Author: Kisah Memek

  • Bercinta Dengan Tante Girang

    Bercinta Dengan Tante Girang


    2457 views


    Duniabola99.com – Ini kisah seorang brondong yang merantau kejakarta demi niat tulus meringankan beban keluarga, tapi apalah daya, sampai di jakarta bertemu dengan wanita setengah baya yang biasa di panggil bu maya, atau tepatnya Tante Maya. Berikut Cerita Seks seorang brondong dengan tante girang.

    Setelah tamat dari SMU, aku mencoba merantau ke Jakarta. Aku berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Di kampung orang tuaku bekerja sebagai buruh tani. Aku anak pertama dan memiliki dua orang adik perempuan, yang nota bene masih bersekolah.

    Aku ke Jakarta hanya berbekal ijazah SMU. Dalam perjalanan ke Jakarta, aku selalu terbayang akan suatu kegagalan. Apa jadinya aku yang anak desa ini hanya berbekal Ijazah SMU mau mengadu nasib di kota buas seperti Jakarta. Selain berbekal Ijazah yang nyaris tiada artinya itu, aku memiliki keterampilan hanya sebagai supir angkot. Aku bisa menyetir mobil, karena aku di kampung, setelah pulang sekolah selalu diajak paman untuk narik angkot.

    Aku menjadi keneknya, paman supirnya. Tiga tahun pengalaman menjadi awak angkot, cukup membekal aku dengan keterampilan setir mobil. Paman yang melatih aku menjadi supir yang handal, baik dan benar dalam menjalankan kendaraan di jalan raya. Aku selalu memegang teguh pesan paman, bahwa : mengendarai mobil di jalan harus dengan sopan santun dan berusaha sabar dan mengalah. Pesan ini tetap kupegang teguh.

    Di Jakarta aku numpang di rumah sepupu, yang kebetulan juga bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan Pulo Gadung. Kami menempati rumah petak sangat kecil dan sangat amat sederhana. Lebih sederhana dari rumah type RSS ( Rumah Susah Selonjor). Selain niatku untuk bekerja, aku juga berniat untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. Dua bulan lamanya aku menganggur di Jakrta. Lamar sana sini, jawabnya selalu klise, tidak ada lowongan .

    Pada suatu malam, yakni malam minggu, ketika aku sedang melamun, terdengar orang mengucap salam dari luar. Ku bukakan pintu, ternya pak RT yang datang. Pak RT minta agar aku sudi menjadi supir pribadi dari sebuah keluarga kaya. Keluarga itu adalah pemilik perusahaan dimana pak RT bekerja sebagai salah seorang staff di cabang perusahaan itu. Sepontan aku menyetujuinya. Esoknya kami berangkat kekawasan elite di Jakarta. Ketika memasuki halaman rumah yang besar seperti istana itu, hatiku berdebar tak karuan. Setelah kami dipersilahkan duduk oleh seorang pembantu muda di ruang tamu yang megah itu, tak lama kemudian muncul seorang wanita yang tampaknya muda. Kami memberi hormat pada wanita itu. Wanita itu tersenyum ramah sekali dan mempersilahkan kami duduk, karena ketika dia datang, sepontan aku dan pak RT berdiri memberi salam selamat pagi. Pak RT dipersilahkan kembali ke kantor oleh wanita itu, dan diruangan yang megah itu hanya ada aku dan dia si wanita itu.

    Benar kamu mau jadi supir pribadiku ? tanyanya ramah seraya melontarkan senyum manisnya. Iya Nyonya, saya siap menjadi supir nyonya Jawabku. jangan panggil Nyonya, panggil saja saya ini Ibu, Ibu Maya Sergahnya halus. Aku mengangguk setuju. Kamu masih kuliah ? Tidak nyonya ehBu ?! jawabku. Saya baru tamat SMU, tapi saya berpengalaman menjadi supir sudah tiga ahun sambungku.

    Wanita itu menatapku dalamdalam. Ditatapnya pula mataku hingga aku jadi slah tingkah. Diperhatikannya aku dari atas samapi kebawah. kamu masih muda sekali, ganteng, nampaknya sopan, kenapa mau jadi supir ? tanyanya. Saya butuh uang untuk kuliah Bu jawabku. Baik, saya setuju, kamu jadi supir saya, tapi haru ready setiap saat. gimana, okey ? Saya siap Bu. Jawabku. Kamu setiap pagi harus sudah ready di rumah ini pukul enam, lalu antar saya ke tempat saya Fitness, setelah itu antar saya ke salon, belanja, atau kemana saya suka. Kemudian setelah sore, kamu boleh pulang, gimana siap ? Saya siap Bu Jawabku. Oh..ya, siapa namamu ? Tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Sepontan aku menyambut dan memegang telapak tangannya, kami bersalaman. Saya Leman Bu, panggil saja saya Leman Jawabku. Nama yang bagus ya ? tau artinya Leman ? Tanyanya seperti bercanda. Tidak Bu Jawabku. Leman itu artinya Lelaki Idaman jawabnya sambil tersenyum dan menatap mataku. Aku tersenyum sambil tersipu. lama dia menatapku. Tak terpikir olehku jika aku bakal mendapat majikan seramah dan se santai Ibu Maya. Aku mencoba juga untuk bergurau, kuberanita diri untuk bertanya pada beliau. Maaf, Bu. jika nama Ibu itu Maya, apa artinya Bu ? O..ooo, itu, Maya artinya bayangan, bisa juga berarti khayalan, bisa juga sesuatu yang tak tampak, tapi ternyata ada.Seperti halnya citacitamu yang kamu anggap mustahil ternyata suatu saat bisa kamu raih, nah,,,khayalan kamu itu berupa sesuiatu yang bersifat maya, ngerti khan ? Jawabnya serius. Aku hanya menganggukangguk saja sok tahu, sok mengerti, sok seperti orang pintar.

    Jika kuperhatikan, body Ibu Maya seksi sekali, tubuhnya tidak trlampau tinggi, tapi padat berisi, langsing, pinggulnya seperti gitar sepanyol. Ynag lebih, gila, pantatnya bahenol dan buah dadanya wahwahwahpuyeng aku melihatnya.

    Dirumah yang sebesar itu, hanya tinggal Ibu Maya, Suaminya, dan dua putrinya, yakni Mira sebagai anak kedua, dan Yanti si bungsu yang masih duduk di kelas III SMP, putriny yang pertama sekolah mode di Perancis. Pembantunya hanya satu, yakni Bi Irah, tapi seksinya juga luar biasa, janda pula !

    Ibu Maya memberi gaji bulanan sangat besar sekali, dan jika difikirfikir, mustahil sekali. Setelah satu tahu aku bekerja, sudah dua kali dia menaikkan agjiku, Katanya dia puas atas disiplin kerjaku. Gaji pertama saja, lebih dari cukup untuk membayar uang kuliahku. Aku mengambil kuliah di petang hari hingga malam hari disebuah Universitas Swasta. Untuk satu bulan gaji saja, aku bisa untuk membayar biaya kuliah empat semster, edan tenan.sekaligus enaktenan.!!! dasar rezeki, tak akan kemana larinya.

    Masuk tahun kedua aku bekerja, keakraban dengan Ibu Maya semakin terasa. Setelah pulang Fitness, dia minta jalanjalan dulu. Yang konyol, dia selalu duduk di depan, disebelahku, hingga terkadang aku jadi kagok menyetir, ehlama lama biasa.

    Disuatu hari sepulang dari tempat Fitnes, Ibu Maya minta diatar keluar kota. Seperti biasa dia pindah duduk ke depan. Dia tak risih duduk disebelah supir pribadinya. Ketika tengah berjalan kendaraan kami di jalan tol jagorawi, tibatiba Ibu maya menyusuh nemepi sebentar. Aku menepi, dan mesin mobil BMW itu kumatikan. Jantungku berdebar, janganjangan ada kesalahan yang aku perbuat.

    Man,?, kamu sudah punya pacar ? Tanyanya. Belum Bu Jawabku singkat. Sama sekali belum pernah pacaran ? Belum BU, ehkalau pacar cinta monyet sih pernah Bu, dulu di kampung sewaktu SMP Berapa kali kamu pacaran Man ? sering atau cuma iseng ? tanyanya lagi. Aku terdiam sejenak, kubuang jauhjauh pandanganku kedepan. Tanganku masih memegang setir mobil. Kutarik nafas dalamdalam. Saya belum pernah pacaran serius Bu, cuma sebatas cintanya anak yang sedang pancaroba Jawabku menyusul. Bagusbaguskalau begitu, kamu anak yang baik dan jujur ujarnya puas sambil menepuk nepuk bahuku. Aku sempat bingung, kenapa Bu Maya pertanyaannya rada aneh ? terlalu pribadi lagi ? apakah aku mau dijodohkan dengan salah seorang putrinya ? ach.enggak mungkin rasanya, mustahil, mana mungkin dia mau punya menantu anak kampung seprti aku ini ?!

    Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kepuncak, bahkan sampai jalanjalan sekedar putarputar saja di kota Sukabumi. Aku heran bin heran, Bu Maya kok jalanjalan hanya putarputar kota saja di Sukabumi, dan yang lebih heran lagi, Bu Maya hanya memakai pakaian Fitness berupa celana training dan kaos olah raga. Setelah sempat makan di rumah makan kecil di puncak, hari sudah mulai gelap dan kami kembali meneruskan perjalanan ke Jakarta. Ditengah perjalanan di jalan yang gelap gulita, Bu Maya minta untu berbelok ke suatu tempat. Aku menurut saja apa perintahnya. Aku tak kenal daerah itu, yang kutahu hanya berupa perkebunan luas dan sepi serta gelap gulita. Ditengah kebun itu bu Maya minta kaku berhenti dan mematikan mesin mobil. Aku masih tak mengerti akan tingkah Bu Maya. Tibatiba saja tangan Bu Maya menarik lengaku. Coba rebahkan kepalamu di pangkuanku Man ? Pintanya, aku menurut saja, karena masih belum mengerti. Astaga.setelah aku merebahkan kepalaku di pangkuan Bu Maya dengan keadaan kepala menghadap keatas, kaki menjulur keluar pintu, Bu Maya menarik kaosnya ketas. Wowsamarsamar kulihat buah dadanya yang besar dan montok. Buah dada itu didekatkan ke wajahku. Lalu dia berkata Cium Man Ciumisaplah, mainkan sayang ? Pintanya. Baru aku mengerti, Bu Maya mengajak aku ketempat ini sekedar melampiaskan nafsunya. Sebagai lakilaki normal, karuan saja aku bereaksi, kejantananku hidup dan bergairah. Siapa nolak diajak kencan dengan wanita cantik dna seksi seperti Bu Maya.

    Kupegangi tetek Bu Maya yang montok itu, kujilati putingnya dan kuisapisap. Tampak nafas Bu Maya ter engahengah tak karuan, menandakan nafsu biarahinya sedang naik. Aku masih mengisap dan menjilati teteknya. Lalu bu Maya minta agar aku bangun sebentar. Dia melorotkan celana trainingnya hingga kebawah kaki. Bagian bawah tubuh Bu Maya tampak bugil. Samarsamar oleh sinar bulan di kegelapan itu. Jilat Man jilatlah, aku nafsu sekali, jilat sayang Pinta Bu Maya agar aku menjilati memeknya. Oh.memek itu besar sekali, menjendol seperti kurakura. tampaknya dia sedang birahi sekali, seperti puting teteknya yang ereksi. Aku menurut saja, seperti sudah terhipnotis. Memek Bu Maya wangi sekali, mungkin sewaktu di restauran tadi dia membersihkan kelaminnya dan memberi wewangian. Sebab dia sempat ke toilet untuk waktu yang lumayang lama. Mungkin disana dia membersihkan diri. Dia tadi ke tolilet membawa serta tas pribadinya. Dan disana pula dia mengadakan persiapan untuk menggempur aku. Kujilati liang kemaluan itu, tapi Bu Maya tak puas. Disuruhnya aku keluar mobil dan disusul olehnya. Bu Maya membuka bagasi mobil dan mengambil kain semacam karpet kecil lalu dibentangkan diatas rerumputan. Dia merebahkan tubuhnya diatas kain itu dan merentangnya kakinya. Ayo Man, lakukan, hanya ada kita berdua disini, jangan siasiakan kesempatan ini Man, aku sayang kamu Man katanya setengah berbisik, Aku tak menjawab, aku hanya melakukan perintahnya, dan sedikit bicara banyak kerja. Ku buka semua pakaianku, lalu ku tindih tubuh Bu Maya. Dipeluknya aku, dirogohnya alat kelaminku dan dimasukkan kedalam memeknya. Kami bersetubuh ditengah kebun gelap itu dalam suasana malam yang remangremang oleh sinar gemintang di langit. Aku menggenjot memek Bu Maya sekuat mungkin. jangan keluar dulua ya ? saya belum puas Pintanya mesra. Aku diam saja, aku masih melakukan adegan mengocok dengan gerakan penis keluar masuk lubang memek Bu Maya. Nikmat sekali memek ini, pikirku. Bu Maya pindah posisi , dia diatas, dan bukan main permainannya, goyangnyanya.

    Remas tetekku Man, remaslah.yang kencang ya ? Pintanya. Aku meremasnya. Cium bibirku Man..cium ? Aku mencium bibir indah itu dan kuisap lidahnya dalamdalam, nikmat sekali, sesekali dia mengerang kenikmatan. Sekarang isap tetekku, teruskanterus..Oh.Ohhhh..M anLemanOhhhaku keluar Man.aku kalah Dia mencubiti pinggulku, sesekali tawanya genit. kamu curang.aku kalah ujarnya. Sekarang gilirang kamu Man.keluarkan sebanyak mungkin ya? pintanya. Saya sudah keluar dari tadi Bu, tapi saya tetap bertahan, takut Ibu marah nanti Jawabku. Oh Ya?gila..kuat amat kamu ?! balas Bu Maya sambul mencubit pipiku.

    Kenapa Ibu suka main di tempat begini gelap ? Aku suka alam terbuka, di alam terbuka aku bergairah sekali. Kita akan lebih sering mencari tempat seperti alam terbuka. Minggu depan kita naik kapal pesiarku, kita main diatas kapal pesiar di tengah ombak bergulung. Atau kita main di pinggir sungai yang sepi, ah terserah kemana kamu mau ya Man ?

    Selesai main, setelah kami membersihkan alat vital hanya dengan kertas tisue dan air yang kami ambil dari jiregen di bagasi mobil, kami istirahat. Bu Maya yang sekarang tidur di pangkuanku. Kami ngobrol panjang lebar, ngalor ngidul. Setelah sekian lama istirahat, kontolku berdiri lagi, dan dirasakan oleh kepala Bu maya yang menyentuh batang kejantananku. Tak banyak komentar celanaku dibukanya, dan aku dalam sekejap sudah bugil. Disuruhnya aku tidur dengan kaki merentang, lalu Bu Maya membuka celana trainingnya yang tanpa celana dalam itu. Bu Maya mengocokngocok penisku, diurutnya seperti gerakan tukang pjit mengurut tubuh pasiennya. Gerakan tangan Bu Maya mengurut naikturun. Karuan saja penisku semakin membesar dan membesar. Diisapnya penisku yang sudah ereksi besar sekali, dimainkannya lidah Bu Maya di ujung penisku. Setelah itu, Bu Maya menempelkan buah dadanya yang besar itu di penisku. Dijepitkannya penisku kedalam tetek besar itu, lalu di goyanggoyang seperti gerakan mengocok. Giaman Man ? enah anggak ? Enak Bu, awas lho nanti muncrat Bu jawabku.. Enggak apa, ayo keluarkan, nanti kujilati pejuhmu, aku mau kok ?! . Bu Maya masih giat bekerja giat, dia berusaha untuk memuaskan aku. Tak lama kemudian, Bu Maya naik keposisi atas dan seperti menduduki penisku, tapi lobang memeknya dimasuki penisku. Digoyang terushingga aku merasakan nikat yang luar biasa. Tiba tiba Bu Maya terdiam, berhenti bekerja, lalu berjata : Rasakan ya Man ? pasti kamu bakal ketagihan Aku membisu saja. dan ternya Ohh.memek Bu Maya bisa melakukan gerakan empotempot, menyedotnyedot dan menguruturut batang kontolku dari bagian kepala hingga ke bagian batang bawah, Oh.nikmat sekali, ini yang namanya empot ayam, luar biasa kepiawaian Bu Maya dalam bidang oleh seksual. Enak syang ? tanyanya. Belum sempat aku menjawab, yah.aku keluar, air maniku berhamburan tumpah ditenga liang kemaluan Bu Maya.

    Itu yang namanya empotempot Man, itulah gunanya senam sex, berarti aku sukses l;atihan senam sex selama ini Katanya bangga. Sekarang kamu puasin aku ya ? Kata Bu Maya seraya mengambil posisi nungging. Ku tancapkan lagi kontolku yang masih ereksi kedalam memek bu Maya, Ku genjot terus. Yang dalam manyang dalam ya..teruskan sayang? oh.enak sekali penismu..oh.terus sayang ?! Pinta Bu Maya. Aku masih memuaskan Bu Maya, aku tak mau kalah, kujilati pula lubang memeknya, duburnya dan seluruh tubuhnya. Ternyata Bu Maya orgasme setelah aku menjlati seluruh tubuhnya. kamu pintar sekali Man ? belajar dimana ? Tidak bu, refleks saja Jawabku.

    Sebelum kami meninggalkan tempat itu, Bu Maya masih sempat minta satu adegan lagi. Tapi kali ini hanya sedikit melorotkan celana trainingnya saja. demikian pula aku, hanya membuka bagian penis saja. Bu Maya minta aku melakukanya di dalam mobil, tapi ruangannya sempit sekali. Dengan susah payang kami melakukannya dan akhirnya toh juga mengambil posisinya berdiri dengan tubuh Bu Maya disandarkan di mobil sambil mengangkat sedikit kaki kanannya.

    Sejak saat malam pertama kami itu, aku dan Bu Maya sering bepergian keluar kota, ke pulau seribu, ke pinggir pantai, ke semaksemak di sebuah desa terpencil, yah pokoknya dia cari tempattempat yang anehaneh. Tak kusadari kalau aku sebenarnya menjadi gigolonya Bu Maya. Dan beliaupun semakin sayang padaku, uang mengalir terus ke kocekku, tanpa pernah aku meminta bayaran. Dia menyanggupi untuk membiayai kuliah hingga tamat, asal aku tetap selalu besama Bu Maya yang cantik itu.

  • Kisah Memek Sedarah Kakak Ipar

    Kisah Memek Sedarah Kakak Ipar


    2373 views

    Duniabola99.com – Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari


    Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.

    Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

    Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.


    Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.

    Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

    Dengan tenangnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.
    “Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumah ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

    Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.


    “Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

    “Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.

    “Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja.

    Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.


    “Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.

    Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.

    Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.

    Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.

    Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”


    “Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

    Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.

    Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya.


    Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
    Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.

    Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

    “Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.


    Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.

    “Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.

  • Foto Ngentot Tiny Emma Del Rey menerima cumshot pada vaginanya setelah melakukan seks liar di tempat tidur

    Foto Ngentot Tiny Emma Del Rey menerima cumshot pada vaginanya setelah melakukan seks liar di tempat tidur


    2062 views

    Duniabola99.com – sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99 yang selalu update dan membagikan. Foto-foto ngentot pilihan terbaik duniabola99.

  • Foto Ngentot anal sex dengan remaja Erica Fontes sampai nangis

    Foto Ngentot anal sex dengan remaja Erica Fontes sampai nangis


    1901 views

    Duniabola99.com – foto cewek sexy langsing pirang liburan dengan dengan pacarnya dan melakukan hunbugan sex ngentot anal yang sangat hot diatas ranjang kamar hotel dan menumpahkan sperma yang banyak di memeknya yang bertindik.

  • Video Bokep Asia Chihiro Nishikawa diikat dan dientot kasar oleh 3pria dirumah

    Video Bokep Asia Chihiro Nishikawa diikat dan dientot kasar oleh 3pria dirumah


    2209 views

  • Video Bokep Eropa cewek pirang cantik ngentot diluar mobil

    Video Bokep Eropa cewek pirang cantik ngentot diluar mobil


    2145 views

  • Kisah Memek elingkuh Dg Dokter Terapi Seks

    Kisah Memek elingkuh Dg Dokter Terapi Seks


    2208 views

    Duniabola99.com – Kata orang, akulah orang yang paling bahagia di dunia. Bayangkan tinggal di Surabaya yang disebut-sebut merupakan kota besar kedua di Indonesia dengan uang banyak, memiliki puluhan perusahaan dan cabang- cabangnya di seluruh Indonesia, isteri cantik dan sexy, dan semua orang mengenalku dengan baik.


    Tapi dalam hati kecilku, aku merasa ada sesuatu yang kurang. Setelah menikah kurang lebih 3 tahun, kami belum dikaruniai anak. Memang kelemahannya ada pada diriku.

    Walaupun aku ganteng dan berbadan tinggi besar dan tegap, aku selalu mengalami kegagalan saat berhubungan intim dengan isteri. Ya, sekitar dua tahun sebelum kami menikah, aku mengalami kecelakaan lalu lintas.

    Motorku ditabrak dari belakang oleh sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi dan berusaha mendahului motor yang kukendarai. Saat itu ternyata ada mobil yang muncul dari arah berlawanan, sehingga untuk menghindari “adu kambing” truk itu membanting activity ke kiri dan menabrak motorku. Aku terjungkal dan terbanting ke aspal di siang bolong. Untunglah aku tidak cedera.

    Hanya kedua tanganku sedikit tergores dan pantatku sakitnya bukan main. Rupanya aku jatuh terduduk di pinggir jalan aspal dekat trotoar jalan. Seorang bapak yang ikut menyaksikan kecelakaan itu segera memapahku berdiri dan membawaku ke rumah sakit terdekat.

    Sejak itu, jika aku berhubungan intim dengan Lilian, isteriku, aku selalu tidak dapat melaksanakan tugasku dengan baik. Penisku tidak bisa berdiri. Kadang bisa berdiri tapi sebentar belum juga masuk dengan pas.. eh.. sudah menyemprotkan cairan mani.


    Beberapa dokter telah kudatangi. Tapi kesembuhanku belum juga muncul. Tadinya muncul ide agar aku mencoba-coba untuk “jajan” di lokalisasi. “Ah..” pikirku lagi, “Nanti malah kena AIDS atau HIV. Lebih repot lagi kan?”

    Nah, suatu hari aku mendengar dari teman karibku, Hartono, bahwa di Jakarta katanya ada seorang dokter spesialis yang bisa menyembuhkan kelainan-kelainan seks dengan biaya terjangkau dan tanpa efek samping. Lalu dengan persetujuan isteriku, aku pun mengambil cuti selama seminggu untuk berangkat ke sana.

    Karena punya sanak famili yang tinggal di bagian barat Jakarta, aku pun tanpa kesulitan menemukan dokter yang kucari. Tempat prakteknya ternyata terletak di lantai 18 sebuah apartemen mewah di pusat kota. Aku tadinya merasa deg-degan dan agak malu untuk naik ke sana.

    Bagaimana kalau dokter itu menyarankan yang tidak-tidak kepadaku? Lalu.. apakah hasilnya akan maksimal seperti yang kuharapkan? Berbagai pertanyaan lain terus saja bergema dalam hati kecilku.

    Namun bila kuingat raut wajah Lilian yang cemberut dan penuh kekecewaan bila penisku tidak bisa tegang atau baru masuk ke permukaan vaginanya, aku sudah ejakulasi.. wah.. lebih baik aku mencoba saja ke sana deh, siapa tahu ada mujizat yang terjadi. Benar kan?


    Saat aku sampai di ruangan kantor yang amat mewah itu, kulihat seorang gadis cantik yang masih berumur sekitar 22-23 tahun sedang menulis sesuatu dan kemudian memandangku dengan ramah. “Mau ikut terapi, Pak?” ia bertanya dengan seulas senyum di bibirnya yang mungil.

    “Ya, maaf.. Dokternya ada?” tanyaku ragu-ragu. “Hari ini kebetulan Dokter Amy Yip sedang tidak ada pasien..” ujarnya. “Dokter Amy Yip… Kok kayak nama bintang blur mandarin sih, Mbak… apa ia berasal dari Hongkong?”

    “Betul sekali… Memang namanya Yip Chi Mei, ia seorang dokter spesialis terapi seksual asal Indonesia lulusan Hongkong Medical College… dan ia lebih suka dipanggil dengan nama Dokter Amy Yip.” katanya memberi penjelasan.

    Setelah mengisi formulir yang berisi data-data pribadi, aku langsung diantar ke tempat prakter dokter itu. Gadis yang belakangan kuketahui bernama Sally itu kemudian mengetuk pintu ruang praktek Dokter Amy Yip.

    Pintu pun dibuka dari dalam. Benar saja dugaanku. Di sana berdiri seorang wanita cantik mengenakan blazer hitam dan berumur sekitar 30 tahun. Ia berambut ikal sebahu. Oh ternyata ini dokternya!

    “Maaf Dok… ini ada Bapak Kuntoro dari Surabaya ingin ikut terapi… ini data-data lengkapnya.” ujar Sally sambil memberikan formulir yang sudah kuisi dan mempersilakan aku masuk ke kantor itu. Sally pun berjalan kembali ke meja kerjanya di depan ruangan itu. “Silakan masuk, Pak…” ujar dokter cantik itu. “Baik, terima kasih.” jawabku singkat.

    Setelah kami duduk di dalam ruang praktek itu, Dokter Amy Yip kemudian mulai menanyakan beberapa hal yang amat pribadi padaku. Karena kupikir ia seorang dokter yang harus tahu benar keadaan dari kehidupan seks rumah tanggaku, termasuk bagaimana aku berhubungan intim, aku pun membeberkan semuanya.


    Salah satu pertanyaannya adalah, “Kira-kira Bapak bisa tahan berapa absolutist dalam berhubungan intim dengan isteri?” atau, “Gaya apa yang paling Bapak sukai bila berhubungan intim dengan isteri?”

    Mendengar semua jawabanku, ia pun mengangguk-angguk tanda mengerti. Lalu dengan sorot mata tajam ia memandangku serta berkata, “Pak Kuntoro, saya rasa sebaiknya kita bisa mengadakan terapi seks sekarang juga.

    Di sebelah sana ada ranjang yang bisa Bapak gunakan untuk itu… Di sana saya akan menguji ketahanan Bapak untuk tidak berejakulasi selama beberapa menit… kalo memungkinkan nanti kita bisa berhubungan intim guna proses penyembuhan lebih lanjut. Gimana Pak.. apa Bapak setuju?” “Wah… ini toh yang namanya terapi seks. Kalau begini sih pasti aku mau sekali,” pikirku dalam hati.

    Tanpa pikir panjang lagi aku menyahut, “Baiklah… Terserah Dokter saja, gimana baiknya…” Dalam pikiranku tiba-tiba muncul bayangan gimana kira-kira bentuk tubuh Dokter Amy Yip ini nanti kalau ia telanjang. Pikiran seperti ini langsung saja membuat penisku tiba-tiba menegang dan keras.

    Kemudian kami berjalan menuju ranjang terapi yang dimaksud. Setelah aku duduk dengan bersandarkan bantal, dokter cantik itu duduk dengan santai di hadapanku. Ia kemudian dengan sengaja membuka semua baju luarnya.

    Akhirnya yang tertinggal hanya BH dan celana dalamnya. “Pak Kuntoro, silakan Bapak meraba-raba saya… terserah Bapak mau meraba bagian tubuh saya yang mana… nanti kita lihat berapa menit waktu yang Bapak perlukan untuk ejakulasi…” perintahnya. Tentu saja aku mau melakukannya dengan senang hati. Wong yang di depanku, tubuh dokter itu begitu mulus dan putih.

    Payudaranya saja begitu menonjol ke depan. Mungkin ukuran 36B, seperti hendak meloncat keluar dari penutupnya. Dengan pelan kuelus wajah dokter itu, lalu lehernya yang jenjang. Kemudian tangan kananku turun ke bukit kembarnya. Kuraba pelan dan kuremas-remas.

    Lalu tangan kiriku bergerak menuju CD-nya. Namun, sekonyong-konyong ada sesuatu yang mau meledak dalam tubuhku. Aku buru-buru menghentikan rabaan-rabaanku.

    Aku berusaha segera membuka celana panjang yang kukenakan. Namun terlambat sudah. Penis andalanku sudah menyemprot dengan derasnya. Aku hanya bisa mengepalkan tangan sambil menutup mata. “Sialan!” ujarku. Celana panjangku terutama di bagian pangkal paha tentu saja basah tidak karuan.


    “Cuma dua menit kurang 25 detik… saya rasa keadaan ini masih bisa disembuhkan, Pak… Sebelumnya ada pasien saya yang lebih buruk keadaannya… asal Bapak mau telaten berobat tiap hari ke sini…” Dokter Amy Yip menimpali setelah melihat arloji yang dikenakannya.

    Hari itu terapi seks yang harus kujalani selesai sudah. Setelah mengenakan pakaiannya kembali dan kami kembali duduk di meja kerjanya, dokter itu lalu berkata, “Mohon diingat ya, Pak… apa yang kita lakukan barusan hanyalah sebatas untuk terapi… bukan untuk dilakukan di luar jam kerja saya…” Oh, aku mengerti maksudnya.

    Ia tidak mau kuajak kencan di luar praktek terapinya. Itu peraturannya. Ah tidak apa-apa bagiku. Toh aku orangnya setia pada isteriku. Walau Lilian lebih galak dari dokter ini, namun ia kan isteriku dan mantan pacarku. Iya kan?

    Keesokan harinya, masih dengan terapi yang sama. Cuma Dokter Amy kini tidak mengenakan BH. Benar adanya, kedua bukit kembarnya itu begitu besar, kencang dan amat menantang. Putingnya berwarna merah kecoklatan seperti tegak siap untuk disedot.

    Ia berkata, “Silakan Bapak mau meremas atau mengulum atau menjilat payudara saya… terserah… saya hanya ingin tahu Bapak bisa tahan berapa absolutist untuk tidak ejakulasi.” Tanpa menunggu perintah selanjutnya, aku langsung saja meraba dan meremas kedua bukit kembarnya. Kemudian kuarahkan mulutku untuk merasakan nikmatnya payudara itu.

    Aku menghisap, menjilat dan mengulum putingnya. Ia tampak merem-melek menikmatinya. Ternyata dua menit berlalu. Dan kembali aku mengalami ejakulasi. Spermaku tersemprot hebat.

    Untunglah kali ini aku masih sempat membuka reitsleting celanaku dan mengarahkan penisku yang sudah tegang dan membesar itu ke ember khusus untuk hasil sperma terapi. “Dua menit lebih 5 detik… hari ini ada peningkatan, Pak…” jawabnya sambil menyunggingkan senyum setelah semuanya selesai.

    “Besok kita lanjutkan lagi. Jangan kuatir, Pak… Perkiraan saya pada hari keempat nanti… waktu Bapak untuk tahan tidak ejakulasi pasti lebih dari sepuluh menit. Saya jamin, Pak.” Lalu hari itu kami pun berpisah.


    Aku pulang ke auberge tempatku menginap dengan berbagai pikiran tentang harapan kesembuhan selanjutnya yang akan kualami serta terapi apa yang akan dilakukannya besok terhadap diriku.

    Hari ketiga… Kali ini kami berdua benar-benar telanjang bulat. Dokter Amy kini yang mengambil inisiatif. Ia sengaja yang membuka pakaian yang kukenakan sampai aku benar-benar bugil. Lalu kemudian ia membuka pakaiannya sendiri.

    Saat ia melakukannya, matanya tak lepas dari memandang senjataku. Entah apa yang ada di benaknya. Yang pasti saat itu senjataku belum tegang bahkan hingga ia membuka CD-nya. Ketegangan dalam diriku mungkin sedikit banyak tidak membantu dalam merangsang penis yang kumiliki.

