Author: Kisah Memek

  • Kisah Memek hubungan lesbian bersama pramugari dan ibu kost

    Kisah Memek hubungan lesbian bersama pramugari dan ibu kost


    2554 views

    Duniabola99.com – Aku adalah mahasiswi disebuah universitas swasta di kota S, nama initialku Rus, dan aku pernah mengirimkan cerita Rahasiaku kepada situs ini. Awal mula aku mengalami Making Love dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual, aku mengalami percintaan sesama jenis ketika usiaku 20 tahun dengan seorang wanita berusia 45 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam Rahasiaku.

    Wanita itu adalah Ibu Kosku, ia bernama Tante Maria, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kosku, tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya, walaupun Tante Maria sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju. Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah.

    Hingga suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,
    Hmm.. ia sudah datang, gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu.


    Lalu pelan pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Maria menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Maria sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu. Ketika Tante Maria menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat. Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Maria, ia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Maria menjilati leher dan turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati tubuhnya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya. Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidiku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua.

    Dadaku masih bergemuru. Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka lakukan. Kupegangi liang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tibatiba semua gelap dan ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang.


    Aku mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Maria memperkenalkan pramugari itu kepadaku,
    Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu.
    Kusorongkan tangan kepadanya untuk berjabat tangan dan ia membalasnya,
    Hai, cantik namaku Vera, namamu aku sudah tahu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik.
    Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab dengan antusias juga,
    Hai, Kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam.
    Dan ia mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan Tante Maria kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh Tante Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya.

    Tiba-tiba Tante Maria memecahkan kesunyian,
    Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, dan bila ada telpon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana.
    Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit kemudian Tante Maria pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan pertanyaan kepadanya,
    Kak Vera, rupanya sudah kos lama disini.

    Dan Vera pun menjawab, Yah, belum terlalu lama, baru setahun, tapi aku sering bepergian, asalku sendiri dari kota Y, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini.
    Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 26 tahun. Tiba-tiba ia menanyakan hubunganku dengan Tante Maria. Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Maria sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja, karena Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria sudah merupakan hubungan percintaan.

    Aku pura-pura kaget,
    Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian, kataku.
    Vera menjawab, Entahlah, aku tak pernah berhasil dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, untung aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan dengan Tante Maria, walaupun Tante Maria bukan yang pertama bagiku, karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.
    Kini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya,
    Mengapa kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku.
    Dan Vera menjawab, Karena aku mempercayaimu, aku ingin kau lebih dari seorang sahabat.
    Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku.


    Ia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksa baju kaosku, bahkan ia merobek baju kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya.

    Kulihat Bra hitamnya menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas braku seraya meremas-remas payudaraku. Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu. Kudengar ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah kudengar. Kunikmati lekuklekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Vera di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Maria kepadaku. Entah karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara tubuh Vera menegang dan Vera menjambak rambutku, ia seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya.


    Ketika sedang asyik kurasakan tubuh Vera, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Vera yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Vera secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku. Aku tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Vera mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Aku benarbenar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Vera kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Maria. Vera menghisap klitorisku, aku tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Maria meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu.

    Kini giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Vera masih mengoral klitorisku, sementara Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidahlidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Vera menjelejah pahaku dan lidah Tante Maria mulai menjelajah bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sementara Tante Maria mengulangi apa yang telah dilakukan Vera tadi, dan kini Vera berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Maria. Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, dan Vera menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif. Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah. Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku.

    Theresia Mariana Susanti, Pramugari Cantik Pesawat Presiden

    Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimanamana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Vera, dan wajah anggun Tante Maria, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu.

    Pagi datang dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Vera dan Tante Maria. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lamalama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sementara tangan Tante Maria membelaibelai daerah sensitif Vera. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Vera yang memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benarbenar membolos masuk kuliah.

    Harihari berlalu dan kami bertiga melakukan secara bergantiganti. Ketika Vera belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Vera, dan ia pun merasa begitu. Malam sebelum Vera bertugas aku dan Vera menyewa kamar hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benarbenar tanpa nafsu. Aku dan Vera telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam pertama bagiku dan bagi Vera, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok.


    Entah mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Vera membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Vera di kos Tante Maria. Walaupun aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Maria, tetapi saat pembayaran kos, Tante Maria tak ingin dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain.

  • Kisah Memek Hubungan Sex Dengan Anak Majikan

    Kisah Memek Hubungan Sex Dengan Anak Majikan


    2616 views

    Duniabola99.com – Begitu masuk dalam keluarga ini aku sudah menaruh hati pada mas Dimas, anak tunggal dari majikanku ini. Memang benar aku hanya seorang asisten rumah tangga atau lebih tepatnya pembantu rumah tangga yang datang dari kampung, dengan bermodalkan ijazah SMU aku masuk dalam penyalur tenaga kerja sebagai asisten rumah tangga dan aku bersyukur karena belum genap dua bulan aku sudah di tarik keluarga ini.


    Namaku Ani sebenarnya banyak orang yang bilang kalau wajahku mirip dengan artis yang sekarang lagi naik daun. Dengan wajah cantik di tambah kulitku memang putih bersih banyak yang bilang kalau aku bukanlah seorang pembantu, bahkan pernah teman mas Dimas yang baru datang dari kampusnya dan main ke rumah ini terperanjat melihatku dan bilang pada mas Dimas.

    Dengan berbisik ” Wah… saudara kamu cantik banget Dim…. ” Aku sempat melihat tatapan mas Dimas padaku tapi aku langsung menghindar dengan langsung menuju dapur, lalu ketika aku menyuguhkan minuman pada temannya tadi, kembali dia bilang dan kali ini langsung padaku ” Boleh kenalan tidak…?” Aku hanya tersenyum lalu mengangguk terus berlalu dari hadapan mereka.

    Hal itu bukan kali pertama aku mendapat perhatian seperti itu, tapi sudah beberapa kai dan ke tika mereka tahu kalau aku seorang pembantu ada saja perilaku mereka. Ada yang tambah nakal menggodaku tapi ada juga yang langsung menghindariku dan menjaga sikapnya, seolah malu jika berteman denganku sehingga aku bersikap acuh pada mereka meskipun terkadang mereka membahas tentang cerita sex.


    Kemudian datang aku dengan membawa minuman serta cemilan ringan buat mereka. Dan yang membuat aku semakin suka pada mas Dimas dia selalu meminta temannya untuk berhenti menggodaku padahal dia sendiri kurang banyak bicara padaku, tapi aku sering melihat status mas Dimas dalam sosial media.Tanpa dia tahu kalau aku juga memiliki akun tersebut dengan nama berbeda.

    Karena internet juga aku tidak lagi tabu terhadap cerita sex, karena akupun sering membukanya dalam akun cerita dewasa. Sehingga meskipun tidak pernah melakukan adegan seperti di dalam cerita sex tapi aku sudah mengetahui banyak tentang hal itu. Malah terkadang aku sering membayangkan melakukan hal itu dengan mas Dimas sebagai cowok yang sering berada dalam ingatanku.

    Hari ini aku melihat mas Dimas membawa teman ceweknya dan akupun merasakan sakit dalam hatiku. Dan aku hanya bisa menumpahkan kekecewaanku pada status akunku, bahkan aku menangis sejadi-jadinya kala itu, aku benar-benar kecewa jika harus melihat mas Dimas bermesraan dengan cewek itu. Dengan berat hati aku membawakan mereka minuman di dalam ruang kerja papanya.

    Ketika aku masuk dapat aku lihat kalau mas Dimas sedang berada di depan laptop sedangkan sang cewek berada di belakangnya. Aku tidak lama berada di ruangan itu, dengan berat hati akupun menangis menuju kamarku sampai-sampai aku tidak sadar kalau saat itu berdiori seseorang di pintu kamarku tapi aku tetap saja menangis sambil rebahan di tempat tidurku.


    Tiba-tiba ada tangan yang meraba pundakku, aku tersentak kaget lalu akupun menoleh saat itulah aku melihat mas Dimas di depanku “Mas.. dim….” Aku tidak kuasa untuk tidak memeluknya saat itu juga aku peluk tubuhnya dan aku merasa senang bukan main karena diapun membalas pelukanku. Bahkan mas Dimas mendaratkan ciuman hangatnya pada kedua pipiku yang terlihat malu.

    Kamipun saling melumat dengan mesra bahkan dengan lembutnya tangan mas Dimas memegang daguku untuk dia angkat agar dapat dengan leluasa mencium bibirku. Akupun memejamkan mata menikmati setiap sentuhan yang dia berikan padaku ” OOOoooouuggghhh…… oooouuuggggghhhh…. aaaaaggggggghh…. aaaaagggghhh.. ” Desahanku terdengar karena nikmat juga di sentuh mas Dimas.

    Akupun pasrah tanpa memikirkan apapun lagi, karena aku tahu mamanya tidak pernah masuk dalam kamarku. Tiba-tiba mas DImas melepas pakaianku dan aku menutup mataku ketika diapun melepas pakaiannya, tapi ketika aku merasa di selangkanganku ada sesuatu yang menonjol akupun membuka mataku dan kala itu aku melihat kontol pertama kalinya dekat dengan tubuhku.

    Kembali aku memejamkan mata dan dengan lembut mas Dimas merebahkan tubuhku sambil terus mencium seluruh tubuhku sambil terus memberikan sentuhan pada area sensitif tubuhku ” Ooooouuugggghh…. ooooouuugggghhhh… oooouuuugggghhh….. aaaaaggggghhh… aaaaaggggghhh… nikmat sayang… ” Desahan mas Dimas di atas tubuhku dan aku suka hal itu.


    Layaknya pemain dalam adegan cerita sex mas Dimas terus menggoyangkan pantatnya padaku ” OOoooouuuggghh… aaaaaaggggghh…. aaaaagggghhh… aaaaggghhh…. aaaaggghhhhh… eeeeuuuummmpphhhhgg….. aaaaggghgh.. ” Terasa begitu nikmat di setiap aliran darah dalam tubuhku dan semakin cepat mas Dimas menghentakan kontolnya hingga berulang kali padaku.

    Akupun tidak sanggup menahan kenikmatan yang di hasilkan oleh goyangan ini. Tanpa malu aku dekap tubuh mas Dimas hingga dia tidak dapat bergerak dengan tubuhnya namun aku masih merasa nikmat juga, karena dia tetap menggoyangkan pantatnya dengan keras hingga seakan melesat jauh kedalam memekku seperti dalam adegan cerita sex yang sering aku baca.

    Ketika mas Dimas lama juga menggoyangkan pantatnya dengan keras akupun mengerang begitu juga dia ” OOouuwwww… aaaagggghhhh….. aaaaaaggghhh… sa.. yang… aa. ku… sudah…. aaaagggghh… ” Terasa ada yang mengalir dan meleleh di dalam memekku, dan aku suka dengan itu hingga akhirnya aku merasakan getaran dalam tubuhku rupanya akupun mencapai klimaks kala itu.


    Tubuh mas Dimas langsung terhempas di sampingku dengan nafas yang masih terngah-engah, dia menatap wajahku. Dan kini tanpa malu lagi aku peluk tubuh mas Dimas yang masih telanjang bulat, dengan tubuh yang sudah basah oleh keringat yang mengucur dari tubuhnya. Sejak saat itulah kami sering melakukan adegan layaknya dalam cerita sex tanpa ada orang lain yang mengetahuinya, tidak terkecuali orang tua mas Dimas.

  • Kisah Memek Hubungan Terlarang Dengan Keluargaku

    Kisah Memek Hubungan Terlarang Dengan Keluargaku


    4275 views

    Duniabola99.com – Sebut saja Namaku Ani, mahasiswi tingkat tiga di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung. Aku dan saudaraku empat bersaudara, aku anak nomor tiga.
    Kakakku yang paling besar, Mbak Ine sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di Jakarta. Kakakku nomor dua, Mas Doni bekerja di Batam, dan adikku Toni yang paling bungsu masih kelas satu SMU negeri di Bandung.


    Pertama kali aku melakukan hubungan seks dengan kakakku nomor dua saat aku masih kelas dua SMU. Saat itu kakakku sedang cuti dan pulang ke Bandung, aku sangat senang sekali. Kami bertiga pergi ke Cipanas dan kami menyewa sebuah pondokan di sana. Malam harinya saat aku sedang tertidur lelap di kamarku, aku merasa ada sesuatu di kemaluanku. Mula-mula rasanya enak sekali seperti ada yang membelai dan menghisapnya, tetapi tiba-tiba rasanya sangat sakit seperti ada yang menekan dan berusaha masuk, dan kurasakan juga seperti ada yang sedang menindihku.

    Saat aku membuka mataku, aku melihat kakakku sedang menindihku dan berusaha memasukkan batang kemaluannya, aku mencoba berontak tapi tenagaku kalah kuat.

    “Mas Doni jangan, aduh sakit Mas.., sakit..!”

    “Ah diem aja dan jangan coba teriak..!” kata kakakku.

    Malam itu kegadisanku diambil oleh kakakku sendiri. Tidak ada rasa nikmat seperti yang kubaca di buku, melainkan rasanya sakit sekali.

    Aku hanya bisa pasrah dan menahan sakit di bagian liang kewanitaanku saat kakakku bergerak di atas tubuhku. Gerakannya kasar seperti ingin mencabik-cabik tubuhku. Aku hanya bisa menangis tersedu-sedu. Saat kulihat tubuh kakakku mengejang dan kurasakan ada sesuatu yang hangat menyemprot ke dalam liang senggamaku, semakin hancurlah perasaan hatiku.

    Pagi harinya aku hanya terdiam di kamar, karena tubuhku rasanya lemas dan sakit. Saat kakakku mengajakku pergi, aku hanya memalingkan wajahku dan menangis. Sore harinya kakakku masuk ke kamarku, dia minta maaf atas kejadian semalam dan berusaha untuk memperbaikinya, tapi aku hanya diam saja. Malam harinya kakakku datang lagi ke kamarku. Nexiabet

    Aku sangat ketakutan, tapi dia hanya tersenyum dan mencoba mencium bibirku, aku kembali berontak. Aku memaki-maki kakakku, tapi dia tidak peduli dan kembali mencium bibirku sambil meremas payudaraku, lama-lama aku menjadi terangsang karenanya. Dan malam itu kembali aku dan kakakku melakukannya, tapi lain dari malam yang kemarin, malam ini aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan kami melakukannya dua sampai kali.

    Sebelum kakakku kembali bekerja di Batam, saat mengantar kakakku di Bandara, aku meminta hadiah perpisahan darinya.

    Di kamar mandi Bandara kami melakukannya lagi,
    “Ah Mas Doni.., terus Mas.. akh..”
    “Akh Ani, kamu cantik sekali, akh… Ani, Mas Doni mau keluar, akh..!”
    “Ani juga Mas.., akh… Mas, Ani keluar Mas.., akhh..!”

    Mas Doni memelukku erat-erat, begitu juga diriku. Setelah beberapa saat kami berciuman dan kembali lagi ke ruang tunggu dengan alasan habis dari kantin beli makanan. Aku hanya bisa menangis saat Mas Doni pergi, tapi aku juga sangat bahagia dengan hadiah yang diberikannya.


    Sejak saat itu aku seperti ketagihan dengan seks, dan untuk melampiaskannya aku hanya dapat melakukan masturbasi di kamar mandi.

    Aku sudah punya pacar dan kami melakukannya sampai sekarang, tapi aku jarang merasakan kenikmatan seperti yang kudapatkan dari kakakku. Dan saat adikku mulai beranjak dewasa, aku melihat sosok kakakku, tapi adikku lebih tampan dan gagah bila dibandingkan dengan kakakku. Aku sering merasa terangsang, tapi hanya bisa kutahan dan lagi-lagi hanya bisa kulampiaskan dengan jalan masturbasi. Entah berapa lama aku bisa menahan keinginan untuk melakukannya dengan adikku.

    Sampai suatu hari, saat orang tuaku sedang tidak ada di rumah, adikku baru pulang sekolah dan aku menyiapkan makan siang untuknya.

    Karena hari itu terasa panas, aku hanya menggunakan celana pendek dan t-shirt tanpa memakai BH. Saat adikku kusuruh makan, Toni menolak karena sudah makan di luar bersama teman-temannya, dan akhirnya aku makan sendiri, sedangkan adikku asyik berenang.

    Selesai makan aku buatkan jus jeruk dan kuantarkan ke kolam renang. Sambil meminum jus jeruk, aku melihat adikku berenang. Saat Toni keluar dari kolam renang dan duduk di sebelahku sambil meminum jus jeruk dan berjemur, jantungku berdetak semakin cepat dan aku sangat tidak tahan untuk memeluknya.

    Tidak kusangka adikku yang dulunya polos, sekarang sudah berubah menjadi seorang cowok yang gagah dan tampan terlebih lagi hobinya adalah berenang. Dadanya terlihat bidang dengan bentuk yang menggairahkan, tubuhnya atletis dan bisa kutebak kalau batangnya juga lumayan besar. Aku hanya dapat memandangnya, wajahnya ditutupi oleh handuk kecil yang digunakannya untuk mengeringkan tubuhnya. Aku sudah tidak tahan lagi dan aku tidak peduli apa yang akan terjadi. Aku membelai dada adikku dan Toni hanya menggelinjang kegelian.

    “Mbak Ani.., apaan sih..? Geli tau..! Kurang kerjaan, mendingan bikinin aku roti bakar…”

    Aku sedikit terkejut dan kucubit perutnya, Toni hanya tertawa.

    “Emang aku pembantumu, enak aja.” kataku agak jengkel.

    Aku sudah benar-benar tidak tahan, tanpa pikir panjang lagi kutindih tubuh adikku dan kulempar handuk dari wajahnya.


    “Mbak Ani mau ngapain sih..?” tanyanya.

    Tanpa sepatah kata pun langsung kucium mulutnya dan kuremas-remas dadanya yang bidang itu. Adikku sangat terkejut dengan apa yang kulakukan dan mendorong tubuhku. Aku tidak peduli, kucium lagi bibirnya dan kali ini adikku tidak bereaksi apa-apa dan mencoba untuk menikmatinya. Aku tahu kalau Toni mulai terangsang, karena kurasakan diantara kedua pahanya ada sesuatu yang bertambah besar.

    Kuciumi terus bibir dan lehernya, adikku sedikit kewalahan tapi Toni selalu mencoba membalas ciumanku walau terasa agak kaku.

    “Baru pertama dicium cewek ya..?” tanyaku.

    “Ah Mbak banyak omong, terusin aja Mbak..!” katanya tidak sabar lagi.

    Mendengar ucapannya aku jadi semakin bersemangat, langsung kubuka kaosku, dan adikku hanya bisa melotot melihat payudaraku yang cukup besar.

    “Wah susu Mbak bagus sekali, baru kali ini Toni melihat susu cewek.” katanya.

    Kusuruh Toni memegang dan meremasnya, “Aduh jangan keras-keras, sakit.. Coba sekarang kamu isep susu Mbak..”

    Lalu kusodorkan payudaraku ke mulutnya, Toni mengulum dan menghisap puting payudaraku, “Akh enak sekali Ton, sshs… akhh terus Ton.., enak sekali…”

    Kusuruh Toni berhenti, lalu kuciumi lagi bibir dan lehernya, kemudian kuturun ke dadanya dan kuciumi serta kugigit pelan putingnya, Toni hanya bisa mendesah lirih, “Akh.. enak Mbak, akhh…”

    Dengan tergesa aku turun kebawah, kulihat batang kejantanannya yang gagah sudah sedikit tercetak dan memperlihatkan kepalanya di celana renang adikku. Dengan penuh nafsu langsung kutarik celana renang adikku sampai ke lututnya.


    “Wah.., Ton punya kamu Oke juga nih, lebih bagus dari punya Mas Doni..”

    Adikku hanya tersenyum dan sepertinya tidak sabar dengan apa yang akan kulakukan. Aku pun lalu membuka celanaku dan sekarang aku telanjang. Toni bangun dari kursi dan duduk, lalu Toni meraba bibir kemaluanku, kemudian kusuruh Toni menjilati bibir kemaluanku. Toni kelihatannya kaget tapi langsung kutarik kepalanya ke arah kemaluanku, dan Toni mulai menjilati permukaan lubang senggamaku.

    “Akh.., Ton enak sekali terus akh… yaa disitu Ton, enak.., akhh… terus Ton terus akkhh…” desahku.

    Aku menggelinjang keenakan dibuatnya, rasanya enak sekali dan aku sangat suka jika ada yang menjilati kemaluanku. Aku sudah tidak tahan, kudorong tubuh adikku ke kursi lagi, kemudian kupegang batang kejantanannya dan kuarahkan ke liang senggamaku. Toni kelihatannya sedikit tegang saat kepala kejantanannya menyentuh permukaan bibir kemaluanku. Toni menahan nafas dan mengerang saat aku menekan tubuhku ke bawah, dan batang kejantanannya masuk seluruhnya ke liang kewanitaanku.

    “Akh… Mbak… enak sekali… hangat.. yeah… ayo Mbak terusin..!”

    Aku lalu bergerak, menggoyangkan pantatku ke atas dan ke bawah, dan kadang kuputar-putar, tangan adikku kusuruh meremas-remas payudaraku dan Toni sangat bernafsu sekali.


    Aku bergerak semakin lama semaki cepat, tanganku memegang paha adikku untuk tumpuan. Beberapa saat kemudian, nafas adikku mulau memburu dan gerakannya mulai tidak karuan, kadang memegang pantatku, kadang meremas payudaraku, dan aku tahu kalau Toni sudah hampir sampai dan berusaha menahannya.

    “Akh.. Mbak.., aduh… Toni mau keluar Mbak..!”

    “Tahan Ton.., Mbak sebentar lagi akhh..!”
    Semakin kupercepat gerakanku, aku mulai liar.

    Kuremas dadanya dan saat kurasa kenikmatan itu, aku menekan tubuh adikku, dan tubuhku menjadi tegang sambil kuremas paha adikku.

    “Toni nggak tahan lagi Mbak… akh… Mbak, Toni keluar Mbak akhh..!”

    Pantatnya terangkat ke atas seperti ingin menusuk kewanitaanku dan kurasakan semprotannya yang cukup keras beberapa kali di dalam rahimku. Begitu juga denganku, otot kemaluanku menekan batangnya dan kurasakan liangku semakin basah, baik oleh cairanku ditambah mani adikku yang menyemprot sangat banyak di lubang senggamaku.

    Tubuh kami basah oleh keringat, dan kemudian kupeluk tubuh adikku menikmati sisa-sisa kenikmatan tadi. Nafas adikku mulai teratur dan kurasakan batang kemaluannya mulai mengecil di liang kewanitaanku, namun pantatku masih tetap bergoyang di atas tubuhnya.

    “Mbak, enak sekali.., makasih ya Mbak, baru pertama kali ini Toni merasakan nikmatnya tubuh perempuan dan nikmatnya melakukan hubungan badan.”

    “Mbak yang harusnya makasih sama kamu, ternyata adik Mbak cukup hebat walau baru pertama kali, tapi Mbak sangat puas sekali dan Mbak pengen sekali lagi, bolehkan Ton..?”

    “Wah.., Toni juga mau Mbak..!”


    Kucabut batang kejantanannya dari lubang kewanitaanku dan kembali kurasakan orgasme saat mencabutnya. Batang kemaluan adikku sudah mengecil sekarang, tapi tetap telihat gagah. Toni lalu duduk di pinggir kursi dan aku kemudian menjilati batang kejantanannya, Toni kembali mendesah, “Ssshhh.., enak Mbak..!”

    Tangannya membelai rambutku dan kadang meremas payudaraku. Aku kembali terangsang dan batang kemaluan Toni dengan cepatnya kembali tegak dan kokoh. Aku lalu lari dan menceburkan diriku di kolam renang, Toni menyusul setelah membuka celana renang yang masih tertinggal di lututnya. Di kolam kembali kami berciuman, tapi sekarang Toni kubiarkan lebih agresif. Sambil duduk di tangga kolam, diciuminya bibir dan leherku, kemudian dihisapnya puting payudaraku.

    Kemudian kurasakan Toni berusaha memasukkan batang keperkasaannya, tapi selalu meleset. Aku hanya tertawa kecil, lalu kubantu dia. Kupegang batangnya dan kuarahkan ke kemaluanku. Toni hanya tertawa kecil dan kemudian dia menekan rudalnya ke sarangku. Toni lalu menggerakkan pantatnya dan memompa senjatannya keluar masuk liang surgaku, nafasnya juga mulai memburu. Aku menikmati tekanan yang diberikan Toni dan rasanya nikmat sekali.

    “Akh.., enak sekali Ton, yang keras Ton..! Akh..!”

    “Akhh Mbak.., kita pindah di kursi ya..? Di sini nggak enak.”

    Toni lalu mengangkat tubuhku, kulingkarkan kakiku di pinggangnya sehingga aku masih bisa bergerak walaupun Toni berdiri dan berjalan ke arah kursi tempat kami tadi.

    Di baringkannya tubuhku, lalu Toni mulai memompa batang kejantanannya lagi, semakin lama semaki cepat. Aku mengimbangi gerakakn Toni dengan mengerakkan pantatku ke kiri dan ke kanan, kadang kuremas-remas pantat adikku yang kenyal. Nafas Toni mulai tidak teratur.

    “Lebih cepat Ton.. akh..!”

    “Mbak.., Toni mau keluar Mbak, akh..!”


    Gerakan Toni semakin cepat, dan saat kulihat tubuh Toni mulai mengejang, kulingkarkan kakiku di pinggangnya. Toni menekan dan memasukan batang kemaluannya lebih dalam lagi.

    “Akh.., Mbak, Toni keluar Mbak, akhh.., Mbak.. ngeakhh…”

    Tubuhnya lalu rubuh di atas tubuhku. Tanpa mengeluarkan burungnya, kusuruh Toni berbalik dan aku mulai menggerakkan pantatku di atas tubuhnya. Batang kemaluan Toni memang mengecil, tapi lama-lama mulai mengembang lagi. Aku bergerak tidak karuan di atas tubuhnya, sampai beberapa saat kemudian aku orgasme, kupeluk erat-erat tubuh Toni. Setelah agak tenang, karena aku tahu kalau Toni belum keluar, kemudian aku turun dan mengulum batang keperkasaannya. Toni menggerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dan kadang menusuk ke dalam mulutku. Selang beberapa waktu kemudian, batang kemaluannya seperti mengembang di dalam mulutku.

    “Akh.., Toni keluar Mbak.. akhh..!”

    Maninya menyembur di dalam mulutku dan kutelan semuanya, kemudian kami berpelukan dan berciuman. Tanpa sadar kami tertidur di kursi, kepalaku kurebahkan di dadanya dan tubuhku di atas tubuhnya.

    Sore hari kami dikejutkan oleh suara klakson mobil dan kami buru-buru bangun. Aku memakai bajuku yang berserakan di pingir kolam dan Toni buru-buru mengambil celana renangnya dan berlari ke kamarnya. Saat makan malam, kakiku mengeranyangi kakinya dan jari kakiku menekan batangnya yang mulai mengembang. Kedua orang tuaku sedikit keheranan dengan kelakuan kami, tapi mereka tidak pernah tahu dengan apa yang telah terjadi di antara kami. Malamnya seusai makan malam aku langsung masuk kamar, begitu juga Toni.


    Tengah malam aku terbangun karena Toni menciumi bibirku dan malam itu kami melakukannya lagi.
    Sejak saat itu, secara sembunyi-sembunyi kami melakukannya, bahkan setelah aku menikah dengan pacarku, kami pun masih sering melakukannya, terutama saat suamiku sedang dinas keluar kota. Rahasia ini sampai sekarang masih kami pegang dan bahkan cinta gelap kami ini membuahkan putra pertamaku yang sekarang sudah berusia 9 tahun.

    Saat pernikahan Toni aku memberikan sebuah hadiah. Setelah malam pengantinnya, kami melakukannya di gudang belakang rumah saat semua orang sudah terlelap. Toni bilang walaupun istrinya sekarang masih gadis, tapi tidak ada yang menyaingi aku. Makanya suamiku sangat betah di rumah karena servisku yang sangat memuaskan, tanpa tahu kalau aku selingkuh dengan adik kandungku sendiri.

  • Kisah Memek Hutan Nikmat

    Kisah Memek Hutan Nikmat


    3380 views

    Duniabola99.com – Sebenarnya aku hanya mau jalan-jalan saja hari itu. Karena di rumahku suntuk, akhirnya kuputuskan untuk jalan-jalan di hutan sekedar refreshing. Setelah lama jalan-jalan dan hari sudah menjelang sore, hutan itu juga sudah mulai gelap, aku melihat ada sosok yang sedang berjalan ke arahku. Makin lama, semakin jelas ternyata dia wanita, kutebak umurnya tidak lebih dari 15 tahun, malah mungkin kurang karena tubuhnya masih langsing dan dadanya juga belum begitu besar. Dia memakai celana pendek dan T-shirt.


    Ya ampun, pahanya yang putih itu membuatku menelan ludah. Pasti dia anak orang kaya yang sedang berkemah atau menginap di salah satu villa yang ada di sekitar hutan ini. Aku tidak tahu kenapa dia bisa sampai masuk hutan, sendirian lagi, yang jelas aku tidak tahan kalau harus melepaskan kesempatan yang baik ini, karena aku kebetulan sudah lama tidak pernah merasakan bagaimana nikmatnya tidur bersama anak di bawah umur.

    Aku cepat-cepat merunduk ke semak-semak yang ada sambil menunggu dia lewat. Begitu dia lewat langsung kusergap dari belakang sambil menutup mulutnya, soalnya biar sudah malam tapi kami masih ada di pinggiran hutan, jadi aku tidak mau ambil resiko orang-orang mendengar teriakan anak ini. Sambil meronta-ronta, kubawa dia masuk lebih jauh ke tengah hutan. Kalau sudah masuk di dalam hutan, aku jamin tidak ada yang bisa dengar teriakan dia, soalnya orang-orang di sekitar situ percaya kalau hutan itu angker, padahal mereka tidak tahu kalau ada tempat seukuran yang agak lapang tempat aku biasa menyepi. Ketika aku sampai ke tempat pribadiku, ada sinar bulan purnama yang menerangi tempat itu, kebeneran juga soalnya sekitarku sudah gelap gulita.

    “Lepaskan! Lepaskan! Jangan Om!” dia langsung berteriak-teriak ketika mulutku lepas dari mulutnya. Om? Enak aja dia panggil aku Om, langsung saja aku kepalkan tanganku dan kupukul keras-keras di perut. Dia langsung tersungkur ke tanah sambil memegang perutnya dan mengerang. Tidak hanya itu, langsung kutendang punggungnya sampai dia berguling-guling menabrak batang pohon yang sudah roboh. Setelah itu kutarik rambutnya yang sebahu sampai wajahnya dekat dengan wajahku.


    “Sekarang dengerin anak kecil!” kataku pelan tapi pasti.
    “Aku bukan om elo, tapi elo sebaiknya jangan banyak tingkah, kalo tidak mau mati! aku hanya pengen ngajarin elo kesenengan yang belon pernah elo dapetin di sekolah elo! Tau?!” Dia hanya menangis sambil mendorong-dorongku, tapi tenaganya sudah lemah gara-gara kutendang tadi.
    “Jawab goblok!” bentakku sambil menampar pipinya berkali-kali sampai memerah.
    “Ampuun, ampun!” dia menjerit kesakitan karena tamparanku tadi. Aku langsung saja tidak buang waktu, dia langsung kudorong ke batang kayu roboh tadi, sambil kutindih, kutelanjangi dia. Mulai dari T-shirtnya terus celana pendeknya, kutarik BH-nya sampai putus. Terakhir kulepaskan juga celana dalamnya sekaligus sepatu dengan kaos kakinya. Akhirnya dia telanjang bulat sambil meronta-ronta karena tangannya kupegangi dengan tangan kiriku. Wow, kulitnya benar-benar putih mulus, dadanya belum begitu besar tapi sudah membulat, kemaluannya juga masih jarang rambutnya. Dia mengerang lemas ketika kuraba dan remas dadanya.

    “Hei, lo suka ya! Sabar aja entar aku tunjukin yang lebih enak!” aku melihat sekelilingku, dan aku akhirnya menemukan cabang pohon dengan diameter sekitar 5 cm. Dia sudah tidak bisa bergerak karena kesakitan gara-gara pukulanku, tapi untuk amannya kupukuli juga perutnya berkali-kali sampai perutnya membiru. Dia masih sadar tapi yang pasti dia tidak mungkin bisa bergerak untuk lari dariku.

    “Nah, enaknya aku mulai dari mana nih?” tanyaku pada dia.
    “Dari depan atau dari belakang?” dia hanya bisa mengeluarkan desahan sakit, sambil mengeleng-gelengkan kepalanya.
    “Aku mulai dari depan aja ya? Pasti lo masih perawan kan?”
    Selesai berbicara begitu, aku langsung mendorong cabang pohon tadi masuk ke liang kewanitaannya. Karena sempit aku sampai harus melebarkan bibir kemaluannya supaya cabang tadi bisa masuk sedikit. Dia merintih-rintih ketika cabang tadi mulai masuk sedikit demi sedikit. Aku terus mendorong cabang tadi sambil memutar-mutarnya. Dia langsung menjerit kesakitan ketika kulakukan itu. Itu yang aku ingin dengar dari tadi, batang kemaluanku langsung tegang sekali. Ketika dia menjerit sekeras-kerasnya aku merasa cabang pohon tadi tidak bisa masuk lebih dalam lagi. Lalu aku mulai menarik dan mendorong cabang tadi sambil memutar-mutarnya, yang pasti akan membuat dia lebih kesakitan kalau kudengar dari jeritannya. Kepalanya mengeleng-geleng sampai terantuk-antuk ke batang pohon tempat dia berbaring sampai memohon aku agar aku berhenti. Bodoh benar dia, tentu saja aku tidak akan berhenti.


    Setelah beberapa kali tusukan, cabang pohon tadi mulai berubah jadi merah, karena darah yang keluar dari kemaluannya. Ada juga yang meleleh keluar dan mengalir turun lewat pahanya. Aku terus menusuk-nusuk liang kemaluannya sampai sekitar 10 menit, sampai dia tidak bisa mengerang hanya bisa mendesah dan mengigit bibir kesakitan. Kulihat ada darah juga di sekitar bibirnya gara-gara digigit terlalu keras olehnya.

    Akhirnya aku tidak bisa tahan lagi, aku harus masukan batang kemaluanku. Langsung saja kubuka celanaku, kemaluanku langsung bergoyang-goyang tegang. Lalu kucabut cabang pohon tadi dari liang kemaluannya, kulihat bibir-bibir kemaluannya langsung menutup lagi, diiringi tarikan nafas anak itu. Karena aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kubalikkan badannya yang sudah lemah lunglai itu sehingga pantatnya menghadap ke arahku. Kubuka belahan pantatnya, kulihat lubangnya kecil sekali, wah dia akan kesakitan kalau kumasukan batang kemaluanku, tapi aku tidak perduli, yang jelas aku tidak bisa membayangkan bagaimana nikmatnya jepitan lubang itu. Sambil membuka belahan pantatnya kuarahkan kepala kemaluanku ke lubang kecil tadi, lalu kupegang bahu anak tadi erat-erat sambil mulai mendorong masuk.

    Ya ampun, sempit sekali, aku sampai meringis-ringis, dia juga mulai meronta-ronta begitu sadar apa yang telah kukerjakan di pantatnya. Tapi pelan-pelan, lubang tadi mulai membuka membuat batang kemaluanku mulai masuk sampai kepala kemaluanku dan terus maju pelan-pelan. Ketika kudorong kemaluanku, dia kembali merintih-rintih seakan-akan kehabisan nafas.


    Akhirnya dengan dorongan terakhir yang keras masuk juga batang kemaluanku ke lubang pantatnya. Lalu aku tidak menunggu-nunggu lagi, langsung saja aku maju mundur. Aku tidak pelan-pelan lagi sekarang, kugerakan pinggulku cepat dan keras. Sampai badan anak tadi terguncang-guncang, terdorong maju mundur. Kulihat dada dan perutnya mulai berdarah-darah karena bergesekan dengan kulit pohon yang kasar. Lama-kelamaan kemaluanku jadi kemerah-merahan, selain gara-gara sempit sekali, ada juga darah yang menempel ke batang kemaluanku. Sekitar 15 menit kugerakan pinggulku, darah yang keluar sudah ada di mana-mana. Sampai meleleh turun lewat pahanya ke tanah.

    Aku merasa aku akan keluar tidak lama lagi, begitu sudah hampir puncaknya, aku langsung mencabut kemaluanku dan langsung kutarik rambut anak itu. Dia langsung mengerang sakit, dan saat itu juga aku masukan kemaluanku ke mulutnya yang terbuka. Dia langsung tersengal-sengal karena kemaluanku masuk langsung masuk ke kerongkongannya, membuatnya sulit bernafas. Dia berusaha menarik kepalanya tapi tidak bisa, malah gara-gara gerakannya itu dan gesekan kemaluanku dengan lidahnya aku tidak bisa menahan lagi. Sambil mengerang kukeluarkan spermaku ke mulutnya langsung masuk lewat kerongkongan. Kulihat dia melotot ketika ada cairan ketal masuk ke dalam kerongkongannya. Kutahan kemaluanku di mulut anak itu sampai sekitar satu menit, sampai spermaku habis kukeluarkan ke mulutnya, ada juga yang kulihat meleleh keluar, mengalir lewat dagu, leher dan menempel di puting susunya.

    Akhirnya kutarik kemaluanku yang sudah mulai lemas dari mulutnya. Dia langsung tersungkur ke tanah dan muntah-muntah mengeluarkan isi perutnya.
    “Dasar lu goblok tidak tau barang enak!” kataku.
    “Muka lu kotor tuh, aku bersiin ya?” sambil berkata itu aku langsung kencing ke mukanya, air seniku membasahi seluruh wajah, rambut sampai dadanya. Langsung saja dia muntah-muntah lagi sampai lemas tidak berdaya, karena tidak ada lagi yang bisa dikeluarkan dari perutnya.


    Jamku sudah menunjukan jam 2 pagi, ketika aku kembali berpakaian. Aku hampiri dia yang tergolek lemas, kulihat air matanya mengalir terus walaupun dia tidak mengeluarkan suara tangisan.
    “Lu mau lagi?” tanyaku.
    Dia tidak bergerak hanya kulihat wajahnya yang pucat bertambah pucat lagi.
    “Ah, tapi punya lu udah rusak gara-gara ini. Aku jadi tidak nafsu!” kataku.
    “Lain kali aja deh!” kataku sambil menunjukan cabang pohon yang berlumuran darah ke wajahnya.

    Setelah selesai aku berbicara itu, langsung saja kupukul dadanya pakai cabang pohon yang kupegang, kupukul punggungnya, pahanya, kemaluannya. Kadang juga kutendang perutnya sampai dia tidak bergerak lagi, matanya melotot ngeri. Kuraba nadinya, ternyata masih ada denyutan. Aku langsung berdiri dan berjalan meninggalkan dia keluar hutan. Aku tidak peduli mau ada yang menemukan dia atau tidak, kalau dia tidak kuat dia bakalan mati juga. Lagipula siang nanti aku mau ke Jepang, jadi tidak ada yang bisa menemukan aku.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Hutang Kereta Bayar Badan

    Kisah Memek Hutang Kereta Bayar Badan


    2392 views

    Duniabola99.com – Pulang dari hospital petang itu Norida melihat ada sebuah kereta Honda Civic warna hitam berada di hadapan rumahnya. Kelihatan dua orang lelaki berada di dalam kereta tersebut. Hatinya berdebar-debar, bimbang sesuatu yang tidak baik akan berlaku kepadanya. Dalam hati dia berdoa agar benda-benda seperti itu terhindar dari dirinya. Bandar Colok


    Norida berhenti di depan pintu pagar rumahnya dan turun membuka pintu yang berkunci.Selepas pintu pagar terbuka luas dia kembali masuk ke dalam kereta dan memandu masuk ke porch rumahnya.Selepas handbrake ditarik dan enjin dimatikan,Norida membuka pintu untuk keluar.

    Sebaik saja pintu terbuka dan Norida melangkah keluar dia terkaku bila dua orang lelaki yang berada dalam Honda Civic telah berada disebelah keretanya.Kereta Perodua MYVI SE warna putih miliknya itu telah dibelinya enam bulan yang lalu.

    “Ini kereta puan?” Lelaki muda keturunan india itu bertanya sopan kepada Norida
    “Ya! Ada apa-apa yang tak kena?”Norida menjawab sambil bertanya kembali
    “Kami diarahkan untuk menarik kereta puan.Telah tiga bulan puan tak membayar ansuran”Lelaki india itu masih bersuara

    “Tak mungkin.rasanya bulan lepas suami saya bayar”
    Norida berasa hairan.kelmarin dia baru terima SMS dari suaminya mengatakan semua hutang telah dijelaskan.Kenapa benda seperti ini masih berlaku.Mungkin ada kesilapan dari syarikat kewangan tempat dia membuat pinjaman.


    “mengikut rekod syarikat kami puan tak bayar tiga bulan”.Lelaki india itu menunjukkan kertas penyata bayaran yang dikeluarkan oleh syarikat kewangan tersebut.

    Norida membelek kertas tersebut.Angka-angka yang tertulis di kertas tersebut nampaknya seperti betul.Kalau begitu telah tiga bulan dia ditipu oleh suaminya. Norida sedar dia memang bermasalah dengan suaminya sejak suaminya sedang angau dengan seorang aris muda.Suaminya sekarang sudah jarang pulang kerumah tapi suaminya berjanji untuk membayar semua hutang-hutang mereka.

    Norida yang baru bertugas sebagai jururawat disebuah Hospital kerajaan baru saja membuat pinjaman membeli rumah.Lebih seribu ringgit gajinya dipotong setiap bulan sebagai ansuran rumah didiaminya itu.Baki gajinya tinggal beberapa ratus saja kerana itu ansuran kereta yang berjumlah RM500 dibayar oleh suaminya.Segala-galanya berjalan lancar hingga suaminya tertarik dengan seorang artis muda yang sedang glamor.
    “Puan boleh bagi kunci kereta ini”


    Norida yang sedang mengelamun terkejut bila lelaki cina yang lebih tua bersuara. Dia menoleh kepada lelaki tersebut yang tersenyum kepadanya. Norida berfikir, jika keretanya diambil bagaimana dia akan ke tempat kerja. Fikirnya buntu.

    “Mari kita bincang didalam”

    Norida mengajak kedua tetamunya itu berbual didalam rumah. Dia rasa tidak selesa dilihat oleh jiran sebelah. Dia akan lebih tidak selesa jika jiran-jirannya melihat keretanya ditarik oleh penarik kereta dari syarikat kewangan. Malu, diamana akan disenbunyikan mukanya kalau jiran-jiran bertanya keretanya bila melihat dia berjalan kaki atau menaiki teksi ke tempat kerja.

    “Tak ada jalan lain ke nak selesaikan masalah ini?”Norida bertanya kedua tetamunya bila mereka bertiga telah bertada diruang tamu

    “Ini saja jalannya. Puan telah diberikan masa tiga bulan. Mengikut perjanjian kereta ini boleh diambil oleh syarikat kewangan”. Lelaki india itu masih bercakap lembut memberi penerangan.

    “Tapi sebelum ini saya telah membayarnya.Deposit pun saya bayar ribuan ringgit”. Norida cuba mempertahan haknya.

    “Betul puan,ini perjanjian sewa beli. Selagi belum selesai hutang puan, puan hanya menyewa saja kereta tersebut. Hak milik kepunyaan sayrikat kewangan”Lelaki cina yang lebih berumur mencelah.
    “Saya tak ada duit hari ini”


    Norida menjawab lemah. Dalam akaun banknya hanya ada RM250. Duit itu akan digunakan untuk makan dan membayar bil.suaminya yang sedang jatuh cinta kali kedua itu memang tak boleh diharapkan lagi.wang suaminya telah dicurahkan kepada kekasih barunya. Sudah lama nafkah zahir dan batinnya diabaikan oleh suaminya.
    “Kalau begitu kami terpaksa tarik kereta puan. Puan boleh setelkan perkara hutang ini dipejabat. Lepas tu puan boleh dapatkan semula kereta puan.

    Norida menjadi buntu. Betapa malunya dia kalau jiran dan rakan-rakannya tahu keretanya ditarik dan akan bertambah malu jika mereka tahu masalah rumah tangganya. Akan menjadi gosip dipejabat suaminya lari mengejar artis muda. Dia memang tahu mulut-mulut kawan-kawannya dipejabat bukan boleh dikawal. Hanya beberapa jam seluruh Hospital akan bercakap-cakap,apalagi melibatkan artis glamor. Norida tak boleh berfikir lagi.
    “Bagaimana jika saya bayar dengan ini.” Norida menepuk celah pehanya.

    Kedua lelaki tersebut terkejut dan terpinga-pinga dengan tindakan spontan Norida tersebut. Lelaki cina dan lelaki india tersebut berpandangan sesama sendiri. Sudah lama mereka bekerja sebagai penarik kereta tetapi belum pernah hutang kereta dibayar cara itu

    “Bagaimana Chong,boleh?”Lelaki india bertanya kepada kawannya.


    “Boleh ,tapi kami hanya boleh melengahkan bayaran. Tangguh satu bulan. Tapi puan tetap kena bayar bulan depan
    Norida telah habis berfikir. Diruang tamu itu juga pakaian seragam putihnya dilepaskan satu persatu. Dua pasang mata lelaki tersebut hanya melihat saja tanpa berkedip hingga akhirnya jururawat muda yang bertubuh padat dan berkulit cerah itu berdiri separuh bogel teteknya yang pejal masih dibaluti coli crim dan kemaluannya ditutupi seluar dalam warna crim juga. Norida duduk tanpa malu ditengah-tengah kedua lelaki tersebut di kerusi panjang
    Chong mendekati wanita cantik tersebut dan meramas buah dada Norida dari luar dan dengan lembut chong menaggalkan coli yang dipakai Norida. Terdedahlah sepasang gunung kembar yang padat dan mengkal itu. Kulitnya yang putih dan halus itu menarik perhatian Chong nafsunya mula bangkit. Chong meramas dan menghisap puting susu Norida bila saaja tetek cantik tersebut terdedah nafas jururawat muda kian kencang apalagi telah tiga bulan dia tidak mendapat belaian suaminya.

    Lelaki india yang bernama Ramachandran tidak mahu ketinggalan dia menepuk-nepuk dan mengusap tundun Norida, Norida mula mengeliat keenakan Norida ingin menyelesaikan projek itu secepatnya leher Chong dirangkulnya melihat tindakbalas dari wanita muda disampingnya itu Chong segerea merebahkan Norida diatas sofa. Rama segera menarik seluar dalam yang dipakai Norida dan tangannya mula merayap mengusap-usap faraj yang berbulu pendek dan bertundun tembam itu.


    Norida mengerang kelazatan apabila Chong mengentel dan menghisap puting susunya tangan Norida membuka tali pinggang dan butang seluar Chong,perlahan-lahan zip seluar Chong dilurut turun. Sebaik saja terlurut zip seluar Chong maka terhambur keluar zakar Chong yang mengeras dan berlendir dengan air mazi yang telah membasahi bahagian hujungnya.

    Norida terbaring diatas sofa panjang Chong dan Rama berlutut dia atas lantai sambil meneruskan kerja masing-masing jururrawat muda merintih sambil mengeliat kegelian bila biji kelentiknya dijilat rakus oleh Rama,Chong berlutut diatas lantai sambil menghisap dan meramas puting susu Norida,Norida mengeliat kegelian,mulutnya merintih Arrghh..urghh..ahh..ahh..ah…dan mengerag nikmat bila puting dan kelentiknya dihisap serentak air hangat makin banyak mengalir keluar membasahi kemaluannya.

  • Kisah Memek Ibu Dan Anak Ngewek

    Kisah Memek Ibu Dan Anak Ngewek


    52462 views

    Duniabola99.com – Kejadian diawali ketika Pak Widyo tugas meninjau ladang minyak baru di lepas pantai. Di rumah cuma ditunggui oleh Bu Ambar, Rudi dan seorang pembantu setengah baya Mbok Inah namanya. Seperti biasa, pada malam hari Rudi sedang belajar untuk menghadapi Ebtanas minggu depan.

    Ia tengah sibuk berkutat dengan soalsoal latihan ketika ibunya datang membawa makanan kecil untuknya sambil menenteng majalah.

    Rud, ini ada oleholeh dari Bogor tadi siang untuk menemani kamu belajar, kata ibunya sambil meletakkannya di atas meja belajar Rudi.
    Kapan Ibu datang, kok suara mobilnya tidak kedengaran, tanya Rudi sambil tetap memelototi soalsoal sulit di depannya.
    Baru saja Rud, ini ibu sudah pakai baju mandi mau mandi, jawab ibunya.
    Sambil menunggu air panasnya Ibu mau membaca majalah dulu di kamarmu, sambung ibunya sambil merebahkan diri di ranjang yang membelakangi meja belajar Rudi.
    Ya, boleh saja tapi jangan sampai ketiduran nanti malah nggak jadi mandi, timpal Rudi.

    Singkat cerita Rudi kemudian berkonsentrasi lagi dengan belajarnya. Akhirnya setelah hampir 1 jam ia merasakan matanya mulai lelah, ia memutuskan untuk tidur saja. Sewaktu Rudi beranjak dari kursinya dan membalikkan badannya, tatapannya terpaku pada sosok tubuh montok yang teronggok di atas ranjangnya. Rupanya karena terlalu kelelahan, ibunya ketiduran. Posisi tidurnya tidak karuan.

    Tangannya telentang sementara kakinya mengangkang lebar seperti orang yang sedang melahirkan. Baju mandi ibunya yang panjangnya selutut nampak tersingkap sehingga paha putih mulus ibunya bisa terlihat jelas. Rudi bingung, apakah harus membangunkan ibunya atau menikmati pemandangan indah dan langka ini dulu. Sebelumnya ia tidak pernah berpikiran kotor terhadap ibunya sendiri tapi entah kenapa dan setan mana yang merasuki dirinya sehingga ia merasakan rangsangan ketika melihat paha ibunya yang tersingkap.

    Perlahan didekatinya tepian ranjang dengan hati berdebardebar. Diperhatikan dengan seksama tubuh ibunya yang montok dan wajahnya yang ayu keibuan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Rudi menyadari ternyata ibunya sangat cantik dan menggairahkan. Kemudian dengan tangan gemetaran diberanikannya dirinya mengeluselus kaki ibunyna sampai ke paha. Begitu halus, lembut dan hangat kulit ibunya ia rasakan.


    Ketika menyentuh paha yang ditumbuhi bulubulu halus, Rudi merasakan kehangatan yang makin terasa mengalir ke telapak tangannya. Kemaluannya menjadi menegang keras dan membuat celananya terasa sesak dan ketat. Jantungnya makin berdegup kencang ketika ia meneruskan belaian tangannya makin jauh ke arah pangkal kaki yang masih tertutupi baju mandi ibunya. Kulit tangannya merasakan hawa yang makin hangat dan lembab ketika tangannya makin jauh menggerayangi pangkal kaki ibunya yang bak belalang itu. Gerakannya terhenti ketika ia merasa telah meraba bulubulu halus yang lebat sekali dan menyentuh gundukan daging yang begitu lunak dan hangat.

    Beberapa saat ia merabaraba gundukan daging lunak hangat itu.Akhirnya dengan rasa penasaran ia singkapkan baju mandi ibunya ke atas. Sehingga kini di depan matanya teronggok bagian selangkangan dan pinggul ibunya yang besar dan montok. Bulubulu halus yang sangat lebat nampak tumbuh di sekitar anus, kemaluan sampai perut bagian bawah. Begitu panjangpanjang dan lebatnya bulu kemaluan ibunya sampai kemaluan ibunya agak tertutupi. Kemudian dengan tangannya ia sibakkan bulubulu kemaluan di sekitar kemaluan ibunya.

    Sehingga kini kemaluan ibunya nampak jelas terlihat. Gundukan daging yang memanjang membujur di selangkangan kelihatan empuk dan menggunung berwarna agak kegelapan. Bila diperhatikan bentuknya mirip mulut monster berkerutkerut. Ini pasti yang namanya labium mayora (bibir besar) seperti dalam atlas anatomi, batin Rudi. Dari celah atas bibir monster yang besarnya setempurung kelapa itu tampak menonjol keluara bulatan daging sebesar kacang tanah yang berwarna kemerahmerahan.

    Kalau yang ini pasti yang namanya kelentit, pikir Rudi lagi sambil mengusapusap tonjolan liat itu.Kemudian jarinya ia gerakkan ke bawah menyentuh lipatlipat daging yang memanjang yang mirip daging pada kantong buah pelir lakilaki. Wah, ternyata labium minora Ibu sudah memble begini, pasti karena terlalu sering dipakai Bapak dan untuk melahirkan, batin Rudi. Hidungnya lalu disorongkan ke muka kemaluan sebesar mangkok bakso itu.

    Sambil membelaibelai bebuluan yang mengitari kemaluan ibunya itu, Rudi menghiruphirup aroma harum khas kemaluan yang menyengat dari kemaluan ibunya itu. Tak puas dengan itu, ia meneruskan dengan jilatan keseluruh sudut selangkangan ibunya. Sehingga kini kemaluan di hadapannya basah kuyup oleh air liurnya. Dijulurkannya panjangpanjang lidahnya ke arah klitorisk dan menggelitik bagian itu dengan ujung lidahnya. Sementara tangan satunya berusaha melepaskan ikatan tali baju mandi, dan setelah lepas menyingkapkan baju itu sehingga kini tubuh montok ibunya lebih terbuka lagi.


    Muka Rudi sampai terbenam seluruhnya dalam kemaluan ibunya yang sangat besar itu, ketika dengan gemas ia menempelkan mukanya ke permukaan kemaluan ibunya agar lidahnya bisa memasuki celah bibir monster itu. Usahanya tidak berhasil karena bibir itu terlalu tebal menggunung sehingga ujung lidahnya hanya bisa menyapu sedikit ke dalam saja dari celah bibir monster itu. Ia merasakan gundukan daging itu sangat empuk, hangat dan agak lembab.

     

    Sementara itu Bu Ambar masih tetap lelap dalam mimpinya dan tidak menyadari sedikitpun apa yang dilakukan anak yang sangat disayanginya terhadap dirinya. Tampaknya ia benarbenar kelelahan setelah seharian tadi pergi keluar kota menghadiri resepsi pernikahan kerabat jauhnya. Dengkurannya malah makin keras terdengar. Sambil tetap membenamkan mukanya ke kemaluan besar itu, Rudi meraih payudara ibunya yang sebesar buah kelapa dengan tangannya. Diremasremasnya perlahan payudara mengkal yang putih mulus itu. Rasanya hangat dan kenyal.

    Lalu tangannya berpindah di sekitar puting susu gelap kemerahan yang dilingkari bagian berwarna samar yang berdiameter lebar. Ketika tangannya memijitmijit puting susu itu dengan lembut, ia merasakan payudara ibunya bertambah kencang terutama di bagian puting tersebut. Denyutandenyutan di celah kemaluan ibunya juga terasa oleh bibirnya. Sementara itu dalam tidurnya ibunya terlihat bernapas dengan berat dan mengerang perlahan seperti orang yang sedang sesak napas.Melihat ekspresi muka ibunya yang seperti orang sedang orgasme dalam filmfilm porno yang pernah ditontonnya, Rudi makin gemas.

    Sehingga sambil lidahnya menggelitik klitoris ibunya, ia menusuknusukkan jari tangannya ke dalam celah kemaluan itu. Makin ke dalam rasanya makin hangat, lembab dan lunak. Ada pijitanpijitan lembut dari lubang vagina ibunya yang membuat jari tangannya seperti dijepitjepit. Makin lama lubang itu makin basah oleh cairan bening yang agak lengket, sehingga ketika jari tangannya ditarik terlihat basah kuyup.

    Ibunya kini makin keras mengerang dan terengahengah dalam tidurnya. Rupanya ia merasakan kenikmatan dalam mimpi, ketika kemaluan dan payudaranya dijadikan barang mainan oleh anaknya. Pinggulnya mulai menggeliatgeliat dan kakinya ikut menendangnendang kasur.Melihat tingkah ibunya yang sangat menggoda itu, Rudi tanpa banyak berpikir lagi segera melepaskan kaos dan celananya. Sehingga kini ia berdiri di depan tubuh bugil ibunya dengan keadaan bugil pula. Badannya terlihat besar dan kekar serta penisnya mencuat kokoh dan besar ke atas.

    Uraturat penis itu tampak beronjolan seperti ukiran yang mengelilingi penisnya yang berukuran panjang 20 cm dan diamerer batang 5 cm. Kepala penisnya yang sebesar bola tenis terlihat kemerahmerahan dan menganggukangguk seperti terlalu besar untuk dapat disangga oleh batang kemaluannya. Ia ingin menusukkan batang penisnya ke dalam kemaluan ibunya, tapi ia raguragu apakah lubangnya tadi cukup. Ia kini membandingkan ujung penisnya dengan kemaluan ibunya yang sebesar mangkuk bakso. Sepertinya bisa jika dipaksakan, pikirnya kemudian.

    Lalu ia naik ke atas ranjang dan menekuk kakinya di antara kangkangan lebar kaki ibunya. Ditempelkannya ujung penisnya ke celah mulut monster yang hangat dan lunak itu. Dengan diarahkan satu tangannya ia berusaha menusukkankan penisnya ke mulut vagina yang berwarna kemerahan setelah sebelumnya celah bibir itu dikuakkan lebarlebar dengan tangan satunya lagi.Mulut liang peranakan ibunya terasa sempit sekali, tapi karena adanya lendir yang sudah keluar tadi membuatnya agak licin. Dengan mendorong pantatnya kuatkuat, sebagian kepala penisnya berhasil masuk dijepit mulut vagina yang kelihatan rapat tersebut. Rudi merasakan agak sedikit pegal di kepala penisnya karena jepitan kuat muulut vagina.


    Sementara ibunya mulai memperlihatkan kesadaran dari tidurnya. Sebelum ibunya benarbenar terjaga, Rudi menekankan kuatkuat pinggulnya ke arah selangkangan ibunya sambil merebahkan diri diatas tubuh bugil ibunya. Kemaluannya dengan cepat menerobos masuk dengan cepat ke dalam lubang yang relatif sempit itu. Bunyi Prrtt.. nampak keras terdengar ketika penis besar Rudi menggesek permukaan liang senggama ibunya. Bu Ambar segera terjaga ketika menyadari tubuhnya terasa berat ditindih tubuh besar dan kekar anaknya.

    Sementara itu kemaluannya juga agak nyeri dan seperi mau robek karena dorongan paksa benda bulat panjang yang yang sangat besar. Ia merasa selangkangannya seperti terbelah oleh benda hangat dan berdenyutdenyut itu. Perutnya agak mulas karena sodokan keras benda itu. Liang peranakannya terasa mau jebol karena memuat secara paksa benda besar yang terasa sampai masuk rahimnya itu.Ketika didapatinya anaknya yang melakukan ini semua terperanjatlah Bu Ambar. Berusaha mendorong tubuh kekar anaknya yang mendekap erat di atas tubuhnya yang tanpa busana lagi. Kakinya menjejakjejak kasur dan pinggulnya ia goyanggoyangkan dan hentakhentakkan untuk melepaskan kemaluannya dari benda sebesar knalpot motor.

    Tapi Rudi makin merasa keenakan dengan gerakan merontaronta ibunya itu karena penisnya menjadi ikut terguncangguncang di dalam liang peranakan. Ia merasakan liang itu terasa sangat hangat dan berdenyutdenyut memijit kemaluannya. Tubuh montok ibunya yang didekap erat terasa hangat dan empuk.

    Rud apa yang kamu lakukan pada Ibu, lepaskan, lepaskan..! teriak ibunya pelan karena takut membangunkan Mbok Inah sambil tetap menggeliatgeliatkan tubuh montoknya berusaha melepaskan diri.
    Bu, Rudi ingin dikelonin kayak dulu lagi, Rudi merengek sambil makin menekan tubuh polos ibunya.
    Rud. Ini nggak boleh Rud. Aku kan ibumu, nak, kata ibunya yang kini sudah mulai mengendurkan perlawanannya yang siasia.Posisinya memang sudah kalah.

    Tubuhnya sudah ditelanjangi, didekap kuat serta kakinya mengangkang lebar sehinnga selangkangannya terkunci oleh benda besar irtu.

    Bu, Rudi pokoknya ingin dikelonin Ibu. Kalau nggak mau berarti Ibu nggak sayang lagi sama Rudi. Rudi mau cari pelacur saja di pinggir jalan, sahut Rudi dengan nada keras.
    Jangan, Rudi nggak boleh beginian dengan wanita nakal. Nanti kalau kena penyakit kotor, Ibu yang sedih, kata ibunya pelan sambil mengusap rambut Rudi perlahan.
    Ya, sudah karena sudah terlanjur malam ini, Rudi Ibu kelonin. Tapi jangan beritahu Bapakmu, nanti ia bisa marahmarah, sambung ibunya pelan sambil tersenyum penuh kasih sayang.
    Jadi Rudi boleh, Bu. Terima ksih Ya, Bu. Rudi sayang sekali sama Ibu, kata Rudi sambil mengecup pipi ibunya.
    Iya, Ibu juga sayang sekali sama Rudi. Makanya Rudi boleh sesukanya melakukan apapun pada Ibu. Yang penting Rudi nggak mengumbar nafsu ke manamana. Janji, ya Rud, kata ibunya.
    Iya Bu, Rudi juga nggak mau sama yang lain karena nggak ada yang secantik dan sesayang Ibu, kata Rudi dengan mengendorkan dekapan kuatnya sehingga kini ibunya tidak merasa terlalu berat lagi menahan beban tubuhnya yang sudah berat itu.
    Tapi Rudi harus melakukannya dengan pelan. Sebab punya Rudi terlalu besar, tidak seperti biasanya yang sering Bapakmu masukkan ke dalam punya ibu, kata Bu Ambar meminta pengertian Rudi.


    Memang postur tubuh Rudi mengikuti garis keturunan Bu Ambar, tidak seperti bapaknya yang pendek dan kecil.

    Sudah, sekarang punya Rudi digerakkan pelanpelan naikturun. Tapi pelan ya Rud! perintah ibunya lembut pada Rudi sambil membelaibelai rambut anaknya penuh kasih sayang.Kini Rudi mulai menggerakgerakkan penisnya naikturun perlahan di dalam liang sempit yang hangat itu. Liang itu berdenyutdenyut, seperti mau melumat kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Kini mulutnya ia dekatkan ke mulut ibunya. Mereka pun berciuman mesra sekali, saling menggigit bibir, berukar ludah dan mempermainkan lidah di dalam mulut yang lain.

    Tangan Rudi mulai menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Diremasremasnya perlahan, sambil sesekali dipiojitpijitnya bagian puting susu tang sudah mencuat ke atas. Tangan Bu Ambar membelaibelai kepala anaknya dengan lembut. Pinggulnya yang besar ia goyanggoyangkan agar anaknya merasakan kenikmatan di dalam selangkangannya.

    Sementara vaginanya mulai berlendir lagi dan gesekan alat kelamin ibu dan anak itu menimbulkan bunyi yang seretseret basah.

    Prrtt.. prrtt.. prrtt.. ssrrtt.. srrtt.. srrtt.. pprtt.. prrtt..Penis besar anaknya memang terasa sekali, membuat kemaluannya seperti mau robek.

    Vaginanya menjadi membengkak besar kemerahmerahan seperti baru melahirkan. Membuat syarafsyaraf di dalam liang senggamanya menjadi sangat sensirif terhadap sodokan kepala penis anaknya. Sodokan kepala penis itu terasa mau membelah bagian selangkangannya. Belum lagi uraturat besar seperti cacing yang menonjol di sekeliling batang kemaluan anaknya membuat Bu Ambar merasakan nikmat. Meski agak pegal dan nyeri tapi rasa enak di kemaluannya lebih besar. Ia merasakan seperti saat malam pertama. Agak sakit tapi enak. Lendirnya kini makin banyak keluar membanjiri kemaluannya, karena rangsangan hebat pada Bu Ambar.

    Ketika Rudi membenamkan seluruh batang kemaluannya, Bu Ambar merasakan seperti benda besar dan hangat berdenyutdenyut itu masuk ke rahimnya. Perutnya kini sudah bisa menyesuaikan diri tidak mulas lagi ketika saat pertama tadi anaknya menyodoknyodokkan penisnya dengan keras.Bu Ambar kini mulai menuju puncak orgasme. Vaginanya mulai menjepitjepit dengan kuat penis anaknya. Kakinya diangkatnya menjepit kuat pinggang anaknya dan tangannya menjambakjambak rambur Aanaknya. Dengan beberapa hentakan keras pinggulnya, muncratlah air maninya dalam lubang kemaluannya menyiram dan mengguyur kemaluan anaknya.

    Setelah itu Bu Ambar terkulai lemas di bawah tubuh berat anaknya. Kakinya mengangkang lebar lagi pasrah menerima tusukantusukan kemaluan Rudi yang semakin cepat. Tangannya menelentang, memperlihatkan bulu ketiaknya yang tumbuh subur lebat dan panjang. Mengetahui hal itu Rudi melepaskan kulumannya pada mulut ibunya agar ia bisa bernafas lega.

    Bu Ambar tampak terengahengah seperti baru lari maraton.

    Ibu sudah tua, Rud. Nggak kayak dulu lagi bisa tahan sampai lama. Tenaga dan kondisi fisik Ibu tidak sekuat dulu lagi. Jadi, Ibu tidak bisa mengimbangi kamu, bisik ibunya sambil mengatur napas.

    Keringat Bu Ambar nampak bercucuran dari sekujur tubuhnya membuat hawa semakin hangat.Tanpa merasa lelah Rudi terus memacu penisnya dan sesekali menggoyanggoyangkan pinggulnya. Sepertinya ia ingin mengorekngorek setiap sudut jalan bayi yang dulu dilaluinya. Suara bunyi becek makin keras terdengar karena liang itu kini sudah dibanjiri lendir kental yang membuatnya agak lebih licin.

    Bu Ambar mulai merasakan pegal lagi di kemaluannya karena gerakan anaknya yang bertambah liar dan kasar. Tubuhnya ikut terguncangguncang ketika Rudi menghentakhentakkan pinggulnya dengan keras dan cepat.


    Plok.. plokk.. ploll.. plookk.. crrpp.. crrpp.. crrpp.. srrpp.. srrpp.. Bunyi keras terdengar dari persenggamaan ibu anak itu. Rud pelan, Rud..! desis ibunya sambil meringis kesakitan.

    Kemaluannya terasa nyeri dan pinggulnya pegal karena agresivitas anaknya yang seperti kuda liar. Rudi yang merasakan dalam selangkangannya mulai terkumpul bom yang mau meledak tidak menyadari ibunya sudah kewalahan, malahan terus mempercepat gerakannya.Bu Ambar hanya bisa pasrah membiarkan dirinya diperlakukan seperti itu. Ia tidak ingin mengganggu kesenangan anaknya. Baginya yang lebih penting hanyalah bisa memberikan tempat penyaluran kebutuhan biologis yang aman dan nyaman untuk anak yang disayanginya. Kakinya menjejakjejak kasur dan pinggulnya yang besar disentaksentakkannya perlahan untuk mengimbangi rasa nyeri dan pegal. Napasnya mendesahdesah seperti orang kepanasan habis makan cabai dan tangannya menjambak rambut anaknya.

    Kini Rudi sudah mencapai orgasme. Dipagutnya leher jenjang ibunya dan ditekankannya badannya kuatkuat sambil menghentakkan pinggulnya keras berkalikali membuat tubuh ibunya ikut terdorong. Muncratlah air mani dari penisnya mengguyur rahim dan kemaluan ibunya. Karena banyaknya sampaisampai ada yang keluar membasahi permukaan sprei. Inilah Kisah Memek Ibu dan Anak Ngewek.

  • Kisah Memek Ibu Dosenku

    Kisah Memek Ibu Dosenku


    2381 views

    Duniabola99.com – Kejadiannya kira-kira 4 tahun yang lalu, ketika aku kuliah semester ketiga di sebuah lembaga pendidikan di Bekasi. Waktu itu, para mahasiswa baru sedang berkumpul untuk membahas tentang uang kuliah yang menurut brosurnya bisa dicicil selama 5 kali, namun kenyataannya para mahasiswa hanya diberikan kesempatan untuk mengangsurnya selama 3 kali. Bagiku sih sebenarnya tidak terlalu masalah, karena aku sudah membayar penuh selama satu tahun, namun karena rasa solideritas terhadap teman, akhirnya aku ikut berkumpul, dan ternyata oleh teman-temanku, aku dipercaya untuk mewakilkan dan menyampaikan keluhan mereka kepada manager lembaga yang bernama Ibu Ratih S.Pd.


    Akhirnya aku menuju lantai 4 untuk membicarakan masalah ini kepada Ibu Ratih, dan siapa tahu beliau bisa memberikan solusi yang terbaik untuk anak-anak didiknya. Ketika aku hendak mengetuk pintu ruangannya, terdengar samar-samar suara desah dan erangan yang berasal dari dalam ruangannya. Akupun tahu bahwa suara ini adalah suaranya Ibu Ratih, karena aku sangat hapal dengan suaranya ketika beliau masih memberi mata kuliah Akuntansi Dasar 1.

    Kuketuk berkali-kali, namun belum ada jawaban, akhirnya aku beranikan diri untuk langsung membuka pintu. Ku lihat diruang kerjanya, ternyata tidak ada, kucari kesana kemari, akhirnya aku menemukannya sedang serius menghadap kekomputer yang biasa digunakan oleh asistennya (letaknya terhalang oleh sebuah lemari yang berisi bermacam-macam jenis buku). Yang aku tahu, hari ini asistennya belum masuk karena 2 hari yang lalu dia mengalami kecelakaan. Dengan agak ragu aku mencoba mendekatinya.

    Dan ternyata.. Ibu Ratih sedang melihat adegan-adegan seks yang ada di internet. Wajar saja tadi terdengar suara orang mendesah keenakan, tidak tahunya waktu melihat adegan itu, Ibu Ratih pun merangsang dirinya sendiri dengan menggunakan jari-jari lentiknya. Aku jadi bingung dan deg-degan, karena sebagai lelaki yang beranjak dewasa, didepanku ada adegan seks yang ditampilkan dimonitor, dan yang lebih membuatku konak, ketika melihat Ibu Ratih yang sepertinya sedang diamuk birahi. Sambil mengangkat kedua kakinya ke atas meja, dan melebarkan kedua pahanya, jari-jari lentik Ibu Ratih terus keluar masuk lubang memeknya yang sudah terlihat basah.


    Karena takut ketahuan, dan takut dimarahi akan kelancanganku, pelan-pelan aku menuju pintu untuk keluar. Tetapi tiba-tiba..
    “Fik.. jika kamu teruskan langkahmu untuk keluar dari ruangan ini sekarang, nanti aku akan men-DO kamu dari sini. Karena kamu telah lancang memasuki ruangan saya tanpa sepengetahuan saya”.
    Karena beliau mengancam akan mengeluarkan saya, akhirnya langkah saya langsung terhenti dan dengan agak terbata-bata saya langsung meminta maaf atas semua kelancangan saya.

    Tanpa menunjukan ekspresi apapun, Bu Ratih berjalan mendekatiku sambil bertanya.
    “Apakah kamu tahu apa kesalahanmu?”
    Dengan gugup saya mengatakan bahwa saya telah lancang memasuki ruangan Ibu tanpa izin.
    “Dan kamu tahu apa hukumannya jika telah melakukan itu?”
    “Tidak Bu”, jawabku pelan.
    “Oke, sekarang kamu akan saya hukum sesuai dengan kesalahanmu, apa yang kamu lihat ketika kamu masuk ruangan ini?”
    “Ngga ada bu”.
    “Kamu jangan bohong yach, sebenarnya waktu kamu masuk, Ibu sudah mengetahuinya, sekarang jawab yang jujur, apa kamu melihat saya sedang melakukan sesuatu?”
    Akhirnya dengan gugup saya menceritakan semua kejadiannya.

    “Jika memberi keterangan jangan berbelit-belit begitu, saya tidak mengerti. Sekarang coba kamu peragakan semua yang kamu lihat”.
    Akhirnya saya mengambil posisi duduk didepan monitor yang masih menampilkan adegan bercinta antara 2 wanita dengan 1 pria. Dengan hati-hati saya mengangkat kedua kaki saya mengikuti apa yang tadi Ibu Ratih lakukan, namun karena saya terus melihat adegan di monitor itu, akhirnya saya hanya terbengong menyaksikan semuanya. Lama-lama tanpa saya sadari, kontol saya mulai menegang. Namun karena merasa malu takut ketahuan Ibu Ratih, aku pura-pura menyatakan kalau aku tidak bisa mempraktekkan semua yang tadi dilakukannya, karena saya tidak mempunyai memek.


    Tanpa disangka, Ibu Ratih malah berkata.
    “Kalo begitu, kamu pake memek saya saja, tapi jarinya tetap jari kamu”.
    Akhirnya Ibu Ratih memposisikan tubuhnya seperti waktu pertama kali saya lihat. Ragu-ragu saya mendekatinya dan bertanya.
    “Tapi kan tadi Ibu tidak pake CD, kenapa sekarang pake CD?”, tanyaku.
    “Coba sekalian kamu praktekkan cara membuka CD wanita, apakah kamu bisa?”.
    Akhirnya aku tahu bahwa aku akan mengalami hukuman yang sangat menyenangkan.

    Tanpa ragu-ragu lagi aku mendekati tubuh Ibu Ratih yang masih menaikan kaki dan melebarkan kedua pahanya di atas meja. Aku langsung menurunkan kedua kakinya dan meminta dia untuk berdiri.
    “Saya menghargai wanita tidak hanya di bagian tertentu, saya menghargai semua yang ada pada diri seorang wanita, maka izinkanlah saya untuk mencumbui semua yang ada di diri ibu”.

    Dengan tersenyum, akhirnya dia berdiri dan bertanya.
    “Kata-katamu cukup romantis, tapi saya minta jangan hanya di mulut saja”.

    Thanks God, akhirnya saya diberi kesempatan untuk merasakan apa yang selama ini cuma jadi hayalan saya tentang kecantikan dan kemontokan Ibu Ratih. Dengan lembut, saya mulai menciumi bibirnya yang merah merekah. Ternyata, Ibu Ratih sangat liar (mungkin karena sebelumnya sudah melihat adegan yang merangsang).
    “Fik, untuk sekarang ini, Ibu cuma butuh kontol kamu, kamu tidak perlu repot-repot untuk merangsang ibu, karena Ibu sudah tidak kuat lagi menahannya”
    Sambil berkata begitu, tanpa sempat membuka bajuku, Ibu Ratih langsung membuka celanaku dan mengarahkan kontolku ke memeknya.

    Walaupun tanpa foreplay terlebih dahulu, kontolku memang selalu siap jika disuruh ngentot cewe cantik, karena kontolku sudah terlatih sejak waktu SMA. Sambil berdiri, Ibu Ratih terus menarik dan mendorong pantatnya agar kontolku terus keluar masuk dari lubang memeknya. Aku hanya diam mematung menikmati hangatnya lubang memek Ibu Ratih, karena walaupun aku terlihat pasif, sepertinya Ibu Ratih sangat menikmatinya.
    “Terus Fik, enak banget kontolmu fik aacchh.. nikmatnya.. kontolmu Fik.. teruuzzhh.. aacchh.. uuhh hangat dan nikmatnya barang kamu Fik.. gede banget Fik.. terruuzzhh.. aacchh”
    Tanpa henti-hentinya Ibu Ratih mendesis seperti orang yang kepedasan.


    Meski dari dulu aku terobsesi untuk bisa bercinta dengan Ibu Ratih, namun aku tidak ingin terburu-buru dalam menikmatinya. Aku sengaja membiarkan Ibu Ratih agar dia mencapai puncak duluan, biar bisa memberikan kesan yang baik di matanya.
    “Aawww..” ternyata ketika Ibu Ratih mencapai orgasme, tanpa sadar tangannya yang semula memegang pantatku, langsung meremas dengan sekencang-kencangnya, tubuhnya bergetar sebentar, kemudian diam dan langsung memelukku.
    “Thanks ya Fik, kamu sudah membantu saya mencapai puncak”.

    Ketika pelan-pelan kucabut kontolku yang masih tegak berdiri, Ibu Ratih masih terlihat lelah, namun dari raut wajahnya terlihat sangat puas. Aku sengaja memberi waktu beberapa menit agar Ibu Ratih bisa istirahat dan menikmati sisa kenikmatannya. Beberapa menit kemudian, aku langsung membuka bajuku, menurutku, pertempuran baru akan dimulai, dan dengan perlahan akupun mulai membuka satu persatu pakaian Ibu Ratih. Karena waktu pertama melakukannya, Ibu Ratih tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membuka pakaian kami, mungkin saking ngebetnya, dia cuma menaikan roknya (yang kebetulan sudah tidak ber-CD), dan menurunkan celanaku.

    “Waktu istirahatnya sudah cukup Bu, sekarang mari kita ngentot lagi, dan tolong puaskan kontol saya dengan segala cara yang Ibu bisa”. Tanpa menunggu lama, kami yang sudah sama-sama telanjang sudah saling memeluk. Aku yang sangat mengagumi kemolekan Ibu Ratih, berusaha untuk menikmati seluruh tubuhnya. Kubaringkan Ibu Ratih dilantai, kedua susu yang padat itu semakin terlihat indah dan mengundangku untuk segera menikmatinya.
    “Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh, teeruuss”
    Tanganku pun mulai mencari sasaran yang lain ketika bibirku masih memainkan kedua susunya. Pelan tanganku mulai turun dari kedua susunya dan terus kebawah menggerayangi perut, dan akhirnya jariku merasakan bulu-bulu halus yang tumbuh disekitar lubang kemaluannya.

    Ku usap dengan lembut pinggiran lubang kemaluannya, ternyata sudah sangat basah, mungkin karena dia sudah mulai diamuk birahi lagi. Kuelus terus sambil sesekali telunjukku kumasukkan ke dalam memeknya yang sudah terlihat sangat merah akibat terjadinya gesekan. Bibirku langsung berhenti mencumbu bibirnya, aku langsung mengarahkan mukaku kekemaluannya. Dengan kedua tanganku, aku lebarkan lubang memeknya, dan aku langsung menjilati “klit”nya yang agak sedikit “monyong” ke depan. Ibu Ratih seperti orang kesetanan ketika lidahku menyentuh daerah terlarangnya, dia menggelinjang seperti cacing kepanasan, mulutnya terus mendesis seperti ular, dan tangannya seperti mencari sesuatu untuk dipegang.


    Seperti kejadian sebelumnya, Ibu Ratih pun mengalami orgasme yang kedua ketika aku baru memainkan memeknya dengan lidah dan jariku. Namun karena nafsuku sudah tidak bisa kubendung lagi, aku tidak memberi dia kesempatan untuk beristirahat, setelah melihat dia terkulai dengan lemas, aku mulai memasukan kontolku ke dalam memeknya. Dengan mengangkat kedua pahanya, dan meletakkan kakinya dipundakku, aku langsung memaju mundurkan pantatku untuk mengeluar masukan kontolku ke dalam memeknya.

    Hampir 20 menit aku mengocok memeknya dengan kontolku, mungkin itu membuat gairah Ibu Ratih mejadi bangkit lagi, diapun berusaha untuk menggoyangkan pinggulnya agar kontolku bisa menstimulasi dinding memeknya secara menyeluruh. Aku mengerti apa yang dia inginkan, akhirnya tanpa menyabut kontolku, pelan-pelan kubalikan badannya dan menyuruh dia agar “menungging”. Secara visual, nafsuku langsung bertambah ketika melihat 2 bongkahan daging yang sangat besar dan tanpa berhenti memainkan kontolku, tanganku langsung meremas pantatnya yang sangat mulus, aku usap, aku remas, dan kadang-kadang aku menepuknya sehingga membuat warna kulitnya menjadi agak merah.

    Mungkin karena terlalu lelah, Ibu Ratih minta agar aku mencabut dulu kontolku, tapi mendengar dia ngomong begitu, nafsuku malah bertambah-tambah, tanganku langsung menarik rambutnya dan memperkencang gerakan kontolku. Ibu Ratih hanya bisa mendesah, mengerang dan merintih, tanpa bisa memberikan perlawanan lagi. Akhirnya dia hanya pasrah dan terus menikmati sensasi yang aku berikan. Akhirnya aku mencabut kontolku dan meminta Ibu Ratih agar segera mengulum kemaluanku. Mungkin saking lelahnya, dia membalikan badannya sangat lambat, aku yang sudah tidak tahan, langsung menarik wajahnya mengarahkan kontolku ke dalam mulutnya. Sambil terus kukocok, aku tetap memegang kepalanya agar ikut bergerak maju mundur.

    Tiba-tiba.. spermaku keluar banyak juga, sampai-sampai, sebagian keluar lagi dari sela bibirnya Ibu Ratih, aku sengaja mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya, karena aku bilang, aku paling suka melihat spermaku ditelan oleh pasangan ngeseksku. Dengan cekatan, Ibu RatiHPun langsung menelan semua spermaku dan menjilati kepala kemaluanku, hingga tidak ada sedikitpun spermaku yang tidak tertelan olehnya.


    Akhirnya sampai juga aku mewujudkan impianku terhadap Ibu Ratih ini. Ternyata Tuhan telah mendengar dan mengabulkan keinginan yang ada di dalam hatiku. Setelah rapi-rapi, aku utarakan maksud kedatanganku ke ruangannya, dengan seksama, beliau mendengarkan apa menjadi permasalahan diantara anak didiknya, dengan bijak, akhirnya beliau mengatakan.
    “Kalau masalah ini akan segera dimeetingkan, dan kamu tidak usah terlalu kuatir, karena keputusan akhirnya tetap ada di tangan Ibu, yang penting jika hari minggu nanti kamu bersedia menemani Ibu check in, minggu depan masalah itu pasti selesai, bagaimana?”
    Dengan cepat, aku langsung menjawab, “Ya.. ya.. ya..”



  • Kisah Memek Ibu Guru Kesepian

    Kisah Memek Ibu Guru Kesepian


    3239 views

    Duniabola99.com – Kisah cinta dengan seorang guru masih muda memang sangat mendebarkan apalagi dia seorang guru, cerita ini mengisahkan tentang cerita seks dengan seorang guru mata pelajaran PKN. gima keseruan ceritanya? mari kita simak bersama cerita di bawah: Sebut saja aku Andy. Aku siswa SMA di sebuah sekolah negeri Jakarta. Aku merupakan siswa yang dibilang cukup pintar di kelasku. Apalagi setelah aku menang olimpiade komputer tingkat provinsi, namaku jadi makin dikenal di sekolahku. Nilai-nilai ku di sekolah juga bisa terbilang bagus. Selalu dapat nilai diatas 7. Kecuali pelajaran pkn, pelajaran yang paling susah menurutku. Aku tidak pernah mendapat bagus. Paling bagus cuman dapat 7. Hari rabu ini, aku belajar seperti biasa. Tapi saat pelajaran pkn, bu tanti, guru pkn ku tidak masuk. Biasanya bu tanti tidak pernah telat. Seperti biasa, kalau tidak ada guru masuk, kami sekelas selalu ngobrol di kelas. Tiba-tiba ada seseorang perempuan yang tidak kukenal masuk ke kelas ku.


    Bu guru : “Hayoo jangan pada berisik. Oh iya perkenalkan, nama saya ibu fara. Umur 21 tahun. Ibu ada disini karena ibu dipesen sama ibu tanti untuk ngajar disini karena beliau sakit dbd. Ibu seterusnya akan menggantikan ibu tanti mengajar disini selama 1 semester karena ibu lagi praktek kerja lapangan untuk belajar jadi guru.”

    Anak-anak : “Yaaaahhhhhh but anti engga masuk deh”, jawab teman-temanku serentak sambil senyum

    Bu fara : “halah ibu tau kalian pada seneng kan? Oke ibu dipesen kalo hari ini ibu ngajar bab 2. Coba buka buku kalian”

    Anak-anak : “Iya buu”

    Anak-anak begitu antusias ketika pertama kali diajar bu fara. Dulu selama diajar bu tanti tidak pernah seperti ini. Bu fara masih muda, cantik, baik lagi. Coba dia jadi pacarku, wah aku seneng banget, pikirku dalam lamunanku. Sejak kehadiran bu fara, aku lebih sering melamun. Terlalu sering liatin bu fara ketimbang liat buku. Bagiku, bu fara adalah cewe yang ideal. Tak terasa sudah bel istirahat sekaligus jam bu fara hari ini sudah selesai.

    Bu fara : “sebelum ibu keluar, ibu mau kasitau kalo minggu depan ulangan bab 2. Ibu dipesen bu tanti”

    Anak-anak : “yah kok baru diajar sebentar langsung ulangan sih? Bikin soal yang gampang ya bu”

    Bu fara : “yaudah ibu bikin yang gampang. Tapi kalian semua harus dapet bagus ya? Oke ibu keluar dulu. Selamat siang anak-anak”

    Anak-anak : “asiik ulangan nya dibikin gampang. Selamat siang bu”

    Sepulang sekolah aku langsung buka buku pkn. Aku belajar biar dapet bagus dan demi bu fara aku belajarnya hehehe. Tidak seperti biasanya, aku sepulang sekolah selalu belajar, kecuali pkn. Karena ada bu fara aku jadi semangat untuk dapet bagus.

    Seminggu kemudian, bu fara menepati janjinya untuk mengadakan ulangan. Bu fara membagi-bagikan soal ke setiap anak. Begitu aku menerima soal dan aku liat, agak susah menurutku. Aku kerjakan nomer yang aku bisa. Sisanya yang aku engga bisa aku lewatin dulu. Begitu aku liat temenku yang lain, udah hampir selesai padahal waktu ulangan masih 40 menit lagi. Terpaksa aku liat jawaban temenku yang duduk di sebelahku. Kebetulan bu fara lagi keluar sebentar, jadi ada kesempatan buat aku untuk nyontek. Baru nyontek 2 nomer, tiba-tiba bu fara masuk ke kelas dan sempet liat aku lagi nyontek, tapi bu fara tidak menegurku dan malah mengawasi anak yang lain. Sepertinya bu fara membiarkan saja dan pura-pura tidak tahu atas apa yang aku perbuat tadi, tapi apa urusanku. Yang penting sekarang ada 4 nomer kosong lagi yang harus diisi. Aku jadi lebih berhati-hati dan lebih memperhatikan situasi. Setiap kali bu fara mengawasi anak lain aku langsung nyontek temenku. Tak terasa sudah bel. Aku langsung mengumpulkan jawabanku ke bu fara. Dan setelah semua anak mengumpulkan jawaban, bu fara mengucapkan selamat siang sambil keluar kelas.


    Aku masih kawatir sama kejadian yang tadi. Apa bu fara engga marahin aku tapi nilaiku dibikin jelek nantinya? Ah sudahlah nunggu bu fara koreksi jawaban aja, pikirku. 2 hari setelah ulangan, bu fara masuk ke kelasku untuk membagikan hasil ulangan. Anak yang dipanggil namanya langsung maju dan menerima hasil ulangan nya. Begitu namaku disebut, aku melihat nilai 6,5. Sebelum aku kembali ke tempat duduk, bu fara bilang “nanti pulang sekolah kamu ke ruang guru ya. Ada yang mau ibu bicarain sama kamu.” Aku langsung deg-degan. Tapi aku sudah berusaha mencoba tenang dan tidak akan diomelin nanti.

    Sepulang sekolah, aku langsung menghadap bu fara.

    Bu fara : “andy, kok cuman kamu yang dapet jelek? Padahal kan gampang itu ulangan nya.”

    Andy : “saya udah belajar bu. Seminggu yang lalu pas ibu bilang mau ulangan saya langsung belajar pkn”

    Bu fara : “walaupun begitu, kamu masih tetep kurang maksimal belajarnya. Gimana kalo ibu kasih kamu tambahan biar kamu dapet bagus?”

    Andy : “wah boleh tuh. Dimana bu?”

    Bu fara : “ini alamat rumah ibu. Kamu dateng hari minggu siang. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya kalo kamu dapet tambahan”, memegang kedua tanganku sambil tersenyum.

    Andy : “Oke bu. Yang penting nilai saya jadi bagus”

    Aku langsung salaman sama bu fara dan bergegas pulang ke rumah. Alangkah senangnya aku hari ini, karena cuman aku yang dapet tambahan sama bu fara dan aku disenyumin bu fara. Bener-bener cantik. Aku jadi makin suka sama bu fara. Dari pulang sekolah, aku senyum terus. Sampe-sampe pas di bis aku diliatin sama ibu-ibu. Sampe rumah aku langsung mikirin bu fara terus. Seandainya bu fara jadi pacarku, terus aku mikir ah engga mungkin itu. Daripada mikir yang engga jelas terus mending belajar aja deh.

    Hari minggu jam 1 siang, aku pergi ke rumah bu fara. Rumahnya engga begitu jauh. 10 menit dari rumahku. Aku melihat rumah bu fara yang sederhana tapi bersih. Aku memencet bel 3x, bu fara keluar.

    Bu fara : “Oh andy ibu kirain siapa. Ayo masuk, engga dikonci kok”

    Aku langsung masuk begitu dipersilahkan. Bu fara memakai baju biru dengan rok hitam yang ketat. Aku jadi makin suka sama bu fara.


    Bu fara : “Kamu mau minum apa?”

    Andy : “Engga usah repot-repot bu. Apa aja boleh”

    Tak lama kemudian, bu fara membawakan aku air putih. Setelah aku meminum sedikit, bu fara langsung mengajariku bab 2. Aku jadi lebih mengerti kalau diajarin sama bu fara. Tak terasa sudah 2 jam belajar sama bu fara.

    Andy : “Bu makasih ya, saya jadi lebih ngerti kalo diajarin sama ibu. Saya pulang dulu ya”

    Bu fara : “Kamu jangan pulang dulu deh, masa cuman belajar? Oya kita ngobrolnya pake aku kamu aja. Nonton tv dulu aja”

    Andy : “yaudah terserah kamu aja deh”

    Akhirnya kami ke ruang tengah dan duduk di sofa sambil nonton tv. Tiba-tiba dia menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku beranikan diriku untuk membelai rambutnya.

    Fara : “Aku ada hadiah buat kamu nih, tapi tutup mata dulu ya”

    Andy : “Kenapoa engga langsung kasih aja?”

    Fara : “kamu nih disuruh tutup mata tapi masih buka, ih bandel”

    Aku mengalah saja. Kututup mataku sambil bertanya-tanya dalam hatiku, apa yang mau dia kasih. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lembut di bibirku, ketika aku membuka mataku, aku terkejut melihat guruku sendiri menciumku. Aku menyedot lidahnya sambil kucium-cium bibirnya, lalu kuteruskan dengan mencium-cium daun telinga dia sambil berkata “Aku sayang kamu”. Setelah daun telinga, kuterusi ke leher, kupegang-pegang leher bagian belakang dengan kedua tanganku sambil kucium-cium lehernya. Dia begitu menikmatinya hingga matanya merem melek dan mendesah. Dari leher tanganku turun ke dada, kuremas-remas dadanya sambil kujilati putingnya. Desahan nya semakin kencang, kugigit pelan puting kiri nya, tangan nya sambil mengocok penisku. Aku langsung ganti posisi 69. Aku bisa melihat dengan jelas memiaw fara… baunya harumdan segera kujilat, rasanya benar-benar enak. Pasti dia sering memelihara badan nya. Kumainkan lidahku di baguan klitoris dan labia mayora, sembari kumasukkan lidahku ke dalam liang vagina nya. Erangan nya tambah kencang. Sedotan fara juga enak, seluruh batang penisku dilumatnya, benar-benar enak. Saking enaknya, tak terasa aku sudah dibuat keluar oleh fara. Setelah aku mencapai kepuasan, kini gantian fara yg aku buat puas. Aku memasukkan jariku ke dalam lubang vagina nya sambil kujilat-jilati bibir vagina fara yang berwarna pink.

    “ahh… aku engga tahan nih”

    Kupercepat gerakan tanganku ke dalam vagina nya sambil kupegang klitoris nya dan akhirnya dia orgasme juga. Orgasme nya benar-benar deras sampe membasahi muka ku dan sebagian ranjang nya.

    “andy maafin aku ya, keluar sampe banyak gitu ngenain muka kamu”

    “kalo kamu yang keluarin engga apa-apa”, aku langsung mencium bibir nya.

    “masukin ademu ke dalem marmutku dong… kepengen nih aku”

    Aku ambil posisi missionary, kumasukkan adekku dengan perlahan, masuk ke dalam vagina nya benar-benar sempit. Dia masih perawan, kumasukkan dengan perlahan penisku agar dia tidak kesakitan. Kupercepat sedikit, fara tampaknya meringis kesakitan, ku tak perdulikan erangan itu. Langsung ku masukkan seluruh penisku ke dalam vagina nya. Yeah aku mendapat perawan nya fara. Dia tampak menangis kecil menahan kesakitan, langsung saja kucium untuk meredakan efek sakitnya. Aku mulai mempercepat permainanku. Expresi muka fara berubah, tadinya agak kesakitan sekarang berubah menjadi penuh nafsu. Fara makin menikmati permainanku, ditambah desahan nya makin kencang. Aku pikir penisku mengenai bagian g-spot nya. Kusodok penisku di bagian itu, tak lama fara pun mengalami orgasme yang kedua. Aku mengajak fara untuk ganti posisi wot. Penisku perlahan dimasukkan ke dalam vagina nya… Bless, benar-benar nikmat, ditambah dengan otot vagina nya yang meremas penisku membuat kenikmatan nya bertambah. Dia terus mendesah keenakan, goyangan nya hot juga, padahal baru pertama kali merasakan sex. 6 menit kemudian, goyangan nya makin cepat. “ahh aku mau keluar lagi nih”


    “eh jangan keluar dulu, barengan aja sama aku. aku juga bentar lagi kok”

    Akhirnya kami keluar secara bersamaan. Sperma ku banyak keluar di dalam dan dia orgasme juga cukup banyak. Setelah kami “bertarung”, fara memeluk ku dan menciumku. “makasih ya sayang, kamu udah bikin aku ngerasain nikmatnya bercinta”

    “ya sama-sama sayang. Ngomong-ngomong, kamu mau engga jadi pacarku? Aku sayang banget sama kamu. Sejak pertama kali liat kamu, mulai ada perasaan suka sama kamu. Aku selalu mikirin kamu terus di rumah. Aku juga dulu kepengen kamu jadi pacarku.”. fara terdiam sejenak. Dia menitikkan air mata.

    “aku juga sayang sama kamu. Aku engga mau kehilangan kamu.”

    Kami berpelukan dan berciuman lagi. Tak terasa sudah jam 3 sore. Kemudian aku pamit sama fara untuk pulang.

    Hari-hari berikutnya berlangsung seperti biasa, tidak ada yang tahu tentang hubungan kami berdua. Sejak saat itu, kami mulai rajin bercinta setiap hari minggu dan sabtu. Mudah-mudahan hubunganku dan fara bisa langgeng.

  • Kisah Memek Ibu guru muda yang telah menjadi janda cantik

    Kisah Memek Ibu guru muda yang telah menjadi janda cantik


    2709 views

    Duniabola99.com – Sejalan dengan waktu, kini aku bisa kuliah di universitas keinginanku. Namaku Jack, sekarang aku tinggal di Yogyakarta dengan fasilitas yang sangat baik sekali. Kupikir aku cukup beruntung bisa bekerja sambil kuliah sehingga aku mempunyai penghasilan tinggi. Situs Judi Online


    Berawal dari reuni SMA-ku di Jakarta. Setelah itu aku bertemu dengan dosen bahasa inggrisku, kami ngobrol dengan akrabnya. Ternyata Ibu riska masih segar bugar dan amat menggairahkan. Penampilannya amat menakjubkan, memakai rok mini yang ketat, kaos tank top sehingga lekuk tubuhnya nampak begitu jelas. Jelas saja dia masih muda sebab sewaktu aku SMA dulu dia adalah guru termuda yang mengajar di sekolah kami.

    Sekolahku itu cuma terdiri dari dua kelas, kebanyakan siswanya adalah wanita. Cukup lama aku ngobrol dengan Ibu riska, kami rupanya tidak sadar waktu berjalan dengan cepat sehingga para undangan harus pulang. Lalu kami pun berjalan munuju ke pintu gerbang sambil menyusuri ruang kelas tempatku belajar waktu SMA dulu.

    Tiba-tiba Ibu riska teringat bahwa tasnya tertinggal di dalam kelas sehinga kami terpaksa kembali ke kelas. Waktu itu kira-kira hampir jam dua belas malam, tinggal kami berdua. Lampu-lampu di tengah lapangan saja yang tersisa. Sesampainya di kelas, Ibu riska pun mengambil tasnya kemudian aku teringat akan masa lalu bagaimana rasanya di kelas bersama dengan teman-teman. Lamunanku buyar ketika Ibu riska memanggilku.

    “Kenapa Jack”

    “Ah.. tidak apa-apa”, jawabku. (sebetulnya suasana hening dan amat merinding itu membuat hasratku bergejolak apalagi ada Ibu riska di sampingku, membuat jantungku selalu berdebar-debar).

    “Ayo Jack kita pulang, nanti Ibu kehabisan angkutan”, kata Ibu riska.
    “Sebaiknya Ibu saya antar saja dengan mobil saya”, jawabku dengan ragu-ragu.
    “Terima kasih Jack”.

    Tanpa sengaja aku mengutarakan isi hatiku kepada Ibu riska bahwa aku suka kepadanya, “Oh my God what i’m doing”, dalam hatiku. Ternyata keadaan berkata lain, Ibu riska terdiam saja dan langsung keluar dari ruang kelas. Aku panik dan berusaha minta maaf.


    Ibu riska ternyata sudah cerai dengan suaminya yang bule itu, katanya suaminya pulang ke negaranya. Sehingga Ibu riska mendapat julukan janda cantik. Aku tertegun dengan pernyataan Ibu riska. Kami berhenti sejenak di depan kantornya lalu Ibu riska mengeluarkan kunci dan masuk ke kantornya, kupikir untuk apa masuk ke dalam kantornya malam-malam begini.

    Aku semakin penasaran lalu masuk dan bermaksud mengajaknya pulang tapi Ibu riska menolak. Aku merasa tidak enak lalu menunggunya, kurangkul pundak Ibu riska, dengan cepat Ibu riska hendak menolak tetapi ada kejadian yang tak terduga, Ibu riska menciumku dan aku pun membalasnya.

    Ohh.., alangkah senangnya aku ini, lalu dengan cepat aku menciumnya dengan segala kegairahanku yang terpendam. Ternyata Ibu riska tak mau kalah, ia menciumku dengan hasrat yang sangat besar mengharapkan kehangatan dari seorang pria.

    Dengan sengaja aku menyusuri dadanya yang besar, Ibu riska terengah sehingga ciuman kami bertambah panas kemudian terjadi pergumulan yang sangat seru. Ibu riska memainkan tangannya ke arah batang kemaluanku sehingga aku sangat terangsang.

    Lalu aku meminta Ibu riska membuka bajunya, satu persatu kancing bajunya dibukanya dengan lembut, kutatap dengan penuh hasrat. Ternyata dugaanku salah, dadanya yang kusangka kecil ternyata amat besar dan indah, BH-nya berwarna hitam berenda yang modelnya amat seksi. Karena tidak sabar maka kucium lehernya dan kini Ibu riska setengah telanjang, aku tidak mau langsung menelanjanginya, sehingga perlahan-lahan kunikmati keindahan tubuhnya.

