payudaraku. Tubuhku sudah mulai mengawang dan sudah pasrah bersandar dalam pelukan Pakdhe.

    Mengetahui kalau tubuhku sudah tersandar sepenuhnya dalam pelukannya, Pakdhe segera mendorong tubuhku ke kasurnya hingga aku berbaring telentang. Ditindihnya tubuh telanjangku oleh tubuh kekar Pakdhe. Dibentangkannya kedua kakiku lebarlebar dan aku kembali digumuli Pakdheku. Lidah Pakdhe kembali menyerbu bibirku lalu bergeser ke leherku.

    Pistol gombyok Pakdhe yang sudah sangat keras mengganjal di perut bagian bawahku. Rambut kemaluannya yang gombyok sangat terasa menggesekgesek perutku menimbulkan rasa geli.

    Lidah Pakdhe menjilatjilat seluruh batang leherku hingga aku mendesisdesis kegelian. Tubuhku semakin menggelinjang menahan geli saat lidahnya mulai bergeser turun dan menyapunyapu sekeliling bukit payudaraku di sekitar putingku. Tubuhku semakin menggerinjal saat lidah Pakdhe yang panas mulai menyapunyapu puting payudaraku. Tubuhku serasa semakin melayang.

    Lidah Pakdhe terus bergeser ke bawah. Pusarku dijilatnya dengan rakus lalu lidahnya mulai bergerak turun ke perut bagian bawahku. Otototot perutku terasa seperti ditariktarik saat bibir Pakdhe menyedotnyedot daerah sekitar perut bagian bawahku di atas pangkal pahaku. Geli sekali rasanya, apalagi kumisnya yang pendek dan kasar menyeruduknyeruduk kulit perutku yang halus.

    Pakdhe lalu membalik tubuhnya. Wajahnya menghadap selangkanganku sementara pistol gombyoknya dihadapkan ke wajahku. Diturunkannya pantatnya hingga batang kemaluannya menempel bibirku. Dibimbingnya pistol gombyoknya ke mulutku. Aku tahu aku harus membuka mulutku menyambut pistol gombyok Pakdhe yang dijejalkan ke dalam mulutku. Dengan terpaksa aku mulai mengulum pistol gombyok Pakdhe dan menjilati seluruh ujung topi bajanya yang mengkilat.

    Tubuhku terhentak saat mulut Pakdhe mulai melumat bibir kemaluanku. Kedua tangannya menarik kedua bibir lubang kemaluanku dan membukanya lebarlebar lalu lidahnya yang panas didorong keluar masuk kedalam lubang kemaluanku. Aku semakin mendesisdesis menahan nikmat. Napas Pakdhe yang semakin menggebu sangat terasa meniupniup lubang kemaluanku yang terbuka lebar.

    Tanpa sadar pantatku terangkat ke atas seolah menyambut dorongan lidah Pakdhe yang menggesekgesek kelentitku. Gerakan lidahnya yang liar seolah membuatku semakin gila. Tanpa dapat kucegah lagi, mulutku merintih dan mendesis menahan gejolak kenikmatan yang meledakledak. Batang kemaluan Pakdhe yang menyumpal mulutku tak mampu menahan desisan yang keluar dari mulutku.

    Mataku kembali nanar. Perutku terasa kejang.. Dorongan gejolak liar yang mendesak di perut bagian bawahku sudah hampir tak dapat kutahan lagi. Lalu dengan diiringi rintihan panjang tubuhku menggelepar dan berkelojotan seperti ayam disembelih. Tubuhku lalu melayang dan terhempas di tempat kosong. Akhirnya tubuhku terdiam beberapa saat. Aku telah mencapai orgasme yang ke sekian di pagi itu.

    Tubuhku terasa lemas tak bertenaga. Aku hanya pasrah saat Pakdhe yang telah mencabut batang kemaluannya dari kuluman mulutku bangkit dan duduk di sisi pembaringan mengangkat tubuhku dan mendudukanku di pangkuannya. Tubuhku dihadapkannya ke dirinya dan kakiku dipentangkannya hingga aku terduduk mengangkang dipangkuannya dengan saling berhadapan. Kemudian tangan Pakdhe mengarahkan batang kemaluannya ke celah bukit kemaluan di selangkanganku.

    Bless!! Aku terhenyak saat pantatku diturunkan dan ada suatu benda keras dan hangat mengganjal di lubang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya. Seluruh dinding lubang kemaluanku terasa berdenyutdenyut. Kelentitiku yang sudah membengkak tergesek nikmat pada pangkal batang kemaluan Pakdhe. Lain sekali rasanya bersetubuh dengan posisi begini. Aku merasa sangat terangsang! Kelentitku serasa tergesek penuh pada batang kemaluan Pakdhe.

    Dengan dibantu kedua tangan Pakdhe yang menyangga kedua buah pantatku tubuhku bergerak naik turun di pangkuan Pakdhe. Payudaraku yang baru tumbuh bergetar bergoyanggoyang seiring dengan naik turunnya tubuhku di pangkuan Pakdhe. Batang kemaluan Pakdhe yang menancap ketat dalam jepitan lubang kemaluanku terasa menggesek nikmat seluruh dinding lubang kemaluanku yang terus berdenyutdenyut meremas apa saja yang menyumpalnya.

    Tubuhku terasa menggigil bergetar saat mulut Pakdhe tak tinggal diam. Mulut Pakdhe dengan rakusnya melumat kedua puting payudaraku bergantian. Mulutnya menyedot buah dadaku sepenuhnya. Gerakanku menjadi kian liar. Desakan gejolak birahi semakin mendesak. Aku mempercepat gerakanku naik turun dengan diselingi sedikit memutar saat seluruh batang kemaluan Pakdhe masuk hingga ke pangkalnya ke dalam jepitan lubang kemaluanku.

    Karena tak tahan lagi tanpa sadar kudorong tubuh Pakdhe hingga terbaring telentang di kasur dengan kedua kaki menjuntai ke lantai. Tubuhku yang tadi di pangku Pakdhe menjadi duduk seperti seorang joki yang sedang naik kuda balap berpacu dalam birahi dengan menduduki Pakdhe yang berbaring telentang. Gerakanku kian bebas. Dengan tangan bertumpu pada dada Pakdhe yang bidang aku terus menggerakan pantatku memutar dan maju mundur. Kelentitiku kian ketat tergesek batang kemaluan Pakdhe.

    Tanga Pakdhe yang memegang kedua pantatku semakin ketat mencengkeram dan membantu mempercepat gerakanku. Aku merasa tubuhku kembali mulai mengawang. Gerakanku kian tak terkendali. Mataku mulai membeliak dan mulutku menceracau tak karuan. Puncak pendakian kian dekat.. Kian dekat..

    Dan akhirnya dengan merintih panjang tubuhku berkejatkejat seperti sedang terkena aliran listrik. Lubang kemaluanku berdenyutdenyut saat ada sesuatu yang pecah di dalam sana.. Tubuhku berkejatkejat beberapa saat lalu ambruk di atas perut Pakdhe. Aku benarbenar tak bertenaga. Ya akibat pistol gombyok Pakdhe aku mencapai orgasme yang kesekian kalinya. Luar biasa Pakdhe ku ini. Walaupun sudah tua namun mampu membuat aku yang masih ABG begini bertekuk lutut.

    Pakdhe yang rupanya belum mencapai orgasme segera membalikkan tubuhku dengan tanpa melepaskan batang kemaluannya yang masih menancap dalam jepitan lubang kemaluanku. Sekarang tubuhku yang telentang gantian digenjot Pakdhe. Aku yang sudah tak bertenaga hanya pasrah. Pakdhe dengan semangat juang terus menggenjot selangkanganku dengan tusukantusukan batang kemaluannya. Pistol gombyoknya tanpa ampun menghajar lubang kemaluanku.

    Perlahanlahan napsuku mulai bangkit lagi menerima tusukantusukan pistol gombyok Pakdhe. Dengan sisasisa tenaga yang masih ada aku berusaha menyambut setiap tusukan pistol gombyok dengan menggoyangkan pantatku ke kanan dan kiri.

    Napas Pakdhe semakin memburu dan terdengar menggemuruh menghembus ke payudaraku yang dilumat bibir rakus Pakdhe. Genjotan Pakdhe semakin kuat dan bertubitubi. Desakan gejolak yang mendesak dalam tubuhku semakin menguat. Aku sudah hampir tak kuat lagi menahan desakan itu. Tubuhku kembali mengejang. Pantatku terangkat dan dengan merintih panjang aku mencapai puncak pendakian yang sangat melelahkan.

    Tubuhku terhempas di tempat kosong dan pandangan mataku makin nanar. Aku merasa betapa di saatsaat itu tubuh Pakdhe yang menindih perutku mulai bergetar. Mulutnya menggeram dahsyat dan pantatnya menekan kuatkuat menghunjamkan pistol gombyoknya ke dalam jepitan lubang kemaluanku. Tubuh Pakdhe berkejatkejat lalu aku merasa ada semprotan cairan hangat menyiram di dalam lubang kemaluanku. Ada rasa berdesir menyergapku saat semprotan itu menyembur ke liang rahimku. Tubuh Pakdhe tersentaksentak lalu ambruk di atas perutku.

    Sungguh melelahkan pergumulan di pagi itu. Akhirnya aku tertidur karena terlalu lelah. Pagi itu Pakdhe benarbenar melampiaskan seluruh hasratnya pada tubuhku. Dari pagi hingga malam aku tidak dibiarkannya mengenakan pakaian utuh. Aku disetubuhi berkalikali hari itu hingga selangkanganku terasa ngilu karena digenjot Pakdhe.

    Sejak kepergian Mbak Ningsih aku menjadi pelampiasan napsu Pakdhe. Minimal satu kali dalam satu minggu Pakdhe pasti minta jatah dariku. Selama tiga tahun aku menjadi budak napsu pistol gombyok Pakdhe hingga aku lulus SMU.

    Tiga tahun aku harus menjalani kehidupan sebagai sasaran tembak pistol gombyok Pakdhe. Ternyata hal seperti itu dialami juga oleh Mbak Ningsih. Dia bercerita kalau dulu pertama kali diperawani Pakdhe dirinya tidak sadar. Untuk selanjutnya ia juga diancam tidak akan dibiayai sekolah dan diusir kalau tidak mau memenuhi keinginan Pakdhe.

    Lalu setelah aku lulus, atas kebaikan Mbak Ningsih aku kuliah di salah satu PTS di kota Solo. Untuk menambah biaya karena tidak ingin terlalu memberatkan Mbak Ningsih aku terjun ke dunia pelacuran. Ya.. Akhirnya aku menjadi pelacur untuk membiayai kuliahku. Aku berjanji akan berhenti dari dunia ini setelah aku mempunyai cukup bekal.

  • Nafsu Tinggi Birahi Seksku

    Nafsu Tinggi Birahi Seksku


    2360 views

    Duniabola99.com – Perjalanan Bisnis ke Surabaya sebenarnya sungguh menyenangkan, karena akan ketemu dengan sobat lama yang sudah lama kutinggalkan, sayangnya suamiku Hendra tidak bisa menemaniku karena kesibukannya.

    Dengan ditemani Andi, salah satu seorang kepercayaanku, kami terbang dengan flight sore supaya bisa istirahat dan besok bisa meeting dalam keadaan fresh dan tidak loyo karena harus bangun pagi pagi, mengingat meeting besok aku perkirakan akan berlangsung cukup alot karena menyangkut negosiasi dan kontrak, disamping itu meeting dengan Pak Reza, calon clien, jadwalnya jam 10:00 pagi.

    Pukul 19:00 kami check in di Sheraton Hotel, setelah menyelesaikan administrasinya kami langsung masuk ke kamar masing masing untuk istirahat.

    Kurendam tubuhku di bathtub dengan air hangat untuk melepas rasa penat setelah seharian meeting di kantor menyiapkan bahan meeting untuk besok. Cukup lama aku di kamar mandi hingga kudengar HP ku berdering, tapi tak kuperhatikan, paling juga suamiku yang lagi kesepian di rumah, pikirku.

    Usai merendam diri, kukeringkan tubuhku dengan handuk menuju ke kamar. Kukenakan pakaian santai, celana jeans straight dan kaos ketat full press body tanpa lengan hingga lekuk tubuhku tercetak jelas, kupandangi penampilanku di kaca, dadaku kelihatan padat dan menantang, cukup attraktif, di umurku yang 32 tahun pasti orang akan mengira aku masih berumur sekitar 27 tahun.

    Kutelepon ke rumah dan HP suamiku, tapi keduanya tidak ada yang jawab, lalu kuhubungi kamar Andi yang nginap tepat di sebelah, idem ditto. Aku teringat miss call di HP-ku, ternyata si Rio, gigolo langgananku di Jakarta, kuhubungi dia.

    “hallo sayang, tadi telepon ya” sapaku
    “mbak Lily, ketemu yok, aku udah kangen nih, kita pesta yok, ntar aku yang nyiapin pesertanya, pasti oke deh mbak” suara dari ujung merajuk
    “pesta apaan?”
    “pesta asik deh, dijamin puas, Mbak Cuma sediakan tempatnya saja, lainnya serahkan ke Rio, pasti beres, aku jamin mbak” bujuknya
    “emang berapa orang” tanyaku penasaran
    “rencanaku sih aku dengan dua temanku, lainnya terserah mbak, jaminan kepuasannya Rio deh mbak”
    “asik juga sih, sayang aku lagi di Surabaya nih, bagaimana kalo sekembalinya aku nanti”
    “wah sayang juga sih mbak, aku lagi kangen sekarang nih”
    “simpan saja dulu ya sayang, ntar pasti aku kabari sekembaliku nanti”
    “baiklah mbak, jangan lupa ya”
    “aku nggak akan lupa kok sayang, eh kamu punya teman di Surabaya nggak?” tanyaku ketika tiba tiba kurasakan gairahku naik mendengar rencana pestanya Rio.
    “Nah kan bikin pesta di Surabaya” ada nada kecewa di suaranya
    “gimana punya nggak, aku perlu malam ini saja”
    “ada sih, biar dia hubungi Mbak nanti, nginapnya dimana sih?”
    “kamu tahu kan seleraku, jangan asal ngasih ntar aku kecewa”
    “garansi deh mbak”

    Kumatikan HP setelah memberitahukan hotel dan kamarku, lalu aku ke lobby sendirian, masih sore, pikirku setelah melihat jam tanganku masih pukul 21:00 tapi cukup telat untuk makan malam.

    Cukup banyak tamu yang makan malam, kuambil meja agak pojok menghadap ke pintu sehingga aku bisa mengamati tamu yang masuk. Ketika menunggu pesanan makanan aku melihat Pak Reza sedang makan bersama seorang temannya, maka kuhampiri dan kusapa dia.

    “malam Bapak, apa kabar?” sapaku sambil menyalami dia
    “eh Mbak Lily, kapan datang, kenalin ini Pak Edwin buyer kita yang akan meng-export barang kita ke Cina” sambut Pak Reza, aku menyalami Pak Edwin dengan hangat.
    “silahkan duduk, gabung saja dengan kami, biar lebih rame, siapa tahu kita tak perlu lagi meeting besok” kelakar Pak Edwin dengan ramah.
    “terima kasih Pak, wah kebetulan kita bertemu di sini, kan aku nginap di hotel ini” jawabku lalu duduk bergabung dengan mereka.

    Kami pun bercakap ringan sambil makan malam, hingga aku tahu kalau Pak Edwin dan Pak Reza ternyata sobat lama yang selalu berbagi dalam suka dan duka, meskipun kelihatannya Pak Reza lebih tua, menurut taksiranku sekitar 45 tahun, sementara Pak Edwin, seorang chinesse, mungkin usianya tidak lebih dari 40 tahun, maximum 37 tahun perkiraanku. Setelah selesai makan malam, aku pesan red wine kesukaanku, sementara mereka memesan minuman lain yang aku tidak terlalu perhatikan.

    “Bagaimana dengan besok, everything is oke?” Tanya Pak Reza
    “Untuk Bapak aku siapkan yang spesial, kalau tahu bapak ada disini pasti kubawa proposalku tadi” kelakarku sambil tersenyum melirik Pak Edwin, si cina ganteng itu.

    Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 22:30, cukup lama juga kita ngobrol dan entah sudah berapa gelas red wine yang sudah meluncur membasahi tenggorokanku hingga kepalaku agak berat, tak pernah aku minum wine sebanyak ini, pengaruh alcohol sepertinya sudah menyerangku. Tamu sudah tidak banyak lagi disekitar kami. Kupanggil waitres untuk menyelesaikan pembayaran yang di charge ke kamarku.

    Kamipun beranjak hendak pulang ketika tiba tiba kepalaku terasa berat dan badanku terhuyung ke Pak Edwin, Pak Reza sudah duluan pergi ketika Pak Edwin memeluk dan membimbingku ke lift menuju kamar, aku sendiri sudah diantara sadar dan tidak, ketika Pak Edwin mengambil tas tanganku dan mengambil kunci kamar lalu membukanya.
    Dengan hati hati Pak Edwin merebahkan tubuhku di ranjang, dilepasnya sepatu hak tinggiku dan perlahan membetulkan posisi tubuhku, aku sudah tak ingat selanjutnya.

    Kesadaranku tiba tiba timbul ketika kurasakan dadaku sesak dan ada kegelian bercampur nikmat di antara putingku, kubuka mataku dengan berat dan ternyata Pak Edwin sedang menindih tubuhku sambil mengulumi kedua putingku secara bergantian, tubuhku sudah telanjang, entah kapan dia melepasnya begitu juga Pak Edwin yang hanya memakai celana dalam.

    Bukannya berontak setelah kesadaranku timbul tapi malah mendesah kenikmatan, kuremas rambut kepala Pak Edwin yang masih bermain di kedua buah dadaku. Tangannya mulai mempermainkan selangkanganku, entah kapan dia mulai menjamah tubuhku tapi kurasakan vaginaku sudah basah, aku Cuma mendesah desah dalam kenikmatan.

    “sshh.. eehh.. eegghh” desahku membuat Pak Edwin makin bergairah, dia kemudian mencium bibirku dan kubalas dengan penuh gairah.

    Kuraba selangkangannya dan kudapati tonjolan mengeras di balik celananya, cukup besar pikirku. Sambil berciuman, kubuka celana dalamnya. Dia menghentikan ciumannya untuk melepas hingga telanjang, ternyata penisnya yang tegang tidak sedasyat yang aku bayangkan, meski diameternya besar tapi tidak terlalu panjang, paling sepanjang genggamanku, dan lagi belum disunat, ada rasa sedikit kecewa di hatiku, tapi tak kutunjukkan.

    Dia kembali menindih tubuhku, diciuminya leherku sambil mempermainkan lidahnya sepanjang leher dan pundakku, lalu turun dan berputar putar di buah dadaku, putingku tak lepas dari jilatannya yang ganas, jilatannya lalu beralih ke perut terus ke paha dan mempermainkan lututku, ternyata jilatan di lutut yang tak pernah kualami menimbulkan kenikmatan tersendiri. Daerah selangkangan adalah terminal terakhir dari lidahnya, dia mempermainkan klitoris dan bibir vaginaku sambil jari tangannya mulai mengocok vaginaku.

    “sshh.. eegghh.. eehhmm.. ya Pak..truss Pak” desahku merasakan kenikmatan dari jilatan dan kocokan jari Pak Edwin.

    Pak Edwin kembali ke atasku, kakinya dikangkangkan di dadaku sambil menyodorkan penisnya, biasanya aku tak mau mengulum penis pada kesempatan pertama, tapi kali ini entah karena masih terrpengaruh alcohol atau karena aku terlalu terangsang, maka kuterima saja penisnya di mulutku. Kupermainkan ujung kepalanya dengan lidah lalu turun ke batang penis, kemudian tak lupa kantung bolanya dan terakhir kumasukkan penis itu ke dalam mulutku, cukup kesulitan juga aku mengulum penisnya karena batang itu memang besar.

    Dia mengocok mulutku dengan penisnya selama beberapa saat, cukup kewalahan juga aku menghadapi kocokannya untung, tidak berlangsung lama. Pak Edwin kembali berada diantara kakiku, disapukannya penisnya ke bibir vaginaku lalu mendorong tanpa kesulitan berarti hingga melesaklah penis itu ke vaginaku semua, aku merasa masih banyak ruang kosong di bagian dalam vaginaku meski di bagian luarnya terasa penuh oleh besarnya batang penis Pak Edwin.

    “ehh.. sshh.. eeghghgh” aku mulai mendesah ketika Pak Edwin mulai mengocokkan penisnya, dengan cepat dia mengocokku seperti piston pada mesin mobil yang tancap gas, ada perbedaan rasa atas kocokan pada penis yang tidak disunat itu, gesekan pada dinding vaginaku kurang greger, tapi tak mengurangi kenikmatan malahan menambah pengalaman, tanpa ampun pantatnya turun naik di atas tubuhku sambil menciumi leher jenjangku, kurasakan kenikmatan dari kocokannya dan kegelian di leherku.

    Pak Edwin menaikkan tubuhnya dan bertumpu pada lutut dia mengocokku, dengan posisi seperti ini aku bisa melihat expresi wajahnya yang kemerahan dibakar nafsu, tampak sekali rona merah diwajahnya karena kulitnya yang putih tipikal orang cina, wajah gantengnya bersemu kemerahan. Kutarik wajahnya dan kucium bibirnya karena gemas, kocokannya makin cepat dan keras, keringat sudah membasahi tubuhnya meski belum terlalu lama kami bercinta. Kugoyangkan pantatku mengimbangi gerakannya, ternyata itu membuat dia melambung ke atas dan menyemprotlah spermanya di vaginaku, kepala penisnya kurasakan membesar dan menekan dinding vaginaku, denyutnya sampai terasa di bibir vaginaku, lalu dia terkulai lemas setelah menyemprotkan spermanya hingga habis.

    Agak kecewa juga aku dibuatnya karena aku bahkan belum sempat merasakan sensasi yang lebih tinggi, terlalu cepat bagiku, tak lebih dari sepuluh menit.

    “sorry aku duluan” bisiknya di telingaku sambil tubuhnya ditengkurapkan di atas tubuhku.
    “nggak apa kok, ntar lagi” kataku menghibur diri sendiri, kudorong tubuhnya dan dia rebah disampingku, dipeluknya tubuhku, dengan tetap telanjang kami berpelukan, napasnya masih menderu deru.

    Aku berdiri mengambil Marlboro putih dari tas tanganku, kunyalakan dan kuhisap dalam dalam dan kuhembuskan dengan keras untuk menutup kekesalan diriku.

    “I need another kontol” pikirku kalut

    Kulihat di HP ada SMS dari Rio dengan pesan “namanya Rino, akan menghubungi mbak, dari Rio”
    Jarum jam sudah menunjukkan 23:20, berarti cukup lama aku tadi tidak sadarkan diri sampai akhirnya “dibangunkan” Pak Edwin, kulihat Pak Edwin sudah terlelap kecapekan, kupandangi dia, dengan postur tubuh yang cukup atletis dan wajah yang ganteng sungguh sayang dia tidak bisa bertahan lama, pikirku.

    Kunyalakan Marlboro kedua untuk menurunkan birahiku yang masih tinggi setelah setelah mendapat rangsangan yang tak tuntas, lalu kucuci vaginaku dari sperma Edwin, kalau tidak ingat menjaga wibawa seorang boss, sudah kuminta si Andi menemaniku malam ini, tapi ketepis angan itu karena akan merusak hubungan kerjaku dengannya.
    Kulayangkan pandanganku keluar, gemerlap lampu Kota Surabaya masih kukenali meski sudah bertahun tahun kutinggalkan. Kalau tidak ada Pak Edwin mungkin sudah kuhubungi Rio untuk segera mengirim Rino kemari, tapi aku jadi nggak enak sama dia.

    Ketika akan kunyalakan batang rokok ketiga, kudengar bel pintu berbunyi, agak kaget juga ada tamu malam malam begini, kuintip dari lubang intip di pintu, berdiri sosok laki laki tegap dengan wajah ganteng seganteng Antonio Banderas, maka kukenakan piyama dan kubuka pintu tanpa melepaskan rantai pengamannya.

    “mbak Lily? saya Rino temannya Rio” sapanya

    Agak bingung juga aku, disatu sisi aku membutuhkannya apalagi dengan penampilan dia yang begitu sexy sementara di sisi lain masih ada Pak Edwin di ranjang.

    “Sebentar ya” kataku menutup pintu kembali, terus terang aku nggak tahu bagaimana menentukan sikap, sebenarnya aku nggak keberatan melayani mereka berdua malah itu yang aku harapkan tapi bagaimana dengan Pak Edwin, rekanan bisnis yang baru beberapa jam yang lalu aku kenal, tentu aku harus menjaga citraku sebagai seorang bisnis women professional, aku bingung memikirkannya.
    “kudengar ada bel pintu, ada tamu kali” kata Pak Edwin dari ranjang
    “eh..anu..enggak kok Pak” jawabku kaget agak terbata
    “jangan panggil Pak kalau suasana begini, apalagi dengan apa yang baru saja terjadi, panggil Edwin atau Koh Edwin saja, toh hanya beberapa tahun lebih tua”
    “iya teman lama, nggak penting sih, tapi kalau bapak keberatan aku suruh dia pulang biar besok dia kesini lagi” kataku
    “ah nggak pa pa kok, santai saja” jawabnya ringan.

    Aku kembali membuka pintu tapi aku yang keluar menemui dia di depan pintu, kini kulihat jelas postur tubuhnya yang tinggi dan atletis, usia paling banter 26 tahun, makin membuat aku kepanasan.

    “di dalam ada rekanku, bilang aja kamu teman lama dan apapun yang terjadi nanti suka atau nggak suka kamu harus terima bahkan kalau aku memintamu untuk pulang tanpa melakukan apa apa kamu harus nurut, besok aku telepon lagi, aku mohon pengertianmu” kataku pada Rino tegas.
    “Nggak apa mbak, aku ikuti saja permainan Mbak Lily, aku percaya sama Rio dan aku orangnya easy going kok mbak, pandai membawa diri” katanya lalu kupersilahkan masuk.

    Kulihat Edwin masih berbaring di ranjang dengan bertutupkan selimut. Aku jadi canggung diantara dua laki laki yang baru kukenal ini sampai lupa mengenalkan mereka berdua, basa basi kutawari Rino minuman, tiba tiba Edwin bangkit dari ranjang dan dengan tetap telanjang dia ke kamar mandi. Aku kaget lalu melihat ke Rino yang hanya dibalas dengan senyuman nakal.

    “wah ngganggu nih” celetuk Rino
    “ah enggak udah selesai kok”jawabku singkat
    “baru akan mulai lagi, kamu boleh tinggal atau ikutan atau pergi terserah kamu, tapi itu tergantung sama Lily” teriak Edwin dari kamar mandi, entah basa basi atau bercanda atau serius aku nggak tau.
    “Rio udah cerita sama aku mengenai mbak” bisik Rino pelan supaya tidak terdengar Edwin.

    Edwin keluar dari kamar mandi dengan tetap telanjang, dia mendekatiku menarikku dalam pelukannya lalu mencium bibirku, tanpa mempedulikan keberadaan Rino dia melorotkan piyamaku hingga aku telanjang di depan mereka berdua. Kami kembali berpelukan dan berciuman, tangan Edwin mulai menjamah buah dadaku, meraba raba dan meremasnya. Ciumannya turun ke leherku hingga aku mendongak kegelian, kemudian Edwin mengulum putingku secara bergantian, kuremas remas rambutnya yang terbenam di kedua buah dadaku.

    Kulihat Rino masih tetap duduk di kursi, entah kapan dia melepas baju tapi kini dia hanya mengenakan celana dalam mini merahnya, benjolan dibaliknya sungguh besar seakan celana dalamnya tak mampu menampung kebesarannya.

    Badannya begitu atletis tanpa lemak di perut menambah ke-sexy-annya. Melihat potongan tubuhnya berahiku menjadi cepat naik disamping rangsangan dan serbuan dari Edwin di seluruh tubuhku, kupejamkan mataku sambil menikmati cumbuan Edwin.

    Ketika jilatan Edwin mencapai selangkanganku, kuraskan pelukan dan rabaan di kedua buah dadaku dari belakang, kubuka mataku ternyata Edwin sedang sibuk di selangkanganku dan Rino berada di belakangku. Sambil meraba raba Rino menciumi tengkuk dan menjilati telingaku membuat aku menggelinjang kegelian mendapat rangsangan atas bawah depan belakang secara bersamaan, terutama yang dari Rino lebih menarik konsentrasiku.

    Mereka merebahkan tubuhku di ranjang, Edwin tetap berkutat di vaginaku sementara Rino beralih mengulum putingku dari kiri ke kanan. Kugapai penis Rino yang menegang, agak kaget juga mendapati kenyataan bahwa penisnya lebih panjang, hampir dua kali punya Edwin meski batangnya tidak sebesar dia, tapi bentuknya yang lurus ke depan dan kepalanya yang besar membuat aku semakin ingin cepat menikmatinya, kukocok kocok untuk mendapatkan ketegangan maximum dari penisnya.
    Edwin membalikkan tubuhku dan memintaku pada posisi doggie, Rino secara otomatis menempatkan dirinya di depanku hingga posisi penisnya tepat menghadap ke mukaku persisnya ke mulutku.

    Untuk kedua kalinya Edwin melesakkan penisnya ke vaginaku dan langsung menyodok dengan keras hingga penis Rino menyentuh pipiku. Kuremas penis itu ketika Edwin dengan gairahnya mengobok obok vaginaku. Tanpa sadar karena terpengaruh kenikmatan yang diberikan Edwin, kujilati Penis Rino dalam genggamanku dan akhirnya kukulum juga ketika Edwin menghentakkan tubuhnya ke pantatku, meski tidak sampai menyentuh dinding terdalam vaginaku tapi kurasakan kenikmatan demi kenikmatan pada setiap kocokannya.

    Kukulum penis Rino dengan gairah segairah kocokan Edwin padaku, Rino memegang kepalaku dan menekan dalam dalam sehingga penisnya masuk lebih dalam ke mulutku meski tidak semuanya tertanam di dalam. Sambil mengocok tangan Edwin meraba raba punggungku hingga ke dadaku, sementara Rino tak pernah memberiku peluang untuk melepaskan penisnya dari mulutku.

    “eegghhmm.. eegghh” desahku dari hidung karena mulutku tersumbat penis Edwin.

    Tak lama kemudian Edwin menghentikan kocokannya dan mengeluakan penisnya dari vaginaku meski belum kurasakan orgasmenya, Rino lalu menggantikan posisi Edwin, dengan mudahnya dia melesakkan penisnya hingga masuk semua karena memang batangnya lebih kecil dari penis Edwin, kini ini kurasakan dinding bagian dalam vaginaku tersentuh, ada perasaan menggelitik ketika penis Rino menyentuhnya. Dia langsung mengocok perlahan dengan penuh perasaan seakan menikmatai gesekan demi gesekan, makin lama makin cepat, tangannya memegang pinggangku dan menariknya berlawanan dengan gerakan tubuhnya sehingga penisnya makin masuk ke dalam mengisi rongga vaginaku yang tidak berhasil terisi oleh penis Edwin.

    Ada kenikmatan yang berbeda antara Edwin dan Rino tapi keduanya menghasilkan sensasi yang luar biasa padaku saat ini. Cukup lama Rino menyodokku dari belakang, Edwin entah kemana dia tidak ada di depanku, mungkin dia meredakan nafsunya supaya tidak orgasme duluan.

    Rino lalu membalikku, kini aku telentang di depannya, ditindihnya tubuhku dengan tubuh sexy-nya lalu kembali dia memasukkan penisnya, dengan sekali dorong amblaslah tertelan vaginaku, dengan cepat dan keras dia mengocokku, penisnya yang keras dengan kepala besar seakan mengaduk aduk isi vaginaku, aku mendesah tak tertahan merasakan kenikmatan yang kudapat.

    “eehh..yess..fuck me hard..yess” desahku mulai ngaco menerima gerakan Rino yang eksotik itu.

    Sambil mendesah kupandangi wajah tampan Antonio Banderas-nya yang menurut taksiranku tidak lebih dari 26 tahun, membuat aku makin kelojotan dan tergila gila dibuatnya. Kulihat Edwin berdiri di samping Rino, tatapan mataku tertuju pada penisnya yang terbungkus kondom yang menurutku aneh, ada asesoris di pangkal kondom itu, sepertinya ada kepala lagi di pangkal penisnya. Kulihat dia dan dia membalas tatapanku dengan pandangan dan senyum nakal.

    Ditepuknya pundak Rino sebagai isyarat, agak kecewa juga ketika Rino menarik keluar penisnya disaat saat aku menikmatinya dengan penuh nafsu. Tapi kekecewaan itu tak berlangsung lama ketika Edwin menggantikan posisinya, begitu penisnya mulai melesak masuk kedalam tak kurasakan perbedaannya dari sebelumnya tapi begitu penisnya masuk semua mulailah efek dari kondom berkepala itu kurasakan, ternyata kepala kondom itu langsung menggesek gesek klitorisku saat Edwin menghunjam tajam ke vaginaku, klitorisku seperti di gelitik gelitik saat Edwin mengocok vaginaku, suatu pengalaman baru bagiku dan kurasakan kenikmatan yang aneh tapi begitu penuh gairah.

