Author: Kisah Memek

  • Kisah Memek Pesta Sex

    Kisah Memek Pesta Sex


    2818 views

    Duniabola99.com – Kejadian ini aku alami saat aku masih bekerja part-time di salah satu lembaga pendidikan komputer di Jakarta. Waktu itu salah seorang temanku ada yang menawarkan lowongan di tempat tersebut sebagai instruktur komputer part-time. Aku pikir boleh juga, toh mata kuliahku juga tinggal sedikit sehingga dalam seminggu paling cuma dua hari kuliah. Sisanya ya nongkrong di tempat kost atau jalan sama temen-temen.


    Kira-kira di bulan ketiga aku menjadi instruktur, aku mendapat murid yang mengambil kelas privat untuk Microsoft Office for Beginner. Sebetulnya aku paling malas mengajar beginner di kelas privat. Toh kalo cuma pengenalan ngapain mesti privat. Kalo advanced sih ketauan. Hampir saja aku tolak kalau waktu itu aku tidak melihat calon muridku tersebut.

    Namanya Felice, siswi kelas tiga SMU di salah satu sekolah swasta yang cukup borju di Jakarta. Secara tak sengaja aku melihatnya mendaftar diantar maminya, saat aku mau mengambil beberapa CD di ruang administrasi. Tubuh Felice terbilang tinggi untuk gadis seusianya, mungkin sekitar 168 cm (aku mengetahuinya karena saat dia berdiri tingginya kira-kira sedaguku, sementara tinggiku 182 cm) dengan berat mungkin 45-an kg. Kulitnya putih bersih, wajahnya oval dengan kedua mata yang cukup tajam, hidung yang mancung dan bibir yang mungil. Rambut coklatnya yang dihighlight kuning keemasan tergerai sebatas tali bra.

    Felice cukup cepat menangkap materi yang kuberikan. Materi beginner yang sedianya diselesaikan 24 session, dituntaskan Felice hanya dengan 19 session. Apa boleh buat, sisa waktu yang ada hanya bisa kugunakan untuk memberinya latihan-latihan, karena kebijakan dari lembaga pendidikan tidak memperbolehkan murid mengakhiri term meskipun materi telah selesai. Aku juga tidak diperbolehkan memberi materi yang lebih dari kurikulum yang diambil si murid. Ya sudah, aku hanya menjaga integritas saja.


    Di sisa session, sambil latihan aku banyak mengobrol dengan Felice. Gadis manis itu sangat terbuka sekali denganku. Felice cerita mulai dari keinginannya kursus untuk persiapan kuliah di bidang kesekretarisan nanti, tentang pacarnya, keluarganya yang jarang memberinya perhatian karena kedua orang tuanya sangat sibuk, sampai urusan.. ehm seks. Aku cukup terkejut saat mengetahui bahwa Felice sudah mulai berhubungan seks semenjak kelas tiga SMP dengan pacarnya yang berusia 7 tahun lebih tua darinya. Semenjak itu Felice merasa ketagihan dan selalu mencari cara untuk memuaskan nafsunya. Dia pernah pacaran dengan 4 cowo sekaligus hanya untuk mendapatkan kepuasan seksnya.

    Kami saling bertukar cerita. Dan Felice juga terkejut ketika mengetahui bahwa hubungan badanku yang pertama malah dengan ibu kost. Kami pun banyak bertukar pengalaman. Sampai akhirnya Felice telah menyelesaikan term kursusnya, kami tetap kontak lewat telephone.

    Suatu ketika Felice memintaku untuk mengajar di rumahnya. Rupanya setelah mahir menggunakan Microsoft Office, banyak teman-teman sekolahnya yang tertarik ingin belajar juga. Felice pun menawarkan mereka untuk ‘main belakang’. Karena biaya kursus di lembaga tempatku mengajar cukup mahal, Felice mengajak teman-temannya untuk membayarku mengajar di rumahnya dengan separuh harga. Sementara mereka minta kepada orang tua mereka harga kursus di lembaga.