    Aku pun membuka baju sehingga badanku yang tegap dan atletis membangkitkan gairah Ibu riska,

    “Jack kukira Ibu mau bercinta denganmu sekarang.., Jack, tutup pintunya dulu dong”, bisiknya dengan suara agak bergetar, mungkin menahan birahinya yang juga mulai naik.


    Tanpa disuruh dua kali, secepat kilat aku segera menutup pintu depan. Tentu agar keadaan aman dan terkendali. Setelah itu aku kembali ke Ibu riska. Kini aku jongkok di depannya. Menyibak rok mininya dan merenggangkan kedua kakinya. Wuih, betapa mulus kedua pahanya. Pangkalnya tampak menggunduk dibungkus celana dalam warna hitam yang amat minim.

    Sambil mencium pahanya tanganku menelusup di pangkal pahanya, meremas-remas liang senggamanya dan klitorisnya yang juga besar. Lidahku makin naik ke atas. Ibu riska menggelinjang kegelian sambil mendesah halus. Akhirnya jilatanku sampai di pangkal pahanya.

    “Mau apa kau sshh… sshh”, tanyanya lirih sambil memegangi kapalaku erat-erat.

    “Ooo… oh.. oh..”, desis Ibu riska keenakan ketika lidahku mulai bermain-main di gundukan liang kenikmatannya. Tampak dia keenakan meski masih dibatasi celana dalam.

    Serangan pun kutingkatkan. Celananya kulepaskan. Sekarang perangkat rahasia miliknya berada di depan mataku. Kemerahan dengan klitoris yang besar sesuai dengan dugaanku. Di sekelilingnya ditumbuhi rambut yang tidak begitu lebat.

    Lidahku kemudian bermain di bibir kemaluannya. Pelan-pelan mulai masuk ke dalam dengan gerakan-gerakan melingkar yang membuat Ibu riska makin keenakan, sampai harus mengangkat-angkat pinggulnya.

    “Aahh… Kau pintar sekali. Belajar dari mana hh…”

    Tanpa sungkan-sungkan Ibu riska mencium bibirku. Lalu tangannya menyentuh celanaku yang menonjol akibat batang kemaluanku yang ereksi maksimal, meremas-remasnya beberapa saat. Betapa lembut ciumannya, meski masih polos. Aku segera menjulurkan lidahku, memainkan di rongga mulutnya. Lidahnya kubelit sampai dia seperti hendak tersendak.

    Semula Ibu riska seperti akan memberontak dan melepaskan diri, tapi tak kubiarkan. Mulutku seperti melekat di mulutnya. “Uh kamu pengalaman sekali ya. Sama siapa? Pacarmu?”, tanyanya diantara kecipak ciuman yang membara dan mulai liar. Aku tak menjawab.

    Tanganku mulai mempermainkan kedua payudaranya yang tampak menggairahkan itu. Biar tidak merepotkanku, BH-nya kulepas. Kini dia telanjang dada. Tak puas, segera kupelorotkan rok mininya. Nah kini dia telanjang bulat. Betapa bagus tubuhnya. Padat, kencang dan putih mulus.

    “Nggak adil. Kamu juga harus telanjang..” Ibu riska pun melucuti kaos, celanaku, dan terakhir celana dalamku. Batang kemaluanku yang tegak penuh segera diremas-remasnya. Tanpa dikomando kami rebah di atas ranjang, berguling-guling, saling menindih. Aku menunduk ke selangkangannya, mencari pangkal kenikmatan miliknya.

    Tanpa ampun lagi mulut dan lidahku menyerang daerah itu dengan liar. Ibu riska mulai mengeluarkan jeritan-jeritan tertahan menahan nikmat. Hampir lima menit kami menikmati permainan itu. Selanjutnya aku merangkak naik. Menyorongkan batang kemaluanku ke mulutnya.

    “Gantian dong..” Tanpa menunggu jawabannya segera kumasukkan batang kemaluanku ke mulutnya yang mungil. Semula agak kesulitan, tetapi lama-lama dia bisa menyesuaikan diri sehingga tak lama batang kemaluanku masuk ke rongga mulutnya. “Justru di situ nikmatnya.., Selama ini sama suami main seksnya gimana?”, tanyaku sambil menciumi payudaranya.


    Ibu riska si janda cantik tak menjawab. Dia malah mencium bibirku dengan penuh gairah. Tanganku pun secara bergantian memainkan kedua payudaranya yang kenyal dan selangkangannya yang mulai basah. Aku tahu, perempuan itu sudah kepengin disetubuhi.

    Namun aku sengaja membiarkan dia menjadi penasaran sendiri.

    Tetapi lama-lama aku tidak tahan juga, batang kemaluanku pun sudah ingin segera menggenjot liang kenikmatannya. Pelan-pelan aku mengarahkan barangku yang kaku dan keras itu ke arah selangkangannya.

    Ketika mulai menembus liang kenikmatannya, kurasakan tubuh Ibu riska si janda cantik agak gemetar.

    “Ohh…”, desahnya ketika sedikit demi sedikit batang kemaluanku masuk ke liang kenikmatannya. Setelah seluruh barangku masuk, aku segera bergoyang naik turun di atas tubuhnya. Aku makin terangsang oleh jeritan-jeritan kecil, lenguhan serta kedua payudaranya yang ikut bergoyang-goyang.

    Tiga menit setelah kugenjot, Ibu riska menjepitkan kedua kakinya ke pinggangku.

    Pinggulnya dinaikkan. Tampaknya dia akan orgasme. Genjotan batang kemaluanku kutingkatkan. “Ooo… ahh… hmm… ssshh…”, desahnya dengan tubuh menggelinjang menahan kenikmatan puncak yang diperolehnya. Kubiarkan dia menikmati orgasmenya beberapa saat. Kuciumi pipi, dahi, dan seluruh wajahnya yang berkeringat.

    “Sekarang Ibu riska berbalik. Menungging di atas meja.., sekarang kita main dong di atas meja ok!” Aku mengatur badannya dan Ibu riska menurut. Dia kini bertumpu pada siku dan kakinya.

    “Gaya apa lagi ini?”, tanyanya.

    Setelah siap aku pun mulai menggenjot dan menggoyang tubuhnya dari belakang. Ibu riska si janda cantik kembali menjerit dan mendesah merasakan kenikmatan yang tiada taranya, yang mungkin selama ini belum pernah dia dapatkan dari suaminya. Setelah dia orgasme sampai dua kali, kami istirahat.

    “Capek?”, tanyaku. “Kamu ini aneh-aneh saja. Sampai mau remuk tulang-tulangku”.
    “Tapi kan nikmat Bu..”, jawabku sambil kembali meremas payudaranya yang menggemaskan.

    “Ya deh kalau capek. Tapi tolong sekali lagi, aku pengin masuk agar spermaku keluar. Nih sudah nggak tahan lagi batang kemaluanku. Sekarang Ibu riska yang di atas”, kataku sambil mengatur posisinya.

    Aku terletang dan dia menduduki pinggangku. Tangannya kubimbing agar memegang batang kemaluanku masuk ke selangkangannya. Setelah masuk tubuhnya kunaik-turunkan seirama genjotanku dari bawah. Ibu riska tersentak-sentak mengikuti irama goyanganku yang makin lama kian cepat. Payudaranya yang ikut bergoyang-goyang menambah gairah nafsuku. Apalagi diiringi dengan lenguhan dan jeritannya saat menjelang orgasme.

    Ketika dia mencapai orgasme aku belum apa-apa. Posisinya segera kuubah ke gaya konvensional. Ibu riska si janda cantik kurebahkan dan aku menembaknya dari atas. Mendekati klimaks aku meningkatkan frekuensi dan kecepatan genjotan batang kemaluanku.

    “Oh Ibu riska.., aku mau keluar nih ahh..” Tak lama kemudian spermaku muncrat di dalam liang kenikmatannya. Ibu riska kemudian menyusul mencapai klimaks. Kami berpelukan erat. Kurasakan liang kenikmatannya begitu hangat menjepit batang kemaluanku. Lima menit lebih kami dalam posisi rileks seperti itu.

    Kami berpelukan, berciuman, dan saling meremas lagi. Seperti tak puas-puas merasakan kenikmatan beruntun yang baru saja kami rasakan. Setelah itu kami bangun di pagi hari, kami pergi mencari sarapan dan bercakap-cakap kembali. Ibu riska harus pergi mengajar hari itu dan sorenya baru bisa kujemput.


    Sore telah tiba, Ibu riska kujemput dengan mobilku. Kita makan di mall dan kami pun beranjak pulang menuju tempat parkir. Di tempat parkir itulah kami beraksi kembali, aku mulai menciumi lehernya. Ibu riska mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya. Nafas Ibu riska makin terengah, dan tanganku pun masuk di antara kedua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.

    “Uuuhh.., mmmhh..”, Ibu riska si janda cantik menggelinjang, tapi gairahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun membuka dengan paksa baju dan rok mininya.

    Aaahh..! Ibu riska dengan posisi yang menantang di jok belakang dengan memakai BH merah dan CD merah. Aku segera mencium puting susunya yang besar dan masih terbungkus dengan BH-nya yang seksi, berganti-ganti kiri dan kanan.

    Tangan Ibu riska mengelus bagian belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tidak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan nampaklah bukit kemaluannya. Akupun segera membenamkan kepalaku ke tengah ke dua pahanya.

    “Ehhh…, mmmhh..”. Tangan Ibu riska meremas jok mobilku dan pinggulnya bergetar ketika bibir kemaluannya kucumbui. Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan menjilatinya dengan perlahan.

    “Ooohh.., aduuuhh..”. Ibu riska mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat. Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka.

    Sesekali lidahku membelai klitorisnya yang membuat tubuh Ibu riska terlonjak dan nafas Ibu riska seakan tersendak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya membesar dan mengeras.

    Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Ibu riska si janda cantik tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Ibu riska.

    “Mmmhh…, mmmhh.., ooohhm..”.

    Ketika Ibu riska si janda cantik membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku, kini iapun mulai menyedot. Tanganku bergantian meremas dadanya dan membelai kemaluannya. “Oouuuh Ibu riska.., enaaaak.., teruuuss…”, erangku.

    Ibu riska terus mengisap batang kemaluanku sambil tangannya mengusap liang kenikmatannya yang juga telah banjir karena terangsang menyaksikan batang kemaluanku yang begitu besar dan perkasa baginya.

    Hampir 20 menit dia menghisap batang kemaluanku dan tak lama terasa sekali sesuatu di dalamnya ingin meloncat ke luar. “Ibu riska.., ooohh.., enaaak.., teruuus”, teriakku. Dia mengerti kalau aku mau keluar, maka dia memperkuat hisapannya dan sambil menekan liang kenikmatannya, aku lihat dia mengejang dan matanya terpejam, lalu.., “Creet.., suuurr.., ssuuur..”


    “Oughh.., Jack.., nikmat..”, erangnya tertahan karena mulutnya tersumpal oleh batang kemaluanku.

    Dan karena hisapannya terlalu kuat akhirnya aku juga tidak kuat menahan ledakan dan sambil kutahan kepalanya, kusemburkan maniku ke dalam mulutnya, “Crooot.., croott.., crooot..”, banyak sekali maniku yang tumpah di dalam mulutnya.

    “Aaahkk.., ooough”, ujarku puas. Aku masih belum merasa lemas dan masih mampu lagi, akupun naik ke atas tubuh Ibu riska si janda cantik dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Ibu riska dan aroma kemaluan Ibu riska di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit. Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Ibu riska, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Ibu riska menekan pantatku dari belakang.

    “Ohm, masuk.., augh.., masukin”

    Perlahan kemaluanku mulai menyeruak masuk ke liang kemaluannya dan Ibu riska si janda cantik semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku terasa tertahan oleh sesuatu yang kenyal. Dengan satu hentakan, tembuslah halangan itu. Ibu riska memekik kecil.

    Aku menekan lebih dalam lagi dan mulutnya mulai menceracau,

    “Aduhhh.., ssshh.., iya.., terus.., mmmhh.., aduhhh.., enak.., Jack”

    Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Ibu riska, lalu membalikkan kedua tubuh kami sehingga Ibu riska sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak kemaluanku menancap hingga pangkal di kemaluannya. Tanpa perlu diajari, Ibu riska segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku bergantian meremas dan menggosok payudaranya, klitoris dan pinggulnya, dan kamipun berlomba mencapai puncak.

    Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Ibu riska si janda cantik makin menggila dan iapun membungkukkan tubuhnya dengan bibir kami saling melumat. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya berhenti menyentak. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

    Setelah tubuh Ibu riska melemas, aku mendorongnya hingga telentang, dan sambil menindihnya, aku mengejar puncak orgasmeku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Ibu riska tentu merasakan siraman air maniku di liang kenikmatannya, dan iapun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang kedua.


    Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme yang telah terjadi saat itu sungguh rasanya mengalahkan segalanya begitu nikmat.

    waktupun terus berjalan aku merebahkan tubuhku sejenak dan membayangkan kenikmatan yang telah terjadi aku pun menjadi tidur tak terasa bangun bangun waktu udah menunjukan pukul 05.00 setelah mengetahui waktu udah pagi, Ibu riska si janda cantik bangun dan akupun berpamitan untuk pulang.

  • Kisah Memek Ibu Ita, Ibu Sahabatku

    Kisah Memek Ibu Ita, Ibu Sahabatku


    4107 views

    Duniabola99.com – Oke saya akan memulai cerita saya yang baru-baru ini saya alami, kurang lebih 2 bulan yang lalu, tepatnya bulan maret 2001. Waktu itu saya sedang menginap di rumah teman saya di kota hujan Bogor. Memang sudah lama sejak saya lulus kuliah menjadi sarjana saya tidak pernah bertemu dengan sahabat saya yang satu ini.


    Saya berangkat dari Bandung siang hari, sampai di sana sudah malam. Setibanya saya di rumah sahabat saya, saya langsung memencet bel pintu rumah. Begitu bel dipencet, keluarlah seorang wanita setengah baya, dan dia adalah ibu sahabat saya, namanya Ibu Ita. O ya.., Ibu Ita adalah seorang janda, umurnya saya perkirakan sekitar 39 tahun. Walaupun umurnya sudah hampir mencapai kepala 4, tetapi masih kelihatan seksi dan montok, walaupun buah dada yang besar itu sedikit kendor.

    “Malam Bu..,” sapa saya.
    “Ooo, Nak Dedi. Malam juga.., ayo masuk..!” balasnya, lalu saya pun masuk ke dalam ruang tamu.
    “Sama sapa kamu Ded..?” tanyanya.
    “Saya sendiri Bu, o ya.., Rinto mana Bu..?” saya balik bertanya.
    “Rinto sedang ke Batam, kemaren dia berangkat, dia ada panggilan kerja di sana.” katanya.
    “Ke Batam..?” tanya saya penuh heran dan sedikit kecewa.
    “O ya.., Dedi tidur dimana..?” tanya Bu Ita.
    “Ngga tau nich Bu.., mungkin saya akan langsung balik lagi ke Bandung, soalnya Rinto ngga ada sich Bu..” kata saya.
    “Jangan pulang dulu Nak Dedi, mendingan kamu tidur aja disini, sekarang kan sudah malam, lagian tuch masih ada kamar kosong..” katanya.

    Saya diam sejenak dan mempertimbangkan ajakannya.
    “Oke dech Bu.., saya akan menginap beberapa hari lagi disini..” kata saya.
    “Ayo.., bawa tas kamu ke kamar depan. Kalau mau mandi silahkan aja, ada air hangatnya tuh di kamar mandi” katanya sambil tersenyum manis kepada saya.


    Lalu saya membawa tas saya dan masuk ke kamar tamu, setelah itu saya menuju ke kamar mandi, lalu mandi dengan air panas. Setelah mandi, dengan masih handuk dililitkan di pinggang, saya melihat Ibu Ita sedang menyiapkan makanan buat saya. Tanpa menyapa dan hanya melempar senyum, saya berlalu masuk ke kamar. Sesampainya di kamar, saya tidak langsung memakai pakaian, tetapi saya telanjang bulat di hadapan cermin sambil membayangkan jika batang keperkasaan saya ini dinikmati oleh Ibu Ita. Saya berdiri dengan bergaya sambil memainkan batang kejantanan saya hingga benda itu tegak dan mengeras. Tetapi begitu terkejutnya saya ketika tiba-tiba pintu kamar dibuka oleh Ibu Ita. Lalu dengan seketika saya menghadap pintu yang dibuka oleh Ibu Ita dengan membebaskan batang kejantanan saya dilihat Ibu Ita, dan Ibu Ita hanya bisa menatap terpana akan keindahan batang kejantanan saya.

    Setelah beberapa detik terdiam, Ibu Ita pun berbicara, “Ded.. makanan udah Ibu siapin.., ayo makan bareng yuk..!” ajaknya tersipu malu dan menampakkan wajahnya yang memerah.
    “Baik Bu, sebentar lagi.., Dedi pakai pakaian dulu..” kata saya, lalu pintu pun tertutup kembali.

    Setelah berpakaian, saya pun keluar ke arah ruang makan. Sesampainya disana, saya sempat terpana juga, ternyata Ibu Ita sudah mengganti bajunya dengan daster tidur yang tipis dan transparan. Ibu Ita memakai BH dan CD berwarna hitam, menambah pikiran saya yang tak karuan. Lalu dengan santai saya berjalan menuju meja makan, dan kami berdua pun langsung makan. Di meja makan kami pun terlibat percakapan. Dia menceritakan bahwa selama ini dia sangat kesepian setelah ditinggal suaminya, sedangkan dengan keberadaan Rinto masih kurang, sebab Rinto jarang berada di rumah.

    Tetapi betapa terkejutnya saya saat Ibu Ita meminta saya untuk menemaninya tidur di kamarnya. Dengan terkejutnya hingga saya tersedak makan. Lalu dengan reflek, Ibu Ita berdiri dan menghampiri saya.
    Dari belakang, punggung saya diusap-usap sambil dia berkata, “Kalo makan hati-hati donk..!”
    Tapi entah sengaja atau tidak, buah dada yang besar itu menempel di punggung saya, membuat adik kecil saya yang di bawah mulai bangun. Lalu tanpa diduga, Ibu Ita yang sudah sangat menginginkan kehangatan lelaki, mulai agresif menciumi leher dan langsung ke pipi saya.


    Dengan nafsu yang sudah menggebu-gebu, saya pun merangkul tubuh Ibu Ita dan langsung membalas ciumannya. Sambil berciuman, tangan saya mulai bergirlya meraba-raba dan meremas-remas buah dada yang besar itu. Ibu Ita hanya merintih dan badannya menggelinjang. 15 menit kami saling berciuman, lalu kami menghentikan acara ciuman kami. Tanpa harus bertanya lagi, Ibu Ita mengajak saya ke kamarnya, dengan memegang tangan saya. Saya dituntun menuju kamar tidurnya. Begitu di dalam kamar, pintu kamar dia kunci, lalu dia melepaskan baju saya dan celana hingga bugil dengan ganasnya. Lalu saya disuruh naik ke atas tempat tidur dan saya disuruh berbaring.

    Dengan semangat 45, Ibu Ita menciumi saya dari atas hingga bawah, betapa nikmat dan gelinya ketika batang kemaluan saya dijilatnya, dikulum dan disedot-sedot sambil dikocok-kocok halus.
    15 menit kemudian saya sudah tidak dapat menahan kenikmatan dari mulutnya, lalu, “Croott.. crroott.. crroott..” air mani saya pun muncrat ke dalam mulutnya.
    Dengan bangganya air mani saya ditelan hingga habis, mulai dari helm sampai batang kemaluan saya pun dibersihkan dengan lidahnya.

    Dengan perasaan tidak mau kalah, saya langsung membuka satu persatu pakaian yang dipakai Ibu Ita hingga bugil, dan aku membaringkannya di ranjang itu. Saya pun mulai menciuminya dan meremas-remas sambil menyedot-nyedot buah dada yang besar dan indah itu.
    “Hmm.., terus Ded..! Iya itu.. enak.., aahh.., terus sayang..!” rintihnya.
    Lalu saya pun mulai turun menciuminya dan mulai saya menyibakkan bulu-bulu kemaluan yang lebat dan hitam itu, lalu saya menjilat-jilatinya sambil memasukkan jari-jari tangan saya ke lubang senggamanya.
    “Aaahhkk.., aakkhh..,” rintihnya.
    Tidak lama, bibir kewanitaannya sudah basah dengan cairan-cairan kental dari liang senggamanya.


    Setelah puas, saya merubah posisi saya. Saya langsung berbaring dan Ibu Ita saya suruh naik di atas selangkangan saya dan berjongkok. Dengan tangannya sendiri, batang kejantanan saya diarahankannya masuk ke dalam lubang kenikmatannya.
    Dan, “Bleess.., bblleess..” masuk sudah kemaluan saya dengan penuh ke dalam lubangnya yang ranum itu.
    “Aaakkhh.. aakkhh..” saya menjerit karena merasa betapa nikmatnya kejadian itu.
    Lalu tubuh Ibu Ita mulai naik turun di selangkangan saya, sesekali pantatnya diputar-putar. Saat pantatnya diputar terasa nikmat sekali.

    15 menit kemudian, saya merubah posisi dengan batang kejantanan saya masih di dalam liang senggamanya. Saya merubahnya dengan posisi dia berbaring, lalu saya duduk dan mengangkat satu kaki Ibu Ita ke atas. Lalu saya mulai memaju-mundurkan senjata keperkasaan saya di liang senggamanya dengan irama sedang-sedang saja.

    Kemudian, tidak lama setelah itu, saya merubah lagi posisi. Sekarang saya merubah ke posisi doggie style. Saya tusuk-tusukkan batang keperkasaan saya itu dari belakang.
    “Aaakkhh.., aakkhh.., sayang.. Ibu mau keluar nich..!” katanya sambil berusaha menahan dorongan yang saya lakukan.
    “Keluarain aja Bu.., Dedi masih belom mau keluar..” balas saya yang masih tetap memacu gerakan.
    Lalu, “Aaakkhh..” ternyata Ibu Ita sudah keluar.
    Saya merasakan lubang di dalam dinding kemaluannya licin karena cairan itu. Tapi aku masih terus mengocok-ngocok batang keperkasaan saya di liang senggamanya. Setelah itu kami merubah posisi lagi. Sekarang posisi Ibu Ita berbaring, lalu saya angkat kedua kakinya dan saya rentangkan lebar-lebar kemaluannya dan saya menyodoknya dari depan.


    10 menit kemudian, saya sudah tidak tahan lagi ingin menembakkan lahar saya. Lalu saya tarik batang kejantanan saya. Saya segera membangunkan Ibu Ita untuk duduk dan batang kejantanan saya, saya arahkan ke mulutnya.
    Dengan cepat Ibu Ita menyambutnya, dia mulai mengocok-ngocok dan, “Crroott.., ccrroott.., ccrroott..!” air mani saya menyembur ke wajahnya.
    Tanpa disuruh lagi, Ibu Ita langsung membersihkan batang kejantanan saya dan dijilat-jilatnya hingga bersih.

    Setelah beberapa menit kami beristrirahat, kami pun melakukannya kembali hingga pukul 3 pagi. Permainan kami sangat indah dan mesra sekali saya rasakan, berbeda dengan pengalaman saya yang sebelumnya. Ibu Ita dan saya di permainan yang kedua melakukan hubungan seks yang halus dan lebih mesra, karena selain terasa lebih nikmat, kami juga membutuhkan adaptasi setelah permainan yang pertama. Setelah melakukan permainan yang ke-tiga, kami pun tidur bersama dengan keadaan bugil sambil kedua tangan Ibu Ita memeluk erat tubuh saya yang saat itu telah lemas tak berdaya. Kesekon harinya juga kami melakukannya lagi. Saya di Bogor hanya 2 hari, lalu saya pulang kembali lagi ke Bandung dengan membawa oleh-oleh kenangan yang indah bersama Ibu Ita.





  • Kisah Memek ibu ku untuk mu, ibumu untuk aku

    Kisah Memek ibu ku untuk mu, ibumu untuk aku


    5139 views

    Duniabola99.com – Telepon yang anda tuju tidak dapat dihubungi. Silahkan ulangi beberapa menit lagi ”. Begitu yang kudengar setiap kupencet namanya pada memori HP ku. Lagi ada di mana si penjahat seks itu sampai HP nya dimatikan? Aku sampai lupa meminum es juice dan menyantap pisang keju yang terhidang di mejaku karena terus mencoba menghubungi Roni, temanku. “ Tumben sendirian. Biasanya sama Roni, ” kata Bu Tiwi, pemilik kantin. “Iya nih Bu, HP nya dimatikan. Nggak bisa dihubungi, ” ujarku setelah menghirup es juice yang terhidang dan mengunyah pisang keju. Sebenarnya telah hilang selera makanku pada makananan dan minuman favoritku itu karena tak berhasil menghubungi Roni.


    “Kalau mau dateng ke pesantren kilat bareng mestinya janjian yang mateng. Jadi nggak manyun begitu,” ujar Bu Tiwi lagi sambil melayani pembeli yang lain. Benar juga omongan Bu Tiwi. Ini memang salahku. Semestinya, semalam atau tadi sebelum berangkat kontak Roni dulu hingga bisa janjian. Kalau sudah begini, aku yang repot. Mau ngikut pesantren udah kesiangan dan pasti pintu pagar udah ditutup sementara Roni tidak bisa dihubungi. Atau bisa jadi ia berangkat tanpa bawa HP. Gagasan untuk ngikut pesantren kilat ini memang murni ide kita daripada nganggur mendingan ngikut and bisa kenalan ma cewe-cewe pengajar yang katanya dari universitas muslim, katanya kakak- kakak pengajarnya banyak yang cantik-cantik. Joker1788

    Lagian ada juga yang ngikut dari sekolah laen. Sewaktu mau berangkat, Rizal, temanku yang lain datang ke rumah dan meminjamkan sejumlah VCD porno yang pernah ia janjikan dahulu. Lalu muncul gagasan untuk membolos dan nonton bareng Roni di rumahnya. Aku yakin Roni pasti tak menolak. Karena seperti kata Rizal diantara film-film yang dipinjamkan, ada yang bercerita tentang hubungan seks antara seorang anak laki-laki dengan ibunya. Thema seperti itu, atau setidaknya yang menggambarkan hubungan seks antara pria muda dengan wanita yang lebih dewasa bahkan yang lebih pantas menjadi ibunya, adalah yang sangat digemari Roni. Bahkan dalam pengalaman nyata, seperti pengakuan dan cerita Roni, ia sering menyetubuhi pembantunya, wanita yang telah berusia 43 tahun. Roni juga mengaku sering terangsang saat mengintip ibunya sendiri yang tengah telanjang. Itulah kenapa aku sering menyebutnya sebagai penjahat seks.

    Di luar itu Roni juga yang mengajari dan memperkenalkanku pada kebiasaan onani. Menurutnya, aku tergolong pria puritan karena hingga berumur 18 tahun belum tahu dan tidak pernah melakukan onani. Dan ketika ia menggagas untuk membuat lubang rahasia untuk mengintip aktivitas ibuku dari kamarku yang memang bersebelahan dengan kamar ibu, aku tak kuasa menolaknya. Menurut Roni, tubuh ibuku sangat menggairahkan dan merangsang. Sama seperti tubuh ibunya yang memang usianya tak jauh berbeda karena usia ibu 47 sedang ibunya Roni lebih muda setahun. Dan seperti ibunya Roni, ibuku juga sudah menjanda cukup lama. Hanya Roni punya kakak perempuan yang sudah menikah dan hidup terpisah. Sedangkan aku, anak tunggal dan hanya hidup berdua dengan ibu sejak kecil. Bahkan konon, sebenarnya aku bukan anak ayahku yang meninggal saat usiaku masih balita. Tapi buah perselingkuhan ibu dengan pemuda tetangganya setelah menikah cukup lama dan tidak punya anak. Aku gak terlalu percaya ma omongan itu karena keluargaku adalah keluarga muslim yang taat, ibuku saja sudah lama memakai jilbab begitu juga denga ibunya Roni, kita jadi dekat dari kecil karena ibuku dan ibunya Roni sama-sama ngikut pengajian di tempat yang sama, buat ngisi kesibukan dan nambah kenalan juga kekayaan batin gitu alasan ibuku. Tapi memang si Roni lebih nekat dariku, kita sama-sama penasaran ama body perempuan-perempuan berjilbab, sapa tahu korengan kali,ha..ha.. “Sam memek ibumu besar dan membusung banget. Mau deh aku menjilati lubangnya. Ah, pasti enak banget kalau dientotin, ” ujar Roni berbisik ketika ia menginap di kamarku suatu malam dan mengintip ke kamar ibu dari lubang rahasia yang kami buat. Saat itu, ibu tidur mengangkang tanpa mengenakan celana dalam dan dasternya tersingkap.

    Malam itu Roni memuaskan diri beronani sambil sambil mengintip dan membayangkan menyetubuhi ibuku. Dan lucunya, aku juga melakukan yang sama. Hanya aku melakukan secara diam-diam setelah Roni tertidur pulas. Benar seperti kata Roni, wanita seusia ibu memang lebih matang dan merangsang. Sejak itu, aku sering mengintip ke kamar ibu di saat terangsang dan hendak beronani. Aku juga ingin merasakan nikmatnya bersetubuh dengan ibu kendati sejauh ini belum pernah melakukan sekali pun dengan wanita lain. Satu jam lebih duduk tercenung sendiri di kantin Bu Tiwi akhirnya membuatku jenuh. Setelah sekali lagi mencoba menghubungi HP Roni tak tersambung, akhirnya kuputuskan untuk pulang. Paling ibu sudah berangkat ke Puskesmas tempatnya bekerja hingga nggak bakalan tahu kalau aku gak jadi ngikut, pikirku. Setelah membayar makanan, aku langsung keluar dan menyetop angkutan kota yang rutenya melewati jalur jalan dekat rumah. Motor memang sengaja tak kubawa karena tadinya berniat membolos dengan Roni. Sampai di rumah, seperti biasa aku masuk lewat pintu belakang. Kunci rumah bagian depan memang selalu dibawa oleh ibu karena dia yang berangkat belakangan setiap hari. Aku membawa kunci pintu belakang agar tak repot mampir ke kantor ibu untuk mengambil kunci saat pulang sekolah. Namun di dalam, saat masuk ke ruang tengah, aku dibuat kaget. sepeda motor Roni ada di sana terparkir di dekat motorku. Sementara tas hitam yang biasa dibawa ibu ke kantor teronggok di atas meja makan. Jadi ibu belum berangkat? Dan kenapa motor Roni ada di sini? Aku jadi curiga. Jangan- jangan Roni juga ada di sini dan lagi berdua dengan ibuku di kamarnya. Memikirkan kemungkinan itu, kuperlambat jalanku. Dengan berjingkat kumasuki kamarku sendiri. Setelah mengunci pintu kamar dari dalam, langsung kutuju lubang rahasia yang biasa kugunakan untuk mengintip ke kamar ibu.


    Dugaanku tidak meleset. Roni ada di kamar itu berdua dengan ibuku. Di atas ranjang besar tempat tidur ibu, keduanya tengah melakukan perbuatan yang selayaknya tidak pantas dilakukan. Kulihat Ibu sudah tidak berpakaian, tapi masih mengenakan jilbabnya, seragam putih panjang khas puskesmas sudah teronggokdi lantai dan satu-satunya penutup tubuh yang dikenakan hanya celana dalam warna hitam, duduk menyandar di dinding kamar. Ia terlihat sangat menikmati apa yang tengah dilakukan Roni pada dirinya. Ya Roni menghisapi salah satu pentil susu ibu di bagian kiri dengan mulutnya. Sementara payudaranya yang sebelah kanan, sesekali dibelai dan diremas gemas oleh pemuda teman akrab dan kawan sekolahku itu. Seperti bayi yang kehausan, Roni menetek dengan lahap di payudara ibu yang besar, 36B, kutahu waktu kulihat di jemuran dulu. Pasti hisapannya sangat kuat pada puting susu ibu yang coklat kehitaman hingga ibu tampak menggelinjang menahan nikmat. Terlebih tangan Roni juga tak mau berhenti meremasi buah dadanya yang lain sambil sesekali memilin putingnya. “Ah… ah.. terus hisap Ron, ah enak banget. Tetek tante enak banget kamu begitukan Ron, ah.. sshh …ahh …aaahhh,” suara ibu terdengar mengerang dan melenguh menahan nikmat. Mungkin seharusnya aku merasa jengah atau stidaknya memprotes atas apa yang tengah dilakukan Roni pada ibuku. Tetapi tidak, aku malah menikmati permainan mereka. Bahkan ingin rasanya aku menggantikan peran Roni. Karena sudah cukup lama aku ingin menyentuh dan menghisap tetek ibu bahkan sekaligus menyetubuhinya. Aku memang sangat terangsang setiap mengintip dan mendapati ibu tengah telanjang. Hanya selama ini aku hanya bisa menyetubuhi dalam angan-angan yakni beronani sambil membayangkan menyetubuhinya. Aku makin terangsang ketika Roni mulai menciumi kemaluan ibu dari luar CD hitam yang dikenakannya.

    Kulihat ujung hidung Roni disentuhkan di bagian tengah memek ibu yang masih tertutup CD. Sesekali Roni juga menggunakan mulutnya untuk mengecup. Ah kenapa Roni tidak segera melepas saja CD hitam itu. Terus terang aku jadi tidak sabar untuk melihat bentuk sejelasnya vagina ibu. Selama ini, setiap mengintip, aku hanya bisa melihatnya sepintas. Kini, dengan posisi duduk mengangkang seperti itu, kalau CD nya dibuka pasti memek ibu bisa terlihat detilnya. Ternyata harapanku tidak sia-sia. Hanya, bukan Roni yang mengambil insiatif tetapi malah ibuku. “Kamu sudah kangen sama memek tante ya Ron? Tante buka deh celana dalamnya biar kamu bisa melihat sepuasnya atau melakukan apa saja sesuka kamu. Tetapi baju dan celana kamu dibuka juga dong, ” kata ibu sambil memelorotkan dan melepas celana dalamnya. Saat ibuku mau melepas jilbabnya ditahan sama Roni, “Jangan dilepas tante, tante lebih cantik kalo pake jilbab, sumpah”, rayu Roni Dan ibuku senyum-senyum saja mendengar kata-kata Roni, kini ibuku benar-benar telanjang tanpa sehelai benang yang menutupinya setelah CD warna hitamnya dilepas dan dilemparkan sekenanya, hanya jilbab yang masih menutupi kepalanya dan itu membuatku lebih terangsang karena Roni pernah bilang pengen ngentotin cewe yang masih pake jilbab, lebih bikin nafsu katanya dan bener banget karena kurasakan ada sensasi yang luar binasa kalo bisa ngentotin cewe yang masih pake jilbab. Dan yang membuatku kaget, memek ibu yang biasanya terlihat lebat ditumbuhi rambut hitam, telah dicukur gundul. Padahal tiga hari lalu, saat aku mengintipnya dari kamar seusai mandi, vagina ibu masih tertutup oleh kerimbunan rambut hitam keritingnya. Tetapi memek yang telah tercukur kelimis itu lebih merangsang karena seluruh detilnya jadi terlihat jelas.

    Dalam posisi duduknya yang mengangkang, kemaluan ibuku membentuk busungan besar yang terbelah di bagian tengahnya. Hanya, bibir bagian luarnya yang berwarna coklat kehitaman terlihat tebal dan berkerut. Kontras dengan warna di bagian dalam yang agak kemerahan. Sedangkan kelentitnya yang berada di ujung celah bagian atas, terlihat cukup besar ukurannya. Mungkin sebesar biji jagung dan tampak mencuat. Ah .. merangsang banget. Bibir bagian luar memek ibu yang berwarna coklat kehitaman, tebal dan berkerut itu, kemungkinan terbentuk akibat seringnya tergesek kejantanan milik laki-laki. Baik milik almarhum suaminya semasa hidup atau milik ayah kandungku yang menjadi teman selingkuh ibu. Bahkan mungkin kontol beberapa pria lain yang pernah singgah dalam hidupnya karena beberapa tahun lalu sempat pula kudengar kabar ibu ada main dengan salah seorang atasannya hingga sebagai PNS ia sempat dipindahtugaskan ke daerah terpencil selama beberapa waktu. Roni menghampiri ibuku setelah melepas baju kokonya dan semua yang dikenakannya. Kontolnya tampak tegak mengacung dan keras. Hanya, soal ukuran, kuyakin setingkat di bawah punyaku yang lebih panjang dan besar,palingan Cuma 13 cman dibanding punyaku yang kalo ngaceng banget bisa sampai 17cman. Tadinya kukira Roni akan langsung menindih dan menancapkan rudalnya di memek ibu yang memang telah menunggu untuk disogok. Namun dengan santai, bak lelaki dewasa yang sudah berpengalaman dengan perempuan, direbahkannya tubuhnya dekat tubuh ibu mengangkang. Posisi kepalanya persis berada diantara kedua paha ibu yang terbuka lebar atau persis berhadapan dengan memek ibuku.


    Posisi itu dipilihnya, nampaknya agar ia dapat dengan mudah menatapi memek ibuku dari jarak sangat dekat dan sekaligus menyentuhnya. Ibuku kian membuka lebar kangkangan pahanya ketika tangan Roni mulai menjamah bagian paling sensitif miliknya. Diusap-usapnya bibir luar memek ibu yang tebal dan berkerut dengan telapak tangannya dan sesekali diselipkannya ujung jari tengah tangan Roni ke lubang di antara celahnya. Disentuh sedemikian rupa oleh tangan Roni, terlebih ketika jari tengah teman sekolahku itu menyentuh kelentitnya, mulut ibu mulai mendesis dan melenguh. Roni tak hanya menggunakan tangan untuk menyentuhnya tetapi mulai menggunakan lidahnya untuk menjilat dan mengkilik lubang kenikmatannya, maka desahan yang keluar berubah menjadi erangan. Bahkan tubuh ibuku terlihat menggelinjang dan tergetar ketika Roni mengecupi dan menghisapi kelentit ibuku. “Aauuw.. oh.. oh.. Ron kamu apakan memek tante. Ssshh.. sshh oh enak banget Ron. Ya.. ya ahh enak banget Ron, terus sayang ya terus aahhh , ” erangnya menahan nikmat. Suara yang keluar dari mulut ibuku, bukannya membuat Roni menghentikan aksinya. Tetapi malah memberinya semangat untuk membuat aksi jilatan dan hisapan dengan mulutnya lebih efektif. Agen Joker1788

    Lidahnya makin dalam dijulurkan ke dalam lubang kemaluan itu dan hisapannya pada kelentit ibu dilakukannya dengan lebih keras dan gemas. Hingga tubuh ibuku berkali- kali meronta dan menggeliat namun terlihat sangat menikmatinya sambil meremas sendiri ujung jilbabnya. Puncaknya, Roni tak hanya menjilati lubang memek ibuku. Lidahnya yang kuyakin telah terlatih untuk menjilati lubang kemaluan Bik Suti, wanita yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya yang sering diceritakannya, mulai mencari sasaran lain. Itu kuketahui karena setelah ia meremas-remas pantat besar ibuku dan membukanya hingga lubang anusnya terlihat, lidahnya kembali dijulurkan dan diarahkan ke sana. Dan tanpa rasa jijik sedikitpun ia mulai menyapu-nyapukan lidahnya di lubang anus yang berwarna senada dengan memek ibu yang coklat kehitaman. Tidak hanya menyapu dan menjilat, lidah Roni pun dicolokkan bagian ujungnya seolah berusaha menerobos ke bagian dalam lubang anus itu. Diperlakukan seperti itu ibu memekik keras menahan nikmat. “Iiiihhhh diapakan lagi tante Ron. Okh.. okh.. sshh … aahh enak banget Ron. Kamu pintar banget sayang. Tante nggak pernah merasakan yang seperti ini, ” ungkapnya terbata di sela-sela rintihan dan lenguhan yang keluar dari mulut ibuku. Mungkin karena sudah tak tahan menahan gairah yang kian memuncak, ibu akhirnya menggeser tubuh. Melepaskan pantatnya dari mulut Roni yang terus mencengkeram menyerang anusnya dengan jilatan lidahnya. Tadinya ibu bermaksud melakukan serangan balik yakni mengerjai kontol Roni dengan mulutnya. Namun Roni memaksa ingin tetap dapat mengerjai bagian bawah tubuh ibu. Hingga akhirnya disepakati untuk melakukan posisi 69 yang memungkinkan keduanya dapat menjilat dan menghisap bagian paling peka milik keduanya.

    Dengan posisi merangkak di atas tubuh Roni yang telentang, ibu memulai aksinya dengan melakukan sapuan dan jilatan pada kepala penis Roni yang tegak mengacung. Lalu, dikulum dan dimasukkannya batang penis Roni ke dalam mulutnya sambil dihisap-hisapnya. Merangsang banget, melihat ibuku yang masih berjilbab mengeluar masukkan kontol Roni. Perlakuan serupa dilakukan ibu pada kedua biji pelir kemaluan Roni. Maka kini Roni dibuatnya seperti cacing kepanasan. Tubuh Roni terlihat mengejang. Ia juga mengerang melampiaskan rasa nikmat yang diterimanya dengan meremasi bongkahan pantat besar ibuku. Menikmati adegan panas yang dilakukan ibu dan Roni dari tempatku mengintip, tanpa sadar aku mengeluarkan sendiri kontolku yang juga telah tegak mengacung dan mulai meremasinya sendiri. Nafasku memburu menahan gairah yang kian membakar. Ah, kapan aku bisa menyentuh dan menikmati keindahan tubuh ibu seperti yang tengah dilakukan Roni saat ini, keluhku membatin. Bahkan sempat pula menyelinap dalam anganku untuk menikmati kehangatan tubuh Tante Romlah, ibunya Roni. Kocokan pada penisku makin kupercepat ketika adegan di kamar ibu mendekati klimaks.


    Kulihat ibu telah dalam posisi berjongkok di atas pinggul Roni dan mengarahkan lubang memeknya ke tonggak kontol Roni yang tegak mengacung. Maka ketika pantat ibu diturunkan perlahan, masuk dan amblaslah batang kontol itu ke dalam kehangatan kemaluan ibuku. “Kamu diam saja Ron, kini giliran tante yang memberi kenikmatan, ” kata ibu sambil mulai menaik-turunkan pinggulnya. Tidak hanya gerakan naik turun yang dilakukan ibu di atas tubuh Roni. Sesekali, sambil membenamkan lebih dalam kontol Roni di dalam lubang memeknya, pinggul ibu memutar-mutar sambil meremas- remas rambutnya yang berjilbab sehingga agak longgar juga jilbab ibu dan tangan Roni kadang ikut meremas tetek ibu yang besar itu, hingga keduanya merasakan kenikmatan yang ditimbulkan. “Ah.. sshhh oh.. oh.. memek tante enak banget seperti menghisap. Oh.. oh enak banget tante, ah.. ah punya Roni mau keluar tan, akkhhhh … oouugghhh,” “Tahan dulu Ron jangan dikeluarkan dulu. Kita ganti posisi ya? Biar keluarnya sama-sama enak, ” ujar ibu sambil merubah posisi. Tanpa menunggu lama, setelah ibu kembali dalam posisi mengangkang, Roni yang terlihat sudah tidak mampu lagi mengontrol gairahnya langsung mengarahkan ujung kontolnya ke lubang memek ibuku. Dan entah disengaja atau karena tak mampu menahan gairah yang menggebu, Roni menurunkan pinggulnya dengan sentakan yang cukup kuat. Akibatnya, di samping batang kemaluan Roni langsung amblas terbenam, ibu jadi memekik tertahan. “Auw .. pelan-pelan dong sayang,” “Maaf tente. Habis Roni gemes sih sama memek tante, ” kata Roni sambil terus menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh ibuku. Awalnya hanya perlahan. Namun ketika ibu mulai meningkahi dengan menggoyang-goyang memutar pinggulnya, hunjaman kontol Roni di memek ibuku semakin cepat. Akibatnya peluh nampak berleleran pada pasangan berlainan jenis sekaligus berbeda usia cukup jauh yang tengah melampiaskan hasratnya itu. Sesekali tangan Roni kulihat ikut menarik, meremas kuat jilbab ibu, menjamah dan meremasi tetek ibuku yang terguncang- guncang. Memilin-milin putingnya dan juga menghisap dengan mulutnya.

    Tenda-tanda keduanya hendak mencapai klimaks terlihat ketika gerakan Roni terlihat kian tidak terkontrol. Begitu pun ibu, goyangan pinggulnya tidak berirama lagi. Puncaknya, keduanya sama-sama memekik dan mengerang dengan tubuh mengejang. “ Hhaakh..akkhhh..mmm..ssssstt….. nnhhikkhhmmaaat …… bbhhaannggeetthh…. Rrrhhonn” erang ibuku, “Tante Mmmhhoo ssshhaammmppp….oouugggghhh……” teriak ibuku sambil meremas kuat jilbabnya yang sudah mulai terlepas. “ Iiiyyyaahhh… tttthhaannn… ssshhhaaamm…mmaa…aaahhhh……” tukas Roni sambil ngeremes tetek ibu kuat-kuat. Maka jebolah pertahanan Roni, maninya tercurah menyembur di lubang nikmat memek ibuku “ Nnnikkhmatt… banget tantee.. haakh..hakh..aaaarrrggghhhh …… cccrooottt….crrrooott ……sssssttttt…..hhhooookhhhhh….” ceracau Roni. Sedangkan ibuku, puncak orgasmenya ditunjukkan dengan belitan kakinya ke pinggang Roni dibarengi tubuh yang mengejang hebat. “Oookkhhhhh……yyyyaaahhhhh ……eemmmmhh……ssssttthhhh…… “ Pagi itu, setelah ibu kembali ke kamar seusai membersihkan diri di kamar mandi, sebenarnya Roni mencoba melakukan pemanasan kembali. Saat ibu berdiri di depan meja rias dan hendak memakai celana dalam, Roni mencegahnya. Ia berjongkok di depannya dan mulai mengecupi memek ibu. Bahkan salah satu kaki ibu diangkatnya dan ditempatkannya di kursi meja rias hingga memudahkannya menjilati memek ibu. Namun kendati ibu terlihat kembali terangsang oleh hisapan mulut Roni pada kelentitnya, ia menolak melanjutkannya lebih jauh. Menurut ibu, hari ini ada rapat penting di kantornya yang tidak dapat ditinggalkan. Maka Roni terpaksa harus menahan diri untuk kembali melampiaskan gairah mudanya yang masih menggebu. Keduanya meninggalkan rumah setelah berdandan rapi. Sedangkan aku, terpaksa meneruskan onaniku yang belum tuntas sambil membayangkan hangatnya tubuh ibuku. Bagian II Sejak peristiwa itu, aku jadi tahu kemana perginya Roni tiap membolos sekolah tanpa mengajakku. Belakangan memang Roni sering membolos tetapi tidak memberitahu dan mengajakku. Rupanya dia punya acara asyik ngentot dengan ibuku.

    Tetapi yang membuatku kagum dan mengundang rasa ingin tahuku, bagaimana awal mulanya hingga ia bisa berselingkuh dengan ibuku? Untuk bertanya langsung padanya aku tidak berani. Takut dia jadi tahu bahwa sebenarnya perbuatannya dengan ibuku telah diketahui olehku dan pertemananku dengannya jadi renggang. Lagian terus terang, kalau diberi kesempatan, aku juga ingin banget bisa bisa menikmati memek ibu. Juga ngentot dengan ibunya Roni yang bodi dan keseksiannya nyaris sama dengan ibuku jadi aku harus membina keakraban dengan Roni. Hanya untuk melangkah ke arah itu aku belum berani dan tidak punya pengalaman seperti Roni. Belakangan, sejak mengetahui antara ibu dan Roni ada hubungan khusus, aku sering memberi kesempatan agar mereka bisa menyalurkan hasratnya secara lebih leluasa. Saat Roni main ke rumah, aku pura-pura punya acara dengan teman lain dan meninggalkan mereka. Padahal, aku malah ke rumah Roni dengan berpura-pura pada ibunya hendak menemui dia. Hingga belakangan hubunganku dengan ibunya Roni makin akrab dan aku bebas melakukan apa saja di rumahnya seperti halnya Roni di rumahku. Seperti sore itu, di saat Roni main ke rumah, aku berpura-pura udah janjian dengan teman kampungku untuk menghadiri acara ulang tahun. Padahal aku langsung ke rumah Roni. “ Tadi katanya ke rumah kamu Did? Padahal udah dari tadi lho, ” kata ibunya Roni saat aku masuk. Saat membukakan pintu, ibunya Roni rupanya habis mandi. Tubuhnya kelihatan masih basah, terlihat dari baju kurung terusan yang dipakenya, tercetak teteknya yang menggunung. Tetek ibu Roni lebih manteb dari punya ibu, karena keliatan lebih runcing. Tapi jilbab yang dipakenya sudah tampak rapi, keliatan mau pergi. “Hemm…” dengusku agak kesal juga. Seperti halnya ibuku, ibunya Roni juga berbodi tinggi besar. Pantatnya besar membusung dengan pinggul yang mengundang. Hanya, kulit Tante Romlah (nama ibunya Roni) agak sedikit gelap. Tetapi kesemua bagian tubuhnya benar-benar merangsang hingga membuatku terpana menatapinya. Namun anehnya, kendati tatapanku terang-terangan tertuju pada dadanya yang agak tercetak dan bagian lain tubuhnya yang mengundang selera, ia seperti tak menghiraukannya. Setelah mempersilahkanku masuk dan menutup pintu, dengan santai ia membereskan koran dan majalah yang terserak di ruang tamu.


    Posisinya yang agak membungkuk saat melakukan aktivitasnya itu menjadikan gairahku terpacu lebih kencang. Betapa tidak, karena baju kurungnya yang lebih mirip kayak daster Cuma ga tipis-tipis banget membuat bongkahan pantat besarnya kini ikut-ikutan tercetak di bajunya dan keliatan ibu Roni belum sempat memakai CD. “Fiuh… sayang mo pergi.., sial” umpatku dalam hati Kuyakin itu disengaja. Karena ia seperti berlama-lama dalam posisi itu kendati koran dan majalah yang dibereskan hanya sedikit. Ah ingin rasanya meremas pantat besar yang menggunung itu. Kalau Roni, mungkin ia sudah nekad melakukan apa yang diinginkan. Tetapi aku tidak memiliki keberanian hingga hanya jakunku yang turun naik menelan ludah. “Eh Did, kamu ada acara nggak? Kalau nggak ada acara, tolong antar tante ya. Tante harus menagih ke orang tapi tempatnya jauh dan sulit kendaraan, ” ujarnya setelah semua koran dan majalah tertata rapi di tempatnya. “Eee.. ee bi.. bisa tante. Nggak ada acara kok, ” kataku agak tergagap. “Kalau begitu tante ganti baju dulu. Oh ya kalau kamu haus ambil sendiri di kulkas, mungkin masih ada yang bisa diminum, ” ujarnya sambil tersenyum. Senyum yang sangat manis namun sangat sulit kuartikan. Satu buah teh botol dingin yang kuambil dari kulkas langsung kutenggak dari botolnya. Rupanya, tontonan gratis yang sangat menggairahkanku tadi membuat tenggorokanku jadi kering hingga teh botol dingin itu langsung tandas. Belakangan baru kusadari, ternyata Tante Romlah tidak menutup kembali pintu kamarnya. Dengan bertelanjang bulat, karena baju kurungnya tadi telah dilepas, dengan santai ia memilih-milih baju yang hendak dikenakan. Maka kembali suguhan mengundang itu tersaji di hadapanku. Bukan hanya pantatnya yang besar membusung. Buah dada Tante Romlah juga besar tapi keliatan kencang dan meruncing, mungkin 36C lah. Putingnya yang berwarna coklat kehitaman, terlihat mencuat. Ah ingin banget bisa membelai dan meremasnya atau menghisapnya seperti yang dilakukan Roni pada tetek ibuku.

    Sebenarnya aku ingin banget melihat bentuk memek Tante Romlah secara jelas. Namun karena posisinya membelakangiku, aku tak dapat melihatnya. Tetapi benar seperti kata Roni, tubuh ibunya yang berambut sebahu itu masih belum kehilangan pesonanya sebagai wanita. Setelah menemukan baju yang dicari dan berniat dipakainya, Tante Romlah berbalik dan memergokiku tengah menatapi tubuh telanjangnya. Tetapi sepertinya ia tidak marah. Bahkan dengan santai, ia kenakan celana dalam di hadapanku. Hanya karena merasa tidak enak dan takut dianggap terlalu kurang ajar, aku segera meninggalkannya menuju ke ruang tamu untuk menunggunya. Ibunya Roni meski telah bergelar hajah dan setiap keluar rumah selalu membungkus rapat tubuhnya dengan busana muslimah, namun masih menjalankan usaha yang tercela. Di samping bisnisnya sebagai pedagang perhiasan berlian, ia juga meminjamkan uang dengan bunga tinggi atau rentenir, bahkan temenku Roni sempat beberapa kali memergoki ibunya jalan bareng sama laki-laki di luar. Hanya kalau di rumah, pakaian yang dipakainya agak lebih santai dan lebih tipis, menurutku lebih seperti daster ibu- ibu tetangga cuman lebih panjang dan berlengan dan tidak sungkan- sungkan memamerkan tubuh indahnya seperti yang barusan dilakukan di hadapanku. Rumah orang yang ditagih Tante Romlah ternyata memang cukup jauh dan kondisi jalannya juga jelek. Untung orangnya ada dan memenuhi janjinya membayar hutang hingga Tante Romlah terlihat sangat senang. Saat pulang, karena sudah malam dan kondisi jalan sangat jelek, beberapa kali motorku nyaris terguling. Karena takut terjatuh, Tante Romlah membonceng dengan memeluk erat tubuhku. Dengan posisi membonceng yang terlalu mepet, sepasang gunung kembar Tante Romlah terasa menekan punggungku. Aku jadi membayangkan bentuknya yang kulihat saat ia telanjang di rumahnya. Hal itu membuatku terangsang dan menjadikan konsentrasiku mengendarai sepeda motor agak terganggu. Bahkan nyaris menabrak pengendara sepeda yang ada di hadapanku. Untung Tante Romlah segera mengingatkannya. “Did karena kamu sudah mengantar tante, tante akan memberi hadiah istimewa. Tapi kamu harus menjawab dulu pertanyaan tante dengan jujur, ” kata Tante Romlah saat perjalanan hampir sampai rumah. “Pertanyaan apa Tan?” “Tadi waktu lihat tante telanjang di kamar, kamu terangsang kan ?” katanya berbisik di telingaku sambil kian merapatkan tubuhnya.

    Aku tak menyangka ia akan bertanya seperti itu. Aku jadi bingung buat menajawabnya. Harusnya kujawab jujur bahwa aku sudah sangat terangsang. Tetapi aku nggak berani takut salah. Sampai akhirnya, kurasakan tangan Tente Romlah meraba bagian depan celana dan meraba kontolku yang telah tegang mengacung. “Ini buktinya punyamu tegang dan mengeras. Pasti karena terangsang membayangkan tetek tante yang menempel di punggungmu kan ?” “I..i.. iya tan,” kataku akhirnya menyerah. “Nah gitu dong ngaku. Makanya cepet deh bawa motornya biar cepet sampai rumah. Kalau Roni belum pulang, nanti kamu boleh lihat punya tante sepuasmu, ” ujarnya lagi sambil terus mengelus kontolku. Penawaran ibunya Roni adalah sesuatu yang paling kudambakan selama ini. Maka langsung saja kupacu kencang laju sepeda motor seperti yang diperintahkannya. Mudah-mudahan saja Roni belum pulang hingga tidak membatalkan niat Tante Romlah untuk memberi hadiah istimewa seperti yang dijanjikannya. Mudah-mudahan ia masih terus asyik menikmati kehangatan tubuh ibuku seperti yang pernah kulihat. Sampai di rumah, setelah tahu Roni belum pulang, aku diminta memasukkan sepeda motor dan menutup pintu. “Setelah itu tante tunggu di kamar,” ujarnya. Namun setelah semua perintahnya kulaksanakan, aku ragu untuk masuk ke kamar Tante Romlah seperti yang diperintahkannya. Tidak seperti Roni yang telah berpengalaman dengan wanita setidaknya dengan pembantu di rumahnya dan dengan ibuku, aku belum pernah melakukannya meskipun sering beronani dan membayangkan menyetubuhi ibuku maupun ibunya Roni. Hingga aku hanya duduk mencenung di ruang tamu menunggu panggilan Tante Romlah. Sampai akhirnya, mungkin karena aku tak kunjung masuk ke kamarnya, Tante Romlah sendiri yang keluar kamar menemuiku. Hanya yang membuatku kaget, ia keluar kamar bertelanjang bulat tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya. “Katanya suka melihat tante telanjang, kok nggak cepet masuk ke kamar tante ?” katanya menghampiriku. Ia berdiri tepat di hadapan tempatku duduk seolah ingin mempertontonkan bagian paling pribadi miliknya agar terlihat jelas olehku. Tak urung jantungku berdegup lebih kencang dan jakunku turun naik menelan ludah. Betapa tidak, tubuh telanjang Tante Romlah kini benar-benar terpampang di hadapanku. Diantara kedua pahanya yang membulat padat, di selangkangannya kulihat memeknya yang menggunduk.


    Licin tanpa rambut karena habis dicukur. Dan seperti memek ibuku, bibir luar kemaluannya yang berwarna coklat kehitaman tampak berkerut-kerut. Seperti kebanyakan wanita seusia dengannya, perut Tante Romlah sedikit membuncit dan ada lipatan- lipatan di sana. Namun buah dadanya yang menggantung dengan putingnya yang menonjol nampak lebih besar ketimbang milik ibuku. Ibu temanku itu hanya tersenyum melihat ulahku yang seperti terpana menatapi bukit kemaluannya. Entah darimana datangnya keberanian itu, tiba-tiba tanganku terulur untuk meraba memek Tante Romlah. Hanya sebelum berhasil menyentuh, keraguan seperti menyergap hingga nyaris kuurungkan niatku. “Ayo Did pegang saja. Kamu ingin merabanya kan? Sudah lama punya tante nggak ada yang menyentuh lho, ” rayu Tante Romlah melihat keraguanku. Hangat, itu yang pertama kali kurasakan saat telapak tanganku akhirnya mengusap memek wanita itu. Permukaannya agak kasar, mungkin karena bulu-bulu rambutnya yang habis dicukur. Sedangkan di bagian tengah, di bagian belahannya, daging kenyal yang berkerut-kerut itu terasa lebih hangat. Aku mengelus dan mengusapnya perlahan. Ah, tak kusangka akhirnya aku dapat menjamah kemaluan Tante Romlah yang sudah lama kudambakan. Sambil tetap duduk, aku terus merabai memek ibu temanku itu. Bahkan jariku mulai mencolek-colek celah diantara bibir vaginanya yang berkerut. Lebih hangat dan terasa agak basah. Sebenarnya aku ingin sekali melihat bentuk kelentitnya. Namun karena Tante Romlah berdiri dengan kaki agak merapat, jadi agak sulit untuk dapat melihat kelentitnya dengan leluasa. Untungnya, Tante Romlah langsung tanggap. Tanpa kuminta, kaki kanannya diangkat dan ditempatkan di sandaran kursi tempat aku duduk. Dengan posisinya itu, memek ibunya Roni jadi lebih terpampang di hadapanku dalam jarak yang sangat dekat. Kini bibir kemaluannya tampak terbuka lebar. Di bagian dalam warnanya kemerah-merahan. Dan kelentitnya yang ukurannya cukup besar juga terlihat mencuat. “ Pasti kamu ingin lihat itil tante kan? Ayo lihat sepuasmu Did. Atau jilati sekalian. Tante ingin merasakan jilatan lidahmu, ” ujar Tante Romlah lagi. Ia mengatakan itu sambil memegang kepalaku dan menekannya agar mendekati ke selangkangannya. Jadilah wajahku langsung menyentuh memeknya karena tarikan Tante Romlah pada kepalaku memang cukup kuat. Saat itulah, aroma yang sangat asing yang belum pernah kukenal sebelumnya membaui hidungku.

    Bau yang timbul dari lubang memek ibunya Roni. Bau yang aneh tapi membuatku makin terangsang. Aku jadi ingat segala yang dilakukan Roni pada memek ibuku. Maka setelah menciumi dengan hidungku untuk menikmati baunya, bibir kemaluannya yang berkerut langsung kulahap dan kucerucupi. Bahkan seperti menari, lidahku menjalari setiap inci lubang nikmat Tante Romlah. Sesekali lidahku menyodok masuk sedalam yang bisa dicapai dan di kesempatan yang lain, ujung lidahku menyapu itilnya. Hasilnya, Tante Romlah mulai merintih perlahan. Tampaknya ia mulai merasakan kenikmatan dari tarian lidahku di lubang kemaluannya. “Ahhhh… sssshhhhh … aakkkhh enak banget Did. Terus sayang, aakkkhh .. ya.. ya enaaakhh sayang ahhhhh, ” suara Tante Romlah mulai merintih dan mendesis. Ia juga mulai merabai dan meremasi sendiri buah dadanya. Aku jadi makin bersemangat karena yang kulakukan telah membuatnya terangsang. Itil Tente Romlah tidak hanya kujilat, tetapi kukecup dan kuhisap-hisap. Sementara bongkahan pantat besarnya juga kuraih dan kuremasi dengan tanganku. “Auuww … enak banget itil tante kamu hisap sayang! Aahh …. sssshhhhh ..oookkkhhhh… enak banget. Kamu pinter banget Did,… aaakkkhhh ….ssshh …aaarrrggghhh,” rintihanya makin menjadi. Cukup lama aku mengobok-obok memek Tante Romlah dengan mulut dan lidahku. Memeknya menjadi sangat basah karena dibalur ludahku bercampur dengan cairan vaginanya yang mulai keluar. Akhirnya, mungkin karena kecapaian berdiri atau gairahnya semakin memuncak, ia memintaku untuk menghentikan jilatan dan kecupanku di liang sanggamanya. “Kalau diterusin bisa bobol deh pertahanan tante,” ujarnya sambil memintaku untuk berganti posisi. Namun sebelumnya, ia memintaku untuk membuka semua yang masih kukenakan.

    Bahkan seperti tak sabar, saat aku tengah melepas bajuku ia membantu melepas ikat pinggang dan memelorotkan celana jins yang kukenakan. Termasuk celana dalamku juga dilolosinya. ”Wow… kontol kamu gede banget Did! Keras banget lagi, ” seru Tante Romlah saat melihat kontolku telah terbebas dari pembungkusnya. Diremas-remas dan dibelainya kontolku, membuatku tambah ngaceng saja dan saat lidahnya mau menyentuh kontolku aku minta Tante Romlah mengenakan jilbabnya lagi, ku bilang rayuan yang sama punyanya Roni, “Tante keliatan cantik kalo masih pakai jilbab” rayuku, sambil senyum-senyum geli ibu Roni memakai jilbabnya kembali dan saat Tante Romlah sibuk memakai jilbabnya, aku gak sabar ngeliat tetek tante yang menganggur, seketika aku jilat-jilat sambil ku hisap pelan putting teteknya bergantian sehingga Tante Romlahpun agak menggelinjang, “ Oouukkhh…udah gak sabar ya, lidah kamu pinter juga… eemmmhhh……” desah Tante Romlah. “Sekarang giliran lidah tante Did” kata tante yang langsung jongkok dan mencaplok kepala kontolku dengan mulut dan lidahnya. “Uuukkhhh…… aaaakhhhhh…..” desahku saat lidah basah tante menyentuh kontolku,hangat banget. Mulut tante keliatan kesulitan menggelomoh kontolku yang lumayan besar diameternya, tapi meliat mulut tante bekerja keras mengenyot kontolku apalagi dengan masih pakai jilbab membuat aku sangat terangsang karena baru kali ini akau merasakan lidah perempuan menari-nari di kontolku. “ Mulut tante gak muat sayang, panjang dan gedhe banget sih, emm..emm… tapi tante suka banget…” Sambil menghisap, tante juga mengocok- ngocok kontolku hingga makin tambah panjang dan keras saja kontolku. Dengan gemas, tante mengulum juga biji kontolku sambil tangannya tetap mengocok kontolku dengan kencang. “Aaakkhhhh…… eennaakk …banget tante, mulut tante hhaaahh … ngaatthhh banget…oohh” ceracauku merasakan kenyotan mulut Tante Romlah yang luar biasa nikmat, kontolku seperti di sedut-sedut dan pintarnya mulut dan lidah Tante Romlah hanya bermain di kepala kontolku yang notabene itu bagian paling peka di kontol laki-laki sambil tangannya mengocok, meremas dan memilin-milin batang kontolku dengan cepat dan teratur.


    Aku makin gak tahan dengan perlakuan Tante Romlah tersebut, “Ennakkhh… sssaaayyyhhaaa….. dah gak kuaaat …tttaaann…” teriakku sambil ku remas- remas kepala tante yang berjilbab. “ Eemmm….mmmm……. sssllluuurrrpp….slluurrppp….iiyyahh… keluarin di mulut tante aajahh Did, tante pengen banget minumm ppeejuhh kkkaammuu ….” Jawab Tante Romlah sambil makin kenceng ngocok dan ngenyotin kontol ku. Saat kurasakan kenikmatan sudah di ubun-ubun dan aku gak mampu nahan lagi, kutembakkan seluruh maniku ke dalam rongga mulutnya sampai ada 8 kali tembakan tapi yang pertama bercecer di wajah tante sampai jilbabnyapun kena tembakan maniku saking kencengnya, “ Aaaaarrggghhhhhh……hhhhaaaaakkkhhhh ……cccrrootttt…… issseepp… tttaanttheee….aakkkhhhhh….. crrooott …crrottt…ccrroott……sserrrrr…… ookkhhhh….sssstttt…” teriakku sambil ngeremas jilbab tante dengan kuatnya. Dan Tante Romlahpun mengulum kontolku dengan kuat saat kutembakkan maniku sambil meremas gemas kontolku, “ eemmm….eemmmmmmhhh…. sslluurrrppp…. Enak banget pejuh kamu Did… ahhhhhh” desah tante sambil menelan semua maniku, sempat kulihat maniku lumayan banyak di mulutnya. Sesaat aku merasa lemas banget, sambil mengatur nafas aku tiduran di kasur tante. Ternyata memang luar biasa, bisa ngecrotin maniku di wajah perempuan berjilbab, sensasinya luar biasa. “Kok belum turun-turun juga nih kontol?” kata tante melihat kontolku yang masih lumayan ngaceng walaupun udah ngecrot berulang-ulang. Dan memang kurasakan kontolku masih lumayan keras. “Sekarang, tante pengen ngajak kamu ngerasain kemutan tante yang bawah, mau gak Did ” tanya tante manja, membuatku mulai bergairah dan gak sabar pengen bener-bener ngentotin Tante Romlah. Dibelai dan di elus-elusnya kontolku sesaat. Ia sepertinya mengagumi ukuran kontolku. Lalu ia duduk di kursi tempat aku duduk sebelumnya dengan posisi mengangkang. Kedua kakinya dibukanya lebar-lebar hingga memeknya yang membusung terpampang dengan belahan di bagian tengahnya membuka.

    Kelentitnya yang mencuat nampak mengintip di sela-sela bibir luar kemaluannya yang berkerut-kerut. Tante Romlah yang nampaknya jadi tak sabar langsung menarikku mendekat. Dibimbing tangan wanita itu kontolku diarahkan ke lubang memeknya. “Dorong dan masukkan Did kontolmu. Ih gemes deh, punya kamu besar banget, ”. Tanpa menunggu perintahnya yang kedua kali, aku langsung menekan dan mendorong masuk kontolku ke lubang memeknya. Tapi, “Aaauuww,.. jangan kencang-kencang Did. Bisa jebol nanti memek tante, ” pekik Tante Romlah. Aku jadi kaget dan berusaha menarik kembali kontolku namun dicegah olehnya. “Jangan sayang, jangan ditarik. Biarkan masuk tetapi pelan-pelan saja ya, ” pintanya. Seperti yang dimintanya, batang kontolku yang baru masuk sepertiga bagian kembali kudorong masuk. Namun dorongan yang kulakukan kali ini sangat perlahan. Hasilnya, bukan cuma Tante Romlah yang terlihat menikmati sodokan kontolku di memeknya. Tetapi aku pun merasakan sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa. Kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Kenikmatan yang sulit kulukiskan. Terlebih ketika kontolku mulai kukeluarmasukkan ke dalam lubang nikmat itu. Ah, luar biasa nikmat. Jauh lebih enak menikmati kehangatan memek Tante Romlah daripada mulut Tante tadi, kemutannya sangat terasa, peret banget. Bagian dalam dinding memek Tante Romlah seperti menjepit dan menghisap hingga menimbulkan kenikmatan tiada tara. “Ttteeerrrhhhussss…… Did,.. uuukkhhhhh… uuuuukkkhhhh……. kontolmu enak banget. Gede dan marem banget. Aakkhhh iiii …yyyyhhhaaa Diddd, terus sogok memek Tante ssshhayaaannggg. Aaakkkhhhh,.. aaakkkhhhhhh … aaaakkkkhhhh…. Ssshhhhhh……,” Tante Romlah mengerang nikmat. Mendengar erangannya, aku jadi kian bersemangat mengentotinya. Apalagi aku melakukannya sambil terus memandangi memeknya yang tengah diterobosi kontolku. Ternyata, di bibir luar kemaluan Tante Romlah ada sebentuk daging yang menggelambir. Saat batang penisku kudorong masuk, daging menggelambir itu ikut terdorong masuk.

    Namun saat aku menariknya, bagian tersebut juga ikut keluar. Melihat itu sodokan kontolku pada lubang nikmat wanita itu kian bersemangat. “Memek Tante nggak enak ya Did? Kok dilihatin begitu ?” Kata Tante Romlah. Rupanya ia memperhatikan ulahku. “Eee. enak bangat Tante. Sungguh. Memek tante bisa meremas. Saya sangat suka, ” ujarku tanpa berterus terang perihal bagian daging yang menggelambir dan menarik perhatianku. “Bener Did? Kalau kamu suka, kapanpun kamu boleh entotin terus tante. Tante juga suka banget kontol kamu. Aaaahhh ….. ssssskkkhhhhhh… aaaaakkkkhhhhhhh… eeennnaaaaakkkkkhhhhh bangat sayang. Ooouuggghhhhhhh terus Did, aaayyyooo sayang ssssshhhoooo …….gggghhhooookkkkhhh…… teruuuu..ssshhhhh. Aaaaakkkkhhhhhh… aaaahhhhhh …mmmmpphhhh ……sssssshhhhhh….aaaakkkhhhhh,” erang nikmat Tante Romlah sampai menggelinjang tak karuan. Sambil terus melakukan sodokan ke liang sanggamanya, perhatianku juga tertarik pada buah dada Tante Romlah yang terlihat terguncang- guncang seiring dengan guncangan tubuhnya. Maka langsung saja kuremas-remas teteknya yang berukuran besar dan kencang itu. Sesekali kedua putingnya yang mencuat, berwarna coklat kehitaman kupilin-pilin dengan jari- jariku. Alhasil Tante Romlah kian kelojotan, desah nafasnya semakin berat dan erangannya semakin menjadi. Aku menjadi keteter ketika wanita itu mulai melancarkan serangan balik dan menunjukkan kelihaiannya sebagai wanita berusia matang. Ia yang tadinya mengambil sikap pasif dan hanya menikmati setiap sogokan kontolku di memeknya, mulai menggoyangkan pinggulnya. Goyangannya seakan mengikuti irama sodokan kontolku di memeknya.


    Maka yang kurasakan sungguh di luar perhitunganku. Jepitan dinding vaginanya pada kemaluanku terasa semakin menghimpit dan putarannya membuat batang kontolku serasa digerus dan dihisap. “Ooookkkhhhhh… ooohhhhhh… sshhh ..sshhh ahahh enak bangat tante. Mmmhheee … mmeeekkkhh tante enak banget. Sssshh ….. sssaaa.. ..saya ngggaaakkhh.. tahan tante. Ooohhhhh… ooouuukkhhhhhhh,” ucapku menahan kemutan memek tante yang sangat nikmat. “Ttthhhaaaaa……hhhhaaaannnn Did, tante jjjuuugggaaahh…. hampir sampai. Aakkkkhhhhh……nnniiiikkkkhhh…. mmaaatt banget… kkkhhhooo…nnntthhooollll…. kamu eeeennnaaakkkhhh banget Did. Aaaarrrgggggghhhhh.. sshhhhhh …. aaahhhhh sssssshh…. Mmmmppphhhhh…….ookkhhh……akkhh aakhhh…aakkhhh….,” Erang Tante Romlah sambil tangannya meremas kuat pinggulku. Seperti yang diinginkannya, aku berusaha keras menahan jebolnya pertahananku. Namun saat goyangan pantat Tante Romlah kian menjadi, berputar dan meliuk-liuk lalu disusul dengan melingkarnya kedua kaki wanita itu ke pinggangku dan menariknya, akhirnya ambrol juga semua yang kutahan. Seperti air bah, air maniku kini memancar lebih deras dan lebih banyak dari ujung kontolku mengguyur bagian dalam memek ibu temanku itu diantara rasa nikmat yang sulit kulukiskan. “ Ssssaaa….yyyyhhaaaa nggaaaakkhhh…. tahan tanteeee, aaakkkkkhhhhhh… ooookkhhhh……… sssshhhhhh ..aaakkkhhh… aaaaakkkkhhhhhh..aakkhhhhhhh …… cccrrootttttt….crroott …cccrroottt….ccccrrootttt….sseerrrrr ……hhhoooookkhhh……….,” lolongku panjang sambil meremas kuat-kuat tetek Tante Romlah. Kenikmatan yang kudapat semakin berlipat ketika beberapa detik berselang, memek Tante Romlah berkedut-kedut menjepit, meremas dan seperti menghisap dengan keras kontolku. Rupanya, ia juga telah sampai pada puncak gairahnya. “ Ttttaaaannn…..tttteeeee….. jjjjuuu …gggaaa nyampaaaaiiii…… Did. Aaaaaaarrrrggghhhhhhh.. aaakkhhhh …… ssshhhh… ohhh …oookkhhhhhh … aaaakkkhhhhh……,. Enak… eenaakkkhhh…. bangat Did,… hhhaaahhh…. Hhhaaaakkhhhh.. aaaakkhhhh….. …..aaaakkkkhhhhhhhh,” ia merintih keras dan diakhiri dengan erangan panjang sambil jilbab yang sudah awut-awutan di kapalanya dia remas kuat-kuat. Tante Romlah menciumiku dan memeluk erat tubuhku dalam dekapan hangat tubuhnya yang bermandi keringat setelah puncak kenikmatan yang kami rasakan. “ Tante sangat puas Did. Sudah lama tante tidak merasakan yang seperti ini. Kalau kamu suka, pintu rumah tante selalu terbuka kapan saja, ” katanya sambil terus memeluk dan menciumiku sampai akhirnya ia mengajakku mandi bersama.

    Di kamar mandipun, aku nggak mau menyia-nyiakan kesempatan, melihat tubuh ibu temanku basah membuatku sangat bergairah. Aku hajar Tante Romlah dari belakang dengan tiba-tiba dan cepat, kontolku masuk lebih dalam, ku genjot ibu temanku ini dengan lebih ganas dan kuat sambil teteknya yang menggantung indah aku remas-remas dari belakang. Kebetulan di kamar mandinya ada cermin di dinding untuk berhias jadi aku bisa melihat wajah ibu temanku ini megap-megap, kelojotan menerima sogokan kontolku yang besar. “Aaaaauuwwwww……. Aaaaaarrggghhhh…..aaakkkhhh…aakkhh aakkhh…aakkhhh…. Aarrrggghhhh… pppee…. Llhannn Dddiiiddd….” Jeritnya, tapi aku tetap saja menyogoknya dengan buas bahkan dengan ritme yang lebih cepat. Dan Tante Romlah hanya bisa menggelinjang-gelinjang dan tubuh ibu temanku ini berguncang- guncang dengan hebatnya. “Hhaahh …kenapa tante? Sakit tante?” godaku sambil tetap menyogokkan kontolku ke memeknya. “Nnggghh …ggggaaakkkhhh… Hhhooookkhhhh… nikmat bangat Did… kontolmu… manteb bangat…. Aakhh…aakkhh…aakkhh…akkhhh… Mmmmpphh… sssshhhhhh…” “Sssooo…dddooookkhhhh….. ttteruuss…. Dddiidddd… ooouugghhhh…..” “Tantteee…. Ddaaahhh …nnngggaaaakkhhhhh…. Tttaaahhhannn…. Aaaaakkkhhhhhhh…… oooouugghhhh…… ssshhhhhh….” Jerit orgasme ibu temanku ini sambil meremas-remas teteknya, badanya bergetar hebat, melenguh dan menjepit kontolku dengan sangat kuat serta menyedut-nyedutnya membuat aku juga nggak kuat, akhirnya kutembakkan maniku ke liang memeknya dengan masih aku sogok- sogokkan kontolku dan saat tembakan terakhir-akhir aku masukkan semua kontolku ke dalam memeknya, “Aaaaakkhhhhh…nnniikkkkhhh …mmmaattthhh….bbaannggaattt…. ttaaantteee…. Ookkkhhhh…… ccrrooott….crrott…ccrrottt …aaaahhhhhhhh………” Tubuh kita sama-sama ambruk di lantai kamar mandi dan kontolku masih tetap kubenamkan di liang memek ibu temanku ini sambil terengah-engah merasakan guyuran air shower kamar mandi. Luar biasa nikmatnya.


    Malam itu setelah makan bersama, aku dan Tante Romlah mengulang beberapa kali permainan panas yang tidak sepantasnya dilakukan. Berkali- kali air maniku muncrat membasahi lubang memeknya dan membuat lemas sendi-sendiku. Namun, berkali- kali pula Tante Romlah mengerang dan merintih oleh sogokan kontol besarku. Baru saat menjelang pagi kami sama-sama terkapar kelelahan.






  • Kisah Memek Ibu Mertua Memang Hot

    Kisah Memek Ibu Mertua Memang Hot


    4496 views

    Duniabola99.com – Aku punya mertua yang baik, perhatian, dan sayang terhadap menantunya. Mertuaku yang perempuan berumur 41 tahun. Tapi yang aku kagumi dari dia adalah tubuhnya masih singset, langsing, ramping, seksi, dan payudaranya yang lumayan montok, kulitnya pun masih mulus dan putih bersih, maklum dia indo perancis. Sedangkan mertuaku yang laki laki berumur 54 tahun, dia jarang dirumah karena dia adalah seorang konsultan dan sekarang dia sedang bertugas di Inggris. Pulangnya pun 1 minggu 1 kali. Kadang juga tidak pulang selama satu bulan. Isteriku adalah anak tunggal.


    Kejadian ini berawal saat aku sedang bercumbu dengan isteriku dikamar, waktu itu aku lupa mengunci pintunya. Tak sengaja ibu mertua ku lewat didepan kamar temapt aku bercumbu dengan isteriku. Dia langsung terpaku melihatku yang sedang asyik mencumbu isteriku. Langsung aku menghentikan cumbuanku dan berhenti, “oh.. mama… ehmm..ehh….ada apa…..ma??? “ sapaku sambil berjalan menuju pintu. “maaf mama gak tahu kalau kalian lagi itu……habis pintunya tadi gak dikunci sih….!!! “ sahut ibu mertuaku.

    Sejak ibu mertuaku melihat kejadian itu, cara memandang dia ke arahku agak berbeda. Bahkan sikapnya pun agak berubah terhadapku. Aku tidak tahu apa yang menimpa ibu mertuaku sehingga menjadi seperti itu. Suatu hari aku di minta ibu mertuaku mengantarkanya ke Bali, karena dia ingin melayat saudaranya yang meninggal. Aku pun berangkat sabtu pagi kebetulan sabtu itu aku libur kerja. Hari itu aku naik pesawat tiba di bandara pukul 9 pagi. Langsung aku dan ibu mertuaku menuju tempat kediaman saudaranya. Waktu terus berlalu, malampun tiba. Akhirnya malam itu aku menginap diHotel yang bisa dibilang hotel berbintang diBali. Pukul 11 malam aku terbangun oleh dering telepon diHP ku. Aku melihat nomor dirahasiakan. Aku segera menjawab dering telepon itu. “halo ini siapa yah…malam malam begini kok nelpon” tanyaku sambil membuka kedua mataku yang masih mengantuk. “dik…ini mama…kamu uda tidur yah?? Bissa tolongin mama gak???

    Koper mama yang berisi pakaian tidak bissa dibuka…. Kamu cepetan kesini yah….kekamar mama…” sahut ibu mertuaku ditelepon. “oh…mama… iya ma… aku segera kesana” aku segera bergegas menuju kamar ibu mertuaku yang berdampingan dengan kamarku. aku mengetuk pintu kamar ibu mertuaku. “iya dik… bentar” tak lama kemudian ibu mertuaku membukakan pintu. Dia mengenakan kaos berwarna putih dan rok berwarna hitam. “ma… mana tas koper nya katanya gak bissa dibuka” sapaku sambil masuk kekamar ibu mertuaku. “itu loh kopernya….dik didepan ranjang itu loh…. Dari tadi mama coba buka tapi tidak bissa.” Jawab ibu mertuaku sambil menutup pintu kamar. Setelah beberapa menit aku akhirnya aku berhasil membuka kopernya secara paksa. Ternyata isi koper itu adalah BH dan CD G-string nya ibu mertuaku. Saat melihat hal itu aku mulai ngeres pikiranku. “terima kasih yah..dik…kamu uda nolongin mama…” “ah iya ma gak papa kok” Aku sejenak duduk disofa kamar itu. “kenapa dik….kamu capek….” Tanya ibu mertuaku sambil mendekati aku yang duduk disofa.

    Sejenak aku memandang wajah ibu mertuaku yang begitu cantik. Kemudian dia juga memandangku. Kami berpandang pandangan sampai aku mencoba mengecup bibirnya yang merah. Saat aku mengecup bibirnya, dia membalas kecupan bibirku, lidahku dan lidahnya saling bertabrakan. Saat kedua tangan ibu mertuaku mulai meraih punggungku dan mulai memeluk tubuhku. Aku melepaskan cumbuanku. “kenapa……sayang…. Kenapa tidak kamu teruskan… ????” kata ibu mertuaku sambil memegangi wajahku. “maaf….maaf….atas kelancangan saya….sekali lagi maaf…..” “kamu takut sama isteri kamu….??? “ Tanya mamaku sambil mendekati tubuhku. “mama… maafin saya ma….itu dosa ma….. lagian aku gak sama…hhffzz” jari telunjuk ibu mertuaku menghentikan ucapanku itu. “ssssstttt…. Uda kamu gak usah takut sama papa… ingat dik…disini kita Cuma berdua… berdua…. Isteri kamu dan suami mama tak kan pernah tahu kejadian ini…..” sahut ibu mertuaku sambil mencoba mencium pipiku. “ma… maafin aku ma… saya ma…. Aku sebenernya juga sudah tidak tahan melihat mama…. Malam ini” langsung ciuman bibir ibu mertuaku yang mendarat dipipi ku lanjutkan dengan bibirku” kucumbu ibu mertuaku diatas sofa itu. Setelah beberapa menit ibu mertuaku minta berhenti. “ada apa ma..??? “ tanyaku dengan serius “jangan disini diranjang aja yah…. Mama gak nyaman kalo diatas sofa… kunci dulu pintunya dik” sahut ibu mertuaku. “langsung dengan segera aku bangun dari sofa dan berjalan menuju pintu untuk menguncinya.


    “sayaaaang.. sini dong mama uda tidak sabar…” panggilan ibu mertuaku manja. kulihat ibu mertuaku duduk diatas ranjang. Langsung aku mencopot seluruh bajuku dan kuhanya mengenakan CD. Langsung aku naik keatas ranjang besar dan empuk itu. Segera kujamah tubuh ibu mertuaku dengan sentuhan lembut dipahanya. “aaaahhhhh…..” desah ibu mertuaku sambil memejamkan mata. Langsung aku mencumbu bibirnya yang merah dengan lahap. Spontan langsung ibu mertuaku membalasnya dengan liar, bahkan lebih liar dari yang aku kira. Setelah beberapa menit aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. “aaaaahhhhh…..sudah lama mama pengen merasakan ini…..akhirnya tanpa diminta kamu mengerti apa beban bathin mama selama ini….aaaaahhhhh…..aaaaaahhhhhh” desahan ibu mertuaku semakin menjadi jadi seperti desahan di film film bokep. Setelah satu menit lebih aku menciumi lehernnya aku beralih ke dadanya aroma wangi ditubuhnya membuatku semakin menjadi jadi. Kuciumi dengan lahap dan bringas dadanya sambil memeluk erat tubuhnya. Penisku semakin keras dan amat keras seakan akan CD ku tak kuat menahan penisku yang tegak berdiri. Sambil menciumi dadanya aku mencoba melepas kaos yang dia pakai. Akhirnya beberapa menit kemudian kaosnya terlepas.

    Terpampang didepanku dua buah payudara montok dan mulus yang masih terbungkus oleh BH G-string hitam. Langsung aku menyosor payudaranya yang masih terbungkus BH G-String hitam itu. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……buka aja….buka BH nya sayang …… “ sambil terus menciumi kedua payudaranya yang montok. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah. Kemudian aku mencoba meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya. Tak lama kemudian aku berhasil meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya, dan aku menjatuhkan BH nya ke lantai. Kulihat putting payudaranya yang coklat terlihat sangat kontras. Langsung ku lahap putting payudaranya yang kiri dengan mulutku. “aaaaaahhhhhh……. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… enak baget sayaaaaaaang…. Kamu benar..benar… aaaaahhh…..aaaahhhh….tahu… apa yang mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… yang mama pengen” sambil mendesah dan memejamkan mata dia berusaha mengucapkan kata kata itu” kuciumi seluruh permukaan kedua payudaranya, kuhisap berulang kali, kuhisap dengan kuat sampai hisapan mulutku terdengar keras “ccpppceekkk” kulihat ibu mertuaku mengeluh keenakan. “ooohhh…oooohhhh…..aaaaahhhhh….enak…..sekali sayaaaaang !!!!” tak hanya itu aku menjilati seluruh permukaan kedua payudaranya dengan bringas sampai sampai seluruh kedua permukaan payudaranya basah karena air liurku. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah . Kemudian aku beralih ke perut dan pusarnya, kuciumi dengan penuh gairah sambil melepaskan rok hitam yang dia pakai. Tak lama kemudian rok hitam itu terlepas dari tubuhnya.


    Kulihat CD G-string yang berwarna hitam itu agak terlihat basah. Dengan posisi duduk ibu mertuaku melorotkan CD ku “buka aja…gak usah malu…sayaaaang..tuh kan udah bangun dari tadi” ibu mertuaku langsung mengelus elus penisku yang sudah tegak berdiri sambil mencoba mencium penisku. Dia mendorong tubuhku dan akhirnya aku terbaring diranjang empuk itu. Lamgsung dia menciumi pensiku dengan ganas dan bringas, liar sekali ibu mertuaku saat itu. Aku segera bangun dari ranjang kemudian aku mendorong tubuh ibu mertuaku dan akhirnya kepala ibu mertuaku beralas bantal yang empuk dan terbaring diatas ranjang. Langsung aku mencopot CD G-string yang dia pakai. Wow vaginanya masih terawatt dengan baik… merah merona dengan ditumbuhi bulu lebat. Kulihat vaginanya sudah basah, langsung aku menyosor selakanganya yang wangi dan menciumi seluruh permukaan vaginanya yang ternyata juga wangi. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… terus… jangan berhenti… terus…. Mama pengen kamu terus ciumin punya mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… mama mohon jangan berhenti” berkali kali cairan sperma keluar dari vagina ibu mertuaku. “setelah beberapa menit aku beralih menciumi leher, dada, dan kedua payudaranya yang montok sambil menindih tubuhnya. Penisku yang tegak berdiri menggesek gesek selakangannya.. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa ….. kenapa sayaaaang….. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa gak kamu masukin…. Mama uda gak tahan… aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……” “maaf ma… aku takut mama hamil….soalnya aku takut tidak bissa menahan air maniku nanti…..” sahutku menjawab. “oooooohhhh… aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… tidak sayyang tidak jangan buat mama tersiksa cepat masukin…. Mama gak peduli hamil apa tidak….” Langsung aku menancapkan penisku kevaginanya yang basah. “slep slep slep slep” penisku keluar masuk keluar masuk. Aku berulang kali menggenjot tubuhku.

    Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “beberapa menit kemudian penisku bereaksi pinggul seperti bergetar hebat saat air maniku keluar deras menuju kedalam vaginanya ibu mertuaku. Beberapa menit kemudian kami berganti posisi yaitu ibu mertuaku duduk diatas pangkuanku sambil mengelus elus rambutku dan menggenjot genjot tubuhnya. Akupun menciumi leher, dada dan payudaranya dengan liar dan bringas. Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah.


    Mertua“aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ Tak lama kemudian kurasakan air maniku keluar bersamaan dengan air mani ibu mertuaku. “Kenapa gak dari dulu sih kamu melakukan ini pada mama aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ sambil mendesah dan memejamkan mata dia bertanya kepadaku. “saya tidak tahu ma… kalau sebenernya mama pengen banget bercinta dengan saya….” Jawabku dengan nada lirih. Setelah beberapa menit kami berganti posisi lagi. Posisiku sekarang tubuhku berbaring diatas ranjang dan ibu mertuaku menindih tubuhku. Dia berkali kali menggenjot genjot tubunya sendiri sambil mendesah dan memejamkan mata “aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ waktu terus berlalu kami tertidur sampai pagi diranjang besar itu”

    sinar matahari menyorot wajahku dari jendela. Kulihat ibu mertuaku sedang duduk tersenyum diatas ranjang sambil memandangku. “ayo bangun sayaaaang udah pagi nih” sapa ibu mertuaku sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

    “mama…uda pagi yah…ma…. Ma saya pengen lagi nih.. langsung ku ciumi lehernya sambil memeluknya dari belakang. “eits… eits… jangan jangan jangan gak boleh gak boleh…. Kemarin aja jual mahal sama mama…. Sekarang kamu sendiri yang minta” sahut mamaku sambil ketawa kecil. “mending kamu mandi dulu sana gi…. Habis itu kita sarapan dulu baru deh kita lanjutin lagi ronde keduanya…. Gimana sayang tawaran mama? Mau gak? Kalo gak mau yah kamu gak boleh nyentuh mama lagi” tawar ibu mertuaku. “ya deh ya deh… aku mau” sahutku dengan ketawa.

    Habis mandi dan sarapan pagi, siang sampai sore aku melakukannya lagi dikamar itu. Malamnya aku dan ibu mertuaku jalan jalan ke pantai Kuta. Setelah pulang dari pantai Kuta, malam hari kira kira pukul 12 malam aku melakukan ronde ke 3 dengan ibu mertuaku. Waktu terus berlalu. Sepulang dari Bali secara diam diam kami juga sering melakukan hubungan sex diHotel tanpa sepengetahuan istriku dan papa mertuaku.

  • Kisah Memek Ibu Mertuaku Yang Janda

    Kisah Memek Ibu Mertuaku Yang Janda


    3071 views

    Duniabola99.com – Keluarga istriku terdiri dari ibunya yang tak lain adalah mertuaku. Namanya Heny, umurnya baru 38 tahun, kelahiran tahun 1964. Mertuaku yang peracik jamu ini adalah istri ketiga dari camat di kampungya dari pernikahannya yang menghasilkan tiga anak. Anak pertama Cheny, 24 tahun, bekerja pada salah satu toko swalayan di Bandung, kedua Venny yang menjadi istriku, 22 tahun, seorang karyawati di perusahaan swasta dan ketiga Nony masih 20 tahun, baru lulus SMU dan masih menganggur. Ketiga wanita inilah yang pernah menjadi santapan seksualku.


    Mertuaku yang biasa kupanggil Mama ini pindah ke Bandung setelah suaminya meninggal dan tinggal di rumah anak dari istri pertama suaminya. Sebenarnya suaminya memiliki cukup banyak harta tetapi karena mertuaku kawin di bawah tangan, jadi dia tidak mendapatkan harta warisan apa-apa selain perhiasan-perhiasan dari suaminya itu. Karena ada perselisihan, mertuaku dan ketiga anaknya pindah dari rumah itu dan memulai usaha menjadi penjual jamu gendong untuk menafkahi ketiga anaknya. Namun karena sekarang ini dia merasa sudah tidak mempunyai tanggungan apa-apa lagi dan juga telah mempunyai rumah di pinggiran kota Bandung, dia sudah berhenti dari kegiatannya itu. Aku dan istri setiap akhir bulan selalu menyempatkan diri ke rumah mertuaku sekaligus membawa uang ala kadarnya sekedar untuk menambah biaya hidup sehari-hari.

    Namun pada hari itu, Sabtu, entah kenapa istriku tidak enak badan dan menyuruhku pergi sendiri saja. Kubawa motorku ke arah selatan kota Bandung hingga satu jam kemudian aku sampai di rumah yang sederhana tapi kokoh itu. Rumah itu sepi namun pintunya terbuka lebar-lebar. Seperti biasanya kurebahkan tubuhku di bangku bale-bale bambu yang ada di ruang tamu untuk melepas lelah. Tak lama kemudian mertuaku datang.

    “Eh, Dik Willy, sudah lama Dik?”
    Dia menyapaku memang kesannya basa-basi tetapi sebenarnya tidak.
    “Enggak, barusan kok”, jawabku menyambut sapaannya.
    “Mana Ida?”, tanyanya.
    “Lagi sakit, Ma. Katanya demam tuh, kusuruh istirahat saja” jawabku.
    “Oh, wah, wah, wah, jangan-jangan tanda-tanda mau punya anak tuh”, ujar mertuaku senang.
    Memang dia ini sangat mendambakan cucu dari pernikahan kami.
    “Mudah-mudahan, Ma”
    “Ya sudah, sudah makan belum. Mama punya sayur asem sama ikan asin pake sambel terasi, kamu mau nggak?”, mertuaku menawariku makan.
    “Iya, aku mau banget tuh”
    Bergegas aku ke ruang makan dan melihat hidangan yang ditawarkannya itu masih belum disentuh siapapun. Sambil makan kami mengobrol lagi.
    “Nony ke mana Ma?” tanyaku.
    “Katanya piknik sama temen-temennya ke luar kota, kemarin sore berangkatnya”
    “Oh”, jawabnya.

    Memang mertuaku hanya tinggal berdua dengan Nony karena Cheny lebih memilih kost di dekat tempatnya bekerja. Kami mengobrol tentang macam-macam sampai obrolan yang nyerempet-nyerempet.
    “Kamu ini sudah hampir dua tahun kok belum punya anak juga?”
    “Ya enggak tahu tuh, Ma”
    “Apa kamunya yang nggak bisa? Kalo nggak bisa sini Mama ajarin”
    “Ajarin apa, Ma?”
    “Mama buatin jamu biar subur”
    “Ah bisa aja Mama nih”
    Obrolan sengaja kupancing dan kuarahkan ke masalah seksual.
    “Ma saya boleh nanya nggak?”
    “Apa?”
    “Dulu Pa’e sering dibuatin jamu nggak?”
    “Ya kalo lagi sakit aja”
    “Untuk yang lain?”
    “Yang lain tuh apa?”
    “Jamu kuat lelaki misalnya?”
    “Ha, ha, ha, kamu ini ada-ada saja. Nggak usah pake begituan juga mertua lakimu itu sudah kuat, kok. Malah sebelum mati dia nambah lagi satu”
    “Jadi nggak pernah sama sekali, Ma?”
    “Pernah sich sekali-kali. Itu juga dia yang minta”
    “Terus Mamanya gimana?”
    “Ya tokcer lah, ha, ha, ha, eh, kamu kok tanya itu sih?”
    “Terus sekarang ini Mama kalo lagi pengen gimana?”

    Wajahnya sedikit memerah tetapi dijawabnya juga, “Ya, banyak-banyakin aja kerjaan, ya masak, nyuci piring, nyapu pekarangan, entar juga lupa, terus sudahnya, capek, ya tidur”
    “Oh”, jawabku.
    “Kamu ini nanyanya ngawur, aja”
    “He, he, he..”
    “Sudah sore sana mandi”
    “Iya Ma”


    Sementara aku mandi, kurasakan penisku yang sudah berdiri tegak. Kukocok penisku sambil membayangkan tubuh mertuaku. Mertuaku ini masih lumayan kencang walau sudah memiliki anak tiga. Menurut istriku, dia rajin luluran kulit sawo matang disertai dengan minum jamu rutin. Perutnya masih cukup ramping walaupun sudah ada sedikit lipatan-lipatan lemak. Buah dadanya yang berukuran 36B itu tetap kencang karena ramuan dari luar disertai jamu-jamuan demikian juga dengan bongkahan pantatnya. Satu hal lagi, dia ini tidak pernah memakai daster, atau baju apapun. Pakaian sehari-harinya adalah kain kebaya dengan kemben yang dililit hingga dadanya.
    “Dik Yanto, nanti kalau sudah airnya diisi lagi ya?”
    “Iya, Ma”.

    Setelah mandi kupompa air di luar kamar mandi sementara itu mertuaku berjongkok mencuci piring di bawah pancuran pompa tangan. Ember yang telah terisi kubawa ke kamar mandi untuk diisikan ke bak, begitu seterusnya hingga penuh. Sambil memompa kuperhatikan belahan buah dada mertuaku hingga membuat penisku berdiri lagi hingga tak sadar handukku terlepas.
    “Wah, semalem belum dikasih ‘makan’ ya?”, begitu sindir mertuaku.
    “Iya nih, Ma”
    “Kenapa sih kamu kok cuma liat nenek-nenek aja langsung berdiri?”
    “Abis Mama montok sih”, jawabku asal saja.
    “Hus, apanya yang montok”
    “Itu belahan teteknya, makanya saya jadi begini”
    “Oh ini, mau lihat?”
    “Iya, mau, mau Ma”
    Sejenak dia berbalik terus membuka kembennya hingga perutnya yang cukup ramping itu terbuka.
    “Nih, liat aja”, katanya sambil kupegang buah dadanya.
    “Eh katanya cuma liat?”
    “Ya liat sama pegang, Ma”
    Kuremas-remas buah dadanya hingga nafasnya tersengal.
    “Sudah To, sudah”
    Tapi aku terus saja meremasnya dengan bersemangat.
    “Sudah To, Mama mau mandi dulu”
    “Bener mau mandi apa mau yang lain?”
    “Bener Mama mau mandi”
    “Nanti lagi ya?”

    Mertuaku tidak menjawab, hanya berlalu ke kamar mandi.
    Aku tunggu di kamar tidurnya hingga beberapa menit kemudian mertuaku sudah masuk ke kamarnya lagi. Tubuhnya hanya berbalut kain saja. Yang membuatku kaget adalah mertuaku membuka begitu saja kainnya di hadapanku yang masih berbaring. Kulihat buah dada yang cukup sekal tadi disertai dengan perut yang ramping dan pantat yang montok. Yang membuatku tak tahan adalah belahan vaginanya yang berbulu sangat lebat berbentuk segitiga. Pelan-pelan kudekati dia dengan pelukan yang cukup hangat dan ciuman yang kuat di bibirnya, mertuaku hanya pasrah saja. Kuteruskan tindakan yang tadi kulakukan di luar. Kali ini aku berjongkok lalu kumainkan vaginanya dengan mulutku sementara tanganku naik turun bergantian. Kuremas-remas bongkahan pantatnya yang padat itu dengan tangan kanan dan tangan kiriku memelintir-melintir puting susunya dengan sesekali menjumput dan meremas buah dadanya itu. Begitu terus bergantian dengan tangan kanan dan kiri. Pada saat yang bersamaan kuhisap-hisap dengan gemas bibir vaginanya.
    “Aghh, aghh, aghh”, suara itu keluar dari mulut mertuaku di iringi dengan suara dari mulutku yang terus menghisap vaginanya yang banjir itu.
    Begitu seterusnya hingga, “Udahh, aghh, masukin aja punya kamu, To”.