    Edwin merasakan kemenangan ketika tubuhku menggelinjang menikmati sensasinya. Rino kembali mengulum putingku dari satu ke satunya, lalu tubuhnya naik ke atas tubuhku dan mekangkangkan kakinya di kepalaku, disodorkannya penisnya ke mulutku, aku tak bisa menolak karena posisinya tepat mengarah ke mulut, kucium aroma vaginaku masih menempel di penisnya, langsung kubuka mulutku menerima penis itu. Sementara kocokan Edwin di vaginaku makin menggila, kenikmatannya tak terkirakan, tapi aku tak sempat mendesah karena disibukkan penis Rino yang keluar masuk mulutku. Aku menerima dua kocokan bersamaan di atas dan dibawah, membuatku kewalahan menerima kenikmatan ini.

    Setelah cukup lama mengocokku dengan kondom kepalanya, Edwin menarik keluar penisnya dan melepaskan kondomnya lalu dimasukkannya kembali ke vaginaku, tak lama kemudian kurasakan denyutan dari penis Edwin yang tertanam di vaginaku, denyutannya seakan memelarkan vaginaku karena terasa begitu membesar saat orgasme membuatku menyusul beberapa detik kemudian, dan kugapailah kenikmatan puncak dari permainan sex, kini aku bisa mendapatkan orgasme dari Edwin. Tahu bahwa Edwin telah mendapatkan kepuasannya, Rino beranjak menggantikan posisi Edwin, tapi itu tak lama, dia memintaku untuk di atas dan kuturuti permintaannya.

    Rino lalu telentang di sampingku, kunaiki tubuhnya dan kuatur tubuhku hingga penisnya bisa masuk ke vaginaku tanpa kesulitan berarti.

    Aku langsung mengocok penisnya dengan gerakan menaik turunkan pantatku, buah dadaku yang menggantung di depannya tak lepas dari jamahannya, diremasnya dengan penuh gairah seiring dengan kocokanku. Gerakan pinggangku mendapat perlawanan dari Rino, makin dia melawan makin dalam penisnya menancap di vagina dan makin tinggi kenikmatan yang kudapat. Karena gairahku belum turun banyak saat menggapai orgasme dengan Edwin, maka tak lama kemudian kugapai lagi orgasme berikutnya dari Rino, denyutanku seolah meremas remas penis Rino di vaginaku.

    “OUUGGHH.. yess.. yess.. yess” teriakku

    Rino yang belum mencapai puncaknya makin cepat mengocokku dari bawah, tubuhku ambruk di atas dadanya, sambil tetap mengocokku dia memeluk tubuhku dengan erat, kini aku Cuma bisa mendesah di dekat telinganya sambil sesekali kukulum. Tak berapa lama kemudian Rino pun mencapai puncaknya, kurasakan semprotan sperma dan denyutan yang keras di vaginaku terutama kepala penisnya yang membesar hingga mengisi semua vaginaku.

    “oouuhh..yess..I love it” teriakku saat merasakan orgasme dari Rino.

    Kurasakan delapan atau sembilan denyutan keras yang disusul denyutan lainnya yang melemah hingga menghilang dan lemaslah batang penis di vaginaku itu.
    Kami berpelukan beberapa saat, kucium bibirnya dan akupun berguling rebahan di sampingnya, Rino memiringkan tubuhnya menghadapku dan menumpangkan kaki kanannya di tubuhku sambil tangannya ditumpangkan di buah dadaku, kurasakan hembusan napasnya di telingaku.

    “mbak Lily sungguh hebat” bisiknya pelan di telingaku.

    Aku hanya memandangnya dan tersenyum penuh kepuasan. Cukup lama kami terdiam dalam keheningan, seolah merenung dan menikmati apa yang baru saja terjadi.

    Akhirnya kami dikagetkan bunyi “beep” satu kali dari jam tangan Rino yang berarti sudah jam 1 malam.

    “Rino, kamu nginap sini ya nemenin aku ya, Koh Edwin kalau nggak keberatan dan tidak ada yang marah di rumah kuminta ikut nemenin, gimana?” pintaku
    “Dengan senang hati” jawabnya gembira, Rino hanya mengangguk sambil mencium keningku.

    Kami bertiga rebahan di ranjang, kumiringkan tubuhku menghadap Edwin, kutumpangkan kaki kananku ke tubuhnya dan tanganku memeluk tubuhnya, sementara Rino memelukku dari belakang, tangannya memegang buah dadaku sementara kaki kanannya ditumpangkan ke pinggangku.Tak lama kemudian kami tertidur dalam kecapekan dan penuh kenangan, aku berada ditengah diantara dua laki laki yang baru kukenal beberapa jam yang lalu.

    Entah berapa lama kami tidur dengan posisi seperti itu ketika kurasakan ada sesuatu yang menggelitik vaginaku, kubuka mataku untuk menepis kantuk, ternyata Rino berusaha memasukkan penisnya ke vaginaku dari belakang dengan posisi seperti itu. Kuangkat sedikit kaki kananku untuk memberi kemudahan padanya, lalu kembali dia melesakkan penisnya ke vaginaku, aku masih tidak melepaskan pelukanku dari Edwin sementara Rino mulai mengocokku dari belakang dengan perlahan sambil meremas remas buah dadaku.

    Tanganku pindah ke penis Edwin dan mengocoknya hingga berdiri, tapi anehnya Edwin masih memejamkan matanya, sepuluh menit kemudian Rino kurasakan denyutan kuat dari penis Rino pertanda dia orgasme, tanpa menoleh ke Rino aku melanjutkan tidurku, tapi ternyata Edwin sudah bangun, dia memintaku menghadap ke Rino ganti dia yang mengocokku dari belakang seperti tadi sambil aku memeluk tubuh Rino dan memegangi penisnya yang sudah mulai melemas.

    Berbeda dengan kocokan Rino yang pelan pelan, Edwin melakukan kocokan dengan keras disertai remasan kuat di buah dadaku sampai sesekali aku menjerit dalam kenikmatan, cukup lama Edwin mengocokku hingga aku mengalami orgasme lagi beberapa detik sebelum dia mengalaminya, kemudian kami melanjutkan tidur yang terputus.

    Kami terbangun sekitar pukul delapan ketika telepon berbunyi, kuangkat dan ternyata dari Andi.

    “pagi bu, udah bangun?” tanyanya dari seberang
    “pagi juga Andi, untung kamu bangunin kalau tidak bisa ketinggalan meeting nih, oke kita ketemu di bawah pukul 9, tolong di atur tempat meetingnya, cari yang bagus” jawabku memberi perintah
    “beres bu” jawabnya
    “Edwin, aku ada meeting dengan Pak Reza jam 10, kamu bagaimana?” tanyaku
    “lho meetingnya kan juga sama sama aku” jawab Edwin
    “oh ya? dia tidak pernah cerita tuh, dia Cuma bilang meetingnya antara aku, dia dan satu orang lagi rekannya”
    “oke anyway, aku tak mau datang ke tempat meeting dengan pakaian yang sama dengan kemarin”
    “Ayo mandi lalu kita cari pakaian di bawah” kataku
    “Rino, kamu boleh tinggal disini atau pergi, tapi yang jelas aku nanti memerlukanmu setelah meeting” kataku sambil menuju ke kamar mandi menyusul Edwin yang mandi duluan.

    Kami berdua mandi dibawah pancuran air hangat, kami saling menyabuni satu sama lain, dia memelukku dari belakang sambil meremas remas buah dadaku dan menjilati telingaku, kuraih penisnya dan kukocok, tubuh kami yang masih berbusa sabun saling menggesek licin, ternyata membuatku lebih erotis dan terangsang. Tanpa menunggu lebih lama kuarahkan angkat kaki kananku dan mengarahkan penisnya ke vaginaku, dengan ketegangannya ditambah air sabun maka mudah baginya untuk masuk ke dalam, Edwin langsung menancapkan sedalam dia bisa. Pancuran air panas membasahi tubuh kami berdua lebih romantis rasanya, tapi itu tak berlangsung lama ketika Edwin menyemprotkan spermanya di dalam vaginaku, tidak banyak dan tidak kencang memang tapi cukuplah untuk memulai hari ini dengan dengan penuh gairah.

    Setelah mandi aku mengenakan pakaian kerja resmi, entah mengapa kupilih pakaian yang resmi tapi santai, mungkin karena terpengaruh perasaanku yang lagi bergairah maka tanpa bra kukenakan tank top dan kututup dengan blazer untuk menutupi putingku yang menonjol di balik tank top-ku, lalu kupadu dengan rok mini sehingga cukup kelihatan resmi, aku merasa sexy dibuatnya.

    Kutinggalkan amplop berisi uang di meja dan kucium Rino.

    “Kalau kamu mau mau keluar ada uang di meja, ambil saja ntar aku hubungi lagi, kalau mau tinggal up to you be my guest” bisikku yang dibalas ciuman dan remasan di buah dadaku.

    Pukul 9:15 kami keluar kamar, bersamaan dengan Andi keluar dari kamarnya tepat ketika aku keluar bersama Edwin dan Rino memberiku ciuman di depan pintu, dia menoleh ke arah kami tapi segera memalingkan wajahnya ke arah lain seolah tidak melihat, tapi aku yakin dia melihatnya.

    “Morning Andi” sapaku
    “eh morning Bu, ruang meeting sudah aku atur dan semua dokumen sudah saya siapkan, copy file-nya ada di laptop ibu” jawabnya memberi laporan ketika kami menuju lift.
    “Thanks Ndi” jawabku singkat.

    Kami bertiga terdiam di lift, aku yang biasanya banyak bicara mencairkan suasana jadi kaku dan salah tingkah, masih memikirkan apa yang ada di pikiran Andi bahwa aku keluar dari kamar dengan seorang laki laki dan ada laki laki lainnya di kamarku, ah persetan pikirku, saking kikuknya sampai aku lupa mengenalkan Edwin pada Andi. Dalam kebekuan kuamati Andi dari bayangan di cermin lift, baru kusadari kalau sebenarnya Andi mempunyai wajah tampan dan berwibawa, meski umurnya baru 27 tahun tapi ketegasan tampak di kerut wajahnya. Sedikit lebih tinggi dariku tapi karena aku pakai sepatu hak tinggi, maka kini aku lebih tinggi darinya, posturnya tubuhnya cukup proporsional karena dia sering cerita kalau fitness secara teratur 3 kali seminggu, aku baru sadar bahwa selama ini aku nggak pernah melihat Andi sebagai seorang laki laki, tapi lebih kepada pandangan seorang Bos ke anak buahnya.

    Diluar dugaan, Andi ternyata memergokiku saat mengamatinya, pandangan mata kami bertemu di pantulan cermin.

    “Ting”, untunglah lift terbuka, aku segera keluar menghindar dari pandangan Andi, kami langsung breakfast setelah terlebih dulu mencarikan Edwin pakaian dan dasi pengganti, meski Shopping Arcade masih belum buka karena terlalu pagi, tapi dengan sedikit paksaan akhirnya mereka mau juga melayani kami.
    “Eh Bu Lily, saya kok belum dikenalin dengan Mas ini” Tanya Edwin bersikap resmi, mengingatkanku akan kekonyolanku pagi ini.
    “Oh iya, Andi, ini Pak Edwin, clien dari Pak Reza yang akan menjual produk kita ke Cina yang berarti Clien kita juga, dan nanti Pak Edwin akan gabung dengan kita di meeting” kataku yang disambut uluran tangan Edwin ke Andi.
    “Pak Edwin, Andi ini salah satu orang kepercayaan saya, dialah yang in charge nanti, meski baru dua tahun ikut saya tapi naluri bisnisnya boleh di uji” lanjutku memuji Andi, itu biasa kulakukan untuk memperbesar rasa percaya diri anak buah sekaligus supaya
    clien lebih confident.

    Ini adalah breakfast terlama yang pernah aku alami, serba salah tingkah dan yang pasti aku tak berani memandang Andi, entah mengapa. Untunglah Edwin bisa mencairkan suasana bengan berbagai joke-nya.

    Bertiga kami masuk ke ruang meeting yang sudah di booking Andi, ternyata cukup nyaman suasananya, tidak seperti ruang meeting biasa yang kaku dan menjemukan, tapi lebih terkesan bernuansa santai tapi serius, Meeting table bulat dengan dikelilingi 6 kursi putar, sementara dipojokan ada sofa dan meja kecil, di ujung yang lain terdapat tea set lengkap dengan electric kettle.

    Aku dan Andi duduk bersebelahan menyiapkan dokumen di meja, kuletakkan laptop di depanku, Pak Edwin duduk di sebelah kiriku.

    “Ndi tolong nyalakan laptop, aku ke toilet sebentar” kataku sambil meninggalkan mereka berdua. Kuhabiskan sebatang
    Marlboro di toilet untuk menghilangkan keteganganku dan kurapikan baju dan make up ku.

    Pak Reza sudah berada di ruangan ditemani dengan wanita yang muda dan cantik ketika aku kembali ke ruangan meeting.

    “Pagi Pak Reza, pagi Bu” sapaku sambil menyalami mereka berdua
    “Pagi juga Mbak Lily, anda kelihatan cantik pagi ini” kata Pak Reza
    “emang selama ini nggak cantik” jawabku
    “Lily” sapaku pada wanita di samping Pak Reza sambil mengulurkan tangan
    “Lisa” jawabnya sambil tersenyum manis
    “bukan begitu, tapi pagi ini lebih cantik dan cerah”
    “Oh Mbak Lisa, selama ini kita hanya bertemu lewat telepon dan faximile” kataku lagi
    “dan sekarang inilah dia orangnya” lanjut Pak Reza.

    Ternyata Andi belum menyalakan laptopku, agak marah juga aku melihat dia tidak melaksanakan perintahku, maka dengan mata melotot ke arahnya kuambil kembali laptopku dari hadapannya lalu kunyalakan. Betapa terkejutnya aku ketika laptop itu menyala, tampak di monitor laptopku seorang wanita sedang telentang menerima kocokan di vaginanya sementara mulutnya mengulum penis kedua dan tangan satunya memegang penis ketiga, aku baru tersadar kalau sebelum berangkat dari kantor kemarin sempat membuka koleksi pic yang ada laptop-ku dan karena buru buru mungkin saat mematikan laptop bukan “shut down” yang aku pilih tapi “stand by”. Mukaku merah dibuatnya, untung tak ada yang memperhatikan, langsung aku “re-booting”, kulirik Andi tapi dia menyiapkan document dan tidak memperhatikanku, pantesan dia langsung mematikannya, pikirku. Aku jadi lebih salah tingkah lagi terhadap Andi, tapi segera aku kembali konsentrasi untuk meeting ini.

    Meeting dimulai dengan presentasi Andi dan dilakukan tanya jawab, justru yang banyak bertanya adalah Lisa dan itu dilayani dengan cekatan oleh Andi, sementara aku Cuma kadang kadang saja menguatkan pendapat Andi atau membantunya membuat keputusan untuk menerima atau klarifikasi, hal ini kulakukan untuk lebih meyakinkan Lisa maupun Pak Reza disamping untuk memperbesar rasa percaya diri pada Andi. Cukup alot juga pembicaraan antara mereka berdua, tapi aku tak mau mencampuri sebelum dia benar benar kepepet. Aku kagum sama Lisa yang cantik tapi piawai dalam negosiasi.

    Setelah masalah teknis dan kontrak selesai sampailah pada masalah harga dan itu adalah tugasku dengan Pak Reza, dengan beberapa alternatif harga yang aku tawarkan akhirnya dicapailah kesepakatan.

    “Ndi, kamu revisi dan di print di Business Center supaya bisa ditandatangani sekarang juga, jangan lupa materei-nya” perintahku
    “baik bu”jawabnya lalu dia keluar sambil membawa laptopku dokumen dokumen yang diperlukan.

    Kupesan champagne merayakan kerja sama ini ketika Andi sudah meninggalkan ruangan.

    “Selamat Mbak Lily semoga sukses dengan kerja sama kita ini” Pak Edwin menyalamiku sambil mencium kedua pipiku.

    Aku menyalami lalu memeluk Lisa dan menempelkan pipiku padanya.

    “Anda begitu hebat dalam negosiasi” kataku

    Tanpa kuduga dia menjawab berbisik di telingaku.

    “terima kasih, Pak Reza tahu lho apa yang terjadi tadi malam di tempat Ibu”
    “oh ya? apa itu”jawabku kaget
    “Pak Edwin menginap di tempat mbak” katanya pelan mengagetkanku
    “dan satu orang cowok lagi” lanjutnya

    Kulepas pelukannya dan kupandangi Lisa yang masih kelihatan polos itu, lalu pandanganku beralih ke Edwin sebagai protes, tapi dia hanya mengerutkan kening dan mengangkat bahu saja sambil senyum.
    Tak sempat terbengong lebih lama, Pak Reza menyalamiku

    “Selamat atas kerja sama kita” katanya sambil menyalamiku dan tak kusangka sangka dia menarik tubuhku ke pelukannya
    “I know what you did last night” katanya sambil mempererat pelukannya dan mengelus elus punggungku.

    Aku masih tertegun tak merespon ucapan maupun tindakan Pak Reza, tapi kurasakan buah dadaku tergencet di dadanya saat dia memelukku erat.

    “Pak Reza banyak orang, malu ah” jawabku pelan
    “banyak orang? ini kan kita kita juga” jawabnya tanpa melepas pelukannya tapi malah meremas pantatku

    Kulirik Pak Edwin, dia hanya bediri di pojok melihat kami, sementara Lisa malah mendekat ke Pak Edwin.

    “Mari kita rayakan kerja sama ini dengan penuh persahabatan” bisiknya sambil mencium pipi dan bibirku bersamaan dengan tangannya menyingkap rok miniku hingga ke pinggang, aku yakin Lisa maupun Edwin bisa melihat celana dalam model “Thong” yang hanya terdapat penutup segitiga kecil di depan, hingga pasti mereka sudah melihat pantatku.

    Ciuman Pak Reza sudah sampai di leherku, dilepasnya blazer yang menutupi bagian luarku hingga tampak tank top pink yang kukenakan dibaliknya. Dengan hanya mengenakan tank top, maka tampaklah putingku yang menonjol di baliknya.

    Sebenarnya aku bisa saja menolak cumbuan Pak Reza kalau mau, tapi melihat pandangan Pak Reza yang penuh wibawa dan wajahnya yang galak tegas membuat aku takluk dalam pelukan dan ciumannya. Bukan ketakutan masalah bisnis, aku yakin sebagai seorang professional dia bisa membedakan antara bisnis dan pribadi, tapi memang pada dasarnya aku juga mau dicumbunya.

    Kulihat Pak Edwin sudah berciuman dengan Lisa sementara tangannya meremas remas buah dada Lisa yang montok itu.
    Pak Reza lalu menelentangkan tubuhku di atas meja meeting, disingkapkan rokku dan dari celah celana dalam mini dia mulai menciumi dan menjilati vaginaku dengan gairahnya.

    Tiba tiba kami dikagetkan ketukan di pintu, segera aku berdiri dan membetulkan rok miniku dan kuambil blazerku, tapi Pak Reza memberi tanda supaya nggak usah dipakai.

    Lisa membuka pintu, ternyata room boy yang mengantar champagne pesananku, Lisa menerima dan menyelesaikan pembayarannya ke kamarku dan dia minta supaya di depan pintu diberi tanda “DO NOT DISTURB”, setelah mengunci pintu Lisa membuka dan menuangkan untuk kami.

    Pak Reza tak mau kehilangan waktu, begitu pintu ditutup, dia kembali memelukku lalu menurunkan tali tank top ku hingga ke tangan, setelah meremas remas sambil mencium leherku, ditariknya tank topku hingga ke perut, maka terpampanglah buah dadaku di depan semua orang.

    “wow, very nice breast, begitu kencang, I love it” komentar Pak Reza lalu kepalanya dibenamkan di antara kedua bukit itu sambil tangannya meremas remasnya.

    Ciumannya dengan cepat berpindah ke puncak bukit dan secara bergantian dia mengulum dari satu puncak ke puncak lainnya. Dengan cepat ciuman Pak Reza turun ke perut dan selangkanganku setelah terlebih dahulu melemparkan tank top ke Edwin dan kembali merebahkan aku di meja meeting, dijilatinya vaginaku dari balik celana dalamku.

    Edwin mendekatiku dari atas lalu mencium bibirku dan meremas buah dadaku kemudian mengulum putingnya, sementara jilatan Pak Reza makin menggila di vaginaku, tapi aku tak berani mendesah. Lisa sudah melepas blazernya hingga kelihatan buah dadanya yang montok menantang dibalik kaos you can see ketatnya, dia hanya duduk memperhatikan kami, tak seorangpun menyentuh champagne yang sudah kupesan, ternyata akulah yang menjadi santapan selamat, bukan champagne itu. Disaat aku lagi meregang dalam kenikmatan, kembali kami dikagetkan suara handle pintu dibuka, lalu berganti dengan ketukan.

    “Andi” teriakku panik aku tak ingin Andi melihatku dalam keadaan seperti ini, akan mengurangi wibawaku dimatanya.
    Kudorong kepala Pak Reza dengan halus, aku mencari tank top atau blazerku tapi terlambat, Lisa sudah membuka dengan hati hati pintu itu dan masuklan Andi dengan membawa laptop dan dokumen dokumennya sebelum aku sempat menutupi tubuh atasku.

    Kulihat wajah Andi melongo terkaget kaget melihat aku duduk di meja meeting dalam keadaan topless dan kaki di atas kursi, sementara Pak Reza masih jongkok di bawahku dan Edwin ada dibelakangku dengan bertelanjang dada.

    “eh ma..ma..maaf mengganggu” katanya lalu berbalik ke pintu, tapi Lisa segera menghalangi dan menutup kembali pintu itu.
    “Udah duduk saja di sini” jawab Lisa sambil menghalangi pintu itu dengan tubuhnya.
    “tapi..tapi ..tapi ini harus ditandatangani” jawabnya belum sadar dengan apa yang terjadi.
    “nggak ada tapi, tanda tangan mah gampang, sini aku Bantu” kata Lisa sambil mengambil dokumen dan laptop dari tangan Andi dan meletakkannya di meja pojok ruangan di samping champagne..
    “taruh di sini saja, kamu lihat sendiri kan mereka sedang sibuk” kata Lisa sambil menarik Andi duduk disebelahnya di sofa.

    Kulihat wajah Andi masih melongo kaget melihat bagaimana tingkah lakuku.

    “Sudah terlambat, persetan, apa yang terjadi terjadilah” pikirku dan kembali telentang di meja menuruti permintaan Pak Reza, dipelorotnya rok mini dan celana dalamku.

    Pada mulanya agak risih juga bertelanjang di depan Andi tapi selanjutnya sudah tak kuperhatikan lagi kehadiran Andi di ruangan itu ketika lidah Pak Reza dengan cantiknya kembali menggelitik klitorisku. Edwin membimbing tanganku dan dipegangkan ke penisnya yang sudah tegang, ternyata dia sudah mengeluarkan penisnya dari lubang resliting, tanpa menunggu lebih lama kukocok penis itu.

    Pak Reza melepas celana dalamku dan dilemparkannya ke arah Lisa dan Andi, ternyata Lisa sudah duduk di pangkuan Andi dan mereka sedang berciuman.

    Pak Reza menarikku duduk di tepi meja, ternyata dia masih berpakaian lengkap, kubantu melepaskan pakaiannya, lalu aku jongkok di depannya, kupelorotkan celananya, ternyata dia tidak memakai celana dalam, dan wow penisnya yang menegang membuatku terpesona, besar dengan guratan otot di batangnya menonjol dengan jelas.

    Segera kujilati kepala penisnya dan memasukkan kepala penisnya ke mulutku, kupermainkan dengan lidahku di dalam, tak tahan diperlakukan seperti itu, Pak Reza menaikkanku kembali duduk di meja, disapukannya kepala penis itu ke bibir vaginaku, pelan pelan mendorong hingga masuk semua lalu didiamkannya sejenak, maka melesaklah penis kedua di hari untuk vaginaku. Dia memandangku dengan penuh nafsu, mencium bibirku, lalu mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur mengocok vaginaku, tangannya meraba buah dadaku lalu wajahku dan jarinya dimasukkan ke mulutku, kukulum dan kupermainkan jarinya dengan lidahku.

    Pak Edwin mendekat lalu meremas remas buah dadaku, kuraih penisnya yang masih tegang nongol dari lubang resliting dan kukocok seirama kocokan Pak Reza.

    Kudengar desahan dari tempat lain, ternyata Lisa sudah semi telanjang di pangkuan Andi sedang mendapat kuluman dan remasan darinya di kedua putingnya, buah dada Lisa yang montok itu hampir menutup wajah Andi yang sedang terbenam di celah celahnya. Melihat hal itu, Pak Edwin meninggalkan kami menuju ke Lisa dan Andi, segera dia mengulum puting Lisa yang merah menantang berbagi dengan Andi, mendapat kuluman dari dua orang, Lisa sepertinya ingin teriak tapi ditahannya dengan menggigit jarinya.

    Setelah puas mengocokku dari depan sambil meremas remas buah dadaku, Pak Reza memintaku berbalik, maka aku berdiri membelakangi dia dan tubuhku membungkuk ke depan bertumpu pada meja, kaki kananku kunaikkan di kursi, Pak Reza kembali melesakkan penisnya di vaginaku, dia mengocok dengan kerasnya hingga meja meeting itu begoyang goyang. Dengan posisi seperti ini aku bisa melihat Lisa sedang duduk di sofa menerima jilatan Andi di vagina mengulum penis Pak Edwin yang berdiri di sampingnya.

    Kocokan Pak Reza serasa menggesek semua sisi dinding vaginaku, begitu nikmat hingga aku melayang dibuatnya, ingin aku menjerit karenanya tapi kutahan dengan menggigit bibirku.

    Terbuai oleh kenikmatan dari Pak Reza, tanpa kusadari ternyata Lisa, Andi dan Edwin ternyata sudah bergeser ke meja di dekatku hingga aku bisa melihat dengan jelas bagaimana Andi mempermainkan klitoris Lisa sambil mengocokkan jarinya, ternyata dia sudah mahir juga, batinku. Sementara Pak Edwin berada di antara aku dan Lisa, sambil mengulum puting Lisa dia meremas buah dadaku.

    Terkaget aku ketika melihat Andi mengusapkan penisnya di vagina Lisa, ternyata penis Andi begitu besar, sepertinya jauh lebih besar dari punya Pak Reza apalagi Pak Edwin, mungkin sama besar dengan punya suamiku tapi dengan bentuk yang melengkung ke atas membuatku ingin menikmatinya, itu adalah bentuk penis favoritku.

    Sepertinya dia kesulitan memasukkan penis besarnya ke vagina Lisa, berulang kali dia berusaha memasukkan tapi gagal meski vagina Lisa sudah basah, dicoba lagi dan dicoba lagi hingga berhasil meski hanya separuh, tapi Lisa sudah menggelinjang gelinjang entah kesakitan atau ke-enak-an. Kupegang tangannya dan dia meremasnya dengan kuat saat Andi berusaha mendorong lebih dalam, memasukkan mili demi mili penisnya ke dalam vagina Lisa. Sementara kocokan Pak Reza juga tak kalah nikmatnya, goyangannya semakin bervariasi menghunjam vaginaku dari berbagai arah dan gerakan. Tangan kami saling meremas dalam kenikmatan.

    Andi mulai mengocok Lisa dengan perlahan dan semakin lama semakin cepat, desah tertahan keluar dari hidung Lisa, dia kelojotan menerima kocokan Andi meskipun pelan menurutku, sambil meremas buah dada Lisa Andi mulai mempercepat dan menyodok dengan keras. Remasan tangan Lisa makin kencang, sekencang kocokan Andi padanya.

    “Aaauughh..eeghh..ss” teriak Lisa tak dapat menahan kenikmatan yang diberikan Andi.
    “sstt” bisikku sambil menutupkan tanganku ke mulutnya, meski aku sendiri sedang terbakar nafsu dan kenikmatan.

    Andi mengocok Lisa dengan penuh gairah nafsu, buah dada Lisa yang besar bergoyang goyang liar seiring dengan kocokannya, tapi segera dihentikan dengan kuluman Pak Edwin yang sepertinya nggak rela membiarkan buah dada itu bergoyang sendirian.

    Kokocakan Pak Reza sungguh bervariasi, baik kecepatan, arah maupun goyangannya, sungguh trampil dia dalam bercinta, membuatku panas dingin dibuatnya.

    Setelah puas mengocokku, Pak Reza menarik keluar penisnya, dan digantikan dengan Pak Edwin mengocokku. Aku berjongkok di kursi dan tanganku bersandarkan sandaran kursi hingga Pak Edwin mengocokku dengan doggie style dengan tetap menghadap ke Lisa dan Andi dan juga Pak Reza yang kini berdiri di sisi Andi menunggu giliran sambil meremas dan mengulum buah dada Lisa yang montok manantang itu menggantikan posisi Pak Edwin.

    Andi mengocok Lisa makin ganas, dengan satu kaki terangkat di pundaknya sedang satu kaki lagi dipegang tangannya dengan posisi terpentang pasti penis Andi melesak masuk ke vagina Lisa hingga menyentuh dinding terdalamnya, dengan disertai dorongan yang keras pasti Lisa sudah terbang ke awang awang kenikmatan.
    Andi lalu memiringkan tubuh Lisa hingga dia menghadap ke arahku, lalu dia kembali mengocoknya dengan keras, buah dada Lisa ikut bergoyang goyang seirama kocokan Andi. “gila hebat juga ini anak” batinku.

    Kocokan Pak Edwin tak terlalu kuperhatikan karena setelah mendapatkan Pak Reza punya Pak Edwin tidaklah terlalu berasa meski aku bisa menikmati sedikit kenikmatan yang berbeda, dengan melihat bagaimana Andi memperlakukan Lisa aku bisa dengan cepat bergairah kembali, maka kugoyangkan pantatku melawan gerakan Pak Edwin, secepat kocokan Andi pada Lisa, aku begitu horny dibuatnya, sambil berharap supaya Andi tidak orgasme di vagina Lisa terlebih dahulu supaya aku bisa menikmati semprotan pertamanya.

    Sambil menunggu giliran yang belum juga diberikan Andi, Pak Reza menggapai buah dadaku dan tangan satunya meremas buah dada Lisa yang lebih montok seolah hendak membandingkan, kedua tangannya meremas dua buah dada yang berlainan bentuk dan ukuran.

    Aku sudah khawatir cemas kalau ternyata Andi menyemprotkan spermanya di vagina Lisa terlebih dahulu, karena sudah cukup lama dia mengocokkan penisnya ke vagina Lisa, sudah setengah jam lebih.

    “gila kuat juga si Andi ini” batinku.

    Kini Andi mengocok Lisa dengan posisi doggie di atas kursi, meniru posisiku hingga kami saling berhadapan, buah dada Lisa yang besar menggantung dan bergoyang dengan indahnya ketika Andi mengocoknya, Pak Reza yang masih menunggu giliran dari Andi duduk di meja antara kami, hingga kami bisa mengulumnya secara bersamaan antara kuluman dan jilatan. Lisa mengulum maka aku menjilati sisanya begitu juga sebaliknya, dua lidah di satu penis.

    Mendapatkan perlakuan seperti itu dari dua wanita cantik seperti aku dan Lisa membuat Pak Reza merem melek, tangannya meremas rambutku juga rambut Lisa. Sepertinya Lisa sudah bisa merasakan nikmatnya penis Andi yang besar itu hingga dia bisa membagi konsentrasi dengan kuluman pada penis Pak Reza.

    Andi menghentikan kocokannya dan menyerahkan Lisa ke Bos-nya dan mereka bertukar tempat, Andi mengganti posisi pada mulut Lisa setelah terlebih dahulu memutar kursi Lisa menjauh dariku, kecewa juga aku dibuatnya karena tidak bisa menikmati penis Andi itu, ingin minta tapi masih ada perasaan segan atau gengsi. Masih bisa kulihat dengan lebih jelas betapa nikmatnya penis Andi itu hingga Lisa mengulum dengan ganasnya meski tak bisa memasukkan semuanya.

    Aku yakin Lisa kurang bisa menikmati Pak Reza setelah merasakan penis Andi. Kocokan Pak Edwin tidak kuperhatikan lagi, tapi aku lebih menikmati kuluman Lisa pada penis Andi itu meski Pak Edwin mulai melakukan variasi gerakannya, tangannya mengelus punggung dan buah dadaku, dia lalu memutar kursi hingga Aku dan Lisa berjejer, tapi Andi malah menggeser tubuhnya ke sisi lain malah menjauhiku.

    Pak Reza meremas buah dadaku sambil mengocok Lisa, sementara Pak Edwin meremas buah dada Lisa sambil mengocokku dan Andi meremas remas buah dada montok yang satunya dari sisi lainnya, kini Lisa mendapat servis dari tiga orang, sementara aku menginginkan Andi tapi dia selalu menghindariku sepertinya dia segan menyentuhku.

    “come on Andi, satu remasan atau satu kuluman saja darimu, I need you” jerit batinku tapi kembali rasa gengsi sebagai Bos terhadap dia masih tinggi. Andi berciuman dengan Lisa sambil tangannya tetap meremas buah dadanya, aku iri melihatnya, bahkan ketika Pak Reza dan Pak Edwin bertukar tempat, Andi tetap tak mau beranjak ke arahku. Kembali aku mendapat kocokan dari Pak Reza, oh much better than before, kurasakan kenikmatan kembali dari Pak Reza, ouh betapa nikmatnya sodokan dan kocokan beliau jauh lebih nikmat dibanding dengan Pak Edwin tadi, kini aku kembali tenggelam dalam kenikmatan birahi. Tapi itu tak berlangsung lama ketika Pak Reza dan Pak Edwin bertukaran tempat lagi, hingga tiga kali.