    Felice and the gank ada enam orang termasuk Felice sendiri. Dan aku baru tahu bahwa mereka korban kesibukan orang tuanya masing-masing. Yah, tipikal anak-anak metropolitan yang diberi kasih sayang hanya dengan uang. Angie, Vanya, Sisil, Lala dan Ike adalah teman-teman sekolah Felice. Seru juga ngajarin mereka. Kadang aku mesti meladeni candaan mereka, atau rela menjadi bahan ledekan (karena hanya aku yang cowo).

    Hari itu baru jam 11 ketika Felice meneleponku. Dia memintaku untuk datang lebih cepat dari waktu belajar biasanya. Aku oke-oke saja karena waktunya memang cocok. Jam 2 aku sudah berada di rumah Felice.
    “Tumben Fel, jam segini udah nyuruh gue dateng.” tanyaku.
    “Iya, lagi bete..” jawabnya dengan wajah agak kusut. Aku mengacak-acak rambutnya pelan, lalu mencubit hidungnya.
    “Kenapa nih? Cerita dong..” Felice tersenyum sambil mencubit pinggangku. Tiba-tiba gadis itu menarik lenganku dan mengajak ke kamar tidurnya.
    “Hei..hei.. apa-apaan nih..” seruku.
    “Nggak apa-apa hihihi..” Felice terus menarikku hingga ke atas ranjangnya. Tanpa pikir panjang lagi aku segera merengkuh tubuh langsingnya yang terbungkus kaus ketat dan celana pendek. Aku lumat bibir mungilnya yang lembut.
    “Mmmhh.. mm..” bibir kami saling melumat. Felice kelihatan asyik sekali menikmati bibirku. Kedua tangannya sampai meremas rambutku. Sementara kedua tanganku masuk dari bawah kaus untuk merengkuh payudaranya yang masih terbungkus bra. Ugh.. bulat sekali, bentuknya betul-betul sempurna. Aku meremas-remas payudara Felice. Gadis itu semakin bernafsu. Lidahnya semakin liar menjelajahi mulutku, dan remasan tangannya semakin erat.


    Tanpa aku minta Felice melepas sendiri kaus yang ‘mengganggunya’ berikut dengan bra-nya. Hmm.. terlihat jelas sudah dua gundukan payudaranya yang bulat dan montok. Yang aku heran kenapa kedua puting susunya masih berwarna merah muda. Padahal Felice cerita bahwa dia sudah sering sekali berhubungan badan. Tanpa ampun aku langsung menyambar payudaranya dengan mulutku. Lidahku menari-nari lincah mengikuti lekukan payudaranya yang indah.

    “Sshh.. Riioo.. aahh..” Felice mendesah keasyikkan. Kepalaku dipeluk erat ke dadanya. Upss.. hampir aku sesak nafas dibuatnya. Lidahku terus bermain di kedua payudaranya. Juga putingnya. Hhmm.. nikmat sekali, putingnya betul-betul kenyal. Aku menggigitinya pelan-pelan untuk memberikan sensasi di puting Felice.
    “Aahh.. Yoo..” tubuh Felice menggelinjang menahan rasa nikmat. Kami saling berpelukan erat, dan tubuh kami bergulingan tak karuan di atas ranjang. Gairah Felice semakin memuncak. Dengan liar gadis itu mencopoti semua kancing bajuku dan menanggalkannya dari tubuhku.
    “Uuhh.. awas ya, sekarang gantian..” katanya. Aku diam saja ketika Felice dengan penuh hasrat melepas celana panjang dan celana dalamku. Tubuhku sudah bugil tanpa busana.


    Dengan penuh nafsu, Felice langsung menyambar batang penisku yang mulai mengeras, dan mengisapnya. Aku tersenyum melihat gayanya yang buas. Aku sedikit memiringkan tubuhku agar bisa mencapai celana pendeknya. Tanpa kesulitan aku melepas celana pendeknya dari tubuh Felice, sekaligus dengan celana dalamnya. Hmm.. paha gadis itu benar-benar putih dan mulus. Aku segera merangkul kedua pahanya untuk melumat kemaluan Felice yang tersembunyi di pangkal pahanya.