    Lalu ia duduk di pinggir ranjang. Kali ini dengan sengaja ia meraih senjataku lalu dikocok-kocoknya dengan pelan tapi pasti. Sementara tanganku diperbolehkan meraba apa saja yang ada di tubuhnya.

    Setelah kocokannya mulai menampakkan hasil, ia pun menunduk dan mengarahkan penisku ke mulutnya. Dengan telaten ia menjilat, menghisap dan mengulum penis ajaibku. Wah… hampir saja aku ingin ejakulasi.

    Tapi aku berusaha untuk menahannya sebab aku ingin mengetahui rasanya bila ia terus mengobok-obok penisku.

    Ia lalu menyuruhku untuk mengubah posisi. Kini aku disuruhnya untuk menghisap klitorisnya, sedangkan ia dengan penuh semangat terus menghisap dan menjilat-jilat penisku. Karena tidak tahan menghadapi kuluman dan hisapan mulutnya, aku terpaksa harus melepaskan sesuatu yang seperti akan meledak dalam diriku.

    Dan benar.. “Crot.. crot.. crot.. crot..” Dengan derasnya maniku tertumpah di dalam mulut dokter itu. Entah sengaja atau tidak, Dokter Amy Yip tidak mau melepaskan penisku dari mulutnya. Wah..! Setelah semprotan maniku habis, dan penisku dibersihkan dengan tisu di tepi ranjang, kembali ia memberikan evaluasi terapi yang kujalani. “Lumayan…” katanya sambil melirik jam tangan.

    “Sepuluh menit lebih dua detik… Bapak pasti akan sembuh… Saya rasa pada terapi kita yang terakhir akan benar- benar terbukti bahwa kondisi ketahanan penis Bapak untuk tidak terlalu cepat berejakulasi saat berhubungan intim adalah normal- accustomed saja. Bagaimana, Pak… apa Bapak mau melanjutkan terapi yang terakhir besok?”

    Tentu saja aku mau melanjutkannya. Wong disuruh berhubungan intim dengan chargeless saat terapi, siapa yang nggak mau? Aku pun kemudian mengiyakan sarannya itu. Seperti yang kuduga ternyata keesokan harinya Dokter Amy Yip tidak lagi mengenakan apa-apa di balik baju prakteknya.


    Aku pun segera membuka semua pakaianku. Lalu dengan ganas kuserbu tubuhnya yang sudah berbaring menantang di atas ranjang. Pertama kucium keningnya, lalu turun ke bibir, pipi, leher hingga payudaranya yang amat kenyal itu. Di sana kujilat dan kupelintir putingnya yang merah kecoklatan. Ia pun merem-melek.

    Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri. Kemudian kepalaku bergerak menuju pangkal pahanya. Di sana kembali kujilati bibir vagina dan klitorisnya. Kujulurkan lidahku ke dalam vaginanya sambil tangan kananku terus meremas-remas payudaranya.

    Setelah beberapa menit, ternyata penisku sudah berdiri tegang dan mengeras. Tanpa menunggu diperintah lagi, kuarahkan penisku ke liang kewanitaannya. Dengan sekali sentak, masuklah penisku dengan mudahnya.

    Rupanya ia sudah tidak perawan. Tanpa susah payah aku terus menggenjot dan memompa penisku agar bisa benar-benar memuaskan dirinya. Saat itu aku lupa segalanya, terapi, isteriku yang sedang menunggu dengan harap cemas di Surabaya, pekerjaan di kantor yang menumpuk, dll.

    Pokoknya kesempatan ini tidak bisa dilewatkan. Sementara itu Dokter Amy Yip terus saja menggoyang-goyangkan pantatnya dengan lembut. Ia mencoba untuk mengimbangi serangan gencarku.

    Sekitar lima belas menit berlalu. Dan tiba-tiba saja perasaanku seperti melayang. Aku merasakan kenikmatan luar biasa. “Aku ingin keluar, Dok… sebaiknya di dalam atau…” tanyaku di tengah-tengah kenikmatan yang kurasakan.

    “Di dalam saja Pak… biar nikmat…” jawabnya seenaknya. Rupanya ia pun akan mengalami orgasme. Dan benar, beberapa saat kemudian ia orgasme. Kemaluanku seperti disemprot dalam liang vaginanya. Sementara itu spermaku pun dengan derasnya mengalir ke dalam liang vaginanya.

    Aku pun akhirnya jatuh tertidur di atas tubuhnya. Ternyata dokter itu masih ingat bahwa apa yang kami lakukan adalah terapi. Ia segera melirik arlojinya dan segera membangunkanku.


    “Lima belas menit sepuluh detik… selamat Pak Kuntoro… kondisi Anda kembali normal… bahkan sangat normal..” ujarnya sambil mengenakan pakaiannya kembali dan menyalamiku. Aku yang baru saja keletihan melayani nafsu seksnya dengan cara berhubungan intim tentu saja tertegun. Lima belas menit? Wah hebat. Aku sembuh, Lilian! Aku sembuh! Hampir saja aku meloncat-loncat.

    Setelah membereskan semuanya, aku pun segera pulang ke Surabaya malam itu juga. Betapa bahagianya aku sekarang. Pasti Lilian akan gembira menyambut kesembuhanku. Dan benar dugaanku.

    Saat ini sudah tiga bulan kejadian itu berlalu. Lilian pun mulai menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Menstruasinya sudah terlambat seminggu.

  • Kisah Memek Si Bapak kost yang saat di ranjang Sangat Buas

    Kisah Memek Si Bapak kost yang saat di ranjang Sangat Buas


    2316 views

    Duniabola99.com – Pagi itu kulihat Oom Pram bapak kost ku sedang merapikan tanaman di kebun, dipangkasnya daun-daun yang mencuat tidak beraturan dengan gunting. Kutatap wajahnya dari balik kaca gelap jendela kamarku. Belum terlalu tua, umurnya kutaksir belum mencapai usia 50 tahun, tubuhnya masih kekar wajahnya segar dan cukup tampan.


    Rambut dan kumisnya beberapa sudah terselip uban. Hari itu memang aku masih tergeletak di kamar kostku. Sejak kemarin aku tidak kuliah karena terserang flu. Jendela kamarku yang berkaca gelap dan menghadap ke taman samping rumah membuatku merasa asri melihat hijau taman, apalagi di sana ada seorang laki-lai setengah baya yang sering kukagumi.

    Memang usiaku saat itu baru menginjak dua puluh satu tahun dan aku masih duduk di semester enam di fakultasku dan sudah punya pacar yang selalu rajin mengunjungiku di malam minggu. Toh tidak ada halangan apapun kalau aku menyukai laki-laki yang jauh di atas umurku.

    Tiba-tiba ia memandang ke arahku, jantungku berdegup keras. Tidak, dia tidak melihaku dari luar sana. Oom Pram mengenakan kaos singlet dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat seburat ototnya yang masih kecang. Hari memang masih pagi sekitar jam 9:00, teman sekamar kostku telah berangkat sejak jam 6:00 tadi pagi demikian pula penghuni rumah lainnya, temasuk Tante Pram istrinya yang karyawati perusahaan perbankan.

    Memang Oom Pram bapak kost ku sejak 5 bulan terakhir terkena PHK dengan pesangon yang konon cukup besar, karena penciutan perusahaannya. Sehingga kegiatannya lebih banyak di rumah. Bahkan tak jarang dia yang menyiapkan sarapan pagi untuk kami semua anak kost-nya.


    Yaitu roti dan selai disertai susu panas. Kedua anaknya sudah kuliah di luar kota. Kami anak kost yang terdiri dari 6 orang mahasiswi sangat akrab dengan induk semang. Mereka memperlakukan kami seperti anaknya. Walaupun biaya indekost-nya tidak terbilang murah, tetapi kami menyukainya karena kami seperti di rumah sendiri.

    Oom Pram telah selesai mengurus tamannya, ia segera hilang dari pemandanganku, ah seandainya dia ke kamarku dan mau memijitku, aku pasti akan senang, aku lebih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari obat-obatan. Biasanya ibuku yang yang mengurusku dari dibuatkan bubur sampai memijit-mijit badanku. Ah.. andaikan Oom Pram yang melakukannya…

    Kupejamkan mataku, kunikmati lamunanku sampai kudengar suara siulan dan suara air dari kamar mandi. Pasti Oom Pram sedang mandi, kubayangkan tubuhnya tanpa baju di kamar mandi, lamunanku berkembang menjadi makin hangat, hatiku hangat, kupejamkan mataku ketika aku diciumnya dalam lamunan, oh indahnya. Solaire99

    Lamunanku terhenti ketika tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamarku, segera kutarik selimut yang sudah terserak di sampingku. “Masuk..!” kataku. Tak berapa lama kulihat Oom Pram bapak kost ku sudah berada di ambang pintu masih mengenakan baju mandi.

    Senyumnya mengambang “Bagaimana Lina? Ada kemajuan..?” dia duduk di pinggir ranjangku, tangannya diulurkan ke arah keningku. Aku hanya mengangguk lemah. Walaupun jantungku berdetak keras, aku mencoba membalas senyumnya. Kemudian tangannya beralih memegang tangan kiriku dan mulai memjit-mijit.

    “Lina mau dibikinkan susu panas?” tanyanya.
    “Terima kasih Oom, Lina sudah sarapan tadi,” balasku.


    “Enak dipijit seperti ini?” aku mengangguk. Dia masih memijit dari tangan yang kiri kemudian beralih ke tangan kanan, kemudian ke pundakku. Ketika pijitannya berpindah ke kakiku aku masih diam saja, karena aku menyukai pijitannya yang lembut, disamping menimbulkan rasa nyaman juga menaikkan birahiku.

    Disingkirkannya selimut yang membungkus kakiku, sehingga betis dan pahaku yang kuning langsat terbuka, bahkan ternyata dasterku yang tipis agak terangkat ke atas mendekati pangkal paha, aku tidak mencoba membetulkannya, aku pura-pura tidak tahu.

    “Lin kakimu mulus sekali ya.”
    “Ah.. Oom bisa aja, kan kulit Tante lebih mulus lagi,” balasku sekenanya.

    Tangannya masih memijit kakiku dari bawah ke atas berulang-ulang. Lama-lama kurasakan tangannya tidak lagi memijit tetapi mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, birahiku makin lama makin bangkit.

    “Lin, Oom jadi terangsang, gimana nih?” suaranya terdengar kalem tanpa emosi.
    “Jangan Oom, nanti Tante marah..”

    Mulutku menolak tapi wajah dan tubuhku bekata lain, dan aku yakin Oom Pram bapak kost ku sebagai laki-laki sudah matang dapat membaca bahasa tubuhku. Aku menggelinjang ketika jari tangannya mulai menggosok pangkal paha dekat vaginaku yang terbungkus CD. Dan… astaga! ternyata dibalik baju mandinya Oom Pram tidak mengenakan celana dalam sehingga penisnya yang membesar dan tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa disadarinya.


    Nafasku sesak melihat benda yang berdiri keras penuh dengan tonjolan otot di sekelilingnya dan kepala yang licin mengkilat. Ingin rasanya aku memegang dan mengelusnya. Tetapi kutahan hasratku itu, rasa maluku masih mengalahkan nafsuku.

    Oom Pram bapak kost ku membungkuk menciumku, kurasakan bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kehangatan menjalar ke lubuk hatiku dan ketika kurasakan lidahnya mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani hisapan-hisapannya dengan penuh gairah. Separuh tubuhnya sudah menindih tubuhku, kemaluannya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke buah dadaku.

    Dia meremas dadaku dengan lembut sambil menghisap bibirku. Tanpa canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah pahanya yang penuh ditumbuhi rambut. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik dasterku yang tanpa BH, remasan jarinya sangat ahli, kadang putingku dipelintir sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa.

    Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya. Kutatap wajahnya, aku kecewa, tapi dia tersenyum dibelainya wajahku.
    “Lin kau cantik sekali..” dia memujaku.
    “Aku ingin menyetubuhimu, tapi apakah kamu masih perawan..?” aku mengangguk lemah.

    Memang aku masih perawan, walaupun aku pernah “petting” dengan kakak iparku sampai kami orgasme tapi sampai saat ini aku belum pernah melakukan persetubuhan. Dengan pacarku kami sebatas ciuman biasa, dia terlalu alim untuk melakukan itu.


    Sedangkan kebutuhan seksku selama ini terpenuhi dengan mansturbasi, dengan khayalan yang indah. Biasanya dua orang obyek khayalanku yaitu kakak iparku dan yang kedua adalah Oom Pram induk semangku, yang sekarang setengah menindih tubuhku.

    Sebenarnya andaikata dia tidak menanyakan soal keperawanan, pasti aku tak dapat menolak jika ia menyetubuhiku, karena dorongan birahiku kurasakan melebihi birahinya. Kulihat dengan jelas pengendalian dirinya, dia tidak menggebu dia memainkan tangannya, bibirnya dan lidahnya dengan tenang, lembut dan sabar. Justru akulah yang kurasakan meledak-ledak.

    “Bagaimana Lin? kita teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aku tak mampu menjawab.
    Aku ingin, ingin sekali, tapi aku tak ingin perawanku hilang. Kupejamkan mataku menghindari tatapannya.
    “Oom… pakai tangan saja,” bisikku kecewa.

    Tanpa menunggu lagi tangannya sudah melucuti seluruh dasterku, aku tinggal mengenakan celana dalam, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena keringat, batang kemaluannya panjang dan besar berdiri tegak. Diangkatnya pantatku dilepaskannya celana dalamku yang telah basah sejak tadi.

    Kubiarkan tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kulihat vaginaku telah merekah kemerahan bibirnya mengkilat lembab, klitorisku terasa sudah membesar dan memerah, di dalam lubang kemaluanku telah terbanjiri oleh lendir yang siap melumasi, setiap barang yang akan masuk.

    Oom Pram membungkuk dan mulai menjilat dinding kiri dan kanan kemaluanku, terasa nikmat sekali aku menggeliat, lidahnya menggeser makin ke atas ke arah klitosris, kupegang kepalanya dan aku mulai merintih kenikmatan. Berapa lama dia menggeserkan lidahnya di atas klitosriku yang makin membengkak. Karena kenikmatan tanpa terasa aku telah menggoyang pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan.

    Tiba-tiba Oom Pram bapak kost ku melakukan sedotan kecil di klitoris, kadang disedot kadang dipermainkan dengan ujung lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, seluruh kelamin sampai pinggul, gerakanku makin tak terkendali, “Oom… aduh.. Oom… Lin mau keluar….” Kuangkat tinggi tinggi pantatku, aku sudah siap untuk berorgasme, tapi pada saat yang tepat dia melepaskan ciumannya dari vagina. Dia menarikku bangun dan menyorongkan kemaluannya yang kokoh itu kemulutku.

    ” Gantian ya Lin.. aku ingin kau isap kemaluanku.” Kutangkap kemaluannya, terasa penuh dan keras dalam genggamanku. Oom Pram sudah terlentang dan posisiku membungkuk siap untuk mengulum kelaminnya. Aku sering membayangkan dan aku juga beberapa kali menonton dalam film biru. Tetapi baru kali inilah aku melakukannya.

    Birahiku sudah sampai puncak. Kutelusuri pangkal kemaluannya dengan lidahku dari pangkal sampai ke ujung penisnya yang mengkilat berkali-kali. “Ahhh… Enak sekali Lin…” dia berdesis. Kemudian kukulum dan kusedot-sedot dan kujilat dengan lidah sedangkan pangkal kemaluannya kuelus dengan jariku.


    Suara desahan Oom Pram bapak kost ku membuatku tidak tahan menahan birahi. Kusudahi permainan di kelaminnya, tiba-tiba aku sudah setengah jongkok di atas tubuhnya, kemaluannya persis di depan lubang vaginaku. “Oom, Lin masukin dikit ya Oom, Lin pengen sekali.” Dia hanya tersenyum. “Hati-hati ya… jangan terlalu dalam…” Aku sudah tidak lagi mendengar kata-katanya.

    Kupegang kemaluannya, kutempelkan pada bibir kemaluanku, kusapu-sapukan sebentar di klitoris dan bibir bawah, dan… oh, ketika kepala kemaluanya kumasukan dalam lubang, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak berani bergerak tanganku masih memegangi kemaluannya, ujung kemaluannya masih menancap dalam lubang vaginaku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam bibir bawahku, aku tidak yakin apakah kedutan berasal dariku atau darinya.

    Kuangkat sedikit pantatku, dan gesekan itu ujung kemaluannya yang sangat besar terasa menggeser bibir dalam dan pangkal klitoris. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam kenikmatan makin dalam, separuh batang kemaluannya sudah melesak dalam kemaluanku. Kukocokkan kemaluannya naik-turun, tidak ada rasa sakit seperti yang sering aku dengar dari temanku ketika keperawanannya hilang, padahal sudah separuh.

    Kujepit kemaluannya dengan otot dalam, kusedot ke dalam. Kulepas kembali berulang-ulang. “Oh.. Lin kau hebat, jepitanmu nimat sekali.” Kudengar Oom Pram mendesis-desis, payudaraku diremas-remas dan membuat aku merintih-rintih ketika dalam jepitanku itu. Dia mengocokkan kemaluannya dari bawah.

    Aku merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga penis Oom Pram sudah utuh masuk ke vaginaku, tidak ada rasa sakit, yang ada adalah kenikmatan yang meledak-ledak.Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya, susuku menempel, perutku merekat pada perutnya. Kudekap Oom Pram erat-erat.

    Tangan kiri Oom Pram bapak kost ku mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap bokongku dan analku. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang pinggulku, sedang kurasakan benda padat kenyal dan besar menyodok-nyodok dari bawah.


    Tiba-tiba aku tidak tahan lagi, kedutan tadinya kecil makin keras dan akhirnya meledak. “Ahhh…” Kutekan vaginaku ke penisnya, kedutannya keras sekali, nimat sekali. Dan hampir bersamaan dari dalam vagina terasa cairan hangat, menyemprot dinding rahimku.

    “Ooohhh…” Oom Pram juga ejakulasi pada saat yang bersamaan. Beberapa menit aku masih berada di atasnya, dan kemaluannya masih menyesaki vaginaku. Kurasai vaginaku masih berkedut dan makin lemah. Tapi kelaminku masih menyebarkan kenikmatan.

    Pagi itu keperawananku hilang tanpa darah dan tanpa rasa sakit. Aku tidak menyesal.

  • Horny Petite Mae Olsen Gets The Cock

    Horny Petite Mae Olsen Gets The Cock


    1751 views

  • Foto Ngentot pelacur Izzy Bell telanjang payudara kecilnya dan meregangkan kaki untuk kontol besar

    Foto Ngentot pelacur Izzy Bell telanjang payudara kecilnya dan meregangkan kaki untuk kontol besar


    1941 views

    Duniabola99.com – foto cewek menggoda pacarnya yang sedang tidur lalu dihantam pacarnya yang berkontol gede dan menembakkan sperma yang banyak kedalam memeknya.

  • Foto Ngentot Cewek Cina kurus Alina Li menggoda teman prianya

    Foto Ngentot Cewek Cina kurus Alina Li menggoda teman prianya


    2247 views

    Duniabola99.com – foto cewek asia cantik toket kenyal padat bulat dan pantat bahenol ngentot dengan bule yang berkontol besar dan munghujam kerah kememeknya yang tembem dan menembakkan semua sperma keperutnya. Daftar IDN Poker

    Agen Poker IDN

    Judi Poker Deposit Pulsa

  • Foto Bugil Gadis remaja cantik telanjang payudara yang sempurna dan pose

    Foto Bugil Gadis remaja cantik telanjang payudara yang sempurna dan pose


    2133 views

    Duniabola99.com – foto gadis pirang kurush toketnya kecil melepas celana jinsnya yang pendek sambil berpose.

  • Video Bokep Aruna Aghora ditembus oleh pacarnya

    Video Bokep Aruna Aghora ditembus oleh pacarnya


    1860 views

  • Kisah Memek Pengalaman pertama bersama Nyai

    Kisah Memek Pengalaman pertama bersama Nyai


    2622 views

    Duniabola99.com – Terus terang, semuanya terjadi secara tidak sengaja. Pada waktu itu aku membeli buku tentang indera ke-enam atau “bawah sadar”, tadinya sekedar iseng waktu berada di suatu toko buku. Inti buku itu mengajarkan begini. Kalau kita menginginkan sesuatu maka kita harus mencoba menvisualisasikannya.. Suatu saat apa yang kita visualisasikan itu akan terjadi, akan terlaksana. Mimpi? Bukan. Sebab untuk mencapai indera ke-enam seseorang justru tidak boleh tertidur, tetapi perlu menurunkan gelombang listrik di-otaknya dari gelombang beta menjadi alfa. Caranya? Gampang sekali.. Kita cukup memejamkan mata, membayangkan menuruni tangga spiral dengan minimal 10 gigi. Saat anda membayangkan ini, gelombang listrik di otak anda akan menurun frekuensinga dari 13 cycle atau lebih perdetik, menjadi 8-13 cycle per detik. Kelihatannya mudah tetapi butuh latihan, jadinya ya sukar.. He. He.. Nah di saat itulah kita memasuki bawah sadar (unconsciousness)


    Apa keinginnan saya? Lha ini yang kurang ajar. Aku ingin nangkring di tubuh Nyai Elis (waktu muda panggilannya Neng Elis). Nyai Elis adalah ibu kostku. Kenapa Nyai? Pertama, kemungkinan hamil nol persen. Pada usia 48 tahun biasanya wanita sudah masuk masa menopause. Yang kedua, ditanggung bersih, sehat tak mungkin kena penyakit “kotor” seperti gonorrhoe, syphilis, HIV dsb. Yang ketiga, gratis tidak perlu bayar, karena sama-sama menikmati. Untuk wanita, bersebadan dengan orang usia lebih muda akan menambah hormon estrogen, hormon khas wanita. Kalau wanita kekurangan hormon ini akan menderita osteoporosis, yaitu tulang menjadi rapuh, mudah patah.

    Meskipun sudah kepala empat, tapi jangan meremehkan kecantikannya. Wajah Nyai masih terlihat ayu. Kulit kuning langsat, tubuh langsing semampai. Secara legendaris, wanita sunda sangat rajin memelihara wajah dan tubuhnya. Mandi lulur sudah seperti prosedur tetap mingguan. Membedaki wajah dengan berbagai ramuan menjadi rutinitas harian. Itu sebabnya tidak hanya wajah dan tubuhnya yang mengesankan. Bau badannya juga sedap dengan aroma lembut. Lalu kalau mau tahu seperti siapa? Seperti siapa ya..? Nah kira-kira seperti itu.. Diana Lorenza, janda beranak satu dari Heru Kusuma.

    Sudah tiga tahun aku tinggal di kost milik keluarga Padmadireja (suami Nyai Elis), pensiunan wedana di salah satu kabupaten di Jawa Barat. Keluarga Pak Padma-Nyai Elis ini mempunyai putera dua orang, semua sudah berkeluarga dan tinggal di Jakarta. Tinggalah Bapak–Ibu semang kostku ini dibantu seorang PRT dan seorang supir. Semua karyawan ini pulang sore.

    Sudah seminggu aku latihan meditasi, belum ada hasil. Tambah tiga hari lagi, meskipun hampir putus asa. Tiba-tiba.., pada hari ke sebelas..


    Malam itu sudah pukul 10, pintu kamarku diketuk orang.

    “Mas Agus.. Mas Agus”
    “Ya.. Nyai”
    “Tolong kerokin ibu sebentar ya..”

    Pucuk dicinta, ulam tiba, burung dahaga, apem menganga.., hatiku berjingkrak bukan main.

    “Sebentar Bu, saya ganti pakaian dulu”

    Kamar-kamar yang dipakai kost letaknya di belakang rumah utama, dipisahkan oleh satu kebun kecil. Ada enam kamar, membentuk huruf U mengelilingi kebun. Masing-masing kamar berpenghuni satu orang. Kebetulan waktu itu masa liburan, namun karena aku harus mengejar “deadline” penyelesaian skripsi, terpaksa aku tidak dapat mudik. Hiya khan, masak sudah jadi mahasiswa PTN terkenal seantero dunia rela di-DO.

    Singkat cerita aku sudah duduk di tepi tempat tidur di kamar Nyai. Duduk dengan bersimpuh, ya.. seperti “pengerok” professional itu. Badan Nyai dalam posisi tengkurap di depan saya. Punggungnya yang putih, mulus tanpa penutup apapun. Hanya tali BH sudah dilepas, tetapi buah dadanya masih sedikit terlihat, tergencet di bawahnya.. Leher Nyai terlihat jenjang, putih, dengan rambut yang panjang sampai ke pinggang, disibakkan ke samping. Punggung ke bawah ada sejenis kain sarung yang diikatkan sekenanya secara longgar. Ke bawah, kain itu hanya menutupi sampai lipatan lutut. Di bawahnya betis yang halus, kencang.

    Wajah Nyai menghadap ke samping di mana saya duduk. Sesekali meraba lutut saya, entah apa maksudnya. Pemandangan ini mampu dan makin mengeraskan burungku yang sejak dari kamar tidurku mulai melongok, eh.. bangun menggeliat (Jawa: ngaceng). Dalam waktu 15 menit seluruh punggung Nyai sudah aku keroki. Suasana sekitar kamar hening, hanya degub jantungku yang makin mengeras.

    Burungku, pelan tapi pasti makin menegang juga. Aku diam, Nyai juga demikian. Mau ngomong apa aku? Bicara tentang Pak Padma..? Ah sama aja bicara tentang kompetitor. Toh malam ini aku yang akan menjadi “Mas Padma”, akan menumbuk padi di lumbung Nyai. Mau ngomong anak-anak Nyai? Yang akan ditengok Pak Padma yang sore tadi berangkat? Ngapain toh sebentar lagi aku akan menganggap Nyai ini ibarat pacarku.

    “Pinggangnya juga ya Mas..”
    “Ya.. Ya.. Bu..”, jawabku seperti terbangun dari lamunan berahi.

    Aku tarik kain yang menutupi pinggang Nyai. Ya ampun.. Rupanya Nyai sudah melepas celana dalamnya. Kini di depan mataku ada pemandangan yang.. Waduh.. Ada gambaran parit sempit di tengah tulang pinggang memanjang ke bawah.. Terus.. Ke bawah, berujung di satu celah sempit di antara dua bukit pantat yang putih padat.. Menggemaskan.. Aku bayangkan.. Apa yang ada di depan pantat itu..

    Tiba-tiba Nyai membalikkan badannya..

    “Depan ya Mas..”


    Dengan mata terbelalak kaget, kini aku melihat pemandangan yang luar biasa, yang belum pernah kulihat selama 24 tahun berada di kolong langit. Seorang wanita dengan kulit langsat telanjang bulat, dengan lingkaran perut pinggang ramping, buah dada masih lumayan besar, meskipun sudah rebah ke samping. Di tengan buah dada yang ber “pola” tempurung, terlihat puting besar warna hitam dikelilingi area hitam kecoklatan.. Di bawah pusar ada rambut yang mula-mula jarang tetapi semakin ke bawah semakin lebat, sepeti gambaran menara “Eiffel” dengan ujung runcingnya menuju pusar.. Di pangkal tumbuhnya rambut terdapat gundukan vagina yang pinggir kiri dan kanannya tumbuh rambut, bak gambaran hutan kecil.. Ampun mana tahan.. Mau pecah rasanya penisku menahan tekanan akumulasi cairan di pembuluh darah penisku.

    “Nyai Aku nggak tahan lihat begini..?”
    “Maksudnya, Mas Agus sudah capai..?”
    “Enggak Nyai.. Burung saya sudah.. Nggak bisa.. Nggak bisa.. Saya nggak tahan lagi..!”
    “Lho, kok baru bilang sekarang.. Ayo naik..”, sambil berkata demikian tangan kanannya melambai, mempersilakanku menaiki perutnya..

    Seperti kucing kelaparan, aku segera mengangkangi perut Nyai, aku mau mencium pipinya, lehernya, mau melumat bibirnya. Tetapi gerakanku membungkuk terganjal burungku yang keras dan sakit waktu tertekuk. Malah ketika kupaksakan dan terus tertindih perutku, pertahanan katupnya jebol. Karena tiba-tiba.., crut.. crut.. crut.. Dari burungku tersembur, memancar air mani, yang disertai rasa nikmat. Ejakulasi!! Semburan air maniku mengenai dada Nyai, leher dan perutnya.

    Setelah menyembur, burungku sedikit kendur, aku peluk leher Nyai, aku kulum dengan berapi-api bibirnya. Rupanya Nyai merespons dengan penuh gairah juga. Aku gigit dengan lembut bibirnya, sesekali aku sedot lidahnya. Lima menit lamanya, baru aku tersadar.

    “Maaf Nyai, air mani saya tadi..”
    “Ah, nggak apa-apa, itu tandanya Mas Agus masih “jejaka ting-ting”, nanti sebentar juga bangun lagi.”, sambil berkata demikian, Nyai mencium lagi bibirku. Tentu saja aku membalasnya dengan lebih bernafsu.


    Kecuali bibirku melumat bibir Nyai, tanganku juga meraba buah dada Nyai. Memang sudah tidak gempal, tapi masih “berisi” 80 persen. Kedua tanganku masing-masing meraba, memeras-meras, memilin-milin puting Nyai. Kadang saking gemasnya cengkeraman tanganku ke buah dadanya agak keras, menyebabkan Nyai meringis menggeliat. Begitu juga bila puting Nyai aku pilin agak kuat, nyai bereaksi..

    “Enak, enak.. Tapi sakit Mas.. Jangan keras-keras.. Yang (maksudnya Sayang)..”

    Tanpa terasa saat aku menggulati tubuh Nyai, mendekami dada, perut, menekan vagina Nyai dengan penisku, terasa burungku mulai menggeliat lagi. Makin lama makin keras.

    “Nyai.. Burung saya.. Nyai mau.. Lagi..?”
    “Nah, apa khan.. saya bilang, ayo.. lagi, tapi ‘ntar.. Yang, aku bersihkan badanku dulu ya.. ya..”

    Nyai masuk ke kamar mandi dalam di ruang tidur. Keluar dari kamar rambutnya terlihat sedikit basah, sebagian terjurai di lengan. Ya.. Tuhan.. Cantik sekali dewi ini..

    Aku pun juga masuk juga ke kamar mandi, membersihkan bagian badan yang terkena air mani. Keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat, terlihat burungku tegak, keras mendongak ke atas membentuk sudut 45 derajat dengan garis horizontal. Batangnya besar, warna kehitaman dengan tonjolan pembuluh darah membujur, sebagian melintang. Seperti tongkat ukiran. Ujungnya, gland penis, besar, kemerahan, membentuk topi baja yang mengkilat. Antara gland penis dan batang terlihat leher penis yang dangkal. Rasanya aku mau berkelahi dengan membawa senjata golok.

    Waktu Nyai melihat aku dan memperhatikan penisku..

    “Hei.. Gede buanget.. Hebat buanget.. Pasti nikmat buanget..” Aku menyahuti tiruan iklan itu, dengan meletakkan ibu jari tangan kananku di depan bibirku..
    “Sssstt..” Tentu saja Nyai senyum atas jawaban spontanku.

    Langsung akau naiki perut Nyai. Dengan lutut menahan badan, aku sedikit menunduk, memegang penisku. Segera kumasukkan ke liang vagina Nyai. Aku takut kalau nanti terlambat masuk ke vagina, maninya tersembur lagi keluar. Nyai maklum juga kelihatannya. Kupegang penisku, kepalanya kuhadapkan di depan vagina Nyai, lalu kudorong masuk. Bless.. Lega sekali rasanya. Kalau nanti muncrat, ada di dalam liang vagina Nyai..