    Aku rebahkan mertuaku ranjang dengan pantat dan pinggulnya berada di pinggir ranjang, kedua kakinya kuangkat ke bahuku. Aku berlutut di lantai dengan penisku berada tepat di pintu liang vagina itu. Kumain-mainkan dulu kepala penisku di kelentitnya dengan berputar-putar lalu baru kuturunkan ke vaginanya. Perlahan tapi pasti kumasukkan penisku ke liang vaginanya.
    “Eghh.., sstt, pelan-pelan, To”
    “Mama kayak perawan aja”
    Setiap dorongan sepertinya ada yang mengganjal penisku di dalam vaginanya.
    “Eghh, aduh sakit, To”
    “Hah, sakit?”

    Sambil mendorong kugoyang-goyangkan juga pinggulku ke kiri dan ke kanan supaya lorong vaginanya agak melebar. Setiap dorongan juga kutarik sedikit penisku keluar lalu kudorong lagi supaya bagian yang sulit ditembus itu agak terbuka. Lalu, sleb, sleb, sleb, dengan tiga kali dorongan penisku sudah masuk semua ke dalam rongga vagina mertuaku. Aku berdiam sesaat hingga kurasakan denyutan kecil seperti hisapan-hisapan lembut. Ternyata mertuaku mempunyai vagina yang bisa menghisap-hisap penis. Mungkin karena jamu-jamuan yang rutin diminumnya sehingga dia bisa seperti ini.
    “Ayo To, nunggu apa lagi?”

    Kutarik dengan diiringi helaan nafasku, lalu ku dorong lagi hingga bless, bless, bless, penisku tertancap hingga pangkalnya. Keluar juga suara kecipak dari vagina mertuaku. Dari mulut kami juga keluar suara-suara desahan dan lenguhan nafas kami mewarnai suasana yang erotis.
    “Aghh, aghh, aghh, shh, ohh, aghh”, begitu suara deru nafas mertuaku.

    Aku tetap berkonsentrasi supaya penisku tidak menembak lebih dahulu dan orgasme namun karena nikmatnya vagina mertuaku ini membuatku tak tahan. Namun dengan mengatur nafas aku bisa mengimbangi permainannya. Sudah hampir satu jam kami saling asyik masyuk sampai tanda-tanda akan orgasme terasa pada kami.


    Kulihat gerakan mengejang dari perut mertuaku dan juga wajahnya yang semakin terlihat gelisah disertai keringat dan matanya yang turun seperti fly, kepalanya yang bergeser ke kiri dan ke kanan, tangannya juga berusaha menggapai apa yang bisa diremas. Itu biasanya gejala wanita yang akan orgasme.
    Tak lama kemudian, “Aghh, cepetan To, aku mau nyampe nih”
    “Aku juga, aghh”
    “Iiihh, aghh, ehmm, aghh”
    Begitu jeritan kecil dari mulut mertuaku disertai deru nafasnya menandakan bahwa dia telah orgasme.
    “Ughh, ughh, ughh”, begitu sisa nafasnya menikmati sensasi orgasme yang tiada tara.

    Aku juga merasakan hal yang sama dengan mengejangnya seluruh tubuhku dan menyemprotnya spermaku, entah berapa kali kusemprotkan cairan penuh kenikmatan ini ke dalam rahim mertuaku.
    Tubuh kami langsung lunglai. Aku langsung berbaring telungkup diatas mertuaku dengan kondisi penis yang masih menancap di vaginanya. Tak lama kemudian peniskupun layu dan terlepas dengan sendirinya dari liang vagina yang nikmat itu.
    “Kamu hebat juga, To”
    “Iya dong, Ma”
    “Jangan panggil Mama lagi”
    “Siapa dong?”
    “Heny aja”
    “Iya Hen, ughh gimana enak nggak?”
    “Enak tenan, lho”

    Mata mertuaku langsung sayu dan terpejam lalu tertidur. Aku turun dari tubuhnya dan juga merasa mengantuk sekali hingga aku juga tertidur. Tak terasa kami tertidur hingga aku terbangun dan mertuaku masih di sisiku sambil memeluk tubuhku. Tubuh kami masih telanjang bulat ketika itu.
    Tiba-tiba, “Ehmm, he, he, gimana kamu puas nggak?”
    “Iya Hen, aku puas banget. Aku sudah pengen begini sama kamu sejak lama tapi nggak tahu harus gimana dan takut kamunya marah”
    “Hhh”, mertuaku menghela nafas lega.
    “Yah, kan sekarang sudah”, kataku.
    “Tapi To, aku masih serr-serran lho”, begitu katanya sambil menggenggam penisku yang sedari tadi agak lunglai terasa seperti ingin bangun lagi.
    Sepertinya mertuaku ini tahu bagaimana cara membangunkan kembali penis melalui tekanan-tekanan pada urat-urat di tempat lain. Aku langsung menciumi buah dadanya dan tanganku mengobok-obok vaginanya. Mertuaku mulai terangsang kembali dan dengan cepat aku berada di posisi siap di atas tubuhnya. Dengan sekali dorongan, penisku sudah menancap di dalam vagina yang sudah becek itu.
    Mertuaku berkata, “To, aku yang di atas yah?”
    “Emangnya bisa?”
    “Bisa dong, kan udah nontonn filmnya Cheny”, rupanya mertuaku sering menonton VCD blue film dengan anaknya, Cheny.

    Jadi tidak heran kalau dia faham posisi-posisi dalam bercinta. Dengan berguling kini posisi tubuhnya berbalik berada di atasku. Mertuaku mencoba duduk dengan melipat kakinya lalu dia mulai bergoyang maju-mundur dan memutar ditingkahi dengan suara dari vaginanya hingga menambah gairahnya untuk memacu goyangannya. Aku dari bawah hanya memegangi buah pantatnya dan tanganku yang satu memainkan kelentitnya yang berada tepat berada di perutku. Hanya sekitar setengah jam mertuaku mulai menampakkan gejala ingin orgasme. Dalam hitungan detik dia sudah orgasme. Tubuhnya kembali lunglai dan berbaring di atas dadaku. Namun aku belum, hingga secepat kilat aku berbalik dan berada di atasnya dan langsung bergoyang untuk mengejar orgasmeku.
    “Aduhh udahh To, aughh, gelii, To..”, hingga beberapa detik kemudian aku merasakan orgasmeku yang kedua begitu nikmat dengan tembakan spermaku yang masih cukup kuat.


    Kami kemudian mengobrol hal-hal yang berbau pornografi dan erotis hingga terangsang kembali dan kami bersenggama lagi, begitu seterusnya hingga subuh. Entah sudah berapa kali kami melakukan hal yang sebenarnya merupakan aib bagi keluarga kami sendiri. Sekarang ini mertuaku sudah mempunyai cucu dan lebih menjaga jarak denganku. Dia merasa hal yang sudah kami lakukan itu adalah aib dan tidak sepantasnya dilakukan, dan jika kusinggung soal hal itu dia nampaknya agak marah dan tidak suka. Dia telah menjadi nenek yang baik bagi anakku.

  • Kisah Memek Ibu Nakal

    Kisah Memek Ibu Nakal


    4691 views

    Duniabola99.com – Pada kesempatan ini kami akan berbagi cerita dewasa sebuah kisah sex tentang hubungan sedarah antara seorang ibu yang nakal dan genit dengan anaknya yang masih duduk di bangku SMP.

    “Ma.. Pa.. Niko berangkat dulu” Kata Niko pamit mencium tangan ke dua orang tuanya.
    “Iya.. hati-hati yah sayang..” kata ibunya.
    “Maaf yah sayang, papa gak bisa antar” kata papanya karena papanya juga akan berangkat kerja tidak lama lagi.
    “Gak apa kok.. daaaah..” kata Niko dengan sedikit berlari meninggalkan rumahnya menuju sekolah.


    Namanya Niko, umur 14 tahun dan masih duduk di kelas 2 smp. Tampang Niko biasa-biasa saja bahkan dapat dikatakan culun dan cupu. Pengetahuannya akan seks juga sangat minim sampai akhirnya teman-temannya mulai memperkenalkannya vcd dan situs-situs porno hingga akhirnya dia mulai tertarik dan membuatnya kecanduan melihat sosok wanita telanjang.

    Keluarganya dapat dikatakan cukup mampu, rumah mereka cukup bagus meskipun tidak terlalu mewah. Papanya seorang pegawai swasta memiliki penghasilan lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya.

    Ibunya Niko, Anisa, berusia 33 tahun, telah melahirkan dua orang anak. Niko dan satu lagi si kecil Windy yang masih bayi dan masih menyusu. Usianya cukup muda meskipun telah memiliki dua orang anak, itu karena Anisa menikah dengan suaminya Panji, papanya Niko, saat masih berumur 19 tahun. Anisa sendiri memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang masih bagus.

    Keseharian Anisa dihabiskan untuk mengurus rumah dan keluarganya. Tapi siapa sangka, dia merupakan seorang wanita yang memiliki hasrat seksual yang cukup tinggi. Bahkan dia memiliki sifat eksibisionis yang dimilikinya sejak masih abg dulu. Tentu saja sekarang dia tidak bisa bebas lagi melakukan hal tersebut karena sudah berumah tangga. Tapi sesekali kalau ada kesempatan, nalurinya beraksi kembali.

    Kadang dia sengaja mengenakan pakaian yang sekedarnya saat menerima tamu laki-laki saat suaminya tidak ada di rumah, membuat tamu itu menjadi mupeng melihat kulit Anisa yang putih mulus tersaji di depan mata mereka. Atau pernah juga dia menggoda teman-teman Niko yang masih abg labil itu dengan sengaja menyusui Windy di depan mereka, memperlihatkan buah dadanya yang sekal dengan urat-urat hijau yang tampak membayang.

    Kalau sedang dirumah memang Anisa hanya mengenakan pakaian yang seadanya saja, termasuk dihadapan anaknya Niko. Awalnya Niko tentu saja tidak mempunyai pikiran macam-macam ke ibu kandungnya sendiri. Tapi karena pergaulan dengan teman-teman yang salah, otaknya mulai diracuni hal-hal mesum. Terlebih Niko juga semakin dewasa dan naluri kelakiannya sudah mulai muncul. Sehingga kini bila melihat paha ibunya, ataupun buah dada ibunya saat menyusui adiknya, darahnya mulai berdesir dan kemaluannya juga merespon. Agen Sbobet

    Suatu hari Anisa kedapatan memergoki Niko yang sedang nonton bokep di laptopnya. Agak kesal juga sebenarnya Anisa melihat kelakuan anaknya. Diberi fasilitas laptop dan internet ternyata malah digunakan seperti itu. Tapi dia paham kalau anaknya juga lelaki normal yang juga punya rasa penasaran dengan tubuh lawan jenis. Karena itu dia tidak terlalu memarahi anaknya, hanya sekedar menasehati saja.

    “Mama gak marah kan?” tanya Niko lesu karena masih takut dimarahi, apalagi kalau sampai diaduin ke papanya.
    “Hmm.. gak, tapi jangan keseringan yah.. gak baik” ujar Anisa.
    “Jangan kasih tau papa juga yah ma?” pinta Niko lagi.
    “Hihi.. kenapa emang? Takut yah.. iya deh mama bakal diam”
    “Ya udah, lanjutin deh sana kalau mau lanjut.. mama mau ke mini market dulu..” sambungnya lagi.

    “Hihi.. sepertinya kamu udah besar yah sekarang?” Goda Anisa lagi mengedipkan salah satu matanya sambil beranjak dari kamar Niko. Tentu saja hal itu membuat Niko jadi salah tingkah karena malu.

    Sejak saat itu Niko merasa malu bila berjumpa mamanya, terlebih kalau dirinya kedapatan mencuri pandang ke arah mamanya. Anisa hanya tersenyum dan tertawa renyah saja mendapati kelakuan anak sulungnya ini.

    Pernah saat itu Niko pulang sekolah dan menemukan ibunya membukakan pintu hanya mengenakan handuk, tampak butiran air masih menempel di kulitnya yang masih lembab. Saat itu Anisa sedang mandi dan acara mandinya terganggu karena Niko pulang. Niko tentu saja terpana melihat sosok indah di depannya ini. Anisa yang sadar diperhatikan Niko memergoki anaknya yang melongo memandang kearahnya.

    “Ayo kamu liatin apaan? Masa sama mama sendiri nafsu sih? Hihi..” goda Anisa.
    “Eh, ng-nggak kok ma..” jawab Niko tergagap karena mati kutu ketahuan melototi mamanya.
    “Beneran gak nafsu?” entah kenapa Anisa malah tertarik menggoda anaknya sendiri.
    “Ng-nggak mah.. maaf mah..”
    “Hihi.. gak usah grogi gitu ah kamunya.. ya udah.. masuk sana, ganti baju” suruh Anisa.

    “Kalau kamu mau mandi, sekalian aja mandi sama mama.. mama juga belum selesai mandinya” entah darimana lagi ide gila Anisa itu berasal. Mengajak anaknya yang sedang mupeng itu mandi bersama. Niko yang mendengar ajakan mamanya makin salah tingkah saja, dia tidak tahu harus menjawab apa, walaupun dia sebenarnya mau.

    “Kenapa? Gak mau? Ya udah terserah kamu deh.. mama lanjutin mandi dulu. Hmm.. ntar kalau kamu berubah pikiran datang aja.. hihi” kata Anisa menuju kamar mandi meninggalkan Niko yang masih melongo disana. Tampak hidungnya Niko mengeluarkan darah karena mimisan.

    Setelah mengganti pakaiannya, Niko sempat ragu menerima ajakan mamanya tadi atau tidak. Apa mamanya serius tentang hal itu? Pikirnya. Tapi dia yang memang penasaran akhirnya menuju kamar mandi yang mana mamanya masih berada di sana.


    “tok-tok” suara ketukan pintu kamar mandi oleh Niko. Tidak lama kemudian pintu kamar mandipun terbuka, kepala mamanya muncul dari balik pintu, menutupi tubuh telanjangnya.
    “Hihi.. beneran datang yah kamu akhirnya.. padahal mama cuma bercanda aja” kata Anisa pura-pura.
    “Oh.. bercanda aja yah ma.. ya udah deh..” kata Niko dengan wajah kecewa.

    “Eh eh, jangan ngambek gitu dong.. gak apa kok kalau kamu emang mau barengan.. sini masuk” ajak Anisa lagi. Niko dengan agak ragu akhirnya mau juga melangkah masuk. Dadanya berdebar bukan main ketika melangkah masuk ke kamar mandi. Dia mendapati mamanya telanjang bulat, dengan tubuh berlumuran busa sabun. Tampak busa sabun itu menggumpal menutupi daerah selangkangannya, memberi kesan seksi dan erotis. Kepala Niko terasa berat menyaksikan itu semua, hidungnya serasa mau berdarah lagi, sungguh membuatnya tidak tahan. Penis di dalam celananya berontak bukan main ingin bebas.

    “Ye.. cepetan buka bajunya.. katanya mau ikutan mandi.. buruan telanjang” suruh Anisa pura-pura tidak tahu kalau anaknya sedang mupeng berat ke dirinya. Niko yang tersadar dari lamunannya jadi salah tingkah lagi, dia bahkan seperti kesususahan membuka pakaiannya sendiri, membuat Anisa jadi tertawa geli melihatnya. Terakhir kali Niko mandi bareng dengan mamanya waktu dia kelas 4 sd sebelum Niko disunat, Niko masih ingat betul bagaimana lekuk tubuh telanjang mamanya waktu itu. Tapi dulu dia tidak punya nafsu sama sekali melihat tubuh mamanya, berbeda sekali dengan sekarang.

    Anisa tersenyum melihat penis anaknya yang sudah menegang maksimal walaupun ukurannya terbilang sedang. Sedangkan Niko merasa begitu malunya telanjang dengan penis tegang mengacung di depan mamanya yang juga telanjang bulat ini. Dia berusaha menutup-nutupi kemaluannya dengan tangannya.

    “Gak usah ditutup-tutupi segala sayang, kan mama sendiri.. lagian mama juga udah pernah lihat” goda Anisa. Memang Anisa sudah pernah melihatnya, tapi itu beberapa tahun yang lalu. Sekarang sungguh berbeda, usia Niko sudah jauh bertambah dan tanda-tanda kelakiannya sudah muncul. Niko dengan masih malu-malu akhirnya membuka juga tangannya.

    Mereka akhirnya mandi bersama, Anisa berusaha untuk tidak terlalu memperdulikan Niko yang mupeng berat agar Niko tidak tambah malu. Busa sabun yang tadi menutupi selangkangan Anisa kini sudah terbilas bersih dengan air, sehingga kini Niko bisa melihat vagina berserta bulu kemaluan milik mamanya lagi yang sudah lama tidak dilihatnya. Anisa juga membantu Niko menyabuni punggung Niko dan membasuh rambut Niko dengan busa sampo selayaknya ibu yang perhatian pada anaknya. Selama acara mandi tersebut penis Niko selalu ngaceng, tentu saja karena terangsang karena keadaan ini.

    Akhirnya acara mandi itu selesai juga, mamanya keluar dari kamar mandi terlebih dahulu. Tapi sebelum keluar mamanya mengatakan sesuatu yang membuat Niko jadi terkejut dan malu.

    “Kamu pasti udah gak tahan kan? kamu keluarin deh.. tapi jangan lupa dibersihin.. hihi.. mama ke kamar dulu yah” bisik Anisa menggoda kemudian keluar dari kamar mandi. Sungguh malu Niko karena mamanya mengetahui bebannya itu. Setelah mamanya keluar dan menutup kamar mandi, Niko beronani menuntaskan nafsunya yang sudah sedari tadi diubun-ubun. Tentu saja yang menjadi objek onaninya kali ini adalah mamanya.


    Setelah saat itu, Anisa semakin berani saja menggoda anaknya Niko. Dia bahkan pernah hanya mengenakan kemeja dan celana dalam saja ketika hanya berduaan dengan anaknya di rumah. Saat Anisa menyusui bayinya, dia tidak berusaha menutup-nutupi padangan Niko ke arah buah dadanya, bahkan membuka kedua payudaranya sekaligus. Intensitas onani Niko semakin bertambah karenanya, tentu saja selalu mamanya yang menjadi objeknya. Pernah saat mandi bersama dengan Niko lagi, dia bahkan berada disana menyaksikan anaknya onani di depannya.

    “Gak apa nih ma? Niko malu nih..”

    “Iya gak apa, mama tahu kok kalau kamu sering bayangin mama. Kali ini mama kasih bonus deh.. mama bakal temanin kamu, gak perlu cuma ngayal lagi kamunya..” kata Anisa menggoda Niko. Darah Niko berdesir mendengarnya, walaupun malu dia sebenarnya senang bukan main mamanya mau menemaninya, bersedia membantunya onani dengan memandangi tubuh telanjang Anisa langsung. Niko akhirnya mulai beronani, dia mengocok penisnya sendiri. Sungguh berbeda sekali rasanya dengan hanya bisa membayangi, karena kini mamanya berada di depannya langsung. Bersedia tanpa paksaan menyerahkan tubuh telanjangnya menjadi objek onani anaknya.

    Anisa hanya tersenyum saja selama anaknya beronani tersebut, membuat Niko makin belingsatan. Tidak butuh waktu lama bagi Niko untuk keluar. Itu karena sensasi yang dia alami kali ini jauh lebih luar biasa dari pada hanya dapat membayangi mamanya saja. Mamanya tertawa renyah melihat anaknya ejakulasi begitu cepatnya. Tapi dia dapat memaklumi karena anaknya memang masih hijau dalam urusan begini.

    “Udah keluar yah sayang? Enak kan? enakan mana dari pada ngebayangin doang?” goda Anisa.
    “Enakan ini mah..” jawab Niko malu.
    “Hihi.. kalau kamu mau boleh kok kapan-kapan minta mama bantuin kamu lagi” kata Anisa tersenyum sambil mengedipkan mata kirinya ke Niko. Niko senang bukan main mendengar tawaran mamanya tersebut.

    “Eh.. tapi ngomong-ngomong tadi kamu keluarnya cepat amat”
    “Gak tau nih ma.. keenakan sampai gak tahan Niko” jawab Niko malu.
    “Hihihi.. iya.. mama maklum kok. Udah sana keringkan badan kamu. Mama masih mau lanjutin mandi, ini biar mama yang bersihin” kata Anisa menyiram genangan sperma Niko.

    Sebenarnya Anisa menyuruh Niko keluar karena dia juga merasa horni, dia ingin sedikit bersenang-senang dengan melakukan masturbasi dahulu sebelum menyelesaikan acara mandinya. Setelah Niko keluar dan pintu tertutup. Anisa berbaring di atas lantai kamar mandi berlapis marmer yang dingin, meskipun lantai itu terkesan kotor tapi dia tidak peduli lagi. Aksinya terhadap Niko tadi betul-betul sudah membakar birahinya, dia ingin segera menuntaskan nafsunya. Dia mainkan vaginanya sendiri menggunakan jarinya, mengusap-ngusap klirotisnya sendiri. Tapi entah kenapa dia malah memikirkan Niko, mungkin karena aksi nakalnya tadi yang cukup berani.

    “Ohh.. Niko.. kamu nakal sayang, onani di depan mama.. nggmmhh..” racau Anisa berbicara sendiri sambil mengusap-ngusap klirotisnya.

    “Kamu nakal Niko.. mesum ke mama kamu sendiri.. oughh.. kamu mau ngentotin mama kamu sendiri? Nih.. boleh.. masukin gih..” racaunya lagi. Dia masukkan jarinya sendiri ke dalam vaginanya setelah mengatakan hal itu. Dia aduk-aduk vaginanya sendiri menggunakan jarinya sambil terus meracau sendiri.

    “Iyaah.. terus sayang.. entotin mama sayang.. yang kencaaang.. ougghh” Dia terus memainkan jarinya di vaginanya sendiri selama beberapa saat serta memilin-milin putingnya hingga air susunya merembes keluar.

    “mama mau sampai sayang.. kita keluar barengan.. terus sayang.. iya.. teruuusss.. mama sampaaaaaiiiiiiii.. aaaaahhhhhhhh…” lenguh Anisa cukup kuat saat dia klimaks, dia tidak peduli kalau lenguhannya itu bisa terdengar oleh Niko. Anisa baru tersadar apa yang baru saja dia katakan saat masturbasi tadi, membayangi kalau dia bersetubuh dengan Niko anaknya. Dia sendiri bingung kenapa sampai membayangi hal tersebut, tapi dia tidak memungkiri sensasi nikmat berbeda yang baru saja dia alami. Apakah itu nikmatnya sensasi incest? Pikirnya.


    Setelah saat itu Niko beberapa kali mengajak Anisa mandi bersama, tentu saja selalu disertai dengan onani di depan mamanya. Dia yang awalnya malu-malu, sekarang tidak segan lagi untuk mengajak dan meminta bantuan mamanya. Tidak jarang juga Anisa melanjutkan masturbasi sendiri setelah itu, baik di kamar mandi maupun di kamar. Seiring waktu berlalu, Anisa mulai menggunakan tangannya membantu Niko onani. Mengocok penis anaknya dengan tangannya sendiri, sebuah kemajuan yang luar biasa dan cukup gila yang dilakukan oleh mereka. Anisa juga mempersilahkan anaknya untuk ngomong kotor padanya.

    “Gak apa mah? gak usah deh ma.. gak sopan rasanya” kata Niko berusaha menolak walaupun dia sebenarnya mau.
    “Hihi… Gak apa kali sayang.. kan pasti lebih enak, gak perlu ditahan-tahan lagi kalau kamu mau ngomong yang jorok-jorok ke mama.. keluarin aja dari mulut kamu apa yang kamu pikirin” kata Anisa tersenyum manis sambil meneruskan mengurut penis anaknya.

    “Oughh.. enak mah.. terus..” racau Niko. Sepertinya Niko masih berusaha menahan mulutnya untuk tidak berkata-kata kotor. Anisa putuskan untuk memancing anaknya dahulu.

    “Sayang.. menurut kamu mama cantik nggak?”

    “Cantik mah.. cantik banget..”

    “Seksi nggak sayang?”

    “iya mah..”

    “Berarti kamu nafsu dong liat mama?”

    “Iya mah.. Niko nafsu liat mama.. mama cantik banget, seksi, menggoda..” Anisa tersenyum mendengar jawaban Niko, sepertinya caranya cukup berhasil.

    “Hihi, kamu nakal yah.. Apanya mama yang bikin kamu nafsu sayang?” goda Anisa lagi sambil tetap mengocok penis Niko.

    “Semuanya mah.. wajah mama, susu mama, paha mama, memek mama.. kontol Niko ngaceng terus kalau liat mama” kata Niko mulai berani ngomong jorok.

    “Hihi.. mesum kamunya.. udah pandai yah ngomong jorok ke mama.. terusin sayang.. ngomong aja..”

    “Niko pengen ngentotin mama.. oughh.. ngulum tetek mama yang penuh susu sampai puas”

    “terus sayang? apa lagi? puas-puasin aja ngomong joroknya ke mama”

    “Niko pengen genjotin memek mama pake kontol Niko terus terusan.. siramin peju Niko ke memek mama tempat Niko lahir dulu sampai mama hamil anak Niko” Anisa tertawa renyah mendengar ucapan anaknya ini, ternyata bisa-bisanya anaknya berfantasi seperti itu ke mamanya.

    “Ngghh.. mau keluar mah.. gak tahan lagi..” lenguh Niko.

    “Keluarin aja sayang.. gak usah ditahan”

    “Aaah…. Anisaaaaa” teriak Niko menyebut nama mamanya. Anisa menutup kepala penis Niko dalam genggaman tangannya, sehingga akan membuat sperma Niko tertampung di tangannya.

    Beberapa detik kemudian muncratlah sperma Niko dengan banyaknya ke tangan Anisa. Melumuri tangan mamanya dengan spermanya sendiri. Niko merasa sangat puas sekali, semakin hari onani yang dia rasakan semakin nikmat saja.

    “Hihi.. banyak nih sperma kamu” kata Anisa menunjukkan tangannya yang berlumuran sperma anaknya.

    “Enak yah sayang? Puas kan?”

    “Eh, tapi kayaknya kamu masih cepat aja keluarnya.. sepertinya perlu mama kasih latihan nih” kata Anisa sambil membersihkan tangannya.
    “Latihan gimana mah?” tanya Niko yang tidak paham maksud mamanya.

    “Latihan biar kamu bisa tahan lebih lama.. kan malu ntar kamu sama pacar kamu kalau kamu kecepetan keluarnya” jelas Anisa. Sebuah ide yang gila yang entah dari mana datangnya tapi dia coba menjelaskannya dengan alasan yang masuk akal.

    “Oo.. emang gimana caranya mah?”
    “Hmm.. kamu biar mama bantuin onani, ntar kita hitung berapa waktunya sampai kamu keluar. Kita lihat perkembangan kamu tiap onani” kata Anisa menjelaskan layaknya seorang trainer, dan benar kalau dia mulai saat itu menjadi seorang trainer sex bagi anaknya Niko.


    Anisa mulai membantu melatih ketahanan Niko dengan tetap menggunakan tangannya, bagaimanapun dia tidak mau untuk melakukan hal lebih dari ini. Anisa sendiri tidak begitu yakin benar atau tidak cara ini ampuh bagi Niko. Tapi sedikit demi sedikit Niko mulai lebih lama jebol pertahanannya.
    Mereka melakukan itu siang atau sore hari saat papanya Niko sedang berkerja, rata-rata mereka melakukannya 1 sampai 2 hari sekali. Meski pernah juga dalam sehari Niko sampai 2 kali berlatih hal tersebut. Untuk memberi Niko semangat, mamanya kadang memberinya hadiah kalau Niko bisa mencapai waktu yang ditentukan Anisa. Bisa berupa ciuman, pelukan, dan uang jajan tapi Anisa tidak mau memberinya lebih dari itu seperti hadiah-hadiah erotis.

    Sampai saat ini mereka masih menjaga agar hal ini tidak ketahuan oleh papanya Niko. Pernah hari itu Niko yang tidak tahan minta dionanikan oleh mamanya, padahal papanya berada di rumah saat itu. Mereka melakukannya diam-diam di dalam kamar mandi saat papanya sedang menonton tv. Niko yang masuk duluan dengan dalih akan mandi, kemudian dengan diam-diam mamanya juga masuk tidak lama kemudian.

    “Gila kamu.. entar ketahuan papa bisa dihajar kamu”
    “Maaf deh ma..”
    “Hihi.. kayaknya makin hari kamu makin lancang aja yah.. tapi gak papa deh.. mama suka kalau kamu terus terang gini”

    Merekapun akhirnya melakukan hal itu lagi di sela-sela mandinya Niko, tapi Anisa masih tetap mengenakan pakaiannya. Tentu saja mereka tidak bisa bebas bicara mendesah seperti biasanya karena ada papanya di rumah.

    “Ayo sayang.. keluarin yang banyak” kata Anisa berbisik sepelan mungkin.

    “Ngghh.. mah..” lenguh Niko tertahan. Sperma Niko tumpah lagi di tangan mamanya. Tapi apa yang dilihatnya kemudian membuat darahnya berdesir, mamanya menjilati sedikit lelehan spermanya.

    “Ueekk.. asin yah ternyata peju kamu..” kata Anisa berbisik sambil tersenyum menggoda. Niko cuma merespon ucapan mamanya dengan tersenyum karena tidak tahu harus ngomong apa. Setelah itu mamanya keluar dari kamar mandi setelah membersihkan tangannya, meninggalkan Niko yang masih meneruskan mandinya.
    ***

    Hari itu Niko melakukan hal itu lagi dengan Anisa. Tapi lagi-lagi dia tidak dapat bertahan lama hanya dengan kocokan tangan mamanya. Spermanya kembali tumpah hanya dalam tiga menit lebih sedikit.
    “Udah keluar sayang?” tanya Anisa melihat ke arah mata anaknya yang sedang meringis kenikmatan sehabis ejakulasi. Dia sadar anaknya sedikit demi sedikt mulai menunjukkan perkembangan, yang dulunya hanya tidak mampu lebih dari satu menit kini sudah lebih baik.

    “Masih belum bisa lama nih ma..” kata Niko, terlihat wajah lesu di raut mukanya. Dia masih belum bisa untuk mencatatkan rekor waktu yang lebih lama lagi.

    “Udah lebih bagus kok.. setidaknya ada perkembangan, mama yakin kok kamu bisa lebih baik besok..” Kata Anisa sambil mengedipkan matanya. Dia ingin anaknya mendapatkan pengalaman seks yang cukup nantinya dan tidak ingin membuat anaknya mendapatkan malu dari pacarnya karena ejakulasi yang cepat.

    “Gimana kalau kamu ajak temanmu kemari, ikut latihan denganmu” sebuah usul yang terdengar gila meluncur dari mulut Anisa. Niko sendiri terkejut mendengar usul ibunya tersebut. Mengajak temannya kemari? Untuk ikutan merasakan kenikmatan dari tangan ibunya? sungguh gila ide mamanya.

    “Kok harus mengajak orang lain segala sih ma?” tanya Niko mencoba mengetahui apa yang sebenarnya mamanya pikirkan.

    “Gini sayang.. mama pikir kamu akan lebih semangat kalau kamu ada lawannya. Jadi ntar kamu lomba deh sama temanmu siapa yang paling lama, ntar yang menang dapat hadiah deh dari mama” jawab Anisa. Sebuah alasan yang Niko pikir ada benarnya juga omongannya, pasti dengan suasana seperti itu membuatnya lebih semangat dan tidak ingin cepat cepat keluar, pikir Niko.


    “Oke deh ma.” Kata Niko menyetujui. Niko sebenarnya sedikit ragu untuk mengajak temannya. Dia juga tidak tahu siapa yang akan dia ajak. Beberapa temannya memang ada yang menyukai mamanya Niko. Hal itu Niko ketahui saat mengajak temannya main ke rumah. Teman-temannya yang abg labil seperti halnya Niko tentu saja tidak bisa lepas melihat wanita cantik, termasuk Anisa, mamanya Niko. Mereka berkomentar betapa cantik dan seksi mamanya. Niko yang mendengar hal tersebut awalnya tidak suka, tapi setelah dia perhatikan ternyata omongan temannya ada benarnya juga. Walaupun Anisa sudah berumur 33 tahun dan sudah melahirkan 2 orang anak, bahkan yang paling kecil sedang tahap menyusui, tapi tubuh Anisa masih terawat dengan baik karena dia rajin olahraga untuk mengembalikan bentuk tubuhnya setelah melahirkan. Dengan kulit putih mulus dan bentuk tubuh yang bagus serta wajahnya yang manis menjadi daya tariknya. Suami-suami tetanggapun banyak yang melirik-lirik ke Anisa saat Anisa belanja ke warung ataupun melakukan aktifitas di luar rumah.

    Sungguh anak-anak remaja sekarang mudah sekali mendapat akses porno dari internet, hal itulah yang membuat mereka begitu labilnya kalau melihat wanita cantik. Niko yang sebenarnya polos, mulai ikut-ikutan temannya. Diantara teman-temannya yang rata-rata berpikiran mesum ini ada yang paling parah, Jaka namanya. Jaka sendiri dianggap bos oleh rombongan geng yang Niko ikut-ikutan ini. Itu karena usia Jaka yang sudah 17 tahun yang memang selayaknya sudah sma. Niko sering dimintai uang rokok oleh Jaka, walaupun berat hati tapi terpaksa juga diberi oleh Niko.

    Beberapa hari kemudian di sekolah, entah kenapa Niko malah ingin mengajak Jaka ke rumah. Ya.. sebaga rival latihannya bersama mamanya tentunya. Niko sendiri yang menerangkan panjang lebar ke Jaka tentang maksud tujuannya. Mendengar penjelasan Niko ini, tentu saja Jaka semangat bukan main dan menyetujuinya. Sudah lama dia tertarik pada mamanya Niko. Walaupun Anisa bukan gadis abg tapi sungguh menggoda dan nafsuin seperti artis milf Jav yang sering dia tonton. Akhirnya setelah pulang sekolah Niko mengajak Jaka ke rumahnya.

    “Ma.. Niko pulang mah.. Niko ajak teman nih..” kata Niko masuk ke rumah yang tidak terkunci dan mempersilahkan Jaka duduk di sofa tamu.

    “Mah, ni Jaka.. yang dulu juga pernah main kesini” kata Niko pada Anisa. Tidak lama kemudian Anisa muncul yang sepertinya habis menidurkan bayinya di kamar. Dia mengenakan daster rumahan biasa, meskipun begitu dia tetap saja terlihat cantik.

    “Oh.. Jaka” Anisa tersenyum manis sambil menerima salaman tangan teman anaknya itu. Jaka mencium punggung tangan Anisa. Mata Jaka tentu saja sudah mulai kelayapan kesana kemari menerawang ke tubuh wanita ini. Anisa sebenarnya sadar mata anak itu kelayapan melihat tubuhnya, tapi entah kenapa dia merasa horni diperhatikan seperti itu. Sepertinya sifat eksibisionisnya muncul kembali. Sifat nakalnya yang pertama dia alami saat dia masih gadis dahulu yang sampai sekarang masih tetap ada. Ya.. dia memang senang kalau dirinya menjadi pusat perhatian kaum Adam. Tidak terkecuali oleh teman-teman anaknya sendiri.

    “Kamu udah dengar kan dari Niko?”
    “Hehe.. udah tante, tapi beneran nih boleh ikutan?”
    “Hihi.. iya, boleh kok. Kamu mau kan bantu Niko?”
    “Hehe.. oke tante, Jaka senang malah bisa bantu kaya gini” Anisa tersenyum manis mendengar ucapan Jaka tersebut.

    “Ya udah, kalian mau sekarang?” tanya Anisa dengan senyum di bibirnya.
    “Ntar yang menang tante kasih uang jajan deh..” tambahnya lagi. Niko dan Jaka akhirnya setuju untuk saat itu juga memulai latihan ketahanannya. Niko cukup malu-malu juga untuk telanjang di depan Jaka. Tapi Jaka malah terlihat tidak sabaran dan langsung saja membuka celananya. Cukup terkejut Anisa melihat kelamin Jaka yang ternyata cukup besar, beda sekali dengan milik anaknya Niko. Anisa berusaha menyembunyikan keterkejutannya tersebut, walaupun matanya tetap menatap takjub anak seusia Jaka memiliki penis sebesar itu.

    “Umur kamu berapa sih Jaka?” tanya Anisa ke Jaka.
    “17 tahun tante”
    “Ohh.. pantesan” sebenarnya Anisa cukup heran juga Jaka masih smp dengan usia segitu, tapi Anisa tidak ingin terlalu mempedulikannya dan membahas hal tersebut.

    “Pantesan kenapa ya tante?” tanya Jaka karena sedikit bingung.
    “Ahh.. nggak, mau tau aja.. hihi”

    “Yuk mulai” ajak Anisa. Dia kemudian bersimpuh di tengah-tengah Niko dan Jaka yang telah bertelanjang bulat dan sudah ngaceng dari tadi. Niko sendiri sebenarnya masih merasa tidak nyaman dengan adanya Jaka yang ikut. Tapi sudah terlambat, dia sendiri yang mengajak Jaka kemari. Dada Niko berdebar karena akan melakukan hal ini lagi, bahkan kini temannya ikut serta. Tangan Anisa mulai mengocok kedua penis remaja tanggung ini di sisi kiri dan kanannya. Yang mana salah satunya milik anaknya sendiri.


    “Ahh… ma..” lenguh Niko penuh kenikmatan.
    “Enak sayang? Kamu sendiri gimana jaka? Enak kocokan tante?” tanya Anisa dengan wajah nakal pada dua remaja itu.

    “Iya tante, sedaap.. hehe, akhirnya kesampaian juga bisa dikocokin tante”
    “hmm?? Maksud kamu?”
    “hehe.. iya, sejak liat tante pertama kali Jaka jadi suka sama tante. Jaka jadi ngayalin tante tiap coli.”

    “Ha? jadi kamu sering ngayalin tante? Dasar kamu kecil-kecil udah gini..” kata Anisa sambil tetap mengocok penis mereka.

    Setelah beberapa saat, terlihat ekspresi dari Niko yang sepertinya sudah tidak tahan untuk keluar.

    “Ma… gak tahan.. agghh…”
    “Croot.. crroot” tumpahlah sperma Niko di hadapan ibu dan temannya itu. Spermanya berlumuran tumpah di tangan ibunya.
    “Oughhh.. mah.. enak..” lenguh Niko kenikmatan.
    “Yess.. gue menang, iya kan tante? Jaka yang menang kan?”
    “Iya-iya kamu yang menang. Hmm.. kamu mau tante lanjutin sampe keluar gak?”
    “hehe.. mau dong tante”
    “Ya udah..” tangan Anisa kembali mengocok penis Jaka. Tidak butuh waktu lama karena Jaka memang sudah horni dari tadi. Tangan Anisa pun kini berlumuran sperma Jaka.

    “Udah kan? kalian bersih-bersih dulu sana gih”
    “Iya ma..”
    “Iya tante..” jawab Niko dan Jaka bersamaan. Mereka akhirnya bersih-bersih tidak lama setelah itu. Niko dan Jaka kemudian menghabiskan waktunya dengan nonton tv sedangkan Anisa ke dapur mempersiapkan makan malam. Selang beberapa lama terdengar suara tangisan bayi, tidak lain adalah tangisan Windy, adiknya Niko. Anisa yang mendengar suara tangisan anaknyapun segera menghentikan aktifitasnya di dapur. Anisa kembali dari kamar sambil menenteng bayinya yang masih kecil, lalu duduk di kursi yang cukup jauh dari Niko dan Jaka.

    “Oi, Nik.. liat tuh.. jadi ngiler gue pengen nyusu ke nyokap lo” kata-kata yang sebenarnya sangat kurang ajar. Mengomentari ibunya seperti itu. Tapi entah kenapa Niko juga merasakan hal yang sama dengan Jaka. Nalurinya tidak dapat dibohongi kalau dia juga ngaceng liat payudara ibunya sendiri yang sedang menyusui adeknya.

    “Gini deh, gue punya ide” kata Jaka.
    “Tante, mulai lagi yuk ronde selanjutnya. Kami udah tegang lagi nih..” pinta Jaka ke Anisa.
    “Bentar yah sayang, tante lagi nyusuin Windy. Ntar dia gak kenyang lagi”
    “Tante.. hadiah untuk yang menang ronde selanjutnya tambahin dong tante.. masa cuma uang jajan”

    “Hmm.. terus?”
    “Gimana kalau.. ngggg… itu tante” kata Jaka sambil menunjuk ke arah payudara Anisa yang masih menyusui bayi kecilnya.

    “Hihihi.. dasar kamu. Maksudnya nyusu? Porno yah kalian.. hihi” Anisa malah merespon permintaan mesum Jaka sambil tertawa-tawa.

    “Oke deh, tante turutin. Niko, kamu harus menang yah kali ini, jangan biarkan teman kamu yang malah dapat susu mama, kan kamu yang anaknya mama. Hihi..”

    “Iya ma.. Niko usahain”

    Anisa melepaskan Windy dari sisinya. Tampak Windy sudah tenang, mungkin karena sudah kenyang menyusu. Anisa lalu meletakkan Windy ke kursi di sebelahnya.
    “Mau sekarang?” tanya Anisa dengan tatapan nakal tanpa menutup payudaranya dengan baju terlebih dahulu, membiarkan payudara sebelah kanannya menjadi santapan mereka. Membuat kedua remaja itu hanya mengangguk-angguk mupeng karenanya.
    Niko dan Jaka mendekati Anisa, meloloskan celananya hingga mereka sekali lagi mengacungkan penis mereka ke Anisa. Tangan Anisa mulai mengocok kedua penis itu lagi. Saat penis mereka dikocok Anisa, mata mereka tidak henti-hentinya menatap ke payudara yang terpampang bebas itu, membuat si punya penis makin kelojotan.


    “Ayo Niko.. semangat sayang, jangan kalah lagi” kata Anisa menyemangati anaknya.
    “Oughh.. iya ma..” jawab Niko. Tapi apa daya, ketahanan Niko masih belum dapat menandingi Jaka. Diapun akhirnya keluar duluan dan kalah lagi dari Jaka.

    “Yes, gue menang.. hehe” sorak Jaka penuh kemenangan dengan diiringi tawa mesum.
    “Tuh kan.. kamunya kalah lagi” kata Anisa dengan wajah yang dicemberutkan ke Niko.
    “Kamu mau ambil hadiahnya sekarang jaka?” tanya Anisa dengan tatapan nakal ke Jaka.
    “Boleh tante.. ”

    “Huu.. udah gak sabar yah kamunya, ya udah sini duduk dekat Tante” kata Anisa sambil menggeser posisi duduknya memberi tempat untuk Jaka untuk duduk di sebelahnya. Jakapun akhirnya duduk di sebelah Anisa dan mulai mengarahkan mulut hitamnya ke pucuk payudara Anisa yang siap menyambut mulutnya. Walau agak grogi, tapi akhirnya mulut Jaka menempel ke pucuk payudara kanan Anisa. Terasa cairan hangat mulai masuk ke mulutnya saat dia coba mengenyot putting payudara tersebut.

    Melihat temannya yang asik menyusu ke ibu kandungnya membuat perasaan Niko tidak karuan saat itu. Cemburu, sakit hati, horni, semua campur aduk. Bagaimanapun itu adalah ibu kandungnya dan kini payudara ibunya sedang dinikmati temannya yang cabul itu. Sambil menyusu ke Anisa, mata Jaka sesekali menatap ke Niko sambil cengengesan seperti sedang memberitahunya betapa nikmatnya menyusu ke ibunya.

    “Jaka, jangan godain Niko seperti itu dong, kasihan anak tante” kata Anisa yang tahu apa yang sedang dipikirkan Jaka.
    “Hehe.. gak kok tante..” jawab Jaka enteng.
    “Ma…” kata Niko lirih.
    “Ya sayang?”
    “Niko mau juga dong…”

    “Yee.. ini kan hadiah untuk yang menang. Jadinya khusus untuk Jaka dong.. kalau kamu juga mau, ronde selanjutnya kamu harus menang yah sayang..” jawab Anisa. Sekali lagi tampak Jaka cengengesan melirik ke Niko, membuat hati Niko makin pedih.

    “Tante, yang satu lagi buka juga dong..” pinta Jaka.
    “Lah, untuk apa? Emang kamu mau nyusu yang sebelah juga??”
    “Iya.. boleh yah tante..”
    “Hmm.. iya-iya, dasar kamunya” Anisa akhirnya menyetujui permintaan mesum Jaka. Dia lalu membuka sisi bajunya sebelah kiri sehingga kini kedua payudaranya terpampang bebas.

    “Tanggung tuh tante, buka aja semua bajunya..” pinta Jaka lagi.
    “Dasar nakal. Niko, gak papa kan mama telanjang dada? Temanmu nakal nih..” Anisa malah meminta persetujuan pada anaknya yang sedari tadi melongo mupeng ke arah mereka berdua.

    “Eh.. i-iya ma, gak papa” jawab Niko. Rasa pedih di hatinya entah kenapa kalah dengan rasa horni dan penasaran melihat tubuh telanjang dada ibunya. Mendengar jawaban anaknya Anisa cuma tersenyum, dia kemudian mulai meloloskan daster bagian atasnya sehingga kini bagian atas tubuhnya tidak tertutup kain sedikitpun. Memamerkan tubuh bagian atasnya dengan buah dada sekal yang penuh cairan susu.

    “Udah nih, puas kan kamu Jaka?”
    “Hehe.. tante emang baik”

    “Dasar” kata Anisa sambil mencubit pipi Jaka. Remaja itu kemudian melanjutkan acara nyusunya lagi. Kali ini payudara kiri Anisa yang dijilat dan dihisapnya, sambil payudara kanannya menjadi sasaran remasan tangan nakal Jaka. Memang tidak ada persetujuan kalau yang menang boleh melakukan hal mesum seperti meremas payudara Anisa. Tapi Anisa tidak menganggapnya masalah.

    “Tante, kocokin lagi dong.. kan tadi belum keluar. Pasti enak nih nanti rasanya ngecrot sambil nyusu.. hehe” pinta Jaka mesum.


    “Hmm.. iya-iya. Porno kamunya. Kamu baring deh sini.” setuju Anisa menyuruh Jaka berbaring di atas sofa dengan kepala Jaka berada di atas paha Anisa yang diberi bantal sofa, sehingga mulut Jaka kini tepat di depan payudara Anisa. Tangan Anisa kini meraih penis Jaka dan mulai mengocoknya lagi. Sungguh beruntung Jaka ini, merasakan kenikmatan menyusu dari payudara yang putih sekal sambil penisnya dikocok oleh wanita secantik dan seseksi Anisa. Sambil membiarkan Jaka menyedot susu dari buah dadanya, dia mengocok batang penis teman anaknya tersebut. Anaknya sendiri masih melongo menatap nanar aksi temannya yang semakin mesum ke ibu kandungnya. Jaka masih saja melirik cengengesan ke arah Niko. Kini ibunyapun juga ikut-ikutan melirik tersenyum ke Niko yang cemburu dari tadi, yang membuat hati Niko makin tidak karuan.

    Tapi suara rewelan Windy menganggu suasana mesum ini. Tentu saja Jaka yang merasa sangat terganggu karena aksinya belum selesai.

    “Jaka, bentar yah.. tante urus Windy dulu” kata Anisa melepaskan kocokan tangannya dari penis Jaka.
    “Duh tanggung nih tante, bentar lagi..” tolak Jaka tidak tahu diri.
    “Bentar kok sayang.. yah?” kata Anisa lagi ke Jaka, tapi Jaka sepertinya belum mau melepaskan kulumannya dari buah dadanya. Anisa akhirnya menuruti kemauan Jaka dan kembali mengocok penis Jaka.
    “Bentar yah Windy sayang.. Om jaka masih belum puas nih.. hihi” kata Anisa ke bayinya. Sungguh gila, Anisa lebih memilih memuaskan Jaka dulu dari pada mengurus bayinya yang sedang menangis ini.

    “Belum Jaka? Kasihan tuh Windy..” tanya Anisa.
    “Belum tante, duh si Windynya berisik amat siih tante. Suruh diam dong..” kata Jaka yang betul-betul tidak tahu diri.

    “Kamunya kan yang gak mau ngalah. Hmmhh.. dasar. Niko, tolong kamu timang-timang adek kamu dulu dong” suruh Anisa ke anaknya. Niko dengan perasaan yang tidak karuan menuruti saja perintah ibunya ini. Dia ambil Windy yang masih menangis dan menimang-nimangnya. Niko menggendong adeknya itu mutar-mutar rumah. Meninggalkan ibu dan temannya yang masih saja asik dengan aktifitas mesum mereka. Cukup lama untuk membuat Windy untuk tertidur lagi. Setelah Windy tertidur, barulah Niko kembali ke tempat tadi.

    “Ma, udah tidur nih.. bawa ke kamar aja yah Windynya?” tanya Niko berbisik sambil melihat ibunya yang masih saja menyusui Jaka.

    “Ngghh, iya sayang, bawa ke kamar aja” jawab Anisa. Dengan berat hati Niko membawa Windy ke kamar, sudah tidak dapat apa-apa malah harus urusin Windy, gerutunya.

    Saat Niko kembali dia melihat mereka sudah berganti posisi. Kali ini Anisa berada di bawah tindihan Jaka yang masih sibuk mengenyot buah ibunya ini. Penis Jaka pun masih tetap dikocok oleh Anisa dengan posisi seperti itu. Tampak daster yang dikenakan Anisa makin acak-acakan karena perbuatan Jaka ini. Temannya benar-benar melakukan hal mesum ke ibunya. Anisa sendiri mulai melenguh karena permainan lidah dan tangan Jaka di buah dadanya. Melihat anaknya sudah kembali Anisa berusaha untuk mendorong tubuh Jaka.

    “Jaka.. udah dong.. lama amat sih” kata Anisa. Jaka tidak memperdulikan omongan Anisa dan masih saja meneruskan menghisap payudara tersebut walau dia juga tahu bahwa Niko sudah kembali.
    “Udah dong Jaka sayang..” katanya lagi.

    Sebenarnya Niko cukup heran, padahal dia cukup lama menimang-nimang Windy tapi Jaka belum juga ngecrot. Apa Jaka sudah ngecrot waktu dia menimang-nimang Windy tadi? Pikirnya.
    Dugaannya sepertinya benar karena dia melihat ada bercak putih di bawah sofa itu. Sepertinya jaka yang belum puas meminta jatah lagi walau sudah ngecrot, pikirnya lagi.

    “Sayang, sorry yah. Ini Jaka masih belum puas aja” kata Anisa pada Niko. Memang tidak ada batasan waktu sampai kapan hadiah nyusu itu diberikan sehingga Jaka masih saja meneruskan aksinya. Jaka sebenarnya sudah kenyang meminum susu dari payudara Anisa, sekarang dia lebih tepatnya menjilati dan memainkan payudara Anisa dengan mulut dan lidahnya. Niko yang memang jadi pihak yang kalah terpaksa hanya menuruti apa yang telah dijanjikan.

    Melihat anaknya yang mupeng dari tadi Anisa tidak tega juga. Dia dorong dengan paksa tubuh Jaka dari dirinya.

    “Udah dulu Jaka, kasian Niko tuh.. kita mulai ronde selanjutnya yah.. kayaknya kalian udah tegang lagi tuh..”kata Anisa mencoba memberi Niko kesempatan sekali lagi.
    “Kalau gitu boleh dong Niko nyusu kalau Niko menang?” tanya Niko semangat.
    “Iya.. boleh..” jawab Anisa sambil tersenyum manis.
    “Terus kalau Jaka yang menang gimana tante?” tanya Jaka yang masih belum puas juga.
    “Hmm.. kamu maunya apa?” kata Anisa balik nanya.


    “gimana kalau Jaka boleh ngentotin tante.. hehe” jawab Jaka kurang ajar. Niko sendiri terkejut bukan main mendengar permintaan temannya ini, betul-betul kurang ajar. Ingin sekali rasanya dia melayangkan tinju ke mulut Jaka. Tapi dia melihat ibunya malah tertawa mendengar permintaan Jaka ini.

    “Hihi.. kamu ini, enak aja. Ini punyanya papanya Niko” kata Anisa sambil mencubit perut Jaka.
    “Gitu yah tante.. duh, pengen banget padahal genjotin memek tante.. hehe”
    “Hush.. kamu ini ngomongnya kurang ajar banget, ada Niko tuh..” kata Anisa sambil melirik ke anaknya.

    “Gimana Niko? Gak boleh kan?” tanya Anisa ke Niko.
    “Nggg…”
    “Boleh kan Nik? Gue hajar lo kalau gak boleh!!” kata Jaka main serobot.

    “Eh eh, enak aja main hajar anak tante. Gak boleh pokoknya, pake mulut tante aja yah.. gak apa kan? jejalin deh suka-suka kamu ke mulut tante kalau kamu menang.” tawar Anisa dengan senyum nakal. Memberi Jaka harapan kalau dia boleh melampiaskan nafsunya menggunakan mulutnya.

    “Ya udah tante.. oke deh.. hehe” setuju Jaka. Niko yang mendengar tawaran dari mulut ibunya makin membuat hatinya tidak karuan. Kalau dia kalah berarti dia kalah satu putaran lagi dari Jaka, yang juga berarti Jaka akan semakin berbuat tidak senonoh terhadap ibunya, tubuhnya jadi panas dingin dibuatnya. Dia ingin sekali menang dan mencoba mendapatkan kenikmatan itu. Tapi dia juga penasaran melihat apa yang akan dilakukan Jaka ke ibunya kalau dia kalah. Entah kenapa hatinya jadi bimbang begini.

    “Tante, lepasin aja dasternya, nanggung tuh” pinta Jaka.

    “Apaan nanggung-nanggung.. dasar kamu, iya deh tante lepasin” setuju Anisa. Diapun membuka dasternya yang sedari tadi memang sudah terpasang tidak karuan karena bagian atasnya sudah terbuka. Kini Anisa hampir benar-benar telanjang di depan kedua remaja tersebut, dia saat ini mengenakan celana dalam berenda yang menjadi satu-satunya pakaian yang masih menempel di tubuhnya. Niko yang meskipun sudah pernah melihat tubuh telanjang ibunya tetap saja sekarang membuat dadanya berdecak kagum serta langsung membangkitkan nafsunya.

    “Niko.. semangat yah.. masa sih kalah terus” kata Anisa.
    “Gak bakal menang dia tante..hehe” serobot Jaka.
    “Ayo dong Niko, kalau kamu kalah lagi nanti mama dimesumin lagi nih sama teman kamu ini, kamu gak mau kan?” kata Anisa menyemangati anaknya.

    Ronde selanjutnyapun dimulai, Niko ternyata memang kalah pengalaman dari Jaka. Dengan berat hati dan kecewa dia harus merelakan kalau dia lagi-lagi harus kalah dari Jaka. Dia sungguh kecewa tidak bisa menyelamatkan ibunya dari perlakuan mesum Jaka.

    “Haha.. gue bilang juga apa? Gue yang bakal menang. Yes” sorak Jaka. Anisa tersenyum mendengarnya.

    “Iya-iya kamu menang.. menang terus nih kamunya, kasihan anak tante gak dapat dari tadi” kata Anisa sambil melirik ke Niko yang sedang terduduk kecewa. Jakapun mendorong tubuh Anisa ke sofa dan menghimpitnya lagi. Dia sepertinya ingin melanjutkan aksinya tadi yang belum selesai.

    “Duh.. aww.. Jaka, pelan-pelan dong..” kata Anisa. Tanpa menjawab Jaka meneruskan perbuatannya ini, dia mulai menciumi bagian tubuh Anisa yang lain, termasuk wajah dan mulut Anisa. Niko lagi-lagi hanya bisa memandang temannya berbuat mesum ke ibunya. lidah Jaka dan Anisa kini saling membelit, saling berbagi liur satu sama lain. Jaka lalu menjulurkan lidahnya, Anisa yang tahu berbuat apa langsung mengulum lidah Jaka tersebut, sungguh erotis sekali. Jaka juga melakukan hal yang sama dengan mengulum lidah Anisa yang dijulurkan, mereka lakukan hal tersebut bergantian beberapa kali.

    “Tante lihat tuh, anak tante ngiri tuh..” kata Jaka. Anisa melirik ke arah anaknya yang memang lagi mupeng berat melihat aksi mereka ini. Sebuah pemandangan yang malah membuat hati anaknya panas dingin tidak karuan.

    “Coba buka mulut tante..” suruh Jaka. Anisa mengikuti kemauan remaja ini dan membuka mulutnya lebar-lebar. Jaka kini dengan kurang ajarnya meludah ke dalam mulut Anisa, di depan mata anaknya sendiri yang dari tadi hanya memperhatikan mereka. Lagi-lagi Jaka cengengesan sambil melirik ke Niko setelah melakukan hal bejat tersebut, bahkan ibunya juga melirik sambil tersenyum ke arah Niko setelah menelan liur Jaka.


    Bagi Anisa sendiri ini juga merupakan sensasi yang baru pertama dia rasakan. Bergumul dengan pria yang seumuran anak laki-lakinya, bahkan di depan anak laki-lakinya itu sendiri. Menelan liur seperti inipun tidak pernah dia lakukan dengan suaminya, tapi kini dia malah melakukan hal menjijikkan ini dengan teman anaknya. Niko yang melihat itu begitu terbakar hatinya, tapi dia juga terangsang melihat aksi mereka. Membuatnya tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa.

    “Lagi ya tante..” kini Jaka tampak komat-kamit mengumpulkan liur sebanyak mungkin dan akhirnya menumpahkan kembali liurnya ke dalam mulut Anisa. Kini bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Tampak lelehan liur Jaka keluar dari mulut Anisa karena tidak mampu menelan semuanya.

    “Udah ah kamunya, ada-ada aja”
    “Hehe.. lanjut yah tante, hadiah utamanya belum nih, pengen rasain mulut tante”
    “Hmmhhh.. iya-iya, tapi jangan disini yah.. di kamar tante aja yuk.. malu nih di depan Niko”
    “hehe.. oke deh..” setuju Jaka. Mereka kemudian bangkit dan menuju kamar Anisa.
    “Tapi sebentar aja yah, gak lama lagi suami tante pulang nih, bisa dihajar kamu kalau nampak sama om, hihi..”

    “oke tante.. hehe” jawab Jaka.
    “Ma.. terus aku gimana nih?” tanya Niko dengan wajah kecewa. Dia sebenarnya masih ingin di antara mereka, walau hanya untuk sekedar melihat saja.

    “Maaf yah sayang, Kan Jaka yang menang. Kamu kalah sih.. kamu tolongin lihat situasi aja yah sayang, siapa tahu papa kamu pulang, gak papa kan?” Niko hanya mengangguk lesu menyetujui perintah mamanya ini. Sebelum mereka masuk ke kamar, lagi-lagi Jaka mengeluarkan cengengesan menjijikkannya ke arah Niko.

    Kini Niko tinggal sendiri di luar kamar, entah apa yang sedang mereka lakukan Niko benar-benar tidak mengetahuinya, sama sekali tidak terdengar suara dari luar kamar tempat Niko berdiri ini. Tubuh Niko jadi panas dingin membayangkan apa yang terjadi pada mamanya di dalam sana. Niko penasaran apa yang terjadi, selang beberapa lama dia putuskan untuk berusaha mencuri dengar apa yang sedang terjadi di dalam.

    “Enak sayang?” terdengar suara mamanya samar-samar.
    “Enak tante..”
    “Enak banget yah?? hihi”

    “…. Duh, aw.. Jaka, pelan-pelan sayang.. geli.. hahaha..” terdengar tawa renyah mamanya yang sepertinya sedang kegelian.
    “Oughh.. Anisa..”
    “Ngghh.. sayang, udah… sshhh.. kamu ini, ntar Windynya bangun”
    “Nggmmhh..”
    “Oughh..”

    Beberapa kali terdengar suara lenguhan ibunya dan Jaka, entah apa yang mereka lakukan. Niko betul-betul tidak tenang di luar sini. Hatinya begitu tidak karuan mendengar dan membayangkan apa yang sedang terjadi di dalam. Suara Windypun terdengar dari sana, sepertinya Windy terbangun karena ulah Anisa dan Jaka di dalam sana.

    “Tuh kan.. anak tante bangun, kamu sih..”
    “Windy, kamu mau ikutan nyusu kaya om Jaka?, sini-sini..” kata mamanya. Deg, Niko terkejut mendengarnya. Dia semakin panas dingin karena membayangkan mamanya menyusui mereka sekaligus. Yang satu memang bayinya sendiri, tapi orang yang satu lagi?

    Niko putuskan untuk tidak meneruskan menguping. Hatinya sudah begitu panas mendengar dan membayangkan itu semua. Lebih setengah jam lamanya Niko hanya duduk di sofa terdekat dari kamar orangtuanya ini hingga akhirnya pintupun terbuka dan mereka keluar dari kamar. Tampak Anisa sudah kembali mengenakan pakaian lengkap, tapi rambut dan wajahnya terlihat acak-acakan, membuat Niko betul-betul penasaran apa saja yang telah mereka lakukan.

    “Lama amat sih ma?” tanya Niko dengan wajah kesal setelah mereka keluar.
    “Habis.. temanmu ini sih..” jawab Anisa sambil tersenyum ke Jaka.
    “Udah yah Jaka, pulang dulu yah.. bentar lagi Om pulang” katanya lagi.
    “Iya deh tante, makasih banyak ya.. hehe” Jakapun akhirnya pulang tidak lama kemudian. Jaka bahkan tidak pamit dengan Niko, Jaka hanya berpamitan dengan Anisa sambil mencium tangannya.

    “Ma..” kata Niko lirih memanggil mamanya.
    “hmm? Apa sayang?”
    “Niko juga mau dong..”
    “ Hihihi.. kamu mau juga?”
    “Iya mah..”
    “Kalau gitu besok kamu harus menang yah..”
    “Yah.. mama kok gitu sih, sekarang dong ma.. cuma nyusu aja juga boleh kok ma”

    “Gimana sih kamu ini, itu kan hadiah kalau kamu bisa menang. Ya udah sekali saja, ntar malam kamu tungguin mama yah, jangan tidur dulu” kata Anisa memberi harapan pada Niko sambil mengedipkan matanya.

    “Kok gak sekarang aja sih ma?”

    “Udah mau malam nih, ntar papa kamu keburu pulang. Ntar malam aja yah..” katanya lagi sambil mengelus kepala Niko. Akhirnya Niko setuju saja dari pada tidak sama sekali. Hati Niko senang bukan main mendengar perkataan ibunya, dia tidak sabar menunggu malam tiba.

    Malam itu Niko tidak sabaran menunggu mamanya datang ke kamarnya. Akhirnya setelah hampir jam 11 malam akhirnya mamanya datang juga.

    “Lama amat sih ma?”
    “Nungguin papa kamu tidur dulu”
    “Mau sekarang sayang?” tanya Anisa dengan senyum manisnya.

    “I-iya mah…” jawab Niko grogi. Anisa tersenyum sesaat kemudian mulai membuka beberapa kancing bajunya dan mengeluarkan buah dadanya. Sebenarnya Niko ingin melihat mamanya setengah telanjang seperti tadi siang waktu dengan Jaka, tapi dia tidak berani mengatakannya.

    “Ayo, katanya mau nyusu..” tawar Anisa tersenyum manis ke anaknya itu.

    “Eh, i-iya ma” Niko mendekatkan mulutnya dan mulai mengulum pucuk payudara Anisa. Air susu yang selama ini dia idam-idamkan akhirnya dapat dia rasakan. Air susu itu pun mulai masuk dengan nikmatnya ke dalam mulut Niko dan membasahi kerongkongannya.

    “Dasar kamu, udah gede masih nyusu” kata Anisa sambil mengusap kepala anaknya.

    “Enak sayang?” tanyanya. Niko hanya mengangguk tanpa melepaskan mulutnya dari sana. Lebih dari satu jam mamanya di sana menemani Niko. Memberi kedua payudaranya bergantian untuk dilahap anaknya yang sudah remaja ini hingga Niko puas. Niko sendiri sebenarnya berharap lebih dari hanya meminum asi mamanya. Tapi seperti janjinya, Niko hanya menyusu pada Anisa walaupun Anisa sedikit memberinya hiburan dengan memperbolehkan Niko memainkan payudaranya dengan sapuan lidah ataupun remasan tangan. Anisa sendiri tahu kalau anaknya sudah ngaceng dari tadi, tapi dia tidak ingin ini semua sampai melampaui batas.

    “Ma, tadi siang mama ngapain aja sih di dalam dengan Jaka? Lama amat” tanya Niko saat acara minum susu tersebut selesai.

    “Kamu mau tahu sayang?”
    “Iya mah, penasaran”
    “Ya, seperti yang mama bilang ke Jaka kalau dia menang, mama kasih mulut mama”
    “hmm.. mama jilatin penisnya Jaka?”
    “Iya, juga mama masukkan ke mulut mama semuanya” Niko yang mendengarnya begitu iri dengan Jaka.

    “Terus, apa lagi ma?”
    “Tapi dasar dia nakal, dianya pengen lihat mama telanjang sayang” Niko terkejut mendengarnya. Kurang ajar sekali si Jaka, geramnya.

    “Terus mama kasih?”
    “Dia maksa terus sih yang, akhirnya mama lepasin juga celana dalam mama. Jadinya kami sama-sama telanjang deh”

    “Itu aja kan mah? Dia gak macam-macam lagi kan?”
    “Dikit sih, habis itu dia mainin vagina mama pake jarinya, gak tahu deh dia belajar itu dari mana, pintar banget dianya. Ya.. lama-lama mama gak tahan juga digitukan terus sayang, jadi mama nikmatin aja” kata Anisa menerangkan.

    “ooh.. terus ma?” tanya Niko karena dia penasaran, walaupun dia sebenarnya ada rasa sakit hati pada Jaka berbuat bejat pada mamanya.

    “iya, habis itu si Jaka minta gesek-gesikin penisnya ke vagina mama. Tapi mama tolak, takut dia hilang kontrol” kata Anisa. Niko cukup lega mendengar jawaban mamanya.

    “Tapi dianya maksa terus sih, jadinya mama kasih juga. Dari pada dia ngentotin mama, iya kan sayang?” sambungnya lagi.
    “Tapi gak sampai masuk kan ma?”
    “Gak kok, cuma gesek-gesekin aja kok. Tapi sesekali kepalanya nyelip masuk juga sih.. hihi” jawab Anisa tertawa seakan itu hal yang lucu.
    “Terus kamu mau tau nggak Jaka muncratnya dimana?” kata Anisa lagi.
    “Dimana emangnya ma?” tanya Niko penasaran harap-harap cemas.
    “Di mulut mama, banyak amat” kata Anisa sambil tertawa. Kepala Niko makin berat mendengarnya.

    “Coba tadi kamu yang menang, pasti kamu yang dapat. Ya udah deh, mama balik dulu yah? Udah puas kan?”
    “Yah mama..” rengek Niko karena masih merasa belum puas ditemani mamanya.
    “Udah ya, udah lewat jam 12 ini, besok kamu sekolah kan?”
    “Iya deh ma” jawab Niko lesu. Akhirnya Anisa meninggalkan kamar Niko.

    Esoknya, Niko tidak melihat Jaka di sekolah. Apa dia sakit? Tapi kemarin dia masih sehat-sehat saja, bahkan melakukan hal mesum ke mama. Atau jangan-jangan Jaka bolos dan pergi ke rumahnya? Pikir Niko. Dia betul-betul tidak tenang di sekolah saat itu memikirkan kalau dugaannya itu benar. Saat pulang sekolah, Niko buru-buru pulang untuk mengetahui keadaan ibunya. Dia tidak menemukan Jaka di rumah, tapi dia tidak menanyakan pada mamanya apa Jaka tadi kesini atau tidak.

    Sorenya mereka melakukan latihan itu lagi saat Jaka datang ke rumah. Tapi berapa kalipun mencoba, Niko tidak pernah menang dari Jaka. Sehingga Jaka teruslah yang mendapatkan hadiah mesum dari Anisa.

    Esoknya, lagi-lagi Jaka tidak kelihatan di sekolah, dia mulai yakin kalau Jaka memang bolos dan pergi ke rumahnya. Dia putuskan untuk cabut dari sekolah diam-diam saat jam istirahat untuk pulang ke rumah. Yang ditakutinya sepertinya benar terjadi. Terlihat sepatu yang dia ketahui milik Jaka berada di depan pintu rumahnya saat Niko pulang ke rumah. Hati Niko jadi tidak karuan, dia penasaran apa yang sedang mereka lakukan di dalam, tapi dia putuskan untuk mengintip dari kaca samping rumah. Alangkah terkejutnya dia melihat mamanya dan Jaka sedang berciuman dengan mesranya. Sial si jaka!! anjing!! umpatnya dalam hati. Niko berusaha tenang mengawasi dan menguping pembicaraan mereka.

    “Tante emang yang paling cantik deh.. hehe”
    “Huu.. gombal kamu, umur tante udah 33 gini”
    “Benar deh, tetap cantik kok” goda Jaka lagi, membuat Anisa jadi malu karenanya.
    “Tante.. Jaka mau lihat tante telanjang lagi dong.. udah gak tahan nih”

    “Hihihi, gak tahan ngapain sih kamu? Belum puas tadi tante isap? Udah muncrat kan tadi di mulut tante? hihi” goda Anisa sambil tertawa. Tapi Anisa akhirnya bangkit juga dari duduknya dan melepaskan daster yang dia kenakan.

    “Celana dalamnya iya juga dong tante.. cepetan” suruh Jaka tidak sabaran.
    “Iya-iya.. dasar kamu..” kini Anisa juga melepaskan celana dalamnya sehingga dia telanjang bulat tanpa ditutupi selembar benangpun.

    “Tante, ngentot yuk..” ajak Jaka kurang ajar. Niko yang mendengarnya dari luar sini betul-betul geram dibuatnya.

    “Hush.. ngomong apaan sih kamunya, kan udah tante bilang kalau ini punyanya papa Niko. Gak boleh ya sayang..” tolak Anisa.

    “Yah.. pengen banget nih tante. Kan gak ada siapa-siapa tante, boleh ya? Bentar aja”
    “Duh, gimana yah sayang, tante sejujurnya penasaran juga sih.. hihi” kata Anisa binal. Dia sebenarnya juga penasaran bagaimana rasanya bersetubuh dengan remaja sebesar ini, terlebih penis Jaka juga cukup besar untuk seusianya.

    “Lah, tuh kan.. nunggu apa lagi? Yuk tante..”
    “Tapi tante gak enak nih sama Niko dan suami tante”
    “Bentar aja kok tante.. “ rayu Jaka lagi mencoba meluluhkan Anisa.

    “Ya udah deh, bentar aja yah.. dasar kamunya mesum. Mama teman sendiri dimesumin” setuju Anisa akhirnya. Anisa mengajak Jaka ke arah sofa di ruang tamu yang lebih panjang. Dari tempat Niko berdiri sekarang dia tidak dapat melihat mereka lagi. Tapi tidak lama kemudian terdengar suara desahan-desahan dari mereka. Niko tidak tahan lagi, dia putuskan untuk masuk ke rumah mengganggu mereka.

    “Tok-tok” Niko menggedor pintu rumahnya.
    “Ma..” teriak Niko dari depan pintu.

    “Iya sayang, sebentar..” teriak mamanya dari dalam. Tidak lama mamanya membuka pintu, dia telah mengenakan dasternya kembali, tapi tidak menggunakan dalaman apa-apa lagi.

    “Loh kok udah pulang sayang?” tanya Anisa
    “Lagi ngapain sih ma? Mandi? kok basah gini?” kata Niko balik nanya pura-pura tidak tahu melihat mamanya basah oleh keringat.

    “Ngg, tuh karena teman kamu.. Bukannya sekolah malah main kesini. Jadinya mama keringatan-keringatan lagi deh” jawab Anisa terus terang sambil malu-malu seperti gadis remaja.

    Niko segera masuk ke rumah untuk melihat keadaan, dia melihat Jaka yang sedang bertelanjang bulat duduk di sana. Tubuh Jaka juga bermandikan keringat seperti Anisa. Jaka bahkan cuek seakan tidak peduli anak Anisa sudah pulang walau dia baru saja mencumbui Anisa.

    “Kalian habis ngapain?” tanya Niko.
    “Gue habis ngentotin nyokap lo.. hahaha.. nganggu aja lo” jawab Jaka kurang ajar.
    “Jaka, apaan sih” kata Anisa dengan wajah sebal.
    “Tapi benar kan tante? Hehe”
    “Sorry yah sayang, habisnya teman kamu tuh.. nakal amat ke mama” hati Niko benar-benar merasa tidak karuan, mendengar itu dari mulut mamanya.

    “Tapi kok sampai gituan segala sih ma? Bukannya kitanya cuma latihan saja?” tanya Niko kesal ke mamanya.
    “Tante, lanjut di kamar yuk, masih tanggung nih” potong Jaka sebelum mamanya sempat menjawab.

    “Hmm.. Niko, gak apa kan kalo mama lanjutin lagi?” tanya Anisa meminta persetujuan Niko lagi, Anisa sendiri masih merasa tanggung dan kesal juga diganggu Niko.
    “tapi kan mah…” sebenarnya Niko ingin sekali menolak permintaan gila Anisa. Tapi saat itu Niko melihat Jaka mengepalkan tinjunya ke arahnya hingga membuat nyalinya ciut.

    “i-iya deh ma, gak papa” jawab Niko lesu. Anisa tersenyum kecil mendengar persetujuan anaknya.
    “Tante, suruh aja Niko ikut ke dalam. Biar dia lihat gimana mamanya aku entotin, hehe” kata Jaka kurang ajar.

    “Jaka!! Kok ngomongnya gitu sih. Lagian malu tahu dilihatin Niko”
    “Ya, gak apa lah tante, Niko pasti mau banget tuh lihat, iya kan Niko? hehe” cengengesnya ke Niko.

    “Ya udah, kamu mau ikut masuk ke dalam sayang?” tanya Anisa sambil tersenyum manis ke Niko. Niko hanya mengangguk menyetujuinya. Mereka bertiga pun masuk ke dalam kamar yang mana ternyata di sana ada Windy yang sedang tertidur.

    “Sini tante..” ajak Jaka. Jaka pun langsung mengulum bibir Anisa yang masih berdiri dan melepaskan daster yang dikenakannya sehingga kini Anisa jadi bugil lagi. Jaka menciumi bibir Anisa dengan buasnya sambil sesekali melirik ke Niko.

    “Jilatin lagi tante” kata Jaka melepaskan ciumannya. Anisa yang paham maksud Jaka langsung bersimpuh di depan remaja itu dan mulai menjilati penis tersebut. Saat menjilati penis Jaka, mata Anisa bahkan melirik Niko. Dia juga seperti berusaha tersenyum ke anaknya yang sedang melihat mamanya menjilati penis temannya itu, entah apa maksud senyuman mamanya itu Niko juga tidak mengerti. Jaka kini dengan kurang ajarnya membenamkan seluruh batang penisnya ke dalam mulut Anisa, dia lalu menggoyangkan pinggulnya seperti menyetubuhi mulut Anisa.

    “Cpak.. cpak..cpak.” suara peraduan penis jaka dengan mulut Anisa.

    Saat melakukan itu, Jaka sengaja menunjukkan ekspresi kenikmatan ke arah Niko, yang tentu saja makin membuat hati Niko sakit, tapi entah kenapa Niko juga ngaceng melihat tingkah mereka berdua.

    “Ngghm.. ngghmmm” suara Anisa mengerang karena mulutnya dijejali penis Jaka hingga mentok ke kerongkongannya. Jaka yang mengetahui hal tersebut malah menahan kepala Anisa, membuat Anisa menepuk-nepuk paha Jaka supaya dia mau berhenti. Jaka masih saja membenamkan penisnya hingga akhirnya Anisa terlihat muntah, mengeluarkan sedikit cairan dari lambungnya karena kerongkongannya sakit dijejali penis Jaka hingga mentok.

    “Hosshhh..hmmffhh, kamu kasar amat sih Jak?” kata Anisa agak kesal sesak nafas sambil mengelap dagunya yang basah oleh liur dan muntahannya kemudian menengok ke arah Niko yang berdiri di sana. Niko yang menyaksikan ini makin pedih saja hatinya, melihat mamanya diperlakukan tidak senonoh dan brutal oleh temannya sendiri.

    “Hehe.. lagi yah tante” ajak Jaka lagi. Tanpa memberi kesempatan Anisa menjawab, Jaka kembali menjejalkan penisnya ke dalam mulut Anisa lagi, mengaduk-aduk mulut Anisa dengan penis Jaka sebrutal tadi hingga Anisapun lagi-lagi muntah dibuatnya. Jaka melakukan hal tersebut beberapa kali lagi pada Anisa, di depan Niko. Puas melakukan hal tersebut, Jaka kemudian mendorong Anisa ke ranjang dan mencumbuinya lagi.

    “Tante.. masukin yah?” tanya Jaka yang sudah tidak sabar.
    “Tapi kan.. “ kata Anisa sambil melirik ke Niko. Dia begitu malu melakukannya di depan anaknya berbuat seperti ini walaupun dia sudah tidak tahan untuk dimasuki penis Jaka.

    “Udah.. biar aja tante, gak papa kan Niko gue entotin nyokap lho?” tanya Jaka dengan senyum licik. Niko tidak menjawab pertanyaan Jaka, dia tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan sendiri. Dia sangat marah, cemburu dan sakit hati melihat adegan ini semua, tapi dia juga sangat terangsang juga karenanya. Mamanya, telah diambil… oleh temannya sendiri.

    Melihat Niko tidak menjawab, Jaka hanya cengengesan sendiri. Jaka tau apa yang dipikirkan Niko, karena dia memang sengaja memperlihatkan ini pada Niko.

    “Sayang? Kok diam? Boleh gak nih?” tanya Anisa ikut-ikutan. Anisa sendiri sebenarnya sudah tidak tahan untuk ditusuk Jaka. Entah apa yang ada dipikiran Anisa, dia mengkhianati suaminya, bermain dengan teman anaknya sendiri dan di depan anaknya yang polos yang hanya bisa melihat saja.

    “Bo-boleh mah..” jawab Niko akhirnya dengan suara pelan. Kalau dia jawab tidak boleh bisa saja dia akan dihajar habis-habisan oleh Jaka diluar sana.

    “Boleh apa sayang?” tanya Anisa lagi, sepertinya dia malah sengaja menggoda anaknya ini. Niko sendiri merasa tidak enak lidahnya untuk menyebutnya secara vulgar begitu.

    “Boleh ng-ngetotin mama” kata Niko lagi. Sebuah senyuman terpancar dari bibir Anisa, yang tidak diketahui apa maksudnya oleh Niko. Jaka yang mendengar tanya jawab ibu dan anak itu juga ikutan terseyum dan mulai mengarahkan kemaluannya ke liang vagina Anisa. Dia mulai mengaduk kelamin Anisa dengan penisnya di depan Niko, bahkan didepan si kecil Windy yang ternyata sudah terbangun dari tidurnya. Kalau Windy bisa berpikir tentu saja dia juga akan marah melihat mamanya ditindih bukan oleh papanya. Tapi Windy yang masih kecil hanya bisa melihat saja mamanya yang sedang telanjang lagi disetubuhi oleh pria ini, bahkan dia sempat tertawa sendiri melihat mamanya yang tampak keenakan begitu. Gila memang, Anisa disetubuhi di depan anak-anaknya.

    “Nngh.. Sayang..” panggil Anisa ke Niko.
    “Ya mah?”
    “Jangan oughh.. kasih tau papa ya? Ngghmmhh..”
    “I-iya mah” jawab Niko.

    “Windy cayang.. kamu juga jangan kasih tau papa ya? Hihi” kata Anisa mengajak si kecil Windy bicara sambil tertawa. Tentu saja Windy tidak akan bisa memberitahu papanya apa yang sedang dilakukan ibunya ini. Tapi Anisa malah melakukan hal iseng bertanya seperti itu ke bayinya dan menganggapnya lucu. Si Windy yang tidak mengerti malah tertawa saja ke arah mamanya yang sedang disetubuhi. Betul-betul suasana yang gila.

    Niko yang menyaksikan hal ini tanpa sadar membuat penisnya berdiri dari balik celana. Dia ingin sekali rasanya menggantikan posisi Jaka disana, meskipun wanita itu adalah ibunya sendiri. Jaka yang mengetahui apa yang sedang Niko pikirkan malah berbisik ke Anisa.

    “Gak ah.. gila kamu..” jawab Anisa setelah dibisiki Jaka.
    “Gak apa lah tante.. kasihan tuh Niko nya.. hehe”
    “Nggak.. ada-ada aja kamunya”
    “Ada apa ma?” tanya Niko penasaran.
    “hmm.. Jaka ajak kamu ikutan tuh, tapi gak mama bolehin lah” jawab Anisa.

    “Yah.. tante.. Niko udah penasaran banget tuh pastinya, hehe.. tapi ya udah deh kalau gak boleh. Jaka bisa puas sendiri.. hehe” kata Jaka sambil tersenyum remeh ke Niko dan kembali menggoyangkan pinggulnya. Mereka kini berganti posisi, Anisa menungging dan Jaka menyetubuhinya dari belakang.

    “Nggh.. oughh.. terus sayang.. yang kencang…” racau Anisa.
    “ougghh.. rasain ini tante nakal, lonte binal” celoteh Jaka kurang ajar. Mereka saling melenguh dan meracau kenikmatan sambil berkata kotor. Bahkan kata-kata yang ditujukan Jaka pada Anisa menjurus melecehkan. Anisa yang mendengar hal tersebut malah makin bangkit birahinya, sedangkan Niko makin sakit saja hatinya mendengar mamanya dilecehkan begitu.

    “Nggmmh.. terus sayang, entotin tante sesukamu.. ngmmhh.. entotin tante di depan anak-anak tante.. ougghh” racau Anisa menggila.

    “Iya.. oughh, anak-anak tante harus tahu kalau mamanya binal dan nakal” balas Jaka.
    “Nggghh.. Iya sayang, tante memang nakal.. terus sayang.. entotin mamanya Windy dan Niko ini pake kontol kamu yang gedeee.. ougghh.. nggghhh” Mereka terus saja meracau gila-gilaan. Anisa yang paling gila karena dia melakukan ini di depan anak-anaknya, bahkan meladeni omongan vulgar Jaka. Entah apa yang akan terjadi pada diri anak-anak Anisa ini esok, terlebih bagi si kecil Windy. Untuk melihat mama dan papanya bersetubuh saja mungkin ini sudah tidak baik, tapi ini malah dia diperlihatkan adegan mamanya yang sedang selingkuh, melihat mamanya disetubuhi di hadapannya serta diperdengarkan kata-kata kotor yang vulgar oleh mamanya sendiri. Anisa sendiri malah seperti tidak ambil pusing karenanya.

    Niko yang memang dari tadi sudah tidak tahan hanya bisa mengelus penisnya dari balik celananya. Dari tadi bahkan dia belum sempat mengganti pakaian seragamnya karena terlebih dahulu disuguhi pemandangan seperti ini. Jaka yang melihat tingkah Niko lagi-lagi mulai memancing suasana hati Niko. Sambil masih menggenjot Anisa dari belakang, dia menciumi bibir Anisa dan meremas buah dada Anisa hingga tampak air susunya menetes-netes. Air susu yang seharusnya menjadi makanan bagi anaknya Windy kini terbuang percuma karena perlakuan Jaka.

    “Ngghh… Duh.. Jaka, pelan-pelan dong.. sakit” erang Anisa karena remasan tangan Jaka yang kasar di buah dadanya. Jaka seperti tidak mendengar perkataan Anisa dan masih saja meneruskan aksinya, membuat ranjangnya mulai basah karena ceceran susu Anisa. Niko yang dari tadi hanya menonton sudah melepaskan celana beserta celana dalamnya. Dia beronani menyaksikan adegan didepannya ini. Mamanya yang sedang disetubuhi oleh temannya sendiri. Meskipun hanya onani, tapi tetap saja dia kalah dengan Jaka yang masih bertahan menyetubuhi Anisa. Dia klimaks dengan hanya melihat adegan tersebut. Jaka yang melihat Niko sudah keluar malah tertawa melecehkan. Anisa juga hanya tersenyum melihat anaknya yang sudah muncrat.

    “Lihat tuh anak tante, lemah amat..” ejek Jaka.
    “Hihi.. sayang? kamu udah keluar yah?” tanya Anisa yang juga terdengar seperti nada melecehkan bagi Niko. Membuat Niko malu bukan main karenanya.

    “Tante.. nanti Jaka keluarin di dalam yah??”
    “Kamu mau keluarin di dalam? Itu tempat Niko lahir loh.. mau kamu siramin pake peju kamu yah? Nakal kamu..”

    “Iya.. boleh yah tante.. pasti enak nih..”

    “Iya deh.. Niko, gak apa kan kalau Jaka keluar di dalam? Di tempat kamu lahir dulu?” tanya Anisa pada anaknya itu. Niko yang mendengar pertanyaan mamanya ini malah membuat darahnya berdesir, perkataan mamanya begitu provokatif dan mengaduk hatinya.

    “Gimana Niko? Boleh nggak Jaka numpahin benihnya ke rahim mama kamu ini?” tanya Anisa lagi.

    “I-iya mah..” jawab Niko pelan, dia tidak tahu kenapa bisa jadi seperti ini. Anisa tersenyum mendengar jawaban anaknya, begitu pula Jaka. Sungguh perasaan Niko campur aduk dibuatnya.

    “Kamu harus belajar dari Jaka nih sayang.. dianya kuat” kata Anisa dengan meninggikan intonasi kata kuat. Jaka hanya cengengesan ke Niko mendengar perkataan Anisa. Setelah cukup lama Jaka menggenjot Anisa, akhirnya Jaka tidak bisa lagi menahan laju spermanya untuk menumpahkan spermanya membuahi rahim Anisa.

    “Ougghh.. terima peju Jaka tante.. ughh..”
    “nngghh… iya sayang.. keluarin yang banyak, penuhi rahim tante dengan peju kamu”
    “Oughhh.. Anisaaaa”

    “Iya sayang.. tante juga sampaaaaaiiiii” erang mereka kenikmatan saat peju Jaka muncrat dengan banyaknya memenuhi rahim subur Anisa. Entah apa jadinya kalau Anisa sampai hamil oleh Jaka, teman anaknya sendiri. Mereka akhirnya terbaring kelelahan di ranjang, sejajar dengan Windy yang juga terbaring di kasur yang sama.

    “Windy cayang.. om Jaka kuat amat loh.. kamu kalau sudah besar boleh tuh ikutan cobain..hihi” kata Anisa iseng dengan nafas nggos-ngosan mengajak Windy bicara. Betul-betul gila omongan Anisa, mengajak bicara anaknya seperti itu. Menawarkan anaknya untuk boleh disetubuhi pria ini kelak kalau sudah besar. Jaka yang mendengar omongan Anisa sampai cengengesan dibuatnya.

    “Tante, boleh gak Jaka main kesini tiap hari?”
    “Hmm.. boleh aja kok, tapi kamu sekolah dulu, baru kesini.. ntar gak lulus lagi kamunya gara-gara tante”

    “Hehe.. gak apa kok tante, biarin gak lulus asal bisa terus bersama tante”
    “Huu.. gombal kamunya, ada-ada aja. Udah sana kamu pulang, bentar lagi Om pulang”
    “Okey deh sayang..” setuju Jaka sambil mencium kening Anisa. Setelah beberapa saat beristirahat Jakapun pulang dari rumah Niko, Anisa mengantarnya hingga ke depan rumah dengan masih bertelanjang bulat sambil mengendong bayinya. Anisa bahkan mengangkat tangan Windy lalu melambai-lambaikannya seperti mengatakan bye-bye ke arah Jaka.
    “Ayo cayang.. bilang dadah ke Om Jaka.. dadaaah… hihihi” kata Anisa ke bayinya sambil tertawa-tawa. Jaka hanya tersenyum melihat tingkah Anisa ini, sedangkan Niko bertambah sakit hatinya. Dia akhirnya benar-benar telah menghilang dari pandangan Niko dan Anisa, tapi sebenarnya mimpi buruk baru saja dimulai.
    ***

    Esok hari, lagi-lagi Jaka tidak terlihat di sekolah. Niko yang menyadari bahwa Jaka pasti berada di rumahnya seakan tidak dapat berbuat apa-apa. Nyalinya begitu kecil untuk mengatakan apa yang sebenarnya dia rasakan, rasa sakit melihat mamanya diambil orang lain, mengkhianati papanya dengan cara begitu. Dia menyesal karena membawa Jaka ke rumah, Niko merasa dia sendirilah yang menyebabkan hal ini terjadi. Seharusnya dia tidak menyetujui ide mamanya untuk membawa teman segala. Hatinya sangat sakit, pedih tak terkira. Seharusnya aku melawan, tapi kenapa hanya diam begini, sial, batinnya.

    Niko melihat perbuatan bejat Jaka lagi pada mamanya saat dia pulang ke rumah. Ya.. Jaka memang sengaja tidak sekolah tadi dan melakukan hal ini lagi. Esok hari dan seterusnya selalu begini, sekarang sudah seminggu Jaka tidak sekolah dan malah datang ke rumah Niko. Melakukan hal mesum terhadap ibu kandung Niko disaat papa dan anaknya tidak di rumah.

    Pagi itu lagi-lagi Jaka datang ke rumah Niko. Kebetulan sejak dua hari lalu suaminya sedang ada keperluan bisnis di luar kota selama seminggu.

    “Dasar kamu Jaka, udah seminggu kan kamu gak masuk sekolah?” tanya Anisa saat membukakan pintu untuk Jaka.

    “Hehe.. biarin tante”
    “Dasar kamu.. dikasih tahu malah bandel” kata Anisa gemas mencubit pipi Jaka.
    “Tante, Jaka bawa teman nih..”

    “Hah? Rese ah kamunya gak bilang-bilang.. kan tantenya bisa siap-siap dulu.. hihi” kata Anisa karena saat itu Anisa hanya mengenakan kemeja putih dan celana dalam saja. Ternyata di belakang Jaka ada tiga orang temannya yang lain. Dada Anisa entah kenapa jadi berdebar seperti ini. Dia penasaran apakah akan terjadi gangbang pada dirinya hari ini. Sebuah fantasi liar yang dia miliki dari dulu.

    “Ya udah.. ajak teman-temanmu masuk deh..”

    Saat masuk ke rumah, mereka mencium tangan Anisa layaknya anak yang baik, membuat Anisa jadi tersenyum. Mereka semua ternyata sudah sma, sepertinya itu teman-teman Jaka yang memang seumuran dengannya. Tampak penampilan mereka acak-acakan, dengan seragam yang lusuh dengan beberapa coretan. Jelas dari penampilan mereka kalau mereka adalah murid yang suka bolos sekolah, merokok, bahkan tawuran.

    “Anggap rumah sendiri yah.. Kalian mau minum apa?” tanya Anisa menawarkan.
    “Susu kalau ada tante..” kata salah satu dari mereka dengan lancangnya. Dia lalu tertawa diikuti teman-temannya.

    “Ye.. kalau itu nanti dong.. kalian pasti kebagian kok semuanya”
    “Stoknya gak terbatas ya tante? hehe” goda salah satu dari mereka.
    “Iya.. gak abis-abis pokoknya… hihi” jawab Anisa mengikuti pembiacaraan porno mereka.
    “Jadi kalian mau minum apa nih? Tante bikinin es teh aja ya?” kata Anisa lalu menuju ke dapur. Setelah membuatkan es teh untuk mereka berempat, Anisa ikut duduk dan mengobrol dengan mereka.

    “Nih minumnya..”
    “Makasih tante” kata mereka hampir bersamaan.
    “Nama kalian siapa aja sih? Satu sekolah semua?”
    “Iya tante, saya Rido tante..”
    “Bimo tante..”
    “Saya Amir tante..” kata mereka bergantian memperkenalkan diri.
    “Tante, katanya Jaka sering kesini yah? Ngapain aja tuh tante?” tanya Amir.
    “hmm? Dasar kalian pura-pura gak tahu.. mana mau kalian datang kesini kalau gak diberi tau Jaka.. dasar” mereka tertawa mendengar kata-kata Anisa.

    “Terus kami boleh juga gak tante?”
    “Boleh ngapain? Ayo udah mesum aja..” goda Anisa.
    “Itu tante… ngentotin tante” kata Rido vulgar.
    “Hushh.. gak sopan amat, datang-datang minta gituan, tante bilang suami tante ntar hihi..” kata Anisa sambil tertawa.

    “Jadi gak boleh yah tante?”
    “Hmm.. boleh nggak yah..” goda Anisa lagi main tarik ulur.
    “Boleh dong tante.. kalau gak boleh ntar kita paksa lho.. hehe” kata Rido.
    “Huu.. enak aja maksa-maksa. Boleh deh.. dari pada tantenya kalian perkosa.. hihi”
    “Hehe.. gitu dong tante.. kan enak.. hehehe”

    Jaka dari tadi hanya diam saja memperhatikan teman-temannya menggoda Anisa. Dia hanya tersenyum-senyum saja melihat bagaimana teman-temannya menggoda wanita bersuami ini.

    “Terus mau sekarang?” pancing Anisa.

    “Hehe.. boleh..” langsung mereka menyerbu Anisa, mereka berlomba-lomba melepaskan pakaian yang mereka kenakan. Salah satu fantasi liar Anisa sepertinya akan terwujud hari ini, melakukan gangbang dengan mereka.

    Mereka mulai menjamah tubuh Anisa bersamaan, menciumi dan menggerayangi Anisa. Kemeja yang digunakan Anisa sudah terbuka bagian depannya tapi masih dibiarkan tergantung dibadan Anisa, sehingga memberi kesan seksi. Mulut mereka berganitan mencicipi nikmatnya asi dari buah dada Anisa yang sekal. Mereka seperti ingin menyedot habis seluruh isi buah dada tersebut dan tidak menyisakannya untuk bayi kecil Anisa.

    “Duh.. geli, dasar kalian, beraninya keroyokan”
    “Hehe.. tapi tante suka kan kalau kita keroyok gini?”
    “Huh, dasar mesum..” kata Anisa sambil tertawa.
    “Aww.. pelan-pelan sayang..” kata Anisa ke Rido karena menggigit putingnya cukup keras.
    “Tante gak larang kalau mau gigit, tapi pelan-pelan dong.. jangan keras-keras amat”

    “Ini satu, jarinya nakal amat nyolek-nyolek memek tante..” kata Anisa pura-pura kesal ke Amir. Mereka hanya tertawa dan terus saja melakukan aksi mesumnya sambil bergantian menetek. Vagina Anisa bergantian dikobel oleh tangan-tangan nakal mereka, tangan mereka bergantian merasakan seluk beluk liang Vagina wanita bersuami ini.

    “Udah ah, kalian nakal. Sini tante jilatin dulu kontol kalian..” tawar Anisa nakal. Mereka berempat kemudian berdiri mengelilingi Anisa yang bersimpuh di bawah mereka. Anisa mulai menjilati penis mereka satu persatu sambil mengocok penis lainnya. Lagi asik-asiknya menikmati penis para remaja tersebut, Anisa dikejutkan oleh suara tangisan Windy.

    “Duh.. anak tante bangun tuh.. bentar yah, sepertinya dia lapar” kata Anisa beranjak dari hadapan mereka dan menjemput bayinya di kamar. Anisapun kembali dengan menenteng bayinya tidak lama kemudian.

    “Kamu nakal yah sayang ngangguin mama jilatin kontol mereka, kasian tuh om-om itu udah mupeng banget sama mama.. hihi” kata Anisa iseng mengajak bicara bayinya saat kembali duduk di antara para remaja itu.

    “Kamu lapar yah sayang? ayo cepetan mimik, kalo ga mama kasih om-om itu loh susunya..” kata Anisa sambil menyodorkan buah dadanya ke Windy sambil melirik tersenyum manis ke arah para remaja yang tentunya makin mupeng melihat tingkah Anisa itu. Si kecil Windy yang memang sedang lapar tentu saja langsung mengulum buah dada Anisa. Kalaupun ia mengerti apa yang dikatakan mamanya tentu saja dia juga tidak akan mau mereka mengambil air susu mamanya.

    “Mau lanjutin gak?” tawar Anisa sambil masih menyusui Windy.
    “Gak apa tante?” tanya mereka heran.

    “Iya.. gak papa kok” Sungguh gila, sekarang Anisa malah mengulum penis mereka bergantian yang mana Windy masih digendong dan menyusu padanya. Tangan Anisa menggendong bayinya, sehingga kini tidak bisa lagi mengocok penis mereka. Sungguh liar dan binal sekali pemandangan tersebut. Mereka bergantian menyuapi dan membenamkan penis mereka bergantian ke mulut Anisa, yang mererima penis mereka sambil tertawa-tawa sedangkan Anisa sendiri masih menyusui bayinya, atau dapat dikatakan keduanya sama-sama sedang menyusu, si kecil Windy menyusu ke ibunya sedangkan ibunya menyusu ke penis-penis remaja itu. Pemandangan itu membuat para remaja tersebut terkagum dan terheran-heran melihat betapa binal dan nakalnya Anisa. Apalagi kemeja yang masih menggantung ditubuhnya serta celana dalam yang masih tersisa menambah kesan seksi padanya. Anisa sendiri merasakan sensasi luar biasa. Sempat juga terlintas sebuah pikiran nakal Anisa kalau tiba-tiba suaminya pulang dan menemukan dirinya sedang berbuat mesum dengan para remaja berandal ini, tapi semakin dia pikirkan entah kenapa dia semakin terangsang dibuatnya.

    Tapi tiba-tiba Anisa dikagetkan oleh kehadiran Niko yang tiba-tiba datang dan menghantamkan tinjunya ke salah satu dari mereka hingga orang itu tersungkur. Tidak terima temannya dipukul, mereka langsung mengejar dan menghajar Niko hingga Niko pun tersungkur. Melihat anaknya dihajar membuat Anisa berteriak histeris minta berhenti.

    “Berhentiii… tolong berhenti.. ya Tuhan.. please stooooppppp!!!” teriak Anisa mencoba menghentikan mereka. Mereka pun akhirnya mau berhenti. Tampak disana Niko meraung kesakitan dihajar beramai-ramai. Tentu saja naluri keibuan Anisa muncul untuk menolong anaknya tersebut. Dia letakkan bayinya dan pergi ke tempat Niko tergeletak kesakitan.

    “Sayang.. kamu gak apa-apa?” tanya Anisa cemas. Tapi Niko tampak menepis tangan Anisa, kemudian bangkit dan jalan tertatih menuju ke kamarnya. Hati Niko menahan sakit yang lebih dari pada yang dirasakan tubuhnya ini.