    Kami ‘terjebak’ dalam posisi 69. Dengan liar lidahku menjelajahi permukaan vagina Felice. Jemari-jemariku membantu membeleknya. Aahh.. aroma khas itu langsung tercium. Aku langsung mengulum klitoris Felice yang seolah melambai padaku.
    “Uughh.. aahh.. Yoo.. gila lo.. aahh..” Felice sampai menghentikan kulumannya di penisku untuk meresapi kenikmatan yang kuberikan di vaginanya. Aku tak mempedulikan desahan Felice yang keasyikan, lidahku semakin liar menjelajahi vaginanya. Klitoris Felice sampai basah mengkilat oleh air liurku.
    Tak tahan oleh kenikmatan yang kuberikan lewat mulut, Felice segera bangkit dari posisinya dan memutar tubuhnya yang indah. Dalam sesaat saja tubuh putih mulus itu telah menindih tubuhku. Kedua tangannya bertumpu di ranjang mengapit leherku.
    “Come on Yo.. give me the real one.. sshh..” desahnya penuh nafsu sambil mendekatkan vaginanya ke batang penisku. Aku membantunya dengan menuntun penisku untuk masuk ke dalam liang kenikmatan itu. Ssllpp.. bbleess..
    “Sshh.. sshh.. oohh.. Yoo..” Felice merintih keasyikan seiring dengan tubuhnya yang naik turun. Sementara kedua tanganku asyik memainkan kedua puting susunya yang kenyal. Bibir mungil Felice yang terus mendesah kubungkam dengan bibirku. Lidahku bermain menjelajahi rongga mulutnya. Tubuh Felice mulai menggelinjang menahan kenikmatan yang kuberikan dari segala arah. Pantatnya semakin cepat naik-turun.


    Dengan gemas aku memeluk tubuh indah itu, dan berguling ke arah yang berlawanan. Sekarang aku yang menguasai permainan. Felice merentangkan kedua belah kakinya yang putih mulus itu. Tanpa ampun aku kembali menghujamkan batang penisku yang sudah basah ke dalam vaginanya. Felice kembali merintih tak karuan. Sementara kedua tanganku bergerilnya menjelahai pahanya yang mulus. Dengan jemariku aku berikan sensasi di sekitar paha, pantat dan selangkangan Felice. Tubuh Felice semakin menggelinjang. Gadis itu tak kuasa lagi menahan nikmat yang dirasakannya. Dinding vaginanya mulai berdenyut.

    “Rioo.. sshh.. aahh..” akhirnya Felice mencapai klimaksnya. Cairan kewanitaannya membanjiri penisku di dalam sana. Tubuhnya langsung tergolek pasrah. Aku tersenyum melihat ekspresinya. Tiba-tiba Felice merengkuh leherku dan mendekatkan ke wajahnya.
    “Awas ya, bentar lagi tunggu pembalasan gue..” desahnya dengan nada menantang.
    “Coba kalo bisa, gue mau liat..” jawabku balik menantang seraya mengecup bibirnya. Kemudian kami bersih-bersih bersama di kamar mandi. Aku dan Felice mengulangi lagi permainan tadi di kamar mandi, dan untuk kedua kalinya gadis manis itu mencapai klimaksnya.

    Sekitar jam setengah empat sore sebenarnya waktu belajar akan dimulai, namun Felice memaksaku untuk melakukannya sekali lagi di ranjangnya. Gadis itu penasaran sekali karena aku belum mencapai klimaks. Semula aku menolak karena takut sebentar lagi yang lain datang. Namun Felice membungkam mulutku dengan puting susunya. Apa boleh buat, kami kembali melanjutkan permainan.