    Lalu aku rebahkan tubuhku ke depan dengan bertumpu pada kedua sikuku. Bertemulah dadaku dengan buah dada Nyai, bibirku dengan bibir Nyai. Kedua tanganku memegang pipi Nyai, Nyai kucium mesra, lalu kucucuk-cucukkan bibirku pada bibirnya, eh.. menirukan burung yang bercumbu. Sesekali tanganku meremas buah dadanya, memilin putingnya, terkadang mulutku turun ke bawah, menghisap puting buah dada Nyai, bergantian kanan dan kiri

    Akan halnya penisku waktu kumasukkan ke liang vaginanya, rasanya memasuki ruang kosong, berongga. Tetapi setelah itu rasanya ada kantong yang menyelimuti. Permukaan kantong itu bergerigi melintang, pelan-pelan kantong itu “meremas “penisku. Tak ingin cepat berejakulasi maka kutarik penisku, kantong vagina itu tidak “mengejar”nya. Kumasukkan lagi seperti tadi, terasa masuk ruang kosong, sebentar liang vagina mulai meremas, kutarik lagi. Begitu beberapa kali. Terkadang penisku agak lama kutarik keluar, sampai tinggal “topi bajanya” yang ada di antara ‘labia mayora’-nya. Terus begini Nyai mencubitku..

    “Masukkan lagi Yang..”

    Gerakkan in-out ini makin cepat, “pengejaran” penis oleh sekapan kantong vagina juga makin cepat. Di samping itu di pintu masuk, bibir luar (labia mayora) dan bibir dalam (labia minora) juga ikut “mencegat” penisku. Makin cepat aku keluar-masukkan penisku, Nyai terlihat makin menikmati, demikian juga aku sendiri. Ibarat mendaki gunung hampir tiba di puncaknya. Kecepatan penisku memompa vaginanya semakin bertambah cepat, denyut nadiku semakin bertambah, nafas juga semakin cepat. Terlihat juga wajah Nyai semakin tegang menanti puncak orgasme, nafasnya terlihat juga semakin kencang. Cairan di liang vagina Nyai juga terasa semakin banyak, ibarat oli untuk melicinkan gesekan penisku. Peluhku mulai menetes, jatuh bercampur peluh Nyai yang tercium sedap dan wangi.

    Makin cepat, makin tinggi.., tiba-tiba penisku terasa disekap rongga vaginanya dengan kuat.. Kuat sekali dengan denyutan yang cepat tetapi dengan amplitudo yang rendah. Orgasme! Nyai mencapai orgasme. Di saat itu lengan Nyai memeluk leherku kuat sekali, sedang tungkainya memeluk pantatku dengan kencang.

    “Aihh..”, terdengar desah kepuasan keluar dari bibir Nyai.


    Beberapa menit kemudian lubang penisku terasa jebol, cairan menyemprot keluar entah berapa cc. Nikmat.., nikmat sekali.. Nikmat luar biasa. Orgasme Nyai terjadi lebih dulu dari ejakulasiku. Kalau saja Nyai masih bisa hamil, kata dokter anak yang lahir nanti adalah pria.

    Saya masih tetap memeluk Nyai sambil mengendurkan nafas. Pelan-pelan penisku mulai mengendur, mengkerut. Tapi rupanya Nyai merespons. Paha dan tungkainya diselonjorkan (diluruskan). Maksudnya memberi jalan agar penisku keluar.

    “Terima kasih Yang, terima kasih Mas Agus.. Mas hebat sekali..”, bisiknya.
    “Kau cantik sekali Nyai, secantik bidadari..”, balasku

    Badanku kurebahkan di samping badan Nyai, memeluk Nyai yang tidur telentang. Kami tidur dalam keadaan telanjang, hanya ditutupi selimut.

    Nikmatnya Nyai, nikmatnya wanita, nikmatnya dunia.

  • Video Bokep Eropa Dengan Kakek kekar di dalam mobil

    Video Bokep Eropa Dengan Kakek kekar di dalam mobil


    2237 views

  • Kisah Memek Muridku yang rasakan nikmatnya bercinta

    Kisah Memek Muridku yang rasakan nikmatnya bercinta


    2704 views

    Duniabola99.com – Pagi itu, sinar matahari belum mampu mengusir embun putih yang menyelimuti sebuah villa mewah di kawasan Puncak Pass. Beberapa gerombol embun masih terlihat melayang-layang tertiup angin. Pucuk-pucuk pinus masih berwarna putih tertutupi embun pagi. Rumput di halaman villa masih basah.


    Di dalam bathtub yang berisi air hangat, Theo dan Debby duduk berendam sambil berpelukan mesra. Gadis itu duduk di atas paha Theo. Telapak tangannya mengusap-usap menyabuni punggung guru matematikanya itu, dan ia pun merasakan tangan lelaki itu menyabuni punggungnya.

    Pelukan mereka sangat erat hingga dada mereka saling menekan satu sama lain. Sesekali Debby menahan nafas ketika menggeliatkan badannya. Dadanya yang menggeliat menyebabkan puting buah dadanya mengalirkan birahi ke sekujur tubuhnya. Puting itu semakin mengeras setelah beberapa kali bergesekan dengan dada Theo yang licin dipenuhi buih-buih sabun.

    Pangkal pahanya yang terendam air hangat terasa membakar birahi ketika batang kemaluan lelaki itu menyentuh vagina sempit nya. Debby menggerak-gerakkan telapak tangannya dari punggung hingga ke leher Theo. Sambil menyabuni, ditariknya tengkuk lelaki itu.

    “Debby sangat mencintai Theo,” bisiknya.

    Theo mengusap-usap bahu gadis itu dengan busa sabun yang berlimpah. Busa dan buih-buih berbentuk bola-bola kecil meleleh ke bagian atas dada dan punggung Debby. Lalu ditatapnya wajah yang cantik itu. Wajah yang terlihat semakin menarik karena buih-buih sabun memenuhi lehernya yang jenjang. Disibaknya rambut gadis itu ke belakang. Busa dan bola-bola kecil ikut menempel di rambut gadis itu, kemudian bola-bola itu meletus. Menawan. Sangat cantik dan mempesona, bisik hati Theo.


    Mungkinkah aku jatuh cinta untuk yang kedua kalinya?, tanya Theo dalam hati. Jatuh cinta terhadap seorang murid yang masih belia dan nakal? Mengapa? Mengapa..? Apakah karena sensasi dan kemanjaan yang diciptakannya? Ah.., gumam Theo sambil menarik nafas panjang.

    Lalu dikecupnya anak rambut di kening gadis itu. Ia tak mampu memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Tingkah laku Debby yang lembut dan kadang-kadang liar telah melumpuhkan nalarnya. Ia tak mampu berpikir ketika luapan birahi membakar tubuhnya.

    “Theo juga sangat mencintai Debby. Sebelumnya tak pernah Theo rasakan nikmatnya terbakar birahi seperti saat ini..” ujar Theo.

    Bola mata mereka saling menatap seolah ingin menjenguk isi hati masing-masing. Lalu Theo menarik tubuh gadis itu agar lebih erat menempel ke tubuhnya. Disabuninya punggung gadis itu dengan kedua telapak tangannya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, telapak tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Diusap-usapnya bongkah pantat gadis itu.

    Sejenak, ia menahan nafas ketika meremas bongkah pantat yang masih kenyal itu. Karena gadis itu duduk di atas pahanya, bongkah pantat itu terasa lebih kenyal daripada biasanya. Batang kemaluan Theo semakin keras ketika bersentuhan dengan vagina sempit gadis itu.


    Ia dapat merasakan kelembutan bibir luar vagina gadis itu ketika bergesekan dengan bagian bawah batang kemaluannya. Dan dengan usapan lembut, telapak tangannya terus menyusuri lipatan bongkah pantat yang kenyal itu. Ia dapat merasakan lubang dubur Debby di jari tengahnya. Diusap-usapnya beberapa kali hingga ujung jarinya merasakan kehalusan lipatan daging antara dubur dan vagina.

    “Theoo.., Theo nakal!” desah Debby sambil menggeliat mengangkat pinggulnya.

    Walau tengkuknya basah, Debby merasa bulu roma di tengkuknya meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari vaginanya. Ia menggeliatkan pinggulnya. Geliat itu menyebabkan telapak tangan Theo semakin bebas mengusap-usap. Membelai. Ia mengecup leher Theo berulang kali ketika merasakan ujung jari Theo menyentuh bagian bawah bibir vaginanya.

    Tak lama kemudian, telapak tangan itu semakin jauh menyusur hingga akhirnya ia merasakan lipatan bibir luar vaginanya diusap-usap. Debby berulang kali mengecup leher Theo. Kecupan panas dan liar sebagai ungkapan luapan birahi yang mendera tubuhnya. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. Ia dapat merasakan lendir birahi yang semakin banyak bermuara di vaginanya.

    Karena vaginanya terendam dalam air, usapan-usapan di dinding dan bibir dalam vaginanya terasa menjadi kesat. Setiap kali mengusap, lendir di vaginanya langsung larut ke dalam air. Ujung jari itu menjadi terasa lebih kasar daripada biasanya.

    Membakar birahi untuk mengalirkan kadar kenikmatan yang lebih tinggi daripada biasanya. Kenikmatannya hampir setara dengan liarnya lidah Theo yang menari-nari di antara lipatan bibir vaginanya ketika mencumbu vaginanya di balkon villa. Ia terpaksa menahan nafas untuk mengendalikan kenikmatan yang ia rasakan di sekujur tubuhnya.


    “Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali.

    Lalu ia bangkit dari pangkuan lelaki itu. Ia tak ingin mencapai orgasme hanya karena usapan-usapan jari yang terasa kesat di lubang vagina sempit nya. Tapi ketika berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Rasa nikmat di vaginanya telah membuat dirinya seolah sedang melayang-layang. Lututnya seolah kehilangan sendi.

    Dengan cepat Theo pun bangkit berdiri. Tangannya segera membalikkan tubuh gadis itu. Ia tak ingin gadis belia yang dicintainya itu terjatuh. Disangganya punggung gadis itu dengan dadanya. Lalu dituangnya kembali cairan sabun ke telapak tangannya.

    Dan diusap-usapkannya cairan sabun itu di perut gadis belia itu. Ketika menggerakkan telapak tangannya ke arah atas, busa sabun terdorong dan menggumpal di antara jari jempol dan telunjuknya. Dan ketika buih-buih itu terbentur pada lekukan bawah buah dada gadis itu, ia meremasnya dengan lembut.

    Kedua buah dada yang kenyal itu terasa licin dan sangat halus. Telapak tangannya terus bergerak ke atas. Ia sengaja membuka jari jempol dan telunjuknya agar puting buah dada yang masih kecil itu terjepit di jarinya. Sejenak, puting yang terjepit itu diremas-remasnya dengan lembut. Puting kiri dan kanan diremasnya bersamaan. Dilepas. Diremas kembali. Lalu telapak tangannya mengusap semakin ke atas dan berhenti di leher jenjang gadis belia itu.

    “Theo, aargh.., lama amat menyabuninya, aarrgghh..” rintih Debby sambil menggeliatkan pinggulnya.

    Ia merasakan batang kemaluan Theo semakin keras dan besar. Hal itu dapat ia rasakan karena batang kemaluan itu semakin dalam terselip di antara lipatan bongkah pantatnya. Lalu ia mendongakkan kepala sambil menoleh ke belakang.

    Diangkatnya tangan kanannya untuk menarik leher lelaki itu, lalu diciumnya dengan mesra. Lidahnya menjulur dan bergerak-gerak liar untuk memilin-milin lidah Theo. Tangannya kirinya meluncur ke bawah, lalu meremas biji kemaluan lelaki itu dengan gemas.


    Theo menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal paha Debby. Sesaat ia mengusap-usap bulu-bulu ikal di bagian atas vagina gadis itu. Menikmati bulu-bulu yang masih pendek dan halus itu di ujung jari-jarinya. Lalu telapak tangannya meluncur ke bawah. Diusapnya vagina sempit itu berulang kali. Vagina yang baru kira-kira 7 jam yang lalu selaput perawannya dipasrahkan untuk dilewati oleh cendawan batang kemaluannya.

    Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar vagina itu. Diusapnya berulang kali. Telapak tangannya yang dipenuhi buih-buih sabun membuat bibir vagina dan pangkal paha itu menjadi sangat licin. Klitoris itu seolah bergerak menggeliat-geliat ketika ia mengusapkan telapak tangannya. Klitoris yang semakin keras dan licin karena lendir dan buih-buih sabun.

    “Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan lelaki itu semakin kuat menekan lipatan bongkah pantatnya.

    Ia merasakan lendir birahinya membanjiri vaginanya. Lendir itu pasti bercampur dengan busa sabun, pikirnya. Lalu ia berjongkok agar vaginanya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah di antara bibir vaginanya dengan cara mengusap-usapkan dua buah jarinya.

    Ketika menengadah, ia melihat batang kemaluan Theo telah berada persis di hadapannya. Batang kemaluan itu telah membengkak dan terlihat mengangguk-angguk. Ada setetes lendir menghiasi ujung batang kemaluan itu. Persis di bagian tengah cendawan yang berwarna kecokelat-cokelatan itu. Indah sekali, gumamnya. Lalu ditatapnya warna kemerah-merahan di lekukan antara cendawan dan batang kemaluan itu. Bola matanya berbinar-binar mengamati lekukan yang indah itu.

    Setelah puas mengamati, diremasnya batang kemaluan itu dengan lembut. Lalu diarahkan ke mulutnya. Dikecupnya bagian ujung cendawan itu. Terdengar bunyi ‘cep’ ketika ia melepaskan kecupannya. Setetes lendir yang menghiasi ujung cendawan itu berpindah ke bagian dalam celah kedua bibirnya. Sejenak, matanya terlihat setengah terpejam ketika ujung lidah dan kedua bibirnya mencicipi lendir itu.


    Tubuh Theo bergetar menahan nikmat ketika ia melihat lidah dan bibir Debby bergerak-gerak mencicipi lendirnya. Dicicipinya dengan penuh perasaan! Erotis sekali! Batang kemaluannya menjadi semakin keras. Berdiri tegak! Ia meraih bahu gadis itu karena tak sanggup lagi mengendalikan tekanan darah yang memenuhi urat-urat di batang kemaluannya.

    Setelah berdiri, Debby merasakan telapak tangan Theo mengangkat paha kirinya. Sambil mencium bibirnya, telapak tangan itu tetap menahan bagian belakang pahanya hingga akhirnya ia terpaksa melilitkan kakinya di pinggang lelaki itu. Ia masih berusaha mengatur keseimbangan tubuhnya ketika Theo menyelipkan cendawan kemaluannya ke celah di antara bibir vagina sempit nya. Karena tubuhnya masih belum seimbang, cendawan itu terlepas kembali.

    Theo agak menekuk kedua lututnya ketika berusaha menyelipkan kembali cendawan kemaluannya. Ia sudah sangat ingin merasakan kembali vagina yang sempit itu meremas batang kemaluannya. Nafasnya mendengus-dengus tak teratur. Dengan terburu-buru, ia mendorong pinggulnya.

    “Argh, aarrgghh.., Theo!” rintih Debby.
    “Masih sakit?” tanya Theo.
    “Sakit dikit..” jawab Debby.

    Theo menarik batang kemaluannya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Sambil mendorong, ia menatap vagina sempit gadis itu. Pandangannya nanar seolah ada kabut yang menutupi bola matanya ketika ia melihat bibir luar vagina gadis itu ikut terdorong bersama batang kemaluannya. Ia masih menatap terpesona ketika perlahan-lahan menarik kembali batang kemaluannya. Bibir luar vagina itu merekah dan seolah sengaja memperlihatkan lipatan celah vagina yang berwarna pink!

    “Masih sakit, Sayang?”
    “Hmm!”
    “Sakit?”
    “Enaak.., Theo!”


    Theo tersenyum. Dilumatnya bibir gadis itu sambil menghentakkan pinggulnya. Dengan cepat, batang kemaluannya menghunjam. Ia menghentikan hentakan pinggulnya dan berdiri kejang setelah merasakan mulut rahim gadis itu tersentuh oleh ujung cendawannya.

    Lalu ditatapnya raut wajah murid yang dicintainya itu sekaligus dikaguminya! Selain cantik dan dan seksi, muridnya itu pun tak pernah bertanya atau membantah ketika ia menghunjamkan kemaluannya sambil berdiri. Murid yang patuh sekaligus mempunyai ide-ide liar yang sensasional dalam bercinta.

    Mungkin muridku ini memang dikaruniai bakat bercinta, kata Theo dalam hati. Bakat untuk menaklukkan lelaki! Alangkah beruntungnya aku menjadi gurunya! Perlahan-lahan Theo menarik batang kemaluannya. Sebelah tangannya meremas bongkah pantat gadis itu dan yang sebelah lagi meremas dada.

    “Aarrgghh..!” rintih Debby ketika merasakan batang kemaluan Theo kembali menghunjam vaginanya.

    Ia terpaksa berjinjit karena batang kemaluan itu terasa seolah membelah vaginanya. Kedua tangannya dengan erat merangkul leher Theo. Ia ingin menggantung di leher lelaki itu. Lututnya terasa lemas menahan kenikmatan yang menjalari sekujur tubuhnya. Panasnya birahi membuat pori-pori di sekujur tubuhnya menjadi terbuka. Butir-butir keringat mulai merembes dari pori-porinya, bercampur dengan busa sabun yang masih tersisa di beberapa bagian tubuhnya.


    Semakin sering ujung cendawan kemaluan lelaki itu menyentuh mulut rahimnya, semakin banyak pula keringat merembes di sekujur tubuhnya. Hingga akhirnya keringat itu terlihat mengkristal di kulitnya! Nafas Debby beberapa kali terhenti ketika Theo menarik dan menghunjamkan batang kemaluannya.

    Menarik dan menghunjam dengan cepat hingga terdengar ‘cepak-cepak’ yang merdu setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pangkal paha Theo. Dan setiap kali mendengar suara ‘cepak’ itu, darahnya seolah terasa berdesir hingga ke ubun-ubun.

    “Aarrgghh.., aarrgghh.., Theoo!”
    “Theoo.., Debby pipiis..!”

    Rintihan itu membuat Theo semakin cepat menghentak-hentakkan pinggulnya. Keringat bercucuran dari dahinya. Ia berusaha menahan nafas untuk mengendalikan tekanan air mani yang ingin menyemprot dari lubang batang kemaluannya.

    Tapi orgasme gadis belia yang sangat dicintainya itu ternyata membuat ia tak mampu lagi menahan tekanan air mani yang mengalir dari biji kemaluannya. Vagina sempit itu berdenyut-denyut meremas batang kemaluannya. Menghisap air mani yang masih tertahan di batang kemaluannya. Membuat ia tak berdaya untuk mengendalikan desakan air mani yang menyemprot dari lubang batang kemaluannya.

    “Aarrgghh..! Aarrgghh..! Debby, aarrgghh..!” raung Theo sambil menghujamkan batang kemaluannya sedalam-dalamnya.

    “Theoo.., sstt, sstt..” desis Debby berulangkali ketika merasakan air mani lelaki yang sangat dicintainya itu ‘menembak’ mulut rahimnya.


    ‘Tembakan’ yang pertama terasa panas dan menggetarkan hingga membuat tubuhnya berdiri kejang dan punggungnya melengkung ke belakang. ‘Tembakan’ kedua dan ketiga membuat ia semakin berjinjit setengah bergantung di leher Theo.

    “Aarrgghh.., Debby! Argh.., enaknya!” rintih Theo di telinga murid yang sangat disayanginya itu.

    “Theoo.., sstt.., sstt..!” desis Debby pula berulangkali sesaat setelah lepas dari puncak orgasmenya!

    Kedua telapak tangan Theo memangku bongkah pantat Debby. Telapak tangannya masih dapat merasakan kedutan-kedutan di bongkah pantat itu ketika gadis itu mencapai puncak orgasmenya. Dan dengan tenaga yang masih tersisa di tubuhnya,

    di tarik bongkah pantat yang kenyal itu agar mereka tak terjatuh. Ia tak ingin gadis itu terjatuh karena ia masih ingin batang kemaluannya tetap terbenam dalam kelembutan vagina sempit itu. Vagina yang sangat dikaguminya, muda, segar, dan masih berwarna pink!

    “Puas, Sayang?” bisik Theo sambil mengusap-usap punggung Debby.
    “Puas banget!”
    “Theo sangat menyayangi Debby.”
    “Debby juga sangat sayang pada Theo,” kata Debby sambil mencium bibir Theo.

    Mereka masih terus berciuman dengan mesra hingga batang kemaluan Theo mengkerut dan terlepas dari vagina sempit milik Debby.



  • Kisah Memek Menginap Berdua Dengan Ponakan di Hotel Pantai

    Kisah Memek Menginap Berdua Dengan Ponakan di Hotel Pantai


    2579 views

    Duniabola99.com – Sekitar 2 minggu yang lalu saya dapat tugas keluar kota tepatnya ke Pan***daran untuk melakukan tugas rutin , saya sendiri tinggal dikota Band**g . Hari itu tepatnya hari rabu jadi subuh- subuh saya sudah berangkat kesana sendiri dgn mobil operasional kantor , sengaja saya gak bawa supir karena ingin berlibur disana , kebetulan hari senin dpnya pas merah jadi saya Cuma kerja kamis dan jumat jadi masih ada 3 hari untuk berlibur.

    Singkat cerita dari rabu sore sampai jumat siang , saya hanya disibukkan dengan kerjaan , meeting dengan cabang dikota tersebut , jumat siang saya mohon pamit balik kehotel karena semua kerjaan saya sudah selesai. Setelah tiba dihotel lalu makan siang dan ganti baju saya bergegas bersiap-siap mau main surfing dilaut , ini hobi yg sudah saya tekuni dari 1 tahun lalu apalagi tiap bulan saya pasti kekota ini.Hal ini yg membuat saya selalu semangat setiap dinas ke Pan***daran.

    Saat hendak beranjak dari kamar , HP saya bunyi dan dilayar hp saya lihat nama Kak Lisa , ” aduh…ada-ada aja yg ganggu ” pikirku agak kecewa”. Lalu hp saya angkat siapa tau penting.
    “iya…halo ada apa kak”.sahut saya ketus.
    “lho..lho…kok…marah si”.balas kak lisa.
    “kakak Cuma mau minta tolong bisa gak…”sahutnya merayu.
    “…iya deh ada apa “balas saya dgn nada lembut.
    ” gitu dong jadi adek , yang baik sama kakak” sahutnya
    “iya…ada apa” sahut saya memotong
    “itu..Nadya kan lagi di pangandaran , kakak minta tolong kalo bisa entar pulang bareng kamu ke bandung , bisa gak leo “Tanya kakak saya.

    Oh iya Kak Lisa adalah kakak kandung saya dan sudah menikah punya 3 anak , yg pertama Nadya umur 17 tahun masih kelas 11 SMU , yang kedua Cintya Umur 15 thn kelas 9 SMP dan yg terahir Liam umur 10 thn kelas 4 SD.

    ” emang Nadya nginap dimana ” kata saya. Situs Judi Online
    “Dia nginap di Hotel ANU , Cuma sore hari ini rombongannya sdh mau pulang ke Bandung , jadi tadi Nadya telp kakak , eh..saya bilang kalo Om Leo lagi disitu ” sahut kakak saya
    “trus ” sahut saya kembali
    ” nah pas dia dengar gitu , eh..dia malah pengen ikut kamu pulangnya hari senin , gimana boleh gak Leo , kalo boleh telp Nadya sekarang iya” kata kaka saya memelas.
    “iya udah gak apa-apa ” kata saya

    Akhirnya saya telp Nadya dan menjemput dihotel dia nginap , setelah izin dari guru-gurunya saya pun bawa dia ke Hotel tempat saya nginap.
    Awalnya saya tdk terlalu memperhatikan penampilan ponakan saya ini karena hamper 3 bulan terakhir saya jarang ketemu dia , Nah pas masuk kamar baru saya sadar akan kemolekan tubuh Nadya .dengan tinggi 165 cm , buah dadanya yg montok besar terlihat dari kaos pink ketatnya dipadu denga BH putih ikat leher membuat penisku mulai sadar dari kebisuannya , apalagi saat itu dia Cuma pakai rok mini ketat memamerkan pahanya yg seksi dan bongkahan pantat yg padat berisi . kulit Nadya sangat putih mulus bersih didukung wajah yg cantik seperti gadis oriental . Ponakan saya ini sangat aktif didunia Modeling dikota bandung hal ini membuat dia selalu rajin mengurus badannya.

    ” Om..tidurnya disini iya, asik sekali kamarnya , viewnya langsung kelaut sunset trus kolam renang juga kelihatan ” sahut dia sambil masuk kekamar dgn santai dan menuju balkon kamar hotel , hotel yang disediain kantor emang kelas VIP jadi fasilitas lengkap.
    ” eh..bukannya bantu Om Leo bawa barangmu , km malah main nyelonong aja ” kata saya . ” ihhh…om Leo gitu aja sudah cape , huu….payah”sahut dia menantang dari ruangan kamar padahal saya baru mindahin kesebalah pintu dan menutup pintu.

    “apa….kamu bilang om..payah , awas iya” kata saya sambil berlari mengejar dia pengen dijotos eh dicubitin, eh dia malah lari naik ke atas kasur lalu saya kejar , eh dia lari kearah balkon saya lompat kelantai dan hap……” kena…” kata saya , saya langsung memeluk pinggangnya dari belakang dan mengangkatnya keatas , dia hanya berontak bergoyang kesana kemari sambil tertawa dan meronta ampun..om…ampun.., saya pun mempererat pegangan saya takut lepas dan tanpa saya sadari tangan kanan saya memegang buah dadanya yang kiri dan Nadya juga tidak merasakan hal tersebut , lalu saya angkat kekasur dan saya jatuhkan , dia berguling kekiri mau lari saya langsung tindih dia dari atas kedua tangannya saya pegang dia hanya berontak biar lepas masih sambil tertawa .

    saya baru sadar bahwa posisi saya saat itu sangat erotis persis gaya misionaris dimana Nadya dibagian bawah menghadap kearah saya dengan kedua tangan terlentang saya pegang erat dan kedua pahanya terbuka lebar dgn posisi kemaluan kami saling menempel tapi masih pake baju.tiba- tiba saya terdiam dan Nadya juga diam , kami saling menatap membisu , saya merasakan penisku berdiri dibalik celanaku dan tampa Nadya sadari saat kami berguling dikasur ternyata roknya naik dan memperlihatkan G-Stringnya yang merah merona ( seleranya bagus juga pikirku).


    Tiba-tiba dia mau bangkit karena menyadari akan hal itu , tapi saya tidak membiarkankan malah saya pegang erat ,
    “om..lepasin om..” kata Nadya memelas , saya tau kalau vaginnya merasakan kontolku yg berdiri makin tegang menempel di kemaluannya , saat itu saya sudah lupa dengan daratan bahkan saya tdk berpikir lagi siapa gadis yg ada didepan saya ,
    ” om…lepas..” kata Nadya sekali lagi , tapi saya malah langsung membuka celana pendekku dgn tangan kanan sedangkan yg kiri tetap memegang erat tangan kanan Nadya. Secepat kilat kontolku yg tegang sudah kelihatan mengacung . Nadya mencoba brontak untuk bisa lepas. ” jangan..om ” kata Nadya menangis , bukannya saya sadar eh malah makin liar , dengan sigap saya buka g-string nadya karena memang ada tali disamping sehinggah memudahkan reaksiku , pas melihat vaginannya yg gemuk merah merona dgn bulu –bulu halus membuatku makin liar ingin membenamkan kontolku , Nadya menangis ingin melepaskan diri , tapi apa daya saya lebih kuat apalagi bandanku sangat atletis.

    Dengan tangan kananku saya arahkan kontolku kelubang vaginanya , apalagi sudah 1 bulan saya tdk melakukan hal ini dgn pacarku Vega.
    Setelah pas didepan lubang vaginaya , saya dorong dikit , ” aduh…sakit om…jangan Om”,pinta Nadya menangis karena kaget kontolku ingin memasuki vaginanya .akhirnya saya mencoba fore play karena vaginanya kering saya langsum cium sedot sedot klistorilnya tapi tangan saya yg kiri tetap memegang tangan kanannya , tapi tangan kananku sudah masuk ke balik kaosnya dan meremas – remas bergantian buah dadanya yang memang besar .”akh…om..jangan..om” sahut nadya , tapi kali ini dia berhenti brontak hanya menangis saja tersedu –sedu . “Om ingin menikmati tubuhmu , jadi diam saja nanti kamu malah ketagihan ” sahut saya langsung , dan Nadya terdiam saja mungkin kaget dgn omong saya yg dimatanya omnya ini memang baik dan sayang sama dia.Lalu saya menaikkan kaosnya keatas dan menarik kasar BH putihnya …brakkk….
    “om…sadar om..” sahutnya.
    Langsung saya kulum pentil dadanya , yg memang menggairahkan berwarna pink dgn buah dada yg putih bersih .saya kulum dada yg kiri yg kana saya remas .
    “uh…oh…uh..” tib-tiba suara ponakan saya berubah merintih keenakan , sepertinya nafsunya naik pikirku dan memang benar kelemahan ponakan saya memang pada buah dadanya pada pentilnya, saya terus lanjutkan aksi saya , puas menjilati dadanya saya naik mencium bibirnya mengulum sambil tangan kanan saya mengelus vaginanya , kali ini Nadya makin terbawa arus dia membalas semua kecupanku ,setelah itu saya kembali menjilati klistorilnya , Nadya makin meracu..

    Uh…uh…..oh…….oh…. Suara ponakan saya bikin saya makin bernafsu ,
    Saya terus jilati vaginanya yang harum karena sering dirawat , tiba-tiba 3 menit kemudian
    Akh…oh…okhhhhh…ouuuuuuuuuuuuuuuuuuu……. Badan keponakan saya bergetar hebat dan saya melihat cairan bening keluar dari vaginanya , saat dia mengalami organisme matanya tertutup sambil menggigit bibir bawahnya , keenakan kali pikirku , lalu saya buka kaos saya saya buka rok dan kaosnya , dan saya ambil posisi saya arahkan kontolku yg tegang memerah itu kepintu vaginannya saat itu nadya masih merasakan kenikmatan yg baru dia alami , dan tampa tunggu komando kontolku saya dorong keras dan…


    Akh…kkk…saaaakkkkitttt ommm…” jerit Nadya sadar dari sisa sisa kenikmatan tadi
    Saya hanya diam meliahat wajahnya yg manis menggoda sambil memegang erat pinggulnya , setelah dia agak tenang saya langsung dorong keras….

    Blesss………kotolku masuk semua
    Akh…..sakit……….rintih nadya
    Dan akhirnya saya diamkan dulu , saya melihat airmatanya menetes dan perlahan saya merasakan kontolku terasa dipijit dan raut muka Nadya mulai merasakan keenakan kelihatan dari dia menggigit bibirnya…

    Lalu saya tarik pelan kontolku dan dorong lagi kedalam makain lama makin kencang

    Akh…akkhhh,,,,ouhhh…ouhhhh…jerit Nadya keenakan
    Saya dorong terus makin kencang sambil meremas kedua buah dadanya yg menggemaskan.
    Akah…akah…saya…mau pipis om…”sahut Nadya .
    “keluarain aja kata saya , dan aouuuuhhhhh….yeassss…ohhhh…” suara keenakan dari ponakan saya.Setelah itu saya turun kelantai saya tarik badannya setengah menggantung dan saya masukin lagi kontolku , saya dorong terus….makin cepat ….

    Akhhh,…akkhhhh….” Sayang vaginamu enak sekali apalagi buah dadamu , om senang bisa menidurimu hahaha…” sahut saya sambil bersemangat mendorong mudur kontolku.

    Akh…akahhhhh…..eeehhhhh..” suara Nadya keenakan .lalu saya rubah gaya dogy stile sampay gaya monyet memanjat , dan akhirnya balik ke misionaris . kira kira 20 menit kemudia Nadya mengalami organisme dan saya juga sepertinya sdh mau keluar , makin saya percepat genjotan saya sambil mengangkat paha kiri Nadya inin membuat efek yg berbeda pada kontolku…dan tiba-tiba…

    Akh…akhhh….croot….crooot….. saya keluarkan spermaku kedalam vaginannya.

