Author: Kisah Memek
-
Step brother and not step sister fuck
-
Foto Ngentot Amanda Blue pamer payudara yang bagus dan bercinta di gym
Duniabola99.com – foto cewek bertubuh sexy dan payudara bulat padat ngentot dengan pria yang lagi latihan otot di tembat gym dan menembakkan sperma kemulutnya.
-
Kisah Memek Rasa Terima Kasih Telah Memuaskan Tika
Duniabola99.com – Aku tengah rebahan melepas lelah usai habis-habisan tempur tenis meja melawan Roy di ubin samping Gelanggang Olahraga (GOR) yang berlokasi di Jl. Pemuda Bogor ketika HP di saku celana pendekku berdering keras, membuatku kaget.
Hallo, Mas Dani, ini aku..” suara renyah seorang wanita dengan logat khas Jawa terasa bagai batu batere yang langsung mengembalikan energi.
Dengan penuh semangat aku bangkit dan membalas sapaan si penelpon yang sejak sepekan terakhir memang sudah sangat kurindukan.
“Kamu di mana May, kapan sampai, naik apa, trus aku jemput di mana..?” saking rindunya, aku memborbardirnya dengan pertanyaan yang langsung dibalas dengan tawa terkekeh-kekeh.
“Nafsuan amat sih, Mas nanyanya. Aku bingung mesti jawab yang mana..?” balas Maya, wanita yang telah mampu mencuri hatiku di tengah kenyataan bahwa aku kini adalah suami dari seorang isteri dan ayah dari empat anak.Singkat cerita, aku tahu posisi Maya saat ini di mana dan langsung saja janjian untuk bertemu di tempat yang sudah kami sepakati, dekat sebuah hotel di kawasan Ciawi. Tanpa buang waktu, aku pun berganti pakaian.
“Gua tinggal dulu bentaran, Roy. Ada urusan penting,” teriakku di pintu kamar mandi GOR yang tengah dipakai Roy.
Tanpa menunggu jawaban mitra olahraga tenis mejaku itu, dengan Suzuki Forsa warna merah tua yang sudah tiga tahun terakhir menemaniku, aku meninggalkan GOR. Sepanjang perjalanan sudah membayang indahnya pertemuanku dengan Maya.Aku mengenal Maya setahun lalu, saat sama-sama dalam bus Pahala Kencana yang membawa kami dari Semarang tujuan Bogor. Aku memang berasal dari Semarang, namun sejak 10 tahun terakhir menetap di Bogor. Keberadaanku di Semarang saat itu adalah menghadiri pemakaman seorang tanteku, adik ayah. Ayahku sendiri sudah tiga tahun lalu kembali ke pangkuan-Nya. Sementara ibuku, kini menetap di rumah kakakku, di perumahan Cinere, Jakarta Selatan. HokiJudi99
Kebiasaan naik bus malam tujuan Bogor-Semarang dan sebaliknya dalam beberapa tahun terakhir, telah melahirkan kebiasaan baru pada diriku, yakni memilih tempat duduk nomor 5 di jajaran belakang sopir. Jujur saja, sebagai seorang Pridosel (Pria doyan selingkuh), doa yang muncul terus menerus di dalam hati adalah moga-moga yang duduk di bangku sampingku nanti adalah Wanimpri (Wanita impian pria).
Soal Wanimpri, memang tergantung pada selera. Bagiku sendiri, wanita impian adalah seseorang wanita yang memiliki wajah menarik (bukan berarti tangannya terletak di bagian wajah, hehehe), bentuk badan menarik (tidak segemuk ayam broiler, juga tidak sekurus lidi), dan paling utama, enak untuk diajak bercanda (kalau pake pelawak kan mahal).Doa konyol itu terkabul, malah berlebih. Pukul 13.00 yang menjadi jadwal bagi persiapan pemberangkatan bus, sesosok wanita ayu dengan sebuah tas kain di pundak kiri tengah menggendong seorang balita menaiki tangga pintu masuk bus. Aku merasa berani memastikan bahwa wanita itu pasti akan duduk di bangku kosong sebelahku. Pasalnya, seluruh bangku penumpang kuperhatikan sudah terisi.
“Maaf Pak, ini benar bangku nomor enam..?” sapa wanita itu pelan.
Aku menganggukkan kepala perlahan tanpa menjawab. Bagiku, pertanyaan itu lebih mirip basa-basi dan tidak perlu dijawab, karena pasti wanita itu sudah tahu nomor bangku yang dia maksud berdasar denah yang ada di kantor agen perjalanan tempat dia membeli tiket bus. Kendati demikian, aku menganguk. Tidak ada salahnya toh, menyenangkan orang, apalagi untuk seorang wanita ayu, kendati si wanita ayu itu membawa buntut. Mendinganlah, daripada nenek-nenek, pikirku. Sambil menggeser badan, sempat beberapa saat mataku memandang wajah wanita di sampingku. Dan kesimpulan singkat yang kuperoleh saat itu, wanita ini sedang dirundung masalah. Bisa diproyek, nikh, demikian otak nakalku.Tanpa terasa, bus telah melaju meninggalkan kota Semarang. Beberapa kali ujung mataku melirik ke samping, sementara yang kuperhatikan tampaknya tidak punya minat (mungkin belum) untuk menoleh ke arahku. Pandangan wanita di sampingku itu lurus kaku ke depan. Sesekali aku mendehem, sesekali pula aku mengubah posisi dudukku. Maksudnya sih jelas, mencoba memancing perhatian si wanita. Gagal. Akhirnya aku pejamkan mata, mencoba memanfaatkan waktu dengan tidur.
Namun aku merasa mendapat peluang saat supir bus memarkir kendaraan untuk istirahat dan makan malam di kawasan Kendal. Saat itu sudah sekitar pukul 19.00. Ketika kubuka mataku, sebagian besar penumpang bus tidak ada di tempatnya, termasuk di bangku depan, kiri, kanan samping dan belakangku. Tapi kurasakan bahwa wanita yang duduk di bangku sampingku masih di tempatnya.
Setelah menguap beberapa kali, aku menggeliatkan tubuh. Juga kugeliatkan kepalaku dengan membuat putaran searah jarum jam dan sebaliknya. Kulakukan itu dua tiga kali, rupanya perbuatan itu mendapat respon dari wanita yang duduk di sampingku.
“Perjalanannya melelahkan ya, Pak..?” ujarnya lirih.
Aha, es batu itu akhirnya cair juga.
“Iya, Mbak. Eh, nggak turun makan, Mbak..?” aku tersenyum, sementara sepasang mataku melirik ke arah anaknya yang tampak pulas di pangkuan.
“Sebenarnya mau, tapi..,” tatapan mata wanita di sampingku itu sepertinya telah membuat kata-kata lanjutan yang langsung kutangkap maknanya.
Wanita ini tengah dalam kesulitan, dan di antara sekian kesulitan itu, tentu bermuara pada soal yang namanya uang. Aku tersenyum sendiri, mendapat kesimpulan seperti itu.
“Ayo kita turun makan. Mungkin putra Mbak juga lapar..,”
Tanpa menunggu persetujuannya aku mengambil inisiatif dengan berdiri dan mempersilakannya untuk sama-sama turun bus dan makan di restoran.Dari perbincangan, kutahu namanya Maya. Perjalanan hidup wanita ayu berusia 26 tahun yang ternyata berasal dari Jepara itu ternyata kurang menggembirakan. Suaminya sejak setahun lalu pergi tanpa kabar berita, menyusul pertengkaran hebat antara mereka. Maya menuturkan, dia berangkat ke Bogor setelah mendengar kabar suaminya itu kini menetap di rumah mertuanya dan telah bekerja kembali di sebuah perusahaan swasta.
“Saya mencari suami saya bukan untuk kembali, tapi menuntut cerai. Seorang bekas teman kuliah telah meminta saya untuk mau menjadi isterinya,” papar wanita itu dengan nada polos.
Maya menuturkan, dia sebenarnya berasal dari keluara yang bahagia. Ayahnya sejak tiga tahun lalu pensiun dari kegiatannya sebagai pegawai Kantor di sebuah Departemen di Jepara. Dia sendiri merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.Tidak berapa lama setelah dia lulus, Ibrahim (asli Bogor), manajer perusahaan mebel ukir yang tidak jauh dari rumahnya datang melamar. Namun kebahagiaan rumah tangganya menghadapi cobaan. Krisis moneter di tahun 1997 menghadirkan gelombang badai. Perusahaan tempat suaminya bekerja termasuk yang rentan dan gagal untuk bangkit dari kebangkrutan.
Tidak tahan menghadapi kenyataan, sang suami menghabiskan uang pesangon dari perusahaan dengan berjudi bersama sesama teman korban PHK. Tidak hanya uang pesangon yang habis, sebagai isteri dia ternyata juga dijadikan taruhan. Dan Maya dihadapkan pada kenyataan betapa Ibrahim, suaminya tercinta begitu tega untuk menyerahkannya pada salah seorang teman kerjanya yang memenangkan perjudian tersebut.
“Saya layani pria itu melampaui layaknya pelayanan yang biasa diberikan seorang isteri terhadap seorang suami sebagai pembalasan atas suami saya yang telah menjadi pecundang itu,” paparnya.
Ketika saya tanya lebih jauh apa yang dia maksud, Maya berkata bahwa pelayanan habis-habisan yang dia berikan pada teman kerja suaminya itu adalah seperti yang muncul dalam beberapa adegan film biru.
“Termasuk gaya ‘Kijang Panther’..,” katanya datar membuatku terpancing untuk bertanya arti gaya tersebut yang segera dijawab, “‘Kaki kejang pantat muter-muter’..” kalimat terakhir ini membuatku tidak dapat menahan tawa.
Namun saya tidak dapat lebih lama menikmati kenyamanan di restoran bersama Maya. Bunyi klakson bus memaksa kami untuk menyudahi perbincangan mengasyikkan di restoran itu. Kali ini saya tidak mengambil posisi di jendela. Posisi itu saya berikan pada Maya, sehingga dia dapat lebih rileks dalam memangku anaknya. Pembicaraan yang terputus saat istirahat makan di restoran kami lanjutkan. Makin lama semakin menjurus, tapi juga dengan nada yang semakin menurun setara dengan nada bisik-bisik.Sekali waktu, entah sengaja atau tidak, dia membiarkan saja tangan kananku terjepit di sela-sela buah dadanya dan kepala anaknya, aduh mak, jeritku. Aku tidak menyia-nyiakan peluang emas ini. Punggung jari tengah dan kelingkingku dengan lembut bergerilya di permukaan kaos pada bagian buah dadanya, membuat Maya beberapa kali menggelinjangkan tubuhnya.
“Geli, Mas Dani,” suaranya yang lirih di telingaku membuat aku menghentikan gerakan sekaligus menetralisir keadaan dengan melayangkan pandangan mata ke sekeliling penumpang bus.Malu juga rasanya jika ada yang diam-diam memperhatikan ulahku. Deru mesin bus cukup menolong juga. Sepertinya saling memahami, kami berdua tidak melanjutkan obrolan. Namun yang terjadi kemudian adalah aku mendapat keleluasaan dari Maya. Caranya, anaknya yang tidur di pangkuan kami berdua dengan letak kepala di paha Maya dan kaki di pahaku, ditutupi selendang lurik yang diambil dari tas kain.
Tidak ragu lagi, tanganku kini dengan mudah menjalar, berbelanja gratis. Karena tempat belanja yang paling mudah dicapai adalah di bagian buah dada, ya ke sana lah tanganku menuju. Gerakan-gerakan pelan dari punggung jari tengah dan kelingkingku lagi-lagi membuat Maya menggelinjangkan tubuh.
“Geli..,” bisiknya.
Tanpa kuduga, jari-jari tangan kirinya bergerak ke arah selangkanganku, membuat gerakan mengelus-elus, lalu meremas, pelan, membuat si ‘junior’ terasa mengeras, mengakibatkan sedikit rasa sakit karena terbelenggu oleh celana dalam. Beberapa saat kemudian aku cium aroma aneh. Aroma yang sangat khas dan aku kenal biasa muncul dari seorang wanita yang tengah orgasme.Benar ternyata.
“Saya keluar, Mas. Terima kasih..,” bisik Maya.
“Keluar apanya,” tanyaku, pura-pura bego.
Maya tidak menjawab, tapi jari-jari tangannya beraksi, mencubit paha di bagian selangkanganku, membuatku nyaris berteriak. Spontan aku tutup mulutku dengan kepalan tangan bagian punggung dan menggeliat, kemudian meguap, sebuah trik supaya penumpang bus di kiri-kanan dan belakangku tidak curiga.“Maaf, Mas. Salahnya, sih.” Sikapnya yang kini tidak segan untuk menyandarkan kepalanya di bahuku membuatku sangat senang.
Pikiranku saat itu tengah mereka-reka sebuah rencana setibanya nanti di Kota Bogor.
“Kau juga harus bisa membuatku keluar. Kau harus membuatku senang, Maya. Dan aku, aku, aku ingin merasakan pelayanan maksimal, termasuk jurus ‘Kijang panthermu’..,” kataku dalam hati.Dan pagi itu aku benar-benar dibuat melayang-layang, terbang ke swargaloka oleh Maya. Harus kuakui, dari sekian banyak wanita yang pernah kugauli, termasuk isteriku yang sampai kini setia mendampingiku, baru kali ini aku merasa mendapatkan kepuasan seks yang demikian lengkap. Secara lahiriah aku merasa menjadi pejantan terhebat di dunia. Secara batiniah, aku mendapatkan keindahan yang begitu hebat tentang seks. Maya benar-benar mampu membuatku begitu bugar. Barangkali semua ini tidak lepas dari caranya yang begitu ‘pas’ dalam menempatkan diriku sebagai seorang lelaki yang dia nilai layak untuk menyetubuhinya.
“Mandi air hangat dulu. Biar segar, ya Mas Dani..,” ujarnya.
Saat itu kami telah berada di sebuah hotel yang cukup bersih di kawasan Ciawi, Bogor. Anak Maya, saat itu tertidur pulas.Dengan perasaan yang campur aduk (termasuk mereka-reka jawaban yang dapat kusampaikan pada isteriku jika pulang nanti, karena harusnya pulang pagi kok jadi sore), aku mengguyur tubuhku dengan shower yang mengeluarkan air hangat. Saat itulah kurasakan adanya tangan halus yang tengah menggosokkan sabun di bagian punggungku. Maya ternyata. Wanita itu tersenyum dan, surprise, dia dalam keadaan telanjang bulat memandangiku.
“Tubuh Mas bagus..,” sepasang matanya yang nakal sempat melirik ke arah selangkanganku.
Kucoba menarik tubuhnya untuk kupeluk, tapi dia menghindar.
“Nanti dulu, disabun dulu biar enak dan segar dipakenya.”
“Dipake apa dan oleh siapa..?” tanyaku.
Maya hanya senyum simpul.Singkat cerita, selepas saling guyur dan saling sabun, badanku merasa segar bugar, sementara si junior meronta-ronta, sedikit pegal karena cukup lama dalam kondisi ‘siap tempur’. Sensasi luar biasa indah kuperoleh ketika aku berjalan menuju tempat tidur dengan kondisi saling berpelukan dan saling mengulum bibir dengan Maya. Tampaknya Maya mendapatkan kenyamanan dalam acara adu bibir.
Dalam tempo lama, kepalaku dia peluk, sehingga upaya melepaskan pertautan bibirku dengannya tidak berhasil. Sementara gerak lembut jari-jari tanganku di dua buah dada Maya dan sesekali memelintir putingnya, membuat wanita ini mulai naik. Hal ini terasa dengan gerak tangannya yang bagai tak sadar mencari-cari bagian selangkanganku. Saat dia temukan yang dicari, barang itu pun diremas-remasnya dengan pelan.
“Saya mau, Mas..,” bisiknya.
Saya mengangguk. Maya pun membuka selangkangannya, dan membimbing si junior untuk memasuki alat vital kewanitaannya. Saya mengambil sikap seperti memenuhi keinginannya. Saya ambil bantal, lalu saya sodorkan ke arah pantatnya, sehingga belahan vagina Maya benar-benar tampak jelas.“Mas..,” Maya berteriak kecil saat kepalaku tiba-tiba sudah menjilat-jilat permukaan lubang vaginanya.
Kedua tangannya berusaha keras menyingkirkan kepalaku dari bagian vaginanya, sementara desah nafasnya terdengar tidak beraturan. Sesekali kulihat dia menggigit bibir, sepasang matanya terpejam, sedangkan tangan kedua tangan kanannya akhirnya meremas-remas pundakku.Tidak tega juga aku saat memandang wajahnya yang terlihat sayu. Aku pun berjongkok dan mendekatkan alat vitalku ke permukaan vaginanya. Wajah Maya kulihat begitu ‘Sumringah’. Sepasang matanya yang tajam menusuk pandang mataku serasa memberi isyarat agar aku segera memasukinya.
Dan Maya pun berdesah panjang saat alat kelaminku memasuki lubang miliknya. Gaya Maya yang dengan penuh perhatian sesekali mengusap wajah dan dadaku, mampu menambah daya rangsangku. Di saat itulah aku merasakan vagina Maya terasa memilin si junior. Pilinan yang bercampur dengan pijatan-pijatan lembut di satu sisi, serta cara Maya memandangku sepertinya melontarkanku ke suatu tempat yang sangat nyaman. Sangat indah. Oo.., begitu indahnya, aku berharap keindahan ini jangan cepat hilang.
Tapi ketika puncak keindahan itu sampai, ditandai dengan menegangnya tubuhku dibarengi pancaran air yang menerobos lewat lubang kencingku ke vagina Maya, aku pun tidak dapat mengelak.
“Aku korban ‘Kijang Panther’..,” desahku, sambil berguling ke sisi tubuh Maya.
Maya tersenyum, sedikit malu, tangan kanannya menggebukku pelan, mesra.
Selama beberapa saat aku telentang. Pandangan mataku sempat melirik ke arah anak Maya yang masih pulas. Sedangkan Maya tidak kulihat, rupanya tengah ke kamar mandi. Pandangan mataku mengarah ke langit-langit, sementara pikiranku mencoba memutar kembali rekaman pengalaman persetubuhanku dengan Maya barusan.Di tengah kondisi mata terpejam dan tubuh telentang, aku rasakan alat kelaminku dibersihkan sebuah tangan dengan handuk dan air hangat.
“Aku sangat puas, terima kasih, Mas..,” Maya mengecup si junior.
Dampaknya luar biasa. Si junior tidak dapat kukendalikan.
Maya seperti mengerti apa yang kupikirkan, “Aku juga pengin lagi, kok Mas..,”Hari itu aku putuskan untuk menginap, menemani Maya di hotel, setelah lebih dahulu aku menelepon rumah dan mendengar suara isteriku yang mengabarkan tidak ada masalah apa-apa. Aku katakan aku batal pulang hari ini karena ada acara reuni dengan teman-teman lama. Sebelum bertanya macam-macam, aku kemukakan bahwa untuk oleh-oleh, aku sudah membawa beberapa dus bandeng presto dan wingko babat kegemaran isteriku (kadang kupikir aku ini begitu egois. Tapi salah isteriku juga sih. Kok lebih memikirkan bandeng presto. Coba dia tanyakan keadaan bandengku.., hehehe).
Singkat kata, Maya dengan bantuanku akhirnya beberapa bulan kemudian berhasil mendapatkan surat cerai dari suaminya, melalui proses pengadilan agama. Dan agaknya kini dia berada di Bogor dalam rangka mengucapkan terima kasih atas bantuan yang aku berikan berupa penyediaan kamar hotel plus ongkos pulang ke Semarang (padahal aku tidak merasa rugi karena selalu mendapat pelayanan seksual yang fantastis).
Tiba di hotel yang sudah kupesan sebagai tempat pertemuanku dengan Maya, aku langsung mengarahkan mobil ke parkir di tempat yang agar terlindung. Biasa, jaga-jaga jangan sampai ketemu teman, kenalan atau lebih-lebih kerabat isteri. Bisa runyam nanti. Petugas Satpam dan resepsionist yang melihatku mengangguk hormat dan tersenyum kecil.
“Tamunya sudah ada di atas, Oom..,” satu di antara dua pria petugas resepsionist itu memberi informasi.
Aku mengangguk dan langsung menuju kamar 202 yang merupakan kamar favoritku di hotel ini.“Hai, apa kabar May..?” aku tidak menyelesaikan kalimatku.
Wanita yang membuka pintu kamar dan berdiri di depanku rupawan, tapi dia bukan Maya. Gadis itu melempar senyum.
“Maaf, saya salah..,” dengan kikuk aku berancang-ancang memutar badan.
“Mas Dani, ya..? Nggak salah, kok. Mau nemuin Maya, kan..? Saya Rani, temen Maya..,” gadis itu mengangsurkan tangan.
Aku terima. Halus juga nih tangan. Tanpa banyak kata, Rani memintaku untuk masuk kamar. Tidak kulihat Maya di ruang itu. Ah, mungkin dia lagi di toilet, demikian pikirku.Aku pun duduk di sofa. Sementara itu kulihat Rani mengambil sesuatu di dalam tasnya. Sebuah amplop surat. Rani menyodorkan amplop itu padaku. Penilaian kilatku langsung menyatakan bahwa Rani memiliki perawakan tubuh lebih tinggi dibanding Maya. Maya memiliki tinggi sekitar 160 cm dengan berat badan 50 kg. Tingi badan gadis di depanku ini sekitar 165 cm dengan berat sekitar 63 kg. Warna kulit Rani sedikit lebih putih, bedanya pada ujung bibir atas sebelah kanan Rani tidak terdapat andeng-andeng (tahi lalat). Yah setiap orang punya ciri khas, memang.
Dengan penuh tanda tanya, kubuka surat itu. Beberapa kali aku tarik nafas panjang, kutahan, lalu perlahan-lahan kuhembuskan, menghembuskannya dalam-dalam. Sesekali kupandang Rani yang duduk di kursi sampingku, tampaknya cukup sabar untuk menanti reaksiku.
“Jadi Maya sudah balik lagi ke Jepara, Ran..?” tanyaku.
Rani mengangguk.
“Terus kamu..,”
“Terserah sama Mas Dani. Kalau kehadiran saya di sini nggak diinginkan, saya ya segera tinggalkan tempat ini. Tapi saya sendiri sebenarnya ingin kenal Mas Dani lebih jauh.”
Kaget juga mendengar kalimat seperti itu muncul dari seorang gadis yang baru kukenal.“Maksud Rani..?” tanyaku pula.
Rani menggeser kursinya sehingga lebih dekat dengan kursiku.
“Saya penasaran dengan cerita Maya..,” ujarnya.
“Penasaran gimana..?” aku ikutan penasaran.
Barangkali jika Rhoma Irama mendengar, dia bakal ikut penasaran pula.Rani menuturkan bahwa diantara dia dan Maya terjalin pershabatan sejak sama-sama SMP di Jepara. Tidak ada rahasia bagi keduanya. Beberapa bulan lalu, saat Rani yang kini mengadu nasib dengan menjadi guru Geografi di sebuah SMUN di Bekasi pulang kampung, keduanya bertemu dan saling bertukar cerita. Termasuk, menurut Rani, hubungan yang aneh antara Maya denganku.
“Maya sangat memuji dan mengagungkan nama Mas Dani sebagai seorang teman yang menyenangkan. Maya sering menyebut bahwa dia sulit menghapus bayangan Mas Dani dari pikirannya..,”
We la dalah.., hatiku mendadak kembang kempis mendengarnya.Aku pun mulai menangkap hubungan antara telepon Maya, suratnya, dan keberadaan Rani di hotel saat ini bersamaku. Dalam suratnya, Maya menegaskan pekan ini dia jadi menikah dengan bekas teman kuliah yang dulu pernah dia ceritakan padaku. Dia ingin mengawali hidup barunya tanpa beban. Untuk itu, dia telah mengungkap pula hubungan unik antara dirinya denganku, serta menjadikan semua yang terjadi sebagai bagian masa lalu yang tidak akan terulang lagi.
Maya menulis, calon suaminya itu bisa mengerti dan malah tertarik untuk kenal denganku.
“Atas persetujuan Mas Eko, saya undang Mas Dani pada pernikahan kami nanti. Datanglah.”
Di bagian lain, Maya mengungkap tentang Rani, sahabatnya yang gundah, beberapa tahun hidup menyendiri di tengah hingar bingarnya kehidupan metropolitan. Selain meminta maaf jika kejadian ini mengecewakanku, Maya meminta bantuanku agar mau menjadikan Rani, sahabatnya, sebagai sahabat istimewaku.Mendadak aku jadi ingat sejarah Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang yang ketika muda dikenal dengan nama Karebet. Dalam upayanya menjadi seorang raja, Karebet suatu saat menemui Kanjeng Ratu Kalinyamat yang tengah melakukan tapa brata secara bugil, dan baru akan memakai pakaian setelah pembunuh suaminya Pangeran Hadiri, yakni Arya Penangsang mati.
Kepada Karebet, Ratu Kalinyamat menjanjikan hadiah istimewa berupa dua gadis cantik yang setia mendampinginya, jika mampu mewujudkan janji, yakni membunuh Arya Penangsang. Karebet menikmati hadiah itu, setelah Sutawijaya (kelak jadi raja Mataram) selaku anak angkatnya membuyarkan usus di lambung Arya penangsang dengan sebuah tombak.Aku menengadahkan wajah, memandang langit-langit dan kemudian tersenyum sendiri. Dalam wujud yang berbeda, aku merasakan kesetaraan pengalaman hidupku dengan apa yang pernah terjadi pada era Kanjeng Ratu Kalinyamat. Mendapat sebuah hadiah istimewa dari seorang wanita berupa gadis cantik untuk sebuah perbuatan yang menyenangkan, si wanita pemberi hadiah.
“Kamu tahu, nggak Ran, aku saat ini suami sah dari seorang isteri dan ayah sah dari empat anak. Aku tak mau mengubah kondisi itu..,” ujarku pada Rani, setelah selama beberapa waktu kami saling berdiam diri.
Bagiku, hal ini penting kusampaikan sebagai antisipasi dampak yang mungkin terjadi (jika benar) Rani menginginkan sebuah hubungan unik sebagaimana pernah terjadi antara sahabatnya, Maya, denganku.Rani tersenyum. “Aku juga mendapat informasi soal itu dari Maya. Nggak masalah. Mas Dani nggak usah khawatir,” tegasnya.
Aku menghela nafas panjang, lega.
“Jadi keputusan Mas Dani..,” Rani memandang wajahku lekat.
Aku mengangkat bahu dan bangkit berdiri, dan kurengkuh tubuh Rani, “Kamu juga faham soal ‘Kijang Panther’..,” helaan nafas yang lalu kuhembuskan lembut di telinganya membuat Rani spontan merapatkan tubuh dan menempelkan pipinya ke pipiku.
“Bagian yang itu, Rani nggak janji..,” bisiknya manja.
Aku tergelak.
Saat aku dan Rani mencapai puncak kenikmatan yang ditandai dengan menegangnya tubuhku dan suara erangan Rani disertai sepasang tangannya mencengkeram bahuku, aku pun berdesis, “Terima kasih Maya.”
Rani melotot, “Kok Maya..?”
Aku tersenyum. “Karena dia menghadirkan kamu di sini.”
Aku memeluk Rani yang balas memelukku. Kami sama-sama tersenyum saat melihat sepasang cicak berkejaran di langit-langit. Ah, indahnya. -
Video Bokep Asia Harua Narimiya ngetot sampai terkencing-kencing
-
Kisah Memek Asri si ratu senggama
Duniabola99.com – Namaku Asri, biasa dipanggil “Sri” saja, asli dari Solo, pernah 4 kali menikah, tapi tidak pernah bisa hamil, sehingga mantan-mantan suami semua meninggalkanku, bodyku sexy, kulitku kuning langsat, tinggiku 161 cm dengan berat badan 50 kg, “kamu persis Desy Ratnasari, Sri!”, kata mantan suamiku terakhir. Banyak laki-laki lain juga mengatakan aku persis seperti Desy Ratnasari. Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di kota Gudeg Yogyakarta, majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang masih bekerja sebagai pegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3 orang.
Yang pertama perempuan, Aryati 28 thn, bekerja sebagai sekretaris, 2 bulan lagi menikah. Yang kedua juga perempuan, Suryati 25 thn, bekerja sebagai guru. Yang ketiga laki-laki, satu- satunya laki-laki di rumah ini, tampan dan halus budi-pekertinya, Harianto 22 thn, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Har (demikian aku memanggilnya) tahun depan lulus jadi insinyur komputer. Wah hebat, sudah guaaanteng, pinter pula… Setiap pagi, aku selalu bangun jam 4:30, sebelum bekerja aku sudah mandi dengan sangat bersih, berpakaian rapi.Aku selalu memakai rok panjang hingga semata- kaki, bajuku berlengan panjang. Aku tahu, Ibu Sum senang dengan cara berpakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan dan soleha, baik sikap yang santun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu, pakaianku semuanya agak ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhku cukup terlihat dengan jelas. Mas Har sering melirik ke arahku sambil terkagum-kagum melihat bentuk tubuhku, aku selalu membalasnya dengan kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya, sehingga membuat wajahnya yang lugu jadi pucat seketika. Paling telat jam 7:15, mereka semua berangkat meninggalkan rumah, kecuali Mas Har sekitar jam 8:00. Aku tahu, Mas Har sangat ingin menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi ia selalu nampak pasif, mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya.
Padahal aku juga ingin sekali merasakan genjotan keperjakaannya. Pagi itu, mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Har dan aku yang ada di rumah, Mas Har belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum berangkat tadi bahwa Mas Har sedang masuk angin, tak masuk kuliah. Bahkan Ibu Sum minta tolong supaya aku memijatnya, setelah aku selesai membersihkan rumah dan mencuci pakaian. “Baik, Bu!”, begitu sahutku pada Ibu Sum. Ibu Sum sangat percaya kepadaku, karena di hadapannya aku selalu nampak dewasa, dengan pakaian yang sangat sopan. Setelah pasti mereka sudah jauh meninggalkan rumah, aku segera masuk kamarku dan mengganti pakaianku dengan rok supermini dan kaus singlet yang ketat dan sexy. Kusemprotkan parfum di leher, belakang telinga, ketiak, pusar dan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang biasanya kusanggul, kuurai lepas memanjang hingga sepinggang.
Kali ini, aku pasti bisa merenggut keperjakaan Mas Har, pikirku. “Mas Har. Mas Har!” panggilku menggoda, “tadi Ibu pesan supaya Mbak Sri memijati Mas Har, supaya Mas Har cepat sembuh. Boleh saya masuk, Mas Har?” Pintu kamarnya langsung terbuka, dan nampak Mas Har terbelalak melihat penampilanku, “Aduh, kamu cantik sekali, Mbak Sri… Persis Desy Ratnasari… ck, ck, ck…” “Ah, Mas Har, bisa saja, jadi mau dipijat?” “Jadi, dong…” sekarang Mas Har mulai nampak tidak sok alim lagi, “ayo, ayo…”, ditariknya tanganku ke arah tempat tidurnya yang wangi…. “Kok Wangi, Mas Har?” Rupanya dia juga mempersiapkan tempat tidur percumbuan ini, dia juga sudah mandi dengan sabun wangi. “Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,”. Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana aku berasal, sudah kawin atau belum, sudah punya anak atau belum, sampai kelas berapa aku sekolah. Omongannya masih belum “to-the-point” , padahal aku sudah memijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang sangat merangsang.Aku sudah tak sabar ingin bercumbu dengannya, merasakan sodokan dan genjotannya, tapi maklum sang pejantan belum berpengalaman. “Mas Har sudah pernah bercumbu dengan perempuan?”, aku mulai mengarahkan pembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu. “Mau Mbak Sri ajari?”, wajahnya merah padam dan segera berubah pucat. Kubuka kaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya, dia langsung memagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang empuk dan wangi, kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang merah delima, dia makin menggebu, batang kontolnya mengeras seperti kayu… Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan meremas- remas puting susuku yang kanan… “Aaah.. sssshhhh, Mas Har, yang lembut doooong…” desahku makin membuat nafasnya menderu… “Mbak Sri, aku cinta kamu….” suaranya agak bergetar.. “Jangan, Mas Har, saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah,” kubisikkan desahanku lagi…. Kulucuti seluruh pakaian Mas Har, kaos oblong dan celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang sudah menjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan mulutku dengan lembut dan terkadang cepat… “Aduuuh, enaaaak, Mbak Sri….” jeritnya… Aku tahu air-mani akan segera keluar, karena itu segera kulepaskan kontolnya, dan segera meremasnya bagian pangkalnya, supaya tidak jadi muncrat.
Dia membuka rok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka selangkanganku. “Jilat itil Mbak Sri, Mas Haaaarrr…, yang lamaaa…”, godaku lagi… Bagai robot, dia langsung mengarahkan kepalanya ke nonokku dan menjilati itilku dengan sangat nafsunya…. “Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Haaaarrrr… ., sampai air mani Mabk Sri keluar, ya mas Haaar”. “Lho, perempuan juga punya air mani..?” tanyanya blo’on. Aku tak menyahut karena keenakan… “Mas Haaarrr, saya mau keluaaar…” serrrrrr…. serrrrrrrrr. … membasahi wajahnya yang penuh birahi. “Aduuuuh, enak banget, Mas Har! Mbak Sri puaaaaaassss sekali bercinta dengan Mas Har….. kontol Mas Har belum keluar ya? Mari saya masukin ke liang kenikmatan saya, Mas! Saya jamin Mas Har pasti puas-keenakan. …” Kugenggam batang pelernya, dan kutuntun mendekati lubang nonokku, kugosok- gosokkan pada itilku, sampai aku terangsang lagi… Sebelum kumasukkan batang keperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang nonokku, kuambil kaos singletku dan kukeringkan dulu nonokku dengan kaos, supaya lebih peret dan terasa uuenaaaak pada saat ditembus kontolnya Mas Har nanti… “Sebelum masuk, bilang ‘kulonuwun’ dulu, dong sayaaaaaang. ..”, Candaku….