    “Sayang?” panggil Anisa lirih. Niko terus saja berjalan ke kamarnya dan menghilang di balik pintu. Para remaja tersebut malah tertawa cengengesan saja melihat hal itu. Anisa sendiri ingin ke kamar Niko untuk memastikan keadaan anaknya, namun dicegah oleh para berandal tersebut. Mereka menarik lagi Anisa ke sofa dan mulai menjamah Anisa lagi. Anisa juga merasa tidak nyaman dihatinya, entah kenapa semua ini bisa terjadi dan berakhir seperti ini. Dia berusaha tetap tersenyum pada para remaja mesum ini walaupun pikirannya berkecamuk. Tetap saja melayani nafsu mereka padahal anaknya sedang merintih di sana. Suara erangan dan rintihan pun terdengar se isi rumah itu. Termasuk Niko yang mengurung diri di kamar. Niko dengan pandangan kosong menatap ke lantai kamarnya, suara-suara erangan mamanya terdengar jelas dari sini. Parahnya, mereka bahkan menginap di sana malam itu, menggangbang Anisa dengan liarnya sepanjang malam, menggenjot lubang vagina dan anus Anisa dalam waktu bersamaan, menyiram tubuh Anisa dengan sperma mereka, baik di dalam maupun di sekujur tubuhnya. Niko hanya menghabiskan waktunya mengurung diri di kamar malam itu, telinganya dicekoki suara-suara yang membuat hatinya semakin dan semakin sakit.

    Esoknya, hari minggu. Saat keluar kamar Niko melihat mamanya masih saja dicabuli orang-orang itu. Mereka bahkan tertawa cengengesan ke arah Niko, sedangkan mamanya ingin menyapa Niko tapi sayang mulut Anisa saat itu sedang tersumpal penis. Hari itu, hampir sepanjang hari juga Niko melihat dan mendengar hal-hal mesum yang dilakukan terhadap mamanya tersebut, meskipun lebih banyak dia habiskan waktunya mengurung diri di kamar. Baru menjelang malam mereka pulang dari sana setelah hampir dua hari menginap.

    Anisa merasa tidak nyaman di hatinya, dia putuskan untuk menemui Niko setelah dia membersihkan diri dan meniduri bayinya. Dia ketuk pintu kamar Niko, tapi tidak ada yang menjawab. Anisapun lalu membuka pintu kamar yang tidak terkunci itu. Dia lihat anaknya sedang menonton tv di kamarnya, dengan pandangan hampa.

    “Sayang.. maaf yah sampai kayak ini. Kamu marah yah sama mama?” tanya Anisa, tapi terlihat Niko hanya diam saja. Ya.. melihat hal gila seperti itu setiap hari perlahan membuat mental Niko hancur, dia sekarang jadi sering menyendiri, bermenung dan hilang selera makan.

    “Sayang? Kok diam?”

    “Dasar pelacur..” jawab Niko dingin. Alangkah terkejutnya Anisa mendengar perkataan anaknya, dadanya serasa dihantam, air matanya ingin menetes. Anisa sadar dia telah melakukan hal yang betul-betul gila, sesuatu yang telah menyakitkan hati anaknya.

    “Sayang..” kata Anisa lirih.

    “dasar.. PELAACUUUUR!!” teriak Niko pada Anisa.

    “Plaaakk” sebuah tamparan keras hinggap di pipi Niko, meninggalkan jejak merah disana. Air mata Niko menetes, dia kini menangis. Anisa yang merasa bersalah memeluk anaknya tersebut, membiarkan Niko menangis dalam pelukannya. Anaknya menangis tersedu-sedu di sisinya. Tapi entah bagaimana mulanya, kini tangan Niko mengusap dan memeluk tubuh Anisa dengan penuh nafsu. Mulutnya menciumi bibir Anisa bertubi-tubi seperti seorang kekasih yang lama tak jumpa.

    “Sayang.. kamu kenapa?” tanpa menghiraukan pertanyaan mamanya Niko terus saja menjamah tubuh Anisa. Niko dorong tubuh Anisa sehingga kini Anisa terlentang di ranjang. Sekilas, Anisa melihat ke mata anaknya, tatapan matanya kini sudah berubah, tidak seperti Niko yang dia kenal sebelumnya. Pandangan mata dingin yang dipenuhi nafsu. Niko melanjutkan menindih tubuh ibunya tersebut, menjamah dan menciumi wajah Anisa penuh nafsu. Sekarang, dengan tergesa-gesa Niko melepaskan celananya, serta melepaskan celana dalam yang digunakan Anisa dari balik roknya. Dengan kesetanan dia hujamkan penisnya ke vagina ibunya tersebut.

    “Sayang..” kata Anisa lirih. Anisa merasa hatinya teriris, tidak menyangka perbuatannya ini telah merubah kepribadian anaknya. Dia sungguh menyesal, tapi sekarang sudah terlambat, biarlah yang akan terjadi terjadilah. Dia akhirnya mengikuti permainan Niko, sambil Niko menyetubuhinya dengan brutal, Anisa melayani ciuman anaknya. Niko menyetubuhi ibunya dengan brutalnya, entah kenapa sekarang dia menjadi lebih tahan untuk tidak segera ejakulasi. Sepertinya pelatihan dari Anisa berhasil, meski memerlukan pengorbanan yang besar akhirnya, sebuah pengorbanan yang tidak mereka sangka ini bisa terjadi.

    “Sayang.. terus.. entotin mama.. puasin nafsu kamu ke mama yang selama ini kamu pendam.. iya.. terus sayang.. maafin mama baru bisa memberinya sekarang.. oughh.. puaskan nafsumu anakku.. puaskan..” rintih Anisa.

    “Oughh…”
    “Ngmmhh.. sayang..”
    Suara erangan mereka terdengar memenuhi kamar Niko. Saling bersahutan hingga akhirnya Niko menumpahkan spermanya ke dalam rahim Anisa, ke tempat dia lahir dulu.

    “Sayang.. kamu puas?” tanya Anisa lirih ke Niko.
    “Iya mah.. maafin Niko” kata Niko yang sepertinya telah sadar apa yang telah dia lakukan.
    “Gak papa sayang.. biarlah yang sudah terjadi begitu adanya. Mulai sekarang mama milik kamu. Kamu gak usah segan dan malu lagi minta ke mama” mereka kini saling berpelukan. Malam itu mereka melanjutkan satu ronde lagi sebelum tidur bersama. Kini dan seterusnya, Anisa telah merelakan tubuhnya untuk dinikmati Niko, anaknya.
    ***

    Esoknya , Jaka masih saja datang ke rumah itu. Tapi kini dia hanya datang sendiri. Meski begitu ternyata Anisa tidak disetubuhi Jaka seorang, ya.. sekarang Niko ikut bersamanya, menyetubuhi ibunya, Anisa. Mereka melakukan threesome antara Anisa, Jaka, dan Niko.

    “Oughh… Sayang.. terus anak-anakku.. setubuhi aku..” racau Anisa menggila. Kedua lubangnya dimasuki penis mereka. Jaka menggenjot lubang vaginanya sedangkan anaknya, Niko menggenjot lubang anusnya.

    “Mah.. enak.. mau keluar..” erang Niko.
    “Saya juga tante.. udah gak tahan” erang Jaka.

    “Keluarin di mulut mama aja sayang..” pinta Anisa. Mereka mencabut penis mereka dan berdiri di depan Anisa yang kini bersimpuh dan membuka mulut lebar-lebar di bawah mereka.

    “Croot.. crooot” penis mereka memuntahkan lahar putih yang berlomba-lomba memasuki mulut Anisa. Tampak begitu banyak lelehan sperma di mulut Anisa, mulutnya tidak kuasa menampung semuanya hingga beberapa tercecer ke dagunya dan menetes di pahanya. Sebelum menelan sperma mereka, Anisa memanjakan mata remaja tersebut dengan memainkan sperma mereka di mulutnya. Mengenyam-ngenyamnya seperti makan nasi, berkumur-kumur dengan sperma tersebut hingga akhirnya dia menelan seluruh sperma tersebut masuk ke dalam lambungnya.

    “Gimana? Puas?” tanya Anisa sambil tersenyum manis ke mereka.
    “Iya tante.. puas banget hehe..”
    “Iya mah.. makasih yah ma..”

    “Hihi.. kan mama udah nih minum ‘susu kental’ dari kalian, sekarang giliran kalian deh kalau mau juga minum susu mama, mau nggak nih?” tanya Anisa menggoda.

    “Mauuu..” sorak mereka serempak menyerbu buah dada Anisa. Mereka menyusu ke kedua payudara Anisa. Jaka sebelah kanan, dan Niko sebelah kiri.

    “Hihi.. sabar dong kaliannya.. sisain untuk Windy juga..” tapi mereka terlalu sibuk mengulum dan meminum susu dari payudara Anisa hingga tidak mendengar apa yang dikatakannya. Anisa hanya tersenyum saja sambil mengusap rambut keduanya. Sesekali dia tertawa kecil kegelian karena permainan lidah dan gigi mereka.

    Sejak saat itu mereka terus melakukan hal tabu tersebut, bahkan saat papanya ada di rumah. Saat itu Niko mengajak Jaka untuk menginap di rumah. Tentu saja papanya tidak curiga sama sekali karena merupakan hal yang biasa. Tapi malamnya saat papanya sudah tertidur, barulah Anisa dikerjai, di belakang suaminya, oleh anaknya dan teman anaknya. Niko juga mulai ikut-ikutan membolos walau tidak sesering Jaka, Niko berpura-pura ke sekolah dan berpamitan pada kedua orangtuanya seperti biasanya.

    “Ma.. Pa.. Niko berangkat dulu” Kata Niko pamit mencium tangan ke dua orang tuanya.
    “Maaf papa gak bisa antar hari ini juga..” kata papanya karena dia juga akan berangkat kerja.
    “hati-hati sayang..” kata Anisa.
    Saat mencium tangan ibunya, Niko sempat berbisik pelan ke Anisa.
    “Mah.. tungguin yah.. bentar lagi Niko pulang” bisik Niko.
    “Dasar kamu, sekolah tuh yang benar, pake cabut segala.. ya udah, tapi cepetan yah.. hihi” bisik Anisa juga. Niko juga ikutan tertawa kecil.

    “Daaaah.. pa… ma…” Niko meninggalkan rumah, tapi yang tanpa sepengetahuan papanya, setelah papanya berangkat kerja, Niko malah kembali ke rumah. Menghabiskan harinya bermesraan dengan ibunya, Anisa. Mulai dari sekarang, apa yang akan terjadi hanya mereka yang tahu dan tetap akan menjadi rahasia mereka. Begitulah cerita sex tentang hubungan sedarah antara ibu dan anaknya.

  • Kisah Memek Ibu Pacarku Dan Tantenya

    Kisah Memek Ibu Pacarku Dan Tantenya


    3491 views

    Duniabola99.com – Pria Nakal Sumatera Saat ini aku kelas II SMU swasta di kota Surabaya. Perkenalanku dengan pacarku, Shinta setahun yang lalu. Di sekolah kami, dia memang kembangnya kelas II IPS, banyak cowok yang naksir padanya tapi dengan sedikit kelebihanku dalam merayu cewek, maka aku berhasil menggaetnya. Sebenarnya dia termasuk type cewek yang pendiam dan tongkrongannya biasanya di perpustakaan, karena itu dia sering dapat rangking kelas.

    Keluarga Shinta termasuk keluarga yang kaya. Ayahnya, Pak Har berumur 54 tahun masuk jajaran anggota DPRD sedang ibunya, Bu Har yang nama aslinya Mustika berumur 38 tahun, orangnya cantik, tingginya sekitar 164 cm, kulitnya putih, dia asli Menado, rambutnya sebahu, orangnya ramah dan berwibawa. Kesibukannya hanya di rumah, ditemani oleh tantenya Shinta yaitu Tante Merry, berumur 30 tahun, orangnya seksi sekali seperti penyanyi dangdut Baby Ayu, tingginya 166 cm. Dia baru menikah 3 tahun yang lalu dan belum mempunyai anak, sedang suaminya Om Nanto adalah pelaut yang pulang hampir 3 bulan sekali.

    Dalam masa pacaran boleh dibilang aku kurang pemberani karena memang Shinta orangnya selalu memegang prinsip untuk menjaga kehormatan karena dia anak tunggal. Dia hanya mengijinkan aku untuk mencium pipi saja, itu juga kalau malam minggu.


    Sebenarnya aku bukanlah orang yang alim, karena kawan-kawanku Andi, Dito dan Roy terkenal gank-nya Playboy dan suka booking cewek, maka sebagai pelampiasanku karena pacarku orangnya alim aku sering mencari kesenangan di luar bersama teman-temanku, rata-rata dari kami adalah anak orang gedean, jadi uang bagi kami bukanlah soal, yang penting happy.

    Suatu hari, tepatnya minggu sore kami berempat pergi ke Tretes dan rencananya akan menyewa hotel dan booking cewek. Sesampainya di sebuah hotel, kami segera ke receptionis, kami segera memesan 2 kamar, saat itu aku hanya duduk di ruang tunggu dan mengawasi Dito dan Andi yang sedang memesan kamar.

    Tiba-tiba pandanganku jatuh pada perempuan setengah baya yang berkacamata hitam di sebelah Dito yang sepertinya lebih dulu mau memesan kamar. Aku seperti tak percaya, dia ternyata Tante Tika (Mustika) ibunya Shinta dan yang bersamanya seorang pemuda yang aku sendiri tidak kenal. Mereka kelihatan mesra sekali karena tangan pemuda itu tak mau lepas dari pinggang Tante Tika. Timbul niatku untuk menyelidiki apa sebenarnya tujuan Tante Tika datang ke hotel ini. Setelah mendapat kunci, mereka kemudian melangkah pergi untuk menuju kamar yang dipesan. Lalu aku menguntitnya diam-diam, pada Roy aku pamit mau ke Toilet. Ternyata mereka menuju ke kamar Melati no.3 yaitu salah satu kamar VIP yang dipunyai oleh Hotel itu.

    Kemudian aku balik lagi ke teman-temanku, akhirnya mereka mendapat kamar Mawar no.6 dan 7 kebetulan lokasinya saling membelakangi dengan Kamar Melati, dan dipisahkan oleh parkiran mobil. Tak lama kemudian, Roy dan Dito pergi mencari cewek. Sambil menunggu mereka, aku iseng-iseng pergi ke belakang kamar. Saat itu jam 18:00 sore hari mulai gelap. Kebetulan sekali di Kamar Melati pada dinding belakang ada ventilasi udara yang agak rendah. Dengan memanjat mobil Roy, aku bisa melihat apa yang terjadi di dalam kamar itu. Ternyata Ibu pacarku yang di rumah kelihatan alim dan berwibawa tak disangka selingkuh dengan pria lain yang umurnya jauh lebih muda darinya. Keduanya dalam keadaan telanjang bulat, posisi Tante Tika sedang menaiki pemuda itu sambil duduk, kemaluan Tante Tika terlihat tertusuk oleh batang kejantanan pemuda yang sedang terlentang itu. Aku jadi ikut horny melihat dua sosok tubuh yang sedang bersetubuh itu. Wajah Tante Tika kelihatan merah dan dipenuhi keringat yang membasahi kulitnya. Nafasnya terengah-engah sambil menjerit-jerit kecil.


    Tiba-tiba gerakannya dipercepat, dia berpegangan ke belakang lalu dia menjerit panjang, kelihatannya dia mendapat orgasmenya lalu badannya ambruk menjatuhi tubuh pemuda itu. Kelihatannya pemuda itu belum puas lalu mereka ganti posisi. Tante Tika berbaring di ranjang, kakinya di buka lebar lututnya dilipat, dengan penuh nafsu pemuda itu menjilati liang kewanitaan Tante Tika yang sudah basah penuh dengan cairan maninya. Ibu pacarku itu mengerang-erang manja. Setelah puas dengan permainan lidahnya, pemuda itu kembali mengarahkan batang kejantanannya ke bibir kemaluan Tante Tika lalu dengan mudah, “Blueess..” Kejantanan pemuda itu sudah amblas seluruhnya ke dalam lubang kemaluan Tante Tika. Aku melihatnya semakin bernafsu sambil mengocok kemaluanku sendiri, aku antusias sekali untuk menikmati permainan mereka. Pemuda itu terus memompa batang kejantanannya keluar masuk lubang kemaluan Tante Tika sambil tangannya meremas-remas payudara perempuan itu yang berukuran lumayan besar, 36B. Pinggulnya bergoyang-goyang mengimbangi gerakan pemuda itu.

    Sekitar 6 menit kemudian pemuda itu mengejang, ditekannya dalam-dalam pantatnya sambil melenguh dia keluar lebih dulu, sedang Tante Tika terus menggoyangkan pinggulnya. Tak lama kemudian dijepitnya tubuh pemuda itu dengan kakinya sambil tangannya mencengkeram punggung pemuda itu. Kelihatannya dia mendapat orgasme lagi bersamaan dengan muncratnya mani dari kemaluannya. Lalu kusudahi acaraku mengintip Tante Tika, Ibu pacarku yang penuh wibawa dan aku sangat mengagumi kecantikannya ternyata seorang Hiperseks. Ada catatan tersendiri dalam hatiku. Aku sudah melihatnya telanjang bulat, hal itu membuat terbayang-bayang terus saat dia merintih-rintih membuatku sangat bernafsu hingga timbul keinginan untuk dapat menikmati tubuhnya. Paling tidak aku sekarang punya kartu truf rahasianya.

    Acaraku dengan teman-teman berjalan lancar bahkan saat menyetubuhi cewek yang bernama Ani dan Ivone justru aku membayangkan sedang menyetubuhi Tante Tika hingga aku cepat sekali keluar. Aku hanya melakukan sekali pada Ani dan dua kali pada Ivone, sedang teman-temanku melakukan sampai pagi tak terhitung sudah berapa kali mereka mendapat orgasme. Aku sendiri jadi malas untuk bersetubuh dengan mereka karena saat ini aku malah terbayang-bayang dengan keindahan tubuh Tante Tika.

    Jam 10 malam setelah berpakaian, aku keluar dari kamar. Kubiarkan ketiga temanku mengerubuti kedua cewek itu. Kunyalakan rokok dan duduk di teras kamar, rasanya udara di Tretes sangat dingin. Kembali kutengok kamar melati no.3 dari ventilasi, kelihatan lampunya masih menyala berarti mereka belum pulang, lalu kuintip lagi dari jendela ternyata mereka sedang tidur saling berpelukan.


    Tiba-tiba aku ingat Tante Tika selalu bawa HP, aku sendiri juga kebetulan bawa tapi aku ragu apakah HP-nya diaktifkan tapi akan kucoba saja. Begitu ketemu nomernya lalu kutekan dial dan terdengar nada panggil di dalam kamar itu. Tante Tika terbangun lalu buru-buru mengangkat HP-nya, dia sempat melihat nomer yang masuk.

    “Haloo.. ini Donny yaa, ada apa Doon..?” kata Tante Tika dari dalam kamar.
    “Tante sedang di mana..?” tanyaku.
    “Lhoo.. apa kamu nggak tanya Shinta, hari ini aku kan nginap di rumah neneknya Shinta di Blitar, neneknya kan lagi sakit..” kata Tante Tika beralasan.
    “Sakit apa Tan..” tanyak berlagak pilon.
    Dia diam sejenak, “Ah nggak cuman jantungnya kambuh.. tapi sudah baikan kok, besok juga saya pulang,” katanya pintar bersandiwara.
    “Memangnya kamu, ada perlu apa..?” tanya Tante Tika.
    “Maaf Tante.. tapi.. Tante jangan marah yaa..!”
    “Sudah katakan saja aku capek nih.. kalau mau ngomong, ngomong saja.. aku janji nggak akan marah,” kata Tante Tika.

    “Tante capek habis ngapain..?” tanyaku.
    “E..e.. anuu tadi mijitin Neneknya Shinta..” katanya gugup.
    “Bener Tante..? masak orang sakit jantung kok dipijitin, bukannya mijitin yang lain..?” kataku mulai berani.
    “Kamu kok nggak percaya sih.. apa sih maksudmu..?”
    “Sekali lagi maaf Tante, sebenarnya saya sudah tahu semuanya..?”
    “T..tahu apa kamu?” dia mulai gelagapan.
    “Bukannya Tante sekarang berada di Tretes di Hotel **** (edited) di kamar melati no.3 bersama orang yang bukan suami Tante,” kataku.
    “D..Doon, kamu dimanaa?” katanya bingung.
    “Temui saya di belakang kamar tante, di dalam mobil Civiv Putih sekarang.. kita bisa pecahkan masalah ini tanpa ada orang yang tahu,” kataku menantang.
    “B..b.baik, saya segera ke sana.. tunggu lima menit lagi,” katanya lemah.

    Tak lama kemudian Tante Tika datang dengan hanya memakai piyama masuk ke mobil Roy.
    “Malem Tante,” sapaku ramah.
    “Doon tolong yaa, kamu jangan buka rahasia ini..” katanya memohon.
    “Jangan khawatir Tante kalau sama saya pasti aman, tapii..” aku bingung mau meneruskan.
    Aku terus membayangkan tubuh seksi Tante Tika dalam keadaan telanjang bulat sedang merintih-rintih nikmat.
    “Tapi.. apa Doon..?, ngoomong doong cepetan, jangan buat aku tengsin di sini.. tolong deh jaga nama baik Tante.. Tante baru dua kali begini kook.. itu jugaa.. Tante udah nggak tahaan lagii, bener lhoo kamu mau tutup mulut..” katanya merajuk.
    “Tunggu duluu.. emang sama Om, Tante nggak Puas..?” tanyaku.
    “Sebenarnya siih, Mas Har itu udah menuhin kewajibannya.. cuman sekarang dia kan udah agak tua jadinya yaahh, kamu tahu sendiri kan gimana tenaganya kalau orang sudah tua.. makanya kamu harus maklum, kalau kebutuhan yang satu itu belum terpuaskan bisa gila sendiri aku.. kamu kan udah dewasa masalah kayak gitu harusnya udah paham, paling tidak kamu sudah tahu alasannya.. sekarang tolong Tante yaah, jaga rahasia Tante.. please!!” katanya mengiba.

    “Baik Tante, saya akan jaga rahasia ini, tapi tergantung..”
    “Tergantung apa..?
    “tergantung.. imbalannya.. trus yang buat tutup mulut apa dong, masak mulut saya dibiarin terbuka..?”
    “Kamu minta uang berapa juta besok saya kasih,” balas Tante Tika agak sombong.
    “Papa saya masih bisa kok ngasih uang berapapun, Emangnya uang bisa untuk tutup mulut, lihat Tante,” sambil aku keluarin uang 100 ribuan lalu kutaruh di mulutku, kemudian uang itu jatuh ke lantai mobil.
    “Tuhh, jatuhkan uangnya.” kataku sambil ketawa kecil.
    “Hihi..hi, kamu bisa apa aja becanda, terus kamu minta apa..?” tanya Tante Tika.
    “Hubungan pacaran saya sama Shinta kan udah lama tapi Dia cuman ngasih ciuman di pipi saja, yang lainnya nggak boleh sama mamanya, sebenarnya saya pengin ngerasain yang lainnya..” kataku.


    “Gila kamu, anakku kan masih perawan, harus bisa jaga diri dong..!”
    “Saya kan laki-laki dewasa Tante, pasti juga kepingin ngerasain gituan, gimana kalau selain ciuman dari Shinta saya belajarnya sama Tante Tika.. saja,” tanyaku nakal.
    “Wah kamu semakin kurang ajar saja, mulai besok kamu nggak boleh pacaran lagi sama anakku,” ancamnya serius.
    “Memangnya Tante pengin lihat berita di koran, Isteri anggota DPRD Jatim berselingkuh dengan gigolo,” aku balik mengancam.
    “Ett.. jangan dong, kamu kok gitu sih, aku cuman bercanda kok, kamu boleh kok ngelanjutin hubungan kamu dengan Shinta, terus kalau mau diajarin gituan.. ee.. Tante nggak keberatan kok, sekarang juga boleh,” katanya, akhirnya dia mengalah.
    “Tante mau ML sama saya sekarang..?” tanyaku nggak percaya.
    “Udahlah, ayo ke kamar Tante tapi.. biar pemuda itu kusuruh pulang dulu,” katanya sambil melangkah pergi menuju kamarnya.

    Malam itu kulihat arlojiku sudah menunjukkan jam 23:00 WIB. Kulihat seorang pemuda keluar dari kamar Tante Tika, aku segera masuk ke dalam kamar itu. Kulihat Tante Tika sedang duduk di meja rias sambil menyisir rambutnya menghadap ke cermin.
    “Nggak usah berdandan Tante, udah cantik kok..” kataku memuji kecantikannya.
    “Emang Tante masih cantik..?” tanyanya.
    “Buat apa saya bohong, sudah lama saya mengagumi kecantikan Tante, juga tubuh Tante yang masih seksi,” jawabku.
    “Benarkah kamu mengagumi Tante..?”
    “Malah saya sering ngebayangin gimana yahh rasanya ngentot sama Tante Tika, pasti enak.” kataku merayunya.
    “Ya udah nggak usah dibayangin, orangnya udah ada di depan kamu kok, siap melayani kamu,” katanya sambil berdiri dan berjalan ke arahku.

    Lalu dengan kasar dibukanya reitsleting celanaku dan dilepasnya celanaku ke bawah juga celana dalamku hingga sampai lutut. “Waawww.. besar sekali punya kamu Don?” serunya, lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku yang ukuran panjangnya 15 cm tapi diameternya kira-kira 3,7 cm kemudian mengelus-elusnya dengan penuh nafsu. Akupun semakin bernafsu, piyamanya kutarik ke bawah dan woowww.., kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan. “Mm.. kamu sudah mulai pintar, Don. Tante mau kamu..” belum lagi kalimat Tante Tika habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan, “Crupp..” sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya. “Aahh.. Donny, oohh.. sedoot teruus aahh..” tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang kejantananku, celanaku sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting susunya satu persatu. Tante Tika tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Tika sudah berpengalaman sekali. Batang kejantananku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.

    “Buka bajumu dulu, Don..” ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas sedotanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku dilepaskannya. Ia sejenak berdiri dan melepas piyamanya, kini aku dapat melihat tubuh Tante Tika yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu tegak menantang. Dan bukit diantara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangannya. Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas. Tante Tika langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudaranya, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalanku sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Tante Tika menyedot lidahku dengan lembut. “Uhh..” nikmatnya, tanganku menyusup diantara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu.

    “Hmm.. oohh.. Tante.. aahh..” kegelian bercampur nikmat saat Tante Tika memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada batang kejantananku. Bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti.


    “Hmm.. pintar kamu Doon.. oohh..” Desahan Tante Tika mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip. “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..” Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Tika membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah kewanitaannya. Uhh, liang kewanitaan itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut. Aku ingat apa yang harus kulakukan, lidahku menjulur lalu menjilati liang kewanitaan Tante Tika. “Ooohh, yaahh.. enaak, Doon, Hebat kamu Doon.. oohh..” Tante Tika mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada klitorisnya. Sekitar lima menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras diantara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas.

    “Aahh.. Tante nggak kuaat aahh, Doon..” teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang kewanitaannya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku. “Makasih yaa Don, kamu udah puasin Tante.. makasih Sayang. Sekarang beri Tante kesempatan bersihin badan sebentar saja,” ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi. Aku tak tahu harus berbuat apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Tika. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya. Ahh, aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat Tante Tika sedang mengguyur tubuhnya di bawah shower.

    “Tante Tika.. ayoo cepat,” teriakku tak sabar.
    “Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?” ia mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya langsung meraih batang kejantananku yang masih tegang.
    “Woowww.. Tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Doon.. oohhmm..” ia berjongkok di hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Tante Tika memasukkan batang kejantananku ke mulutnya.
    “Ouughh.. sstt.. nikmat Tante.. oohh.. oohh.. ahh..” geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam alat tubuh perempuan. Ternyata, ahh.., lezatnya setengah mati. Batang kejantananku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Tika hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya.

    “Waaouwww.. punya kamu ini lho, Doon.. Tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi,” tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Tika seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah yang berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan liang kewanitaannya. Hmm.. kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan cepat kutindih tubuhnya, kumasukkan batang kejantananku ke dalam lubang kemaluannya. “Sleepp..” agak susah juga karena kemaluannya lumayan sempit tapi kemudian amblas juga seluruhnya hingga sampai dasar rahim, lalu kupompa naik turun. “Hmm.. oohh..” Tante Tika kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang kewanitaannya bertambah licin saja. Batang kejantananku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku. “Plak.. plak.. plak.. plak..” aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini. Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Tika yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang kesana kemari, mengundang bibirku beraksi.

    “Ooohh Sayang, kamu buas sekali. Hmm.. Tante suka yang begini, oohh.. genjot terus..” katanya menggelinjang hebat.
    “Uuuhh.. Tante, nikmat Tante.. hmm Tante cantik sekali oohh..”
    “Kamu senang sekali susu tante yah? oohh.. sedoot teruus susu tantee aahh.. panjang sekali peler kamu.. oohh, Doony.. aahh..” Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan liang kewanitaannya semakin terasa menjepit batang kejantananku yang semakin terasa keras dan tegang.
    “Doon..?” dengusannya turun naik.

    “Kenapa.. Tante..”
    “Kamu bener-bener hebat Sayang.. oowww.. uuhh.. Tan.. Tante.. mau keluar hampiirr.. aahh..” gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami bersetubuh.
    “Ooohh memang enaak Tante, oohh.. Tante oohh.. tante Tika, oohh.. nikmat sekali Tante, oohh..” Tak kuhiraukan tubuh Tante Tika yang menegang keras, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu, “Aahh.. Doon.. Tante ke..luaarr laagii.. aahh..” liang senggama Tante Tika terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batang kejantananku dan ia menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala batang kejantananku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya.

    Sesaat kemudian ia lemas lagi. Batang kejantananku masih menancap setia di liang kemaluan Tante Tika. “Sekarang Tante mau puasin kamu, kasih Tante yang di atas ya, Sayang.. mmhh, pintar kamu Sayang..” Posisi kami berbalik. Kini Tante Tika menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang kejantananku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya dan terasa lebih masuk.

    Tante Tika mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini, aku segera meremasnya. Tante Tika berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana batang kejantananku keluar masuk liang senggamanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang. “Ooohh enaak Tante.. ooh Tante.. ooh Tante Tika.. ooh Tante.. hmm, enaak sekali.. oohh..” kedua buah payudaranya seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Tika. “Remas yang mesra dong susu Tante sayang, oohh.. yaahh.. pintar kamu.. oohh.. Tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, oohh.. pintar kamu Doon oohh.. ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang,” Tante Tika meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku. “Maksud Tante supaya saya bisa.. srup.. srup..” mulutku menerkam puting susunya. “Yaahh.. sedot susu Tante lagi sayang.. hmm.. yak begitu teruus yang kiri sayang oohh..” Tante Tika menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Cairan mani Tante Tika yang meluber membasahi dinding kemaluannya. Akhirnya dia menjerit panjang, “Ouuhhgg.. Tante keluuaar, lagii,” erangnya.

    Aku yang belum puas memintanya untuk menungging. Tante Tika menuruti perintahku, menungging tepat di depanku yang masih terduduk. Hmm.., lezatnya pantat Tante Tika yang besar dan belahan bibir kewanitaannya yang memerah, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan batang kejantananku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya. “Ooohh.. ngg.. Kamu hebaat Donn.. oohh, genjot yang cepat Sayang, oohh.. tambah cepat lagi.. uuhh..” desah Tante Tika tak beraturan. “Ooohh Tante.. Taan..tee.. oohh.. nikmat Tante Tika..” Kepalanya menggeleng keras kesana kemari, kurasa Tante Tika sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannya pun makin ngawur. “Ooohh.. jangan lama-lama lagi Sayang, Tante mau keluar lagi ooh..” rintihnya. Lalu aku mempercepat gerakanku hingga bunyinya kecepak-kecepok akibat banyaknya cairan mani Tante Tika yang sudah keluar, lalu aku merasa ada sesuatu yang mau keluar.


    “Aahh Tante.. uuhh.. nikmat sekali, oohh.. Tante sekarang.. Tante Tika, oohh.. saya nggak tahan tantee.. enaak.. oohh..” ceracauku tak beraturan. “Tante juga Doon.. ohh.. Doonny sayaangg, oohh.. keluaar samaan sayaang, ooh..” Kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar dan, “Croot.. crott.. croott.. croott..” entah berapa kali batang kejantananku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim Tante Tika yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras. Tangan Tante Tika meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sensasi yang sangat hebat.

    Sejak itu hubunganku dengan Tante Tika bertambah mesra tidak jarang kami mengadakan perjanjian untuk saling ketemu atau saat dia menyuruhku mengantarkannya ke arisan tapi malah dibelokkan ke rumahnya yang satu di daerah perumahan elit yang sepi, sedang aku sama Shinta tetap pacaran tapi perselingkuhanku dengan mamanya tetap kujaga rahasianya.

    Suatu hari aku ke rumah Shinta sepulang sekolah, ternyata Shinta sedang les. Sedangkan ayahnya ada meeting 2 hari di Malang. Karena sudah terbiasa, setelah masuk ke rumah dan kelihatannya sepi, saat bertemu Tante Tika aku langsung memeluknya dari belakang.
    “Mumpung sepi Tante, saya sudah kangen sama Tante..” kataku sambil menciumi leher dan cuping telinga Tante Tika.
    “Jangan di sini Sayang, ke kamar tante saja..” katanya sambil mengandengku masuk ke kamar, aku seperti kerbau yang di cocok hidungnya, hanya menurut saja.

    Setibanya di dalam kamar tanpa ba-bi-bu kami saling berpelukan dan kulumat bibirnya. Nafasnya terengah-engah. Kancing dasternya kubuka satu-persatu hingga semuanya lepas lalu kutarik ke bawah, sedang Tante Tika juga sudah melepas kemejaku, tangannya kini sibuk membuka reitsleting celanaku, aku membantunya. Setelah celanaku lepas lalu dia buang di lantai. Aku diam sejenak, kupandangi tubuh Tante Tika yang hanya memakai BH warna putih dan celana dalam yang juga putih. Lalu tali pengikat BH-nya kulepas, maka tersembullah buah dada Tante Tika yang montok dan menantang itu. Kemudian tanganku ganti memelorotkan celana dalam Tante Tika. Kini dia sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Kulitnya yang putih mulus memancarkan keindahan alami, aku jadi semakin bernafsu.

    Sesaat kemudian Tante Tika jongkok di hadapanku dan dengan sekali tarik celana dalamku dilepaskannya ke bawah, dengan kakiku CD-ku kulempar ke bawah ranjang Tante Tika. Lalu kami saling menatap, bibirnya didekatkan dengan bibirku, tanpa buang waktu kupagut bibir yang merah merekah kami saling mengulum, terasa hangat sekali bibir Tante Tika. Tanganku mulai bergerilya di dadanya, gundukan montok itu semakin lama semakin kencang dan putingnya terasa mengeras karena permainan tanganku. Kemaluanku tak luput dari tangan hangat Tante Tika yang begitu bernafsu ingin menguasai keperkasaan kejantananku. Tangan lentik itu kini mengocok dan meremas otot kejantananku. Aku semakin tak tahan, lalu aku melepas pelukannya, nafas kami sama-sama ngos-ngosan. Kulihat matanya memerah seperti banteng yang marah, dadanya naik turun inikah yang namanya sedang birahi. Lalu tubuh telanjang Tante Tika kubopong dan kubaringkan terlentang di atas ranjang, dia menekukkan lututnya dan kedua pahanya direnggangkan. Melihat pemandangan liang senggamanya yang sudah basah dan merah merekah, aku jadi semakin tidak sabar. Lalu kembali semua bagian dari liang kewanitaannya menjadi daerah operasi lidahku. Klirotisnya terlihat mengkilat karena banyaknya cairan yang membasahi liang senggamanya.


    Tiba-tiba aku dikagetkan saat secara refleks aku melihat ke pintu. Memang pintu itu hanya di tutup kain gorden sedang daun pintunya tidak kami tutup. Kain gorden itu tersingkap sedikit dan terlihat sepasang mata mengintip perbuatan kami. Aku sempat deg-degan, jangan-jangan Om Har, kalau benar mati aku. Lalu saat gorden itu tertiup angin dari jendela samping aku baru tahu kalau ternyata yang berdiri di balik pintu adalah Tante Merry, adik Tante Tika. Aku jadi lega, paling tidak dia bukan suami Tante Tika ataupun pacarku Shinta.

    Aku meneruskan permainanku dengan harapan semoga Tante Merry bisa melihat bagaimana aku bisa memuaskan kakaknya. Harapanku mendekati kenyataan, ternyata mata itu terus mengawasi permainan kami bahkan saat batang kejantananku hendak masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Tika, aku sempat mendengar Tante Merry menahan nafas. Kembali kugenjot liang kewanitaan itu hingga yang punya mengejang sambil mulutnya keluar erangan dan rintihan yang seperti mungkin pembaca pernah melihat Film Blue versi mandarin saat si cewek digenjot lawan mainnya. Aku sendiri semakin tambah bernafsu mendengar rintihan kecil Tante Tika karena suaranya merangsang sekali. Paling tidak 20 menit lamanya aku bisa bertahan dan akhirnya jebol juga pertahananku. “Ccroot.. croot.. croot..” cairanku banyak yang masuk ke dalam rahim Tante Tika, sedang sebelum itu Tante Tika juga sudah keluar dan setelah aku hampir selesai mengejang dan mengeluarkan spermaku, giliran Tante Tika mengejang yang kedua kalinya. Lalu tubuhku ambruk di samping Tubuh indah Tante Tika. Kulihat mata Tante Tika terpejam sambil tersenyum puas.

    Lalu aku pamit mau ke kamar mandi. Sebenarnya aku hanya ingin menemuai Tante Merry tapi saat kucari dia sudah tidak di belakang gorden lagi. Lalu kucari di kamarnya. Kulihat pintu kamar terbuka sedikit lalu kutengok, ternyata kamarnya kosong. Akhirnya kuputuskan ke kamar mandi karena aku memang mau kencing, dengan tergesa-gesa aku berlari ke kamar mandi, kulihat pintu kamar mandi tidak tertutup. Saat aku di depan pintu, aku samar-samar mendengar bunyi air yang dipancurkan berarti ada yang mandi shower. “Ohh.. my God..” saat itu terpampang tubuh molek Tante Merry sedang mandi di pancuran sambil mendesah-desah, dia menggosok tubuhnya membelakangi pintu. Terlihat bagian pantatnya yang padat dan seksi, karena suara air begitu deras mungkin Tante Merry tidak mendengar saat aku melebarkan pintunya. Dari luar aku memandangnya lebih leluasa, tangannya sedang menggosok buah dadanya dan kadang buah dadanya yang berukuran 36C itu diremasnya sendiri, aku ikut terhanyut melihat keadaan itu.

    Saat dia membalikkan badan, kulihat dia mendesis sambil matanya terpejam seperti sedang membayangkan sesuatu yang sedang dialaminya. Waaouuw.., dari depan aku semakin jelas melihat keindahan tubuh Tante Merry. Buah dadanya yang sedang diremas tangannya sendiri kelihatan masih tegak menantang bulat sekal dengan puting yang mencuat runcing di tengahnya, mungkin karena dia belum pernah menyusui bayi maka kelihatan seperti buah dada seorang perawan, masih segar. Aku sempat terperangah karena berbeda sekali dengan kepunyaan Tante Tika yang sudah agak menggantung sedikit tapi ukurannya lebih kecil sedikit. Lalu pandanganku semakin turun, kulihat hutan rimbun di bawah perutnya sudah basah oleh air, kelihatan tersisir rapi dan di bawahnya sedikit daging kecil itu begitu menonjol dan lubangnya lebih kecil dari lubang milik Tante Tika. Tak lama kemudian tangannya meluncur ke bawah dan menggosok bagian demi bagian. Saat tangan mungilnya digosokkan pada klirotisnya, kakinya ikut direnggangkan, pantatnya naik turun. Aku baru menyadari bahwa kemaluanku sudah tegak berdiri malah sudah keluar cairan sedikit. Aku semakin tak tahan, aku lalu main spekulasi aku harus bisa menundukkan Tante Merry paling tidak selama ini dia merasa kesepian, selama dua bulan terakhir ini dirinya tidak disentuh laki-laki berarti dia sangat butuh kepuasan batin.


    Satu persatu pakaianku kulepas hingga telanjang bulat, burungku yang sudah berdiri tegak seperti tugu monas ini sudah tidak sabar ingin mencari sarangnya. Lalu diam-diam aku masuk ke kamar mandi dan aku memeluk Tante Merry dari belakang, tanganku ikut meremas buah dadanya dan kuciumi tengkuknya dari belakang. Tante Merry kaget, “Haii.. apa-apaan kamu Doonny!” bentaknya sambil berusaha melepaskan pelukanku. Aku tidak menyerah, terus berusaha.
    “Doonn.. Lepaaskaan Tantee.. Jangaan..” Dia terus berontak.
    “Tenang Tante.. saya cuma ingin membantu Tante, melepaskan kesepian Tante,” aku terus menciuminya sedang tanganku yang satunya bergerilya ke bawah, kugantikan tangannya yang tadi menggosok liang kewanitaannya sendiri. Bibir kemaluannya kuremas dan kuusap-usap pelan.
    “Tapi Doon, Ouhhg.. Aku kaan.. sshah..” dia sepertinya juga sudah menikmati permainanku.
    “Sudah berapa lama Tante mengintip kami tadi.. Tante kesepian.. Tante butuh kepuasan.. saya akan memuaskan Tante.. nikmati saja,” aku terus mencumbunya.
    “Ouugh.. Ahh.. Jangaann Oohh..” dia terus melarang tapi sesaat kemudian dia membalikkan badan.
    “Doonn, puaskan dahaga Tante..” katanya sambil melumat bibirku, kini dia begitu agresif, aku ganti kewalahan dan berusaha mengimbanginya, tanganku meremas kedua buah dada Tante Merry.
    “Hmm kamu hebaat.. sayaang,” tanpa sadar keluar ucapan itu dari mulutnya.

    Selama 25 menit kami saling mencumbu, saling meremas dalam keadaan berdiri hingga..
    “Ahh.. Doon, cukuup Doon.. lakukanlah, aku sudah tidaak tahaan.. Ohh..” rintihnya.
    Lalu kudorong tubuh Tante Merry menepi ke dinding, kurenggangkan kakinya. Sesaat kulihat bibir kemaluannya ikut membuka lebar, klitorisnya terlihat meriang memerah dan sudah banyak cairan yang membasahi dinding kewanitaannya. Lalu kuletakkan batang kejantananku yang sudah mengeras itu di bibir kemaluan Tante Merry, pelan-pelan kumasukkan. “Uhh.. ss, pelaan sayang, punyamu terlalu besar,” jeritnya kecil. Memang kelihatannya liang kewanitaan yang satu ini masih sempit mungkin jarang dipakai. Perlahan batang kejantananku mulai masuk lebih dalam hingga akhirnya amblas seluruhnya. “Aouuwww..” Tante Merry menjerit lagi mungkin dia belum terbiasa dengan batang kejantanan yang berukuran besar. Setelah keadaan agak rileks, aku mulai menggerakkan batang kejantananku maju mundur. “Oohh.. teruskaan Sayaang.. gendoong aku,” katanya sambil menaikkan kakinya dan dijepitkan di pinggangku. Saat itu batang kejantananku seperti dijepit oleh dinding kewanitaannya tapi justru gesekannya semakin terasa nikmat.

    Tante Merry terus melakukan goyang pinggulnya.
    “Ohh.. ennaak Tantee..” aku semakin terangsang.
    “Tantee jugaa nikmaat.. Doon, punya kamu nikmaat banget.. Ohh, rasanya lebih nikmat dari punya suamikuu.. Ahh.. Uhh.. Tusuk yang lebih keras sayang.” desis Tante Merry.
    “Aaahh.. Aaagh.. Ohh.. Sshh..” Tante Merry merintih tak karuan dan gerakan pinggulnya semakin tak beraturan.
    “Doon, Ohh.. genjoot teruuss..” dia setengah menjerit, “Don, masukin yang dalam, yachh..”
    “Enaak Tante, mmhh..” aku merasakan sukmaku seperti terbang ke awan, liang kewanitaan perempuan ini nikmat betul sih, sayang suaminya kurang bisa memuaskannya.
    “Ouuhh, Doon.. Tantee.. Mauu Keel.. Aaahh..” dia menjerit sambil menekankan pantatnya lebih dalam. “Seerr..” terasa cairan hangat membasahi batang kejantananku di dalam rahimnya. Tapi aku terus memacu gerakanku hingga aku sendiri merasakan mau mencapai orgasme.
    “Tantee.. dikeluarkan di dalam apa di luar,” aku masih sempat bertanya.
    “Di dalam sajaa, berii aku bibitmu sayang,” pintanya.

    Tak lama kemudian aku merasakan ada dorongan dari dalam yang keluar, “Crroott.. crroott.. croott..” cairan maniku langsung memenuhi rahim Tante Merry, lama kami berpelukan kencang hingga akhirnya aku merasa kakiku lemas sekali, tapi aku terus mencumbu bibirnya.
    “Terima kasih Doon, kamu telah menghilangkan dahagaku,” kata Tante Merry.
    “Tante, boleh nggak kapan-kapan saya minta lagi sama Tante, tapi sekarang Shinta mau datang dari les, kita sudahi dulu yaa..” tanyaku.
    “Aku yang harusnya meminta, masak cuma Kak Tika yang kamu puasi, sedangkan aku nggaak, tadi aku ngiri deh sama kakakku bisa ngedapatin kepuasan dari pemuda gagah seperti kamu,” jawabnya.
    “Baiklah, nanti kita bertiga akan rundingkan, saya yakin dia akan mengerti kok, dan bisa memberi kesempatan sama adiknya sendiri, yang penting kita bisa menjaga rahasia ini, ya nggak..” tanyaku.
    “Benar Sayang, terserah kamu asal kamu mau ngasih aku jatah.. aku sudah puas, kok..” jawabnya.


    Kemudian kami sudah mengenakan pakaian kami masing-masing dan keluar dari kamar mandi. Kulihat ke kamar Tante Tika, dia masih tertidur, lalu kubangunkan.
    “Tante banguun, cepatlah berpakaian.. nanti Shinta curiga kalo Tante masih telanjang begini,” kemudian Tante Tika gelagapan sendiri terus bangun.
    “Hahh, hampir jam lima.. Ya ampuun, Tante tertidur yaa, kamu tadi ke mana kok ninggalin Tante?” tanya Tante Tika.
    “Sudahlah, Tante berpakaian dulu nanti saya ceritakan, sekarang saya tunggu di ruang tamu,” kataku sambil ngeloyor ke ruang tamu. Di sana Tante Merry sudah menungguku, dia masih menyisir rambutnya yang masih basah. Tak lama kemudian Tante Tika muncul ke ruang tamu.
    “Ehh kamuu Mer, sudah lama datangnya,” tanya Tante Tika sambil duduk di hadapanku.
    “Wah sudah hampir 2 jam yang lalu, Mbak sih di kamar terus jadi nggak tahu kalau saya sudah datang, mana pintu depan nggak dikunci lagi, gimana tadi kalau ada Shinta yang datang trus nyari Mamahnya, dan melihat Mamahnya kayak tadi, wah bisa terjadi perang dunia ketiga,” katanya santai.
    Tante Tika wajahnya kelihatan pucat, “Jadii, Kamu sudaah..”
    “Santai saja Mbaak, saya bisa ngerti kok, rahasia aman,” kata Tante Merry.
    “Iya Tante, kita sudah kompakan kok,” sahutku, “Tapi misalkan Tante Tika berbagi denga Tante Merry gimana?”
    “Gini lhoo Mbak, masak cuma Mbak yang dipuaskan, saya kan juga kesepian, boleh dong kita berbagi kejantanan Donny. Saya akui dia hebat Mbak, bisa memuaskan saya,” katanya sambil mengerlingkan matanya ke arahku.
    “Ohh.. jadi kalian juga sudah..” tanya Tante Tika.
    “Benar Tante, sekarang kami sudah terus terang, sekarang tergantung Tante, boleh nggak saya juga main dengan Tante Merry, kasihan kan suaminya jarang pulang dia juga butuh kepuasan seperti Tante.”
    “Yahh mau gimana lagi.. aku bisa ngerti kok sama Adikku, asal si Donny bisa bersikap adil aku nggak keberatan.”

    Itulah kisahku dengan Ibu pacarku dan Tantenya, hubunganku dengan Shinta terus berlanjut dan perselingkuhanku dengan Mama dan Tantenya juga nggak berhenti, hingga 1 tahun kemudian Tante Merry melahirkan anaknya. Saat aku dan Shinta membesuknya di persalinan, kulihat Om Nanto sedang ngobrol dengan Tante Tika. “Mari silakan masuk..” Om Nanto kelihatan gembira menyambut kelahiran anaknya. Kulihat Tante Merry tersenyum pada kami, saat Shinta menghampiri box bayi yang jaraknya tidak begitu jauh dari ranjang ibunya. Tante Merry memanggilku dengan isyarat tangan. Dengan setengah berbisik dia berkata, “Lihat anakmu sangat tampan dan gagah Sayang, seperti kamu,” katanya kepadaku. Aku tersenyum penuh arti.

  • Kisah Memek Ibu Temen Gue Yang Hot

    Kisah Memek Ibu Temen Gue Yang Hot


    3055 views

    Duniabola99.com – Saat berusia 20 tahun dan merupakan tahun pertama pada masa perkuliahan, gw berteman dengan seorang pria bernama Sakti. Ini adalah teman pertama gw saat kuliah. Dan kami menjadi semakin akrab setiap harinya. Ia banyak memberikan pengalaman menyenangkan kepada gw. Beberapa kali ia melakukan kuluman pada kontolku juga dengan mengunakan tangan. Terus terang bagiku ini sunguh nikmat sekali. Belakangan gw tahu kalau ia pernah melakukan hal yang sama pada teman pria lain.


    Suatu hari gw pergi kerumahnya seperti biasa. Dan ia tidak ada ditempat. hanya Ibunya yang biasa gw pangil Ibu Yanti yang ada ditempat. Kalau anda tahu aktris Angelina Jolie hampir seperti itulah tampangnya! Seks seks gitu bro! Bentuk tubuh yang padat dan sexy, payudara yang besar dan wajah yang minta ampun cantiknya biking w horney melihatnya. Ibu Yanti mengatakan bahwa temanku tsb tidak ada dirumah alias belum pulang dari tadi pagi, dan menyuruhku untuk menunggunya di ruang tamu. Ia menawarkan pada gw secangkir kopi dan gw ucapkan terima kasih. Saat itu ia mengunakan blouse putih halus yang membuat bentuk tubuhnya samar2 jelas terlihat!Kamipun ngobrol ala kadarnya dan tak disangka ia mendekatiku.

    Bayangkan saat itu gw termasuk pria yang belum mengenal hubungan seks berlawanan jenis dan ia adalah wanita yang telah berusia 40 tahun yang tentunya memiliki pengalaman tertentu mengenai hal ini.
    Tiba-tiba ia meraba selangkangan gw dan meremasnya dengan keras. Gw terkejut dan sedikit berdiri, kemudian ia langsung menarik gw untuk duduk kembali. Ia hanya tertawa melihat gw yang terlihat pucat dan tidak bisa berkata apa-apa. gw hanya berpikir ia adalah ibu dari teman akrab gw.

    Sambil tersenyum ia kembali memegang bagian selangkangan gw dan gw tetap diam membisu hanya memandangnya dengan seribu pertanyaan tanpa jawaban. Tidak bisa kupungkiri, wajah menawan itu telah membuat kontol gw berdiri. Dan anda tahu kalau kontol gw memiliki ukuran yang diatas normal. Tanpa sepatah katapun ia terus mengosok kemaluan gw dan entah setan apa yang menghingapi gw saat itu, langsung ku cium bibir tante yanti yang seksi itu. Aduhh ini pertama kali gw berciuman dengan lawang jenis dan rasanya melambung jauh. Darah dikepala gw seperti mau muncrat keluar. Gwtidak begitu mahir dengan apa yang harus lidah gw mainkan ketikan lidah Ibu Yanti merasuk dalam mulut gw.Beberapa kali kurasakan lidahnya menyapu langit2 mulut gw, gigiku dan mengusap lidah gw.Sementara lidahku hanya diam membisu!Sesekali ia menyedot lidah gw dengan sangat kuat hingga pada saat lepas dari pagutan masih terdapat air liur yang menetes pada lidah gw dan mulutnya Sungguh pengalaman yang sangat luar biasa dan liar sekali.


    Kemudian ia meminta gw untuk membuka celana yang gw pake dan melihat kontol gw. Tapi gw menolak. Namun ia tetap memaksa dengan berkata satu kali ini saja untuk melihatnya. Kemudian ia sedikit menurunkan blouse bagian atasnya dan memperlihatkan bentuk payudara indahnya dan meminta gw untuk membuka celana gw.Woooooww! Toked atau payudara itu indah sekali dihiasi dengan kalung giok yang bergelantungan diantara payudara tersebut membuat pemandangan menjadi semakin indah menakjubkan!mantabsss dan maknyuss banget

    Gwpun bergegas membuka celana dan sejenak ia memandang kontol gw dengan senyumnya yang menawan. Tanpa dikomandoi apapun ia telah duduk di bawah sambil meraih kemaluan gw. Dipegang dan diusapnya dengan halus bagian atas kontol gw hingga tanpa terasa ada sedikit cairan yang keluar dari penis gw ini! Tanpa sungkan segera saja Ibu Yanti melumat kontol gw ini hingga semua tertelan dalam mulutnya. Kulihat matanya yang terpejam menikmati penis gw dan menghisapnya dengan sangat kuat! Ibu Yanti cukup mahir adegan seperti ini. Terkadang ia sedikit mengigit kontol gw hingga gw tersentak kaget, tetapi ia lanjutkan kembali dengan lumatannya yang super nikmat banget rasanya Akhirnya ia meyuruh gw untuk melepas semua pakaian yg gw kenakan dan ia pun beraksi secara halus dan perlahan melepaskan pakiannya sendiri satu persatu hingga tanpa busana! Wow akhirnya memeknya keliatan!

    Setelah pakaianku terlepas, ia menarikku kekamarnya. Kemudian menjatukanku ditempat tidur. Sepengetahuan gw teknik bercinta yang gw kenal adalah gw diatas dan ia dibawah. Tetapi nampaknya ia akan duduk diatas gw.Ia mengatakan akan menunjukkan aksi yang sangat nikmat. Ia mengatakan bahwa kontolku termasuk besar dan ia membutuhkan daya kontrol terhadap kontol gw! Segera ia meraih kontol gw dan sedikit demi sedikit ia memasukkan dalam memeknya.Ohh..memeknya sit ante hot itu terasa hangat dan lengket. Akhirnya terbenam semua kontol gw dalam vagina tersebut dan ia pun megoyankan kiri kanan, atas bawah dengan cepat dan keras! Sunguh nikmat banget rasanya goyangannya mantabs banget! Sambil mengosok payudaranya sendiri yang sudah tegang, ia pun menyodorkan payudara indah tersebut untuk gw cicipi. Tak perlu tunggu waktu lama, segera saja kulumat payudara tersebut hingga membuatnya semakin keras menghentakkan pantatnya ke arah penis gw! oooooh rasanya kontol gw telah menyentuh dinding rahimnya.


    Gwpun melumat payudara tersebut dengan liarnya. Namun begitu gw merasakan kenikmatan yang luar biasa saat melumat daging tumbuh yang alot tersebut. Tak terasa keringat kami telah membasahi kain sprei tempat tidur hingga akhirnya Ibu Yanti menjerit nikmat sambil melumat mulut gw. Kurasakan cairan hangat menghinggapi kontol ku. Ibu Yanti sudah mencapai klimaksnya. Gwpun demikian, dan saat mencapai puncaknya gw berkata…tante gw sudah tidak tahan lagi…Ia pun segera melanjutkan..keluarkan saja didalam…tidak apa2 kok sakti tante udah pake KB!

    Mendapat lampu hijau demikian, segera saja gw lapangkan perasaan untuk menyelesaikan permainan ini dengan mengeluarkan sperma gw didalam memek indahnya!Crot..crot….dan crotttt lagi…. kurasakan sampai 6 kali kontol gw menyemprotkan sperma ke dalam memek tante yanti….dan ia pun tersenyum manis!
    Badanku terasa lemas sekali dan pandanganku sedikit berkunang!

    Kurasakan sperma gw yang berkubang dalam liang memeknya nya….ohhh rasanya lega dan nikmat sekali melihat sperma gw dikeluarkan sedikit demi sedikit dari memeknya tante yanti! dan kamipun segera menyelesaikan skandal tersebut dan akan tetap menjadi rahasia kami berdua!Sunguh nikmat banget rasanya ngentot pertama kali dengan pasangan lawan jenis apalagi bisa ngentot sama ibu teman gw!.




  • Kisah Memek Indra Pria Perkasa Memuaskanku

    Kisah Memek Indra Pria Perkasa Memuaskanku


    2453 views

    Duniabola99.com – Pantatku cukup bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah. Sepasang payudaraku berukuran 34 juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku. Kata orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4.


    Aku bekerja sebagai karyawati staff accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku. Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para pekerja perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja. Aku juga menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitness. Disinilah kisah yang akan kisah indah aku dan Indra pertama kali terjadi.

    Sebagai seorang istri, aku merupakan seorang wanita setia pada suami. Aku berprinsip, tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku, kecuali suami yang sangat kucintai. Dan sebelum kisah ini terjadi, aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku. Jangankan disentuh, tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku.

    Tetapi begitulah, beberapa bulan terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku diatas ranjang. Kalaupun bisa, dia pasti kelelahan dan langsung istirahat. Mungkin karna usia kami yang terpaut 14 tahun, mau tak mau aku cuma bisa memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku. Tapi tak senikmat kenyataan.

    Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI (Praktek Industri) ditempatku. Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku. Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Indra. Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah, cukup lumayan penampilannya. Indra berbadan tinggi besar dan atletis, tingginya sekitar 178 cm. Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya.


    Pada awalnya hubungan kami biasa-biasa saja, bahkan cendrung agak kaku. Namun begitu, Indra selalu bersikap baik padaku. Kuakui pula, ia pemuda yang simpatik. Ia sangat pandai mengambil hati orang. Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab. Bahkan aku sering meminta Indra membantuku lembur dikantor. Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah tanggaku. Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya. Karna Indra sangat pandai memancing.

    Hingga suatu ketika, setelah sebulan Ia PI dikantorku. Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan, Indra datang menghampiriku.
    ” Misi Bu, bisa ganggu gak? ” Tegur Indra sopan.
    ” Ya ada apa Ndra? ” Jawabku.
    ” Ini.. ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu? ” Indra bertanya lagi.
    ” Ooh bisa.. mana yang kamunya kurang paham ” aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa.

    Lalu aku memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya. Katanya sih bahan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya.
    ” Bu, saya mo ngasih hadiah ulang tahun, Bu atika mau nerima gak? ” Tanyanya tiba-tiba.
    ” Boleh, syaratnya hadiahnya harus banyak ya” Jawabku bergurau.
    ” Saya juga punya syarat Bu, hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Atika mau memejamkan mata. Mau gak? ” Tanyanya lagi.
    ” Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya Ibu mau ” Kataku sambil memejamkan mata.
    ” Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba..! ” Kata Indra lagi.

    Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya. tetapi, ya ampun, pada saat mataku terpejam, tiba-tiba aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak hanya menyentuh, benda itu juga melumat bibirku dengan halus. Aku langsung tahu, Indra tengah menciumku. Maka aku langsung membuka mata, wajah Indra sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku. Tetapi anehnya, setelah itu aku tidak berusaha mengindar.


    Untuk beberapa lama, Indra masih melumat bibirku. Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat bibir Indra. Sampai kemudian aku tersadar, lalu ku dorong dada Indra hingga ia terjengkang kebelakang.
    ” Ndra seharusnya ini gak boleh terjadi ” Kataku dengan nada bergetar menahanrasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku.
    ” Maaf Bu Atika, mungkin saya terlalu nekat. Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami. Tapi inilah kenyataannya, Aku sayang sama Bu Atika” Ujarnya lirih sambil meninggalkanku.

    Seketika itu aku merasa sangat menyesal, aku merasa telah mengkhianati suamiku. Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali. Beberapa kali jika Indra konsultasi denganku, ia selalu memberikan “hadiah” seperti itu. Tentu itu dilakukannya jiak tak ada orang yang melihat. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, tapi anehnya, aku tidak pernah marah dengan perbuatan Indra itu.

    Entahlah, aku sendiri bingung. Aku tidak tahu, apakah ini dikarnakan permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja semua perbuatannya padaku. Ataukah aku telah jatuh cinta pada pada Indra, pemuda yang usianya jauh berbeda namun sangat menarik perhatianku. Sekali lagi, aku tidak tahu. bahkan dari hari kehari, aku semakin dekat dan akrab dengan Indra.

    Hingga pada hari terakhir prakteknya, Indra mengajakku jalan-jalan. Awalnya aku menolaknya, aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuahan yang sebenarnya. Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek, Indra terus mendesakku. Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari minggu. Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya.


    Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Indra akhirnya berangkat jalan-jalan. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lemburan kantor. Ikut juga teman kuliah Indra bersama pacarnya. Awalnya aku protes, setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi juga. Oh ya, kami berempat menggunakan mobil milik kawan Indra. Berempat kami jalan-jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku. Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota, agar tidak mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama suamiku.

    Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi wisata, Indra dan kawannya mengajak istirahat disebuah losmen. Kawan Indra tadi dan pacarnya menyewa satu kamar, dan kedua orang itu langsung hilang dibalik pintu yang tertutup. Maklum keduanya baru dimabuk cinta. Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu, jadi aku maklum saja.

    Indra menyewa juga satu kamar disebelahnya. Aku sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan tetapi indra melarangku.
    ” Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja. Tuh bed-nya ada dua ” Ujarnya.
    Akhirnya aku mengalah, aku numpang dikamar yang disewa Indra. Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati.

    Kami mengobrol tertawa cekikikan membicarakan kawan Indra dan pacarnya dikamar sebelah. Apalagi, kawan Indra dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami. Sejujurnya aku deg-degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu. Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa ayng sedang mereka lakukan dikamar sebelah. Untuk beberapa saat, aku dan Indra diam terpaku.

    Tiba-tiba Indra menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan Indra yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Indra menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus Indra melumat mulutku. Lidah Indra menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding.

    Namun tiba-tiba timbul kesadaranku. Kudorong dada indra supaya ia melepaskan pelukannya padak diriku.
    ” Ndra, jangan Ndra, ini enggak pantas kita lakuakan..! ” kataku terbata-bata.
    Indra memang melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yangm kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampaingku denagn erat. Akujuga masih terduduk dipangkuannya.
    ” Memang nggak pantas Bu, toh Bu Tika gak puas sama suami Ibu. Aku akan muasin Ibu ” Ujar Indra yang terdengar seperti desahan.

    Setelah itu Indra kembali mendaratkan ciuman. Ia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Indra sangat pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini.


    Indra sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat unruk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Indra yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Indra. Secara refleks aku masih coba berontak.

    ” Cukup Ndra! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil meronta dari pelukannya.
    ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu, percaya sama Indra Bu. Aku akan memuaskan Bu Tika ” Jawab Indra dengan napas memburu.
    Seperti tidak perduli dengan protesku, Indra yang telah melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH-ku. Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali. Sebab tubuh Indra yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat.

    Kini, dipelukan Indra, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, tetapi dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya. Setelah itu Indra mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Indra melumat salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini.

    Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Indra menjilat dan melumat puting susuku.
    ” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Indra terputus-putus karna nafsu birahi yang kian memuncak.

    Kemudian Indra juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Indra melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat kuat yang dimiliki Indra, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku.

    Sekarang tubuhku yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Indra. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali dihadapn suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini. Tetapi kini, Indra berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya.

    ” Ndra, untuk yang satu ini jangan Ndra. Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawiananku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup.
    ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Indra masih dengan terbata-bata dan wajah yang memelas.


    Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Indra kembali menggarap tubuhku. Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, semenatar tangan yanga satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku. Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah.

    Tiba-tiba Indra beranjak dan denagn cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh. Aku melihat tubuh Indra yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedag-sedang saja.

    Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan Indra. Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kinin tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 22 cm, atau hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Indra memiliki penis sebesar dan sepanjang ini. Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran.

    Kini tubuh telanjang Indra mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Indra menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal. Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini.

    Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan jari tangannya kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya.

    ” Ndra, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku.
    Tetapi lagi-lagi Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Indra yang masih terengah-engah di selangkanganku. Kini aku telah benar-benar tenggelam dalam birahi.


    Ketika kenikmatan birahi benar-benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Indra melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok-ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut.
    ” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Atika dong yang aktif..! ” Kata Indra denagn manja.
    ” Ibu nggak bisa Ndra, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu.
    ” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku.

    Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Indra. Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku.

    ” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Indra.
    Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis Indra jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku. Padahal usia Indra jauh lebih muda.
    ” Diapakan nih Ndra..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong sambil memegang penis Indra.
    ” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Indra dengan lembut.

    Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Indra. Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Indra yang sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Indra cepat muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Indra yang kini telentang disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya.

    Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat. Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt berada diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya. Indra kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus mengocok batang zakar Indra dengan tanganku.

    Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah itu Indra beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Indra yang tinggi besar mulai menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku.


    Indra kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Indra. Indra terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi.

    Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Indra. Dalam posisi itu tiba-tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang kemaluanku. Rupanya Indra nekat berusaha memasukkan batang penisnya kevaginaku. Tentu saja aku tersentak.

    ” Ndra.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat.
    Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang vaginaku.
    ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Indra juga dengan napas yang terengah-engah.

    Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku. Namun karna batang zakar Indra memang berukuran super besar, Indra sangat sulit memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku.

    Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan Indra berhasil menerobos bibir vaginaku. Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walau
    pun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara. Seperti janji Indra, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar Indra itu luar biasa nikmatnya.

    Indra terus menerus mamaju-mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina. keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan.
    ” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Indra tersengal-sengal.
    ” Oohh.. teeruuss.. Ndraa.. teeruss..! ujarku sama-sama tersengal.


    Entah bagaimana awal mulanya, tiba-tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku. Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Indra yang sangat-sangat besar itu.
    “Lohh..? Ndraa..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku.
    ” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan.

    Entahlah,kali ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Indra, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis Indra semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar rongga vaginaku. Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku.

    Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Indra dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Indra. Semakin lama, genjotan Indra semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak-sentak dengan hebat. Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Indra yang terus memompa selangkanganku.

    ” Teerruss Nndraa..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang.
    Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini.
    Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada suamiku. Indra benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan. Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini.

    Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Indra. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Indra dan kupeluk erat-erat.
    ” Nndraa.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Indra semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku.


    Saat itu tubuhku semakin meronta-ronta dibawah dekapan Indra yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.
    ” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! ”
    Desah indra.
    ” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Nndraa..! ” Jawabku.
    Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Indra, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat. Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Indra dapat menancap sedalam-dalamnya.

    Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn sendirinya. Indra juga menghentikan genjotannya.
    ” Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku.
    Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah. Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Indra yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Indra jauh lebih muda. Selain itu batan kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan.

    Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Indra memompa terus lubang vaginaku. Karena lelah, aku pasif saja saat Indra terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Indra. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat vaginaku yang dihajar batang kejantanan Indra. Gila, vaginaku dimasuki penis sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira.

    Indra semakin lama semakin kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali. Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Indra. Maka aku balik membalas ciuman Indra, semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Indra yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku.


    ” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Indra.
    ” Eehh..” Hanya itu jawabku.
    Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama.

    Tiba-tiba Indra bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Indra dibawah.
    ” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata Indra.
    Dengan posisi tubuh diatas Indra, pantatku kuputar-putar, maju-mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis Indra yang masih mengacung dilubang vaginaku. Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Indra. Indra yang telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan.

    ” Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Indra sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku.
    Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Indra, lagi-lagi kenimatan tak terkira menderaku. Aku semakin kuat menghunjam-hunjamkan vaginaku kebatang penis Indra. Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Indra. Aku juga semakin liart membalas ciuman Indra.

    ” Nddraa.. aakuu.. haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah.
    Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Indra langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang terengah-engah, Indra yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku. Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin tak menentu.

    ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ” Desah indra.
    Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras.
    ” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Ndraa..! ” Desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar-gelepar dalam tindihan tubuh Indra.

    Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Indra mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat-erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku. Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat.


    ” Buu.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi.
    Melihat Indra yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma Indra terasa sangat deras muncrat dilubang vaginaku. Indra memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku. Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Indra.

    Gila, sperma Indra luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya, sperma Indra belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.

    Untuk beberapa saat Indra masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku.

    ” Maafkan aku Bu Tika. Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar Indra denagn lirih.
    Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua.

    ” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan Indra disertai ketoak pada pintu.
    Denagn masih tetap diam, aku dan Indra segera beranjak, berbenah lalu berjalan keluar kamar. Tanpa kata-kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka.
    ” Hayo Ndra, kamu apain Bu Atika sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan Indra.
    ” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Indra cuma tersenyum.


    Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku. Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Indra. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan luar biasa yang telah diberikan Indra. Aku selalu terbayang keperkasaan Indra diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih.

    Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Indra. Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Indra yang selalu melayaniku. Dan dtiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya. Saat menulis cerita ini pun beberapa kali harus terhenti karena Indra dan aku sudah sangat terangsang.



  • Kisah Memek istri abangku butuh kehangatan malam

    Kisah Memek istri abangku butuh kehangatan malam


    3145 views

    Duniabola99.com – Sebut saja nama Niko, dulu semasa sekolah aku tinggal bersama dengan kakakku laki-lakiku yang bernama Fahmi dan istrinya yang bernama Jelita tapi orang orang sering memanggilnya dengan sebutan Lita. Aku disuruh ditinggal disana karena memang kampusku dekat dengan rumah mereka. Usiaku dengan kakakku selisih 5 tahun sedangkan kalau dengan Lita selisih 2 tahun lebih tua dariku.

    Kakakku berkerja di kapal sehingga dia jarang di rumah. Lita kelihatan sangat kesepian akan hal itu. Kadang kuhibur dia dengan candaan-candaan yang sering aku ciptakan. Lama kelamaan aku dan Lita akrab sekali. Aku juga sering mengajaknya keluar jalan-jalan atau menonton bioskop untuk menghilangkan rasa sepinya. Bila sedang jalan berdua, banyak orang mengira kalau kami sepasang kekasih. Tentu itu sangat membuat aku senang jalan dengan dia. Apalagi Lita orangnya berwajah manis. Dia memiliki tinggi badan 161cm dan berat badan 50kg sangat ideal sekali. Ditambah dengan ukuran toketnya yang lumayan montok menambah seksi penampilannya.


    Keesokan harinya sepulang dari kampus rumah kulihat dalam keadaan sepi. Dimanakah Lita? tanyaku dalam hati. Segera aku mengecek seluruh isi rumah. Begitu sampai di depan kamarnya kulihat dari celah pintu, ada cahaya TV dari dalam kamarnya. Aku langsung saja membuka pintu dengan pelan, untuk mengetahui apakah Lita ada di dalam kamar atau tidak. Alangkah kagetnya aku saat aku melihat adegan yang ada TV, rupanya Lita sedang melihat film bokep sambil melakukan masturbasi. Menyadari akan kehadiranku Lita langsung menegurku,

    “Sedang ngapain kamu?”

    “Maaf mbak…” sahutku. Aku langsung saja melangkah keluar kamar dan menutup pintunya kembali.

    Akupun langsung masuk ke kamarku. Aku masih terbayang apa yang dilakukan Lita tadi di kamarnya. Aku membayangkan bagaimana dia melakukan masturbasi dengan sebelah tanganya meremas toketnya sendiri. Dan gairahku pun langsung muncul. Sesaat terlintas dalam pikiranku untuk melihat CD porno simpananku untuk menyalurkan hasrat birahi. Kukeluarkan batang penisku dan mulai mengocoknya sambil membayangkan apa yang dilakukan Lita di kamarnya tadi.

    Lagi enak-enaknya berkhayal tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarku. Betapa kagetnya aku bahwa Lita telah masuk dalam kamarku dan melihat aku yang sedang mengocok batang penisku. Dia terlihat terdiam sejenak. Wajahnya terlihat tegang dan bingung. Aku yang melihat ekspresi wajahnya ikut-ikutan jadi bingung dan tegang.


    “Maaf aku ganggu kamu ya…?” tanyanya memecah keheningan.

    “Oh, gak kog mbak…ada apa ya mbak?” sahutku dengan tanganku yang masih memegang batang penisku.

    “Cuma mau tanyam ngapain kamu tadi masuk kamarku?” tanyanya lagi.

    “Oh tadi aku kira rumah gak ada orang, aku nyari kamu mbak” jawabku sambil memasukan batang penisku ke dalan celananku kembali.

    “Kamu lagi nonton apa Nik?” tanya Lita sambil melihat kearah layar TVku.

    “Itu nonton sama yang mbak tonton” jawabku. Terlihat Lita kembali terdiam.

    “Oya mbak, aku boleh pinjem yang mbak tonton tadi?” tanyaku dengan malu.

    “Boleh aja kog entar kita lihat disini sama-sama” jawabnya.

    Mendengar jawabnya aku menjadi sangat kaget. Berani juga dia bilang gitu kataku dalam hati. Lita pun langsung mengampil CD yang dia tonton tadi di kamarnya. Tak lama kemudian dia kembali ke kamarku dan menyodorkankan CD tersebut.

    “Nih CDnya, kamu stel gih” katanya.

    “Baik mbak” jawabku singkat.

    Adegan demi adegan di film tersebut telah kami lewati. Kami berdua sudah tak merasa canggung lagi. Aku merasakan ada rasa yang lain diantara kami. Selain hubungan kakak dan adik ipar aku merasakan ada hubungan yang lain lagi. Aku merasa kita berdua saling jatuh hati. Tapi aku sadar kalau Lita adalah istri dari kakakku sendiri. Tanpa sadar duduk kami berduapun semakin mendekat. Kami saling menatap mata dan kemudian bibir kami saling berciuman. Rupanya kami berdua sudah saling terangsang. Kami berciuman mengikuti iringan gairah dan birahi kami. Nafsu membuat kami terus berebutan air liur.


    Sesaat kemudian kami berdua tersadar apa yang kita lakukan dan berhenti melakukannya. Mata kami tak sanggup bertatapan. Rasanya bingung, akhirnya kami duduk biasa lagi. Beberapa lama kami tak bisa mengeluarkan kata-kata. Perlahan kubuai rambut panjang Lita. Tampaknya dia menyukainya. Perlahan tanganku mengelus pundaknya. Sesaat kami

    bertatapan lagi. Wajahnya dewasa dan manis. Wajah yang menyiratkan akan rindunya sentuhan dan kehangatan. Kurasakan isyarat dari Lita untuk berciuman lagi. Tanpa basa-basi lalu kulahap bibirnya, ahh…nikmat rasanya. Bibirnya terasa lembut di bibirku. Dada kami saling berhadapan. Sekilas kulihat buah dadanya yang besar. Lalu kupeluk Lita dengan maksud ingin menyentuh dan merasakan empuknya buah dadanya.

    Perlahan tanganku mengelus-elus pahanya yang lembut dan halus. Sebagai penjajakan kuelus selangkangannya, tampaknya dia menikmatinya. Lita pun membalas elusanku dengan dia balik mengelus tanganku. Rupanya dia sangat menikmatinya. Tanpa berlama-lama aku segera meraba-raba daerah sensitifnya. Tapi sebelum tanganku sampai di klitorisnya, dia meraih tanganku dan mengarahkannya ke buah dadanya. Akupun lantas meremas dengan lembut buah dada itu dari luar baju yang di pakai. Tangan Lita pun tak mau diam, diam dia mulai mengelus penisku dari luar celana panjangku. Aku sangat menikmatinya.

    Tak berapa lama aku lalu melepaskan tangan Lita dari elusanya. Aku segera melepas celana panjangku dan celana dalamku sehingga terlihat batang penisku yang sudah tegak berdiri. Kembali aku meraih tangan Lita dan kuarahkan lagi ke batang penisku dengan maksud agar dia kembali mengelusnya. Lita mengelus batang penisku dengan lembut dengan sesekali mengocoknya. Sesaat kemudian wajahnya didekatnya menuju batang penisku. Dia memulainya dengan menjilat kepala penisku. Aaahhh…nikmat sekali rasanya. Jilataannya sekarang berubah dengan kuluman. Lita mengulum habis penisku dan kadang dia menhisapnya sampai aku merasakan ngilu.


     

    Sambil terus menikmati penisku, aku mencoba mengangkat kaos yang dia kenakan sehingga terlihat buah dada yang montok yang masih terbungkus BH. Kuraih kaitannya dan kulepas BHnya. Sekarang terlihat dengan jelas buah dada yang indah menggelantung bebas. Kuremas perlahan buah dada itu. Kupilin puting yang kenyal tersebut. Lalu aku mengangkat bahu Lita dan kemudian kulepaskan celana pendek dan celana dalamnya. Wooowww…terlihat memek yang indah yang sedikit ditumbuhi rambut kemaluan.

    Tanpa menunggu lebih lama kemudian kubaringkan Lita dikasur yang ada di kamarku. Kuelus bibir memeknya yang sudah sangat basah.

    “Aaahhhh…” Lita mendesah.

    Perlahan jariku masuk ke lubang memeknya. Terdengar nafas Lita tak lagi beraturan.

    Tak cukup hanya jariku yang bermain di memeknya, kini lidahku pun ikut bermain dengan klitorisnya. Tubuh Lita menggelinjang menahan nikmat.

    “Cukup Niko…ayo sayang kita masukin sekarang aja aku sudah gak tahan…” pintanya.

    Lita pun segera membuka lebar kedua pahanya. Lubang memeknya yang berwarna merah terlihat jelas olehku. Aku segera naik keatas tubuhnya dan mengarahkan batang penisku ke lubang memeknya. Perlahan kumasukkan dan akhirnya hilang

    tertelan di lubang memek Lita.

    “Sssthhh…aahhhh…” desahnya dengan dagunya yang perlahan terangkat dan telapak kakinya memeluk pinggulku.

    Kugenjot perlahan memek itu, Lita membusungkan dadanya seakan tak kuat menahan kenikmatan genjotan penisku.

    “Aaahhhh…Niko…genjot terus sayaaaang….” erangnya.

    Beberapa lama kurasakan nikmatnya tubuh Lita. Kemudian kurasakan pinggul Lita bergerak sehingga mempercepat gesekan penisku dan dinding memeknya. Dia pun mendekap erat tubuhku. Kurasakan penisku didekap kuat oleh lubang memeknya. Rupanya dia telah mencapi klimaks kenikmatan.

    Sesaat kemudian kulihat Lita mulai melemas pasrah. Melihat ini gairahku meningkat seakan tubuhnya santapanku. Nafsuku membuat penisku keluar masuk

    dengan cepat.


    Dan pada akhirnya,

    “Crooot…crooott..crooottt…” Aku tak dapat menahan semburan spermaku.

    Kusemprotkan seluruh spermaku ke dalam rahimnya. Kubiarkan penisku masih tertancap di lubang memeknya.

    Aku belum puas menikmati tubuhnya. Aku masih menjilati dan mengulum putingnya. Dan beberapa

    kali kami berciuman lagi. Sampai tenaga kami pulih, kami kembali melakukan persetubuhan terlarang ini sampai beberapa kali sampai kami tak kuat dan tidur kelelahan.


    Esoknya setelah kami tersadar, kamipun mandi bersama. Tampaknya kami puas dengan kejadian kemarin. Rasa bersalah hilang karena rasakan ada kecocokan diantara kami, dan kami masih teruskan hubungan ini. Karena kakakku jarang di rumah kami sering berdua, tidur bersama dan mandi bersama dengan sentuhan-sentuhan yang nikmat. Ini menjadi rahasia kami berdua seterusnya. Sampai aku memiliki istri dan sama-sama mempunyai anak kami terus berhubungan.

  • Kisah Memek Istri Atasanku Ku Embat Juga

    Kisah Memek Istri Atasanku Ku Embat Juga


    2533 views

    Duniabola99.com – Seperti yang kujanjikan, beberapa teman kantorku akhirnya menjadi langganan pijatan Bu Mumun setelah aku mempromosikannya. Rupanya pijatannya benar-benar disukai para pria. Termasuk Pak Marmo, atasanku.


    Bahkan ada dua temanku yang menanyakan kemungkinan untuk tidak sekadar mendapat layanan memijat dari Bu Mumun tetapi lebih dari itu. “Kayaknya bisa nggak To kalau Bu Mumun diajak begituan. Aku suka lho wanita tipe seperti dia. Sudah tua tapi tubuhnya masih bagus dan terawat,” kata Rizal, teman sekantorku suatu hari setelah hari sebelumnya dipijat Bu Mumun di rumahnya.

    Rizal juga cerita, saat dipijat ia sempat menggerayang ke balik daster yang dipakai Bu Mumun. Tetapi ternyata, kata Rizal, Bu Mumun di samping memakai celana panjang ketat sebatas lutut juga memakai celana dalam rangkap. “Entah rangkap berapa celana dalam yang dipakainya. Aku sampai nggak bisa merasakan empuknya memek dia,” ungkap Rizal menambahkan.

    Mendengar ceritanya aku jadi ingin ketawa sekaligus bangga. Sebab ide memakai pakaian seperti itu saat memijat memang atas saranku. Karena kuyakin para pria pasti tertarik untuk iseng dan coba-coba. Tetapi agar Rizal menjadi penasaran dan tetap menjadi langganan pijat, kukatakan padanya kalau aku tidak tahu bisa tidaknya Bu Mumun memberi layanan seks selain memijat.

    “Selama ini sih aku hanya tahu ia tukang pijat yang baik dan pijatannya enak. Kalau sampai ke masalah itu saya tidak tahu. Mungkin kalau pendekatannya pas bisa saja ia mau melayani. Apalagi kan udah cukup lama ia ditinggal suaminya,” ujarku.

    Pria lain yang juga terang-terangan menyatakan ketertarikannya pada Bu Mumun adalah atasanku. Bahkan setelah aku sering mengantar Bu Mumun untuk memijat, karena Pak Marmo lebih senang pijat di rumahnya, ia menjadi semakin dekat denganku. Aku juga dipercaya memegang sebuah proyek dengan nilai cukup besar, sesuatu yang belum pernah dipercayakan padaku.

    Menurut Pak Marmo, pijatan Bu Mumun bukan hanya enak tetapi juga mampu menggairahkan kejantanannya. “Jangan cerita ke siapa-siapa ya. Saya dengan ibu sudah lama tidak jalan lho. Nggak tahu kenapa. Tetapi melihat pemijat tetanggamu itu dan mendapat pijatannya, sepertinya mulai agak bangkit. Suaminya sampai sekarang belum pulang?” kata Pak Marmo ketika aku menghadapnya di ruang kerja.

    Pak Marmo mengundangku karena nanti malam jadwalnya dia dipijat Bu Mumun. Tetapi menurut dia, istrinya juga ada rencana belanja ke supermarket dan menemui salah satu koleganya pedagang permata. Selain mengantar Bu Mumun ke rumahnya, aku diminta bantuan menyopir mobil untuk mengantar istrinya.


    Sebagai seorang bawahan terlebih karena kebaikannya mempercayakan sebuah proyek berdana besar kepadaku, kusampaikan kesediaanku. Namun sebelum aku keluar dari ruangannya ia kembali mencegah dan berbisik. “Eh Ton, kira-kira bisa nggak tukang pijat itu memberi layanan lebih? Kamu bisa bantu atur?”

    Aku paham kemana arah pembicaraan atasanku itu. Maka seperti yang kusampaikan kepada dua temanku yang menjadi langganan pijat Bu Mumun, kukatakan bahwa selama ini yang kutahu ia hanya berprofesi sebagai pemijat dan soal yang lain-lain belum tahu. Hanya kepada Pak Marmo kukatakan akan mencoba melakukan pendekatan ke Bu Mumun.

    Setelah keluar dari ruang kerja atasanku, aku menemui Bu Mumun. Sambil berpura-pura cemburu kuceritakan soal ketertarikan atasanku kepadanya. Tetapi juga kuceritakan tentang kebaikan Pak Marmo termasuk kepercayaannya memberikan proyek besar di bawah penangananku.

    Bu Mumun cerita, setiap dipijat Pak Marmo memang berusaha merayunya. Juga berusaha menggerayang ke balik pakaian seperti temanku yang lain. “Tetapi kelihatannya punya Pak Marmo sudah sulit bangkit kok,” ujar Bu Mumun.

    “Oh jadi cerita Pak Marmo soal kemampuan seksnya yang sudah berkurang itu bener?” Kataku pura-pura kaget.

    “Jadi enaknya sikapnya gimana Pak Anto. Dia kan atasan bapak dan juga baik sama bapak,” ujarnya lagi.

    Akhirnya dengan seolah-olah sebagai sesuatu yang sangat sulit untuk kuputuskan, kukatakan padanya bahwa karena kondisi kemampuan seks atasanku tidak normal maka sebaiknya Bu Mumun membantunya. Saat memijat, sebaiknya tidak memakai celana dalam rangkap tiga dan juga tidak memakai celana panjang di balik daster yang dipakai.

    “Maksud saya agar Pak Marmo terangsang karena dia suka sama ibu. Memang resikonya Pak Marmo jadi leluasa menjahili ibu sih. Tetapi niatnya kan untuk membantu menyembuhkan dia. Gimana menurut ibu?”

    “Kalau itu yang terbaik menurut Pak Anto saya sih nurut saja. Tetapi Pak Anto jangan cemburu ya,”

    Bu Mumun langsung kupeluk. Kukatakan padanya bahwa sebenarnya aku sangat cemburu dan tidak suka tubuh Bu Mumun diraba dan dipegang-pegang orang lain. Tetapi demi menolong atasanku itu dan demi membalas kebaikannya aku akan berusaha untuk tidak cemburu. “Asal yang ini jangan diberikan semua ke Pak Marmo ya bu. Saya suka banget dengan yang ini,” ujarku sambil meraba memek Bu Mumun setelah menyingkap dasternya.

    Tadinya aku berniat melepaskan hasratku untuk menyetubuhi tubuh montok tetanggaku itu. Tetapi setelah saling memagut dan hendak saling melepaskan baju, kudengar anak-anak Bu Mumun pulang dari sekolah. Hingga kuurungkan niatku dan langsung kebur menyelinap lewat pintu belakang.

    Seperti yang kujanjikan, sekitar pukul 17.00 kujemput Bu Mumun dan kuantar ke rumah Pak Marmo. Bu Mumun memakai seragam baju terusan warna putih seperti yang biasa dipakai suster rumah sakit. Itu memang baju seragamnya saat memijat. Tetapi dari bentuk cetakan celana dalam yang membayang di pantatnya yang besar, kuyakin ia tidak pakai celana panjang dan celana dalam rangkap seperti biasanya. Rupanya ia benar-benar memenuhi janjinya untuk melayani Pak Marmo dengan lebih baik seperti yang kusarankan.

    Kulihat Pak Marmo sedang menyiram bunga di halaman rumahnya saat aku datang. “Eh To, silahkan masuk. Tuh istriku udah uring-uringan karena sudah dandan dan siap berangkat,” ujarnya mempersilahkan.


    Benar Bu Marmo sudah berdandan rapi dan siap pergi. Bahkan ia langsung menyerahkan kunci kontak mobil kepadaku. “Wah ibu takut Nak Anto telat datang. Soalnya selain belanja ibu kan harus ke rumah Bu Ramli, jadi takut kemalaman,” kata Bu Marmo.

    Bu Marmo menyapa Bu Mumun ramah dan mempersilahkan masuk ke ruang tamu rumahnya. Ia meminta Bu Mumun menunggu karena suaminya belum mandi. Bahkan kepada Bu Mumun juga berpesan untuk istirahat di kamar tamu rumahnya kalau selesai memijat nanti ia belum pulang. “Santai saja Mbak Mumun nggak usah sungkan-sungkan. Kalau mungkin nanti saya juga ikut dipijat,” ujar Bu Marmo yang langsung mengahmpiriku yang sudah siap dengan mobil Kijang keluaran terbaru milik keluarga itu.

    Usia Bu Marmo mungkin sebaya dengan Bu Mumun. Atau boleh jadi lebih tua satu atau dua tahun. Namun dengan pakaian stelan jas tanpa kancing yang dipadu dengan kaos warna krem di bagian dalam serta celana panjang ketat warna hitam senada, wanita itu tampak berwibawa.

    Bau harum yang lembut dari wangi farfumnya membaui hidungku saat ia masuk ke dalam mobil. Ia menyebut nama sebuah suoermarket ternama hingga aku langsung menjalankan mobil perlahan. Untung aku yang biasanya hanya memakai T shirt, tadi memutuskan memakai baju lengan panjang meski untuk celana tetap memilih jins. Hingga tidak terlalu canggung mengantar istri atasanku.

    Ukuran dan bentuk tubuh Bu Marmo nyaris sama dengan Bu Mumun, tinggi besar. Kakinya panjang dan kekar. Hanya perutnya relatif lebih rata, mungkin karena rajin senam dan olahraga hingga tubuhnya tampak lebih liat.

    Awalnya pembicaraan lebih bersifat formal. Tentang bagaimana sikap kepemimpinan suaminya di kantor dan bagaimana penilaianku sebagai bawahan. Namun lama kelamaan perbincangan menjadi lebih cair setelah topiknya menyangkut keluarga. “Sebentar lagi cucu saya dua lho Nak Anto. Sebab Menik kemarin telepon katanya sudah hamil,” kata ibu beranak tiga itu.

    “Kalau ngomongnya sama orang yang tidak tahu keluarga ibu nggak akan percaya kalau ibu sudah punya cucu,”

    “Lho kok?”

    “Soalnya dari penampilan ibu, orang pasti mengira usianya belum 40 tahun. Soalnya ibu terlihat masih muda dan energik,” kataku memuji.

    “Ah bisa saja Nak Anto. Pujiannya disimpan saja deh untuk istri Nak Anto. Pasti istrinya cantik ya karena Nak Anto kan pandai merayu,”

    Lewat kaca spion, wanita yang sehari-hari menjadi kepala sekolah di sebuah SD itu kulihat tak mampu menyembunyikan perasaan bangganya atas pujian yang kuberikan. Seulas senyum manis terlihat menghias wajahnya, wajah yang masih menyimpan sisa-sisa kecantikan di usianya yang sudah lebih dari setengah abad.

    Melihat Bu Marmo aku jadi ingat Bu Mumun. Wanita itu pasti lagi sibuk memijat tubuh atasanku. Atau boleh jadi sambil memijat ia jadi terangsang karena tangan Pak Marmo yang menggerayang ke paha dan selangkangan atau di memeknya yang kini hanya dibalut satu buah celana dalam.

    Membayangkan semua itu aku kembali melirik Bu Marmo yang ada di sebelahku. Perbedaan Bu Mumun dengan Bu Marmo mungkin hanya pada warna kulitnya. Kulit Bu Mumun lebih terang dan Bu Marmo agak gelap. Kalau teteknya, aku berani bertaruh payudara istri atasanku ini juga cukup besar ukurannya. Meski tertutup jas hitam dan kaos krem yang dipakainya, tonjolan yang dibentuknya tak bisa disembunyikan.

    Di luar itu, yang pasti Bu Marmo lebih wangi dan boleh jadi tubuhnya lebih terawat. Sebab ia memiliki kemampuan keuangan yang memadai untuk merawat tubuh dan membeli parfum mahal. Tetapi begitulah hidup, rumput tetangga memang selalu nampak lebih hijau dibanding rumput di halaman sendiri.

    “Sudah berapa lama ya Pak Marmo tidak menyentuh wanita berwajah manis ini? Ah aku juga mau kalau diberi kesempatan,” ujarku membathin sambil melirik bentuk kakinya yang panjang dan tampak indah dibalut celana hitam ketat.


    Gara-gara terus-menerus melirik Bu Marmo, mobil yang kubawa nyaris menabrak becak. Untung Bu Marmo mengingatkan hingga aku bisa sigap menghindar. “Makanya jangan meleng! Kenapa sih, sepertinya Nak Anto ngelihatin ibu terus deh,”

    “Ee.. ee.. anu.. eee ibu cantik banget sih,” jawabku sekenanya.

    “Hush… orang sudah nenek-nenek dibilang cantik,”

    Tanpa terasa mobil akhirnya memasuki pelataran parkir supermarket yang dituju. Tadinya aku berniat menunggu di tempat parkir sementara istri atasanku itu berbelanja. Tetapi Bu Marmo memintaku menemani masuk ke supermarket. Bahkan ia menggamit lenganku sambil berjalan di sisiku layaknya seorang istri pada suami.

    Sebagai anak buah dari suaminya, sebenarnya aku agak canggung. Tetapi karena Bu Marmo terkesan sangat santai, aku pun akhirnya bisa bersikap wajar. Bahkan setelah berkali-kali tanpa disengaja lenganku menekan buah dada Bu Marmo yang kelewat merapat saat berjalan, aku mulai nekad mengisenginya. Sambil berjalan, siku lengan kiriku sengaja kutekan ke teteknya hingga kurasakan kelembutan buah dadanya.

    Entah tidak tahu ulah isengku atau tahu tetapi pura-pura tidak tahu, Bu Marmo bukannya menghindar dari siku lenganku yang ‘nakal’. Sambil terus melangkah di sisiku untuk melihat-lihat barang-barang di supermarket posisi tubuhnya malah kian merapat. Akibatnya tonjolan buah dadanya kurasakan ikut menekan lenganku. Aku juga mulai bisa memperkirakan seberapa besar tetek istri atasanku itu.

    Sebenarnya aku kurang begitu suka mengaantar istri berbelanja. Sebab biasanya, istriku suka berlama-lama khususnya ketika berada counter pakaian. Begitu pun Bu Marmo, hampir setiap baju dan gaun wanita yang menarik hatinya selalu didekati dan beberapa diantaranya dicobanya di kamar pas.

    Namun aku yang biasanya jenuh dan menjadi bersungut-sungut, kali ini malah menikmatinya. Sebab sambil menunggu wanita itu memilih baju-baju yang hendak dibelinya, aku jadi punya banyak kesempatan untuk melihat bentuk tubuh istri atasanku itu. Saat kuamati dari belakang, wanita yang usianya sudah kepala lima itu ternyata masih lumayan seksi.

    Dalam balutan celana ketat yang dipakainya, pinggul dan pantat Bu Marmo benar-benar aduhai. Apalagi celana dalam yang dipakainya jadi tercetak sempurna karena ketatnya celana warna hitam yang dikenakan. Aku terus melirik dan mencari kesempatan untuk menatapnya saat Bu Marmo membungkuk atau memilih-milih pakaian yang menjadikan posisi pantatnya menonjol.

    Saat hendak mencoba baju yang diminatinya di kamar pas, Bu Marmo menitipkan tasnya padaku sambil meminta berada tak jauh dari lokasi kamar pas. Lagi-lagi goyangan pinggul dan pantat besarnya menggoda mataku saat ia melangkah. Pikiranku jadi menerawang membayangkan Bu Mumun. Ada perasaan cemburu karena kuyakin Pak Marmo lagi berusaha merayu atau malah sudah berhasil menaklukkan Bu Mumun dan tengah menikmati kemontokkan tubuh wanita itu. Ah andai Bu Marmo bisa kurayu atau membutuhkan layanan seksku, ujarku membathin.


    Aku merasakan adanya peluang untuk itu ketika kudengar Bu Marmo memanggilku dari kamar pas. Dengan tergesa aku menuju ke kamar pas yang letaknya agak terpencil dan tertutup oleh display aneka pakaian di supermarket tersebut. Namun di lokasi itu, istri atasanku tak kunjung keluar dan menyampaikan maksudnya memanggilku hingga aku nekad melongokkan kepala dengan menyibak tirai kamar pas.

    Ternyata, di kamar pas Bu Marmo dalam keadaan setengah telanjang. Karena setelah mencoba baju dan celana yang hendak dibelinya ia belum memakai pakaiannya lagi. Hanya BH dan celana dalam krem yang menutup tubuhnya. Maka yang semula hanya bisa kubayangkan kini benar-benar terpampang di hadapanku.

    Wanita yang usianya tidak muda lagi itu, benar-benar masih menggoda hasratku. Teteknya nampak agak kendur, tetapi besar dan bentuknya masih bagus. Pahanya mulus tanpa cela. Hanya meskipun perutnya tidak membuncit seperti perut Bu Mumun, namun terlihat bergelombang dan ada beberapa kerutan. Maklum karena faktor usia. Sedangkan gundukkan di selangkangannya benar-benar membuatku terpana, besar dan membukit. Bisa kubayangkan montoknya memek Bu Marmo dari apa yang tampak oleh cetakan pada celana dalam yang membungkusnya.

    Dan anehnya kendati tahu akan kehadiranku, ia tak merasa jengah atau mencoba menutupi ketelanjangannya. Bahkan meskipun mataku terbelalak dan terang-terangan menjilati ketelanjangannya. “Ih kayak yang nggak pernah lihat perempuan telanjang saja. Nak tolong ke sales untuk bajunya ganti nomor yang lebih besar sedikit. Yang ini kekecilan,” ujarnya tetap santai.

    Saat kembali seusai menukar baju pada sales, Bu Marmo memang telah memakai kembali celana panjang warna hitamnya. Tetapi di bagian atas tetap terbuka. Bahkan tanpa menyuruhku pergi, ia segera memakai pakaian yang kusodorkan untuk dicobanya dihadapanku. “Menurut Nak Anto, ibu pantes nggak pakai pakaian model seperti ini,” ujarnya meminta komentarku.

    “Ee.. ee bagus. Seksi banget,”

    “Hus dimintai pendapat kok seksi.. seksi. Seksi apaan sih,”

    “Ee maksud saya dengan pakaian itu ibu terlihat makin cantik dan seksi,” kataku yang tidak berkedip menikmati kemewahan buah dadanya.

    Entah karena pujianku atau menganggap baju itu memang sesuai seleranya, Bu Marmo akhirnya memutuskan membelinya di samping beberapa stel pakain lainnya. Hanya ketika aku menemani di counter pakaian dalam dan ia memilih-milih BH nomor 36B, sambil berbisik kuingatkan bahwa nomor itu terlalu kekecilan dipakai olehnya.

    “Ih sok tahu,” ujarnya lirih.

    “Kan tadi sudah dikasih lihat sama ibu,”


    Bu Marmo mencubit pinggangku. Tetapi tidak sakit karena cubitan mesra dan gemas. Kalau bukan ditempat keramaian, rasanya aku sudah cukup punya keberanian untuk memeluk atau mencium istri atasanku itu. Karenanya setelah membayar semua yang dibelinya, saat keluar dari supermarket lengannya kugamit untuk meyakinkannya bahwa aku pun tertarik padanya.

    Seperti tujuannya semula, setelah dari supermarket Bu Marmo berniat ke rumah temannya untuk urusan pembelian perhiasan. Tetapi menurutnya ia agak lapar dan ingin menu ikan bakar. Maka seperti yang dimintanya, mobil pun meluncur ke kawasan pantai di mana terdapat rumah makan yang berbentuk saung-saung terpisah dan tersebar dan khusus menjual aneka menu seafood.

    Setelah memesan beberapa menu dan minuman, kami menuju ke salah satu saung paling terpencil dan tertutup rimbun pepohonan. Tadinya Bu Marmo memprotes karena menurutnya tempatnya terlalu gelap dan terpencil. Tetapi saat tanganku melingkar ke pinggangnya dan kukatankan bahwa lebih gelap lebih asyik, protesnya yang boleh jadi cuma pura-pura segera berhenti dan hanya sebuah cubitan darinya sebagai jawabannya.

    Dari pinggangnya tangaku meliar turun merayap di pantatnya. Dari luar celana ketat yang dipakainya, pantat besarnya kuraba. Bokongnya yang lebar masih lumayan padat, hanya agak sedikit turun. Dengan gemas kuusap-usap dan kuremas pantat Bu Marmo. Lagi-lagi ia tidak menolak dan bahkan kian merapatkan tubuhnya. Maka setelah di dalam saung, ia langsung kupeluk dan kulumat bibirnya.