    Benar saja, sepuluh menit sebelum jam empat tiba-tiba pintu kamar terbuka. Rupanya kami baru sadar kalau pintu depan dari tadi tidak dikunci. Sisil dan Ike yang baru saja datang langsung nyelonong ke kamar setelah tidak mendapatkan Felice di ruangan lain.


    “Hei.. gila lo berdua..!!” Sisil menjerit heboh. Aku dan Felice yang sedang dalam posisi doggie style terkejut dengan kedatangan mereka. Aku menatap Felice dengan bingung, tapi gadis itu tenang-tenang saja.
    “Aduh Fel, lo kok gak bilang-bilang sih kalo mo barbequean.. ajak-ajak dong..” cetus Ike tak kalah hebohnya. Felice menanggapi dengan tenang.
    “Udah nggak usah ribut, lo join aja langsung sini..” tanpa dikomando dua kali kedua gadis itu langsung melepas pakaiannya dan bergabung dengan aku dan Felice di ranjang. Hmm.. aroma sabun dan shampoo yang masih segar segera tercium karena mereka berdua baru saja mandi.

    Entah kenapa hari itu Angie, Vanya dan Lala kebetulan tidak datang. Angie sempat menelpon untuk memberitahu bahwa dia harus mengantar kakaknya ke dokter. Vanya ada acara weekend dengan keluarganya, sehingga harus berangkat sore itu juga. Sedangkan Lala tidak ada kabar.

    Hari itu otomatis tidak ada session. Kami berempat bersenang-senang di kamar Felice sampai menjelang malam. Aku sempat tiga kali mencapai klimaks. Yang pertama saat dengan Felice, tapi aku harus membuang spermaku di mulutnya karena Felice tidak mau ambil resiko. Klimaks yang kedua ketika Ike dan Felice melumat batang penisku berdua. Aku betul-betul tak tahan saat mulut mereka mengapit batang penisku dari sisi kiri dan kanan. Dan yang terakhir aku tuntaskan di dalam vagina Sisil. Semula aku akan mencabut penisku untuk mengeluarkan spermaku di luar. Namun Sisil yang sudah kepalang nafsu malah mempererat pelukannya di tubuhku, hingga akhirnya spermaku menyembur di dalam. Dan pada saat yang bersamaan Sisil juga mencapai klimaksnya.

    Setelah makan malam, Sisil dan Ike menelpon ke rumah masing-masing untuk memberitahu bahwa mereka menginap. Dan kami pun mengulangi kenikmatan-kenikmatan itu semalam suntuk. Di rumah Felice betul-betul bebas, sehingga permainan kami berempat betul-betul variatif. Kadang di ranjang, di ruang tamu, di sofa, di meja makan, di kamar mandi, di kolam renang. Yang paling gila waktu Ike mengajakku bermain di gazebo kecil yang dibangun di halaman belakang rumah Felice. Waktu itu sudah jam 1 pagi. Asyik sekali ditemani hawa dingin kami saling menghangatkan.


    Malam itu aku betul-betul akrab dengan Sisil dan Ike. Tak seperti sebelumnya, meskipun akrab namun mereka masih menganggapku seperti guru mereka, jadi masih ada rasa segan. Dari obrolan kami, aku mengetahui bahwa sebetulnya mereka berenam sama-sama pecandu seks. Felice cerita bahwa mereka sering sekali ngerjain anak-anak kelas satu yang baru di sekolah mereka. Rumah Felice ini sering sekali dijadikan ajang pesta seks mereka. Aku sampai geleng-geleng mendengar kegilaan mereka.

    Hari-hari berikutnya aku jadi akrab dengan mereka berenam. Di kesempatan lain aku berhasil menikmati tubuh keenam abg itu pada hari yang sama. Hubungan aku dan mereka sempat berlangsung lama, hingga akhirnya setelah mereka lulus sekolah dan mereka saling berpencar. Vanya, Sisil dan Lala melanjutkan studi mereka ke Aussie, sedangkan Ike memilih belajar di USA, Angie dan Felice sama-sama ke Singapore. Tapi kami masih kontak via chat dan email. Beberapa bulan lagi rencananya mereka akan sama-sama pulang ke Indonesia, dan kami sudah mempersiapkan rencana pesta yang luar biasa. Tunggu aja ceritanya..