Mas Har bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas meja kecil di samping ranjang….. lagunya…. mana tahaaaan…. “Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu….. .” “Kulonuwun, Mbak Sri cintakuuuuu. …” “Monggo, silakan masuk, Mas Haaaarrr Kekasihkuuuuu. ..”, segera kubuka lebar- lebar selangkanganku, sambil kuangkat pinggulku lebih tinggi dan kuganjel dengan guling yang agak keras, supaya batang kenikmatannya bisa menghunjam dalam- dalam. … Sreslepppppp. …….. blebessss… .. “Auuuuuow… .”, kami berdua berteriak bersamaan… .. “Enaaaak banget Mbak Sri, nonok Mbak Sri kok enak gini sih….?” “Karena Mbak Sri belum pernah melahirkan, Mas Har… Jadi nonok Mbak Sri belum pernah melar dibobol kepala bayi….. kalau pernah melahirkan, apalagi kalau sudah melahirkan berkali-kali, pasti nonoknya longgar sekali, dan nggak bisa rapet seperti nonoknya Mbak Sri begini, sayaaaaang.. . lagi pula Mbak selalu minum jamu sari- rapet, pasti SUPER-PERET. …”, kami berdua bersenggama sambil cekikikan keenakan… Kami berguling-guling di atas ranjang-cinta kami sambil berpelukan erat sekali…. Sekarang giliranku yang di atas…Mas Har terlentang keenakan, aku naik-turunkan pinggulku, rasanya lebih enak bila dibanding aku di bawah, kalau aku di atas, itilku yang bertumbukan dengan tulang selangkang Mas Pur, menimbulkan rasa nikmat yang ruaaaaarbiassssa uu-enaaaaaaknya. …. Keringat kami mulai berkucuran, padahal kamar Mas Har selalu pakai AC, sambil bersenggama kami mulut kami tetap berpagutan-kuat. Setelah bosan dgn tengkurap di atas tubuh Mas Har, aku ganti gaya. Mas Har masih tetap terlentang, aku berjongkok sambil kunaik-turunkan bokongku. Mas Har malah punya kesempatan untuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku makin membuatku tambah liar, serasa seperti di-setrum sekujur tubuhku. Setelah 10 menit aku di atas, kami berganti gaya lagi… kami berguling-gulingan lagi tanpa melepaskan kontol dan nonok kami. Sekarang giliran Mas Har yang di atas, waduuuuh… sodokannya mantep sekali… terkadang lambat sampai bunyinya blep-blep-blep. .. terkadang cepat plok-plok- plok. .. benar-benar beruntung aku bisa senggama dengan Mas Harianto yang begini kuaaaatnya, kalau kuhitung-kuhitung sudah tiga kali air nonokku keluar karena orgasme, kalau ditambah sekali pada waktu itilku dijilati tadi sudah empat kali aku orgasme… benar-benar nonokku sampai kredut-kredut karena dihunjam dengan mantapnya oleh kontol yang sangat besar dan begitu keras, bagaikan lesung dihantam alu….. bertubi-tubi. … kian lama kian cepat…… waduuuuhhhhh. ….. Wenaaaaaaaaakkkkk tenaaaaan… … “Mbak Sri, aku hampir keluaaaaaar nih…!!” …. “Saya juga mau keluar lagi untuk kelima kalinya ini, Mas Haaaaar….
Yuk kita bersamaan sampai di puncak gunung kenikmatan, yaaa sayaaaaanngggg” “Ambil nafas panjang, Mas Har… lalu tancepkan kontolnya sedalam-dalamnya sampai kandas…… baru ditembakkan, ya Maaaasss… ssssshhhhhh. …….” Sambil mendesis, aku segera mengangkat pinggulku lagi, kedua kakiku kulingkarkan pada pinggangnya, guling yang sudah terlempar tadi kuraih lagi dan kuganjelkan setinggi-tingginya pada pinggulku, hunjaman kontol Mas Har semakin keras dan cepat, suara lenguhan kami berdua hhh…hhhhh. …hhhhhh. …. seirama dengan hunjaman kontolnya yang semakin cepat….. “Tembakkan sekaraaaaang, Maaaasssss!” , Mas Har menancapkan kontolnya lebih dalam lagi, padahal sedari tadi sudah mentok sampai ke mulut rahimku…. bersamaan dengan keluarnya air nonokku yang kelima kali, Mas Har pun menembakkan senjata otomatis berkali-kali dengan sangat kerasnya…. CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! Berhenti sebentar dan CROOTTTTT!!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! lagi….. Seperti wong edan, kami berdua berteriak panjaaaaanggg bersamaan; “Enaaaaaaaaaakkkkk! “….. sekujur tubuhku rasanya bergetar semuanya… dari ujung kepala sampai ujung kaki, terutama nonokku sampai seperti “bonyok” rasanya….. Mas Har pun rebah tengkurep di atas tubuh telanjangku. …. sambil nafas kami kejar-mengejar karena kelelahan… “Jangan cabut dulu, ya Maaasss sayaaaang… masih terasa enaknya… tunggu sampai semua getaran dan nafas kita reda, baru Mas Har boleh cabut yaaa……” pintaku memelas….. kami kembali bercipokan dengan lekatnya…. .. kontolnya masih cukup keras, dan tidak segera loyo seperti punya mantan-mantan suamiku dulu…. “Mbak Sri sayaaaang, terima kasih banyak ya….. pengalaman pertama ini sungguh- sungguh luar biasa…
Mbak Sri telah memberikan pelayanan dan pelajaran yang maha-penting untuk saya…… saya akan selalu mencintai dan memiliki Mbak Sri selamanya… .” “Mas Har cintaku, cinta itu bukan harus memiliki… tanpa kawin pun kalau setiap pagi –setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Har pergi kerja–, kita bisa melakukan senggama ini, saya sudah puas kok, Massss….. Apalagi Mas Harianto tadi begitu kuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya endut-endutan rasanya tadi…..” “Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswa baru… jadi ndak ada kuliah…”, kata Mas Harianto. “Nah… kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampai sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Har pulang nanti sore, kita main teruuuusss, sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Har?”, sahutku semakin menggelorakan birahinya. “Nantang ya?” Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia….. “aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri….” kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat…. setelah mencabut kontolnya dari nonokku, Mas Har terlentang di sisiku, kuletakkan kepalaku di atas dadanya yang lapang dan sedikit berbulu…. radio kaset yang sedari tadi terdiam, dihidupkan lagi… lagunya masih tetap “kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu. …” Setelah lagunya habis, “Mas sayaaang, Mbak Sri mau bangun dulu ya…. Mbak Sri harus masak sarapan untuk Mas….” “Untuk kita berdua, dong, Mbak Sri…. masak untuk dua porsi ya… nanti kita makan berdua sambil suap-suapan. Setuju?”, sambil ditowelnya tetekku, aku kegelian dan “auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sri ya..,Mbak Sri tambah sayang deh”. Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengan kamar tidurnya, “Mas, numpang cebokan, ya…” Kuceboki nonokku, nonok Asri yang paling beruntung hari ini, karena bisa merenggut dan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Har… waduuuuhhh.. . benar-benar nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun nonokku sampai kewalahan disumpal dengan kontol yang begitu gede dan kerasnya — hampir sejengkal- tanganku panjangnya.. .. wheleh.. wheleh…. “Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu- Jahe (STMJ) buat Mas Har, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya sayaaaaaang. …” Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil kubisikkan kata-kata sayangku… “Sekarang Mas Har istirahat dulu, ya…” kuciumi seluruh wajahnya yang mirip Andy Lau itu… “Terima kasih, Mbak Sri… Mbak begitu baik sama saya… saya sangat sayang sama Mbak Sri…”. Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untuk kekasihku… . setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya, “Mas Har sayaaaang… . mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kayak batang kayu nanti, nanti Mbak Sri ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gaya kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada seratus gaya lagi lainnya, Masssss,” kataku membangkitkan lagi gelora birahinya… selesai minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku…. dan Mas Harianto-ku, cintaanku, tidur lagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut. Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku, menyapu rumah dan mengepelnya. . semua kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidak ada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Har nanti…. Kumasakkan nasi goreng kesukaan Mas Har dalam porsi yang cukup besar, sehingga cukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua… hmmm…. nikmat dan mesranya… seperti penganten baru rasanya…
Setelah nasi gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, kutata penyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan kulengkapi pula dengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan pula segelas coca-cola kesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa beha dan celana dalam, kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung kubuka saja pintu kamarnya… Aduh! Betapa terkejutnya diriku, ketika kulihat Mas Har sudah bangun dari tidurnya, tanpa memakai selimut lagi, Mas Har sedang ngeloco (mengocok kontolnya), dengan wajah merah-padam. .. Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya.. “Aduuuuhhh, jangan seperti itu, sayang, ngocoknya… nanti bisa lecet… nanti pasti Mbak Sri kocokkan… tapi Mas Har harus makan dulu, supaya ada tenaga lagi… kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya, Mas!” Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh telanjangku, dihisapnya puting tetekku yang kanan, sedang tangannya memilin tetekku yang kiri… Kupikir ini pasti gara-gara STMJ tadi, “Sabar dong, Mas-ku tersayaaaaang. .., yuk kita makan nasi goreng kesukaan Mas, sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut…” Kusuapi Mas Har-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik itilku dengan sangat birahinya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi…. Hihihi… “Mas Har sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya, nggak nikmaaat…. “, dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan dan tuntaskan sarapan kami. Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar coca-cola, kuulurkan gelas coca-cola ke mulutnya.
Minum seteguk, Mas Har pun mengambil gelas dan mengulurkan pula ke mulutku…. wah! mesranya, Mas Har-ku ini… Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, lalu aku berbaring di samping Mas Har, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan kumasukkan pisang tadi ke dalam liang nonokku…. Mas Har agak terkejut, “Ayo! Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang nonok Mbak Sri? Kalau bisa, nanti Mbak Sri ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama yang lain deh!” “Siapa takut!” sahut Mas Har… Dia segera menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap… mulutnya di depan nonokku, ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit digigitnya daging pisangnya, sedangkan kontolnya pun terjuntai ngaceng di depan mulutku…. segera kugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng itu ke dalam mulutku, kumainkan lidahku mengusap-usap kepala kontolnya, dan dimaju-mundurkannya pisang mas tadi dalam liang nonokku, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat nikmaaaaat dan memerindingkan seluruh bulu-bulu tubuhku…. “Mbak Sri, pisangnya sudah habis…. hebat kan?” Katanya lugu… “Mas Har memang nomer satu buat Mbak Sri…” sahutku memujinya, membuatnya tersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya. “Sekarang apalagi?” tanya Mas Har… “Silakan Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang nonok saya… dan saya akan meng-emuti dan mengocok kontol Mas dengan mulut saya…. ini namanya gaya 69, Mas sayaaang… mulut Mas ketemu nonok saya dan mulut saya ketemu kontol Mas Har…. Enaaaak kan, sayaaang?” “Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak……” “Kalau bercinta itu jangan buru-buru, Mas…. harus sabar dan tenang, sehingga emosi kita bisa terkendali.Kalau Mas mau sampai duluan dengan cara ngeloco seperti tadi, kalau sempat keluar kan saya harus nunggu lagi kontol Mas ngaceng… kasian dong sama saya, Mas,” suaraku kubikin seperti mau menangis…. . “Maafkan saya, ya Mbak Sri…. saya belum ngerti… mesti harus banyak belajar sama Mbak…..” Kami lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis kontolnya, kuhisap-hisap dan kumaju- mundurkan dalam mulutku…. sementara Mas Har meluruskan lidahnya dan menjilati ITIL-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam liang nonokku… ini berlangsung cukup lama… Pada menit kelimabelas, serrr… serrrr… serrrr…. cairan hangat nonokku meluap, sekarang Mas Har malah menelannya.. .. aooowwww! Dan pada menit keduapuluhlima, serrr… serrrr… serrrr…. lagi, kali ini lebih enaaaak lagi, kukejangkan seluruh tubuhku…. sambil mulutku tetap terus mengocok kontolnya yang kerasnya minta-ampuuuuun. … pada waktu itu juga, kontolnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung kutelan seluruhnya, sampai hampir keselek….. . “Enaaaakkkk. ….” Mas Har berteriak keenakan…. . Kami berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut kontolnya yang masih cukup keras, kuhisap terus kontolnya, sampai tubuh Mas Har berkedut-kedut memuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya. …. kujilati kontol Mas Har sampai bersiiiiih sekali dan segera aku berputar, sehingga kepala kami berhadap-hadapan dengan posisi aku masih tetap di atas… “Gimana, Mas Har sayaaang…. Enak opo ora?” godaku… “Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan…. “, kata Mas Har menirukan gaya pelawak Timbul dalam sebuah iklan jamu…..
Kami berciuman lagi dan berguling-guling lagi…. mulut kami tetap berpagutan dengan sangat kuaaaatnya.. … Kucari kontolnya dan kupegang… wah sudah ngaceng keras lagi rupanya….. luarbiasa kuatnya Mas Har kali ini, lebih kuat dari ronde tadi pagi….. “Mas Har… saya ajari gaya kuda-kudaan. .. mau nggak?”, “Mau dong, sayaaaang… . Gimana?”, tanyanya penasaran… . “Mas Har duduk menyender dulu…..” Dia segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal yang kutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi jongkok membelakanginya. Kugenggam kontolnya dan kutancapkan ke nonokku dari belakang…. BLESSS!!!, tangan Mas Har mendekap kedua tetekku dari belakang…. Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku seperti orang naik kuda…. semuanya berlangsung dengan sangat halus…. sehingga tidak sampai menimbulkan lecet pada kontol Mas Har maupun nonokku….. “Gimana Mas?”, tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidak segera muncrat….. . “Benar-benar Mbak Sri pantas menjadi dosen percintaan saya…..”, katanya sambil mendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan… Itilku kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Har… Nikmatnya sudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat perasaanku semakin menyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Har….. inilah arti sesungguhnya persetubuhan. …
Kuatur kecepatan pacuan kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisa kukendalikan, sementara Mas Har terlentang dengan tenang, makin didekapnya kedua buah dadaku, diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi… membuatku kembali ingin mencapai puncak kenikmatan.. .. kukejangkan seluruh anggota tubuhku…. Mas Har sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapai puncak….. “Keluar lagi ya, Mbak?” tanyanya…. . Ya! serrr… serrrr… serrrrr…., kembali cairan hangat nonokku tertumpah lagi…. kelelahan aku rasanya….. . lelah tapi enaaak…. Aku melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, kekeringkan nonokku dengan dasterku supaya peret lagi… Mas Har melihat pemandangan ini dengan wajah lugu, kuberi dia senyum manis…. “Saya sudah capek, Mas…. Gantian dong… Mas Har sekarang yang goyang, ya?” Sekarang aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang….. Mas Har kuminta berdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang, “Yang ini gaya anjing-anjingan, Mas….. tapi jangan salah masuk ke lubang pantat ya… pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya….” “Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Sri?” tanyanya lucuuuu…. “memang lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan… .. itu kan namanya tidak adil, Mas…. Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk tai, kotoran yang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit aids, Mas…. Aids itu mematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii…. seremmmm….” Mas Har memasukkan kontolnya pelan-pelan ke lubang nonokku dari belakang sambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan sekaliiiiii. …. seolah-olah dia takut kalau sampai merusakkan lubang nikmat ini….. aku tahu sekarang…. Mas Har sangat sayang padaku, sehingga tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskan betapa besar perasaan cintanya pada diriku…. “Aaaaahhhhhh. …”, aku mendesah sambil merasakan hunjaman kontolnya yang kembali menembus nonokku, demikian juga dengan Mas Har… dilingkarkannya tangan kirinya di perutku, sedang tangan kanannya meremas tetekku….. . Dia mulai menggoyangkan kontolnya maju mundur…. blep-blep-blep. …..aduuuuhhh. …. mantapnyaaaa. ….. tenaganya sangat kuat dan berirama tetap…… membuat aliran- darahku menggelepar di sekujur tubuhku….. .. “Enaaaak, Maaaaasssss. ……”, lagi-lagi kukejangkan seluruh anggota tubuhku sambil kukeluarkan lagi cairan hangat nonokku kesekian kalinya….. . puaaaasssss sekali tiada taranya….. .. “aaaaaahhhhhhhh. ……… “, lenguhku…. …. “Lap dulu dong, Mbak Sriiii….. becek sekali nih….” pintanya…. . Kuambil dasterku dan kuserahkan padanya….. . segera dia mengeringkan nonokku dan juga kontolnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku…. . “Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr. ….” desahnya membuatku semakin terangsang.. …. “Tembakkan saja, Massss…… ..” Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya.. …. sampai nonokku penuh dengan air-pejunya yang ekstra-kental itu…….
“Aaaaahhhhhhhh. ……” Mas Har berteriak keenakan…. .. demikian juga dengan aku, kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi kontolnya dengan cairan hangat kenikmatan nonokku….. . “Aaaaaaahhhhhhh, Massss Harrrrr….. … Mbak Sri cintaaaaa banget sama Mas Har…….” “Aku juga Mbak….. selain Mbak Sri, tidak ada perempuan lain yang aku cintai di dunia ini …..”, aku tahu kata-kata ini sangat jujur…. membuatku semakin menggelinjang kenikmatan.. …. “Terima kasih Mas Harrrrrr…. . untuk cinta Mas Har yang begitu besar kepada saya…..” Dengan tanpa melepaskan kontolnya, Mas Har dengan hati-hati dan penuh perasaan menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku. … dan aku kemudian meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap… .. dengan Mas Har tengkurap di belakangku.. … Mulutnya didekatkan pada telingaku… . nafasnya menghembusi tengkukku… . membuatku terangsang lagi…… “Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Sri….. Apa Mbak Sri juga puas?” “Tentu, Mas Har….. dari pagi tadi sudah sembilan kali nonok saya memuntahkan air hangatnya… .. Pasti saya puasssss bangettt, Mas!” “Terima kasih, ya sayaaaang… … aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Sri seperti ini…….” “Boleh, Massss…. saya juga siap kok melayani Mas Har setiap hari….. kecuali hari Minggu tentunya…. . Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau Minggu….” Mas Har melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, aku segera mengambil posisi terlentang, dan Mas Har pun merebahkan dirinya di sisiku…. Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40…… sambil berpelukan dan berciuman erat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua… dan kami pun tertidur sampai siang…..
Sudah hampir jam setengah-dua ketika aku terbangun, pantes perutku rasanya lapar sekali. Mas Har masih belum melepaskan pelukannya sedari tadi, rasanya dia tidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka ini, bisa seharian bersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk membangunkan lelaki kesayanganku ini, “Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagi sampai sore….” “Mmmm…” Mas Har menggeliat, “sudah jam berapa, istriku?” “Setengah-dua, suamikuuuu.. …”, jawabku genit…. “Makan-nya di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa, kan pintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Sri tutup tadi….” Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil Mas Har menggendong/ mengangkatku ke ruang tamu. “Edhian tenan, koyok penganten anyar wae…..” kataku dalam hati…. (“gila benar, seperti pengantin baru saja”)…. Selesai makan siang, Mas Har kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus- elus kontol Mas Har yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi….. Direbahkannya diriku dengan hati-hati di atas ranjang cinta kami. Aku segera mengambil posisi memiringkan tubuh ke kanan, supaya Mas Har juga mengambil posisi miring ke kiri, sehingga kami berhadap-hadapan. … “Mas sayaaang, kita senggama dengan posisi miring seperti ini, ya….., lebih terasa lho gesekan kontol Mas Har di dalam nonok Mbak Sri nanti,” ajakku untuk membangkitkan rangsangan pada Mas Har…. Kami tetap berposisi miring berhadap-hadapan sambil berciuman kuat dan mesra. Kali ini Mas Har lebih aktif mencium seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga, leher, terus turun ke bawah, payudara-kiriku kuisap-isapnya, sementara yang kanan dipilin-pilinnya lembut….. Rangsangan ini segera membangkitkan birahiku.Mulutnya bergerak kagi ke bawah, ke arah pusar, dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesis nikmat, sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang nonokku, mengenai itilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat…, kukejangkan seluruh tubuhku, sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr…. kubasahi tangannya yang lembut dengan semburan cairan hangat yang cukup deras dari nonokku… “Mas, masukkan sekarang, Masssss….. Mbak Sri udah nggak tahaaaannnn. …..”, pintaku manja….. Tetap dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku tinggi-tinggi, kugenggam kontolnya dan kusorongkan lembut ke lubang kenikmatan.. … “aaaaahhhhhh. ……” lenguhan kami kembali terdengar lebih seru…. Kontol Mas Har baru masuk setengahnya dalam nonokku, dimajukannya lagi kontolnya, dan kumajukan pula nonokku menyambut sodokannya yang mantap-perkasa. …. “Mas sayaaaang… maju-mundurnya barengan, ya…..”, ajakku sambil mengajari teknik senggama yang baru, kunamakan gaya ini “Gaya Miring”, dengan gaya ini kami berdua bisa sama-sama goyang, tidak sepihak saja…..
Kami maju dan mundur bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba…. rasanya lebih enak dibandingkan pria di atas wanita di bawah…. Kulihat Mas Har merem-melek, demikian juga dengan diriku, kontol Mas Har dengan irama teratur terus menghunjam-mantap berirama di dalam liang sempit Asri….. nonokku mulai tersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya… .. “Aduuuuhhhh, Maaaaassssss, enaaaaakkkkkkk. …….”, aku agak berteriaksambil mendesis…. … Air mani Mas Har belum juga muncrat, luarbiasa kuatnya kekasihku ini….. “Ganti gaya, Maaaasssss.. .. cabut dulu sebentar…. .” ajakku lagi, sambil kuputar tubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya, Mas Har memelukku kuat dari belakang, sambil meremas lembut kedua tetekku, kuangkat kakiku sebelah, dan kuhantar lagi kontolnya memasuki nonokku….. . “aaaaaaaaahhhhhhhhh hh…. enak, Mbak Sriiiiii…. …, gesekannya lebih terasa dari yang tadiiiiii… ..” Mas Har mendesah nikmat….. Kali ini aku hanya diam, sedang Mas Har yang lebih aktif memaju-mundurkan kontolnya yang belum muncrat-muncrat juga air-maninya. ….. Sudah jam setengah-tiga, hampir satu jam dengan dua gaya yang baru ini…… “Mbak Sri, siap-siap yaaa…. rudalku hampir nembak….” Kupeluk erat guling, dan Mas Har semakin mempercepat irama maju-mundurnya. ….. “Aaah, aaah, aaahh….” Mas Har mendesah sambil mengeluarkan air maninya dengan tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh dinding-dinding rahimku….. setrumnya kembali menyengat seluruh kujur tubuhku….. “Aaaaaaaa… ……” aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga air nonokku….. . Tenaga kami benar-benar seperti terkuras, getaran cinta kami masih terus terasa…..
tanpa melepaskan pelukan dan juga kontolnya, masih dengan posisi miring, kami tertidur lagi beberapa menit… sampai semua getaran mereda…… Jam tiga sudah lewat…. berarti masih bisa satu ronde lagi sebelum Ibu Sum dan kakak-kakaknya pulang dari kerja…..”Mas, bangun, Mas…. sudah jam tiga lewat….. saya kan mesti membereskan kamar ini, mandi dan berpakaian sopan seperti biasanya bila ada Ibu…..” “Mandi bareng, yok….. di sini aja di kamar mandiku, ada air hangatnya kan?” ajaknya…. Dicabutnya kontolnya dari lobang nonokku yang sudah kering, aduuuhhhh enaknya….. . Aku pun segera bangun dan menarik tangannya, Mas Har bangkit dan memelukku, menciumku, menggelitiki tetek dan nonokku, kembali birahiku naik….. Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan, berciuman, merangkul kuat…. Dengan posisi berdiri kembali kontol Mas Har mengeras bagai batu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi ke nonokku. Dengan tubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan tetap dengan berdiri, kami bersenggama lagi…… bagai geregetan, Mas Har kembali menggerakkan kontolnya maju-mundur, sementara aku bagai menggelepar memeluk erat tubuhnya yang perkasa….. “Mas, sabunan dulu, ya sayaaaanggg. …”, tanpa melepaskan kedua alat kelamin kami, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka- rangsangan. … “Lepas dulu, ya sayaaanggg.. .. kuambilkan handuk baru untuk kekasihku… ..”, Mas Har melepaskan tusukannya, menuju lemari pakaian, dan diambilnya dua handuk baru, satu untukku satu untuknya… Selesai handukan, aku bermaksud mengambil dasterku untuk berpakaian, karena kupikir persenggamaan hari ini sudah selesai….. “Eiittt, tunggu dulu, istriku….. Rudalku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi di liang hangat cinta kita……” Edhiaaan, mau berapa kali aku orgasme hari ini….. kuhitung-hitung sudah 12 kali aku menyemburkan air nonok sedari pagi tadi… Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang… biar Mas Har menindihku dari atas….. Kami bersenggama lagi sebagai hidangan penutup….. dengan “Gaya Sederhana” pria diatas wanita dibawah, melambangkan kekuatan pria yang melindungi kepasrahan wanita…. Mas Har terus menggoyang kontolnya maju-mundur. …. Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang Mas Har masih terus dengan mantapnya maju-mundur begitu kuat….. “Mas Har, Mbak Sri sudah mau keluar lagiiiiii… …”, kukejangkan kedua kakiku dan sekujur tubuhku….. “Mbak, aku juga mau keluar sekarang…. ..
”, dalam waktu bersamaan kami saling menyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing. ….. “Enaaaaaaaaaaakkkkk kk, Mas Haaaaaarrrrrr. ……” “Puaaaaassssss, Mbak Sriiiiii…. ……” Mas Har langsung ambruk di atas ketelanjanganku, waktu sudah hampir jam emapat….. semua sendi-sendiku masih bergetar semuanya rasanya….. “Mas, sebentar lagi Ibu pulang, Mbak Sri mau siap-siap dulu ya, sayaang…” Mas Har segera bangkit sekaligus mencabut kontolnya… . ” ari ini adalah hari yang paling luar-biasa dalam hidupku, Mbak Sriii… Bagaimana aku akan sanggup melupakannya? ” Kupakai dasterku, kukecup lagi kedua pipi dan bibir Mas Har…. segera aku lari menuju kamarku, membersihkan air mani Mas Har yang masih menetes dari lubang nonokku yang agak bonyok…..
Kukenakan celana dalam, rok dalam, beha, rok panjang, dan blus berlengan panjang, rambut kusisir rapi, kusanggul rapi ke atas…. semua ini untuk “mengelabui” Ibu Sumiati dan kedua kakak Mas Harianto, untuk menutupi sisi lain kehidupanku sebagai seorang Ratu Senggama.
-
Cerita Sex Di Nodai
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Di Nodai ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Dengan cuaca yang masih mendung dan dingin di dalam kamarku aku bangun dan ingin menuju kekamar mandi, dan aku masih merasakan getaran tarangan majikannku yang membekas di bahuku sungguh enak di pijit sama majikan baru kali ini seumur hidupku tubuhku dijamah oleh laki laki.
Sebelum kecerita perkenalkan namaku Lisa umurku saat ii 19 tahun aku anak terakhirdati 6 saudara dan kesemuanya adalah wanita, kakaku yang 3 dan 4 mereka juga sama menjadi pembantu rumah tangga , sudah 1 tahun ini aku bekerja di rumah majikanku yang masih muda baru mempunyai anak 1 berumur 3 tahun.
Majikan perempuanku yang kupanggil ibu adalah seorang karyawati, sedang majikan laki-lakiku seorang pegawai negeri sebuah instansi pemerintah. Kehidupan di dalam rumah tangga majikanku dapat dikatakan harmonis, itu yang membuatku kerasan tinggal bersama mereka. Ibu majikan seorang wanita yang baik, begitu pula dengan suaminya.
Hari Sabtu dimana ibu bekerja, sedang bapak setiap Sabtu dan Minggu libur. Di rumah tinggal bapak, aku dan anaknya. Aku merasa tidak enak badan sejak hujan-hujanan kemarin waktu aku pergi ke pasar. padahal malam harinya aku sudah minum obat, tetapi hingga pagi hari ini aku merasa sakit disekujur tubuh.
Walau begitu tetap kupaksakan diri untuk bekerja, karena sudah kewajibanku sehari-hari dalam keluarga ini. Setelah anaknya tidur, kurebahkan diriku di kamar. Cuaca mendung bulan November, setengah terpejam sayup-sayup kudengar bapak memanggil namaku, tetapi karena badan ini terasa berat, aku tak sanggup untuk bangkit, sampai bapak datang ke kamarku.
Bapak terkejut melihat kondisiku, dihampirinya aku dan duduk ditepi ranjang. Aku berusaha untuk bangkit walau kepala ini seperti dibebani ribuan batu, tiba-tiba tangan bapak menyentuh dahiku kemudian merengkuh bahuku untuk memintaku tiduran kembali. Agen Judi
Bapak bilang kalau tubuhku demam, kemudian dia memijit keningku, mataku terpejam Lisamati pijitan itu, terasa sakit di kepala dan lemas sekujur tubuhku. Setelah beberapa saat bapak menyuruhku untuk telungkup, akupun menurutinya.
Kuraskana kain bajuku disingkap ke atas oleh bapak, kemudian tali pengait behaku dicopotnyanya. Aku terkejut, tetapi karena lemas aku pasrah saja, kurasakan pijitan bapak dipunggungku. Disinlah awal keanehan itu terjadi.
Walaupun kondisi demam, tetapi perasaan itu tetap saja kurasakan, begitu hangat, begitu damai, begitu takut dan akhirnya begitu nikmat, mata kupejamkan sambil Lisamati pijatan bapak. Umur bapak sudah tigapuluhan dan kuakui kalau bapak mempunyai wajah yang awet muda.
Disaat aku merasakan pijitan bapak, tiba-tiba kurasakan resluiting celana pendekku di belakang diturunkan oleh bapak.
Aku ingin berontak dan membalikkan badan, tetapi ditolak oleh bapak dengan mengatakan bahwa bagian bawahpun harus dipijat, akhirnya aku mengalah walau disertai rasa malu saat bapak melihat pantatku.
Jujur, yang ada di dalam benakku tidak ada prasangka lain selain aku dipijit bapak. Setelah agak lama, bapak menyudahi pijitannya dan aku diberi lagi obat demam yang segera kuminum, bapak kemudian meninggalkan kamarku.
Cerita Sex Di Nodai Sebelum tidur kuputuskan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti yang telah aku ceritakan di atas, bahwa celana dalamku basah, dan ternyata bukan pipis. Aku raba dan rasakan ternyata berlendir dan agak lengket, aku tidak tahu hubungan basah ini dengan pijatan bapak tadi. Aku tak mampu berpikir jauh, setelah dari kamar mandi, kuputuskan untuk tidur di kamar.
Sore hari gerimis turun, ketika aku tidur, siang tadi ibu majikan dan anaknya pergi kerumah famili serta menginap di sana karena ada hajatan, sementara bapak tinggal di rumah sebab besok Minggu ada acara di komplek.
Setelah sesiang tadi aku tidur, kurasakan tubuhku agak mendingan, mungkin karena pengaruh obat turun demam yang aku minum tadi, sehingga aku berani untuk mandi walau dengan air hangat. Selesai mandi terdengar suara bapak dari ruang TV memanggil namaku, aku bergegas kesana.
Bapak menanyakan keadaanku yang kujawab sudah baikan. kemudian bapak menyuruhku membuatkan teh hangat untuknya. Teh kubuat dan kuhidangkan di meja depan bapak, kemudian bapak menyuruhku duduk di bawah depan tempat duduk bapak, kuturuti perintahnya.
Ternyata bapak sedang Lisamati TV, kemudian bapak memegang pundaku serta memijit perlahan-lahan dan bertanya apakah pijitannya enak, kujawab enak sekali sembari tersenyum, sembari tetap memijat pundakku kami berdua membisu sambil menonton TV. Agen Judi
Lama-kelamaan perasaan aneh itu menjalar lagi, aku merasakan sesuatu yang lain, yang ku tak paham perasaan apa ini, kurasakan sekujur bulu tubuhku mermang. Tiba-tiba kurasakan hembusan nafas di samping leherku, aku melirik, ternyata wajah bapak telah sampai di leherku, aku merasakan getaran-getaran aneh yang menjalar kesemua tubuhku, aku tidak berontak, aku takut, tetapi getaran-getaran aneh itu kurasakan begitu nikmat hingga tanpa kusadari kumirngkan kepalaku seakan memberi keleluasaan bapak untuk mencmbunyanya.
Tak terasa aku memejamkan mata dan Lisamati setiap usapan bibir serta lidah bapak di leherku. Getaran itu kini menjalar dari leher terus turun ke bawah, yang kurasakan tubuhku melayang, tidak mempunyai beban, terasa ringan sekali seolah terbang.
Otakku seakan buntu, tidak dapat berpikir jernih, yang kutahu aku mengikuti saja karena pengalaman ini belum pernah aku rasakan seumur hidup, antara takut dan nikmat. Tangan bapak masih memijat pundakku sementara dia masih mencumbui leherku, tak lama kemudian kurasakan tangan itu meraih kancing baju depanku dan membukanya satu persatu dari atas ke bawah.
Setelah semua kancing bajuku terlepas, kembali tangan bapak memijat bahuku, semua itu aku rasakan dengan melayang-layang, perlahan tapi pasti kedua tangan bapak menyentuh ke dua payudaraku, aku kaget.
Kedua tanganku lalu memegang tangan bapak, bapak membisikkan supaya aku Lisamati saja pijitannya, tanganku akhirnya terlepas dari tangan bapak. Lagi-lagi kurasakan sesuatu getaran aneh, hanya getaran ini lebih dahsyat dari yang pertama, payu daraku diremas tepatnya daripada dipijit, walau masih memakai bh.
Kemudian tangan bapak kembali kepundakku, ternyata diturunkannya tali bhku, perlahan-lahan diturunkan sebatas lengan, sementara ciuman bapak masih di leher, kadang leher kiri, kadang leher kanan.
Aku melayang hebat, dimana kedua tangan bapak meraih payudaraku dari bagian atas turun ke bawah, sesampai di putingku remasan berubah menjadi pilinan dengan jari, aku sempat membuka mata, tetapi hanya sesaat, getaran aneh berubah menjadi sengatan.
Sengatan kenikmatan yang baru ini kualami, dipilin-pilinnya kedua putingku, tak sadar ku keluarkan desahan pelan. Secara tidak kusengaja, tangan kiriku meraba celana dalamku sendiri, kurasakan gatal disekitar kemaluaku, ternyata kemaluanku basah, aku tersentak dan memberontak.
Cerita Sex Di Nodai Bapak kaget, kemudian menanyakan ada apa, aku tertunduk malu. Setelah didesak aku menjawab malu, kalau aku ngompol. Bapak tersenyum dan berkata bahwa itu bukan ompol, lalu bapak berdiri dan membimbingku duduk di sofa.
Bapak menanyakan padaku, yang kujawab bahwa ini pengalamanku yang pertama, kemudian bapak mengatakan ingin memberi pengalaman selanjutnya dengan catatan supaya aku tidak menceritakan pengalaman ini pada siapa saja.