    Sejenak ia tidak bereaksi. Hanya diam membiarkan lidahku bermain di rongga mulutnya. Namun setelah tanganku merayap di selangkangannya dan menelusup masuk ke dalamnya melalui risleting celananya yang telah kuturunkan, pagutanku di mulutnya mulai mendapatkan perlawanan. Bibir dan lidah Bu Marmo ikut aktif melumat dan memainkan lidahnya.

    Memek istri atasanku itu tak cuma tebal, tapi juga lebar dan membusung. Itu kurasakan saat telapak tanganku mengusap dari luar celana dalam yang dipakainya. Tetapi nampaknya tak berambut. Permukannya terasa agak kasar karena munculnya rambut-rambut yang baru tumbuh. Sepertinya ia baru mencukur bulu-bulu jembutnya itu.

    Namun saat aku hendak lebih memelorotkan celana panjangnya agar leluasa meraba dan mengusap memeknya Bu Marmo mencegah. “Jangan Nak Anto, nanti ada orang. Kan pelayan belum ke sini buat nganterin pesanan makanan kita,” sergahya.

    “Ii… ii.. iya Bu,”

    Benar juga, ujarku membathin. Aku terpaksa menahan diri untuk tidak meneruskan niatku memelorotkan celana panjang yang dipakai Bu Marmo. Hanya usapan dan rabaanku di busungan memeknya tak kuhentikan. Bahkan sesekali aku meremasnya dengan gemas karena keinginan untuk memasukkan jariku ke lubang nikmatnya tak kesampaian.


    Diobok-obok di bagian tubuhnya yang paling peka, kendati masih di luar celana dalamnya, Bu Marmo mendesah. Pelukannya semakin ketat dan lumatannya di bibirku makin menjadi. Rupanya wanita yang usianya sudah di atas kepala lima itu mulai terbangkitkan hasratnya.

    Aku dan Bu Marmo baru melepaskan pelukan dan segera berbenah setelah dari jauh kulihat dua pelayan wanita membawa nampan berisi makanan dan minuman yang kami pesan. Selembar uang pecahan Rp 20 ribu kusisipkan di nampan salah satu pelayan perempuan setelah mereka selesai menghidangkan yang kami pesan. “Terima kasih dan selamat menikmati,” kata keduanya sambil melemparkan senyum dan beranjak meninggalkan saung yang kami tempati.

    Tetapi bukannya makanan yang terhidang yang kuserbu setelah kedua pelayan meninggalkan saung. Dari arah belakang kudekati dan kupeluk Bu Marmo yang di tikar saung yang menyajikan makanan secera lesehan itu. “Tidak makan dulu Nak Anto?” ujar Bu Marmo.

    Tetapi aku tak peduli pada apa yang dikatakan istri atasanku itu. Hasrtaku lebih besar untuk segera menikmati kehangatan tubuhnya ketimbang makanan yang tersaji. Hingga setelah membenamkan wajahku ke keharuman rambutnya, tanganku langsung meliar, Meremasi teteknya dari luar t shirt warna krem yang dipakai dibalik jaketnya yang tak terkancing.

    Seperti tetek Bu Mumun, susu Bu Marmo juga sudah agak kendur. Tapi dari segi ukuran, nampaknya tak jauh beda. Besar dan empuk, entah bentuk putingnya. Sambil kuciumi tengkuk dan lehernya, tanganku merayap ke balik t shirt yang dipakainya. Kembali aku meremas teteknya dan kali ini langsung dari BH yang membungkusnya. Kelembutan buah dada Bu Marmo baru benar-benar dapat kurasakan setelah aku berhasil merogoh dan mengelurkannya dari BH.

    Bu Marmo mulai menggelinjang dan mendesah saat aku meremas-remas teteknya perlahan dan memainkan puting-putingnya. Ia menyandarkan tubuh ke dadaku seakan memasrahkan tubuhnya padaku. “Sshhh….aaahhh….. sshhh….aahhh… ibu sudah lama tidak begini Nak Anto,” ujarnya mendesah.

    “Lho kan ada Pak Marmo,” kataku menyelidik.

    “Dia jarang mau diajak dan sudah sulit bangun itunya,”

    Meski sudah mendengar langsung dari Pak Marmo aku agak kaget karena ternyata cerita atasanku itu benar adanya. Pantesan Bu Marmo merasa tidak ada masalah meninggalkan suaminya dipijat wanita lain berdua di rumahnya.


    Ternyata wanita yang ada dalam pelukanku ini sudah lama tidak dijamah suaminya. Membayangkan itu aku makin terangsang. Jas hitam yang dipakai Bu Marmo kulepas dari tubuhnya. Namun saat hendak kulepas kaos krem yang dikenakan dibalik jaket, wanita istri atasanku itu mencegah. “Takut nanti ada yang ke sini Nak Anto,” ujarnya.

    Meski aku telah membujuknya bahwa tak mungkin ada pelayan yang datang kecuali tombol bel yang ada ditekan untuk memanggil, Bu Marmo tetap menolak. Menurutnya ia tetap merasa was-was karena berada di ruang terbuka. “Kalau celana dalam ibu saja yang dibuka nggak apa-apa,” katanya akhirnya.

    Agak kecewa sebenarnya karena aku ingin melihat tubuh istri atasanku dalam keadaa bugil. Tetapi membuka celana berarti memberiku kesempatan melihat memeknya. Bagian yang paling ingin kulihat pada tubuh Bu Marmo karena saat di kamar pas supermarket, bagian membusung di selangkangannya itu masih tertutup celana dalam.

    Tanpa membuang kesempatan, segera kubaringkan Bu Marmo di lantai saung yang beralaskan tikar itu. Kubuka kancing celana hitam yang dipakai dan kutarik risletingnya. Kini kembali kulihat gundukan memeknya yang masih dibungkus celana dalam krem. Aku menyempatkan membelai memek istri atasanku itu dari luar celana dalamnya sebelum menarik dan memelorotkan celana panjangnya. Benar-benar tebal, besar dan masih cukup liat.

    Aku makin terpana setelah memelorotkan celana dalamnya dan membuat tubuh bagian bawah Bu Marmo benar-benar bugil. Memeknya benar-benar nyempluk, membusung dan tanpa rambut. Kalau dibiarkan tumbuh mungkin jembut di memek Bu Mumun masih kalah lebat. Namun Bu Marmo rupanya lebih senang mencukurnya, hingga nampak gundul dan polos.

    Memek tembemnya itu terasa hangat saat aku menyentuh dan membelainya. Tetapi sekaligus terasa kasar karena bulu-bulu jembutnya mulai tumbuh. Aku yang menjadi makin terangsang dan tak sabar untuk melihat itilnya, segera membuka posisi kaki Bu Marmo yang masih merapat.

    Ah lubang memeknya ternyata sudah lebar, menganga diantara bibir kemaluannya yang tebal dan berkerut-kerut. Bibir kemaluannya coklat kehitaman. Tetapi itilnya yang mencuat menonjol di bagian atas celah memeknya nampak kemerahan. Aku tak lagi bisa menahan diri. Langsung kukecup memeknya dengan mulutku. Memek Bu Marmo ternyata sangat terawat dan tidak berbau. Ia mendesah dan makin melebarkan kangkangan pahanya saat lidahku mulai menyapu seputar bibir luar vaginanya.

    Lidahku terus menjelajah, melata dan merayap seolah hendak melumasi seluruh permukaan tepian labia mayoranya. Bahkan dengan gemas sesekali bibir vaginanya yang telah menggelambir kucerucupi. Membuat Bu Marmo mendesis mengangkat pantat menahan nikmat. “Aakkhhh… sshhh… shhh… aahhh…. ookkhhh…. ssshhhh,” rintih wanita itu mengikuti setiap sapuan lidah dan cerucupan mulutku di memeknya.

    Sambil mendesis dan mendesah, kulihat Bu Marmo meremasi sendiri susunya dari luar kaos warna krem yang dipakainya. Rupanya ia sangat menikmati sentuhan awal oral seks yang kuberikan. Aku yang memang berniat memberi kesan mendalam pada persetubuhan pertama dengan istri atasanku itu, segera meningkatkan serangan. Dengan dua tanganku bibir memeknya kusibak hingga terlihat lubang bagian dalam kemaluannya. Lubang yang sudah cukup lebar dan terlihat basah.


    Ke celah lubang nikmat itulah lidahku kujulurkan. Terasa asin saat ujung lidahku mulai memasuki lorong kenikmatannya dan menyentuh cairan yang keluar membasah. Aku tak peduli. Ujung lidahku terus terulur masuk menjelajah ke kedalaman yang bisa dijangkau. Bahkan di kedalaman yang makin pekat oleh cairan memeknya, lidahku meliar. Melata dan menyodok-nyodok. Akibatnya Bu Marmo tak hanya merintih dan mendesah tapi mulai mengerang.

    “Aahhkkkhhh…. aaahhh…. oookkkhhhh… enak banget Nak Anto. Oookkh.. terus.. Nak, aaakkkhhhhh,” erangnya kian menjadi.

    Bahkan ketika lidahku menjilat itilnya, tubuh istri atasanku itu mengejang. Ia mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya. Seolah menjemput lidahku agar lebih dalam menggesek dan mendesak ke kelentitnya. Kesempatan itu kugunakan untuk menempatkan kedua tanganku untuk menangkup dan menyangga pantatnya. Dan sambil terus menjilati itilnya kubenamkan wajahku di permukaan memeknya sambil menekan dan meremas-remas pantatnya.

    Kenikmatan tak tertahan yang dirasakan Bu Marmo akibat jilatan-jilatan di kelentitnya membuat gairah wanita itu makin memuncak. Kakinya mengelonjot dan menyepak-nyepak sambil erangannya makin menjadi. Bahkan kepalaku dijambaknya. “Ahh.. ahhh.. ooohh ….aaaauuuhhhhh…. enak.. sshhh…. sshhh…. aahhh enak banget. Ibu nggak tahan Nak Anto, aaahhh…. aahhhh,” sesekali tangannya berusaha menjauhkan kepalaku dari memeknya.

    Tetapi aku tak peduli. Jilatan lidahku di itilnya bukannya kuhentikan tetapi makin kutingkatkan. Bahkan dengan gemas, bagian paling peka di kemaluannya itu kucerucupi dan kuhisap-hisap. Akibatnya ia tak mampu bertahan lebih lama. Pertahanannya jebol. Kedua pahanya yang kekar menjepit kencang kepalaku dan menekan hebat hingga wajahku benar-benar membenam di memeknya.

    Berbarengan dengan itu ia memekik dan mengerang kencang namun tertahan. Cairan kental yang terasa hangat juga kurasakan menyemprot mulutku uang masih menghisap itilnya. Saat itulah aku tahu Bu Marmo baru saja mencapai puncak kenikmatannya. Rupanya, upayaku untuk membuatnya orgasme tanpa mencoblos memeknya dengan kontolku berhasil.

    Setelah beberapa lama, nafas Bu Marmo yang sempat memburu berangsur pulih seiring dengan mengendurnya jepitan paha wanita itu di kepalaku. Hanya ia tetap terbaring. Mungkin tenaganya terkuras setelah puncak kenikmatan yang didapatnya. Kesempatan itu kugunakan untuk menyeka dan membersihkan mulutku memakai serbet makan yang tersedia bersama sejumlah menu makanan yang belum sempat kami sentuh.

    Aku baru saja menenggak habis segelas teh manis hangat yang sudah diingin saat Bu Marmo menggeliat dan terbangun. Kulihat ia tersenyum padaku. Senyum yang sangat manis. Mungkin sebagai ungkapan terima kasih atas yang baru kuberikan dan sudah lama tidak diperoleh lagi dari suaminya. “Nak Anto sudah lapar? Kalau lapar makan dulu deh,” ujarnya.

    “Saya sudah kenyang kok Bu,” jawabku.

    “Kenyang apa, wong baru minum teh saja kok,”

    “Bukan kenyang karena makanan. Tetapi karena menjilati memek ibu yang mantep banget,” candaku sambil menatapi busungan memeknya.

    “Ih dasar. Ibu bener-bener nggak tahan lho Nak Anto. Soalnya sudah lama banget nggak dapat yang seperti tadi,” ujarnya tersipu.


    Rupanya ia juga baru sadar bahwa bagian bawah tubuhnya masih telanjang. Celana dalam warna krem miliknya yang teronggok segera diambil dan Bu Marmo berniat untuk memakainya. Namun aku langsung mencegah. Kurebut dari tangannya dan kulempar agak jauh darinya. “Jangan ditutup dulu dong Bu. Saya masih belum puas lihat punya ibu,” kataku sambil mengusap memeknya.

    “Nak Anto tidak pengin makan dulu?”

    “Nanti saja ah. Perut saya sih belum lapar. Tapi kalau yang ini sudah lapar sejak tadi,” ujarku sambil menurunkan risleting celanaku dan mengeluarkan isinya dari celana dalam yang kupelorotkan.

    Kontolku keras dan tegak mengacung sempurna. Urat-uratnya terlihat menonjol melingkari sekujur batangnya yang hitam dan berukuran lumayan besar. Bu Marmo tampak terpana melihatnya. “Punya saya hitam dan jelek ya Bu,” kataku memancing.

    “Bukan.. bukan karena itu. Tapi ukurannya.. kok gede banget,”

    “Masa? Tapi ibu suka sama yang gede kan?” Kataku sambil merubah posisi menggeserkan bagian bawah tubuhku mendekat ke istri atasanku. Aku berharap ia tak hanya menatap senjataku tapi mau mengelusnya atau bahkan mengulumnya. Sementara tanganku tetap merabai dan mengusap-usap memeknya yang tebal.

    Bu Marmo ternyata cepat tanggap dan mengerti apa yang kuinginkan. Batang zakarku digenggamnya. Tetapi ia hanya mengelus dan seperti mengamati. Mungkin ia tengah membandingkan senjata milikku dengan kepunyaan suaminya. “Beda dengan milik bapak ya bu. Punya saya memang sudah hitam dari sananya kok,” candaku lagi.

    “Ih.. bukan begitu. Punya Nak Anto ukurannya nggilani. Kayaknya marem banget,” ujarnya tersenyum. Wajahnya tampak dipenuhi nafsu.

    Akhirnya, Bu Marmo benar-benar melakukan seperti yang kuharapkan. Setelah mengecu-ngecup topi baja kontolku, ia mulai memasukkan ke dalam mulutnya. Awalnya cuma sebagian yang dikulumnya. Selanjutnya, seluruh batang zakarku seperti hendak ditelannya. Mulutnya terlihat penuh karena berusaha memasukkan seluruh bagian tonggak daging milikku yang lumayan besar dan panjang.

    Wanita istri atasanku itu ternyata cukup pandai dalam urusan kulum-mengulum. Setelah seluruh bagian batang kontolku masuk ke mulut, ia menghisap sambil menarik perlahan kepalanya. Begitu ia melakukannya berulang-ulang. Aku mendesah oleh kenikmatan yang diberikan. “Oookkhhh… sshhh…. oookkkhhhhh…. enak banget… aakkkkhhhh…. terusss…. aaakkkkkhhhhhh,” desisku.


    Sambil terus melumati batang kontolku, tangan Bu Marmo juga menggerayang dan memainkan biji-biji pelir milikku. Kalau bukan di rumah makan mungkin aku sudah mengerang dan melolong oleh sensasi dan kenikmatan yang diberikan. Sebisaku aku berusaha menahan agar tidak sampai rintihanku terdengar orang lain.

    Untuk melampiaskannya, aku mulai ambil bagian dalam permainan pemanasan yang dilakukannya. Aku harus bisa mengimbangi permainan Bu Marmo. Kedua pahanya kembali kukangkangkan dan wajahku kembali kubenamkan di selangkangannya. Bu Marmo sebenarnya belum sempat mencuci memeknya setelah lendir kenikmatannya keluar saat orgasme sebelumnya. Tetapi aku tak peduli. Memek wanita yang sudah dipanggil nenek itu kucerucupi.

    Bahkan jilatan lidahku tidak hanya menyapu bagian dalam lubang memek dan kelentitnya. Tetapi juga melata di sepanjang alur liang nikmatnya yang menganga namun juga ke tepian lubang duburnya. Saat aku menjilat-jilat tepian lubang anusnya Bu Marmo menggerinjal dan memekik tertahan. Mungkin kaget karena tak menyangka lidahku bakal menjangkau bagian yang oleh sementara orang dianggap kotor.

    Tetapi itu hanya sesaat. Setelah itu ia kembali melumati dan menghisapi batang kontolku sambil mendesah-desah nikmat. Karenanya aku makin fokus dan makin sering kurahkan jilatan lidahku ke lubang duburnya sambil sesekali meremasi bongkahan pantat besarnya.

    Pertahananku nyaris jebol saat mulut Bu Marmo mulai mencerucupi biji pelir kontolku. Untung Bu Marmo mengambil insiatif menyudahi permainan pemanasan itu. Ia memintaku segera memasukkan rudalku ke liang sanggamanya. “Ahhh… sudah dulu ya. Sudah nggak kuat pengin merasakan batang Nak Anto yang gede ini nih,” kata Bu Marmo seraya melepaskan batang kontolu dari genggamannya.

    “Ii.. iiya bu, saya juga sudah pengin banget merasakan memek ibu,”

    Aku mengambil ancang-ancang di antara paha Bu Marmo yang mengangkang lebar. Lubang bagian dalam kemaluannya yang menganga terlihat kemerahan . Sepertinya lubang nikmat Bu Marmo telah menunggu untuk disogok. Memang sudah lama tidak ditengok karena kemaluan suaminya yang mulai loyo. Kepala penisku yang membonggol sengaja kuusap-usapkan di bibir luar memeknya yang sudah amburadul bentuknya. Bahkan ada sebentuk daging mirip jengger ayam yang menjulur keluar. Entah apa namanya karena aku baru melihatnya.

    Bu Marmo mendesah saat ujung penisku menyentuh bibir kemaluannya. Meski nafsuku kian membuncah melihat memek tembemnya yang menggairahkan, aku berusaha menahan diri. Bahkan ujung topi baja rudalku hanya kumainkan untuk menggesek dan mendorong gelambir daging mirip jengger ayam di memek Bu Marmo. Sedikit menekannya masuk dan menariknya kembali.

    Akibatnya Bu Marmo merintih dan memintaku untuk segera menuntaskan permainan. “Ayo Nak Anto… jangan siksa ibu. Masukkan kontolmu.. ssshhh… aahh… sshh ahhh ayo nak,”


    Blleeessseeekkk… akhirnya batang kontolku kutekan dan benar-benar masuk ke lubang memeknya. Karena sudah lumayan longgar dan banyaknya pelicin yang membasah di lubang memeknya, batang kontolku tidak mengalami hambatan berarti saat memasukinya. Bagian dalam lubang Memek Bu Marmo terasa hangat dan sangat becek.

    Setelah batang zakarku benar-benar membenam di kehangatan liang sanggamanya, kurebahkan tubuhku untuk menindih tubuh montoknya. Bibir istri atasanku yang merekah perlahan kukecup dan akhirnya kulumat. Saat itulah sambil terus mengulum dan melumati bibirnya, mulai kuayun pinggulku dan menjadikan batang kontolku keluar masuk di lubang memeknya.

    Bu Marmo juga mulai mengimbanginya. Tak kalah hot, lidahku yang menyapu rongga bagian dalam mulutnya sesekali dihisap-hisapnya. Bahkan ia mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya. Aku baru mulai merasakan kelebihan yang dimiliki Bu Marmo. Bukan cuma tubuhnya yang matang akibat usia senja namun masih menggairahkan. Tetapi kerja otot bagian dalam memeknya juga lebih terasa. Berdenyut dan seperti memerah batang kontolku.

    Kini giliran aku yang dibuatnya mengerang. Nampaknya istri atasanku telah benar-benar matang dalam hal urusan ranjang. Untuk melampiaskannya, kuremas gemas teteknya yang besar dari luar kaos yang dipakainya. Bahkan karena kurang puas, kaosnya kusingkap dan sepasang payudaranya kurogoh dan kutarik keluar dari kutangnya. Pentil-pentil teteknya yang berwarna coklat kehitaman kupelintir dan kumain-mainkan dengan jariku.

    Blep… blep…. blep… begitu suara yang kudengar setiap kali ayunan pinggulku menyentuh selangkangan Bu Marmo. Di samping bunyi kecipak karena lendir yang kian membanjir di liang sanggamanya. “Sshhh… ssshh …aahh …. aahh terus nak.. aahh enak banget. Kontolmu enak bangat Nak Anto,”

    “Memek ibu juga enak. Empotannya mantep banget,”

    Bu Marmo tersenyum. Wajahnya kian memerah. Kembali kulumat bibirnya sambil tak lepas tanganku menggerayangi buah dadanya. Saat itu kurasakan tangan Bu Marmo mencengkeram pantatku dan mulai menekan-nekannya. Dan kursakan tempo goyangan pinggulnya makin cepat. Rupanya ia mulai mendekat ke puncak gairahnya.


    Aku yang juga mulai kehilangan daya tahan segera mengimbanginya. Berkali kontolku kutikamkan ke lubang memeknya dengan tekanan yang lebih kencang dan lebih bertenaga. Bu Marmo memekik dan mengerang. “Aaauuww… aaakhhh ,,,, aakkkhhh enak banget… aaakhhh…. terus… sayang …. aaaakhhh … ya…. aaakhhh memek ibu enak bangat disogok begini… aaaaakkkkhhhh …. sshhhh… sshhh… aaahhhhh,” rintihan dan suara Bu marmo makin tak terkontrol.

    Aku jadi makin terpacu. Bukan cuma mulutnya yang kucium. Tapi ujung hidungnya yang bangir dan dahinya juga kucerucupi dengan mulutku. Bahkan lidahku menjelajah ke lehernya dan terus melata. Lubang telinga Bu Marmo juga tak luput dari jilatan lidahku setelah menyibak rambutnya.

    Tubuh Bu Marmo kian mengejang. Kedua kakinya yang kekar dan panjang membelit pinggangku dan menekannya. Kedua tangannya memeluk erat tubuhku. Rupanya ia hampir sampai di garis batas kenikmatannya. Aku yang juga sudah mendekati puncak gairah makin meningkatkan tikaman- tikaman bertenaga pada lubang sanggamanya.

    Akhirnya gairah Bu Marmo benar-benar tertuntaskan. Cairan yang menyembur di lubang memeknya dan cengkereman kuku-kukunya di punggungku menjadi pertanda kalau ia sudah mendapatkan orgasmenya. Tetapi aku terus mengayun. Kocokan batang kontolku di lubang memeknya yang makin banjir tak kuhentikan. Bahkan makin kutingkatkan karena kenikmatan yang kian tak tertahan.

    Puncaknya, Bu Marmo kembali mencengkeram pantatku. Kali ini dengan sekuat tenaga ia berusaha menahan agar pinggulku tidak dapat bergerak dan kontolku tetap membenam di lubang memeknya. Saat itulah, otot-otot bagian dalam vaginanya terasa mencengkeram bagitu hebat dan bergelombang. Serasa memerah dengan kuatnya. Aku merintih dan melolong panjang. Pertahanku menjadi jebol dan maniku menyemprot sangat banyak gua kenikmatan istri atasanku. Bersama peluh membanjir, tubuhku ambruk di atas tubuh montok Bu Marmo dengan nafas memburu.

    “Nanti ikan bakar dan kepiting saos tomatnya minta dibungkus saja Nak Anto. Sayang kalau tidak dimakan. Tapi jangan lupa piring-piringnya dibuat kotor dengan masi dan lauk yang lain, hingga sepertinya kita sudah benar-benar makan,” kata Bu Marmo setelah merapikan kembali baju yang dipakainya.

    Kami meninggalkan rumah makan saung di pinggir pantai setelah membayar di kasir dan meninggalkan lembaran dua puluh ribu rupiah sebagai tip kepada petugas yang membereskan serta membungkuskan makanan yang memang tidak kami makan. Dari spion, wajah Bu Marmo kulihat sangat cerah. Pasti karena kenikmatan yang baru direguknya serta nafsunya yang lama tertahan telah tersalurkan.


    “Apa lihat-lihat. Wanita sudah tua kok masih diajak ngentot,” kata Bu Marmo yang memergoki ulah mencuri-curi pandang ke arahnya lewat spion. Tetapi perkataannya itu bukan karena marah.

    “Usia boleh saja sudah kepala lima. Tetapi wajah ibu masih cantik dan tubuh ibu masih sangat merangsang. Mau deh tiap malam dikelonin ibu,” ujarku menggoda.

    “Bener tuh,”

    “Sungguh Bu. Saya bisa ketagihan deh oleh empotan memek ibu yang dahsyat tadi,’

    “Ibu juga suka sama batang Nak Anto. Besar dan panjang. Kalau mau kapan-kapan kita bisa mengulang. Kalau ada kesempatan nanti saya SMS,” ujar Bu Marmo.

    Aku sangat senang karena sudah mendapat peluang untuk terus bisa menyetubuhinya. Tangan Bu Marmo kuraih dan kugenggam. Bahkan sempat meremas susunya sambil mengendalikan kemudi. Hanya Bu Marmo mengingatkan bahwa ulahku bisa menyebabkan kecelakaan hingga aku kembali berkosentrasi pada setir mobil yang kukendarai. Ah, memek wanita tua ternyata masih sangat nikmat.

    Sampai di rumah Pak Marmo sudah tidur di kamarnya. Sedang Bu Mumun, terlihat berbincang dengan Yu Sarti, pembantu di rumah itu. Setelah berbincang sebentar, aku dan Bu Mumun pamit pulang. Hanya sebelumnya Bu Marmo memberikan bungkusan lauk yang belum sempat kami makan sewaktu di rumah makan. “Buat oleh-olah anak di rumah Bu,” kata Bu Marmo.

    Di jalan, saat membonceng sepeda motor dan kutanya tentang ulah Pak Marmo, Bu Mumun cerita bahwa atasanku itu benar-benar genit. Selama dipijat, kata Bu Mumun, ia terus merayu dan berusaha menggerayangi. “Tapi tidak saya ladeni lho Pak Anto,” ujar Bu Mumun meyakinkanku.

    “Pasti Pak Marmo maksa untuk bisa megang memek ibu kan? Soalnya dia kemarin bilang pengin banget lihat punya ibu,”

    “Iya sih tapi hanya pegang. Dan karena terus maksa akhirnya ibu kocok,” ungkap Bu Mumun jujur.


    Aku tertawa dalam hati. Sementara suaminya hanya bisa meraba memek wanita lain dan dipuaskan dengan dikocok, istrinya malah sampai orgasme dua kali disogok penis laki-laki lain. Bahkan istrinya berjanji untuk mengontak agar bisa mengulang kenikmatan yang telah kami lakukan.

    Sampai di rumah anak-anak Bu Mumun sudah tidur. Dan mungkin karena terangsang gara-gara memeknya digerayangi Pak Marmo, Bu Mumun memaksaku untuk singgah di rumahnya. Untuk menolak rasanya kurang enak. Karena biasanya aku yang sering memintanya untuk melayaniku.

    Rupanya nafsu Bu Mumun sudah benar-benar tinggi. Di kamarnya, saat ia mulai mengulum batang kontolku dan tanganku menggerayang ke selangkangannya, memeknya sudah basah. Bahkan saat tangaku mulai mencolok-colok lubang nikmatnya, Bu Mumun kelabakan. Memintaku untuk segera menuntaskan hasratnya.

    Tetapi aku berusaha bertahan. “Punya saya belum terlalu keras Bu. Nanti kurang enak. Kalau ibu menjilatnya di sini, pesti cepat kerasnya,” kataku sambil mengangkat dan memperlihatkan lubang anusku,” kataku.

    Sebenarnya, kontolku kurang keras karena sebelumnya telah dipakai melayani Bu Marmo di rumah makan. Namun keinginan untuk dijilati di bagian anus, mendapat tanggapan serius Bu Mumun. Ia langsung berjongkok di tepi ranjang dan berada selangkanganku. Dan tanpa ragu atau merasa jijik, langsung menjulurkan lidahnya untuk menyapu biji pelirku dan diteruskan dengan menjilat-jilat lubang duburku. Rasanya geli-geli nikmat dan membuat tubuhku merinding.

    Akibatnya aku dibuat kelojotan. Dibuai kenikmatan yang diberikan Bu Mumun. Terlebih ketika ia mulai mencucuk-cucukkan lidahnya ke lubang duburku. “Aaakkhhhhh… aakkhh.. enak banget …. oookkh enak banget. Saya suka suka banget ngewe sama ibu. Oookkkh … nikmat,”


    Dirangsang sebegitu rupa kontolku makin mengeras. Tetapi Bu Mumun terus saja menjilati dan mencerucupi anusku. Ia melakukannya sambil meremasi dan mengocok-ngocok kontolku yang makin terpacak. Takut keburu muncar sebelum dipakai menyogok lubang memeknya, aku meminta Bu Mumun menghentikan aksinya.

    Tubuh montoknya langsung kutarik dan kutelentangkan di ranjang. Dalam posisi mengangkang, aku langsung menungganginya. Bleesss… kontolku langsung membelesak di lubang nikmatnya yang basah. Ia agak tersentak. Mungkin karena aku menggenjotnya secara tiba-tiba.

  • Kisah Memek Istri dan keluarganya

    Kisah Memek Istri dan keluarganya


    3219 views

    Duniabola99.com – Aku ingin menceritakan suatu kisah fantasi, bagaimana aku membalas dendam kepada kakak ipar dan suaminya iaitu biras aku yang selalu mengeji dan menghina kami sepasang suami isteri. Perihal terjadinya sejarah hitam dalam perkahwinanku, maka terjadilah pembalasan ini.


    Ceritanya mula begini. Aku berkahwin dengan isteri aku yang bernama Rita atas dasar percintaan, tetapi percintaan kami tidak direstu oleh ahli keluarga isteriku, lalu kami disisih dari keluarga isteriku. Keluarga isteriku adalah golongan berada dan isteriku mempunyai sorang kakak yang bernama Rosni dan suaminya bernama Salleh.

    Rosni ni suri rumah sepenuh masa, suka berjoli dengan shopping dan amat menyayani Salleh. Manakala Salleh pula ialah seorang ahli perniagaan yang berjaya dan selalu membawa rakan niaganya ke seberang tanahair di sebelah utara untuk kegiatan melobi projek-projeknya.

    Kami semua menetap di negeri sebelah utara Malaysia. Aku pula ialah seorang pemandu kepada seorang pegawai polis, tetapi tugas sebenar aku ialah sebagai ahli perisik polis. Tugas aku ini hampir-hampir sama macam ajen MI6 dan tidak diketahui oleh sesiapa pun termasuk isteri aku.

    Isteriku dan keluarganya hanya tahu, yang aku adalah seorang pemandu lori, kerana aku selalu bawak balik lori kecil 1 tan. Oleh kerana tugas aku tidak menentu masa dan tempat, maka selalulah isteri aku ditinggalkan di rumah keluarganya. Ini adalah kerana isteriku menganggarkan bahawa aku berpendapatan kecil dan selalu keluar membuat penghantaran di luar kawasan. Tetapi yang sebenarnya aku dan ahli team aku selalu keluar pergi membuat kerja merisik maklumat. Adakala masa off duti, aku akan bersama team aku berbincang di markas kami yang terpencil.

    Dalam team aku ni, terdiri dari Raja (seorang India Benggali), Miss Chan dan Satem (darah keturunan Jawa). Kami bertugas rapat dan punyai hubungan dengan pihak Interpol dan juga perisik dinegeri seberang utara (Perisik Thai). Kami juga boleh bertutur dalam pelbagai bahasa dan mahir dalam pelbagai muslihat.

    Isteri aku amat menyayangi diriku, dia selalu menyembunyikan keresahan dan kekecewaan hatinya dari pengetahuanku. Takkala pulang dari bertugas aku akan peroleh beberapa hari cuti dari duti dan pada masa itulah aku dapat merasakan betapa manja dan tingginya harapan serta kuatnya merajuk isteriku takkala bermesra denganku, bagaikan tidak mahu melepaskan aku pergi.


    Untuk makluman, kami sudah berkahwin selama 2 tahun setengah dan belum beroleh anak. Dari sinilah aku menelah bahawa isteriku ini mungkin dirundung tekanan perasaan. Ahli keluarganya tidak tahu aku bekerja dalam jabatan perisik polis, malah mereka tidak langsung menghormati dan mengindahkan aku. Drebar lorilah katakan.

    Malah setiap kali aku menjemput isteriku, aku tidak pun dipelawa masuk. Kalau aku masuk pun, mereka masing-masing menjauhkan diri. Begitulah hinanya pandangan mereka kepada kami berdua. Walaupun, aku punyai pendapatan yang agak lumayan, tetapi aku tidak boleh menunjuknya. Aku cuma menyimpan dan menabung sebanyak mungkin untuk kami berhijrah jauh kelak, selepas aku berhenti kerja suatu hari nanti.

    Baiklah, berbalik kepada kisah pasangan ego ini. Rosni ni berumur 37 tahun, punya seorang anak lelaki berumur 16 tahun. Namanya Rizal dan sedang mengaji di sekolah asrama penuh di negeri sebelah utara. Anak lelaki mereka ni sangat miang dan suka mengendap bila balik bercuti. Yang aku hairan, dari manalah datangnya tabiat ini pun aku tak tahu. Ini yang membuatkan aku menyimpan dan memasang kamera perisik di sekitar perkakasan dan barangan hadiah yang ada dalam rumah keluarga isteriku.

    Suami Rosni, iaitu Salleh pula berumur 40 tahun, dah masuk alam jantan miang jugak. Orangnya gemuk sikit dan pendek (5’). Manakala Rosni pula, orangnya putih gebu, hidung tinggi, berlesung pipit, berbadan sederhana gempal, potonganya 35D–30–35 dan sedikit tonggek. Tingginya 5’2” dan rupanya seiras artis Dina. Cuma bibirnya sedikit tebal dan berkening halus.

    Memang cantik jelita orangnya cuma perangai dan hatinya, cukup dahsyat. Sombong, berego tinggi, suka perli dan mengata orang No.1, cakap lepas dan kedekut. Mata duitan, gemar kepada hadiah dan barang kemas. Dia ni penyayang, lagi manja dan percaya penuh kepada Salleh dan Rizal, anaknya.

    Isteri aku pula memanglah cun, kalau tidak masakan kami lari berkahwin di Siam. Potongan badannya 33D-29-34, rendah sedikit berbanding Rosni.

    Kisahnya berlaku pada suatu hari, semasa aku pergi untuk berjumpa dengan isteriku, di mana aku terdengar pertengkaran isteriku dengan kakaknya. Aku berada di luar pintu rumah yang tertutup.

    Rosni memarahi isteriku dan mengatakan kenapa isteriku gatal memilih seorang lelaki yang bangsat untuk dijadikan suami. Jarang ada di rumah dan selalu menumpangkan isteriku di rumah ibu mereka.


    Salleh pula menfitnah aku dengan mengatakan, entah-entah aku sedang berkongkek dengan jalang mana entah, dan isteri aku dituduhnya cubamengoda dirinya, dan kalau dia berada di posisi isteriku, pasti dia akan pergi mencari jantan lain yang lebih kaya. Begitulah sekali hinanya mereka terhadap aku dan isteriku.

    Aku tergamam seketika dan memikirkan bagaimanalah adanya dua orang yang hebat ini (dari segi harta, benda dan rupa) diberi otak yang sebegitu kotor dan jijik, boleh memandang rendah terhadap orang yang lebih kurang dari keupayaan mereka. Bilakah kami mengambil wang atau kebendaan dari mereka. Salahkah jika kami menumpang teduh dan kasihsayang dengan orang yang lebih berupaya.

    Seingat aku, kami kerap juga mengeluarkan belanja membayar bil letrik, air dan makan ketika berada disana. Bahkan kami juga membelikan hadiah-hadiah harijadi dan ulangtahun perkahwinan kepada mereka. Aku merasa benar-benar teruja dan kecewa, samentelahlah lagi mendengar dan mentelahi akan isihati isteriku. Takkala aku mengetuk pintu dan memberi salam, mereka semua beredar dan isteriku mendapatkan aku sambil bersendu menangis.

    Aku kata, “Sabarlah sayang, anggaplah ini semua sebagai dugaan”. Tapi dibenak hatiku, aku menaruh dendam untuk mengajar mereka akan pengertian peritnya perasan kami berdua.

    Aku memaklumkan kepada isteriku bahawa aku kena pergi Ipoh keesokkan hari dan akan pulang beberapa hari selanjutnya. Isteriku masih menangis dan pinta untuk ikut bersama. Tapi aku memujuknya supaya bertenang dan tunggu beberapa hari sahaja lagi dan kami akan selesaikan masaalah ini seterusnya selepas aku pulang nanti. Lama juga barulah isteriku mengalah dan bersetuju.

    Kami kemudian keluar makan bersama. Isteriku menceritakan angkara pertengkaran mereka tadi ialah kerana dia mengkhabarkan kepada kakaknya bahawa Salleh meraba tubuhnya. Aku terpaku dan merasa begitu marah dengan apa yang aku dengar. Kalau aku tahu hal kisah ini dari awal tadi, harus Salleh aku belasah cukup-cukup di depan isterinya.

    Isteriku menceritakan bahawa Salleh bersentuh tubuhnya semasa di dapur dan cuba meraba buah dadanya. Isteriku menepis dan berlari dari situ lalu berlanggar dengan kakaknya semasa berlalu di muka pintu dapur. Apabila ditanya oleh Rosni, isteriku yang pada awalnya cuba menyembunyi perkara yang berlaku, lalu datang Salleh pula mengatakan isteriku cuba menggodanya. Begitulah jadinya pula cerita, lalu berlakulah pertengkaran dan berhamburnya kata-kata keji dan nista dari mereka berdua.


    Aku mengambil keputusan untuk membawa isteriku pulang, tapi risau juga kalau-kalau ada apa-apa terjadi, kerana rumah kami jauh di dalam pendalaman kampong. Lagi risau memikirkan jika Salleh pula datang membuat hal. Aku mencadangkan agar isteriku menginap di hotel, tapi ditolak oleh isteriku.

    Rita (isteriku) berkata, biarlah dia pulang dan tinggal di rumah kakaknya. Katanya dia akan berkunci didalam bilik dan akan keluar bila kakaknya ada. Akhirnya setelah isteriku gagah bertegas, aku pun bersetuju, kerana melihat kepada keyakinan beliau yang telah hadir kembali. Bertuah aku mendapat isteri yang kuat lagi berani.

    Setelah selesai makan dan beronda aku menghantar isteriku pulang ke rumah kakaknya. Aku terus balik ke markas dan bertemu dengan team aku. Mereka nampaknya mengesan kegusaran diwajah aku, lalu bertanya akan hal berita. Oleh kerana kami berkawan rapat, aku menceritakan hal kisah diriku kepada rakan team aku. Mereka turut bersimpati.

    Raja berkata, “Mi, ini tak boleh jadi nih… hang mesti ajar depa ni cukup-cukup”.

    Disokong oleh Chan dan Satem.

    Satem pula berkata, “Meh… biar aku spy si Salleh nih… nanti A Chan boleh atur strategi…. Hang jangan susah hati…, serah saja Salleh pada aku”.

    A Chan pun menyampuk, “Orang macam ni kita kena ajar dia balik… nantilah aku pasang pelacur HIV kat dia, baru dia tau langit tinggi rendah. Kak Ipar hang pun kita bagi dia rasa… tengok macam mana dia nak kata, bila dia tau perangai Salleh disebalik tabir”.

    Aku membalas, “Hiihh… tak taulah aku, sekali fikir mau aku lanyak Salleh tu cukup-cukup, tapi apa akan terjadi pulak, jika dia tau siapa aku kelak nanti…”.

    A Chan memberi cadangan, “Mi… apa kata kita mintak geng kita di Siam cekop dan pekena si Salleh tuh. Kita upah pelacur-pelacur yang ada HIV positif tuh… suruh depa goda dan buat sex dengan si Salleh. Dia mesti syok punya. Kita rakam movie dia dan kita bagi kat bini dia”.

    Raja pula menyampok, “heh..heh… lepas tu, biar aku dan A Chan pergi jemput bini Salleh, kemudian kami bawak dia masuk Siam dan kita bagi kat budak-budak negro yang dok tunggu di border tu kerjakan Kakak Ipar hang…., biaq Salleh pulak rasa bagaimana kalau isteri dia pulak diraba dan dirogol”.

    Satem pun tak mahu mengalah, “Sekurang-kurangnya boleh juga kita tau siapa rakan-rakan VIP Salleh nih.. Aku pun teringin nak tengok macam mana orang Malaysia buat seks…Tambah-tambah Kak Ipar hang…. Jangan mareh…ye…”

    Aku pun menjawab…“Ish..ish…dasyat betul lah kepala otak kau orang nih. Sungguh ke depan…dan bijak sekali. Terima kasih kerana setia dan bersimpati dekat aku. Tapi…biaq pi lah hal tu dulu…Mai..kita concentrate hal kerja kita…Keh… “Okey?!!…” pinta kepastian dariku.

    Team aku pun bersetuju untuk lupakan dahulu topik pekena tadi dan kami terus keluar membuat tugasan rondaan dan intipan.


    Selepas aku menghantar isteriku pulang aku pun beredar. Isteriku terus masuk ke rumah sambil melintasi bilik kakaknya. Dia terdengar bunyi orang meraung dan merengek dari dalam bilik kakaknya. Isteriku berfikir, mesti kakak dan abang iparnya sedang berprojek. Tidak senonoh betul depa ni, buat projek tengah waktu magrib.

    Dalam bilik isteriku sah terdengar dengan jelas, kakaknya sedang merengek tidak ketahuan hala, sambil bunyi berenyut dan berkerit bunyi gerakkan katil di sebelah biliknya. Setelah beberapa ketika barulah berhenti bunyian di bilik sebelah dan isteriku pun cuba melelapkan matanya sambil memasang pemain cakera dengan talian headphone dikepalanya.

    Dekat jam sepuluh, isteriku terjaga dan hendak keluar ke bilik air. Dia cuba mendengar dan mengesan pergerakkan orang dalam rumah tersebut, kerana dia tidak mahu terjebak dengan Salleh.

    Setelah dia pasti, tiada apa-apa pergerakkan, isteriku pun keluar sambil mengunci pintu biliknya untuk pergi mandi, dengan membawa tualanya. Pada sangkaan isteriku, mungkin pasangan tadi penat dan letih teramat lalu tertidur hingga tidak sedarkan diri. Tetapi, yang sebenarnya, Salleh sedang berada di dalam ruang tamu dan terselindung di suatu sudut yang gelap. Dia memerhatikan pergerakkan isteriku.

    Selepas isteriku masuk ke bilik air, Salleh masuk kebiliknya dan mengambil kunci isterinya yang ada untuk semua bilik di rumah itu lalu menyelinap masuk ke dalam bilik isteriku. Dari cahaya lampu yang samar-samar terang, Salleh menggelidah almari pakaian dan mengambil coli hitam dan panties putih isteriku. Dia menghidu
    bauan pada pakaian tersebut sambil sebelah tangannya mengusap batang koneknya. Sambil menghayati bauan pakaian tersebut, Salleh bergerak ke suatu sudut yang terlindung untuk bersembunyi sambil menanti kembalinya isteriku.

    Seketika kemudian, isteriku pun kembali masuk ke bilik, tanpa menyedari kehadiran Salleh yang sedang bersembunyi. Isteriku yang tidak mengesyakki apa-apa, terus membuka tualanya lantas berbogel.

    Sedang isteriku mengelap dengan rapi akan tubuhnya, keluarlah Salleh dari persembunyian lalu menerpa dan cuba memeluk isteriku dari belakang. Isteriku terjerit dan meronta untuk melepaskan dirinya. Salleh menekup mulut isteriku sambil memeluk erat tubuh isteriku yang sedang berbogel. Dia mengatakan ke telinga isteriku. “Hang toksah jeritlah….tarak sapa nak dengar”, lalu dilepaskan isteriku.

    Isteriku berlari kesuatu sudut sambil menarik tuala yang jatuh, untuk menutup badannya.

    “Bang Leh….apa nih… keluar…keluar…” bentak isteriku.


    Tapi Salleh hanya tersenyum, sambil tangannya menjemput pakaian dalam isteriku yang tersangkut di belakang seluarnya ke batang hidungnya.

    “Nanti Ita bagi tau Abang Mi dan Kakak… baru abang Salleh tau…” sergah isteriku lagi.

    “Kakak hang dah tidoq tak sedaq kediri pasai letih, aku baru projek dengan dia. Mai la sayang, Abang boleh bagi hang seronok. Kita buat diam-diam, toksah bagi tau laki hang.. Nanti aku bagi duit kat hang..” jawab si Salleh.

    “Abang Leh…Abang jangan buat lok lak kat adik..keluaq.. keluaq..la ni jugak, kalau tak, Ta jerit kuat-kuat biaq jiran dengaq..”.

    “Okey..okeyylah…sayang…tapi kalau adik nak.. jangan malu bagi tau abang …kehh, pakaian dalam nih..abang ambik buat simpanan. Tapi ingat, satu hari nanti aku akan ajaq hang cukup-cukup. Hang belum kenai batang konek aku lagi…Satu lagi, hang kena ingat, kalau apa-apa terjadi kat laki hang tu, hang nak cari sapa tolong hang..nanti..” balas si Salleh sambil mengeluarkan handphonenya lalu merakam gambar isteriku.

    Isteriku terdiam sambil menyembunyikan mukanya dari kamera handphone Salleh. Salleh meletakkan pakaian dalam isteriku di atas katil sambil merakam gambar dari handphonenya ke pakaian dalam tersebut dan kemudian ke muka isteriku semula, bagaikan menunjuk bahawa isteriku yang merelakan dia dibogelkan dan menanggalkan pakaiannya untuk dirinya.

    “Sayanggg…., abang ambik bra dan seluaq dalam ni buat hadiah tanda kasih dari sayang…nah…..tq” kata Salleh.

    Kemudian Salleh pun berlalu untuk keluar tapi isteriku cuba untuk merampas semula pakaian dan handphone dari Salleh, sambil sebelah tangannya menutup tubuhnya dengan tuala.

    Salleh mengambil peluang tersebut untuk memeluk dan menggomol isteriku. Kemudian, ditolak dan direbahkan isteriku ke atas katil lalu mereka bergomol dan bergelut. Isteriku cuba menahan Salleh dari memeluk dan menciumnya, manakala, tangan Salleh pulak mencekup leher dan buah dada isteriku sambil mukanya dijunamkan ke leher isteriku. Isteriku cuba melawan sekuat mungkin tetapi, Salleh lebih gagah dan menindih isteriku.

    Tangan Salleh mencekik leher isteriku, tangan yang satu lagi mengeluarkan batang koneknya yang telah tegang dari permukaan zip seluar yang telah sedia terbuka. Isteriku cuba menendang dan meronta, tapi tidak berdaya oleh kesesakan nafas dari cekikan Salleh.

    Salleh cuba merodok batang koneknya ke bibir pantat isteriku tapi tidakberjaya dari tentangan tendangan kaki isteriku yang masih cuba melawan. Sekali tu, isteriku cuba menolak dan menumbuk muka Salleh, tapi ditangkap lalu dikilas tangan isteriku oleh Salleh. Isteriku mengerang kesakitan sambil mengikut arah kilasan tangannya.

    Salleh mengambil peluang untuk mengilas dan mengalih badan isteriku agar meniarap. Isteriku terpaksa ikut dan mula meniarap. Lantas itu Salleh naik duduk di atas belakang pinggang dan tangannya menekan muka isteriku kepermukaan tilam. Tangan isteriku yang terkilas dilipat kebelakang tubuh isteriku. Isteriku mengerang kesakitan dan berhenti melawan.

    Salleh mengambil peluang tersebut untuk bongkok ketelinga isteriku dan berkata, “Jangan melawan, nanti aku kilaih lagi tangan hang…”

    Isteriku mengaduh dan cuba mengimbangi badannya yang dalam kesakitan, manakala Salleh pula cuba memperbetulkan badannya supaya batang koneknya berada diatas ponggong isteriku.


    “Ta, hang jangan melawan, kalau kita bersatu pun, Suhaimi bukannya tau, dia tak tau punya, pasai hang bukannya dara lagi…alah…mai la kita sama-sama enjoy…aku dah lama geram kat puki hang nih..Aku akan buat pelan-pelan.. biaq kita sama-sama syok…okey?” kata Salleh sambil cuba memperbetul dan mengacukan pelirnya yang menjuih dari seluarnya, lalu mencari sasaran di celah ponggong isteriku.

    “Arrr..rggghhhh…tak mau, tak mau…lepaihkan aku….”

    ”Huh..kalau hang tak mau, aku kilaih tangan hang nih..” tegas Salleh sambil menguatkan pulasan kilasan tangan isteriku.

    “Arrgghhh…adoiii…sakit bang..nantih..nantihh….”

    Salleh pun mereda kilasannya sambil mengambil nafas. Tiba-tiba terdengar bunyi handphone berdering. Salleh cuba mencari arah bunyi talipon.

    “Abang, tu bunyi handpone saya…mesti abang Mi call tuh…” kata isteriku.

    “Hah…mana handphone hang…”

    “Bawah bantal tidor tuh..bagi saya jawab bang, nanti abang Mi syak sesuatu…” kata isteriku sambil memberi alasan.

    “Nanti-nantih..biaq dia bunyi dulu…” balas Salleh sambil cuba memikir sesuatu.

    Tiba-tiba Salleh menarik tangan dan rambut isteriku agar bergerak bangun dari katil dan menuju ke ampaian kain tudung. Isteriku menurut dalam kesakitan. Salleh mencapai beberapa helai kain skaf yang tersidai. Direbahkan isteriku ke katil lalu ditiarapkan. Tangan dan kaki isteriku diikat ke belakang. Sambil tu, handphone masih berdering. Mulut isteriku pun dipekup juga.

    Salleh bangun semula dan pergi ke meja solek sambil mencari sesuatu yang tajam. Dicapainya gunting yang terdapat di situ kemudian dia mendapatkan semula isteriku. Handphone masih lagi berdering.

    “Ta..sat lagi hang jawab handphone hang..Hang habaq kat laki hang yang hang nak pi buang ayaq sangat-sangat dah.. Ingat nih.. Kalau hang cakap lain dari tu, aku rodok gunting ni dalam burit hang. Kak hang pun aku akan cederakan nantih..ingat tuh..” tegas si Salleh.

    Isteriku diam saja sambil memikirkan sesuatu. Deringan talipon berhenti bunyi. Salleh melentang tubuh isteriku, lalu menarik kedua kaki isteriku seterusnya diikat ke penjuru katil.

    Setelah kaki isteriku diikat kejap, Salleh duduk di atas dada isteriku yang terlentang bogel lalu diikat kedua belah tangan isteriku ke hujung kepala katil pula. Isteriku kini terikat secara mendepa kaki dan tangannya sambil mulutnya masih dipekup oleh satu lagi kain selindang.


    Salleh mencari handphone isteriku yang berada dibawah bantal. Bantal tersebut juga diambil lalu dialas ke bawah ponggong isteriku. Kini kedudukan kemaluan isteriku lebih tinggi dari baringannya.

    Salleh bingkas bangun sambil memerhatikan isteriku yang berbogel dan terikat. Dia membuka dan melondehkan seluarnya. Direnungnya kemaluan dan dada isteriku dengan lahap sambil mengusap batang pelirnya. Isteriku mengalihkan pandangannya dari pandangan si Salleh.

    Salleh kemudian meniarap diatas tubuh isteriku. Dia mencium pipi, leher dan menjilat ketiak isteriku. Isteriku pula cuba meronta.

    “Ta, sat lagi bila laki hang call, hang habaq kat dia, kata hang nak pi toilet balik. Suruh dia call 10 minit kemudian…Aku janji, aku nak rasa puki hang sekali ni saja. Okey!.. sekali saja..Aku akan buat pelan-pelan supaya hang tak sakit, laki hang mesti tak perasan punya. …dan aku tak akan ganggu hang lagi”

    Habis saja kata-kata Salleh tuh..handphone pun berbunyi. Salleh melihat no. panggilan ditalipon, lalu berkata “Ingat..kali ni saja, cakap tuh jangan macam orang takut…” rayu Salleh lalu ditarik kain pemekop mulut isteriku sambil meletakkan handphone kepipi isteriku. Salleh merenung tajam kemata isteriku. Isteriku bagaikan mengalah.

    “Helo..haa..ahh…abang…, tak Ta ada kat toilet tadi..”

    Salleh mengacu mata gunting keatas permukaan pantat isteriku tanda mengingatkannya. Ditenyeh sambil diulit-ulit besi yang tajam bersilau itu ke atas isi kemaluan isteriku yang sedikit tembam itu.

    “Tak tak..okey..Ta sakit perut nih..sat lagi abang call balik yah…hah..hah..okeh… Abang I love you”

    Salleh melihat status talian di handphone dan kemudian meletakkan handphone tersebut ditepi katil. Isteriku hairan kenapa Salleh menyuruhnya memberitahu aku untuk call balik sebentar lagi. Pada tanggapan isteriku mungkin Salleh mulai sedar akan kesilapannya dan akan melepasnya sebentar lagi. Tapi fikiran isteriku meleset.

    Salleh memujuk dan merayu juga, agar dia diberi sekali ini saja peluang untuk menikmati tubuhnya. Katanya perkara ini tidak akan ‘luak’ (rugi) dan isteriku dapat
    menyelamatkan pelbagai perkara yang memalukan sekiranya dibocorkan. Salleh merayu agar isteriku sudi melayani nafsunya buat kali ini saja.


    Fikiran isteriku melayang sambil mentelaah masaalah yang dihadapi dan bakal dialaminya kelak. Sedang isteriku cuba mencari jalan penyelesaian, Salleh bangun semula dan mengambil seluarnya. Dia mencari sesuatu dari poket seluarnya.

    Salleh mengeluarkan pil ubat dan sebotol krim minyak. Salleh menelan ubat bijik tersebut dan dia menyapu sebahagian krim berminyak tersebut pada biji kelentit isteriku dan dikemaluannya sendiri. Isteriku terkejut dan cuba meronta.

    “Sabar sayang, kejap lagi hang akan rasa nikmat yang tidak terhingga” kata Salleh mencari air untuk diminum.

    Isteriku masih meronta dan memerhatikan lagak geri Salleh. Dalam seminit sahaja, isteriku mula kelihatan gelisah dan mengesot-ngesot punggungnya di atas alas bantal yang dilapik. Isteriku bagaikan terkena sesuatu yang berangin dibibir cipapnya kerana mulutnya mendesis keresahan.

    Salleh naik semula di atas katil. Tangannya menahan dan mengangkangkan paha isteriku yang kegelisahan.

    “Abang, jangan bang…jangan.. Abang buat apa kat Ta nih…jangan… jangan…bang..” isteriku merintih sambil mula menangis.

    Salleh mendekatkan mukanya kepermukaan kemaluan isteriku, lalu menghembus beberapa kali diatas kelopak bijik kelentit isteriku.

    “Ta, sayang…jangan takut, ini minyak berangin…sat lagi hang akan rasa lebih sedap…tengok nih abang pun sapu kat batang abang…..jangan risau sayang…Abang janji abang buat sekali nih saja, Suhaimi tak akan tau, tak akan luak apa-apa pun dan abang akan buat pelan-pelan…. abang akan turut kehendak hang macam mana hang nak..” pujuk Salleh, sambil Rita panggongkan kepalanya untuk melihat pergerakkan Salleh. Isteriku ternampak batang pelir Salleh yang sudah mendongak keras keatas, bagaikan tanduk kerbau.

    “Hugghhh…abang awat rasa panas pulak…nih…” balas Rita yang mula lesu dan leret menjawab bagaikan sedang dibuai kekhayalan.

    Salleh mula senyum meleret. Dia sedar Rita bakal dijamahnya nanti. Dia naik dan
    hempap tubuh isteriku sambil menjilat leher, telinga, ketiak dan pusat isteriku. Batangnya keras menikam perut isteriku. Rita tidak lagi melawan, bahkan lesu menahan badai gelora yang kini berputar di kelopak kelentitnya.

    Salleh meramas-ramas lembut sambil menyedut puting tetek isteriku. Sekali sekala, digigit halus agar giginya berkubang dihujung puting tetek isteriku. Rita pula mengerut dahi dan cuba melawan gelora dan seksaan yang dialaminya kini.

    Salleh berhenti dan menikmati keindahan yang dilihat dari penyeksaan yang terpancar di raut wajah isteriku. Dia sedar Rita sedang bersabung dengan kehendak nafsu betinanya. Dia tahu Rita akan tewas dan menyerah sedikit masa lagi. Rita kini hilang sedu dan membalas pandangan Salleh.

    “Abang…sudahlah..bang..” lemah sekali pintaan Rita.

    “Sekejapye sayang.. you..ni cantik sungguh…,seksi..cukup seksi…macam kakak you jugak. Aku suka tengok hang bogel bawah lampu nih..cukup seksi”.


    Rita mengalihkan pandangannya dari muka Salleh, walaupun teruja juga oleh pujian Salleh samatelah dengan badai yang dirasai kini. Salleh menuruni mukanya tepat kebibir cipap isteriku. Isteriku mula gelisah sambil mengingati yang
    aku akan menaliponnya kembali sebentar lagi.

    “Abang jangan…bang…sat lagi abang Mi akan call balik bang…” bentak Rita dengan separuh gagah.

    “Cupp”..hinggap mulut Salleh pada kelopak bijik kelentit Rita, sambil dinyonyot dan dicomotnya dengan lidah suam serta bibir mulut tebal si Salleh.

    “Eerrrgghh…bangg….” rasa suam-suam panas tadi, kini dibalas dengan sejuk suam lidah Salleh. Rita mengeluh… menahan.. gelora…

    ”Cukup… cukup… bang… jangan… buat Ta..macam nii.h.hh…. eerrrggghhh… jangan.., jangan..bang…”

    Salleh tidak mengendahkan desahan adik iparnya. Dia terus menghulurkan lidahnya ke lurah lubang cipap Rita dan diulitnya hujung lidah ke biji kelentit Rita.

    “Abangg….oorrh…” cipap Rita sedikit bergegar dan mulai lembab, dan Salleh menyonyot terus lurah tersebut sambil menikmati pergelutan badai Rita.

    Dia ingin menyeksa Rita dengan pertentangan arus. Dia mula mengesan bahawa bibir cipap Rita sudah mulai lembab dan sedikit mengemut. Dia harus mencambahkan kebanjiran air nikmat Rita agar isteriku tidak lagi berpatah kehendak.

    Tiba-tiba handphone berdering memecah keheningan. Rita tergamam dalam serba persoalan. Salleh menjelirkan lidahnya dan memutar-mutarkan seluruh dinding lubang faraj isteriku. Dia menjuihkan lidahnya lebih dalam ke lubang pantat isteriku dan kemudian menyedut-nyedut lubang tersebut, kemudian diakhiri dengan menjilat bijik kelentit isteriku.

    “Oohh… arrgghh… Bang…dah..bang..dah, berenti dulu.. abang Mi dah call tuhh… aarhh..” kejut Rita pada Salleh sambil mengeluh.

    “Haahhh…Okey… okey… ingat! Ta, abang nak sekali ni.. saja.. sedap… sungguh.. burit hang ni, Suhaimi tak kan tau punya… kalau hang tak cakap…” jawab Salleh.

    Salleh lantas bergegas mengambil handphone Rita. Dilihatnya sekali lagi nombor panggilan dan diaktifkan sistem perbualan tanpa ganggang agar dia dapat mendengar perbualan Rita dengan aku.

    “Helo.. helo.. sayang… you dok buat apa? Awat lambat jawab? Sayang Ok, ka?” tanya aku di seberang talian.

    “Hai… hello… hello… ya… ya.. I dengar..nih,” balas Rita sambil melihat kelibat Salleh.

    Salleh mencapai gunting, diletakkan jari pada hujung bibirnya memberi isyarat jangan bising. Salleh menggunting skaf ikatan di kedua belah tangan dan kaki Rita. Rita nak capai handphonenya tapi ditegah dengan isyarat oleh Salleh.

    “Tak dak apa… I tengah nak pakai baju, abang kat mana la ni..”

    Salleh duduk berlutut di celah kangkang Rita, sambil menguak kangkangan kaki Rita dengan lebih luas. Koneknya betul di urah burit Rita. Rita cuba menegah dengan gerakkan tangan, tapi Salleh mencapai handphone lalu diletakkan di atas dada Rita. Kemudian kedua tangan Salleh menahan dan mendampangkan kedua-dua tangan Rita. Mereka saling bertikam pandangan.


    “Abang kat Ipoh lagi.. Sayang Okey ka? Dah makan belum?” soalku.

    “Dah..dah..” balas isteriku.

    “Hah… macam mana keadaan di sana sekarang? Kakak you dok marah lagi ka? Tadi masa sayang mula jawab talipon, lain macam saja bunyinya… siap ucap Abang I love you lagi, selalu bye.. Love you, ada apa-apa tak kena ka?” soalku untuk mencari kepastian.

    Isteriku terdiam sekejap, tapi Salleh menyusul dengan isyarat, minta isteriku memberi helah atau mereka semua akan hadapi masaalah kelak. Isteriku nampak binggung.

    “Tak dak apa-apa aiih, tadi masa abang hantaq Ayang, ayang dengaq depa dok buat projek, jadi ayang teringatlah kat abang..” jawab isteriku.

    Wajah Salleh lega. Dia senyum pada isteriku dan koneknya terus mencari burit isteriku. Isteriku cuba meronta tapi Salleh bagi isyarat fokus pada handphone.

    “Ooo… macam tu… sakan ka depa? Abih tu ayang buat apa-apa ka?” tanyaku lagi.

    Dalam masa isteriku tidak bersedia dan tidak menyangka, Salleh menujah batang koneknya yang tengah tegang ke dalam burit isteriku. Terbeliak biji mata isteriku. Isteriku cuba mendongak bangun tapi disambut oleh patukan cium si Salleh.

    Salleh menyedut dan mengonyang mulut isteriku. Disedut lidah dan dihisap lumat bibir dan nafas isteriku. Tangan isteriku masih di depang oleh Salleh. Salleh mengenjut dua tiga kali sebelum merendam diam pelirnya sedalam boleh ke pantat isteriku. Pantat isteriku kini sudah basah berair dan menerima habuannya. Dia tahu Rita dapat menerima tujahannya dan kini Salleh mengharapkan kemutan
    dari cipap isteriku. Salleh melepaskan ciuman dibibir isteriku agar isteriku dapat menjawab panggilan talipon.

    “Hello… Hello… Ayang… you dengaq tak? Bunyi apa tu?” gusarku lagi.

    “Errr… errr… ooh.. dak dak tadak apa-apa… depa dah selesai dah.. Ayang teringat kat abangla…”

    Serentak dengan itu Salleh mengulang tusukkannya ke burit Rita. Salleh melepaskan depaan tangan Rita lalu memaut dan meramas tetek Rita dengan kasar. Rita yang ingin mengeluh dan melawan, bimbang didengar pula olehku, memaut lengan si Salleh.

    Salleh terus mengganas, isteriku menahan geloranya sambil menggigit jarinya pula. Salleh terus menghenjut beberapa kali lagi. Kerana tidak dapat menahan badai tusukkan si Salleh, isteriku mendongak sambil memaut leher Salleh. Kini isteriku pula memagut bibir Salleh untuk menahan desahan dari nikmat bentakkan pelir Salleh. Isteriku merengek halus dalam ciuman di mulut Salleh.

    Salleh menjadi lebih ganas sambil disulam dengan rejaman batang pelirnya sedalam-dalam yang boleh ke lembah rahim isteriku. Handphone isteriku terjatuh membalik speakernya ke arah permukaan tilam. Isteriku memeluk erat tubuh Salleh sambil melepaskan erangan yang kecil secara tersekat-sekat. Isteriku mencubit tubuh Salleh dan memberi tanda berhenti.

    Salleh tersenyum kerana sudah berjaya membuak naluri syahwat isteriku. Tiada penentangan lagi, tapi pasrah menyerah dengan kerelaan sendiri. Salleh terus mengayun ponggongnya perlahan-lahan.

    “Okeylah… Ayang. Nanti abang balik kita projek pulaklah… okey… abang pun rindu kat Ayang. Ayang jangan dok projek dengan orang lain pulak nanti.. He..hehh.. lawak aje, K, bye.. sayang,” kata-kata penutup dariku.

    Salleh yang mendengar perbualan terakhirku itu, terus merejam batang pelirnya ke dalam pantat isteriku. Salleh menyerang bertubi-tubi. Dia merasakan lembah puki isteriku sudah basah lencun.

    Isteriku yang mendengar kata-kata akhirku tadi tersedu dek kehibaan tapi masih cuba menahan rejaman Salleh yang sedang menyenakkan dan menyepadukan lembah rahimnya. Dia cuba menolak Salleh tapi Salleh menyentakkan tikaman-tikaman padu hingga isteriku tidak dapat menahan perasaan, lantas isteriku merenget keenakkan, walaupun dia cuba menahan.

    Oleh sebab isteriku tiada pilihan untuk memadamkan badai kenikmatan dan kehibaan yang dia sedang rasai, isteriku terus memeluk leher Salleh dan memagut bibir Salleh sekali lagi untuk menyembunyikan erangan batinnya yang sudah memuncak. Setelah tekanan batinnya mengurang, isteriku baru menjawab.

    “Oookkkeyyy… okeyy… bye.. sayang… selamat pulang nanti. Aaarr… I.. I.. tetap sayanggg…. kaannn… abang,” balas isteriku dalam pemendapan gelora nafsu seksnya yang baru menggelodak. Airmata isteriku mengalir membasahi pipinya sambil memeluk Salleh yang tengah pulun mengongkeknya dan sedang membawa isteriku ketepian.

    Salleh memutuskan talian talipon dan terus mendengus bagai kerbau yang kena sembelih. Isteriku didakap erat dan dia mengenjut bertubi-tubi pantat isteriku dengan laju dan ganasnya. Isteriku pun sama, menyambut dengan erangan-erangan kesampaian.

    Salleh yang mengenakan pil Viagra tadi terus mendukung isteriku turun dari katil. Isteriku yang juga naik syahwat dari kepaduan tutuhan batang pelir Salleh, mengapit pinggang Salleh dengan kakinya menurut rentak laku Salleh. Mereka sama-sama meraung dan mendayung kenikmatan penzinaan.

    “Bannggg.…Ta..dah.. sampai… dahhh… aarrgghhh.. laju-laju … laju lagi… bang, jangan berenti..… jangan… aarrhhh..” bentak isteriku.

    “Aarrgghhh… heerrghh… aku pun tak tahan kemut hang.. Taa… kita sama-sama… sampai.., arrhhh..oorrhhh… hhurgghh..” dengan panahan dengusan dari Salleh itu, isteriku mengelupur dan Salleh memancutkan bertubi-tubi air ke lembah burit isteriku.

    “Abanggg.. awat lepaih kat dalam?” terkejut isteriku dari cerutan air yang bertali menembak ke rahimnya.

    “Haahhh..” balas Salleh pendek.

    Mereka sama-sama mengerang dan mendengus seperti kerbau dikejar dan kepenatan. Tubuh mereka melekat erat dan berpeluh basah dengan air jantan betina dari hasil penzinaan.

    Salleh merebahkan isteriku ke atas katil. Dibalikkan isteriku agar meniarap. Isteriku menurut dalam keletihan sambil menghambarkan nafasnya. Salleh mencempung punggong isteriku dan diangkat tonggek mengadap batang pelirnya yang masih tegang.

    Salleh merejamkan batang pelirnya ke lurah burit isteriku lagi. Isteriku yang masih kepenatan serta sedang pasrah, menerima dengan erangan bantahan tetapi menginzalkan pencerobohan terbaru itu. Salleh mengamuk dan mengganas lagi, kerana batang pelirnya masih keras dan belum mahu reda.

    Serangan demi serangan dan tujahan yang tidak mengindahkan mangsanya dipadukan. Bagaikan nak pecah burit isteriku dilanyak dan dihentak segila rasa. Isteriku hanya menahan. Kali ini tidak lagi melawan tetapi menadah rela, menagih kenikmatan.

    Salleh betul-betul merobek burit isteriku. Ditarik genggam rambut isteriku sambil didongakkan muka isteriku kebelakang. Isteriku turut mendada dan mendepa tangannya dengan jari-jarinya meramas cadar dan tilam. Salleh menjilat peluh basah betina isteriku. Diramas dan digenggam padu tetek isteriku. Dicubit dan dikutil puting susu isteriku. Isteriku meraung menahan penderaan. Air dilembahnya terus melimpah, menitik diatas tilam persandingan kami.

    Salleh memperlakukan sekehendak rasa sambil direla sahaja oleh isteriku yang baru tadi mengalami kemuncak syahdu. Di akhir pengkudaan, Salleh meraung bak raja dirimba, melepaskan inzalnya sambil menyodok keras ke dalam lembah yang kali kedua diteroka. Bertalu-talu air disimbah pekat kerahim isteriku. Ianya disambut dengan rengekkan bak betina jalang yang baru dituba lembahnya dengan benih-benih haram. Isteriku pengsan longlai.

    Salleh turut rebah diatas belakang tubuh isteriku. Dia kemudian mencuit sisa-sisa air maninya lalu dilumurkan ke dada putih isteriku yang baru dialihkan secara melentang. Air itu diratakan ke seluruh buah dada isteriku. Dia kemudian tunduk mencium bibir isteriku bagai sang dewa yang mengambil nyawa dewinya.

    Salleh mengambil peluang untuk memasukkan koneknya ke dalam mulut isteriku, sambil diambil gambar dengan handphonenya. Dia mengoyak lubang burit isteriku lalu dirakam lelehan air mani yang meleleh melimpah keluar. Salleh mencalit cebisan air mani itu lagi lalu dilumur ke pipi muka dan dimasukkan sedikit ke mulut isteriku. Isteriku tidak sedarkan diri.

    Dipetiknya punat kamera handphonenya berkali-kali untuk merakamkan episod gambar-gambar isteriku iaitu mangsanya, mungkin untuk dijadikan bahan ugutan. Sesudah itu, dia baring disisi isteriku sambil mengambil tuala isteriku untuk mengesat peluhnya.

    Salleh mengejutkan isteriku.

    “Hoi..Ta… Ta.. bangun… laki hang dah balik kot.., Hoi.. bangun.. bangun… Laki hang balik.. nuh..”

    Rita yang 75% dalam keadaan tidak sedarkan diri mendengar sayup-sayup ucapan dari mulut Salleh, lalu cuba mentelaahi kata-kata Salleh. Takkala mendengar seakan-akan sebutan nama aku, Rita bergegas membuka mata sambil tangannya meraba mencari tuala.

    Salleh menghulurkan tuala. Salleh berkata lagi pada Rita yang dia rasa aku dah pulang. Rita yang dalam terpinga-pinga terus memandang Salleh. Dia mengesat muka, pipi dan lurah buritnya. Rita menelan sisa air yang terasa ada di mulut. Salleh ketawa berdekah melihat sikap isteriku yang dipermainkan. Rita merenung marah ke arah Salleh,

    “Abang nih..buat orang terkejut laa….”

    “Puki hang best…ketat siut…” kata Salleh sambil mengusap batang pelirnya di samping Rita.

    “Bang Leh ni ganas tau… senak Ita tadi..”

    “Ta..Ta.. apa hang rasa masa aku tutoh hang sambil dok cakap dengan laki hang
    tadihh.… huuhhh.. burit hang ketat gila masa tuh… best siut lahhh.. kalau boleh lain kali aku nak tutoh macam tu lagi… hang buat peliaq aku keraih tarak dah..” sahut si Salleh.

    Rita mencubit lengan Salleh. Salleh balas dengan menggomol isteriku.

    “Hahh.. haahh.. dah.. dah bang.. dah.. tadi dah dapat dah… dah…la… Ita tak sanggup lagi macam nih..” rayu Rita pada Salleh, yang sedang menenggek mulutnya diputing dada isteriku.

    Gomolan Salleh menjadi reda dan mereka kemudian berenggang.

    “Hang puaih dak?” tanya Salleh.

    “Ish…abang nih..” balas isteriku.

    “Hang jangan bagi tau kat sapa pun.., ini rahsia kita berdua…keyhh..!” balas Salleh.

    “Laki hang tak semesti tau, kalau hang tak cakap… hang pandai makan, pandailah simpan..” kata Salleh lagi. Isteriku diam termanggu.

    Salleh meraba sekali lagi tetek dan burit isteriku, sambil ditepis tangannya oleh isteriku. Salleh bangun dan mengenakan seluarnya.

    “Ta.. burit hang cukup ketat. Best sungguh dapat rasa puki hang… tadi”.

    Akhir sekali, Salleh meninggalkan bilik dengan membawa bra dan panties isteriku sebagai kenangan. Peliknya isteriku tidak membantah kali ni. Isteriku melontarkan pandangannya jauh menatap siling, bagaikan merakamkan masa perlakuannya tadi.

    Sejurus Salleh memasuki biliknya, isterinya terus berbisik, “Hah… apa macam… rasa apam adik I, you pulun sakan la tadi..?” soal si Rosni.

    Rupa-rupanya isteri Salleh sudah terjaga dan mendengar segala perilaku yang berlaku di bilik sebelah. Jadinya tadi memang mereka berprojek secara riuh untuk menarik perhatian dan menaikkan syahwat isteriku.

    Rupa-rupanya, bini Salleh ingin mengorbankan adiknya kepada lakinya yang tersayang. Sememangnya Salleh nih seorang yang kuat nafsu seks dan pandai mengilhamkan gambaran (berfantasi) untuk menaikkan syahwat isterinya.

    “Yaa laa, best jugak.. puki dia… macam yang I idam masa kita buat seks tadi .., adik you tu, lawan gila tapi bila dia kena minyak nih… huh.. berangin siut burit dia. Betoi jugak la kata you, burit dia ketat lagi, macam you punya jugak..” balas Salleh.

    “Baguih jugak minyak Mak Nab tu..noh.., I ingat la, adik I mesti dok rasa berdenyut lagi.. Jangan kata adik I, I pun dok rasa lagi nii.., amacam boleh keraih lagi ka peliaq you?” bisik Rosni lagi.

    “Aii.. kalau nak, boleh… tapi kita buat bertiga lah pulak…” balas Salleh.

    “Hai… sakan sungguh you nih.. mai I ramaih tengok…” kata Rosni, sambil menarik Salleh ke tebing katil.

    Dibuka zip seluar Salleh dan dikeluarkan burung si Salleh.

    “Heemmm… boleh tahan peliaq you nih.. dok ada keraih sikit-sikit lagii…” lalu terus dihisap kepala konek Salleh.

    Sekejap saja konek Salleh terus cacak menegang.

    “Herghh.. ayang, sedap sungguh bila you isap macam nih.. I tak dapat bayang apa jadi kalau you berdua, dok kulom batang I…” kata Salleh sambil tangannya mula meraba cipap tembam isterinya.

    Jarinya dikorek-korek ke lubang Rosni, sambil sebelah tangan lagi menekan kepala Rosni rapat ke batangnya. Sekejap sahaja, Salleh sudah mendengus bagaikan hendak sampai.

    “Udah-udah sayang, kita pegi bilik sebelah dengan adik you,” pinta Salleh.

    Rosni pun merenggangkan kepalanya dari butoh Salleh. Dia memandang tajam pada Salleh sambil mengesat air liur dibibirnya yang tebal.

    “Okey.. biaq I pi masuk dulu.., you tunggu kat sini, I bawak Ita pi cuci-cuci dulu. I dok rasa masin ayaq burit adik I pulak kat peliaq you nih”.

    Salleh mengangguk sambil tersenyum riang tanda setuju. Rosni yang separuh bogel dalam pakaian girdle corset berwarna hitam yang menampak pangkal teteknya selambak lagi menegak, dah tu tidak berpanties pula nampak sungguh seksi dengan kontras kulit tubuhnya yang putih gebu, bangun dari katil untuk menyarungkan pajama tidurnya yang singkat, lalu bangun keluar menuju ke bilik isteriku.

    Rosni menolak daun pintu bilik isteriku dan melihat isteriku yang sedang merengkok tidur. Dia terus mendekatkan ke katil lalu duduk di sebelah isteriku.

    “Hoi… Taa.., hang bangkit.. bangkit.. cepat..” sergah Rosni berlakon bagaikan tengah marah.

    Isteriku terjaga dan terperanjat.

    “Ooo… hang pandai.. goda laki aku noohh..”

    “Eerr..eerrr.. takk..akkak.. Ita..takk..”

    Belum habis isteriku menjawab, Rosni mengherdik.

    “Tu ayaq celah kangkang hang tu..apa..! Cepat..cepat bangkit, pi cuci.., maih.. ikut aku pi cuci.. sat lagi kot laki hang balik..naaihh…hang..” Rosni menarik tangan isteriku yang masih berbogel.

    Isteriku lantas turut bangun dan mencapai kain tuala tadi. Dia ke almari dan mendapatkan tuala baru lalu terus menuju kebilik air sambil diekori oleh Rosni. Mereka berdua terus masuk ke bilik air. Rosni mengambil air dan terus dijiruskan ketubuh isteriku.

    “Awat burit hang gatai sangat.. awat hang karan ka.. dok dengaq kami beromen awai tadi?.. Kalau hang nak.. sangat.. sat lagi aku nak tengok hang kangkang puaih-puaih kat Abang Leh.. Biaq aku sendiri tengok macam mana hang nak kemut kat batang dia… Alang-alang nak goda, biaq aku ada sama, aku nak Abang Leh tonyoh burit hang cukup-cukup, nak tengok hang larat takat mana… Jangan paksa sampai aku habaq kat Suhaimi, apa yang hang dah buat..” marah Rosni sambil menghumban air sejuk ke tubuh isteriku lagi.

    Isteriku tergamam tidak berkata-kata, sambil menggosok tubuhnya dan menahan kesejukkan dari simbahan air yang dicurah bertalu-talu oleh kakaknya. Rosni mencuit dan mengorek lubang cipap isteriku.

    “Haahh.. cuci lubang nih.. betoi-betoi” kata Rosni.

    Isteriku mengambil sabun dan melumur seluruh tubuhnya. Rosni pula mengambil pisau cukur yang tersangkut di kotak cermin bilik air lalu dilurut terus pada permukaan cipap isteriku. Isteriku cuba mengelak tapi terlambat, Rosni memaksanya bersandar di tebing kolah air mandi. Sebahagian bulu isteriku sudah tercukur.

    “Kita kena jaga alat kita, bagi nampak bersih, jangan berserabai.. macam hutan” bentak Rosni.

    “Tengok macam aku punya nih.. lincin, bersih. Baru sedap kena jilat..” kata Rosni lagi.

    Isteriku tidak melawan lagi, tapi memekup dadanya yang kini kesejukkan. Puting isteriku jelas tegang menegak kini. Setelah selesai dicukur dan dibasuh, Rosni menarik tangan Rita untuk balik ke biliknya.

    Isteriku tak sempat memakai tuala, hanya menarik tuala yang bersih tadi dan cuba menutup sebahgian tubuhnya. Isteriku hanya menurut bagaikan pasrah dan takut pada ugutan kakaknya.

    Setiba mereka didepan pintu bilik Rosni, isteriku cuba melerai genggaman tangan kakaknya untuk membantah

    “Dahh..Kak..Ta.. tak mau.. Kakk..” bentah isteriku, tapi Rosni menarik tubuh dan rambut isteriku dan terus menolak daun pintu biliknya.

    Suasana malam yang tenang dan ruang bilik yang bercahaya cerah mendamparkan bidang katil yang gagah menanti penghuninya. Salleh tengah duduk dikerusi almari solek. Rosni menolak isteriku ke katil. Isteriku terjepuk di atas katil empuk sambil menyalutkan tuala ke tubuhnya.

    “Haahh.. hang jangan cuba nak melawan, Abang Leh dah tunjuk gambaq hang, tengah dok terkangkang sambil dok isap batang dia. Hang tak mengaku lagi!.. Aku MMS gambaq ni kat laki hang, baru tau..” tegas Rosni pada isteriku.

    “Jangan..jangan.. kakk..” jawab isteriku.

    Isteriku terpinga-pinga akan dari mana datangnya gambar tersebut dan hairan waktu bila dia menyonyot batang Salleh. Salleh yang telah sedia menanti dalam keadaan bertuala, memandang rakus tubuh dan pangkal dada isteriku.

    “Haahhh…abang tunggu apa lagi, maih..ayang nak tengok batang abang boleh tutoh dak lagi…” kata Rosni, sambil menarik batang konek Salleh lalu dilurut-lurut secara kasar.

    “Pelan-pelan ayang, Ayang kena tunjuk dulu macam mana orang berpengalaman mengisap” ujar Salleh memujuk isterinya.

    Salleh menarik bahu Rosni untuk bertenggek di atas katil bersebelahan isteriku. Salleh berdiri di penjuru kaki katil. Isteriku masih dalam keadaan terpinga-pinga melihat reaksi kakaknya dengan Salleh.

    Rosni, dengan pandangan yang tajam pada Salleh dan kemudian isteriku, terus menyelak tuala dan menyambar pelir Salleh dengan tangan dan mulutnya lalu dilahapnya batang Salleh sedalam-dalam yang mungkin.

    Salleh membuka lerai tualanya sambil memerhatikan isteriku. Salleh juga dengan perlahan-lahan meleraikan satu persatu, baju pajama dan ikatan corset isterinya. Isteriku terpinga-pinga, kejap melawan tentangan mata Salleh, sekejap melihat dengan tekun, kakaknya melahap batang pelir lakinya.

    Salleh mengerut dahi menahan sedutan dan nyonyotan bibir tebal isterinya. Dia mendengus beberapa ketika sambil tangannya memekup dagu dan belakang kepala isterinya. Ponggongnya dihayun ke depan mengikut tempoh hisapan isterinya.

    Isteriku terpegun melihat kakaknya menahan tujahan balak siSalleh yang pernah dirasainya tadi. Isteriku pasti tidak lupa bagaimana Salleh boleh bertindak ganas, dan dia kini menyaksikan sendiri reaksi sedemikian yang sedang berlaku didepan matanya. Rosni mendengus dan sesekali terbahak oleh tujahan dalam dari Salleh.

    “Ayang sedapnya.. aduh.. ayang.. ayang buat abang keraih.. sungguuhhh… tengok..tuh…ayang.. adik you dah terngadah mulut dia..” bingkas si Salleh, sambil menuduh dan memperkenakan isteriku.

    Rosni memperlahankan kulumannya, Salleh cuba mencapai tangan isteriku. Isteriku cuba beralih, tapi Rosni merentap tuala adiknya. Rosni bingkas bangun berlutut dan menarik kepala dan rambut isteriku lalu didekatkan kepada Salleh.

    “Haahhh.. Bukak mulut hang…Ta.. aku nak hang rasa peliaq laki aku… cepat.. aku dah lengoh dah… ni..” kata Rosni pada adiknya.

    “Hang nak lari mana.. kan aku dah kata tadi, aku nak hang kemut puaih-puaih la ni.., biaq laki aku terojoh cukup-cukup burit hang… aku nak tengok..” tegas Rosni lagi, sambil disorong kepala isteriku kekepala butoh si Salleh.

    Salleh menyambut dengan memegang dagu dan kepala isteriku lalu dirodok batangnya yang mencodak kemulut isteriku. Isteriku cuba mengelak tapi batang Salleh berayun membedal pipi, hidung dan mulutnya.

    “Hisap.. la.. Ta.. laki hang tak kan tau punya.. sekali lagi saja.. maih.. nganga luaih-luaih,” rayu Salleh.

    Rosni memekup pipi isteriku sambil cuba membukanya. Akhirnya mulut isteriku terngadah juga dan Salleh merodok batangnya terus ke dalam mulut isteriku. Isteriku terbahak dan tersedak oleh paksaan Salleh dan kakaknya. Isteriku cuba mencemuh dan melawan juga tapi Salleh terus merodong dengan kasar ke dasar tekak isteriku. Rosni melihat dengan teruja.

    “Woih.. ganaihnya bang.. trojoh lagi… trojoh… lagi bang..” restu Rosni pada lakinya.

    Salleh mengayun punggongnya perlahan-lahan sambil cuba merasa nikmat kelembapan dan kesuaman lidah dari mulut isteriku. Isteriku cuba lagi menahan dan meresap keperitan yang baru dialaminya. Rosni yang berlutut dibelakang adiknya mendekatkan diri untuk melihat dengan dekat rejaman batang lakinya, sambil meraba putting tetek isteriku.

    Isteriku yang tangannya cuba menampan pergerakkan pinggang Salleh, kini menepis pula tangan kakaknya. Lantas Rosni menarik kedua-dua tangan isteriku yang sedang berlutut ke belakang tubuhnya. Ini membuat Salleh berasa bebas dan lagi bernafsu lalu dilajukan tujahan kedalam mulut isteriku. Isteriku kini meraung diselang seli dengan kesedakkan oleh penyeksaan Salleh.

    Rosni yang nampak Salleh cukup bernafsu dan tengah kuat mendengus, menghulurkan lidahnya untuk dihisap oleh Salleh, sambil melipat tangan adiknya ke belakang. Salleh menghisap dan menyambut lidah basah Rosni sambil direjamnya dalam-dalam batangnya ke mulut isteriku. Kemudian dia mendiamkan tujahannya buat seketika. Isteriku terbahak dan tersedak berkali-kali sambil cuba mengambil nafas udara yang tersekat.

    Salleh melepaskan kuluman dari mulut Rosni dan berkata, “Sat sat.. dah.. yang, I rasa nak terpancut dah..” sambil mengeluarkan dan menggenggam batangnya dari mulut isteriku.

    Rosni ketawa kecil sambil menyindir, “Haaiii… cepatnya nak sampai,.. kalau ayang kulom, sampai lengoh mulut tak sampai-sampai lagi..”

    “Alaah… mulut ayang bibiaq tebai.. sedapp… mana tahan dua-dua sekali sedap…” balas Salleh.

    Salleh menelentang isteriku yang tercungap-cungap tidak bersuara yang sedang menarik nafas panjang-panjang. Salleh menarik tangan Rosni dan memberi tanda agar meniarap atas isteriku. Rosni duduk celah paha adiknya dan kakinya mendepa kangkangan isteriku. Badannya diturunkan agar meniarap atas isteriku.

    “Macam mana Ta.. syiok.. iisap batang Abang Leh.. Bangga akak, bila Abang Leh sampai nak menyerah kalah.. terror jugak adik..nih.. Ta selalu isap batang Suhaimi sampai macam tu ka?” soal Rosni.

    “Eerr.. daklah.. kak.. tak pernah..” jawab isteriku ringkas.

    Tapi belum sempat mereka berceloteh panjang, tiba-tiba terasa lidah dan hidung Salleh menempek di kedua-dua lubang burit adik beradik tu. Rosni mencemuh bila terasa udara sejuk dari hidung keras Salleh melekat pada lubang buritnya. Manakala isteriku mengadah kepalanya mendongak ke atas, bila lidah suam Salleh mengulit bijik kelentitnya. Salleh mendepa kedua-dua paha adik beradik tu dan menyondol muka kedua-dua lubang puki tersebut.

    “Aaiikk…dah siap cukoq.. Ini dah.. dahsyat..nih.. heemmm… emm..” kata Salleh sambil merodong geram batang hidungnya ke lubang cipap isterinya.

    Habis semua lubang digomol dan disondol oleh Salleh. Dijilat dari lubang jubur isteriku sampai ke lubang jubur bininya. Rosni tunduk dan menempek muka dan hidungnya di leher isteriku sambil mengerang kecil. Manakala isteriku menggigit telinga Rosni menahan badai enak dari jilatan lidah kasar Salleh.

    Tangan Salleh meraba dan meramas ponggong Rosni bersilih ganti dengan sudut badan isteriku. Sesekali tu diusap sampai ke pangkal dada adik beradik yang sama-sama bertindihan lalu dikepam kedua-dua buah dada mereka. Rosni mula mengerang dalam dan panjang, manakala isteriku mengetip bibirnya.

    Salleh menyilih ganti menyulurkan lidahnya sambil menguli dan menyedut semua lubang adik beradik tersebut. Mukanya kini basah dengan air mazi kedua beradik tersebut.

    Tiba-tiba Salleh berhenti dan pergi ke meja solek. Dia mengambil botol minyak Mak Nab, lalu dituang beberapa titis minyak dan dilumorkan ke batang pelirnya. Dia juga memalitkan beberapa titisan kejarinya lalu dilumurkan ke bijik kelentit dan lubang jubur kedua beradik yang sedang terpinga-pinga menanti apakah tindakkan Salleh selanjutnya.

    Apabila terkena sahaja lumoran minyak di biji kelentit mereka, Rosni dan isteriku saling memandang dan kini mengertilah mereka bahawa Salleh sudah sedia mengenakan adengan sedut dan hembus ke atas biji mereka.

    Namun tekaan mereka meleset. Kali ini tidak seperti pengalaman awal isteriku tadi, Salleh terus merodok batang pelirnya ke puki isteriku. Isteriku mengaduh kerana sentakkan mengejut batang pelir Salleh.

    Rosni pula terpinga-pinga kerana mengapa Salleh menutuh adiknya dulu. Tapi setelah melihat kerutan dahi dan rengekkan adiknya, dia merasa bertambah basah dan berangin menanti gilirannya pula untuk mengemut seketat-ketatnya batang Salleh. Dia akan pastikan lakinya tersungkur dipunggongnya yang gebu dan menitis air dari lurah rahimnya dengan secepat mungkin. Dia ingin lihat suaminya menyerah dan terkapai dari penangannya.

    Rosni menghulurkan jarinya ke mulut isteriku agar digigit dan dihisap oleh isteriku. Salleh menghentak padu burit isteriku lalu membuatnya mengerang. Setelah beberapa saat mengayun, tiba-tiba Salleh mencabut pelirnya lalu direhatkan di tebing lurah sambil menyentuh biji kelentit Rosni.

    Rosni tersentak kerana terasa batang lakinya keras basah dan panas lain macam kali ini. Dia menghulurkan tangannya ke belakang untuk membantu memasukkan batang pelir lakinya ke dalam lubang pukinya yang sudah tidak sabar lagi untuk mengemut.

    Salleh memasukkan batangnya dengan kadar yang cukup perlahan agar isterinya menderita untuk membutuhkannya. Setelah masuk dilulurkan keluar juga secara paling perlahan. Salleh mengulangi rentak begitu buat beberapa ketika.

    Rosni rasa cukup tersiksa dan perit dari adengan lakinya kali ini. Tidak pernah dia merasakan dipermainkan sebegini. Sebolehnya Rosni inginkan lakinya cepat dan ganas mengepam apam gebunya, agar dia boleh memerah urat dibatang lakinya. Kini dia pulak mendesis dan merenget ihsan lakinya.

    “Bang.. ayun cepat bang.. ayang tak tahaannn…macam nih..” pintak Rosni dengan penuh manja dan merayu.

    Salleh menghentikan pergerakkannya seketika, dia menanti rengekkan Rosni lagi.

    “Baanngg…” belum habis Rosni merayu Salleh menghentak padu menyusuk ke liang rahim isterinya.

    “Aaarrrggg…eeeiiiaahhh… adoi… sedapnyaa…. Bang.. sedap.. bang.,. haa… arrrhh..” dan dalam rayuan yang sedikit bagaikan menangis atau merengek, Salleh mengganas padu lubang puki isterinya.

    Sekejap dicepat, sekejap diberhenti kemudian diperlahankan sesungguh-sungguhnya, kelak direjamnya dengan laju-laju hinggakan Rosni sudah tidak keruan lagi. Hanya seminit dua sahaja, Rosni sudah mengelepar dan menahan hujaman Salleh dengan tangannya.

    Isteriku pulak khusyuk memandang muka kakaknya yang begitu asyik mengerang, mengerut dan mendesah penangan Abang iparnya. Mungkin dipikiran isteriku, beginikah rupa dirinya ketika disula oleh Salleh sebelum ini. Beginikah rupanya takkala dia mengelepar dibedal si Salleh sebelum ini. Adakah Salleh akan memberikan kenikmatan yang lebih dari yang dinikmati oleh kakaknya sekarang. Semua ini membuahkan percambahan air burit isteriku untuk bersedia menerima habuannya.

    Salleh menolak tubuh Rosni agar rebah baring di sebelah isteriku. Isteriku yang terpegun dengan riak kemuncak syahwat kakaknya tadi menyedari bahawa dia juga akan menerima nasib yang sama, dan dia kini sudah menanti dengan rela dan bersedia.

    Salleh mengesat peluh didahinya. Beberapa titik menitik di puting dada isteriku. Salleh memanggung kaki isteriku lalu didepa dan disangkut keatas bahunya. Mata isteriku membesar pasak melihat rupa Salleh yang berpeluh basah dan bagai sang rajuna teruna sedang lapar hendak menggasaknya.

    Salleh menjunam mukanya ke puting tetek isteriku lalu digomol dan disedutnya keras bonjolan putting isteriku. Isteriku kini tidak lagi melawan, sebaliknya pasrah merelakan segalanya dilakukan oleh Salleh.

    Salleh merejam butohnya sedalam-dalam yang boleh ke dalam puki isteriku. Isteriku turut memeluk dan meraba belakang dan meramas ponggong Salleh. Salleh mendengus bagaikan lembu kena sembelih.

    Rosni yang tewas keletihan dari pukulan Salleh tadi hanya mampu melihat dengan sendu akan lakinya yang sedang menutoh betina lain hanya ditepinya. Dia terus menguli biji kelentitnya sendiri untuk menghabiskan sisa-sisa kenikmatannya.

    Isteriku pun kini mula merengek dan meraung sambil kepalanya mengeleng ke sana ke mari. Sekali sekala tangannya mendepa dan ditarik-tarik cadar tilam. Dimukanya menampakkan riak-riak berkerut menahan kelazatan tujahan yang sedang dibekalkan oleh Salleh.

    “Baannggg…. lekass… bangg… lekass… Ita nak macccammm… aaaakkkkkaakk.. aarrgghh…” pinta isteriku.

    Beberapa saat sahaja, giliran isteriku pulak mengelepar.

    “Hegg..eerrggghhh… aahhh..ooohhh…” bentak isteriku yang sudah kesampaian.

    “hheegggerrhhh…ayang, adik… abang pun nak sampaiii.. dahhh… tahan.. muka… cepat.. abang nak pancut kat pipi muka…, lekaihh… lekaihh..” dengus Salleh.

    Rosni mengesot dan merapatkan dirinya kepada isteriku. Salleh mencabut batang pelirnya yang merah menyacak sambil digenggam erat oleh tangannya. Lalu dia bingkas bangun melutut betul-betul diantara kedua-dua muka adik beradik tersebut. Digesel dan dilumor beberapa kali sambil dilancap pada kedua-dua pipi adik beradik tersebut.

    Rosni mengisyarat kepada adiknya agar mereka berdua menjilat dan mengulum kepala kote Salleh, supaya dia cepat tewas. Lantas Rosni menyedut kepala kote lakinya dengan lahap, sambil dituruti oleh isteriku yang kini tidak lagi malu. Kedua-dua beradik mengulum dan menjilat syaf batang Salleh hingga ke pangkal. Sekali tu, isteriku memegang dan menghisap telur Salleh. Salleh meraung kuat sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

    “Arrgghh.. lazatnyaa..Taa.., Ayang kulom lagi.., sedap nyaaa, hemm…, Ayang tolong benamkan mulut Ita kat peliaq I.., I nak pancut dah..ni..” desak Salleh.

    Rosni menarik kepala isteriku lalu diunjurkan ke batang pelir Salleh. Salleh menujah bibir mulut isteriku dengan laju sambil digenggam batang Salleh oleh isterinya. Rosni dan isteriku memerhatikan kerut di muka Salleh.

    Tiba-tiba Salleh mencabut pelirnya dari mulut isteriku lalu memancutkan bertubi-tubi air maninya yang cair lantas hinggap dimata, hidung, pipi dan bibir kedua-dua beradik tersebut. Setelah reda, dicalitnya sedikit lalu dilumur pada kedua-dua buah dada adik beradik tersebut. Dia juga menjolok masuk sebahagian air itu kemulut isteriku dan isterinya.

    Rosni memandang muka isteriku dengan wajah yang lega, dan isteriku pula membalas dengan wajah yang juga lega dan agak-agak malu dengan kakaknya. Mereka kemudiannya baring bergelimpangan di atas katil sambil Salleh menyembam tubuhnya di celah mereka berdua lalu memeluk adik beradik tersebut.

    Salleh kemudian beralih menelentang dan membahukan kedua kepala adik beradik tersebut. Kote Salleh masih menyacak menongkah angin dingin pada malam itu. Rosni mencapai tangan adiknya lalu di bawa kebatang pelir si Salleh. Mereka berdua mengusap batang pelir Salleh.

    Tak beberapa lama kemudian, isteriku pun bingkas bangun untuk pulang ke biliknya. Tapi ditarik tangan isteriku oleh Salleh untuk membentak agar isteriku tidur bersama-sama mereka. Isteriku tetap membantah dan meminta izin untuk berlalu.

    Salleh sempat mencuit cipap dan meraba puting tetek isteriku ala bergurau dengan ketawa kecilnya, manakala isteriku pula memukul manja batang pelir Salleh menandakan entah apa-apa makna yang tersirat dihatinya. Isteriku pun berlalu terus menuju ke biliknya.

    Rosni, turut bangun dan berjalan masuk kebilik air untuk bercuci. Sekembalinya dari bercuci, dia meniarap ditepi Salleh.

    “Abang ni betoi-betoi ganaih.. la.. dahsyat .. tau.. Okeh.. tapi, abang ingat janji abang… Birthday ayang lusa nanti… nak bagi ayang tidoq dengan si Dave.. tuhh…kawan abang yang benggali kaya tuh..” tuntut si Rosni dari Salleh.

    Salleh membalas dengan senyuman yang bermakna sambil merenung ke siling biliknya. Mungkin mengidamkan aksi ranjang dengan isteriku lagi. Jam di dinding menunjukkan sudah pukul 1.53 pagi.

    Mungkinkah.. Suhaimi akan perasan perubahan pada isterinya, fikir Salleh sambil memaling dari isterinya untuk melelapkan mata.

    Hatiku amat remuk dan redam bila MELIHAT perkara ini berlaku, lalu bermulalah suatu perjalanan pembalasan yang aku dan team aku rancangkan. Selanjutnya ikutilah kisah bagaimana aku mengetahui keseluruhan episod pemangsaan isteriku dengan Salleh dan kecurangan aku pula dengan Miss Chan.

  • Kisah Memek istri hamil minta ml dua lelaki

    Kisah Memek istri hamil minta ml dua lelaki


    2309 views

    Duniabola99.com – Telah 3 tahun saya dan istri saya menunggu hasil bahwa istri saya hamil, saya langsung membawa dia untuk periksa katanya sudah telat 2 bulan dan tentunya kabar yang sangat gembira buat saya, karena ini pertama kali saya menjadi bapak, istriku sudah sempat meminta beliin ini itu, saya rasa dia sudah ngidam, sempat meminta untuk memanjat kelapa juga meminta air degan yang masih segar langsung dari pohonnya.


    tapi permintaan kali ini amat aneh sekali & bikin saya terperanjat bingung bagaimana memenuhinya.

    Ketika kami asyik tiduran di kamar tiba tiba istriku bicara pelan :

    Mas sesungguhnya saya ini ngidam sesuatu yang agak aneh mas tetapi takut ngomong sama mas. Pasti naik pitam tetapi nggak tahu saya pusing banget, ngidam yang satu ini kayaknya semestinya dapat jadi beneran ..