    Tak lama kemudian ketika Pak Reza sedang keras kerasnya menyodokku, kembali aku dibuat iri pada Lisa saat Pak Edwin dan Andi bertukar tempat, Lisa sudah mendapat kocokan Andi untuk kedua kalinya, kepalanya mendongak dan tubuhnya menggeliat ketika Andi memasukkan kembali penisnya tapi tak lama setelah itu dia sudah mulai mengulum penis Pak Edwin. Pak Reza kembali meremas remas buah dada Lisa sambil mengocokku tapi Andi tak mau melakukan hal itu padaku, dia tetap serius mengocok Lisa sampai berulang kali dia menggeliat ketika Andi mengocoknya dengan keras. “Lisa sudah mendapatkan tiga penis, di mulut maupun vagina, tapi aku baru dua, itupun kurang memuaskanku” teriak batinku.

    Kupandangi wajah Andi ketika mengocok Lisa begitu ganteng dan cool, expresinya tidak berubah seperti biasa saja kecuali keringatnya yang menetes membasahi tubuhnya yang atletis itu sehingga makin sexy. Belum sekalipun Andi menyentuhku, entah dia mau menghukumku atau karena segan, aku tak tahu.

    Kuhibur diriku dengan berkonsentrasi pada kocokan Pak Reza, aku tak mau tersiksa terlalu lama mengharapkan Andi, maka kugerakkan pinggangku mengimbangi Pak Reza dan hasilnya sungguh luar biasa, dia bergerak semakin liar dan akhirnya tak bisa bertahan lama, maka menyemprotlah spermanya ke vaginaku dengan kencangnya, kurasakan denyutan yang keras dari penisnya di dalam vaginaku seakan menghantam dinding rahimku. Bersamaan dengan semprotan Pak Reza, ternyata Pak Edwinpun menyemprotkan spermanya di muka Lisa, sperma itu menyemprot kemana mana baik di mulut, wajah dan sebagian ke rambutnya.

    Pak Reza menarik penisnya yang sudah lemas begitupun dengan Pak Edwin, aku belum mencapai orgasme, hanya satu penis yang masih berdiri yaitu Andi, akhirnya aku harus mengalahkan gengsiku yang dari tadi mencegahku.
    Kuhampiri Andi yang sedang menyocok Lisa, dari belakang kupeluk dia hingga tubuh telanjangku menempel di punggungnya, keringat kami menyatu, aku elus dadanya yang bidang berbulu. Sesaat dia menghentikan gerakannya tapi kemudian dilanjutkan kembali dengan lebih keras.

    Merasa belum mendapat respon darinya, aku bergeser ke depan, kujilati puting dadanya sambil mengelus kantung bolanya, Andi masih tetap tak mau menyentuhku malah makin cepat mengocok Lisa, maka kupegang tangannya dan kuletakkan di buah dadaku, kugosok gosokkan, barulah dia mulai merespon dengan remasan halus tanpa berhenti mengocok Lisa, lalu kucium bibirnya, tanpa kuduga dia langsung memegang kepalaku dan diciumnya bibirku dengan penuh gairah, full of passion, seperti orang melepas rindu berat, mungkin dari tadi Andi memang menginginkanku tapi tidak berani.

    Ciuman pada bibirku yang penuh nafsu tak menghentikan kocokan pada Lisa, lalu turun ke leherku sebagai sasaran selanjutnya dan berhenti di kedua putingku.

    Dengan penuh nafsu dan dengan liarnya dia mengulum, menjilat, menyedot dan meremas remas puting dan buah dadaku. Ouuhh aku menggeliat dalam kenikmatan yang indah.

    Konsentrasiku terganggu ketika kudengar teriakan dari Lisa yang sedang mencapai kenikmatatan tertinggi, dia mengalami orgasme dengan hebatnya, terlihat badannya bergetar hebat dan kepalanya digoyang goyangkan seperti orang yang kesetanan, beberapa detik kemudian tubuhnya melemas di atas kursi dengan napas terputus putus. Bersamaan dengan ditariknya penis dari vagina Lisa, dia mendorong tubuhku ke bawah lalu disodorkannya penis besar itu ke wajahku, agak ragu sejenak tapi kemudian tanpa membuang waktu lebih lama kukulum juga penis anak buah kepercayaanku itu, seperti dugaanku ternyata aku tak mampu mengulum penis itu semuanya, lalu kukocok pelan, aroma dari vagina Lisa tercium olehku tapi tak kupedulikan, Andi memegang kepalaku dan mengocokkan penisnya di mulutku dengan liar, hampir aku tak bisa bernafas.

    Lisa sudah duduk di antara Pak Edwin dan Pak Reza, kemudian Andi memintaku duduk di kursi, dipegangnya kedua kakiku dan dipentangkannya, kuraih penis besar yang dari tadi kuimpikan, kusapukan di bibir vaginaku dan kuarahkan masuk, ternyata Andi tak mau terlalu lama bermain main di luar, dengan keras di sodoknya penis besar itu masuk ke vaginaku.

    “OOUUGGHHh” teriakku spontan lalu kututupi mulutku dengan tangan sambil melotot ke arahnya.

    Vaginaku terasa penuh hingga aku tak berani menggerakkan tubuhku, tapi Andi seperti tak peduli, langsung mengocokku dengan cepat dan keras, kurasakan penisnya menggesek seluruh dinding dan mengisi semua rongga di vaginaku, begitu nikmat hingga seakan aku melayang layang dalam kenikmatan birahi yang tinggi. Kakiku kujepitkan di pinggangnya, kedua tangannya meremas dengan keras kedua buah dadaku dan memilin ringan putingku sambil mencium bibirku dengan ganasnya.

    Begitu liar dan ganas dia mencumbuku seakan menumpahkan segala dendam yang lama tesimpan, kocokannya yang keras seakan mengaduk aduk vaginaku. Kulawan gerakannya dengan menggerakkan pinggulku secara acak, dan aku mendapatkan kenikmatan yang bertambah.

    Entah sudah berapa lama kami bercinta di kursi hingga dia memintaku untuk rebah di karpet lantai ruangan, lalu segera dia menyetubuhiku, tubuh atletisnya menindih tubuhku sambil pantatnya turun naik mengocok vaginaku, ciumannya sudah menjelajah ke seluruh wajah dan leherku tanpa sedikitpun bagian yang terlewatkan.

    Aku mengagumi kekuatan fisik Andi yang begitu kuat, dinginnya AC tak mampu mencegah peluh kami sudah bertetesan di seluruh tubuh. Kuraih kenikmatan demi kenikmatan dari setiap gerakan Andi di atas tubuhku.

    Selanjutnya kami bergulingan, kini Andi telentang dan aku duduk di atasnya, secepatnya kugoyangkan pantatku mengocok penis Andi, goyanganku kubuat tidak aturan dan banyak variasi hingga dia menggigit bibirnya, dipandanginya wajahku, lalu dia kembali meremas buah dadaku dengan kerasnya, tanpa kusadari ternyata Pak Reza sudah berdiri di sampingku dan menyodorkan penisnya ke mulutku, kugapai dan langsung kukulum dengan gairahnya sambil tetap menggoyang pantatku. Pak Reza ternyata tak mau diam saja, dia ikut mengocokkan penisnya di mulutku sambil memegangi kepalaku. Tak mau kalah Andi kemudian ikutan menggoyangkan pinggulnya hingga kami seolah berpacu meraih kenikmatan birahi.

    Andi lalu duduk hingga tubuhku berhadapan dalam pangkuannya, kujepitkan kakiku di pinggangnya sambil tetap menggoyangkan pantat tanpa melepas kocokan mulutku pada penis Pak Reza, Andi menjilati seluruh leher dan dadaku, disedotnya putingku dengan keras, kurasakan gigitan gigitan kecil di sekitar buah dada dan putingku tapi tak kuperhatikan.

    Akhirnya kurasakan tubuh Andi menegang dan sedetik kemudian kurasakan kepala penisnya membesar memenuhi rongga dalam vaginaku lalu menyemprotkan spermanya, sementara gigitan dan sedotan di dadaku terasa semakin kuat, denyutannya membuat aku terbang melayang tinggi hingga ke puncak kenikmatan, maka akupun orgasme saat penis Andi sedang berdenyut dengan hebatnya di vaginaku, kami sama sama menggapai orgasme dalam waktu yang relatif bersamaan, tubuhku sudah mulai melemas tapi penis Pak Reza masih di tanganku, maka kukeluarkan kemampuanku untuk segera mengakhiri kemauan Pak Reza sambil masih tetap duduk di atas Andi, tangan Andi masih meremas dengan lembut kedua buah dadaku, tapi konsentrasiku hanya tertuju ke Pak Reza, tak lama kemudian berdenyutlah penis Pak Reza di mulutku, tak kurasakan cairan sperma keluar dari penis itu, hanya denyutan denyutan ringan hingga melemas dengan sendirinya.

    Aku terkulai lemas di atas tubuh Andi, anak buahku itu, dan dia membalas dengan ciuman dan elusan di punggung telanjangku, beberapa saat kemudia aku tersadar dan berdiri menjauhinya, duduk kembali di kursi.
    Lisa memberikan teh hangat, kami semua masih telanjang, masih kurasakan seakan penis Andi masih mengganjal vaginaku.

    Baru aku sadari ternyata ada empat titik memerah bekas gigitan Andi pada dada dan sekitar buah dadaku, kulirik Andi tapi dia tidak memperhatikan.

    Jarum jam menunjukkan pukul 13:30, ketika kami menandatangani kontrak itu dalam keadaan telanjang, sambl memangkuku Pak Reza menandatangani lembaran itu dan di atas pangkuan Pak Reza pula aku menandatanganinya. Sementara Pak Edwin sebagai saksi, ikut menandatangani kontrak itu sambil memangku Lisa yang masih telanjang.

    “Alangkah asiknya kalau kita bisa makan siang bersama sambil telanjang” usul Pak Edwin

    Aku hanya tersenyum menanggapi usulan nakal Pak Edwin, kukenakan kembali pakaianku meski tanpa celana dalam karena diminta Pak Edwin yang masih bujangan itu.

    Tak lama kemudian kami semua sudah berpakaian lengkap, kubereskan dokumen yang berserakan di lantai maupun meja dan kuberikan semuanya ke Andi.

    Dan selesailah official meeting hari ini.

    Sebenarnya aku tak mau mencampur adukkan antara bisnis dan kesenangan seperti ini, baru pertama kali terjadi. Awal bisnis yang di awali seperti ini terus terang membuat aku takut, tapi apa bedanya dengan para bisnisman lainnya yang memberikan wanita cantik untuk dapat mendapatkan proyek, toh proyek itu jalan juga.

    Setelah makan siang, aku dan Andi mengantar mereka hingga ke lobby dan disanalah kami berpisah, Aku dan Andi naik ke atas, tak ada pembicaraan sepanjang jalan ke kamar meskipun di lift Cuma kami berdua, suasana menjadi kaku, hal seperti inilah yang tidak aku inginkan.

    “Andi apapun yang telah terjadi adalah tidak pernah terjadi, tolong camkan itu demi kebaikan kita semua” kataku pada Andi sambil mengecup bibirnya, sebelum dia masuk kamarnya.

    Dan kami kembali ke Jakarta sebagai mana tidak terjadi sesuatu kecuali kenangan indah.

    Aku tidak pernah bisa memenuhi kata kataku sendiri seperti yang aku pesan di atas, karena bercinta dengan Andi terlalu nikmat untuk di tinggalkan.

  • Kisah Memek Mbak Titin Janda Beranak Satu

    Kisah Memek Mbak Titin Janda Beranak Satu


    2523 views


    Duniabola99.com – Bermula ketika saya tiba diterminal bis di kota Bandung pukul 2 siang, meskipun bis Bandung Jogja yang saya tumpangi baru berangkat 2 jam kemudian. Saat sedang asyik membolakbalik Taboid Olahraga kesukaan saya, tibatiba seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya, sontak tangan ku menarik si gadis kecil itu.

    Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya larilari mulu ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya. Namun walau hampir kepala tiga, Mbak Titin, demikian dia memperkenalkan dirinya pada saya, masih keliatan seperti gadis muda yang lagi ranumranum nya. dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi membuat ku terpaku sejenak memandanginya.

    Maaf, boleh saya duduk disini suara Mbak Titin dengan logat sundanya yang khas memecah keheningan saya
    Ssii silakan Mbak, balas ku sambil menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu.
    Mau kemana mbaksaya coba membuka pembicaraan.
    Anu saya the mau ke jogja. Biasa beli barangbarang buat dagang. Adik mau kemana?
    Sama, jogja juga. Mbak sendiri? pandangan ku melirik payudara nya yang belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yang dipakainya.
    Ya, tapi ada yeyen kok katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dengan mainannya.
    Saya Andi Mbak ucapku sambil mengulurkan tangan yang langsung disambutnya dengan ramah.

    Kalo gitu saya manggilnya mas aja ya, lebih enak kedengarannya ungkap si mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya. Mungkin karena ketepatan jurusan kami sama, saya dan Mbak Titin cepat akrab, apalagi apa karna kebetulan ato gimana, kami pun duduk sebangku di bis yang memang pake formasi seat 22 itu.

    Dari ceritanya ku ketahui kalo Mbak Titin janda muda yang ditinggal cerai suami sejak 2 thn lalu. Untuk menyambung hidup dia berjualan pakaian dan perhiasan yang semua dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah. Rencananya di Jogja 23 hari..

    Pukul 4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut, sementara didalam bis kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya BapakIbuAnak, dan cepat akrab saya sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Titin makin respek pada saya. Tak terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu menunjukkan pukul 11 malam. Si kecil Yeyen dan para penumpang lain pun sudah terlelap dalam tidur.

    Sedangkan saya dan Mbak Titin masih asyik dalam obrolan kami, yang sekalikali berbau hahal jorok, apalagi dengan tawa genitnya Mbak Titin sesekali mencubit mesra pinggang saya. Suasana makin mendukung karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan kebetulan lagi bangku didepan,belakang dan samping kami kosong semua.

    Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2 taon cerainya. tanya ku sekenanya.
    Iiihh, si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri kalo ga,ya ini,si Yeyen yang jadi sasaran marah saya, apalagi kalo dah sampe di ubunubun. jawabnya sambil tersipu malu.
    Masa Ga mungkin ga ada pria yang ga mau sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis aku coba mengeluarkan jurus awal.

    Tibatiba si yeyen yang tidur pulas dipangkuan Mbak Titin, nyaris terjatuh.. sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja tangan kami bertemu. Kami terdiam sambil berpandangan, sejenak kemudian tangan nya ku remas kecil dan Mbak Titin merespon sambil tersenyum.

    Tak lama kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahu ku, tapi aku mencoba untuk tenang, karena diantara kami masih ada si kecil yeyen yang lagi asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bis yang redup, ku beranikan mencium lembut bibir seksi janda cantik itu.

    Ssshhh ahhh mas erangnya, saat lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara tangan ku, walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua, tapi aku coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu.
    Terus mas enak.. ouhhhh tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok rengeknya manja.

    Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti saat yeyen terbangun

    Mama, ngapain sama Om Andi suara yeyen membuat kami segera menyudahi fore play ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Yeyen malah ga tidur lagi.
    Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak tanya ku.
    Hotel Mas Napa? Mas mau nemenin kami???
    Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, biar gampang, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja.

    Pukul 7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja dari terminal kami bertiga yang mirip BapakIbu dan anak ini, nyambung bis kota dan nyampai dikawasan malioboro setengah jam kemudian.. setelah mutermuter, akhirnya kami mendapatkan hotel kamar standart dengan doble bed dikawasan wisata jogja itu.

    Setelah semua beres, si room boy yang mengantar kami pamit.

    Yeyen, mau mandi atau langsung bobo chayank?
    Mandi aja, Ma Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..? si yeyen kecil menanyaiku
    Ya, biar mama ada temen ngobrolnya. jawab Mbak Titin sambil ngajak Yeyen ke kamar mandi yang ada dalam kamar. Di dalam ternyata si mbak telah melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.

    Dengan posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan karena pintu kamar mandi yang terbuka, nampak jelas cd item yang membalut pantat seksi itu. Seperti Mbak Titin sengaja memancing naluriku, karena walau tau aku bisa menikmati pemandangan tersebut, pintu kamar mandi tidak ditutup barang sedikitpun.

    Tak lama kemudian, Yeyen yang telah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar..

    Gimana, Yeyen udah seger belom? godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Titin
    Seger Om. Om mau mandi??
    Belum sempat ku jawab..
    Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya celetuk Mbak Titin sambil tersenyum genit kearah ku.

    Selagi Mbak Titin menidurkan anaknya, aku yang sudah masuk ke kamar mandi melepas seluruh pakaian ku dan menguruturut penis ku yang sudah tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berfantasi, Mbak Titin ngeloyor masuk kamar mandi.

    Aku kanget bukan kepalang..

    Udah gak sabar ya godanya sambil memandagi torpedo ku yang sudah on fire
    Haa aaa Mbak suaraku agak terbatabata melihat Mbak Titin langsung melepas lilitan handuknya hingga terpampang payudara nya yang montok yang ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tapi penutup bawah nya masih utuh.

    Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Titin langsung memelukku.
    Jangan panggil Mbak dong. Titin aja rengeknya manja sambil melumat bibirku dan tangan kirinya dengan lembut mengeluselus kemaluan ku yang semakin on fire.

    Aku sudah dirasuki nafsu biarahi langsung membalas pagutan Titin dengan tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher, perut hingga sampe dibatang kemaluan ku.

    Berpengalaman sekali dia ini pikirku.

    Jilatan yang diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayanglayang.

    Ohhhh Titin nikkk mat teruss isepppp desahku menahan nikmatnya permainan oral janda seksi ini sambil mengeluselus rambutnya.
    15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang ingin keluar dari penis ku.

    Akhh hh aku keulu..aaarrr erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut Titin yang langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil yang melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku..

    Setelah suasana agak tenang, aku menarik tangan Titin untuk berdiri, dan dalam posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku langsung melumat mulut Titin sambil meremasremas pantatnya yang padat. Titin membalasnya dengan pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya mengenggam penisku yang masih layu dan menguruturutnya. Dan dengan buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke payudara nya yang padat berisi.

    Oohhh.. Ndi. ahhkkhh. erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yang tegang dan berwarna coklat kemerahan. Tanpa melepas lumatan pada mulut Titin, perlahan aku mulai mengangkat tubuh sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka lebarlebar pahanya yang putih mulus. Tanpa dikomando aku langsung berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut Titin dan menjilati yang membuat Titin menggelinjang bak cacing kepanasan.

    Jilatin ku terus merambat ke bibir vagina nya yang licin tanpa sehelai bulu pun. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menusuknusuk lubang vagina Titin, yang membuatnya mengerang histeris.
    Ndi sudah. Ndi masukinn punyamu. aku sudah ga tahan. ayo sayang pinta nya dengan nafas memburu.

    Tak lama kemudian aku berdiri dan mulai menggesekgesekkan penis ku yang sudah tegang dan mengeras dibibir vagina Titin yang seseksi si empunya.
    Sudah. say. aku ga ta.. hann nnn masukin.. rengek Titin dengan wajah sayu menahan geora nafsunya.

    Perlahan namun pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos vagina Titin yang masih sempit walau sudah berstatus janda itu.
    Pelann dong say.. sudah 2 tahun aku gak maen.. pinta nya seraya memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri saat penisku mulai menerobos lorong nikmat itu.

    Ku biarkan penis ku tertanam di vagina Titin dan membiarkan nya menikmati sensasi yang telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku mulai mengocok vagina janda muda ini dengan penis ku yang perkasa. Untuk memberikan sensasi yang luar biasa, aku memompa vagina Titin dengan formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk setengah vagina Titin yang diukuti dengan 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding rahimnya.

    Gerakan ini ku selingi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga membuat Titin merasa vagina nya diubek, sungguh nikmat yang tiada tara terlihat dari desisandesisan yang diselingi katakata kotor keluar dari mulutnya..

    Ouggghh. kontolmu enak say entot Titin terus say nikmat rintihnya sambil mengimbangi gerakanku dengan memajumundurkan pantatnya.

    Tiga puluh menit berlalu, Titin sepertinya akan mencapai orgasmenya yang pertama. Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah meminta sodokan yang lebih dalam di vaginanya. Titin menganggkat pinggulnya tinggitinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku semakin cepat menghujam kan penisku di vagina Titin

    Ooouhhh. aaahhhh. hhh erang Titin saat puncak kenikmatan itu dia dapatkan..

    Sejenak Mbak Titin kubiarkan menikmati multi orgasme yang baru saja dia dapatkan. Tak lama kemudian tubuh sintal Mbak Titin ku bopong berdiri dan kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi. Sambil menciumi tengkuk bagian belakang nya, perlahan tangan ku membelai dan mengelus paha mulus Mbak Titin hingga tangan ku menyentuh dan meremas kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali. Rangsangan ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Titin.

    Apalagi setelah jilatan merambat naik ke vagina Mbak Titin dan mengobokobok vagina yang semakin menyemburkan aroma khas. Tak cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu dan mulai mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Titin seakan tersentak kaget kala aku menjulurkan dan menjilati lubang anus nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati.

    Ouhh. aakhh ssstt. jorok say. apa kamu lakukan jilat memek titin aja.. celotehnya .

    Sepuluh menit berlalu, aku kemudian berdiri dan menarik pantat montok nan seksi itu kebelakang dan penisku yang semakin tegang itu ku gosokgosokan disekitar anus Titin

    Ouh ca kittt say jangan disitu, Titin lom pernah say rengeknya sambil menahan saat perlahan penisku menerobos masuk anusnya. Setelah sepenuhnya penisku tertelan anus Titin, ku diamkan beberapa saat untuk beradaptasi seraya tangan ku meremasremas kedua payudaranya yang menggantung indah dan menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai ke daun telinga nya.

    Nikk matt say.. hanya itu yang keluar dari mulut seksi Titin.

    Merasa cukup, aku mulai memaju mundurkan penis ku secara perlahan mengingat baru kali ini anusnya dimasuki penis lakilaki. Setelah beberapa gerakan kelihatan rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi sudah berganti dengan rasa nikmat tiada tara.

    Perlahan Mbak Titin mulai mengimbangi gerakan ku dengan goyangan saat penis ku semakin memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobokobok vagina nya yang nganggur.

    Aahhh ooohhh laur biasa say nikmat Desah Titin menahan nikmatnya permainan duniawi ini. 30 menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus Mbak Titin, perlahan ku tarik penisku dan mengarahkan nya secara perlahan ke vagina, dan memulai mengobokobok vagina itu lagi. 20 menit kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku, hingga aku semakin mempercepat gerakan sodokan ku yang semakin diimbangi Titin yang sepertinya juga akan mendapatkan orgamasme keduanya.

    Diiringa lolongan panjang kami yang hampir bersamaan, secara bersamaan pula cairan hangat dan kental dari penisku dan vagina Titin bertemu di lorong nikmat Titin.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya..
    Tak lama berselang, aku menarik penisku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak Tiitn yang langsung dijilatinya hingga sisasisa sperma yang masih ada dipenisku dijalatinya dengan rakus.

    Tak kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa sepuas ini. Badan kecil tapi tenaganya luar biasa. Aku mau mas aku mau kamu mas puji Mbak Titin padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara

    Sesaat kemudian kami saling membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil tentunya sambil saling remas. Saat keluar mandi terihat Yeyen masih terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku embat.

    Setelah Yeyen bangun, kami bertiga jalanjalan disekitar malioboro hingga malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, namun kali ini sambil memandikan Yeyen, Mbak Titin tampaknya sekalian mandi.. Saat keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya untuk selanjutnya mengenakan daster tipis yang tadi baru kami beli dari salah satu toko di kawasan malioboro.

    Mas.. mandi dulu gih.. ungkapnya saat aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yang langsung disambutnya.
    Iihh.. mama dan om Andi, ngapain..? protes si kecil yeyen saat kami sesaat berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu.

    Setelah aku selesai mandi, ku lihat Titin lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya kedua ibuanak ini kecapean setalah jalanjalan disekitar malioboro.

    Akhirnya ku biarkan Titin tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi waktu dengan menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu ketepatan menyajikan big match .. Jam 12 malam lebih saat tayangan bola rampung, perlahan aku mendekati Titin dan mulai membelaibelai betis indah janda muda itu dari balik daster tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya.

    Ketika tanganku mulai mengusapusap vagina, Titin terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya, sambil ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha tersebut. Dengan hanya menggunakan CD tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih leluasa dan si Yeyen kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup puting payudara putih dan montok itu.

    Aahhh. mas erangnya manja.

    Jilatan ku terus merambah menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun.. Hampir 20 menit lidah ku bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya..

    Ayo dong mas cepeten masukin dah ga tahan nih

    Perlahan kusapukan penis ku di vagina mungil itu. kelihatan sekali Titin menahan napas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir bawahnya. Akhirnya burung ku masuk sarang. Ku pertahankan posisi itu beberapa saat, dan setelah agak tenang aku mulai menyodok perlahan vagina yang semakin basah itu.

    Erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini, menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi ini.. Tanpa malu dia mendesah, mengerang bahkan diselingi katakata kotor yang membangkitkan gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Yeyen masih tertidur pulas..
    Titin, si Jada seksi yang lagi, ku garap seakan tidak memperdulikan keberadaan putrinya si kecil, Yeyen..

    25 menitan kami bertempur dalam posisi konvensional itu, perlahan ku angkat tubuh Mbak Titin hingga kini dia posisinya diatas. Posisi yang nikmat, karna selain menikmati memek nya aku juga bisa dengan leluasa meremas, mencium dan sesekali mengulum payudara montok yang berayun dengan indah itu.. baru 15 menit,tibatiba tubuh Titin mengejang diikuti lenguhan panjang..

    Aaaacchh. aauugghh Ann.. ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr

    Tak lama Titin menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut kami berpagutan mesra. 5 menit lama nya ku biarkan dia menikmati orgasme nya. Beberapa saat, karna aku belum apaapa, aku minta Titin menungging karna aku pengen menikmati nya dengan posisi dogstyle.. Dalam posisi nungging keliatan jelas pantat indah janda kota kembang ini.. Perlahan ku kecup dan jilati belahan pantat seksi itu. Secara perlahan jilatan ku sampe ke vagina mungilnya, Titin menggelinjang dan menggelengkangelengkan kepalanya menahan nikmat.. disaat itu, tanpa kami sadari.. si kecil Yeyen bangun dan menghampiri kami.

    Om Andi.. ngapain cium pantat mama.. selidiknya sambil terus mendekat memperhatikan memek mama nya yang ku lahap habis..
    Adek tenang aja ya.. jangan ganggu Om Andi Mama lagi maen dokterdokteran dengan Om Andi. Ntar mam mau di cuntik .. Yeyen diem aja ya Titin coba menenangkan gadis kecil itu..
    Ehmm.,.. hayo Om cuntik Mama Yeyen cekaaa.. lang Om.. dah ga tahan neh.. rengek Titin.. sedangkan si Yeyen terlihat duduk manis dipinggiran bed satunya, siap menyaksikan adegan yang semestinya belum pantas dia saksikan..

    Perlahan penis ku yang sudah on fire ku gosokgosokkan dari lubang memek Titin hingga menyentuh anusnya, dari arah memek hingga lubang anusnya. Dan karena tak tega menyaksikan Titin semakin meracau dan merengek minta segera di suntik, secara perlahan ku arahkan penis ku ke liang senggama nya yang licin oleh cairan vagina nya..

    Om, kok Mama Yeyen dicuntik pake burung Om.. protes si kecil yang belum ngerti apaapa itu.
    Aauhh ahh.. lebih dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi.. pinta Titin dalam erangan dan desahan nikmat nya tanpa mempedulikan keberadaan Yeyen yang terlihat bingung melihat mama nya, antara kesakitan atau menahan nikmat.

    30 menit berlalu, aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari ujung penis ku. Agar lebih nikmat, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa mencabut penis ku hingga kami kembali paad posisi konvesional.

    Ti tiiinn.. aku mau keluar erang ku mencoba menahan muntahan lahar nikmat yang semakin mendesak ini

    Ntar.. Masss.. ss.. tahann kita bareng Erangnya dengan mata terpejam seraya menggigit kedua bibirnya menahan genjotan ku yang semakin kencang di vaginanya..

    Kedua tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang kami berdua.

    Aaaccchhh. aaauuggghh Maniku dan mani nya akhirnya bertemu di lorong kenikmatan itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas payudara nya yang mengecang saat kami orgasme bareng tadi. Sambil menikmati sisasisa kenikmatan itu, kami masih berciuman mesra sambil berpelukan mesra, sementara penisku masih tertanam di memeknya.

    Sadar dari tadi Yeyen terus memperhatikan kami, Titin dengan wajahnya yang penuh kepuasan sejati, mengedipkan matanya seraya melihat ke arah Yeyen sambil tersenyum manis.. dan aku pun menghempaskan tubuh ku disampingnya, dan saat penis ku akan ku cabut..

    Nggak usah Mas.. biarin aja dulu di dalem.. rengeknya manja dan segera ku hadiahi ciuman mesra di keningnya.. Tak lama kemudian Yeyen mendekati kami yang baru saja permainan ranjang yang begitu dahsyat..

    Hari berikutnya selama Ibu dan anak ini di Jogja, kami terus melakukan hubungan seks ini, dengan berbagai variasi dan teknik yang lebih mesra.. bahkan kadang kami melakukan nya di kamar mandi saat mandi.. Malahan kami tak peduli lagi dengan keberadaan Yeyen. Titin juga tak segan mengoral penis ku dihadapan Yeyen..

    Liburan tahun baru lalu aku mendatangi nya di Bandung dan menginap selama se minggu lebih di rumah Janda seksi itu.. kepada tetangga sekitar dia mengenalkan aku sebagai keponakan jauhnya.. Dan yang paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain seks sepuasnya, apalagi si kecil Yeyen telah dia titipkan ditempat orang tuanya di karawang, sedang selama aku disana, dia sengaja meliburkan pembantu nya..

    Begitulah kisah seks ku dengan Titin, si janda seksi.. Dan pembaca, entah kenapa, sejak saat itu, untuk urusan seks aku merasa lebih menikmati permainan dengan wanita setengah baya.

  • Kepuasan Tante Tante Langganan Ngegym hot

    Kepuasan Tante Tante Langganan Ngegym hot


    2331 views


    Duniabola99.com – Pеrkеnаlkаn namaku Ardi, aku seorang pendatang dari Kalimantan,diѕini aku ѕinggаh untuk 2 minggu karena ditugaskan perusahaan untuk audit keuangan kantor perwakilan. Pengalaman ini terjadi ѕааt аku iseng ikut ngegym di salah satu pusat kebugaran уаng сukuр tеrkеnаl di Malang, mеmаng aku senang ngegym kаrеnа biаr bugаr уаng kеduа mеmаng ingin mеlihаt tаntе tаntе уаng jugа ikut ngegym. Aku ѕеnаng mеlihаt bоdу bоdуnуа tаntе ѕааt ѕеnаm dаn раdа аwаlnуа ѕеtеlаh ѕеlеѕаi ѕеnаm аku lаngѕung tаnсар gаѕ dаn рulаng.

    Lаngѕung ѕаjа wаktu itu jam ѕudаh mеnunjukаn рukul 18.42 WIB, tiba-tiba saja ѕааt ngegym аku mеrаѕа lараr, kuѕеmраtkаn untuk bеrhеnti dаn menuju kantin di sebelah ruangan gym, diѕаnа mеmаng bаnуаk tаntе tаntе уаng ѕеdаng ѕibuk gоѕiр dаn tеrtаwа tаwа lераѕ. Sаmbil minum аku mеrаѕа аdа ѕераѕаng mаtа mеlihаtku dеngаn ѕеriuѕ dаn kuсоbа mеnоlеh diа tеrѕеnуum. Kutаkѕir umurnуа 35 tаhun tеtарi bаdаnnуа mаѕih oke. Kubuаng раndаng mаtаku mеnjаuhi untuk mеnghindаri tаtараn mаtаnуа tарi tаk lаmа kеmudiаn аku dibuаt tеrkеjut оlеh ѕuаrаnуа уаng ѕudаh bеrаdа didеkаtku.

    ” Sеndiriаn уа,……… Bоlеh аku duduk diѕini,” рintаnуа ѕаmbil mеlеtаkkаn раntаtnуа dikuriѕ dераnku, ѕеhinggа diа ѕеkаrаng jеlаѕ bеrаdа dihаdараnku.
    Diа mеmреrkеnаlkаn diri dеngаn nаmа Ajeng dаn аku mеnуаmbut dеngаn mеmbеrikаn nаmаku Aryo. Sааt diа ngоbrоl kuреrhаtikаn bоdуnуа сukuр bаguѕ, dаdаnуа kutаkѕir nоmоr 36C bеѕаr dаn раdаt, рinggаngnуа rаmрing. Pеrkеnаlаn аwаl ini аkhirnуа аku dаn Ajeng mеnjаdi lеbih аkrаb. Suаtu kеtikа ѕааt аku рulаng dari Gym kulihаt Ajeng ѕеndiri, dеngаn bаik hаti аku mеnwаrkаn diа untuk аku аntаr kеtujuаnnуа dаn diа tidаk mеnоlаk.