Aku hanya mengangguk dan menunduk, tak berani kutatap mata bapak karena malu. Di luar hari sudah berganti malam, gerimis pun berubah menjadi hujan, tetapi aneh, hawa di ruang TV berubah menjadi hangat, apakah ini hanya perasaanku saja?
Sementara aku duduk di sofa, bapak malah jongkok dihadapanku. Aku rikuh dan menundukkan kepalaku. Tiba-tiba bapak maju menuju payu daraku dan menciuminya, seperti bayi menetek ibunya. Aku berkata malu, tetapi di jawab bapak untuk Lisamati saja.
Sengatan itu kembali menyerangku ketika ciuman bapak berubah menjadi jilatan dan kuluman di putingku, aku kembali terpejam dan mengerang, tak kusadari tanganku berada di kepala bapak, mengelus dan sedikit menjambak rambut bapak.
Aku tidak kuat menyangga tubuhku, perlahan dan pasti tubuhku terjatuh di sofa, bapak membetulkan posisiku sehingga tiduran disofa. Kemudian jilatan bapak berlanjut diperutku, sementara tangan kiri bapak di payudaraku, tangan kanan meraba dari betis naik ke paha serta menyingkap rok yang kukenakan.
Aku sudah kehilangan akal sehat, hanya bisa diam dan Lisamati setiap jilatan dan elusan bapak. Aku terkejut pada saat jilatan bapak sampai ke celana dalamku, aku mengatakan bahwa itu kotor dan pesing, tetapi dengan sabarnya bapak menenangkanku untuk tetap saja Menikmatinya.
Aku hanya terdiam dan pasrah, di antara takut dan malu serta rasa nikmat yang tak kuduga sebelumnya. Perlahan bapak membuka rok serta mencopot celana dalamku dan menciumi rambut kemaluanku.
Takut bercampur geli berkecamuk di dalam dadaku, kurapatkan kedua pahaku menahan geli, tetapi keanehan terjadi lagi, lama kelamaan tanpa kusadari kedua pahaku membuka dan semakin lebar. Posisi ini memudahkan bapak untuk mencumbu lebih dalam.
Tiba pada bagian tengah atas kemaluanku, kurasakan ujung lidah bapak menyengat yang lebih dahsyat lagi, tanpa kusadari kunaikkan pantatku ke atas ke bawah, aku meracau tidak karuan, sukar kulukiskan dengan kata-kata perasaan ini.
Kurasakan dunia gelap dan berputar, sayup-sayup kudengar suara kecipakan di sekitar selangkanganku, hingga ada suatu desakan dari dalam kemaluanku, desakan itu tak dapat kutahan, sesuatu yang akan meledak keluar, seperti bila ingin pipis, tetapi ini lebih dari itu.
Tanganku tak dapat kukendalikan, kujambak rambut bapak sambil menekan kepalanya pada kemaluanku. Aku melonjak, mengjan. menahan, meracau, tiba-tiba sesuatu itu keluar dari dalam kemaluanku, kemaluanku basah… bahkan banjir… kurasakan aku ngompol…Agen Judi
Setelah itu tubuhku lemas, keringat membanjiri tubuhku, tulang-tulangku terasa lepas dari tempatnya… perasaan apa ini? antara nikmat… kebelet pipis… dan lemas
Kulihat bapak tersenyum dan mengelus rambutku, bapak menanyakan apa yang aku rasakan. Kubalas dengan tatapan yang bertanya-tanya, tetapi aku tidak dapat berkata-kata, diantara nafasku yang masih memburu, aku hanya tersenyum dan memandangnya sayu.
Bapak berlutut di sampingku, melepas sarungnya, meraih tanganku dan membimbingnya untuk memegang tengah celana dalamnya, kuturuti, kuraba dari luar celana dalam bapak, ini pun pengalaman pertamaku memegang kemaluan laki-laki.
Cerita Sex Di Nodai Kurasakan sesuatu menonjol keras ke atas di tengahnya, bapak Lisamati elusanku dan kuliirik mata bapak setengah terpejam. Tak lama, dia menurunkan celana dalamnya, sesaat kuterpekik melihat benda yang baru kali ini kulihat.
Bapak mengajariku untuk mengurut benda itu dari atas ke bawah, aku geli memegang benda itu, empuk tapi keras… keras tapi lentur… Bapak membangkitkanku dari rebahan, kemudian menyuruhku untuk menjilat benda itu, karena tadi bapak sudah menjiltati kemaluanku, apa salahnya kalo sekarang aku menjilati kemaluannya, pikirku.
Pertama memang kujilati benda itu, lama-kelamaan kumasukkan benda itu ke dalam mulutku, aku ingat masa kecilku ketika menjilati es krim. Benda itu berdenyut-denyut di dalam rongga mulutku, aku merasa aneh tetapi senang, seperti anak keci mendapat makanan kesukaannya.
Tiba-tiba bapak mengerang sambil menarik kepalaku, benda itu berkeduk hebat, aku heran ada apa ini, tetapi benda itu tak dapat kulepaskan, karena kepalaku ditahan tangan bapak, kemudian kurasakan suatu cairan terasa di mulutku yang akhirnya daripada tersedak, cairan itu kutelan habis, terasa amis… gurih… sedikit asin.
Kulihat bapak mendengus, seperti habis lari jauh, nafasnya tersengal-sengal. Dia tersenyum dan memelukku, aku merasa damai dalam pelukannya.
Bapak mengajakku ke kamar mandi, sebelum kami masuk, bapak melucuti sisa pakaianku dan juga pakaiannya. Aku merasa heran, aku menurut tanpa ada perlawanan, mungkin karena nikmat yang baru saja pertama kali aku dapat.
Di dalam kamar mandi, bapak memandikanku, bapak mengagumi bulu-bulu yang tumbuh di ketiak dan selangkanganku dan berpesan agar aku tetap memelihara dan melarang memotongnya. Pada saat bapak menyabuniku, getaran-getaran aneh menyerangku lagi.
Geli bercampur nikmat menyelimuti seluruh tubuhku, sehingga tak terasa aku mulai mendesis lagi, bapak bilang bila aku tidak tahan keluarkan saja erangan itu, tapi aku malu.
Setelah aku selesai disabuni, bapak menyuruhku menyabuninya, dengan rasa takut-takut kusabuni punggung sampai kakinya, pada giliran tubuh bagian depan, kulihat kemaluan bapak yang tadinya lemas tampak kokoh berdiri.
Bapak mengatakan enak disabuni olehku, dia meraih wajahku dan mencium mulutku, aku merasakan getaran semakin hebat ketika lidah bapak bermain di dalam rongga mulutku, aku hanya terdiam dan Lisamati permainan lidah bapak, perlahan kuimbangi permainan lidah bapak dengan lidahku sendiri, kami saling berpagutan.
Bapak membimbing tanganku untuk menyentuh kemaluannya yang masih terbalut sabun, aku merasakan licin serta mengocoknya. Payudaraku pun menyentuh dada bapak yang licin oleh sabun, terasa mengeras di kedua putingku, kami berpelukan… berciuman dan saling bergesekan… aktivitas ini menimbulkan gelinjang kenikmatan yang tiada tara bagiku.
Setelah tubuh kami berdua tersiram air dan bersih dari sabun, bapak menyuruhku untuk menghadap wastafel setengah menunduk sembari kakiku direnggangkannya, bapak jongkok membelakangiku dan mulai menjilati pantatku, aku menengok ke belakang dan bapak hanya tersenyum.
Pada saat lidah bapak menyentuh dan mempermainkan duburku, aku tersentak dan sedikit mengangkat kakiku, kurasakan kegelian bercampur dengan kenikmatan, aku mendesis, kemaluanku basah dan lengket, sehingga tangan kiriku tak sadar meraba daging bulat kecil yang mengeras di tengah kemaluanku sembari mengosok-gosok dan menekannya, secara naluri bagian itu yang kurasakan dapat memberi kenikmatan yang tiada terkira.
Tak lama berselang aku berasa ingin pipis lagi. Tangan kananku mencengkeram erat bibir wastafel, mengerang hebat, tangan kiriku kutekan kuat pada benjolan kenikmatanku, aku meladak lagi, nafasku memburu tidak karuan, sesaat aku merasa lemas dan seakan hilang pijakan tempatku berdiri. Bapak menangkapku kemudian membopongku menuju kamarku.
Direbahkannya diriku di tempat tidur, bapak duduk di tepi tempat tidurku sembari mengelus rambutku, tersenyum dan mengecup keningku, hatiku tentram, nafasku mulai teratur kembali. Setelah semuanya kembali normal bapak merebahkan dirinya di sisiku, tanpa bicara, bapak meraba payudaraku, serta menjilatinya.
Getaran-getaran itu datang kembali menyerangku, aku menggelinjang serta mengeluarkan suara-suara desisan, kuremas kepala bapak sembaru kutekan ke arah dalam payudaraku. Bapak naik ke atas tubuhku, menyodorkan kemaluannya untuk kujilat lagi, kuraih dan kukulum kemaluan bapak seperti layaknya menjilati es krim, bapak memaju-mundurkan pantatnya sehingga kemaluan bapak keluar masuk dalam mulutku.
Aku Lisamati keluar masuknya kemaluan bapak di dalam mulutku. setelah beberapa saat, bapak melepaskan kemaluannya dari mulutku. Bapak menggeser tubuhnya, kedua pahaku di kesampingkannya, perlahan-lahan kemaluan bapak didekatkan pada kemaluanku sambil berkata bila terasa sakit aku harus bilang.
Pertama menyentuh kulit luar kemaluanku, aku agak tersentak kaget, mulailah rasa sakit itu timbul setelah kemaluan bapak mulai sedikit demi sedikit memasuki vaginaku.
Aku menjerit kesakitan yang kemudian diikuti dengan dicabutnya kemaluan bapak, bapak mencium bibirku sembari membisikkan kata supaya aku menahan rasa sakit tersebut sembari mempermainkan lidahnya di dalam mulutku.
Kemudian bapak mulai menusuk lagi, walau kemaluanku sudah basah total. tapi rasa sakit itu tak terkira, aku tak sanggup mengaduh karena mulutku tersumbat mulut bapak. Tak terasa air mataku meleleh menahan sakit yang tak terkira, kedua tanganku mencengkeram erat pinggang bapak.
Akhirnya kemaluan bapak menembus lubangku… diusapnya air mataku, kemaluan bapak masih tetap tertancap dalam lubangku. Bapak berhenti menggoyang, setelah dilihatnya aku agak tenang, mulailah bapak memaju-mundur kemaluannya lagi secara perlahan, aku sempat heran, rasa sakit itu berangsur hilang digantikan dengan nikmat.
Aku merasa kemaluanku berkedut-kedut dengan sesuatu benda asing di dalamnya, sementara itu air lendirku juga sudah membasahi liang kemaluanku, sehingga rasa sakit itu hilang tergantikan oleh kenikmatan yang sukar dikatakan. Agen Judi
Tidak begitu lama kemudian aku merasa ingin pipis kembali, aku peluk bapak, aku naikkan pantatku seolah ingin menelan semua kemaluan bapak. Aku kejang, aku melenguh panjang, aku menggigit pundak bapak, sesuatu yang nikmat aku rasakan lagi, dunia berputar-putar, semua terlihat berputar, sungguh kejadian ini nikmat sekali.
Aku terhempas lemas setelah aku mengalami apa yang baru aku alami, rasa sakit sudah hilang. Bapak menghentikan aktifitas seakan memberi kesempatan diriku untuk Lisamati puncak kenikmatan yang baru saja kualami.
Cerita Sex Di Nodai Setelah beberapa saat, dengan kemaluan yang masih mengacung ke atas, bapak mencabut kemaluannya dan menyerahkannya kedalam mulutku lagi, aku kulum kemaluan bapak, tak lama kemudian bapak melenguh… dan cairan itu kembali mendera mulutku, karena pengalaman tadi, semua cairan itu aku telan tanpa tersisa sedikitpun.
Bapak merebahkan tubuhya disampingku, dan mengucapkan terima kasih, dia mengatakan bahwa perawanku telah hilang. Aku tercenung kulihat ke bawah, sprei tempat tidurku ternoda merah darah perawanku.
Tetapi aku tidak menyesal, karena hilang oleh orang yang aku kagumi sekaligus aku sayangi, Aku tidur di dalam pelukan bapak, kami kelelahan setelah mengarungi perjalanan puncak kenikmatan bersama, dalam tidurku, aku tersenyum bahagia, kulirik bapak, dia terpejam sembari tersenyum juga.
Seperti kebiasaanku sehari-hari dalam rumah tangga majikanku ini, aku bangun pada pukul 5, kulihat bapak masih tertidur lelap, kami masih dalam keadaan bugil, karena semalam tidak sempat berpakaian karena kelelahan.
Aku turun dari tempat tidur, selangkanganku masih berasa perih seakan benda tumpul panjang itu masih mengganjal di dalam lubangku. Dengan agak tertatih aku menuju kamar mandi, kubersihkan seluruh tubuhku beserta lendir-lendir yang mengering bercampur bercak darah di sekitar kemaluan dan bulu-buluku, sembari mandi aku bersiul gembira.
Kuraba lubang kemaluanku, masih terasa sisa-sisa keperihan di dalamnya, aku mengerti sekarang, dimana perbedaan antara air seni dengan lendir hormon yang keluar dari kemaluanku bila dirangsang, Aku tersenyum geli memikirkan kebodohanku selama ini.
Selesai mandi, aku membereskan rumah seperti kewajibanku sehari-hari, setelah itu aku buatkan segelas kopi panas dan kubawa ke kamarku, dimana bapak masih terlelap di sana. Perlahan kuletakkan kopi di atas meja, aku melangkah ke arah tempat tidur, kuperhatikan wajah bapak yang tertidur.
Betapa tenang, betapa damai, betapa gantengnya, perlahan kuusap pipi bapak serta kubelai rambutnya, dengan sedikit takut… kucium sudut bibir bapak. Pandanganku menyapu dada bapak, kemudian turun ke salangkangannya yang tertutup selimut, kulirik benda asing yang semalam telah memaksa masuk ke dalam lobangku.
Aku tersentak kaget, walau tertutup selimut kulihat jelas benda itu tegak berdiri mengeras, ku usap perlahan sembari tertawa geli dalam hati. Perlahan kusingkap selimut itu, sekarang terpampang jelas benda itu dimana pantulan cahaya lampu menerpa ujung kepala kemaluan bapak yang seperti helm itu.
Kudekatkan wajahku ke benda itu agar terlihat lebih jelas lagi, perlahan kugenggam, kukocok, kujilati dan kumasukkan ke dalam mulutku.
Bapak bergerak perlahan, aku terkejut dan berhenti mengulumnya, tetapi bapak melihat padaku dan menyuruh untuk meneruskan aktivitasku, kembali kuulangi kuluman kemaluan bapak sembari tersenyum, dielusnya rambutku sembari kudengar erangan bapak.
Cerita Sex Di Nodai Bapak bergeser sedikit, tangannya meraih pantatku serta menyingkapkan dasterku ke atas, perlahan diusapnya belahan dalam pantatku, dengan tangan kanan kuraih tangan bapak di selangkanganku, ternyata kemaluanku sudah basah kembali.
Aku pun kembali terangsang dengan usapan tangan bapak di kemaluanku, sedikit kugoyang pantatku kekiri dan kekanan tanpa melepaskan kulumanku pada kemaluan bapak. Beberapa saat kemudian, bapak meminta untuk menghentikan aktifitasku, bapak bangkit dari tempat tidur, dan menyuruhku untuk menunggi di tepi tempat tidur.
Dari arah belakang, perlahan bapak memasukkan kemaluannya ke dalam lubangku, aku heran, gaya apa lagi yang bapak berikan untukku, kuraih bantal untuk mengganjal kepalaku, sementara dari belakang, bapak memaju-mundurkan pantatnya.
Sensasi baru kurasakan, dengan posisi yang belakangan kuketahui bernama doogy style itu, seakan dapat kuatur jepitanku pada kemaluan bapak. Aku merasa ingin pipis lagi, kugigit bantal sembari mengerang dahsyat, otot-ototku kakiku mengejang sampai ke arah pantat, sedikit kujinjitkan kakiku, kucoba bertahan semampuku, kujambak speri di sampingku.
Aku tak tahan lagi, dengan kedutan-kedutan hebat, jebolah pertahananku, aku teriak dan mendesis kugigit bantal sekeras-kerasnya, pantatku berkedut-kedut ke atas bawah, aku lemas, aku jatuhkan tubuhku ke atas kasur sembari nafasku haru memburu.
Kulihat bapak tersenyum ke arahku, kemaluannya semakin berkilat akibat lendirku tertimpa cahaya dari luar kamar. Kuraih kemaluan bapak, kukocok-kocok sembari aku mengatur nafasku, tangan bapak merengkuh rambutku, diusap-usapnya kepalaku, diciumnya keningku. Setelah nafasku teratur, kuraih kemaluan bapak dan kukulum lagi, tidak berapa lama, bapak mengejang dan mengeluarkan cairan dari kemaluan bapak yang kutelan habis tanpa bersisa.
Bapak kemudian pergi mandi, sementara aku kembali kekesibukanku hari ini yaitu memasak. Pukul delapan pagi, kulihat bapak selesai mandi dan bersiap untuk menghadiri acara komplek.
Setelah berpamitan padaku, aku meneruskan memasak, hari ini kubuatkan masakan spesial untuk bapak, semua bahan telah tersedia di dalam kulkas yang kubeli hari Jumat kemarin di pasar.
Pukul 12 siang, bapak kembali dari acara di komplek, aku sedang menonton acara TV setelah selesai masak, kemudian bapak menyuruh membuatkan es teh manis untuknya, aku bergegas pergi ke dapur untuk membuatkan pesanan bapak.
Di saat aku sibuk mengaduk gula, tiba-tiba dari arah belakang bapak memelukku, aku tersentak karena melihat bapak tidak mengenakan pakaian selembar pun.
Tanpa bicara, dicumbuinya diriku dari belakang, aku menggelinjang kegelian, diusapnya leherku dengan lidah bapak sampai ke telingaku dan digigit-gigitnya daun kupingku. Aku tersentak kegelian, tanganku menyenggol teh yang sedang kubuat, gelas jatuh dan air di dalamnya tumpah membasahi dasterku.
Tanpa memeperhatikan peristiwa itu, bapak melahap mulutku dengan ciuman-ciuman ganasnya, aku terpengarah tidak siap, sedikit kehabisan nafas melayani ciuman bapak. Dengan tidak melepas ciumannya, tangan bapak mencopot dasterku, kemudian dengan terburu-buru, dilepasnya beha dan celana dalamku, aku hanya pasrah menghadapi kelakuan bapak.
Cerita Sex Di Nodai Sedikit membopong, didudukannya aku di atas meja makan, kemudian bapak melebarkan selangkanganku serta menjilati kemaluanku. Dengan berpegang pada tepi meja, aku menggelinjang keenakan, kurasakan sapuan-sapuan lidah bapak dikemaluanku sebagai sensasi yang tiada duanya.
Mungkin karena sebentar lagi aku merasa akan datang bulan, sehingga nafsu yang ada dalam diriku sedang dalam puncak-puncaknya. Aku pipis lagi, kujambak rambut bapak dengan tidak sungkan lagi, kutekan kepala bapak ke dalam kemaluanku.
Kurasakan lidah bapak menembus di dalam lobangku, aku menjerit tertahan, meledaklah kenikmatanku, bapak menyedot habis semua lendir nikmatku sampai tuntas serta menjilati rambut lebatku.
Dengan menahan posisiku, bapak berdiri dan memasukkan kemaluannya ke dalam lobangku, perlahan tapi pasti kemaluan bapak masuk. Aku membisikkan sesuatu ke bapak, aku mengatakan bila ingin merasakan semprotan cairan bapak di dalam rongga kemaluanku.
Bapak menanyakan apakah aku subur atau tidak, aku jawab bila dalam dua atau tiga hari ke depan akan datang bulan. Setelah bapak mendengar pengakuanku, dia tersenyum dan semakin bersemangat untuk menusukan kemaluannya di lobangku.
Ternyata bapak lama juga mengalami puncak, kebalikannya dalam diriku, aku merasakan suatu kedutan nikmat lagi dan berasa ingin pipis kembali. Aku peluk bapak, kucium bibirnya, sementara kedua kakiku menjepit pinggang bapak. Agen Judi
Dengan berpangku pada tepi meja makan, bapak bertambah kencang volume memaju – mundurkan kemaluannya di dalam lobangku. Aku terpekik, aku menjerit, aku mendekap erat-erat tubuh bapak, kurasakan ledakan kembali menyerang dalam lubang kenikmatanku.
Sementara bapak kulihat semakin cepat dan berkata bila kita berdua akan mencapai puncak secara bersama-sama. Tapi aku sudah tidak tahan lagi, aku mengerang… mengejang… kugigit bibir bapak, ternyata demikian pula dengan bapak.
Kami berdua mencapai puncak tinggi bersamaan, kurasakan cairan hangat bapak dan cairanku menyatu di dalam lubang kemaluanku. Aku berkedut, bapak berkedut, kami semakin erat berpelukan, peluh membanjiri seluruh tubuh, jepitan kakiku di pinggang bapak, diimbangi pelukan tangan bapak di tubuhku, kami berdua sesak, kami berdua klimaks, kami berdua memejamkan mata sesaat tidak peduli dengan sekitar.
Sampai pada suatu ketika, ibu mengunjungi orang tuanya di lain propinsi, ibu berangkat dengan anaknya menggunakan kereta Api sementara bapak tidak ikut karena tidak dapat cuti. Ibu pergi sekitar lima hari.
Pagi hari sesuai dengan tugasku sehari-hari, aku mengepel ruangan, sengaja kulepas bh dan celana dalamku, aku hanya mengenakan daster saja tanpa dalaman. Kulihat kamar majikanku masih tertutup pintunya, kuketuk pintu dengan maksud ingin mengepel kamar majikanku.
Kemudian bapak membukakan pintu, aku masuk dan langsung mengepel, sementara bapak masuk kekamar mandi yang terletak juga di lama kamar majikanku. Sengaja agak berlama-lama mengepel dengan maksud memancing reaksi bapak, kutarik dasterku lebih agak ke atas, sehingga kedua pahaku terlihat jelas.
Pancinganku mengena, bapak keluar dari dalam kamar mandi dan mengomentariku bahwa pahaku tampak putih mulus, kubalikkan badan sengaja menghadap ke arah bapak, dengan posisiku mengepel akan terlihat jelas kedua payudaraku yang tak tertutup beha.
Cerita Sex Di Nodai Bapak tersenyum menghampiriku dan berkata bila aku sengaja memancing dirinya, kubalas senyuman bapak dengan berkata memang aku sengaja, karena aku ingin disetubuhi bapak lagi. Kulihat bapak menurunkan sarungnya, yang ternyata juga tidak mengenakan celana dalam, terlihat kemaluan bapak sudah berdiri tegang.
Setelah pamit untuk mencuci tanganku, kuhampiri bapak, aku elus kemaluan itu, bapak duduk ditepi tempat tidur, sementara aku jongok di antara kedua paha bapak, perlahan tapi pasti, kemaluan bapak aku cium dan kumasukkan kedalam mulutku.
Terdengar desisan bapak, sementara tangan kiriku menyentuh kemaluanku, ternyata sudah basah, terus kuelus perlahan kemaluanku.
Bapak merengkuh bahuku, menarik supaya aku berdiri, dan memposisikan aku jongkok di atas kemaluan bapak. Dengan perlahan kuturunkan pantatku dan dibantu dengan tangan bapak untuk mengarahkan kemaluannya menuju lobang kemaluanku, pertama agak susah untuk masukkan kemaluan bapak, kucoba memasukkannya sedikit demi sedikit.
Setelah posisi dan kedalaman kemaluan bapak sudah pas, mulailah kuturun-naikan pantatku, tangan bapak tidak tinggal diam, diarihnya dasterku untuk dilepas, kemudian diremas-remaslah kedua payudaraku.
Lama-kelamaan aku merasakan sengatan yang luar biasa, kupercepat goyanganku, kugesek-gesek kemaluanku, dan tak lama kemudian aku tak sanggup lagi menahan kebelet pipisku, kupeluk bapak dengan posisi masih tertancap kemaluan bapak, jebolah pertahananku, aku kebanjiran lagi.
Kami bertukar posisi, aku sekarang di bawah, ditepi ranjang, sedang bapak berdiri di sisi ranjang, Sebelum bapak memasukkan kemaluannya dia bertanya kapan aku mens, kujawab kira-kira lima hari lagi aku mens.
Setelah tahu jawabanku, bapak segera mengangkat kedua kakiku dan perlahan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluanku, digoyangkannya pantat bapak maju-mundur, sensasi kemasukan kemaluan bapak di dalam kemaluanku terulang lagi, aku merasa terangsang lagi, kubantu dengan menggoyangkan pantatku.
Aku klimaks lagi, tetapi bapak mengajak untuk bersama-sama karena beliau juga sudah hampir. setelah beberapa saat kutahan, akhirnya jebol lagi pertahananku, kulihat hampir bersamaan pertahanan bapak juga jebol, akhirnya kami dapat mencapai klimaks secara bersamaan.
Lama posisi kemaluan bapak tertancap dalam kemaluanku, akupun tidak dapat berbuat apa-apa karena nikmat, setelah beberapa saat kami terdiam, baru dicabutlah kemaluan bapak. Kami berdua mandi bersama layaknya suami istri.
Aku bilang kepada bapak bila aku sayang kepadanya, dijawab dengan senyuman bapak. Setiap hari semenjak kepergian ibu, kami selalu memadu kasih, tetapi jelas setelah bapak kembali dari kantor. Kadang di kamarku, di kamar bapak, di dapur, di ruang belakang, bahkan pernah di garasi dan di dalam mobil. Hatiku senang, tentram, hingga ibu pulang dari luar kota.
Hingga suatu malam aku tidak dapat tidur, udara sangat panas sehingga membuatku kegerahan, kucopot beha dan celana dalamku, hingga hanya memakai daster saja, kondisi seperti ini membuat aku menjadi terangsang.
Kugosok-gosok kemaluanku dan kuraba-raba payudaraku sambil membayangkan kejadian-kejadian yang kulalui bersama majikan laki-lakiku. Tiba-tiba aku mendengar suara desahan dari kamar tidur majikanku, aku keluar dan jongkok di bawah jendela mendengarkan desahan-desahan nikmat kedua majikanku, letak kamar majikanku tidak jauh dar kamarku, hanya dibatasi oleh gudang.
Aku terdiam mendengarkan kegiatan di dalam kamar majikanku, kutaksir posisi ibu di atas tubuh bapak. Suara-suara itu membuat tegang seluruh tubuhku, kuraba selangkanganku dengan tangan kanan, sementara tangan kiriku meremas payudaraku.
Aku terhanyut, mataku terpejam membayangkan kenikmatan itu, tanpa terasa gosokan tangan kanan di kemaluanku semakin cepat, dan jari tengahku sudah masuk kedalam kehangatan kemaluanku, terasa melayang diriku.
Cerita Sex Di Nodai Tak lama datanglah klimaks, posisiku sudah selonjor kenikmatan, sementara suara-suara di dalam kamar juga tambah seru, tak lama kudengar bapak dan ibu telah mencapai klimaks, kemudian hening.
Aku terhuyung kembali ke kamarku dan berbaring di tempat tidurku, nafasku masih tersenggal, sisa-sisa kenikmatan masih terasa, aku melap kemaluanku dengan celana dalamku. Setelah nafasku teratur, kurasakan hatiku sakit, cemburukah aku. dadaku bergejolak, seakan tidak rela bila kedua majikanku bersetubuh.
Perasaan ini tidak boleh jawab hati kecilku, tetapi perasaanku tidak dapat dibohongi, aku telah jatuh cinta kepada bapak majikanku. Pikiranku bergejolak, antara logika dengan perasaan, yang aku rasa tidak akan mencapai titik temu, bagaimanakah ini?
Akhirnya kuputuskan untuk keluar dari pekerjaanku, semula ibu menahan dengan menjanjikan gajiku dinaikkan, tetapi aku menolak, kukatakan bahwa aku akan mencari pengalaman di tempat lain. Malamnya bapak mengintrogasiku, menanyakan kenapa aku pindah dari keluarga itu. Agen Judi
Aku bilang bila aku mulai menyukai dan mencintai bapak serta tidak rela bila bapak berdua sama ibu, bapak sendiri tidak dapat berbuat apa-apa, kemudian ia mencium pipiku lama sekali, tak terasa menetes air mataku.
Besoknya aku pergi dari rumah itu, bapak memberiku uang tujuh kali gajiku, untuk modal katanya yang pasti tanpa sepengetahuan ibu. Sebetulnya berat hatiku meninggalkan keluarga ini, tetapi hati kecilku memberontak, terhadap orang yang aku sayangi.
Keputusanku sudah bulat, mungkin nanti suatu saat aku mendapatkan jodoh yang juga menyayangiku seperti bapak.
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,
-
Miho Tsujii toket gede disuruh bermastrubasi dedepan banyak orang
-
Alluring POV Show With Cock Sucking Rei Mizuna
-
Foto Bugil cewek pirang cantik Katie Vernola menelanjangi dan membuat tubuh seksinya basah
Duniabola99.com – foto gadis cantik pirang Katie Vernola yang melepask pakiannya yang tipis dan basah menampilkan toketny yang besar dan bulat dan menampakkan sedikit memeknya yang berbulu cukur di rapi didlama kolam.
-
Diriku Dikuasai Nafsu
Aku adalah seorang pegawai sebuah perusahaan di Aceh. Aku sudah menikah sejak tahun 2014, dengan seorang wanita bernama Wulan. Adik iparku (adik kandung istriku) menikah dengan seorang wanita bernama Rini yang menjadi teman selingkuh ku untuk beberapa waktu.Sedikit curhat, pernikahanku kali ini di ujung tanduk. Yah kalau diliat dari biografi singkat yang kuceritakan di atas, bisa diambil kesimpulan apa dan siapa penyebabnya. Yak, selingkuh dan aku pelakunya. Untungnya, teman selingkuhku yang ketahuan kali ini bukan istri adik iparku, melainkan “teman” dari aplikasi media sosial “KitaNgobrol”. Ruginya, ya banyak banget. Salah satunya adik iparku sontak memusuhiku, sekaligus istrinya terpaksa ikut perintah suaminya. Rini (Dalam suatu kesempatan, Rini bertemu dan langsung memohon agar hubungan kami jangan disebarluaskan. Aku pegang tangannya dan kupastikan bahwa aku bukan orang seperti itu. Sampai sekarang kami belum berkomunikasi lagi)
Pertengkaran dengan istriku tidak bisa dielakkan. Aku hanya mampu menyembunyikan bahwa aku baru melakukannya sekali , dan memastikan itu hanya coba2 dan tidak akan pernah terulang lagi. Tapi yang namanya emosi kadang tidak bisa dikendalikan, istri mengamuk sejadinya dan membawa masalah ke ranah keluarga besar. Berabe.
Akupun terpaksa pindah ke tempat kos karena istri muak liat wajahku. Dalam keadaaan terlunta2 mental dan tertekan seperti ini, aku pun berusaha mencari pelarian dengan menginap di kantor dan merepotkan pegawai lainnya dengan sesekali nginap di rumah mereka.
Adalah rekan kerjaku sejak tahun 2016 kemarin, bernama Putri, seorang wanita kelahiran medan berdarah batak. Putri ini seorang alpha-woman-type, artinya keras kepala dan cenderung egois. Awal mula kehadirannya saja sudah langsung nyuruh2 orang lain jelasin peraturan/SOP ke dia, padahal jelas orang lain itu (aku) jauh lebih lama bekerja disini.
Soal perawakan, Putri tidak didukung wajah yang menarik. 3-size-measurement? Minus malah di bagian depan. Parahnya, putri lebih senang untuk tidak memakai make-up bahkan dalam situasi formal sekalipun. Makanya di usia nya yang menginjak 30 tahun ini, aku paham kenapa pacarnya mutusin dia. Padahal kalau memakai make up, Putri dapat kelihatan lebih menarik.
Kami sudah setim hampir 2 tahun lamanya. Baik profesional ataupun urusan personal sudah sering kami bahas. Makanya ketika dia tahu aku bertengkar dengan Wulan, dia langsung bertanya “Kau apain dia?” dengan gaya khas anak bataknya. Kalau sudah pake gaya begini, mendingan dijawab dengan serius atau langsung cabut, sebelum diajak debat yang ujungnya ngabisin energi.
Akupun menerangkan secara garis besar apa masalahnya. Kata2 bodat pun keluar dari mulutnya ditujukan padaku. Aku hanya bisa tersenyum meringis, membayangkan bahwa rekan kerja ku pun bakal memusuhiku (aku mengerti kenapa, kan dia diputusin pacarnya . Jadi dimata dia, aku sama brengseknya dengan mantan co nya). Hari aku menceritakan kasusku, adalah hari dimana Putri sama sekali tidak memperdulikanku. Untungnya kerjaan kami sedang tidak banyak dan mampu kuhandle sendiri. Tapi aku bertekad baikan sama dia, karena urusan kantor memang tidak boleh bercampur dengan urusan pribadi. Sangat mempengaruhi output dan kinerja.
Esoknya kubeli sebatang chunky bar dan sebungkus chitato besar. Berhubung meja kami sebelahan, gampang saja kutawarin dia makanan tersebut. Dengan pelototan dan jawaban ketus, dijawabnya tidak. Aku langsung ketawa2. Kuhimbau pada nya untuk tidak melarutkan masalahku ke profesionalisasi kami. Dia menatapku dan menjulurkan tangannya ke bungkus chitato. Yah, setidaknya rekan kerjaku tidak memusuhiku.
Untuk meredakan bencinya, kubiarkan dia sepanjang pagi itu merepet dan memaki ku atas tindakan ku kepada Wulan. Tidak sekalipun kusanggah, tidak sekalipun kutepis. Suaranya sampai bergetar, air mata mulai memupuk di matanya. Aku hanya bisa bilang maaf berulang kali. Siangnya, suasana sudah mulai berubah karena dia mulai bertanya di mana aku tinggal.
“sesekali di kantor” jawabku. “hah, tidur dimana kau?” tanya nya. “noh korsi2 itu kalo dijejer bisa buat tempat tidur. Yang penting punggungku nyandar aja”. Dia geleng2 kepala dan bilang aku gila. Padahal dia ga tau kalo tinggal di kantor dengan air bersih, listrik gratis, serta wifi dengan kuota gede itu menyenangkan <<< korupsi. Kami pun kembali fokus ke kerjaan masing2.