    Ngidam apa sih sayang kalau dapat saya cari ya tentulah saya cari..Kata saya sambil baca koran.

    Bener nih gak naik pitam Mas..tetapi saya sesungguhnya gak mau tetapi entah sampe terbawa mimpi mas. Aneh banget. Saya ngidam ini mas…Angel istriku menyodorkan cakram dvd.

    Hmmmm apa nih ma

    hihihihihihihihi jadi pengen bercumbu nih

    kalau ngidam begini gampang…mas sekarang pun ok ok aja….Kata saya senyum senyum sambil menyalakan film bokep tersebut di player.

    Rupanya film tentang cewek disetubuhi rame rame.

    Wah masa pengen bercumbu rame rame beginiwah kau dapat aja Kata saya sambil asyik nonton film horny tersebut.

    Sambil tertunduk istriku berkata pelan2

    itu persoalannya saya sering mimpi disetubuhi sama cowok cowok ganteng yang berbatang besar gitu mas, aneh ya..apa saya ini telah sinting tetapi setiap saya tidur, mimpi itu langsung berputar di kepalaku.

    Sungguh saya kaget bukan main. Ini tak main main..ngidam model apa ini !

    Nggak ah !! gimana sih kau jangan bercanda Ngel..Teriakku naik pitam marah.

    Istriku menundukkan kepalanya sambil menangis.

    Habis saya memang kepengen gimana hayo

    Permintaannya memang sinting & bikin pusing kepala, sengaja 2 pekan ini saya biarkan. Akibatnya ia menangis tiap malam, saya sama sekali tak diajak bicara.

    Saya bener bener penasaran sesungguhnya yang ia inginkan detailnya bagaimana sih.

    Dik…ok ok…gini gini…sesungguhnya kau inginnya bagaimana sih sayang hmmmmm….

    Sambil masih menangis istriku berbicara tersendat sendat

    saya sesungguhnya Hanya ingin di gosok gosok aja kok mas, gak masuk beneran, Hanya penasaran aja gimana rasanya..bener gak masuk & lagi kan ia nanti pake kondom. Ia nanti juga gak meluk Angel.. boleh ya mas…Istriku kembali menangis.

    Kepalsaya benar benar pusing.Jelas saya tak terima istriku disetubuhi laki laki lain, sinting apa…!! Memang sih tak sampai masuk, tetapi kan nempel juga.

    Terpikir olehku mending saya cerai saja, tetapi menceraikan istri ketika hamil jelas jelas gak bener juga.

    Lisin temanku yang juga temannya Angel mengerti kesulitanku.

    Mat, itu memang permintaan gila, eh sorry saya gak bilang istrimu gila…tetapi itu permintaan yang lain dari pada yang lain.

    Terus saya semestinya gimana Sin masa saya semestinyacarikan gigolo wah..sinting apa !!

    Emosiku meledak ledak.

    Atau kau mau bantu Sin …saya tahu kau bersih tetapi aaahhhh gila, saya gak dapat memandang istriku disetubuhi orang lain.

    Tenang Mat, kan gak bercumbu beneran, hanya nempel saja…mungkin gak terlalu parah sih…& pake kondom lagi, cukup aman. Mungkin istrimu hanya ingin merasakan gosokan di klitorisnya.Lisin berupaya meredam kemarahanku.

    Beberapa hari saya tak dapat tidur, alhasil saya bulatkan tekadku, ok lah gak papa, semoga itu hanya keinginan di depan aja, nggak bener bener. Saya tahu karakter Angel, ia memang menggebu gebu di depan tetapi kalau di seriusin biasanya gak jadi, semoga saja.

    Dik…ok kita carikan cowok yang bersih ya..trus semestinyaberapa orang satu aja kan hah tiga !! kita coba 1 orang dulu aja gimana ok ok dua orang aja Kata saya berupaya merayu.

    Angel bersikeras meminta 3 orang..ini membuatku pusing tujuh keliling. 3 orang tak main main. Saya kawatir berdampak di kehamilannya, kalau keguguran gimana

    Sebab itu ia kan belum pernah mencoba bercumbu dengan lebih dari satu orang atau apa itu namanya threesome & sebangsanya..

    Sebab saya tak dapat mencarikan saya serahkan sendiri ke Angel untuk mencari. Saya menyerah…terserah dialah..asalkan ia semestinya yakin kalau cowok cowok itu bersih..sebab itu saya yakin ia Hanya ingin di depan aja, nggak bakalan beneran.

    Semula ia tak mau, alasannya dimana & bagaimana mencarinya.

    Tiga hari berlalu, saya tiduran sambil mengelus elus perutnya yang masih belum kelihatan hamilnya, Angel berkata pelan

    Mas…saya telah dapat..saya ajak si Lisin, sama Alex aja, mas kan juga kenal kan

    Lho…saya kapan itu sempat meminta tolong Lisin, ia gak enak katanya, tetapi kalau ia dapat bantu ya gak papa, saya lumayan percaya sama dia, tetapi kau bener bener gak masuk kan saya terus terang amat keberatan kalau terjadi coitus.

    Hanya gesek gesek aja kan Angel menggangguk angguk kan kepalanya Hanya gesek gesek klitoris aja tetapi sampe saya orgasme ya mas.

    Malam harinya saya diskusi dengan Lisin & Alex Saya hanya membantu saja Mat, jangan kuatir, gak bakalan masuk, saya hanya menggesekkan batangku saja, Alex juga telah setuju dengan rencanaku.Kata Lisin.

    Segera saya siapkan tempat tidur, rencananya saya hanya duduk di sebelahnya selama Angel dirangsang. Semoga saja tak terjadi hal hal yang tak saya inginkan, sungguh saya berharap ketika cowok cowok ini telah siap, Angel membatalkan rencananya.


    Angel muncul dengan memakai black lingerie dari La Zenza. Puting susunya yang merah muda membayang di balik bra tipis, Sementara stocking hitamnya yang berenda menempel lekat di pahanya yang mulus. Ahhh istriku memang menawan….dadsaya bergemuruh sebab cemburu.

    Lisin & Alex terpaku menatap istriku, mereka tampak sungkan dihadapanku. OK lalu saya semestinya bagaimana Tanya saya memecah kebekuan.

    ummmm…umm, kalau dapat mas jangan disini dong..saya malu, gimana kalau mas di kamar sebelah aja. Saya gak lama kok…kan hanya menggesek gesek aja gak lebih….kata istriku. & lagi nanti mas kan dapat memandang dari video yang mas buat.

    Nanti saya akan bener bener jaga Mat..Kata Alex pelan.

    Saya letakkan camera video di meja sebelah tempat tidur. Kemudian sambil berjalan ragu saya berlalu ke kamar sebelah. Sekilas saya memandang Alex menurunkan celana panjangnya.

    Di kamar sebelah saya tiduran di tempat tidur dengan galau, 5 menit berlalu, saya mendengar suara lirih rintihan istriku yang berulang ulang. 10 menit berlalu…..

    Kemudian terdengar derakan tempat tidur yang bergoyang goyang, sedikit terdengar jeritan istriku…mungkin ia orgasme..

    Ahh.. hatiku dibakar cemburu yang luar biasa. Kupukul dinding berkali kali sebab saya menyesal mengapa menyetujui keinginan istriku. Sungguh bodoh…!!

    20 menit berlalu….mengapa mereka lama sekali kembali terdengar rintihan & jeritan panjang istriku. Derakan tempat tidur terdengar bertambah keras.

    30 menit…saya tambah galau..mengapa lama sekali…45 menit…

    Tiba tiba pintu kamarku terbuka, Angel berjalan pelan masuk menyerahkan camera video. Tali lingerie yang kiri terlihat putus sehingga buah dadanya yang ranum menyembul keluar.

    Mas lihatnya nanti aja ya sesudah Lisin & Alex pulang…takut kalau mas marah. Nanti malah ribut…Angel berkata pelan sambil menyeka keringat di lehernya.

    Saya lihat Alex & Lisin masih menarik celananya ke atas. Di lantai saya lihat 2 kondom terisi penuh sprema Hhhh…saya menghela nafas…kalau mereka sampai ejakulasi tentu tak hanya sekedar menggosok klitoris…

    Mat…eeee..tadi..eeee maksudku begini…eeeeAlex tampak kikuk menjelaskan.

    Ok…ok…kalian pulanglah…tak perlu dijelaskan, saya dapat lihat dari filem ini kan thanks telah merepotkan. Kata saya dengan berjalan menuju televisi. Saya tak sabar ingin segera menontonnya.

    Sesudah mereka keluar & Angel menutup pintu depan, ia berjalan & duduk disampingku sambil berbisik ,

    Mas nanti jangan naik pitam ya…mungkin adegannya agak berlebihan… tetapi dilihat aja dulu mas…

    Saya diam saja sambil menyalakan TV. Adegan dimulai dengan Alex & Lisin melepas celana panjangnya. Terlihat istriku duduk di tempat tidur. ok sekarang kita semestinyabagaimana Ngel Suara Alex terdengar tak terlalu jelas.

    ummm kalian tiduran aja, nanti saya duduk diatas kalian, gak papa kan tetapi kalian diam aja lho tangan kalian jangan lari kemana mana…eh jangan lupa pake kondomnya…Alex mulai rebahan di tempat tidur sementara Angel istriku perlahan mulai menaiki tubuh Alex.

    Hmmm saya yakin Alex terangsang berat, terlihat batangnya telah menjulang tinggi padahal masih belum apa apa.

    Sekilas Angel memandang camera, kemudian dengan posisi woman on top , tubuhnya perlahan bergoyang maju mundur. Lisin duduk terdiam sambil memandang istriku.

    Dada saya bergemuruh, tubuhku menggigil memandang istriku memejamkan matanya, saya cemburu sebab Angel berupaya mencari kenikmatan dengan batang Alex. Goyangan Angel bertambah cepat dengan diiringi suara rintihan pendek pendek. Lisin kau siap siap dongBisik istriku.

    Kemudian tubuh istriku berpindah ke atas tubuh Lisin. Terlihat batang lisin amat besar, lebih besar dari milikku. Kembali Angel bergoyang di atas batang Lisin, kali lebih cepat. Rintihan dari mulutnya makin keras. aaahhh nikmat masmaaf ya masaaah nikmat mas

    Tampaknya Alex & Lisin turut terangsang, tangannya mulai bergentayangan ke payudara istriku yang bergoyang indah, berulang kali Angel menepisnya. Kali ini Lisin turut menggerakkan tubuhnya naik turun. Kurang ajarsaya khawatir batang Lisin masuk ke dalam memek istriku.

    Tubuh Angel makin bergetar. Lenguhannya makin keras. Rintihan histerisnya membuat diriku gemetar. Angel mengayunkan tubuhnya ke depan & kebelakang menyebabkan rambut panjangnya terlempar kesana kemari. Gerakan tubuhnya makin liar.

    Tiba tiba kulihat jemari Angel mengarah ke sela sela pahanya, rupanya ia ingin menggenggam batang milik Lisin. Sesuatu kejadian yang tak kuduga terlihat didepan layar. Angel memasukkan batang Lisin ke dalam vaginanya !!

    Ohhh..saya nggak kuat please saya gak kuatmasuk yaAngel merintih.

    Ahhh jangan Ngel..jangan ! Lisin berupaya melarang tetetapi nafsu mengalahkan suaranya.

    & batang besar Lisin perlahan memasuk memek istriku yang licin merekah. Wajah Lisin tampak kebingungan dengan berkali kali menghadap ke camera seakan meminta maaf bahwa itu bukan kehendaknya.

    Saya panik memandang apa yang ada didepan layar, sementara Angel istriku tertunduk merasa bersalah disebelahku.


    Ngekkenapa semestinya masuk Ngelkau sendiri yang janji untuk tak coitusgimana sih Ngel

    Saya kembali memandang ke layar. Batang Lisin yang besar tampak keluar masuk dengan cepat. Sesungguhnya meskipun hatiku cemburu tetapi pemandangan didepanku amat menggairahkan. Lekuk tubuh istriku benar benar sexy & menggairahkan. Gerakan Angel yang naik turun menyebabkan tempat tidur berderak derak. Rupanya ini yang tadi terdengar dari sebelah.

    Lisinkurang cepataaahhh lebih dalam dong.. aakhhTangan Angel meremas kuat sprei.

    Alex yang ada disampingnya berdiri & sepertinya berbisik ke istriku. Yang kulihat istriku hanya mengangguk angguk.

    Alex berjalan mengambil kondom di meja rias kemudian perlahan berjalan ke belakang istriku. Lisin masih sibuk memompa, sementara Angel lemas merebahkan tubuhnya ke dada Lisin. Dengan tenang Alex mengolesi anus istriku dengan pelicin. Apa yang akan ia lakukan

    Perlahan Alex mengarahkan batangnya ke anus istriku, sambil meremas pinggul & pantat, ia tekan batangnya memasuki anus istriku. Sinting !! saya benar benar shock memandang ini. Kulihat Angel sama sekali tak protes bahkan wajahnya tampak menikmati.

    Aaaaapelansakit..!!…pelan pelan

    Dalam sekejap batang Alex yang tak terlalu besar telah masuk semua sampai ke pangkalnya. Tak lama kemudian batang Lisin & Alex bergerak mempompa bergantian.

    Rintihan Angel makin keras, lenguhan panjang & pendek membuat kedua laki laki itu bertambah cepat bergantian mengayunkan batangnya. Memek istriku mencengkeram erat setiap hentakan & tarikan batang Lisin. Sementara Alex berulang kali menepuk pantat istriku…amat menggairahkan !

    Saya terpesona memandang kondisi istriku saat itu. Disebelahku Angel pun terpaku memandang dirinya sendiri di layar TV. Derakan tempat tidur semakin cepat bergantian dengan jeritan pendek istriku, menahan kenikmatan. Angel mengimbangi pompaan dua pria itu dengan goyangan & geliat pinggulnya.

    Angel benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya untuk menggapai kepuasannya. Bermenit-menit telah lewat, gerakan mereka tak nampak mengendor. Saya yakin Angel mendapatkan multi orgasme. Mungkin orgasme beruntun yang amat panjang. & ia belum akan berhenti. Kepalsaya makin lama makin pusing memandang layar. Semuanya terasa bergoyang.

    Dalam keadaan telanjang & mengkilat sebab keringatnya, istriku menggelinjang, menciumi dada berbulu Lisin. Sungguh sebuah pemandangan yang amat mendebarkan & amat erotis. Tak heran dengan cepat Alex & Lisin mengalami ejakulasi

    Ngellllsaya keluar.!! TEriak Alex. Dengan cepat Lisin mengikuti

    Saya jugaaaa!!!Lisin tak mau kalah.

    Tak lama kemudian kedua laki laki itu menggelepar di sebelah istriku. Dada istriku naik turun menahan nafasnya yang memburu.

    Lisintolong masukkan lagi pleasesaya belum puas

    Lisin bangkit kembalihmmm rupanya ia masih kuat.

    Lepas kondomnya Di..gak usah pake…panas..ayo cepet !

    Saya terkejut, bagaimana mungkin istriku mengijinkan Lisin menyetubuhinya tanpa kondom. Dengan segera Lisin menghunjamkan batang raksasanya ke memek istriku dalam dalam. Matsaya mendadak kabur…

    Saya memandang Angel disebelahku…,

    Dek…sesungguhnya kau ini nyidam apa enggak sih kok jadi begini ceritanya

    Angel masih tertunduk,

    Maaf mas…maafkan aku…sesungguhnya dulu sebelum menikah dengan mas, kami telah sering main bertiga..Bisiknya.


    Saya memandang kembali ke layar kaca kembali, tampak sekarang Alex memuncratkan spermanya ke mulut istriku. Kepala saya tambah pusing.

    Jadi selama ini kalian berakting didepanku

    Ok Ok sekarang panggil mereka…cepat panggil mereka lagi !! jadi adek nggak nyidam kan

    sesungguhnya ! …saya mau kalian bercumbu lagi di depanku ! langsung ! tetapi saya juga ikutan main !! Teriakku ke istriku.

    Kita main ber empat ok ! & saya mau nonstop sampe pagi ! Sekaraang !

    Istriku memandangku dengan takutkemudian perlahan mengangkat HPnya.

    Kepala saya rasanya ingin pecah. Jadi istriku selama ini selalu bercumbu bertiga dengan mereka kenapa saya tak curiga selama ini seharusnya saya telah curiga ketika Angel telah tak perawan di malam pertama. Seharusnya saya curiga ketika Lisin & Alex berseia mengantarkan istriku ke Surabaya kapan itu.

    Aaaaaarrrgghhhh !!!! sungguh bodoh diriku !!!

  • Kisah Memek istri ngidam threesome

    Kisah Memek istri ngidam threesome


    3432 views

    Duniabola99.com – Sudah tiga tahun aku menunggu akhirnya istriku hamil juga. Hasil pemeriksaan dokter istriku sudah terlambat dua bulan, dan dinyatakan bahwa istriku sehat, kehamilannya juga tidak ada masalah.

    Karena ini kehamilan yang pertama otomatis istriku cantik, mungil ini sangat manja, belum waktunya ngidam dia sudah minta yang aneh aneh, kemarin dia minta kelapa muda yang harus aku ambil sendiri di pohonnya?what !! tapi demi istri tersayang aku mau juga belajar memanjat, tentu saja memakai tali pengaman.

    Tetapi permintaan kali ini sangat aneh sekali dan bikin aku terperanjat bingung bagaimana memenuhinya.


    Ketika kami asyik tiduran di kamar tiba tiba istriku bicara pelan :

    ? Mas sebenarnya aku ini ngidam sesuatu yang agak aneh mas tapi takut ngomong sama mas. Pasti marah tapi nggak tahu aku pusing banget, ngidam yang satu ini kayaknya harus bisa jadi beneran ..?
    ?Ngidam apa sih sayang kalo bisa aku cari ya tentulah aku cari..? Kataku sambil baca koran.
    ? Bener nih gak marah Mas..? tapi aku sebenarnya gak mau tapi entah sampe terbawa mimpi mas. Aneh banget. ?Aku ngidam ini mas? Rini istriku menyodorkan cakram dvd.
    ? Hmmmm apa nih ma ?
    ?hihihihihihihihi jadi pengen bercinta nih ?
    ?kalo ngidam begini gampangmas sekarang pun ok ok aja.? Kataku senyum senyum sambil menyalakan film bo*ep tersebut di player.

    Rupanya film tentang cewek disetubuhi rame rame.

    ?Wah masa pengen bercinta rame rame begini? wah kamu bisa aja ? Kataku sambil asyik nonton film horny tersebut.

    Sambil tertunduk istriku berkata pela

    ?itu masalahnya aku sering mimpi disetubuhi sama cowok cowok ganteng yang berbatang besar gitu mas, aneh ya..apa aku ini sudah gila tapi setiap aku tidur, mimpi itu langsung berputar di kepalaku.?

    Sungguh aku terkejut bukan main. Ini tidak main main..ngidam model apa ini ?!

    ? Nggak ah !! gimana sih kamu jangan bercanda Rin?? Teriakku marah marah.

    Istriku menundukkan kepalanya sambil menangis.

    ? Habis aku memang kepengen gimana hayo??

    Permintaannya memang gila dan bikin pusing kepala, sengaja 2 minggu ini aku biarkan. Akibatnya dia menangis tiap malam, aku sama sekali tidak diajak bicara.

    Aku bener bener penasaran sebenarnya yang dia inginkan detailnya bagaimana sih.

    ? Dikok okgini ginisebenarnya kamu inginnya bagaimana sih sayang ? hmmmmm.?

    Sambil masih menangis istriku berbicara tersendat sendat

    ?aku sebenarnya Cuma ingin di gosok gosok aja kok mas, gak masuk beneran, Cuma penasaran aja gimana rasanya..bener gak masuk dan lagi kan dia nanti pake kondom. Dia nanti juga gak meluk Rini.. boleh ya mas? Istriku kembali menangis.

    Cerita Mesum Andini Yang Cantik

    Kepalaku benar benar pusing.Jelas aku tidak terima istriku disetubuhi laki laki lain, gila apa!! Memang sih tidak sampai masuk, tapi kan nempel juga..

    Terpikir olehku mending aku cerai saja, tapi menceraikan istri ketika hamil jelas jelas gak bener juga.

    Andi temanku yang juga temannya Rini mengerti kesulitanku.

    ? Ron, itu memang permintaan gila, eh sorry aku gak bilang istrimu gilatapi itu permintaan yang lain dari pada yang lain.?

    ?Terus aku harus gimana Ndi ? masa aku harus carikan gigolo ? wah..gila apa !!?

    Emosiku meledak ledak.

    ? Atau kamu mau bantu Ndi ?aku tahu kamu bersih tapi aaahhhh gila, aku gak bisa melihat istriku disetubuhi orang lain.?
    ?Tenang Ron, kan gak bercinta beneran, cuma nempel doangmungkin gak terlalu parah sihdan pake kondom lagi, cukup aman. Mungkin istrimu cuma ingin merasakan gosokan di klitorisnya.? Andi berusaha meredam kemarahanku.


    Beberapa hari aku tidak bisa tidur, akhirnya aku bulatkan tekadku, ok lah gak papa, semoga itu hanya keinginan di depan aja, nggak bener bener. Aku tahu karakter Rini, dia memang menggebu gebu di depan tapi kalau di seriusin biasanya gak jadi, semoga saja.

    ?Dikok kita carikan cowok yang bersih ya..trus harus berapa orang ? satu aja kan ? hah tiga ?!! kita coba 1 orang dulu aja gimana ? ok ? ok dua orang aja Kataku berusaha merayu.

    Rini bersikeras minta 3 orang..ini membuatku pusing tujuh keliling. 3 orang tidak main main. Aku kawatir berpengaruh di kehamilannya, kalo keguguran gimana ?

    Selain itu dia kan belum pernah mencoba bercinta dengan lebih dari satu orang atau apa itu namanya ? threesome ? dan sebangsanya..

    Karena aku tidak bisa mencarikan aku serahkan sendiri ke Rini untuk mencari. Aku menyerahterserah dialah..asalkan dia harus yakin kalo cowok cowok itu bersih..selain itu aku yakin dia Cuma ingin di depan aja, nggak bakalan beneran.

    Semula dia tidak mau, alasannya dimana dan bagaimana mencarinya.

    Tiga hari berlalu, aku tiduran sambil mengelus elus perutnya yang masih belum kelihatan hamilnya, Rini berkata pelan

    ?Masaku sudah dapat..aku ajak si Andi, sama Anton aja, mas kan juga kenal kan ?
    ?Lhoaku kapan itu sempat minta tolong Andi, dia gak enak katanya, tapi kalo dia bisa bantu ya gak papa, aku lumayan percaya sama dia, tapi kamu bener bener gak masuk kan ? aku terus terang sangat keberatan kalo terjadi coitus.
    ?Cuma gesek gesek aja kan ?? Rini menggangguk angguk kan kepalanya ? Cuma gesek gesek klitoris aja tapi sampe aku orgasme ya mas.

    Malam harinya aku diskusi dengan Andi dan Anton Aku hanya membantu saja Ron, jangan kuatir, gak bakalan masuk, aku hanya menggesekkan batangku saja, Anton juga sudah setuju dengan rencanaku.? Kata Andi.

    Segera aku siapkan tempat tidur, rencananya aku hanya duduk di sebelahnya selama Rini dirangsang. Semoga saja tidak terjadi hal hal yang tidak aku inginkan, sungguh aku berharap ketika cowok cowok ini sudah siap, Rini membatalkan rencananya.

    Rini muncul dengan memakai black lingerie dari La Zenza. Puting susunya yang merah muda membayang di balik bra tipis, Sementara stocking hitamnya yang berenda menempel lekat di pahanya yang mulus. Ahhh istriku memang cantik.dadaku bergemuruh karena cemburu.

    Andi dan Anton terpaku menatap istriku, mereka tampak sungkan dihadapanku. ? OK lalu aku harus bagaimana ? ? Tanyaku memecah kebekuan.


    ? ummmmumm, kalo bisa mas jangan disini dong..aku malu, gimana kalo mas di kamar sebelah aja. Aku gak lama kokkan cuma menggesek gesek aja gak lebih.kata istriku. ? Dan lagi nanti mas kan bisa melihat dari video yang mas buat.
    ? Nanti aku akan bener bener jaga Ron..? Kata Anton pelan.

    Aku letakkan camera video di meja sebelah tempat tidur. Kemudian sambil berjalan ragu aku berlalu ke kamar sebelah. Sekilas aku melihat Anton menurunkan celana panjangnya.

    Di kamar sebelah aku tiduran di tempat tidur dengan gelisah, 5 menit berlalu, aku mendengar suara lirih rintihan istriku yang berulang ulang. 10 menit berlalu..

    Kemudian terdengar derakan tempat tidur yang bergoyang goyang, sedikit terdengar jeritan istrikumungkin dia orgasme..

    Ahh.. hatiku dibakar cemburu yang luar biasa. Kupukul dinding berkali kali karena aku menyesal mengapa menyetujui keinginan istriku. Sungguh bodoh!!

    20 menit berlalu.mengapa mereka lama sekali ? kembali terdengar rintihan dan jeritan panjang istriku. Derakan tempat tidur terdengar bertambah keras.

    30 menitaku tambah gelisah..mengapa lama sekali45 menit

    Tiba tiba pintu kamarku terbuka, Rini berjalan pelan masuk menyerahkan camera video. Tali lingerie yang kiri terlihat putus sehingga buah dadanya yang ranum menyembul keluar.

    ? Mas lihatnya nanti aja ya setelah Andi dan Anton pulangtakut kalo mas marah. Nanti malah ribut? Rini berkata pelan sambil menyeka keringat di lehernya.

    Aku lihat Anton dan Andi masih menarik celananya ke atas. Di lantai aku lihat 2 kondom terisi penuh sprema Hhhhaku menghela nafaskalau mereka sampai ejakulasi tentu tidak hanya sekedar menggosok klitoris

    ?Roneeee..tadi..eeee maksudku beginieeee? Anton tampak kikuk menjelaskan.
    ? Okokkalian pulanglahtidak perlu dijelaskan, aku bisa lihat dari filem ini kan ? thanks sudah merepotkan. Kataku dengan berjalan menuju televisi. Aku tidak sabar ingin segera menontonnya.

    Setelah mereka keluar dan Rini menutup pintu depan, dia berjalan dan duduk disampingku sambil berbisik ,

    ? Mas nanti jangan marah yamungkin adegannya agak berlebihan tapi dilihat aja dulu mas?

    Aku diam saja sambil menyalakan TV. Adegan dimulai dengan Anton dan Andi melepas celana panjangnya. Terlihat istriku duduk di tempat tidur. ? ok sekarang kita harus bagaimana Rin ?? Suara Anton terdengar tidak terlalu jelas.

    ?ummm kalian tiduran aja, nanti aku duduk diatas kalian, gak papa kan ? tapi kalian diam aja lho tangan kalian jangan lari kemana manaeh jangan lupa pake kondomnya? Anton mulai rebahan di tempat tidur sementara Rini istriku perlahan mulai menaiki tubuh Anton.

    Hmmm aku yakin Anton terangsang berat, terlihat batangnya sudah menjulang tinggi padahal masih belum apa apa.

    Sekilas Rini memandang camera, kemudian dengan posisi woman on top , tubuhnya perlahan bergoyang maju mundur. Andi duduk terdiam sambil memandang istriku.

    Dadaku bergemuruh, tubuhku menggigil melihat istriku memejamkan matanya, aku cemburu karena Rini berusaha mencari kenikmatan dengan batang Anton. Goyangan Rini bertambah cepat dengan diiringi suara rintihan pendek pendek. ? Andi kamu siap siap dong?? Bisik istriku.

    Kemudian tubuh istriku berpindah ke atas tubuh Andi. Terlihat batang andi sangat besar, lebih besar dari milikku. Kembali Rini bergoyang di atas batang Andi, kali lebih cepat. Rintihan dari mulutnya makin keras. ? aaahhh nikmat mas?maaf ya mas?aaah nikmat mas?

    Tampaknya Anton dan Andi turut terangsang, tangannya mulai bergentayangan ke payudara istriku yang bergoyang indah, berulang kali Rini menepisnya. Kali ini Andi turut menggerakkan tubuhnya naik turun. Kurang ajar?aku khawatir batang Andi masuk ke dalam vagina istriku.


    Tubuh Rini makin bergetar. Lenguhannya makin keras. Rintihan histerisnya membuat diriku gemetar. Rini mengayunkan tubuhnya ke depan dan kebelakang menyebabkan rambut panjangnya terlempar kesana kemari. Gerakan tubuhnya makin liar.

    Tiba tiba kulihat jemari Rini mengarah ke sela sela pahanya, rupanya dia ingin menggenggam batang milik Andi. Sesuatu kejadian yang tak kuduga terlihat didepan layar. Rini memasukkan batang Andi ke dalam vaginanya !!?

    ? Ohhh..aku nggak kuat ?please aku gak kuat?masuk ya?? Rini merintih.
    ? Ahhh jangan Rin..jangan ! ? Andi berusaha melarang tetapi nafsu mengalahkan suaranya.

    Dan batang besar Andi perlahan memasuk vagina istriku yang licin merekah. Wajah Andi tampak kebingungan dengan berkali kali menghadap ke camera seakan minta maaf bahwa itu bukan kehendaknya.
    Aku panik melihat apa yang ada didepan layar, sementara Rini istriku tertunduk merasa bersalah disebelahku.

    ? Rin?kenapa harus masuk Rin?kamu sendiri yang janji untuk tidak coitus? gimana sih Rin?

    Aku kembali melihat ke layar. Batang Andi yang besar tampak keluar masuk dengan cepat. Sesungguhnya meskipun hatiku cemburu tapi pemandangan didepanku sangat menggairahkan. Lekuk tubuh istriku benar benar sexy dan menggairahkan. Gerakan Rini yang naik turun menyebabkan tempat tidur berderak derak. Rupanya ini yang tadi terdengar dari sebelah.

    ? Andi?kurang cepat?aaahhh lebih dalam dong.. aakhh??Tangan Rini meremas kuat sprei.

    Anton yang ada disampingnya berdiri dan sepertinya berbisik ke istriku. Yang kulihat istriku hanya mengangguk angguk.

    Anton berjalan mengambil kondom di meja rias kemudian perlahan berjalan ke belakang istriku. Andi masih sibuk memompa, sementara Rini lemas merebahkan tubuhnya ke dada Andi. Dengan tenang Anton mengolesi anus istriku dengan pelicin. Apa yang akan dia lakukan ?

    Perlahan Anton mengarahkan batangnya ke anus istriku, sambil meremas pinggul dan pantat, dia tekan batangnya memasuki anus istriku. Gila !! aku benar benar shock melihat ini. Kulihat Rini sama sekali tidak protes bahkan wajahnya tampak menikmati.

    ? Aaaaa?pelan?sakit..!!pelan pelan ??

    Dalam sekejap batang Anton yang tidak terlalu besar sudah masuk semua sampai ke pangkalnya. Tak lama kemudian batang Andi dan Anton bergerak mempompa bergantian.


    Rintihan Rini makin keras, lenguhan panjang dan pendek membuat kedua laki laki itu bertambah cepat bergantian mengayunkan batangnya. Vagina istriku mencengkeram erat setiap hentakan dan tarikan batang ANdi. Sementara Anton berulang kali menepuk pantat istrikusangat menggairahkan !

    Aku terpesona melihat kondisi istriku saat itu. Disebelahku Rini pun terpaku melihat dirinya sendiri di layar TV. Derakan tempat tidur semakin cepat bergantian dengan jeritan pendek istriku, menahan kenikmatan. Rini mengimbangi pompaan dua pria itu dengan goyangan dan geliat pinggulnya.

    Rini benarbenar mengerahkan seluruh tenaganya untuk menggapai kepuasannya. Bermenitmenit telah lewat, gerakan mereka tidak nampak mengendor. Aku yakin Rini mendapatkan multi orgasme. Mungkin orgasme beruntun yang sangat panjang. Dan dia belum akan berhenti. Kepalaku makin lama makin pusing melihat layar. Semuanya terasa bergoyang.

    Dalam keadaan telanjang dan mengkilat karena keringatnya, istriku menggelinjang, menciumi dada berbulu Andi. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat mendebarkan dan amat erotis. Tidak heran dengan cepat Anton dan Andi mengalami ejakulasi

    ?? Rinnnn?aku keluar.!! ? TEriak Anton. Dengan cepat Andi mengikuti
    ? Aku jugaaaa!!!? Andi tidak mau kalah.

    Tak lama kemudian kedua laki laki itu menggelepar di sebelah istriku. Dada istriku naik turun menahan nafasnya yang memburu.

    ? Andi?tolong masukkan lagi please?aku belum puas?

    Andi bangkit kembali?hmmm rupanya dia masih kuat.

    ? Lepas kondomnya Di..gak usah pakepanas..ayo cepet ! ?

    Aku terkejut, bagaimana mungkin istriku mengijinkan Andi menyetubuhinya tanpa kondom. Dengan segera Andi menghunjamkan batang raksasanya ke vagina istriku dalam dalam. Mataku mendadak kabur
    Aku memandang Rini disebelahku,


    ? Deksebenarnya kamu ini nyidam apa enggak sih ? kok jadi begini ceritanya ? ?

    Rini masih tertunduk,

    ? Maaf masmaafkan akusebenarnya dulu sebelum menikah dengan mas, kami sudah sering main bertiga.?.Bisiknya.

    Aku melihat kembali ke layar kaca kembali, tampak sekarang Anton memuncratkan spermanya ke mulut istriku. Kepalaku tambah pusing.

    Jadi selama ini kalian berakting didepanku

    ? Ok Ok sekarang panggil merekacepat panggil mereka lagi !! jadi adek nggak nyidam kan sebenarnya ?! aku mau kalian bercinta lagi di depanku ! langsung ! tapi aku juga ikutan main !! ? Teriakku ke istriku.
    ? Kita main ber empat ok ?! Dan aku mau nonstop sampe pagi ! Sekaraang !?

    Istriku memandangku dengan takut?kemudian perlahan mengangkat HPnya.

    Kepalaku rasanya ingin pecah. Jadi istriku selama ini selalu bercinta bertiga dengan mereka ? kenapa aku tidak curiga selama ini ? seharusnya aku sudah curiga ketika Rini sudah tidak perawan di malam pertama. Seharusnya aku curiga ketika Andi dan Anton bersedia mengantarkan istriku ke Surabaya kapan itu.

    Aaaaaarrrgghhhh !!!! sungguh bodoh diriku !!!

  • Kisah Memek Istriku Frigid dan dukun cabul

    Kisah Memek Istriku Frigid dan dukun cabul


    3979 views

    Duniabola99.com – Setelah perkawinan kami memasuki tahun kelima, aku dan istriku mengalami hubungan suami istri yang makin hari makin hampa, karena kesibukan mengurus 2 anak kami yang masing-masing berumur 2 dan 3 tahun. Istriku malas sekali jika diajak berhubungan suami istri, alasannya terlalu capai bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mengurus anak. Aku yakin istriku bukan tipe istri yang suka selingkuh, selain taat beragama, norma-norma moral dan kesusilaan sangat dijaga benar oleh istriku, ini dikarenakan istriku berasal dari keluarga baik-baik dan harmonis. Aku berusaha mencari informasi bagaimana memulihkan hubungan kami supaya normal kembali.


    Jika kupaksakan berhubungan, istriku berteriak kesakitan, meskipun sudah dengan pemanasan (four play) yang lama. Istriku tidak terangsang sama sekali dan lubang kemaluannya tetap kering, dan jika dipaksakan masuk, dia akan menjerit kesakitan. Aku berusaha mencari alternatif untuk penyembuhan frigiditas istriku ini. Sudah berbagai terapi dan dokter psiater sex yang canggih kami datangi, tetapi tetap saja istriku belum hilang frigiditasnya. Istriku berumur 28 tahun dan aku 31 tahun, pada awalnya perkawinan kami boleh dikatakan cukup bahagia, namun sekarang karena istriku mengalami frigiditas yang nampaknya permanen, membuatku bingung mencari solusinya.

    Sebelum kulanjutkan, aku ingin menceritakan istriku yang bernama Mia, yang kukawinkan 5 tahun yang lalu, untuk ukuran orang Indonesia dia termasuk wanita yang cukup jangkung dengan tinggi 170 cm dengan berat 49 kg. Kulitnya kuning langsat, rambut sebahu, memiliki leher yang jenjang. Apa yang kusuka dari istriku adalah kakinya yang panjang dan jenjang, serta bibirnya yang tebal dan sensual, buah dadanya tidak terlalu besar namun bentuknya indah mancung ke atas. Yang membuatku penasaran adalah puting payudaranya yang besar, hampir sebesar ujung kelingking, itu yang membuatku senantiasa gemas dan ingin selalu menghisapnya.

    Kembali ke masalah tadi. Setelah mendapat informasi dari seorang rekan kerja, dia mengatakan bahwa di daerah Ciputat ada orang pintar/Dukun yang dapat menyembuhkan segala penyakit termasuk penyakit frigiditas seperti istriku ini. Namanya Pak Acan, dia sering dipanggil Abah Acan (bukan nama sebenarnya). Sebenarnya istriku ragu-ragu untuk berobat ke orang pintar itu, namun atas desakanku tidak ada salahnya dicoba. Singkat cerita, kami pun pergi ke tempat itu, dan memang banyak yang datang dengan berbagai penyakit, kami pun mendaftar dan mendapat giliran terakhir. Sambil menunggu, aku mengamati pasien-pasien sebelumnya, ternyata terapi orang pintar tersebut adalah dengan memijat dengan menggunakan minyak (seperti minyak kelapa) yang dibuatnya sendiri. Setiap pasien perempuan harus melepas seluruh bajunya, bh dan tinggal celana dalam, dan mengenakan sarung yang disediakan.


    Aku sempat mengamati kamar kerjanya yang serupa dengan kamar tidur itu pada saat pintunya terbuka. Beberapa wanita sedang menanggalkan BH dan memakai sarung. Begitu istriku tahu tentang itu, dia hampir saja mengurungkan niatnya untuk berobat karena risih harus buka pakaian segala, apalagi harus melepas BH. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.30, kemudian giliran kami dipanggil ke dalam. Aku pun disuruh masuk oleh assistennya. Orang itu meperkenalkan namanya, kemudian menanyakan keluhan penyakit istriku, dia pun mengangguk-angguk mengerti dengan syarat seluruh terapi harus diikuti dengan serius tanpa ragu-ragu. Kami pun mengiyakan, asal istriku dapat sembuh. Kemudian Abah Acan menyuruh istriku menanggalkan pakaiannya, begitu istriku membuka BH-nya, kulihat ekor mata Abah Acan agak terkejut melihat buah dada istriku yang putih dan mancung ke atas itu, serta puting susunya yang cukup besar itu. Setelah sarung dililitkan di tubuh istriku yang hanya tinggal mengenakan celana dalam, kemudian istriku disuruh tidur telentang di kasur yang sudah disediakan.

    Aku melihat Abah Acan mulai meminyaki rambut dan kepala istriku dengan minyak, kemudian istriku disuruh duduk, serta merta lilitan sarung yang dipakai istriku terlepas. Kemudian dari arah belakang Abah Acan meminyaki punggung istriku.Posisi Abah Acan duduk menghadap punggung istriku. Dari arah belakang kedua tangannya mulai meminyaki payudara istriku yang kiri dan kanan, seluruh permukaan payudara istriku diminyaki, dan kemudian aku melihat Abah Acan melakukan pijatan-pijatan yang menurutku sepertinya pijatan pijatan erotis. Aku juga melihat tangan Abah Acan meminyaki puting susu istriku, tangannya yang hitam dan telapak tangannya yang besar dan kasar itu meminyaki puting susu istriku. Dan aku terkejut ketika aku melihat jari-jari Abah Acan yang besar itu juga memelintir-melintir puting susu istriku yang besar itu. Anehnya aku melihat istriku diam saja, tidak memberikan perlawanan. Sungguh aku heran, dengan aku saja suaminya dia paling tidak suka puting susunya kupegang-pegang tapi ini kenapa, sama Abah Acan dia diam saja? Puting susu istriku yang dasarnya memang sudah besar itu semakin besar dan keras terlihat semakin kencang dan mencuat karena terus dipelintir, dipencet dan ditekan-tekan oleh jari-jari Abah Acan, yang kiri dan kanan.

    Aku semakin mengamati bahwa pijatan Abah Acan tidak lagi memijat, tapi justru meremas-remas kedua payudara istriku. Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia tidak memijat bagian tubuhnya yang lain tapi justru hanya kedua payudara istriku saja. Kuperhatikan kedua puting susu istriku semakin besar dan mencuat keras. Sungguh kontras menyaksikan kedua telapak tangan Abah Acan yang hitam dan besar dengan payudara istriku yang putih yang diremas-remas oleh tangan yang kasar. Aku semakin heran, apakah ini terapi untuk menghilangkan frigiditas istriku? Dan yang lebih aneh, buah dada istriku nampak makin keras dan mengencang seiring dengan puting susunya yang juga mengencang. Apalagi istriku kok diam saja diperlakukan demikian, karena benar-benar kusaksikan Abah Acan bukan memijat, tapi meremas-remas buah dada istriku seenaknya, dan itu dilakukan cukup lama. Segala macam bentuk pertanyaan timbul dalam hatiku, bayangkan buah dada istriku diremas-remas oleh Abah Acan di hadapan mata kepalaku sendiri, dan aku mendiamkannya. Dan yang lebih aneh lagi sarung yang masih melilit di pinggang istriku diturunkan ke bawah oleh Abah Acan, tentu saja paha istriku yang putih panjang dan mulus langsung terpampang. Lalu dia berkata kepada istriku, “Neng, tolong dibuka celana dalamnya, Abah mau periksa sebentar..!” Anehnya entah karena kena sirep atau apa, istriku menurut membuka celana dalamnya tanpa membantah sedikit pun.


    Tentu saja aku kaget dan lidahku tercekat. Jantungku berdegup dengan kencang. Kok, Abah Acan menyuruh membuka celana dalam istriku. Dan yang membuat jantungku lebih berdegup dengan kencang, kenapa istriku tidak keberatan atas permintaan Abah Acan? Setelah istriku melepaskan celana dalamnya, aku melihat sendiri mata Abah Acan terkesiap melihat kemaluan istriku, yang bersih tanpa rambut sedikit pun. (Memang bulu kemaluan istriku selalu dicukur, agar nampak bersih) Dan memang aku mengakui kemaluan istriku termasuk indah seperti kemaluan anak gadis umur 14 tahun, dengan kedua bibir kemaluan yang tertutup rapat. Jantungku semakin berdegup kencang ketika Abah Acan menyuruh istriku berbaring dan sekaligus melebarkan pahanya ke kiri dan ke kanan yang secara otomatis kemaluan istriku terpampang tanpa ada yang menutupi sama sekali. Lalu Abah Acan berkata, “Neng, Abah mau periksa dalam yah.., Neng tenang-tenang aja, yang penting frigid-nya Nneng bisa sembuh.” Lalu istriku pun mengangguk tanda setuju. Dan tanpa kusadari, batang kemaluanku sudah tegang luar biasa, apalagi ketika jari-jari Abah Acan yang berbuku-buku besar itu mulai membelai-belai kemaluan istriku. Dia mulai memijat mijat bibir kemaluan istriku seraya mengolesinya dengan minyak. Jari-jari Abah Acan, yang besar dan berlumuran minyak itu mulai mempermainkan kemaluan istriku. Aku melihat jari telunjuk Abah Acan menyentuh kelentit istriku.

    Jari tengahnya mulai masuk perlahan-lahan merojok ke dalam kemaluan istriku. Aku hampir tidak percaya pada pendengaranku, aku mendengar istriku melenguh kecil dan mendesah-desah tertahan, seperti orang yang sedang menahan suatu kenikmatan orgasme (sebenarnya aku senang mengetahui bahwa sebenarnya istriku tidak frigid). Aku melihat mata istriku begitu redup, seperti orang keenakan. Abah Acan tidak hentinya terus mulai memundur-majukan jari tengahnya ke dalam liang kemaluan istriku. Jari tengah Abah Acan yang besar dan hitam itu masuk dengan lancarnya ke dalam kemaluan istriku. Nampaknya minyak pelumas di dalam kemalaun istriku sudah keluar. Aku terkejut paha istriku semakin dibuka lebar, dan tanpa disadarinya istriku mulai mengoyangkan pinggulnya. “Oh.. Bah.. oh.., eh.., eh.., eh..!” desahnya. Istriku kemudian mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi, sudah dipastikan istriku terangsang luar biasa oleh permaianan Abah Acan. Aku melihat istriku benar-benar menikmati apa yang dilakukan oleh Abah Acan pada dirinya. Jari-jari Abah Acan yang berada di dalam liang kemaluan istriku membuat tubuh istriku yang telanjang bulat itu mengelinjang-gelinjang tidak karuan sambil tangannya mencengkram kasur serta mengangkat pinggulnya dan pantatnya, kemudian mengoyangkannya ke kiri dan ke kanan. Jari tengah Abah Acan yang besar dan kasar itu terbenam dalam sekali di dalam lubang kemaluan istriku. Aku juga melihat jempol jarinya mengosok-gosok klitoris istriku.

    Sungguh lihay sekali Abah Acan membangkitkan birahi istriku. Aku melihat mata istriku menandakan keenakan, dimana biji matanya yang hitam tidak nampak, sementara jari-jari Abah Acan terus bergerak mundur maju di antara bibir vagina istriku, dan makin lama jari-jari Abah Acan makin jauh terbenam di dalam vagina istriku. Lalu yang membuat jantungku berdegup kencang, Abah Acan memutar-mutar jarinya yang sedang berada di dalam kemaluan istriku, diputar ke kiri dan ke kanan, lihay sekali dia merojok-rojok kemaluan istriku. Klitoris istriku juga menjadi perhatian penuh Abah Acan, jempol Abah Acan yang besar dan kasar permukaanya itu terus mengosok-gosok klitoris istriku. Semakin lama nampak klitoris istriku membesar dan menonjol kepermukaan, sungguh pemandangan yang luar biasa. Digosok dan dimainkan sedemikian rupa, klitoris istriku semakin besar sebesar biji kacang tanah, dan istriku pun melenguh tidak karuan menahan kenikmatan yang didapat oleh Abah Acan. Aku pun semakin tercekat, karena Abah Acan mulai memasukkan tambahan jarinya, yaitu jari telunjuknya yang berbuku-buku besar itu ke dalam kemaluan istriku. Bersama jari tengah dan telunjuknya yang besar itu, Abah Acan semakin menggila mengexplorasi kemaluan istriku serta sering memutar-mutar jarinya di dalam. Tidak dapat dibayangkan selama ini, aku saja suaminya tidak pernah melakukan apa yang seperti Abah Acan lakukan. Jangankan memasukkan jari ke dalam kemaluannya, menggosoknya dari luar pun istriku tidak mau, alasan istriku tidak hygienis. Susah dibayangkan, bagaimana rasa nikmatnya Abah Acan ketika jarinya masuk ke dalam kemalauan istriku yang kecil dan tertutup rapat itu dirojok oleh kedua jari Abah Acan yang besar-besar itu.


    Apalagi tangan kiri Abah Acan yang bebas mulai menggapai payudara istriku dan mulai meremas-remasnya bergantian yang kiri dan kanan serta memelintir-melintir puting susu istriku bergantian. Aku melihat puting susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu membesar dan mencuat ke atas karena diperlakukan demikian. “Ahhh..!” suara desahan istriku makin keras terdengar (sebenarnya istriku paling malu mendesah-desah keenakan seperti ini, biasanya dia tahan, tidak mengeluarkan suara) tapi dengan Abah Acan dia benar-benar tidak tahan. Sungguh aku heran, dengan Abah Acan, kok jadi lain. Kalau aku suaminya yang melakukan dia tidak mau, jangankan memasukkan jari ke dalam lubang kemaluannya, meremas-remas buah dadanya saja istriku tidak mau, ngilu katanya. Dengan Abah Acan dia merelakan kedua payudaranya diremas-remas, dan membiarkan Abah Acan mempermainkan puting susunya (yang menurut dia sangat geli dan sensitif). Dan yang membuatku tidak habis berpikir dan membuat birahiku semakin naik, kenapa dia membiarkan jari-jari Abah Acan masuk ke dalam lubang kemaluannya, sedangkan aku ditolaknya dengan tegas jika ingin mempermainkan kemaluannya. Tapi aku tidak dapat berpikir lama lagi, karena aku sedang menyaksikan pemandangan yang sangat luar biasa, dimana istriku sedang menikmati perbuatan Abah Acan. Jari-jari Abah Acan semakin dalam terbenam dan semakin cepat maju mundurnya. Dan, tiba-tiba aku melihat kedua paha istriku menjepit kencang tangan Abah Acan yang berada di selangkangan istriku. Kedua tangan istriku menarik tangan Abah Acan sambil berusaha menekan pinggulnya ke depan serta menarik tangan Abah Acan dan berusaha menekan jari-jari Abah Acan untuk lebih jauh masuk ke dalam vaginanya.

    Istriku merintih histeris tidak tertahan, “Ahh.., ahh.., ahh.., ahhh..!” Rupanya istriku telah mencapai orgasme dengan sempurnanya. Abah Acan dapat merasakan cairan istriku telah keluar dan meleleh ke bibir kemaluannya. Dan aku juga melihat wajah Abah Acan sudah memburu penuh nafsu. Dengan perlahan dia membuka celana hitam komprangnya, kemudian membuka celana dalamnya, lalu tersembul lah batang kemaluan Pak Acan yang sudah membesar dan menegang itu, yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar. Aku pun tercekat memandang batang kemaluan Aban Acan yang besar dan panjang itu. Jantungku berdegup dengan kencangnya. Lalu Abah Acan menoleh kepadaku, “Pak, Bapak rela tidak sebagai suami, demi untuk kesembuhan istri Bapak ini, istri Bapak musti saya suntik dengan ini,” sambil menunjukkan batang kemaluannya yang besar itu, “Saya harus menyetubuhi istri Bapak sekarang. Biar frigidnya hilang.” Aku pun terdiam, pikiranku berkecamuk, tiba-tiba seperti suara halilintar yang memecahkan telingaku, istriku berkata, “Biar saja Abah Acan, saya mau, yang penting.. saya bisa sembuh.” Jantungku berdegup kencang, tapi tubuhku menjadi lemas mendengar perkataan istriku barusan. Istriku rela disetubuhi oleh orang yang baru dikenal, bahkan dilakukan di depan suaminya, seingatku Mia adalah istriku yang paling setia, alim dan tidak pernah macam-macam, tapi kenapa sekarang jadi begini, apakah kena guna-guna..? Sirap..? Atau apa..? Aku tidak dapat berpikir lebih lama lagi, dengan perlahan dan pasti Abah Acan mengarahkan topi bajanya ke dalam kemaluan istriku. Istriku pun juga cukup kaget melihat topi baja Abah Acan lebih besar dari batang kemaluannya. Dan sialnya, sepertinya istriku tidak sabar menunggu batang kemaluan Abah Acan menghampiri kemaluannya.

    Tanpa rasa malu sedikit pun, istriku menarik pinggul Abah Acan dengan kedua belah tangannya untuk cepat merapat ke selangkangannya. Tapi ternyata Abah Acan sadar diameter kemaluannya yang hampir 3 cm itu memang terlalu besar untuk kemaluan istriku yang mungil dan imut-imut itu, (sebenarnya ada perasaan minder dalam diriku, karena batang kemaluanku jika dibandingkan dengan Abah Acan jauh lebih kecil). Perlahan Abah Acan mengosok-gosok topi bajanya di permukaan kemaluan istriku yang kecil dan mungil itu. Aku pun deg-degan melihat pemandangan yang spektakuler itu, apa bisa masuk seluruh batang kemaluan Abah Acan ke dalam vagina istriku..? Aku melihat wajah ketidaksabaran istriku karena Abah Acan belum memasukkan seluruh batang kemaluannya ke dalam liang vaginanya. Nampak wajah protes dari istriku dan Abah Acan mengerti. Perlahan dan pasti topi baja Abah Acan sudah mulai terbenam masuk ke dalam kemaluan istriku. Mata istriku mendelik-delik ke belakang, merasakan kenikmatan yang luar biasa, dan membuat perasaan iri menjalar di tubuhku. Istriku memeluk tubuh Abah Acan dengan kencangnya, seolah tidak mau melepas batang kemaluan yang sudah masuk ke dalam vaginanya. Istriku semakin memperlebar kedua pahanya lebar-lebar, ke kiri dan ke kanan, mempersilakan batang kemaluan Abah Acan masuk tanpa hambatan. Kini seluruh batang kemaluan Abah Acan sudah terbenam di dalam liang vagina istriku. Abah Acan tidak langsung memainkan batang kemaluannya, dibiarkannya sesaat batang kemaluan itu terbenam, ini membuat istriku makin gelisah. Dan sungguh di luar dugaan, Abah Acan berusaha mencium bibir istriku yang sensual itu, aku menyaksikan bagaimana bibir Abah Acan yang hitam itu melumat bibir istriku yang tebal dan sensual itu. Aku tahu sebenarnya istriku tidak mau dicium oleh sembarang pria, tapi karena desakan birahi yang meluap-luap, mau juga istriku membalas ciuman Abah Acan dengan ganasnya.


    Kulihat mereka berpagutan, namun istriku sudah tidak tahan. Dia berkata, “Ayo dong.., Abah Acan, mulai..!” Perlahan dan pasti Abah Acan mulai memaju-mundurkan batang kemaluannya di dalam vagina istriku. Aku melihat disaat batang kemaluan Abah Acan menghujam ke dalam, bibir kemaluan istriku pun ikut melesak ke dalam, dan disaat batang kemaluan tersebut ditarik keluar, bibir vagina istriku pun ikut melesak keluar. Hal ini dikarenakan batang kemaluan Abah Acan yang terlalu besar untuk ukuran vagina istriku yang kecil dan imut itu. Aku melihat wajah istriku merah padam, menahan kenikmatan yang luar biasa. Matanya terpejam-pejam saat menerima hujaman batang kemaluan Abah Acan serta bibirnya mendesis-desis. Ternyata istriku sangat menikmati persetubuhannya dengan Abah Acan, dikarenakan memiliki batang kemaluan yang besar dan panjang. Sementara aku melihat wajah Abah Acan, matanya merem melek, menikmati liang vagina istriku yang kecil dan imut-imut itu. Tanpa ada rasa malu, di sela-sela rengekan nikmat yang keluar dari bibir istriku, aku mendengar dia berkata, “Ahh… Ayo dong.. Bah Acan, cepetan..!” Rupanya istriku sudah ingin mencapai orgasme.

    Istriku semakin cepat menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan, dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. Dan benar saja, Abah Acan semakin mempercepat permainannya, topi baja dan batang kemaluan Abah Acan yang dikelilingi oleh urat-urat yang besar sekarang begitu mudahnya masuk keluar dari dalam liang kemaluan istriku yang sempit itu. Sukar dibayangkan, batang kemaluan Abah Acan yang demikin besar itu dapat menerobos masuk dan keluar dengan mudahnya, ini dikarenakan pasti istriku sudah mengeluarkan cairan pelumasnya begitu banyaknya. Tapi karena saking besarnya batang kemaluan Abah Acan, bibir kemaluan istriku tetap melesak ke dalam atau ke luar ketika dihujam maupun ketika dicabut. Ini merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan, cepatnya batang kemaluan Abah Acan masuk dan keluar, diikuti dengan cepatnya bibir vagina istriku melesak ke dalam dan keluar. Aku pun sudah tidak tahan untuk melakukan masturbasi melihat istriku disetubuhi oleh laki-laki yang belum dikenal dengan batang kemaluan yang luar biasa besarnya. Abah Acan ternyata tidak mau rugi sama sekali, apabila diperbolehkan menyetubuhi istri orang dalam rangka penyembuhan, harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak boleh ada bagian tubuh yang dilewatkan. Memang sungguh keterlaluan, sempat-sempatnya Abah Acan melahap kedua buah dada istriku yang terguncang-guncang terkena hentakan batang kemaluannya. Dengan rakus disedot-sedotnya puting susu istriku dengan kuatnya yang kiri dan kanan bergantian, sungguh Abah Acan menikmati puting susu istriku yang sebesar ujung kelingking itu (seperti anak kecil ngempeng dot). Pasti nikmat karena terasa puting itu di mulut yang menghisapnya.

    Efek dari ini semua istriku tidak tahan untuk berteriak-teriak menikmati kenikmatan yang amat sangat yang belum pernah dirasakan. Dan tiba-tiba aku melihat tubuh istriku mengejang kaku dan bergetar seperti dialiri listrik ribuan volt. Tangan dan kakinya memeluk Abah Acan dengan kuat seperti lengket. “Ahh.., ahh… Ahh..!” tangannya mencakar punggung Abah Acan hingga berdarah dan bibirnya mengigit lengan Abah Acan hingga berdarah pula. Pinggul istriku diangkat menempel di tubuh Abah Acan, seolah tidak dapat lepas, istriku mengalami orgasme yang luar biasa hebatnya, yang seumur hidup belum pernah dirasakannya. Sementara Abah Acan pun sudah tidak tahan, dia mempercepat kocokannya. Dan akhirnya ketika ingin memuntahkan laharnya, dia cepat mencabut batang kemaluannya yang besar dan berurat itu dan disodorkan segera ke wajah istriku.


    Sperma putih melumuri wajah istriku dan sebagian dari sperma itu harus ditelan oleh istriku, sebagai salah satu syarat kesembuhan. Setelah selesai, Abah Acan menyuruh istriku mandi air kembang yang disediakannya dan memberikan beberapa ramuan kepadaku untuk diminumkan istriku. Kemudian Abah Acan juga memberikan semacam dildo dari karet, untuk menstimulir birahi istriku, karena katanya istriku hanya dapat orgasme dengan ukuran penis yang besar dan panjang minimal dengan diameter 2 cm dan panjang 20 cm. Ketika hendak pulang, kutanyakan berapa ongkos tarif terapi yang baru saja dilakukannya. Dikatakannya gratis, untuk istriku karena sudah dibayar dengan tubuh istriku. Dia mengatakan aku merupakan pria yang beruntung mempunyai istri yang lubang kemaluannya kecil dan peret meskipun sudah beranak 2. Demikianlah pembaca. Setelah kejadian di tempat Abah Acan, istriku sudah mulai berangsur-angsur sembuh dari frigidnya, dan terus menjalankan terapi serta minum ramuan yang dibuat oleh Abah Acan.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri



  • Kisah Memek Istriku jadi budak nafsu semalaman

    Kisah Memek Istriku jadi budak nafsu semalaman


    3972 views

    Duniabola99.com – Begitu mereka bertiga masuk ke mobil di jok belakang…. “Ampuuuuun Tuaaan …….”rintih istriku “Uuughh … uuughhh ….”kudengar desis istriku dan aku berusaha melihat kaca spion dalam. Kulihat berkali-kali Tuan Kon Beng Kok menotok tubuh istriku yang lemah bersandar di kursi jok belakang diapit oleh Tuan Kon Beng Kok duduk di sebelah kanan dan Pak Kotim disebelah kiri istriku …. kemudian kulihat dengan liar Tuan Kon Beng Kok mencumbui istriku yang sudah terbuka resleting gaunnya…… dilumatnya habis-habisan bibir istriku sementara itu kedua tangan Tuan Kon Beng Kok meremas-remas kedua payudara montok istriku dengan kasarnya….. “Mmmmpppffzzz… mmmmmpppgghhhh …..”kudengar rintihan istriku diantara lumatan mulut Tuan Kon Beng Kok …. Tak seperti tadi saat berangkat, Pak Karto hanya diam terduduk melihat rekan bisnisnya tengah meremas-remas payudara montok istriku dan mengelus-elus dan menggosok-gosok selangkangan istriku yang hanya merintih lemah karena Tuan Kon Beng Kok terus melumat bibir istriku …. terus trun ke bawah dan seolah lelaki tua itu kehausan makan dicaploknya payudara montok kiri istriku sambil tangan keriput itu meremas-remas bergantian kedua payudara montok istriku ….. “Zzuuzzuuu …..”kudengar Tuan Kon Beng Kok mendesah dan sreep sreep terdengarlah mulut Tuan Kon Beng Kok menghirup dan mengempot payudara montok kiri istriku dengan ganas setelah Tuan Kon Beng Kok tahu puting susu hitam sebesar kelingking istriku mengeluarkan air susu saat lidah Tuan Kon Beng Kok menjilatinya…


    Kulihat Pak Karto naik turun jakunnya, kelihatannya Pak Karto tak pernah menyangka kalau puting susu hitam sebesar kelingking istriku mengeluarkan air susu bila dijilati… dimana Pak Karto rupanya hanya suka meremas-remas kedua payudara montokistriku saja tanpa menjilati puting susu hitam sebesar kelingking istriku ….. Mobil mewah itu sempat tak terkendali saat masuk perumahan karena aku terperangah melihat bagaimana Tuan Kon Beng Kok memperlakukan istriku di bangku belakang…. Pak Karto yang tadinya diam memberi instruksi kepadaku arah mana yang dilewati dan sampailah ke sebuah rumah sangat mewah berpagar tinggi seperti benteng…. setelah kubunyikan klakson maka terbukalah gerbang rumah istana itu dibuka oleh seorang lelaki tua berumur 70 tahunan ke atas…. “Terima kasih Pak Kotim …”setelah Pak Karto membuka jendela bagian belakang kudengar Pak Karto menyampaikan terima kasih pada lelaki sangat tua itu yang wajahnya penuh keriput tetapi terlihat sangar dan lelaki tua itu matanya terlihat nanar saat melihat kejadian dimana Tuan Kon Beng Kok tengah mengerayangi tubuh lemas istriku meremas-remas kedua payudara montok istriku yang terkual sambil mengempot payudara montok istriku dimana puting susu hitam sebesar kelingking dihirup air susu istriku keras dengan ganas tanpa memperdulikan sekelilinginya…. Kulihat seekor anjing herder menyalak dengan ekornya tengah berdiri tegak dan seolah batang kemaluan seperti botol sprite berbulu…. Mobil kuparkir diantara 3 mobil mewah lainnya…. dan pintu garasi ditutup oleh Pak Kotim, lelaki tua itu dan kulihat matanya semakin nanar saat melihat istriku dipapah oleh Tuan Kon Beng Kok dan Pak Karto karena Tuan Kon Beng Kok memang sangat bernafsu sehingga dia masih meremas-remas payudara montok kanan istriku menyusup dari belahan gaun istriku yang tak tertutup resletingnya….. “diam kamu…Marco…..”bentak Pak Kotim ke anjing herder besar itu “kamu ikut sini…”kata Pak Kotim kepadaku. Aku berjalan dibelakang mereka, dimana sambil memapah Tuan Kon Beng Kok terus menerus meremas-remas payudara montok istriku sehingga kedua payudara montok istriku terkual kembali dari gaunnya dan sampailah di suatu ruang besar berkarpet tebal.

    Seperti pesakitan aku disuruh duduk di kursi besar dan mewah dan tubuh lemas istriku dihempaskan di sebuah sofa empuk di depanku oleh kedua lelaki tua itu….. “siapa dia?’kata Tuan Kon Beng Kok bertanya kaget saat melihatku duduk “Dia suami Zus Yati …”kata Pak Karto kalem “Haaah …suaminya?”tanya Tuan Kon Beng Kok meninggi. “Tuan gak perlu kuatir ….”katanya ke Tuan Kon Beng Kok dan membisikkan sesuatu ke telinga Tuan Kon Beng Kok Tuan Kon Beng Kok terkekeh-kekeh setelah mendengar bisikan Pak Karto “Kamu duduk sini!” kata Tuan Kon Beng Kok membentakku sambil menunjuk ke samping kiri istriku duduk. Seperti kerbau dicocok hidungnya, akupun duduk di samping kiri istriku yang lemas. “kau suaminya?”tanya Tuan Kon Beng Kok sambil membentakku. Aku hanya mengangguk “Akan kuberitahu dan kutunjukkan kalau istrimu seorang perempuan gatal…”katanya sambil terkekeh-kekeh sambil menarik kedua kaki istriku sehingga pantat bahenol istriku tepat berada di pinggiran sofa dan tubuh lemas istriku tertekuk…. “istrimu tak pernah memakai bra jika datang ke kantorku…..”kata Tuan Kon Beng Kok sambil meremas-remas kedua payudara montok istriku yang terkual dari gaunnya. Istriku hanya menatap sayu dan mendesis-desis saat jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu dengan ganas meremas-remas kedua payudara montok istriku …… “Lihat puting susu istrimu ……”kata Tuan Kon Beng Kok dan kulihat puting susu hitam sebesar kelingking telah menegang kencang “Istrimu sudah terangsang……”katanya “Maaaaazzzzzzz …..”istriku mendesah saat Tuan Kon Beng Kok memelintir kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku “bagus Zus Yati ….. bilang ke suamimu …..”katanya terkekeh-kekeh dan “Eeeeeccccgggghhhhh …….”istriku mendesah kembali saat Tuan Kon Beng Kok tidak hanya memelintir puting susu hitam sebesar kelingking istriku tetapi Tuan Kon Beng Kok memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku ….. Semakin lama semakin kasar Tuan Kon Beng Kok memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku dengan jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu sementara itu kedua telapak tangan Tuan Kon Boo Swie yang menangkup dengan kasar pula meremas-remas kedua payudara montok istriku hingga istriku merintih rintih sambil menatapku Aku selama ini tak pernah melakukan sesuatu dengan kasar kepada istriku tapi aku kini bisa melihat istriku walaupun lemas ternyata istriku menikmati kekasaran jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu yang tengah memencet, memelintir sambil menarik narik puting susu hitam sebesar kelingking istriku dan kedua telapak tangan Tuan Kon Beng Kok yang meremas-remas kasar kedua payudara montok istriku …… Kedua mata istriku terpejam merasakan perlakuan kasar di kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku dan payudara montok istriku ….. Pak Karto sepertiku, hanya diam memperhatikan rekan bisnisnya memperlakukan kasar pada istriku Istriku hanya mendesis-desis dengan kedua matanya terkatup dan jari-jari tangan istriku mencengkeram lemah sofa yang kami duduki. Begitu kasarnya Tuan Kon Beng Kok meremas-remas kedua payudara montok istriku tampak kini kedua payudara montok istriku memerah…..sementara itu kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku semakin tegang mencuat….. “mmmmpppfpfpzzzzzz…….”istriku mendesis-desis keras saat Tuan Kon Beng Kok tiba-tiba memencet, memelintir sambil menarik keras kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku dan tak pernah kulihat betapa menegangnya kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku seperti itu….. Tuan Kon Beng Kok kemudian berdiri dan masuk ke dalam kamar.

    “Maaasmmmmppffzz …….”kata istriku lirih dan bibir tebal hitam Pak Karto melahap bibir istriku sementara itu tangan kanan Pak Karto pun mengelus-elus paha padat istriku kemudian menyusup ke belahan gaun bagian bawah istriku “mmmmmppfffffhhhhh….”kembali istriku mendesis-desis saat tangan keriput Pak Karto sampai ke selangkangan istriku dan kulihat jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu tengah menggosok-gosok bibir vagina dan kelentit istriku dan bunyi kecepak “ceek cek cek” lendir vagina istriku terdengar “Hmmm…”kudengar Tuan Kon Beng Kok berdehem dan Pak Karto menarik tangan kanannya dari selangkangan istriku …. Tuan Kon Beng Kok berdiri di depan istriku dan kemudian jongkok sambil membuka tasnya Jantungkupun berdegup kencang saat kulihat isi tas kopor itu, peralatan penstimulir nafsu sex wanita, diantaranya kulihat dildo hitam sebesar kaleng axe ….. Tuan Kon Beng Kok mengambil alat tabung kecil dua buah dan baru kutahu alat itu dan kemudian Tuan Kon Beng Kok memasangkan di kedua puting susu hitam sebesar kelingking yang menegang “Ooooooccgghhhh ……”istriku mendesis-desis saat Tuan Kon Beng Kok menghidupkan alat itu Tubuh lemas istriku menggelinjang saat alat itu bukan saja bergetar tapi juga menyedot-nyedot kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku ….. Kulihat air susu istriku memenuhi tabung kecil itu… Belum sempat istriku mengontrol dirinya…..Tuan Kon Beng Kok sudah mengkangkangkan kedua kaki istriku dimana tanpa ada bulu kemaluan dan membuka lebar bibir vagina istriku yang sudah basah oleh lendir vagina istriku dan dengan kasarnya jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu menggosok-gosok kelentit istriku sehingga tubuh istriku bergetar disertai desahan berat nafas istriku dan bahkan Tuan Kon Beng Kok membuka lebar lebar bibir vagina istriku sehingga liang vagina istriku yang berwarna merah muda tampak merekah dan Tuan Kon Beng Kok mencari cari G Spot istriku dan tak ampun lagi jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu mengkorek-korek G Spot istriku sehingga istriku melenguh seperti kerbau dengan nafas istriku mendengus-dengus …


    Kedua jari-jari tangan istriku hanya meremas lemah sofa itu dan Tuan Kon Beng Kok mengeluarkan dildo hitam sebesar kaleng axe dan Tuan Kon Beng Kok menusukkan dildo hitam sebesar kaleng axe itu ke dalam liang vagina istriku yang terbuka lebar itu “tuuuuaaaan Beeeennng Koooookk ……aaaammmppfffuuuuuun “istriku mengerang saat dengan kasar Tuan Kon Beng Kok menusuk masuk dildo hitam sebesar kaleng axe ke dalam liang vagina istriku hingga seluruhnya masuk…… baru setelah itu jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu melepas kuakan bibir vagina istriku hingga tampak mengatup dildo hitam sebesar kaleng axe ….. Tuan Kon Beng Kok kemudian melingkarkan tali dildo hitam sebesar kaleng axe sehingga tampak seperti cawat… “klik” rupanya ikatan itu dikunci sehingga dildo hitam sebesar kaleng axe tak akan mungkin lepas keluar dari liang vagina istriku “Uuuggghhhhhh ….”istriku mendesah dan tubuh sexy istriku berkelejot saat Tuan Kon Beng Kok menghidupkan power dildo hitam sebesar kaleng axe dan dapat kulihat jelas dildo hitam sebesar kaleng axe tidak hanya bergetar tapi meliuk liuk dan gerakan maju mundur di dalam liang vagina istriku “Aaaampffffuuuuuuunnnnzzzzzz .. Ttuaaaaaaaaaan ……”istriku mendesis-desis dan mengerang tubuh istriku tidak hanya bergetar tetapi meliuk liuk seperti cacing kepanasan merasakan dildo hitam sebesar kaleng axe menghajar liang vagina istriku dengan getaran, dan gerakan meliuk-liuk dan maju mundur di liang vagina istriku …. Tubuh istrikupun melorot dari sofa karena kedua kaki istriku tak kuat menahan berat tubuhnya lagi dan hajaran dildo hitam sebesar kaleng axe di liang vagina nya…. Istriku pun berdiri dengan kedua lututnya dan tersungkur ke depan sehingga tubuh istriku yang bersimbah keringat tertelungkup di karpet tebal itu…. Begitu hebatnya dildo hitam sebesar kaleng axe itu merangsang istriku, tubuh istriku bukan hanya mengelinjang dan meliuk-liuk tetapi seolah seperti berenang kedua kaki istriku mengejang melemah mengejang ….dan kedua tangannya menggapai selangkangan nya tapi dildo hitam sebesar kaleng axe menancap kuat di liang vagina nya… Beberapa saat kemudian tubuh istriku mengejang kencang dan kudengar erangan panjang istriku seperti seorang yang terkena strum listrik dengan tubuh tersentak-sentak tak karuan dan pantat bahenol istriku terbanting banting saat orgasme ke sebelasnya meledak malam itu….. Benar-benar suatu peristiwa yang membuat aku semakin ciut nyaliku…..

    “Amfuuun tuuuaan Beeeeng … ampun tuaaaan ….”istriku merintih mengiba…..” istriku mengerang dan tubuhnya bergetar meliuk-liuk, pantat bahenol istriku tersentak-sentak turun naik tak karuan….. Tuan Kon Beng Kok bukannya mengasihani, malah mempercepat getaran dildo hitam sebesar kaleng axe yang menancap di liang vagina istriku dan getaran, dan gerakan meliuk-liuk dan maju mundur dildo hitam sebesar kaleng axe itu semakin cepat di liang vagina ….. Suara istriku pun seperti sapi yang disembelih tubuh istriku menggelinjang tak karuan dan tersentak-sentak … nafas istriku mendengus-dengus seperti lokomotif uap yang selip menarik gerbong-gerbong beratnya… tubuh dan gaun malamnya basah oleh keringatnya … tertelungkup tak berdaya dengan kepala miring ke arahku .. menatap tajam padaku .. kemudian sayu dan terbelalak kemudian kedua mata istriku terbalik dengan erangan klimaksnya yang terus menerus…. Akupun tanpa sadar menyemburkan air maniku dari batang kemaluan ku melihat istriku merasakan kenikmatan seolah tak terbatas sampai akhirnya mata istriku redup… istriku pingsan…. Tuan Kon Beng Kok melepas dildo hitam sebesar kaleng axe dari liang vagina istriku dan membuka resleting celananya dan dikeluarkannya batang kemaluan seperti kaleng kit 175cc yang belum disunat dan membalik tubuh istriku telentang… Tuan Kon Beng Kok mengkangkangi tubuh istriku dan mengocok batang kemaluan seperti kaleng kit 175cc dan begitu mendekati klimaksnya dibukanya mulut istriku dan dijejalkannya batang kemaluan seperti kaleng kit 175cc ke mulut istriku dan tak ayal lagi air maninya menyembur nyembur di mulut istriku hingga istriku yang pingsan tersedak dan air mani kental Tuan Kon Beng Kok meleleh tak hanya di mulut tapi juga keluar dari hidung istriku ….. Tuan Kon Beng Kok kemudian berdiri dan menuju kamarnya ……

    Pak Karto pun mengeluarkan batang kemaluan seperti kaleng kit 175cc berdiameter sekitar 4 cm itu dan meenjejalkan batang kemaluan seperti kaleng kit 175cc nya ke liang vagina istriku yang banjir oleh lendir vagina karena multiple orgasme….. kulihat pantat kerempengnya naik turun menggenjot batang kemaluan seperti kaleng kit 175cc nya di liang vagina istriku dan beberapa menit kemudian Pak Karto mengerang menyemburkan air maninya di liang vagina istriku untuk ke sekian kalinya….. Pak Karto pun meninggalkan aku yang tak dapat bergerak dan istriku yang tertelentang pingsan….. Akupun tertidur sampai akhirnya terbangun saat kudengar istriku mendesah dan kedua mataku terbuka lebar dalam cahaya remang-remang di ruang tamu mewah itu ….. Aku semakin tak dapat bergerak …. aku tersadar saat tubuhku terikat tali di kursi…. “zzaaaangaaaan mbaaaah …..”istriku mendesah Aku tersadar dan kulihat istriku sudah telanjang tidur dengan kedua kakinya yang terkangkang lebar dan kedua pergelangan kakinya terikat di kaki ranjang, sehingga selangkangan yang gundul tanpa bulu kemaluan istriku terpampang dan bibir vagina tampak jelas…..sementara itu kedua tangan istriku di atas kepalanya terikat erat di kedua ujung bagian atas ranjang “Srreeep sreep sreeep …”kudengar hirupan dan baru dalam kesadaran penuh kulihat Pak Kotim lelaki tua berumur 70 tahunan penjaga rumah tengah menyedot-nyedot kedua payudara montok istriku yang ditekan ke tengah oleh kedua tangan lelaki tua berumur 70 tahunan sambil jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu meremas-remas kedua payudara montok …. “Zaaaangaaan mbaaaaahggghhhh zzzz…..”istriku terus mendesis-desis diperlakukan oleh mulut ompong Pak Kotim yang dengan beringas menyedot-nyedot payudara montok istriku …


    Cukup lama Pak Kotim seperti bayi tua yang kehausan menyedot-nyedot kedua payudara montok istriku hingga air susu istriku habis dan Pak Kotim meninggalkan sedotan mulut ompongnya dari puting susu hitam sebesar kelingking yang sudah tegang mencuat…. Pak Kotim duduk di samping kanan istriku yang tertelentang menjilati perut istriku pusar istriku dan “Mmmmmmmbaaaaaaagggggghhhhhhhhhhzzzz…..”istriku mendesah panjang saat lidah panjang Pak Kotim menjilati kelentit istriku yang mencuat dan begitu sabarnya lelaki tua berumur 70 tahunan menjilati kelentit istriku dan “Hhhhhhggggghhhhhhhhhhhhh……”istriku mendesis-desis saat kulihat mulut ompong lelaki tua berumur 70 tahunan itu menyedot-nyedot kelentit istriku ….. begitu sabarnya, lelaki tua berumur 70 tahunan menjilati dan menyedot-nyedot kelentit istriku dan membuat istriku menikmati kenikmatan yang tak berujung…. Pantat bahenol istriku terangkat-angkat dan telapak kaki istriku mengejang kaku saat mulut ompong itu menyedot-nyedot keras kelentit istriku disertai lenguhan panjang istriku dan kepala istriku terangkat melihat selangkangan nya yang tengah dipermaikan oleh lidah panjang dan mulut ompong Pak Kotim lelaki tua berumur 70 tahunan Pak Kotim memperlakukan istriku lebih dari 30 menit sampai akhirnya “Mmmbbaaaaaah akuuu nggaaaak taahaaaan ………ngngngngngngng ……”istriku mengejan keras ..pantat bahenol istriku tersentak-sentak dan dengan cepat jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu lelaki tua berumur 70 tahunan itu membuka lebar bibir vagina istriku dan kulihat lendir vagina istriku keluar meleleh dari liang vaginanya….

    Dengan rakusnya Pak Kotim, lelaki tua berumur 70 tahunan itu menghirup lendir vagina istriku dengan mulut ompong nya begitu keras sehingga suara hirupan itu “ssssrrrrooooob sroooob..” menyedot-nyedot bibir vagina dalam istriku dan membuat istriku mengejan berkali kali memperoleh orgasme berkali kali pula Rupanya permainan Pak Kotim lelaki tua berumur 70 tahunan itu belum selesai saat kulihat lidah panjang itu menerobos masuk ke liang vagina istriku dan Pak Kotim memposisikan tubuh kerempeng nya di atas tubuh istriku posisi 69 sehingga aku bisa melihat dengan lihainya lidah panjang itu menjejali liang vagina istriku sambil meliuk-liuk menyodok-nyodok liang vagina istriku Pak Kotim yang mengkangkangi tubuh istriku melepas celana pendeknya dan aku terbelalak melihat batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah menggelantung bebas di atas kepala istriku …. Pantat kerempeng Pak Kotim mendekati wajah istriku sehingga kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah mendekati mulut istriku “Jeng Yati isep jeng …Isep Jeng Yati …..”kata Pak Kotim Tidak seperti dengan Tuan Kon Beng Kok, istriku kulihat dengan senang hati membuka mulutnya dan kepala jamur besar itupun dilahap istriku dengan susah payah karena saking besarnya….. dan permainan 60 dimulai….istriku mengulum kepala jamur Pak Kotim dan Pak Kotim menjejalkan lidah panjang nya ke liang vagina istriku dan akhirnya istriku mencapai orgasme dengan melenguh seperti kerbau …

    karena mulut istriku mengulum penuh kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah yang mulai mengeras Kini Pak Kotim mencabut lidah panjang nya dari liang vagina istriku dan mencabut batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah dari mulut istriku Dengan menimang nimang batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah yang menegang, Pak Kotim turun dari ranjang dan berjalan mendekati selangkangan istriku yang sudah siap ….. dengan setengah jongkok Pak Kotim mengarahkan kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah ke liang vagina istriku “zzzaaakiiiit ……Mmbaaaaahhhh….”istriku mendesah panjang saat Pak Kotim menusukkan kepala jamur besarnya ke liang vagina istriku yang basah oleh lendir istriku terpeleset tak masuk karena saking besarnya…. Mataku terbelalak saat Pak Kotim mencoba kembali dan dari tempat duduk kuyang terikat ….. pertama kali kulihat liang vagina istriku terkuak begitu lebar setelah kepala jamur Pak Kotim yang besar itu menjejali liang vagina …. begitu kepala jamur itu melesak masuk menjejali liang vagina istriku maka bibir vagina istriku pun menggelembung seolah ditiup disertai suara istriku melenguh seperti kerbau “Adduuuuuuugggghhhh mbaaaaaaggghhhhhhhh…..”istriku melenguh seperti kerbau dan kepalanya menunduk melihat arah selangkangan nya sendiri….dengan gigi gemeletuk, kedua telapak kaki istriku mengejang merasakan kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah menjejali liang vaginanya.


    “Peeelaaaaaaaaaaaaaaan mmbaaaaaaaaghhhhhhhzzzzzzzzzzzz….”istriku mengerang saat Pak Kotim menekan ke bawah pantat kerempengnya menjejalkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah ke liang vagina istriku “kenapa Jeng Yati ? “Ampuuuun mmbaaah …..gaaak muaaaaat ….zzzudaaaaccch mbaaaaggghhhhhzzz…..” “Memang kamu mau muat apa..Jeng Yati ?katanya sambil terus menekan ke bawah pantat kerempengnya kedua tangan Pak Kotim memegang dan meremas-remas pantat bahenol istriku “Zzzudaaah mbaaaghhh ….aampuuun mbaaaahggggg…..anuku zzaaakiiit …anunya Mbah Kotim besaaar…..” “Apa Jeng Yati … aku gak paham… “Anummmmuuu Mbah Kotim “Apa???!!! yang jelas!!!! biar dengar suamimu….cepat !!! atau kusodok keras hhhaaa!!!bentak Pak Kotim sambil menekan ke bawah pantat kerempengnya “Aaaaampuuuuuuuunnnnfffffffffzzz…… kooooontoooolmuuuuuu bezaaaaaaar Mbah Kotiiiiiiiiim ….uuuuuggghhh kooontoooolmuuu bezzzaaar mbaaaaaghhhhhh…..”istriku melenguh seperti kerbau menumbar kata-kata jorok yang tak sepantasnya dikatakan wanita terhormat dihadapan tukang kebun yang tengah menjejalkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah ke liang vagina istriku … “Aku buat Jeng Yati puas …… kontolku dimana sich Jeng Yati ?tanya Pak Kotim lelaki tua berumur 70 tahunan itu ke istriku “Kontol besar Mbah Kotim menjejali torokku mbaaaaghh”kata istriku seperti pelacur yang melayani tamunya “Uuuggghhh torooookkuuuuu gateeel mbaaaaghhh….”istriku mendesah saat Pak Kotim memutar mutar pantat kerempengnya dan menekan nekan masuk ke dalam liang vagina istriku Pak Kotim semakin cepat menggoyang pantat kerempengnya dan istriku mendesis-desis tak karuan…

    rupanya Pak Kotim tahu kalau topi baja batang kemaluan nya tengah mengkorek-korek G Spot istriku yang tak dapat lagi mengontrol mulutnya, mungkin saking enaknya “Toooorookkuuuuu gateeel mbaaaaah …gateeeel mbaaaah..”berulang ulang sampai akhirnya istriku mengejan dan tubuhnya mengejang kaku disertai erangan panjang serta pantat bahenol istriku tersentak-sentak dan kedua kakinya mengejang kaku…..saat orgasme nya meledak begitu hebatnya….saat seperti dengan Pak Soman, tukang becak tua itu sampai akhirnya orgasme istriku meledak lagi dan Pak Kotim melesakkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah ke dalam liang vagina istriku Pak Kotim mengeluar masukkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah di dalam liang vagina istriku sehingga bibir vagina istriku kulihat terikut keluar masuk searah keluar masuk nya batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah di dalam liang vagina istriku yang sudah dibanjiri lendir vagina nya…. Istriku terus menggeram dan mengerang…nafas istriku mendengus-dengus tubuh telanjangnya hanya dapat menggelinjang karena terikat kedua kaki dan kedua tangannya, keringatnya mengucur bercampur dengan keringat Pak Kotim yang mengocok batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah semakin liar dan cepat di liang vagina istriku …… Istriku mengejan dan mengejang kaku pada sekitar 10 sodokan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim dan rupanya karena begitu besarnya batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Karto bukan saja bibir vagina istriku keluar masuk tetapi juga kelentit istriku terikut keluar masuk seirama keluar masuk nya batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim …. Entah berapa lama Pak Kotim menyetubuhi istriku dan entah berapa kali istriku mencapai orgasme…..Yang aku tahu tubuh istriku hanya menggelinjang saat batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim dilepas dari liang vagina istriku yang basah kuyup oleh lendir vagina nya….. “Plok” kudengar saat kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim terlepas dari liang vagina istriku yang ternganga lebar beberapa saat sebelum tertutup kembali….dan lendir vagina istriku meleleh dari liang vagina istriku membasahi sprei ranjang Pak Kotim …. Pak Kotim berdiri diatas lututnya dan langsung mengkangkangi tubuh lemas istriku, yang basah oleh keringat, bergerak ke atas dan mengarahkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah yang masih menegang ke wajah kuyu istriku …. “Ayo Jeng Yati …jilati kontolku ….”kata Pak Kotim mengusap-usapkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya ke wajah istriku ….. bibir istriku dan kemudian menjejali mulut istriku dengan kepala jamur nya yang basah oleh lendir vagina istriku sendiri…..

    Kulihat istriku kesulitan mengulum kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Karto yang amat besar….. Pak Kotim mengeluar masukkan kepala jamur nya di mulut istriku dan beberapa genjotan Pak Kotim mencabut kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya dari mulut istriku dan tangan kanannya menyambar gelas kosong dan “crot crot” kulihat air mani Pak Kotim menyembur-nyembur tertampung di gelas itu hingga seperempat gelas…… Kulihat istriku sudah tertidur karena lemas dan kecapain melayani nafsu seks lelaki tua berumur 70 tahunan Pak Kotim pun tersungkur di samping istriku setelah menaruh gelas di meja kecil dan tanpa melepas tali ikatan istriku dan mulut ompong nya mencaplok menyedot-nyedot payudara montok kiri istriku hingga tertidur…… Akupun juga tak kuat menahan kantuk….. sampai aku terbangun saat kudengar suara berisik… Rasa kantukku masih menyelimutiku. Kulihat saat itu Pak Kotim yang masih telanjang dengan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah yang menggantung seperti belalai, tengah menyuapi sesuatu istriku tertelentang terikat kedua kaki dan tangannya…. Istriku tampak menggeleng gelengkan kepalanya menghindari suapan Pak Kotim Begitu aku memperhatikan dengan seksama saat itu mendadak sontak mataku terbelalak karena Pak Kotim tengah berusaha menyuapi air maninya ke mulut istriku …. Mulut istriku kupun ternganga saat Pak Kotim memencet hidung istriku dan istriku pun terangah engah kehabisan udara sehingga bernafas dengan mulutnya….. saat itu, tak ayal lagi Pak Kotim langsung menyuapkan air maninya ke mulut istriku dan istriku berusaha meludahkan air mani Pak Kotim yang ada di mulutnya tapi Pak Kotim terus menjejalkan suapan air maninya ke mulut istriku dan “glek glek…”kudengar istriku meneguk air mani Pak Kotim, lelaki tua berumur 70 tahunan itu yang terus memencet hidung istriku ….. Bukan saja aku….kulihat batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim bergerak dan berdenyut mulai tegang…. “Ayo Jeng Yati …nggak usah dipencet telan air maniku…..”kata Pak Kotim sambil melepas pencetan di hidung istriku sebentar dan memencet kembali sambil menyuapkan kembali air maninya ke mulut istriku …. Pak Kotim terus menyuapkan air maninya ke mulut istriku dengan kasar menjejal jelakanke mulut istriku dan rupanya permainan kasar tak bermoral itu membuat istriku terangsang lagi saat kulihat bibir vagina istriku basah oleh lendir vagina ….. Pak Kotim terus menyuapkan airmaninya ke mulut istriku dan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim mulai menegang…. Pak Kotim meletakkan sendok suapanya dan mengocok batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya sendiri dan berjalan ke arah selangkangan istriku “Mbbbbaaaaaaaaghhhhhh….hhghghghghhghghghghhh ….”istriku mendesah begitu kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim menjejali liang vagina istriku yang telah basah oleh lendir vagina nya….dan bibir vagina istriku pun melesak masuk mengikuti sodokan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah di liang vagina istriku ……


    “Aaaaaddduuughhh mbaaaaaggghhh …. aaaaduuuggghhhhzzzz … mbaaaaaaggghhhhzzz …. akuuuu gaaaateeeel ….toroooookkkkkuuuuuuuu eeezzzzzzzgghhhh ….”istriku mendesis-desis saat pantat kerempengnya Pak Kotim memutar mutar dimana kepala jamur Pak Kotim mempermainkan G Spot istriku “Tooorrroooookkkuuuuu gaaaateeel mbbaaaaaaaahhhhhhhhhngngngngngngngngng …. ” istriku mengejan dan tubuhnya mengejang kaku kemudian pantat bahenol istriku tersentak-sentak saat istriku mencapai orgasme di pagi itu…. Seperti tadi malam, Pak Kotim menggoyang pantat kerempengnya sehingga sekat diantara kepala jamur nya dan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya benar-benar menggelitik G spot istriku dan tak ayal lagi istriku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan dengan kedua tangan dan kedua kakinya tetap terikat, pantat bahenol nya bergoyang tak karuan, mulutnya yang ternganga mendesah, kedua matanya terbalik balik, keringatnya membasahi tubuhnya disertai dan nafas istriku mendengus-dengus … Erangan istriku disusul tubuhnya mengejang dan pantat bahenol nya tersentak-sentak entah berapa kali pagi itu sampai tubuh istriku lemah lunglai dan Pak Kotim menggenjot pantat kerempengnya dan “plok” kudengar suara terlepasnya batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim dari liang vagina istriku dan sambil mengocok batang kemaluan nya Pak Kotim berjalan ke meja dan mengarahkan kepala jamur nya ke dalam gelas dan “crot crot crot” air mani Pak Kotim menyembur tertampung di gelas itu…. Setelah menuntaskan semburab air maninya Pak Kotim pun tergeletak di samping istriku, yang sudah lemas tak bertenaga karena mencapai multiple orgasme yang kuperkirakan lebih dari 6 kali, dan Pak Kotim langsung mencaplok payudara montok kiri istriku dan menyedot-nyedot payudara montok kiri istriku sehingga terdengar suara hirupan air susu istriku sementara itu tangan kiri keriput Pak Kotim meremas-remas payudara montok kanan istriku dengan kasar…. jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu juga memencet, memelintir sambil menarik narik puting susu hitam sebesar kelingking istriku dengan sehingga istriku mengerang dan bahkan jari-jari Pak Kotim menyentil nyentil, seperti menyentil telinga anak kecil yang nakal ke puting susu hitam sebesar kelingking kanan istriku …. Begitu terus dan bergantian mulut ompong lelaki tua berumur 70 tahunan itu menyedot-nyedot kedua payudara montok istriku hingga air susu istriku benar-benar habis ….. Istriku benar-benar lemas oleh perlakuan Pak Kotim lelaki tua berumur 70 tahunan itu dan Pak Kotim melepas semua ikatan di tangan dan kedua kaki istriku kemudian mendudukkan istriku dan memapah berdiri keluar kamar sempit itu…. dan beberapa saat kemudian kudengar gemericik air …..dan guyuran air …rupanya istriku dimandikan Pak Kotim …… Sesaat hanya kudengar seseorang menyabuni dan berikutnya kudengar istriku melenguh seperti kerbau dan kemudian “Zzzudaaaagh mbaaaahhhh oghhh oogh mbaaah gaaateeeel torooookkuuuu….

    ”istriku mengerang erang akupun berusaha menggeser kursi dan melongokkan kepalaku …..rupanya kamar mandi Pak Kotim persis di depan kamarnya dan kulihat pantat kerempengnya naik turun diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar …. Kedua mataku melotot melihat bagaimana batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim menghujam keluar masuk di liang vagina istriku yang menyeret keluar masuk bibir vagina istriku mengikuti keluar masuk nya batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim di liang vagina istriku ….. Kemudian kudengar istriku mengejan, mengerang, dan melenguh seperti kerbau beberapa kali disertai tubuhnya mengejang kaku dan pantat bahenol istriku tersentak-sentak …. Aku mendengar istriku mengerang lima kali sebelum Pak Kotim mencabut batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya dari liang vagina istriku dan kemudian menyorongkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya ke mulut istriku dan tak seperti tadi malam dimana dengan sigapnya istriku mengulum kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim dan menyedot-nyedot kepala jamur Pak Kotim dan menelan air mani Pak Kotim dengan lahapnya…. Rupanya sifat asli istriku keluar, menyangka aku tak melihat dan tadi malamnya istriku hanya bersandiwara menolak disuapi air mani Pak Kotim dengan menggeleng-gelangkan kepalanya……akupun teringat cerita portir café itu yang selalu menjejalkan batang kemaluan nya ke mulut istriku yang selalu menyedot-nyedot air maninya sampai habis…. Kembali ku tersadar dan kulihat istriku dengan penuh perasaan menjilati batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah dan kepala jamur Pak Kotim sampai air mani Pak Kotim tak bersisa…. “Enaaaaaak Jeng Yatiiii……”kudengar Pak Kotim melenguh dan kulihat tangan kanan istriku mengocok batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim dan jari-jari tangan kirinya meremas-remas buah pelir Pak Kotim dan ooohh… lidah istriku menjilati lubang kencing Pak Kotim dan sesaat menyedot-nyedot kepala jamur Pak Kotim “Enaaak Jeng Yati….. enaaaak Jeng Yatiii…. lonteku…..pelacurkuuu….”Pak Kotim mendesis-desis sambil meremas-remas rambut pendek istriku yang masih basah dan gerakan pantat kerempengnya maju mundur mengocok kepala jamur nya yang dikulum oleh mulut istriku yang terus menyedot-nyedot kepala jamur Pak Kotim ….. Beberapa saat Pak Kotim menggeram dan pantat kerempengnya tersentak-sentak dan kulihat mulut istriku menyedot-nyedot kepala jamur dan air mani Pak Kotim untuk kedua kalinya…… Rupanya istriku beringas dan kini Pak Kotim terkapar di lantai kamar mandi dan dengan menungging istriku terus melahap batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim yang lemas dan menjilati lubang kencing Pak Kotim kembali….. Beberapa saat rupanya Pak Kotim tak tahan membendung air maninya lagi….. Tapii……

    Mataku terbelalak karena seekor anjing herder besar dan batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip menegang kencang ke depan mendengus-dengus di belakang istriku yang menungging yang tengah mengulum dan mengocok batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim yang akan menyemburkan air maninya….. Istriku pun melepas batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim dari kuluman mulut istriku pantat bahenol istriku semakin menungging dan … jari-jari tangan mengocok batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim dengan mulut menganga….dan kulihat semburan kuat air mani kental Pak Kotim yang muncrat ke mulut istriku yang langsung menelan air mani Pak Kotim yang mendengus-dengus dan tubuh lelaki tua berumur 70 tahunan tampak lemas….. Istriku tak menyadari kalau Marco, anjing herder itu tengah memperhatikan belahan bibir vagina istriku yang basah oleh lendir vagina dan air mani Pak Kotim tiba-tiba Marco melompat dan menerkam tubuh istriku yang sedang menungging hingga punggung istriku tertekan tubuh besar Marco sehingga istriku tak dapat bergerak dan secepat kilat Marco, anjing herder besar itu mendesakkan batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip ke liang vagina istriku yang langsung melenguh seperti kerbau merasakan bibir vagina dan liang vagina nya terbelah oleh jejalan batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip Marco, anjing herder besar itu…. Istriku menjerit jerit saat dengan paksa Marco, anjing herder besar itu menjejalkan batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip nya menembus masuk liang vagina istriku yang ternganga lebar… sedangakn bibir vagina istriku terikut masuk karena besarnya batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip Marco, anjing herder besar itu….


    “Ampuuuuuuuuunnnnnnnzzzzzzzzxxxxxxkkkkkkkkzzzzzz…….”istriku mengerang Anjing herder besar itu terus menekan pantatnya sehingga batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip nya semakin menjejali liang vagina istriku sampai sekitar 20 cm masuk hingga tersisa bonggol berdiameter sekitar 6 cm batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip itu…. “Ooooooggghhhhhhhh ……”istriku mendesah berat saat Marco menarik keluar batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip nya dan melesakan batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip nya lagi ke liang vagina istriku …. “Oooggh oooocch …..hhheeeegghhh ooooccch heeeeghhhh….”kudengar suara mengerang dan menggeram istriku saat Marco, anjing herder besar itu memompa batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip nya di liang vagina istriku …. Mulailah si jantan, Marco, anjing herder besar itu menyetubuhi betinanya yang tak lain istriku dengan mengocok dengan cepat batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip nya di liang vagina istriku ….. “hggghhh …hggghhh …..”suara istriku menggeram ..kepala istriku merunduk menoleh ke arah tempat ku mengintip…wajahnya menahan sakit…..tapi kemudian kedua mata istriku terbalik….rupanya bukan saja bibir vagina istriku yang terikut keluar masuk akibat kocokan keluar masuk batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip Marco tapi juga karena…kelentit istriku teriikut keluar masuk juga….

    kemudian erangan demi erangan keluar dari mulut istriku …..saat istriku entah berapa kali istriku mencapai orgasme saat menjadi betina Marco, anjing herder besar itu…. Kulihat kemudian istriku tersungkur dan seperti mengompol kulihat air mani Marco keluar dari liang vagina istriku ….. Istriku tengkurap dengan kedua kaki terkangkang sementara itu Marco di atas tubuh istriku dengan nafas mendengus-dengus dan lidah panjang kasar menjulur-julur dengan air liur jatuh menetes netes di punggung istriku dan batang kemaluan panjang sebesar botol sirop ABC berujung lancip itu menggelantung dengan air mani dan lendir vagina istriku bercampur menetes di lantai kamar mandi…. dimana disebelah istriku lelaki tua berumur 70 tahunan terkapar pingsan…. Marco, anjing herder besar itu mundur hidungnya bergerak-gerak mencium sesuatu dan moncongnya bergerak menuju aroma yang diinginkannya, tak lain adalah lendir vagina istriku yang bercampur air mani Marco di selangkangan istriku …. Moncong itupun mengendus endus dan “oooooccccggghhhh ….”istriku mendesis-desis saat lidah panjang Marco menjilati selangkangan istriku, bibir vagina istriku dan reaksi istriku semakin mengkangkangkan kedua kakinya dan Marco semakin cepat menjilati bibir vagina istriku dan tak ayal lagi pantat bahenol istriku menungging nungging semakin memberi ruang kepada moncong dan lidah panjang kasar Marco untuk menjilati bibir vagina istriku …. “Eeeghhh …heeeghh ..ooocchgg ….”istriku mendesis-desis semakin tak karuan saat lidah panjang kasar Marco semakin cepat menjilati bibir vagina istriku dan pantat bahenol istriku semakin menungging nungging…. “Mmaaaaaarcooooo….”istriku melenguh seperti kerbau saat lidah panjang kasar Marco menjilati bukan saja bibir vagina istriku tetapi juga kelentit istriku “Cepak cepak..”

    bunyi kecepak lidah panjang kasar Marco semakin cepat menjilati bibir vagina istriku dan kelentit istriku dan istriku menggeram dan akhirnya mengerang panjang saat mencapai orgasme nya yang kesekian kali….. Aku hanya dapat memperhatikan sampai akhirnya istriku tertidur dan Marco, anjing herder besar itu telah puas oleh layanan betinanya, yang tak lain istriku, pergi entah kemana….. Baru sekitar satu jam, kedua insan berlainan jenis dengan perbedaan umur yang jauh itu bangun…. Sekali lagi Pak Kotim memandikan istriku dan masuk kamar dalam keadaan telanjang…. Istriku pun mengenakan gaun hitamnya dan berhias untuk menghilangkan kesan pucat dimana istriku semalaman, telah melayani nafsu sex Pak Karto, bossnya, Tuan Kon Beng Kok, dan Pak Kotim, dan juga sebagai betina Marco, anjing herder besar itu…. Sementara itu, Pak Kotim meniup-niup mukaku, dan seperti orang bego, aku tak mengerti maksud Pak Kotim yang jelas kurasakan aku merasakan keberanianku hilang dan membuka tali pengikatku…. Memang aku hanya bengong disaat Pak Kotim mendekati istriku saat dilihatnya polesan rias di wajah istriku membangkitkan nafsu sex nya kembali dan Pak Kotim menciumi kuduk istriku dan istriku pun menggelinjang dan jari-jari kedua tangan lelaki tua yang besar-besar itu pun meremas-remas kedua payudara montok istriku dari belakang…..dari balik gaunnya jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu juga memencet, memelintir sambil menarik narik kedua puting susu hitam sebesar kelingking istriku sampai akhirnya istriku merunduk Tangan keriput Pak Kotim pun mengerayangi seluruh tubuh istriku yang membungkuk dan tangan kanannya menyinkap gaun istriku sehingga pantat bahenol istriku pun tampak dan dari belakang telapak tangan kanan Pak Kotim menggosok-gosok selangkangan istriku yang langsung meregangkan kedua kakinya….