    Dan bandanku lemas kemudian , kami pun tertidur pulas karena kelelahan.
    Tiba-tiba saya terbangun , dan melihat nadya masih tidur pulas saya lihat jam masih jam 6 sore diluar matahari mulai terbenam , eksotis pikirku , saya pun bangun dan membuat minuman penyegar tubuh tak lupa saya membuat minuman penambah tenaga , karena saya masih ingin memuaskan hasratku dgn ponakanku.


    Malam itu saya melakukan 5 kali dgnnya dan sampai hari senin kami mau pulang , bahkan dijalan yg sepi saya sempat menuntaskan nafsuku dgn Nadya.

    Setelah kejadian itu saya hapir tiap malam tidak bisa tidur.

    Dan akhirnya saya coba telpon kak lisa 2 hari yg lalu , Katanya Nadya baik-baik saja bahkan , saya minta mau bicara padanya ,

    “halo Nadya”kata saya
    “iya” katanya pendek
    ” besok kan minggu ” kata saya
    ” habis dari gereja langsung keapartemen om ya “sahut saya kembali.
    Sambil menulis cerita ini saya menunggu keponakan saya akan datang ,dan

    Tok…tok..tok pintu apartemen saya terbuka dan hp saya bunyi ada sms , sebelum saya beranjak membuka pintu saya baca sms dulu ” Om..saya sudah didepan pintu”
    Asik kata saya…udah dulu ya agan agan , kapan kapan saya lanjut cerita dgn ponakan saya yg kedua.


  • Kisah Memek Tante Ku Haus Akan Sex

    Kisah Memek Tante Ku Haus Akan Sex


    2428 views

    Duniabola99.com – Bocah kecil yg teriak minta susu itu yaitu sepupuku namanya Vero. Umurnya 5 th.. Mamanya kita sebut saja namanya mbak Vita. Mbak Vita adalah istri dari pamanku. Semestinya sich saya menyebutnya bibi tapi karna telah punya kebiasaan dari kecil saya menyebutnya mbak. Lagian dia juga gak keberatan jika kupanggil dengan sebutan mbak. Suami mba Vita atau pamanku bekerja diluar negeri cuma pulang satu tahun sekali. Mbak Vita tinggal dengan mertuanya yg tidak beda juga nenekku. Kebetulan saya juga tinggal dengan nenekku karna saya menginginkan bersekolah di Jawa. Sedang ke-2 orang tuaku tinggal di Jakarta.


    Saat itu umurku baru juga akan memijak 17 th.. Saya masih tetap sekolah SMA kelas 3 yg berada di kota Semarang. Hari itu kebetulan hari minggu jadi sekolahku libur. Pagi2 sekali nenekku telah pergi ke pasar. Automatis yg di tempat tinggal saya, mbak Vita serta anaknya. Nenek umumnya jika ke pasar tidak perbah sebentar.

    Saya serta mbak Vita sangatlah dekat, kami berdua sama-sama terbuka. Tapi saya tidak sempat berani macem2 sama dia. Jika berfikir macen2 sich tentu sempat hehehe.
    “Ma, mana susunya? ” celoteh Vero menagih susu yg dijanjikan mamanya.

    “Iya ini…tiap hari minum susu saja gak tau apa jika susu mahal” jawab mbak Vita sembari menyodorkan sebotol susu pada Vero.

    Memanglah Vero tiap-tiap bangun tidur serta sebelumnya tidur senantiasa minta susu. Kebetulan pagi itu saya baru usai sarapan pagi serta muncul keisenganku untuk bercanda pada mbak Vita.

    “Aku juga ingin susu donk mbak” kataku sembari menyodorkan gelas kepadanya.
    “Ini kan susu buat anak2…lagian anda juga telah gede minta susu” balas mbak Vita.
    “Emangnya jika telah gede gak bisa minum susu ya? ” tanyaku penasaran..
    “Bukannya gak bisa, tapi ini kan susu buat anak2” tegasnya.

    “Terus susu buat anak dewasa mana donk mbak? ” tanyaku coba memancing mbak Vita.
    “Ini” jawabnya singkat sembari menunjuk buah dadanya yg lumayan montok itu.
    Mendengar jawabnya jelas saja saya kaget, saya juga jadi malu karna tidak umumnya dia bercanda sampi segitunya.

    Sesungguhnya sich saya juga tau jika dia telah haus juga akan seks. Pikirkan saja sepanjang nyaris satu tahun tidak terkait tubuh dengan suaminya, siapa yang tahan. Kebetulan kamarku ada di lantai 2 pas diatas kamar mandi, serta lantai 2 cuma berlantaikan papan jadi saya seringkali iseng mengintip mbak Vita mandi dari lubang itu serta saya saksikan Mbak Vita begitu seringkali merangsang dianya di kamar mandi, umpamanya dengan meremas-remas toketnya sendiri serta mengelus-elus kemaluannya sendiri. Jadi dari itu saya ambil rangkuman bila dia seringkali terangsang.


    “He…kog bengong jadi ingin minum susu gak? ” tanyanya membuyarkan lamunanku.
    “Emangnya masih tetap keluar mbak? kan Vero telah 5 tahun” jawabku menetralkan kekagetanku.

    “Ga tau entar anda cobalah sendiri saja deh…” jawabnya sembari melaluiku menuju kamar mandi lalu berbisik manja di telingaku,
    “Pinta kamar mandi gak mbak kunci”
    Saat itu juga saya girang sekali, saya seringkali baca majalah porno serta kadang-kadang sempat juga lihat film porno dirumah rekanku. Saya seringkali berkhayal terkait tubuh dengan mbak Vita serta kelihatannya sebentar sekali lagi akan terwujud. Saya buka pintu kamar mandi perlahan-lahan serta kulihat mbak Vita tengah membelakangiku menggantung baju ganti yang juga akan dipakainya sesudah usai mandi. Dengan perlahan-lahan juga saya tutup pintu kamar mandi serta menguncinya tanpa ada nada.

    Mbak Vita mulai buka baju tidurnya tanpa ada membalikkan badannya. Kelihatannya dia tidak sadar bila saya telah ada didalam. Sesudah baju dilepaskan lalu tanganku menuju ke pengait BH-nya punya maksud menolong buka BH-nya. Dia kaget karna mendadak ada orang di belakangnya tetapi sesudah ketahui kalau yang di belakangnya yaitu diriku dia tersenyum serta membiarkan saya meneruskan aktivitasku. Sesudah BH-nya terbuka, lalu kulemparkan BH-nya ke tong tempat baju kotor.

    “Mbak, susunya bisa saya minum saat ini? ” tagihku padanya.

    Dia cuma mengangguk serta lalu membalikkan tubuhnya. Terlihatlah olehku dua buah toket yang sampai kini belum juga sempat saya saksikan dengan segera. Terlebih dulu saya cuma mengintip. Lalu dia menyodorkan toketnya kepadaku serta secara cepat saya sambar dengan mulut serta lidahku. Dia cuma mendesis tidak terang. Lumayan lama saya mengisap serta menjilat ke-2 toketnya buat dia selalu menggelinjang sembari menjambak rambutku. Toketnya kanan kiri dengan bertukaran jadi korban keganasan mulut serta lidahku.

    Mbak Vita lalu dengan perlahan-lahan buka kaosku serta tanpa ada kusadari kaosku telah lepas. Mungkin saja karna keasyikan nikmati toket kenyal punya mbak Vita. Sesaat tanganku yang kiri mulai meraba-raba perutnya sedang yang kanan meremas-remas toketnya samping kanan. Lidahku selalu mempermainkan putingnya samping kiri yang buat nafas Mbak Vita tidak teratur.


    Tanganku samping kiri mulai nakal dengan menyelinapkan jari-jariku ke celana tidurnya yang belum juga di buka. Tangan Mbak Vita juga tidak ingin kalah, dia juga mulai mencari-cari suatu hal di selangkanganku serta sesudah menemukannya dia pijat dengan lembut. Kemaluanku yang rasakan ada rangsangan dari luar celana makin meronta minta keluar. Mbak Vita yang telah memiliki pengalaman lalu buka reitsleting celanaku serta lalu melorotkannya ke bawah dengan memakai kakinya karna dia tidak dapat membungkuk sebab toketnya saat ini masih tetap ada dalam kekuasaanku.

    Demikian celana dalamku telah lepas, saat ini tangannya lebih nakal mulai mengocok perlahan-lahan batang kejantananku serta itu terang saja membuatku terbang tinggi, sebab baru kesempatan ini batang kejantananku dipegang oleh tangan seseorang wanita yang lembut. Desahan mbak Vita semakin jadi saat jilatanku turun ke perutnya serta bermain di sekitaran pusarnya serta lalu dengan sekali tarik celana tidurnya juga lepas serta saat ini di depanku berdiri seseorang wanita cuma dengan celana dalam krem yang bila di perhatikan lebih cermat dapat diliat transparan.

    Jilatanku makin turun ke bawah menuju ke kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu yang rapi tetapi karna telah basah tampak berantakan. Saya mulai menjilati liang kemaluannya dari luar CD-nya. Itu berniat kulakukan supaya dapat lebih merangsangnya. Serta nyatanya benar dia tidak sabar serta selekasnya turunkan CD-nya sendiri.

    Saya cuma tersenyum melihat ketidaksabarannya itu serta jilatan kulanjutkan sekali lagi tapi tetaplah belum juga menyentuh lubang kenikmatannya itu yang buat dia blingsatan dengan menggerakkan pinggulnya ke kiri serta ke kanan yang mempunyai tujuan supaya jilatanku berlanjut ke liang kemaluannya. Tampak kemaluannya telah banjir, karna tidak sempat rasakan cairan dari wanita jadi jilatanku merambah ke liang kemaluannya. Rasa-rasanya asin tapi dapat buat nikmat.

    Mbak Vita kembali mendesis keenakan,
    “Sssthh…aaahhh…terus Rikooo…” desahnya.
    Lidahkupun mulai bermain cepat. Selang beberapa saat badan Mbak Vita mengejang serta dibarengi dengan desahan panjang,
    “Ooooohhhh…nikmat sekali Rikoooo…aahhh…kamu benar-benar hebat…. ” rancunya menemani dianya menjangkau klimaksnya. Lalu dia juga duduk di lantai kamar mandi dengan perlahan-lahan. Sesudah senang dengan kemaluannya, saya kembali pada atas serta berusaha untuk melumat bibirnya. Bibir yang dari barusan mendesis tidak karuan itu lalu melumat bibirku yang barusan hingga di depannya. Lama kami sama-sama melumat sembari tangan kananku memainkan puting susunya serta tangan yang satunya sekali lagi mencari lubang kewanitaannya serta menekan-nekan klitorisnya yang pasti saja buat lumatan bibirnya makin jadi.


    Sembari berpagutan tangan mbak Vita kembali mencari batang yang barusan pernah dilepasnya karna kesenangan yang dia rasakan. Sesudah ketemu, lalu dia mulai mengocok kemaluanku yang sangatlah tegang serta jadi membesar sembari kadang-kadang menyeka sisi kepalanya yang telah keluarkan cairan bening kental.

    Lalu dengan perlahan kudorong kepalanya ke belakang supaya dia rebah ke lantai kamar mandi. Sesudah dia rebah, Mbak Vita mendorong dadaku lembut yang buat saya terduduk serta dia lalu bangkit kembali. Saya terperanjat, kukira dia sudah sadar dengan siapa dia tengah bermain, tetapi dengan saat itu juga keterkejutanku hilang sebab dia lalu dengan sikap merangkak memegangi kelaminku serta lalu dia memasukkan batang kontolku ke mulutnya.

    Merasa sangat nikmat sebab Mbak Vita begitu pintar memainkan kemaluanku didalam mulutnya. Saya dapat rasakan lidahnya bermain dengan lincahnya. Saya juga rasakan kepala kemaluanku dipermainkan dengan lidahnya yang lincah itu. Sesudah bermain lama dibawah situ, mulutnya lalu merambah ke atas menciumi perut, lalu dadaku serta lalu kembali pada mulutku, tetapi karna dia barusan melepas mulutnya dari kemaluanku, saya berupaya menghindar dari lumatan bibirnya serta coba supaya dia tidak tersinggung dengan mencium pipinya serta lalu telinganya.

    Tanganku lalu mengusap-usap selangkangannya serta terdengar dia berbisik kepadaku,
    “Masukan saat ini yuk Riko, mbak telah gak tahan sekali lagi nih”
    Lalu kurebahkan kembali badan mbak Vita di lantai kamar mandi. Kuguyur dia dengan segayung air serta satu gayung sekali lagi untuk disiramkan ke badan saya sendiri. Sesudah kami berdua basah, tangan kananku lalu meremas-remas toketnya sedang tangan kiriku memegang kejantananku menuju ke lubang sejuta kesenangan. Mbak Vita juga telah siap terima terjanganku dengan buka ke-2 kakinya supaya mempermudah batang kejantannanku masuk ke liang kewanitaannya.

    Dengan perlahan-lahan tapi tentu saya berusaha untuk memasukkan kontolku yang dari barusan telah tegak ke kemaluannya. Tetapi karna telah lama dia tidak tersentuh lelaki, buat kontolku agak sulit untuk menancapkannya. Sekian kali kudorongkan batang kontolku, tetapi agak sulit untuk berhasil, serta sesudah sebagian tusukan, pada akhirnya kontolku masuk dengan berhasil ke liang kewanitaannya.


    Cengkeraman liang kemaluannya benar-benar nikmat, karna waktu itu liang kemaluannya begitu sempit serta itu membuatku merem melek. Dengan pergerakan perlahan saya mulai menaik-turunkan pinggulku. Kulihat mbak Vita menggelinjang kesenangan hingga bola matanya hilang, serta dia juga meggerak-gerakkan pinggulnya ke kiri serta ke kanan dengan maksud supaya semuanya ruangan di liang kemaluannya terjejali dengan kemaluanku yang telah mulai memompa. Tiap-tiap pompaan buat dia mendesah tidak karuan.

    Sesudah sebagian menit, dia lalu memelukku dengan erat serta membalikkan badanku serta badannya. Saat ini dia telah ada di atasku. Gantian dia yang menaik-turunkan pinggulnya menguber kesenangan yang tidak ada tara. Disamping itu tanganku yang telah bebas kembali memainkan toketnya serta mengusap-usap punggungnya.

    “Ooohhhh Rikoooo…. saya ingin keluuuaaarrr sayaaangg…” desahnya.

    Mendengar desahannya yang demikian seksi membuatku makin terangsang serta saya mulai rasakan ada suatu hal tenaga dalam yang menginginkan di keluarkan serta semuanya kelihatannya telah terkumpul di kejantananku.

    “Aku juga ingin keluar mbaaakk…aahhh…” desahku percepat pergerakan pinggulku dari bawah.
    “Kamu th. dahulu ya, agar mbak dahulu yg keluaarrr…” erangnya.

    Saya tahu tujuannya, suapaya saya tidak mengeluarkannya spermaku didalam memeknya, sebab dengan argumen apa pun saya tidak ingin sperma yang saya mengeluarkan ini jadi anak dari rahim bibiku sendiri. Saya berupaya untuk menahan, tidak lama kemudian merasa cengkeraman di kelaminku merasa kuat serta merasa hangat, badan Mbak Vita kembali mengejang.

    Bila saya tidak selekasnya mencabut kemaluanku dengan sedikit mendorong perut Mbak Vita, mungkin saja saya juga juga akan alami orgasme berbarengan dengan Mbak Vita. Untung saja saya sigap, tidak lama kemudian Mbak Vita terkulai lemas diatas badanku nikmati sisa-sisa kesenangan. Pahaku merasa hangat karna air maninya yang keluar dari liang kemaluan Mbak Vita.

    Kupeluk badannya serta membalikkan badannya karna saya belum juga terpuaskan. Saya kembali merangsang Mbak Vita dengan jilatan di sekitaran selangkangannya. Sesudah sekitar 3 – 4 menit Mbak Vita kembali terangsang serta menyuruhku untuk memasukan sekali lagi batang kejantannanku ke liang kewanitaannya. Tanpa ada ba-bi-bu sekali lagi, segera saya tancapkan kedalam kemaluannya.


    Kesempatan ini lebih gampang karna kemaluan kami berdua memanglah sudah licin. Sesudah memompa sebagian menit, saya kembali rasakan gelombang kesenangan serta dengan selekasnya saya mencabutnya serta mengocok-ngocoknya dengan tangan sendiri.

    Tetapi tidak diduga, Mbak Vita lalu menangkap kemaluanku serta menukar tanganku dengan tangannya serta lalu memasukkan kemaluanku kedalam mulutnya. SZungguh mengagumkan enaknya, terlebih permainan lidahnya membuatku tidak dapat bertahan lama serta pada akhirnya semuanya spermaku kukeluarkan didalam kuluman mulutnya.
    Dia seolah tidak ingin melepas kemaluanku yang tengah muntah serta dia mengisap habis semuanya muntahannya tanpa ada sisa.

    Sesudah saya rasakan pelumas dari dalam badanku habis, batang kemaluanku juga perlahan kembali mengecil. Lihat hal tersebut, Mbak Vita lalu melepas batang kemaluanku, serta tersenyum kepadaku. Lalu dia berbisik,
    “Riko terima kasih yah mbak senang sekali, mbak telah lama gak ngentot dengan pamanmu, kelak jika ada saat sekali lagi anda maukan puasin mbak sekali lagi? ” ucapnya manja.

    Dengan masih tetap terduduk di lantai saya mengangguk sembari tersenyum nakal pada Mbak Vita. Lalu kami juga mandi keduanya sama, sama-sama bersihkan diri serta kadang-kadang tanganku bergerak nakal menyentuh toketnya yang barusan pentilnya pernah mencuat.

    Sesudah peristiwa pertama itu, kami juga seringkali mengerjakannya di hari Minggu atau hari-hari libur di mana kondisi tempat tinggal tengah sepi. Terkadang di kamar mandi, terkadang di kamarnya.

    Tetapi sesudah sebagian bln. kami melakukanya, dia mendengar kalau suaminya yang diluar negeri telah menikah sekali lagi serta dia juga mengambil keputusan untuk kembali pada tempat tinggal orang tuanya di Jakarta. Serta sesudah kepergiannya atau lebih persisnya kepulangannya ke Jakarta saya tidak sempat mendengar beritanya sekali lagi hingga saat ini.

  • Kisah Memek bercinta dengan guru bahasa inggris

    Kisah Memek bercinta dengan guru bahasa inggris


    2232 views

    Duniabola99.com – Sejalan dengan waktu, kini aku bisa kuliah di universitas keinginanku. Namaku Jack, sekarang aku tinggal di Yogyakarta dengan fasilitas yang sangat baik sekali. Kupikir aku cukup beruntung bisa bekerja sambil kuliah sehingga aku mempunyai penghasilan tinggi.


    Berawal dari reuni SMA-ku di Jakarta. Setelah itu aku bertemu dengan guru bahasa inggrisku, kami ngobrol dengan akrabnya. Ternyata Ibu Shinta masih segar bugar dan amat menggairahkan. Penampilannya amat menakjubkan, memakai rok mini yang ketat, kaos top tank sehingga lekuk tubuhnya nampak begitu jelas. Jelas saja dia masih muda sebab sewaktu aku SMA dulu dia adalah guru termuda yang mengajar di sekolah kami. Sekolahku itu cuma terdiri dari dua kelas, kebanyakan siswanya adalah wanita. Cukup lama aku ngobrol dengan Ibu Shinta, kami rupanya tidak sadar waktu berjalan dengan cepat sehingga para undangan harus pulang. Lalu kami pun berjalan munuju ke pintu gerbang sambil menyusuri ruang kelas tempatku belajar waktu SMA dulu.

    Tiba-tiba Ibu Shinta teringat bahwa tasnya tertinggal di dalam kelas sehinga kami terpaksa kembali ke kelas. Waktu itu kira-kira hampir jam dua belas malam, tinggal kami berdua. Lampu-lampu di tengah lapangan saja yang tersisa. Sesampainya di kelas, Ibu Shinta pun mengambil tasnya kemudian aku teringat akan masa lalu bagaimana rasanya di kelas bersama dengan teman-teman. Lamunanku buyar ketika Ibu Shinta memanggilku.
    “Kenapa Jack”
    “Ah.. tidak apa-apa”, jawabku. (sebetulnya suasana hening dan amat merinding itu membuat hasratku bergejolak apalagi ada Ibu Shinta di sampingku, membuat jantungku selalu berdebar-debar).
    “Ayo Jack kita pulang, nanti Ibu kehabisan angkutan”, kata Ibu Shinta.
    “Sebaiknya Ibu saya antar saja dengan mobil saya”, jawabku dengan ragu-ragu.
    “Terima kasih Jack”.

    Tanpa sengaja aku mengutarakan isi hatiku kepada Ibu Shinta bahwa aku suka kepadanya, “Oh my God what i’m doing”, dalam hatiku. Ternyata keadaan berkata lain, Ibu Shinta terdiam saja dan langsung keluar dari ruang kelas. Aku panik dan berusaha minta maaf. Ibu Shinta ternyata sudah cerai dengan suaminya yang bule itu, katanya suaminya pulang ke negaranya. Aku tertegun dengan pernyataan Ibu Shinta. Kami berhenti sejenak di depan kantornya lalu Ibu Shinta mengeluarkan kunci dan masuk ke kantornya, kupikir untuk apa masuk ke dalam kantornya malam-malam begini. Aku semakin penasaran lalu masuk dan bermaksud mengajaknya pulang tapi Ibu Shinta menolak. Aku merasa tidak enak lalu menunggunya, kurangkul pundak Ibu Shinta, dengan cepat Ibu Shinta hendak menolak tetapi ada kejadian yang tak terduga, Ibu Shinta menciumku dan aku pun membalasnya.

    Ohh.., alangkah senangnya aku ini, lalu dengan cepat aku menciumnya dengan segala kegairahanku yang terpendam. Ternyata Ibu Shinta tak mau kalah, ia menciumku dengan hasrat yang sangat besar mengharapkan kehangatan dari seorang pria. Dengan sengaja aku menyusuri dadanya yang besar, Ibu Shinta terengah sehingga ciuman kami bertambah panas kemudian terjadi pergumulan yang sangat seru. Ibu Shinta memainkan tangannya ke arah batang kemaluanku sehingga aku sangat terangsang. Lalu aku meminta Ibu Shinta membuka bajunya, satu persatu kancing bajunya dibukanya dengan lembut, kutatap dengan penuh hasrat. Ternyata dugaanku salah, dadanya yang kusangka kecil ternyata amat besar dan indah, BH-nya berwarna hitam berenda yang modelnya amat seksi.

    Karena tidak sabar maka kucium lehernya dan kini Ibu Shinta setengah telanjang, aku tidak mau langsung menelanjanginya, sehingga perlahan-lahan kunikmati keindahan tubuhnya. Aku pun membuka baju sehingga badanku yang tegap dan atletis membangkitkan gairah Ibu Shinta, “Jack kukira Ibu mau bercinta denganmu sekarang.., Jack, tutup pintunya dulu dong”, bisiknya dengan suara agak bergetar, mungkin menahan birahinya yang juga mulai naik.


    Tanpa disuruh dua kali, secepat kilat aku segera menutup pintu depan. Tentu agar keadaan aman dan terkendali. Setelah itu aku kembali ke Ibu Shinta. Kini aku jongkok di depannya. Menyibak rok mininya dan merenggangkan kedua kakinya. Wuih, betapa mulus kedua pahanya. Pangkalnya tampak menggunduk dibungkus celana dalam warna hitam yang amat minim. Sambil mencium pahanya tanganku menelusup di pangkal pahanya, meremas-remas liang senggamanya dan klitorisnya yang juga besar. Lidahku makin naik ke atas. Ibu Shinta menggelinjang kegelian sambil mendesah halus. Akhirnya jilatanku sampai di pangkal pahanya.
    “Mau apa kau sshh… sshh”, tanyanya lirih sambil memegangi kapalaku erat-erat.
    “Ooo… oh.. oh..”, desis Ibu Shinta keenakan ketika lidahku mulai bermain-main di gundukan liang kenikmatannya. Tampak dia keenakan meski masih dibatasi celana dalam.

    Serangan pun kutingkatkan. Celananya kulepaskan. Sekarang perangkat rahasia miliknya berada di depan mataku. Kemerahan dengan klitoris yang besar sesuai dengan dugaanku. Di sekelilingnya ditumbuhi rambut yang tidak begitu lebat. Lidahku kemudian bermain di bibir kemaluannya. Pelan-pelan mulai masuk ke dalam dengan gerakan-gerakan melingkar yang membuat Ibu Shinta makin keenakan, sampai harus mengangkat-angkat pinggulnya. “Aahh… Kau pintar sekali. Belajar dari mana hh…”

    Tanpa sungkan-sungkan Ibu Shinta mencium bibirku. Lalu tangannya menyentuh celanaku yang menonjol akibat batang kemaluanku yang ereksi maksimal, meremas-remasnya beberapa saat. Betapa lembut ciumannya, meski masih polos. Aku segera menjulurkan lidahku, memainkan di rongga mulutnya. Lidahnya kubelit sampai dia seperti hendak tersendak. Semula Ibu Shinta seperti akan memberontak dan melepaskan diri, tapi tak kubiarkan. Mulutku seperti melekat di mulutnya. “Uh kamu pengalaman sekali ya. Sama siapa? Pacarmu?”, tanyanya diantara kecipak ciuman yang membara dan mulai liar. Aku tak menjawab. Tanganku mulai mempermainkan kedua payudaranya yang tampak menggairahkan itu. Biar tidak merepotkanku, BH-nya kulepas. Kini dia telanjang dada. Tak puas, segera kupelorotkan rok mininya. Nah kini dia telanjang bulat. Betapa bagus tubuhnya. Padat, kencang dan putih mulus.

    “Nggak adil. Kamu juga harus telanjang..” Ibu Shinta pun melucuti kaos, celanaku, dan terakhir celana dalamku. Batang kemaluanku yang tegak penuh segera diremas-remasnya. Tanpa dikomando kami rebah di atas ranjang, berguling-guling, saling menindih. Aku menunduk ke selangkangannya, mencari pangkal kenikmatan miliknya. Tanpa ampun lagi mulut dan lidahku menyerang daerah itu dengan liar. Ibu Shinta mulai mengeluarkan jeritan-jeritan tertahan menahan nikmat. Hampir lima menit kami menikmati permainan itu. Selanjutnya aku merangkak naik. Menyorongkan batang kemaluanku ke mulutnya.


    “Gantian dong..” Tanpa menunggu jawabannya segera kumasukkan batang kemaluanku ke mulutnya yang mungil. Semula agak kesulitan, tetapi lama-lama dia bisa menyesuaikan diri sehingga tak lama batang kemaluanku masuk ke rongga mulutnya. “Justru di situ nikmatnya.., Selama ini sama suami main seksnya gimana?”, tanyaku sambil menciumi payudaranya. Ibu Shinta tak menjawab. Dia malah mencium bibirku dengan penuh gairah. Tanganku pun secara bergantian memainkan kedua payudaranya yang kenyal dan selangkangannya yang mulai basah. Aku tahu, perempuan itu sudah kepengin disetubuhi. Namun aku sengaja membiarkan dia menjadi penasaran sendiri.
    Tetapi lama-lama aku tidak tahan juga, batang kemaluanku pun sudah ingin segera menggenjot liang kenikmatannya. Pelan-pelan aku mengarahkan barangku yang kaku dan keras itu ke arah selangkangannya. Ketika mulai menembus liang kenikmatannya, kurasakan tubuh Ibu Shinta agak gemetar. “Ohh…”, desahnya ketika sedikit demi sedikit batang kemaluanku masuk ke liang kenikmatannya. Setelah seluruh barangku masuk, aku segera bergoyang naik turun di atas tubuhnya. Aku makin terangsang oleh jeritan-jeritan kecil, lenguhan serta kedua payudaranya yang ikut bergoyang-goyang.

    Tiga menit setelah kugenjot, Ibu Shinta menjepitkan kedua kakinya ke pinggangku. Pinggulnya dinaikkan. Tampaknya dia akan orgasme. Genjotan batang kemaluanku kutingkatkan. “Ooo… ahh… hmm… ssshh…”, desahnya dengan tubuh menggelinjang menahan kenikmatan puncak yang diperolehnya. Kubiarkan dia menikmati orgasmenya beberapa saat. Kuciumi pipi, dahi, dan seluruh wajahnya yang berkeringat. “Sekarang Ibu Shinta berbalik. Menungging di atas meja.., sekarang kita main dong di atas meja ok!” Aku mengatur badannya dan Ibu Shinta menurut. Dia kini bertumpu pada siku dan kakinya. “Gaya apa lagi ini?”, tanyanya.
    Setelah siap aku pun mulai menggenjot dan menggoyang tubuhnya dari belakang. Ibu Shinta kembali menjerit dan mendesah merasakan kenikmatan yang tiada taranya, yang mungkin selama ini belum pernah dia dapatkan dari suaminya. Setelah dia orgasme sampai dua kali, kami istirahat.
    “Capek?”, tanyaku. “Kamu ini aneh-aneh saja. Sampai mau remuk tulang-tulangku”.
    “Tapi kan nikmat Bu..”, jawabku sambil kembali meremas payudaranya yang menggemaskan.
    “Ya deh kalau capek. Tapi tolong sekali lagi, aku pengin masuk agar spermaku keluar. Nih sudah nggak tahan lagi batang kemaluanku. Sekarang Ibu Shinta yang di atas”, kataku sambil mengatur posisinya.

    Aku terletang dan dia menduduki pinggangku. Tangannya kubimbing agar memegang batang kemaluanku masuk ke selangkangannya. Setelah masuk tubuhnya kunaik-turunkan seirama genjotanku dari bawah. Ibu Shinta tersentak-sentak mengikuti irama goyanganku yang makin lama kian cepat. Payudaranya yang ikut bergoyang-goyang menambah gairah nafsuku. Apalagi diiringi dengan lenguhan dan jeritannya saat menjelang orgasme. Ketika dia mencapai orgasme aku belum apa-apa. Posisinya segera kuubah ke gaya konvensional. Ibu Shinta kurebahkan dan aku menembaknya dari atas. Mendekati klimaks aku meningkatkan frekuensi dan kecepatan genjotan batang kemaluanku. “Oh Ibu Shinta.., aku mau keluar nih ahh..” Tak lama kemudian spermaku muncrat di dalam liang kenikmatannya. Ibu Shinta kemudian menyusul mencapai klimaks. Kami berpelukan erat. Kurasakan liang kenikmatannya begitu hangat menjepit batang kemaluanku. Lima menit lebih kami dalam posisi rileks seperti itu.

    Kami berpelukan, berciuman, dan saling meremas lagi. Seperti tak puas-puas merasakan kenikmatan beruntun yang baru saja kami rasakan. Setelah itu kami bangun di pagi hari, kami pergi mencari sarapan dan bercakap-cakap kembali. Ibu Shinta harus pergi mengajar hari itu dan sorenya baru bisa kujemput.


    Sore telah tiba, Ibu Shinta kujemput dengan mobilku. Kita makan di mall dan kami pun beranjak pulang menuju tempat parkir. Di tempat parkir itulah kami beraksi kembali, aku mulai menciumi lehernya. Ibu Shinta mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya. Nafas Ibu Shinta makin terengah, dan tanganku pun masuk di antara kedua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang. “Uuuhh.., mmmhh..”, Ibu Shinta menggelinjang, tapi gairahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun membuka dengan paksa baju dan rok mininya.