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Perlakuan Guru SMA

    Kisah Memek Perlakuan Guru SMA


    2818 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan namaku Etty saat itu aku masih sekolah di SMA swasta, aku disekolah berpenampilan yang menarik wajahku bisa dibilang cantik kulitku yang berwarna putih, tubuhku seksi dengan bibi r yang tipis rambut hitam lebat apalagi payudara dan pantatku bisa dibilang montok, aku juga mudah bergaul dengan siapa saja.

    Tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar.

    Dia memang masih bujangan dan yang aku dengardengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat tingting untuk ukuran zaman sekarang.


    Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku dudukduduk istirahat di kantin bersama temantemanku yang lain, termasuk cowokcowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil.

    Kita yang cewekcewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewekceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

    Tibatiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Freddy (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, Selamat pagi Paa..aak, dan dia membalas sembari tersenyum.
    Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley.

    Aku menjawab, Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak. Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu.

    Aku dan temanteman mengajak, Di sini aja Pak, kita ngobrolngobrol, dia setuju.
    OK, bolehboleh aja kalau kalian tidak keberatan!

    Aku dan temanteman bilang, Tidak, Pak., lalu aku menimpali lagi, Sekalisekali, donk, Pak kita dijajanin, lalu temanteman yang lain, Naa..aa, betuu..uul. Setujuu…

    Ketika Pak Freddy mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan temanteman ngatain aku.

    Alaa.., Etty, langsung deh, deketdeket, jangan mau Pak.

    Pak Freddy menjawab, Ah! Ya, ndak apaapa.

    Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Freddy tersenyum dan aku berpurapura minta maaf.

    Sorry, ya Pak.

    Dia menjawab, Thats OK. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Freddy.

    Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Freddy dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersamasama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja.

    Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Freddy, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.


    Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?.

    Aku menjawab, Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak.

    Lalu dia mengajak masuk ke dalam, Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya pakai baju dulu. Memang tampak Pak Freddy hanya mengenakan handuk saja.

    Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya.

    Dia tersenyum, Saya kost di sini. Sendirian.

    Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Freddy tanya, Udah laper, Et?.

    Aku jawab, Lumayan, Pak.

    Lalu dia berdiri dari duduknya, Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?.

    Langsung kujawab, Okok aja, Pak..

    Sewaktu Pak Freddy pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalanjalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Freddy pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam.

    Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubukabuka. Aduh! Gambargambarnya bukan main.

    Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

    Tidak disangkasangka suara Pak Freddy tibatiba terdengar di belakangku, Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya.

    Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasabiasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagapgagap, Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapangapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya, Pak.

    Pak Freddy hanya tersenyum saja, Ya. Udah tidak apaapa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihatlihat. Kita makan aja, yuk.


    Syukurlah Pak Freddy tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.

    Pada saat makan aku bertanya, Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?.

    Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat isengiseng.

    Lalu aku memancing, Kok, tadi ada yang begituan.

    Dia bertanya lagi, Yang begituan yang mana.

    Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok.
    Kemudian dia tertawa, Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleholeh dari teman saya waktu dia ke Eropa.

    Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Freddy menawarkan aku untuk melihatlihat koleksi bacaannya.

    Lalu dia menawarkan diri, Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk.

    Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.

    Begitu tiba di dalam kamar, Pak Freddy bertanya lagi, Betul kamu tidak malu?, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Freddy dengan santai membuka celana jeansnya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

    Pak Freddy bertanya lagi, Sakit, Et.Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Freddy semakin berani dan menggila.

    Rupanya dia sudah betulbetul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh.

    Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Freddy pun naik dan bertanya.
    Enak, Et?

    Lumayan, Pak

    Tanpa bertanya lagi langsung Pak Freddy mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengeluselus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna.


    Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Freddy berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

    Boleh saya seperti ini, Et?

    Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Freddy menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebarlebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku.

    Kelihatan Pak Freddy agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otototot sekitar vaginaku masih kaku.

    Pak Freddy memperingatkan, Tahan sakitnya, ya, Et. Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Freddy sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Freddy tampaknya sudah tak peduli lagi.

    Ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.

    Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Freddy mengocok vaginaku. Aku terengahengah, Hah, hah, hah,… Pelukan kedua tangan Pak Freddy semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengeluselus punggungnya.

    Semakin lama gerakan penis Pak Freddy semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliatgeliat dan berputarputar.

    Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Freddy kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww.


    Pak Freddy semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Freddy agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku.

    Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengahengah.

    Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku, Gimana, Et? Kamu tidak apaapa? Maaf, ya.

    Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, tidak apaapa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini.
    Dia berkata lagi, Sama, saya juga.

    Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Freddy juga tertidur.

  • Kisah Memek Gara-gara SPP – 4

    Kisah Memek Gara-gara SPP – 4


    2815 views

    Duniabola99.com – Kuminta ia menanggalkan roknya, yang merupakan satu satunya pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Kemudian kuminta ia melanjutkan aksinya sebagai objek fotoku, sampai malam hari, tapi terlebih dulu, kuminta ia untuk mengabari orang tuanya, bahwa ia akan pulang agak larut malam, untuk belajar di rumah Widi. Sehingga orang tuanya tidak khawatir.


    Orang tuanya malah menyarankan, bila terlalu malam, lebih baik Lia menginap saja. Karena memang selama ini Lia sering menginap di rumah temannya, terutama Widi yang sudah ia mereka kenal sejak kecil. Sehingga orang tuanya tidak curiga.

    Setelah Lia benar-benar telanjang bulat, kuminta ia turun untuk mengambil tali dan rokok yang tertinggal di meja ruang tamu, dengan tanpa sehelai benangpun Lia turun ke bawah menuju ruang tamu, tapi tetap kupantau dari semacam balkon di lantai atas setelah mematikan handycamku terlebih dulu setelah Lia keluar dari kamar. Aku ingin ia melakukan semua aktifitas di rumahku ini tanpa mengenakan pakaian secuilpun.

    Setelah ia kembali ke atas, kuutarakan niatku padanya, bahwa sampai ia pulang nanti malam atau kalau perlu besok (karena hari ini hari Sabtu) ia harus terus bertelanjang bulat, apapun yang terjadi. Lia pun menyanggupi karena merasa sudah kepalang tanggung bahwa aku sudah melihat keindahan tubuhnya secara keseluruhan dan takut akan ancamanku tadi jika tidak menuruti permintaanku. Lagi pula ia merasa hanya kami berdua saja yang ada di rumah kala itu.


    Aku hanya diam saja, kala ia berkata begitu, karena memang benar bahwa saat itu memang hanya kami berdua saja yang ada di rumah, tapi aku yakin menjelang maghrib nanti pasti para pembantu di rumahku akan pulang dari mengunjungi pacar mereka yang juga bekerja sebagai pembantu di sekitar rumahku ini. Dan memang itu sudah ada dalam pikiranku.

    Mereka sebenarnya bukan seratus persen pembantu, karena sebenarnya mereka masih ada hubungan saudara dengan ayah dan ibuku, tapi tepatnya adalah saudara jauh, yang hubunganya juga tidak aku fahami benar, saking jauhnya, maka aku memangil mereka dengan sebutan Mas, karena sebetulnya usia mereka paling-paling masih seumuran dengan kakakku.

    Mas Slamet ada hubungan saudara dengan keluarga ayahku, sedang Mas Muji ada pertalian saudara dari keluarga ibuku. Mereka hanya membantu kami untuk urusan yang memerlukan tenaga kasar mereka, sedang untuk masak dan bersih-bersih rumah secara umum sudah dikerjakan oleh pembantu perempuan, yang kemudian pulang siang harinya jika pekerjaannya sudah beres. Biasanya mereka menggunakan pintu kecil di halaman belakang untuk keluar masuk rumah.