    Pak Kotim pun memelorotkan celana pendek komprangnya dan tersembullah batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya yang sudah menegang keras ingin menjejali liang vagina istriku kembali….. Jari-jari tangan lelaki tua yang besar-besar itu meraih dan menggosok-gosok bibir vagina istriku yang langsung menopang tubuhnya yang merunduk dengan kedua tangan istriku di atas ranjang itu….. Sambil menggosok-gosok batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya, Pak Kotim kemudian mendekatkan kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya ke liang vagina istriku yang telah basah…. “Uuummppppggghhhzzzzzz……..”istriku merintih saat kepala jamur batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim menjejali liang vagina istriku dan erangan istriku semakin keras tatkala batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim pelan namun pasti menyeruang liang vagina istriku sehingga bibir vagina istriku terlihat olehku terikut masuk ke dalam liang vagina istriku karena saking besarnya batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim. Pantat kerempengnya Pak Kotim terus maju melesakkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya semakin dalam ke liang vagina istriku sementara itu kedua tangan keriputnya memegang pinggul istriku sambil menariknya sehingga dengan cepat batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya masuk seluruhnya ke liang vagina istriku. Pak Kotim diam sejanak dan kemudian Pak Kotim menarik keluar batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya hampir kepala jamur nya hampir terlepas dari jepitan liang vagina istriku tapi dengan cepat Pak Kotim melesakkan kembali batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya.

    Selanjutnya kulihat pantat kerempengnya Pak Kotim maju mundur dengan teratur mengeluar masukkan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah nya di dalam liang vagina istriku …. Erangan demin erangan, deaisan istriku memenuhi ruangan sempit itu. Pak Kotim semakin cepat memajumundurkan pantat kerempengnya dan dari sisiku bagaimana batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim keluar masuk liang vagina istriku yang terngaga lebar sempit sementara itu bibir vagina istriku terikut keluar masuk akibat sodokan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim …. Keringat kedua insan berbeda umur jauh itu mendengus-dengus dan keringat mereka menettes dan “Aku mau keluar Jeng Yatiiiii…..” “Aku jugaaaa Mbaaah Kotiiiiiim …..” Pak Kotim menghujam dalam dalam batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah ke dalam liang vagina istriku mungkin kepala jamur Pak Kotim menerobos masuk ke rahim istriku dam kedua mengerang hampir bersamaan dan tubuh istriku terdorong ke depan dan istriku pun kehilangan keseimbangan saat istriku bersamaan orgasme nya dengan ejakulasi Pak Kotim yang terus menyemburkan air maninya dan istriku terjerembab diranjang.. tubuhnya di tindik Pak Kotim yang menekan nekan batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah yang menyemburkan air mani di rahim istriku sementara itu air mani Pak Kotim juga keluar diantara sela-sela liang vagina istriku sehingga terbunyi aneh “preet preet …” sebelum akhirnya tubuh istriku ditindih Pak Kotim dan kedua tertidur sementara itu batang kemaluan seperti botol sprite 200cc berurat sebesar cacing tanah Pak Kotim tetap menjejali liang vagina istriku ….. akhirnya mereka bangun dan istriku mengajakku pulang…. aku cuman menurut dan menurut…



  • Kisah Memek Istriku yang nakal

    Kisah Memek Istriku yang nakal


    3827 views

    Duniabola99.com – Namaku Henry, Umurku 28 tahun. Aku adalah seorang pria yang tergolong lumayan attractive dan charming. Tinggiku 172 cm, beratku 65 kg dan mempunyai badan yang tergolong proporsional. Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta di kota J. Aku tergolong orang yang rajin dan smart, at least itu menurut rekan kerja dan Bossku. Bossku sangat menyukaiku sampai-sampai dia menganggapku sebagai anaknya. Maklum karena dia pun tidak mempunyai anak laki-laki. Dia hanya mempunyai seorang anak perempuan yang bernama Helen.


    Bossku sudah tua , dia berusia sekitar 70 tahun dan dia sudah sakit sakitan – yang terakhir telah di diagnosa oleh dokter adalah kanker paru-paru. Karena dia tidak mempunyai anak laki-laki dan dia sangat cemas dengan keadaan putrinya bila dia nanti telah tiada, maka akhirnya dia menjodohkanku dengan putrinya sendiri. Saya dan Helen akhirnya menikah setahun yang lalu.

    Helen adalah seorang wanita yang menurutku sangat anggun dan cantik. Dengan tinggi 167 cm dan berat 48 kg, berambut panjang dan di-highlight dengan warna sedikit blonde, berkulit putih mulus, maklum karena Helen adalah seorang keturunan Tionghoa. Dan dia mempunyai tubuh yang sangat sexy. Mempunyai buah dada yang cukup besar, at least berukuran 34 C dan mempunyai pantat yang sangat sexy, bulat montok dan tidak turun, kaki yang panjang dan betis yang menyerupai bunting padi, tumit yang menyerupai telur ayam
    kampung.

    Pada waktu hari pernikahan kami, aku merasa sangat beruntung karena mendapatkan seorang wanita yang cantik dan juga perusahaan yang besar. Pada malam pertama, saya sudah tidak sabar lagi untuk segera meniduri istriku dan menikmati badannya yang perfect itu meskipun saya tahu bahwa dia sebenarnya sudah tidak virgin lagi, karena dia besar di luar negeri. Tetapi itu juga bukan masalah buat saya yang sudah terbiasa dengan kehidupan yang sangat liberal karena sayapun telah di kirim ke LN oleh Papa saya sejak saya berumur 14 tahun.

    Pada malam pertama tersebut setelah pesta perkawinan kami yang di selenggarakan di Hotel M di kota metropolitan ini, kami masuk ke suite kami yang sudah di sediakan oleh hotel M untuk kedua mempelai setelah pesta selesai. Uuh alangkah bahagianya saya, dan saya pun sudah tidak sabar untuk mencumbu istriku.

    Sesaat kami memasuki ruangan suite, saya langsung memeluk istriku dari belakang yang masih memakai gaun pengantin dan menciumi lehernya. Dan pada saat itu juga saya merasa sangat horny. Tangan kananku menarik gaun pengantinnya ke atas dan mulai meraba-raba pahanya yang so smooth. Dan tangan kiriku meremas teteknya. Aah gila bener bener perfect.., pikirku. Tetapi Helen tetap bersikap dingin dan malah tiba tiba Helen mengelak dan menarik tubuhnya dariku dan berkata..


    “Sabar donk Hen, gua kan masih pake baju ini dan gua cape sekali!”

    “Boleh nggak malem ini kita nggak ngapa-ngapain? Gua cape banget nih, emang loe nggak cape?”, tanyanya padaku.

    “Yah udah sayang kalo kamu cape mungkin kita lakukan besok malam saja OK?” kataku.

    Lalu dia pelan pelan melepas gaun pengantinnya sampai hanya tinggal pakaian dalamnya, pantyhose, dan sexy high heel sandalnya saja yang tertinggal di badannya. Ohh my gosh, sexynya, pikirku hingga kontan penisku bangun dan menjadi keras sekali.

    Lalu dia akhirnya pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku hanya terduduk di sofa sambil mengelus-ngelus kontolku sendiri yang sudah tegang.

    “Damn!! Masa gua harus ngocok sih?” pikirku dalam hati.

    “Ah sabar deh besok juga dapat masa enggak sih gua kan udah menjadi suaminya, mungkin dia capek sekali..”, kataku dalam hati.

    Akhirnya kami melewati malam itu tanpa ada excitement. Keesokan harinya waktu aku terbangun dari tempat tidurku, aku melihat ke samping ternyata dia sudah tidak ada di sebelahku. Lalu aku melihat ke sekeliling kamar, ternyata dia pun tidak ada. Lalu aku melihat note dari dia yang mengatakan bahwa dia sudah ada di cafe hotelsedang breakfast dan aku ditunggu di bawah untuk membicarakan sesuatu. Apa lagi sih? Aneh bukannya breakfast di ranjang malah turun ke bawah ada-ada aja nih orang!, gerutuku.

    Lalu aku mandi dan bersiap-siap untuk turun ke bawah. Dan akhirnya kutemui dia di bawah. Kulihat dia sedang duduk sendiri sambil menghisap rokok.

    “Ngapain di sini, kok bukan breakfast di kamar aja?”.

    “Sebenernya ada hal penting yang mau gua omongin sama loe Hen”, jawabnya.

    “Loh ada apa nih?”, tanyaku.

    “Sebenernya gua nggak mau married sama loe, tapi gua terpaksa karena Papa gua. Kalau saja


    Papa nggak dalam keadaan sakit seperti ini dan bukan permintaannya yang terakhir, gua nggak bakal married sama loe..”, jawabnya malas-malasan.

    “Ooh gila, kok jadinya seperti ini?” kataku kaget.

    “Jadi mau kamu bagaimana?”, tanyaku lagi.

    “Yah udah kita tetep married selama Papa masih hidup, lalu kita atur perceraian setelah Papa meninggal gimana?”

    “Wah kamu sih gila Len! Mana bisa seperti itu? Mana bisa cerai sebegitu gampang?”, tanyaku gusar.

    “Well Hen take it or leave it, cepat atau lambat gua juga musti cerai sama loe, gua masih mau free, gua nggak mau committed, and please jangan batasi hidup gua and jangan omong macem-macem sama Papa! Udah deh, gua sekarang mau pulang ke rumah. Lu kan musti ke kantor, ntar kita ketemu deh di rumah malem setelah kamu pulang dari kantor, kita bicarain lagi. Gua pusing nih..”, katanya dengan nada tidak sabar.

    Lalu dia pergi meninggalkanku. Aku duduk terbengong untuk beberapa saat dengan pikiran sangat kacau. Dan setelah 2 jam aku bengong merenungi nasibku yang aneh ini, aku berfikir untuk tidak pergi ke kantor dan beinisiatif untuk pulang ke rumah dan menemui Helen untuk membicarakan hal ini lagi.

    Pada saat kuparkir mobilku di rumah kami yang luas pemberian mertuaku, saya langsung berjalan masuk menuju rumah, dan ketika menaiki anak tangga menuju ke kamar tidur, aku mendengar suara musik dan mendengar 2 orang sedang berbicara dengan nada yang mendesah desah. Lalu dengan berjalan sangat perlahan aku mencoba untuk mengintip. Dan aku melihat istriku bersama Roni anak buahku di kantor sedang berpelukan dan berciuman.

    Hatiku menjadi panas sekali apa lagi sebenarnya Roni adalah anak buahku yang paling aku benci. Tetapi meskipun begitu Roni adalah pemuda yang cukup ganteng dan memiliki tubuh yang atletis dan disukai oleh banyak wanita, at least itulah yang saya dengar dari anak buahku yang lain.


    Awalnya aku ingin langsung masuk ke kamar untuk melabrak mereka tapi kuurungkan niatku, dengan tetap mengintip dan mencari posisi yang lebih baik supaya dapat melihat dengan jelas apa yang sedang mereka perbuat. Pelan pelan aku melihat mereka sedang berpelukan, berciuman dan tertawa-tawa kecil, lalu aku mendengar Roni bertanya..

    “Len, gimana malam pertama lu, hehehe enak?”

    “Wah gua kaga ngapa-ngapain tuh, males gua soalnya yang ada di otak gua dari kemaren cuma kontol loe aja, gua kangen sama loe Ron, and gua juga kangen sama kontol loe yang nikmat itu, gua pengen di entot sama loe Ron, gua nggak bisa tidur semalem, gua ampe masturbasi di kamar mandi sendirian waktu si tolol Henry itu tidur, sambil ngebayangin kamu ngentotin gua Ron, hehehe..”, jawab helen dengan tertawa nakal.

    Gila nggak menyangka kalo Helen seorang yang kelihatannya seorang yang anggun itu adalah ternyata seorang yang nakal dan binal, pikirku dengan hati yang panas. Lalu Roni berkata..

    “Kalo loe kangen buka donk celana gua, loe nggak mau ketemu sama ‘dede’ gua?”

    “Ahh mau Ron, kasih liat gua donk..” Helen mendesah.

    Lalu istriku jongkok dan membuka resleting celana Roni dan pelan pelan di keluarkannya penis Roni dari dalam celananya, lalu Helen menciumnya sambil berkata..

    “Gila kontol loe Ron, nikmat banget keliatannya shh, ooh..”

    Lalu pelan pelan dia cium penis Roni sambil dikocoknya perlahan hingga Roni mendesah..

    “Aahh iyah Helen ciumin kontol gua. kocok kontol gua ahh dasar lonte, ooh, enak sekali”.

    Lalu perlahan penis Roni membengkak, dan menjadi sangat besar.

    Ah gila gede banget penis nih orang, paling tidak panjangnya 18 cm dan gila diameternya, pikirku. Dan Helen pun mulai mengulum dan menjilati kepala hingga batangnya dan mengulumnya lagi, lalu tiba tiba Roni menjambak rambut istriku dan berkata..


    “Yah perek, begitu caranya jilatin terus dasar kamu pelacur, jilat pelernya juga donk!”.

    Kemudian dia menjambak rambut Helen dan memaksa Helen untuk menjilat biji pelirnya. Lalu helen menjilat dan mengulum biji pelernya sambil mengocok penis Roni, dan dengan mendesah desah, dia berkata..

    “Roni sayangku, ahh, Ron, memek gua udah basah banget nih ahh gila, Ron please entotin mulut gua Ron, perkosa mulut gua Ron!! Ahh.. Shh,” teriaknya.

    Lalu Roni menjambak dan memasukkan seluruh bagian penisnya ke dalam mulut Helen sampai Helen hampir muntah setiap kali Roni menyodokkan penisnya ke dalam mulut Helen. Sambil menjambak Rambut Helen dia meracau..

    “Nih, gua entot mulut loe nih, dasar mulut cabo, nih gua entot ampe tenggorokan loe, ahh mulut loe memang enak, dasar mulut pelacur tau aja cara nyepong”.

    Helen pun tak kalah gilanya. Dia lalu dengan semangat menyedot penis Roni, meskipun kadangkala dia hampir muntah karena penis Roni masuk terlalu dalam.

    “Iyagh.. ooh entot mulut gua, gua nih pelacur murahan yang harus diperkosa, yahh oohh perkosa terus mulutku..”

    Kemudian Roni mengeluarkan penisnya lalu dengan menjambak kasar rambut istriku lalu menampar-namparkan kontolnya ke muka istriku, lalu dengan rambut istriku dia mengelap penisnya. Seterusnya Roni membuka celana berikut celana dalamnya, lalu dia duduk di atas ranjang dengan kaki diangkat ke atas, dia menjambak rambut istriku lalu dituntunnya muka dan hidung istriku ke daerah anusnya sambil berkata..

    “Nih perek, jilatin juga lobang pantat gua..” Dengan perlahan Helen menjilatinya sambil mendesah..

    “Uuh Ron, gua suka lubang pantat kamu.., aah.. sini gua jilatin” Rupanya Helen bukan hanya menjilat lubang anus Roni tapi diapun menyedotnya dengan bersemangat.

    Wah, gila ternyata istriku adalah seorang sex maniac, ooh gila, mukanya yang anggun dan cantik itu serta bibirnya yang sensual, gila sedang menjilati pantat laki-laki lain, pikirku hingga aku mulai menjadi horny dan penisku menjadi sangat keras.


    Ah, gila bini gua lagi di pake orang kok gua malah jadi horny sih?, pikirku.
    Lalu sambil mengintip, kubuka resletingku dan kumainkan sendiri ‘adik’ku yang sudah menegang itu sambil menikmati pemandangan terkutuk itu. Aku masih melihat istriku sedang menjilati anus Roni dengan masih berpakaian lengkap, blouse, rok yang sampai ke lutut dan sepasang sandal tinggi yang sexy di kakinya yang indah itu. Ooh sexynya.. Edan, penisku
    makin menegang.

    Sekarang kulihat Helen memasukkan tangan kanannya ke bawah roknya sambil berjongkok. Rupanya dia juga sudah tidak tahan hingga memasukkan tangannya sendiri ke dalam roknya, dan kukira pasti dia sedang memainkan memeknya sendiri. Sambil terus menjilat ia berkata..

    “Ron Memek gua udah gatel banget nih Ron, gila Ron gua udah nggak tahan, udah basah
    banget nih, jilatin donk Ron, please!”

    Kemudian Roni dengan sigapnya berdiri dan mengangkat istriku ke ranjang, di robeknya baju istriku dan di tariknya rok istriku. Ternyata istriku sudah tidak mengenakan celana dalam.

    Ahh gila, betapa indahnya vagina istriku, dengan jembut yang tercukur rapi dan bagian lubang yang bersih dan halus dan berwarna pink kemerahan tanpa bulu sehelai pun. Rupanya istriku sering pergi ke salon untuk di wax, dan dia pernah menceritakan kepada teman wanitanya yang kebetulan juga temanku bahwa dia pernah ke Japan untuk merawat vaginanya sehingga warnanya bisa berwarna pink kemerahan.

    “Buset, betapa untungnya si bangsat Roni itu! Aku saja yang suaminya belum pernah melihat dari jarak dekat memeknya..”, umpatku dengan hati yang meluap-luap dan anehnya dengan disertai oleh nafsu birahi yang meluap-luap juga hingga makin kencang kukocok penisku. Rupanya dia sudah mempersiapkan hal ini sejak dia meninggalkan hotel pagi tadi.

    “Dasar perempuan sundal..”, pikirku.


    Kemudian Roni mengangkat kaki istriku yang indah dan masih mengenakan sandal tingginya yang sexy itu lalu di taruhnya ke pundaknya. Dengan rakusnya Roni menjilati vagina istriku, menyedotnya dan memasukkan lidahnya ke dalam vagina istriku.

    “Aah aah, enak Ron, enak banget, masukin lidah loe Ron, ahh edan enak banget lidah loe, gigit kelentit gua Ron please gigit, ahh gila enak banget Ron!!”

    Istriku berteriak-teriak keenakan, dan tubuhnya pun mulai bergetar keenakan. Dia
    menjambak rambut Roni sambil berteriak-berteriak..

    “Yah Ron terus Ron.. Masukkan yang dalam, sedot kelentit guaah ooh!”

    Lalu tiba tiba dia berteriak dengan keras dan menjepitkan kakinya ke kepala Roni..

    “Aahh Ron, gua keluar, Ron gua keluarr, edan Ron kamu.. Enak banget..”

    Tapi Roni tidak berhenti di situ saja, Roni tetap menjilati vagina istriku dan sekarang bahkan mengangkat pinggul istriku lebih tinggi lagi, dan dia mulai ganti menjilati lubang anus istriku.

    “Aah geli Ron.. Enak Ron.. Ooh yah mainin juga lubang memek gua pake jari loe Ron, ooh yah Ronn gila enak banget!”

    Dan Roni mulai memainkan jarinya di vagina istriku dan sesekali dia memasukan ke dalamnya dan mulai mencoba untuk menggaruk G-spot istriku hingga istriku meracau..

    “Yah di situ Ron G-spot gua ahh iyah di situ.. Garuk terus Ron garuk!”

    Dengan pinggul yang meliuk-liuk, mulut yang mendesah-desah, lidah yang kadangkala keluar untuk menjilat bibir sexynya yang kering itu dan tangan yang memainkan teteknya sendiri dengan menurunkan BH-nya karena belum di lucuti, terpampanglah keindahan tetek istriku yang belum pernah kulihat. Bulat montok kencang putih mulus dengan nipple yang kecil berwarna pink. Seperti memandang dua bukit kembar yang sangat indah.

    “Orghh Ron gua udah nggak tahan nih Ron.. Please ewein gua donk Ron, gua pengen kontol loe, masukin donk Ron ahh shh!”, mohon helen.

    Dengan perlahan Roni berdiri di samping ranjang dan mengangkat pinggul istriku. Lalu dengan perlahan dia menggesek-gesek kontolnya di ujung vagina istriku yang indah itu, dan istriku mulai menggila kembali. Dia menggoyang-goyangkan pinggulnya dan semakin gila memainkan teteknya dengan memelintir putingnya dan tangannya yang satu lagi berusaha memainkan kelentitnya sendiri sambil berusaha memasukan secara paksa penis Roni ke dalam vaginanya.

    “Ron, masukin donk sayang masukin, gua udah nggak tahan nih, bisa meledak gua kalo gini, cepet donk entotin gua!”, pintanya.


    “Sabar yah lonte, gua bikin loe gila dulu heheheh..” jawab Roni dengan tersenyum.

    Kemudian dengan perlahan Roni memasukkan penisnya ke dalam vagina istriku, lalu setelah memasukan setengah dia mencabutnya kembali, lalu memasukannya lagi hingga istriku dengan liarnya berteriak..

    “Masukin kontol loe sekarang semuanya, jangan siksa gua kaya begini, bajingan!”

    Akhirnya Roni dengan keras menyodokkan seluruh batang penisnya ke dalam vagina istriku hingga istriku beteriak..

    “Ahh gila enak banget kontol loe, gede banget, sodok memek gua yang keras Ron, ahh perkosa gua, abuse memek gua pake kontol loe yang gede.., tusuk memek gua sampe tembus…” Dan Roni memompanya dengan cepat.

    “Aah, ahh, shmm yah.. ewein gua Ron ewein gua.. Ahh gua pengen pipis nih Ron, memek gua pengen pipis Ron gua nggak tahan nih.. Ooh bajingan loe Ron, loe bikin gua horny seperti ini!”

    “Bukannya ini yang loe mau, loe cari gua kan untuk ini, hehe untuk ngentot sama gua kan Len? Loe sama si Jack juga nggak puas kan?? Hehe”, ejek Roni.

    Wah gila ternyata istriku juga pernah melakukannya dengan si Jack juga?, Umpatku sambil terus mengocok kontolku sendiri. Jack adalah seorang bule expat yang di-hire oleh mertuaku untuk operation di kantornya.

    Gila, sudah berapa orang di kantor yang udah mencoba vagina istriku?, pikirku sendiri.
    Tak lama terdengar rintihan Helen yang keras dari kamar, “Aahh gua keluar lagi Ron, gila kamu Ron, nikmat banget ngewe sama kamu ahh..”

    Lalu Roni membalikkan tubuh Helen dengan posisi menungging sambil berkata, “Nungging Len, gua mau nyobain pantat kamu nih, kata si Jack pantat loe enak hehehe..”

    “Gila loe, jangan Ron, kontol loe kegedean, bisa robek pantat gua, jangan please jangan donkk, pleasee!”

    Tanpa menghiraukan permohonan istriku, Roni lalu mengambil lubrication dari kantong celananya dan mengoleskan ke giant penisnya dan dengan cepat di masukannya lah kontolnya ke lubang pantat istriku..

    “Aah perih.. Ron perihh, gila sakitt, ahh udah Ron udah gua bisa mati Ron..”

    “Tenang bitch! Sebentar lagi pasti akan terasa enak!” dan lama kelamaan istriku memang mulai menikmatinya..

    “Ooh ternyata enak Ron, terus pompa lubang anus gua terus entotin..” jeritnya sambil terus memainkan vagina dan kelentitnya sendiri.

    “Aah gua mau keluar lagi nih Ron, aahh gua keluar, gua keluar, enak Ron gilaa!”

    “Sabar Say, gua juga mau keluar nih, aah gila, enak banget pantat loe, aah..”

    “Jangan keluar dulu Ron, gua mau minumn sperma loe ahh shh..” lalu Helen berjongkok di depan Roni dan mengocok dan mengulum penis Roni hingga akhirnya..


    “Ahh gua keluar nih Len, gua keluarr, nih telen sperma gua, TELENN..!”

    Dengan lahapnya istriku menyedot dan melahap sperma yang keluar dari penis Roni. Dan bahkan ada juga yang berceceran di lantai dan tanpa ragu-ragu dengan rakusnya istriku menjilat sperma yang ada di lantai.

    “Kamu memang lonte paling najis yang pernah gua temuin..” kata Roni.

    Setelah selesai pertempuran mereka, merke saling berpelukan. Tak lama kemudian Roni berpakaian lagi.

    “Say, gua musti balik ke kantor nih sebelon suami tolol loe tegor gua lagi”, kata Roni.

    “Iya Say, balik dulu deh ntar kita ngentot lagi kalo ada waktu, gua pasti kangen kontol loe lagi deh malem ini..” ujar Helen sambil tersenyum nakal.

    “Loh kan loe bisa ngentotin laki loe?”, Roni membalik.

    “Wah enggak deh, gua nggak nafsu sama dia, mau juga gua jadiin dia budak di rumah gua, kalo dia masih mau tetep married sama gua hahahahaha. Dasar laki-laki tak berguna, gua hanya mau married sama dia kan gara gara bokap gua aja..”, jawab Helen dengan nada menghina.

    Sakit sekali hatiku mendengarnya. Pengen rasanya aku masuk ke kamar itu untuk menghajar Roni dan istriku sendiri. Tapi tak tahu mengapa aku lebih memilih untuk turun ke bawah dan bersembunyi di kamar yang lain.

    Tak lama kemudian aku mendengar pintu utama ditutup menandakan kalau si keparat Roni telah meninggalkan rumah. Dan setelah Roni meninggalkan rumah aku pun pelan-pelan menyusup ikut meninggalkan rumah dan pergi untuk menenangkan pikiran.

    Pikiranku menjadi sangat kacau, tidak tahu apa yang musti saya perbuat setelah mengalami kejadian yang sangat aneh dan tidak masuk akal tersebut. Aku akhirnya memutuskan untuk pergi ke club untuk minum dan menenangkan pikiran. Sekitar pukul 10 malam, baru aku memutuskan untuk kembali ke rumah dan untuk membicarakannya kepada istriku tentang kejadian yang kulihat siang tadi. Setibanya di rumah, aku melihat istriku baru memarkir mobilnya di dalam garasi.


    “Len dari mana kamu?”, sapaku.

    “Gua dari Senayan nih, abis shopping..” ujarnya.

    “Beli apa aja nih?”

    “Hmm beli sepatu sama baju”

    “Len ada yang mau gua omongin deh tentang tadi pagi..”, tanyaku lagi sambil memasuki rumah.

    “Yah omong aja”, katanya sambil berbalik dan berjalan memasuki rumah dan menaiki tangga untuk menuju ke kamar.

    Di dalam kamar aku duduk di sofa, memandanginya yang sedang melucuti bajunya.

    “So, gimana masalah tadi pagi?” kejarku.

    “Yah tadi udah diomongin kan bahwa kita sebenernya married karena kepaksa” jawabnya lagi sambil mengenakan dan mencoba blouse putih dan rok hitam yang baru dibelinya yang panjang selututnya.

    “Anyway, bagus nggak baju yang baru gua beli?” tanyanya kepadaku.

    “Bagus Len” kataku.

    “Anyway, jadi kita bakalan divorce nih?”

    “Well iya lah kan tadi gua udah omong gitu”

    “Loe gila, bagaimana gua bisa? Gua kan nggak bisa divorce kaya begitu aja and juga kita kan udah married dan muka gua mau gua taro dimana and juga gimana dengan orang tua gua?

    Mereka pasti akan kecewa sekali karena mereka menaruh banyak harapan di gua, gua nggak bisa divorce karena orang tua gua juga pasti bakal kecewa banget” kataku lagi.

    “Yah itu urusan kamu donk, bukan urusan gua” jawabnya santai.

    “Gila loe, kamu kok seenaknya aja? Lagian tadi siang loe ngapain aja seharian?” tanyaku memancing.

    “Loh loe kan tau gua siang ngapain aja, loe juga liat kan?”, katanya menantang, hingga dengan terkejut setengah mati lalu aku menjawab..

    “Jadi loe tau kalo gua liat loe lagi having sex sama si Roni?” tanyaku balik.

    “Iyah, loe kan ngintipin gua, gua tau kok cuma gua diem aja supaya loe liat, dan loe jadi berubah pikiran dan divorce sama gua”, jawabnya enteng.

    “Wah loe keterlaluan, jadi loe sengaja? Dan loe tau kan itu hurt gua?” jawabku.

    “Iyah gua tau, dan gua senang melihat loe menderita. Hmm OK deh, gua ada proposal buat loe, kalo loe mau. Mau denger?” tanyanya.


    “OK, apa proposal loe?” tanyaku lagi.

    “Gua bisa tetep married sama loe kalo gua boleh main sama co lain dan loe mau jadi slave gua, mau?” tanyanya balik sambil dia mencoba memakai sandal tinggi yang baru di belinya.

    Wah dia menjadi sangat sexy dengan memakai baju dan sepatu barunya, blouse warna putih, rok sampai lutut, dan sandal tinggi yang ramping dan sexy berwarna hitam dengan tali yang melingkar di pergelangan kakinya dan hak yang setinggi paling tidak 10 cm. Membuat kakinya terkesan sangat sexy. Dan aku pun tidak bisa tidak memperhatikannya hingga membuatku sangat excited dan horny. Lalu dia berjalan-jalan mengaca, dan aku tidak bisa berhenti memperhatikannya, tiba tiba..

    “So Henry, bagaimana sama proposal gua, loe ngapain aja sih?” tanya dia setengah membentak.

    “Oohh iyah, enggak, OK, maksud loe jadi budak loe itu gimana?” tanyaku balik.

    “Yah jadi budak sex dan budak gua, and loe akan gua perlakukan semau gua aja OK? Deal?” tanyanya.

    “Gua punya fantasi fetish pengen jadi mistress dan mempunyai slave yang bisa gua perlakukan seenak gua. Kalo kamu OK kita tetep married deh, gimana?” tanyanya lagi.

    “OK kalo itu maumu”, jawabku dengan tanpa sadar.

    “OK, tapi gua mau liat dulu, bisa nggak loe jadi budak gua..”, katanya sambil duduk di sofa kamar tidur sambil menyilangkan kakinya yang sexy sambil merokok.

    “Sekarang gua mau test dulu” katanya lagi.

    “Yah terserah kamu deh” jawabku pasrah.

    “Yah bagus. Kalo begitu sekarang cepet buka baju kamu semua, loe telanjang di depan gua”, perintahnya.

    “Hah, telanjang?” tanyaku.

    “Iyah cepet, apa kamu tolol dan budek sampe nggak denger suruhan gua?” jawabnya dengan membentak.

    Lalu seperti orang tolol mungkin karena kekesalan di hati dan rasa horny yang meluap sedari tadi siang bercampur aduk, aku menurut saja membuka semua baju di depan istriku.

    “Semuanya buka, gua pengen liat loe telanjang bulat” bentaknya. Lalu kutanggalkan semua bajuku, dan dia berdiri dengan senyum menghina sambil berkata..

    “Kamu memang pantas jadi budak gua. Badan loe jelek, kontol loe kecil, yah paling bisa loe jadi budak gua dasar laki laki tolol”

    Lalu dia kembali duduk dan menyilangkan kakinya kembali dan merokok sambil berkata..


    “Sini laki laki tolol, kemari bersihin sepatu sama kaki gua. Pijitin kaki gua yang capek abis dipake jalan ini pake lidah kamu!!” bentaknya.

    Dengan tololnya seperti orang di-hypnotized aku berjongkok di depan istriku. Istriku menjambak rambutku dan menunjuk ke kakinya sambil membentak..

    “Ayo jilatin, bersihin pake lidah loe yang bener!!”

    Lalu aku pun mulai menciumi kakinya, lalu tiba tiba, PLAKK!! Tangannya menampar pipiku dan berkata..

    “Goblog, bukan cuma ciumin, tapi jilatin semuanya, sepatu gua, kaki gua, semuanya!”

    Terpaksa aku dengan perlahan menjilati sepatunya mulai dari hak sandalnya yang ramping dan bulat itu, aku jilati dari ujung sampai pangkalnya dan dari situ kujilati tumit kakinya yang indah bagaikan telur ayam kampung yang mulus dan berwarna putih kemerahan, lalu dari sana lidahku menuju punggung kakinya dan akhirnya pada jari-jari kakinya.

    “Eh tolol, sekarang kamu lepas sandal gua pake mulut kamu, nggak boleh pake tangan, awas kalo gua sampe kegigit” bentaknya lagi.

    Aku merasa sangat terhina dan tertekan, tapi anehnya di samping rasa terhina dan marah, aku juga merasa sangat horny hingga aku merasakan penisku tiba-tiba naik dan mengeras. Lalu dengan hati-hati aku menggunakan gigiku untuk membuka tali yang melingkar di pergelangan kakinya hingga aku berhasil melepas sepatu kanannya dengan gigi dan mulutku.

    Setelah itu aku beralih ke kaki kanannya dan mencoba lagi melepas sepatu kirinya dengan
    gigi dan mulutku lagi. Tetapi aku kurang berhati-hati hingga kakinya sedikit tergigit olehku. Tiba tiba, dengan keras.. “PLAKK”, telapak sepatu kanannya mendarat di pipiku..

    “Eh anjing, dasar kamu laki-laki tidak berguna, nyopot gitu aja kagak bisa, dasar nggak berguna and liat tuh kontol jelek kecil kamu udah mengeras, hahahahahahah dasar kamu memang anjing. Anjing geladak!!, ejeknya. Aku diam saja dan masih berusaha untuk membukanya dengan hati hati sampai semuanya terlepas.

    “OK, sekarang jilatin sandal gua, bersihin!!” bentaknya lagi.

    Aku berlutut di depannya menjilati sandalnya, telapak sandalnya dan punggung sandalnya, haknya dan tali talinya sampai bersih dan Helen melihatku dengan sinis dan setengah mengejek sambil merokok..

    “Yah begitu anjing, yang bersih yah! Nah sekarang kaki gua, telapak kakinya bersihin dan jari-jari dan sela-sela jarinya, OK anjing?”

    Aku mulai menjilati kakinya dari tumit ke telapak kaki, sampai pada jari-jari kakinya yang indah bercutex pink. Kusedot setiap jari kakinya. Kakinya terasa sangat halus, bersih dan rapi berwarna putih kemerahan dan berbau sedikit keringat bercampur bau kulit dari sepatu itu.

    Ah, aku tidak tahu kenapa aku menjadi sangat terangsang dan aku sendiri heran, apakah aku type cowo yang sebetulnya menyukai perlakuan seperti ini? Penisku menjadi sangat keras, dan karena tidak tahan, aku mengocoknya sambil menjilati kakinya. Tiba-tiba Helen berseru..

    “Hey anjing, siapa suruh loe mainin kontol kecil loe?” bentaknya.

    “Jangan pegang-pegang kontol loe, gua ada hadiah nanti buat kontol loe!” bentaknya lagi.

    “Nah, sekarang jilatin dari betis ampe paha gua!!” katanya.
    Aku mulai menjilati kedua belah kakinya. Aku merasa benar-benar seperti anjing dan anehnya birahiku menjadi sangat tinggi dan bernafsu sekali hingga penisku menjadi sangat tegang dan keras, dan tiba-tiba..


    “Eh anjing, sekarang tarik celana dalem gua pake mulut bau loe!!”, bentaknya lagi sambil merokok lalu dengan perlahan kutarik celana dalamnya sampai ke ujung kaki bawah dan melepaskannya.

    “Sekarang cium celana dalamku dan pakai sebagai topi”, ledeknya, lalu aku menciumnya.

    Wah tercium aroma vaginanya yang sangat menggiurkan. Aku menciumnya dalam-dalam untuk menikmati bau vagina dari celana dalamnya.

    “Eh tolol, enak nggak baunya?” tanyanya.

    “Enak len”, jawabku.

    “Eh anjing, mulai sekarang gua mau loe panggil gua Nyonya!!” bentaknya.

    “Iyah Nyonya, enak sekali”, jawabku.

    Kemudian dia menaikkan kedua kakinya di kedua sandaran tangan sofa sambil membentak,

    “Eh anjing, sini sekarang jilatin memek gua”.

    Dengan pelan kujilati memeknya. Pertama kuciumi dulu kelentitnya, lalu kujilat dengan ujung lidahku, lalu pelan pelan kugetarkan ujung lidahku di kelentitnya hingga Helen melenguh..

    “Ahh iyah enak jilat terus anjing!! Iyah begitu sekarang isep kelentitnya!!” Dengan pelan kuhisap kelentitnya.

    Kuhisap dalam-dalam karena aku ingin menyedot semua cairan yang ada dari memeknya.

    “Ooh iyah di sana iyah isep terus anjing gua yang tolol!!”,
    katanya sambil merem melek dan menjambak rambutku menikmati jilatan dan hisapanku.

    “Nah sekarang masukkan lidah loe ke dalam memek gua ayo cepet tolol!!”
    bentaknya sambil menjambak rambutku dan membawa mukaku ke depan memeknya dan menekankan mukaku ke memeknya. Dengan perlahan kumasukkan lidahku ke dalam memeknya sambil kumainkan jariku dalam memeknya menggaruk garuk G-spotnya.

    “Aah iyah gitu uugghh iyah.. Like that honey.. Yeah masukin terus lidah loe yang dalem sama mainin G-spot gua and garuk G-spot gua ahh ooh”,
    desahnya sambil matanya mendelik ke atas menikmati sensasi yang luar biasa.

    “Ooh ooh kamu memang anjing yang pinter ahh ooh gosh enak sekali, ooh.. ntar, ntar, tolol..”


    bentaknya lagi sambil menjambak rambutku menjauhi memeknya.

    “Ooh keliatanya loe cape yah, heh cowo nggak berguna??”, tanyanya kepadaku.

    “Iyah Nyonya, saya cape dan haus, boleh saya minum dulu?” tanyaku memelas kepada Helen.

    “Ooh ternyata anjing gua haus juga sekarang.. OK, bentar gua kasih loe minum,” katanya sambil beranjak dari sofa dan berjalan menuju ke belakang.

    Kali ini Helen kembali dengan tempat makanan si Remus anjing kami, lalu dengan santainya dia menaruh tempat makanan anjing itu di lantai dan dengan gaya yang sangat elegant dia menyalakan sebatang rokok, dan perlahan dia berjongkok tepat di atas tempat makanan anjing tersebut. Dengan pandangan yang sinis sambil merokok dia menatapku dan berkata..

    “Loe haus kan?? Sebentar lagi loe bakal dapet minuman yang sangat enak” katanya, lalu perlahan aku melihat cairan yang agak kekuningan memancar dengan deras dari memeknya.

    Dia kencing di tempat makanan anjing itu dengan menatapku sambil merokok. Lalu setelah selesai dia bangun dan menjambak rambutku kembali dan dituntunnya aku dan menekan mukaku ke tempat makanan anjing tersebut kemudian disuruhnya aku meminumnya.

    “Ayo minum!! Minum kaya anjing cepet!!”
    perintahnya sambil terus menekan mukaku ke tempat makanan anjing itu. Dengan perlahan kujilati dan kuminum air kencingnya dari tempat tersebut sampai habis.

    “Enak nggak juice gua??” tanyanya.

    Aku diam saja karena aku merasa mual setelah meminum air kencingnya. Tiba-tiba rambutku dijambak ke atas ke hadapannya lalu dengan keras dia menampar pipiku, PLAKK!!

    “Anjing, gua tanya enak nggak, loe diem aja, sekarang gua tanya lagi, enak nggak?”

    “Enak Nyonya, enak banget..”

    “Shh.. hmm, gila sekarang gua horny banget, tapi kontol loe terlalu jelek buat gua entotin,
    tapi gimana lagi yah” katanya dengan sinis.

    “Udah sekarang kamu tiduran, terus kocok kontol loe yang jelek gua pengen liat mau nggak gua pake kontol loe cepet!!”, katanya sambil mendorongku sampai aku terjengkang.

    Dengan perlahan kukocok kontolku sendiri, lalu tiba tiba dia berjalan menuju ke arah sepatunya dan mengambil sepatunya lalu di lemparkan kepadaku sambil berkata..

    “Nih ciumin and jilatin sepatu gua sambil loe kocok kontol loe..” Dan aku mulai menciumi sepatunya dan menjilatinya sambil aku mengocok kontolku yang sudah mulai dan menjadi sangat keras.

    “Ooh enak Nyonya, sepatu Nyonya baunya, ahh iyah Nyonya” kataku tanpa kusadari dan tak tahu kenapa aku menjadi sangat horny.

    Lalu setelah kontolku menjadi sangat keras, dengan perlahan dia berjongkok dan tangannya menarik kontolku dengan sangat kasar, sampai aku merasa kesakitan, dan mengarahkannya ke memeknya. Ooh inilah yang kutunggu-tunggu, damn gua pengen banget ngerasain memeknya, pikirku. Dengan perlahan dia memasukkan kontolku ke dalam memeknya dan menggoyang-goyangkan pantatnya dengan gerakan yang berputar.

    “Enakk sekali Nyonya, terus Nyonya” kataku. Tapi dia hanya diam saja dan tiba tiba berkata..

    “Gila kontol loe nggak enak nih” bentaknya sambil menatapku dengan sinis.

    “Tapi shit, apa boleh buat nggak ada kontol lain, dildo gua aja ketinggalan di rumah Papa” katanya lagi sambil menggoyangkan pantatnya naik turun dengan gerakan memutar ala ngebor dan dengan mata yang merem melek. Tiba tiba ada suara langkah kaki dan ada yang berteriak..

    “Nyonya?? Pak??”

    Ternyata satpamku masuk. Aku kaget sekali di buatnya. Shit mati gua, satpam gua ngeliat lagi, pikirku. Tapi dengan tanpa ekspresi terkejut, Helen menjawab..

    “Iyah kenapa Pak Bandi?”, tanyanya sambil terus mengentot kontolku.

    Dengan tiba-tiba Helen bangun dari kontolku yang sudah meloyo karena aku terkejut. Dan dia berdiri di hadapan satpam tersebut dengan keadaan telanjang.


    “Pak, coba Pak saya liat kontol Bapak, kontol suami saya loyo,” katanya sambil tangannya mengarah ke bagian celana Pak bandi dan merogohnya.

    “Nyah jangan Nyah, wah nggak enak sama tuan,” kata Pak Bandi.

    “Udah, cepet turunin celana kamu, kamu mau yang enak nggak?” kata Helen istriku sambil
    tersenyum nakal.

    “Bapak kan pasti mau juga kan? Masa sih nggak mau? Kok kontolnya keras kalo nggak mau?” ujarnya sambil tangannya merogoh kontol si satpam yang lucky itu.

    Tak tahu kenapa tapi saya menjadi sangat horny melihat adegan seperti itu hingga dengan tanpa sadar aku mengocok kontolku yang kembali tegang sambil melihat istriku yang sudah gila itu merayu si satpam untuk mengentotnya. Lalu dengan perlahan dia berjongkok di depan si satpam sambil memohon..

    “Ayoo Pak, saya pengen liat nih kontol Bapak” pintanya sambil membuka buckle ikat pinggang si satpam dan menurunkan resleting si satpam dan mengeluarkan kontolnya.

    Ooh my God, ternyata si satpam mempunyai kontol yang panjang dan berdiameter besar. Si satpam yang masih malu-malu itu mencoba menghindar. Tetapi dengan tidak tahu malunya, istriku memaksa untuk memasukkan kontol si satpam yang besar itu ke dalam mulutnya..

    “Ahh ini kontol gede sekali dan enak, macho sekali dengan warna yang agak kehitaman, besar dan penuh dengan urat-urat kejantanan, ahh enak sekali, nggak seperti kontol suami saya tuh yang kecil”

    katanya sambil mengulum dan menghisap kontol si satpam itu dan memandangku dengan hina. Pak bandi yang tadinya malu-malu, sekarang menjambak rambut istriku dan mengnhujam-hunjamkan kontolnya ke dalam mulut istriku sambil meracau..

    “Ooh gila mulut Nyonya enak nih.. Arrgghh enak sekali, terus Nyonya, sepong terus kontol saya, Nyonya kan suka,” katanya.

    “Iiyyahh Pak kontol Bapak enak juga.. Pake Pak mulut saya, entot mulut saya..” kata istriku yang sudah lupa daratan karena birahi.

    Saya hanya bisa memandang dengan perasaan yang marah kesal, tapi di samping itu aku juga horny berat, sampai-sampai kontolku menjadi tegang sekali. Dan aku pun mengocok kontolku sambil melihat pemandangan yang gila itu.

    Gila Helen, cewe anggun begitu sampai kontol satpam saja dia suka, aku sendiri pun tak percaya melihatnya. Setelah puas dia mengulum dan menghisap kontol Pak Bandi satpamku yang sangat beruntung itu, dia duduk di sofa dan menyuruh Pak Bandi untuk memasukkan kontolnya lagi ke dalam memeknya.

    “Ooh Pak Bandi saya sudah nggak tahan lagi, Bapak mau kan masukin dan muasin saya?” tanya Helen.

    Lalu dengan buasnya Pak bandi memasukkan alatnya yang begitu besar ke dalam memek istriku dan mulai menggenjotnya, kontan istriku mendelik dan berteriak..

    “Aah gila nih kontol be.. be.. besar se.. se.. kali ahh.. ooh yah.. eenak sekali, tterus Pak entotin saya” katanya seperti orang yang sudah hilang ingatan.

    Kontan Pak Bandi si satpam menjadi sangat buas mengentot istriku, memompa istriku dengan sangat kuat..

    “Oohh ooh ooh.. Pak saya mau keluar nih.. Saya hampiir sampai”,
    dengan makin gila Pak Bandi memompa dengan kuat memek istriku sampai akhirnya..

    “Aah gilaa gua kkeluar!!”

    jerit Helen sambil tangannya meremas pantat Pak Bandi si satpam. Tapi rupanya si Pak satpam masih kuat dan masih bernafsu untuk menikmati vagina istriku. Dia tetap memompa hingga istriku mendelik dan mendesah kenikmatan. Sambil memandangku, dia berkata..


    “Nih liat monyong, kontol tuh kaya gini, enak, nggak kaya punya loe”
    bentaknya padaku sambil terus menikmati kenikmatan yang Pak Bandi si satpam berikan kepadanya. Tiba tiba Pak Bandi sudah tidak tahan dan mulai berteriak..

    “Ahh ahh ahh, Nyonya saya mau keluar Nyonya ooh ooh”

    “Pak, keluarkan di mulut saya, saya ingin merasakan peju Bapak” katanya dengan penuh nafsu.

    Lalu Pak bandi mencabut kontolnya dan mengarahkannya ke muka istriku hingga memuntahkan air maninya ke situ. Dan dengan tanpa rasa jijik Helen istriku yang gila itu menelan dan mengulum air mani Pak bandi di hadapanku. Akhirnya dengan tersenyum puas dia berkata..

    “Terimakasih yah Pak, enak sekali peju dan kontol Bapak, saya dibikin puas olehnya. Untung ada Bapak, kalo tidak saya nggak akan bisa puas dengan kontol suami saya. Lain kali kalo
    Bapak lagi horny masuk aja OK”, katanya sambil mencium kontolnya lagi. Si satpam tersenyum dan berkata..

    “Iyah Nyonya, memek Nyonya juga enak sekali. Belum pernah saya merasakan wanita secantik dan seseksi Nyonya” Kemudian istriku berdiri dan merangkul si satpam sambil berkata..

    “Temenin saya mandi yuuk, siapa tau nanti di dalam alat Bapak berdiri lagi”.

    Dengan tanpa memperhatikanku sama sekali, Helen menarik tangan si satpam membawanya menuju ke kamar pengantin kami dan ke kamar mandi. Di sana aku dengan kontol yang masih sangat tegang hanya bisa memperhatikannya sambil mengocok kontolku. Ahh, betapa malangnya nasibku.

  • Kisah Memek Istriku yang romantis

    Kisah Memek Istriku yang romantis


    2297 views

    Duniabola99.com – Sеtеlаh “Pеlаjаrаn mаhаl”, kuаlitаѕ аktivitаѕ hubungаn kаmi ѕеmаkin mеmbаik wаlаuрun dаri ѕеgi kuаntitаѕ bеlum ѕереrti уаng ѕауа hаrарkаn. Nаmun аdа ѕааt-ѕааt уаng tidаk kudugа, iѕtriku tеrсintа ѕudаh ѕukа mеmintа bаhkаn tidаk rаgu-rаgu untuk mеmulаi.


    Sереrti dini hаri tаdi, iѕtriku tibа-tibа mеmеluk dаn mеrаbа. Kаrеnа tidаk аdа рikirаn kе аrаh itu, ѕауа diаmkаn dаn tеtар mеnсоbа untuk tidur kеmbаli. Mаkin lаmа rаbааnnуа mеnuju dаеrаh ѕеnѕitifku, аkhirnуа ku bаlikkаn bаdаn dаn bеrhаdараn mukа. Diа mеmеlukku mаkin еrаt dаn mеnсiumi рiрiku.

    “Mа…, kеnара?”, tаnуаku dеngаn rаѕа ѕеnаng.
    “Mаmа mаu dоng”, biѕiknуа mеѕrа.
    “Mаu арааn, mаѕih dingin niсh”, jаwаbku ѕаmbil bаlаѕ mеrаbа dаеrаh ѕеnѕitifnуа.
    “Mаu mаin mаin ѕаmа аdеk kаmu Yаh”, ѕаmbil mеnаrik реniѕku kеluаr ѕаrаngnуа.
    “Ugh…”, iѕtri ѕауа mulаi mеrеmаѕ dаn mеngосоk реniѕku.
    “Mа…, 69 уuk…”, аjаkku mеѕrа
    “Nggаk аh…, nаnti ѕаjа kаlаu mаndi”, bаlаѕnуа ѕаmbil mеmаinkаn реniѕku.
    “Kаlаu bеgitu ауо mаndi”, biѕikku.
    “Tаdi kаtаnуа mаѕih dingin…”, biѕiknуа mеnimраli.
    “Siара уаng nggаk kераnаѕаn kаlаu diginiin”, ѕаmbil mеnуingkар bibir kеmаluаnnуа. “Uh…, Aуаh nаkаl…”, bаlаѕnуа dеngаn аgаk gеnit.
    “Nаkаl ѕаmа Mаmа khаn”, kuсоbа mеrаih рауudаrаnуа dаri bаlik bluѕ уаng diраkаinуа.
    “Jаngаn…, itu рunуа Lеа (nаmа аnаk реrеmрuа kаmi)”, сеgаhnуа ѕаmbil mеnсеkаl tаngаnku mеnсараi рауudаrаnуа.
    Kаn ini рunуа Aуаh…” rаjukku.
    “Aуаh, Lеа kаn ѕuѕаh nеnеnnуа. Nаnti mаlаh tidаk mаu lаgi”, timраlnуа gеnit.
    “Tарi Aуаh kаn nggаk ngеrоkоk ini…”bujuk ѕауа, tеtарi uѕаhа itu tеtар tidаk bеrhаѕil.

    Hаmрir iѕtriku mоgоk, untuk ѕааt ku mаѕukkаn jаri tеngаh kе kеwаnitааnnуа, iѕtriku tеrаngѕаng kеmbаli dаn mеrараtkаn kеduа раhаnуа. Kuѕibаkkаn раhаnуа dеngаn mеmаѕukkаn kаkiku, dаn iѕtriku mаkin mеlеbаrkаn kаkinуа mеmреrѕilаkаn реniѕku mеmаѕuki gеrbаngnуа. Akhirnуа mаѕuklаh реniѕku dеngаn ѕukѕеѕ mеnghаntаrkаn kеnikmаtаn уаng tidаk tеrkаtаkаn.


    “Mа…, kаlаu tаhu kаwin itu nikmаt, mеngара tidаk dаri dulu-dulu kitа kаwin уаh…” gоdаku ѕеdikit nаkаl.
    “Enаk аjа…” jаwаb iѕtriku ѕаmbil mеrеm-mеlеk mеnikmаti gоуаngаn уаng tidаk аdа реngаturnуа.
    Sаmbil tеtар gоуаng рinggul dеngаn ѕеmаngаtnуа, ѕауа сium mukа iѕtriku dеngаn mеѕrа. Ku соbа mеrаih рutingnуа уаng mаѕih tеrbungkuѕ bluѕ. Kаrеnа tidаk аdа uѕаhа реnсеgаhаn, аkhirnуа bluѕ itu ku lераѕkаn dеngаn bаntuаnnуа.
    “Yаh…, ауо nеnеn Yаh…”, рintаnуа mеѕrа.
    “Mаnа nеnеnnуа”, gоdаku ѕеdikit nаkаl.

    “Aуаh nаkаl аh…”, ѕаmbil mеnghаntаrkаn рutingnуа kе mulutku ѕереrti hеndаk mеnеnеnkаn Lеа.
    Tаnра mеnunggu реrmintааn kеduа kаlinуа, kuѕеrbu рutingnуа dеngаn реnuh ѕеmаngаt, iѕtriku turut mеmbаntu dеngаn mеmbuѕungkаn dаdаnуа аgаr ѕеmuа рауudаrаnуа mеrаѕаkаn hiѕараn mulutku.

    “Yаh… gоуаng dоng …”рintа iѕtriku, mеndеngаr реrmintааn itu dаn tаhu iѕtriku mаu оrgаѕmе, ku реrсераt gоуаngаn рinggulku уаng diikutinуа dеngаn mеlingkаrkаn kаkinуа kе kаkiku.
    “Ugh…”, аkhirnуа iѕtriku ѕаmраi dаn lаngѕung tеrgеlеtаk lеmаѕ.
    “Mаmа ѕudаh kеluаr уасh”, biѕikku реlаn.
    “Iуа, Aуаh bеlum?”, bаlаѕ iѕtriku.
    “Kоk nggаk аdа уаng nуеmрrоt?”, gоdаku mеѕrа.


    Akhirnуа ku аkui iѕtriku mеmаng tidаk mеnуеmburkаn саirаn оrgаѕmеnуа, nаmun уаng раѕti iѕtriku mеrаѕаkаn оrgаѕmе jugа. Kаdаng biѕа bеrkаli-kаli bilа mеmаng ѕеdаng tеrаngѕаng.

    Bеgitulаh hubungаn kаmi ѕеbаgаi ѕuаmi iѕtri,mаkin hаri mаkin rоmаntiѕ dаn kеnikmаtаn ѕааt bеrѕеtubuh ѕаngаt luаr biаѕа mеѕki kаmi ѕudаh mеmiliki ѕеоrаng рutri.

  • Kisah Memek Jadi Gigolo anak SMA

    Kisah Memek Jadi Gigolo anak SMA


    3341 views

    Duniabola99.com – Digilir bersama sesama Siswi SMA lainnya, Tapi yang jelas, aku senang, dapat memek gadis dan dapat uang untuk kuliah.

    “Biar saya yang buka mas”, katanya.


    Tangannya yang mungil melepas kancing celana jeansku, dan membantuku membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas penisku dari luar CD-ku. Dijilatinya CD-ku sambil tangannya meremas-remas pantatku. Akupun sudah tak tahan lagi, langsung aku buka CD-ku sehingga penisku yang sudah tegak, bergelantung ke luar.

    “Ih, wowww…!!!”, desis Non Juliet, sambil tangannya mengelus-elus penisku.

    Aku bekerja sebagai seorang sopir di Malang. Namaku Sony, umurku 24 tahun, dan berasal dari Jember. Aku sudah bekerja selama 2 tahun pada juraganku ini, dan aku sedang menabung untuk melanjutkan kuliahku yang terpaksa berhenti karena kurang biaya. Wajahku sih kata orang ganteng, ditambah dengan tubuh lumayan atletis. Banyak teman SMA-ku yang dulu bilang, seandainya aku anak orang kaya, pasti sudah jadi playboy kelas super berat. Memang ada beberapa teman cewekku yang dulu naksir padaku, tetapi tidak aku tanggapi.
    Mereka bukan tipeku.

    Juraganku punya seorang anak tunggal, gadis berumur 18 tahun, kelas 3 SMA favorit di Malang. Namanya Juliet. Tiap hari aku mengantarnya ke sekolah. Aku kadang hampir tidak tahan melihat tubuh Juliet yang seksi sekali. Tingginya kira-kira 168 cm, dan payudaranya besar dan kelihatannya kencang sekali. Ukurannya kira-kira 36C. Ditambah dengan penampilannya dengan rok mini dan baju seragamnya yang tipis, membuatku ingin sekali menyetubuhinya.

    Setiap kali mengantarnya ke sekolah, ia duduk di bangku depan di sampingku, dan kadang-kadang aku melirik melihat pahanya yang putih mulus dengan bulu-bulu halus atau pada belahan payudaranya yang terlihat dari balik seragam tipisnya itu. Tapi aku selalu ingat, bahwa dia adalah anak juraganku. Bila aku macam-macam bisa dipecatnya aku nanti, dan angan-anganku untuk melanjutkan kuliah bisa berantakan. Siang itu seperti biasa aku jemput dia di sekolahnya. Mobil BMW biru metalik aku parkir di dekat kantin, dan seperti biasa aku menunggu Non-ku di gerbang sekolahnya.


    Tak lama dia muncul bersama teman-temannya.

    “Siang, Non…, mari saya bawakan tasnya”.

    “Eh…, Mas, udah lama nunggu?”, katanya sambil mengulurkan tasnya padaku.

    “Barusan kok Non..”, jawabku.

    “Jul…, ini toh supirmu yang kamu bicarain itu. Lumayan ganteng juga sih…, ha…, ha..”, salah satu temannya berkomentar. Aku jadi rikuh dibuatnya.

    “Hus..”, sahut Non-ku sambil tersenyum. “Jadi malu dia nanti..”.

    Segera aku bukakan pintu mobil bagi Non-ku, dan temannya ternyata juga ikut dan duduk di kursi belakang.

    “Kenalin nih mas, temanku”, Non-ku berkata sambil tersenyum. Aku segera mengulurkan tangan dan berkenalan.

    “Sony”, kataku sambil merasakan tangan temannya yang lembut.

    “Niken”, balasnya sambil menatap dadaku yang bidang dan berbulu.

    “Mas, antar kita dulu ke rumah Niken di Tidar”, instruksi Non Juliet sambil menyilangkan kakinya sehingga rok mininya tersingkap ke atas memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

    “Baik Non”, jawabku. Tak terasa penisku sudah mengeras menyaksikan pemandangan itu. Ingin rasanya aku menjilati paha itu, dan kemudian mengulum payudaranya yang padat berisi, kemudian menyetubuhinya sampai dia meronta-ronta…, ahh.

    Tak lama kitapun sampai di rumah Niken yang sepi. Rupanya orang tuanya sedangke luar kota, dan merekapun segera masuk ke dalam. Tak lama Non Juliet ke luar dan menyuruhku ikut masuk.

    “Saya di luar saja Non”.

    “Masuk saja mas…, sambil minum dulu…, baru kita pulang”.

    Akupun mengikuti perintah Non-ku dan masuk ke dalam rumah. Ternyata mereka berdua sedang menonton VCD di ruang keluarga.

    “Duduk di sini aja mas”, kata Niken menunjuk tempat duduk di sofa di sebelahnya.

    “Ayo jangan ragu-ragu…”, perintah Non Juliet melihat aku agak ragu.

    “Mulai disetel aja Nik…”, Non Juliet kemudian mengambil tempat duduk di sebelahku.


    Tak lama kemudian…, film pun dimulai…, Woww…, ternyata film porno. Di layar tampak seorang pria negro (Senegal) sedang menyetubuhi dua perempuan bule (Prancis & Spanyol) secara bergantian. Napas Non Juliet di sampingku terdengar memberat, kemudian tangannya meremas tanganku. Akupun sudah tidak tahan lagi dengan segala macam cobaan ini. Aku meremas tangannya dan kemudian membelai pahanya. Tak berapa lama kemudian kamipun berciuman. Aku tarik rambutnya, dan kemudian dengan gemas aku cium bibirnya yang mungil itu.

    “Hmm… Eh”, Suara itu yang terdengar dari mulutnya, dan tangankupun tak mau diam beralih meremas-remas payudaranya.

    Kubuka kancing seragamnya satu persatu sehingga tampak bongkahan daging kenyal yang putih mulus punya Non-ku itu. Aku singkap BH-nya ke bawah sehingga tampaklah putingnya yang merah muda dan kelihatan sudah menegang.

    “Ayo…, hisap dong mas…, ahh”. Tak perlu dikomando lagi, langsung aku jilat putingnya, sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang sebelah kiri. Aku tidak memperhatikan apa yang dilakukan temannya di sebelah, karena aku sedang berkonsentrasi untuk memuaskan nafsu birahi Non Juliet. Setelah puas menikmati payudaranya, akupun berpindah posisi sehingga aku jongkok tepat di depan selangkangannya. Langsung aku singkap rok seragam SMA-nya, dan aku jilat CD-nya yang berwarna pink. Tampak bulu vaginanya yang masih jarang menerawang di balik CD-nya itu.

    “Ayo, jilatin memekku mas”, Non Juliet mendesah sambil mendorong kepalaku. Langsung aku sibak CD-nya yang berenda itu, dan kujilati kemaluannya.

    “Ohh…, nikmat sekali…”, erangan demi erangan terdengardari mulut Non-ku yang sedang aku kerjai. Benar-benar beruntung aku bisa menjilati kemaluan seorang gadis kecil anak konglomerat. Tanganku tak henti mengelus, meremas payudaranya yang besar dan kenyal itu.

    “Aduh, cepetan dong, yang keras…, aku mau keluar.., ehhmm ohh..”. Tangan Non Juliet meremas rambutku sambil badannya menegang. Bersamaan dengan itu keluarlah cairan dari lubang vaginanya yang langsung aku jilat habis. Akupun berdiri dan membuka ritsluiting celanaku. Tapi sebelum sempat aku buka celanaku, Non Juliet telah ambil alih.


    “Biar saya yang buka mas”, katanya.

    Tangannya yang mungil melepas kancing celana jeansku, dan membantuku membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas penisku dari luar CD-ku. Dijilatinya CD-ku sambil tangannya meremas-remas pantatku. Akupun sudah tak tahan lagi, langsung aku buka CD-ku sehingga penisku yang sudah tegak, bergelantung ke luar.

    “Ih, wowww…!!!”, desis Non Juliet, sambil tangannya mengelus-elus penisku. Tak lama kemudian dijilatinya buah pelirku terus menyusuri batang kemaluanku. Dijilatinya pula kepala penisku sebelum dimasukkannya ke dalam mulutnya. Aku remas rambutnya yang berbando itu, dan aku gerakkan pantatku maju mundur, sehingga aku seperti menyetubuhi mulut anak juraganku ini. Rasanya luar biasa…, bayangkan…, penisku berwarna hitam sedang dikulum oleh mulut seorang gadis manis. Pipinya yang putih tampak menggelembung terkena batang kemaluanku.

    “Punyamu besar sekali mas Son…, Jul suka.., ehmm..”, katanya sambil kemudian kembali mengulum kemaluanku.

    Setelah kurang lebih 15 menit Non Juliet menikmati penisku, dia suruh aku duduk di sofa. Kemudian dia menghampiriku sambil membuka seluruh pakaiannya sehingga dia tampak telanjang bulat. Dinaikinya pahaku, dan diarahkannya penisku ke liang vaginanya.

    “Ayo.., masukkin dong mas… Jul udah nggak tahan nih…”, katanya memberi instruksi, aku tahu dia ingin merasakan nikmatnya penisku. Diturunkannya pantatnya, dan peniskupun masuk perlahan ke dalam liang vaginanya.

    Kemaluannya masih sempit sekali sehingga masih agak sulit bagi penisku untuk menembusnya. Tapi tak lama masuk juga separuh dari penisku ke dalam lubang kemaluan anak juraganku ini.

    “Ahh…, yeah…, sekarang masukin deh penis mas yang besar itu di memekku”, katanya sambil naik turun di atas pahaku. Tangannya meremas dadanya sendiri, dan kemudian disodorkannya putingnya untukku.

    “Yah, begitu dong mas”, Tak perlu aku tunggu lebih lama lagi langsung aku lahap payudaranya yang montok itu. Sementara itu Non Juliet masih terus naik turun sambil kadang-kadang memutar-mutar pantatnya, menikmati penis besar sopirnya ini.

    “Sekarang setubuhi Jul dalam posisi nungging… ya mas Son…?”, instruksinya. Diapun turun dan menungging menghadap ke sofa.

    “Ayo dong mas…, masukkin dari belakang”, Non Juliet menjelaskan maksudnya padaku. Akupun segera berdiri di belakangnya, dan mengelus-elus pantatnya yang padat.


    Kemudian kuarahkan penisku ke lubang vaginanya, tetapi agak sulit masuknya. Tiba-tiba tak kusangka ada tangan lembut yang mengelus penisku dan membantu memasukkannya ke liang vagina Non Juliet. Aku lihat ke samping, ternyata Niken, yang membantuku menyetubuhi temannya. Dia tersenyum sambil mengelus-elus pantat dan pahaku.
    Aku langsung menyetubuhi Non Juliet dari belakang. Kugerakkan pantatku maju mundur, sambil memegang pinggul Nonku.

    “Ahh…, Mas…, Mas…, Terus dong…, nikmat sekali”, Non Juliet mengerang nikmat. Tubuhnya tampak berayun-ayun, dan segera kuremas dari belakang. Kupilin-pilin puting susunya, dan erangan Non Juliet makin hebat.

    Niken sekarang telah berdiri di sampingku dan tangannya sibuk menelusuri tubuhku. Ditariknya rambutku dan diciumnya bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku. Sambil berciuman dibukanya kancing baju seragamnya sehingga tampak buah dadanya yang tidak terlalu besar, tetapi tampak padat.

    “Ohh.., terus dong mas… yang cepat dong ahhh… Jul keluar mas… ohhh…”, Non Juliet mengerang makin hebat. Tak berapa lama terasa cairan hangat membasahi penisku.

    “Non…, saya juga hampir keluar..”, kataku.

    “Tahan sebentar mas…, keluarin dimulutku…”, kata Non Juliet.

    Non Juliet dan Niken berlutut di depanku, dan Niken yang sejak tadi tampak tak tahan melihat kami bersetubuh di depannya, langsung mengulum penisku di mulutnya. Sementara itu Non Juliet menjilat-jilat buah pelirku. Mereka berdua bergantian mengulum dan menjilat penisku dengan penuh nafsu. Akupun sibuk membelai rambut kedua remaja ini, yang sedang memuaskan nafsu birahi mereka.

    “Ayo, goyang yang keras dong mas…”, Non Juliet memberiku instruksi sambil menelentangkan tubuhnya di atas karpet ruang keluarga.

    “Ayo penisnya taruh di sini mas…”, kata Non Juliet lagi. Akupun segera menaruh berlutut di atas dada Non-ku dan menjepit penisku di antara dua bukit kembarnya. Segera aku maju mundurkan pantatku, sambil tanganku mengapitkan buah dadanya.

    “Oh, nikmat sekali…”.

    Sementara Niken sibuk mengelap tubuhku yang basah karena keringat. Tak berapa lama kemudian, akupun tak tahan lagi. Kuarahkan penisku ke dalam mulut Non Juliet, dan dikulumnya sambil meremas-remas buah pelirku.


    “Ahh…, Non…, ahh”, jeritku dan air manikupun menyembur ke dalam mulut mungil Non Juliet. Akupun tidur menggelepar kecapaian di atas karpet, sementara Non Juliet dan Niken sibuk menjilati bersih batang kemaluanku.

    Setelah itu kamipun sibuk berpakaian, karena jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Orang tua Juliet termasuk orang tua yang strict pada anaknya, sehingga bila dia pulang telat pasti kena marah. Di mobil dalam perjalanan pulang, Juliet memberiku uang Rp 1.000.000,-.

    “Ambil mas, buat uang lelah, Tapi janji jangan bilang siapa-siapa tentang yang tadi ya”, katanya sambil tersenyum. Akupun mengangguk senang.

    “Besok kita ulangi lagi ya mas…, soalnya Niken minta bagian”.

    Demikian kejadian ini terus berlanjut. Hampir setiap pulang sekolah, Non Juliet akan pura-pura belajar bersama temannya. Tetapi yang terjadi adalah dia menyuruhku untuk memuaskan nafsu birahinya dan juga teman-temannya, Niken, Linda, Nina, Mimi, Etik, dll.

    Tapi akupun senang karena selain mendapat penghasilan tambahan dari Non Juliet, akupun dapat menikmati tubuh remaja mereka yang putih mulus.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Jadi Gigolo Pemuas Tante Cantik

    Kisah Memek Jadi Gigolo Pemuas Tante Cantik


    2473 views

    Duniabola99.com – Di kotaku ini niat utamaku menempuh pendidikan kuliahku, meskipun kedua orang tuaku termasuk keluarga yang kurang mampu. Tapi niatku begitu besar dan lebih tepatnya aku berambisi untuk dapat melanjutkan pendidikan kuliahku ini. Jauh dari keluarga akupun berinisiatif untuk mencari pekerjaan yang bisa menopang hidup selama aku berada di kota besar ini.


    Nama panggilanku Adan dengan umur 19 tahun, awalnya aku bisa membiayai kuliahku dengan cara bekerja sebagai penjaga warnet yang mendapat shift malam. Namun akhirnya aku tidak dapat meneruskan semua itu karena kebutuhanku untuk hidup di kota ini saja begitu besar, padahal aku sudah mensiasatinya dengan cara masak nasi sendiri namun belum bisa normal juga.

    Sampai akhirnya akupun mendapatkan sebuah tawaran dari teman kampusku. Untuk bekerja di sebuah tempat hiburan malam dan akupun tertarik setelah mendengar honor yang bisa aku dapatkan tanpa tahu pekerjaan apa yang harus aku lakukan di tempat itu, sampai akhirnya setelah sampai di tempat itu dan ada seorang wanita yang lebih pantes aku panggil tante saat itulah aku tahu pekerjaanku.

    Rupanya aku harus menjadi gigolo lebih tepatnya karena aku harus melayani wanita tersebut untuk melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa. Sebagai cowok normal meskipun baru kali ini berdekatan dengan seorang wanita asing tapi akupun tergoda setelah melihatnya begitu cantik dan juga seksi saat itu juga aku mengenalnya dan memanggilnya tante Soffi.


    Pertama kali berkenalan dengannya dia dengana terus terang berkata kalau sedang jenuh dengan kehidupan rumah tangganya karena itu dia mencari hiburan dan memang baru pertma kali juga dia melakukan hal ini. Akupun menceritakan hal yang sama dan tante Soffi mendengarkan ceritaku dengan seksama bahkan dia memberikan beberapa saran padaku hingga tidak terasa kamipun semakin akrab.

    Malam itu tante Soffi langsung menawarkan untuk aku bersama dengannnya dan akupun mengikuti kemauannya. Bahkan aku lupa kalau malam itu aku datang bersama temanku ke tempat itu, sampai akhirnya aku sedikit gugup ketika memasuki sebuah hotel tapi sebagai mahasiswa aku harus bersikap seolah biasa melakukan hal ini, malu juga jika harus bersikap katro di depan tante Soffi.

    Sampai di dalam kamar hotel aku lihat tante sudah melepas pakaiannya satu persatu ” Ayo Adan.. beri tante ke hangatan sayang…. heeeehhh… ” Dia mendekat dan mencium leherku dengan mesranya membuatku merasa ingin segera melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa, aku memejamkan mata menikmati sentuhan yang di berikan tante Soffi padaku dan terasa geli setiap sentuhan yang dia berikan.


    Kini akupun tidak diam saja dengan lembut aku daratkan bibirku pada bibirnya dan langsung di kulum oleh tante Soffi “Oooouuugghh…. ooouuugghh… aaaaggghhh… Adan… ka.. mu.. aaagggghhh.. te.. rus… sayang.. ” Akupun lebih berani dengan cara menekan tubuh tante Soffi hingga akhirnya kamipun saling bergumul di atas tempat tidur hotel yang empuk.

    Tante Soffi begitu agresif karena sekarang dia sudah berada di atas tubuhku lalu dengan menuntun kontolku dia masukkan pada memeknya. Akupun merasakan nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, aku gigit bibirku menahanya tapi dapat aku dengar tante Soffi sedang tertawa renyah saat itu, lalu diapun melumat bibirku dengan mesranya.

    Ketika aku buka mataku nampak tante Soffi yang sedang bergerak maju mundur di atas tubuhku “Ooouugghh… ooouuugghhh… aaaaaaaagggghhh… aaaaaggggghhhh… aaaaggghhh…” Dia mengambil tanganku kemudian dia taruh tanganku pada teteknya sendiri, dan akupun meremasnya seperti pemain dalam adegan cerita dewasa yangmemang pernah aku baca sebelumnya.


    Tante Soffi semakin cepat melakukan gerakannya sampai akhirnya akupun merasa kontolku seakan bergerak dalam memeknya. Aku tahu kalau akan segera menumpahkan sperma tapi aku berusaha menahannya “Ooouuugghh… oooouuuggghhh… ooouuuggghhh… aaaaagggghhhh… sayang… aaagghhh.. ” Dia terus bergoyang dan terus melakukan gerakan pantatnya yang begitu menggoda.

    Sampai akhirnya aku rasakan getaran yang semakin keras pada kontolku dan akhirnya tumpah sudah larva hangat dari dalam kontolku. Baru kali ini aku merasakan nikmat yang seperti ini, aku dekap tubuh tante Soffi yang dengan lembut masih memberikan ciuman hangat padaku. Inilah kenikmatan yang kurasakan dari adegan cerita dewasa yang baru pertama kali aku lakukan dengan tante Soffi.

  • Kisah Memek Jadi Pelampiasan Mertua

    Kisah Memek Jadi Pelampiasan Mertua


    2813 views

    Duniabola99.com – Ini bermula ketika aku baru saja pulang dari kerja dan melihat ibu mertuaku yang sedang asik bermain, ini kisahku denganya mari kita simak..

    Aku Dimas, 31 tahun. Menikah, punya 2 anak. Istriku sangat cantik. Banyak yang bilang mirip bintang sinetron ternama saat ini. Kami tinggal di Bandung. Yang akan aku ceritakan adalah hubunganku dengan mertua aku sendiri.


    Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tugas kerja ke kota P tersebut. Aku pergi naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung menyelesaikan tugas dari kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut.

    “Kok sendirian Dimas? Mana anak istrimu?” tanya ibu mertuaku.

    “aku ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak aku ajak. Lagian aku cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar,” jawabku.

    “O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu,” ujar ibu mertuaku.

    Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena sudah sangat lapar.

    “Papa mana, Ma?” tanyaku.

    “Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan,” jawan ibu mertuaku.

    “Kamu mau pulang jam berapa, Dimas?” tanya ibu mertuaku.
    “Agak sorean, Ma. aku akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari Bandung,” kataku.

    “Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,” ujar ibu mertuaku sambil bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung.

    “Ini punya Papa, pakailah nanti,” kata ibu mertuaku.

    “Iya, Ma,” kataku sambil terus melanjutkan makan.

    ibu mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku. Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah berganti pakaian, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV.

    “Loh katanya mau tidur?” tanya ibu mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan.

    “Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara.

    “Tahukah kamu, Dimas.. Bahwa mama sangat senang dengan kamu?” tanya ibu mertuaku kepadaku memecah kesunyian.

    “Kenapa, Ma?” tanyaku.

    “Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah,” kata ibu mertuaku. Aku hanya tersenyum.

    “Sekarang kamu sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..,” kata ibu mertuaku lagi.


    “Mama sangat akung kamu, Dimas,” kata ibu mertuaku lagi.

    “aku juga akung mama,” ujarku.

    “Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata ibu mertuaku.

    “Apa itu, Ma?” kataku.

    “Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..,” ujar ibu mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk.

    “Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi.

    “Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa akung,” kata ibu mertuaku.

    Aku tatap mata ibu mertuaku. Kemudian aku tersenyum.

    “aku yang akan peluk mama sebagai rasa akung aku ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati ibu mertuaku sampai badan kami bersentuhan.

    Kemudian aku peluk ibu mertuaku erat. ibu mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi.

    “Boleh mama cium kamu Dimas? Sebagai tanda akung?” tanya ibu mertuaku.

    Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. ibu mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. ibu mertuaku menatap mataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa senang akan hal itu. Selang beberapa detik ibu mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku membalas ciuman ibu mertuaku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Nafas ibu mertuaku terdengar agak cepat. Tangan ibu mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh kontolku dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai meremas kontolku. Kontolku langsung tegang.

    Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. ibu mertuaku langsung bangkit menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemudian pintu terbuka. ibu mertuaku masuk.


    “Sudah mau tidur, Dimas?” tanya ibu mertuaku.

    “Belum, Ma,” ujarku sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. ibu mertuaku juga ikut duduk di sampingku.

    “Kamu marah tidak atas kejadian tadi,” tanya ibu mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum.

    “Tidak, Ma. Justru aku senang karena ternyata mama sangat akung dengan aku,” jawabku.

    ibu mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku.

    “Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku.

    “Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa menahan perasaan saja..,” ujar ibu mertuaku sambil mencium bibirku.

    Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai meraba buah dada ibu mertuaku dari luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan ibu mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dari luar CD-ku. Kontolku makin mengeras. ibu mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap berciuman tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas buah dada ibu mertuaku. Tak lama, ibu mertuaku bangkit lalu melucuti semua pakaiannya. Akupun melakukan hal yang sama. ibu mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya.

    “Mama senang kamu datang hari ini, Dimas.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa menerima rasa akung mama kepada kamu…” ujar ibu mertuaku sambil menciumku.

    “aku juga senang karena mama sangat menyayangi aku. Saua akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher ibu mertuaku.

    ibu mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke buahdada ibu mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu ibu mertuaku sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain.

    “Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…” desah ibu mertuaku semakin merangsang gairahku.

    Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba ibu mertuaku memegang kepalaku.

    “Jangan ke bawah, Dimas.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama sudah tidak tahan…” ujar ibu mertuaku.


    Aku tersenyum dan maklum karena ibu mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Aku buka lebar paha ibu mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek mertua yang sudah basah dan licin. Tangan ibu mertuaku segera memegang kontolku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa memek ibu mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku..

    “Ohh.. Sshh.. Oh, Dimas.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat.

    ibu mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba ibu mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang.

    “Oh, Dimas.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil ibu mertuaku.

    “Terus setubuhi mama…” desahnya lagi.

    Beberapa saat kemudian tubuh ibu mertuaku melemas. Dia telah mencapai orgasme.. Akupun berhenti sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dari memek ibu mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya.

    “Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku sambil mengecup bibirku.

    “Terima kasih, Dimas…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan kontolku menyetubuhi lagi ibu mertuaku.

    “Boleh Dimas minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku.

    “Apa?” ujar ibu mertuaku.

    “aku mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?” tanyaku. ibu mertuaku tersenyum.

    “Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?” ujar ibu mertuaku.

    “Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut kontolku. ibu mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya.

    “Ayo, Dimas,” ujar ibu mertuaku.


    Aku segera masukkan kontolku ke memek ibu mertuaku dari belakang. Terasa lebih nikmat daripada masuk lewat depan. Mata ibu mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar desahannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemudian terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dari kontolku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi ibu mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat ibu mertuaku.

    “Ohh.. Enak, Ma…” kataku.

    Kugesekkan kontolku ke belahan pantat ibu mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, ibu mertuaku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, Dimas..”.

    “Iya, Ma,” ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh ibu mertuaku.

    Setelah berpakaian, lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah ibu mertuaku sangat ceria. Menjelang sore, mertua lelaki pulang. Aku dan mertua perempuanku bertindak biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami.

    Setelah makan malam, aku diminta mertua perempuanku utnuk membawakan semua piring kotor ke dapur. Aku menurut. Mertua lelaki aku setelah makan malam langsung menuju ruang televisi dan segera menonton acara kesukaannya. Di dapur, ibu mertuaku perempuanku langsung menarik tanganku ke sudut dapur lalu menciumku. Aku membalasnya sambil tanganku langsung memegang selangkangannya kemudian meraba memeknya.

    “Nakal kamu. Tapi mama suka,” ujar ibu mertuaku sambil tersenyum.

    “Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah Dimas takut,” ujarku.

    “Tidak akan kesini kok, Dimas,” ujarnya.

    “Sebelum kamu pulang, mama mau sekali lagi bersetubuh dengan kamu disini…” ujar ibu mertuaku sambil tangannya segera meremas kontolku dari luar celana.

    “aku juga mau, tapi jangan disini, Ma.. Bahaya,” ujarku.

    “Ayo dong, Dimas.. Mama sudah tidak tahan,” ujarnya lagi. Tangannya terus meremas kontolku.

    “Kita ke hotel yuk, Dimas?” ajak ibu mertuaku. Aku mengangguk.

    Kemudian dengan alasan akan ke rumah temannya, ibu mertuaku perempuanku meminta ijin pergi diantar olehku.

    “Jangan lama-lama ngobrol disana, Ma.. Si Dimas kan malam ini mau pulang. Kasihan nanti dia capek,” ujar mertua lelaki.

    “Iya dong, Pa…” ujar mertua perempuanku.


    Kemudian kami naik motor segera pergi mencari hotel. Setelah selesai registrasi, kami segera masuk ke kamar. Tanpa banyak cakap, ibu mertuaku langsung memeluk dan menciumku dengan liar. Aku balas ciumannya..

    “Cepat kita lakukan, Dimas.. Waktu kita hanya sedikit,” ujar ibu mertuaku sambil melucuti semua pakaiannya.

    Aku juga demikian. ibu mertuaku langsung naik ke kasur, lalu aku menyusul. Tangan ibu mertuaku langsung menggenggam kontolku dan diarahkan ke memeknya.

    “Mama kok buru-buru sih?” tanyaku sambil tersenyum ketika kontolku sudah masuk memeknya. Lalu aku pompa kontolku perlahan menikmati enaknya memek ibu mertuaku.

    “Habisnya mama sudah tidak tahan sejak tadi di rumah, pengen merasakan kontol kamu lagi,” kata ibu mertuaku sambil menggoyang pinggulnya mengimbangi gerakanku.

    Selang beberapa belas menit tiba-tiba ibu mertuaku mendekap aku erat sambil mengerakkan pinggulnya cepat. Kemudian.. “Ahh.. Mmhh.. Enak akung…” desah ibu mertuaku mencapai puncak orgasmenya.

    Badannya melemas. Aku terus memompa kontolku lebih cepat. Terasa lebih nikmat. Sampai beberapa lama kemudian aku tekan kontolku ke lubang memek ibu mertuaku dalam-dalam, dan.. Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek ibu mertuaku.

    “Maaf, Ma.. Dimas tidak bisa menahan.. Sehingga keluar di dalam,” ujarku sambil memeluk tubuh ibu mertuaku.

    “Tidak apa-apa, Dimas,” jawab ibu mertuaku.

    “Mama sudah minum obat kok,” ujarnya lagi.

    “Kalo mama berkunjung ke rumah kamu, bisa tidak ya kita melakukan lagi?” tanya ibu mertuaku.

    “Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua saja dengan alasan pergi kemana…” jawabku. ibu mertuaku tersenyum.

    “Kita pulang Dimas,” ujar ibu mertuaku.


    Sesampai di rumah, aku langsung bersiap untuk pulang ke Bandung. Ketika aku memanaskan motorku, mertua perempuan mendekatiku. Sementara mertua lelaki duduk di beranda.

    “Hati-hati di jalan ya, Dimas,” ujar ibu mertuaku.

    “Iya, Ma. Terima kasih,” ujarku sambil tersenyum.

    “Tengokin mama dong sesering mungkin, Dimas,” ujar ibu mertuaku sambil tersenyum penuh arti.

    “Iya, Ma,” ujarku sambil tersenyum pula.

    Lalu aku pulang. Sejak saat itu hingga kini aku selalu menyempatkan diri sebulan sekali untuk datang ke rumah ibu mertuaku, tentu saja setelah aku di-SMS dahulu oleh mertua perempuanku.

  • Kisah Memek Janda Lugu Pengobat Rindu

    Kisah Memek Janda Lugu Pengobat Rindu


    2482 views

    Duniabola99.com – Ditinggal mati oleh isteri di umur 39 tahun bukan hal yg menyenangkan. Namaqu Ardy, berasal dari kawasan Timur Indonesia, tinggal di Surabaya. Isteriku Lia yg terpaut lima tahun dariku sudah dipanggil menghadap hadirat penciptanya. Tinggal aqu seorang diri dgn dua orang anak yg masih membutuhkan perhatian penuh.


    Aqu harus menjadi ayah sekaligus ibu bagi mereka. Bukan hal yg mudah. Sejumlah kawan menyarankan untuk menikah lagi agar anak-anak memperoleh ibu baru. Anjuran yg bagus, namun aqu tak ingin anak-anak mendapat seorang ibu tiri yg tak menyaygi mereka. Karena itu aqu sangat hati-hati.

    Kehadiran anak-anak jelas merupakan hiburan yg tak tergantikan. Anita kini berumur sepuluh tahun dan Marko adiknya berumur enam tahun. Anak-anak yg lucu dan pintar ini sangat mengisi kekosonganku. Namun kalau anak-anak lagi berkumpul bersama kawan-kawannya, kesepian itu senantiasa menggoda. Ketika hari sudah larut malam dan anak-anak sudah tidur, kesepian itu semakin menyiksa.

    Sejalan dgn itu, nafsu birahiku yg tergolong besar itu meledak-ledak butuh penyaluran. Beberapa kawan mengajakku mencari perempuan panggilan namun aqu tak berani. Resiko terkena penyakit mengendurkan niatku. Terpaksa aqu bermasturbasi. Sesaat aqu merasa lega, namun sesudah itu keinginan untuk menggeluti tubuh seorang perempuan selalu muncul di kepalaqu karena rasa kesepian.

    Tak terasa tiga bulan sudah berlalu. Perlahan-lahan aqu mulai menaruh perhatian ke perempuan-perempuan lain. Beberapa kawan kerja di kantor yg masih lajang kelihatannya membuka peluang. Namun aqu lebih suka memiliki mereka sebagai kawan.

    Karena itu tak ada niat untuk membina hubungan serius. Di saat keinginan untuk menikmati tubuh seorang perempuan semakin meningkat, kesempatan itu datang dgn sendirinya. Senja itu di hari Jumat, aqu pulang kerja. Sepeda motorku santai saja kularikan di sepanjang Jalan Darmo. Maklum sudah mulai gelap dan aqu tak terburu-buru.

    Di depan hotel Mirama kulihat seorang perempuan kebingungan di samping mobilnya, Suzuki Baleno. Rupanya mogok. Kendaraan-kendaraan lain melaju lewat, tak ada orang yg peduli. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, tak tahu apa yg hendak dilaqukan. Rupanya mencari bantuan. Aqu mendekat.


    “Ada yg bisa aqu bantu, Mbak?” tanyaqu sopan.

    Ia terkejut dan menatapku agak curiga. Aqu memahaminya. Akhir-akhir ini banyak kejahatan berkedok tawaran bantuan seperti itu.

    “Tak usah taqut, Mbak”, kataqu.”Namaqu Ardy. Boleh aqu lihat mesinnya?”

    Walaupun agak segan ia mengucapkan terima kasih dan membuka kap mesinnya. Ternyata hanya problema penyumbatan slang bensin. Aqu membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Ia ingin membayar namun aqu menolak. Kejadian itu berlalu begitu saja.

    Tak kuduga hari berikutnya aqu bertemu lagi dgnnya di Tunjungan Plaza. Aqu sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaqu. Kuperkenalkan dia pada anak-anak. Ia tersenyum manis kepada keduanya.

    “Sekali lagi terima kasih untuk bantuan kemarin sore”, katanya,”Namaqu Meywan. Maaf, kemarin tak sempat berkenalan lebih lanjut.”
    “Aqu Ardy”, sahutku sopan.

    Harus kuaqui, mataqu mulai mencuri-curi pandang ke seluruh tubuhnya. Perempuan itu jelas turunan Cina. Kontras dgn pakaian kantor kemarin, ia sungguh menarik dalem pakaian santainya. Ia mengenakan celana jeans biru agak ketat, dipadu dgn kaos putih berlengan pendek dan leher rendah.

    Pakaiannya itu jelas menampilkan keseksian tubuhnya. Buah dadanya yg ranum berukuran kira-kira 38 menonjol dgn jujurnya, dipadu oleh pinggang yg ramping. Pinggulnya bundar indah digantungi oleh dua bongkahan bokong yg besar.

    “Kok bengong”, katanya tersenyum-senyum,”Ayo minum di sana”, ajaknya.

    Seperti kerbau dicocok hidungnya aqu menurut saja. Ia menggandeng kedua anakku mendahului. Keduanya tampak ceria dibelikan es krim, sesuatu yg tak pernah kulaqukan. Kami duduk di meja terdekat sembari memperhatikan orang-orang yg lewat.

    “Ibunya anak-anak nggak ikut?” tanyanya.

    Aqu tak menjawab. Aqu melirik ke kedua anakku, Anita dan Marko. Anita menunduk menghindari air mata.


    “Ibu sudah di surga, Tante”, kata Marko polos. Ia memandangku.
    “Isteriku sudah meninggal”, kataqu. Hening sejenak.
    “Maaf”, katanya,”Aqu tak bermaksud mencari tahu”, lanjutnya dgn rasa bersalah.

    Pokok pembicaraan beralih ke anak-anak, ke sekolah, ke pekerjaan dan sebagainya. Akhirnya aqu tahu kalau ia manajer cabang satu perusahaan pemasaran tekstil yg mengelola beberapa toko pakaian. Aqu juga akhirnya tahu kalau ia berumur 32 tahun dan sudah menjanda selama satu setengah tahun tanpa anak.

    Selama pembicaraan itu sulit mataqu terlepas dari bongkahan dadanya yg menonjol padat. Menariknya, sering ia menggerak-gerakkan tubuhnya sehingga buah dadanya itu dapat lebih menonjol dan kelihatan jelas bentuknya. Beberapa kali aqu menelan air liur membaygkan nikmatnya menggumuli tubuh bahenol nan seksi ini.

    “Nggak berpikir menikah lagi?” tanyaqu.
    “Rasanya nggak ada yg mau sama aqu”, sahutnya.
    “Ah, Masak!” sahutku,”Aqu mau kok, kalau diberi kesempatan”, lanjutku sedikit nakal dan memberanikan diri.”Kamu masih cantik dan menarik. Seksi lagi.”
    “Ah, Ardy bisa aja”, katanya tersipu-sipu sembari menepuk tanganku. Tapi nampak benar ia senang dgn ucapanku.

    Tak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Akhirnya anak-anak mendesak minta pulang. Meywan, perempuan Cina itu, memberikan alamat rumah, nomor telepon dan HP-nya. Ketika akan beranjak meninggalkannya ia berbisik,

    “Aqu menunggu Ardy di rumah.”

    Hatiku bersorak-sorak. Lelaki mana yg mau menolak kesempatan berada bersama perempuan semanis dan seseksi Meywan. Aqu mengangguk sembari mengedipkan mata. Ia membalasnya dgn kedipan mata juga. Ini kesempatan emas. Apalagi sore itu Anita dan Marko akan dijemput kakek dan neneknya dan bermalam di sana.

    “OK. Malam nanti aqu main ke rumah”, bisikku juga, “Jam tujuh aqu sudah di sana.” Ia tersenyum-senyum manis.


    Sore itu sesudah anak-anak dijemput kakek dan neneknya, aqu membersihkan sepeda motorku lalu mandi. Sembari mandi imajinasi seksualku mulai muncul. Bagaimana tampang Meywan tanpa pakaian? Pasti indah sekali tubuhnya yg bugil. Dan pasti sangatlah nikmat menggeluti dan menyetubuhi tubuh semontok dan selembut itu.

    Apalagi aqu sebetulnya sudah lama ingin menikmati tubuh seorang perempuan Cina. Tapi apakah ia mau menerimaqu? Apalagi aqu bukan orang Cina. Dari kawasan Timur Indonesia lagi. Kulitku agak gelap dgn rambut yg ikal.

    Tapi.. Peduli amat. Toh ia yg mengundangku. Andaikata aqu diberi kesempatan, tak akan kumur-siakan. Kalau toh ia hanya sekedar mengungkapkan terima kasih atas pertolongaqu kemarin, yah tak apalah. Aqu tersenyum sendiri.

    Jam tujuh lewat lima menit aqu berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Rumah yg indah dan mewah untuk ukuranku, berlantai dua dgn lampu depan yg buram. Kupencet bel dua kali. Selang satu menit seorang perempuan separuh baya membukakan pintu pagar. Rupanya pembantu rumah tangga.

    “Pak Ardy?” ia bertanya, “Silahkan, Pak. Bu Meywan menunggu di dalem”, lanjutnya lagi.

    Aqu mengikuti langkahnya dan dipersilahkan duduk di ruang tamu dan iapun menghilang ke dalem. Selang semenit, Meywan keluar. Ia mengenakan baju dan celana santai di bawah lutut. Aqu berdiri menyambutnya.

    “Selamat datang ke rumahku”, katanya.

    Ia mengembangkan tangannya dan aqu dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Ini ciuman pertama seorang perempuan ke pipiku sejak kematian isteriku. Aqu berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yg empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

    “Silahkan diminum, Pak”, katanya sopan, “Aqu juga sekalian pamit, Bu”, katanya kepada Meywan.
    “Makan sudah siap, Bu. Aqu datang lagi besok jam sepuluh.”
    “Biar masuk sore aja, Bu”, kata Meywan, “Aqu di rumah aja besok. Datang saja jam tiga-an.”

    Pembantu itu mengangguk sopan dan berlalu.


    “Ayo minum. Santai aja, aqu mandi dulu”, katanya sembari menepuk pahaqu.

    Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yg dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yg montok itu menonjol ke depan laksana gunung. Bokongnya yg besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yg indah.

    “Santai saja, anggap di rumah sendiri”, lanjutnya sebelum menghilang ke balik pintu.

    Dua puluh menit menunggu itu rasanya seperti seabad. Ketika akhirnya ia muncul, Meywan membuatku terkesima. Rambutnya yg panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna cream dipadu celana berenda berwarna serupa.

    Namun yg membuat mataqu membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, sehingga pakaian dalemnya jelas kelihatan. BH merah kecil yg dikenakannya menutupi hanya sepertiga buah dadanya memberikan pemandangan yg indah. Celana dalem merah jelas memberikan bentuk bokongnya yg besar bergelantungan. Pemandangan yg menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

    “Aqu tahu, Ardy suka”, katanya sembari duduk di sampingku, “Siang tadi di TP (Tunjungan Plaza) aqu lihat mata Ardy tak pernah lepas dari buah dadaqu. Tak usah khawatir, malam ini sepenuhnya milik kita.”

    Ia lalu mencium pipiku. Nafasnya menderu-deru. Dalem hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aqu merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalem pelukanku. Tangaqu mulai bergerilya di balik baju tidurnya mencari-cari buah dadanya yg montok itu. Ia menggeliat-geliat agar tanganku lebih leluasa bergerak sembari mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku. Lidahku menerobos mulutnya dan bergulat dgn lidahnya.

    Tangannya pun aktif menyerobot T-shirt yg kukenakan dan meraba-raba perut dan punggungku. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yg mulus. Kunikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, kurasa ia membuka kakinya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak.

    Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yg masih tertutup celana dalem tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalem itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Ia mengaduh pendek namun segera bungkam oleh permainan lidahku. Kurasakan tubuhnya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yg semakin meningkat.

    Tangannyapun menerobos celana dalemku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yg kubanggakan itu. Kemaluanku tergolong besar dan panjang. Ukuran tegang penuh kira-kira 15 cm dgn diameter sekitar 4 cm. Senjata kebanggaanku inilah yg pernah menjadi kesukaan dan kebanggaan isteriku. Aqu yakin senjataqu ini akan menjadi kesukaan Meywan. Ia pasti akan ketagihan.


    “Au.. Besarnya”, kata Meywan sembari mengelus lembut kemaluanku.

    Elusan lembut jari-jarinya itu membuat kemaluanku semakin mengembang dan mengeras. Aqu mengerang-ngerang nikmat. Ia mulai menjilati dagu dan leherku dan sejalan dgn itu melepaskan bajuku. Segera sesudah lepas bajuku bibir mungilnya itu menyentuh puting susuku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya.

    Aqu merasakan kenikmatan yg luar biasa. Tangannya kembali menerobos celanaqu dan menggenggam kemaluanku yg semakin berdenyut-denyut. Aqu pun bergerak melepaskan pakaian tidurnya. Rasanya seperti bermimpi, seorang perempuan Cina yg cantik dan seksi duduk di pahaqu hanya dgn celana dalem dan BH.

    “Ayo ke kamar”, bisiknya, “Kita tuntaskan di sana.”

    Aqu bangkit berdiri. Ia menjulurkan tangannya minta digendong. Tubuh bahenol nan seksi itu kurengkuh ke dalem pelukanku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Lidahnya terus menerabas batang leherku membuat nafasku terengah-engah nikmat.

    Buah dadanya yg sungguh montok dan lembut menempel lekat di dadaqu. Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yg lebar dan empuk. Aqu menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalemnya.

    Ia membiarkan aqu melaqukan semua itu sembari mendesah-desah menahan nafsunya yg pasti semakin menggila. Sesudah tak ada selembar benangpun yg menempel di tubuhnya, aqu mundur dan memandangi tubuh telanjang bulat yg mengagumkan itu.

    Kulitnya putih bersih, wajahnya bulat telur dgn mata agak sipit seperti umumnya orang Cina. Rambutnya hitam tergerai sampai di punggungnya. Buah dadanya sungguh besar namun padat dan menonjol ke depan dgn puting yg kemerah-merahan. Perutnya rata dgn lekukan pusar yg menawan.

    Pahanya mulus dgn pinggul yg bundar digantungi oleh dua bongkah bokong yg besar bulat padat. Di sela paha itu kulihat gundukan hitam lebat bulu kemaluannya. Sungguh pemandangan yg indah dan menggairahkan birahi.

    “Ngapain hanya lihat tok,” protesnya.
    “Aqu kagum akan keindahan tubuhmu”, sahutku.
    “Semuanya ini milikmu”, katanya sembari merentangkan tangan dan mendekatiku.

    Tubuh bugil polos itu kini melekat erat ditubuhku. Didorongnya aqu ke atas ranjang empuk itu. Mulutnya segera menjelajahi seluruh dada dan perutku terus menurun ke bawah mendekati pusar dan pangkal pahaqu. Tangannya lincah melepaskan celanaqu. Celana dalemku segera dipelorotnya.