    Aaahh..! Ibu Shinta dengan posisi yang menantang di jok belakang dengan memakai BH merah dan CD merah. Aku segera mencium puting susunya yang besar dan masih terbungkus dengan BH-nya yang seksi, berganti-ganti kiri dan kanan. Tangan Ibu Shinta mengelus bagian belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tidak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan nampaklah bukit kemaluannya. Akupun segera membenamkan kepalaku ke tengah ke dua pahanya. “Ehhh…, mmmhh..”. Tangan Ibu Shinta meremas jok mobilku dan pinggulnya bergetar ketika bibir kemaluannya kucumbui. Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan menjilatinya dengan perlahan.
    “Ooohh.., aduuuhh..”. Ibu Shinta mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat. Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku membelai klitorisnya yang membuat tubuh Ibu Shinta terlonjak dan nafas Ibu Shinta seakan tersendak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya membesar dan mengeras. Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Ibu Shinta tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Ibu Shinta. “Mmmhh…, mmmhh.., ooohhm..”. Ketika Ibu Shinta membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku, kini iapun mulai menyedot. Tanganku bergantian meremas dadanya dan membelai kemaluannya. “Oouuuh Ibu Shinta.., enaaaak.., teruuuss…”, erangku.

    Ibu Shinta terus mengisap batang kemaluanku sambil tangannya mengusap liang kenikmatannya yang juga telah banjir karena terangsang menyaksikan batang kemaluanku yang begitu besar dan perkasa baginya. Hampir 20 menit dia menghisap batang kemaluanku dan tak lama terasa sekali sesuatu di dalamnya ingin meloncat ke luar. “Ibu Shinta.., ooohh.., enaaak.., teruuus”, teriakku. Dia mengerti kalau aku mau keluar, maka dia memperkuat hisapannya dan sambil menekan liang kenikmatannya, aku lihat dia mengejang dan matanya terpejam, lalu.., “Creet.., suuurr.., ssuuur..”
    “Oughh.., Jack.., nikmat..”, erangnya tertahan karena mulutnya tersumpal oleh batang kemaluanku. Dan karena hisapannya terlalu kuat akhirnya aku juga tidak kuat menahan ledakan dan sambil kutahan kepalanya, kusemburkan maniku ke dalam mulutnya, “Crooot.., croott.., crooot..”, banyak sekali maniku yang tumpah di dalam mulutnya.
    “Aaahkk.., ooough”, ujarku puas. Aku masih belum merasa lemas dan masih mampu lagi, akupun naik ke atas tubuh Ibu Shinta dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Ibu Shinta dan aroma kemaluan Ibu Shinta di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit. Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Ibu Shinta, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Ibu Shinta menekan pantatku dari belakang. “Ohm, masuk.., augh.., masukin”


    Perlahan kemaluanku mulai menyeruak masuk ke liang kemaluannya dan Ibu Shinta semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku terasa tertahan oleh sesuatu yang kenyal. Dengan satu hentakan, tembuslah halangan itu. Ibu Shinta memekik kecil. Aku menekan lebih dalam lagi dan mulutnya mulai menceracau, “Aduhhh.., ssshh.., iya.., terus.., mmmhh.., aduhhh.., enak.., Jack”
    Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Ibu Shinta, lalu membalikkan kedua tubuh kami sehingga Ibu Shinta sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak kemaluanku menancap hingga pangkal di kemaluannya. Tanpa perlu diajari, Ibu Shinta segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku bergantian meremas dan menggosok payudaranya, klitoris dan pinggulnya, dan kamipun berlomba mencapai puncak.

    Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Ibu Shinta makin menggila dan iapun membungkukkan tubuhnya dengan bibir kami saling melumat. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya berhenti menyentak. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku. Setelah tubuh Ibu Shinta melemas, aku mendorongnya hingga telentang, dan sambil menindihnya, aku mengejar puncak orgasmeku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Ibu Shinta tentu merasakan siraman air maniku di liang kenikmatannya, dan iapun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang kedua. Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.

  • 1-Tsubasa Takanashi laforet girl 49

    1-Tsubasa Takanashi laforet girl 49


    2024 views

  • Kisah Memek Ibu Mertua Memang Hot

    Kisah Memek Ibu Mertua Memang Hot


    4493 views

    Duniabola99.com – Aku punya mertua yang baik, perhatian, dan sayang terhadap menantunya. Mertuaku yang perempuan berumur 41 tahun. Tapi yang aku kagumi dari dia adalah tubuhnya masih singset, langsing, ramping, seksi, dan payudaranya yang lumayan montok, kulitnya pun masih mulus dan putih bersih, maklum dia indo perancis. Sedangkan mertuaku yang laki laki berumur 54 tahun, dia jarang dirumah karena dia adalah seorang konsultan dan sekarang dia sedang bertugas di Inggris. Pulangnya pun 1 minggu 1 kali. Kadang juga tidak pulang selama satu bulan. Isteriku adalah anak tunggal.


    Kejadian ini berawal saat aku sedang bercumbu dengan isteriku dikamar, waktu itu aku lupa mengunci pintunya. Tak sengaja ibu mertua ku lewat didepan kamar temapt aku bercumbu dengan isteriku. Dia langsung terpaku melihatku yang sedang asyik mencumbu isteriku. Langsung aku menghentikan cumbuanku dan berhenti, “oh.. mama… ehmm..ehh….ada apa…..ma??? “ sapaku sambil berjalan menuju pintu. “maaf mama gak tahu kalau kalian lagi itu……habis pintunya tadi gak dikunci sih….!!! “ sahut ibu mertuaku.

    Sejak ibu mertuaku melihat kejadian itu, cara memandang dia ke arahku agak berbeda. Bahkan sikapnya pun agak berubah terhadapku. Aku tidak tahu apa yang menimpa ibu mertuaku sehingga menjadi seperti itu. Suatu hari aku di minta ibu mertuaku mengantarkanya ke Bali, karena dia ingin melayat saudaranya yang meninggal. Aku pun berangkat sabtu pagi kebetulan sabtu itu aku libur kerja. Hari itu aku naik pesawat tiba di bandara pukul 9 pagi. Langsung aku dan ibu mertuaku menuju tempat kediaman saudaranya. Waktu terus berlalu, malampun tiba. Akhirnya malam itu aku menginap diHotel yang bisa dibilang hotel berbintang diBali. Pukul 11 malam aku terbangun oleh dering telepon diHP ku. Aku melihat nomor dirahasiakan. Aku segera menjawab dering telepon itu. “halo ini siapa yah…malam malam begini kok nelpon” tanyaku sambil membuka kedua mataku yang masih mengantuk. “dik…ini mama…kamu uda tidur yah?? Bissa tolongin mama gak???

    Koper mama yang berisi pakaian tidak bissa dibuka…. Kamu cepetan kesini yah….kekamar mama…” sahut ibu mertuaku ditelepon. “oh…mama… iya ma… aku segera kesana” aku segera bergegas menuju kamar ibu mertuaku yang berdampingan dengan kamarku. aku mengetuk pintu kamar ibu mertuaku. “iya dik… bentar” tak lama kemudian ibu mertuaku membukakan pintu. Dia mengenakan kaos berwarna putih dan rok berwarna hitam. “ma… mana tas koper nya katanya gak bissa dibuka” sapaku sambil masuk kekamar ibu mertuaku. “itu loh kopernya….dik didepan ranjang itu loh…. Dari tadi mama coba buka tapi tidak bissa.” Jawab ibu mertuaku sambil menutup pintu kamar. Setelah beberapa menit aku akhirnya aku berhasil membuka kopernya secara paksa. Ternyata isi koper itu adalah BH dan CD G-string nya ibu mertuaku. Saat melihat hal itu aku mulai ngeres pikiranku. “terima kasih yah..dik…kamu uda nolongin mama…” “ah iya ma gak papa kok” Aku sejenak duduk disofa kamar itu. “kenapa dik….kamu capek….” Tanya ibu mertuaku sambil mendekati aku yang duduk disofa.

    Sejenak aku memandang wajah ibu mertuaku yang begitu cantik. Kemudian dia juga memandangku. Kami berpandang pandangan sampai aku mencoba mengecup bibirnya yang merah. Saat aku mengecup bibirnya, dia membalas kecupan bibirku, lidahku dan lidahnya saling bertabrakan. Saat kedua tangan ibu mertuaku mulai meraih punggungku dan mulai memeluk tubuhku. Aku melepaskan cumbuanku. “kenapa……sayang…. Kenapa tidak kamu teruskan… ????” kata ibu mertuaku sambil memegangi wajahku. “maaf….maaf….atas kelancangan saya….sekali lagi maaf…..” “kamu takut sama isteri kamu….??? “ Tanya mamaku sambil mendekati tubuhku. “mama… maafin saya ma….itu dosa ma….. lagian aku gak sama…hhffzz” jari telunjuk ibu mertuaku menghentikan ucapanku itu. “ssssstttt…. Uda kamu gak usah takut sama papa… ingat dik…disini kita Cuma berdua… berdua…. Isteri kamu dan suami mama tak kan pernah tahu kejadian ini…..” sahut ibu mertuaku sambil mencoba mencium pipiku. “ma… maafin aku ma… saya ma…. Aku sebenernya juga sudah tidak tahan melihat mama…. Malam ini” langsung ciuman bibir ibu mertuaku yang mendarat dipipi ku lanjutkan dengan bibirku” kucumbu ibu mertuaku diatas sofa itu. Setelah beberapa menit ibu mertuaku minta berhenti. “ada apa ma..??? “ tanyaku dengan serius “jangan disini diranjang aja yah…. Mama gak nyaman kalo diatas sofa… kunci dulu pintunya dik” sahut ibu mertuaku. “langsung dengan segera aku bangun dari sofa dan berjalan menuju pintu untuk menguncinya.


    “sayaaaang.. sini dong mama uda tidak sabar…” panggilan ibu mertuaku manja. kulihat ibu mertuaku duduk diatas ranjang. Langsung aku mencopot seluruh bajuku dan kuhanya mengenakan CD. Langsung aku naik keatas ranjang besar dan empuk itu. Segera kujamah tubuh ibu mertuaku dengan sentuhan lembut dipahanya. “aaaahhhhh…..” desah ibu mertuaku sambil memejamkan mata. Langsung aku mencumbu bibirnya yang merah dengan lahap. Spontan langsung ibu mertuaku membalasnya dengan liar, bahkan lebih liar dari yang aku kira. Setelah beberapa menit aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. “aaaaahhhhh…..sudah lama mama pengen merasakan ini…..akhirnya tanpa diminta kamu mengerti apa beban bathin mama selama ini….aaaaahhhhh…..aaaaaahhhhhh” desahan ibu mertuaku semakin menjadi jadi seperti desahan di film film bokep. Setelah satu menit lebih aku menciumi lehernnya aku beralih ke dadanya aroma wangi ditubuhnya membuatku semakin menjadi jadi. Kuciumi dengan lahap dan bringas dadanya sambil memeluk erat tubuhnya. Penisku semakin keras dan amat keras seakan akan CD ku tak kuat menahan penisku yang tegak berdiri. Sambil menciumi dadanya aku mencoba melepas kaos yang dia pakai. Akhirnya beberapa menit kemudian kaosnya terlepas.

    Terpampang didepanku dua buah payudara montok dan mulus yang masih terbungkus oleh BH G-string hitam. Langsung aku menyosor payudaranya yang masih terbungkus BH G-String hitam itu. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……buka aja….buka BH nya sayang …… “ sambil terus menciumi kedua payudaranya yang montok. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah. Kemudian aku mencoba meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya. Tak lama kemudian aku berhasil meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya, dan aku menjatuhkan BH nya ke lantai. Kulihat putting payudaranya yang coklat terlihat sangat kontras. Langsung ku lahap putting payudaranya yang kiri dengan mulutku. “aaaaaahhhhhh……. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… enak baget sayaaaaaaang…. Kamu benar..benar… aaaaahhh…..aaaahhhh….tahu… apa yang mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… yang mama pengen” sambil mendesah dan memejamkan mata dia berusaha mengucapkan kata kata itu” kuciumi seluruh permukaan kedua payudaranya, kuhisap berulang kali, kuhisap dengan kuat sampai hisapan mulutku terdengar keras “ccpppceekkk” kulihat ibu mertuaku mengeluh keenakan. “ooohhh…oooohhhh…..aaaaahhhhh….enak…..sekali sayaaaaang !!!!” tak hanya itu aku menjilati seluruh permukaan kedua payudaranya dengan bringas sampai sampai seluruh kedua permukaan payudaranya basah karena air liurku. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah . Kemudian aku beralih ke perut dan pusarnya, kuciumi dengan penuh gairah sambil melepaskan rok hitam yang dia pakai. Tak lama kemudian rok hitam itu terlepas dari tubuhnya.


    Kulihat CD G-string yang berwarna hitam itu agak terlihat basah. Dengan posisi duduk ibu mertuaku melorotkan CD ku “buka aja…gak usah malu…sayaaaang..tuh kan udah bangun dari tadi” ibu mertuaku langsung mengelus elus penisku yang sudah tegak berdiri sambil mencoba mencium penisku. Dia mendorong tubuhku dan akhirnya aku terbaring diranjang empuk itu. Lamgsung dia menciumi pensiku dengan ganas dan bringas, liar sekali ibu mertuaku saat itu. Aku segera bangun dari ranjang kemudian aku mendorong tubuh ibu mertuaku dan akhirnya kepala ibu mertuaku beralas bantal yang empuk dan terbaring diatas ranjang. Langsung aku mencopot CD G-string yang dia pakai. Wow vaginanya masih terawatt dengan baik… merah merona dengan ditumbuhi bulu lebat. Kulihat vaginanya sudah basah, langsung aku menyosor selakanganya yang wangi dan menciumi seluruh permukaan vaginanya yang ternyata juga wangi. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… terus… jangan berhenti… terus…. Mama pengen kamu terus ciumin punya mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… mama mohon jangan berhenti” berkali kali cairan sperma keluar dari vagina ibu mertuaku. “setelah beberapa menit aku beralih menciumi leher, dada, dan kedua payudaranya yang montok sambil menindih tubuhnya. Penisku yang tegak berdiri menggesek gesek selakangannya.. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa ….. kenapa sayaaaang….. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa gak kamu masukin…. Mama uda gak tahan… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……” “maaf ma… aku takut mama hamil….soalnya aku takut tidak bissa menahan air maniku nanti…..” sahutku menjawab. “oooooohhhh… aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… tidak sayyang tidak jangan buat mama tersiksa cepat masukin…. Mama gak peduli hamil apa tidak….” Langsung aku menancapkan penisku kevaginanya yang basah. “slep slep slep slep” penisku keluar masuk keluar masuk. Aku berulang kali menggenjot tubuhku.

    Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “beberapa menit kemudian penisku bereaksi pinggul seperti bergetar hebat saat air maniku keluar deras menuju kedalam vaginanya ibu mertuaku. Beberapa menit kemudian kami berganti posisi yaitu ibu mertuaku duduk diatas pangkuanku sambil mengelus elus rambutku dan menggenjot genjot tubuhnya. Akupun menciumi leher, dada dan payudaranya dengan liar dan bringas. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah.


    Mertua“aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ Tak lama kemudian kurasakan air maniku keluar bersamaan dengan air mani ibu mertuaku. “Kenapa gak dari dulu sih kamu melakukan ini pada mama aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ sambil mendesah dan memejamkan mata dia bertanya kepadaku. “saya tidak tahu ma… kalau sebenernya mama pengen banget bercinta dengan saya….” Jawabku dengan nada lirih. Setelah beberapa menit kami berganti posisi lagi. Posisiku sekarang tubuhku berbaring diatas ranjang dan ibu mertuaku menindih tubuhku. Dia berkali kali menggenjot genjot tubunya sendiri sambil mendesah dan memejamkan mata “aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ waktu terus berlalu kami tertidur sampai pagi diranjang besar itu”

    sinar matahari menyorot wajahku dari jendela. Kulihat ibu mertuaku sedang duduk tersenyum diatas ranjang sambil memandangku. “ayo bangun sayaaaang udah pagi nih” sapa ibu mertuaku sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

    “mama…uda pagi yah…ma…. Ma saya pengen lagi nih.. langsung ku ciumi lehernya sambil memeluknya dari belakang. “eits… eits… jangan jangan jangan gak boleh gak boleh…. Kemarin aja jual mahal sama mama…. Sekarang kamu sendiri yang minta” sahut mamaku sambil ketawa kecil. “mending kamu mandi dulu sana gi…. Habis itu kita sarapan dulu baru deh kita lanjutin lagi ronde keduanya…. Gimana sayang tawaran mama? Mau gak? Kalo gak mau yah kamu gak boleh nyentuh mama lagi” tawar ibu mertuaku. “ya deh ya deh… aku mau” sahutku dengan ketawa.

    Habis mandi dan sarapan pagi, siang sampai sore aku melakukannya lagi dikamar itu. Malamnya aku dan ibu mertuaku jalan jalan ke pantai Kuta. Setelah pulang dari pantai Kuta, malam hari kira kira pukul 12 malam aku melakukan ronde ke 3 dengan ibu mertuaku. Waktu terus berlalu. Sepulang dari Bali secara diam diam kami juga sering melakukan hubungan sex diHotel tanpa sepengetahuan istriku dan papa mertuaku.

  • Kisah Memek Aku Menikmatinya Walaupun Terpaksa

    Kisah Memek Aku Menikmatinya Walaupun Terpaksa


    2526 views

    Duniabola99.com – Sebagai keluarga dari kalangan atas, menghabiskan waktu liburan berbintang lima di Nusa Dua Bali bukanlah masalah bagi keluarga Melinda. Selama beberapa hari Melinda menghabiskan waktu liburan dengan suami dan dua orang anaknya disana. Setelah beberapa hari, suami Melinda mengajaknya untuk ke Lombok. Tapi dengan alasan Melinda merasa bosan dengan tempat itu, juga perjalanan dengan kapal fery yang yang cukup makan waktu, maka Melinda menolak ajakan suaminya itu.


    Akhirnya suami dan kedua anaknya segera menuju Lombok tanpa Melinda. Melinda, 31 tahun, walau sudah punya anak dua orang tapi penampilan dan gayanya mirip dengan layaknya gadis kota masa kini. Wajah sangat cantik, putih, dan tubuh sintal selalu membuat lelaki manapun akan tertarik. Salah satu nilai lebih dari rumah tangga Melinda adalah kebebasan yang diberikan suaminya kepada Melinda untuk boleh bergaul atau jalan dengan siapa saja asal Melinda selalu jujur kepada suaminya itu. Hal ini terjadi karena suaminya sangat tahu akan libido Melinda yang sangat tinggi hingga suaminya agak kewalahan dalam melayani kebutuhan seksual Melinda. Dan nilai lebih dari Melinda adalah kejujuran kepada suaminya bila dia jalan dan main dengan pria lain.

    Pagi itu di restoran hotel, ketika Melinda sedang makan pagi..

    “Hei”, terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di pundak Melinda.

    “Hei, Asti.. Ardi.. Pak Ferdy..”, sahut Melinda senang ketika melihat mereka bertiga.

    “Mana suamimu?”, tanya Asti. “Sedang ke Lombok dengan anakanak”, jawab Melinda.

    “Duduklah di sini, temani aku makan..”, kata Melinda.

    Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Asti dan Ardi adalah teman bisnis suami Melinda di Jakarta, sedangkan Ferdy adalah seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga Melinda. Ferdy dikenalkan kepada keluarga Melinda oleh Asti dan Ardi dulunya.

    “Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik”, ajak Ardi kepada Melinda.

    “Entahlah..”, kata Melinda.

    “Loh kenapa? Ayolah Bu Melinda, kita sekalisekali bergembira bersama”, kata Ferdy ikut menyela sambil tersenyum menatap Melinda.

    “Ikutlah, Melinda.. Masa cuma aku seorang ceweknya..”, kata Asti.

    “Baiklah kalau begitu.. Aku ikut”, kata Melinda sambil tersenyum.

    “Kamu tinggal di kamar berapa?”, tanya Ardi kepada Melinda.

    “Aku di suite room..”, kata Melinda sambil menyebutkan nomor kamarnya.

    “Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..”, kata Asti sambil menyebutkan nomor kamar mereka.

    “Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?”, tanya Melinda.

    “Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..”, kata Ardi.

    “Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door?”, kata Melinda kepada Asti.

    “Iya? Berarti kita bisa kumpulkumpul nih..”, kata Asti girang.

    “Oke deh, Melinda.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?, ujar Ardi.

    “Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..”, kata Ardi lagi.

    “Baiklah. Kalian pada mau kemana?”, tanya Melinda.

    “Kami ada keperluan dulu. Bye..”, kata Asti sambil bangkit diikuti Ardi dan Andi, lalu mereka pergi.

    Malamnya, dengan memakai Tshirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, Melinda berangkat dengan mereka ke diskotik.

    “Kita minum dulu deh biar hangat”, kata Ardi sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada Melinda.

    “Okay.. Siapa takut..”, kata Melinda sambil meneguk minumannya.

    “Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.”, kata Melinda kepada Ardi.

    Ardipun segera menuang lagi minuman ke gelas Melinda yang sudah kosong.

    “Jangan terlalu banyak, Melinda.. Nanti kamu jadi hot, loh..”, kata Asti sambil tertawa.

    Mereka tertawatawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ.


    “Turun, yuk..”, ajak Ferdy kepada Melinda.

    “Ayo..”, kata Melinda sambil bangkit.

    Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Asti dan Ardi serta Melinda dan Ferdy melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Melinda dan Ferdy saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.

    “Mmhh..”, Melinda mendesah hampir tak tedengar ketika dadanya bersentuhan dengan dada Ferdy.

    Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido Melinda yang tinggi, puting susu Melinda mengeras dan makin mengeras ketika dadanya bersentuhan dengan badan Ferdy. Gairah Melinda bangkit karenanya. Tapi Melinda masih bisa menahan dirinya. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Melinda benarbenar menikmati malam itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anakanaknya. Sampai ketika waktu menunjukkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.

    “Kita ngobrol di kamar saja, yuk?”, kata Ardi.

    “Okay.. Nanti aku buka connecting doornya”, kata Melinda sambil berlalu menuju kamarnya.

    Sementara Asti, Ardi dan Ferdy masih dudukduduk di lobby.

    Sesampainya di kamar, Melinda segera membuka connecting doornya, lalu dia ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban.

    “Ah, masih pada di bawah barangkali..”, pikir Melinda sambil merebahkan badannya di ranjang.

    Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga. Akhirnya Melinda memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit.

    “Hei.. Sorry kami kelamaan..”, suara Asti yang tibatiba masuk kamar mandi mengagetkan Melinda yang baru saja memakai kimono.

    “Ardi dan Ferdy di ruang tengah..”, kata Asti lagi sambil agak sempoyongan.

    “Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol disini..”, kata Asti lagi.

    “Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?”, bisik hati Melinda.

    “Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi”, terdengar suara Ardi memanggil.

    Akhirnya mereka berempat lagilagi meneguk bergelas alkohol yang dibawa Ardi.

    “Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..”, hati Melinda berbisik ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhnya.

    Terasa oleh Melinda buah dada serta puting susunya mulai mengeras lagi, sementara memeknya terasa berdenyut basah menahan gairah..

    “Aku akan hirup udara segar dulu..”, kata Melinda sambil bangkit agak terhuyung menuju teras.

    Dihirupnya udara malam dalamdalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhnya yang mulai menggoda imannya.

    “Ohh..”, tibatiba terdengar suara Ardi mendesah keras dari dalam.

    Melinda segera melongokan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.


    “Oh my God!”, batin Melinda ketika melihat apa yang terjadi. Gairah dan denyutan memeknya semakin terasa menggoda.

    Di depan matanya, Melinda melihat bagaimana Asti berciuman dengan suaminya di kursi sambil tangannya mengocok penis Ardi yang sudah tegak. Celana Ardi hanya dibuka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.

    “Ohh.. Cepat hisap kontol aku, bitch!”, kata Ardi kepada Asti.

    Dengan serta merta Asti menurunkan kepalanya, lalu dengan segera penis Ardi sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan.

    “Ooh..”, desah Ardi ketika lidah Asti menjilati kepala penisnya sambil batangnya tetap dikocok tangan Asti.

    “Apa yang harus aku lakukan?”, batin Melinda ketika melihat penis Ardi yang basah di jilat dan dihisap mulut Asti.

    Gairahnya semakin memuncak. Dengan mata agak nanar terus dilihatnya Asti dan Ardi. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh Melinda ketika Ferdy menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Ferdy menyusuri kaki Melinda dari betis sampai paha lalu naik ke pantat Melinda yang belum sempai memakai pakaian dalam sejak selesai mandi tadi..

    “Hei! Pak Ferdy ngapain?!”, kata Melinda kaget sambil menepis tangan Ferdy dari pantatnya.

    “Kita samasama tahu samasama mau kan..”, kata Ferdy sambil mendekati Melinda.

    Melinda segera menghindar dan berlari menuju kamarnya melewati Asti dan Ardi yang sedang asyik melakukan oral seks. Asti dan Ardi sampai kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat Melinda melintas. Di dalam kamarnya Melinda masih bingung dan teringat akan oral seks Asti dan Ardi serta perlakuan Ferdy kepadanya. Sebetulnya gairah Melinda sudah sangat memuncak saat itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatinya.


    “Ada apa, Melinda?”, tibatiba Asti masuk kamar dan menghampiri Melinda yang masih berdiri.

    “Entahlah.. Aku.. Aku aku tak tahu..”, kata Melinda sambil melepas kimono lalu segera memakai celana dalamnya.

    Tapi ketika Melinda akan memakai memakai Bra, tibatiba Asti memeluknya dari belakang hingga Melinda tidak jadi memakai Bra tersebut.

    “Ayolah Melinda, kita nikmati malam ini..”, bisik Asti ke telinga Melinda.

    “Mmhh..”, desah Melinda ketika tangan Asti mengusap seluruh badannya.

    Usapan dan belaian tangan Asti kembali mengobarkan gairah Melinda yang sempat surut.

    “Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?”, bisik Asti lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada Melinda dari belakang.

    “Ohh..”, desah Melinda sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Asti ketika memainkan dan memelintir puting susunya.

    “Mmhh.. Ohh..”, desah Melinda makin keras ketika lidah dan bibir Asti menyusuri telinga, tengkuk dan lehernya sembari tangannya tetap meremas dan memainkan puting susu Melinda.

    “Nikmati saja malam ini..”, bisik Asti sambil membalikan badan Melinda dan merebahkannya di ranjang.

    “Oww..”, jerit lirih Melinda ketika lidah dan bibir Asti menciumi dan menjilati buah dada serta puting susunya.

    “Astiihh.. Oohhsshh..”, jerit Melinda makin keras ketika jari Asti masuk ke celana dalam dan menggosok memeknya.

    Tubuh Melinda menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan gairah yang tertahan sebelumnya.

    “Kamu menyukai ini?”, bisik Asti sambil lidah dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang dipakai Melinda.

    “Ohh.. Assttiihh..”, jerit Melinda ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika lidah Asti dengan liar menyusuri belahan memeknya.

    “Ohh Asti.. Enakkhh”, desah Melinda waktu lidah Asti menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya.

    “Anniihh.. Akku.. Keluarrhh..!”, jerit Melinda sambil menggelinjang dan mendesakan kepala Asti ke memeknya ketika ada semburan hangat terasa di memeknya yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.


    Asti tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir Melinda.

    “Aku baru kali ini merasakan bercumbu dengan wanita.. Ternyata memuaskan..”, bisik Melinda sambil sesekali mengecup bibir Asti.

    Ketika Melinda dan Asti saling lumat bibir, terasa oleh Melinda ada tangan yang menjamah, membelai dan meremas pelan buah dadanya.

    “Sayang, kamu layani si Ferdy..”, Ardi menyuruh dan menarik tubuh Asti dari atas tubuh Melinda.

    “Kamu menyukai permainan istriku, Melinda?”, kata Ardi yang sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh Melinda serta mulai menciumi leher lalu turun ke buah dada Melinda.

    “Jangaann!! “, teriak Melinda sambil meronta menjauhkan wajah Ardi dari buah dadanya.

    Tapi Ardi dengan cepat memegang kedua tangan Melinda, lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu Melinda.

    “Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..”, rintih Melinda diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika lidah Ardi bisa memberikan rasa itu.

    Apalagi ketika penis Ardi yang tegang dan tegak mengesekgesek memeknya yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Ardi turun ke perut, turun lagi hingga mencapai memeknya, Melinda kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatinya menolak diperlakukan demikian.

    “Jangannhh..!”, jerit lirih Melinda ketika Ardi mulai mengarahkan penisnya ke lubang memeknya.

    Asti yang sedang asyik disetubuhi Ferdy sempat menghentikan persetubuhannya lalu bangkit dan mencoba memegang penis Ardi agar tidak menyetubuhi Melinda.

    “Sudah! Kamu nikmati saja kontol si Ferdy sana!”, kata Ardi agak keras sambil mendorong tubuh Asti.

    “Sudahlah, Asti.. Sini!”, kata Ferdy sambil menarik dan merebahkan tubuh Asti di karpet lalu kembali menyetubuhi istri temannya itu.

    “Ohh..!”, terdengar desah Melinda ketika penis Ardi masuk ke memeknya lalu dengan kasar dan cepat Ardi menggenjotnya.

    “Jangan, Ardiii.. Lepaskan aku!”, jerit lirih Melinda di sela rasa sakit dan nikmat ketika penis Ardi keluar masuk memeknya.


    “Fuck you, bitch!”, kata Ardi sambil mengangkat satu kaki Melinda dan di tahan oleh pundaknya.

    “Ohh.. Memekmu nikmat, Melinda..”, kata Ardi sambil memompa kontolnya lebih dalam dengan posisi demikian.

    “Ohh.. Mmhh..”, desah Melinda sambil terpejam.

    Rasa sakit yang ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.

    “Bagaimana rasanya, sayang..”, terdengar suara Asti di samping Melinda ketika Asti mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.

    “Kamu nikmati saja malam ini, Melinda.. Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini..”, Ferdy menyela sambil mengenjot memek Asti dalam posisi menungging.

    “Mmhh.. Sshh.. Ohh”, Melinda hanya menjawab dengan desahan pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Ardi dengan ganas mengeluarmasukkan penis ke memeknya.

    “Ooww.. Ohh..!”, terdengar suara Melinda menjerit sambil memegang tangan Ardi dengan kencang.

    Sementara tubuhnya menggeliat serta mendesakkan memeknya ke penis Ardi dan menggoyangnya dengan cepat.

    “Serr! Serr! Serr!”, kembali memek Melinda mengeluarkan air mani yang menyembur hangat di dalam memeknya.

    “Ohh.. Fuck you! Fuck you!”, kata Ardi sambil menggenjot kontolnya makin cepat dan makin cepat.

    “Crott! Croott! Crott!”, air mani Ardi menyembur banyak di dalam memek Melinda.

    “Oohh..!!”, desah Ardi sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh Melinda.

    Melinda hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh alkohol yang masih ada membuatnya tak mempedulikan lagi keadaan disekelilingnya. Yang sempat terdengar oleh telinga Melinda adalah teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut Asti dan Ferdy yang sedang asyik bersetubuh di depan suami Asti sendiri. Mata Melinda sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisasisa kenikmatan di memek Melinda yang membuat memeknya berdenyutdenyut hingga Melinda tertidur.


    Melinda tertidur sampai siang hari dalam kedaan telanjang bulat. Tubuhnya tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehnya ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh molek tergolek di ranjang.

    “Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siapsiapa di dalam”, kata petugas kebersihan tersebut.

    “Tidak apaapa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..”, kata Melinda sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.

    Setelah petugas itu keluar, Melinda hanya bisa merenungi apa yang terjadi semalam. Melinda sendiri merasa heran, dirinya tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas dirinya begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu kasar pada dirinya pada akhirnya..

    Melinda memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah sampai sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang dirasakan semalam. Ingin rasa hati Melinda menceritakan hal ini kepada suaminya, tapi pertentangan batin terjadi dalam hatinya karena hal ini menyangkut kepada temanteman baik suaminya. Bahkan terbersit keinginan Melinda untuk kembali ingin mendapatkan sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan seksual.