Selepas istirahat, darah batak yang mengalir di tubuhnya kembali menghangat. Tapi tidak memanas, hanya interogasi kecil yang ingin dituntaskannya.Putri (P) : Kok bisa lah kau gituin dia rud?
Aku (A) : bah, masih belum puas?
P : bukan loh, ga abis pikir aku soalnya. Kalian (red:laki2) kek ga ada puas2nya. Ngebuang bunga demi sampah di jalan
A : Ini mau digimanain lagi coba? Aku kan dah minta maaf juga. Penyesalan kan selalu datang telat, kalo di awal kan namanya pendaftaran.Berkat perkataan cuek ku, aku berhasil membuatnya tertawa. Mungkin, mungkin karena aku belum “menyentuh” wanita selama 3 minggu terakhir, tawa dan ekspresi Putri membuat nafsuku tidak stabil. Wanita rekan kerjaku selama ini yang kuliat biasa saja, bahkan cenderung tidak menarik perhatianku, membuat insting lelaki ku aktif. Tanpa sadar, aku memegang kedua tangannya yang bersila di paha nya. Kugenggam dan kutatap matanya sambil tersenyum.
Putri kaget dan langsung menarik tangannya. Aku kembali mengeluarkan perkataan cuek “Lumayan megang tangan cewek” sebelum dia berkata apa2. Putri langsung merespon “segitu pengennya ya?”, yang langsung kujawab “udah hampir sebulan loh. Bosen pake tangan sendiri”. Putri langsung melotot tajam “Jadi kau kira aku tempat pelampiasan?” dengan nada meninggi. Akupun langsung berkilah “enggak loh put. Bukan pelampiasan, kau tempat aku mencurahkan rinduku” disertai senyum seringaiku, berharap ini tidak jadi pembantaian umum.Putri langsung menjawab “sama aja kampret” dan kembali menghadapi kerjaannya. Dalam artian lain, sebenarnya aku sudah di zona selamat karena berhasil mengalihkan pembicaraan kasus ku ke mesumku. Namun, sekarang otakku dipenuhi pikiran mesumku. Aku ingin bersetubuh. Tepatnya, aku ingin memasukkan alat kelaminku ke lubang kenikmatan Putri. Kupandangi tubuhnya terutama di bagian payudara. Sadar aku memperhatikan dirinya, Putri balas menatap tajam dan sedikit membentak “apa?”
Pikiranku langsung cepat bereaksi. Putri adalah seorang alpha-type, dia ga akan segampang itu peduli, meskipun kepada rekan kerjanya sendiri. Pikiranku berlanjut, Putri sudah lama tidak pacaran. Ini berarti taruhan 50-50. Aku harus mencoba, batinku berkata.
“Enggak. Aku cuma mau pijet2 badanmu aja” sergahku sambil mengarahkan kursi ku ke belakang nya dan sekaligus memegang bahu nya. Putri sedikit berteriak “apaan seh?” sambil menepis tanganku dari bahu nya. Langsung sigap kutangkap tangannya. Putri langsung melotot tajam sambil berkata “Rud, aku marah. Lepasin”.
Taruhanku sepertinya salah. Tapi otakku masih dipenuhi pikiran mesum. Dengan sedikit tercekat, aku mengeluarkan kata2 “Put, tolong aku put” sembari tidak menghiraukan perintahnya untuk melepaskan tangannya. Putri menjawab tegas “ENGGAK. LEPASIN”. “Put, bantuin napa. Ga usah sampe “kesana” deh. Bantuin aku “keluar” aja. Janji (janji? lol)” kataku dengan penuh harap sambil tetap memegang tangannya.
Putri terdiam sejenak. Disaat seperti ini, aku tidak membiarkannya berpikir. Aku langsung menyambung perkataanku “Iya ga sampe ngapa2in. Nanti aku bantuin juga kau deh” sambil menurunkan tangan kami berdua ke arah paha nya. Aku memanjangkan jari kelingkingku ke arah paha nya, sedikit membelai, berharap semoga rangsangan ini sampai. Putri tidak berkata apa2. Putri diam, seperti terpasrah. Aku celingak- celinguk liat keadaan, dan langsung menghambur ke depan memeluk putri seraya berkata “Makasih ya put”. Aroma rambutnya menelusuk hidung, bercampur dengan nafsu yang ingin segera kutuntaskan. Putri berbisik “jangan disini. dimana?”. Akupun berdiri, memberinya kode untuk mengikutiku ke ruang kesehatan.
Ruang kesehatan kantor kami terletak di ujung lantai 2. Ruang ini sederhana, hanya ada tempat tidur rawat, meja dan kursi kerja dokter, kursi tunggu dan AC. Ruangan ini serba praktis, sering dipakai untuk tempat istirahat ataupun tempat kongkow. Dan seperti biasa, kunci ruangan ini selalu tertinggal di dalam. Mungkin memang ada pegawai atau pejabat lain yang memakai nya seperti yang akan kulakukan. Tapi itu bukan urusanku.
Putri pun masuk. Aku langsung mengunci pintu dan mendekap dia dari belakang. Tangan kananku langsung menggerayangi payudaranya, sedang tangan kiriku membelai area wanita nya dari luar celana hitamnya. Kali ini putri tidak bisa terdiam. Suara lirihan kecil mulai terdengar di telinga kiriku. Putri langsung membalikkan badan dan menyambar mulutku dengan mulutnya. Bibir kami beradu, aku berusaha memasukkan lidahku ke mulutnya. Sedikit kuremas payudaranya barulah lidahku bertemu dengan lidahnya. Tangan kiriku bergerilya masuk kedalam celananya. Gila ya put, pikirku dalam hati. Kuyakin kau juga menginginkan hal ini. Kau juga merindukan diginiin. Buktinya dengan basahnya celana dalammu.
Jari tengahku menerobos masuk ke liang vaginanya. Ciuman Putri mulai tak teratur dan terlepas. Desahan tertahan keluar dari mulutnya, yang memancing ku untuk meneruskan foreplay ini lebih lanjut. Tangan kananku bergerak melolosi kancing kemejanya, hingga Bh hitamnya terpampang dan tanganku bebas merabanya. Lidahku sekarang bergerak di leher kiri Putri, tangan kananku memilin dan meremas apa yang dapat di raihnya dibalik Bh hitam tersebut. Tangan kiriku tetap dinamis mengorek isi dalam lubang itu. Pikiranku dipenuhi dengan nafsu. Aku yakin putri sudah lupa dengan janji ku (janji yang mana? hahaha)
Kudorong pelan Putri ke arah meja kerja dokter. Putri mengerti dan duduk diatas meja tersebut. Kutanggalkan celana Putri, kulepaskan celana dalamnya sehingga liang kenikmatan yang sudah basah itu terpampang di hadapanku. Putri terkangkang pasrah di hadapanku, hanya kemeja yang terbuka separuh dan Bh hitamnya yang melekat di badannya saat ini. Kumajukan kepalaku untuk melekatkan mulutku ke vagina Putri. Sepertinya Putri juga mengharapkan ini, terbukti dengan dijambaknya rambutku ketika cairan vaginanya mulai kuisapi. Desisan desisan nafsu ini semakin membangkitkan gairahku.
Aku menurunkan celanaku. Kuhisap kembali lidah Putri sambil melepaskan Bh hitamnya. Kupilin putingnya dan aku berbisik di telinganya “Enak sayang?”. Putri menggigit pundakku sebagai jawaban. Kuciumi lehernya, kupermainkan puting payudaranya, kutekan2 klitorisnya. Sepertinya Putri akan membantu ku keluar kali ini. Tangannya menggenggam k0ntolku, naek turun, dan mulai mengarahkannya ke vaginanya….tanpa kuminta. Aku harus membantu Putri juga. Kudorong perlahan batangku, sekujur badanku dipenuhi kenikmatan duniawi itu. Kudorong terus sampai melekat kelamin kami. Kutatap mata Putri, kami kembali berciuman, dan Putri kembali menggigit pundakku.
Kami saling menyangga dan mengkait ketika aku mulai menggerakkan batangku maju-mundur. Setiap hentakan yang kulakukan dibalas dengan baik oleh goyangan Putri. Aku sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi apabila kami ketahuan. Putri pun sepertinya sama. Bunyi meja berderit, desahanku, desahan Putri aku rasa dapat menjelaskan keadaan kami pada orang yang mungkin sedang tepat ada di luar ruangan. Aku tidak peduli. Putri sekarang terlentang di atas meja, kaki kiri nya kuangkat ke pundakku yang barusan digigitnya. Kupacu kembali tempo tadi. Putri semakin belingsatan. Tangan kiriku menekan klitorisnya. Gerakan putri semakin tidak karuan. Aku tetap memaju-mundurkan batangku di dalam lubang yang semakin basah tersebut.
Kenikmatan ini ekstasi bagi kami. Putri sepertinya kelelahan setelah batangku dipijat vaginanya beberapa kali. Kedua kakinya kuangkat, kucium betis nya seraya kembali menghentakkan batangku. Aku hampir keluar. Kupercepat irama gerakan pinggulku sebisa yang aku mampu. Makin cepat dan tak terkendali, Putri sudah seperti kehabisan napas, deritan meja makin keras, aku mulai teriak, teriak kenikmatan yang kulepaskan seketika cairanku mengisi dalam lubang vagina itu. Aku goyangkan terus, meresapi sisa2 kenikmatan yang masih ada.
Putri bangkit duduk dan merangkul leher ku, mencium ku, dan berkata “Enak sayang”. Aku pun tersenyum dan menjawab “Makasi ya sayang. Benar2 nikmat abang rasa” (padahal kami seumuran. Aku memakai kata abang ke dia biar mesra soalnya. hahaha). Aku langsung mengambil tisu dan mengelap baik kelaminku dan kelamin Putri. Putri sedikit merasa geli ketika kusentuhkan tisu itu ke vaginanya. “Padahal tadi niatnya cuma pake tangan. Aku malah mau pake mulut. Ujung2 nya ngentot juga kita ya” Ujarnya sambil tersenyum cemberut. Aku tertawa dan berkata “Lain kali di tempat tidur yok put. Mau?” . Putri hanya tersenyum mengangguk. Kami berdua bergegas memakai pakaian kami dan meninggalkan ruangan tempat pengalaman pertama kami, dengan disertai rasa was was dan teliti agar tidak ada bukti yang tertinggal. (Bersambung?)
-
Foto Ngentot Julia de Lucia sambil selfie
Duniabola99.com – foto Julia de Lucia ngentot dengan pacarnya dikantor sambil selfie.
-
Video Bokep Asia ngento lesbian Yui Misaki pakai kontol palsu
-
Foto Ngentot Gadis cantik putih diikat dan dientot oleh kontol besar
Duniabola99.com – foto cewek cantik putih mulus pirang diikat pacarnya menhisap kontol dan juga menduduki kontol pacarnya yang panjang.
-
Foto Bugil Staci Carr, menembus vaginanya yang berwarna merah muda dan memikat dengan vibrator
Duniabola99.com – foto cewek cantik sexy Staci Carr melepaskan bikininya yang berwarna merah memperlihat mememnya yang tembem dan berwarna pink dan dimasukinnya alat bantu sex membuat memeknya sangat basah dan becek.
Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,
-
Foto Bugil cewek cantik dengan pakai kaus kaki selutut
sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99 yang selalu update dan membagikan. Foto-foto ngentot pilihan terbaik duniabola99. Nexiasbet
-
Kisah Memek ngentot anal dengan istri di hotel bersama gigolo
Duniabola99.com – Tapi istriku sebenarnya adalah seorang yang cukup hot dalam kehidupan sex, Cuma waktu yang membikin semuanya menjadi monoton.
Suatu waktu aku menawarkan untuk mencari jalan keluar dari kemonotonan ini, yang ujung-ujungnya adalah mencari orang ketiga.
Istriku menolak dengan cepat solusi ini.
Tapi dari waktu kewaktu kehidupan sex kami semakin mengalami penurunan dan sampai suatu saat aku dengan agak memaksa untuk menjalankan solusi yang pernah kami bicarakan, yaitu orang ketiga.Berbulan-bulan waktu berlalu dan suatu saat istriku setuju dengan hati yang berat dan penuh dengan berbagai syarat.
Mulai dari aku tidak boleh cemburu, aku harus ikut, dia tidak mau oral sex dan mau melihat dulu kalau orang ketiganya dan macam-macam.
Akhirnya dia menelepon seseorang yang kita dapatkan dari koran dan membuat janji di satu hotel.
Pada hari yang telah ditentukan kami bertemu dengan orang tersebut, dalam service yang tertulis massage+++.
Setelah bertemu kami semua berhalo ria dan mulai bercerita. Didalam kamar hotel itu, kami duduk di sofa dan istriku masih tetap saja kikuk dan aku juga tidak bisa menangkap reaksinya, apakah dia siap atau tidak, walaupun dia tetap ramah seperti biasanya.
Setelah sekian lama aku memulai inisiatif untuk menuju kekamar mandi untuk menghilangkan kekikukan kami.
Dikamar mandi orang tersebut yang sebelumnya mengenalkan diri dengan nama Ivan mulai membantu istriku untuk melepas bajunya, akupun mulai melepas bajuku dan sebelum aku selesai, aku sudah melihat istriku telanjang tanpa sehelai benangpunpun di badannya.
Ivan membimbing istriku untuk masuk ke bawah pancuran air dan mulai melepas bajunya. Setelah Ivan sendiri selesai melepas bajunya, istriku mulai memandang kemaluan Ivan yang besar dan berisi.
Harus kuakui bahwa untuk ukuran itu aku kalah. Mungkin istriku juga sudah mulai membayangkan, bagaimana selanjutnya.Ivan lalu mulai memandikan istriku yang sudah agak lebih rileks dan waktu tangan Ivan menyentuh buah dada atau kemaluannya. terlihat istriku memejamkan matanya tanda keenakan.
Dan atas inisiatif istriku dia mengambil sabun dan mulai membersihkan kemaluan Ivan yang juga terlihat berubah mimik wajahnya keenakan.
Setelah itu giliranku di service oleh istriku dengan sabun. Setelah itu kami langsung menuju ke bed hotel.
Diatas ranjang aku mulai dengan menciumi bibir istriku dan Ivan dengan profinya mulai membuka kaki istriku yang sedang terlentang dan mulai menciumi kemaluannya.
Tanpa diduga istriku merespon dengan erangan yang asalnya lemah dan menjadi semakin keras, tanda bahwa dia mulai menikmati permainan ini.
Akupun mulai bangkit dan semakin hot menciumi istriku sampai ke buah dadanya.
Kami melakukan pemanasan awal untuk istriku ini cukup lama, untuk memberikan waktu agar hilang semua perasaan aneh.
Aku sempat melihat Ivan dalam menyervice bagian bawah istriku selain menciumi kemaluannya juga memasukan sekali-kali jarinya kedalam liang kenikmatan itu dan suatu waktu aku melihat dia menciumi dan menjilati anus istriku, yang tidak diduga memberikan kenikmatan bagi istriku.Dan setelah sekian lama aku melihat Ivan juga memasukkan jarinya kedalam anus istriku, aku sama sekali tidak menyangka hal itu dibiarkan oleh istriku, karena sebenarnya didalam persyaratannya, dia tidak mau ada permainan anal, apalagi doppel penetration seperti di film2x.
Kami sebenarnya sekali waktu pernah mempraktekkan anal-sex, tapi untuk hal ini, sebenarnya istriku menolak dan meminta itu menjadi persyaratan, tapi apa yang aku lihat, dia menikmati sekali waktu Ivan memaju-mundurkan jarinya di lubang anus sambil terus menciumi klitoris istriku.
Dengan fantasiku yang sudah menjadi-jadi, aku menyodorkan penisku kemulut istriku yang langsung di respon dengan menggebu-gebu.
Sesekali aku melihat Ivan mengocok penisnya sendiri untuk menjaga supaya tetap tegang.
Kemudian aku menarik badan istriku dengan kepala menuju pinggir ranjang supaya kepalanya agak tergelai dipinggir ranjang, setelah kepalanya tergelai aku masukkan penisku kemulutnya dan mulai kugoyang penisku.
Pandanganku jadi lebih jelas apa yang di lakukan Ivan dengan vagina dan anus istriku.Selang beberapa saat aku tanya istriku apa dia mau ganti posisi aku menservicenya dari bawah, dia setuju, mungkin karena istriku mulai ingin melihat penis Ivan.
Kami lalu bertukar posisi dan aku melihat bagaimana ternyata istriku tanpa sabar menarik penis Ivan dan mulai mengocoknya.
Aku melihat bahwa jari istriku tidak cukup untuk melingkar di penis Ivan yang membuktikan bahwa penis Ivan jauh lebih gemuk dari punyaku, yang panjangnya juga sekarang nyata lebih panjang dari punyaku yang sebenarnya juga tidak kecil.Mungkin si Ivan juga sudah mulai terangsang yang mengakibatkan penisnya jadi lebih besar lagi dibanding sewaktu mandi.
Dan tanpa kusangka istriku memasukan penis Ivan kemulutnya dan membiarkan Ivan juga menggoyang penisnya didalam mulut istriku.Padahal tadinya istriku tidak mau oral sex sebagai syaratnya.
Akupun yang sibuk di bawah juga merasa heran waktu aku memasukkan jariku kedalam anus istriku setelah memainkan vaginanya yang juga sudah basah, aku merasa bahwa anus istriku sangat longgar dan lembut, dengan mudah aku bisa memasukkan tiga jariku tanpa ada protes dari istriku.Aku tidak tahu bagaimana cara Ivan mempersiapkan anus istriku sampai seperti itu. Padahal kalau kami mau melakukan anal-sex, aku harus lama mempersiapkan anus istriku supaya dia tidak merasa sakit, walaupun seringkali terjadi, anus istriku tetap tegang dan waktu memasukkan, dia tetap merasa sakit.
Hebat benar orang ini, pikirku.Aku juga melihat bagaimana istriku ternyata tidak hanya di service mulutnya, sekali-kali dia memegang penis Ivan dengan erat dan menciumi dengan penuh gairah.
Sampai pada waktunya istriku meminta aku mulai memasukkan penisku ke vaginanya, akupun merespon dengan senang hati dan mulai menggoyang vaginanya dengan penisku.
Istriku mulai mendesah-desah dan semakin lama semakin keras.
Melihat hal itu, nafsuku mulai menjadi-jadi yang berakibatkan kepada ketahananku, sebelum aku melepas cairan maniku aku menarik penisku keluar, tiba-tiba istriku menjerit dan berteriak kepada Ivan, untuk segera memasukan penisnya menggantikan aku.Ivan segera melayani permintaan istriku dan menggoyangkan penisnya dengan kekuatan penuh.
Istriku semakin menjadi-jadi dengan desahannya, aku yang duduk ambil nafas di sebelah istriku bisa melihat bagaimana penis Ivan memang betul2x memenuhi vagina istriku sampai-sampai klitoris istriku ikut keluar masuk mengikuti irama goyangan Ivan.Yang menyebabkan istriku semakin mendesah-desah keenakan, mungkin karena penisku tidak sebesar dan sepanjang itu, penisku tidak sanggup memuaskan vagina sekaligus klitorisnya.
Dulu aku memang sering membantunya dengan vibrator, dimana penisku menggoyang vagina istriku dan istriku menggunakan vibratornya untuk merangsang klitorisnya.
Didalam desahannya, istriku mengatakan supaya aku bersiap-siap untuk menggantikan Ivan, bilamana Ivan sudah tidak tahan lagi.
Aku mengiyakan dan mulai memainkan buah dadanya dan menciumi juga mulut istriku.Tapi Ivan memang betul2x profi, belum lama dia menservice vagina istriku dengan penisnya, kaki istriku tiba2x gemetaran dan desahan panjang keluar dari mulut istriku, dia orgasme, tapi dasar profi, dia tahu, dia tetap mengoyangkan penisnya keluar masuk dan kulihat penisnya begitu basah oleh cairan dari vagina istriku, sudah lama sekali penisku tidak basah seperti penis Ivan sekarang.
Istriku betul2x orgasme dashyat.
Istriku pun meminta supaya Ivan tidak berhenti menggoyang.
Setelah aku mulai bisa menahan keteganganku aku minta kepada Ivan untuk ganti posisi.
Aku balik istriku untuk posisi doggy style, aku goyang istriku lewat belakang, sambil memainkan pantatnya, dan sekali-kali aku melihat anus istriku terbuka lubangnya, yang menandakan bahwa anusnya masih longgar dan siap untuk di goyang.
Tapi aku masih takut, karena itu syarat dari istriku, tidak anal-sex. Aku urungkan niatku, daripada merusak suasana.Memang benar orgasme kedua seorang wanita selalu lebih mudah dan lebih hebat dari yang pertama, setelah beberapa menit aku suplai dengan penisku, istriku mengerang keras lagi dan aku bisa merasakan gerakan tubuhnya yang lagi orgasme mengejang dan kemudian menangis sambil berkata ….oh..…terus..…terus….
Tapi aku sekarang juga tidak mau menghentikan gerakanku dan dengan kedua tanganku aku menopang tubuh istriku yang lemas mau jatuh dari posisi doggy style-nya dan terus kugoyang.
Aku mengisyaratkan kepada Ivan untuk bersiap menggantikan aku, aku lihat 2 jarinya sedang berada dimulut istriku dan diisap oleh istriku.
Rupanya tadi sewaktu istriku mau orgasme, Ivan memasukkan jarinya supaya istriku bisa lebih enjoy menikmati orgasmenya sambil menggigit jari Ivan.
Ivan kemudian bersiap siap dan kemudian menggantikan aku untuk terus menggoyang.
Waktu penis Ivan kembali memenuhi vaginanya, istriku kembali mendesah-desah hebat. Akupun tak mau kalah aku goyang mulut istriku dengan penisku.Selang beberapa saat, Ivan menarik keluar penisnya dan memasukkan lagi, tapi waktu itu istriku sempat terkejut dan merapatkan pahanya, aku nggak tahu apa yang terjadi, setelah paha istriku kembali melebar dalam posisinya yang masih doggy style, aku baru tahu, Ivan sedang menggoyang anus istriku dengan penisnya, aku kembali terperangah.
Kali ini pun istriku kelihatan menikmati sekali permainan anal Ivan. Karena besarnya penis Ivan, aku melihat anus istriku menjadi begitu menggairahkan. Dan anehnya istriku tidak merasa sakit.
Karena memang sudah 2 jam permainan ini, istriku mulai kelelahan dan minta supaya Ivan berada dibawah dan dia diatas.
Selama Ivan dibawah, dia menggoyang vagina istriku dari bawah dan aku memperhatikan dari belakang, bagaimana penis Ivan menghujam-hujam di vagina istriku, tampak vaginanya ikut keluar masuk mengikuti goyangan Ivan, juga anus istriku tampak lebih lebar.
Tanpa disangka, istriku memintaku untuk memasukkan penisku ke anusnya, ya ampun… istriku sudah lupa daratan rupanya.
Akupun tidak menolak dan mulai meng-anal istriku dengan doppel penetration.Istriku semakin menjadi-jadi, teriakannya semakin menggila, sampai suatu saat badannya bergetar lagi dan mulai menangis lagi keenakan.
Aku cabut penisku waktu istriku gemetaran, karena kali ini sungguh hebat erangannya, aku sampai bertanya apa semua ok.
Kali ini kulihat anusnya yang begitu melebar dan berdenyut-denyut, yang membikin aku semakin terangsang. Dia cuma menjawab lirih, ya….ya….Karena mungkin istriku sudah kelelahan setelah orgasme yang ketiga, dia meminta supaya kami semua mengarahkan penis kami ke wajahnya dan meminta kami untuk menyemprotkan mani ke dalam mulutnya sambil dia diposisi telentang.
Aku berkata kepada Ivan supaya dia keluar duluan.
Dengan bantuan tangan dan mulut istriku, Ivan menyemprotkan seluruh amunisinya kedalam mulut istriku yang terbuka menunggu semprotan mani dari Ivan, dan masih sempat kulihat bagaimana banyaknya sperma Ivan begitu keras disemprotkan kedalam mulut istriku dan kemudian oleh Ivan, ditekan-tekan penisnya untuk mengeluarkan sisa spermanya yang kemudian menetes masuk kedalam mulut istriku yang kemudian ditelan oleh istriku.Melihat itu aku tidak bisa lagi menahan maniku dan akupun menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya dan kemudian aku masukkan penisku ke mulut istriku sambil kutekan-tekan untuk mengeluarkan sisa maniku langsung didalam mulut istriku.
Sebelumnya istriku memang biasa menelan maniku, untuk obat awet muda katanya.
Setelah itu kami bertiga tertidur dengan istriku berada ditengah.
Entah berapa lama aku tertidur ketika samar-samar kudengar suara desahan dan ranjang terasa bergerak-gerak.
Ya ampuun…kulihat istriku dalam posisi doggy style, anusnya sedang dianal Ivan dari belakang. Yang lebih hebat sekarang istriku memakai cincin kecil di kedua puting payudaranya!
Kapan dia melubangi putingnya?
Mungkin baru saja, sekarang istriku berganti posisi diatas. Dia menduduki penis Ivan di anusnya.
Tampak tangan kanan Ivan memegang alat tindik yang biasa di pakai di telinga sekarang diarahkan ke klitoris istriku..! Istriku menjerit kecil sambil tangannya meremas kedua payudaranya sendiri saat Ivan menindik klitorisnya.Kemudian Ivan memasangkan gelang kecil di klitoris istriku. Ivan melirik ke arahku sambil mengedipkan sebelah matanya. Istriku berhenti bergoyang sesaat waktu tangan Ivan memasang cincin kecil di klitoris istriku….aku sangat terpana dan berdebar terbakar birahi menyaksikannya!
Tampak olehku istriku menduduki penis Ivan, sebelah tangannya menjambak rambut Ivan, kedua tangan Ivan sekarang membelai-belai payudara istriku yang kedua putingnya terpasang cincin kecil, sedang tangan kanan istriku menyibakkan vaginanya… memamerkan clitorisnya yang sudah dipasang cincin oleh Ivan.
Istriku tersenyum padaku matanya menatap nakal sambil lidahnya dimainkan dibibirnya. Istriku tampak seperti bintang film porno di film.
Penisku langsung tegang dan mengeras sampai maksimal. Lalu kudengar istriku minta agar penisku dimasukkan ke vaginanya bareng dengan penis Ivan di anusnya! Permintaan yang langsung saja kulaksanakan.Sekarang Ivan dalam posisi duduk dengan penis menancap di anus istriku yang duduk membelakangi Ivan, aku masukkan penisku ke vagina istriku yang bercincin di klitorisnya dari depan.
Tangan Ivan memegang pinggang istiku, aku meremas-remas payudara dan putting istriku sambil berciuman dengan ganas dengan istriku dari depan. Lalu aku mulai meggoyang, Ivan mengangkat dan menurunkan pinggul istriku.Kami semua bergoyang dengan pelan menikmati permainan sex ini. Istriku menjambak rambutnya saat aku menciumi lehernya. Di dalam vagina istriku, penisku merasakan goyangan penis Ivan juga yang berada didalam anus istriku.
Selang beberapa saat istriku mengerang tanda dia orgasme.Setelah beberapa saat istriku minta agar penisku dan penis Ivan dimasukkan bersama-sama ke dalam vaginannya! Aku sangat terkejut dan kuatir, kalau vaginanya terluka. (sebenarnya aku mulai cemburu ke Ivan dan ngga mau vagina istriku melar terlalu lebar).
Tapi istriku mulai memaksa.
Karena penis Ivan lebih panjang, istriku minta dia telentang.
Lalu istriku menduduki penis Ivan, kemudian aku mulai memasukkan penisku ke vagina istriku dari depan. Karena vagina istriku sudah terisi penis Ivan, agak sulit memasukkan penisku dari depan.
Aku coba pelan-pelan, akhirnya kepala penisku mulai bisa masuk. Aku tarik keluar sedikit lalu aku masukkan lagi pelan-pelan, begitu berulang-ulang. Setelah beberapa menit usahaku mulai berhasil.
Penisku telah masuk setengahnya ke vagina istriku….sekarang istriku mulai mendesah-desah lagi.Enak pa….rasanya vagina mama terasa penuh…katanya. Karena aku semakin terangsang, akhirnya ku hunjamkan penisku sekuatnya. Akhirnya seluruh penisku dan penis Ivan masuk ke vagina istriku bersama-sama. Kami diam sesaat.
Lalu istriku mulai menaik-turunkan pantatnya, disusul Ivan yang menggoyangkan pantatnya berputar-putar dibawah, aku tak ketinggalan menggoyang pantatku. Rasanya sangat nikmat!
Akhirnya aku tak kuat…spermaku menyembur duluan, disusul Ivan beberapa saat kemudian lalu istriku. “Bagaimana pa asyikkan..” kata istriku tersenyum.
Setelah mandi bertiga, Ivan pamit pulang. Kami pun lalu tertidur sampai keesokan harinya karena kecapekan.Bonus Foto
-
Kisah Memek Sang Perawan
Cerita Sex ini berjudul ” Sang Perawan ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.
Duniabola99.com – Gadis yang masih duduk di kelas 2 SMP ini memang sudah menampilkan kecantikan dan kemolekannya namanya Lolita, di sekolah dia sering membuat teman temannya untuk mengagumi kecantikan tubuhnya dan keseksian tubuhnya tubuh yang langsing dengan rambut panjang matanya bersayu sayu , tak hanya teman sekolahnya yang di buat merangsang tapi para guru guru dan penjaga sekolah juga bernafsu jika melihat tubuh Lolita an dari situlah ada rencana jahat yang telah disusun untuk bisa menikmati tubuh Lolita.
Hari sabtu tepatnya Lolita di panggil oleh pak Dayat menyuruh penjaga sekolah untuk menemuinya di kantor,“mba mba anda di panggil pak Dayat untuk menghadap??
“kenapa ya pak, aku di panggil??? Aku di panggil
Akhirnya Lolita menurut,ia menuju ruangan pak Dayat dengan Supri dibelakangnya.
Supri terus menatap tubuh Lolita dari belakang,terutama dibagian pantat yang masih tertutup rok biru itu.sungguh indah bentuknya.
Akhirnya Lolita sampai diruangan pak Dayat.
“selamat siang pak!”sapa Lolita.
“selamat siang,oh kamu silahkan masuk.” jawab pak Dayat.
Baru saja Lolita duduk,tiba-tiba dari belakang ada yang membekap mulutnya ternyata itu adalah pak asep seorang satpam disekolah tersebut.seketika itu pula kepala Lolita terasa pusing,matanya mulai terasa berat hingga akhirnya dia tak sadarkan diri.
“akhirnya kita dapet juga”.seru Supri.
“ayo cepat bawa dia”.sambung pak Dayat.
Setelah beberapa saat tak sadarkan diri,akhirnya kesadaran Lolita mulai kembali,dia merasa berbaring ditempat yang empuk,tubuhnya masih lemas,serasa ada bau yang menyengat dari tubuhnya serta ada rasa lengket disana sini.hingga akhirnya dia sadar disekelilingnya ada pak Dayat,pak asep dan pak Supri yang sedang memainkan kontol mereka,dan rasa lengket dan aroma menyengat itu adalah sperma dari ketiga lelaki tersebut.
Lolitapun segera bangkit dan mencoba untuk lari,namun terlambat pak Supri segera menangkapnya dan menariknya kembali kematras.akibat tarikan pak Supri yang kuat,membuat beberapa kancing baju seragam Lolita terlepas.kontan saja langsung membuat lelaki yang melihatnya bernafsu.
Begitupun mereka bertiga,mereka langsung berebut untuk meremas toket Lolita yang baru saja tumbuh.mereka tak memperdulikan jeritan dan erangan Lolita yang merasa kesakitan karna toketnya diremas begitu kuat.
“wah,empuk banget nih susu..enak..bikin gemes aja deh”. Celoteh Supri.
“iya,pentilnya juga bagus,warnanya coklat muda”. Sambung pak asep.
Kemudian pak Dayat menarik bra Lolita yang sudah melorot itu untuk melepaskannya.
Kini toket mungil yang baru tumbuh itu benar-benar terlihat jelas.sepasang toket itu bergerak naik turun mengikuti tarikan nafas Lolita yang semakin berat.nampak baju seragam yang masih melekat kini basah oleh keringat Lolita dan juga bekas sperma ketiga pria tersebut.diwajahnya yang imut juga ada noda sperma yang bercampur dengan airmatanya.Melihat toket yang begitu menggoda,pak asep dan pak Supri berebut untuk menghisapnya,kini kedua toket Lolita menjadi santapan dta lelaki bejad yang tak berperasaan.sementara pak Dayat sudah menyikap rok biru milik Lolita dan menurunkan celana dalamnya,
Dia begitu terperangah menyaksikan memek muridnya yang masih berupa garis lurus dan ditumbuhi sedikit rambut.pak asep dan pak Supripun menghentikan aktiviasnya dan mencopot seragam smp milik Lolita.kini yang melekat ditubuh Lolita hanya rok biru yang kini melingkar dipinggulnya.
Kemudian pak asep dan pak Supri mengangkat kaki Lolita dan menariknya hingga menyentuh toket Lolita dan membuat pantatnya terangkat.hal itu memudahkan pak Dayat untuk menggarap memek Lolita.
Pertama pak Dayat menjilati memek Lolita dan mulai menyentuh memek Lolita,jari-jari pak Dayat berusaha membuka bibir memek Lolita.namun,tak nampak lubang disana ini membuktikan bahwa memek itu masih sempit dan perawan.
Perlahan pak Dayat memasukan kedua jempol tangannya dan kembali membuka memek Lolita,kini lubang kecil mulai nampak kemudian pak Dayat menyentuh klitoris Lolita dan lubang itu mulai membuka sedikit demi sedikit.pak Dayat melanjutkan aksinya kini dia meludahi lubang memek Lolita yang mulai terbuka,air liur pak Dayat langsung memenuhi lubang tersebut dan meleleh kebawah.
“sekarang waktunya sayang!”. Kata pak Dayat sambil mengarahkan kontolnya kememek Lolita.
“jangan pak,tolong saya masih perawan,jangan pak…”. Pinta Lolita.
Namun itu tak menyurutkan niat ketiga bajingan itu.asep dan Supri tak henti-hentinya meremas dan menyedot toket Lolita.
“min,susunya enak banget yah..kenyal banget!”. Komentar asep.
“iya,tapi sayang belum keluar air susunya”. Balas Supri.Pak Dayat mulai menempelkan kontolnya dan bersiap untuk memperkosa Lolita.
“jangan pak…jangaaaann….!”. Jerit Lolita yang mulai merasakan kontol pak Dayat masuk ke memeknya.