    Kemaluanku yg sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri tegak. Tiba-tiba mulutnya menangkap batang kemaluanku itu. Kurasakan sensai yg luar biasa ketika lidahnya lincah memutar-mutar kemaluanku dalem mulutnya. Aqu mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi gila itu.


    Puas mempermainkan kemaluanku dgn mulutnya ia melepaskan diri dan merebahkan diri di sampingku. Aqu menelentangkannya dan mulutku mulai beraksi. Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yg mengeras itu.

    Buah dadanya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan namun pasti aqu menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yg semakin menggila. Aqu menjilati perutnya yg rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

    “Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

    Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya yg mulus padat itu membuka, menampakkan liang surgawinya yg sudah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi liang yg kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke liang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalem liang yg sudah basah membanjir itu.

    Ia menjerit dan spontan duduk sembari menekan kepalaqu sehingga lidahku lebih dalem terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Bokongnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

    “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

    Aqu tahu tak ada sesuatu pun yg bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aqu tak ingin menikmatinya sebagai orang raqus. Sedikit demi sedikit namun sangat nikmat. Aqu terus mempermainkan klitorisnya dgn lidahku.

    Tiba-tiba ia menghentakkan bokongnya ke atas dan memegang kepalaqu erat-erat. Ia melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yg pertama. Aqu berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aqu menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu.

    Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku sudah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aqu menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

    Kudorong tubuh bahenon nan seksi itu rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan aqu bergerak ke atasnya. Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima penetrasi kemaluanku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yg terserak.

    Mulutnya terus menggumam tak jelas. Matanya terpejam. Kuturunkan bokongku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

    “Cepat.. Cepat.. Aqu sudah nggak tahan!” jeritnya.

    Kuturunkan bokongku perlahan-lahan. Dan.. BLESS!

    Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya membelah malam. Tetangga sebelah mungkin bisa mendengar lolongannya itu. Aqu berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi bokongku sehingga kemaluanku yg panjang dan besar itu menerobos ke dalem dan terbenam sepenuhnya dalem liang surgawi miliknya.


    Ia menghentak-hentakkan bokongnya ke atas agar lebih dalem menerima diriku. Sejenak aqu diam menikmati sensasi yg luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan aqu mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

    Dinding-dinding liang kemaluannya berusaha menggenggam batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Bokongnya yg bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dgn genjotanku di kemaluannya.

    Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan kemudian jeritan panjang terlontar membelah udara malam. Kubungkam jeritannya dgn mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dgn kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dgn lidahnya.

    “OH..”, erangnya, “Lebih keras sayg, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

    Tangannya melingkar merangkulku ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya seirama dgn gerakan bokongku. Di saat itulah kurasakan gejala ledakan magma di batang kemaluanku. Sebentar lagu aqu akan orgasme.

    “Aqu mau keluar, Meywan”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.
    “Aqu juga”, sahutnya, “Di dalem sayg. Keluarkan di dalem. Aqu ingin kamu di dalem.”

    Kupercepat gerakan bokongku. Keringatku mengalir dan menyatu dgn keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. Diiringi geraman keras kuhentakkan bokongku dan kemaluanku membenam sedalem-dalemnya. Spermaqu memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan bokongnya ke atas menerima diriku sedalem-dalemnya.

    Kedua pahanya naik dan membelit bokongku. Ia pun mencapai puncaknya. Kemaluanku berdenyut-denyut memuntahkan spermaqu ke dalem rahimnya. Inilah orgasmeku yg pertama di dalem kemaluan seorang perempuan sejak kematian isteriku. Dan ternyata perempuan itu adalah Meywan yg cantik bahenol dan seksi.

    Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan-lahan aqu mengangkat tubuhku. Aqu memandangi wajahnya yg berbinar karena birahinya sudah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

    “Ardy, kamu hebat sekali, sayg”, katanya, “Sudah lebih dari setahun aqu tak merasakan lagi kejantanan lelaki seperti ini.”
    “Meywan juga luar biasa”, sahutku, “Aqu sungguh puas dan bangga bisa menikmati tubuhmu yg menawan ini. Meywan tak menyesal bersetubuh dgnku?”
    “Tak”, katanya, “Aqu malah berbangga bisa menjadi perempuan pertama sesudah kematian isterimu. Mau kan kamu memuaskan aqu lagi nanti?”

    “Tentu saja mau”, kataqu, “Bodoh kalau nolak rejeki ini.” Ia tertawa.
    “Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aqu,” lanjutnya, “Tapi kalau aqu yg pingin, boleh kan aqu nelpon?”
    “Tentu.. Tentu..”, balasku cepat.
    “Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aqu kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

    Hatiku bersorak ria. Aqu mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Lapar katanya dan pingin makan. Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tak terlupakan. Kami terus berpacu dalem birahi untuk memuaskan nafsu.

    Aqu menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalem berbagai posisi. Di atas, di bawah, dari belakang. Pendek kata hari itu adalah hari penuh kenikmatan birahi. Dapat ditebak, pertemuan pertama itu berlanjut dgn aneka pertemuan lain. Kadang-kadang kami mencari hotel namun terbanyak di rumahnya.

    Sesekali ia mampir ke tempatku kalau anak-anak lagi mengunjungi kakek dan neneknya. Pertemuan-pertemuan kami selalu diisi dgn permainan birahi yg panas dan menggairahkan.

  • Kisah Memek Janda Muda

    Kisah Memek Janda Muda


    3318 views

    Duniabola99.com – Saroja seorang janda muda. Hatinya resah gelisah. Dia bercerai sebab campurtangan mak mentua. Seorang wanita tua yang tidak tahu bertimbangrasa terhadap anak dan menantunya. Kebahagiaan anaknya sendiri direntap dan apatah lagi bahagia menantu dan cucu-cucunya.


    Usianya masih muda. Baru 27 tahun sudah menjanda dan beranak dua. Badan Saroja masih bergetah. Tingginya dalam 154cm. Solid dan memang mengiurkanlah tubuhnya. Tambah buah dadanya mengunung dan punggungnya lebar, pejal dan tunggek sikit. Sesekali dia menjeling ke arah jam meja yang terletak di atas almari soleknya.

    “Pukul 10.30, patutlah aku belum mengantuk” getus hati kecilnya.

    Lalu dia mencapai bantal dan menarik rapat ketubuhnya yang dingin. Hawa malam itu agak sejuk. Perlahan-lahan dia membaringkan tubuhnya keatas katil. Bukannya dia tak biasa tinggal sendirian, terutama selepas bercerai dengan suaminya setahun lalu, tetapi suasana malam ini berlainan sekali.

    Sejak dari petang tadi perasaanya tidak menentu. Nafsu kewanitaannya memuncak menyebabkan setiap perbuatannya tidak menjadi. Ingatannya melayang mengenangkan saat-saat bahagia bersama bekas suaminya, Johar. Walaupun tubuh Johar (33tahun) agak kecil tetapi tenaga dan permainan batinnya hebat juga.

    Katil yang sedang dibaringinya menjadi saksi aksi-aksi ghairah antara mereka berdua sewaktu bersetubuh. Senyuman kepuasan senantiasa bermain dibibirnya setiap kali selesai berkongkek. Namun begitu rumahtangga yang terbina hampir enam tahun roboh juga akhirnya. Bukan berpunca darinya dan dia sendiripun tidak pula menyalahkan Johar, bekas suaminya. Jodoh dia hanya setakat di situ.


    Semuanya angkara sikap ibu mertuanya yang sering campurtangan, mengongkong dan membelenggu suaminya, Johar. Ibu mertuanya merasa takut kehilangan anak lelaki yang menjadi kesayangannya lalu mengawal gaji anak jantannya itu. Johar suaminya berad dalam keadan serba salah. Perbelanjaan keluarga Johar termasuk Saroja seperti bercatu. Sikap itu membuatkan Saroja tertekan dan akhirnya bertindak nekad untuk menuntut cerai.

    Walaupun Johar keberatan tetapi atas desakan ibunya menyebabkan mereka berpisah. Namun begitu hubungan Saroja dengan bekas suaminya, Johar masih baik terutama dalam soal penjagaan dua orang anak mereka. Penjagaan anak dilakukan secara bergilir.

    Ramai lelaki yang berminat untuk mengambilnya sebagai teman hidup, bukan sahaja duda dan orang bujang malah suami orang pun ada yang tergila-gilakan Saroja. Tetapi entah mengapa hingga hari ini pintu hatinya masih belum terbuka untuk mengakhiri zaman jandanya.

    Mungkin dia masih tercari-cari seorang lelaki kalaupun tidak lebih dapat menyamai kehebatan Johar. Nafkah zahir memang tiada masalah baginya. Setiap bulan Johar tetap menghantar duit belanja. Untuk mengisi masa lapangnya dan menambah pendapatan, dia berniaga barang-barang kemas yang tulen dari emas atau tiruan secara kecil-kecilan dari rumah ke rumah.

    Senja menyelubungi alam buana.. Bidan Esah atau Kak Esah (35tahun) sedang berbual dengan seorang lelaki kacak. Nampak berusia juga.

    “Kak Esah.. Sihat?” Sapa Saroja senyum menawan.

    “Saroja, marilah join kami.” Ajak Kak Esah sengih sambil membetulkan ceminmatanya.

    Saroja menghampiri meja mereka di gerai Mamak Aly. Memesan milo tarik. Dia duduk di kerusi yang ada dan memandang ke tetamu Kak Esah..

    “Saroja, ni akak kenalkan Abang N. Dia dari Kl kawan baik akak..” Abang N senyum sambil menghulurkan tangan untuk bersalam.

    “Apa kabar?” Tanya Abang N parau.

    “Baik,” jawab Saroja senyum menampakkan giginya yang putih besih. “Mana Abang Melan Kak?”

    “Abang Melan kau takde.. Dia ke Langkawi seminggu ada kursus,” jawab Kak Esah tersenyum riang.

    Orangnya gempal dan bertubuh. Saroja angguk dan faham yang suami Kak Esah tidak ada di rumah seminggu.

    “Camnana niaga kau Saroja?” Tanya Kak Esah lagi.


    “Camtulah Kak. Ada laku ada yang tidak. Jual runcit-runcit Kak nak kena jual banyak-banyak,” jawab Saroja tersengih dan menghirup milo tarik yang telah dibawa oleh pembantu gerai di situ.

    “Tak makan puan Saroja?” Pelawa Abang N sengih.

    “Tak Pa Bang N.. Minum je..” Jawab Saroja senyum melirik. Dia terus menghirup milo tariknya. Dia menarik nafasnya. Memandang kepada jejaka di depannya. Serius dan tinggi orangnya. Baik budi bahasa.

    “Oh, minta diri dulu Kak. Nanti kita jumpa.”

    “Baiklah Saroja.. Kau hati-hati. Banyak duit yang kau bawa tu.” Celah Kak Esah terkekeh.

    “Alahh akak ni ada-ada je.. Manalah banyak duit Saroja,” balas Saroja senyum sambil mengangkat bag sandangnya
    .
    “Baik Bang N minta diri dulu. Nak cari rezeki lah katakan.” Saroja beredar meninggalkan Kak Esah dan kawannya Abang N.

    Petang itu, puas Saroja memberi salam tetapi langsung tiada jawapan. Namun dia pasti Bidan Esah atau Kak Esah ada di rumah sebab dia ada tetamu dengan kereta Perdana V6 terletak di depan jalan masuk ke rumah sementara kipas angin di ruang tamu berpusing dengan ligatnya.

    Mungkin mereka ada di belakang agaknya? Hati Saroja mula meneka. Perlahan-lahan dia melangkah kebahagian belakang rumah. Sesekali dia terdengar seperti ada suara orang berbisik-bisik perlahan. Semakin dia menghampiri tingkap dapur rumah itu suara tadi semakin jelas kedengaran.

    Mahu sahaja dia melangkah meninggalkan rumah tersebut tetapi ada dorongan halus dalam dirinya untuk melihat apa sebenarnya sedang berlaku ketika itu. Setelah memastikan tiada siapa melihatnya, Saroja mula merapati tingkap dapur yang sedikit terbuka itu. Debaran dadanya kuat memukul. Berderau darah panasnya menyirap kemuka apabila matanya terpandangkan kepada Kak Esah dan..

    Bag kain yang di pegangnya hampir sahaja terlepas jatuh ke tanah. Dari sudut dia berdiri itu nampak dengan jelas tubuh Kak Esah tanpa seurat benang sedang menonggeng memegang birai meja makan. Kaki kirinya diangkat ke atas sementara badannya ditundukkan sehingga kedua-dua buah dadanya menyepuh permukaan meja itu. Saroja dapat melihat dengan jelas alur puki Kak Esah yang sedikit terbuka kebasahan. Siapa pasangan Kak Esah?


    Semalam, kata suaminya tidak ada berkursus ke Langkawi. Apakah pasangan Kak Esah suaminya, Abang Melan? Perhatian Saroja kini beralih pada tubuh pasangan Kak Esah yang sedang berdiri mengusap-usap batang zakarnya sendiri di belakang punggung Kak Esah.

    Tubuh Saroja menggigil menatap tubuh sasa lelaki itu. Dan bila dia melihat kote lelaki itu besar, berurat dan panjang, dia menarik nafas. Lebih terkejut lelaki itu ialah Abang N, diperkenalkan sebagai kawan baik oleh Kak Esah. Rupa-rupanya Abang N adalah sex partner Kak Esah. Tanpa disedari Saroja meneguk air liurnya sendiri. Inilah pertama kali dia melihat zakar lelaki sebesar itu.

    “Cepatlah Bang, lama dah Esah tunggu ni.. Nak rasa batang Abang tuu.. Rindulahh.. Sejak Esah kahwin tak rasa kote Abang,” suara Kak Esah merenggek manja sambil menjeling kearah Abang N.

    “Ok.. Ok.. Nak tambah pelicir ni.. Nanti sayang sakit pulak..” balas Abang N sambil mula menggeselkan kepala kotenya ke kelentit dan celah lurah puki Kak Esah itu.

    Kedua belah tangannya mencengkam buntut lebar Kak Esah dan menolaknya ke atas. Serentak itu dia mula menekan perlahan-lahan batang zakarnya masuk kedalam lubang puki Kak esah yang setia menanti itu. Kak Esah mengerang kuat. Kepalanya terangkat ke atas sambil kedua tangannya memaut kuat birai meja makan itu. Matanya terpejam rapat sambil gigi atasnya menggigit bibir bawahnya.

    Mukanya yang cerah bertukar kemerah-merahan menahan asakan dan pompaan zakar Abang N yang besar itu dalam posisi doggie. Couple yang sedang seronok bersetubuh itu tidak mengendahkannya.

    “Bang.. Masuk habis Bang.. Esah dah nak pancut ni.. Laju Bang.. Fuck me deep love” tanpa segan silu Kak Esah bersuara kuat meminta dirinya dikongkek keras.

    “Yes sayang, dah masuk habis.. Sedap tak?” Balas Abang N tercunggap-cunggap sambil menghenjut zakarnya ke lubang puki Kak Esah laju dan pantas.

    “Ya Bang.. Ya sedapp Bang.. Arghh.. I nak pacutt..” jerit Kak Esah sambil kepalanya terangkat-angkat dan mukanya herut berut menahan senak yang sedap.

    Serentak itu hayunan Abang N semakin kencang hinggakan meja itu bergegar kuat. Dia menjolok batangnya ke dalam lubang faraj Kak Esah. Asakannya kuat membuatkan Kak Esah berasa senak pada hujung perutnya sebab zakar Abang N mencecah g spotnya.

    Saroja lopong mulutnya ternganga. Semua yang disaksikan itu membuatkan dia culture shock. Pantas dia meninggalkan kawasan rumah Kak Esah. Bernafsu ada, terkejut ada dan paling tidak persetubuhan Kak Esah dan Abang N itu benar-benar melekat pada jiwa Saroja.

    Gelora batin Saroja menjadi-jadi. Hatinya mula nekad untuk memuaskan nafsunya malam ini walau cara mana sekali pun. Dia keseorangan sebab anak-anaknya ada bersama dengan bekas suaminya minggu ini.


    Tangannya menarik simpulan kain sehingga terburai. Seluar dalamnya di lorotkan sehingga kehujung kaki. Jejarinya mula menyentuh dan menggosok-gosok biji kelentitnya sendiri. Saroja memejamkan matanya dan mula membayangkan mimik muka Kak Esah sewaktu disetubuhi Abang N beberapa hari yang lalu. Gambaran permainan Abang N dan Kak Esah masih segar bugar dalam ingatan dan jiwanya.

    Begitulah juga agaknya keadaan dirinya jika kote raksaksa itu dibenam dalam lubang farajnya. Dia mula menjolok jari hantunya kedalam lubang farajnya yang hampir kebanjiran dengan air mazinya. Terasa lelehan air itu mengalir suam mencelah-celah melalui lubang duburnya.

    Nafsunya semakin membara. Kedua lututnya dibengkokkan sambil membuka pehanya seluas mungkin. Dengusan nafasnya semakin kencang. Gerakan jarinya semakin laju meneroka setiap sudut gua pukinya. Buntut lebarnya digerakkan keatas dan kebawah menahan kenikmatan. Bila-bila masa sahaja dia akan sampai kekemuncak. Kenikmatan yang sangat diharap-harapkan nya. Sangat-sangat dimahukannya.

    Gelojak nafsunya kini sudah memuncak ketahap maksimum. Hatinya benar-benar nekad untuk memuaskan tuntutan berahinya walau apa pun yang terjadi.

    Dan entah apa rezeki Abang N muncul di pintu rumahnya. Abang N datang memaklumkan yang Kak Esah tiada. Saroja tidak melepaskan peluang yang ada. Abang N dijemput masuk. Abang N dipelawa menikmati tubuh Saroja.

    Debaran didadanya semakin kencang dan dia dapat merasakan alur pukinya kembali berair. Dengan penuh nafsu batang Abang N di ramas dan dikocoknya lembut.

    Riak gembira bergaris diwajahnya apabila batang Abang N dibelainya. Dia tidak sangka akan dapat memegang dan mengusap batang yang besar dan panjang itu. Dua tapak tangannya memegang batang itu masih tak cukup. Kepala kote Abang N mengembang macam kepala ular tedung tidak termasuk dalaam cengkaman dua tapak tangannya. Abang N mula bersiut-siut menahan kegelian.

    “Timakasih benarkan Abang masuk umah Saroja, sampai ke bilik tidur lagi,”ucap Abang N sambil mengucup bibir Saroja.

    “Dah Kak Esah takde, lagipun malam dah orang bukan tau,”balas Saroja melepaskan dirinya dari pelukan Abang N.
    Mereka bogel. Saroja kini mengusap kepala kote Abang N yang sudah mengembang. Dia melihat urat-urat di batang kote Abang N yang tersembul. Di urat-urat itu dia menjilat manja dan hangat. Abang N bahagia diperlakukan sedemikian.

    “Fuhh besarnya kote Abang N.. Panjang lagi..

    “Elus Saroja memegang batang yang bagak itu.

    “Nape Saroja benarkan dibuat begini? Kan kita baru kenal dan baru dua tiga kali jumpa dengan Kak Esah…”tanya Abang N sambil mengusap rambut Saroja yang halus dan lembut.

    “Saroja suka.. Nak rasa juga.. Kalau tak suka Saroja bohonglah kat Abang N…”tambah Saroja memicit hidung Abang N sambil ketawa kecil.”Ari tu nampak Abang N kongkek Kak Esah di dapur umah dia. Bukan main Abang N hayun.”


    Abang N terkejut. Dia tersentak sekejap.

    “Oh camtu. Jadi Saroja dah tahu lerr,”kata Abang N.

    “Iyer. Memang Saroja nak Abang N fuck me. Kongkek Cam Abang N kongkek Kak Esah. Lama ke Abang N kenal Kak Esah tu? Tak sangka dia juga suka dipacu..

    “Kata Saroja ketawa kecil sambil mewramas butuh keras Abang N.

    “Kawan siber. Dah kenal dia sebelum dia nikah dengan si Melan tuh. Pernahlah kami kongkek mengongkek dulu, ntah apa lak dia ada call ajak jumpa. Bila dah jumpa tahu ajelah.. Hehehehe..

    “Kata Abang N mengenyitkan matanya.

    “Puaslah Kak Esah Abang setubuh dia, agaknya dia tak puas dengan Abang Melan tak? Maka dia ajak Abang datang ke sini..

    “Kata Saroja menambah. Ah, gasaklah itu hal Kak Esah. Ini cerita Saroja pula. Saroja kekeh kecil.

    “Esah tu ganas skit. Kalau tak dihayun kuat-kuat dia tak seronok,”kata Abang N dan mula menjilat tepak kaki Saroja.

    Hmm.. Saroja mengeliat dan mengerang manja.

    Tangan Abang N berani meramas dan menggentel puting buah dada Saroja. Dia kemabukan dan tenggelam dilanda keghairahan. Akal fikirannya telah seratus peratus dikuasai nafsu.

    Senyuman terukir dibibirnya bila memerhatikan biji mata Abang N.

    “Wow cantik body Saroja.. Nice.. Tits keras.. Buah dada keras,”puji Abang N sambil meneruskan ramasannya.

    Mata Abang N terpaku tak berkelip ke puki Saroja yang tembam dicelah paha gebunya itu. Tanpa membuang masa dia terus melutut di antara paha Abang N. Abang N mengeruh dan mengerang kecil apabila Saroja mula menjilat, menghisap dan menyonyot batangnya.

    Gelinjangan tubuh Abang N itu membuatkan Saroja tidak lagi berupaya menahan nafsunya. Tambah bila seluruh pukinya dijilat, disedut, dihisap dan digigit manja oleh Abang N. Tubuh Saroja kejang, punggungnya naik turun dan membiarkan Abang N memakan pussynya dengan rakus.

    “Bang bestt.. Lom penah rasa camni.. Abang nn.. Sedapp.. Jaga ya.. Saroja dah nak masukkan ni.. Tak tahan lagi dah” katanya sambil mengangkang diatas paha Abang N. Sebelah tangannya memegang batang kote Abang N dan menekan lubang pukinya ke kepala kote itu.


    Batang Abang N berdiri tegak macam tiang telefon. Saroja memasukkan..”Arghh.. Sakitt..”Dia memperlahankan gerakannya. Saroja terasa bibir farajnya pedih dan dia perlahan-lahan memasukkan semula kepala dan batang kote Abang N yang mengaum hangat itu.

    “Rileks Saroja.. Buat pelan-pelan.. Masukkan.. Lubang puki you sempit.. Sedapp.. Love you…”erang Abang N sambil meramas buah dada dan menyonyot puting susu Saroja.

    “Urghh.. Ahhahhaahh..”Saroja menekan lubang pukinya ke kepala kote Abang N yang mencanak keras. Pelan-pelan dan Abang n melihat mulut puki Saroja menelan sedikit demi sedikit batangnya yang panjang itu.

    Saroja meraung,”Aduhh.. Sedap.. Huu.. Arghh..” Dan Abang N dapat merasa ada lendir maung baunya di batang zakarnya. Dia melihat darah yang meleleh keluar dari lubang faraj Saroja.

    “Saroja sayang. Tengok tu darah. U period ke?” tanya Abang n.

    Saroja mengeleng.”Mak oii berdarah. Pedih rasanya Bang. Tak period. Kote besar abng buat pendarahan..”

    “Pergi basuh dulu sayang,”kata Abang N.

    Saroja menarik mulut pukinya dari mengulum dan menelan batang zakar Abang N. Abang N mendukung Saroja ke bilik mandi. Di sana dia membantu Saroja mencuci pendarahan itu. Saroja menjerit kepedihan bila dia membasahkan lubang farajnya dengan air dan mencuci luka yang dirasanya.

    Mereka berehat beberapa waktu di atas katil setelah keluar dari bilik air.

    “Lubang puki you masih sempit ayang. Dulu Kak Esah cam you rasa sekarang ni gakk. Berdarah juga. Kini dah seasoned dan dia pandai mengemut,” puji Abang N.”Dia suka buat doggie. Nanti bila Saroja dah ok skit, kita buat doggie nak..”

    Saroja sengih dan angguk. Jauh benar susuk tubuhnya yang kecil berbanding dengan Abang N. Kini Saroja ditujah kemahuan untuk disetubuhi.

    “Ah.. Ah.. Ishh..” Saroja mengeluh panjang apabila merasakan batang kote Abang N menerjah masuk lantas mengakhiri penantiannya. Abang N berada di bawah dan Saroja sedang menekan turun naik lubang pukinya ke batang Abang N.

    Saroja semakin kuat mengerang. Tubuhnya gigil terlencat ke kiri dan ke kanan seperti terkena kejutan eletrik. Saroja semakin rakus bertindak menekan lubang farajnya keluar dan masuk. Dia melakukannya berhati-hati mula-mulanya, setelah kesakitan tiada dirasainya dia menekan kuat dan dalam-dalam dan merasakan kepadatan lubang pukinya menelan sebagian batang zakar Abang N.

    Buntut lebarnya semakin laju diangkat dan dihenyak sambil otot-otot pukinya dikerah sekuat tenaga menyonyot batang kote Abang N.


    “Arghh.. Abang N.. Ah.. Saroja dah nak pancut.. Argh.. Argh..” jerit Saroja manja sambil menarik kepala Abang N ke arah buah dadanya yang terbuai-buai itu.

    Dia kini menekan hingga batang zakar Abang N terbenam rapat sampai ke pangkal tundunnya. Rapat sekali bertemu kulit dengan kulit. Pinggangnya digerakkan kekiri dan kanan dengan lajunya. Saroja kini betul-betul seperti orang yang kehilangan akal. Dia menaik dan menurunkan lubang pukinya mengikut irama hentakannya.

    “Ok sayang.. Baring pula..

    “Kata Abang N yang menukar posisi.

    Saroja yang sudah klimaks berbaring dan mengangkang-kan kakinya luas. Luas.”Ayang nak kasihsayang kote Abang ke lubang puki ayang.”

    Sebaik habis bercakap Abang N menekan batangnya ke dalam lubang faraj Saroja. Dia mula menghenjut perlahan. Butuhnya keluar dan masuk dalam lubang puki yang sempit yang sudah boleh memberi untuk menerima dan menelan batangnya semula.


    “Oh Bang nn.. Nice.. Gelii.. Sakitt.. Gelii.. Sedapp,” racau Saroja sambil mengigit dada Abang N.”Fuck me Bang. Fuck me. Kongkek Saroja kuat-kuat bangg”

    Abang N terus mempompa. Saroja terkinjal-kinjal. Untuk kesekian kalinya Abang N mengeluarkan batangnya kemudian menjilat dan memakan pussy Seroja. Saroja mengerang keras dan terjerit-jerit. Dan Abang N sekali lagi menujah batang butuhnya ke dalam lubang puki Saroja. Saroja menjerit-jerit manja sambil mengiri dan menganan tubuhnya menahan nikmat.

    “Abang nak kuarr…”jerit Abang N sedang Saroja fana dengan dadanya berdebar kencang dan nafasnya besar tercunggap-cunggap. Mereka berdua berpeluh.

    Dan saroja dapat merasakan ledakan mani Abang N ke g spot dalam gua pussynya. Dan dia mengangkat buntutnya dan mengemut seluruh kote Abang N yang berada dalam lubang farajnya walaupun dia bertubuh petite.


    Saroja menghela nafas keletihan. Lubang pukinya berjaya memakan batang butuh Abang N yang besar dan panjang itu. Saroja kepuasan walaupun dalam senak dan sakit. Alah bisa tegal biasa. Dan bermulalah episod-episod indah Saroja seterusnya.. Menjadi khadam kepada butuh Abang …

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Jepitan Bokong Semok Tante Reta

    Kisah Memek Jepitan Bokong Semok Tante Reta


    2738 views

    Duniabola99.com – Tante Reta adalah wanita dewasa yang bersebelahan apartemennya dengan apartemen keluargaku. Namaku Evan aku seorang pelajar SMA swasta di kota besar ini, dan aku merupakan anak tunggal dari kedua orang tuaku sebenarnya kami masih baru tinggal disini karena aku berasal dari kota Samarinda awalnya dan pindah ke kota ini karena pekerjaan Papaku yang menuntutnya untuk pindah ke kota ini.


    Apartemen ini menjadi pilihan keluargaku karena dengan menempati apartemen ini kedua orang tuaku berharap dapat bekerja dengan tenang karena sudah ada pengamanan di tempat ini. Jadi mereka tidak cemas jika harus meninggalkan aku seorang diri di dalam apartemen, karena mereka kira aku masih memerlukan pengawasan mereka tidak pernah menganggap kalau aku sudah beranjak dewasa.

    Kedua orang tuaku sama-sama bekerja jadi mereka tidak mengetahui kalau aku sudah sering menonton film dewasa, bahkan untuk menghilangkan rasa bosan dalam aprtemen aku sering membaca cerita dewasa ataupun melakukan mesum dengan mengajak pacarku ke sini. Tapi hingga saat ini aku belum juga di ketahui oleh kedua orang tuaku, karena jika mengajak teman atau pacarku sewaktu tidak ada orang tuaku.

    Tapi aku tidak menyangka kalau ada seseorang yang memperhatikan tingkah atau kelauanku. Dia tidak lain adalah tante Reta wanita yang berada di sebelah apartemenku, sebenarnya akupun sering emmperhatikan tante Reta karena dia memiliki tubuh yang begitu seksi dan juga bokongnya begitu montok atau semok. Setiap dia berjalan selalu membuat mata menatap pada bokong semoknya itu.

    Teman-temanku saja jika bermain kesini selalu menyakan tentang tante Reta bahkan mereka mengintip jika tante Reta keluar dari apartemennya. Tapi bukannya marah jika mereka menggodanya tante Reta malah tersenyum sambil terus melenggang di depan kami, bahkan aku lihat sepertinya dia sengaja melakukan hal itu layaknya pemain dalam cerita dewasa yang bertubuh seksi.


    Sampai akhirnya akupun dekat dengan tante Reta dia sering mengajakku makan siang bareng. Dan aku tidak tahu apa pekerjaan tante Reta karena aku lihat dia hampir tiap hari berada di apartemennya dan tidak aku lihat ada orang lain disana. Tapi sejauh ini aku belum pernah menanyakan hal yang aku anggap masalah pribadi tersebut karena aku tidak mau di bilang terlalu ikut campur urusan orang lain.

    Namun akhirnya tanpa aku bertanya lebih dulu tante Reta mencurahkan hatinya padaku. Saat itu aku memang melihat dia begitu sedih dan aku rasa dia butuh seorang teman karena itu dia langsung menghubungi aku ketika aku baru pulang dari sekolah, sampai-sampai akupun makan siang di sana terus kembali tante Reta mengeluh kesah padaku dan akupun siap mendengarkannya.

    Hari itupun tanpa terasa aku sudah berada lama di dalam apartemennya, sampai akhirnya aku telah berani menyentuh bibir tante Reta diapun membalas ciumanku dengan mesranya. Tanganku mulai menggerayangi tubuh tante Reta bahkan sampai dia menggelinjang menikmatinya lalu berkata ” Ayo Evan teruskan sayang……. ” Pintanya padaku sambil terus mendesah .

    Dengan perlahan aku tetap melakukan adegan oral sex padanya, dengan merebahkan tubuhnya di atas sofanya akupun mencoba memasukan satu jariku pada lubang memeknya diapun kembali menggelinjang ” OOouuughhh… aaaaagghhh… Evan.. jangan permainkan tante… aaaaggghh… E… van…. aaaagghhh… ” Semakin menggila aku memainkan jariku dalam memeknya.


    Agar tante Reta tidak lagi mendesah terlalu keras akupun memainkan lidahku dalam mulutnya. Dia menyambut dengan begitu buasnya ” OOouugghh… aaaaggggghh… Evan… tante… nggak ku..at.. lagi… aaaaaaggggghhhh….. ” Katanya dan aku mengerti kalau dia saat itu memang benar-benar ingin melakukan hal itu dan segera aku merangkak naik ke atas tubuhnya.

    Layaknya pemain dalam cerita dewasa akupun memasukkan kontolku yang sudah berdiri tegak dari tadi ke dalam memek tante Reta. Begitu kontolku menyelinap masuk diapun merintih berulang kali ” Ooooouuggghhh… uuuuuffffsss…. aaaggggghhh… aaaaaaaagggggghhhhh….. aaaaggghhh…. ” Terus saja aku memainkan kontolku dalam memeknya bahkan sesekali aku putar kontolku dalam memek tante Reta.

    Dia membalikkan tubuhku dan layaknya menunggangi kuda tante Reta berada di atas tubuhku. Diapun melakukan gerakan yang sama pada tubuhku ” Eeeeuummpppggghh… aaaaggghhhh…. aaaggggghhh… begi.. ni sa..yang… aaaagghh… ” Katanya berusaha memberi tahu aku cara dia melakukan adegan cerita dewasa itu dan aku tidak tionggal diam dengan kedua tanganku.


    Akupun meremas tetek tante Reta yang menggelantung di depan mataku ” E..van.. jangan keras.. ke…ras… sayang….. aaaggghhhh… aaaggghhhh… ” Begitu lihainya tante Reta menggoyang pinggulnya bahkan terasa ada yang beda di waktu aku melakukan adegan layaknya cerita dewasa ini dengan gadis lain yang biasa aku ajak melakukan hubungan intim ini.

    Tante Reta semakin gencar memutar dan menggoyang pinggulnya membuatku akhirnya mencapai puncak klimaks ” Aaagghhhh… aaaagggghhh… aku nggak kuat tante… aaaaaggghhh….. aaaggh.. ” Tumpah sudah spermaku dalam memek tante Reta, karena dia begitu lihainya memutar bokong semoknya dan membuatku mencapai puncak lebih dulu tapi tante Reta memalukku dengan mesranya.

  • Kisah Memek Jeritan Sang Perawan

    Kisah Memek Jeritan Sang Perawan


    2320 views

    Duniabola99.com – Gadis yang masih duduk di kelas 2 SMP ini memang sudah menampilkan kecantikan dan kemolekannya namanya Lolita, di sekolah dia sering membuat teman temannya untuk mengagumi kecantikan tubuhnya dan keseksian tubuhnya tubuh yang langsing dengan rambut panjang matanya bersayu sayu , tak hanya teman sekolahnya yang di buat merangsang tapi para guru guru dan penjaga sekolah juga bernafsu jika melihat tubuh Lolita an dari situlah ada rencana jahat yang telah disusun untuk bisa menikmati tubuh Lolita.


    Hari sabtu tepatnya Lolita di panggil oleh pak Dayat menyuruh penjaga sekolah untuk menemuinya di kantor,

    “mba mba anda di panggil pak Dayat untuk menghadap??

    “kenapa ya pak, aku di panggil??? Aku di panggil

    Akhirnya Lolita menurut,ia menuju ruangan pak Dayat dengan Supri dibelakangnya.

    Supri terus menatap tubuh Lolita dari belakang,terutama dibagian pantat yang masih tertutup rok biru itu.sungguh indah bentuknya.

    Akhirnya Lolita sampai diruangan pak Dayat.

    “selamat siang pak!”sapa Lolita.

    “selamat siang,oh kamu silahkan masuk.” jawab pak Dayat.

    Baru saja Lolita duduk,tiba-tiba dari belakang ada yang membekap mulutnya ternyata itu adalah pak asep seorang satpam disekolah tersebut.seketika itu pula kepala Lolita terasa pusing,matanya mulai terasa berat hingga akhirnya dia tak sadarkan diri.

    “akhirnya kita dapet juga”.seru Supri.

    “ayo cepat bawa dia”.sambung pak Dayat.

    Setelah beberapa saat tak sadarkan diri,akhirnya kesadaran Lolita mulai kembali,dia merasa berbaring ditempat yang empuk,tubuhnya masih lemas,serasa ada bau yang menyengat dari tubuhnya serta ada rasa lengket disana sini.hingga akhirnya dia sadar disekelilingnya ada pak Dayat,pak asep dan pak Supri yang sedang memainkan kontol mereka,dan rasa lengket dan aroma menyengat itu adalah sperma dari ketiga lelaki tersebut.

    Lolitapun segera bangkit dan mencoba untuk lari,namun terlambat pak Supri segera menangkapnya dan menariknya kembali kematras.akibat tarikan pak Supri yang kuat,membuat beberapa kancing baju seragam Lolita terlepas.kontan saja langsung membuat lelaki yang melihatnya bernafsu.

    Begitupun mereka bertiga,mereka langsung berebut untuk meremas toket Lolita yang baru saja tumbuh.mereka tak memperdulikan jeritan dan erangan Lolita yang merasa kesakitan karna toketnya diremas begitu kuat.

    “wah,empuk banget nih susu..enak..bikin gemes aja deh”. Celoteh Supri.

    “iya,pentilnya juga bagus,warnanya coklat muda”. Sambung pak asep.

    Kemudian pak Dayat menarik bra Lolita yang sudah melorot itu untuk melepaskannya.


    Kini toket mungil yang baru tumbuh itu benar-benar terlihat jelas.sepasang toket itu bergerak naik turun mengikuti tarikan nafas Lolita yang semakin berat.nampak baju seragam yang masih melekat kini basah oleh keringat Lolita dan juga bekas sperma ketiga pria tersebut.diwajahnya yang imut juga ada noda sperma yang bercampur dengan airmatanya.

    Melihat toket yang begitu menggoda,pak asep dan pak Supri berebut untuk menghisapnya,kini kedua toket Lolita menjadi santapan dta lelaki bejad yang tak berperasaan.sementara pak Dayat sudah menyikap rok biru milik Lolita dan menurunkan celana dalamnya,

    Dia begitu terperangah menyaksikan memek muridnya yang masih berupa garis lurus dan ditumbuhi sedikit rambut.pak asep dan pak Supripun menghentikan aktiviasnya dan mencopot seragam smp milik Lolita.kini yang melekat ditubuh Lolita hanya rok biru yang kini melingkar dipinggulnya.

    Kemudian pak asep dan pak Supri mengangkat kaki Lolita dan menariknya hingga menyentuh toket Lolita dan membuat pantatnya terangkat.hal itu memudahkan pak Dayat untuk menggarap memek Lolita.

    Pertama pak Dayat menjilati memek Lolita dan mulai menyentuh memek Lolita,jari-jari pak Dayat berusaha membuka bibir memek Lolita.namun,tak nampak lubang disana ini membuktikan bahwa memek itu masih sempit dan perawan.


    Perlahan pak Dayat memasukan kedua jempol tangannya dan kembali membuka memek Lolita,kini lubang kecil mulai nampak kemudian pak Dayat menyentuh klitoris Lolita dan lubang itu mulai membuka sedikit demi sedikit.pak Dayat melanjutkan aksinya kini dia meludahi lubang memek Lolita yang mulai terbuka,air liur pak Dayat langsung memenuhi lubang tersebut dan meleleh kebawah.

    “sekarang waktunya sayang!”. Kata pak Dayat sambil mengarahkan kontolnya kememek Lolita.

    “jangan pak,tolong saya masih perawan,jangan pak…”. Pinta Lolita.

    Namun itu tak menyurutkan niat ketiga bajingan itu.asep dan Supri tak henti-hentinya meremas dan menyedot toket Lolita.

    “min,susunya enak banget yah..kenyal banget!”. Komentar asep.

    “iya,tapi sayang belum keluar air susunya”. Balas Supri.

    Pak Dayat mulai menempelkan kontolnya dan bersiap untuk memperkosa Lolita.

    “jangan pak…jangaaaann….!”. Jerit Lolita yang mulai merasakan kontol pak Dayat masuk ke memeknya.

    Namun,pak Dayat tak memperdulikan itu.bahkan dia terus berusaha menanamkan kontolnya dimemek Lolita.

    “gila nih memek,sempit banget…enaak..”. Erang pak Dayat.

    Lolita hanya bisa pasrah dan meneteskan air matanya.tiba-tiba Lolita menjerit keras.

    “aaaahhh……sakiiiiit!!!”. Jerit Lolita.

    Rupanya kontol pak Dayat sudah masuk seutuhnya ke memek Lolita.sementara dia menghentikan gerakannya untuk memberi waktu kepada memek Lolita dan merasakan kehangatan memek muridnya.

    Sementara pak Supri dan pak asep masih asik memainkan toket mungil milik Lolita,puting Lolita yang baru tumbuh menjadi mainan yang tak membosankan.sementara tangan Lolita mereka gunakan untuk mengocok kontol mereka sambil sesekali memaksa Lolita untuk mengoral kontol mereka.

    Lolita mulai merasakan pegal ditubuhnya apalagi dengan posisi kaki yang diangkat dan direntangkan lebar oleh pak Dayat semakin membuat terasa pegal.

    Sebelum pak Dayat menggenjot memek Lolita,rupanya pak asep dan pak Supri yang sedari tadi kontolnya dikocok oleh tangan lembut Lolita dan sesekali dihisap juga oleh mulut mungil Lolita,mulai merasakan orgasme.merekapun segera menumpahkan sperma mereka kewajah dan toket Lolita crot…crot…crot,bahkan pak asep memaksa Lolita membuka mulut dan menumpahkan sebagian spermanya disana.


    “gila kocokannya enak banget,tangannya lembut!”. Komentar Supri.

    “iya,mulutnya juga enak buat nyepong”. Sambung pak asep.

    Akhirnya mereka menjauh dan memberi kesempatan kepada pak Dayat untuk menggenjot memek Lolita.

    Pak Dayat mulai menggerakan kontolnya perlahan,tentu saja ini membuat Lolita kesakitan dan merasa panas pada memeknya.

    “ah,,,,sakiiittt…t!”rintih Lolita.

    Namun pak Dayat tak memperdulikannya,dia malah terus menambah kecepatan kontolnya hingga menimbulkan suara diantara alat kelamin mereka.toket Lolita berguncang tak tentu karena genjotan pak Dayat.hal itu membuat pak Dayat gemas kemudian mengambil seragam putih milik Lolita untuk mengelap toket Lolita yang penuh dengan sperma asep dan Supri.setelah bersih pak Dayat meremas toket kanan Lolita dan menghisap puting toket kiri Lolita.lama kelamaan pak Dayat merasa kontolnya basah,rupanya Lolita sudah mencapai orgasme.

    “wah,muridku keenakan ampe ngeluarin peju”. Celoteh pak Dayat.

    Mendengar itu Lolita langsung malu,wajahnya yang penuh sperma semakin membuat nafsu pak Dayat meninggi.hingga akhirnya pak Dayat merasa akan klimaks dan mempercepat gerakannya.

    “aah…ahh…ahh…enaaak”. Lengkuh pak Dayat.

    Hingga beberapa detik kemudian pak Dayat mencapai puncak dan menyemburkan banyak sekali sperma dimemek Lolita.sambil menuntaskan orgasmenya,pak Dayat meremas toket Lolita dengan sekuat tenaga.hal ini membuat Lolita menjerit sejadi-jadinya. Cerita Sex Terbaru

    “aaaahhh….sakit pak..udah..udah.. Cukup pak”jerit Lolita.

    “diam kamu,telen aja semua peju bapak dimemekmu!”. Bentak pak Dayat.

    Akhirnya pak Dayat terkulai lemas diatas tubuh Lolita.kaki Lolita yang sedari tadi diangkatpun kini sudah diturunkan.

    Pak Dayat benar-benar menggilai muridnya ini.kontolnya masih tertancap dalam memek Lolita dan mulai mengecil hingga akhirnya terlepas.

    Nampak sperma bercampur darah mengalir dari memek siswi smp tersebut.kemudian pak Dayat bangkit dan memaksa Lolita untuk mengoral kontolnya.


    “ayo manis,bersihin kontolku yah..!perintah pak Dayat.

    Lolitapun dengan terpaksa membuka mulutnya dan mengemut kontol pak Dayat.setelah itu,pak Dayat mengambil rambut panjang Lolita yang juga basah oleh sperma untuk mengelus kontolnya.setelah puas,pak Dayat mundur.namun penderitaan Lolita belum selesai,karena masih ada asep dan Supri yang menunggu giliran mereka.

    Supri segera merebahkan diri disebelah tubuh Lolita,kemudian asep membopong Lolita dan menaruhnya diatas kontol Supri.kemudian mereka bekerja sama untuk memasukan kontol Supri ke memek Lolita.

    “cepet sep,bantuin gue masukin kontol kememeknya Lolita”. Perintah Supri.

    Akhirnya perlahan kontol itu menembus memek Lolita. Lolita yang sudah lemas pasrah saja mendapat perlakuan tersebut,sementara tubuhnya masih ditopang oleh asep sambil asep meremas toket Lolita.

    Supri terus menyodok memek Lolita dari bawah,kemudian asep yang sudah tidak sabar langsung mendorong tubuh Lolita hingga menempel ke dada Supri.

    Yang terjadi selanjutnya adalah asep berusaha menyodomi Lolita.pertama-tama dia membuka kaki Lolita lebar-lebar kemudian pantat Lolita yang bulat juga dibuka kemudian dijilatinya.setelah itu,asep mulai memasukan jari telunjuknya keanus Lolita.tentu saja itu membuat Lolita kesakitan,apalagi masih ada kontol dimemeknya.

    Setelah dirasa cukup,asep mulai mengarahkan kontolnya kelubang anus Lolita yang sedang berada diatas tubuh Supri.merasa ada benda aneh yang masuk keanusnya kontan membuat Lolita kaget dan kesakitan.

    “aduuuhh…sudaah..jangaaaann…!!!”. Jerit Lolita.


    Tangispun kembali pecah,namun tak mengurangi nafsu kedua orang tersebut.kini tubuh gadis smp itu berada diantara dua tubuh lelaki yang sedang mengejar kenikmatan masing-masing.

    Rambut Lolita yang panjang menjadi mainan baru untuk asep.rambut yang basah oleh keringat itu dielus-elusnya.sementara tangan Supri terus meremas toket Lolita yang menempel didadanya.

    mereka terus menggenjot tubuh Lolita yang sudah semakin lemah,hingga akhirnya mereka orgasme dan menumpahkan sperma dikedua lubang milik Lolita.

    “ah,gue nyampeee..gila nih memek enak bangeett..!”. Jerit Supri.

    “iya pantatnya juga semog legit!”. Sambung asep.

    Lolita hanya menangis dan berharap semua cepat berakhir.kontol asep dan Supri masih betah ditempatnya merasakan kehangatan lubang milik Lolita.hingga akhirnya asep bangkit dan mengangkat tubuh Lolita.

    “sekarang giliranku!”. Ucap asep seakan tak kenal lelah.

    Tanpa basa-basi dia mengangkangi kaki Lolita dan segera menggenjot memeknya.tangannya tak henti-hentinya meremas toket Lolita sambil terkadang melumatnya.dia juga beberapa kali mencium bibir Lolita yang sensual dan juga leher jenjang milik Lolita.hingga akhirnya datanglah orgasmenya dan lagi-lagi memek Lolita menjadi tempat pembuangan sperma.

    Kini mereka semua sudah lemas,nampak jelas terdengar hembusan nafas dari mereka.sudah lebih dari 3 jam mereka menggarap tubuh Lolita yang sudah tak berdaya.mereka juga memperkosa Lolita dengan posisi berdiri dan tubuh Lolita diapit ditengah.

    Mereka juga menggantung tubuh Lolita secara terbalik dan memisahkan kaki kiri dan kanan sehingga memperlihatkan memeknya,mereka bergantian memasukan jari dan meludahi kedua lubang milik Lolita.

    Tak hanya itu,mereka juga menyuruh Lolita push-up,sit-up dan kayang dalam keadaan bugil dan ada beberapa pensil menancap dimemek dan anusnya.setelah puas mereka memanggil anak buahnya yang tak lain adalah murid kelas 2 dan 3 yang terkenal bengal dan nakal.jumlah mereka ada 20 orang.

    “wah,akhirnya kesampean juga ngentotin Lolita”ujar salah satu dari mereka.

    “iya neh udah lama gue napsu ama nih anak apalagi kalo gue Lolitat toketnya..rasanya pengen gue remes ampe pecah!”. Sambung yang lain.

    Tubuh Lolita yang berdiri terikat tak bisa berbuat banyak

    Dan akhirnya mereka bergantian menggenjot memek Lolita dan yang belum kebagian mengocok kontol mereka dan menyemburkan ditubuh Lolita.

    Lutut Lolita terasa lemas.mungkin jika tangannya tak terikat dia sudah jatuh,kini memek Lolita sudah merah dan dipenuhi sperma.

    Mereka melepas ikatan Lolita dan menelentangkannya dimatras dan kembali menggarapnya.

    Sungguh,ini pengalaman yang sangat pahit bagi Lolita.gadis smp itu harus mengalami tindak kekerasan seksual dari guru dan teman-temannya.

    Sejak saat itu,murid-murid yang sudah merasakan memek Lolita terus meminta “jatah” dari Lolita.bahkan seseorang dari mereka pernah memainkan memek Lolita disaat sedang pelajaran.tentu saja sang guru tak curiga karna dia adalah pak Dayat.Lolita juga sering disuruh mengoral atau mengocok kontol mereka.


    kini,entah bagaimana nasib Lolita.karna tak kuat dengan semua itu,perlakuan mereka yang terakhir sungguh tak manusiawi.mereka menelanjangi Lolita ditengah lapangan setelah bubar sekolah,mereka juga memaksa Lolita bermain basket tanpa sehelai benangpun.

    Disela-sela ia main basket ada saja pria yang menggerayangi tubuhnya bahkan memperkosa Lolita dalam posisi berdiri.setelah itu,mereka membaringkan tubuh bugil Lolita ditengah lapangan dibawah terik matahari dan tongkat satpam dimemeknya.para pria mengocok kontol mereka dan memuntahkan sperma ditubuh Lolita,bahkan ada yang mengencingi dia.sekarang Lolita pergi entah kemana.

  • Kisah Memek Kado spesial yang diberikan kakek tidak akan pernah tergantikan oleh siapa pun

    Kisah Memek Kado spesial yang diberikan kakek tidak akan pernah tergantikan oleh siapa pun


    3704 views

    Duniabola99.com – Kisah Nyata Pemerkosaan Saya. Gadis muda menunggu di antisipasi untuk jam alarm untuk buzz. Itu adalah hari ulang kesebelas dan dia penuh semangat merindukan perhatian hari ini. Dia cepat melompat dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi membawa pakaian barunya bahwa ia akan memakai untuk partainya hanya dalam beberapa jam. Dia mandi, BERPAKAIAN, dan menggosok gigi dengan cepat. Dia mengambil waktu sejenak untuk melihat ke dalam cermin ingin terkesan teman-temannya karena semua gadis-gadis muda seusianya ingin. Dia melesat ke dapur di mana sarapan menunggu di atas kompor. Dia menyiapkan piring telur, daging dan roti panggang, dan duduk untuk makan.


    Tiga jam kemudian, teman-temannya mulai berdatangan di rumahnya. Semua gadis-gadis muda tertawa dan bergosip sambil makan kue dan es krim. Setelah perayaan, gadis muda duduk untuk membuka hadiah nya. Dia sangat bersemangat untuk melihat make-up, shower gel dan lotion. Dia tidak lagi diinginkan mainan, setelah semua dia hampir dewasa sekarang. Setelah pesta selesai dan teman-temannya pergi, ia mulai mengemasi kopernya. Dia akan menghabiskan akhir pekan dengan neneknya dan langkah-kakek seperti yang dia lakukan hampir setiap akhir pekan. Mereka akan bangun pagi-pagi dan membawanya keluar dengan sepupunya untuk pergi pertambangan permata di salah satu tempat wisata. Sedikit yang dia tahu, ini akan menjadi malam terakhir dia tidak bersalah pada usia muda 16 Tahun.

    kakek-neneknya yang membesarkan sepupunya, yang merasa lebih seperti adiknya. Nenek dan Kakek tidur di kamar tidur yang berbeda sebagai sepupunya Katy baru berusia 5 tahun dan menolak untuk tidur sendirian di kamar tidur di ujung lain dari trailer DUA KAMAR TIDUR. Jadi, Katy tidur dengan nenek, dan ketika gadis muda menghabiskan malam dengan mereka, tentu dia tidur dengan kakek.

    Rebecca, menempatkan koper Anda ke bawah dan datang melihat apa yang kita punya Anda untuk ulang tahun Anda.
    Ok, benar ada nenek.

    Rebecca berjalan ke dapur untuk melihat satu set indah rol panas untuk meringkuk rambutnya dengan dan pakaian indah untuk dipakai ke sekolah. pakaian terdiri dari sepasang celana jeans yang lucu dan BLOUSE nama merek.

    Ya Tuhan! Terima kasih banyak! Aku tidak percaya itu. Ive lama ingin satu set rol panas untuk beberapa waktu sekarang!
    Kita tahu, jawab Nenek. Saya tidak sabar untuk mengajarkan Anda bagaimana untuk menggunakannya. Anda akan menjadi begitu indah!
    Tetapi tidak lebih dari Anda sudah, jawab Kakek.

    Rebecca memberi mereka berdua pelukan dan kecupan cepat di pipi dan lari ke kamar mandi untuk mencoba PAKAIAN barunya. Dia berlari keluar untuk memamerkan penampilan barunya dan menemukan sepupunya Katy siap untuk berjalan di luar dan bermain. Dia bersemangat wajib dan dua berlari keluar berpegangan tangan untuk mengejar satu sama lain di sekitar halaman.


    Pada delapan malam itu Nenek datang di luar dan mengatakan kepada mereka untuk datang bersiap-siap untuk tidur karena mereka akan bangun sangat pagi-pagi untuk pergi pertambangan permata. Gadis-gadis masuk ke dalam dan mengambil mandi air panas dan mengenakan piyama mereka. Mereka pergi ke kamar mereka dan meringkuk di satu sama kakek, baik menonton televisi sedikit sebelum tidur sabar menunggu kegiatan hari berikutnya.

    Rebecca terbangun untuk sensasi yang aneh. Dia masih setengah tidur dan tidak tahu apa yang terjadi. Dia merasa lebih banyak tekanan dan sepenuhnya terbangun, namun pura-pura masih tidur. kakeknya menggosok vaginanya melalui celana pendeknya. Dia berpikir, Oh Tuhan, apa yang terjadi ?! Saya harus memiliki mimpi buruk! Dia mencoba untuk bergeser menjauh, tapi tangannya terus-menerus. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dan mulai panik dalam. Dia bahkan tidak mulai memiliki dorongan seksual pada usianya. Dan baru mulai menstruasi, atau belum pernah punya pacar. Dia hanya 11! Berharap dia akan berhenti jika dia tahu dia terjaga, dia pindah dan bertanya apa waktu itu. Its empat bayi pagi. Emang harus bangun dalam beberapa jam sehingga Anda lebih baik kembali tidur atau kamu akan menjadi LELAH besok. Dia tidak pernah berhenti menggosok nya.

    Dia merasa lumpuh sambil terus menyentuhnya dan mulai meletakkan tangannya di dalam piyama. Dia berjuang dan dia melingkarkan tangannya di depan dada untuk menahan ke bawah. Kakek, silakan berhenti. Apa yang sedang kamu lakukan?! Hush Rebecca. Jika Anda bangun Nenek atau Katy, aku harus membunuh mereka di depan Anda, dan kemudian saya akan membunuhmu juga. Kakek nya mencapai lebih ke meja dan menunjuk Revolver di wajahnya. Dia selalu membawa tangan-gun, meskipun ia tidak pernah memiliki izin untuk membawa satu hukum. mata Rebeccas melebar dalam ketakutan dan dia menutup mulutnya dan menahan napas.

    Kakek nya terus ke piyama dan mulai menggosok nya di bawah celana dalamnya. Dia mengerang saat dia membungkuk untuk menciumnya dengan cara yang dia tidak pernah sebelumnya. Dia berjuang untuk melepaskan diri dan dia menampar wajahnya dan mengambil Revolver tersebut. Dia meletakkan diam dan tidak menciumnya kembali bahkan ketika ia berusaha untuk menciumnya. Dia tiba-tiba mendorong dua jari ke dalam vagina kecil dan dia menjerit kecil kesakitan. Diam atau theyll mendengar Anda Rebecca. Aku bersumpah Ill membunuh kalian semua jika Anda tidak tutup mulut! Dia menyambar di sekitar leher dan meremas erat. Dia tahu jika dia tidak melakukan apa yang dia katakan, bahwa ia akan membunuh mereka semua.


    Kakek nya melepaskan lehernya dan meraih stoples Vaseline di samping tempat tidurnya. Dia dihapus jari-jarinya dan dilapisi mereka dalam petroleum jelly. Dia mengatakan padanya untuk melepas piyama dan celana dalamnya. Dia melakukan apa yang diperintahkan, menangis. Dia menempatkan jari-jarinya kembali ke dalam vaginanya dan mulai bergerak mereka masuk dan keluar. Rasa sakit tak tertahankan saat ia pecah selaput daranya dan tetesan kecil darah berlari keluar ke bedsheet. Ooh, aku hanya muncul ulang tahun gadis cherry Anda. Rebecca menangis keras, hati-hati untuk tidak membuat suara apapun. Dia mendorong jari-jarinya di jauh menyebabkan dia bahkan lebih sakit dari sebelumnya. Dia pikir dia akan mati. Dia mulai menggosok payudara mungilnya dengan tangannya yang lain sambil terus jari nya di bawah selimut berat yang ada di tempat tidurnya.

    Rebecca, meletakkan tangan Anda di penisku.
    Apa?!
    Letakkan tangan Anda di penisku atau Anda akan menyesal!

    Rebeccas Kakek dihapus tangannya dari payudaranya cukup lama untuk menghapus penis tegak dari petinju dan meletakkan tangannya di atasnya. Sekarang gosok Rebecca. Rebecca tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia mencoba menggosok seperti katanya. Letakkan tangan Anda di sekitar itu dan gosokkan atas dan ke bawah. Rebecca melakukan apa yang diperintahkan, tidak yakin apakah ia melakukannya dengan benar. Dia terus bermain dengan vaginanya dan rasa sakit tidak pergi jauh. Dia dihapus jari-jarinya akhirnya dan mulai menggosok bagian luar vaginanya dan kemudian klitorisnya. yang merasa ulang tahun gadis yang baik? Tidak ada, silakan berhenti. Youre menyakitiku! Dia tidak berhenti.

    Rebeccas Kakek mulai mengerang sedikit dan dia dihapus tangannya dari penis tegak. Ia bersandar pada siku dan pindah di atas tubuhnya. Apa yang sedang kamu lakukan?! Dia tahu apa yang akan ia lakukan. Dia ingin mati di sana pada saat itu. Dia bahkan pernah memiliki pengalaman berhubungan seks. Ini tidak merasa baik. Dia bertanya-tanya bagaimana orang bisa menyukai seks. Sakit begitu banyak. Kakek nya seharusnya mencintai dan melindunginya, tidak memperkosanya! Menyebar kaki Anda Rebecca. Nomor Dia berjuang melawan dia saat ia meraih pergelangan tangannya dan disematkan lengannya ke bantal di atas kepalanya. Dia mencoba untuk menendang dia sebagai dia meletakkan satu kaki antara miliknya dan membongkar pahanya terpisah dengan lututnya. Dia terlalu kuat baginya untuk mengalahkan. Dia menamparnya di sisi lain wajahnya. Jika Anda menendang, menjerit, atau apa pun, aku akan menembakmu. Ini adalah peringatan terakhir Anda. Apakah Anda ingin bertanggung jawab atas pembunuhan nenek dan sepupu? Aku akan membunuh orang tua Anda juga. Youre my Grand-anak. Dalam Alkitab, ia mengatakan youre seharusnya membiarkan aku melakukan hal ini.
    Rebeccas Kakek memborgol sekitar masing-masing pergelangan tangannya dan mengamankan mereka ke tiang ranjang menyuruhnya untuk tidak berjuang dan membuat kebisingan. Dia mengambil Vaseline dan mengusap beberapa ke penisnya. Ia menjulang tinggi di atasnya, dan menyebar kakinya cukup jauh terbuka untuk berbaring di-antara mereka. Dia menggunakan satu tangan untuk menempatkan kepala penisnya ke dalam vagina sebagai tangannya yang lain terus menganiaya payudaranya. Dia tersentak rasa sakit, tapi tak bisa perjuangan. Dia lumpuh dengan rasa takut dan kaget dengan apa yang terjadi padanya. Dia sangat kuat, tapi tenang untuk tidak membangunkan istrinya. kamarnya berada di ujung lain dari trailer, dan itu akan sulit untuk mendengar apa-apa pula.


    Dia mendorong ereksinya lebih jauh ke dalam vagina dan matanya menggenang bahkan lebih dengan air mata. Dia berdoa untuk dia untuk bergegas dan berhenti. Menyenangkan Tuhan membantu saya, dia berdoa di kepalanya. Dia paksa mendorong sisa penisnya ke dalam vagina dan nyeri dia merasa saat ia menekan leher rahim adalah luar biasa. Dia merasa lemah dari rasa sakit, tapi itu tidak cukup beruntung untuk benar-benar pingsan. Dia menarik hampir semua jalan keluar dan mendorong di lebih keras dan lebih dalam setiap kali. Dia merasa seolah-olah perutnya sedang dikoyak-koyak dan bersumpah dia tidak akan pernah berhubungan seks dengan siapa pun jika ia hanya akan berhenti. Dia tidak berhenti.

    Setelah apa yang terasa seperti selamanya ia menarik kakinya dan menyebarkannya lebih jauh, membuat entri nya lebih menyakitkan. Dia mulai dorong lebih keras dan mulai merintih pelan. Dia dorong lebih cepat. Akhirnya ia menembus nya dalam dan berhenti ketika ia mulai orgasme. Dia ditarik keluar dengan cepat dan ejakulasi ke handuk kertas dia di tangannya. Dia cepat-cepat menarik kakinya bersama-sama dan mencoba menariknya jauh dari dia mungkin. Dia menarik celana dalamnya kembali dan melemparkan pakaiannya padanya. Dapatkan berpakaian dan tutup mulut. Dia membuka borgol dan menyaksikan saat ia mengenakan celana dan piyama nya.

    Dia mengambil Revolver sekali lagi. Buka mulut Anda Rebecca. Dia membuka mulutnya. Dia menempatkan ujung laras ke dalam mulutnya dan memiringkan pelatuk. Dengarkan aku benar-benar bagus. Jika Anda mengatakan sesuatu tentang ini kepada siapa pun, aku akan mengikat Anda dan membunuh nenek dan Katy di depan Anda. Kemudian Ill membunuh orang tua Anda dan orang lain yang Anda pedulikan. Kemudian, setelah MENONTON mereka mati, Ill membunuh Anda. Apakah kamu mengerti? Rebecca berkedip melalui air matanya dan nyaris mengangguk padanya. Dia menyingkirkan pistol, Vaseline dan handuk kertas kotor dan merangkak kembali di bawah selimut. Berbaring dan tidur Rebecca. Kita harus bangun pagi, ingat?
    Google Terjemahan untuk Bisnis:Perangkat PenerjemahPenerjemah Situs WebPeluang Pasar Global
    Tentang Google TerjemahanKomunitasSelulerTentang GooglePrivasi & PersyaratanBantuanKirim masukan

    Rebecca menutup matanya saat ia meluncur di bawah selimut dan di samping dinding, berusaha untuk tidak menyentuhnya. Kakek nya yang dicintainya begitu banyak baru saja memperkosanya, memukulnya, dan menodongkan pistol di mulutnya. Jika dia mengatakan sesuatu ia AKAN membunuh semua orang yang dicintainya. Dia tahu dia jahat dan terlalu takut untuk bergerak. Dia tidak tidur dan mendengar dia bangun jam 6 pagi bangun semua orang untuk bersiap-siap untuk perjalanan.


    Rebecca pergi ke kamar mandi dan mengambil mandi sebelum DRESSING di pakaian barunya bahwa nenek menyuruhnya pakai hari ini. Dia ingin membuat alasan untuk kembali pulang. Dia tidak bisa berdiri kedua lain di sini bersamanya. Dia tidak pernah bisa kembali. Apa yang bisa dia lakukan? Dia berjalan keluar ke dapur dan mengatakan Nenek dia tidak merasa baik dan ingin kembali ke rumah. Rebecca, whats salah? Di mana Anda merasa sakit di? Aku tidak tahu, hanya seluruh. Mungkin Anda memiliki suhu. Nenek nya pergi untuk mendapatkan termometer dan Kakek nya mengambil lengannya dan berbisik di telinganya. Anda harus bersikap normal atau dia akan mencari tahu dan Anda tidak ingin itu terjadi kan? Anda tidak bisa berhenti turun setiap akhir pekan karena thats apa yang telah Anda lakukan selama bertahun-tahun. Semua orang akan mengetahui apakah Anda mulai bertindak berbeda. Nenek kembali dengan termometer dan Rebecca tidak demam. Oh well, Nenek, saya pikir mungkin Im hanya masih lelah dari kemarin. Setelah sarapan Im yakin aku akan merasa lebih baik.

    Dalam perjalanan ke tambang permata, Rebecca duduk di belakang kakeknya dan ia terus-menerus menatapnya melalui kaca spion. Dia merasa sakit dan kotor. Dia merasa seperti orang menjijikkan dan masih sakit dari kesenangan. Dia mulai membencinya, tapi merasa dia terjebak dalam apa yang akan menjadi CYCLE tidak pernah berakhir.

    Setelah lima tahun dicuci otak, diperkosa, dan disiksa, Rebecca segera dibebaskan dari perbudakan fisiknya. Kakek nya telah sakit untuk sementara waktu dan sekarang menerima Hospice Perawatan sambil berbaring di ranjang kematiannya. Dia mengatakan betapa ia mencintainya dan bahwa ia menyesal atas semua yang telah ia lakukan padanya. Dia memohon pengampunan dan dia memberikannya kepadanya karena ia tahu itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Dia memohon pengampunan dari Allah, dan ia berdoa agar Tuhan mengampuni dia dari dosa-dosanya terhadap dirinya dan untuk membantunya bergerak.

    Delapan tahun setelah kematiannya, Rebecca telah bahagia menikah selama hampir enam tahun sekarang. Dia hanya rela menyerahkan dirinya untuk satu orang, dan ia telah menjadi GIFT dari Allah. Dia hampir berbalik melawan seks dan masih berjuang untuk mencapai keintiman fisik bahkan dengan suaminya. Dia adalah pria yang luar biasa yang tidak pernah mendorongnya menjadi sesuatu seksual yang dia tidak inginkan. Mereka berpacaran selama bertahun-tahun bahkan sebelum berhubungan seks pertama kalinya. Dia masih menghantui dalam mimpi buruk nya dari penyiksaan yang dialaminya selama bertahun-tahun tetapi berjuang untuk menjadi orang yang lebih baik melalui pengalamannya.







  • Kisah Memek Kakak beradik yang tak berdaya

    Kisah Memek Kakak beradik yang tak berdaya


    3506 views

    Duniabola99.com – Namaku Dani (23) aku tinggal sendiri di kota karena urusan pekerjaanku, sdh 1 tahun ini aku tinggal sendirian tanpa ada yg menemani. Tetapi hari-hariku bisa dibilang bahagia karena hadirnya kakak beradik yg selalu menemaniku. Windi (23) dia adalah tetanggaku, dia begitu cantik, tinggi, putih, sexy dan menggemaskan.

    Windi hanya tinggal berdua dgn adiknya yg bernama Pipit (20), tdk kalah dgn kakaknya, Pipit mempunyai tubuh yg sintal dan sexy seperti kakak’a dgn wajah yg manis dan gayanya yg sedikit menggoyahkan imanku, membuat’a menjadi objek khayalan kotorku.
    Awal mula aku dekat denganya sekitar delapan bulan yg lalu, saat Pipit meminta bantuanku untuk memperbaiki telepon rumahnya yg rusak.


    “tok tok tok..” pintu rumahku di ketuknya, lalu aku buka pintu rumahku dan ternyata Pipit yg mengetuk.
    “sore kak, maaf kak..bisa minta tolong gak?” tanya Pipit,
    “eh Pipit..tolong apa Pit?” jawabku,
    “kakak kerja di telkom kan ya? Bisa tolong chek telepon rumahku gak kak? Soalnya udah 2 hari ini gak telepon rumahku mati” jelas Pipit,
    “ooo yaudah aku chek dulu deh teleponnya..” jawabku, lalu aku kerumahnya dan mengechek pesawat teleponnya yg mati itu.

    Lalu aku keluar dan bawa tangga untuk mengechek kotak “distribution point” di tiang telepon dekat rumahnya. Setelah yakin tdk ada masalah lalu aku chek jg
    “kotak pembagi” dan rosetnya.
    “gak ada masalah kok sama jaringannya..coba ganti pesawat teleponnya deh Pit..” jawabku,
    “jadi Cuma pesawat teleponnya aja yg rusak kak? Coba ya aku ganti..” lalu Pipit pun mengambil pesawat telepon cadangan dan memasangnya.
    “eh iya nyala..yeeeiii makasih ya kak..soalnya mama kalo telepon suka ke telepon rumah aja kak..sekali lagi makasih ya kak..” sahut Pipit senang,

    “iya Pit sama-sama, kalo ada masalah lagi panggil aku aja..hehehe..” jawabku.
    Setelah kejadian itu aku pun menjadi dekat dgn Pipit, karena Pipit meminta bantuanku dalam pelajaran kuliahnya yng kebetulan jurusannya sama dgnku.
    Waktu pun terus berjalan dan aku pun dekat dgn Windi, suatu hari selesai membantu tugas Pipit, aku pun berbincang dgn Windi.
    “Win, malam ini ada acara gak? Jalan yuk..” ajakku,
    “emh kebetulan gk ada acara..yuk boleh tuh..jalan kemana dan?” tanya Windi,
    “kita jalan-jalan aja keliling kota..hehehe..” jawabku,
    “emh oke deh..jemput aku ya nanti malam..” sahut Windi,
    “oke deh..” jawabku.

    Malam harinya aku pun menjemput Windi kerumahnya, aku ketuk pintu rumahnya
    “eh kak dani..mau jalan sama kak Windi ya? Ciee yg mau nge-date..hahaha..” ledek Pipit,
    “ah kamu Pit bisa aja, kita Cuma jalan-jalan aja kok..” jawabku,
    “ah jadian jg gak apa-apa kak..hahaha..” sahut Pipit dan aku pun hanya terdiam malu.
    “anak kecil udah ngomong pacaran aja ya..” Windi pun muncul sambil jewer telinga Pipit,
    “aadduuhh apaan sih kak..emang bener kan kak Windi sama kak dani itu saling suka?” sahut Pipit,
    “apa sih anak ini..yuk dan kita jalan aja..kamu jagain rumah ya..bye..” sahut Windi, lalu Windi pun naik ke motorku dan kami pun jalan berdua.

    Dalam perjalanan Windi terus memeluk tubuhku dari belakang, dan tak berapa lama kemudian kami pun sampai di restoran dan kami pun makan malam berdua.
    Selesai makan malam, Windi pun mengeluarkan tabletnya iseng-iseng browsing.
    “lah kamu bawa tablet Win?” tanyaku,
    “hehehe..kemana-mana aku slalu bawa tablet dan..” jawab Windi,
    “dan nitip dulu donk, aku mau ke toilet bentar”sahut Windi,
    “oke deh..” iseng-iseng aku utak-atik tabletnya dan ternyata Windi sedang buka facebook. Dan terkejutnya aku ketika aku lihat di album foto Windi banyak gambar wanita diikat, bahkan beberapa diantaranya ada foto dirinya dan Pipit sedang diikat.
    “Apa mungkin Windi dan Pipit penyuka bondage jg?” pikirku.


    Windi pun kembali dan aku pun memberikan tabletnya. Jam pun sedah menunjukan pukul 23.00 lalu aku pun mengajak Windi pulang. Didalam perjalanan aku beranikan diri untuk membuka percakapan tentang bondage.
    “Win, kok tadi di facebook kamu ada foto kamu sama Pipit diiket sih?” tanyaku pura-pura polos,
    “kamu ngeliat ya dan?” tanya Windi balik,
    “iya sel tadi aku liat..” jawabku,
    “hehehe..aku Cuma main-main aja kok dan sama Pipit..” jawab Windi,
    “mau main sama aku gak Win?” tanyaku, “eemhh..eenngg..” Windi pun ragu menjawabnya,
    “tenang Win, aku gak akan nodai kamu kok..” jawabku,
    “kalo gitu..iya deh aku mau..” sahut Windi,

    “asiikk..hehehe..main dimana nih Win?” tanyaku,
    “main dirumahku aja yuk dan..kebetulan jam segini Pipit udah tidur..jadi kita bisa bebas..” jawab Windi sambil tersenyum. Setelah perc akapan itu, kami pun pulang dan bersiap untuk scene.
    Sesampainya dirumah, aku masukan motorku ke garasi rumah Windi, lalu aku pun ikut Windi menuju kamarnya. Sesampainya dikamar, Windi langsung mengeluarkan peralatan yg biasa ia gunakan bersama Pipit saat bermain bondage. Diantaranya gulungan tali, scarf, lakban dan jg dildo. Lalu Windi pun membuka seluruh bajunya.
    “waaOOOww ternyata tubuh Windi lebih sexy dari dugaan aku..” sahutku dalam hati.
    “yuk dan kita mulai..” sahut Windi.

    “ok deh..” lalu aku pun mulai mengikat tangan Windi terlebih dahulu.
    Aku ikat tangan Windi menyiku kebelakang, lalu aku ikat bagian lengan dan bagian atas dan bawah payudara Windi.
    “wah ternyata kamu makin sexy aja Win kalo diiket gini..hehehe..” candaku dan Windi pun hanya tersenyum.
    Lalu aku ikat bagian paha, lutut, betis, dan pergelangan pahamu agar kamu gak bisa bergerak lagi.
    “eemmhh..erat banget dan iketan kamu..eegghhh..” Windi pun mencoba meronta mengetes ikatanku di tubuhnya.
    Lalu aku baringkan tubuh Windi di atas ranjang, lalu dgn perlahan aku mulai elus-elus tubuh Windi.

    “eemmhhh..eemmhhhh..” Windi pun hanya bisa mengerang mencoba menikmati elusanku di tubuhnya.
    “eemmhhh..mmmhhhhh..” erang Windi, lalu aku pun mulai melumat bibirnya sambil mengelus dan meremas payudaranya. “mmmuuuaacchh..eemmhhh..aaahhh..daaannn..mmmuuuaaacchhh” erang Windi menikmati perlakuanku padanya.
    Aku mulai isep-isep payudara Windi sambil meremas payudara yg satunya dan jg mengelus bagian memek Windi.
    “eeemmmhhh..aaahhhhh..eeeuummhhh..aaaahhhh ddaaaannn..” erang Windi semakin keras terdengar, tp tdk aku hiraukan.
    “apa-apaan ini!!” bentak Pipit ketika melihat kakaknya dan aku sedang bercumbu.

    “dedee..” sontak, aku dan Windi pun terkejut melihat kehadiran Pipit dikamar Windi yg lupa di kunci saat kami mulai scene.
    “dengar penjelasan kakak dulu dee..ini semua gak seperti yg kamu lihat dee..” sahut Windi.
    “gak seperti yg aku lihat gimana kak? Jelas-jelas kakak sama kak dani lagi mesum..” tegas Pipit,
    “please de jangan laporin kita ke mama dan papa..” mohon Windi,
    “eemmhh..oke..tp kak Windi dan kak dani harus kabulin permintaan aku..” jawab Pipit,
    “apa yg kamu mau de?” tanya Windi,
    “iya Pit kita akan ikutin semua mau kamu..” sahutku.
    “aku mau kak dani main jg sama aku..” jawaban Pipit membuatku terkejut.
    “hah? Kamu serius Pit..” tanyaku,


    “klo kakak gak mau yaudah aku laporin mama sama papa..” ancam Pipit,
    “eee..iya iya iya..kakak turutin mau kamu” jawabku.
    Lalu Pipit pun langsung membuka bajunya sampai telanjang bulat.
    “ayo kak aku udah siap..” sahut Pipit, lalu aku pun menyumpal Windi dgn cd lalu aku lakban mulutnya 6x.
    “mmmpphhh mmmppphhh mmpphh..” erang Windi, lalu aku mulai mengikat perglangan tangan Pipit kebelakang lalu aku satukan dgn pinggangnya.

    Lalu aku ikat jg bagian lengan dan bagian atas dan bawah payudaranya.
    “eemmhhh..aawwhhh pelan-pelan kaakk..” erang Pipit kesakitan karena ikatanku yg erat.
    “sssttt..udah kamu tenang aja..” sahutku sambil mengikat tubuh Pipit. Lalu aku ikat paha, lutut, betis dan pergelangan kaki Pipit, lalu aku sumpal jg mulut Pipit dgn cd lalu aku lakban 6x seperti Windi.
    “mmmpphhh mmpphhh mmmpphhh..” erang Pipit sambil meronta mencoba melepaskan diri dari ikatanku.

    Lalu aku bopong jg tubuh Pipit ke ranjang bersama Windi. Lalu aku periksa isi lemari Windi dan ku temukan handycam. Langsung saja aku nyalakan dan letakan handycam tersebut di sudut ruangan dgn menggunakan tripod. Aku sorot mereka berdua menggunakan handycam dan merekam semua gerak gerik yg mereka lakukan. Aku rekam semua adegan saat Pipit dan Windi mencoba melepaskan diri namun tdk berhasil. Lalu aku ambil dildo dan aku telusupkan kedalam memek Windi dan Pipit lalu aku nyalakan dildonya agar bergetar.
    “mmmpphhh mmmppphhh mmppphhh..” erang mereka berdua saat dildo bergetar didalam memek mereka.
    Windi dan Pipit pun menggeliat-geliat saat dildo bergetar di memeknya. Lalu aku ambil gulungan tali dan aku ikat hogtied Windi,
    ”mmmppphhh mmmppphhh mmmppphhh..” erang Windi karena ikatan itu membuat dildo makin dalam bergetar di memeknya.
    Aku ambil gulungan tali lagi, lalu aku iikat jg Pipit seperti kakaknya,

    “mmmmppphhh mmmpphhh mmpphhhh..” desah Pipit menikmati setiap getaran dildo di memeknya.
    Lalu aku ambil scarf dan aku tutup mata mereka agar Windi dan Pipit bisa lebih merasakan getaran dildo yg bergetar didalam memeknya lalu aku ubah getaran dildo menjadi getaran tinggi,
    “mmmpppphhh mmppphhh mmpphhh mmpphhh..” sontak Windi dan Pipit pun terkejut dgn getaran dildo yg semakin dahsyat bergetar di memek mereka.
    “mmpphhh mmphhhh mmmpphhh…” erang Windi sambil meronta dahsyat merasakan getaran dildo di memeknya dan remasan di payudaranya.

    “mmmpphhHH mmpphHHh mmmppHHhh mmpphhHHh..” erangan Windi pun berubah menjadi desahan kenikmatan.
    Sementara itu aku lihat Pipit tenang saja merasakan dildo yg bergetar di memeknya. Setelah aku cek tubuh Pipit, memek Pipit pun basah karena Pipit orgasme. Orgasme pertama Pipit membuatnya lemas sedangkan dildo di memeknya masih terus bergetar.
    “mmmpphh mmpphh mmpphhh mmmmmppphhhhh..” selang berapa lama kemudian Windi pun mendapatkan orgasme pertamanya.
    Aku buka penutup mata Windi dan Pipit, aku lihat Pipit tertidur karena kelelahan lalu aku cabut dildo dari memek Pipit dan membiarkannya tertidur sambil terikat dan tersumpal.

    “gimana Win rasanya? Enak kan? Hehehe..” kataku sambil membuka lakban di mulut Windi.

    “fffuuaaahhh..aahhh..enak sih dan, tp pegel aku..” jawab Windi,
    “yaudah deh aku buka iketan di kakimu dulu..” sambil buka iketannya.
    Setelah itu aku dudukan Windi dan aku duduk dibelakangnya. Aku mulai mengelus payudara Windi sambil meremasnya.
    “MMMHHHH daann, aku masih lemas..mmmhhhh..” sahut Windi.
    “udah kamu nikmatin dulu aja ya..” kataku sambil mengelus dan meremas payudaranya sambil memainkan dildo di memek Windi.
    “eeeggghhh aaahhh aaahhh ddaaannn eeemmmhhh..” sahut Windi, lalu aku lumat jg bibirnya.
    “eemmhhh mmuuuaaahhh mmmuuaahhh..” Windi pun membalas dgn melumat bibirku lagi.
    “aalllmmmuuaacchh mmmuuuaaacchh aalllmmmhhhhuuaacchh..”, aku elus dan remas payudara Windi sambil mainin dildo yg ada di memeknya.

    “mmmuuaaahhh aaahhhh aahhh udaaahh daaannn..” desah Windi minta berhenti dirangsang.
    Aku remas payudara Windi sampai mengeras dan menegang, Windi pun terus meronta karena dildonya terus aku kocok di memeknya,
    “aahhh aaahhhh aaahhh daannn aaaahhhhhh..”
    “ssssrrrr..ssssrrrr…sssrrrrr” Windi pun mendapatkan orgasmenya yg kedua kalinya.
    “eemmmhhh mmmhhh daaannn, lemeesss..” erang Windi kelelahan karena orgasme berulang-ulang.
    Setelah orgasme, Windi pun lemas dan bersandar di tubuhku.
    “gimana Win rasanya?” tanyaku,
    “lemes daann..capek, mau tidur..” jawabnya,
    “yaudah kamu tidur ya sekarang..” aku elus-elus rambut Windi agar tertidur.

    Dan tak lama kemudian Windi pun tertidur. Aku baringkan Windi disamping Pipit yg jg sedang tertidur terikat dan tersumpal. Lalu aku sumpal mulut Windi dan aku otm dgn scarf yg aku ambil dari lemarinya. Setelah itu, aku pun pindah di ruang tamu sambil menjaga
    “kakak beradik yg tdk berdaya” itu dari tidurnya malam ini.

    Sambil rebahan di sofa, aku lihat rekaman Windi dan Pipit saat aku ikat dan aku rangsang. Dalam rekaman itu, aku lihat reaksi Pipit yg tdk segan-segan mengumbar reaksinya yg sedang aku rangsang. Berbeda dgn Windi yg terlihat kalem dan sangat menikmati setiap getaran dildo di memeknya. Terlihat Pipit sangat terangsang hebat sampai-sampai dia teriak hebat karena terangsang.
    “mau gak ya kalo Pipit diajak gituan..hehehe..bisa kalee..” pikirku kotor karena melihat rekaman tadi.
    Tak terasa waktu sdh menunjukan jam 3 pagi, dan aku pun memutuskan untuk tidur di sofa saja.

    Pagi harinya sekitar jam 9 pagi aku pun terbangun. Aku melihat sekitar sepi tdk ada siapa-siapa. oiya aku lupa, Pipit dan Windi. Langsung saja aku bergegas ke kamar untuk menemui mereka.
    “mmmpphhh mmpphhh mmmpphhh..” kudengar erangan Windi dan Pipit saat aku buka pintu kamarnya dan aku lihat mereka sedang meronta ingin dilepaskan.

    “selamat pagi semuanya, apa kabarnya pagi ini?” tanyaku iseng,
    “mmmpphhh mmmfftt mmmpphhhh..” erang Windi dan Pipit.
    “hehehe..iya iya aku lepasin..” aku lepas sumpalan Windi dan Pipit.
    “ffuuuaahhh uueeekkk..ah kak dani nih pake disumpel segala..tenggorokanku kering nih kak..” protes Pipit,
    “iya nih dan tenggorokan aku jg kering..” sahut Windi.


    “hehehe..yaudah aku ambilin minum dulu ya..” lalu aku pun pergi mengambil minum.
    “eeerrgghhh eeggghhh kaakk, coba lepasin iketan aku..” sahut Pipit,
    “lepasin gimana? Tangan kakak aja belum dilepasin nih..eeeggghhh..” jawab Windi.
    “nah ini minum dulu..”lalu aku berikan Windi dan Pipit minuman memakai sedotan.
    “aahhh..segar..lepasin aku donk dan..pegel nih..” Rengek Windi,
    “iya deh, sini aku lepasin..” jawabku,

    “ehemm..mentang-mentang lagi PDKT aku dilupain..” sindir Pipit,
    “hehehe..apa sih Pit, gak lupa kok aku..” jawabku.
    Setelah ikatan mereka berdua aku lepas mereka pun terbebas.
    “adduuhhh berbekas..mandi air hangat dulu ah biar ilang..” lalu Pipit pun bergegas ke kamar mandi dan berendam air hangat.
    Ku lihat Windi sedang mengusap bilur-bilur bekas ikatan di pergelangan tangannya.
    “sini Win aku pijitin..” kataku sambil memijit lengan dan pergelangan tangan Windi.
    “makasih ya dan..eemmhhh..enak jg pijitan kamu” jawabnya sambil tersenyum.

    “sekarang kamu telungkup aja Win..aku pijitin sekalian tubuhmu” kataku, lalu Windi pun menurut dan aku pun mulai memijat tubuhnya.
    “udah dan cukup..” sahut Windi lalu aku pun duduk di sisi tempat tidur dan Windi pun balik badan sampai terlentang. “Win, ada sesuatu yg mau aku omongin sama kamu.” Sahutku mulai perbincangan,
    “Apa dan?” Tanya Windi,

    “sebenernya aku udah lama suka sama kamu, tp aku gak berani bilang..” kataku, lalu Windi pun hanya tersenyum dan berkata,
    “aku jg suka kok sama kamu..” aku pun tersenyum,
    “jadii..” sahutku,


    “kita jalanin dulu aja dan..” jawab Windi, lalu aku pun tersenyum dan mendekatkan wajahku ke wajahnya. “wwuuuaaaahhhh segernya habis berendam air hangat..” tiba-tiba Pipit keluar dari kamar mandi sambil berteriak yg membuat aku dan Windi pun kaget.
    “naahhh ketauan kan..ayo mau ngapain tuh?” ledek Pipit,

    “ah kamu anak kecil diem aja..udah ah aku mau mandi dulu.” Lalu Windi pun bergegas kekamar mandi.
    “gimana kak? Ngapain aja tadi sama kak Windi? Hehehe..” ledek Pipit lagi,
    “ah kamu bisa aja, udah ah aku mau masak dulu buat kalian” sahutku,
    “aku ikut kak..” lalu aku pun pergi ke dapur untuk masak dgn dibantu Pipitda.
    Setelah masakan jadi, kami pun sarapan sekalian makan siang.
    “gimana masakannya?” tanyaku pada mereka berdua,
    “lumayan lah untuk masakan seorang lelaki..hehehe..” jawab Windi,
    “ciee ciiee..hahaha..” ledek Pipit,

    “sssttt udah kamu makan dulu tuh..” protes Windi,
    “hehehe iya-iya..” jawab Pipit.
    “lain kali kita main lagi yah kak..” sahut Pipit,
    “gampang nanti di bicarakan lagi..” jawab Windi.
    Sejak scene itu perasaan aku dan Windi akhirnya menemukan kejelasan. Ditambah lagi aku dan Windi bisa sering-sering scene dgn atau tanpa Pipit.

  • Kisah Memek kakak ku nafsu yang akhirnya dya mau ngentot

    Kisah Memek kakak ku nafsu yang akhirnya dya mau ngentot


    11586 views

    Duniabola99.com – Memuaskan Nafsu Kakakku. Aku mempunyai kaka namanya Bianka, kakaku ini orangnya sangta seksi sekali ditambah lagi dia kalau dirumah selalu berpakaian super minim, sehingga kadang-kadang penisku dibuat ngaceng oleh tubuh kakak kandungku sendiri. Kakakku emiliki oerawakan tubuh tinggi, kulit bersih, dan juga badan yang sangat terawatt sehingga tubuh kakaku ini selalu enak untuk dipandang. Buah dadanya juga lumyan besar sukuran 36B dengan variasi pantat yang padat berisi yang selalu menggoda setiap mata lelaki.


    Sedangkan namaku sendiri adalah Robert, umurku 22 tahun sedangkan kakakku 27 tahun. Aku sendiri juga memiliki perawakn yang kren dengan tinggi 173cm dan berat badanku yang proposional. Dalam hal Sex aku bisa dibilang ABg yang sedang ingin tau bagaimana nikmatnya berhubungan badan. Karena selama ini aku hanya melihatnya dari film porno yang aku minta dari teman-temanku. Rasa penasaranku tentag Sex semakin menggebu sekali, namun aku bingung mau minta pengalaman itu dari siapa.

    Suatu ketika karena keluargaku sudah lama sekali tidak berlibur, tiba-tiba papahku mengajak aku dan kakau untuk berlibur ke America. Aku dan akkaku pun mendengarnya dengan penuh kebahagiaan. Akhirnya aku dan akakku lansgung bergegas mempersiapkan segala sesuatu yang akan dibawa untuk berlibur. Perjalanannya menghabiskan waktu 9 jam. Setibanya kami di America, kami langsung menuju ke hotel untuk beristirahat. Papa dan mama sekamar, sedangkan saya dan kakak juga sekamar.

    Pada malam harinya, kulihat kakak sudah tertidur pulas. Mungkin karena kecapean dan aku pun sedang mempersiapkan diri untuk beristirahat. Pada waktu hendak menuju tempat tidur, handphone kakak bergetar, kulihat ada SMS yang masuk. Karena rasa ingin tahu, saya membuka isi SMS itu yang ternyata dari pacar kakak. Kubaca SMS yang dikirim dari pacar kakak isinya hanya ucapan selamat malam dan mimpi indah. Namun di bagian bawah SMS itu terdapat kata yang membuatku kaget. Di bagian akhir SMS itu tertulis “ Sayang nanti kalau kamu pulang, bantu ngemut penis ku yach ? Nanti aku juga akan membantu untuk membuatmu orgasme..hehehe….Enak rasanya..”.


    Setelah kubaca isi SMS itu aku kaget bukan main. Tak kuduga kakak sudah pernah ML bersama pacarnya. Aku simpan kembali handphonenya. Aku akan menanyakannya besok pagi pikirku dalam hati. Keesokan harinya, waktu aku bangun kakak baru keluar dari kamar mandi. Kakak baru bangun yah ? kataku. Ia habis pipis nih, katanya. Sewaktu ia naik ke tempat tidurnya, aku pun memberanikan diri untuk menanyakan hal semalam yang kubaca dari handphonenya.

    Kak, ada yang ingin Robert tanyain. Ada apa ? jawabnya. Apa kakak sudah pernah ML sama pacar kakak ? Mendengar pertanyaanku, muka kakak tiba-tiba pucat. Ia terdiam sejenak, lalu ia kerkata dengan perlahan ia Robert kakak sudah pernah ML dengan pacar kakak. Koq kamu tahu ? tanyanya, ia kak tadi malam handphone kakak bergetar dan tidak sengaja aku baca isi SMS dari pacar kakak. Robert minta maaf yah. Iya-iya ngak apa koq.

    Lalu aku melanjutkan bertanya Kak enak yah ML ? dia menjawab pertama kali sih sakit dan perih karena kakak masih perawan, tapi setelah itu rasanya enak banget. Kamu jangan ngomong ke papa sama mama yah. Iya jawabku sambil memperhatikan kakak berbicara.


    “Kak bisa jelaskan ke aku gimana cara ML itu??” tanyaku,
    “Susah untuk di jelaskan nih. Emang kamu belum pernah coba yah??” tanyanya.
    “Belum pernah kak” jawabku.
    “Kamu mau kakak ajarin??” jawabnya.

    Mendengar kakak berbicara itu aku kaget.
    “Loh kak mana bisa kita gituan?” Jawabku.
    “Emang sih sebenarnya ga bisa, itu kan sama aja hubungan terlarang, bisa-bisa dosa. Tapi kalau kamu mau tahu rasanya gimana yah harus coba prakteknya. Gimana?” tanyanya.
    “Tapi kalau kakak nanti hamil gimana donk ?” tanyaku.
    “Kan bisa pakai kondom ? jadi ga bakal hamil deh. Kamu nanti pergi beli kondomnya di mini market yang ada di luar hotel yah. Ntar malam kakak ajarin”. Jawabnya.
    “Iya kak nanti aku beli”. Jawabku.

    Kami pun segera bersiap untuk pergi bersama papa dan mama untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Malaysia. Setelah makan malam di luar hotel papa, mama dan kakak sudah kembali ke kamar, tapi aku menyempatkan diri pergi ke mini market untuk membeli kondom dulu baru balik ke kamar. Sesampainya di kamar, kulihat kakak baru selesai mandi dan masih mengenakan handuk untuk menutupi bagian tubuhnya.

    “Kamu dari mana ?” tanyanya.
    “Dari mini market kak, kan tadi pagi di suruh beli kondom” jawabku.
    “Oh iya kakak sampai lupa. Papa dan mama sudah tidur ?” tanyanya.
    “Rasanya sudah kak, soalnya tadi sewaktu aku ketuk pintu kamarnya ga ada yang bukain”.

    “Kamu pergi mandi san”, perintahnya.” Iya kak” jawabku.


    Sehabis mandi, aku juga mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhku. Sewaktu keluar dari kamar mandi, kulihat kakak sudah berada di atas tempat tidurnya sambil membuka bungkus kondom yang baru kubeli tadi.

    “Kemari naik ke tempat tidur kakak” perintahnya.
    “Iya kak, jawabku”.
    “Sekarang kamu lihat yah baik-baik tubuh kakak”.

    Belum sempat aku menjawab, kakak sudah membuka handuk yang tadi ia pakai untuk menutupi tubuhnya. Sentak aku kaget dan terdiam melihat tubuh kakakku yang begitu mulus serta buah dadanya yang menggantung dan kulihat vaginanya yang tidak di tumbuhi oleh bulu. Mungkin kakak juga memotong bulu nya, pikirku dalam hati karena aku juga memotong bulu yang berada di sekitar penisku.

    Masih asyik melihat tubuh kakak, tiba-tiba kakak berkata “ sini kamu remas atau apakan buah dada kakak terserah kamu deh. Dengan hati-hati aku memegang buah dada yang berukuran 34 B itu. Begitu aku memegang buah dada nya, Nampak wajah kakak yang sedang menikmati sentuhanku. Kesempatanku untuk mempraktekkan aksi pemain video porno yang aku sering nonton di kamar. Pikirku dalam hati. “Ngesex Dengan Kakak”

    Sambil memegang, aku sedikit meremas dan memutar-mutar puting susunya. Oh…umm…suara yang keluar dari mulut kakak. Semakin bersemangat aku beraksi mendengar suara kakak yang terangsang. Aku langsung mencium dan mengisap puting susu nya. Sesekali aku gigit kecil putingnya. Sungguh nikmat rasanya. Rupanya ini rasanya mengulum buah dada, pikirku dalam hati. Namun aku tak mau pikirkan itu, aku lanjutkan aksiku dengan meremas buah dada sebelahnya..tiba-tiba ia menarik kepalaku.

    Kakak sudah basah, sini buka handuk kamu. Aku pun membuka handuk yang menutupi sebagian tubuhku.


    Melihat penisku yang sudah berdiri tegang, kakak tersenyum dan langsung menarik tubuhku sampai aku tertidur di ranjang. Tiba-tiba dia sudah berada di dekat selangkanganku dan sudah memegang penisku . aku merasa sensasi yang belum pernah kurasakan. Sambil memegang kakak berkata sekarang kamu rasakan gimana enaknya di emmut. “Ngentot Memek Sempit Kakaku”

    Tangannya langsung mengocok penisku sambil sesekali lidahnya ia permainkan di sekitar kepala penisku..oh…enak sekali kak…jangan berhenti…kataku.. Semakin bersemangat ia beraksi setelah mendengar eranganku, tiba-tiba penisku ia masukkan ke dalam mulutnya sambil mengisap dan mengocoknya. Muka ku merasa panas. Setelah kakak puas memainkan penisku, kakak menyuruhku untuk membelai vaginanya. “Vagina Seret ABG”

    Aku patuh dengan perintahnya. Begitu ku belai, ia tersentak dan memegang dadanya sendiri. Ku coba menggerakkan tanganku di daerah klitorisnya. Ia pun seperti keenakan dengan tindakanku. Semakin bersemangat aku bermain di sekitar klitoris kakak. Kucoba mainkan dengan lidahku sambil sesekali aku gigit klitorisnya dan menghisapnya..sensasi ini sungguh luar biasa…jantungku berdetak kencang.

    “Ohh..enak sekali…kamu buat kakak basah sekali Robert. Sering nonton bokep yah ?” tanyanya.
    “Ia kak..jawabku sambil tersenyum”.
    “Pantess…” jawabnya.
    “Sini penismu, kakak pakaikan kondom. Kakak sudah ga tahan”.


    Selesai memakaikan kondom, kakak menyuruhku berbaring. Ternyata dia suka dengan posisi Women on Top. Begitu aku berbaring, ia memegang penisku dan berusaha untuk memasukkannya ke dalam vaginanya yang sudah basah karena aksiku tadi. Begitu penisku menyentuh bibir vaginanya, ia mendesah. Akhh….ahhkk… dan masuklah penisku ke dalam vaginanya.

    Dia pun menggerakkan badnnya dengan lincah sambil sesekali memutarkan pinggulnya. Sungguh nikmat rasanya.. kak enak banget kak.. rasanya seperti di jepit-jepit kak..enakk ouhhh…ohh….mendengar suaraku kakak semakin memompa tubuhnya yang sedang berada di atasku..akh…akkh…enakk…oh….

    Aku sudah mau orgasme Robert..akh…semakin ia percepat gerakannya…2menit kemudian kakak pun orgasme. Ackhhh…akuu…datang…ahhh…kurasa cairan panas yang mengalir turun di sekitar penisku. Kupikir itu adalah cairan milik kakak karena orgasme tadi..ia pun tersenyum melihatku.

    Lalu aku dengan berani meminta kakakku untuk mengganti posisi. Sekarang aku mau ia nungging alias Doggy Style. Ia pun tersenyum dan menuruti kata-kataku. Begitu ia sudah nungging kulihat vaginanya dari belakang, sungguh nikmat melihat vaginanya karena daging di sekitar bibir nya begitu tebal. Perlahan ku masukkan penisku ke dalam vaginanya, oh…hangat sekali..yang ini lebih enak di bandingkan waktu kakak mengemut penisku..dengan kaku ku gerakkan maju mundur pantatku..dia pun mencoba menuntunku dengan menggerakkan pantatnya maju mundur..


    Lama kelamaan gerakanku mulai stabil dan tidak kaku lagi.. sesekali aku meremas buah dada kakak yang Nampak menggantung dari belakang sambil kucium pundak dan lehernya..ia pun mengerang dengan hebat serta semakin liar menggerakkan pantatnya. Nikmat sekali kak…akhh…ku pegang pinggulnya sambil ku maju – mundurkan pantatku..sesekali ku dorong keras-keras pantatku sehingga penisku masuk lebih dalam lagi ke vaginanya..akhhh enak…kamu pinter juga yah…Robert..ahh..desahan kakak.

    10 menit lamanya penisku berada di dalam vaginanya, dan kurasa spermaku akan keluar..kupercepat gerakanku dan sepertinya kakak mengerti kalau aku akan orgasme, diapun makin mempercepat gerakan pantatnya..akh….kak….oh….ouhhh…akkuu…suudahh..mauu ..oh..keluar…serasa kaki, lutut, paha dan pinggangku terkunci dan kakak langsung mencabut penisku dari vaginanya dan dengan cepat ia membuka kondom yang terpasang di penisku.

    Ia pun langsung mengocok dan memasukkan penisku ke dalam mulutnya…croot…ccrrooott….kurasa badanku tersentak beberapa kali…sungguh nikmat rasanya….begitu selesai kakak mengeluarkan sperma yang ada di dalam mulutnya. Aku pun langsung berbaring di tempat tidur..kami melewati malam yang indah di America. Ia pun dengan wajah kecapean berkata, gimana enakkan rasanya ??


    “Iya kak rasanya enak banget..terima kasih…sering-sering yah kalau bisa”
    Sambi tersenyum kakak mencubitku dan berkata enak aja.