    Didаlаm mоbil ѕеѕеkаli mаtаku mеnсuri раndаng kеаrаh dаdаnуа, kаli ini Ajeng mеmаkаi kаоѕ dеngаn lеhеr rеndаh dаn kеtаt ѕеhinggа nаmраk jеlаѕ gаriѕ Bhnуа. Tаnра tеrаѕа diа jugа mеlihаt еkоr mаtаku dаn bеrkаtа;

    “Hауо Ar,… kаmu lihаt ара bаruѕаn,…. Kаlо nуеtir уаng bаguѕ dоng jаngаn lihаt ѕаmрing ntаr kаlо nаbrаk bаgаimаnа,” tаnуаnуа рurа-рurа mаrаh.
    “Ah,…. Nggаk аdа сumаn lihаt аjа kоg,” jаwаbku bingung ѕаmbil mеnggаruk kераlа уаng tidаk gаtаl tаndа аku mаnуun.
    “Ah,…. Sudаhlаh,.. tоh ѕаmа jugа khаn dеngаn рunуа iѕtrimu dirumаh,” timраlnуа ѕаmbil tеrѕеnуum.
    Aku jаdi ѕаlаh tingkаh ѕааt реrtаmа kаli bеrkеnаlаn kаmi mеmаng ѕаmа-ѕаmа mеngаku jujur tеntаng kоndiѕi mаѕing-mаѕing. Kеndаrааn mеmаѕuki hаlаmаn уаng сukuр luаѕ dеngаn tаmаn уаng сukuр bаguѕ,………
    ” Mаѕuk dulu Ar,… аku аdа реrlu реngin сеritа-сеritа аmа kаmu,” рintаnуа.
    Tаnра реrѕеtujuаn lаgi аku mеmаѕuki ruаng tаmunуа. Tаk lаmа kеmudiаn Ajeng kеluаr dеngаn mеmаkаi rоk mini dаn kаоѕ tаnра lеngаn. Pаndаngаnku jаdi kасаu mеlihаtnуа, dаri ѕеlа kеtiаknуа kulihаt jеlаѕ BH nуа hitаm dеngаn dаging уаng mеnуеmbul indаh.
    “Lhо,… Kоg ѕерi nih, mаnа kеluаrgаmu уаng lаin,……” tаnуаku mеnуеlidik.
    “Anаkku mаѕih ѕеkоlаh ѕеdаngkаn ѕuаmiku sedang tugas ke luar kota,” jаwаbnуа. Sаmbil kulihаt tаngаnnуа mеngutаk-аtik rеmоtе tеlеviѕi.
    “Nаh tеruѕ kеgiаtаnmu ара kаlо lаgi ѕерi bеgini,………” tаnуаku lаgi. Sаmbil ѕеѕеkаli mаtаku kuаrаkhаn раdа раhаnуа уаng muluѕ tеrlihаt dibаlik rоk mininуа.
    “Yасh biаѕаnуа ѕih аbiѕ ngegym аku kumрul-kumрul аmа bеbеrара ibu-ibu dаn dilаnjutkаn dеngаn ѕаntаi-ѕаntаi, bеlаnjа аtаu рutаr Vidео,…… е,…..е,…. Yаh tаhu ѕеndiri lаh,…” ѕеnуumnуа mеnggоdа.

    Gауа duduk Ajeng bеrubаh ubаh ѕеhinggа аku ѕеmаkin bеbаѕ mеngаrаhkаn mаtаku раdа раhаnуа уаng tеrkаdаng mеnуеmbul bаnуаk diѕеlа rоk mininуа. Timbul niаt iѕеngku untuk mеnggоdаnуа lеbih jаuh,…..
    “Vidео арааn ѕih,…”, tаnуаku рurа-рurа bоdоh.
    Lаmа Ajeng tеrdiаm dаn аkhirnуа diа mеngаrаhkаn tаngаnnуа раdа tеlеviѕi dаn tаk lаmа kulihаt adegan уаng сukuр mеndеbаrkаn уаitu ѕеоrаng lеlаki dеngаn реniѕ уаng lumауаn bеѕаr ѕеdаng dikulum оlеh реrеmрuаn. Kоntrаѕ ѕеkаli nаmраknуа, аku tеrkеjut ѕаmbil mеmаndаng Ajeng, diа tеrѕеnуum аku jаdi ѕаlаh tingkаh. Akhirnуа tеlеviѕinуа dimаtikаn.
    “Yаh itulаh уаng ѕеring kаmi tоntоn bеrѕаmа Aryo,…. Kаmi рuаѕ ѕеtеlаh mеnоntоn tеruѕ rumрi ѕаmа-ѕаmа, kеbеtulаn hаri ini mеrеkа аdа асаrа dаn аku tidаk ѕеhinggа аku ѕеndiriаn ѕааt ini,’ сеritаnуа раѕrаh.
    “Nоntоn ара еnаknуа ?,… tаnуаku mеnggоdа раdаhаl реniѕku ѕеndiri ѕudаh mulаi tеgаk bеrdiri.
    “Mеnding аku bаntuin lhо kаlо bеgini,” рintаku ѕаmbil ѕеnуum, Ajeng ikut ѕеnуum dаn mеnimраli,…..
    ”аh,…. Aryo раling-раling kаmu jugа tаkut,… сumаn оmоng аjа,…. Mаnсing уа,……,” diа mеnimраli,……….
    Aku mеrаѕа tеrtаntаng dеngаn оmоngаnnуа lаngѕung kujаwаb,….
    ”Nggаk kоg bеnеr dеh соbа аjа nуаlаin tеlеviѕinуа,……”
    “Tеruѕ ngараin,…Bеrаni bеnеrаn kаmu” tаntаngnуа tаk kаlаh ngоtоt,……
    ”Hе еm,…. Lihаt аjа,… аku udаh tаdi kоg gеrеgеtаn lihаt kаmu,” bаlаѕku mеnаntаng,…

    kulihаt wаjаhnуа mеmеrаh dаn tаnра mеnunggu wаktu lаgi tаngаn Ajeng mеmijit tоmbоl rеmоtе dаn kulihаt kеmbаli bаgаimаnа gаnаѕnуа сеwеk mеnghiѕар kеmаluаn ѕiсоwоk. Ajeng mеnggеѕеr duduknуа mеndеkаtiku dаn diа bеrbiѕik.
    “Aryo tеruѕ tеrаng аku ѕаmа tеmаn-tеmаn ѕudаh lаmа mеmреrhаtikаn dirimu ,….,”

    Bеlum ѕеmраt diа mеnеruѕkаn kata- katanya аku ѕudаh mеnуоrоngkаn mulutku раdаnуа, diluаr dugааn diа lаngѕung mеmbаlаѕ dеngаn gаnаѕ dаn buаѕ. Hаmрir аku tidаk biѕа bеrnаfаѕ dаn dеngаn ѕigар tаngаnku mеnjеlаjаh ѕеluruh tubuhnуа. Tibа раdа gumраlаn dаging уаng mulаi tаdi kulirik kini ѕudаh bеrаdа digеnggаmаnku. Dеngаn lеmbut kuеluѕ dаn kurеmаѕ, Ajeng mеnggеlinjаng. Kаrеnа kurѕi уаng kududuki ѕеmрit аku mеnсоbа mеnggеѕеr Ajeng раdа tеmраt уаng lеbih lараng уаitu di kаrреt bаwаh. Cerita Bokep Terbaru
    Dеngаn реrlаhаn tаngаnku mulаi mаѕuk раdа gаding ѕuѕunуа lеwаt сеlаh kеtiаknуа. Kеnуаl ѕеkаli, kuuсеk tеruѕ ѕаmраi kurаѕаkаn реntil Ajeng mulаi mеngеrаѕ ѕеmеntаrа mulutku mаѕih dikuаѕаi оlеh lidаhnуа уаng раnаѕ. Kutаrik mulutku dаn kuаngkаt kаоѕ Ajeng lеwаt kераlаnуа ѕеhinggа kini Ajeng tinggаl hаnуа BH dаn rоk mininуа. Aku mеlihаt tаk bеrkеdiр bеtара bеѕаr dаn indаhnуа ѕuѕu Ajeng wаlаuрun ѕudаh bеrаnаk dua. Dеngаn сераt kutаrik ѕuѕu itu kеluаr dаri Bhnуа. Pеrlаhаn mulutku mеndаrаt muluѕ раdа lingkаrаn соklаt kеhitаmаn ditеngаh ѕuѕunуа. Kuhiѕар реntil Ajeng уаng mеngеrаѕ dаn bеѕаr. Diа mеngеrаng tаk kаruаn аrti. Kutеruѕkаn ѕаmbil tаngаnku mеnguѕар ѕеluruh tubuhnуа. Aku mеnindih Ajeng реrlаhаn, kurаѕаkаn реniѕku уаng mulаi mеmbеѕаr mеnаtар реrut Ajeng dаn Ajeng mеnаrik diri kеаtаѕ ѕеhinggа реniѕku mеngаrаh tераt diѕеlаngkаngаnnуа. Tаngаn kiriku mеmеluk lеhеrnуа mulutku kеаrаh ѕuѕu kiri dаn kаnаn ѕеmеntаrа tаngаn kаnаnku mеnjеlаjаh tubuhnуа.

    Kini tаngаn kiriku bеrрindаh diѕuѕunуа dаn mulutku mеnсiumi реrut dаn рuѕаrnуа ѕеmеntаrа tаngаn kаnаnku kini раdа tеmраt уаng tаdi ditindih реniѕku уаitu mеmеknуа. Ajeng tеrkеjut dаn…..

    “Ennnggggghhhhhhh ,….zzzzzzzzzzz”,…..

    Dаn ѕuаrа itu tаk bеdа dеngаn ѕuаrа tеlеviѕi уаng kulirik ѕеmаkin hоt ѕаjа, tаngаnku tаmbаh bеrаni ѕаjа, kuѕibаkkаn rоk mininуа dаn kuеluѕ mеmеknуа. Tаngаnku tаk ѕаbаr dеngаn сераt kumаѕukkаn tаngаnku раdа CD nуа dаn kurаѕаkаn bеtара lеbаt rаmbut mеmеknуа.

    Bаѕаh dаn bесаk ѕеmаkin tеrаѕа ѕааt lubаng mеmеknуа tеrѕеntuk jаri tеngаhku. Kutusukan реrlаhаn dan Ajeng ѕеmаkin tаk kаruаn tingkаhnуа dаn jаriku уаng lаin mеmреrmаinkаn klеntitnуа. Aku tаk bеbаѕ kutаrik ѕеmuа уаng mеlеkаt didаеrаh раhаnуа уаitu rоk dаn сdnуа, Ajeng hаnуа tеrреjаm mеrаѕаkаn ѕеluruh gеrаkаnku. Kuреrhаtikаn ѕеkаrаng ѕеоrаng реrеmрuаn tеlаnjаng bulаt dеngаn ѕuѕu уаng bеѕаr ѕеrtа rаmbut kеmаluаn lеbаt dаn klеntit уаng сukuр раnjаng kеluаr аgаk kаku. Tаngаnku tеruѕ memainkan lubаng kеmаluаn Ajeng dаn kudеngаr lеnguhаn tаk kаruаn ѕааt duа jаriku mаѕuk kе lubаngnуа.

    Aku tеrkеjut tibа-tibа Ajeng bаngun dаn mеnаrik tаngаnku mеnjаuh dаri lubаng kеmаluаnnуа,… dеngаn mеndеѕаh Ajeng mеnаrik kаnсing bаjuku dаn mеnurunkаn rеtѕlеting сеlаnаku hinggа tеrlераѕ dаn kini аku tinggаl mеmаkаi CD ѕаjа. Ajeng mеnеluѕuri tubuhku dеngаn mulut mungilnуа. Kini аku уаng mеrаѕаkаn gеjоlаk nаfѕu уаng luаr biаѕа, kurаѕаkаn tаngаn Ajeng mеngеluѕ реniѕku dаri luаr CD ku. Mulut Ajeng ѕеmаkin tаk kаruаn аrаhnуа lеhеr, dаdа, рinggаngku digigit kесil dаn реrutku jugа tаk luрut dаri сiumаnnуа аku didоrоng ѕеhinggа роѕiѕku tеrlеntаng ѕааt ini, tаngаku hаnуа biѕа mеnggараi kераlа Ajeng уаng kini bеrаdа diреrutku. Kurаѕаkаn tаngаn mungil mulаi mеrеmаѕ-rеmаѕ kеrаѕ реniѕku dаn реniѕku ѕеmаkin kаku ѕаjа.
    Kuреrhаtikаn wаjаh Ajeng tеrkеjut ѕааt tаngаnуа mulаi mаѕuk CD dаn mеmеgаng реniѕku. Cераt-сераt diѕibаknуа ѕеmuа реnghаlаng реniѕku dаn kini diа nаmраk jеlаѕ bаgаimаnа реniѕku mеrаdаng. Kераlа реniѕku mеmеrаh dаn tаngаn Ajeng tаk ѕаngguр mеnutuр ѕеmuа bаgiаn реniѕku. Dirеmаѕ-rеmаѕ dеngаn gеmаѕ реniѕku dаn mеmаndаngku mеѕrа,…. Aku mеngikuti mаtаnуа dаn mеngаngguk. Ajeng mеngеrti аnggukаnku dаn dеngаn реrlаhаn mulut Ajeng diѕоrоngkаn раdа kераlа реniѕku. Aku mеrаѕа hаngаt ѕааt mulut kесil itu menyentuh реniѕku. Ajeng mulаi mеnggilа dеngаn mеnghiѕар dаn mеnjilаt ѕеluruh bаgiаn реniѕku. Aku mеrаѕаkаn реniѕku bеrdеnуut kеrаѕ mеnаhаn hiѕараn kuаt mulut Ajeng,……..

    ”Ahhhhhhh,…zzzzzzzzzt,..”

    Ajeng ѕеmаkin mеnjаdi mеndеngаr еrаngаnku,ѕеluruh tubuhku tеrаѕа mеlауаng mеrаѕаkаn раnаѕnуа lidаh уаng mеnjilаt dаn mulut mungil уаng mеnghiѕар, dаn kuреrhаtikаn kераlа Ajeng nаik turun dеngаn mulut реnuh. Tаngаn Ajeng jugа tidаk tinggаl diаm kuреrhаtikаn tаngаn kirinуа ѕibuk mеggоѕоk mеmеknуа ѕеndiri dаn tаngаn kаnаnnуа mеmеgаng реniѕku dаn mеngосоknуа ѕеmеntаrа mulutnуа tеtар аktif mеnghiѕар dаn tеruѕ mеnghiѕар.

    Ajeng kini mulаi mеnjаuhkаn mulutnуа раdа реniѕku dаn tаk ѕеbеrара lаmа diа duduk ѕаmbil mеnuntun реniѕku diаrаhkаn раdа mеmеknуа, ruраnуа Ajeng jugа tidаk ѕаbаr ini tеrbukti dеngаn diраkѕаkаn dеngаn kеrаѕ mеmеknуа untuk tеrtuѕuk реniѕku dаn kurаѕаkаn реniѕku hаngаt ѕааt mеnеmbuѕ lubаng mеmеk Ajeng. Kuѕаkѕikаn wаjаh Ajeng mеringiѕ mеnаhаn lаju реniѕku di mеmеknуа, diа tidаk bеrgеrаk mеnуеѕuаiаkаn diri dеngаn реniѕku.


    Aku mеrаѕаkаn реniѕku bеrdеnуut ѕереrti diрijаt, Ajeng реrlаhаn mulаi mеnggоуаngkаn раntаtnуа nаik turun ѕаmbil rаmbutnуа tеrgеrаi dаn kulihаt ѕuѕu Ajeng bеrgеrаk dаn brgоуаng indаh, сераt-сераt kurеmаѕ dаn kuuѕар-uѕаk ѕuѕu bеѕаr itu dаn tаk ѕеbеrара lаmа kuѕаkѕikаn Ajeng mеngеjаng dеngаn mеmеlukku еrаt dаn kurаѕаkаn аdа kuku уаng mеnаnсар diрunggungku,……
    “ѕѕѕѕѕѕѕѕѕzzzzttttt,…ееееnnnnnggggghhhhhh.,….

    Aku nggаk tаhаn mаnnn,….. lеnguhnуа,….. аku mеnjаdi giаt mеnggоуаng реniѕku mеnuѕuk-nuѕuk mеmеknуа уаng ѕеmаkin bаѕаh, ѕuаrа kесiраk mеmеk Ajeng ѕааt kutuѕuk mеmbuаtku ѕеmаkin bеrgаirаh dаn,….. аku mеmеgаng рinggаng Ajeng untuk mеngаrаhkаn ѕеmuа реniѕku раdа lubаngnуа, аku mulаi mеrаѕаkаn реniѕku раnаѕ dаn mаu kеluаr,…. Akhirnуа,….

    “Ajeng,…… аku mulаi nggаk tаhаn nih,… mаu kеluаr,………..аhhhhhhhzzzzzzzzz,” ѕаmbil tеruѕ kugоуаng раntаtku bеrрutаr dаn mеrеmаѕ рinggulnуа уаng bеriѕi,..

    Ajeng ѕеmаkin mеnjаdi ,.. dаn,…. Crееееееt,… сrеееtttt,….сrееееееtttt,… bеrѕаmааn dеngаn kеluаrnуа ѕреrmаku аku mеrаѕаkаn kеtеgаngаn уаng luаr biаѕа bаhkаn lеbih hеbаt dаri уаng tаdi,… kаki Ajeng kаku dаn mеlingаkаr раdа kаkiku dаn еrаngаnnуа ѕеmаkin kеrаѕ dаn binаl. Pаgutаn tаngаnnуа kurаѕаkаn ѕаmраi аku hаmрir tаk bеrnаfаѕ, Kаmi bеrduа рuаѕ dаn ѕаmа-ѕаmа kеlеlаhаn.

    Sеjаk ѕааt itu dan ѕаmраi ѕеkаrаng аku mаѕih ѕеring mеlаkukаn hubungаn ѕеx dеngаn Ajeng, bаhkаn ѕесаrа ѕеmbunуi-ѕеmbunуi аku ѕеmраt mеrаѕаkаn mеmеk lаin milik tante Ria si pemilik pusat kebugaran itu.

  • Kisah Memek Bercinta Dengan Tukang Pijat

    Kisah Memek Bercinta Dengan Tukang Pijat


    3435 views


    Duniabola99.com – Sebuah kisah bercinta atau ngentot (ML) dengan pekerja

    salon (terapis) yang mana menyediakan jasa pijat dan

    lalu karena nafsu berakhir dengan hubungan seks. Simak

    kisah lengkapnya berikut ini!

    Jakarta yang panas membuatku kegerahan di atas

    angkot. Kantorku tidak lama lagi kelihatan di kelokan

    depan, kurang lebih 100 meter lagi. Tetapi aku masih

    betah di atas mobil ini. Angin menerobos dari jendela.

    Masih ada waktu bebas dua jam. Kerjaan hari ini sudah

    kugarap semalam. Daripada suntuk diam di rumah, tadi

    malam aku menyelesaikan kerjaan yang masih

    menumpuk. Kerjaan yang menumpuk sama

    merangsangnya dengan seorang wanita dewasa yang

    keringatan di lehernya, yang aroma tubuhnya tercium.

    Aroma asli seorang wanita. Baunya memang agak lain,

    tetapi mampu membuat seorang bujang menerawang

    hingga jauh ke alam yang belum pernah ia rasakan.

    Dik.., jangan dibuka lebar. Saya bisa masuk angin. kata

    seorang wanita setengah baya di depanku pelan.

    Aku tersentak. Masih melongo.

    Itu jendelanya dirapetin dikit.., katanya lagi.

    Ini..? kataku.

    Ya itu.

    Ya ampun, aku membayangkan suara itu berbisik di

    telingaku di atas ranjang yang putih. Keringatnya

    meleleh seperti yang kulihat sekarang. Napasnya

    tersengal. Seperti kulihat ketika ia baru naik tadi,

    setelah mengejar angkot ini sekadar untuk dapat secuil

    tempat duduk.

    Terima kasih, ujarnya ringan.

    Aku sebetulnya ingin ada sesuatu yang bisa diomongkan

    lagi, sehingga tidak perlu curicuri pandang melirik

    lehernya, dadanya yang terbuka cukup lebar sehingga

    terlihat garis bukitnya.

    Saya juga tidak suka angin kencangkencang. Tapi saya

    gerah. meloncat begitu saja katakata itu.

    Aku belum pernah berani bicara begini, di angkot

    dengan seorang wanita, separuh baya lagi. Kalau kini

    aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena

    peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku

    terlalu terbuai lamunan. Ia malah melengos. Sial. Lalu

    asyik membuka tabloid. Sial. Aku tidak dapat lagi

    memandanginya.

    Kantorku sudah terlewat. Aku masih di atas angkot.

    Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku.

    Masih menutupi diri dengan tabloid. Tidak lama wanita

    itu mengetuk langitlangit mobil. Sopir menepikan

    kendaraan persis di depan sebuah salon. Aku perhatikan

    ia sejak bangkit hingga turun. Mobil bergerak pelan, aku

    masih melihat ke arahnya, untuk memastikan ke mana

    arah wanita yang berkeringat di lehernya itu. Ia

    tersenyum. Menantang dengan mata genit sambil

    mendekati pintu salon. Ia kerja di sana? Atau mau

    gunting? Creambath? Atau apalah? Matanya

    dikerlingkan, bersamaan masuknya mobil lain di

    belakang angkot. Sial. Dadaku tibatiba berdegup

    degup.

    Bang, Bang kiri Bang..!

    Semua penumpang menoleh ke arahku. Apakah suaraku

    mengganggu ketenangan mereka?

    Pelanpelan suaranya kan bisa Dek, sang supir

    menggerutu sambil memberikan kembalian.

    Aku membalik arah lalu berjalan cepat, penuh semangat.

    Satu dua, satu dua. Yes.., akhirnya. Namun, tibatiba

    keberanianku hilang. Apa katanya nanti? Apa yang aku

    harus bilang, lho tadi kedipkedipin mata, maksudnya

    apa? Mendadak jari tanganku dingin semua. Wajahku

    merah padam. Lho, salon kan tempat umum. Semua

    orang bebas masuk asal punya uang. Bodoh amat. Come

    on lets go! Langkahku semangat lagi. Pintu salon

    kubuka.

    Selamat siang Mas, kata seorang penjaga salon,

    Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?

    Massage, boleh. ujarku sekenanya.

    Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Ada sekatsekat,

    tidak tertutup sepenuhnya. Tetapi sejak tadi aku tidak

    melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi

    mengerlingkan mata ke arahku. Ke mana ia? Atau

    janganjangan ia tidak masuk ke salon ini, hanya pura

    pura masuk. Ah. Shit! Aku tertipu. Tapi tidak apaapa

    toh tipuan ini membimbingku ke alam lain.

    Dulu aku paling anti masuk salon. Kalau potong rambut

    ya masuk ke tukang pangkas di pasar. Ah.., wanita yang

    lehernya berkeringat itu begitu besar mengubah

    keberanianku.

    Buka bajunya, celananya juga, ujar wanita tadi manja

    menggoda, Nih pake celana ini..!

    Aku disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi.

    Bahannya tipis, tapi baunya harum. Garis setrikaannya

    masih terlihat. Aku menurut saja. Membuka celanaku dan

    bajuku lalu gantung di kapstok. Ada dipan kecil

    panjangnya dua meter, lebarnya hanya muat tubuhku

    dan lebih sedikit. Wanita muda itu sudah keluar sejak

    melempar celana pijit. Aku tiduran sambil baca majalah

    yang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu.

    Sekenanya saja kubuka halaman majalah.

    Tunggu ya..! ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi ke

    balik ruangan ke meja depan ketika ia menerima

    kedatanganku.

    Mbak Wien.., udah ada pasien tuh, ujarnya dari ruang

    sebelah. Aku jelas mendengarnya dari sini.

    Kembali ruangan sepi. Hanya suara kebetan majalah

    yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik

    lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di

    langitlangit ruangan.

    Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletakpletok

    pletok. Makin lama makin jelas. Dadaku mulai berdegup

    lagi. Wajahku mulai panas. Jari tangan mulai dingin. Aku

    makin membenamkan wajah di atas tulisan majalah.

    Halo..! suara itu mengagetkanku. Hah..? Suara itu lagi.

    Suara yang kukenal, itu kan suara yang meminta aku

    menutup kaca angkot. Dadaku berguncang. Haruskah

    kujawab sapaan itu? Oh.., aku hanya dapat menunduk,

    melihat kakinya yang bergerak ke sana ke mari di

    ruangan sempit itu. Betisnya mulus ditumbuhi bulubulu

    halus. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot. Hitam.

    Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya.

    Mau dipijat atau mau baca, ujarnya ramah mengambil

    majalah dari hadapanku, Ayo tengkurep..!

    Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas

    punggungku. Aku tersetrum. Tangannya halus. Dingin.

    Aku kegelian menikmati tangannya yang menari di atas

    kulit punggung. Lalu pijitan turun ke bawah. Ia

    menurunkan sedikit tali kolor sehingga pinggulku

    tersentuh. Ia menekannekan agak kuat. Aku meringis

    menahan sensasasi yang waow..! Kini ia pindah ke paha,

    agak berani ia masuk sedikit ke selangkangan. Aku

    meringis merasai sentuhan kulit jarinya. Tapi belum

    begitu lama ia pindah ke betis.

    Balik badannya..! pintanya.

    Aku membalikkan badanku. Lalu ia mengolesi dadaku

    dengan cream. Pijitan turun ke perut. Aku tidak berani

    menatap wajahnya. Aku memandang ke arah lain

    mengindari adu tatap. Ia tidak bercerita apaapa. Aku

    pun segan memulai cerita. Dipijat seperti ini lebih

    nikmat diam meresapi remasan, sentuhan kulitnya.

    Bagiku itu sudah jauh lebih nikmat daripada bercerita.

    Dari perut turun ke paha. Ah.., selangkanganku disentuh

    lagi, diremas, lalu ia menjamah betisku, dan selesai.

    Ia berlalu ke ruangan sebelah setelah membereskan

    cream. Aku hanya ditinggali handuk kecil hangat. Kuusap

    sisa cream. Dan kubuka celana pantai. Astaga. Ada

    cairan putih di celana dalamku.

    Di kantor, aku masih terbayangbayang wanita yang di

    lehernya ada keringat. Masih terasa tangannya di

    punggung, dada, perut, paha. Aku tidak tahan. Esoknya,

    dari rumah kuitungitung waktu. Agar kejadian kemarin

    terulang. Jam berapa aku berangkat. Jam berapa harus

    sampai di Ciledug, jam berapa harus naik angkot yang

    penuh gelora itu. Ah sial. Aku terlambat setengah jam.

    Padahal, wajah wanita setengah baya yang di lehernya

    ada keringat sudah terbayang. Ini garagara ibuku

    menyuruh pergi ke rumah Tante Wanti. Bayar arisan.

    Tidak apalah hari ini tidak ketemu. Toh masih ada hari

    esok.

    Aku bergegas naik angkot yang melintas. Toh, si

    setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di

    salonnya. Aku duduk di belakang, tempat favorit.

    Jendela kubuka. Mobil melaju. Angin menerobos

    kencang hingga seseorang yang membaca tabloid

    menutupi wajahnya terganggu.

    Mas Tut.. hah..? suara itu lagi, suara wanita setengah

    baya yang kali ini karena mendung tidak lagi ada

    keringat di lehernya. Ia tidak melanjutkan kalimatnya.

    Aku tersenyum. Ia tidak membalas tapi lebih ramah.

    Tidak pasang wajah perangnya.

    Kayak kemarinlah.., ujarnya sambil mengangkat tabloid

    menutupi wajahnya.

    Begitu kebetulankah ini? Keberuntungankah? Atau

    kesialan, karena ia masih mengangkat tabloid menutupi

    wajah? Aku kira aku sudah terlambat untuk bisa satu

    angkot dengannya. Atau janganjangan ia juga disuruh

    ibunya bayar arisan. Aku menyesal mengutuk ibu ketika

    pergi. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh

    bayar arisan.

    Mbak Wien.., gumamku dalam hati.

    Perlu tidak ya kutegur? Lalu ngomong apa? Lha wong

    Mbak Wien menutupi wajahnya begitu. Itu artinya ia

    tidak mau diganggu. Mbak Wien sudah turun. Aku masih

    termangu. Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing.

    Dari atas: Turun. Ke bawah: Tidak. Ke bawah lagi: Turun.

    Ke bawah lagi: Tidak. Ke bawah lagi: Turun. Ke bawah

    lagi: Tidak. Ke bawah lagi: Hah habis kancingku habis.

    Mengapa kancing baju cuma tujuh?

    Hah, aku ada ide: toh masih ada kancing di bagian

    lengan, kalau belum cukup kancing Bapakbapak di

    sebelahku juga bisa. Begini saja daripada repotrepot.

    Anggap saja tiaptiap baju sama dengan jumlah kancing

    bajuku: Tujuh. Sekarang hitung penumpang angkot dan

    supir. Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh,

    42 hore aku turun. Tapi eh.., seorang penumpang pakai

    kaos oblong, mati aku. Ah masa bodo. Pokoknya turun.

    Kiri Bang..!

    Aku lalu menuju salon. Alamak.., jauhnya. Aku lupa

    kelamaan menghitung kancing. Ya tidak apaapa,

    hitunghitung olahraga. Hap. Hap.

    Mau pijit lagi..? ujar suara wanita muda yang kemarin

    menuntunku menuju ruang pijat.

    Ya.

    Lalu aku menuju ruang yang kemarin. Sekarang sudah

    lebih lancar. Aku tahu di mana ruangannya. Tidak perlu

    diantar. Wanita muda itu mengikuti di belakang.

    Kemudian menyerahkan celana pantai.

    Mbak Wien, pasien menunggu, katanya.

    Majalah lagi, ah tidak aku harus bicara padanya. Bicara

    apa? Ah apa saja. Masak tidak ada yang bisa

    dibicarakan. Suara pletakpletok mendekat.

    Ayo tengkurap..! kata wanita setengah baya itu.

    Aku tengkurap. Ia memulai pijitan. Kali ini lebih

    bertenaga dan aku memang benarbenar pegal,

    sehingga terbuai pijitannya.

    Telentang..! katanya.

    Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Paling

    tidak aku dapat melihat leher yang basah keringat

    karena kepayahan memijat. Ia cukup lama bermainmain

    di perut. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian

    tepi celana dalam. Tapi belum tersentuh kepala juniorku.

    Sekali. Kedua kali ia memasukkan jari tangannya. Ia

    menyenggol kepala juniorku. Ia masih dingin tanpa

    ekspresi. Lalu pindah ke pangkal paha. Ah mengapa

    begitu cepat.

    Jarinya mengelus tiap mili pahaku. Si Junior sudah

    mengeras. Betulbetul keras. Aku masih penasaran, ia

    seperti tanpa ekspresi. Tetapi eh.., diamdiam ia

    mencuri pandang ke arah juniorku. Lama sekali ia

    memijati pangkal pahaku. Seakan sengaja memainkan Si

    Junior. Ketika Si Junior melemah ia seperti tahu

    bagaimana menghidupkannya, memijat tepat di bagian

    pangkal paha. Lalu ia memijat lutut. Si Junior melemah.

    Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Ah sialan. Aku

    dipermainkan seperti anak bayi.

    Selesai dipijat ia tidak meninggalkan aku. Tapi mengelap

    dengan handuk hangat sisasisa cream pijit yang masih

    menempel di tubuhku. Aku duduk di tepi dipan. Ia

    membersihkan punggungku dengan handuk hangat.

    Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Bau

    tubuhnya tercium. Bau tubuh wanita setengah baya

    yang yang meleleh oleh keringat. Aku pertegas bahwa

    aku mengendus kuatkuat aroma itu. Ia tersenyum

    ramah. Eh bisa juga wanita setengah baya ini ramah

    kepadaku.

    Lalu ia membersihkan pahaku sebelah kiri, ke pangkal

    paha. Junior berdenyutdenyut. Sengaja kuperlihatkan

    agar ia dapat melihatnya. Di balik kain tipis, celana

    pantai ini ia sebetulnya bisa melihat arah turun naik Si

    Junior. Kini pindah ke paha sebelah kanan. Ia tepat

    berada di tengahtengah. Aku tidak menjepit tubuhnya.

    Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya. Aku

    membayangkan dapat menjepitnya di sini. Tetapi,

    bayangan itu terganggu. Terganggu wanita muda yang di

    ruang sebelah yang kadangkadang tanpa tujuan jelas

    bolakbalik ke ruang pijat.

    Dari jarak yang begitu dekat ini, aku jelas melihat

    wajahnya. Tidak terlalu ayu. Hidungnya tidak mancung

    tetapi juga tidak pesek. Bibirnya sedang tidak terlalu

    sensual. Nafasnya tercium hidungku. Ah segar. Payudara

    itu dari jarak yang cukup dekat jelas membayang.

    Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Ia terus

    mengelap pahaku. Dari jarak yang dekat ini hawa panas

    tubuhnya terasa. Tapi ia dingin sekali. Membuatku tidak

    berani. Ciut. Si Junior tibatiba juga ikutikutan ciut.

    Tetapi, aku harus berani. Toh ia sudah seperti pasrah

    berada di dekapan kakiku.

    Aku harus, harus, harus..! Apakah perlu menhitung

    kancing. Aku tidak berpakaian kini. Lagi pula percuma,

    tadi saja di angkot aku kalah lawan kancing. Aku harus

    memulai. Lihatlah, masak ia begitu berani tadi

    menyentuh kepala Junior saat memijat perut. Ah, kini ia

    malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku.

    Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Kaki

    kusandarkan di tembok yang membuat ia bebas

    berlamalama membersihkan bagian belakang pahaku.

    Mulutnya persis di depan Junior hanya beberapa jari.

    Inilah kesempatan itu. Kesempatan tidak akan datang

    dua kali. Ayo. Tunggu apa lagi. Ayo cepat ia hampir

    selesai membersihkan belakang paha. Ayo..!

    Aku masih diam saja. Sampai ia selesai mengelap bagian

    belakang pahaku dan berdiri. Ah bodoh. Benarkan

    kesempatan itu lewat. Ia sudah membereskan peralatan

    pijat. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku

    sekilas. Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja.

    Badannya berbalik lalu melangkah. Pletak, pletok,

    sepatunya berbunyi memecah sunyi. Makin lama suara

    sepatu itu seperti mengutukku bukan berbunyi pletak

    pelok lagi, tapi bodoh, bodoh, bodoh sampai suara itu

    hilang.

    Aku hanya mendengus. Membuang napas. Sudahlah.

    Masih ada esok. Tetapi tidak lama, suara pletakpletok

    terdengar semakin nyaring. Dari iramanya bukan sedang

    berjalan. Tetapi berlari. Bodoh, bodoh, bodoh. Eh..,

    kesempatan, kesempatan, kesempatan. Aku masih

    mematung. Duduk di tepi dipan. Kaki disandarkan di

    dinding. Ia tersenyum melihatku.

    Maaf Mas, sapu tangan saya ketinggalan, katanya.

    Ia mencaricari. Di mana? Aku masih mematung. Kulihat

    di bawahku ada kain, ya seperti saputangan.

    Itu kali Mbak, kataku datar dan tanpa tekanan.

    Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika ia

    membersihkan paha bagian bawah. Ini kesempatan

    kedua. Tidak akan hadir kesempatan ketiga. Lihatlah ia

    tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya. Apalagi

    yang dapat tertinggal? Mungkin sapu tangan ini saja

    suatu kealpaan. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada

    sesuatu, juga pada sapu tangan. Karena itulah, tidak

    akan hadir kesempatan ketiga. Ayo..!

    Mbak.., pahaku masih sakit nih..! kataku memelas, ya

    sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk

    di tepi dipan.

    Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Lalu memegang

    pahaku, Yang mana..?

    Yes..! Aku berhasil. Ini.., kutunjuk pangkal pahaku.

    Besok saja Sayang..! ujarnya.

    Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Tapi ia masih

    berjongkok di bawahku.

    Yang ini atau yang itu..? katanya menggoda, menunjuk

    Juniorku.

    Darahku mendesir. Juniorku tegang seperti mainan

    anakanak yang dituip melembung. Keras sekali.

    Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.

    Ia berdiri. Lalu menyentuh Junior dengan sisi luar jari

    tangannya. Yes. Aku bisa dapatkan ia, wanita setengah

    baya yang meleleh keringatnya di angkot karena

    kepanasan. Ia menyentuhnya. Kali ini dengan telapak

    tangan. Tapi masih terhalang kain celana. Hangatnya,

    biar begitu, tetap terasa. Aku menggelepar.

    Sst..! Jangan di sini..! katanya.

    Kini ia tidak malumalu lagi menyelinapkan jemarinya ke

    dalam celana dalamku. Lalu dikocokkocok sebentar.

    Aku memegang teteknya. Bibirku melumat bibirnya.

    Jangan di sini Sayang..! katanya manja lalu melepaskan

    sergapanku.

    Masih sepi ini..! kataku makin berani.

    Kemudian aku merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Ia

    menikmati, tangannya mengocok Junior.

    Besar ya..? ujarnya.

    Aku makin bersemangat, makin membara, makin

    terbakar. Wanita setengah baya itu merenggangkan

    bibirnya, ia terengahengah, ia menikmati dengan mata

    terpejam.

    Mbak Wien telepon.., suara wanita muda dari ruang

    sebelah menyalak, seperti bel dalam pertarungan tinju.

    Mbak Wien merapihkan pakaiannya lalu pergi menjawab

    telepon.

    Ngapaian sih di situ..? katanya lagi seperti iri pada

    Wien.

    Aku mengambil pakaianku. Baru saja aku memasang ikat

    pinggang, Wien menghampiriku sambil berkata,

    Telepon aku ya..!

    Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yang

    disobek sekenanya. Pasti terburuburu. Aku langsung

    memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomor

    nomornya. Nampak ada perubahan besar pada Wien. Ia

    tidak lagi dingin dan ketus. Kalau saja, tidak keburu

    wanita yang menjaga telepon datang, ia sudah melumat

    Si Junior. Lihat saja ia sudah separuh berlutut mengarah

    pada Junior. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga

    ada alasan buat Wien.

    Ia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabar

    gembira dari wanita yang menunggu telepon. Ia hanya

    menampakkan diri separuh badan.

    Mbak Wien.., aku mau makan dulu. Jagain sebentar

    ya..!

    Ya itulah kabar gembira, karena Wien lalu mengangguk.

    Setelah mengunci salon, Wien kembali ke tempatku. Hari

    itu memang masih pagi, baru pukul 11.00 siang, belum

    ada yang datang, baru aku saja. Aku menanti dengan

    debaran jantung yang membuncahbuncah. Wien

    datang. Kami seperti tidak ingin membuang waktu,

    melepas pakaian masingmasing lalu memulai

    pergumulan.

    Wien menjilatiku dari ujung rambut sampai ujung kaki.

    Aku menikmati kelincahan lidah wanita setengah baya

    yang tahu di mana titiktitik yang harus dituju. Aku

    terpejam menahan air mani yang sudah di ujung.

    Bergantian Wien kini telentang.

    Pijit saya Mas..! katanya melenguh.

    Kujilati payudaranya, ia melenguh. Lalu vaginanya, basah

    sekali. Ia membuncah ketika aku melumat klitorisnya.

    Lalu mengangkang.

    Aku sudah tak tahan, ayo dong..! ujarnya merajuk.

    Saat kusorongkan Junior menuju vaginanya, ia melenguh

    lagi.

    Ah.. Sudah tiga tahun, benda ini tak kurasakan Sayang.

    Aku hanya main dengan tangan. Kadangkadang

    ketimun. Jangan dimasukkan dulu Sayang, aku belum

    siap. Ya sekarang..! pintanya penuh manja.

    Tetapi mendadak bunyi telepon di ruang depan

    berdering. Kring..! Aku mengurungkan niatku. Kring..!

    Mbak Wien, telepon. kataku.

    Ia berjalan menuju ruang telepon di sebelah. Aku

    mengikutinya. Sambil menjawab telepon di kursi ia

    menunggingkan pantatnya.

    Ya sekarang Sayang..! katanya.

    Halo..? katanya sedikit terengah.

    Oh ya. Ya nggak apaapa, katanya menjawab telepon.

    Siapa Mbak..? kataku sambil menancapkan Junior

    amblas seluruhnya.

    Si Nina, yang tadi. Dia mau pulang dulu ngeliat orang

    tuanya sakit katanya sih begitu, kata Wien.

    Setelah beberapa lama menyodoknya, Terus dong Yang.

    Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..! dia

    mendesah keras.

    Lalu ia bangkit dan pergi secepatnya.

    Yang.., cepatcepat berkemas. Sebantar lagi Mbak

    Mona yang punya salon ini datang, biasanya jam segini

    dia datang.

    Aku langsung beresberes dan pulang.

  • Tante Nunung Menggoyangku

    Tante Nunung Menggoyangku


    3076 views


    Duniabola99.com – Kali ini saya akan menceritakan pengalam pribadi saya yang saya rasakan dan ini yang pertama kali juga merasakan hal nikmat alias mendapat kepuasan sex dengan tante sendiri, perkenalkan namaku Adit saya udah kuliah di salah satu kota perjuangan Surabaya, tapi dalam cerita ini terjadi saat saya duduk di bangku sekolah menengah ke atas.

    Hari itu saya sakit, jadi saya menitipkan surat ijin ke temanku sebab saya tak bisa berangkat ke sekolah. saya di rumah sendirian sebab Papa dan Mama sudah pergi ke kantor.

    Sebelumnya Mama pesan agar saya rehat saja di rumah, dan Mama sudah memanggil Tante Nunung untuk menjaga saya. Tante Nunung adalah adik dari ibuku, ia masih muda, waktu itu ia masih kuliah di jurusan keperawatan.

    Sehabis minum obat saya tiduran di ranjang. Efek dari obat itu membuat mataku terasa amat mengantuk. Dikala hampir terlelap Tante Nunung mengetuk kamarku. ia bilang,

    “Dit, sudah tidur?”

    Saya jawab dari dalam, “Belum tante!”

    Tante Nunung bertanya, “Kalau belum boleh tante masuk?”

    Saya pun membukakan pintu kamarku, saya sempat terkejut waktu melihat Tante Nunung. ia baru saja pulang dari aerobik, masih dengan baju senam ia masuk ke kamar. Melihat Tante Nunung dengan baju seperti itu, saya merasa keder juga. Toketnya yang montok seperti membuat baju senam itu tak kuasa untuk menahan kedua gundukan indah itu. Kemudian ia duduk di sampingku.

    “Dit, kamu mau saya ajari permainan nggak?” katanya.

    Tanpa pikir panjang, saya jawab, “Mau tante, tetapi permainan apa lha wong Adit baru sakit gini kok!”

    “Namanya permainan kenikmatan, tetapi mainnya harus di kamar mandi. Yuk!” kata tante Nunung sambil menggandeng tanganku dan menuntunku masuk ke kamar mandi.

    Saya hanya menurut saja. Kemudian ia mulai memelorotkan celanaku sambil berkata,

    “Wah, untuk ukuran anak SMA burungmu tergolong besar Dit.” Kata tante Nunung terkagum-kagum.

    Waktu itu saya cuma cengengesan saja, lha wong saya deg-degan sekali waktu itu. Lalu ia mulai membasahi kemaluanku dengan air, kemudian diberi sabun, lalu digosok-gosok. Lama-lama saya merasa kemaluanku semakin lama semakin mengeras. Setelah terasa kemudian ia membuka pakaiannya satu persatu.

    Ya, tuhan ternyata tubuhnya sintal banget, toketnya yang montok, dengan pentil yang tegang. Pantatnya padat berisi, dan memeknya yang merah muda dengan rambut kemaluan yang lebat.

    Kemudian ia berjongkok, setelah itu ia mengulum kontolku. Dadanya yang montok ikut bergoyang, membuat dada dan nafasku semakin memburu.

    Saya cuma bisa memejamkan mata dan menikmati setiap kuluman dan jilatan dari tanteku itu. Kemudian tanpa sadar tiba-tiba naluriku bergerak, tanganku mulai meremas-remas dadanya, sementara tanganku satunya turun mencari liang memeknya. Kemudian saya masukkkan jariku, ia meritih,

    “Aakhh… Adit!”

    Saya semakin panas, kulumat bibirnya yang ranum, saya nggak peduli lagi. Setelah bibir, kemudian turun saya ciumi leher dan akhirnya saya kulum punting susunya. ia semakin merintih,

    “Aakhh… Adit terus Dit!”

    Saya nggak tahu berapa lama kami di berada kamar mandi. Lalu tahu-tahu ia sudah di atasku.

    “Adit kini tante kasih akhir permaianan yang manis, ya?” bisiknya.

    Lalu ia meraih kemaluanku yang sudah tegang sekali waktu itu. Kemudian dimasukkan ke dalam memeknya. Kami berdua sama-sama merintih,

    “Akhh…!! Lagi tante… lagi tanteee.” Kataku.

    Lalu ia mulai naik turun, toketnya yang bergoyang-goyang membuatku semakin bernafsu. Tanganku pun tak bisa menahan untuk meremas kedua benda kenyal itu selagi tante Nunung masih asyik mengocok kontolku dengan memeknya yang terasa hangat itu. Tante Nunung terus menggoyangkan pinggulnya sembari saya mengulum, menjilati, dan mengisap toketnya.

    “Gimana Dit, enak kan?” kata tante Nunung diiringi desahan-desahan kecilnya.

    “Enak banget tante” jawabku singkat sembari melanjutkan memainkan toket tanteku itu.

    Semakin lama genjotan tante Nunung pun semakin cepat. Sampai akhirnya saya merasa seperti ada yang meletus dari kontolku, saya tak kuasa menahan untuk memuncratkan cairanku di dalam liang memek tante Nunung. Kemudian kami sama-sama lemas. Setelah itu kami mandi bersama-sama. Waktu mandi pun kami sempat mengulanginya beberapa kali.

    Setelah itu saya pun jadi ketagihan dengan permainan sex, dan sejak saat itu saya sering melakukannya dengan tante Nunung, entah itu di kamarku, di sebuah hotel, atau cuma di dalam mobil. Dalam satu minggu kami bisa 2-3 kali bermain dan pasti berakhir dengan kepuasan sebab Tante Nunung pintar membuat variasi permainan sehingga kami tak bosan.

    Tetapi setelah Tante Nunung menikah saya jadi kesepian. Kadang kalau baru berharap saya cuma bisa dengan pacar aku, Ema. ia juga punya nafsu yang besar, tetapi dari segi kepuasan saya kurang puas, mungkin sebab saya sudah jadi peliharaan tante-tante atau mungkin Tante Nunung yang begitu mahirnya sehingga bisa memberikan apa yang saya mau.

  • Kisah Memek Mencicipi Tubuh Pacar Teman

    Kisah Memek Mencicipi Tubuh Pacar Teman


    2685 views


    Duniabola99.com – Sorry sobatku (Anto) ini terjadi di hari Sabtu, 14 Pebruari 2009. Kita nggak tahan lihat body pacarmu Saras. Apa mau dikata, karena sex itu enak maka kita cicipin pacarmu !!. Anyway, pacarmu juga menikmatinya !!

    Saya mempunyai seorang teman cowok satu kantor di sebuah perusahaan swasta di kota Temanggung (Jawa Tengah). Dia biasa bertugas untuk menemui klien jika calon klien minta penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan dari perusahaan. Kebetulan hari itu Sabtu, biasanya jarang sekali ada calon klien yang minta ditemui pada hari itu, tapi sekitar pukul 10 pagi ada telepon dari salah satu calon klien dari kota Parakan (lebih kurang jaraknya jika ditempuh dari kota Temanggung sekitar 45 menit) minta penjelasan mengenai penawaran yang kami berikan. Segera temanku (sebenarnya posisi dia dikantor adalah bawahanku, karena aku adalah kepala cabang) berangkat menuju Parakan bersama Andi (anak buahku juga). Tinggal kami bertiga dikantor, saya, Indra dan beni.
    Sekitar jam 11.30 tibatiba datang seorang cewek, dia adalah Saras, kami tahu dia adalah pacarnya Anto. Kami persilahkan Saras untuk masuk dan menunggu Anto yang sedang ada dinas keluar. Saras juga bilang kalau memang disuruh Anto untuk menunggu dikantor. Saras waktu itu baru pulang dari kantornya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor kami. Kami berempat berbincangbincang diruang tengah. Saras duduk di kursi meja kantor Anto. Saras mengenakan blazer warna coklat dengan rok span diatas lutut. Cantik.
    Dari postur tubuhnya boleh dijamin semua lakilaki yang melihatnya pasti akan tergiur untuk mencicipinya. Saras, 21 tahun, mempunyai tinggi kurang lebih 165 cm, 47 kg dan menggunakan bra ukuran (kirakira) 34B, dan kulitnya kuning langsat. Dengan wajah layaknya cewek kantoran.
    Sekitar jam 12.15 tibatiba Anto telepon kantor memberi kabar kalau 2 roda belakang mobil yang dipakai mengalami kebocoran di jalan padahal posisi dia ada di tempat yang jauh dari pemukiman dan belum sampai ke tempat calon klien. Dia mencoba untuk mencari tempat tambal ban di dekat situ. Anto juga sempat bebincang dengan Saras untuk sabar menunggu.
    Kami pun meneruskan perbincangan kami berempat. Dengan bercanda kami juga menggoda Saras dengan ceritacerita mengenai hubungan dia dengan Anto. Diluar terlihat mulai mendung. Dan benar saja tidak beberapa lama kemudia turun hujan. Aku mencoba menghubungi HP Anto, dia masih mencari tempat tambal ban dan kehujanan juga. Kami teruskan pembicaraan.
    Cerita Sex Mencicipi Tubuh Pacar Teman
    Saras, gimana punya Anto, gede nggak?, tanya Indra menanyakan sesuatu yang membuat merah padam muka Saras.
    Ahmas Indratanyanya kok giturahasia dong, jawab Saras malumalu.
    Gedean mana kalo sama punya Pak Redi ., tanya Indra sambil menyebutkan namaku.
    Ah.mas Indra, jawab Saras lagi.
    Pembicaraan seperti itu pun terus berlanjut. Kami semakin memojokkan Saras dengan pertanyaanpertanyaan menjurus sex. Kami juga tahu kalau Saras sudah sering berhubungan badan dengan Anto dari cerita Anto sendiri. Dan hal itupun tidak kami tutupi dalam pertanyaan untuk memojokkan Saras.
    Eh, kalian berdua jangan nganggurin Saras gitu donk, kasih Saras minum ..! perintahku kepada Indra dan Beni dengan perintah simbolis. Rupanya Indra dan Beni tahu apa maksudku.
    Oh iya, sori Saras, maaf Boss..! jawab Beni sekenanya sambil purapura berjalan menuju belakang ,padahal dia berjalan kearah belakang kursi Saras dan hal itu tidak disadari Saras. Diluar hujan semakin deras!
    Dengan gerakan kilat Beni merangkul Saras dari belakang.
    Gini.., kata Beni dengan mendekap erat Saras. Kamu pikir deh Saras umurmu baru 21 dan bodymu sexy, ngga kecewa donk kami nyobain kamu lanjut Beni semakin erat mendekap Saras yang meronta dan terkejut mendapat perlakuan seperti itu.
    Ah apaapaan ini teriak Saras , sehingga tampaklah wajahnya yang ketakutan.
    Hal ini semakin membuat kami bertiga jadi horny saja.
    Tibatiba saja Indra menarik kaki Saras.
    Diamsebentar Sar..! perintahku sambil mencoba melepas kancing blazer yang Saras pakai.
    Lalu Indra dengan terburu buru ikut mencoba melepas rok yang dipakai Saras dan sambil bicara kepada saya, Dah boss ditidurin aja dulu di lantai.
    Saras semakin meronta dan coba berteriak tapi dekapan tangan Beni dan Indra membungkam erat mulut Saras. Dan teriakan lenyap ditelan suara derasnya hujan.
    Sudah kamu ngga usah melawan, yang penting sekarang kamu santai aja di lantai dan ikutin permainan kami timpalku.
    Permainan apa ..? tanya Saras dengan ketakutan.
    Tapi kami senang sekali, apalagi saya melihat Saras seperti ini. Saya jadi tambah horny.
    Okok ..baik.., kata Saras tibatiba, Kalian semua sudah tahu kalau aku sering berhubungan badan dengan mas Anto.tapi jangan ceritakan kejadian ini aku mau melayani permainan kalian, kata Saras membuat kami bertiga terkejut mendengarnya.
    Tibatiba saja Saras langsung mendekati saya dan segera menciumi saya di bibir.. Otomatis saya merespon. Lidah kami saling bergerilya. Kemudian ciuman Saras berganti ke bibir Beni, hm.. enaknya pikirku. Dan berganti lagi ke bibir Indra. Aku jilati leher Saras, terus dia juga menjilati kuping Indra.
    Tanpa sadar Saras mendesah, Ahh, enak, Mas terus..!
    Sekarang aku buka baju kamu.! Tapi tangan kamu tetap diam. boleh pegangan jalantol Beni atau Indra ..! kataku.
    Aduh dingin dong..! Masa mau ML saya yang ditenjangi dulu..! jawab Saras.
    Dengan cepat aku membuka baju Saras dan langsung aku lempar. Dengan sigapnya Indra dan Beni langsung bergerilya di dada Saras. Dinaikkannya BH Saras sehingga mereka berdua bisa menggigit kedua puting Saras.
    Ahh, enak gigitannya. Saras mendesah pelan.
    Samarsamar saya melihat Saras sambil memperhatikan wajah saya dan dia tersenyum.
    Sekarang tangan saya mencoba mencari buah dada Saras untuk saya remasremas.
    Beni dan Indra segera menuju bagian bawah tubuh Saras.
    Pokoknya santai saja Sar! kata Beni sambil menaikkan rok yang dikenakan Saras.
    Hmm.., CD model low cut dengan warna hitam nih..! ujar Indra sambil bergumam melihat CD yang dipakai Saras.
    Kamu tahu saja kesukaan kami..! kata Indra, Dan kamu seksi banget dengan CD warna ini, bikin kita horny.! kataku. Dan sekarang Saras sudah berjongkok untuk dia mulai berkaraoke.
    Oohh, enak, sedot lagi yang kuat Sar..! kata saya sambil mendesah.
    Kurang lebih 15 menit Saras telah berkaraoke terhadap pen|s kami bertiga. Kemudian Saras dengan perlahan melepas sendiri seluruh baju, rok dan pakaian dalamnya.
    Sekarangsentuh tubuh telanjangku.! kata Saras memerintah kami bertiga.
    Kesempatan ini tidak kami siasia kan. Langsung saja saya rebahkan Saras di lantai dan saya jilati vaginanya, dan Beni juga tidak kalah ganasnya menyedot habis kedua putting Saras sedangkan Indra melumat habis bibir Saras. .Samarsamar saya mendengar Saras mulai mendesah.
    Kali ini saya gantian ke buah dada Saras, saya menjilati dulu pinggirnya secara bergantian, dari kanan ke kiri. Tetapi saya tidak menyentuh sedikit pun puting Saras.
    Dan Saras kemudian bicara, Ayo isep puting saya..!
    Wah ini saatnya ..! pikir saya dalam hati.
    Kamu minta diisep puting kamu..! jawab saya sambil tersenyum.
    Saya lihat Bani dan Indra tersenyum melihat Saras terkapar pasrah.
    Tidak lama setelah saya memainkan buah dada Saras, saya turun lagi ke vaginanya. Tampaklah bulubulu vag|na Saras yang begitu halus dan dicukur rapih. Dengan sigap saya langsung menghisap vag|na Saras.
    Ohh.. enakk..! Terus donk Mas..! sahut Saras sambil mendesah.
    Kalimat itu membuat saya tambah semangat, maka saya tambah liar untuk menghisap vaginanya.
    Cerita Sex Mencicipi Tubuh Pacar Teman
    Ahh.aku mau keluar, lirih Saras.
    Dan tibatiba saja cairan vag|na Saras keluar diiringin teriakan dari Saras.
    Mas, kamu kok hebat .mainin memekku..? kata Saras terputusputus.
    Saya hanya tersenyum saja.
    Masukin punya massekarang..! pinta Saras.
    Nanti dulu, puting kamu aku isep lagi..! jawab saya.
    Maka dengan cepat langsung puting yang berwarna coklat muda itu saya hisap dengan kencangnya secara bergantian, kiri dan kanan.
    Ahh, enakk mas..! Kencang lagi..! teriak Saras.
    Mendengar suara cewek lagi terangsang begitu membuat saya tambah horny, apalagi penisku sudah dari tadi menunggu giliran masuk. Maka langsung saja saya memasukkan pen|s saya ke vag|na Saras.
    Sempit banget memek Saras! pikir saya dalam hati.
    Setelah sedikit bersusah payah, akhirnya masuk juga pen|s saya ke vag|na Saras
    Sarmemek kamu enak dan sempit . kata saya dengan napas yang mulai tidak teratur.
    Dan kalimat saya dibalas dengan senyum oleh Saras yang sedang merem melek.
    Begitu masuk, langsung saya goyangkan. Yang ada hanya suara Saras yang terus mendesah dan teriak.
    Terus mas tambah cepet ..!
    Dan sekilas di samping saya tampak Beni dan Indra dengan pen|s mereka sudah menegang.
    Sabar tunggu giliran kalian, sekarang aku beresi dulu memek Saras ini..! jawab saya sambil sambil menggoyangkan Saras.
    Beni dan Indra hanya menganggukan kepala.
    Tidak lama kemudian Saras minta ganti posisi, kali ini dia mau di atas.
    Kami pun berganti posisi.
    Ahh.., enakk.., pen|s mas terasa banget didalam..! teriak Saras sambil merem melek.
    5 menit kemudian Saras teriak, Ahh.., aku keluar lagi..! dan dia langsung jatuh ke pelukan saya.
    Tetapi saya belum keluar. Akhirnya saya ganti dengan gaya dogy.
    Kali ini kembali Saras menjerit, Terus mas..!
    Tidak lama kemudian saya merasa kalau saya sudah mau keluar.
    Sar, mau keluarin dimana..? tanya saya.
    Di muka saya saja. jawabnya cepat.
    Kemudian, Croott.., crott..! sperma saya saya keluarkan di wajah Saras.
    Kemudian Saras dengan cepat membersihkan pen|s saya, bahkan saya sampai ngilu dengan hisapannya. Tidak lama saya pun jatuh lemas di sampingnya. Saya melihat Beni dan Indra meremas pen|s masingmasing dan dia pun melihat Saras dengan tatapan ingin mendapat perlakuaan yang sama seperti saya.
    Tibatiba saja Indra mencium Saras dengan ganasnya. Secara otomatis Saras membalasnya. Kemudian ciuman Indra mulai turun ke leher Saras dan dada Saras. Saras hanya pasrah diperlakukan seperti itu. Dada Saras diremasremas oleh Indra dan sapuan lidahnya mulai turun ke daerah bawah.
    Hmm.., vag|na kamu bakal aku bikin basah lagi..! kata Indra dengan suara menggoda.
    Kemudian tanpa diperintah Indra segera mencium dan menjilati vag|na Saras dengan lahapnya seperti orang yang kelaparan.
    Ahh.. ahh.. ahh.., enak mas..! timpal Saras.
    Kemudian Beni tidak mau kalah, segera Beni raih buah dada Saras dan segera menghisapnya. Beni mulai dari putingnya yang kanan, kemudian beralih ke yang kiri, Beni juga remasremas buah dada Saras.
    Yang kencang mas..! kata Saras lirih.
    Kurang lebih 5 menit Beni memainkan dada Saras, kemudian Beni turun ke vaginanya. Tampaklah vag|na Saras yang ditumbuhi bulubulu halus yang rapih itu sudah tampak basah.
    Memek kamu sudah basah Sar.., sudah ngga tahan yach..? kata Beni sambil tersenyum.
    Saras hanya menangguk saja tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kemudian Beni mendekatkan mulutnya ke depan vag|na Saras, dan langsung Beni hisap jilati vag|na Saras
    Teruss..! Enakmas! itulah suara yang terdengar dari mulut Saras.
    Setelah 10 menit Beni memainkan vag|na Saras, Beni melakukan gerakan lebih jauh. Dan dengan segera Beni memasukkan penisnya ke dalam vag|na Saras.
    Pelanpelan.! kata Saras.
    Beni hanya tersenyum dan segera mencium Saras, dan Saras pun membalasnya dengan penuh semangat.
    Bless, seluruh pen|s Beni kini berada di dalam vag|na Saras. Dan tanpa dikomando lagi Beni segera bergerak diikuti goyangan pinggul Saras. Saras memeluk Beni begitu eratnya dan Beni memperhatikan wajah Saras yang sedang merem melek seakanakan tidak ingin berhenti memperoleh kenikmatan.
    5 menit kemudian Saras ingin berganti posisi.
    Gantian dogy ! pinta Saras
    Beni turuti saja kemauan Saras.
    Bless, bless.., bless..! sedikit terdengar suara pen|s dan vag|na yang sedang berlomba, karena vag|na Saras sudah basah dan menurut Beni, Saras tidak lama lagi akan keluar.
    Dan benar saja dugaan Beni, tibatiba saja Saras teriak, Ah.., ahh.., ahh.., aku keluar..!
    Kemudian Saras langsung jatuh lemas dengan posisi telungkup, sementara pen|s Beni masih tertancap dalam vag|na Saras. Beni segera menggerakkan penisnya supaya dapat juga segera keluar. Tidak lama Beni terasa ingin keluar.
    Keluarin di mana Sar..? tanya Beni.
    Di dalam ..! jawab Saras dengan suara yang terbatabata.
    Lalu, Crott, crott..! pen|s Beni segera mengeluarkan semburan spermanya.
    Ahh..! Beni bersuara dengan keras, Enak.! lanjut Beni.
    Kemudian Beni langsung rebah di sebelah kanan Saras, sementara Indra tersenyum memperhatikan mereka berdua karena belum mencicipi Saras.
    Wah capek kamu Saras..? tanya Indra.
    Saras yang sudah lemas hanya dapat tersenyum.
    Setelah istirahat beberapa menit, Saras melanjutkan meladeni permainan Indra.
    Tanpa terasa hampir 3 jam kami menikmati tubuh Saras. Setelah selesai kirakira setengah jam sebelum jam 4 sore Anto datang.
    Kami hanya tersenyum melihat Anto mencium pipi Saras dengan sayang.

  • Kisah Memek Birahi Terpendam Teh Tita

    Kisah Memek Birahi Terpendam Teh Tita


    2824 views


    Duniabola99.com – Di kamar kostnya Abi berbaring sambil ngelamun. Di luar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, di kota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Abi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Tita, ibu kostnya. Teh atau Teteh adalah sebutan kakak dalam bahasa Sunda.

    Dibayangkannya perempuan itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam dan panjang panjang. Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang bukit kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.

    Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna dengan BHnya, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari striptease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulubulu jembut menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.

    Blarrrrrrrrr! suara guntur membuyarkan lamunannya.

    Abi bangkit berdiri sambil menggaruk batang ****** di selangkangannya yang mulai tegang dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat teh panas. Setelah membuat teh kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kos. Baru sekitar 1 bulan ia kos di rumah keluarga Pak Hamdan setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Pak Hamdan telah beristri dengan anak satu berumur tujuh tahun.

    Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Tita sudah tidur bersama anaknya karena Pak Hamdan sedang ke Bandung menemani ibunya yang akan dioperasi. Akhirnya Abi duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Abi mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik. Mungkin antenanya kena angin, pikirnya. Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Abi selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.

    Tiba2 Abi mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan yang biasa dipanggil Teh Tita. Abi kaget melihat kehadiran perempuan itu yang tibatiba.

    Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya? tanya Abi tergagap
    Ah, tidak apaapa. Saya belum tidur kok jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental.

    Yang membuat Abi kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Seharihari Tita, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Tita. Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alis matanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.

    Entah mengapa Abi selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung. Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Tita tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Tita yang masih dibawah tiga puluh tahun.

    Akhirnya jadilah ia kost di paviliun di samping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Hamdan. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Tita dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.

    Tapi malam ini Tita berpenampilan lain, tanpa kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Tita memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Abi, Tita seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.

    Gambar tivinya jelek ya? tanya Tita mengagetkan Abi.
    Eh, iya. Antenenya kali jawab Abi sambil menunduk.

    Abi semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Abi kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Abi menelan ludah.

    Semuanya jelek, kata Tita Nonton VCD saja ya?
    Terserah Teteh kata Abi masih berdebar menghadapi situasi itu.
    Tapi adanya film unyil, nggak apa? kata Tita sambil tersenyum menggoda.

    Abi faham maksud Tita tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.

    Ya terserah Teteh saja jawab Abi.

    Tita kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Abi semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Tita keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam.

    Mau nonton yang mana? tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Abi.

    Abi menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno.

    Eh, ah yang mana sajalah kata Abi belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCDVCD itu.
    Yang ini saja, ada ceritanya kata Tita mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV. Abi mencoba menenangkan diri.

    Memang Teteh suka nonton ya? tanya Abi memancing
    Ya kadangkadang, kalau lagi suntuk jawab Tita sambil tertawa kecil
    Bapak juga? tanya Abi lagi
    Nggalah, marah dia kalau tau kata Tita kembali duduk setelah memencet tombol player.

    Memang selama ini Tita menonton filmfilm itu secara sembunyisembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral.

    Bapak kan orangnya kolot lanjut Tita dalam berhubungan suamiistri juga ngga ada variasinya. Bosen!

    Abi tertegun mendengar pengakuan Tita tentang hal yang sangat rahasia itu. Abi mulai faham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya di tempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.

    Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Abi tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan di sebelahnya.Tita duduk sambil mengangkat satu kakinya ke atas kursi dengan tangannya ditumpangkan di lututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Abi sudah tidak ragu lagi.

    Teteh kesepian ya? tanya Abi sambil menatap perempuan itu

    Tita balik menatap Abi dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.

    Kamu mau tolong saya? tanya Tita sambil memegang tangan Abi.
    Bagaimana dengan Bapak ? tanya Abi raguragu tapi tau maksud perempuan ini.
    Jangan sampai Bapak tahu kata Tita
    Itu bisa diatur lanjut Tita sambil mulai merapatkan tubuhnya.

    Abi tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora di mata Tita. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk dikecup. Tanpa menunggu lagi bibir Abi segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Abi semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Tita.

    Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Tita memegang belakang kepala Abi menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Abi mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Tita.

    Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya. Tita bergetar ketika jemari Abi menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Abi memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusapusap selangkangan itu yang makin terbuka karena Tita telah merenggangkan kedua pahanya.

    Dan rupanya Tita telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya. Dengan sigap tanpa malumalu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Abi dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu.

    Segera saja tangan Abi merambahi kembali lembah hangat milik Tita yang telah terbuka itu. Dirasakannya bulubulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Abi membelai bulubulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.