  • Video Bokep Eropa cewek cantik Sofia Lata ngentot dengan kontol gede distudio direkam temannya

    Video Bokep Eropa cewek cantik Sofia Lata ngentot dengan kontol gede distudio direkam temannya


    1675 views

  • Kisah Memek Terkulai dipelukan ayah tiri

    Kisah Memek Terkulai dipelukan ayah tiri


    3116 views

    Duniabola99.com – Nama aku Suzana.. Nama manja aku Sue. Dari kecil lagi Mama dan Papa aku bercerai. Aku dijaga dengan penuh kasih sayang oleh Mama yang bergelar usahawan berjaya. Setahun lepas, ketika aku baru menginjak umur 17 tahun Mama berkahwin untuk kali keduanya dengan seorang duda tak der anak.


    Nama bapa tiri aku namanya Rafie.. Aku panggil Uncle Rafie jer.. Dia ni ada iras-iras Yusuf Haslam, cuma bedanya dia ni kurus skit dan badannya tegap walaupun sudah umur 42 tahun. Aku hairan sebab aper la Uncle Rafie ni tergila-gila nak kahwin dengan Mama aku yang lapan tahun lebih tua dari dia. Agaknya sebab Mama ni banyak duit kot.. Tu yang dia terikat dengan Mama. Hai.. Nasib dia lah tak der anak dengan Mama sebab buat pengetahuan korang semua, Mama aku sudah monopos pun. Tak der redeki lar nak menimang anak. Aku pun tak ingin dapat adik. Aku lebih senang jadi anak tungal dalam keluarga.

    Hubungan aku dengan uncle Rafie pun bukannyer rapat sangat. Kalau aku tak nak tengok muka dia kat rumah waktu cuti minggu, aku pergilah lepak dengan kawan aku kat rumah diorang.. Tak pun aku kunci bilik dan senyapkan diri aku. Memang aku jarang bercakap dengan dia ni. Tak tahu lah sebab apa.. Mungkin aku rasa dia agak muda dari Mama. Uncle Rafie ni memang hensem.. Macho, orang kata makin sudah injak umur 40-an.. Makin tu diorang hebat. Entah lah.. Pada aku tak pun. Makin sudah 40 tu, makin tua lah..

    Nak dipendekkan ceritanya.. Suatu hari, Mama terpaksa pergi ke Switdeland sebab ada urusan kat sana yang melibatkan cawangan syarikat Mama kat sana. Aku memang tak penah ditinggalkan Mama lagipun waktu tu aku masih menghadapi SPM kertas terakhir. Aku bukannyer apa.. Tak der orang nak temankan.. Lagipun rumah aku mana ada pembantu rumah. Takkan aku kena tinggal dengan Uncle Rafie kot. Ish! Nak muntah aku bila mengenangkan laki tu.. Last Mama pujuk aku.. Tiga empat hari lagi dia balik lah.. Bukannyer lama pun. Akhirnyer aku termakan pujuk Mama. Pagi tu Mama berangkat ke Switdeland dengan ditemani Unce Rafie ke airport. Aku pula cepat2 pegi ke perpustakaan negeri nak study sebelum last paper SPM petang nanti.

    Bila sudah habis exam tu, aku pun lepak kejap kat shopping complex dengan member aku. sudah nak dekat senja baru aku balik. Aku tengok tak der kereta uncle Rafie.. So aku pun lega lah. Terus masuk rumah guna kunci spare dan masuk bilik aku utk mandi. Habis bersihkan badan aku, aku pun lap2 badan aku. Then, aku pun sarungkan baju tidur nipis aku warna merah jambu kegemaran aku. sudah malam kan.. Malas aku nak pakai coli. Cuma aku pakai panti warna pink jer.. Takut jadi apa-apa, naya aku nanti.

    Aku tutup lampu utama bilik aku dan buka lampu meja bagi cerah skit bilik aku. Hawa dingin dari aircond bilik aku menyebabkan aku kedinginan. Aku rebahkan badan aku kat katil aku sambil menarik selimut tebal membaluti tubuh aku. Dalam samar-samar dari lampu meja, aku mula menguap dan mataku antara pejam dan tak pejam. Telingakuseakan mendengar pintu bilikku diselak. Terkejut dengan bunyi tu, aku terus bangkit mendadak. Tersembul muka Uncle Rafie di balik pintu. Dia sudah siap pakai pijama warna biru laut. Perlahan, dia hampiri aku dan duduk di tepi katil ku bersebelahan denganku yang terduduk di birai katil. Aku jadi tergamam bila dia masuk macam tu jer ke bilik aku.


    “Sudana sudah makan ker?,” tanya uncle Rafie. Suara dia.. Alahai, romantik nyer tanya aku macam aku ni bini dia plak. Aku angguk. Malas nak jawab.

    “Mama ada telefon uncle tadi.. Bagi tahu yang dia sudah selamat sampai kat sana,” beritahunya lagi. Aku angguk lagi.

    “Erm.. Cam mana dengan last paper tadi? Susah tak?” tanya uncle rafie lagi, membuatkan aku sudah tak senang duduk. Ni sudah melampau lah tanya macam2.. Aku sudah ngantuk giler ni. Penat seharian kat luar.

    “Susah tu susah lah. Kalau senang cam kacang, bukan exam nama nyer..” aku menjawab selamba.

    Aku ingat dia nak marah lah aku sebab aku macam kurang ajar kat dia. Alih-alih, dia ketawa kecil. Menyampah aku tengok dia cam tu. Mengada-ada.. Nak tunjuk dia tu macho lah tu.. Jangan harap!!, bentak aku dalam hati.

    “Kalau cam tu.. Keluar result nanti.. Memang boleh lulus lah ni..” katanya lagi.

    “Bukan setakat lulus.. Lulus dengan cemerlang punya,”jawabku.

    Tanpa aku sedar, tangan aku tersentuh tangannya yang kasar. Uncle Rafie terus menggenggam erat tanganku. Aku rasa bila tangannya genggam tangan aku yang kesejukkan tu, aku rasa selesa. Tangan dia yang suam-suam panas tu, memberi keselesaan pada aku yang memang kesejukkan. Aku cuba tarik balik tangan aku dari dipegang uncle Rafie. Tapi, aku tak berdaya melawan kudratnya yang lebih kuat.

    “Tangan Sudana sejuk.. Selesa tak bila uncle pegang?” tanya uncle Rafie.

    Aku geleng kepala, pada hal aku mmang selesa dengan genggaman tangan dia tu. Tapi, uncle Rafie masih boleh senyum lagi. Walau pun dia memang hensem dan gentleman.. Tapi aku rasa menyampah sangat tengok muda dia. Mungkin sebab aku cemburu bila uncle Rafie jadi milik Mama yang memang tak sepadan dengan dia yang jauh lebih muda.

    “Uncle.. Lepas kan tangan Sue..” rayuku bila makin kuat genggaman tanganku hinggakan dari rasa selesa, aku rasa sakit sebab genggaman dia terlalu kuat bagi diriku yang hanya gadis yang lemah. Perlahan, dia melonggarkan genggaman tangan ku tapi masih memegang tanganku, tak ingin dilepaskan. Aku sendiri tak tahu apa yang bermain di fikiran uncle Rafie sekarang ni.

    Uncle Rafie mula menginjak ke arahku. Dari tepi katil, dia kini duduk berhadapan dengan ku. Dari cahaya lampu meja, aku tengok dia sedang mengamati aku. Hairan nyer.. Aku tak halang pun dia dari berada bersama aku di atas katil. Dalam aku menolak, aku merelakan perbuatannya itu.


    Uncle Rafie mendekatkan bibirnya ke telingaku dan aku dapat rasa dadanya yang bidang itu tersentuh buah dadaku yang tak memakai coli.

    “Uncle tahu Sudana perlukan uncle malam ni..” bisiknya dengan nada seksi. Baru lah aku faham maksud dia kini.

    “Eh! Mana ada.. Sue tak takut pun.. Dan tak perlukan uncle sampai bila-bila..” aku menjawab sombong.

    Uncle Rafie tenang dengan jawapan aku yang kasar itu. Aku hairan dengan perangai dia yang begitu tenang menghadapi telatah ku yang nakal.

    Tiba-tiba, dia memegang pehaku. Baju tidur nipis aku sudah terselak ke pangkal peha waktu dia datang tadi. Aku tersentak bila dia mengusap lembut pehaku. Aku mengetap bibirku menahan godaannya. Mata aku dan mata dia bertentangan sambil tangannya menjalar ke celahan pehaku yang putih gebu itu. Kaki ku tergerak ke atas akibat usapan yang merangsang aku. Tak pernah aku mengalami keadaan begini. Memang aku agak jahil dalam bab ni walaupun aku sudah menginjak remaja.

    Melihat aku yang tak menolak sentuhannya, tangan ku yang digenggamnya dilepaskan lalu badannya cuba rapat pada badanku. Muka kami agak rapat bertentangan. Dadanya bersentuhan sekali lagi dengan dadaku. Aku rasa ada sesuatu sedang menusuk ke perutku. Aku pegang benda panjang itu dan wajah uncle Rafie serta merta berubah. Dia tundukkan kepalanya bila aku usap benda tu. Dia kelihatan menahan kesedapan yang amat sangat.
    “Ooohh!!” dia berbisik kesedapan.

    Rupanya, aku telah memegang batangnya yang telah lama menegang sejak dia bersentuhan dengan dadaku. Cepat-cepat aku lepaskan, dan wajahnya mendongak semula menatap wajahku yang betul-betul dekat dengan muka dia. Aku yang bersandar di birai katil tertolak ke belakang akibat ditindih badannya yang besar. Pinggangku yang ramping dipegang kemas oleh tangannya lalu dia mengucup bibirku.

    Aku betul-betul terkejut dengan tindakkannya itu. Seumur hidup aku inilah pertama kali dicium oleh lelaki. Tanpa aku sedari, aku menendang perutya. Dia tertolak ke belakang, dan kesempatan inilah yang aku gunakan untuk melarikan diri. Aku tak sanggup menyerahkan tubuhku kepada lelaki yang bukan milikku. Lagipun, bukan kah aku memang membenci dia?

    Pintu yang terbuka memudahkan aku melarikan diri dari cengkaman bapa tiriku. Entah bilik mana yang kumasuk pun, aku sudah tak ingat. Uncle Rafie mengejar ku ke bilik yang aku masuk. Pintu bilik sudah ku kunci. Air mata bergenang di kelopak mataku. Aku ketakutan bila pintu bilik diketuk berkali-kali. Aku mendiamkan diri di atas katil. Tiba-tiba, pintu itu terbuka. Uncle Rafie memeluk tubuhnya sambil merenungku yang ketakutan. Aku bangkit semula bila dia cuba mendekati aku. Macam mana aku nak lepaskan diri dari dia?
    “Kalau Sue nak lari pun.. Takkan lari ke bilik uncle dan Mama?” soalnya sambil tersenyum. Aku baru perasan yang bilik ini adalah bilik Mama dan uncle.

    “Please uncle.. Jangan buat Sue macam ni..” aku mula menangis.


    Dia mula bergerak ke arah ku, sedang aku cuba menjauhkan diri darinya. Bila dia semakin jauh dari pintu bilik cepat2 aku cuba keluar dari bilik itu. Tapi, kali ni tubuhku cepat disambar oleh ayah tiriku. Aku meronta-ronta minta dilepaskan. Pelukkan nya erat, agar ku tak terlepas seperti tadi. Dengan mudah dia mengendong badanku. Aku semakin liar cuba untuk melepaskan diri. Baju tidur ku terkoyak tanpa ku sedari. payudara kiriku terkeluar dari baju tidurku yang nipis, sedangkan tangan kasar ayah tiriku tersentuh putingku yang tiba-tiba menjadi kejang.
    Badanku dihumban ke atas katil Mama dan uncle Rafie. Aku cuba menutup payudara kiriku yang jelas memuncak, teransang dengan sentuhan ayah tiriku itu. Uncle Rafie membuka baju pijamanya. Di hadapan ku kini, tubuh sasa seorang lelaki yang bernama Rafie.

    Dia cuba menindih tubuhku yang dua kali ganda kecil darinya. Aku meronta-ronta bila baju tidurku direntap rakus.
    “Uncle.. Jangan..” rayuku, namun tidak diendahkannya.

    Tubuhku digomol semahu-mahunya. Terasa satu benda panjang menyucuk di celah pehaku yang kebasahan. Aku sudah tak sanggup menghadapi sitiasi itu lagi. Katil tempat tidur Mama ku dan ayah tiriku kini menjadi medan peperangan kami. Bibirku dikucup rakus. Tangannya memegang erat tanganku yang meronta-ronta minta dilepaskan.
    Lidahnya cuba membolosi mulutku yang terbuka sedikit. Dijolok2 nya lidahnya dengan melagakan lidahku membuatkan aku kegelian sekejap. Permainan lidah uncle Rafie membuatkan aku semakin layu dalam pelukkannya. Penolakkanku bertukar kepada penerimaan. Aku memegang pinggangnya sambil cuba mengulum lidahnya bagi membalas serangannya terhadap lidah ku. Kami bermain-main lidah hampir lima minit. Ternyata unce Rafie hebat ketika di ranjang. Dari mulut, dia menjalarkan lidahnya ke leherku.
    “Aaarhh..” aku mendesis kesedapan.

    Dicium nya leherku bertalu-talu membuatkan aku kegelian dalam keenakkan sambil mendongak kepalaku bagi memudahkan dia memainkan peranannya. Leher ku seakan dijerut oleh tali bila dia mengulum kuat isi kulitku pada leher. Mungkin ini lah yang selalu orang panggil “love bite”. Aku mengerang kesedapan yang amat sangat. Kucupan hangat dari bibir nya memberi satu kepuasan yang tak terhingga. Ketika dia mula menjalarkan mulut nya ke dadaku, aku mula rebah perlahan lahan. Badanku yang tadi meronta-rota inta dilepaskan, kini aku terbaring lemah.
    Aku rasa macam ada cecair yang keluar dari kemaluanku. Aku berada di celahan kaki Uncle rafie yang sedang berlutut. Dia memandang ku. Aku dapat rasakan.. Dia seorang romantik org nya. Dia menghadiahkan ciuman pada dahiku dengan penuh kasih sayang. Rambut depanku diselak ke tepi sambil mengusap lembut pipiku. Aku usap lembut dadanya yang berbulu nipis itu. Agak kebasahan dek peluh walaupun bilik Mama berhawa dingin. Dia cuba merapatkan badannya ke badanku, dan aku rasa tertindih dek kerana badannya yang sasa dan besar itu. Ciuman di jalarkan ke pangkal dadaku yang separuh terselak.


    “Hemm.. Puting Sue sudah menegang..” katanya bila dia menyentuh buah dadaku yang melonjak naik bila tersentuh tapak tangan uncle Rafie.

    Aku menggeliat bersama erangan berbaur nikmat itu. Tak tahan dengan erangan aku itu, uncle Rafie terus menjilat putingku hinggakan kebasahan buah dadaku. Aku memegang erat besi katil sambil kepalaku bergoyang kanan dan kiri. Eranganku bertambah bila dia cuba menggigit putingku. Rambutnya kuramas kuat sambil menekan-nekan kepalanya pada buah dadaku yang pejal dan tegang itu.

    “Ooohh.. So good..!! Eeerrmmpphh.. Please uncle..” rayuku meminta agar dia meneruskan gigitannya itu. Pengalaman pertama dijilat dan digigit pada putingku menjadikan aku tak keruan dibuatnya.
    “So.. Please make me feel so good Rafiee..!!” jeritku bila dia mengentel-gentel putingku dan meramas-ramas buah dadaku yang bagaikan buah betik itu.

    Aku kelemasan dan lemah longlai diperlakukan begini buat pertama kalinya seumur hidup aku. Tanganku terkulai layu. Uncle Rafie pegang tanganku dan meletakkan kedua-dua tanganku ke atas bagi memudahkan dia menanggalkan baju tidurku. Aku hanya menurut saja keinginan lelaki itu.

    Bila tali baju tidurku direntap sekali, maka terlerailah baju tidur ku dari tubuhku yang selama ini aku tatang bagai minyak yang penuh. Entah kemana dia melontar baju tidur aku pun, aku tak pasti. Kini aku menjadi perhatian matanya yang agak terkejut dengan rupa buah dadaku. Diramasnya perlahan-lahan, sambil membuat pusaran pada buah dadaku yang melentik ke atas. Bila dia memusarkan usapan ada buah dadaku, aku meronta-ronta kesedapan sambil meracau-racau tak sedarkan diri akibat terlalu nikmat. Aku agak, pantiku sudah tak dapat menampung kebasahan yang membanjiri celah kangkangku. Malu pun ada bila lutut uncle Rafie tersentuh pehaku yang sudah basah dek air nikmatku.

    Uncle Rafie mula menjilat putingku kiriku dengan hujung lidahnya. Aku tergerak ke atas sambil mengeliat sehabis-habisan. Kepuasannya hanya aku dan dia yang mengerti. Buah dada sebelah kanan ku diramas-ramas sambil mengentel-gentel putingku. Batangnya terasa tercucuk-cucuk pada celahan pehaku.

    “Uncle.. Uuuhh!! Noo.. Uncle.. Eeerrmmss.. Hhhaa..” aku memanggil-manggil nya diiringi dengan erangan yang mengasyikkan. Aku mula terasa kesemua air nikmatku seakan-akan menghambur keluar dari lubang cipapku yang berbalut panti itu. Uncle Rafie melepaskan buah dada kananku lalu merayap ke taman laranganku. Usapan lembut menyentuh cipapku kemudian dia merasa di lurah cipapu yang banjir teruk.

    “Hmm.. Tat”s mean, u already climax,” bisik uncle Rafie.

    Dalam sedar tak sedar akibat menghamburkan air nikmat tadi, aku bertanya.

    “Climax tu apa Uncle?” tanyaku kebodohan. Uncle Rafie mencium bibirku.

    “Tandanya.. Sue sudah mengalami puncak nikmat hubungan kita ni.. Bila rasa macam sudah terkeluar, bagi tahu lah kat Uncle yang Sue sudah cumming atau climax..” ajar uncle Rafie sambil meraba-raba cipapku.

    Antara dengar tak dengar aku angguk jer.. Nikmat yang dberikan oleh uncle Rafie kepadaku malam ini membuatkan aku khayal sekejap. Kemudian, aku dapat rasakan pehaku dikuak perlahan-lahan oleh uncle Rafie. Sedikit demi sedikit aku terkangkang luas yang mana memberi kemudahan pada uncle Rafie untuk becelapak di tengah. Malu dengan renungan nya, aku merapatkan kembali pehaku.

    “Kenapa ni..? don’t do this to me..” pujuk Uncle Rafie sambil menguak kembali pehaku seluas yang mungkin. Dirapat kepalanya ke arah celah kangkangku.

    Dia menjilat-jilat cipapku yang masih berbalut panties pink. Lidahnya menjolok-jolok lurah cipapku.

    “Usshh aarrgghh..” erangku sambil tanganku mulai meramas buah dadaku sendiri dan sebelah lagi mencapai kepala uncle Rafie. Dia mulai menarik seluar dalamku sambil terus mengucup ari ari kepunyaanku.


    Dan bila mana terbuka saja panties maka terserlahlah cipapku yang nampak timbul tembam dengan bulu yang sedikit sekitar cipapku. Aku lihat uncle Rafie tersenyum melihat keindahan lurah cipapku yang kebasahan. Tanpa melengahkan masa, dia terus membenamkan muka nya kecelah kelangkangku dan mulai menjilat biji kelentitku.

    “Argghh ishhs sisshh uuoohh..” aku mengerang lagi serentak dengan mengangkat punggungku. Terasa air ku bertambah banyak yang keluar sehingga seluruh mulut dan hidung uncle Rafie telah cukup basah.

    “Hmm.. Taste really good..” katanya sambil menjilat-jilat baki lendir ku yang melekat di tepi bibirnya. Agaknya, bau airku menyegarkan uncle Rafie serta menyelerakan membuat dia tambah kuat ingin menjilat cipapku. Ini lah pertama kali seumur hidupku cipapku di jilat oleh seorang lelaki dan aku tak menyangka lelaki yang pertama medapat tubuhku ialah ayah tiriku sendiri..

    Dia teruskan jilatannya sambil tangannya terus meramas tetekku yang asyik berlaga antara satu sama lain bila badanku menggigil kenikmatan setiap kali biji kelentitku di hisap dan disedut berkali-kali. Nikmat tak terhingga.. Aku puas dengan layanan istimewa uncle Rafie. Dari perasaan benci, timbul perasaan sayang kepada lelaki yang 14 tahun tua dari aku.
    Akhirnya..

    “Aaabbngg unncllee.. Aaarrgghh..” serentak itu aku mengepit kepalanya dengan kuat dan tangan ku menekan-nekan kepala nya kuat ke cipapku sehingga aku rasakan hidungnya terbenam dalam lubang cipapku membuat uncle Rafie agak sukar bernafas, tanganku sebelah lagi memegang tangan nya yang meramas buah dadaku dan menekan dengan kuat disitu.

    Aku dapat merasakan air hangat seakan-akan melimpah keluar dari lubang cipapku. Lama aku mengepit uncle rafie sehingga aku mengangkat tinggi punggungku. Tetiba aku menjatuh punggung ku dan membuka kelangkangku semula.. Sempatlah uncle Rafie bernafas seketika namun belum sempat dia menarik nafas sekali lagi aku terkepit dan punggungku terangkat tinggi dan menjerit..
    “Uuunnccllee!! Help mee!!”

    Setelah beberapa saat baru aku menjatuhkan punggungku dan melepaskan kepala uncle Rafie dari sepitan pehaku. Satu keluhan berat keluar dari mulutku “hhaarrhh”. Air nikmatku mengalir lagi dari lubang cipapku. Aku klimaks kali kedua. Aku terkulai layu. Uncle Rafie memelukku unuk mententeramkan perasaan ku yang sudah keletihan. Tak sanggup rasanya untuk meneruskan perjuangan yang entah bila akan selesai. Aku mencium lehernya dan meraba-raba punggungnya yang pejal.

    “I love you..” bisiknya padaku. Aku tersentuh dengan ucapan nya itu. Ku usap belakangnya lalu kubisikkan ke telinganya.
    “I love you too..” tanpa kusedar aku mengaku yang aku memang menyintainya sejak mula dia sah menjadi suami Mamaku. Rambutku yang serabut diusap penuh kasih sayang.


    Dalam itu uncle Rafie menindih tubuhku, kedua lututku dibengkukkan ke atas dan uncle Rafie berada ditengah-tengahnya, taman milikku ternganga menghadap uncle Rafie yang mengacu batangnya ke arah lubang cipapku.

    Aku yang tiba-tiba tersedar kehendak sebenar uncle Rafie mula merayu minta jangan dimasukkan batangnya yang panjang 7 inci itu ke dalam lubang cipapku. Aku masih belum sedia menyerahkan mahkotaku kepada lelaki yang bergelar bapa tiriku. Aku takut aku benih uncle Rafie dan aku akan bercambah dalam rahimku yang subur. Kalau itu terjadi, macam mana aku nak terangkan pada Mama? Sanggupkah dia menerima yang suaminya mempunyai anak bersama anak gadisnya sendiri? Aku mula menangis merayu pada uncle Rafie. Perlahan, uncle Rafie merangkak ke atasku dan mengucup pangkal dadaku yang putih melepak.

    “Oohh.. Uncle.. No.. Please..” aku menangis di hadapannya. Jelas sekali aku dalam ketakutan dengan tindakkan yang aku lakukan ini. Uncle Rafie mengesat air mata yang mengalir di pipiku. Aku tahu dia tak akan memaksaku melakukan perkara yang aku tak suka.

    “Why Sue? Tadi Sue kelihatan bahagia bersama abang. Kenapa menolak permintaan uncle? Please.. Uncle perlukan Sue untuk melengkapkan saat bahagia kita ni, “pujuk uncle Rafie sambil membelai pipiku. Pujukkan uncle Rafie membuatkan aku terleka.

    “Sue takut.. Uncle suami Mama.. Kalau benih uncle tersemai dalam rahim Sue.. Macam mana sue nanti?” tanyaku tersesak-esak.

    Sebenarnya aku memang ingin merasai kenikmatan bila batang uncle Rafie masuk ke dalam lubangku dan kami mencapai klimaks bersama. Tapi, aku tak cukup yakin dengan tindakkan ku meniduri uncle Rafie.

    “Then.. Uncle akan bertanggung jawab. Mama sue tak kan tahu perkara ini.. Abang akan carikan ikhtiar untuk sue. Uncle akan beri nama abang kepada anak kita nanti..” pujuk uncle Rafie. Aku yang termakan pujuk rayunya mengangguk dalam terpaksa. Uncle Rafie kemudiannya merangkak menuruni celah kangkangku yang terbuka luas.
    Taman larangan ku ternganga menadah batang yang mengacu ke arahnya, uncle Rafie sengaja menggesel kepala batangnya yang berkilat itu ke arah celah yang terbuka supaya kepala tersebut bertambah licin akibat cecair yang melilih dari rongga ku yang keghairahan, geselan tersebut menimbulkan rasa semakin sedap buat ku. Erangan kuat terkeluar dari mulutku. Uncle Rafie tidak gelojoh untuk menghunuskan senjatanya ke dalam alat sulit ku. Aku mula hilang sabar untuk menikmati nikmat bila dia cuba melengah-lengahkan tujahan berbisa batangnya itu.
    “Unncllee.. Pleasee.. Hurryy.. Let it come in my pussyy..” rayuku tanpa sedar meminta bapa tiriku sendiri segerakan menyetubuhinya.

    “Come down honey.. We play our game slowly and smooth.. ” bisik uncle Rafie ditelinga ku dengan nada yang berahi.
    “Hold on Sue.. Abang nak masukkan” bisik uncle Rafie sambil menggomol payudaraku.
    Tanpa lengah-lengah lagi aku menggemgam alat kelakiannya dengan mengarahkan kelubukku yang telah sedia menanti, dengan perlahan uncle Rafie menekan senjatanya ke dalam. Lantas bibir ku dikulumnya serentak buah dadaku diramas diikuti menambah tekanan ke arah lubang yang sempit. Uncle Rafie ketika itu berkerut dahinya bila dia dapat merasakan kehangatan lubuk yang telah sebahagian ditembusi senjatanya walaupun sempit tetapi dapat ditembusi kerana ruang tersebut berlendir dan bengkak, uncle Rafie cuba menambah tusukan, sesuatu telah ditembusi membuatkan aku mengaduh.


    “Aduh.. Sakit.. Uncle.. Please.. You hurt me..” lantas aku menolak tubuh uncle Rafie yang menindihku serta merapatkan peha agar tidak ditikam lagi.
    “Please open it.. Honey.. You will not feel hurt anymore..” rengek uncle Rafie membujukku.
    “Sakit uncle..” balas ku yang sudah tidak dapat menikmati keenakan dibelai lelaki sebagaimana tadi.
    Pedih celah kelengkangku direjah oleh senjata bapa tiriku masih dirasainya tapi aku cuba juga membukakan kelengkangku untuk uncle Rafie menambah benamannya ke dalam lubukku walaupn kesakitan dirasai akibat rayuan dan pujukan uncle Rafie.

    Kulihat uncle Rafie begitu bersemangat tapi berhati-hati menghunus senjatanya supaya aku tidak terlalu sakit. Dia melakukan aktiviti menyorong tarik perlahan cuma setakat separuh sahaja, sementara itu punggung aku diramasnya manakala kedua buah dadaku menjadi uliannya, mulut ku dikucupnya membuatkan aku bagaikan tak bernafas membiarkan diriku digomol dan dipaku oleh uncle Rafie. Uncle Rafie merasa terlalu nikmat walaupun senjatanya tidak sepenuh meneroka lubang kemaluan anak tirinya ini, nafsu membuak-buak. Aku tidak merasa nikmat sebalik menahan kepedihan celah kelangkang yang dicucuk, walaupun uncle Rafie begitu lancar mencucuk kelangkangku.

    Daripada merasa sakit, aku kembali ke keadaan normal orang bersetubuh. Kenikmatan yang dirasai akibat tujahan batang uncle Rafie yang panjangnya 7 inci itu membuatkan aku hilang pedoman, hilang kewarasan ku selama ini dan juga aku lupa yang kini aku sedang bermadu kasih dengan bapa tiriku sendiri. Farajku terasa sengal bila batang uncle Rafie ku kemut dengan rakus, aku harap uncle Rafie faham yang aku tak ingin batangnya dicabut keluar waktu itu.

    Mungkin menyedari aku masih berupaya mengemut batang nya, uncle Rafie kembang-kembangkan kelopak cendawannya agar batangnya itu membengkak dalam farajku. Aku menahan kesedapan yang diterima dari uncle Rafie. Aku pejam mata kuat-kuat sambil badanku menggigil-gigil bila kelopak cendawan uncle Rafie mengembang dan mengucup dalam farajku. Aku kegelian. Bahuku dipegang kuat oleh uncle Rafie, cuba menahan aku daripada terus menggigil yang menyebabkan dia hilang rentak. Tapi, aku tak peduli, apa yang kurasakan ini lebih membuatkan aku lebih bertenaga untuk melawan pegangannya yang memang kuat itu.

    Perbuatan uncle Rafie itu itu membuatkan faraj ku kian bertambah kuat kuncupannya. Dan kemutan itu semakin kerap dan berulang laju. Kini aku dapat merasa yang uncle Rafie mengeluh kesedapan bila batangnya ku kemut kuat-kuat. Aku takkan benarkan ia tercabut dari tubuhku. Aku dapat melihat wajah hensem uncle Rafie berkerut menahan nikmat yang aku berikan padanya. Kadang-kadang, dia mengetap bibirnya. Akhirnya tubuhnya turut menggigil penuh nafsu sepertiku tadi. Aku sempat tersenyum melihat uncle Rafie kian lemah dengan perbuatan aku mengemut batangnya. Kemudian aku menutup mataku. Kami mengayuh dengan penuh bertenaga. Aku peluk dpinggangnya dan aku menggerakkan tubuh kami atas bawah agar batangnya tak lari dariku. Nafasku semakin cemas. Tapi, orang berpengalaman seperti uncle Rafie membuatkan aku kagum dengan sikapnya yang lebih matang dalam menangani situasiku kini. Lalu, biji kelentitku digentel dengan laju dalam keadaan batangnya masih terendam kuat dan padat dalam lubang farajku yang kian rakus kemutannya.

    Tak semena-mena kemudian aku melonjak sedikit. Nafasku terhenti helaan. Kemutku menyepit. Aklu dapat rasa basahnya batangnya uncle Rafie di dalam lubangku. Aku mengetap bibirku. Dahiku berkerut merasakan kemuncak berahi yang amat ladat. Lama.. Hampir tiga empat minit, mencecah lima minit. Dan sudahnya, gelinjatku tenang semula. Dadaku mulai berombak semula. Nafasku terhela lesu. Dan bibirku tak diketap lagi tapi aku ingin membicarakan sesuatu dengan uncle Rafie. Farajku berdenyut perlahan dan basah. Perlahan-lahan aku membuka kelopak mataku dengan perasaan malu. Tadi aku menolak, sekarang lain yang jadinya.
    “Got it.. Honey?” Tanya uncle Rafie.

    “Yes honey.. I got it.. Ooohh..!! I”m feel so horny..” balasku dengan suaraku yang serak akibat terlalu lama menjerit kesedapan. Kakiku terdampar luas menguak selepas tadinya sewaktu mencapai tahap berahi, ianya terkancing rapat.

    Tiba-tiba uncle Rafie mendakapku erat dan dalam keadaan batangnya masih terbenam rapat dalam faraj ku, dia berpaling posisi dengan susah payah sehinggakan akhirnya, kini uncle Rafie pula berada terlentang di bawah dan aku duduk di atas. Posisi itu membuatkan batang uncle Rafie makin terasa menyucuk dan menyenak di dalam farajku sehingga menganjak pintu rahimku yang berbonggol pejal.