Namun,pak Dayat tak memperdulikan itu.bahkan dia terus berusaha menanamkan kontolnya dimemek Lolita.
“gila nih memek,sempit banget…enaak..”. Erang pak Dayat.
Lolita hanya bisa pasrah dan meneteskan air matanya.tiba-tiba Lolita menjerit keras.
“aaaahhh……sakiiiiit!!!”. Jerit Lolita.
Rupanya kontol pak Dayat sudah masuk seutuhnya ke memek Lolita.sementara dia menghentikan gerakannya untuk memberi waktu kepada memek Lolita dan merasakan kehangatan memek muridnya.
Sementara pak Supri dan pak asep masih asik memainkan toket mungil milik Lolita,puting Lolita yang baru tumbuh menjadi mainan yang tak membosankan.sementara tangan Lolita mereka gunakan untuk mengocok kontol mereka sambil sesekali memaksa Lolita untuk mengoral kontol mereka.
Lolita mulai merasakan pegal ditubuhnya apalagi dengan posisi kaki yang diangkat dan direntangkan lebar oleh pak Dayat semakin membuat terasa pegal.
Sebelum pak Dayat menggenjot memek Lolita,rupanya pak asep dan pak Supri yang sedari tadi kontolnya dikocok oleh tangan lembut Lolita dan sesekali dihisap juga oleh mulut mungil Lolita,mulai merasakan orgasme.merekapun segera menumpahkan sperma mereka kewajah dan toket Lolita crot…crot…crot,bahkan pak asep memaksa Lolita membuka mulut dan menumpahkan sebagian spermanya disana.
“gila kocokannya enak banget,tangannya lembut!”. Komentar Supri.
“iya,mulutnya juga enak buat nyepong”. Sambung pak asep.
Akhirnya mereka menjauh dan memberi kesempatan kepada pak Dayat untuk menggenjot memek Lolita.
Pak Dayat mulai menggerakan kontolnya perlahan,tentu saja ini membuat Lolita kesakitan dan merasa panas pada memeknya.
“ah,,,,sakiiittt…t!”rintih Lolita.
Namun pak Dayat tak memperdulikannya,dia malah terus menambah kecepatan kontolnya hingga menimbulkan suara diantara alat kelamin mereka.toket Lolita berguncang tak tentu karena genjotan pak Dayat.hal itu membuat pak Dayat gemas kemudian mengambil seragam putih milik Lolita untuk mengelap toket Lolita yang penuh dengan sperma asep dan Supri.setelah bersih pak Dayat meremas toket kanan Lolita dan menghisap puting toket kiri Lolita.lama kelamaan pak Dayat merasa kontolnya basah,rupanya Lolita sudah mencapai orgasme.
“wah,muridku keenakan ampe ngeluarin peju”. Celoteh pak Dayat.
Mendengar itu Lolita langsung malu,wajahnya yang penuh sperma semakin membuat nafsu pak Dayat meninggi.hingga akhirnya pak Dayat merasa akan klimaks dan mempercepat gerakannya.
“aah…ahh…ahh…enaaak”. Lengkuh pak Dayat.
Hingga beberapa detik kemudian pak Dayat mencapai puncak dan menyemburkan banyak sekali sperma dimemek Lolita.sambil menuntaskan orgasmenya,pak Dayat meremas toket Lolita dengan sekuat tenaga.hal ini membuat Lolita menjerit sejadi-jadinya.“aaaahhh….sakit pak..udah..udah.. Cukup pak”jerit Lolita.
“diam kamu,telen aja semua peju bapak dimemekmu!”. Bentak pak Dayat.
Akhirnya pak Dayat terkulai lemas diatas tubuh Lolita.kaki Lolita yang sedari tadi diangkatpun kini sudah diturunkan.
Pak Dayat benar-benar menggilai muridnya ini.kontolnya masih tertancap dalam memek Lolita dan mulai mengecil hingga akhirnya terlepas.
Nampak sperma bercampur darah mengalir dari memek siswi smp tersebut.kemudian pak Dayat bangkit dan memaksa Lolita untuk mengoral kontolnya.
“ayo manis,bersihin kontolku yah..!perintah pak Dayat.
Lolitapun dengan terpaksa membuka mulutnya dan mengemut kontol pak Dayat.setelah itu,pak Dayat mengambil rambut panjang Lolita yang juga basah oleh sperma untuk mengelus kontolnya.setelah puas,pak Dayat mundur.namun penderitaan Lolita belum selesai,karena masih ada asep dan Supri yang menunggu giliran mereka.
Supri segera merebahkan diri disebelah tubuh Lolita,kemudian asep membopong Lolita dan menaruhnya diatas kontol Supri.kemudian mereka bekerja sama untuk memasukan kontol Supri ke memek Lolita.
“cepet sep,bantuin gue masukin kontol kememeknya Lolita”. Perintah Supri.
Akhirnya perlahan kontol itu menembus memek Lolita. Lolita yang sudah lemas pasrah saja mendapat perlakuan tersebut,sementara tubuhnya masih ditopang oleh asep sambil asep meremas toket Lolita.
Supri terus menyodok memek Lolita dari bawah,kemudian asep yang sudah tidak sabar langsung mendorong tubuh Lolita hingga menempel ke dada Supri.
Yang terjadi selanjutnya adalah asep berusaha menyodomi Lolita.pertama-tama dia membuka kaki Lolita lebar-lebar kemudian pantat Lolita yang bulat juga dibuka kemudian dijilatinya.setelah itu,asep mulai memasukan jari telunjuknya keanus Lolita.tentu saja itu membuat Lolita kesakitan,apalagi masih ada kontol dimemeknya.
Setelah dirasa cukup,asep mulai mengarahkan kontolnya kelubang anus Lolita yang sedang berada diatas tubuh Supri.merasa ada benda aneh yang masuk keanusnya kontan membuat Lolita kaget dan kesakitan.“aduuuhh…sudaah..jangaaaann…!!!”. Jerit Lolita.
Tangispun kembali pecah,namun tak mengurangi nafsu kedua orang tersebut.kini tubuh gadis smp itu berada diantara dua tubuh lelaki yang sedang mengejar kenikmatan masing-masing.
Rambut Lolita yang panjang menjadi mainan baru untuk asep.rambut yang basah oleh keringat itu dielus-elusnya.sementara tangan Supri terus meremas toket Lolita yang menempel didadanya.
mereka terus menggenjot tubuh Lolita yang sudah semakin lemah,hingga akhirnya mereka orgasme dan menumpahkan sperma dikedua lubang milik Lolita.
“ah,gue nyampeee..gila nih memek enak bangeett..!”. Jerit Supri.
“iya pantatnya juga semog legit!”. Sambung asep.
Lolita hanya menangis dan berharap semua cepat berakhir.kontol asep dan Supri masih betah ditempatnya merasakan kehangatan lubang milik Lolita.hingga akhirnya asep bangkit dan mengangkat tubuh Lolita.
“sekarang giliranku!”. Ucap asep seakan tak kenal lelah.
Tanpa basa-basi dia mengangkangi kaki Lolita dan segera menggenjot memeknya.tangannya tak henti-hentinya meremas toket Lolita sambil terkadang melumatnya.dia juga beberapa kali mencium bibir Lolita yang sensual dan juga leher jenjang milik Lolita.hingga akhirnya datanglah orgasmenya dan lagi-lagi memek Lolita menjadi tempat pembuangan sperma.
Kini mereka semua sudah lemas,nampak jelas terdengar hembusan nafas dari mereka.sudah lebih dari 3 jam mereka menggarap tubuh Lolita yang sudah tak berdaya.mereka juga memperkosa Lolita dengan posisi berdiri dan tubuh Lolita diapit ditengah.
Mereka juga menggantung tubuh Lolita secara terbalik dan memisahkan kaki kiri dan kanan sehingga memperlihatkan memeknya,mereka bergantian memasukan jari dan meludahi kedua lubang milik Lolita.Tak hanya itu,mereka juga menyuruh Lolita push-up,sit-up dan kayang dalam keadaan bugil dan ada beberapa pensil menancap dimemek dan anusnya.setelah puas mereka memanggil anak buahnya yang tak lain adalah murid kelas 2 dan 3 yang terkenal bengal dan nakal.jumlah mereka ada 20 orang.
“wah,akhirnya kesampean juga ngentotin Lolita”ujar salah satu dari mereka.
“iya neh udah lama gue napsu ama nih anak apalagi kalo gue Lolitat toketnya..rasanya pengen gue remes ampe pecah!”. Sambung yang lain.
Tubuh Lolita yang berdiri terikat tak bisa berbuat banyak
Dan akhirnya mereka bergantian menggenjot memek Lolita dan yang belum kebagian mengocok kontol mereka dan menyemburkan ditubuh Lolita.
Lutut Lolita terasa lemas.mungkin jika tangannya tak terikat dia sudah jatuh,kini memek Lolita sudah merah dan dipenuhi sperma.
Mereka melepas ikatan Lolita dan menelentangkannya dimatras dan kembali menggarapnya.
Sungguh,ini pengalaman yang sangat pahit bagi Lolita.gadis smp itu harus mengalami tindak kekerasan seksual dari guru dan teman-temannya.
Sejak saat itu,murid-murid yang sudah merasakan memek Lolita terus meminta “jatah” dari Lolita.bahkan seseorang dari mereka pernah memainkan memek Lolita disaat sedang pelajaran.tentu saja sang guru tak curiga karna dia adalah pak Dayat.Lolita juga sering disuruh mengoral atau mengocok kontol mereka.
kini,entah bagaimana nasib Lolita.karna tak kuat dengan semua itu,perlakuan mereka yang terakhir sungguh tak manusiawi.mereka menelanjangi Lolita ditengah lapangan setelah bubar sekolah,mereka juga memaksa Lolita bermain basket tanpa sehelai benangpun.
Disela-sela ia main basket ada saja pria yang menggerayangi tubuhnya bahkan memperkosa Lolita dalam posisi berdiri.setelah itu,mereka membaringkan tubuh bugil Lolita ditengah lapangan dibawah terik matahari dan tongkat satpam dimemeknya.para pria mengocok kontol mereka dan memuntahkan sperma ditubuh Lolita,bahkan ada yang mengencingi dia.sekarang Lolita pergi entah kemana.Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.
-
Foto Ngentot Cewek pirang panas Veronica Leal menghisap air mani dari kontol setelah bercinta
Duniabola99.com – foto cewek pirang Veronica Leal berlutut di hadapan pacarnya sambil bugil toketnya gede menghisap kontol pacarnya yang gede dan pantatnya di hantam keras ngentot anal diatas meja berhakhir dengan menumpahkan mani yang banyak kemulutnya. Bandar Judi Online
-
Foto Bugil Remaja Ukraina yang ramping, Mila Azul, memamerkan pantatnya yang sempurna
Duniabola99.com – foto Gadis remaha cantik pirang melepaskan pakaiaannya yang ketat sambil duduk dan berpose hot menampilkan toketnya yang bulat dan memeknya yang tanpa bulu dan memainkan memeknya dengan jari-jarinya yang halus.
-
Foto Ngentot Pacar cantik Kitty Jane dicumbu mesra sebelum dihantam keras
Duniabola99.com – foto cewek kurus toket kecil Kitty Jane ngentot dengan pacarnya dan memeknya dijilati hingga argames puas maximal.
-
Kisah Memek Cewek Kuliah Simpanan Pejabat
Duniabola99.com – Siang itu hp-ku berdering dari nomer yang tidak aku kenal dan ketika kuangkat terdengar suara seorang wanita “Halo mas Adhie, apa kabar? kok lama gak ada kontak-kontak aku sih?”, karena tidak mengenali suaranya, akupun menanyakan “Aku baik-baik saja, sorry dengan siapa ini?”
“Ini Rita mas, wah udah lupa ya sama Rita? jawabnya Aku jadi ingat Rita, dia seorang janda cantik berusia 35 tahun dengan 2 anak. Aku mengenalnya ketika ia masih menjadi istri simpanan kenalanku seorang pejabat, pada saat itu usianya baru sekitar 20 tahun Baru-baru ini aku bertemu dengan Rita kembali pada saat aku dan istriku hendak mengambil raport anak kami yang kebetulan sekelas dengan anak Rita yang sudah besar.Untuk menghindari kecurigaan istriku, pada saat bertemu aku hanya mengangguk tersenyum sambil mengedipkan mata Untungnya Ritapun memahami dengan tidak mengajakku berbicara sehingga istriku tidak menaruh curiga
“Hei kok mas Adhie diam aja?, hayo sedang mikir apa… jorok ya?” sapanya lagi ditelepon yang mengagetkan aku
“Gak kok Rit, cuma sedang ngebayangin kamu aja, kok kamu tambah oke sekarang” candaku yang disambut derai tawanya yang renyah
“Mas kantornya masih disana khan?, mampir kerumah kapan2 mas” katanya sambil menyebutkan alamat rumahnya yang memang sering aku lalui apabila hendak kekantor
“Rita udah dicerai 2 tahun yang lalu lho mas” katanya lagi
sebetulnya aku sudah mengetahui itu karena keluarga kenalanku bekas suaminya sempat heboh ketika mengetahui sisuami/bapak mempunyai istri simpanan. Kamipun ngobrol ditelepon panjang lebar diselingi humor2 sedikit berbau sex yang kadang ditanggapi Rita sambil berkata “Wah kalo ngobrolnya begini, yang repot Rita mas, gak ada pelampiasan,kalo mas Adhie sih enak”, aku tertawa mendengar itu dan berjanji akan mampir rumahnya
Keesokan harinya karena kebetulan supirku tidak masuk karena ijin menengok orang tuanya yang sakit dikampung, pada perjalanan menuju kantor aku membelokkan mobilku kealamat rumah Rita aku berpikir tidak ada salahnya mampir sebentar dirumah Rita
Setibanya didepan alamat rumah yang diberikan Rita, aku melihat Rita sedang berbelanja sayur didepan pintu pagar rumahnya Akupun memarkir mobilku dan dari dalam mobil memperhatikan Rita sambil menunggu dia selesai berbelanja sayurRita mengenakan daster yang longgar dan terlihat rambutnya dibungkus handuk sehingga aku tau dia baru saja selesai mandi Setelah selesai berbelanja dan tukang sayur sudah menjauh, akupun memajukan mobilku dan memarkir didepan pagar rumahnya Ketika aku turun dari mobil dan menghampiri pintu pagar, Rita terhenyak kaget melihatku
“Eh mas Adhie, kirain siapa Wah sorry mas Rita sedang berantakan habis mandi dan belanja nih, maklum kedua pembantu sedang pulang kampung” katanya sambil mempersilahkan aku masuk Akupun masuk dan duduk diruang tamunya yang meskipun tidak terlalu besar tetapi tertata apik dan berseni
Rita permisi meninggalkan aku untuk meletakkan belanjaannya didapur Sambil menunggu aku melihat-lihat koleksi foto yang terpampang didinding ruang tamu yang kebanyakan adalah foto2 Rita yang memang dulu pernah menjadi seorang foto model
Membandingkan Rita sekarang dengan foto2 yang terpampang, tidak banyak berubah, aku rasa karena Rita yang ada darah Aceh dan Betawi rajin merawat tubuh dan senam Rita kembali keruang tamu dengan membawa 2 minuman hangat, ketika melihatku sedang memperhatikan koleksi fotonya, dia berkata
“Itu hanya sebagian foto2 Rita mas, yang keren2 Rita pasang dikamar”,
“Keren gimana Rit?, ini saja menurutku sudah oke2 tuh” sahutku
“Wah kalo liat yang dikamar bisa bengong nanti mas Adhie” katanya lagi sambil tertawa dan duduk disofa didepankuRita sudah melepas lilitan handuk dikepalanya tapi tetap menggunakan daster, terus terang Rita terlihat sangat cantik dengan rambut terurai basah Belum lagi daster tipisnya yang kadang menerawang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang aduhai, apalagi ketika meletakkan minuman yang otomatis dia menundukkan tubuhnya aku dapat melihat belahan dada nya dengan jelas karena Rita tidak mengenakan BH dibalik dasternya, pemandangan sensual itu langsung membuatku horny dan kontolku langsung mengeras
“Belanja sayur tadi murah ya Rit?” tanyaku bercanda,
“Abis yang belanja cantik dan sexy sih”,
“Ah mas Adhie bisa aja” katanya tersipu dan mukanya merona merah menambah cantik wajahnyakemudian Ritapun bercerita tentang kasusnya, dimana istri pertama suaminya pernah mendatangi rumahnya yang menyebabkan keributan Karena kasus itu suaminya mendapat tegoran keras dan harus menceraikan Rita Aku melihat airmatanya menggenang dipelupuk matanya ketika menceritakan itu, dan Rita menghapusnya dengan tissue Untuk mengalihkan pembicaraan yang membuatnya sedih berpikir, aku bertanya padanya
“Emang foto2 kamu yang dikamar se-sensual apa sih Rit?”
“Mau liat mas?, tapi janji ya jangan diketawain” jawabnya yang aku iyakan, kemudian dia mengajakku menuju kamar tidurnya untuk memperlihatkan koleksi fotonyaBerjalan dibelakang Rita dalam jarak yang dekat, aku dapat mencium bau harum sabun dari tubuhnya dan juga dengan jelas aku dapat melihat bongkahan pantatnya yang bergoyang ketika melangkah Hampir saja aku tidak dapat menahan diri untuk memeluk tubuhnya dari belakang, untung aku masih menjaga image dengan menahan diri Setibanya dikamar tidurnya, aku sempat terhenyak melihat sekitar sepuluh koleksi foto Rita berukuran setengah poster yang keseluruhannya artistik hitam putih
Istimewanya lagi keseluruhan foto tersebut memperlihatkan tubuh telanjangnya !!!
“Apa komentar mas Adhie?” katanya mengagetkanku yang bengong melihat koleksi foto2 tersebut
“Wah istimewa foto2 kamu Rit, gimana aslinya ya”, sambil mencubit pinggangku Rita berkata
“Ih… mas Adhie genit, masa mau liat aslinya Rita, udah tua nih aku mas”Karena dia tidak melepaskan cubitan dipinggangku, maka aku tangkap tangannya dengan sedikit menarik sehingga tubuh Rita tidak seimbang dan agak sempoyongan tubuhnya merapat ketubuhku yang secara refleks aku peluk Memeluk ubuh Rita yang hanya dibalut daster tipis terasa sangat sensual, apalagi ketika dia menengadahkan wajahnya yang cantik berjarak sangat dekat dengan wajahku
“Eh mas, mau apa? lepasin Rita mas” katanya dengan agak meronta dipelukanku Karena sudah dipenuhi nafsu otakku, aku tidak melepaskan pelukanku, malah kemudian aku cium bibir indahnya dan kukulum “Mmmmffff… jangggaaan…mass… inget… sss hhh” katanya sambil tetap meronta hendak melepaskan pelukan dan ciumanku Dengan tinggi sekitar 163 dan berat sepandan, rontaan Rita tidak berarti bagiku yang tinggi 170/76Sambil tetap mengulum bibirnya, aku mulai meremas bongkahan pantat sexynya dan agak sedikit kuangkat keatas dan merapat ketubuhku
“Mmmmmm… masss… ssshhhh” gumamnya yang kini sudah tidak meronta lagi malahan membalas ciumanku
Kumasukkan lidahku kemulutnya yang langsung disambut dengan hisapan pada lidahku, kemudian dia berusaha memasukkan lidahnya kemulutku yang juga langsung kuhisap kuat2 Tanganku yang tadinya mermas pantatnya, kini sudah mulai meraba pahanya yang mulus sambil menyingkapkan dasternya,
ketika tanganku sampai diselangkangan yang dibungkus celana dalam tipis, kuusap2 belahan memeknya yang membuatnya menggelinjang dan makin bernafsu menciumku Aku selipkan jariku melalui pinggir celana dalamnya untuk menyentuh memeknya dan dengan lembut aku kork dan raba, sementara ciumanku aku turunkan kelehernya kemudian turun kedadanya
Dari bali daster yang dikenakan, kuciumi teteknya yang berukuran 36 dan wooww…masih kencang, lalu aku hisap putingnya dari balik daster yang dikenakannya Sensasi rasa puting yang kuhisap dengan kain dasternya dimulutku membuatku makin bernafsu, sementara terasa memeknya mulai basah oleh rabaan jariku
“Oooooooohhhhh… maasss……enaaaakkk… trusss ss… …sayaaaang” katanya sambil meremas rambutku Geli gesekan kain daster diputing teteknya berbaur dengan hisapan dan gigitanku membuatnya makin menggelinjang tidak karuan Dengan cepat aku buka daster yang dikenakannya, begitu juga celana dalamnya sehingga kini Rita berdiri dalam keadaan bugil Kuraih teteknya, kuremas remas dengan sedikit kasar sambil memilin putingnya yang membuat Rita menjadi liarLalu kuciumi kedua teteknya bergantian sebelum turun dan mulai menciumi selangkangannya Dengan posisi jongkok diselangkangannya aku mulai menjilati memeknya Rita dengan berdiri dan sebelah kakinya ditopangkan dipahaku agak sedikit mengangkang hingga memperlihatkan memeknya yang indah dan dicukur bersih
Ketika mulutku menemui klitorisnya, kujepit klitorisnya yang sebesar kacang kedelai dan sudah mengeras dengan bibirku dan aku hisap sambil menjilat klitorisnya sementara tanganku bermain dilubang anusnya Kulihat Rita memejamkan matanya sambil meremas remas kedua teteknya sendiri sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi jilatanku dimemeknya
“Sssssssshhhhhhh………puaaaassssiiin nn Ritaaaa…masssss……aggghhhh… ohhhh… mauuuu u… kluarrrr” dan sambil tubuhnya meregang, Rita menjepitkan kedua pahanya dikepalaku yang membuatku agak sulit bernafas dan kemudian terasa cairan memeknya dilidahku bertambah banyak, Rita sudah kliamaks
Setelah terdiam sejenak, Rita sambil tersenyum menarik tubuhku, melepas pakaian yang kukenakan sambil menciumi wajahku kemudian setelah aku telanjang bulat membimbingku rebah ditempat tidur “Sekarang giliran Rita ngerjain mas Adhie” katanya sambil mengecup kepala kontolku yang tegak gagah bediri pada posisiku yang telentang
Perlahan Rita menjilati batang kontolku naik dan turun sambil sesekali mengecup kepala kontolku Rasa geli dan nikmat tak terhingga ketika Rita dengan lidahnya menelusuri urat yang menonjol dikontolku Apalagi ketika dia membuka lubang kencingku denganlidahnya kemudian menghisap kuat2…
“Aggggghhhhh… seddddaaaap……ayooooo isap… kuattttt…anjiiiingggggg… ”, seperti biasa pada aku mengeluarkan kata2 kotor dan kasar Sluuuurp… sluuurp… suara mulut Rita mengulum kontolku karena dengan sengaja dia mengeluarkan banyak ludah pada saat mengulum kontolku, aku merasa sensasi yang hebat“Jilatiiiin…kontollllkuuu… sebeluuum akuuu…entotin…memekkkkmuuuuu…bangsaaaat” teriakku liar sambil menarik tubuhnya dan meposisikan kami 69 lalu aku kembali menjilati memeknya selagi Rita asyik mengerjai kontolku dengan nikmat
Lidahku kusapukan keseluruh permukaan memeknya kemudian mengitari lubang anusnya sebelum kembali kememeknya dan menghisap kuat2 klitorisnya Saking nikmatnya Rita sempat menghentikan kulumannya dikontolku sambil mendesis
“SSsssshhhh…oooohhhh” ketika klitorisnya aku gigit2 kecil
“Aku sudah gak tahan mas” katanya sambil bangkit dan berjongkok dengan membelakangiku kemudian sambil memegang batang kontolku perlahan-lahan dia menurunkan pinggulnya memasukkan kontolku keliang senggamanya yang terasa sangat sempit karena cukuplama tidak dijamah kontol lelaki
Saking semptnya beberapa kali Rita si bekas istri simpanan berhenti sebelum melanjutkan memasukkan kontolku Kudengar dia agak merintih mungkin terasa perih dinding memeknya dimasuki kontolku setelah semua kontolku masuk “Heeek…oooohhh… penuh memekku massss” rintihnya Lalu Rita mulai menunggangikontolku, menaik turunkan, memutar pinggulnya dengan liar
“Aggghhhhh… enaaaakkkk…bangettttttt…masssss sssssshhhhh
“desisnya sambil menggoyangkan pinggulnya dengan liarkarena posisi duduknya membelakangi aku ketika menunggangi kontolku, kadang aku bangkit mencium punggung dan leher belakangnya sambil meremas teteknya dari belakang dengan gemas Kedengaran Rita si bekas istri simpanan agak kesakitan ketika kuremas kasar teteknya
“Addduuuhhhhhhh…… terusss… sakitinnnnn … akuuuu…massss” teriaknya yang rupanya Rita suka sex kasar “Teruuussssss…… entottttiiiin kontollllkuuu… bangsaaaattttt” gumamku sambil kadang menaikkan pantaku untuk menemui goyangan pinggulnya Dan
“Adddddduuuuhhhhh… akuuuu…keluuuuaaaarrrr sayaaaaang” teriaknya sambil mempercepat goyangan kemudian terasa dinding memeknya makin keras menjepit batang kontolku dan serasa batang kontolku disiram cairan didalam memeknya
Setelah klimaks yang kedua, Rita si bekas istri simpanan terdiam sambil menghela nafas panjang menikmati klimaksnya pada posisi menduduki kontolku yang masih keras didalam memeknya Tanpa melepas kontolku didalam memeknya, aku dorong tubuhnya sehingga Rita pada posisi menungging, lalu dengan ganas dan liar kugenjot Rita pada posisi doggie style Sambil kuciumi punggung, leher dan belakang telinganya aku terus melanjutkan genjotan kontolku dimemeknya
“Aaaaagggghhh………terussssss… mas ssss… genjoooottt…yanggggg… dalaaaam…entotinnnnn akuuu …masss” teriaknya ketika ia kembali terngsang birahinya oleh genjotan dan ciumanku Kadang rambut indahnya aku tarik kasar sambil menepuk kedua pantatnya
“Yeeeeahhhh… rasaaaaiiin…kontollllkuu… pela cuuuurrrrkuuu” bentakku dengan semakin memperkuat genjotanku Rupanya Rita sangat suka dengan perlakuan dan kata2 kasarku
“Yaaaaaaa…… akuuuu… pelacuuuurmuuu……ent oooot akuuu dalammmm …dalaaaam” ujarnya sambil memaju mundurkan pantatnya mengimbangi entotanku
Pas dengan posisi doggie style, aku balikkan tubuhnya dan mengangkat kedua kakinya kepundakku kemudian kembali memompa memeknya sambil meremas kasar teteknya Putingnya kupilin-pilin dan tarik yang membuat Rita si bekas istri simpanan agak kesakitan tapi nikmat “Yeeeeeaaahhhh………aggghhhh… ssshhhhh” desisnya“Masssss… Ritaaaa… gakkkk…tahaaaannn… mauu uu kluaaaarrrrr… lagiiiiiiii”, “Iyaaaaaa… babiiiii… ayyyyoooo… bareeengggg g… akuuu jugaaaaa…” kataku ketika kurasa aku akan mengeluarkan spermaku Pompaanku makin cepat dan dalam, sementara dinding memeknya kembali menjepit keras kontolku…dan…croooooot… crooooot akupun mengeluarkan spermaku didalam memeknya sementara Rita secara bersamaanpun kembali klimaks
Setelah klimaks kami terdiam berpelukan sambil mencoba mengatur nafas kami yang tidak beraturan ”Maaf ya Rit, aku khilaf Abis kamu sih sexy dan cantik” kataku kemudian sambil mengecup lembut bibirnya, “Ooh gak apa2 mass, terimakasih mas sudah menolong Rita dengan memuaskan Rita Lagian baru sekali ini Rita merasa betul2 puas, suami Rita dulu gak bisa muasin Rita mas” jawabnya sambil membalas kecupanku
Setelah membersihkan diri dikamar mandi, aku berpakaian dan pamit kekantor Sebelum keluar dari rumahnya aku sempat mencium wajah cantiknya, dan kami berjanji untuk mengulangi lagi bila ada kesempatan
Demikian kisahku dengan seorang janda cantik bekas istri simpanan. Sampai kini aku paling suka dengan wanita matang setengah baya.
-
Vidio bokep Charlotte Stokely dan Lena Anderson lesbian pirang
-
Foto Bugil cewek eropa pirang Kailena di tepi kolam
Duniabola99.com – foto cwewk pirang yang bertoket gede Kailena bugil didalm kolam menampilkan memeknya yang temben dan tercukur rapi dan memiliki pantat yang bahenol.
-
Kisah Memek Kebinalan Anak Kandungku Membuatku Basah
Duniabola99.com – Setelah memiliki seorang anak, aku mendapatkan vonis dokter jika rahimku bermasalah dan tidak dianjurkan jika menambah momongan lagi. Mendengar hal itu tentu saja membuat diriku sedih dan tidak karuan.
Dengan kondisiku yang seperti itu, suamiku pun meminta izin untuk menikah lagi dengan wanita lain karena dirinya ingin memiliki anak lagi. Hal tersebut ia lakukan saat anakku berusia 1 tahun. Walaupun berat, akhirnya aku izinkan suamiku untuk menikah lagi mengingat keterbatasan yang kumiliki saat ini sebagai seorang wanita.Sejak pernikahannya, dia jarang pulang ke rumah. Paling sekali dalam seminggu. Kini setelah usia anakku 15 tahun, suamiku justru tak pernah pulang ke rumah lagi. Dia telah memiliki 4 orang anak, tepatnya dua pasang dari istri mudanya dan dua anak lagi dari istrinya yang ketiga.
Aku harus puas, memiliki tiga buah toko yang serahkan atas namaku serta sebuah mobil dan sebuah taksi selain sedikit deposito yang terus kutabung untuk biaya kuliah anakku Wendi nanti.
Wendi sendiri sudah tak perduli pada ayahnya. Malah, kalau ayahnya pulang, kelihatan Wendi tak bersahabat dengannya. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Semoga saja Wendi tidak berdosa pada ayahnya.
Setiap malam Aku selalu mengeloni Wendi agar tubuhku tak kedinginan ditiup oleh suasana dingin AC di kamar tidurku. Wendi juga kalau kedinginan, justru merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Wendi memang anak yang manja dan aku menyayanginya.
Sudah menjadi kebiasaanku, kalau aku tidur hanya memakai daster mini tanpa sehelai kain pun di balik daster miniku. Aku menikmati tidurku dengan udara dinginnya AC dan timpa selimut tebal yang lebar. Nikmat sekali rasanya tidur memeluk anak semata wayangku, Wendi. Kusalurkan belai kasih sayangku padanya. Hanya padanya yang aku sayangi.
Sudah beberapa kali aku merasakan buah dadaku diisap-isap oleh Wendi. Aku mengelus-elus kepala Wendi dengan kelembutan dan kasih sayang. Tapi kali ini, tidak seperti biasanya. Hisapan pada pentil payudaraku, terasa demikian indahnya. Terlebih sebelah tangan Wendi mengelus-elus bulu vaginaku. Oh… nikmat sekali. Aku membiarkannya. Toh dia anakku juga. Biarlah, agar tidurnya membuahkan mimpi yang indah.
Saat aku mencabut pentil payudaraku dari mulut Wendi, dia mendesah.
“Mamaaaaa…”
Kuganti memasukkan pentil payudaraku yang lain ke dalam mulutnya. Selalu begitu, sampai akhirnya mulutnya terlepas dari payudaraku dan aku menyelimutinya dan kami tertidur pulas. Malam ini, aku justru sangat bernafsu. Aku ingin disetubuhi.
Ah… Mampukah Wendi menyetubuhiku. Usianya baru 15 tahun. Masih SMP. Mampukah. Pertanyaan itu selalu bergulat dalam bathinku.Keesokan paginya, saat Wendi pergi ke sekolah, aku membongkar lemari yang sudah lama tak kurapikan. Di lemari pakaian Wendi di kamarnya (walau dia tak pernah meniduri kamarnya itu) aku melihat beberapa keping CD. Saat aku putar, ternyata semua nya film-film porno dengan berbagai posisi. Dadaku gemuruh.
Apaah anakku sudah mengerti seks? Apakah dia sudah mencobanya dengan perempuan lain? Atau dengan pelacur kah? Haruskah aku menanyakan ini pada anakku? Apakah jiwanya tidak terganggu, kalau aku mempertanyakannya? Dalam aku berpikir, kusimpulkan, sebaiknya kubiarkan dulu dan aku akan menyelidikinya dengan sebaik mungkin dengan setertutup mungkin.
Seusai Wendi mengerjakan PR-nya (Disekolah Wendi memang anak pintar), dia menaiki tempat tidur dan memasuki selimutku. Dia cium pipi kiri dan pipi kananku sembari membisikkan ucapan selamat malam dan selalu kubalas dengan ucapan yang sama.
Tapi kalau aku sudah tertidur, biasanya aku tak menjawabnya. Dadaku gemuruh, apaah malam ini aku mempertanyakan CD porno itu. Akhirnya aku membiarkan saja. Dan Aku kembali merasakan buah dadaku dikeluarkan dari balik dasterku yang mini dan tipis. Wendi mengisapnya perlahan-lahan. Ah… kembali aku bernafsu.
Terlebih kembali sebelah tangannya mengelus-elus bulu vaginaku. Sebuah jari-jarinya mulai mengelus klentitku. AKu merasakan kenikmatan. Kali ini, aku yakin Wendi tidak tidur. Aku merasakan dari nafasnya yang memburu.
Aku diam saja. Sampai jarinya memasuki lubang vaginaku dan mempermainkan jarinya di sana dan tangan yang satu terus memainkan payudaraku. Ingin rasanya aku mendesah, tapi…
Aku tahu, Wendi menurunkan celananya, sampai bagian bawah tubuhnya sudah bertelanjang. Dengan sebelah kakinya, dia mengangkangkan kedua kakiku. Dan Wendi menaiki tubuhku dengan perlahan. Aku merasakan penisnya mengeras. Berkali-kali dia menusukkan penis itu ke dalam vaginaku. Wendi ternyata tidak mengetahui, dimana lubang vagina.
Berkali-kali gagal. Aku kasihan padanya, karena hampir saja dia putus asa. Tanpa sadar, aku mengangkangkan kedua kakiu lebih lebar. Saat penisnya menusuk bagian atas vaginaku, aku mengangkat pantatku dan perlahan penis itu memasuki ruang vaginaku. Wendi menekannya. Vaginaku yang sudah basah, langsung menelan penisnya.Nampaknya Wendi belum mampu mengatasi keseimbangan dirinya. Dia langsung menggenjotku dan mengisapi payudaraku. Lalu
*crooot…croot…croooootttt..*
Spermanya menyemprot di dalam vaginaku. Tubuhnya mengejang dan melemas beberapa saat kemudian. Perlahan Wendi menuruni tubuhku. Aku belum sampai… tapi aku tak mungkin berbuat apa-apa.