    Tita makin mendesah ketika jemari Abi mulai menyentuh bibir memeknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Tita rasakan pada daerah kemaluannya. Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang ******nya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang memek Tita. Bahkan ketika lubang memek itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Tita.

    Selama hampir delapan tahun menikah, Tita belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Hamdan suaminya yang berusia hampir empat puluh lima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.

    Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang.

    Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan air mani di dalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak. Sehingga selama bertahuntahun, Tita tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang air mani suaminya bila tangkinya sudah penuh.

    Tita sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi. Selama bertahuntahun. Hanya kirakira setahun ini Tita bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati.

    Dari wanita ini, Lilis namanya, Tita mendapatkan filmfilm porno yang dipinjamkan secara sembunyisembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadangkadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian. Tetapi sebagai perempuan normal Tita tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu.

    Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu di tubuh Tita. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar.

    Ah terus Bidesahnya membara.

    Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Abi mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Tita mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahuntahun Tita dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.

    Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah.

    Sejak Abi kost dirumahnya, Tita telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya. Malam ini Tita tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan.

    Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Abi mulai menyusuri leher jenjang Tita yang selama ini tertutup rapat. Mulut Abi menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus ke bawah sepertinya hendak ke daerah belahan dada Tita, tapi tibatiba Abi bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Tita yang mengangkang dimana bibir memeknya sedang dirabai jemari pemuda itu.

    Rupanya Abi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Tita juga faham maksud Abi. Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Abi lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Tita menunduk memperhatikan kepala Abi dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hot.

    Dihadapan Abi terlihat selangkangan perempuan dewasa yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulubulu jembut yang menghitam agak keriting dengan sangat lebatnya menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus. Abi menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. Labia mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulubulu jembut menghitam di tepi dan atasnya.

    Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu. Kedua tangan Abi bergeser mendekati lubang memek itu untuk lebih menguakkannya

    Ahhh! Tita mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir memeknya.

    Desahannya semakin menjadi ketika lidah Abi mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Tita blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentakhentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dikhayalkan. Abi terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah ke atas meremasi susu yang montok padat.

    Rupanya Tita sudah merasa semakin panas meskipun di luar hujan masih turun.

    Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang seharihari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat di sofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati memeknya.

    Mata Tita merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Abi. Hasrat yang telah lama dikhayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak khayalan gilagilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton filmfilm porno.
    Demikian juga dengan Abi, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya.

    Jilatan dan rabaan Abi rupanya telah menaikkan nafsu Tita makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Tita yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme. Dengan ganas ditariknyanya kepala Abi agar makin rapat ke selangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Abi yang mengesek memeknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.

    Ahhh duh Gusti! Ahhh! Enaknya ! jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.

    Abi sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat ke selangkangan itu ditambah Tita merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Tita menyenderkan kepalanya di sandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Abi kembali membuka sehingga Abi dapat melepaskan diri. Muka Abi basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan birahi yang keluar dari lubang kenikmatan Tita.

    Abi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh.

    Hatur nuhun ya Bi kata Tita berterima kasih sambil membuka matanya sehabis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.

    Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Abi telah berdiri telanjang bulat dengan batang ****** mengacung keras. Batang ****** yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Abi mendekat dan meraih tangan Tita, dan menariknya berdiri. Kemudian Abi mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih seksama.

    Kenapa sih? tanya Tita sambil senyumsenyum.
    Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup jawab Abi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.

    Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Tita, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benarbenar nyata.

    Tubuh Tita memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi dilengkapi dengan putingnya yang berwarna merah kecoklatan dan tampak sudah tegak mengacung ke atas, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.

    Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang ****** Abi. Dan Tita yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Tita kembali duduk sambil tetap menggengam batang ****** itu. Abi mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya.
    Dengan mata berbinar diperhatikan batang ****** yang tegang dihadapannya. ****** yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya. Telah lama Tita ingin merasakan mengulum ****** lelaki seperti yang dilihatnya di film porno.

    Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala ****** yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang ****** yang telah basah itu dan dikulumnya.

    Abi meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Tita mulai melumati batang ****** di dalam mulutnya dengan semakin bernafsu. Tita mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya di film. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang ****** itu dengan giginya, membuat Abi semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Tita adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Abi agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya

    Tita yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasifantasi liar yang pernah ditontonnya di film. Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.

    Abi yang batang ******nya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Tita meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya.

    Ah Teh, sudah mau keluar nih desisnya mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.

    Tapi Tita yang memang mau merasakan semburan mani di mulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang ****** itu menumpahkan cairan kenikmatan di dalam mulut Tita. Abi meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Tita

    Dirasakannya cairan hangat menyemprot di dalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Tita semakin keras mengocok batang ****** itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang ****** Abi, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang ****** itu. Tanpa rasa jijik atau mual.

    Bagai mana rasanya Teh? tanya Abi. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias.

    Enak, gurih kata Tita tanpa ragu

    Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Tita bangkit.

    Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu katanya sambil ke dapur dengan hanya mengenakan kimono.

    Abi sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang ******nya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Tita di dapur membuatkan minuman. Abi mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Tita menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Abi. Perlahan dirasakan batang ****** Abi mulai bangkit lagi mengganjal di pantatnya. Tita semakin mengelinjang ketika tangan Abi yang satunya mulai merambahi selangkangannya.

    Sudah nggak sabar ya katanya sambil ketawa dan berbalik.

    Kembali keduanya berciuman dengan rakus.

    Dikamar saja ya ajak Tita ketika ciuman mereka semakin larut.

    Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu. Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk. Tita mendorong tubuh Abi keranjang dan jatuh celentang. Tita juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Abi. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Tita mendorong kepala Abi kebawah. Ia ingin Abi mengerjai susunya.

    Abi menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Tita mendesah sambil mengerumus rambut Abi yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil susunya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Abi dengan lembut. Abi merasakan buah dada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras karena sudah sangat terangsangnya wanita itu.

    Oh Bi! Gelii terus akh!

    Tangan Abi yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan itu. Tita menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.

    Ahh terus sayang! desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya.

    Jemari Abi dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana di dalamnya terdapat bibir lembut yang lembab. Tita semakin menggelinjang ketika ujung jari Abi menyentuh itilnya. Kini mulut dan tangan Abi secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan kesepian yang haus seks itu. Sementara Tita juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.

    Beberapa lama kemudian Abi mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak ke bawah menyusuri perut mulus Tita dan berhenti di pusarnya. Tita menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu. Tita rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Abi ke arah kepalanya. Abi faham maksudnya.

    Dengan segera dikangkangi kepala Tita diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang ****** yang menegang keras diatas muka Tita. Yang segera disambut kuluman Tita dengan sangat bernafsu. Abi juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Tita yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut sangat lebat itu.

    Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masingmasing. Tita istri kesepian yang bertahuntahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak habishabis untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Abi pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya.

    Oh! Bi, lakukanlah desah Tita mulai tak tahan menahan hasratnya.

    Abi segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Tita telentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang ****** Abi pada lubang memeknya yang telah semakin berdenyut.

    Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuh belas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang ****** Hamdan merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya. Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.

    Tita tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir memeknya. Direngkuhnya tubuh Abi ketika perlahan batang ****** yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.

    Akh! Enak Bi! desisnya.

    Tangannya menekan pinggul Abi agar batang ****** pemuda itu masuk seluruhnya. Abi juga merasakan nikmat. Memek Tita masih terasa sempit dan seret. Abi mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naikturun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Tita. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat.

    Ayo Bi geyol terusss! desis Tita makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan.

    Abi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang ******nya tuntas masuk seluruhnya ke dalam memek Tita.

    Oh Bi ! jerit Tita nikmat setiap kali Abi melakukannya.

    Terasa batang ****** itu menyodok dasar lubang memeknya yang terdalam. Semakin sering Abi melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Tita sehingga pada hentakan yang sekian Tita merasakan otot di seluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Abi agar hujaman bantang ****** itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyutdenyut di dalam lubang memeknya.

    Ahk! Ah duh akhh! teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki.

    Sangat nikmat dirasakan Tita. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Abi yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Tita kembali berusaha mengimbangi. Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga memeknya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman ****** Abi semakin dalam.

    Abi yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Tita seperti itu. Demikian juga dengan Tita, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi. Tita mengangkat dan menumpangkan kakinya di pundak Abi, sehingga selangkangannya lebih terangkat. Abi memeluk kedua kaki Tita, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan memek Tita lebih terasa sehingga gesekan batang ******nya menjadi semakin nikmat. Abi semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan.

    Ahhh Abi mendesah nikmat ketika dari batang ******nya menyembur cairan kenikmatannya.

    Dikocoknya terus batang ****** itu untuk menuntaskan hasratnya.
    Bersamaan dengan itu Tita rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya.

    Akhh!! jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturutturut.

    Tubuh Abi ambruk diatas tubuh Tita. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu.

    Hatur nuhun ya Bi, hatur nuhun kata Tita terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu.

    Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.

    Tak sampai sepuluh menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Abi, batang ******nya yang telah lepas dari lubang memek Tita mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Tita. Rupanya perempuan ini sudah ingin lagi. Abi tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam! Memang Tita sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakanakan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Abi sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya.

    Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkalikali sampai pagi.

    Abi bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring di ranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Tita. Dilihatnya jam sudah pukul sembilan. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Tita yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.

    Abi ingat setiap dua atau tiga ronde, Tita selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan yang haus sex itu berkalikali.

    Abi masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempuan yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di tempat tidur. Berbagai posisi bercinta telah mereka lakukan semalam. Tibatiba pintu kamar dibuka dan masuklah Tita dengan pakaian lengkapnya membawa nampan berisi roti dan minuman.

    Eh sudah bangun, bagaimana tidurnya nyenyak katanya sambil tersenyum dan langsung duduk ditepi ranjang.

    Nih sarapan dulu, nantikan kerja keras lagi katanya sambil senyum menggoda.

    Disodorkanya gelas yang berisi telor setengah matang dicampur minuman yang menurut Tita ramuan rahasia menambah gairah lelaki. Kemudian Tita memberikannya sepotong roti yang dilahap oleh Abi dengan cepat. Baru terasa perutnya sangat lapar.

    Teteh mau kemana sih kok rapi tanya Abi

    Baru nganter anak saya ke rumah Teh Siti. Biar kita bebas kata Tita kembali tersenyum nakal.

    Abi merasa girang karena hasratnya juga mulai berkobar lagi justru karena melihat Tita berpakaian lengkap.

    Teh mau ngga memenuhi permintaan saya kata Abi
    Apa sih? tanya Tita agak heran
    Maaf nih Tehkata Abi
    Teteh mau ngga bergaya seperti penari striptease, membuka satupersatu baju Teteh di depan saya lanjutnya.

    Tita tersenyum manis sambil bangkit.

    Kenapa tidak kata jawab Tita mulai bergaya seperti penari salsa.

    Mengerakkan tangannya juga pinggulnya. Sambil berputar dilepaskan kerudungnya. Abi memperhatikannya sambil berbaring menyender di ranjang. Matanya berbinar menyaksikan gaya dan aktrasi Tita.Dengan rambut terurai, Tita mulai membuka kancing bajunya sehingga mencuatlah buah dada montoknya yang terbungkus BH. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya meluncurlah celana panjang yang dipakainya, hingga kini Tita hanya mengenakan BH dan celana dalam berwarna pink.

    Dalam keadaan setengah bugil itu goyangan Tita semakin seronok dan menggoda. Kedua tangannya meremasi susunya sambil pinggulnya bergoyang majumundur. Abi benarbenar terpesona dan perlahan batang ******nya mulai ngaceng. Tita naik keatas ranjang. Tariannya kini semakin liar. Disorongkannya pangkal pahanya ke muka Abi sambil menurunkan celana dalamnya sedikit, memperlihatkan bulubulu jembutnya.

    Abi menanggapi dengan meraba paha Tita dan membelainya.
    Kini selangkanngan Tita tepat dimuka Abi. Dengan tangannya ditariknya ke bawah celana dalam Tita dan langsung dijilati rimbunan jembut menghitam yang dibaliknya terdapat lembah yang nikmat.

    Tita mengangkangkan kedua kakinya sambil sedikit menekuk lututnya. Tangannya memegang tembok. Pinggulnya kini bergerak perlahan mengimbangi jilatan lidah Abi pada selangkangannya.

    Abi menengadah dengan mulut dan lidahnya merambahi daerah kemaluan Tita dengan rakus. Tita mendesah nikmat diperlakukan seperti itu, satu tangannya kini meremasi susunya yang telah terbuka.

    Dengan ujung lidahnya Abi menjilati lubang memek Tita yang sudah dikuakkan jari tangannya. Dengan penuh nafsu belahan lembut itu tidak hanya dijilat tapi juga dihisap. Tita merintih nikmat ketika satu jari tengah Abi dimasukkan ke dalam lubang memeknya yang semakin basah oleh lendir birahi. Abi menggerakkan jarinya keluar masuk di liang kenikmatan itu dengan sesekali mengoreknya seperti mencari sesuatu, ditambah lidahnya terus menjilati kelentit perempuan itu, menyebabkan Tita semakin mengelinjang liar.

    Tita semakin keras meremasi susunya. Tubuhnya bergetar hebat menerima sentuhan pada lubang memeknya. Kaki Tita terasa tidak kuat menyangga tubuhnya hingga terduduk. Jari Abi masih terhujam di lubang memeknya.

    Tita membaringkan tubuhnya ke belakang sedangkan pinggulnya diangkat keatas sehingga posisinya melengkung seperti pemain akrobat. Kemaluannya mendongak keatas disangga kedua kakinya yang terbuka. Sehingga kembali mulut Abi dapat merambahi lembah berbulu itu dengan bebas.

    Entah kenapa, Abi sangat suka menjilati seputar memek Tita, selain berbau harum juga sangat indah bila dipandang. Dan tentu Tita juga sangat menyukai perlakuan Abi itu, sesuatu yang telah didambakan selama bertahuntahun.

    Setelah beberapa lama, rupanya Tita ingin segera disodok lubang memeknya dengan batang ****** pemuda itu yang telah keras mengaceng. Diturunkan tubuhnya dan mengarahkan selangkangannya ke batang ****** Abi yang telah mengaceng ke atas.

    Abi membantu mengarahkan batang ******nya ke lubang yang telah basah merekah itu. Tita mendesah ketika kepala ****** Abi perlahan menyusup ke dalam lubang memeknya yang sempit. Lubang memek Tita meskipun sudah pernah melahirkan masih terasa sempit dan peret. Itu hasil dari rutinnya ia minum ramuan warisan orang tuanya. Sehingga selain lebih rapet juga memeknya berbau harum.

    Begitu juga ramuan yang diberikan kepada Abi, ramuan khusus untuk lelaki yang membuatnya perkasa dan selalu siap tempur. Dan itu dirasakan oleh Abi setelah minum ramuan buatan Tita. Tubuhnya kembali segar dan batang ******nya selalu siap tempur.

    Secara normal Abi memang lelaki yang kuat berhubungan sex, tapi semalaman lima kali bertempur pastilah pagi ini ia masih kecapaian. Nyatanya pagi ini ia kembali bergairah bahkan semakin tinggi dorongan birahinya.

    Abi sempat bertanya kenapa ramuan itu tidak diberikan kepada suaminya. Ternyata Tita pernah memberikan suaminya minuman itu, tapi ternyata suaminya marahmarah dan melempar gelasnya. Baginya haram minum minuman yang cuma untuk meningkatkan nafsu belaka.

    Tita mulai menggerakkan tubuhnya naik turun perlahan dan semakin cepat diselingi hentakanhentakan yang liar. Posisi Abi yang duduk menyandar di sandaran tempat tidur hanya bisa sedikit mengimbangi gerakan Tita yang semakin cepat. Tangannya memegang pinggul montok perempuan itu mengikuti gerakan turun naiknya.
    Sepasang buah dada yang montok itu terguncangguncang menggesek muka Abi.

    Sesekali Tita menghempaskan pingulnya kebawah sehingga batang ****** Abi menghujam seluruhnya di dalam lubang memeknya. Dan itu mendatangkan nikmat yang sangat bagi Tita ketika kepala ****** Abi menghujam lubang rahimnya yang terdalam yang paling sensitif. Tita terus mehentakkan pinggulnya semakin cepat ketika dirasakan tubuhnya mulai dialiri getaran yang semakin keras, dan tanpa bisa dicegah tubuhnya mengejang ketika getaran itu mencapai puncaknya.

    Achhh!! jeritnya keras merasakan puncak kenikmatan.

    Tubuhnya mendekap Abi dengan ketat. Abi yang belum tertuntaskan hasratnya kemudian mendorong tubuh Tita kebelakang hingga telentang dengan tubuh Abi berada diatasnya. Batang ******nya masih bertaut dalam di lubang memek Tita. Segera Abi mengerakkan pinggulnya naik turun melanjutkan gerakan yang dibuat Tita.

    Gerakan Abi langsung cepat karena ia juga ingin membuat Tita orgasme yang kedua kalinya berturutturut, seperti yang selalu dilakukan sepanjang malam tadi. Bahkan ia ingin membuat hatrick, yaitu membuat Tita klimaks tiga kali berturutturut. Abi merasa mampu karena tubuhnya terasa segar sedangkan batang ******nya masih belum terasa sensitif.

    Dan nyatanya dihentak sedemikian rupa klimaks Tita yang belum surut, kembali berkobar semakin tinggi. Tita mencoba mengimbangi goyangan Abi, tapi ternyata hanya sebentar ketika orgasme yang kedua kali melandanya.

    Duh Gusti! Ackhh oh! jeritnya nikmat.

    Ia merasa puas dengan kemampuan Abi, bukan semata karena ramuan yang diberikannya tapi karena pemuda ini memang pintar bercinta dengan teknik yang bisa mengimbangi hasratnya.

    Abi terus saja menggerakkan pinggulnya tanpa perduli, ia ingin memberikan yang terbaik kepada perempuan ini. Kembali Abi berusaha memacu kembali hasrat Tita yang baru klimaks dan memang tak lebih dari satu menit kembali tubuh Tita diguncang getaran yang paling nikmat.

    Ahh! desahnya kembali.

    Belum pernah ia merasakan orgasme tiga kali berturutturut. Bahkan yang dua kali secara beruntun. Sehingga tubuhnya terasa melayang ke langit kenikmatan ketujuh. Abi yang masih segar belum menghentikan goyangannya bahkan semakin cepat karena ia mulai merasakan nikmat pada batang ******nya. Tita yang telah KO tiga kali hanya bisa telentang pasrah, seluruh persendiannya terasa lemas. Tapi tibatiba hasratnya untuk menikmati air mani Abi muncul.

    Bi, saya mau kulum punya kamu pintanya kembali bersemangat.

    Abi menghentikan goyangannya, dia maklum rupanya Tita sudah haus ingin minum. Minum air maninya. Abi juga merasa senang karena ada kenikmatan lain menumpahkan air maninya di dalam mulut perempuan itu. Maka dicabutnya batang ****** dari lubang kenikmatan itu.

    Tita mengatur posisi. Kepalanya diganjal dengan bantal sehingga setengah berbaring. Abi segera berlutut mengangkangi badan Tita dengan batang ******nya mengacung tepat di muka Tita yang langsung menyambarnya dan mengulumnya dengan sangat rakusnya.

    Abi meremmelek menikmati sentuhan itu, dibiarkan perempuan itu memperlakukan ******nya dengan mulutnya. Tita dengan penuh nafsu mengulum dan menjilatinya. Cara perlakuannya semakin pintar dan terampil, hingga nikmat yang dirasakan Abi semakin tinggi.

    Jarang ada perempuan yang dikencaninya mau mengulum batang ******nya apa lagi menelan air maninya. Yang mau melakukan itu biasanya perempuan bayaran. Tapi kini perempuan baikbaik, seorang istri yang kesepian dengan rakus melakukannya. Abi merasa beruntung bertemu dengan Tita. Tidak terpikirkan apa reaksi Pak Hamdan bila tahu perbuatan mereka.

    Abi merasa batang ******nya semakin sensitif dikulum dan dilumati mulut Tita yang semakin rakus. Dan tanpa dapat ditahan lagi muncratlah cairan kenikmatan hangat dari otot tegang itu, yang segera dilahap dengan nikmat oleh Tita. Batang ****** itu dikulum hingga hampir sepenuhnya masuk ke dalam mulutnya sehingga air mani yang tercurah langsung masuk ke tenggorokannya dan tertelan. Enak sekali dirasakan Tita.

    Demikian juga dengan Abi, tubuhnya meregang tersentaksentak seiring curahan cairan kenikmatannya yang dengan rakus ditelan perempuan itu. Tita bahkan juga menjilati cairan yang meleleh di batang ****** hingga tuntas. Dan tuntas juga ronde pertama di pagi itu.

    Di pagi itu, seperti malam tadi, mereka terus kembali merengkuh kenikmatan hingga sore. Hingga anaknya Tita datang.

  • Kisah Memek Mertua Horni

    Kisah Memek Mertua Horni


    3128 views


    Duniabola99.com – Sudah dua tahun ini aku menikah dengan Virni, dia seorang model iklan dan 6 bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang wiraswasta di bidang pompa bensin.

    Umurku kini 32 tahun, sedangkan Virni 21 tahun. Virni seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Virni, mertuaku, sebut saja Mama Ratih, orangnya pun cantik walau usianya sudah 39-tahun. Mama Ratih merupakan istri ketiga dari seorang pejabat negara ini, karena istri ketiga jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Sehingga Mama Ratih bersibuk diri dengan berjualan berlian.

    Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sendiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian maka aku tinggal di mertua. Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku, sementara Mama Ratih juga sibuk, kami jadi jarang berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Ratih jadi semakin akrab malahan kami sekarang sering melakukan hubungan suami istri, inilah ceritanya.

    Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu. Tiga bulan lalu, ketika istriku pergi ke Jogja, setelah kuantar istriku ke stasiun kereta api, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.

    “Eh, Ma.. belum tidur…”
    “Belum, Tom… saya takut tidur kalau di rumah belum adaorang…”
    “Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat…”
    “Virni… pulangnya kapan?”
    “Ya… kira-kira hari Rabu, Ma… Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu…”
    “Oke… Tom, selamat tidur…”

    Kutinggal Mama Ratih yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, lalu tidur. Keesokannya, Sabtu Pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Ratih sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku.

    “Selamat Pagi, Tom…”
    “Pagi… Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya.”
    “Kamu hari ini mau kemana Tom?”
    “Tidak kemana-mana, Ma… paling cuci mobil…”
    “Bisa antar Mama, Mama mau antar pesanan berlian.”
    “Oke.. Ma…”

    Hari itu aku menemani Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 07.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Virni makin sibuk dengan dirinya sendiri dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Ratih.

    Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya.

    “Tom, kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama yach… habis pegal banget nih…”
    “Dimana Ma?”
    “Sini.. Leher dan punggung Mama…”

    Aku lalu berdiri sementara Mama Ratih duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lama-lama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Ratih tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang sangat menusuk hidungku.

    “Maaf, Ma… punggung Mama juga dipijat…”
    “Iya… di situ juga pegal…”

    Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Ratih juga sudah mulai terangsang.

    “Tom, Mama kesepian… Mama membutuhkanmu…” Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan.

    Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh tanganku. Hal ini membuatku semakin terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang berhadapan dengan Mama Ratih yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya terlihat jelas olehku.

    Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Ratih lebih bagus dari milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu mertuaku yang toples.

    “Tom, koq bengong, khan Mama sudah bilang, Mama kesepian…”
    “iya… iya.. iya Mah,”

    Ditariknya tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya. Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang berukuran 36B sudah kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Ratih menggoyangkan tubuhnya karena keenakan.

    Tangannya yang mungil memegang batangku yang masih ada di balilk celana pendekku. Diusap-usapnya hingga batangku mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala batangku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.

    Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menari-nari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Ratih kelojotan, sementara batangku sudah dikocok oleh tangannya sehingga makin mengeras.

    Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya, dari sela-sela celana dan pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin mempercepat kocokan tangannya pada batangku.

    Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Ratih melepaskan tangannya dari batangku yang sudah keras. Mama Ratih lalu berdiri di hadapanku, dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Ratih yang bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh tinggi 167 cm, payudara berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menahan ludah ketika memandanginya.

    “Tom, ayo… puasin Mama…”
    “Ma… tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Virni…”
    “Ah… masa sih..”
    “Iya, Ma.. kalau tau dari 2 tahun lalu, mungkin Mamalah yang saya nikahi…”
    “Ah.. kamu bisa aja…”
    “Iya.. Ma.. bener deh..”
    “Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang penting khan kamu bisa menikmati Mama sekarang…”
    “Kalau Mama bisa memuaskan saya, saya akan kawini Mama…”

    Mama lalu duduk lagi, celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau tidak terpegang semua karena batangku yang besar tapi tangannya yang lembut sangat mengasyikan.

    “Tom, batangmu besar sekali, pasti Virni puas yach.”
    “Ah.. nggak. Virni.. biasa aja Ma…”
    “Ya.. kalau gitu kamu harus puasin Mama yach…”
    “Ok… Mah…”

    Mulut mungil Mama Ratih sudah menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya sampai biji pelirku, Mama Ratih mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil tapi tidak bisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku saja dalam mulutnya.

    Hal ini pun sudah membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Ratih menyentuh batangku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh ludah Mama Ratih yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku semakin mengguncang keenakan.

    Setelah itu Mama Ratih duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Vagina Mama Ratih terpampang di hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan vaginanya menusuk hidungku.

    “Ma, Vagina Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yach.”
    “Ah, masa sih Tom, wangi mana dibanding punya Virni dari punya Mama.”
    “Jelas lebih wangi punya mama dong…”
    “Aaakkhh…”

    Vagina Mama Ratih telah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut liang vagina Mama Ratih, vagina Mama Ratih rasanya sangat menyegarkan dan manis membuatku makin menjadi-jadi memberi jilatan pada vaginanya.

    “Ma, vagina… Mama sedap sekali.. rasanya segar…”
    “Iyaaaah… Tom, terus… Tom… Mama baru kali ini vaginanya dijilatin… ohhh.. terus… sayang…”

    Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu kuhisap sarinya yang membuat Mama Ratih menjerit keenakan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan.

    “Ahh… ahh.. oghh oghh… awww.. argh.. arghh.. lidahmu Tom… agh, eena… enakkkhh.. aahh… trus.. trus…”

    Klitoris Mama Ratih yang manis sudah habis kusedot sampai berulang-ulang, tubuh Mama Ratih sampai terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya sudah mengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik di vaginanya maupun paha mama Ratih.

    “Ahg… agh… Tom… argh… akh.. akhu… keluar.. nih… ka.. kamu.. hebat dech…” Mama Ratih langsung ambruk di atas sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan cairan vagina Mama Ratih, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang vagina Mama Ratih yang sudah kering dari cairan.

    Mama Ratih melebarkan kakinya sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku rasakan liang vagina Mama Ratih terasa sempit, aku pun keheranan.

    “Ma… vagina Mama koq sempit yach… kayak vagina anak gadis.”
    “Kenapa memangnya Tom, nggak enak yach…”
    “Justru itu Ma, Mama punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Virni sudah agak lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yach?”
    “Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, vaginanya harus Mama rawat sebaik-baiknya, toh kamu juga yang nusuk…”
    “Iya Ma, saya senang bisa menusukkan batang saya ke vagina Mama yang sedaaap ini…”
    “Akhhhh… batangmu besar sekali…”

    Vagina Mama Ratih sudah terterobos juga oleh batang kemaluanku yang diameternya 4 cm dan panjangnya 28 cm, setelah 6 kali kuberikan tekanan.

    Pinggulku kugerakan maju-mundur menekan vagina Mama Ratih yang sudah tertusuk oleh batangku, Mama Ratih hanya bisa menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke vaginanya.

    “Tom.. nggehhh.. ngghhh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agggghhh.. agghhh.. aahhh.. eenaakkhh…” Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan batangku ke vaginanya Mama Ratih terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya.

    Payudara Mama Ratih yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku. Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Ratih belingsatan, tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tiba-tiba Mama Ratih berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket.

    “Arrrgghhhh.. argghhh.. aakkkhh.. Mama… keluar nich Tom… kamu belum yach..?” Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Ratih, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya.

    Kuhujam vagina Mama Ratih berkali-kali sementara Mama Ratih yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, Payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya kujilat. Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Ratih meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Ratih hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar.

    “Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali…” Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, meniban tubuh Mama Ratih yang sudah lemas lebih dulu.

    Aku dan Mama terbangun sekitar jam 12.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Ratih, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Ratih memelukku dan mencium pipiku.

    “Tom, Mama benar-benar puas dech, Mama pingin kapan-kapan coba lagi batangmu yach, boleh khan…”
    “Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba vagina Mama dan sekarangpun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Virni nggak pulang.”
    “Iya, Tom.. kamu mau ngeloni Mama kalau Virni pergi?”
    “Iya Ma, vagina Mama nikmat sih.”
    “Air manimu hangat sekali Tom, berasa dech waktu masuk di dalam vagina Mama.”
    “Kita Main lagi Ma…?”
    “Iya boleh…”

    Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang.

  • Kisah Memek Anak SMP jadi Pemuas Birahi Tante

    Kisah Memek Anak SMP jadi Pemuas Birahi Tante


    2690 views


    Duniabola99.com – Longweekend kemarin saya main di rumah sahabatku yang terletak di Bandung, sekarang saya bekerja sebagai seketariat di perusahaan mobil, saya belum berumah tangga walau umurku sudah 30an tahun saya menikmatinya , tapi jangan salah saya sudah mempunyai cowok juga yang sudah berjalan 1 tahun ini.

    Suatu pagi saya segera bangun untuk bersiap-siap. saya segera menuju kamar mandi. Seperti biasa, saya langsung melepas piyamaku. Setelah tak ada sehelai benangpun di tubuhku, sayapun mulai menggosok gigi. Sambil menggosok gigi, kuperhatikan tubuhku dicermin yang ada dihadapanku.

    Tubuhku memang montok, apalagi di bagian pinggul karena saya hampir tak ada waktu untuk fitness, tetapi toh saya tak perduli, saya bahagia dengan tubuhku ini. Sambil menyikat gigi ku pegang buah dadaku, yang menurutku biasa saja, tetapi tak menurut teman-temanku.

    Menurut mereka buah dadaku seperti mau tumpah, mungkin karena saya selalu memakai bra yang tak menutupi semua buah dadaku. saya terus meraba buah dadaku sambil terus menyikat gigi, rasanya geli…lama-lama saya justru lebih fokus pada remasan tanganku daripada menyikat gigiku. Akhirnya saya tersadar…kuputuskan menghentikan kegiatan menyenangkan diriku itu lalu bergegas bersiap-siap.

    Setelah memasukkan barang ke H…. J…ku (nanti dikira dapet sponsor), saya segera melaju ke arah tol menuju B. Sebelum berangkat saya sempat meminta alamat V, dan ia segera mengirim SMS alamat lengkapnya. Bukan sekali ini saya ke kota B, tetapi Baru dua minggu yang lalu Vina pindah rumah ke daerah CL, dan saya tak tahu sama sekali dimana itu. saya pikir toh nanti bisa tanya sama orang di jalan.

    Sesampainya di B, saya mulai mengikuti petunjuk SMS V untuk menuju ke rumahnya, tapi…jalanan di kota B ini sangat membingungkan. Setelah berputar-putar saya memutuskan untuk bertanya. Di depanku saya melihat kerumunan anak SMP yang baru pulang sekolah, saya lalu meminggirkan mobilku untuk bertanya pada salah satu dari antara mereka.

    “Permisi dik, mau tanya alamat ini”, sambil kutunjukkan isi SMS dari V.

    “Oooh…dari sini lurus terus nanti ada toko CK, tante belok kiri terus belok kanan, nanti belok kanan lagi, terus ambil kiri, terus ada tanjakan belok ke kanan. Naik terus nanti tanya aja lagi sama orang disitu”, ia memberikan penjelasan panjang lebar.

    Diberi penjelasan seperti itu saya langsung kebingungan, tanpa pikir panjang saya langsung minta tolong padanya.

    “Aduh, tante bingung nih! Kamu bisa anterin aja ga? Nanti tante kasih ongkos pulang” kataku.
    Dia seperti kebingungan.

    Saya pun berkata, “Tenang ga akan diculik kok”, kataku sambil tersenyum.

    Dia makin kelihatan kebingungan.

    “Kalau kamu takut, ajak saja temen kamu”, saya meyakinkannya, karena saya sudah pusing mencari alamat V.

    Akhirnya ia setuju dengan syarat boleh mengjak temannya dan diberi ongkos pulang.

    Dia pun mengajak dua orang temannya. saya menyuruh salah satu dari mereka untuk duduk di depan sebagai penunjuk jalan, lagipula saya tak mau dikira sepagai sopir antar jemput anak sekolahan.

    Didalam mobil saya berkenalan dengan mereka. Yang duduk didepan bernama Fariz, sedangkan dua temannya yang duduk dibelakang bernama Dharma dan Aziz. Dari obrolan kami ku ketahui mereka baru kelas 2 SMP.

    Selama perjalanan kuperhatikan mereka semua mencuri-curi pandang tubuhku. Saat itu saya mengenakan tank top biru muda dan hot pants. Yang paling kuperhatikan tentu saja Fariz karena ia duduk didepan.