    Tiba-tiba aku rasa begitu malu sekali ketika itu kerana bapa tiriku dapat melihat buah dadaku yang subur gebu, perutku yang slim, pinggangku yang ramping, dan semak halus di bawah perutku yang kini menelan sepenuhnya tongkol keras batang bapa tiriku ini. Aku sentuh perut uncle Rafie yang berotot pejal itu. Aku usap dengan rahimku masih bersatu dengan batang uncle Rafie yang tajam dan keras itu. Uncle Rafie merenungku dalam. Aku tahu dia begitu kagum dengan keindahan tubuhku yang kini menghadapnya yang sedang berbaring.
    “How do you feel rite now? If you really want to give up.. Terserah lah.. Uncle tak ingin memaksa Sue..” katanya perlahan.

    Kami bagaikan pasangan suami isteri yang bahagia. Memang aku amat bahagia sekarang ni. Uncle Rafie memenuhinya dengan perasaan yang tulus ikhlas.

    “Kalau Sue tak suka, terserah pada Sue.. Uncle tahu Sue memang inginkan perhatian daripada uncle selama ini. Cuma uncle tak berkesempatan bersama dengan Sue.. Kalau Sue tak suka, uncle tak layak menghalang kehendak Sue sebab uncle sudah berada di bawah..” Uncle Rafie sengaja mahu menguji emosiku ketika ini.
    Dia tahu yang aku mula menerima keindahan yang kami kecapai tadi. Mungkin dia inginkan kepastian samada ingin meneruskan lagi atau berundur dari medan perang ini. Ku lihat, uncle Rafie mendepangkan tangannya dan meluruskan kakinya sambil merenung tepat ke mata ayu ku.

    Dia terus meneran mengembangkan kelopak cendawannya supaya meregang memadatkan ruang dalaman faraj ku supaya aku terus merasakan tekanan yang memberangsangkan. Perlahan-lahan aku mengangkat pinggulnya melepaskan batang pelir yang ditelan oleh farajku. Kelihatan licin kulit batang uncle Rafie itu diselaputi benih ku tadi. Keruh dan lendir. dat yang menikmatkan. Dan aku benar-benar terasa kecundang sebab terpaksa juga aku melepaskan batang Uncle Rafie itu dalam keadaan yang begitu berat melepaskan kepala cendawan bapa tirku yang kejang membesar itu. PLOP! Terlepas dari farajku dan aku terus berbaring meniarap dengan kepala terteleng ke arah yang bertentangan dari bapa tirku ini.

    Uncle Rafie tersenyum. Aku nekad untuk mengharungi malam ini bersamanya. Melihat aku berbaring disebelahnya, uncle Rafie dapat mengagak yang aku telah mengambil keputusan yang nekad berhubung hubungan kami berdua. Aku ingin meneruskan perjuangan kami yang belum selesai. Diambilnya minyak baby oil Johnson yang terletak di meja sebelah katil.

    Lalu dituangkannya minyak itu ke pinggulku sehingga mengalir turun ke alur farajku. Kemudian digosokkannya minyak itu penuh menyelaputi pinggul ku yang keras dan pejal itu. Dan sekali sekala dia melajakkan jarinya itu ke faraj ku yang masih menginginkan tusukan tumpul batangnya yang setongkol 7 inci itu.
    Perlahan-lahan dan berhati-hati dia naik merangkak memanjat ke belakang ku lalu menindih. Batang pelirnya diletakkan di alur pinggul ku yang pejal itu. Aku berdiam membiarkan. Aku ingin dia meneruskan dengan membiarkannya tanpa bantahan. Uncle Rafie gesel dari bawah ke atas. Bila pelirnya mengena celah peha ku, ianya kurasa memukul sedikit pintu dubur dan pintu faraj ku secara bergilir sebelum dilayangkan semula naik ke alur pinggul ku.

    Lama juga uncle Rafie berbuat macam tu. Aku menahan kesedapan. Mataku terpejam rapat setiap kali batang pelirnya digesel atas bawah dan memukul duburku dan pintu farajku. Tanpa di suruh, aku tertonggek pinggulku kepada uncle Rafie yang menindih tubuhku. Aku tunjukkan kepadanya rekahan pintu farajku yang sudah basah diminyakkan olehnya tadi dengan baby oil Johnson tadi.

    Dengan agak gelojoh, pantas uncle Rafie merendamkan kembali kepala cendawannya masuk melalui liangku yang indah lagi nikmat itu. Berdesup masuk dengan lebih mudah dari pertama kalinya. Aku pegang dengan kuat-kuat birai besi katilku. Aku memberikan tindak balas berlawanan bagi membantu uncle Rafie menelan batang nya supaya tertujah lebih jauh lagi ke dalam farajku.

    Uncle Rafie sorong perlahan-lahan, kemudian tarik sedikit, kemudian sorong lagi dan tarik lagi. Pada setiap kali sorongan masuk, aku melonjak ke belakang ke arah uncle Rafie, pada masa sorongan tarik keluar, aku makin menganjak ke arahnya kerana tidak mahu batangnya terkeluar dariku.


    Lalu dia memulakan gerakan sorong tariknya dengan konstan dan konsisten, mengikut rentak ku yang sudah naik berahi semula menerima asakan demi asakan dari tenaga batang yang sungguh besar dan panjang, dan memenuhi keperluannya ketika itu.

    “You like it Sue..?” uncle Rafie sengaja mengusik.

    Tapi aku tak mampu membalas usikkan itu dan hanya melepaskan keluhan manja anak kecilku yang seakan menagihkan belaian yang lebih merangsangkan dari semua itu.

    “Emm.. Emm.. Ooouuhh..” itu sahaja yang keluar dari bibirku yang basah dijilat berkali-kali oleh lidahnya.
    Sekejap kemudian dia melajukan henjutannya. Dan keluhan ku kian semakin laju seperti tempo tekanan yang diberikan. Makin ianya laju, makin aku tak karuan. Bunyinya seperti enjin sangkut tetapi kuasa enjinnya Ferrari pulak. Bila uncle Rafie santak habis ke dalam, terasa pinggulku yang pejal dan empuk itu menganjal menolak pelirnya. Dan itu merangsangkan uncle Rafie untuk makin mengganas.

    Rambutku di tariknya kuat. Aku mengerang. Pinggulku diramasnya. Aku merengek. Pinggulku ditamparnya. Aku mengaduh. Dan kemudian..

    “Ahh ahh ahh ahh ahh.. Eieiikkhh..” aku mula mengejang dan menggelinjat sehingga kepalaku terlonjak ke belakang sedangkan kakiku kian rapat menjadikan kemutan farajku jadi sendat dan mengetat menggrip pelir uncle Rafie. Aku berada di kemuncak kedua. Tapi, uncle Rafie masih beraksi selamba.

    Sepanjang lima minit aku menikmati orgasm yang panjang tidak berhenti itu, uncle Rafie terus mengepam laju memberikan kepuasan batin kepada ku, kepuasan yang pertama kali aku nikmati dari bapa tiriku sendiri. Kepuasan yang dicapaiku adalah tahap optimum. Tiada bandingan. Batang pelir uncle Rafie masih basah digenangi kolam ku yang membasah oleh cairan keruh kenyal dari terbitan mata air berahi kemuncak indali dari dalam faraj ku.
    “Emm..” nafas aku lega semula tetapi masih lagi aku dapat merasakan keladatan kerana pergerakan konsisten bapa tiriku yang masih belum menunjukkan tanda-tanda kemuncak berahi jantannya. Aku semakin hilang kesabaran ingin merasai benih jantan bapa tiriku walaupun aku tahu akbiat yang bakal aku terima nanti. Aku ingin merasa bagaimana nikmatnya bila benih bapa tiriku bercantum dengan benihku pada masa dan pertemuan yang serupa. Aku ingin bila uncle Rafie terpancut, aku juga terpercik. Aku ingin uncle Rafie kejang, aku juga ingin erang sama. Aku mahu uncle Rafie menggelisah kerana aku juga ingin menggelinjat sama. Tapi aku malu hendak bertanya bila uncle Rafie akan kemuncak bersama-sama denganku.

    Perlukah aku berterus terang dengan uncle Rafie kehendakku?Agaknya bagaimana reaksi uncle Rafie bila aku inginkan dia sampai ke kemuncak syahwat bersama-saman denganku. Agak sesudah lega dari klimaks keduanya, uncle Rafie cabut kembali pelirnya. Kali ini aku tak terkejut. Dan tidak menghalang atau menahan. Sebab aku tahu aku akan menerimanya lagi.

    Perlahan-lahan aku merangkak. Dan kemudian berpaling kepada uncle Rafie yang tersenyum manja kepadaku. Pangkat bapa tiri bagiku, hilang seketika. Aku duduk merengkok dekat kepala katil. Tapi kakiku dilipatkan mengangkang selepas duduk di atas bantal. Melihat reaksi ku begitu, uncle Rafie faham dengan fesyen ku ini. Dan tanpa banyak kerenah terus memenuhi kekosongan ruang di antara celah kelangkangan aku yang kian memberontak.

    “Boleh?” Tanyanya sebelum mengasak masuk.

    Aku menggeleng sambil tersenyum penuh makna. Aku pegang batang uncle Rafie lalu ditarik naik ke atas. Uncle Rafie terdorong sehingga berdiri dengan batang pelirnya tersua ke mulut ku. Diasaknya perlahan sehingga aku dapat mencapai lidahku yang tajam ke kepala cendawannya.

    NGAP! Seinci tenggelam dalam mulutku. Dan aku menikmati jus-jus buah-buahan yang tadinya terpalit dari farajku ke batang uncle Rafie. Hmm.. Sedap rasanya bila air mani kami berdua dicampur. Tiada lagi perasaan geli untuk menikmati air jus hasil nafsu syahwatku bersama bapa tiriku ini.

    “Sedapnya Sue.. Emm.. Pandai Sue.. Sedut Sue.. sedut kuat sikit..” Uncle Rafie memberikan pujian perangsang kepadaku untuk memberi galakan berterusan yang sudahnya memberikan hasil yang baik kepada kaedah kuluman vakum yang ketat itu.

    “Mmm.. Mmm..” aku tiba-tiba terasa tercekik dan terbelahak bila kepala cendawan itu menutup tekakku sehingga menyukarkanku bernafas tetapi kemudian aku cuba adjust.

    Dan dapat menerima hampir tujuh inci itu dalam mulut, mencecah tekak ku. Uncle Rafie mengepam bila tangan ku penat. Bila kepalaku semakin lesu, uncle Rafie mengepam lagi bagi membantuku. Aku hanya perlu sedut vakum. Uncle Rafie cuba usahakan segalanya demiku.

    “Mmm..” aku rasa lemas.

    Kupandang tepat ke wajah bapa tiriku sambil menggeleng. Dicabut pelirnya semula lalu turun mencelapak antara celah kelangkangku.

    “Sue sudah basah lenjun ni..” usik Uncle Rafie sambil tersenyum.

    Farajku kebasahan dek kerana rasa berahi yang amat sangat. Tanpa banyak lengah, Uncle Rafie memacu batangnya ke arah lubangku. Pendayung direndam. Kemudian mulai diasak masuk semula ke dalam. Tapi aku terasa kurang selesa.

    “Kejap uncle..” rayuku sambil menahan dada tiriku.

    “Kenapa Sue?” Uncle Rafie manja sekali melayani anak tirinya ini. Minta apa saja pun pasti dibaginya.

    “Lenguh lah uncle..” aku beralih mendekati tebing katil.

    Pinggulku diletakkan betul-betul di tebing tilam. Kakiku terjuntai ke bawah sehingga tapak kakiku mencecah ke lantai. Aku menguak luas kelangkangku. Uncle Rafie turun ke lantai. Di lututkannya kaki mencium faraj milikku sepuas hati. Dijilat dan dikemamnya biji kelentit ku yang memerah, sebelum berdiri mengacu senapangnya semula. Aku menguak kaki luas-luas sambil menguak kelopak mawarku dengan jari tangan kedua belah menunjukkan pintu farajku yang sedikit terbuka.


    Slow-slow bapa tiriku meletakkan kepala cendawannya. Aku pula membantu dengan menggunakan tangan kiriku. Dipacukannya ke liang. Sehinggalah bapa tiriku menerjah ke dalam barulah aku melepaskannya. Masa Uncle Rafie mulai mengepam, aku memautkan tanganku ke leher Uncle Rafie. Merengkok badanku sambil ditujah laju oleh bapa tiriku dengan penuh nikmat.

    Tidak ada rasa yang lebih bagus dari pertemuan dua alat kelamin itu dalam posisi itu. Geselan kulit batang yang keras berurat itu dengan dinding faraj yang penuh menyimpan urat sensitif segala rasa geli dan berahi, membuatkan aku tak karuan haluan. Kepala cendawan Uncle Rafie juga menyimpan urat geli berahinya tetapi kematangan Uncle Rafie membuatkan dia mudah mengawal urat geli berahinya supaya tidak cepat membawa dia ke penghujung upacara.

    “Uncle.. Ooohh..” aku mulai berkata-kata dalam mimpi nyata.

    “Kenapa Sue..” Uncle Rafie merenung rapat matanya ke buah dada ku yang bergetar kencang selaras dengan kelajuan pelirnya yang mengepam.

    “Cepatlaa..” ringkas jawapanku.

    “Awal lagi sayang..” Uncle Rafie memujuk.

    “Sue tak tahan.. Uncle.. Hemm”

    “Hem?”

    “Sue nak sekarang..”

    “Sekarang? Takkan cepat sangat?”

    “Dahh.. sudah sejaamm..”

    “Tak suka lama?” Uncle Rafie cabut pelirnya lalu mengetuk ke biji kelentit ku untuk mengimbangi rasa sedapnya.

    “Nakk.. Tapi nanti buatlah lagii..”

    Uncle Rafie tersenyum.

    “Baiklah.. Kejap lagi.. Ya sayang” Uncle Rafie memasukkan semula pelirnya ke dalam farajku yang begitu mudah memberikan laluan itu, tetapi masih begitu sempit untuk digeledah oleh bapa tiriku.

    “Kita naik atas Uncle..,” aku mengajak bapa tiriku mengesot semula naik ke atas. Pelirnya tercabut semula. Aku naik menelentang menggalas punggungku dengan bantal. Uncle Rafie naik merangkak mencelapak tengah kelangkang.

    “Cantik..” puji Uncle Rafie melihat faraj ku. Tapi aku sudah tidak sabar.

    Jariku mengutil-ngutil biji kelentitnya dalam keadaan yang paling mengghairahkan
    “Please hurry.. Uncle..” cepat-cepat aku menarik tangan bapa tiriku.

    Uncle Rafie itu terdorong mendepang tangan antara rusuk kanan kiri ku. Aku merangkul pinggul Uncle Rafie dengan kakiku seraya memberi bukaan luas dengan jariku supaya batang pelir Uncle Rafie dapat menyelinap dengan mudah.
    “Lembut? Kasar?” Tanya Uncle Rafie.

    Aku hanya melayukan pandangan matanya. Kelopak mataku mengecil. Sedikit demi sedikit Uncle Rafie memainkan peranannya sekali lagi. Dia mengambil posisi sedap. Dengan kaki celapak katak, peha ku di atas pehanya, Uncle Rafie mula maju.

    “Ahh!!” aku mengerang manja menerima kemasukan batang Uncle Rafie.

    Liang farajku membuka perlahan. Seinci menjelajah masuk.

    “Uncle..” aku memanggilnya lemah.

    “Kenapa?” Uncle Rafie berhenti mengasak.

    “Sedaappnyaa..” aku melepaskan kelopak mawarku bila kelopak cendawan Uncle Rafie sudah ditelan oleh farajku yang tercungak tinggi atas galasan pinggul di bantal.

    “Lagi..” seinci lagi masuk, tinggal lima lagi. Aku cuba menahan geli bila Uncle Rafie menggentel biji kelentitku. Aku cuba menahan tangan Uncle Rafie dari meneruskan gentelen itu tetapi Uncle Rafie tetap beraksi bagi menerbitkan segera berahiku.

    “Masuklaah laagi..” aku merintih manja. Bibirku mengetap erat menahan rasa yang indah itu dari begitu cepat menghanyutkannya ke inderaloka.

    Seinci lagi menerjah. Tinggal empat inci lagi untuk memenuhi hajatku.

    “Padatnyaa..” aku menggelinjat menikmati asakan perlahan dan teratur dari peparangan terancang itu.
    Seinci lagi ditolak perlahan ke dalam. Aku dapat merasakan liang dalam kepunyaanku yang semakin mengecil itu kian menghimpit kebesaran kepala cendawan bapa tiriku. Tinggal tiga lagi. Faraj ku terasa semakin lincir.

    “Uncle.. Sue tak tahan uncle..” aku semakin mengeluh dalam. Keindahan ini tak mungkin dapat aku kecapi dari mana-mana lelaki.. Uncle Rafie menolak lagi seinci ke dalam membuatkan tinggal lagi dua inci..
    Aku terasa ingin mengemut tapi aku cuba menahannya. Batang pelir bapa tiriku terasa begitu besar lagi mengembang dan mengeras di dalam farajku. Terasa lebih besar dari yang tadi. Atau sebenarnya aku terasa begitu ghairah amat dengan nikmat yang hendak dicapai dengan Uncle Rafie sekejap lagi bersama-sama bila Uncle Rafie menyemburkan benihnya ke dalam farajku yang turut akan bersama memercikkan benih untuk ditemukan dengan benih Uncle Rafie

    “Santak uncle.. Dalam lagi..” aku merayu-rayu.

    “NAH!!”

    DUPP!

    “Aahh!!” Aku seperti orang yang kena hysteria bilabatang pelir bapa tiriku menyantak kuat lubang farajku ytang mengemut kuat.

    “Yeaasshh!!”

    CLOP! CLOP! CHLUP!

    Berdecap decip bunyi hempapan dan ganyahan batang pelir Uncle Rafie keluar masuk liang sempit ku yang kesat-kesat licin itu. Hangat dan merangsang.


    “Laju lagi.. Uncle.. Laju.. Dont give up!!” aku menjungkit-jungkit pinggulku hendak merasakan santakan yang lebih ganas.

    “Sempitnyaa..” ucap Uncle Rafie tak pernah merasa reaksi sebegitu rupa dariku.

    Aku sudah kemaruk sangat!! Aku tak sangka begitu indah sekali peperangan antara aku dan bapa tiriku. Lima inci tarik, enam inci membenam. Seakan tumbuh seinci. Tarik enam, simpan satu, masuk tujuh jadi lapan.
    “Uncle!!” aku mengejang serta merta.

    “Kenapa sayang..?” Uncle Rafie terus mengasak laju macam kereta lumba yang baru kena minyak pelincir baru.
    “Cepat uncle.. Sue tak tahan.. Help me please..” Milah makin tak tentu arah bila Uncle Rafie gigit puting buah dadaku dari sebuah ke sebuah.

    “Don’t do this to me!!” aku menjerit lagi. Agaknya rumah sebelah pun boleh mendengar jeritan kesedapan yang aku nikmati ni..

    “Relax..” Uncle Rafie memujuk.

    “No.. I can’t.. Please uncle.. Sue nak sekarangg!!” Aku memang sudah tak tentu arah lagi sebab aku sudah bertahan begitu lama.

    Aku menahan percikan benihku dari tadi. Aku menahan pancaran berahiku yang menggila dari tadi. Aku sudah semakin hampir ke pantai berahi yang indah. Cuma aku tinggal hendak terjun ke laut untuk berenang ke tepian sahaja. Tinggal Uncle Rafie untuk mengemudikan nafsuku ini.

    “Uncle.. don’t leave me alloonnee..!!” Aku menarik-narik kemasukan batang Uncle Rafie sambil merapatkan pehaku supaya laluan Uncle Rafie jadi lebih sempit.

    Asakan kian laju. Bantal galas dipinggul sudah terbang entah ke mana. Cadar sudah bersepah bertebaran ke lantai. Tidak ada apa lagi yang mahu diingati oleh kami berdua kecuali mengecapi kemuncak berahi mereka bersama-sama.
    “Suuee..” Uncle Rafie tak tahu hendak laju mana lagi.

    Gear lima sudah masuk. Sudah pun berpindah ke gear tinggi lori kontena. Sorong tariknya sudah hilang tempo. Peluh membasah di merata-rata menitik-nitik ke tubuh dan muka Milah. Peluh di celah kelangkang menambahkan kelinciran.

    “Unncclee.. Sue sudah nak hampir ni..” aku menggentel kelentitku yang kebasahan.

    “Sabar Sue.. Uncle jugaa..” Uncle Rafie sudah tak tahan sama terikut-ikutkan berahiku.

    “Cepat Unclee!!”

    “Sssuuee..!! Sempitnya lubang sue..” Uncle Rafie menindih badanku. Buah dada ku menjadi pelantar kusyen yang empuk di dada uncle Rafie.

    Dipeluk tubuhku sampai ke belakangnya. Lagi laju dia mengepam, lagi kuat pelukannya itu. Aku sendiri sudah mencakar-cakar Uncle Rafie di belakangnya dengan kuku ku yang panjang. Agaknya Uncle Rafie terasa calar dan melukakan. Tapi aku dapat agak Uncle Rafie sudah naik stim.

    Uncle Rafie juga semakin sampai. Kami berdua sudah dekat ke penambang. Laut bergelora kian kencang. Ombak yang memukul ke pantai berulang-ulang membanyak buih dan busa di tepian. Licin. Enak. Empuk.


    “Suuee..!” kerandut dakar Uncle Rafie berdenyut mengepam cairan benih yang likat dari kilangnya naik melalui salurnya.

    “Unccllee!!” aku mengemut kian kuat dan kencang. Badanku menggigil kuat akibat kesepana yang amat sangat.
    “Sue.. This is it..” Uncle Rafie bisik ke telinga sambil meneran.

    Faraj ku mengemut kuat. Rasa macam melekat. Rasa bergelen-gelen benih Uncle Rafie memenuhi ruang dan memancut di dalam.

    “Sue.. Uncle tak pernah rasa pancaran sebegini..” bisiknya ke telingaku.

    Aku tersenyum bila dia meluahkan isi hatinya. Aku pula seakan-akan menyedut-nyedut air mani bapa tiriku masuk ke dalam rahimku sesudah bertemu dengan percikan madiku sendiri. Basah seluruhnya. Tidak ada yang lebih basah dari mandian peluh dan mandian mani kami berdua.. Aku dan bapa tiriku tercungap-cungap kelesuan. Tak pernah dirasakan keladatan yang sebegitu indah.

    “Uncle.. Sedap nya.. You’re great..,”

    “Sue pun hebat walaupun this is your first time..” balas Uncle Rafie sambil pelirnya terus kekal keras terendam setelah habis melepaskan saki baki maninya dalam faraj ku. Kalau kena gayanya, aku bakal mengandungkan anak bapa tiriku sendiri yang akan menjadi cucunya.

    Walaupun aku bersikap enggan menyerah pada mulanya, tetapi dengan 1001 penyerahan yang wujud di lubuk hatiku, aku lihat Uncle Rafie sangat puas. Kita saling serah menyerahkan dengan keadaan yang sungguh mengasyikkan. Kali ini amat luar biasa. Kali ini berbeda dari yang pertama tadi. Amat luar biasa perkongsian kita. Amat nikmat bagi Sue yang menerima dan jelas juga-amat nikmat baginya yang memberi. Nikmat kita berdua. Untuk kita. Dalam aku mendakapnya erat-erat itu, tanpa aku sedar. Aku meletakkan muka ku ke bahu tengkuk Uncle Rafie. Seakan-akan tidak mahu melepaskan bapa tiriku.


    Waktu itu, kita seumpama sudah sebati. Kita terdampar!! Lesu.. Lesu. Tidak lagi bermaya lagi. Kini kita longlai. Kita terus berpelukan. Erat-erat. Perlahan-lahan, bagai angin kencang, suasana kembali reda. Uncle masih mendakap ku. Uncle balikkan tubuh ku telentang. Kita berpaut antara satu sama lain. Kita ingin sama-sama kembali ke dunia kita yang penuh sadar. Kita mahu sedar bersama. Kita mau seiringan kembali kedunia sebenar. Seiringan dalam dakapan yang penuh nikmat dan satu rasa. Batang uncle masih lagi dalam cipap ku.
    Uncle Rafie seakan-dalam keadaan terlena. Begitu juga diriku. Aku tidak tahu berapa lama aku dalam keadaan begitu. Umpama satu perjuangan, kita sama-sama seperjuangan. Kita sudah memenangi pertarungan itu. Sama-sama menang. Berjaya. Terhasil. Berhasil menikmati suatu keindahan yang tidak mungkin dapat diceritakan.
    Kita terlena dalam dakapan itu.. Berpelukan. Kita masih telanjang. Terkapai.. Terlena dan tertidur. Sebelum terlena, aku terfikir, bagaimana aku dapat melakukan hubungan asamara tadi? Uncle Rafie nampak cukup puas bersetubuh dengan Sue! Sue mencapai klimaks orgasma bertalu-talu. Kita benar-benar bersatu..!!

  • Video Bokep Asia cewek jepang cantik bulu memek lebat ngentot sampai becek

    Video Bokep Asia cewek jepang cantik bulu memek lebat ngentot sampai becek


    199020 views

  • Foto Bugil cewek eropa pirang Kailena di tepi kolam

    Foto Bugil cewek eropa pirang Kailena di tepi kolam


    2134 views

    Duniabola99.com – foto cwewk pirang yang bertoket gede Kailena bugil didalm kolam menampilkan memeknya yang temben dan tercukur rapi dan memiliki pantat yang bahenol.

  • Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda


    2814 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah.

    Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.

    Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.

    Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

    Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

    Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.

    “Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
    “Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.
    Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.

    Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.

    Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

    Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.

    Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur.

    Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.

    Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.

    Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

    Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

    Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.

    Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri.

    Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

    Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.

    Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya,
    “Sri, terima kasih, terima kasih..”

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Foto Ngentot Sydney Cole mengisap kantung bola sebelum dihantam oleh kontol besar

    Foto Ngentot Sydney Cole mengisap kantung bola sebelum dihantam oleh kontol besar


    1748 views

    Duniabola99.com – foto ibu pirang Sydney Cole cantik ngentot dengan pria kontol gede dan badan kekar yang menghantap keras kememeknya yang berwarna pink dengan berbagai posisi dan menembakkan sperma yang banyak diatas memeknya yang tembem dan tanpa bulu.

  • Foto Ngentot Gadis pirang muda Anna Ray memberikan pijatan pada dadanya sebelum menidurinya

    Foto Ngentot Gadis pirang muda Anna Ray memberikan pijatan pada dadanya sebelum menidurinya


    1733 views

    Duniabola99.com – foto gadis muda ngentoto dengan om om rambut putih dan melakukan adengan sex yang hot hingga merasa puas maximal diats ranjang hingga terkulai tidak bergerak.

  • Video Bokep Asia kotone amamiya pakai kimono ngentot threesome

    Video Bokep Asia kotone amamiya pakai kimono ngentot threesome


    2122 views

  • Hentai004

    Hentai004


    1958 views

  • Tante Nunung Menggoyangku

    Tante Nunung Menggoyangku


    3077 views


    Duniabola99.com – Kali ini saya akan menceritakan pengalam pribadi saya yang saya rasakan dan ini yang pertama kali juga merasakan hal nikmat alias mendapat kepuasan sex dengan tante sendiri, perkenalkan namaku Adit saya udah kuliah di salah satu kota perjuangan Surabaya, tapi dalam cerita ini terjadi saat saya duduk di bangku sekolah menengah ke atas.

    Hari itu saya sakit, jadi saya menitipkan surat ijin ke temanku sebab saya tak bisa berangkat ke sekolah. saya di rumah sendirian sebab Papa dan Mama sudah pergi ke kantor.

    Sebelumnya Mama pesan agar saya rehat saja di rumah, dan Mama sudah memanggil Tante Nunung untuk menjaga saya. Tante Nunung adalah adik dari ibuku, ia masih muda, waktu itu ia masih kuliah di jurusan keperawatan.

    Sehabis minum obat saya tiduran di ranjang. Efek dari obat itu membuat mataku terasa amat mengantuk. Dikala hampir terlelap Tante Nunung mengetuk kamarku. ia bilang,

    “Dit, sudah tidur?”

    Saya jawab dari dalam, “Belum tante!”

    Tante Nunung bertanya, “Kalau belum boleh tante masuk?”

    Saya pun membukakan pintu kamarku, saya sempat terkejut waktu melihat Tante Nunung. ia baru saja pulang dari aerobik, masih dengan baju senam ia masuk ke kamar. Melihat Tante Nunung dengan baju seperti itu, saya merasa keder juga. Toketnya yang montok seperti membuat baju senam itu tak kuasa untuk menahan kedua gundukan indah itu. Kemudian ia duduk di sampingku.

    “Dit, kamu mau saya ajari permainan nggak?” katanya.

    Tanpa pikir panjang, saya jawab, “Mau tante, tetapi permainan apa lha wong Adit baru sakit gini kok!”

    “Namanya permainan kenikmatan, tetapi mainnya harus di kamar mandi. Yuk!” kata tante Nunung sambil menggandeng tanganku dan menuntunku masuk ke kamar mandi.

    Saya hanya menurut saja. Kemudian ia mulai memelorotkan celanaku sambil berkata,

    “Wah, untuk ukuran anak SMA burungmu tergolong besar Dit.” Kata tante Nunung terkagum-kagum.

    Waktu itu saya cuma cengengesan saja, lha wong saya deg-degan sekali waktu itu. Lalu ia mulai membasahi kemaluanku dengan air, kemudian diberi sabun, lalu digosok-gosok. Lama-lama saya merasa kemaluanku semakin lama semakin mengeras. Setelah terasa kemudian ia membuka pakaiannya satu persatu.

    Ya, tuhan ternyata tubuhnya sintal banget, toketnya yang montok, dengan pentil yang tegang. Pantatnya padat berisi, dan memeknya yang merah muda dengan rambut kemaluan yang lebat.

    Kemudian ia berjongkok, setelah itu ia mengulum kontolku. Dadanya yang montok ikut bergoyang, membuat dada dan nafasku semakin memburu.

    Saya cuma bisa memejamkan mata dan menikmati setiap kuluman dan jilatan dari tanteku itu. Kemudian tanpa sadar tiba-tiba naluriku bergerak, tanganku mulai meremas-remas dadanya, sementara tanganku satunya turun mencari liang memeknya. Kemudian saya masukkkan jariku, ia meritih,

    “Aakhh… Adit!”

    Saya semakin panas, kulumat bibirnya yang ranum, saya nggak peduli lagi. Setelah bibir, kemudian turun saya ciumi leher dan akhirnya saya kulum punting susunya. ia semakin merintih,

    “Aakhh… Adit terus Dit!”

    Saya nggak tahu berapa lama kami di berada kamar mandi. Lalu tahu-tahu ia sudah di atasku.

    “Adit kini tante kasih akhir permaianan yang manis, ya?” bisiknya.

    Lalu ia meraih kemaluanku yang sudah tegang sekali waktu itu. Kemudian dimasukkan ke dalam memeknya. Kami berdua sama-sama merintih,

    “Akhh…!! Lagi tante… lagi tanteee.” Kataku.

    Lalu ia mulai naik turun, toketnya yang bergoyang-goyang membuatku semakin bernafsu. Tanganku pun tak bisa menahan untuk meremas kedua benda kenyal itu selagi tante Nunung masih asyik mengocok kontolku dengan memeknya yang terasa hangat itu. Tante Nunung terus menggoyangkan pinggulnya sembari saya mengulum, menjilati, dan mengisap toketnya.

    “Gimana Dit, enak kan?” kata tante Nunung diiringi desahan-desahan kecilnya.

    “Enak banget tante” jawabku singkat sembari melanjutkan memainkan toket tanteku itu.

    Semakin lama genjotan tante Nunung pun semakin cepat. Sampai akhirnya saya merasa seperti ada yang meletus dari kontolku, saya tak kuasa menahan untuk memuncratkan cairanku di dalam liang memek tante Nunung. Kemudian kami sama-sama lemas. Setelah itu kami mandi bersama-sama. Waktu mandi pun kami sempat mengulanginya beberapa kali.