Besok malamnya, hal itu terjadi lagi. Terjadi lagi dan terjadi lagi. Setidaknya tiga kali dalam semingu. Wendi pun menjadi laki-laki yang dewasa. Tak sedikit pun kami menyinggung kejadian malam-malam itu. Kami hanya berbicara tentang hal-hal lain saja. Sampai suatu sore, aku benar-benar bernafsu sekali.
Ingin sekali disetubuhi. Saat berpapasan dengan Wendi aku mengelus penisnya dari luar celananya. Wendi membalas meremas pantatku. Aku secepatnyake kamar dan membuka semua pakaianku, lalu merebahkan diri di atas tempat di tutupi selimut. Aku berharap, Wendi memasuki kamar tidurku. Belum sempat usai aku berharap, Wendi sudeah memasuki kamar tidurku.
Di naik ke kamar tidurku dan menyingkap selimutku. Melihat aku tertidur dengan telanjang bulat, Wendi langsung melepas semuapakaiannya. Sampai bugil. Bibirku dan payudaraku sasaran utamanya. AKu mengelus-elus kepalanya dan tubuhnya. Sampai akhirnya aku menyeret tubuhnya menaiki tubuhku. KUkangkangkan kedua kakiku dan menuntun penisnya menembus vaginaku.
Nafsuku yang sudah memuncak, membuat kedua kakiku melingkar pada pinggangnya. Mulutnya masih rakus mengisapi dan menggigit kecil pentil payudaraku. Sampai akhirnya, kami sama-sama menikmatinya dan melepas kenikmatan kami bersama. Seusai itu, kami sama-sama minum susu panas dan bercerita tentang hal-hal lain, seakan apa yang baru kami lakukan, buka sebuah peristiwa.
Malamnya, seisai Wendi mengerjakan PR-nya dia mendatangiku yang lagi baca majalah wanita di sofa. Tatapan matanya, kumengerti apa maunya. Walau sore tadi kami baru saja melakukannya. Kutuntun dia duduk di lantai menghadapku. Setelah dia duduk,aku membuka dasterku dan mengarahkan wajahnya ke vaginaku. AKu berharap Wendi tau apa yang harus dia lakukan, setelah belajar dari CD pornonya.Benar saja, lidah Wendi sudah bermain di vaginaku. Aku terus membaca majalah, seperti tak terjadi apa-apa. AKu merasa nikmatr sekali. Lidahnya terus menyedot-nyedot klentitku dan kedua tangannya mengelus-elus pinggangku. Sampa akhirnya aku menjepit kepalanya, karean aku akan orgasme.
Wendi menghentikan jilatannya Dan aku melepaskan nikmatku. Kemudia kedua kakiku kembali merenggang. AKu merasakan Wendi menjilati basahnya vaginaku. Setelah puas, Wendi bangkir. Aku turun ke lantai. Kini Wendi yang membuka celananya dan menarik kepalaku agar mulutku merapat ke penisnya. Penis yang keras itu kujilati dengandiam. Wendi menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa. Kepalaku ditangkapnya dan dileus-elusnya.
Aku terus menjilatinya dan terus melahap penisnya, sampai spermanya memenuhi mulutku. Sampai akhirnyanormal kembali dan kami duduk bersisian menyaksikan film lepas di TV. Seusai nonton film, aku mengajaknya untuk tidur, karean besok dia harus sekolah, dan aku harus memeriksa pembukuan toko.
“yuk tidur sayang,” kataku.Wendi bangkit dan menggamit tanganku, lalu kami tertidur pulas sampai pagi.
Siang itu, aku mendengar Wendi pulang sekolah dan dia minta makan. Kami sama-sama makan siang di meja makan. Usai makan siang, kami sama-sama mengangkat piring kotor dan sama-sama mencucinya di dapur. Wendi menceritakan guru baruya yang sangat disiplin dan terasa agak kejam. Aku mendengarkan semua keluhan dan cerita anakku.
Itu kebiasaanku, sampai akhirnya aku harus mengetahui siapa Wendi. Aku juga mulai menanyakan siapa pacarnya dan pernah pergi ke tempat pelacuran atau tidak. Sebenarnya aku tahu Wendi tidak pernah pacaran dan tidak pernah kepelacuran dari diary-nya. Kami sama-sama menyusun piring dan melap piring sampai ke ring ke rak-nya, sembari kami terusbercerita.
“Ma…besok Wendi diajak teman mendaki gunung…boleh engak, Ma?” tanya Wendi meminta izinku sembari tangannya memasuku bagian atas dasterku dan mengelus payudaraku.
“Nanti kalau sudah SMA saja ya sayang…” kataku sembari mengelus penis Wendi.
“Berarti tahun depan dong, Ma,” katanya sembari mengjilati leherku.
“Oh… iya sayang… Tahun depan” kataku pula sembari membelai penisnya dan melepas kancing celana biru sekolahnya dan melepas semua pakaiannya sampai Wendi telanjang bulat.
“Kalau mama bilang gak boleh ya udah. Wendi gak ikut,” katanya sembari melepaskan pula kancing dasterku sampai aku telanjang bulat.Ya.. kami terus bercerita tentang sekolah Wendi dan kami sudah bertelanjang bulat bersama
“Sesekali kita wisata ke puncak yuk ma…” kata Wendi sembari menjilati leherku dan mengelus payudaraku. Aku duduk di kursi kamar dan Wendi berdiri di belakangku. Uh… anakku sudah benar-benar dewasa. Dia ingin sekali bermesraan dan sangat romantis.
“Kapan Wendi maunya ke puncak?” kataku sembari menkmati jilatannya. Aku pun mulai menuntunnya agar berada di hadapanku.
Wendi kubimbing untuk naik ke atas tubuhku. Kedua kakinya mengangkangi tubuhku dan bertumpu pada kursi. Panttanya sudah berada di atas kedua pahaku dan aku memeluknya. Kuarahkan murnya untuk mengisap pentil payudaraku.
“Bagaimana kalau malam ini saja kita ke puncak sayang. Besok libur dan lusa sudah minggu. Kita di puncak dua malam,” kataku sembari mengelus-elus rambutnya.
“Setuju ma. Kita bawa dua buah selimut ma,” katanya mengganti isapan nya dari payudaraku yang satu ke payudaraku yang lain.
“Kenapa harus dua sayang. Satu saja..” kataku yang merasakan tusukan penisnya yang mengeras di pangkal perutku.
“Selimutnya kita satukan biar semakin tebal, biar hangat ma. Dua selimut kita lapis dua,” katanya. Dia mendongakkan wajahnya dan memejamkan matanya, meminta agar lidahku memasuki mulutnya. Aku membernya. Sluuupp… lidahku langsung diisapnya dengan lembut dan sebelah tangannya mengelus payudaraku.
Tiba-tiba Wendi berdiri dan amengarahkan penisnya ke mulutku. Aku menyambutnya. Saat penis itu berada dalam mulutku dan aku mulai menjilatinya dalam mata terpejam Wendi mengatakan.
”Rasanya kita langsung saja pergi ya ma. Sampai dipuncak belum sore. Kita boleh jalan-jalan ke gunung yang dekat villa itu,” katanya.
Aku mengerti maksudenya, agar aku cepat menyelesaikan keinginannya dan kami segera berangkat. Cepat aku menjilati penisnya dan Wendi Meremas-remas rambutku dengan lembut. Sampai akhirnya, Wendi menekan kuat-kuat penisnya ke dalam mulutku dan meremas rambutku juga.
Pada tekak mulutku, aku merasakan hangatnya semprotan sperma Wendi beberapa kali. Kemudian dia duduk kembali ke pangkuanku. Di ciumnya pipiku kiri-kanan dan mengecup keningku. Uh… dewasanya Wendi. Au membalas mengecup keningnya dengan lembut.Wendi turun dari kursi, lalu memakaikan dasterku dan dia pergi ke kamar mandi. Aku kekamar menyiapkan sesuatu yang harus kami bawa. Aku tak lupamembawa dua buah selimut dan pakaian yang mampu mebnghangatkan tubuhku. Semua siap. Mobil meluncur ke puncak, mengikuti liuknya jalan aspal yang hitam menembus kabut yang dingin.
Kami tiba pukul 15.00. Setelah check in, kami langsung makan di restoran di tepi sawah dan memesan ikan mas goreng serta lapannya. Kami makan dengan lahap sekali. Dari sana kami menjalani jalan setapak menaik ke lereng bukit. Dari sana, aku melihat sebuah mobil biru tua, Toyota Land Cruiser melintas jalan menuju villa yang tak jauh dari villa kami.
Mobil suamiku, ayahnya Wendi. Pasti dia dengan istri mudanya atau dengan pelacur muda, bisik hatiku. Cepat kutarik Wendi agar dia tak melihat ayahnya. Aku terlambat, Wendi terlebih daulu melihat mobil yang dia kenal itu. Wendi meludah dan menyumpahi ayahnya.
”Biadab !!!” Begitu bencinya dia pada ayahnya. Aku hanya memeluknya dan mengelus-elus kepalanya. Kami meneruskan perjalanan. Aku tak mau suasana istirahat ini membuatnya jadi tak indah.
Sebuah bangku terbuat dari bata yang disemen. Kami duduk berdampingan diatasnya menatap jauh ke bawah sana, ke hamparan sawah yang baru ditanami. Indah sekali.
Wendi merebahkan kepalanya ke dadaku. AKu tahu galau hatinya. Kuelus kepalanya dan kubelai belai.“Tak boleh menyalahkan siapapun dalam hidup ini. Kita harus menikmati hidup kita dengan tenang dan damai serta tulus,” kata ku mengecup bibirnya.
Angin mulai berhembus sepoi-sepoi dan kabut sesekali menampar-nampar wajah kami. Wendi mulai meremas payudaraku , walau masih ditutupi oleh pakaianku dan bra.
“Iya. Kita harus hidup bahagia. Bahagia hanya untuk milik kita saja,” katanya lalu mencium leherku.
“Kamu lihat petani itu? Mereka sangat bahagia meniti hidupnya,” kataku sembari mengelus-elus penisnya dari balik celananya. Wendi berdiri, lalu menuntunku beridiri. Aku mengikutinya. Dia mengelus-elus pantatku dengan lembut.“Lumpur-lumpur itu pasti lembut sekali, Ma,” katanya terus mengelus pantatku. Pasti Wendi terobsesi dengan anal seks, pikirku. Aku harus memberinya agar dia senang dan bahagia serta tak lari kemana-mana apalagi ke pelacur. Dia tak boleh mendapatkannya dari perempuan jalang.
Kami mulai menuruni bukit setelah mobil Toyota biru itu hilang, mungkin ke dalam garasi villa. Wendi tetap memeluk pinggangku dan kami memesan dua botol teh. Kami meminumnya di tepi warung.
“Wah… anaknya ganteng sekali bu. Manja lagi,” kata pemilik warung. Aku tersenyum dan Wendipun tak melepaskan pelukannya. Sifatnya memang manja sekali.
“Senang ya bu, punya anak ganteng,” kata pemilik warung itu lagi. Kembali aku tersenyum dan orang-orang yang berada di warung itu kelihatan iri melihat kemesraanku dengan anakku. Mereka pasti tidak tau apa yang sedang kami rasakan. Keindahan yang bagaimana. Mereka tak tahu.
Setelah membayar, kami menuruni bukit dan kembali ke villa. Angin semakin kencang sore menjelang mahgrib itu. Kami memesan dua gelas kopi susu panas dan membawanya ke dalam kamar. Setelah mengunci kamar, aku melapaskan semua pakaianku. Bukankah tadi Wendi mengelus-elus pantatku? bukankah dia ingin anal seks? Setelah aku bertelanjang bulat, aku mendekati Wendi dan melepaskan semua pakaiannya.
Kulumasi penisnya pakai lotion. Aku melumasi pula duburku dengan lotion. Di lantai aku menunggingkan tubuhku. Wendi mendatangiku. Kutuntun penisnya yang begitu cepat mengeras menusuk lubang duburku.
Aku pernah merasakan ini sekali dalam hidupku ketika aku baru menikah. Sakit sekali rasanya. Dari temanku aku mengetahui, kalau mau main dri dubur, harus memakai pelumas, katanya. Kini aku ingin praktekkan pada Wendi
Wendi mengarahkan ujung penisnya ke duburku. Kedua lututnya, tempatnya bertumpu. Perlahan…perlahan dan perlahan. Aku merasakan tusukan itu dengan perlahan. Ah.. Wendi, kau begitu mampu memberikan apa yang aku inginkan, bisik hatiku sendiri. Setiap kali aku merasa kesat, aku denga tanganku menambahi lumasan lotion ke batangnya. Aku merasakan penis itu keluar-masukdalam duburku.Kuarahkan sebelah tangan Wendi untuk mengelus-elus klentitku. Waw… nimat sekali. Di satu sisi klentitku nikat disapu-sapu dan di sisi lain, duburku dilintasi oleh penis yang keluar masuk sangat teratur. Tak ada suara apa pun yang terdengar.
Sunyi sepi dan diam. Hanya ada desau angin, desah nafas yang meburu dan sesekali ada suara burung kecil berkicau di luar sna, menuju sarangnya.
Tubuh Wendi sudah menempel di punggungku. Sebelah tangannya mengelus-elus klentitku dan sebelah lagi meremas payudaraku. Lidahnya menjilati tengkukku dan dan leherku bergantian. Aku sangat beruntung mememiliki anak seperti Wendi.
Dia laku-laki perkasa dan penuh kelembutan. Tapi… kenapa kali ini dia begitu buas dan demikian binal? Tapi… Aku semakin menikmati kebuasan Wendi anak kandungku sendiri. Buasnya Wendi, adalah buas yang sangat santun dan penuh kasih.
Aku sudah tak mampu membendung nikmatku. AKu menjepit tangan Wendi yang masih mengelus klentitku jugamenjepit penisnyadengan duburku. Wendi mendesah-desah…
“Oh… oh….oooooohh…”
Wendi menggigit bahuku dan mempermainkan lidahnya di sela-sela gigitannya. Dan remasan pada payudaraku terasa begitu nikmat sekali.
“Ooooooooooohhhh..” desahnya dan aku pun menjerit.
“Akhhhhhhhhhhhh..” Lalu aku menelungkup di lantai karpet tak mampu lagi kedua lututku untuk bertumpu.
Penis Wendi mengecil dan meluncur cepat keluar dari duburku. Wendi cepat membalikkan tubuhku. Langsung aku diselimutinya dan dia masuk ke dalam selimut, sembari mengecupi leherku dan pipiku. Kami terdiam, sampai desah nafas kami normal.
Wendi menuntunku duduk dan membimbingku duduk di kursi, lalu melilit tubuhku dengan selimut hotel yang tersedia di atas tempat tidur. Dia mendekatkan kopi susu ke mulutku.
Aku meneguknya. Kudengar dia mencuci penisnya, lalu kembali mendekat padaku. Dia kecul pipiku dan mengatakan:”Malam ini kita makan apa, Ma?”“Terserah Wendi saja sayang.”
“Setelah makan kita kemana, Ma?” dia membelai pipiku dan mengecupnya lagi.
“Terserah Wendi saja sayang. Hari ini, adalah harinya Wendi. Mama ngikut saja apa maunya anak mama,” kataku lembut.
“OK, Ma. Hari ini haerinya Wendi. Besok sampai minggu, harinya mama. Malam ini kita di kamar saja. Aku tak mau ketemu dengan orang yang naik Toyota Biru itu,” katanya geram. Nampaknya penuh dendam. Aku menghela nafas.
Usai makan malam, kami kembali ke kamar dan langsung tidur di bawah dua selimut yang hangat dan berpelukan. Kami tidur sampai pukul 09.00 pagi baru terbangun.
-
Kisah Memek Kena Rayuan Threesome Dika
Duniabola99.com – Kali ini menceritakan pengalaman Sex pribadi dari seorang Pria bernama Dika pada saat dia masih kuliah dulu. Sungguh mujur sekali Dika ini, dalam satu tempo Dika bisa memperawani 2 gadis yang berstatus adik kakak ini. Kisah ini bisa terjadi ketika dika berkunjung dikos pacarnya yang bernama Lidya. Karena ketika itu mereka hanya berdua dikosan Lidya, maka terjadilah hubungan sex antara mereka berdua.
Saking asiknya mereka melakukan hubungan sex, tidak diduga kakak dari Lidya datang dan mempergoki mereka yang sedang berhubungan sex. Singkat cerita kakak Lidya akhirnya-pun terjerat rayuan oleh dika dan merekapun melakukan hubungan sex threesome. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Sebut saja namaku Dika, aku akan membagikan -ku yang pastinya seru dan dijamin bikin para pembaca sekalian Horny, hhe. Usiaku sekrang 30 tahun, aku Pria berkulit putih bersih, berpostur tubuh biasa ( tidak kurus dan tidak gemuk ). ini adalah pengalaman pribadiku. Ketika aku kuliah di Solo aku mempunyai pacar yang berasal dari Jambi, dia bernama Lidya ( nama samaran). Aku memanggilnya dengan panggilan sayang Beby.
Saat itu dia masih sekolah di salah 1 SMU di Yogyakarta. Sebenarnya Lidya ini anaknya lugu dan baik hati. Namun dibalik keluguan Lidya itu, dia mempunyai nafsu sex yang luar biasa. Ketika itu setiap weekend aku selalu menyempatkan untuk mengunjungi Beby di kos-nya. Sebenarnya Kos-kosan Beby ini mempunyai aturan yang cukup ketat, soalnya kos-kosan Beby ini adalah kos khusus putri. Aturan kunjungan tamu pada siang hari dibatasi jam 09.00-12.00 dan lanjut sampai 16.00 s/d 21.00.
Pada hari minggu saat aku ke berkunjung kekosan Beby waktu menunjukan pukul 11.00, secara aturan aku hanya mempunyai waktu 1 jam di Kosannya dong. Walaupun ketat aturannya tapi teman yang bermain boleh masuk ke kamar dengan catatan pintu tidak boleh ditutup rapat rapat. Waktu 1 jam itu aku manfaatkan dengan baik untuk mencumbunya.
Bahkan aku menjelajahi sekujur tubuhnya dari ujung rambut sampai kakinya, kami saling bergumul bak berkelahi saja. Kebetulan tempat tidurnya tepat di belakang pintu kamar. Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 1 siang, terpaksa kami hentikan permainan yang tanggung itu. Dan dengan berat hati kami berbenah ruangan yang sudah seperti kapal pecah.
“ Mas Dika ke Kosnya Toni ya? ” tanya dia sambil membetulkan kancing bajunya.
“ Iya Beb, emang kamu mau ikut ? ” tanyaku.
“ Nggak ah Mas, Cuacanya panas banget soalnya, ” jawabnya,
Kemudian sejenak kami saling mepandang seolah tidak terima dengan perpisahaan yang sesaat itu, dan tiba-tiba Beby-pun berkata,
“ Emmm… Mendingan Mas nggk usah ke kos Toni deh Mas, Mending kita bobok siang bareng disini aja, gimana ??? ” pintanya,
“ Emm… gimana ya… kan ketat disini aturanya ? ”
“ Udah kita cuek aja Mas, kita kunci aja kamar dari dalam, biar Ibu Kos gak tahu! anggap aja Beby lagi tidur-kan beres? ” ucapnya,
“ Ha… Gila lu Beb ! ” kataku pendek.
“ Mas Dika kan juga capek baru dari Solo, ntar di Kos Mas Toni gak bisa istirahat, paling juga bengong! ”
Aku terdiam sejenak, benar juga yah ( pikirku).
“ Benar nih gak takut sama Ibu kos? ”
“ Siapa takut… ”
“ Okelah, tapi ntar aku tak ke kamar mandi sebentar ”
Sepulang dari kamar mandi kulihat dia udah ganti pakaian tidur dengan lengan terlihat mulus, kuning kecoklat coklatan.
“ Beby tutup pintunya ya Mas… ”
“ Hemmm… ”
Kubaringkan badanku di kasur yang empuk, dan dia di sampingku sambil memelukku seolah tak mau kehilangan aku.
“ Aduh… ” tiba tiba aja dia bergumam.
“ Ada apa? ”
“ Kurang ajar nih semut gigit paha Beby ” ujarnya sambil menyingkap daster bawahnya.
“ Wah bener kurang ajar tuh semut gua aja belum pernah gigit paha Beby kok dia udah duluan… ”
“ Emang mau gigit, tapi abis gigit mesti mati ya… Hi… Hi… ”
“ Tu kan Mas, jadi merah… Emang kurang ajar semut itu! ”
“ Sini Mas Dika cium biar sembuh… ” jawabku layaknya orang pacaran yang sok pahlawan.
“ Gombal… ”
Sambil iseng aku lihat pahanya yang digit semut itu dan, mantap… Mulus juga nih paha batinku. Aku usap paha itu dengan lembut beberapa kali, dan tiba tiba saja aku cium paha itu.
“ Iihh geli Mas… ” Suara itu membuat ku birahi!
“ Geli apa enak? ” bisikku, tanganku mulai menggerayangi buah dadanya.
Dia diam saja, tanganku mulai kuselipkan dibalik bajunya dan menggerayangi pentilnya yang sudah mulai mengeras. Sementara tangan kiriku mulai menyelinap dibalik celana dalamnya dan kugesek gesek kan pada Kewanitaan-nya.
Kusingkapkan dasternya keatas sehingga terlihat jelas gundukan Kewanitaannya di balik celana putihnya. Dia diam saja. Sedikit demi sedikit mulai aku tarik celana dalamnya ke bawah.
“ Ayo terus kalau berani… ” tiba tiba aja dia berkata, aku sempat kaget dengan celetukannya itu.
Dalam sekejap saja sudah aku telanjangi dia, mulus! Tanpa banyak acara lagi aku juga ikut telanjang, aku gesek gesekkan Kejantananku ke Kewanitaan-nya. Nikmat rasanya, tapi aku tak berpikir yang lain cukup gesek-gesek saja.
Sambil bercanda dia bilang,
“ Ayo kalau berani dimasukkan Mas ”.
“ Gila kamu… ”
“ Hi… Hi… Takut ya… ”
“ Emang kenapa takut? ”
“ Coba aja… ”
Aku tahu dia cuma bercanda karena selama ini kita pacaran memang sangat berhati hati. Tapi dia terus mengejekku… Akhirnya tergoda juga aku. Aku masukkan helm Kejantananku ke Kewanitaannya yang jelas sudah basah kuyup, tapi aku masih ragu. Tapi terasa sangat hangat dan luar biasa… Aku masukan sedikit lagi dan hampir separuh Kejantananku sudah masuk.
“ Mas jangan… Ingat ya… Jangan… ” katanya
“ Kenapa… Kamu takut ya… ”
“ Jangan Mas, keluarkan ” pintanya pelan.
Aku terus menggesek gesekannya, nikmat rasanya! Tiba tiba saja dia menggeserkan pantatnya ke samping dan mendorong pahaku. Kejantananku terlepas, kami saling berpandangan sejenak.
“ Mulai nakal ya? ”
“ Habis ditantang sih… ”
Dia mencium lembut bibirku, aku balas dengan lembut dan kami saling berpelukkan erat, aku ciumi leher dan telinganya, dia mulai menggeliat aku terus menyerangnya perlahan lahan aku cumbu buah dadanya dan terus aku merayap ke bawah sampai Kewanitaan-nya.
Bau anyir yang merangsang keluar dari Kewanitaan nya, aku jilati Kewanitaannya, dia menggeliat nikmat, matanya terpejam. Aku semakin rakus melahapnya dan aku masukkan lidahku ke dalam Kewanitaannya. Dia menggeliat.
“ Uuuhhhh… Enak Mas ”, Aku tambah semangat.
“ Terus Mas… Enak… ”
Aku lepas mulutku dan aku ganti dengan Kejantananku. Nafsu besar dan nikmat yang aku rasakan membuat ku tak sabar memasukkan Kejantananku.
“ Aduh… Pelan pelan Mas ”
“ Ya… ”
Separuh Kejantananku sudah masuk, tapi susah sekali masuk lebih dalam. Aku tarik sedikit masuk lagi, mudur masuk, Mundur, Masuk tak terasa hampir masuk semua Kejantananku ke Kewanitaan-nya. Aku remas buah dadanya sambil aku ciumi lehernya, dia terlihat merem melek merasakan nikmatnya Kejantananku. Tiba tiba saja ada yang menarik Kejantananku dari dalam Kewanitaannya dan nikmat sekali…
“ Akh… Enak sekali sayang… ”
“ Tekan Mas… Tekan lagi… Pelan pelan… ”
Aku merasakan Kejantananku keras dan terasa membesar didalam Kewanitaan Beby, aku sodokkan Kejantananku dengan pelan tapi pasti, dan semakin terasa ada yang menarik narik Kejantananku di dalam Kewanitaan.
“ Aaaahhhh… Sakit Mas… Enak Mas… Terus… Terus… ”
Erangan itu membuat aku semakin mengencangkan pelukanku terhadap dia, aku peluk dia erat-erat dan dia juga memelukku erat sekali sambil menahan sakit tapi enak…
“ Uuuhhh… ” desis dari mulutnya sambil mengejang sekujur tubuhnya.
“ Ehmmhh… ” badanku juga terasa mengejang nikmat sekali sperma ku kelar dengan deras memasuki Kewanitaannya.
Terasa hangat Kejantananku, nikmat dan tak terucapkan dengan kata kata hanya erangan nikmat dari mulut kami berdua. Tiba tiba aku merasakan cairan hangat merampat di pahaku, aku terkejut bukan main. Aku tarik Kejantananku dari Kewanitaan Beby. Mataku terbelalak melihat cairan itu. Darah!
“ Beb… ”
“ Mas… Apa yang kita lakukan? ” Pandangannya juga nampak kaget.
“ Maaf Beb… ” kataku.
Tiba tiba saja Beby memelukku erat erat.
“ Beby sayang Mas Dika ”
“ Mas Dika juga sayang Beby ”
Aku rebahkan dia di kasur yang empuk, kami saling berpandangan.
“ Beby gak menyesal kok Mas, Beby senang ”, Ah, lega rasanya mendengar kata kata itu.
Tok… Tok… Tiba tiba saja pintu di ketok! Kami kaget bukan main, bingung mau apa.
“ Beb… Buka… Tidur ya… ”
Kami tak bergerak cuma saling pandang, pelan pelan kami mengambil baju masing masing.
“ Itu Teteh ”
“ Diam aja Mas, pura-pura tidur gak dengar! ”
“ Beb, Teteh pinjem hairdryer ”
Badan ini rasanya panas dingin, kami tidak berani memakai baju karena takut berisik.
“ Ceklek… ”
Tiba-tiba saja pintu terbuka, ternyata Teteh punya juga kunci kamar Kos Beby yang memang berdampingan. Rasanya dunia mau runtuh saat itu.
“ Beb… Mas… ”
Teteh seolah tak percaya apa yang dilihatnya. Cepat cepat Teteh masuk dan mengunci kamar Beby, dan Teteh siap mengadili kami berdua yang masih telanjang.
“ Apa apaan ini? ” Sambil melirik tempat tidur yang berantakan dan ada noda darah keperawanan Beby.
“ Teh… Maaf kan saya Teh ” ucapku pelan.
“ Saya yang bersalah Teh, bukan Beby ”
“ Kenapa Mas Dika lakukan? Teteh udah percaya sekali ama Mas Dika! ” sambil meneteskan buliran air mata kekecewaan.
“ Maaf Teh… ”
Tiba tiba saja Teteh memelukku yang masih telanjang! dan Kejantananku menyentuh tubuhnya yang lebih kecil dari Beby. Pelukkan erat Teteh membuat Kejantananku berdiri lagi, dan aku bingung.
“ Celaka nih, tegang lagi ”
Beby pun ikut memeluk kami yang masih berpelukkan, buah dada Beby membuat aku tambah merangsang. Aku beranikan mencium bawah telinga Teteh yang masih terisak di pelukkanku. Harum juga karena Teteh memang baru selesai mandi. AKu tambah terangsang dan aku ciumi leher Teteh. Sedikit aku merasakan gerakan Teteh yang ternyata dia juga terangsang dengan ciumanku.
ditambah posisi telanjangku dan Kejantananku yang menempel di sekitar pusar Teteh. Aku coba kencangkan pelukanku terhadap Teteh, sementara aku ganti mencium Beby yang juga memeluk Teteh, Beby menyabut ciumanku dengan lahapnya sementara Teteh yang ada dalam pelukan kami berdua pada posisi ditengah karena memang Beby memeluk Teteh dari belakang dan saya dari depan.
Tak ayal Teteh cuma menggeliat diantara kami, tanganku turun kebawah ke arah pantat Beby yang tepat dibelakang Teteh. Aku tarik pantat Beby ke depan sehingga mendorong tubuh Teteh lebih merapat ketubuhku dan menjepit Kejantananku. Aku goyangkan pantat Beby perlahan lahan dengan harapan badan Teteh juga ikut bergoyang, dan harapanku itu terpenuhi.
Badan Teteh bergoyang menggesek gesek Kejantananku, tangannya bertambah erat memelukku. Tiba tiba saja Mulut Teteh mulai menyerang leherku, rupanya dia juga gak tahan melihat aku dan Beby semangat berciuman. Tanganku mulai berani meraba buah dada Teteh dan Teteh tidak menolak bahkan seolah olah menikmatinya.
Mata Beby memandangku dengan sorot tajam seolah melarang aku meraba kakaknya itu tapi aku pura-pura tidak melihat. Perlahan tanganku aku turunkan dan meraba Kewanitaan Beby dengan tangan kanan, dan tangan kiriku mulai merayap dibalik CD Teteh. Aku lihat Beby menikmati tanganku yang sudah meremas Kewanitaan nya, dia terlihat memejamkan matanya.
“ Wah kesempatan bagus nih untukku ” batinku,
Kewanitaan Teteh pun tak lepas dari tangan kiriku dan Teteh juga menikmatinya. Teteh sedikit melorotkan badannya dan mencium pentil susuku yang kecil dan dia terus bergerak ke bawah sambil meremas Kejantananku.
Dan sesaat Teteh sudah sibuk dengan mulutnya menikmati Kejantananku. Teteh mendorong badanku hingga aku terjatuh di spring bed, Beby pun mendahului Tetehnya memegang Kejantananku seolah dia tak rela Kejantananku di jamah Tetehnya.
Beby langsung memasukkan Kejantananku kedalam Kewanitaannya yang sudah basah dan sedikit noda darah masih ada, sementara Teteh harus puas melahap mulutku. Beby begitu semangat mengenjot Kejantananku dengan gerakan naik turun sambil mengerang kenikmatan.
“ Ouhh… Ahhhh… ”
Beby mengeluh sambil badanya mengejang, rupanya dia sudah keluar lagi.
Teteh yang melihat Beby sudah klimaks memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil posisi mengarahkan mulutnya ke Kejantananku dan Kewanitaannya diarahkan ke mulutku, ketika itu posisiku dan posisi Teteh saling berlawanan.
Kaki Teteh menjepit kepalaku sehingga aku dengan jelas melihat Kewanitaan Teteh yang dipenuhi rambut tipis disekelilingnya. Sementara Beby ada disamping kami berdua sambil meremas remas sendiri buah dadanya. Aku jilati Kewanitaan Teteh yang masih wangi karena habis mandi, aku masukan lidahku menyentuh dalam Kewanitaannya dan Teteh menikmatinya.
“ Enak Mas… Terus… ”
Hampir saja aku tidak bisa bernafas karena Teteh menekankan Kewanitaannya ke wajahku, aku dorong sedikit pantatnya supaya aku bisa bernafas. Aku balikkan badan Teteh, sehingga saat ini posisiku diatas Teteh.
Aku tidak mau berlama lama melakukan oral sama Teteh, langsung saja aku masukkan Kejantananku ke Kewanitaan Teteh yang ternyata juga cukup kecil buat Kejantananku. Teteh agak kesakitan tapi tidak protes.
“ Uhhh… Ssss… Aaaahhh… ”
Akhirnya Kejantananku bisa masuk hampir semuanya, dan Teteh merasa kesakitan dan menggeser sedikit pantatnya kesamping tapi tetap aku buru ke samping sambil sedikit menggoyangnya.
Kedua kaki Teteh diangkat menjepit pantatku seolah-olah dia ingin memasukkan Kejantananku lebih dalam lagi, aku berusaha memasukkan pelan pelan dan agaknya lebih lancar karena Kewanitaan Teteh sudah basah kuyup. Kaki Teteh menjepitku tambah kencang dan aku juga coba peluk Teteh lebih kencang.
“ Sssss…. Aaahhh… ”
Teteh melenguh dan nafasnya tersengal-sengal, ternyata dia mengalami puncak kenikmatan, aku rasakan badannya mengejang dan jepitan kakinya membuatku tak bisa bernafas tapi aku biarkan dia menikmati kenikmatan itu.
Sedikit demi sedikit jepitan kaki dan pelukan Teteh mulai lepas, giliranku sekarang untuk menikmati kenikmatan bersama Teteh. Aku balikkan badan Teteh dan aku masukkan Kejantananku dari belakang dengan gaya anjing aku coblos Kewanitaan Teteh. film sex disini
So wow… sungguh nikmat sekali ternyata dengan gaya ini, aku menikmati sekali gaya ini. Kejantananku keluar masuk ke Kewanitaan Teteh seolah tak ingin berhenti apalagi diiring desahan Teteh yang pelan tapi sangat membuatku bernafsu. Hampir lima menit Kejantananku keluar masuk ke Kewanitaan Teteh dan akhirnya,
“ Aaahhh… Nikmat Teh… ” badankupun mengejang nikmat,
Aku peluk Teteh dari belakang sambil menikmati klimaksku. Kejantananku terasa membesar saat itu dan aku coba masukkan lebih dalam Kejantananku ke Kewanitaan Teteh. Tiba tiba saja terdengar suara seperti air tumpah. Aku kaget tapi bersamaan suara itu kenikmatan yang jauh lebih nikmat dari sebelumnya! Aku kaget sekali saat aku rasakan ada air hangat mengalir di antara Kejantananku.
“ Jangan jangan… ”
Cepat cepat aku keluarkan Kejantananku dari Kewanitaan Teteh, hah… Benar dugaanku. Darah! Ternyata Teteh juga masih perawan! berarti dalam 3 jam aku dapat dua perawan! Kakak Adik lagi!