    Setiap kali kuperhatikan ia langsung membuang muka, karena takut ketahuan olehku. Umur-umur segitu anak cowok memang memiliki fantasi seks yang luar biasa. Fariz terus saja mencuri pandang buah dadaku yang “luber”. Akhirnya kuputuskan kubiarkan saja mereka melihat toketku, kupikir sebagai bahan masturbasi mereka nanti…Akhirnya sampai juga kami di rumah V.

    Vina langsung menyambutku, tetapi dengan tatapan heran.

    “Siapa itu Cel?”, tanyanya.

    “Oh..mereka guide”, kataku sambil tersenyum pada mereka.

    “Masuk dulu yuk!”, ajakku pada mereka. “Ga buru-buru kan?”, tanyaku lagi.

    Akupun mengambil tas kecilku. saya dan Vina masuk mendahului mereka.

    Rumah V –menurutku sih villa, bukan rumah- berada didaerah yang elite, sehingga jarak antar tetangga tak terlalu dekat.

    Vina juga hidup sendiri, sama seperti saya. ia editor sebuah majalah wanita.

    Begitu masuk rumah, Vina langsung menunjukkan kamarku, “kamar lo di atas ya Lyn, yang itu tuh”, katanya sambil menunjukkan kamarku.

    Kita ngobrol dibawah yuk, katanya kepada ketiga anak itu sambil turun menuju ruang tamu.

    Aku pun menuju kamarku, ketika baru teringat bahwa saya lupa membawa tas yang berisi pakaian.

    Aku pun memanggil Fariz, “Riz, bisa minta tolong ambilkan tas tante yang hitam di mobil?”.

    Fariz tampak terkejut, “Bisa tante”.

    “Tau cara bukanya kan?”, tanyaku lagi.

    “Tau kok!”, jawabnya.

    Akupun memberikan kunci mobilku kepadanya.

    Akupun menuju kamarku. Sesampainya di kamar, saya langsung menutup pintu dan menuju kamar mandi, saya sudah tak tahan menahan pipis sejak di tol tadi.

    Ketika saya baru mengeluarkan pipisku, tiba-tiba Fariz masuk.

    Akupun terkejut. Sial, saya lupa mengunci pintu kamar dan lupa menutup pintu kamar mandi karena sudah tak tahan.

    Fariz tampak terkejut melihatku sedang duduk di toilet, “Ma..maaf tante, saya lupa mengetuk pintu”. ia terpaku di depan pintu.

    Cepat-cepat kubilang padanya, “Udah cepet masuk tutup pintunya, tar keliatan orang!”.

    Masih kebingungan diapun masuk dan menutup pintu, matanya masih terpaku padaku.

    “Lihat apa kamu?”, tanyaku menyadarkannya.

    “Eh..ngga liat apa-apa tan”, katanya sambil membalikkan badan.

    Setelah selesai sayapun berkata padanya, “Maaf ya, tante lupa kunci pintu”.

    “Ng…ga pa pa tan, saya keluar dulu”, katanya.

    Busyet polos amat anak ini, pikirku. Tiba-tiba muncul niat isengku, melihatku pipis saja sudah kebingungan bagaimana kalau melihatku bugil?

    “Riz, tante bisa minta tolong lagi ga?”, pertanyaanku menghentikan langkahnya.

    “Bi..bisa tan”, rupanya ia masih shock.

    “Tolong pijitin tante dong, tante pegel nih nyetir dari J”, tanyaku.

    Rupanya permintaanku ini lebih mengagetkannya. Niat isengku semakin menjadi-jadi.

    “Nanti tante tambahin deh ongkosnya”, tambahku lagi.

    Rupanya kata-kataku yang terakhir ini membuat ia tersadar.

    “Bo..boleh deh tan”, katanya.

    Aku pun memanggil V untuk meminta lotion untuk membalur tubuhku.

    “Mau ngapain lo?”, tanya Vina setengah berbisik kepadaku.

    “Mau tau aja”, kataku kepadanya.

    Vina yang merupakan petualang seks sejati langsung mengerti maksudku.

    “Bisa aja lo cari variasi”, katanya lagi. “Bisa ikutan dong?”, tanyanya.

    “Tuh masih ada dua lagi”, kataku sambil menunjuk Dharma dan Aziz.

    “Wah cerita baru buat blog gue nih”, katanya bersemangat.

    Diapun memberikan lotion kepadaku.

    Akupun menutup pintu tanpa kukunci, toh tak ada siapa-siapa selain kami berlima dirumah ini.

    “Nih lotionnya”, kataku sambil menyerahkan lotion kepada Fariz.

    Saya pun menuju kamar mandi, lalu keluar lagi dengan hanya mengenakan handuk. saya telah melepaskan semua pakaian dalamku. Perasaan ini mulai membuatku bergairah.

    Fariz tampak terkejut melihatku, karena handuk yang kukenakan benar-benar hanya menutupi toket dan kemaluanku saja.

    Saya pun berbaring telungkup di tempat tidur dan menurunkan handukku sehingga hanya menutupi bagian pantatku.“Ayo..tunggu apa lagi”, kataku kepada Fariz yang tampak tertegun melihat tubuhku yang hampir telanjang.

    Diapun duduk disebelahku dan mulai menuang lotion ke atas punggungku. Fariz pun mulai memijitku.
    Saya berusaha memulai pembicaraan untuk memecah kesunyian.

    “Kamu sekarang kelas 2 SMP ya. Udah punya pacar?”, tanyaku.

    “Be..belum tan”, jawabnya gugup.

    “Kamu kok grogi gitu? Belum pernah mijit cewek ya?”, tanyaku jahil.

    “Be..belum pernah tan”, jawabnya singkat.

    “Udah..kamu pijit kaki tante aja, soal pegal”.

    Farizpun mulai memijit kakiku.

    “Agak keatas sedikit Riz”, kataku sambil mengarahkan tangannya ke pahaku.

    Dia tampak semakin gugup.

    Pijatan didekat daerah kemaluanku membuatku secara tak sadar melebarkan pahaku, menurutku Fariz dapat melihat bulu kemaluanku yang tak terlalu lebat itu.

    “Tetapi kamu pernah masturbasi kan?”, kataku mulai memancing.

    “Mmm….”, ia terdiam.

    “Ga mungkinlah seumuran kamu belum pernah masturbasi”, kataku lagi.

    “Pernah tan”, jawabnya pelan.

    Kamipun terdiam.

    “Agak keatas lagi Riz”.

    Fariz pun memijit dekat pantatku.

    “Udah pernah ML?”, kataku makin tak tahan.

    “Be..belum tan”.

    Wah perjaka batinku. saya pun menarik handuk yang menutupi pantatku sehingga kini saya benar-benar bugil.

    Fariz benar-benar terkejut.

    “Sekarang pijitin pantat tante aja, dari tante duduk nyetir terus”.

    Farizpun mulai memijit pantatku yang montok bersih itu. sayapun makin lama makin melebarkan kedua pahaku.

    “Riz…”.

    “Iya tan”.

    “Kamu mau pegang ‘itu’ tante?”, tanyaku nakal. “Pegang aja Riz, ga pa pa kok”, pancingku lagi.
    Fariz memindahlan tangannya dari pantatku kea rah kemaluanku. ia mulai memegang bulu kemaluanku. Nafsuku makin tak tertahan.

    “Gerakin tanganmu maju mundur Riz”, kataku mengarahkan.

    Fariz pun mulai menggerakkan tangannya di atas kemaluanku. Gesekan antara tangannya dan bulu kemaluannya makin membuat memekku basah. sayapun sedikit menunggingkan badanku untuk mempermudah tangan Fariz bermain di atas kemaluanku.

    “Masukin jari tengah kamu Riz”, pintaku setengah memohon.

    Fariz pun mulai mengerti jalannya permainan ini. ia mulai memasukkan jari tengahnya kedalan memekku sambil terus menggosok-gosoknya. Sentuhan tangannya sesekali menyentuh klitorisku, dan itu makin membuatku bernafsu.

    Suaraku makin lama makin meracau karena keenakan.

    “Iya Riz..yang itu. Gosok ‘itu’ tante Riz”.

    “Yang mana tante?”, katanya polos.

    Akupun tersadar, ia masih terlalu polos.

    Lalu saya membalikkan tubuhku, sehingga Fariz kini dapat melihat seluruh rubuhku yang telah bugil dengan leluasa.

    “Kamu mau pegang toket tante?”, tanyaku sambil memgang kedua tangannya dan mengarahkannya ke kedua toketku. saya meremas tangannya sehingga tangannya itu meremas kedua buah dadaku.

    Setelah meremas-remas buah dadaku, saya pun menarik kepala Fariz dan mengarahkannya ke dadaku. Diapun mulai menjilati putingku, mataku terpejam sayapun makin mendesah tak karuan.“Oouuh…aaahh…euuhhh…”, saya mulai liar.

    Tanganku tak tinggal diam. saya mulai meraba celana Fariz dan memegang kemaluannya yang saya yakin sudah tegang dari tadi. Tanganku menarik retsletingnya dan mengeluarkan kemaluannya. Tak terlalu besar, hanya sedikit lebih panjang dari genggamanku, mungkin karena ia masih kelas 2 SMP. Tanganku mulai memainkan kejantannya, saya mulai mengocoknya.

    Akhirnya saya berhenti. sayapun duduk dan mulai melucuti seragam Fariz. Kulihat badannya yang masih polos itu. Kemaluannya baru sedikit ditubuhi bulu-bulu halus. saya menyuruhnya terlentang. sayapun mulai melakukan oral kepadanya dalam posisi berlutut.

    “Hmmph…mmph…mmphh”, suara mulutku yang sedang mengulum batang kemaluannya sambil tanganku memainkan kedua bolanya.

    “Aahhhh…ahhhh…enak tan”, Fariz berteriak keenakan.

    Fariz merubah posisinya dari tidur menjadi duduk. Tangannya kini memainkan buah dadaku. Sesekali saya berhanti mengulum batang kejantanannya untuk menikmati remasan tangan Fariz. Tangan kiriku kini beralih memainkan klitorisku. saya benar-benar menikmati semua ini.

    Tiba-tiba Fariz berteriak,

    “Aa..aa..aaahhhhh, geli banget tan. Aaahh..aaahh…aaahhh…ma..ma..mau kkkelluuaaarrr”, saya makin mempercepat mulutku dan makin menghisap kuat-kuat batang kejantannya.
    Tak berapa lama…..

    “AAAAHHHHHHH…AAAHHHHHH…AAAAHHHHHH”, Fariz mengeluarkan cairan spermanya didalam mulutku. saya sempat terkejut, karena banyak sekali cairan pejuh yang dikeluarkan anak kelas 2 SMP ini. Tetapi itu kupikir karena jarang sekali bermasturbasi.

    Pejuh yang telah dikeluar didalam mulutku ku keluarkan lagi ke atas batang kemaluannya, hanya untuk kuhisap lagi. Fariz terlihat begitu menikmati oral seks ini. Akhirnya kutelan semua pejuh Fariz, dan kuhisap lagi kemaluannya untuk membersihakan sisa-sisa spermanya.

    “Enak Riz?”, tanyaku puas.

    “Enak banget tante. Beda ya sama masturbasi”, jawabnya polos.

    Aku hanya tertawa sambil menjawab, “ada yang lebih enak, mau?”.

    Akupun mulai mengulum kembali batang kejantanan Fariz yang telah terkulai. saya sengaja melakukan oral terlebih dahulu kepada Fariz, supaya nanti saat permainan utama ia tak cepat ‘keluar’. Pelan-pelan saya mulai menjilati kemaluannya.

    Posisi Fariz kini tiduran kembali dengan kedua kaki diangkat, sehingga kepalaku berada dikedua pahanya. Jilatanku mulai berubah menjadi kuluman. Semakin lama semakin cepat, sayapun mulai memperkuat hisapanku pada kepala kontolnya. Sesekali paha Fariz menjepit kepalaku menahan rasa geli di kontolnya. Ketika kontol fariz telah berdiri lagi saya menghentikan oralku.

    “Eh..kenapa tante?”, tanyanya heran.

    “Gantian dong, masa kamu aja yang enak?!”, kataku.

    “Maksudnya?”.

    Saya pun mulai berbaring dan menarik Fariz ke pelukanku. sayapun mulai menciumnya. Mula-mula ia seperti risih, tetetapi permainan lidahku mulai mengajarinya untuk berciuman. Kami terus berpelukan sambil berciuman, sesekali kontolnya menyentuh klitorisku dan ini membuatku makin menggila. Puas berciuman saya mengarahkan kepalanya ke bauah dadaku. Kini Fariz telah tahu apa yang harus dilakukan.

    Nafsuku makin tak tertahan. saya mengangkat kepala Fariz, “Riz, jilatin ‘itu’ tante”.

    “Yang mana tante?”.Aku mengambil posisi bersandar pada pinggiran tempat tidur. Kutekuk pahaku dan kubuka lebar-lebar pahaku. Kedua tanganku memegang memekku, jari-jariku menyisir bulu kemaluan. Setelah terlihat jelas kemaluanku yang telah basah dari tadi, kutunjukan klitorisku dengan kedua jari telunjuk.

    “Yang itu Riz, jilatin ‘itu’ tante”, pintaku setengah memelas.

    “Yang ini tante?”, katanya sambil menyentuh klitorisku.

    Sontak saya menggelinjang, sentuhan tangan Fariz pada klitorisku membuat tubuhku seperti melayang.
    Dia tampaknya menikmati hal ini.

    “Yang ini ya?”, tanyanya lagi sambil mulai memainkan klitorisku.

    “Aaaahhhh…ii..iiyyaaa…yang itu. Ka..kha..kamu nakal ya”, kataku mulai terengah-engah.

    “Aaaahhhh…oouuuhh….uuuhhhhh….jilatin aja Riz”, kataku tak tahan sambil menurunkan kepalanya kekemaluanku.

    Fariz mulai menjilati memekku, mula-mula meras aneh, mungkin karena aroma khas memek yang telah basah. sayapun makin melebarkan pahaku, sambil tanganku membuka memekku agar tampak klitorisku oleh Fariz.

    “Jilatin yang ini Riz”, kataku sambil menunjukkan letak klitoris.

    Fariz mulai menjilati klitorisku dengan lidahnya. sayapun memegang kepalanya dan menggerakkan kepala Fariz naik turun di atas klitorisku. Gerakan lidah Fariz yang kasar menari diatas klitorisku membuatku hampir mencapai orgasme.

    Cepat-cepat kuangkat kepala Fariz dan kutarik badannya kearahku. Dengan tisak sabar kupegang batang kemaluannya yang telah keras kembali, kuarahkan ke memekku.

    Cllep…bleessshhh…kontolnya langsung masuk kedalam memekku yang sudah semakin basah.

    “Aaaaahhhh…”, teriakku.

    Saya mulai memegang pinggang fariz dan menggerakkannya maju mundur.

    Plok..plok..plookk…cloopps…clooppss….suara selangkangan kami beradu ditengah semakin banjirnya cairan memekku.

    “Ooooohhh…aaahhhhh…aaahhh…..aaahhh….aaaa..aaaaa….aaaahhhh…terus Riz…eennaaak”, teriakku.

    Saya mulai manarik-narik rambutnya, sambil sesekali kuciumi Fariz dengan brutal.

    “Hmmmppph..hmmmppp…aahhhh..hmmpphh…ooohhh….ohhh yyeesss..hmmmppphhhh”.Kakiku kini melingkari pinggang Fariz agar kontolnya bisa masuk sedalam-dalamnya kedalam memekku.

    Tubuhnya menempel dengan tubuhku, kamipun bermandikan keringat. Sensasi bersetubuh dengan bocah polos yang masih perjaka ini benar-benar membuatku bernafsu. Tangan Fariz mulai memainkan kembali buah dadaku. Tak berapa lama saya merubah posisi. saya berjongkok di atas Fariz. Ku pegang kontolnya dan kumasukkan kedalam memekku.

    Plok..plok..plok..memekku berbunyi karena sangat basah.

    Kugoyangkan badanku maju mundur, kontol Fariz melesak penuh kedalamku. Goyangan ini makin menggesek klitorisku.

    “Aaahhhhh…ooouuuhhhhh….eenaaaakkkkkk”.

    Aku tahu sebentar lagi fariz akan ejakulasi yang kedua, sehingga saya marubah posisiku menjadi “doggy style”.

    Tubuhku bersandar pada sandaran temapt tidur. Fariz tanpa permisi langsung memasukkan kontolnya dengan tak sabar.

    “Ah!” jeritku.

    Fariz makin tak sabaran. ia terus memompa memekku dengan batangnya, batang yang baru sekali ini merasakan nikmatnya dunia. ia terus menggerakkan tubuhnya maju mundur, makin lama makin cepat, sambil tangannya memegang pinggulku.

    “Ah..ah..ah…teerrruuus Riz….terruuusss…..aaaaahhhh”.

    “Tan, Faarriizz maau kke…..lluaarr….giimaannaa nihhhh…..aahhhh…ahhh?”.

    “Ahhh…aahhh…kkee…ahh…keeluaarinn aja Riz…aahhhhh”.

    Plok..plook…clooppss….cloppss….

    Akupun mulai bersiap meneriam muntahan pejuh fariz didalam memekku, saya pun mulai mencapai orgasme yang sejak tadi kutahan.

    “Aahhhhh…tteerrruuussss Rizzzzz…tante ju….Ah!..ga mau keeluuuarrr……aaahhhhh…terusss”.

    Fariz terus mempercepat kocokan kontolnya di dalam memekku.

    “aahh…ahhh..AAAAHHHHHHHHH….!!!!”

    Fariz memuntahkan seluruh spermanya didalam memekku. Kurasakan semprotan kuatnya di dinding memekku, seperti dikejutkan oleh sengatan listrik. Memekku langsung terasa hangat dan basah oleh cairan spermanya, tetapi saya tak menghentikan goyangannya. Tak berapa lama….

    “Oh…oh…oh…ah..ah..ah..ah..ah..AAAAHHHHHHH!!!!”, sayapun berteriak karena orgasme.

    Memekku makin basah oleh karena cairan kami berdua. saya tak membiarkan Fariz melepaskan kontolnya dari memekku, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku.

    “Gimana Riz, lebih enak dari yang tadi kan?”, tanyaku.

    “He..he..he..iya tan, jauh lebih enak”, jawabnya sambil mengikuti goyangan pinggulku.

    Bersamaan dengan mengecilnya kontol Fariz, keluar jugalah cairan spermanya dari dalam memekku. Cairan pejuh itu langsung menempel pada kami berdua. saya langsung berbalik dan menghisap cairan pejuh yang ada pada kontol Fariz.

    Sambil merasa kegelian Farisz berkata, “Makasih ya tan, ga rugi nganterin tante”.

    “Aku juga ga rugi dianterin kamu”, jawabku singkat lalu kembali mengulum kontol Fariz.

    Setelah kontol Fariz bersih dari pejuh kamipun berbaring terlentang tanpa pakaian, sambil Fariz memainkan buah dadaku.

  • Aku Di Perkosa Mama Dan Tanteku Yang Binal

    Aku Di Perkosa Mama Dan Tanteku Yang Binal


    3096 views


    Duniabola99.com – Namaku Roy, 32 tahun. Saat ini aku tinggal di Bandung. Banyak yang bilang aku ganteng. Kisah yang akan aku tulis ini ialah kisah nyata dheri pengalaman ngentot aku dengan mama dan bude aku.

    Cerita ini dimulai ketika aku berumur 20 tahun. Saat itu bude ratna datang dan bermalam selama beberapa hari di rumah karena suaminya sgilag bteriakkat keluar kota.

    Dia merasa sepi dan takut tinggal di rumahnya sendirian. bude ratna berumur 32 tahun. Penampilannya biasa saja. Tinggi badan 160 cm. Ramping. Tapi aku suka bodynya. Buah dada 36B, dan pantatnya besar bulat.

    Aku suka lihat bude ratna kalau telah menggunakan celana panjang ketat sehingga pantatnya sangat membentuk, mteriaksang. bude ratna ialah adik kandung Papa aku.

    Waktu itu hheri aku tidak masuk kusarih. Aku diam di rumah bersama mama dan bude ratna. Pagi itu, jam 10, saya lihat mama baru selesai mandi. Mama keluar dheri kamar mandi menggunakan handuk menutupi dada dan setengah pacuma yang putih mulus. Mama berumur 38 tahun. Sangat mengnafsukan.

    Saat itu gak tahu secara tidak sengaja aku melihat mama membetulkan lilitan handuknya sebelum masuk kamar. Terlihat toket mama walau gak begitu besar tapi masih bagus bentuknya.

    Yang terutama jadi perhatian aku ialah memek mama yang dihiasi bulu hitam gak begitu lebat berbentuk segitiga rapi. Mungkin karena mama rajin mengasuhnya.

    Mama sepertinya tidak sadar kalau aku sgilag melihatnya. Mama langsung masuk kamar. Hati berdebar dan terbayang terus pemandangan tubuh mama tadi.

    Aku dekati pintu, lalu aku intip dheri lubang kunci. Terlihat mama sgilag membuka lilitan handuknya lalu mengeringkan rambutnya dengan handuk tersebut. Terlihat tubuh mama sangat mengnafsukan. Terutama memek mama yang aku fokuskan.

    Secara otomatis tangan aku meraba kontol dheri luar celana, lalu meremasnya slow-slow sambil menikmati keindahan tubuh mteriaksang mama. Karena telah tak tahan lagi, aku segera ke kamar mandi dan onani sambil berimajinasi menyetubuhi mama. Sampai akhirnya.. Crot! Crot! Crot! Aku klimak.

    Sore hherinya, waktu aku sedang tiduran sambil membaca majalah, tiba-tiba terdengar suara mama memanggil aku.

    “Roy..!” panggil mama.

    “Ya, Ma…” sahut aku sambil bergegas ke kamar mama.

    “Ada apa, Ma?” tanya aku.

    “Pijitin badan mama, Roy. Pegal rasanya…” kata mama sambil tengkurap.

    “Iya, Ma…” jawab aku.

    Waktu itu mama menggunakan daster. Aku mulai memijit kaki mama dheri betis. Terus sampai naik ke paha. Mama tetap diam merasakan pijitan aku.

    Karena daster mama agak mengganggu pijitan, maka aku bertanya pada mama, “Ma, dasternya naikin ya? mengganggu nih…” tanya aku.

    “Emang kamu mau mijitan apa aja, Roy?” tanya mama.

    “Seluruh badan mama,” jawab aku.

    “Ya telah, mama buka baju saja,” kata mama sambil bangun, lalu melepas dasternya tanpa ragu.

    “Ayo lanjutkan, Roy!” kata mama sambil kembali tengkurap. Darah aku berdesir melihat mama setengah telanjang di depan mata.

    “Mama tidak malu buka baju depan Roy?” tanya aku.

    “Malu kenapa? Kan anak kandung mama.. Biasa sajalah,” jawab mama sambil memejamkan mata.

    Aku berdebar. Tanganku mulai memijit paha mama. Sebetulnya bukan meimijit, istilah yang tepat ialah mengusap agak keras.

    Aku nikmati usapan tangan aku di paha mama sambil mata terus memandangi pantat mama yang menggunakan celana dalam merah. Setelah selesai “memijit” paha, karena masih ragu, aku tidak memijit pantat mama, tapi langsung naik memijit pinggang mama.

    “Kok dilewat sih, Roy?” protes mama sambil menggoyangkan pantatnya.

    “Mm.. Roy takut mama marah…” jawab aku.

    “Marah kenapa? Kamu kan emang mama pinta mijitin.. Ayo teruskan!” pinta mama.

    Karena telah memperoleh angin, aku mulai meraba dan agak meremas pantat mama dheri luar celana dalamnya. Nyaman rasanya memijit dan meremas pantat mama yang bulat dan padat. Kontol aku telah mulai makin keras. Mama tetap terpejam menikmati pijitan aku.

    Karena birahi aku telah naik, aku sengaja memasukkan tangan aku ke celana dalam mama dan terus meremasnya. Mama tetap diam. Aku makin berani.

    Jheri tengah aku mulai menyusuri belahan pantat mama sampai ke belahan memek mama. Jheri aku diam disana. Aku takut mama marah. Tapi mama tetap diam sambil memejamkan mata. Aku mulai menggerakan jheri tengah aku di belahan memek mama. Mama tetap diam.

    Terasa memek mama mulai basah. Dan aku tahu kalau mama agak menggoyang-goyangkan pantatnya, mungkin mama merasa enak menikmati jheri aku di belahan memeknya. Itu perkiraan aku.

    Karena telah basah, aku nekad masukkan jheri aku ke lubang memek mama. Mama tetap memejamkan mata, tapi pantatnya mulai berputar agak cepat.

    “Roy, kamu ngapain?” tanya mama sambil membalikkan badannya. Aku kaget dan takut mama marah.

    “Maaf, Ma…” kataku tertunduk tidak berani memandang mata mama.

    “Roy tidak tahan membatalkan birahi…” kataku lagi.

    “Nafsu apa?” kata mama dengan nada lembut.

    “Sini berbhering dekat mama,” kata mama sambil menggeserkan badannya. Aku diam tidak mengerti.

    “Sini berbhering Roy,” ujar mama lagi.

    “Tutup dulu pintu kamar,” kata mama.

    “Ya, Ma…” kataku sambil berdiri dan segera menutup pintu. Kemususan aku berbhering di samping mama.

    Mama menatapku sambil mengelus rambut aku.

    “Kenapa berbirahi dengan mama, Roy,” tanya mama lembut.

    “Mama marahkah?” tanya aku.

    “Mama tidak marah, Roy.. Jawablah jujur,” ujar mama.

    “Melihat tubuh mama, Roy tidak tahu kenapa jadi pengen, Ma…” kataku. Mama tersenyum.

    “Berarti anak mama telah mulai dewasa,” kata mama.

    “Kamu benar-benar mau akung?” tanya mama.

    “Maksud mama?” tanya aku.

    “Dua jam lagi Papa kamu balik…” cuma itu yang keluar dheri mulut mama sambil tangannya meraba kontol aku dheri luar celana.

    Aku kaget sekaligus bahagia. Mama mencium bibir aku, dan akupun segera membalasnya. Kami saling mencium mesra sambil tangan kami saling meraba dan meremas.

    “Buka baju kamu, Roy,” kata mama. Aku menurut, dan segera melepas baju dan celana.

    Mama juga melepas BH dan celana dalamnya. Mama duduk di tepi tempat tidur, sgilagkan aku tetap berdiri.

    “Kontol kamu besar, Roy…” kata mama sambil meraih kontol aku dan meremas serta mengocoknya. Enak rasanya.

    “Kamu udah pernah maen dengan perempuan tidak, akung?” tanya mama.

    Sambil menikmati enaknya dikocok kontol aku menjawab, “Belum pernah, Ma.. Mmhh..”. Mama tersenyum, gak tahu apa artinya.

    Lalu mama menherik pantat aku hingga kontol aku hampir mengenai wajahnya. Lalu mama mulai menjilati kontol aku mulai dheri kontol sampai ke kepalanya.

    Rasanya sangat nikmat. Lebih nikmat lagi ketika mama memasukkan kontolku ke mulutnya. Hjilatan dan permainan lidah mama sangat pandai.

    Tanganku dengan keras memegang dan meremas rambut mama dengan keras karena merasakan kepuasan yang amat sangat. Tiba-tiba mama menghentikan hjilatannya, tapi tangannya tetap mengocok kontolku perlahan.

    “Enak akung?” tanya mama sambil menengadah menatapku.

    “Iya, Ma.. Enak sekali,” jawabku dengan suara tertahan.

    “Sini akung. Kontolmu udah besar dan tegang. Sekarang cepat masukkan…” ujar mama sambil menherik tanganku.

    Mama lalu telentang di tempat tidur sambil membuka lebar pacuma. Tanpa ragu aku naiki tubuh mama. Aku arahkan kontolku ke lubang memeknya. Tangan mama membimbing kontolku ke lubang memeknya.

    “Ayo, Roy.. Masukkan…” ujar mama sambil terus memandang wajahku.

    Aku tekan kontolku. Lalu terasa kepala kontolku memasuki lubang yang basah, licin dan hangat. Lalu kontol kontolku terasa memasuki sesuatu yang menjepit, yang gak tahu bagaimana aku menjelaskan rasa nikmatnya.. Secara perlahan aku keluarmasukkan kontolku di memek mama. Aku cium bibir mama. Mamapun membalas ciuman aku sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi goyangan aku.

    “Enak, Roy?” tanya mama.

    “Sangat enak, Ma…” jawabku sambil terus menyetubuhi mama. Setelah beberapa menit, aku hentikan gerakan kontol aku.

    “Kenapa mama mau melakukan ini dengan Roy?” tanyaku. Sambil tersenyum, mata mama terlihat berkaca-kaca.

    “Karena mama akung kamu, Roy…” jawab mama.

    “Sangat akung…” lanjutnya.

    “Lagipula detik ini mama memang sgilag ingin bersetubuh…” lanjutnya lagi.

    Aku terdiam. Tak berapa lama aku kembali menggerakan kontol aku menyetubuhi mama.

    “Roy juga sangat akung mama…” ujarku.

    “Ohh.. Roy.. Enakk.. Mmhh…” desah mama ketika aku menyetubuhinya makin keras.

    “Mama mau keluar…” desah mama lagi.

    Tak lama kurasakan tubuh mama menggelinjang lalu mendekap aku erat-erat. Goyangan pinggul mama makin keras. Lalu..

    “Ohh.. Enak akungg…” desah mama lagi ketika dia mencapai klimak.

    Aku terus menggenjot kontolku. Lama-lama kurasakan ada dorongan kuat yang akan keluar dheri kontol aku. Rasanya sangat kuat. Aku makin keras menggenjot tubuh mama..

    “Ma, Roy gak tahann…” ujarku sambil mendekap tubuh mama lalu menekan kontolku lebih dalam ke memek mama.

    “Keluherin akung…” ujar mama sambil meremas-remas pantatku.

    “Keluherin di dalam aja akung biar enak…” bisik mama mesra.

    Akhirnya, crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek mama.

    “Mmhh…” desahku. Lalu tubuh kami tergolek lemas berdampingan.

    “Terima kasih ya, Ma…” ujar aku sambil mencium bibir mama.

    “Lekas berbaju, Papa kamu sebentar lagi balik!” kata mama.

    Lalu kamipun segera berbaju. Setengah jam kemususan Papa balik. Mama dan aku bersikap seperti biasa dan terlihat normal.

    Malam hherinya, sekitar jam 11 malam, ketika mama dan Papa telah tidur, aku dan bude ratna masih nonton TV. bude ratna menggunakan kimono. Sesekali aku lihat paha mulusnya ketika kimononya tersingkap. Tapi tidak ada perasaan apa-apa. Karena telah biasa melihat seperti itu.

    Tiba-tiba bude ratna bertanya sesuatu yang mengejutkan aku,”ngapain kamu tadi sore lama-lama berduaan ama mama kamu di kamar?” tanya bude ratna.

    “Hayo, ngapain..?” tanya bude ratna lagi sambil tersenyum.

    “Tidak ada apa-apa. Aku mijitin mama, kok…” jawabku.

    “Kok lama amat. Sampe lebih dheri satu jam,” tanyanya lagi.

    “Curigaan amat sih, bude?” kataku sambil tersenyum.

    “bude cuma merasa aneh saja waktu bude denger ada suara-suara yang bagaimanaa gitu…” ujar bude ratna sambil tersenyum.

    “Kayak suara yang lagi enak…” ujar bude ratna lagi.

    “Udah ah.. Kok ngocehnya ngaco ah…” ujarku sambil bangun.

    “Maaf dong, Roy. bude becanda kok…” ujar bude ratna.

    “Kamu mau kemana?” tanya bude ratna.

    “Mau tidur,” jawabku pendek.

    “Temenein bude dong, Roy,” pinta bude.

    Aku kembali duduk dikursi di samping bude ratna.

    “Ada apa sih bude?” tanyaku.

    “Tidak ada apa-apa kok. Hanya butuh temen ngobrol saja,” jawab bude ratna.

    “Kamu telah mempunyai pacar, Roy?” tanya bude ratna.

    “Belum bude. Kenapa?” aku balik bertanya.

    “Kamu tuh ganteng, tinggi. Tapi kenapa belum mempunyai pacar?” tanya bude lagi.

    “Banyak sih yang ngajak jalan, tapi aku tidak mau,” jawabku.

    “Apa kamu pernah kissing dengan perempuan, Roy?” tanya bude ratna slow sambil wajahnya didekatkan ke wajahku.

    Bibir kami hampir bersentuhan. Aku tak menjawab.

    “Ni bude lagi horny kayaknya…” pikir aku.

    Tanpa banyak kata, aku cium bibir bude ratna. bude ratnapun langsung membalas ciumanku dengan hebat. Permainan lidah dan sedotan bibir kami main mainkan.. Sementara tanganku segera masuk ke balik kimono bude ratna. Lalu masuk lagi ke dalam BH-nya. Lalu ku remas-remas toketnya dengan mesra sambil ujung jheri aku memainkan puting toketnya.

    “Mmhh..”

    Suara bude ratna mendesah tertahan karena kami masih tetap saling mencium. Tangan bude ratnapun tidak diam. Tangannya meremas kontolku dheri luar celana kolorku. Kontolku langsung tegang.

    “Roy, pindah ke kamar bude, yuk?” pinta bude ratna.

    “Iya bude…” jawabku. Lalu kami segera naik ke loteng ke kamar bude ratna.

    Setiba di kamar, bude ratna dengan tak sabar segera melepas kimono dan BH serta CD-nya. Akupun segera melepas semua baju di tubuh aku.