    Setelah itu saya pun jadi ketagihan dengan permainan sex, dan sejak saat itu saya sering melakukannya dengan tante Nunung, entah itu di kamarku, di sebuah hotel, atau cuma di dalam mobil. Dalam satu minggu kami bisa 2-3 kali bermain dan pasti berakhir dengan kepuasan sebab Tante Nunung pintar membuat variasi permainan sehingga kami tak bosan.

    Tetapi setelah Tante Nunung menikah saya jadi kesepian. Kadang kalau baru berharap saya cuma bisa dengan pacar aku, Ema. ia juga punya nafsu yang besar, tetapi dari segi kepuasan saya kurang puas, mungkin sebab saya sudah jadi peliharaan tante-tante atau mungkin Tante Nunung yang begitu mahirnya sehingga bisa memberikan apa yang saya mau.

  • Cerita Sex Ngeseks Dengan Sahabat Bokap

    Cerita Sex Ngeseks Dengan Sahabat Bokap


    12527 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Ngeseks Dengan Sahabat Bokap ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Hai para pembaca cerita dewasa perkenalkan namaku Bica aku wanita umur 28 tahun kata orang tubuhku proposional dari tinggiku 169 cm dan berat badanku 56 kg ukuran payudaraku 36B didukung dengan wajah cantikku berkulit putih, memang aku dulu sering jadi SPG dalam acara pameran mobil jadi bisa dibayangkan secara singkat tentang diskripsiku.
    Aku sudah mempunyai suami namanya Roni umurnya lebih tua dari aku 2 tahun, sementara ditahun ini kami memang sepakat untuk menunda momongan dulu, kalau masalah seks kehidupan kami baik baik saja, Suamiku bisa dibilang Hypersex malah bisa jadi dalam sehari minta jatah 3 kali.

    Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Roni bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Roni harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.
    Dan mulailah cerita ini ketika Roni mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Faiz dari luar kota. Pertama diperkenalkan Faiz langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih.

    Faiz cukup tampan gagah dan kekar. Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Roni memutuskan agar Faiz tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami.

    Faiz tidur di kamar persis di seberang kamar kami. Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Roni datang bisa langsung bercinta.

    Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Roni bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Faiz muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Roni yang membelakangi Faiz dan aku juga tidak tega menghentikan Roni. Daftar Poker

    Akhirnya ku biarkan Faiz melihat kami bercinta tanpa Roni sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Faiz melihat tubuh telanjangku ketika Roni melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.

    Cerita Sex Ngeseks Dengan Sahabat Bokap Setelah kejadian itu Faiz lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku. Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Roni benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Roni bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Roni.

    Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH.

    Bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Faiz pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. ceritasexdewasa.org Sebelum berangkat aku dan Roni sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Faiz mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Roni orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan.

    Dan Faiz mengetahui hal itu. Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Roni dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Roni berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu. Daftar Poker

    Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Faiz .

    “Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Faiz

    “Ah bisa aja kamu BFaiz”,balasku tersipu.

    Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Faiz meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.

    “Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut.

    Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi.
    Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Faiz meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Faiz telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Faiz yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan.

    “Faiz apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Faiz..lepas..!”,rontaku tapi Faiz tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.

    Faiz terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Faiz mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku.

    “Faizz..hentikan Faiz aku mohon..tolong Faiz..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Faiz terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu.

    Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku.

    Ketika Faiz sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Roni memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Faiz terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Roni yang tidak melihat kami dan meninggalkan Faiz dengan G-string hitamku.

    Cerita Sex Ngeseks Dengan Sahabat Bokap Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.

    Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Roni mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Faiz.

    Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Faiz, diperjalanan dia hanya mengakatakan

    “Maaf Bica..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah.

    Tanpa sadar ternyata Faiz telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’,

    “Bica aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Faiz telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya.

    Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku.

    Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?

    ”Faizz..lepaskan aku Faiz..ingat kau teman suamiku Faiz..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Faiz terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.

    “Ahhhh?Faizz..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak. Daftar Poker

    Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang

    “Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati.

    Sepuluh menit kemudian Faiz mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Faiz di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Faiz terkulai di atasku.

    “Maaf Bica aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Roni pulang hingga pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang Roni dan Faiz berpamitan untuk nerangkat ke kantor.
    Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Faiz ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Roni sangat mempercayainya maka dia izinkan Faiz pulang sendiri.

    Faiz masuk dengan kunci milik Roni dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya,

    “Faizz..kenapa kau ada di sini?” tanyaku,

    “Tenang Bica suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam

    “Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku.

    Cerita Sex Ngeseks Dengan Sahabat Bokap Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Faiz di dalam kolam.
    Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Faiz ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.

    Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku.

    Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya?

    “Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Roni. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang.

    Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk.

    Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku.

    Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Bica..ahh” bisiknya ditelingaku.

    Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya.

    Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku

    “Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam,

    “Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Faiz lah yang berteriak panjang,

    “Kau hebat Bica..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku.

    Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.

    Setelah Roni pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Roni dapat memberikan kepuasan padaku.

    Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku.

    Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Bica..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk?

    Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.

    Aku yakin Faiz juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu.

    Cerita Sex Ngeseks Dengan Sahabat Bokap Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Faiz. Tampak samar-samar Faiz keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.
    Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Faiz mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.
    Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus.

    Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Faiz, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Faiz dan langsung mengunci pintu dari dalam.

    Faiz sangat terkejut “Tyas..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Roni ada di kamar seberang.

    Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Faiz hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Faiz tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot.

    Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Faiz yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.

    Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Faiz yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Roni yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang.

    Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Faiz masuk ke dalam vaginaku

    “Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku.

    Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Faiz dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras

    “ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Faiz duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.

    Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam. Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Roni mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Faiz dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara.

    Kudekap erta Faiz seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Faiz merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.

    Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Faiz membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Faiz mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Faiz merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya.

    Cerita Sex Ngeseks Dengan Sahabat Bokap Dan Faiz langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Faiz.

    Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Faiz dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku.
    Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Faiz dengan menaik turunkan pantatku. Daftar Poker

    Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Faiz diketuk Roni, “Faizz..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Roni.

    Langsung saja Faiz melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar.

    Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku. Faiz dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat terkejut melihat Faiz telanjang,

    ”Sedang apa kamu Faiz” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku.

    Faiz hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..”

    Dasar Roni dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi.

    Setelah Roni keluar, Faiz kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Bica buka pintunya..sudah aman”.

    Begitu aku buka pintunya Faiz langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku.

    “Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Faiz melahap buah dadaku dan putingku.

    Sepuluh menit berlalu dan goyang Faiz semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama

    “Faizz lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku

    “Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan.

    “Faizzz..,” desahku tertahan.

    “Ahhh Bica..kau hebat..” demikian katanya.

    Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul.

    “Terima kasih Faiz..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Roni tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Faiz di sekujur buah dadaku.

    Cerita Sex Ngeseks Dengan Sahabat Bokap Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Roni tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Roni berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Faiz.

    Kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Faiz. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Faiz sedang menatap kami dari kamarnya.

    Dan saat Roni sedang asyik berenang kulihat Faiz memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.

    ”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Roni, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.
    Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Faiz. Di sana Faiz sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya.

    “Gila kamu Faiz..bisa ketahuan Roni lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku

    “Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Faiz sambil mencium leher belakangku.

    Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Faiz menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku,

    “Gila kau Faiz, Roni bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Roni yang benar-benar sangat menikamti renangnya.

    Di kamar Faiz pun aku sangat menikmati sentuhan Faiz.

    “Bica kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang.

    “AHH..Faiz..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Roni tidak akan mendengarnya.

    Langsung saja Faiz memaju mundurkan penisnya di vaginaku.

    ”Ahh.. Faiz lebih kencang..fuck me Faiz..puaskan aku Faiz..penismu sungguh luar biasa..Faiz aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Roni.

    Faiz mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,

    ”Bicaa..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Roni melihat sejenak ke kamar Faiz maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya.

    Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan

    “Teruuus Faiz lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Faizzz”, teriaku.

    “Aaakuu juga Bicaa..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan.

    Cerita Sex Ngeseks Dengan Sahabat Bokap

    Cerita Sex Ngeseks Dengan Sahabat Bokap

    Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Roni yang tidak menyadari kejadian itu.

    Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Faiz.

    Pernah suatu saat ketika akhirnya Roni mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun.

    Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Faiz sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang.

    Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku,

    “Faizz kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Faiz kudapatkan gairah terpendamku selama ini.

    Akhirnya ketika proyek kantor Roni selesai Faiz harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Faiz menyempatkan bercinta kembali.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Petite Megan Rain surprised by huge dick

    Petite Megan Rain surprised by huge dick


    1784 views

  • Fuck girlfriend and cum on leg

    Fuck girlfriend and cum on leg


    1828 views

  • Kisah Memek Mengobati Rasa Kesedihan Mama Bagian Dua

    Kisah Memek Mengobati Rasa Kesedihan Mama Bagian Dua


    5044 views

    Duniabola99.com – Sore harinya , kembali pintu rumah diketuk..,”Selamat sore Pak Ar” kata pak dino didepan pintu , setelah saya mempersilahkan Pak Dino duduk , tiba2 mama muncul dengan pakaian terus tanpa lengan bahan kaos warna biru benhur…membuat lekuk tubuh mama yang putih mulus sangat jelas tercetak dibalik baju kaosnya , kulihat Pak Dino terkesima karena kecantikan dan keanggunan Mama.. lalu melihatku.


    “Ma!! ini Pak Dino yang papa sering ceritakan dan Pak Dino !!, ini isteriku ” kataku singkat bersandiwara memperkenalkan Mama kepada pak Dino, “Jadi Pak Ar!!, sudah… “,”Betul Pak Dino, kami menikah 2 bulan sebelum ketempat tugas ini” kataku memotong,”Pantasan Pak Ar banyak diam dikantor dan tidak pernah tergoda dengan cewek perusahaan…!!” jamin Pak Dino kepada Mama, dan mama hanya tersenyum manis sambil menutup bibirnya dengan jari2 yang lentik dengan muka merona.

    Kami bertiga bercerita kurang lebih 2 jam..yang paling berkesan adalah pesan Pak Dino pada mama ”Ibu…, sebaiknya menetap saja disini Bu Arman , sampai melahirkan anak pertama atau merawat kehamilan Ibu diudara yang segar ini sampai akan melahirkan, Kami tidak yakin Pak Arman dapat bertahan membujang.. Serius Bu… disini Bu Arman!! (Pak Dino memanggil Bu Arman Kepada Mama) dalam setahun udah lebih selusin karyawan bujangan menikah dengan penduduk setempat yang cantik , putih dan manis lagi ” Mama makin merona…kayak anak perawan..sambil menyandarkan kepalanya dibahuku dengan manjanya..membuat Pak Dino terkecoh habis.

    Acting mama sebagai isteri Manja didepan pak dino membuatku semakin menyayangi mama dan nekat, apa toh salahnya.. aku sebagai anaknya juga akan membahagiakan mama bila perlu menggantikan fungsi papa… dari pada orang lain yang .. yang.. akan menggantikan tempat papa…rasanya tidak rela. dan mama hanya terdiam entah apa yang dia pikirkan ,sekali-kali melirikku..sepertinya ada rasa cemburu… atau bangga .. hanya mama yang tau

    Hari pertama berlalu , waktu memasuki malam ke2, kami kesulitan tempat tidur , tempat tidur yang ada hanya satu itupun sangat kecil untuk kami berdua…, apa boleh buat , mama kuberi kesempatan tidur terlebih dahulu ,lagi pula masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan..ntar kalo mama sudah lelap , selanjutnya saya akan tidur disampingnya atau dibawahnya atau tidur disova kedingianan seperti malam kemarin.

    Mama telah siap dengan pakaian peraduannya, baju tidur sutra putih transparan bercorak burung dara..yang dipakainya sangat seksi, sangkin transparansnya baju tidur mama, BH dan CD yang mama kenakan tampak jelas tembus warna aslinya yaitu merah maron berenda, wow..walaupun hanya diterangi dengan lampu redup, mama kelihatan sangat cantik dan… dan..sangat merangsang siapun yang melihatnya..,

    sangat romantis suasananya, apalagi membayangkan tidur seranjang dengan mama…mmm…mm…tidak ada orang ketiga kecuali setan..yang membuatku berpikiran yang aneh2 terhadap mama kandungku……….. Mama tidak curiga apa yang kupikirkan, mungkin Mama hanya melihat kesulitanku..masalah tempat tidur “Kenapa tidak minta satu lagi tempat tidur sama pak dino” kata mama memberi solusi ,”Masa sich suami isteri tidur pisah didaerah dingin kayak gini??” jawabku,

    “OK deh sayang…, kalo uda ngantuk , Ar..boleh tidur disamping mama” kata mama percaya diri sambil sedikit menggeser kekiri, melihat tingkah laku mama itu, timbul lagi kebanyolanku “Sepertinya Anak pertama mama nantinya seorang laki-laki” kataku menimpali penawaran tempat mama,”Ia Donk!!, Anak mama yang pertama kan Kamu Ar!!” kata mama sekedar menjawab, “Bukan itu maksud Ar.. Ma!!, itu lho kata Pak Dino Ibu Arman sebaiknya melahirkan anak pertama di kamp ini” kataku mencontoh ucapan pak Dino ngeledek mama, “Kenapa laki-laki?? “tanya mama masih berlagak oon…”

    Mama kan bergeser kekiri berarti papa tidur di kanan ntar naiknya ke Mama dari kanan donk!!..ha..ha..kan hasilnya anak laki”,tiba2 tiba mama dengan manjanya menyerang dan memukulku dengan bantal dan kubiarkan mengenai kepalaku”Aduh sakit ma! sayang!!” kataku semakin menggoda, “Kamu nakal Ar!!, siapa yang mau melahirkan anakmu” kata mama sambil meyerang yang kedua kalinya,

    tapi kali ini saya tidak beri kesempatan mama memukulku walaupun hanya dengan bantal, Kutangkap lengannya dan lengan kiriku menarik pinggangnya ketubuhku, dan mama terjerambab dalam pelukannku.., mama berusaha melepaskan diri, mama kuterkam dibibirnya dan menggendongnya kepembaringan…,


    Seperti dua kejadian yang lalu…sewaktu mama tertidur dipangkuanku dalam perjalanan, serta kedua kalinya sewaktu mama kupeluk dari belakang di dapur , mama berupaya berontak melepaskan diri, tetapi kali ini mama tidak melalukan perlawanan atau upaya melepaskan diri yang berarti.., sepertinya hanya suatu gerakan manja yang malah makin merangsang birahiku….seperti gerakan anak perawan yang malu2 kucing,

    Alangkah bahagianya aku ..Seandainya..seandainya Wanita cantik yang kupeluk ini adalah isteriku…., isteri yang akan melahirkan anak2ku…,pikirankupun makin kotor “Ar…Ar…goblok!!, bukankah wanita dalam pelukanmu sekarang ini adalah isterimu..walaupun hanya dalam sandiwara??, dan…dan…Ar bego!!, Hanya kamu berdua anak Ibu yang tau, lagi pula Mamamu telah bersedia menjadi isterimu, gauli lah dia..

    kasihani Ibumu..ini kesempatan emas bagimu Ar!!, dia juga sangat merindukan belaian laki-laki sepertimu…oh..Ar!!!, jangan sia-siakan wanita yang sangat cantik ini..Ar…”…kubaringkan dan kutindih tubuh mama diranjang yang sempit , memang mama malam ini sangat istimewa, cantik seksi dalam pakaian tidurnya.., dan kepalanya terjurai dipinggir tempat tidur siap menerima terkaman, kini nekat dan tekatku sudah bulat… ” Ar…. Mamamu.. .. itu.. sudah siap kamu setubuhi Ar…” bisik setan di benakku ,

    kucoba mencium lehernya , tidak ada reaksi perlawanan… turun ke buah dadanya , mama hanya menggeliat…sambil mencakar cakar dan menarik baju kaosku..hingga sobek… sewaktu mulutku mulai menggelitik…kedua putingnya .. kebawah…turun keperut sampai kebawah pusatnya…persis menggigit halus gumpalan daging diatas pubisnya walaupun masih dibalik baju tidurnya , mama mengerang…gigitan halus ditempat ini membuat mama kesurupan, entah kenapa. .”Ohhhchh..Ar..jangan siksa mama…sayang!!” keluh mama seperti nada meminta.

    “Ar.. Sayang sama mama…sayang banget…seperti papa menyayangi mama” balasku sambil melucuti baju tidurnya.. dan mamapun telah memberi peluang.. “wow…. mama bersedia kusetubuhi dengan rela ” …pikirku , ditambah lagi Mama juga aktif melucuti celana pendekku. dan dengan kerja sama yang sangat cepat kami berdua telah bergumul berpelukan menjadi satu dalam keadaan bugil…sewaktu usahaku ingin memasukan pionku yang sangat kenyal dan tegang kevaginanya yang juga mulai berlendir …mama berusaha meregangkan selangkangnya ..”tapi Ar…inikan tidak boleh kita perbuat…”kata mama ragu..,

    belum selesai ucapan mama ,cluppp…chesss..”ouww…achhhgg..!!,”mama kan udah jadi isteriku “, rintihan mama dan erangan birahiku pun menjadi satu sewaktu kepala pionku membelah vagina mama yang sudah berlendir hangat…dan sewaktu mama memainkan otot vaginanya…meyebabkan pionku kelelap…terjepit dan terhisap kedasar vaginanya…, ditambah kocokanku yang mengaduk biru vaginanya…diimbangi goyangan pinggul mama memutar dan naik turun membuat kami berdua…lupa segala-galanya…

    Mama tidak sempat menanggapi lagi ucapanku yang terakhir,…”Sakit Ar…ohhhh!!” , keringat birahi telah melumuri tubuh kami berdua , dan entah berapa lama pergumulan kami, anak dan ibu..menyebabkan bantal dan seprei bercampur lendir berhamburan dan berantakan..tiba2 mama berada diatasku dan duduk diselangkangku dengan pionku tetap berkubang divaginanya, sambil menarik tubuhku untuk duduk dan menyedot putingnya..kiri dan kanan..dan mama pun asyik menggoyangkan pinggulnya naik turun…menyebabkan saya tidak tahan lagi….Ohh…., Mama!!…, Ar tidak tahan lagi….”Ya..ya…ochhhhh…ai….mama juga menikmati sayang” erang mama,.


    akhirnya mamapun mencapai langit ketujuh dengan menegang…dan vagina mamapun berdenyut ikut memeras lendir yang tersemprot..dari pionku…, tak ada setetespun yang tercecer..diisapnya semua, dan kamipun makin mengencangkan pelukan…sambil menikmati sisa birahi…berciuman, berpelukan …lemas …dan mama pun tersenyum nikmat….tertelungkup diatas tubuhku..dengan masih mengayomi pionku di vaginanya.

    “Kamu nakal Ar!!” kata mama tersenyum sambil menggelitik dadaku dengan jari-jarinya..”Abis mama cantik sekali sich!!” balasku juga menggelitik gundukan daging diatas pubisnya,”owwwhhh..jangan digelitik disitu sayannngg” teriak mama sambil mengencangkan pelukannya, hah!! rupanya disitulah kelemahan mama..pantasan dengan gigitan halus dipubisnya membuat mama rela kusetubuhi.

    Setelah beberapa saat keringat dan lendir yang melumuri tubuh kami mulai mengering…mama tiba2 bangun menuju kamar mandi , tetapi saya menahannya “Baring aja dulu ma!! sayang”, kataku sambil mengecup bibirnya, ” Mama mau cucian, kalo tidak salah hari ini mama lagi masa subur..,Mama tidak mau mengandung benihmu” kata mama tetap berkuat untuk ketoilet,

    ”Ma!!, kalo hanya sekali kemungkinan 99 persen pasti jadi walaupun mama cuci bersih ,tapi kalo 2 kali kemungkinan 99% tidak jadi” kataku merayu sambil membalikan badanku sehingga mama sekarang terlentang dibawahku…sambil meraba gundukan daging diatas pubisnya yang ditumbuhi ranbut tempat kelemahan mama, Pionku yang tadinya mulai mengkerut..kini mengeras dan tegang kembali , apalagi sewaktu tangan mama mulai meramasnya dan mengarahkan ke vaginanya sambil berkata..

    ”terserah kamu Ar…owww!!”, Pionku kembali mengaduk vagina mama yang kedua kalinya..dan mamapun sangat tangkas menggoyangkan pinggulnya melingkar dan naik turun..sambil kedua kakinya melilit kakiku.., tidak sampai disitu..mama juga aktif mencium mulutku bergantian menarik kepalaku dan membawa kedadanya…sepertinya buah dada mama ingin dilemot dan dielus juga..

    Ternyata pada babak kedua ini, mama sangatlah agresif dan ganas..mungkin pelampiasan dari birahinya yang terpendam sepeninggal papa, dan sayapun tidak ragu2 lagi, menyantap suguhan utama dari mama yang telah merawatku 20 tahun..sungguh nikmat dan tidak pernah saya bayangkan bahwa..wanita yang melahirkanku dan sempurna dalam paras maupun tubuh..juga sangat sempurna dalam bercinta,terlebih lagi dalam gayanya meminta digendong sambil melingkarkan kakinya dipinggangku agar pionku tidak terlepas dari vaginanya, dan melemot kedua buah dadanya bergantian dengan mulutnya sambil dionjot onjot.

    Model ini sangat menguras tenaga kami berdua, dan mama meminta untuk bersegera , perlahanan-lahan kuhampiri sofa disudut ruangan dan duduk dimana mama kududukkan diatas selangkangku berhadapan , mama membuang kepalanya kebelakan memberikan kesempatan agar kedua buah dadanya kuhisap dan satunya kuremas..

    crot…crott…auuuww achhh….desah mama kesurupan setelah mencapai orgasme yang kedua..dan akupun ..memburu dengan mengocok vaginanya dengan tumbukan pionku menggetarkan seluruh tubuhnya termasuk buah dadanya…ohhhhh….mamaku….terimalah persembahan anakmu…achhhhhhhhh…..dan mama hanya terdiam mendesis….Lama sekali kami berdiam berpelukan sambil duduk berhadapan..menikmati hangatnya birahi…”Kamu hebat melebihi papamu Ar”..sapa mama tersenyum puas.., kukecup mulut itu…. sebelum mama meminta digendong kekamar mandi…

    Setelah mama membersihkan lendir yang ada diselangkangnya dan mungkin juga yang ada divaginanya sampai dimulut rahimnya, khawatir ada spermaku yang masih melekat yang bisa membuahi mama menjadi hamil,mama kembali berbaring sisiku..masih dalam keadaan telanjang bulat dengan sedikit menindih tubuhku..

    ”Ar… waktu malam pengantin dengan papamu dulu..” mama tiba2 ragu melanjutkan kata2nya, “Kenapa Ma!!?, Papa cuma mencumbu mama 2 kali Kan??” kataku menggoda dan mama hanya mengangguk malu ,”Lalu Mama hamil kan??!”, kembali mama hanya mengangguk… “Kalau begitu Ar..mau cukupin mencumbu mama 3 kali malam ini supaya tidak hamil” kataku sambil menindih dan mencium mama.., mama tidak menolak dan malah balas menyedot ciumanku…


    sekaligus membuka selangkangnya dan memberi kesempatan kepadaku untuk menyetubuhinya untuk yang ketiga kalinya….Tidak ada kesulitan memulai ronde ini,karena justru mama yang empunya inisiatif. hanya saja waktu yang kami gunakan lebih lama dari 2 ronde sebelumnya, mungkin karena pionku terasa sedikit kram..atau lendir yang sudah banyak tersemprot…menyebabkan orgasme agak lambat atau karena kami berdua lebih banyak beroral seks dalam posisi 69.

    Keesokan harinya, matahari pagi telah bersinar menembus masuk kekamar, pagi2 sekali mama terbangun dan membuka jendela agar udara segar menggantikan udara birahi yang menyelimuti kamarku semalam…mama sudah mandi dengan membasahi rambutnya..kini rambut yang indah itu diurai sebatas bahu, seperti yang sering dilakukan sampai 3 tahun lalu…mama sudah berdandan tipis.. walaupun masih menggunakan sepasang pakaian dalam BH dan CD bewarna pink berenda.. dan berkaca didepan meja rias..

    Baru kali ini kulihat benar2 bahwa tubuh dan paras mama sangat sempurna…layaknya bidadari yang menjelma jadi wanita yang sangat cantik ,anggun dan seksi, jantungku berdecak kencang…” harus…, mama harus jadi isteriku ….dan melahirkan anak anakku.., tidak perduli apapun tanggapan orang dan apapun yang akan terjadi…, kenapa harus bercape2 mencari isteri seperti Mama, mama kan juga seorang wanita..

    lebih cantik dari gadis perawan yang pernah kulihat, Perlahan lahan kuhampiri mama dari belakang..dan mama pun mengetahui kedatanganku dari cermin didepannya, sehingga mama tidak kaget sewaktu aku memeluknya dari belakang…, mama mengangkat sedikit dagunya memberikan luang untuk mencium lehernya..dari samping..serta mengaktifkan tanganku menelusuri bawah BHnya untuk meramas kedua buah dadanya..

    Mama menggeliat dan bersandar didadaku..,tangan kirinya menyusup di CDku diantara selangkangku, “Ai…sepertinya pion ini gak tidur semalam ya sayang” kata mama sambil menggenggam halus pionku yang sudah tegang.., “Abis Mama gak keloni tadi subuh.., sepertinya dia menuntut haknya..Ma!!” kataku sambil memopong tubuh mama yang mungil kemeja kerja yang ada diruang itu.”Kok disini sayang” kata mama protes,

    “Buat suasana baru Ma!!” kataku sambi membaringkan mama diatas meja dan menekuk kedua lututnya seperti posisi hendak melahirkan…, perlahan lahan kusapu dan kusimak buluh2 yang menutupi pubis dan bibir vaginannya , dengan sedikit melebarkan liang vagina mama dengan jari2 lalu mulai kujilati clitorisnya yang entah sejak kapan memerah dan berlendir..mama menggelinjat dan menyambak rambutku…dan menanamkan mukaku kedalam vaginanya…

    seakan akan vagina ini akan menelan mukaku…, kuakui mama cepat sekali terangsang apabila menyentuh pubisnya, kuikuti kemauan mama dengan menyedot clitorisnya…, membuat mama berteriak histeris..,auhhhh..achgg…erang mama ” mana pionmu sayang…mama pingin melumatnya”,kali ini saya tidak mengikuti keinginan mama, pionku langsung kosodokan ke vaginanya…dan dengan dorongan dan kocokan yang sangat kuat…

    sampai sampai teh dan berkas yang ada diatas meja ikut berhamburan…tetek mama bergoyang ikut pula irama kocokanku namun tidak lama karena segera kedua tangankupun bermain diputingnya sambil meramas…mama makin gelagapan…dan kesetanan…”mama mengencangkan vaginanya “oh sayang…jangan dikeluarin di memek mama…, mama pingin menelannya…ohhchhh…”pinta mama kesurupan.


    begitu merasakan hampir bersamaan klimaks mama…, sayapun merubah posisi dan naik ke meja membawa selangkangku kewajah mama dan menjongkok menjilat vaginanya dan akhirnya mama memainkan pionku kedalam mulutnya sekaligus memeras lendir lendir yang tersemprot dan ditelannya sebagian dan sebagian disapuhkan ke lehernya…buah dadanya dan pionku…

    Pertarunganku kami kali ini sangat meguras tenaga..mama sepertinya kehabisan tenaga sampai sampai tidak bisa bangun dan berdiri, terpaksa dengan sisa tenaga yang ada maksudnya akan menggendong mama ketempat tidur tidak kesdampaian dan mamapun saya baringkan dilantai dan sayapun tertelungkup diatasnya tubuhnya..

    Mulai saat itu..dan hari2 berikutnya akan kubahagiakan Mama sebagai wanita yang telah melahirkanku dan dan…mengambil sepenuhnya tugas Papa….

    Demikian pula Mama.., tidaklagi memanjakanku sebagai anak satu2nya…tetapi lebih dari itu…setiap hari membuatkan masakaan kesukaanku dan melayaniku dari A sampai Z termasuk di ranjang yang sempit itu.

    Selama 3 minggu pertama layaknya pengantin baru selama saya dirumah rasanya tidak pernah tubuh kami tidak bersentuhan, mama tak henti2nya memperbaiki dan merapikan tempat tidur kami yang selalu berantakan…dan berlumuran lendir.., mama tidak pernah mengeluh..walaupun ia kurang tidur dan istirahat untuk melayaniku…, kecuali kemarin mama mempertanyakan siklus haidnya “seharusnya mama haid seminggu lalu ” kata mama cemas,

    “Haid mama terlambat karena capek ma!, dan kurang tidur, mungkin perlu lebih banyak ditidurin” kataku ngeledek, mama hanya tersenyum “Mama tidak mau mengandung benihmu sayang!!, Mama akan gugurkan, malu dongk hamili tanpa suami”,” lho , Pak Arman kan suami Mama” kataku singkat, “itukan hanya sandiwara, disini, tapi diluar sana kamu kan anak mama” kata mama ,

    “Yang tau kan cuma kakek dan nenek dikampung serta Mama, tetapi di sini semua orang tau bahwa mama kan isteriku” kataku menjelaskan, sekali lagi mama hanya terdiam sejenak “tetapi mengandung benihmu itukan sangat tabu” protes mama,”bukankah bersetubuh antara anak dan ibu kandung juga sangat tabu, tetapi kita kan sudah melanggarnya, dan ternyata sangat membahagiakan, ia kan Ma!!”, mama mengangguk

    “Memang sich waktu dalam perjalanan kamu ganggu mama rasanya sangat meyakitkan…, kok diganggu anak sendiri, tetapi setelah kamu setubuhi mama pertama kalinya..ternyata perasaan mama agak lain ya!!, mama makin sayang sepertinya perasaan itu sama yang mama berikan kepada papamu dulu”, kata mama curhat dan panjang lebar, “Berarti mama bersedia menjadi isteri Ar??” tanyaku mengharap cemas,


    ”Bukankah selama ini kamu sudah menganggap mama adalah isterimu??,lagi pula 3 minggu ini kan mama sudah melayanimu sebagi suami mama” kata mama sedikit memelas..paksa,”aih.. ! Sepertinya mama tidak rela menjadi isteriku” kataku sedkit merajuk,

    ”Mama rela dan mulai saat ini mama bersedia kamu setubuhi kapan saja kamu mau tetapi ada satu permintaan mama yaitu mama belum siap mengandung benihmu” kata mama mulai terisak…, tetapi perasaanku agak lain…kata mama belum siap..artinya nanti suatu waktu mama akan siap mengandung benihku…oh..mamaku , isteriku yang cantik…engkau sangat mulia..dan tidak sampai hati rasanya mendesak mama terius menerus…biarlah keadaan yang akan menyesuaikan nya nanti,

    “Gini aja ma!!, inikan mama baru terlambat satu minggu atau 7 hari…, kalau hanya keterlambatan haid, begitu mama haid kita kembali kejakarta untuk pasang Kontra sepsi dan kembali lagi kesini , tetapi kalau mama ternyata hamil, mama harus tinggal sementara disini merawat kandungan mama, Ok!??”,”tapi..tapi…setelah melahirkan anakmu…Ach!!” mama tidak bisa melanjutkan kata2nya,

    ”Mama khawatir tidak ada surat nikah untuk ngurus akte lahirnya kan???”,mama hanya mengangguk cemas,”tidak masalah..ma!!, kita minta duplikat akte nikah di catatan sipil disini, kalu mereka tidak percaya dan tidak mau memberikannya ya!!..kita nikah aja di CCTN sipil bereskan ma!!” sekali lagi urusan kayak ginian mama hanya berdiam dan sangat mempercayaiku… .sebagai pengganti papa…, saya selalu memeluk mama sewaktu kami saling curhat..dan hampir selalu diakhiri dengan..kondisi kami telanjang berpelukan , sekalipun hujan lebat dan Angin dingin meniup mencekam dibulan Desember…