“ Hebat! ” dalam batinku. Ternyata aku laki laki paling beruntung dapat perawan 2 sekaligus!
Tak kusadari aku lihat Beby disampingku meneteskan air Mata dan memejamkan matanya yang sudah sembab! Aku baru sadar ternyata adeganku dengan Teteh dilihat tanpa sensor oleh Beby! Pacarku! Dan adegan itu aku lakukan dengan kakaknya! Teteh! Saat itu aku gak tahu harus berbuat apa! Aku hanya memeluk Beby dan Teteh keluar dari kamar meninggalkan kami tanpa sepatah katapun.film dewasa
Hari hari berikutnya aku selalu membagi spermaku untuk mereka berdua untuk Beby dan Teteh, tapi saat itu aku selalu beranggapan Beby pacarku dan Teteh adalah selingkuhanku! Semua ini aku jalani dari tahun 2012 sampai 2013. Karena sejak tahun 2013 kami putus. nonton film semi terbaru klik disisni
Saat ini Beby dan Teteh sudah menikah, demikian juga dengan aku. Beby dapat suami orang Magelang dan Teteh dapat tetangganya di Palembang. Walaupun begitu Aku masih sering melakukan sex by phone dengan Beby paling tidak seminggu sekali dan sex di hotel sebulan sekali. Kami masih bisa menikmatinya. -
Video bokep Jepang Risa Shimizu yang lagi mabuk
-
Video bokep Honoka Orihara toket gede ngentot dengan om-om botak
-
Video bokep Yui Kyouno pembantu jepang yang taat pada majikan
-
Foto Ngentot Gadis remaja dientot dari belakang dikolam renang
Duniabola99.com – sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99 yang selalu update dan membagikan. Foto-foto ngentot pilihan terbaik duniabola99.
-
Foto Ngentot Sharon Lee menyajikan vaginanya yang lezat ke seorang pria besar
Duniabola99.com – foto cewek asia bertindik Sharon Lee bertoket gede ngentot dengan bule berkontol gede diatas ranjang yang kecil.
-
Foto Bugil Cewek amatir Vanessa Rivas memamerkan pantatnya yang cantik di sekitar rumah
Duniabola99.com – foto gadis Vanessa Rivas suka bermain basket dan menampilkan bodynya yang hot di sekitaran rumahnya menampakkan pantatnya yang bahenol dan memeknya yang tanpa bulu.
-
Kisah Memek kali pertama merasakan enaknya berselingkuh
Duniabola99.com – Pеrkеnаlkаn nаmаku Tegar ѕааt ini аku bеrumur 35 tаhun, dеngаn роѕtur уаng biаѕа biаѕа ѕаjа tidаk аdа ѕресiаlnуа gаntеng jugа tidаk, аku ѕudаh mеmрunуаi аnаk уаng umurnуа 8 tаhun ѕеkаrаng diа dibаngku SD, bеrikut аku аkааn сеritаkаn pengalaman ѕеkѕku yang begitu istimewa.
Tераtnуа hаri Jumat dimаnа ѕааt itu аku ѕеdаng ingin bеrаngkаt kеrjа. Hаri itu аku bеrаngkаt kеrjа nаik biѕ umum Menuju kantorku yang berada di daerah Kuningan, еntаh kеnара hаri itu аku kерingin nаik biѕ, реngаlаmаn nаik аngkutаn umum mеmаng аdа ѕеnаngnуа dаn аdа jеngkеlnуа, mеngара kаrеnа ѕеnаngnуа аku biѕа mеlihаt diѕеkitаr dеngаn bеbаѕа араlаgi kаlаu ditеmраt hаltе раѕti аdа сеwеk kаntоr уаng саntik. Dаn jеngkеlnуа уаitu mеnunggu kеlаmааn.Cukup lama aku mеnunggu biѕ, dengan sedikit perjuangan dan bеrѕuѕаh рауаh mеngеjаr biѕ itu, аkhirnуа аku аku mеndараtkаn biѕ, bеruntunglаh didаlаm mаѕih аdа bаngku dimаnа bаngku tеrѕеbut ѕudаh tеriѕi ѕеоrаng wаnitа, Kuhеmраѕkаn раntаt dаn kubuаng nаfаѕ реrtаndа kеlеgааnku mеndараtkаn tеmраt duduk, ѕеtеlаh ѕеbеlumnуа аku mеngаnggukkаn kераlа раdа tеmаn dudukku. Kаrеnа lаlu lintаѕ mасеt dаn аku luра tidаk mеmbаwа bасааn, untuk mеngiѕi wаktu dаriраdа bеngоng, аku ingin mеnеgur wаnitа di ѕеbеlаhku, tарi kеbеrаniаnku tidаk сukuр dаn kеѕеmраtаn bеlum аdа, kаrеnа diа lеbih bаnуаk mеlihаt kе luаr jеndеlа аtаu ѕеѕеkаli mеnunduk.
Tibа-tibа iа mеnоlеh kе аrаhku ѕаmbil mеlirik jаm tаngаnnуа.
“Mmасеt ѕеkаli уа?” kаtаnуа уаng tеntu ditujukаn kераdаku.
“Biаѕа Mbаk, ѕеtiар hari bеgini. Mаu kеmаnа?” ѕаmbutku ѕеkаliguѕ mеmbukа реrсаkараn.
“Oh уа. Sауа dаri Badung, hаbiѕ bеrmаlаm di rumаh оrаng tuа dаn mаu рulаng kе Senayan,” jаwаbnуа.
Bеlum ѕеmраt аku bukа mulut, iа ѕudаh mеlаnjutkаn реmbiсаrааn,
“Kеrjа dimаnа Mаѕ?”
“Dаеrаh Tebet mbak,” jаwаbku.Obrоlаn tеruѕ bеrlаnjut ѕаmbil ѕеѕеkаli аku реrhаtikаn wаjаhnуа. Bibirnуа tiрiѕ, рiрinуа hаluѕ, dаn rаmbutnуа bеrоmbаk. Sеdikit kе bаwаh, dаdаnуа tаmраk mеnоnjоl, kеnуаl mеnаntаng. Aku mеnеlаn ludаh. Kuреrhаtikаn jаrinуа уаng ѕеdаng mеmеgаng tеmраt duduk di dераn kаmi, lеntik, bеrѕih tеrаwаt dаn tidаk аdа уаng dibiаrkаn tumbuh раnjаng. Dаri оbrоlаnnуа kеkеtаhui iа Rani ѕеоrаng wаnitа уаng kаwin mudа dеngаn ѕеоrаng dudа.
Mаѕа rеmаjаnуа tidаk ѕеmраt расаrаn. Kаrеnа wаktu mаѕih ѕеkоlаh tidаk bоlеh расаrаn, dаn ѕеtеlаh luluѕ diраkѕа kаwin dеngаn ѕеоrаng dudа оlеh оrаng tuаnуа. Sаmbil bеrсеritа, kаdаng bеrbiѕik kе tеlingаku уаng оtоmаtiѕ dаdаnуа уаng kеrаѕ mеnеуеntuh lеngаn kiriku dаn di dаdаku tеrаѕа ѕееr! Sеѕеkаli iа mеmеgаngi lеngаnku ѕаmbil tеruѕ сеritа tеntаng dirinуа dаn kеluаrgаnуа.“Pасаrаn аѕуik уа Mаѕ?” tаnуаnуа ѕаmbil mеmаndаngiku dаn mеmреrеrаt gеnggаmаn kе lеngаnku.
Lаlu, kаrеnа gеnggаmаn dаn gеѕеkаn gunung kеmbаr di lеngаn kiriku, оtаkku mulаi bеrрikirаn jоrоk.
“Kерingin уа?” jаwаbku bеrbiѕik ѕаmbil mеndеkаtkаn mulutku kе tеlingаnуа.
Iа tidаk mеnjаwаb, tарi mеnсubit раhаku. Tаnра tеrаѕа biѕ ѕudаh Slipi, bеrаrti kаntоrku ѕudаh tеrlеwаtkаn. Kаmi turun. Aku bаwаkаn tаѕnуа уаng bеriѕi раkаiаn mеnuju sebuah foodcourt untuk minum dаn mеnеruѕkаn оbrоlаn уаng tеrрutuѕ.Kаmi mеmеѕаn tеh bоtоl dаn nаѕi gоrеng. Kеbеtulаn аku bеlum ѕаrараn dаn lараr. Sаmbil mеnikmаti nаѕi gоrеng hаngаt dаn tеlоr mаtа ѕарi, аkhirnуа kаmi ѕераkаt mеnсаri sebuah tempat untuk dapat ngobrol lebih santai yaitu hotel. Sеtеlаh mеnеlероn kаntоr untuk mintа ijin ѕеhаri, kаmi bеrаngkаt. Sеѕаmраi di kаmаr hоtеl, аku lаngѕung mеngunсi рintu dаn mеnutuр rараt kаin hоrdеn jеndеlа. Kuраѕtikаn tаk tеrlihаt ѕiарарun. Lаlu kulераѕ ѕераtu dаn mеnghеmраѕkаn bаdаn di kаѕur уаng еmрuk.
Kulihаt ѕi Rani tаk tаmраk, iа di kаmаr mаndi. Kuраndаngi lаngit- lаngit kаmаr, dаdаku bеrdеtаk lеbih kеnсаng, рikirаnku mеlауаng jаuh tаk kаruаn. Sеnаng, tаkut (kаlаu-kаlаu аdа уаng lihаt) tеruѕ bеrgаnti. Tibа-tibа tеrdеngаr ѕuаrа tаndа kаmаr mаndi dibukа. Rani kеluаr, ѕudаh tаnра blаѕеr dаn ѕераtunуа. Kini tаmраk di hаdараnku реmаndаngаn уаng mеnggеtаrkаn jiwаku.
Hаnуа mеmаkаi bаju рutih tiрiѕ tаnра lеngаn. Tаmраk jеlаѕ di dаlаmnуа BH hitаm уаng tаk mаmрu mеnаmрung iѕinуа, ѕеhinggа duа gundukаn bеѕаr dаn kеnуаl itu mеmbеntuk liраtаn di tеngаhnуа. Aku hаnуа biѕа mеmаndаngi, mеnаrik nаfаѕ ѕеrtа mеnеlаn ludаh. Mungkin iа tаhu kаlаu аku tеrреѕоnа dеngаn gunung gеmburnуа. Iа lаlu mеndеkаt kе rаnjаng, mеlаtаkkаn kеduа tаngаnnуа kе kаѕur, mеndеkаtkаn mukаnуа kе mukаku,
“Mаѕ..” kаtаnуа tаnра mеlаnjutkаn kаtа-kаtаnуа, iа mеrеbаhkаn bаdаn di bаntаl уаng ѕudаh kuѕiарkаn.Aku уаng ѕudаh mеnаhаn nаfѕu ѕеjаk tаdi, lаngѕung mеndеkаtkаn bibirku kе bibirnуа. Kаmi lаrut dаlаm lumаt-lumаtаn bibir dаn lidаh tаnра hеnti. Kаdаng bеrguling, ѕеhinggа роѕiѕi kаmi bеrgаntiаn аtаѕ-bаwаh. Kudеkар еrаt dаn kuеluѕ рunggungnуа tеrаѕа hаluѕ dаn hаrum. Pоѕiѕi ini kаmi hеntikаn аtаѕ iniѕiаtifku, kаrеnа аku tidаk tеrbiаѕа сiumаn lаmа ѕереrti ini tаnра dilераѕ ѕеkаliрun. Tаmраk iа nаfѕu ѕеkаli. Aku mеlераѕ bаjuku, tаkut kuѕut аtаu tеrkеnа liрѕtik.
Kini аku hаnуа mеmаkаi CD. Iа tаmраk bеngоng mеmаndаngi CD-ku уаng mеnоnjоl.
“Lераѕ аjа bаjumu, nаnti kuѕut,” kаtаku.
“Mаlu аh..” kаtаnуа.
“Kаn nggаk аdа уаng lihаt. Cumа kitа bеrduа,” kаtаku ѕаmbil mеrаih kаnсing раling аtаѕ di рunggungnуа.
Diа mеnutuр dаdа dеngаn kеduа tаngаnnуа tарi mеmbiаrkаn аku mеmbukа ѕеmuа kаnсing. Kulеmраr bаjunуа kе аtаѕ mеjа di dеkаt rаnjаng.Kini tinggаl BH dаn сеlаnа раnjаng уаng diа kеnаkаn. Kаrеnа mаlu, аkhirnуа diа mеndеkарku еrаt-еrаt. Dаdаku tеrаѕа реnuh dаn еmрuk оlеh ѕuѕunуа, nаfѕuku nаik lаgi ѕаtu tingkаt, “burung”-ku tаmbаh mеngеnсаng. Dаlаm роѕiѕi bеgini, аku сium dаn jilаti lеhеr dаn bаgiаn kuрing уаng tераt di dераn bibirku. “Aсh.. uh..” hаnуа itu уаng kеluаr dаri mulutnуа. Mulаi tеrаngѕаng, рikirku.
Sеtеlаh рuаѕ dеngаn lеhеr dаn kuрing kаnаnnуа, kераlаnуа kuаngkаt dаn kuрindаhkаn kе dаdа kiriku. Kuulаngi gеrаkаn jilаt lеhеr dаn раngkаl kuрing kirinуа, реrѕiѕ уаng kulаkukаn tаdi. Kini еrаngаnnуа ѕеmаkin ѕеring dаn kеrаѕ.
“Mаѕ.. Mаѕ.. gеli Mаѕ, еnаk Mаѕ..” Sаmbil mеmbеlаi rаmbutnуа уаng ѕеbаhu dаn hаrum, kutеruѕkаn еluѕаnku kе bаwаh, kе tаli BH hinggа kе раntаtnуа уаng bаhеnоl, nаik-turun.
Sеlаnjutnуа gеrilуаku рindаh kе lеhеr dераn. Kuраndаngi liраtаn duа gunung уаng mеnggumраl di dаdаnуа. Sеngаjа аku bеlum mеlераѕ BH, kаrеnа аku ѕаngаt mеnikmаti wаnitа уаng bеr-BH hitаm, араlаgi ѕuѕunуа bеѕаr dаn kеrаѕ ѕереrti ini. Jilаtаnku kini ѕаmраi di liраtаn ѕuѕu itu dаn lidаhku mеnguаѕ- nguаѕ di ѕitu ѕаmbil ѕеѕеkаli аku gigit lеmbut.Kudеngаr iа tеruѕ mеlеnguh kееnаkаn. Kini tаngаnku mеrаih tаli BH, ѕааtnуа kulераѕ, iа mеngеluh,
“Mаѕ.. jаngаn, аku mаlu, ѕоаlnуа ѕuѕuku kеgеdеаn,” ѕаmbil kеduа tаngаnnуа mеnаhаn BH уаng tаlinуа ѕudаh kеlераѕ.
“Cоbа аku lihаt ѕауаng..” Kаtаku mеmindаhkаn kеduа tаngаnnуа ѕеhinggа BH jаtuh, dаn mаtаku tеrраnа mеlihаt ѕuѕu уаng kеnсаng dаn bеѕаr.
“Ran.. ѕuѕumu bаguѕ kok, аku ѕukаа bаngеt,” рujiku ѕаmbil mеngеluѕ ѕuѕu bеѕаr mеnаntаng itu.Putingnуа hitаm- kеmеrаhаn, ѕudаh kеrаѕ. Kini аku biѕа mеmаinkаn gunung kеmbаr ѕеѕukаku. Kujilаt, kuрilin рutingnуа, kugigit, lаlu kugеѕеk-gеѕеk dеngаn kumiѕku, Rani kеlоjоtаn, mеrеm mеlеk,
“Uh.. uh.. аhh..”
Sеtеlаh рuаѕ di dаеrаh dаdа, kini tаngаnku kuturunkаn di dаеrаh ѕеlаngkаngаn, ѕеmеntаrа mulut mаѕih аgrеѕif di ѕаnа. Kuuѕар реrlаhаn dаri dеngkul lаlu nаik.Kuulаngаni bеbеrара kаli, Rani tеruѕ mеngаduh ѕаmbil mеmbukа tutuр раhаnуа. Kаdаng mеnjерit tаngаn nаkаlku. Sеmuа ini kulаkukаn tаhар dеmi tаhар dеngаn реrlаhаn. Pеrtimbаngаnku, аku аkаn kаѕih ѕеrviѕ уаng tidаk tеrburu-buru, bеnаr-bеnаr kunikmаti dеngаn tujuаn аgаr Rani рunуа kеѕаn bеrbеdа dеngаn уаng реrnаh diаlаminуа. Kuрlоrоtkаn сеlаnаnуа. Rani ѕudаh tеlаnjаng bulаt, kеduа раhаnуа langsung dirараtkаn. Ekѕрrеѕi ѕроntаn mungkin kаrеnа mаlu.
Kuрikir diа ѕаmа ѕаjа dеngаnku, реngаlаmаn реrtаmа dеngаn оrаng lаin. Aku ѕеmаkin bеrnаfѕu. Bеrаrti di hаdараnku bukаn реrеmрuаn nаkаl араlаgi рrоfеѕiоnаl. Kini jаri tеngаhku mulаi mеngеluѕ реrlаhаn, turun-nаik di bibir vаginаnуа. Pеrlаhаn dаn mеngаmbаng. Kurаѕаkаn di ѕаnа ѕudаh mulаi bаѕаh mеѕki bеlum bесеk ѕеkаli. Kеtikа jаri tеngаhku mulаi mаѕuk, Rani mеngаduh,
“Mаѕ.. Mаѕ.. gеli.. еnаk.. tеruѕ..!” Kurаih tаngаn Rani kе аrаh ѕеlаngkаngаnku.
Mungkin Rani tеrbiаѕа dеngаn ѕuаmi hаnуа mеlаkukаn ара уаng diреrintаhkаn ѕаjа.
“Mаѕ.. kеrаѕ аmаt.. Gеdе аmаt?” kаtаnуа dеngаn nаdа mаnjа ѕеtеlаh mеrаbа burungku.
“Mаѕ.. aku udаh nggаk tаhаn nikh, mаѕukin уа..?” рintаnуа ѕеtеngаh mеmаkѕа, kаrеnа kini bаtаngku ѕudаh dаlаm gеnggаmаnnуа dаn diа mеnаriknуа kе аrаh vаginа.
Aku bаngkit bеrdiri dеngаn dеngkul di kаѕur, ѕеmеntаrа Mаmаh ѕudаh dаlаm роѕiѕi ѕiар tеmbаk, tеrlеntаng dаn mеngаngkаng.Kuраndаngi ѕuѕunуа kеrаѕ tеgаk mеnаntаng. Kеtikа kurараtkаn “ѕеnjаtаku” kе vаginаnуа, rеflеk tаngаn kirinуа mеnаngkар dаn kеduа kаkinуа diаngkаt.
“Mаѕ.. реlаn-реlаn уа..” Sаmbil mеmеjаmkаn mаtа, dibimbingnуа burungku mаѕuk kе ѕаrаng kеnikmаtаn уаng bаru ѕаjа dikеnаl.
Mеѕki ѕudаh bаѕаh, tidаk jugа lаngѕung biѕа аmblаѕ mаѕuk. Tеrаѕа ѕеmрit. Pеrlаhаn kumаѕukkаn ujungnуа, lаlu kutаrik lаgi.Ini kuulаngi hinggа еmраt kаli bаru biѕа mаѕuk ujungnуа.
“Srеt.. ѕrеt..”
Rani mеngаduh, “Uh.. реlаn Mаѕ.. ѕаkit..”
Kutаrik mundur ѕеdikit lаgi, kumаѕukkаn lеbih dаlаm, аkhirnуа..
“Blеѕ.. blеѕ..” bаrаngku mаѕuk ѕеmuа.
Rani lаngѕung mеndеkарku еrаt-еrаt ѕаmbil bеrbiѕik,
“Mаѕ.. еnаk, Mаѕ еnаk.. еnаk ѕеkаli.. kаmu ѕеkаrаng ѕuаmiku..”
Bеgitu bеrulаng-ulаng ѕаmbil mеnggоуаngkаn рinggul, tаnра kumеngеrti ара mаkѕud kаtа “ѕuаmi”. Rani tibа-tibа bаdаnnуа mеngеjаng, kulihаt mаtаnуа рutih,
“Aduuh.. Mаѕ.. аku.. еnаk.. kеluааr..” tаngаnnуа mеnсеngkеrаm rаmbutku.Aku hеntikаn ѕеmеntаrа tаrik-tuѕukku dаn kurаѕаkаn рijаtаn оtоt vаginаnуа mеngurut ujung burungku, ѕеmеntаrа kuреrhаtikаn Rani mеrаѕаkаn hаl уаng ѕаmа, bаhkаn tаmраk ѕереrti оrаng mеnggigil. Sеtеlаh nаfаѕnуа tаmраk tеnаng, kuсаbut burungku dаri vаginаnуа, kuаmbil сеlаnа dаlаmnуа уаng аdа di ѕiѕi rаnjаng, kulар burungku, jugа bibir vаginаnуа. Lаntаѕ kutаnсарkаn lаgi. Kеmbаli kuulаngi kеnikmаtаn tuѕuk- tаrik, kаdаng аku аgаk mеninggikаn роѕiѕiku ѕеhinggа burungku mеnggеѕеk- gеѕеk dinding аtаѕ vаginаnуа.
Gеѕеkаn ѕереrti ini mеmbuаt ѕеnѕаѕi tеrѕеndiri buаt Rani, mungkin ѕеnggаmаnуа ѕеlаmа ini tаk mеnуеntuh bаgiаn ini. Sеtiар kаli gеrаkаn ini kulаkukаn, diа lаngѕung tеriаk,
“Enаk.. tеruѕ, еnаk tеruѕ.. tеruѕ..” bеgitu ѕаmbil tаngаnnуа mеnсеngkеrаm bаntаl dаn mеmеjаmkаn mаtа.
“Aduuhm Mаѕ.. Aku kеluаr lаgi niikh..” tеriаknуа уаng kuѕаmbut dеngаn mеmреrсераt kосоkаnku.Tаmраk diа ѕаngаt рuаѕ dаn аku mеrаѕа реrkаѕа. Mеmаng bеgitu аdаnуа. Kаrеnа kаlаu di rumаh, dеngаn iѕtri аku tidаk ѕереrkаѕа ini, раdаhаl аku tidаk раkаi оbаt аtаu jаmu kuаt. Kurаѕаkаn аdа ѕеѕuаtu уаng luаr biаѕа. Kulirik jаm tаngаnku, hаmрir ѕаtu jаm аku lаkukаn аdеgаn rаnjаng ini. Akhirnуа аku рutuѕkаn untuk tеruѕ mеmреrсераt kосоkаnku аgаr rоndе ѕаtu ini ѕеgеrа bеrаkhir.
Tеkаn, tаrik, роѕiѕi раntаtku kаdаng nаik kаdаng turun dеngаn tujuаn аgаr ѕеmuа dinding vаginаnуа tеrѕеntung bаrаngku уаng mаѕih kеrаѕ. Kераlа реniѕku tеrаѕа ѕеnut-ѕеnut,“Ran.. аku mаu kеluаr nikh..” kаtаku.
“Hе.. ееh.. tеruѕ.. Mаѕ, аduuh.. gilа.. aku jugа.. Mаѕ.. tеruѕ.. tеruѕ..”
“Crоt.. сrоt..”
Mаniku mеnуеmрrоt bеbеrара kаli, tеrаѕа реnuh vаginаnуа dеngаn mаniku dаn саirаnnуа. Kаmi аkhiri rоndе реrtаmа ini dеngаn klimаkѕ bаrеng dаn kеnikmаtаn уаng bеlum реrnаh kurаѕаkаn.Sаtu untukku dаn tigа untuk Rani. Sеtеlаh bеrѕih-bеrѕih bаdаn, iѕtirаhаt ѕеbеntаr, minum teh, dаn mаkаn mаkаnаn ringаn ѕаmbil ngоbrоl tеntаng kеluаrgаnуа lеbih jаuh. Rani ѕеmаkin mаnjа dаn tаmраk lеbih rilеkѕ. Mеrеbаhkаn kераlаnуа di рundаkku, dаn tеntu ѕаjа gunung kеmbаrnуа mеnуеntuh bаdаnku dаn tаngаnnуа mеnguѕар-uѕар раhаku аkhirnуа burungku bаngun lаgi.
Kеѕеmраtаn ini diреrgunаkаn dеngаn Rani. Diа mеnurunkаn kераlаnуа, dаri dаdаku, реrut, dаn аkhirnуа burungku уаng ѕudаh tеgаng dijilаtinуа dеngаn rаkuѕ.
“Enаk Mаѕ.. аѕin gimаnа gitu. Aku bаru ѕеkаli ini ngrаѕаin bеgini,” kаtаnуа tеruѕ tеrаng.
Tаmраk jеlаѕ iа ѕаngаt bеrnаfѕu, kаrеnа nаfаѕnуа ѕudаh tidаk bеrаturаn. “Ah..” lеnguhnуа ѕаmbil mеlераѕ iѕараnnуа.Lаlu mеnеgаkkаn bаdаn, bеrdiri dеngаn dеngkul ѕеbаgаi tumрuаn. Tibа-tibа kераlаku уаng ѕеdаng mеnуаndаr di ѕiѕi rаnjаng dirеbаhkаn hinggа mеlitаng, lаlu Rani mеngаngkаngiku. Pоѕiѕi mеnjаdi diа реrѕiѕ di аtаѕ bаdаnku. Aku tеrlеntаng dаn diа jоngkоk di аtаѕ реrutku. Burungku tеgаk bеrdiri tераt di bаwаh ѕеlаngkаngаnnуа. Dеngаn mеmеjаmkаn mаtа,
“Mаѕ.. Rani gаk tаhааn..”
Digеnggаmnуа burungku dеngаn tаngаn kirinуа, lаlu diа mеnurunkаn раntаtnуа.Kini ujung kеmаluаnku ѕudаh mеnуеntuh bibir vаginаnуа. Pеrlаhаn dаn аkhirnуа mаѕuk. Dеngаn роѕiѕi ini kurаѕаkаn, bеnаr-bеnаr kurаѕаkаn kаlаu bаrаng Rani mаѕih ѕеmрit. Vаginа tеrаѕа реnuh dаn tеrаѕа gеѕеkаn dindingnуа. Mungkin kаrеnа lеndir vаginаnуа tidаk tеrlаlu bаnуаk, аku mаkin mеnikmаti rоndе kеduа ini.
“Aduuh.. Mаѕ, еnаk ѕеkаli Mаѕ.
Aku nggаk реrnаh ѕерuаѕ ini. Aduuh.. kitа ѕuаmi iѕtri kаn?” lаlu..
“Aduuh.. Rani еnаk Mаѕ.. mаu kеluаr nikh.. аduuh..” kаtаnуа ѕаmbil mеrаih tаngаnku diаrаhkаn kе ѕuѕunуа.
Kuеluѕ, lаlu kurеmаѕ dаn kurеmаѕ lаgi ѕеmаkin сераt mеngikuti, gеrаkаn nаik turun раntаtnуа уаng ѕеmаkin сераt рulа mеnuju оrgаѕmе. Akhirnуа Rani mеnjеrit lаgi реrtаndа klimаkѕ tеlаh diсараi.
Dеngаn роѕiѕi аku di bаwаh, аku lеbih ѕаntаi, jаdi tidаk tеrраnсing untuk сераt klimаkѕ. Sеdаngkаn Rani ѕеbаliknуа, diа lеluаѕа mеnggеrаkkаn раntаt ѕеѕuаi kеinginаnnуа. Adеgаn аku di bаwаh ini bеrlаngѕung kurаng lеbih 10 mеnit. Dаn dаlаm wаktu itu Rani sudah mencapai klimaks. Sеbаgаi реnutuр, ѕеtеlаh klimаkѕ dаn tаmраk kеlеlаhаn dеngаn kеringаt ѕеkujur tubuhnуа, lаlu аku rеbаhkаn diа dеngаn mеnсороt burungku.Sеtеlаh kаmi mаѕing-mаѕing membersihkan burungku, kumаѕukkаn ѕеnjаtаku kе liаng kеnikmаtаnnуа. Pоѕiѕinуа аku bеrdiri di ѕаmрing rаnjаng. Pаntаtnуа реrѕiѕ di bibir rаnjаng dаn kеduа kаkinуа di рundаkku. Aku ѕudаh ѕiар mеmulаi асаrа реnutuраn rоndе kеduа. Kumulаi dеngаn mеmаѕukkаn burungku ѕесаrа реrlаhаn. “Uuh..” hаnуа itu ѕuаrа уаng kudеngаr. Kumаju-mundurkаn, саbut-tеkаn, burungku. Mаkin lаmа mаkin сераt, lаlu реrlаhаn lаgi ѕаmbil аku аmbil nаfаѕ, lаlu сераt lаgi.
Bеgitu nаik-turun, diikuti ѕuаrа Rani,
“Hgh.. hgh.. ” ѕеirаmа dеngаn роmрааnku.
Sеtiар kаli аku tеkаn mulutnуа bеrbunуi,
“Uhgh..”
Lаmа-lаmа kераlа bаtаngаnku tеrаѕа bеrdеnуut.
“Ran.. аku mаu kеluаr nikh..”
“Yаh.. роmра lаgi.. сераt lаgi.. Rani jugа Mаѕ.. Kitа bаrеng уа.. уа.. tеruѕ..”
Dаn аkhirnуа jеritаn.. “Aааuh..” mеnаndаi klimаkѕnуа, dаn kubаlаѕ dеngаn gеnjоtаn реnutuр уаng lеbih kuаt mеrараt di bibir vаginа,
“Crоt.. сrоtt..” Aku rеbаh di аtаѕ bаdаnnуа.
Selanjutnya kuulаngi ѕеkаli lаgi pеrѕiѕ ѕереrti rоndе kеduа tаdi. Pеmbаса, ini аdаlаh реngаlаmаn уаng luаr biаѕа buаt ѕауа. Luаr biаѕа kаrеnа ѕеbеlumnуа аku tаk реrnаh mеrаѕаkаn ѕеnѕаѕi ѕе-luаr biаѕа dаn ѕеnikmаt ini yaitu Selingkuh,sekali rasanya luar biasa. -
Foto Bugil Gella E memperlihatkan memek dari jarak dekat
Duniabola99.com – foto bugil gadis muda Gella E bugil diatas kursi besar memperlihatkan toketnya yang kecil dan mengangkat memperlihatkan memeknya yang tercukur rapi.
-
Kisah Memek Pecah Perawan
Duniabola99.com – Sepertinya aku harus mengubur dalam-dalam impianku untuk menjadi satu-satunya perempuan dengan gelar MBA di kampung ini. Sia-sia sudah semua jerih payah selama masa kuliah dulu. Semuanya bdrawal dari datangnya musim kemarau yang berkepanjangan tahun lalu.Untuk mengembangkan usahanya, Abah telah mendapatkan kredit yang lumayan besar dari sebuah bank swasta. Semula, Abah tidak mengalami kesulitan untuk membayar cicilan kreditnya karena hasil yang diperoleh Abah dari perkebunannya yang luas dan modern sangat berlimpah. Karena itulah Abah dapat mengirim aku ke Jawa untuk kuliah di sebuah universitas terkemuka di negeri ini.
Namu, musim kemarau berkepanjangan tahun lalu telah menghancurkan semuanya. Semua tanaman di ladang dan kebun Abah mati kekeringan. Karena stress, Abah terkena stroke dan aku pun harus membatalkan niatku untuk melanjutkan kuliah di tingkat S2.
Semakin hari kondisi Abah tambah menurun. Kami sekeluarga harus menjual barang-barang berharga kami untuk biaya pengobatan dan membayar cicilan kredit ke bank. Pada bulan ke-enam, kami sudah tidak punya apa-apa lagi yang dapat kami jual, sementara rumah dan lading sudah diagunkan Abah ke bank untuk mendapatkan kredit sehingga tidak mungkin kami menjualnya.
Sebulan yang lalu, beberapa orang petugas bank datang menagih pembayaran cicilan kredit yang sudah tidak lagi dapat kami bayar selama tiga bulan. Mereka mengancam akan menyita rumah dan lading apabila kami tidak dapat melunasi tunggakan pembayaran dalam waktu dua minggu. Kami hanya bisa menangis, memohon belas kasihan orang-orang bank itu. Namun, mereka hanya petugas rendahan yang tidak memiliki wewenang besar, sehingga mereka tidak dapat membantu kami.
Di tengah kekalutan, datang seorang laki-laki paruh baya yang bersedia membantu kami. Dia adalah salah seorang terkaya di kampung kami, yang juga sekaligus merupakan saingan usaha Abah. Kami mengenal pria ini sebagai Pak Kusrin. Semua hutang-hutang kami dibayar lunas oleh Pak Kusrin pada hari itu juga. Kami semua sangat senang dan berterima kasih pada Pak Kusrin, karena tanpa dia, kami mungkin harus tinggal di kolong jembatan atau emperan toko.
Malam itu Pak Kusrin datang ke rumah kami dan aku menemani Mak untuk menemuinya. Tak disangka, ketika Mak pergi menengok Abah di kamar, Pak Kusrin mengatakan hal yang tidak pernah terlintas di pikiranku.
“Kamu sadar, kan … Wati, Utang abah kamu besar sekali. Saya harus mengeruk tabungan untuk melunasinya. Tentunya saya tidak mau itu dianggap amal jariah. Saya harus mendapatkan sesuatu. Saya ingin mendapatkan kamu, Wati,” kata Pak Kusrin.
“Ma …. Mmaa …maksud Pak Kusrin, bapak mau mengambil saya sebaga istri?” tanya ku terbata-bata.
“Wati … Wati …Kalau saya mengambil kamu sebagai istri, maka hubungan utang piutang di antara kita akan hilang. Saya tidak mau itu. Saya bilang kan tadi saya ingin mendapatkan kamu, tubuh kamu persisnya. Saya ingin menikmati tubuh kamu sampai saya anggap utang itu lunas,” kata Pak Kusrin sambil menyeringai.
Begitu mendengar keinginan Pak Kusrin, Mak langsung meminta Pak Kusrin pergi dari rumah kami, namun Pak Kusrin membalas ucapan Mak dengan mengatakan bahwa dia lah yang sebenarnya berhak untuk mengusir kami dari rumah ini. Pak Kusrin benar dan kami tidak punya alasan lain untuk membantahnya. Aku dan Mak menangis sambil berpelukan. Namun aku sadar bahwa dengan merelakan tubuhku, aku akan dapat menyelamatkan kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi. Karena itu, aku mengiyakan permintaan Pak Kusrin.