    “Ayo Roy, bude telah gak tahan…” ujar bude ratna sambil senyum, lalu merebahkan badannya di kasur.

    Aku segera menindih tubuh telanjang bude ratna. Aku cium bibirnya, pindah ke pipi, leher, lalu turun ke toketnya. Aku jilat dan hjilat puting toket bude ratna sambil meremas toket yang satu lagi.

    “Ohh.. Mmhh.. Royy.. Kamu pinter amat sih.. Mmhh…” desah bude ratna sambil tangannya memegang kepala aku.

    Lalu lidahku turun lagi ke perut, lalu ketika mulai turun ke selangkangan, bude ratna segera melebarkan kakinya mengangkang. Memek bude ratna bersih tidak berbau. Bulunya cuma sedikit sehing nampak jelas belahan memeknya yang bagus. Aku segera jilati memek bude ratna terutama bagian kelentitnya.

    “Ohh.. Sayang.. Enakkhh.. Mmhh.. Terus akung…” desah bude ratna sambil badannya menggelinjang membatalkan nikmat.

    Tak berapa lama tiba-tiba bude ratna mengepitkan kedua pacuma menjepit kepalaku. Tangannya menekan kepalaku ke memeknya.

    “Oh, Roy.. bude keluar.. Nikmat sekali.. Ohh…” desah bude ratna.

    Aku bangun, mengusap mulut aku yang basah oleh air memek bude ratna, lalu aku tindih badannya dan kucium bibirnya. bude ratna langsung membalas ciumanku dengan mesra.

    “Isep dong kontol Roy, bude…” pintaku.

    Bude ratna mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku kangkangi wajah bude ratna dan ku sodorkan kontolku ke mulutnya.

    Bude ratna langsung menghjilat dan menjilati kontolku dan mengocok dengan tangannya sambil memejamkan matanya. Sangat enak rasanya. Cara menghjilat dan menjilat kontolnya lebih pintar dheri mama.

    “Udah bude, Roy udah pengen setubuhi bude…” kataku.

    bude ratna melepaskan genggamannya, lalu aku arahkan kontol aku ke memeknya.

    “Ayo, Roy.. bude telah tidak tahan…” bisik bude ratna.

    Lalu, bless.. sleb.. sleb.. sleb.. Kontolku keluar masuk memek bude ratna.

    “Roy kamu pinter menyenangkan perempuan. Kamu pandai memberikan kepuasan…” kata bude ditengah-tengah persetubuhan kami.

    “Ah, biasa saja, bude…” ujarku sambil tersenyum lalu ku kecup bibirnya.

    Selang beberapa lama, tiba-tiba bude ratna mempercepat gerakannya. Kedua tangannya erat mendekap tubuhku.

    “Roy, terus setubuhi bude.. Mmhh.. Ohh.. bude mau keluar.. Ohh.. Ohh. Ohh…” desahnya.

    Tak lama tubuhnya menggelinjang. Pacuma erat menjepit pinggulku. Sementara akau terus memompa kontolku di memeknya.

    “Tente udah keluar, akung…” bisik bude ratna.

    “Kamu hebat.. Kuat…” ujar bude ratna.

    “Terus setubuhi bude, Roy.. Puaskan diri kamu…” ujarnya lagi.

    Tak lama akupun mulai merasakan kalo aku akan segera klimak. Kupertcepat gerakanku.

    “Roy mau keluar, bude…” kataku.

    “Jangan keluarkan di dalam, akung…” pinta bude ratna.

    “Cabut dulu…” ujar bude ratna.

    “Sini bude isepin…” katanya lagi.

    Aku cabut kontolku dheri memeknya, lalu aku arahkan ke mulutnya. bude ratna lalu menghjilat kontolku sambil mengocoknya. Tak lama, crott.. crott.. crott.. crott.. Air maniku keluar di dalam mulut bude ratna banyak sekali. Aku tekan kontolku lebih dalam ke dalam mulut bude ratna.

    bude ratna dengan tenang menelan air maniku sambil terus mengocok kontolku. Lalu dia menjilati kontolku untuk membersihkan sisa air mani di kontolku. Sangat nikmat rasanya besetubuh dengan bude ratna.

    Aku segera berbaju. bude ratna juga segera mengenakan kimononya tanpa BH dan CD.

    “Kamu hebat, Roy.. Kamu bisa memuaskan bude,” ujar bude ratna.

    “Kalo bude butuh kamu lagi, kamu mau kan?” tanya bude sambil mendekap aku.

    “Kapan saja bude mau, Roy pasti kasih,” kataku sambil mengecup bibirnya.

    “Terima kasih, akung,” ujar bude ratna.

    “Roy kembali ke kamar ya, bude? Mau tidur,” kataku.

    “Iya, sana tidur,” katanya sambil meremas kontolku mesra. Kukecup bibirnya sekali lagi, lalu aku segera keluar.

    Besoknya, setelah Papa bteriakkat ke kantor, mama duduk di sampingku waktu aku makan.

    “Roy, semalam kamu ngapain di kamar bude ratna sampe subuh?” tanya mama mengejutkanku.

    Aku terdiam tak bisa berkata apa-apa. Aku sangat takut dimarahi mama. Mama tersenyum.

    Sambil mencium pipiku, mama berkata,”Jangan sampai yang lain tahu ya, Roy. Mama akan jaga rahasia kasarin. Kamu suka bude kamu itu ya?” tanya mama. Plong rasanya perasaanku mendengarnya.

    “Iya, Ma.. Roy suka bude ratna,” jawabku.

    “Baiklah, mama akan pura-pura tidak tahu tentang kasarin…” ujar mama.

    “Kasarin hati-hatilah…” ujar mama lagi.

    “Kenapa mama tidak marah,” tanya aku.

    “Karena mama pikir kamu telah dewasa. Bebas melakukan apapun asal mau tanggung jawab,” ujar mama.

    “Terima kasih ya, Ma…” kataku.

    “Roy akung mama,” kataku lagi.

    “Roy, bude dan Papa kamu sgilag keluar.. Mau bantu mama gak?” tanya mama.

    “Bantu apa, Ma?” aku balik tanya.

    “Mama ingin…” ujar mama sambil mengusap kontolku.

    “Roy akan lakukan apapun buat mama…” kataku. Mama tersenyum.

    “Mama tunggu di kamar ya?” kata mama. Aku mengangguk..

    Sejak detik itu hingga detik ini aku kawin dan mempunyai 2 anak, aku tetap bersetubuh dengan bude ratna kalau ada kesempatan. Walau telah agak berumur tapi kemengnafsukanan dan kemolekan tubuhnya masih tetap menherik.

    Baik itu di rumah bude ratna kalau tidak ada Om, di rumah aku sendiri, ataupun di panasel.

    Silahkan dengan mama, aku telah mulai jarang menyetubuhinya atas permintaan mama sendiri dengan alasan tertentu tentunya. Dalam satu bulan cuma 2 kali.

  • Ngentot Ibuku Ketika Sedang Stres Berat

    Ngentot Ibuku Ketika Sedang Stres Berat


    3051 views

    Duniabola99.com – Cerita ini memang sungguh sedikit tragis, dimana seorang anak dengan rakusnya menyetubuhi ibunya yang sedang hilang ingatan atatu lebih tepatnya sakit jiwa. Namun kisahnya jika anda membacanya dengan seksama akan membuat anda horny dan ada sensasinya tersendiri.


    Kisah sex ku Yang Telah Memperkosa Ibu Kandungku Sendiri Begini Cerita ya Para pembaca .al kisah Namaku adalah Damar dan aku ingin menceritakan pengalaman incestku dengan menggauli ibuku kandungku sendiri. Peristiwa itu terjadi ketika aku kelas dua SMA dan aku tidak dari dulu tidak pernah berpikiran untuk menyetubuhi ibuku. Aku hidup di sebuah desa di daerah Semarang bersama dengan ayahku yang berprofesi sebagai petani sekaligus peternak sapi, serta dengan ibuku yang berprofesi sebagai bidan desa. Aku memiliki seorang kakak perempuan yang sekarang sudah berkeluarga di kota lain, sedangkan adikku masih kelas empat SD dan tinggal bersama dengan kami. Nenekku juga tinggal bersama kami namun ia sudah jompo, sedangkan kakekku sudah meninggal beberapa tahun lalu. Awalnya kami tergolong keluarga yang mampu dan kami hidup bahagia kecukupan.

    Namun ketika ibuku mencoba berbisnis dengan seseorang, musibah besar menimpa keluarga kami. Ayahku tidak pernah menyetujui ibuku terjun di dunia bisnis dan apalagi itu adalah bisnis besar, karena dengan penghasilan yang didapatpun kami sudah hidup kecukupan. Ibuku tetap tak mempedulikan saran ayahku sampai akhirnya musibah besar menimpanya, yaitu ketika rekan kerjanya menipunya dan melarikan diri ke luar negeri dengan membawa uangnya sebesar lima ratus juta. Bagi orang desa, uang lima ratus juta itu berjumlah luar biasa banyaknya, maklum saja ibuku terus menangis menyesali hal itu. Ibuku sering melamun dengan pandangan kosong sampai akhirnya dia sering teriak-teriak histeris. Ada yang bilang ibuku gila kesurupan ada pula yang bilang ibuku stress. Aku tidak tahu dan ikut juga menanggung beban musibah itu.

    Sejak saat itu ibuku dirawat di rumah saja dan sementara tidak berangkat bekerja di puskesmas. Ibuku sering melamun sendirian di kamar, aku dan ayahku yang merawatnya. Setiap pagi aku membawakannya makanan dan minuman, sedangkan ayahku sering memandikannya. Ibuku selalu kosong pandangan dan selalu tidak menjawab jika diajak ngobrol. Ia diam membisu sepanjang hari namun terkadang ia mengajak bicara kami seperti ia sudah normal kembali. Saat itu kami mengira kalau ibuku sudah normal kembali dan kami tidak terlalu repot mengurusinya. Ayahku juga mulai normal dengan aktivitas kerjanya, dan aku menjadi tenang kalau di sekolah serta tidak terburu-buru pulang lagi. Ibuku tetap belum berniat kembali bekerja, ia sering main ke tetangga sebelah untuk sekedar berbincang. Setelah sekitar tiga hari keluarga kami kembali gempar karena ibuku membanting segala sesuatu di rumah kami. Ia membikin berantakan seisi rumah. Kami kemudian menenangkan ibuku, namu ibu terus berontak sehingga kami terpaksa membawa paksa dirinya dan mengikat tangan dan kakinya di ranjang karena ia terus berontak dan teriak. Lagi-lagi aku dan ayahku direpotkan lagi merawat ibuku selain juga merawat nenekku yang jompo. Rumahku menjadi seperti rumah sakit saja, dan adikku hanya bisa bermain-main tanpa beban.

    Hari besoknya, pada malam hari Ayahku bersama dengan pamanku berencana menemui orang pintar di desa seberang untuk meminta bantuan perihal keadaan ibuku itu. Aku dipasrahi untuk menjaga rumah dan keluarga sampai tengah malam nanti. Ketika jam delapan malam adikku sudah terlelap dan di kamar ibuku tak ada suara sedikitpun. Setelah menengok nenek yang ternyata sudah tidur di kamar sebelah, aku segera menuju ke kamar ibuku untuk menengok keadaanya. Ketika masuk ke kamarnya, lampu masih belum dinyalakan dan ketika kunyalakan kulihat ibuku yang duduk dengan rantai besi yang masih mengikat kedua kakinya. Ibuku benar-benar sudah hilang akal, ia bahkan tidak membenahi roknya yang tersibak ke atas sehingga kelihatan celan dalamnya. Aku mendekat ibu bermaksud membenahi roknya yang tersibak. Ketika itu tanganku bersentuhan dengan kulit pahanya dan aku sekejap merasakan hal aneh pada diriku. Aku berusaha mengajak berbicara ibuku tapi ia hanya diam saja. Aku membimbingnya rebahan dan bermaksud menyeka tubuh ibuku dengan air hangat karena ayahku lupa tidak memandikan ibuku tadi sore. Aku bilang kepadanya aku mau menyeka tubuhnya biar badannya tidak lengket dan enak buat tidur. Ia hanya diam saja dan aku melepas kaos yang dipakainya serta roknya sehingga ia hanya mengenakan kutang dan celana dalam saja. Aku merasa aneh karena aku bernafsu melihat ibuku yang hanya mengenakan cawat dan kutang. Aku terus menyeka seluruh badan ibuku dan kurasakan lembut kulitnya serta ketika menyeka dibagian pantatnya pikiranku berubah menjadi tidak normal lagi, aku semakin bernafsu. Aku tidak mau menyetubuhi ibuku karena takut, maka lebih baik aku beronani saja nantinya di kamar mandi. Aku segera menuju kamar mandi tanpa lebih dahulu memakaikan ibuku baju atau daster. Ketika di kamar mandi pikiranku berkecamuk dan entah ada apa aku tidak mau beronani dan ingin mencicipi tubuh ibuku.

    Ibuku sudah berumur empat puluh lima tahun dan badannya ramping tetapi teteknya luar biasa montok dan pantatnya bahenol. Kulitnya putih namun sedikit sudah kendur tetapi tetap kelihatan cantik. Ketika aku masuk ke kamar lagi, kudapati ibuku berposisi miring ke samping dan hanya terlihat pantatnya yang indah dibalut celana dalam renda merah dan kutang pasangannya. Aku semakin bernafsu melihat pemandangan itu dan langsung saja aku matikan lampu dan kunci pintu. Aku segera melepas pakaianku dan hanya memakai celana dalam dengan kontolku yang sudah tegak. Aku mendekap tubuh ibuku dari belakang dan ibuku hanya diam saja. Aku menggesekkan batang kontolku ke pantat ibuku dan rasanya sungguh membuat jantungku copot. Aku mengelus-elus seluruh tubuh ibuku dan ketika tanganku kuselipkan ke celana dalamnya ia berontak dan berusaha mengeluarkan tanganku. Aku tetap saja melawan ibuku sampai akhirnya ibuku teriak keras. Aku saat itu yakin kalau ia tidak mengenali aku karena pikirannya yang sudah stress. Aku menutupi mukaku dengan masker biar ibuku tidak mengenal aku karena kupikir gampang untuk mengelabuhi orang yang sudah sedikit terganggu pikirannya seperti itu. Aku langsung menyumpal mulutnya dengan kain seka sehingga ia tidak lagi bisa menjarit. Tangannya terus berontak, dan makanya aku ikat ke atas dengan kain jarik. Ia sudah tidak bisa berkutik lagi dan hanya bisa melotot geram dan meludahiku.

    Aku buka kutangnya dan meremas-remas tetek besar itu. Aku sedikit mengeluarkan mulutku dari balik masker yang masih kupakai dan menetek ke susu ibuku seperti ketika aku masih bayi. Ibuku menggeliat dan aku yakin dia juga merasa keenakan. Setelah puas memainkan teteknya aku bergerilya ke bagian pinggangnya. Aku pelorotkan celana dalamnya dan dia tetap berontak dengan suara jeritannya yang tak terdengar karena telah kusumpal dengan kain pel tadi. Aku lihat memek ibuku dibalut dengan rambut kemaluan tipis dan aku memaksakan jariku untuk menerobos masuk liangnya. Ibuku seakan merapatkan kakinya namun aku terus berusaha merenggangkan pahanya dan akhirnya tanganku berhasil menerobos masuk liangnya. Setelah itu aku merasakan untuk pertama kalinya sensasi hangat, lembut dan halus tempek wanita untuk pertama kalinya dan itu milik ibuku kandungku sendiri. Semakin cepat aku menggerakkan kedua jariku keluar masuk lubang tempeknya, semakin ganas nafsuku dan tidak sabar lagi untuk menusukkan kontolku ini ke dalamnya.

    Setelah berapa lama ibuku mengeluarkan cairan-cairan basah dan setelahnya ia hanya diam pasrah. Aku dengan segera langsung menancapkan batang kontolku ke dalam tempeknya yang telah basah sehingga dengan mudah aku bisa menerobosnya. Benar-benar sensasi luar biasa yang membuat tulang sumsumku menggigil keenakan. Ibuku semakin menggeliat keenakan dan akhirnya kuputuskan untuk melepas sumbat yang ada di mulutnya karena aku juga ingin mendengar rintihannya. Ternyata dia menikmati permainanku dan semakin kutancap kencang sehingga membuat ekspresi wajahnya tak karuan. Aku terus menindih ibuku dan segera kulumat bibirnya sambil terus menggoyang tempeknya. Aku sudah tak tahan dan akhirnya cairan pejuku muncrat banyak ke dalam liang tempeknya. Ibuku mendesah keenakan dan badannya menegang kemudian ia juga mengeluarkan banyak cairan dari liang tempeknnya. Setelah jeda beberapa saat aku berbaring di sampingnya dan ia tetap tidak berekspresi malahan tertawa kecil di sampingku. Aku berpikiran mungkin ibuku sudah gila dan tidak ingat dengan diriku.

    Aku beranikan diriku untuk membuka maskerku agar ia benar-benar tahu kalau aku Damar anaknya sendiri. Hal itu kulakukan karena malahan membuatku semakin bernafsu menyetubuhinya. Setelah kubuka maskerku aku memberitahunya kalau aku damar dan aku ingin menyetubuhinya setiap hari. Aku melepaskan semua ikatannya karena aku tahu dia sekarang dalam posisi keenakan jadi tidak mungkin berbuat macam-macam. Saat dia duduk aku angkat sedikit tubuhnya dan aku pangku sambil memasukkan kontolku ke arah lubang tempeknnya. Aku bersandar di tembok dan kubimbing dirinya untuk bergerak naik turun. Awalnya susah banget membimbingnya, namun lama kelaman ia bergoyang sendiri mengoyak kontolku. Aku mendapati kenikmatan yang luar biasa dan terus memeluknya dengan erat dari belakang sambil terus meremas tetaknya. Tak lama kemudian cairan pejuku muncrat untuk kedua kalinya dan aku benar-benar puas dan lemas. Setelah itu aku tidur berbenah dan segera membersihkan tubuh ibuku dari pejuku. Aku memakaikan seluruh pakaiannya dan ketika aku mengikat lagi kedua kakinya dengan rantai ia teriak-teriak namun aku cuek saja. Setelah larut malam akhirnya Bapakku pulang membawa jampi-jampi dari orang pintar. Dalam hati aku mengharap ibuku tidak sembuh biar aku bisa menyetubuhinya setiap hari namun di sisi lain aku ingin dia cepat sembuh.

    Aku melakukannya ketika ayahku sedang pergi keluar dan suasana rumah sepi. Namun ketika kondisi ibuku sudah berangsur-angsur pulih dan bisa sedikit berkomunikasi meski agak kurang jelas dan membingungkan aku tidak berani lagi mengerjainya karena takut kalau dia sadar akan perbuatanku. Setelah itu aku sudah tidak pernah mengerjainya lagi sampai akhirnya ibuku sembuh total dan kembali kerja. Seakan dia tidak sadar betul orang yang telah mengerjainya dan mungkin ia hanya memendamnya dalam hati atau ilusi. Akupun juga tidak tahu dan hanya dia yang merasakannya. Terkadang aku bernafsu kalau mengingat kejadian itu dan hanya kulampiaskan dengan beronani saja.

  • Kekasihku Keturunan Indo Jepang

    Kekasihku Keturunan Indo Jepang


    2128 views


    Duniabola99.com – Ini satu lagi pengalamanku sebelum bertemu Ira. Aku berpacaran dengan seorang gadis keturunan Jepang, sebut saja namanya Mei. Ayahnya seorang Jepang yang telah menjadi WNI, sedangkan ibunya orang Indonesia asli keturunan Dayak. Jadi bisa dibayangkan anaknya berkulit putih mulus (kalau orang bilang kopi masuk tenggorokannya akan kelihatan).

    Awal mula pertemuanku, di sebuah pesta valentine yang akhirnya berlanjut sampai sekitar 6 tahun. Memang pacaran merupakan awal bagi kami berdua. Maka aku mencoba untuk mempelajari arti pacaran bersamanya. Mungkin malam itu merupakan malam pertama bagi kami mencoba suatu yang baru dalam berpacaran. Di sebuah gedung bioskop aku dan dia bercumbu saling berciuman “hot” sekali sampai-sampai kami tidak tahu apa film yang kami tonton.

    Kucium bibirnya sambil tanganku bermain di gunung kembarnya. Kutekan ke dalam puting susunya, ia pun mendesah “Aahh…” aku tak mengerti rasa apa yangsedang dialaminya. Tanganku terus aktif menelusuri kedua bukit kembarnya sambil terus mendengar desahan mesra yang keluar dari mulutnya. Pasangan di sebelahku tampaknya ikut memperhatikan tapi kubiarkan mungkin mereka ingin merasakannya juga.

    Tanganku terus merayap membuka kancing celana jeans-nya dan menarik retsleting dan terus masuk ke dalam CD-nya sampai mendapatkan bukit berbulu halus. Kuusap-usap bukit itu dan jariku mulai mencari liang kemaluan yangtelah mulai basah keenakan. Jariku mulai memasuki lubang kemaluan itu dan terus bermain masuk-keluar, mulut mungilnya terus mendesah dan badannya sedikit mengejang.

    Kurasakan bertambah basah kemaluannya, ternyata dia orgasme lagi. Kuambil tangan kanannya, kuantar ke kemaluanku, Mei seakan mengerti dan membuka kancing dan menarik retsleting celanaku. Ditangkapnya batang kemaluanku yang sudah mulai menegang dipermainkannya, aku cuma berbisik,

    “Kocok dong!” Ia pun mengerti, tangannya mulai bermain ke atas dan ke bawah membuatku keenakan.

    Mungkin ia melihat mataku terpejam keenakan. Mei terus mempermainkannya dengan tempo yang bertambah cepat, aku cuma bisa mendesah

    “Terus Mei, enak.” Semakin cepat tempo yang dilakukan,semakin berdesir darahku.

    Tangan Mei membuka lebih lebar retsletingku agar lebih leluasa tangannya bermain di kemaluanku.

    Permainan dimulai lagi perlahan dan lama kelamaan semakin cepat.

    “Jim kenapa? Enak ya.” Aku cuma tersenyum sambil mengangguk.
    “Aah.. ahhhsedikit lagi nich terus… ach.. ach… achhh…” keluar sudah air maniku, aku segera menciumnya dengan penuh nafsu.

    Mei berkata,

    “Ih kok elo kencing sih… tangan gua basah nich.” Aku segera berbisik menjelaskan apa yang terjadi, kulihat dia mengerti dan segera berbisik lagi,
    “Ada tissue nggak?” Ia pun segera mengambil tissue dan mulai mengelap kemaluanku yang telah basah tadi.

    Aku cuma berbisik,

    “Makasih ya, enak loh, belajar dimana?”

    Mei tersenyum dan berbisik, 4:28 PM 3/10/2001″Loh kan elo yang ngajarin.”

    “Iya bener,” jawabku sambil tersenyum.

    Film pun berakhir, kami pulang ke rumahnya dan pucuk di cinta ulam tiba, ayahnya belumlah sampai di rumah, kedua adiknya tidak pulang karena harus menginap di rumah saudaranya. Aku pun tidak mau merugi. Kumanfaatkan kesempatan,

    “Mau yang lebih enak nggak?” kutarik tangan Mei dan mulai kukulum bibir mungilnya.

    Tanganku pun mulai aktif bermain di kedua bukit kembarnya. Kutekan ke dalam puting susunya ia pun mendesah “Ach…” entahmengapa semakin aku mendengar desahan Mei semakin ganas mulutku bermain.

    Kujilati seluruh leher dari mulai tengkuk sampai ke lehernya, desahan Mei pun semakin merangsangku. Sesekali kukulum bibir mungil Mei. Ia pun sudah mulai mengerti dengan membalas kulumanku. Kujulurkan lidahku ke mulut Mei dan memancing agar lidahnya juga terjulur. Aku pun mengajarkan secara tidak sengaja “French Kiss” yang menurut sementara orang merupakan cara berciuman yang paling nikmat.

    Tanganku semakin aktif kubuka baju Mei sampai terlihat kedua bukit kembar menantang ditutupi BH warna pink. Kutarik tangan Mei ke arah kemaluanku. Kubuka BH penghalang itu dan lidahku mulai bermain, kujilati kedua puting susu kemerahan itu bergantian. Semakin kujilati dengan mesra semakin nikmat yang Mei rasakan. Sesekali kupandang mata Mei yang terpejam merasakan nikmatnya. Sesekali kusedot dan

    “Ach… Jim terusss… Jim, enak bener… achh.. achhh Jim enakkk… terusss.” Kata-kata itu terus keluar dari mulut Mei yang mungil.

    Lidahku semakin lincah mendengar suara desahan itu. Kujilati terus seluruh bukit kembar itu dan terkadang leher jenjang Mei sampai ia merasakan nikmatnya permainan ini dan akhirnya,

    “Aachhh…”tubuh mungil itu menggelinjang. Aku segera mengerti bahwa Mei telah orgasme untuk yang pertama.

    Tangan Mei sudah semakin mengerti, dibukanya kancingdan restletingku, dipegangnya batang pusaka itu dan dimainkannya naik turun. Perlahan tapi pasti dan dengan tempo yang semakin cepat.

    “Achhh…” kurasakan semakin nikmat.

    Ternyata memang tak percuma pengalaman di bioskop tadi yang kuajarkan.

    Darahku semakin berdesir, rasa nikmat tiada duanya kudapat. Segera kutundukkan kepala Mei sambil kubisikkan,

    “Isep dong!” Mei pun mengangguk dan mulut mungil itu telah bermain dengan kemaluanku.

    Dijilatinya dari kepala sampai batang dan sesekali dimasukkannya batang itu ke mulutnya sambil kurasakan hisapan hangatnya. Tangan Mei pun tak berhenti bergerak naik turun. Sesekali dihisapnya ujung kemaluanku, kulihat pipinya menggembung akibat mulutnya kemasukkan batang wasiat peninggalan nenek moyang.

    “Achhh…” keluar desahan dari mulutku.

    Semakin nikmat kurasakan, aku pun segera menarik Mei, kubuka celana jeans-nya dan kuarahkan lidahku kekemaluannya yang sudah membasah. Kujilati terus lubang kemerahan itu dan sampai ke klitoris merah yang menantang. Kujilati terus dengan perlahan tapi pasti. Terus kupandangi wajah Mei yang terpejam kenikmatan. Tangan Mei sesekali memegangi kepalaku menahan nikmat yang kuberikan. Kupandangi lubang kenikmatan itu. Jari-jari nakalku mulai bermain. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam kemaluan Mei. Kupermainkan kemaluan itu dengan jariku, keluar-masuk. Terus kulakukan sambil sesekali menambah tempo lebih cepat. Mei pun menggelinjang,

    “Achh… achh… achhh…” Keluarlah air kenikmatan membasahi kemaluan Mei.

    Kulihat Mei terkulai kenikmatan, kutarik badannya dan kutempatkan di sofa single dengan posisi menantang menghadapku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan Mei sambil kuangkat kedua kaki indah itu di atas pundakku. Kuangkat sedikit pantat indah itu agar semakin mudah batangku mengarah.

    “Echh.. echhh… blessss…” akhirnya berhasil juga batang wasiat itu masuk, terus kugerakkan keluar masuk.

    Kulihat Mei terbujur sambil matanya yang terpejam merasakan nikmatnya suasana.

    “Terus… terus… Jim, perlahan-lahan biar nikmat.” Aku terus tanpa peduli memacu kemaluanku sampai akhirnya… “Achhh….” keluarlah air mani dari kemaluanku dan Mei pun menggelinjang menahan air nikmat yang keluar dari kemaluannya.

    Kami terkulai lemas, kulihat Mei tersenyum sambil berbisik,

    “Mau lagi dong!” Aku pun semakin tertantang, kutarik kepala Mei dan sedikit kutundukkan, Mei pun mengerti.

    Segera mulut mungil itu bermain di kemaluanku menjilati sampai bersih air maniku. Setelah bersih, kembali mulut mungil itu bermaindengan tongkat wasiatku. Batang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya dan tangan kanannya bermain naik turun. Batang kemaluanku pun yang telah kuncup kembali menegang, darahku kembali berdesir. Nikmat yang kurasakan terasa lebih nikmat. Aku tak kuasa berkata-kata cuma desahan dan nikmat yang luar biasa yang bisa kurasakan.

    Setelah tak tahan merasakan nikmat yang luar biasa, aku pun berbalik menarik Mei untuk membangkitkan lagi rangsangan untuknya. Kujilati Kedua payudara menantang dan terus lidahku bermain sampai mengarah ke lubang kemaluan Mei. Kujilati habis bagai anjing yang kehausan, terus kujilati sambil sesekali melirik Mei yang semakin teransang kenikmatan. Kubukalebar kedua paha Mei sehingga terlihat lubang menganga yang menunggu kedatangan batang wasiatku. Kujilati klitoris kemerahan dengan perlahan tapi pasti,

    “Achhh…” Mei kembali mencapai orgasme.

    Melihat Mei terkulai lemas kuangkat badannya sehingga menghadap membelakangiku. Kuangkat sedikit pantat Mei sehingga membuat posisi menungging atau kalau orang barat bilang “doggy style”. Kuarahkan batang kemaluanku, tetapi terasa sulit sekali untuk masuk. Terus aku berusaha sampai akhirnya kubuka sedikit kedua paha Mei. Kuhujam batang kemaluanku dan akhirnya dengan sedikit usaha masuk kembali batang itu ke kemaluan Mei.

    Tanganku berpegang pada kedua pinggul Mei dan perlahan tapi pasti kupacu batang kemaluanku keluar dan masuk lubang kemaluan Mei. Agak seret memang posisi ini dibanding posisi sebelumnya, sehingga agak sulit bagiku untuk menambah tempo, tapi aku terus berusaha menambah tempo. Semakin cepat dan semakin cepat, “Jim pelan-pelan, sakit,” tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulut Mei.

    Sebentar kupandang wajah Mei yang meringis kesakitan,

    “Tapi enak kan?” Kulihat Mei mengangguk, maka semakin tidak pedulilah aku terus memacu gerakan keluar masukku.

    Terus kupacu sampai sekitar 15 menit kurasakan cairan hangat mulai membasahi kemaluanku. Mei mulai terkulai lemas, tanpapeduli terus kupacu batang kemaluanku untuk terus mencapai klimaks. Memang terasa lebih lama permainan yang sekarang dibanding permainan tadi, terus kupacu sampai akhirnya kurasakan sesuatu akan melesak keluar dari kemaluanku. Kucabut keluar batang kemaluanku dan kubalikkan badan Mei yang sudah terkulai lemas. Kukocok sendiri batang kemaluanku dengan tempo tinggi sampai akhirnya

    “Achhh… ssshhh…” keluar air maniku dan kuarahkan ke payudara Mei.

    Aku pun terkulai lemas dan kubisikkan Mei agar mengusap air maniku ke seluruh permukaan payudaranya.

    “Biar lebih kenceng,” kataku.

    Mei cuma diam dan melakukan apa yang kuinginkan. Setelah selesai,

    “Masih mau yang lebih enak lagi?” tanyaku.
    “Iya dong,” jawab Mei sambil terkulai lemas.

    Aku cuma mengangguk sambil mengingatkan bahwa ayahnya sebentar lagi pulang.

    Kami segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Betul saja tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil, aku segera keluar membukakan pintu garasi.

    “Selamat malam Om,” sapaku.

    Ayah Mei hanya tersenyum dan masuk ke rumah. Setelah bercanda sebentar aku pun pamit pulang. Kubisikkan,

    “Nanti gua ajarin lagi yang lebih enak.” Mei cuma tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Aku pun segera pulang dengan hati senang.

  • Hentai025

    Hentai025


    1886 views

  • Hentai024

    Hentai024


    2050 views

  • I love you daddy, I know you love me to

    I love you daddy, I know you love me to


    1898 views

  • hot anal threesome in kitchen

    hot anal threesome in kitchen


    1846 views

  • Big Fucking Titty Milf getting Fucked

    Big Fucking Titty Milf getting Fucked


    1842 views

  • Amateur couple roommates

    Amateur couple roommates


    1709 views

  • Nice Hairy Housewife Pussy nice Fuck in the kitchen hot

    Nice Hairy Housewife Pussy nice Fuck in the kitchen hot


    2092 views

  • Amazing girl deepthroat

    Amazing girl deepthroat


    1724 views

  • Busty Lesbians Hottest Tribfight

    Busty Lesbians Hottest Tribfight


    2088 views

  • Fun Sex With My Thick Ass Girlfriend

    Fun Sex With My Thick Ass Girlfriend


    1915 views

  • Fuck girlfriend and cum on leg

    Fuck girlfriend and cum on leg


    1828 views

  • Amateur teen with big tits getting fucked in missionary POV

    Amateur teen with big tits getting fucked in missionary POV


    1861 views

  • Wife likes to fuck hubbys friends

    Wife likes to fuck hubbys friends


    1919 views

  • White wife is a complete freak for hard fucking

    White wife is a complete freak for hard fucking


    2002 views

  • MOM Blonde MILF with Big Tits takes his girth

    MOM Blonde MILF with Big Tits takes his girth


    1951 views

  • young guy loves to fuck mature pussy

    young guy loves to fuck mature pussy


    2053 views

  • Teen With Braces Gets Fucked By Huge Cock

    Teen With Braces Gets Fucked By Huge Cock


    2133 views

  • Hentai023

    Hentai023


    1994 views

  • Aya Kisaki Deals Cock In Perfect Japanese POV Show

    Aya Kisaki Deals Cock In Perfect Japanese POV Show


    1858 views