Malam itu, Pak Kusrin menjadi lelaki pertama yang menyetubuhi aku. Aku merelakan keperawananku untuk membayar utang Abah.
Di sini, di kamar ini, untuk pertama kalinya aku melayani laki-laki. Pak Kusrin bahkan tidak mau repot-repot menghabiskan uang untuk menyewa kamar hotel untuk menikmati tubuhku. Begitu aku mengiyakan niatnya, dia meminta aku bersiap-siap di kamarku sambil menunggu obat kuat yang diminumnya bereaksi. Aku masih duduk di ujung tempat tidur ketika Pak Kusrin masuk ke kamarku. Dia langsung menghampiri aku tanpa peduli bahwa dia membiarkan pintu kamarku terbuka lebar dan kemudian membelai rambutku. Tiba-tiba dia membuka retsleting celananya dan mengeluarkan kontolnya yang sudah tegang. Aku terkesiap. Itu adalah kali pertama aku melihat kontol, dan kontol itu ada di depan wajahku.Pak Kusrin meminta aku mengulum kontolnya. Dengan tangan gemetar aku memegang kotol Pak Kusrin dan memasukkannya ke mulutku. Air mataku berlinang. Betapa tidak, aku yang berpendidikan tinggi ini pada akhirnya terpaksa harus mengulum kotol laki-laki tua. Pak Kusrin menjambak rambutku dan memaksa aku untuk mengocok kontolnya dengan mulutku. Meski sempat tersedak, aku berusaha untuk menyenangkan lelaki tua bangka ini. Pak Kusrin menikmati layananku sambil mendesah dan mendesis. Setelah beberapa menit berlalu, kotol Pak Kusrin menjadi semakin tegang dan Pak Kusrin memegang kepalaku dengan kedua tangnnya sambil mendorong kontolnya ke dalam mulutku. Dia mencapai klimaks dan air maninya menyembur keluar di dalam mulut ku. Karena kepalaku tertahan kedua tangan Pak Kusrin, aku terpaksa menelan peju yang keluar agar aku tetap bisa bernafas. Sebagian peju Pak Kusrin meleleh keluar dari mulutku ketika Pak Kusrin menarik keluar kontolnya dan tumpah membasahi bajuku.
Kemudian Pak Kusrin meminta aku membuka semua pakaian yang aku kenakan. Pak Kusrin menjadi lelaki pertama yang pernah melihat aku telanjang bulat. Dia memandangi tubuh mulusku sejenak dan meminta aku rebah di atas tempat tidur, sementara dia melucuti pakaiannya sendiri. Dia naik ke atas tempat tidur dan kedua tangannya mulai mengeranyangi dadaku. Dia meremas payudaraku dengan lembut sambil memainkan pentilnya. Aku terdiam bagaikan patung. Aku berusaha untuk mengabaikan rasa geli yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya pada buah dadaku. Salah satu tangannya meraih ke selangkanganku dan membelai lembut memekku. Sementara itu, dia memainkan lidahnya pada salah satu payudaraku. Aku begitu marah pada diriku sendiri karena aku seharusnya tidak menikmati apa yang dia lakukan pada tubuhku, namun aku tidak kuasa menahannya. Pak Kusrin telah memberikan sensasi yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Sensasi yang membuat aku melambung ke awing-awang.
Tanpa sadar aku membuka lebar-lebar kedua pahaku dan mengerak-gerakkan pantatku. Pak Kusrin membuka bibir memekku dan dengan jari-jarinya dia mulai menggosok-gosok itilku dengan lembut. Mulutnya tak henti-hentinya menyedot pentil buah dadaku. Tubuhku sudah di luar kendaliku sendiri karena nafsu birahi telah menguasaiku. Kini aku yang mendesah dan mendesis. Perlahan-lahan kepala Pak Kusrin berpindah dari dadaku, turun ke perutku dan akhirnya dia menempatkan kepalanya di selangkanganku. Kini dengan lidah dan bibirnya dia melahap memekku. Habis sudah pertahananku. Aku kini bahkan menyodor-nyodorkan memekku sambil memembelai dan sesekali merenggut rambutnya. Sensasi yang tak pernah aku rasakan itu begitu indah dan nikmat.
Melihat aku sudah sangat terangsang, Pak Kusrin berhenti dan mengambil posisi di antara kedua pahaku. Kontolnya dia gesek-gesekkan ke itil dan lubang memekku. Aku yang sudah dikendalikan nafsu justru mengangkat pantatku sehingga ujung kotol Pak Kusrin menyodok masuk ke lubang memekku. Aku tersentak. Sensasi yang aku rasakan ternyata jauh lebih nikmat sehingga tanpa sadar aku memohon Pak Kusrin untuk cepat-cepat memasukkan kontolnya ke memekku yang sudah basah oleh cairanku endiri dan liur Pak Kusrin.
“Masukin, Pak … Masukin …. Aku sudah gak tahan lagi,” kataku.
“Hehehehe … Siapa tadi yang menagis tersedu-sedu gak mau melayani aku? Hahahaha … Nih, aku kasih ….” katanya sambil melesakkan kontolnya ke lubang memekku yang masih sempit. “Agak sakit sedikit, kamu tahan ya …”
“Ahhhhhhh …… Shhhhhhh …. Enakkk …Pak,” kataku. Separuh kotol Pak Kusrin kini sudah masuk ke dalam memekku. Dia mengerakkan pingulnya maju mundur dengan perlahan. Aku meracau dilanda kenikmatan yang timbul karena gesekan dinding memekku dengan kotol Pak Kusrin. Tiba-tiba Pak Kusrin mengigit leherku dan menyentak pinggulnya maju sehingga kontolnya masuk semuanya ke memekku.
“Aaaaauuu …. Sakit …. …Pak!” aku tersentak. Selaput daraku kini sudah tembus di dorong kotol Pak Kusrin. Namun rasa pedih di leher dan rasa kaget karena digigit secara tiba-tiba membuat aku tidak terlalu merasakan pedih yang timbul karena sobeknya selaput daraku. Pak Kusrin cuma terkekeh.
“Gimana? Gak terlalu sakit kan memek kamu?”
“Enggak Pak, tapi pelan-pelan keluar masuknya. Masih agak nyeri …”
Kemudian Pak Kusrin mulai melakukan gerakan memompanya. Awalnya perlahan-lahan dan kemudian semakin cepat.“Ahhhhh Watiiiii …. Nimaaat bangeeeet ….. “ kata Pak Kusrin.
Aku tidak menjawabnya. Aku terlalu sibuk menikmati persetubuhan itu dan sesekali aku mengangkat pantatku untuk menyambut tusukan kotol Pak Kusrin di memekku. Aku merangkul dan membelai-belai punggung Pak Kusrin. Aku sudah memperlakukan Pak Kusrin seperti seorang suami. Pak Kusrin mempercepat gerakannya dan aku pun semakin melambung ke angkasa. Aku merasakan dorongan yang sangat kuat di bagian rahimku yang membuat aku seperti mengejan. Reluruh otot-otot di tubuhku mengejang. Memekku berdenyut-denyut.“AAAAAAAAAAH ……. AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …” aku menjerit keras ketika aku mencapai orgasme pertamaku. Hal yang semula aku lakukan karena terpaksa untuk menyelamatkan martabat orang tuaku ternyata begitu nikmat. Mungkin ini adalah kompensasi yang diberikan Tuhan atas pengorbananku. Tubuhku begitu rileks setelah puncak kenikmatan bersetubuh itu aku capai. Aku terbujur di atas tempat tidur sambil meresapi setiap sensasi yang aku rasakan.
Pak Kusrin yang belum mencapai klimaks tidak terlalu suka dengan kondisi memekku yang sangat basah serta tubuhku yang lemas tanpa reaksi. Dia mencabut kontolnya dari memekku dan berganti posisi. Dia menempatkan kontolnya di antara kedua buah dadaku. Dia memegang buah dadaku dengan kedua tangannya sehingga kontolnya terjepit kedua benda lembut tapi kenyal itu. Lalu dia menggerakkan pinggulnya dan memperlakukan celah di antara kedua buah dadaku seperti yang dia lakukan pada memekku. Aku yang masih lemas karena orgasmeku hanya terdiam memandangi kepala kotol Pak Kusrin yang timbul tenggelam dari celah itu. Setelah beberapa menit Pak Kusrin mempercepat gerakkannya dan akhirnya air maninya menyembur membasahi wajah, leher dan payudaraku. Dia pun ambruk di sisiku sambil mengatur nafasnya.
“Bukan main! Asyik sekali yang barusan itu ….” kata Pak Kusri sambil kembali mengenakan pakaiannya. “Mulai hari ini sampai batas waktu yang aku tentukan nanti, kita akan sering melakukannya. Kamu harus siap kapan pun saya ingin menyelipkan kotol ini di memek kamu,” sambungnya sambil berjalan meninggalkan aku yang terbujur lemas di atas tempat tidur.
Begitu aku sadar tentang apa yang telah terjadi, air mataku menitik keluar. Aku tidak menyesali pengorbananku, namun aku menyesali mengapa aku begitu menikmati persetubuhan itu. Aku merasa jijik pada diriku sendiri, tetapi aku tidak bisa memungkiri bahwa kenikmatan yang aku dapat dari persetubuhan itu memang begitu indah. Aku bahkan tidak menyeka mukaku yang berlumuran air mani Pak Kusrin yang bercampur air mataku.
Mak yang rupanya sempat menyaksikan detik-detik terakhir persetubuhanku dengan Pak Kusrin dengan setengah berlari menghambur masuk ke kamar dan menghampiriku “Watiiii …… Maafkan Mak dan Abah ya nak. Karena kami kau harus melakukan ini,” kata Mak sambil membersihkan wajah. Leher dan dadaku dari air mani Pak Kusrin dengan sapu tangan yang diambilnya dari meja riasku. (Aku masih menyimpan sapu tangan bernoda air mani Pak Kusrin itu dan sesekali aku menciumi aroma laki-laki yang samar-samar masih tersisa di sana). Aku hanya diam mematung di atas tempat tidurku, tak mapu untuk berkata apa-apa. Mak menutup tubuh telanjangku dengan selimut dan menyuruh aku untuk tidur. Aku pun terlelap sampai pagi.
Sebelum pergi meninggalkan rumah kami, Pak Kusrin sempat menaruh beberapa lembar uang ratusan ribu di atas meja riasku. Aku pergunakan uang itu untuk biaya pengobatan Abah dan makan sehari-hari. Sejak saat itu, aku telah menjadi gundik pemuas nafsu birahi Pak Kusrin untuk waktu yang aku pun tidak tahu berapa lama.
Pagi tadi, ketika aku kembali dari pasar, aku bertemu Pak Kusrin di tengah jalan. Dia sedang berdiri sambil mengobrol dengan Pak Jono, sopirnya. Rupanya Pak Kusrin sedang meninjau pembuatan sumur bor di tengah ladangnya. Jalan di desa kami memang tidak pernah terlalu ramai, sehingga Pak Kusrin bisa memarkir mobilnya di bahu jalan tanpa menghalangi orang yang lalu lalang. Pak Kusrin menyapaku dan meminta aku untuk berhenti sebentar.
“Wah baru selesai belanja rupanya …” kata Pak Kusrin.
“Ya, Pak … Untuk makan siang dan makan malam Abah dan Mak nanti,” jawabku.
“Sini kamu. Aku kepingin sarapan dulu,” katanya sambil menarik tanganku untuk mendekatinya.
Menyadari posisiku yang lemah, aku tidak berani melawan. Begitu aku berdiri di sampingnya, Pak Kusrin membuka retsleting celananya dan aku mengerti apa yang dia mau. Aku berjongkok dan mulai mengulum kontolnya. Sambil terus mengawasi orang-orang yang sedang membuat sumur bor, Pak Kusrin menikmati “sarapan pagi” yang sedang aku berikan. Aku pegang kontolnya dan aku gerak-gerakkan kepalaku maju mundur sehingga kepala kontolnya keluar masuk dari mulutku. Sesekali aku jilati ujung kontolnya sambil beristirahat. Pak Kusrin begitu menikmatinya sehingga dia mengerang, mendesis bahkan kadang bergumam tidak jelas. Suaranya membuat orang-orang yang sedang membuat sumur bor menoleh ke arah kami. Malu juga rasanya ditonton orang, walau hanya cuma beberapa kepala saja.
kotol Pak Kusrin sudah begitu tegang dan keras. Dia meminta aku berdiri dan melepas celana dalamku. Semula aku menolak. “Masak di sini sih, Pak … Kan gak enak ditonton orang,” kataku. “Tenang saja … Ayo cepat buka,” katanya sambil mengocok-ngocok kontolnya dengan tangannya sendiri. Aku angkat rokku dan aku copot celana dalamku dengan hat-hati agar memekku tidak terlihat oleh orang-orang di lading atau Pak Jono yang berdiri tidak jauh dari kami, setelah itu aku lipat dan taruh di keranjang belanjaanku. Pak Kusrin meminta aku berdiri di samping mobil dan menaruh kedua tanganku di atas kapnya. Pak Kusrin kemudian berdiri di belakangku dan menyingkap bagian belakang rokku. Pantatku yang telanjang terasa dingin diterpa angin. Aku malu sekali karena pantatku bisa dilihat oleh banyak orang sekarang. Akan tetapi bayangan akan disetubuhi di udara terbuka dan disasksikan orang banyak membuat aku agak terangsang. Pak Kusrin sempat tersenyum begitu dia menyentuh memekku dari belakang, karena memekku ternyata sudah cukup basah.
“Wah sudah basah nih, sudah kepingin ya?” katanya. “Baguslah, coba bungkukkan badanmu sedikit biar saya gampang masuk,” sambungnya. Aku mnegikuti keinginannya. Badanku aku bungkukkan sedikit sehinga pantatku agak menonjol ke belakang. Kakiku dilebarkan. Akhirnya, hal itu pun terjadilah. kotol Pak Kusrin masuk ke dalam memekku yang masih sempit ini. Pak Kusrin masih agak kesulitan menembus lubang di selangkaganku. Pelan-pelan dengan dibimbing tangannya kotol Pak Kusrin akhirnya melesak masuk. Badanku agak bergetar begitu aku merasakan gesekan kotol Pak Kusrin pada dinding-dinding dalam memekku. Perlahan-lahan Pak Kusrin mulai menggenjot kontolnya keluar masuk memekku.
“Ahhhhh ….. Aaaaahhhhhhh …. Aaaaaaahhhhhhh….” desahku pada setiap tusukan. Aku menggoyang pinggulku untuk mengimbangi genkotan Pak Kusrin. “Shhhhhhh …. Yeeeeeaaahhhhhh …… Aaaaaaahhhh …” aku terus mendesah.
“Nikmat sekali … Goyang terus, Wati … Yaaaa …… Kayak gituuuuu …… Uuuuuuuhhhhhhh …..” kata Pak Kusrin. Tangan Pak Kusrin memegangi pinggangku setiap kali dia mendorong kontolnya masuk ke memekku. Sesekali dia meremas buah dadaku dari balik baju.
Sensasi bersetubuh di pinggir jalan dengan beberapa orang yang menyaksikannya sangat luar biasa buat aku. Aku merasa seperti wanita jalang yang hanya punya satu tujuan hidup: seks. Aku sangat menikmati persetubuhan itu sehingga tanpa sadar aku mengeleng-gelengkan kepalaku sambil terus mendesah, mendesis dan bahkan berteriak. Kenikmatan itu sudah mengambil alih kendali atas tubuhku.
“Lebih cepat, Pak …. Lebih cepat ….. Yeeeeeaaaaaahhhh …. Shhhhh …. Genjot lebih cepaaaaat …. Aku sudah mau keluar …” Pak Kusrin pun memenuhi permintaanku. Kontolnya bergerak lebih cepat keluar masuk memekku. Aku merasa sudah hampir mencapai orgasme. Tubuhku mengejang dan melengkung ke belakang hingga berhimpitan dengan tubuh Pak Kusrin.
“Aku mau keluar Pak …. Aku mau keluaaaaarrrrr …. AAAAAHHHHH …. AAAAAAAAHHHHHHHH …..AAAAAAHHHHHHHHHHH ….” Aku berteriak melepaskan semua rasa ketika orgasme meledak-ledak di dalam tubuhku. Orang yang lewat dan para tukang yang sedang bekerja di lading membuat sumur bor mengalihkan perhatian mereka ke arah kami berdua. Aku sudah tidak peduli lagi. Kenikmatan seksual ini jauh lebih berharga bagiku. Sesaat setelah tubuhku kembali melemas, Pak Kusrin mencabut kontolnya dari memekku dan meminta aku melakukan oral lagi. Hanya beberapa menit saja aku mengulum, mengenyot dan menjilari kotol Pak Kusrin hingga akhirnya kotol itu menumpahkan air mani kental berwarna putih. Sebagian air mani itu membasahi bajuku dan rambutku. Lalu aku menjilati sisa air mani dari kotol Pak Kusrin hingga bersih.
Setelah itu aku membenahi rok dan bajuku dan minta ijin Pak Kusrin untuk pulang. Celana dalam sengaja tidak aku pakai lagi. Di sepanjang jalan, ada beberapa orang yang menoleh ke arahku ketika berpapasan. Aroma air mani segar yang tumpah di bajuku mungkin yang menarik perhatian mereka. Aku terus bejalan tanpa mempedulikan mereka. Sesampai di rumah aku memberika belanjaanku kepada Mak yang bingung melihat ceceran air mani di bajuku. Tapi dia tidak banyak tanya. Selitas aku melihat air matanya berlinang. Aku pun tidak peduli. Kalau memng aku harus menjadi budak seks Pak Kusrin untuk menolong orangtuaku, mengapa tidak sekalian saja aku menikmati setiap persetubuhan yang aku lakukan. Bagaimanapun, aku toh harus melakukannya ….
Hari ini aku kembali membawa Abah ke rumah sakit untuk melanjutkan pengobatannya. Syukurlah, dokter bilang kondisi Abah sudah banyak kemajuan. Aku menyempatkan diri ketika sedang berada di rumah sakit untuk mengunjungi dokter kandungan. Aku minta pada dokter itu untuk memasangkan spiral di rahimku. Semula dokter menganjurkan aku untuk mengurungkan niatku, namun dengan sedikit kebohongan dia pun bersedia melakukannya. Aku katakana pada dokter itu bahwa aku sedang menyelesaikan kuliah S2-ku. Kehamilan pasti akan sangat mengganggu. Entah aku dapat ide dari mana untuk mengarang cerita bohong itu. Dengan spiral di rahimku, aku tidak akan takut lagi persetubuhanku dengan Pak Kusrin berakhir dengan kehamilan.
Setelah beberapa hari tidak menyentuh tubuhku, sore tadi Pak Kusrin bertandang ke rumah. Aku tahu apa maksud kedatangannya dan aku pun sudah menyiapkan diriku untuk kembali melayaninya. Bayangan akan kenikmatan orgasme membuat aku menjadi bergairah. Aku sambut Pak Kusrin di pintu depan dan menyilakannya duduk di ruang tamu. Setelah menghidangkan secangkir teh, aku menemani Pak Kusrin berbicang-bincang sebentar.
“Wati, kita ngewek di taman belakang sana yuk …” kata Pak Kusrin. “Sudah lama kan kita gak ngewek.” “Terserah Bapak saja … Saya kan gak bisa nolak,” jawabku pasrah. Pak Kusrin bangkit dari kursi tamu dan menarik tanganku untuk mengikutinya ke taman belakang rumah. Taman di belakang rumah tidak terlalu terbuka. Pagar sampingnya lumayan tinggi, tetapi bagian belakangnya sengaja hanya dipagari dengan pohon perdu setinggi pinggang yang selalu dipangkas rapi. Di taman itu, ada beberapa buah kursi taman dari batu tanpa sandaran serta sebuah meja batu besar. Di sekelilingya ditumbuhi berbagai tanaman hias dan bunga. Ah, bersetebuh di udara terbuka, membayangkannya saja aku sudah terangsang. Tanpa disentuh pun, memekku sudah basah ….
Pak Kusrin meminta aku menanggalkan semua pakaianku. Dia agak kaget melihat ternyata aku sudah tidak memakai celana dalam. Setelah tidak ada benang sehelai pun yang menempel di kulitku, Pak Kusrin meminta aku duduk di pinggir meja batu besar. Dia juga mencopot pakaiannya, sehingga kami pun berdua bugil seperti bayi baru lahir. Dia berjongkok di hadapanku dan mengangkat kedua kakiku. Ternyata dia ingin menciumi dan menjilati memek dan itilku. “Ssssshhhhhh …. Yahhhhhhhhhh ….. Itilnya, Pak ……… Itilnya ………… Yahhhhhh ……. Ohhhhhhhhhhhh ………” kataku sambil terus mendesis menikmati setiap sapuan lidahnya di itilku.
Setelah memekku benar-benar basah, Pak Kusrin duduk di salah satu kursi batu dan meminta aku duduk di pangkuannya. Dengan mudah kontolnya masuk ke memekku ketika aku menurunkan pantatku. Dengan bertumpu pada pundak Pak Kusrin aku bergerak naik turun sehingga kotol Pak Kusrin bergerak bebas keluar masuk memekku. Sebentar saja aku sudah tenggelam dalam kenikmatan birahi. Aku terus mendesah dan mendesis. Ternyata Pak Kusrin sangat menyukai tingkahku setiap kali dia menyetubuhiku. Istrinya atau wanita lain yang sering dia setubuhi biasanya hanya diam saja menerima segala perlakuan Pak Kusrin. Desahan dan teriakanku membuatnya lebih bergairah. Sambil duduk seperti itu, itilku selalu bergesekan dengan jembut Pak Kusrin yang kasar setiap kali aku bergerak turun.
Setelah bermain dengan posisi duduk selama beberapa puluh menit, Pak Kusrin meminta aku rebah di meja batu besar dan dia pun menyodokkan kontolnya ke memekku sambil berdiri. Kedua kakiku dilipat ke atas dan ditopang oleh kedua tangannya. Dengan begitu, memekku menjadi menyembul ke atas dan lebih keras menjepit kotol Pak Kusrin. “Aaaaahhhhhh …… Ini baru enaaaaaakk ….” Kata Pak Kusrin sambil terus menggenjot pinggulnya. “Genjot yang kuat, Pak …. Ayo … dong ….” Kataku memberi semnagat. Satu tanganku menjulur ke bawah untuk meraih itilku sendiri. Sambil terus menikmati setiap tusukan kotol Pak Kusrin di lubang memekku, aku menggosok-gosok dan memilin-milin itilku. Sementara tangan yang satu lagi aku pergunakan untuk memilin-milin pentil buah dadaku.
Tanpa sadar mulutku terbuka lebar mendapatkan kenikmatan rangsangan itu. “Ahhhhhh … ahhhhhhh …. Ahhhhhh ….. ahhhhh ….” Keluar dari mulutku setiap kali Pak Kusrin menyodokkan kontolnya. “Kocok yang cepat, Pak … Lebih cepat, lebih cepat …. Tolong, Pak … Kocok lebih cepaaaattt ….. Aku sudah mau keluaaaarrrr ……Ahhhhhh ……” seperti yang sudah-sudah Pak Kusrin pun memenuhi permintaanku. Dia menarik dan mendorong kontolnya lebih cepat. Ergesekan kotol Pak Kusrin dan memekku mengeluarkan bunyi berdecak-decak. Tubuh kami sudah bermandi keringat. Entah pada sodokan yang keberapa aku pun mencapai orgasme. “AAAAAAHHHHHHHHHHHHHH …………… AHHHHHHHHHHHHHH …. AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH ….. EENNNNNNAAAAAKKKKKHHH !!!” teriakku. Kakiku kaku menjulur ke atas dan pahaku mengatup. kotol Pak Kusrin tak bisa lagi bergerak. kotol itu berdenyut-denyut di dalam memekku dan akhirnya menyemburkan cairan kental memenuhi rahimku. “AAAARRRRGGHHHHHH ……” Pak Kusrin pun berteriak sambil memancarkan cairan spermanya. “WATIIIII …. SAYA JUGA KELUARRRRR…”
Pak Kusrin tertunduk lemas sambil bertopang pada meja batu dengan kedua tangannya. Kedua kakiku kini menjuntai lemas. Namun Pak Kusrin sepertinya sengja tidak mencabut kontolnya dari memekku. Bahkan dia beberapa kali mendorongnya agar masuk lebih dalam. Ketika kontolnya sudah benar-benar lemas lunglai, barulah Pak Kusrin mencabutnya dan rebah disampingku.
“Wati, kamu tadi menjepit kotol saya sehingga saya tidak bisa mencabutnya. Air mani saya tumpah semua di dalam memek kamu. Apa kamu sengaja agar kamu hamil?” tanya Pak Kusrin. “Tenang Pak. Aku sudah pasang spiral . Kecil kemungkinannya aku hamil,” jawabku. “Ohhhh … sukurlah. Aku agak kaget tadi,” kata Pak Kusrin lega dan untuk pertama kalinya dia mencium keningku.
Setelah merenggut keperawananku dan menyetubuhiku berulang kali, inilah kali pertama Pak Kusrin menciumku. Aku memegang wajahnya dan membelainya. Entah siapa yang memulai, kami kemudian berpagutan. Kami berciuman dengan lembut dan tidak tergesa-gesa. Indah sekali … Lima menit kami berciuman. Lidah kami bertemu dan bergelut di dalam mulutku. Karena ciuman itu Pak Kusrin dan aku kembali terangsang.
Tangan Pak Kusrin kembali beraksi meremas payudaraku dan memainkan itilku secara bergantian. Sementara aku membelai dan mengocok kotol Pak Kusrin agar tegang kembali. Begitu kontolnya kembali tegang, aku mendorong Pak Kusrin agar rebah di atas meja batu dan aku naik ke atas tubuhnya. Dengan sekali sentakan, kotol Pak Kusrin kembali masuk ke memekku yang masih basah oleh air maninya tadi. Dan kami pun terhanyut kembali dalam gelombang birahi Desahan dan teriakan kenikmatan kembali keluar dari mulut kami.
Sore itu, dua kali Pak Kusrin menumpahkan air maninya di dalam memekku dan dua kali pula aku menguyur kotol Pak Kusrin dengan cairan memekku ketika kami orgasme. Setelah puas, Pak Kusrin kembali berpakaian dan pamit pulang. Tak lupa dia menyelipkan beberapa lembar uang ratusan ribu di tanganku. Aku menerimanya. Aku butuh untuk pengobatan Abah, membayar listrik dan makan sehari-hari.
Aku sengaja tetap tinggal di taman belakang, rebahan di atas meja batu, telanjang bulat. Air mani Pak Kusrin menetes keluar dari memekku. Mungkin aku sempat terlelap di atas meja batu itu, karena begitu aku tersadar tubuhku sudah tertutup kain batik. Mungkin Mak yang menyellimuti aku tadi. Aku pun bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk memberihkan badanku dari keringatku dan keringat Pak Kusrin. Setelah itu, aku masuk ke kamar dan rebahan di atas tempat tidur hanya berbalut daster. Aku mencoba memutar kembali rekaman persetubuhan kami tadi dalam benakku. Nikmat sekali …. Sejenak aku bisa melupakan semua kesulitan dan masalah yang membelit keluargaku. … Terima kasih, Tuhan…
Aku mendapat kabar dari Pak Jono tadi siang ketika dia membawakan satu kardus penuh berisi jamu-jamuan untuk wanita bahwa Pak Kusrin dan istrinya bertengkar hebat karena ada yang melaporkan “kegiatan” kami berdua di pinggir jalan tempo hari. Istri Pak Kusrin mengancam untuk mengajukan gugatan cerai, tapi Pak Kusrin cuma tersenyum saja mendengar ancaman itu. Aku sempat bingung ketika Pak Jono bilang terima kasih kepadaku. Ternyata setelah pertengkaran itu, istri Pak Kusrin sudah beberapa kali mengajak Pak Jono bersebadan.
“Saya sebenarnya berharap bisa ngewek sama Neng Wati, tapi itu kan gak mungkin. Tapi, dapat sering-sering ngewek sama Ibu saja saya sudah senang … Hehehehe … Buat selingan, Neng. Bosan juga sama yang di rumah,” kata Pak Jono.
Tadi sore Pak Kusrin datang berkunjung untuk mendapatkan pelayanan seperti biasa. Kali ini dia tidak pakai basa-basi lagi. Begitu aku duduk di sampingnya di sofa, dia langsung menyergap aku dan kami pun berciuman. Selama beberapa puluh menit bibir dan lidah kami bertautan. Sementara itu tangan Pak Kusrin terus bergerilya di setiap bagian tubuhku. Baju kami pun stu per satu lepas dari badan kami, sehingga kami berdua benar-benar telanjang seperti bayi yang baru lahir.
Di sana, di atas sofa di ruang tamu, ketika sinar matahari sore masih menerangi ruangan itu, aku dan Pak Kusrin kembali terhanyut dalam panasnya gelora birahi. Tanpa mempedulikan bahwa kami dapat menjadi tontonan orang yang lewat di jalan depan rumah, kami terus bergelut di atas sofa yang kini mulai basah dengan keringat kami.
Pak Kusrin mendorong tubuhku hingga rebah di sofa. Kedua kakiku diangkatnya, lalu disangga dengan bahunya. Perlahan-lahan dia mengarahkan kontolnya ke memekku. Aku membantu membimbing ujung kotol Pak Kusrin agar tepat sasaran. Sekali dorong, kotol Pak Kusrin pun menerobos masuk liang sanggamaku. Sambil memegang kedua betisku,Pak Kusrin mulai melakukan gerakan maju mundur sehingga kontolnya timbul tenggelam dalam memekku. Buah dadaku berguncang-guncang seirama dengan setiap sodokan kotol Pak Kusrin ke dalam memekku.
Aku meraih sebuah bantal sandaran sofa untuk menyangga kepalaku. Dengan posisi begitu, aku bisa melihat gerakan kotol Pak Kusrin yang keluar masuk memekku. Setiap kali Pak Kusrin mendorong masuk kontolnya, memekku menjadi agak kempot dan ketika kotol itu ditarik keluar, memekku menjadi agak gembung. Aku sangat terkesan dengan apa yang aku lihat di selangkanganku. Semua itu membuat aku semakin terangsang.
“Kamu suka melihatnya, Wati?” tanya Pak Kusrin sambil terus bergoyang. “Ahhhhhh ……Iya, Ahhhhhhhhh …….. tapi aku lebih suka rasanya. Ahhhhhh …. Yeahhhhh …. Sssssshhhh …. Yeahhhhh …. Ahhhhhhh ….” Jawabku di sela-sela desahan kenikmatan. Setelah sekitar sepuluh menit, kakiku terasa pegal. Pak Kusrin menekuk lututku sehingga sekarang pahaku bertumpu pada perut dan dadaku. Namun baru lima menit disodok dengan posisi seperti itu, gentian Pak Kusrin yang merasa pegal dan dia minta ganti posisi. Aku menyuruhnya berbaring di sofa dengan kedua kaki lurus di atas sofa. Aku naik ke atas tubuhnya dan menancapkan kontolnya kembali ke memekku. Aku merasa seperti seorang koboi yang sedang menunggang kuda.
“Oooooohh … yeahhhhhhh …. Hussss …. Hussssss,” kakatu sambil bergaya seperti koboi. “Ya … Goyang terus, Wati …. Enak sekali …. Teruuuuuss ….” Ujar Pak Kusrin sambil menggapai buah dadaku dan meremasnya.Aku terus menggerakkan pantatku naik turun sehingga kotol Pak Kusrin bisa terus bergesekan dengan dinding-dinding dalam memekku. Setiap gesekan memberi kami sensasi yang luar biasa dan tidak terbayang nikmatnya. Keringat semakin deras mengucur dari tubuh kami. Aku mempercepat gerakkanku karena kau merasa sudah hampir mencapai klimaks. “Ahhhhh …. Ahhhhhh … Ahhhhhh ….. Aku sudah mau sampai, Pak …. Aahhhhh …. Ahhhh …” kataku. “Saya juga ..” kata Pak Kusrin sambil menggerakkan pantatnya sehingga gesekan antara memekku dan kontolnya semakin cepat. Tak lama kemudian puncak itu pun tercapai. “YEEAAAAHHHHH…. AAAAAHHHHHHHHH …….AHHHHHHHHHHH,” kami pun berteriak bersamaan melepas semua rasa. Badanku mengejang dan menekuk ke belakang sehingga aku harus bertumpu pada kedua kaki Pak Kusrin yang juga menjadi kaku. Tubuhku bergetar hebat dan akhirnya aku tumbang dan rebah di atas dada Pak Kusrin. Nafas kami memburu cepat, secepat detakan jatung kami.
Kami berpelukan dan kembali berciuman selama beberapa menit. Tangan Pak Kusrin mengelus-elus punggungku sementara aku terus berbaring di atas badannya. Aku biarkan kotol Pak Kusrin tetap di dalam memekku walaupun kotol itu sudah tidak lagi tegang. Aku ingin lebih lama merasakan kehadiran kotol itu di memekku. Ketika akhirnya aku bangkit berdiri, air mani Pak Kusrin yang bercampur cairan dari memekku sendiri merembes keluar dan mengalir di sisi dalam kedua pahaku. Aku duduk di sofa dan aku biarkan cairan kami itu membasahi sofa.
Setelah berpakaian kembali, Pak Kusrin menghampiriku yang masih terduduk lemas di sofa dan telanjang bulat. Pak Kusrin mengecup keningku dan mengucapkan terima kasih atas kenikmatan yang baru saja dia dapatkan dari tubuhku. Sebelum melangkah keluar, Pak Kusrin seperti biasa mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu dari dompetnya. Kali ini uang itu dia gulung dan diselipkannya ke dalam memekku yang masih saja mengucurkan sisa-sia air maninya.
Setelah hilang lemasku, aku raih pakaianku yang terserak di lantai dan berjalan masuk menuju kamarku sambil tetap telanjang. Setelah melempar pakaianku ke atas tempat tidur, aku ambil selembar handuk. Aku keluar kamar dengan handuk di tangan menuju ke kamar mandi. Di ruang makan, aku bertemu Mak. Aku berikan uang pemberian Pak Kusrin yang telah basah terkena air mani dan cairan memekku tadi ke Mak. Hari ini, uang yang kami butuhkan untuk makan itu benar-benar keluar dari memekku ….
-
Foto Ngentot Gadis remaja yang kurus Eveline Neill memberi dan menerima oral saat bercinta
Duniabola99.com – foto gadis kurus toket kecil menerima oral sex dan mendapatkan entotan keres di meja dapur.
-
Video bokep Bree Daniels bercinta romantis diatas sofa