    Maka kuminta Lia berpose di samping kolam renang yang letaknya di halaman belakang, dan melanjutkan aktivitasku memotretnya dan kali ini dengan kamera digitalku. Tampaknya Lia tidak mengerti jika kali ini aku menggunakan kamera digital. Tapi itu tak penting bagiku, karena aku hanya ingin membiasakan Lia telanjang di depan orang yang belum ia kenal.

    Seperti yang sudah aku perkirakan, setelah beberapa lama aku mengambil gambar Lia dengan pose bugilnya yang sexy, tiba-tiba muncullah Mas Slamet dan Mas Muji dari balik tembok. Lia pun berteriak terkejut sambil secara refleks menutupi bagian tubuhnya yang tak tertutupi sama sekali, tampak ia shock dan bingung antara menutupi dadanya atau daerah di sekitar lubang kewanitaannya.

    Mas Muji dan Mas Slamet pun tadinya juga terkejut, tapi kemudian tampak bersikap biasa, karena tidak mau mengganggu aktivitasku, tapi aku tahu mereka juga pasti sangat terangsang melihat tubuh indah dan sintal milik Lia, yang kini dapat mereka tonton dengan gratis langsung di hadapan mereka tanpa terhalang apapun. Tubuh mulus Lia yang tanpa tertutup oleh apapun kini menjadi santapan liar mata mereka.

    Agar suasana kaku yang terjadi diantara mereka mencair, akupun segera memperkenalkan mereka pada Lia.


    “Oh.. Mas Slamet dan Mas Muji sudah datang, Perkenalkan Mas.. Ini Lia temanku, dia tadi ingin berenang, tapi nggak bawa pakaian renang, jadi kusuruh aja berenang tanpa pakaian sekalian!” kataku sekenanya pada Mas Slamet dan Mas Muji.
    “Oh.. Lia namanya.., cantik ya! Mirip Dina Lorenza”, kata Mas Muji dengan sangat wajar.
    “Nama saya Wijianto, biasa di panggil Muji” katanya lagi sambil mengulurkan tangan mengajak bersalaman.

    Lia yang kikuk dan bingung menutupi bagian tubuh tertentu. Kedua tangannya masih menutupi dadanya dan bagian selangkangannya. Lia tidak segera mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Mas Muji. Maka akupun segera berkata..

    “Ayo dong Lia, kenalin ini Mas Muji, dia juga tinggal disini” ujarku pada Lia.

    Lia pun terpaksa melepaskan tangan kanannya yang menutupi dadanya dan mengulurkan tangannya, menjabat tangan Mas Muji.

    “Li.. Li.. Lia” ucapnya tersendat karena malu.
    “Lia, nama yang cantik dan indah, secantik wajahmu dan seindah tubuhmu” kata Mas Muji tanpa melepaskan tangannya yang terus menjabat tangan Lia dengan erat.


    Sehingga kini Lia tidak bisa lagi menutupi keindahan buah dadanya yang mencuat menantang, dengan puting susunya yang tampak mengeras, mungkin karena gugup dan malu.

    “Kenalkan juga ini, Mas Slamet, ia juga tinggal di sini seperti saya”, kata Mas Muji pada Lia, sambil menuntun tangan Lia untuk menjabat tangan Mas Slamet, yang sudah terlebih dahulu, terjulur.

    Dan kembali Lia tidak dapat menutupi dua payudaranya yang bergoyang ketika mendekatkan diri ke arah Mas Slamet untuk berkenalan dan berjabatan tangan. Tampak sangat indah payudara Lia yang bergoyang-goyang ketika Mas Slamet berjabatan tangan dengan berkali kali menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah selama bersalaman.

    Dalam hati aku berkata, cerdik juga cara Mas Slamet bersalaman, sehingga tampak Lia tambah malu dibuatnya. Lama juga Mas Slamet bersalaman, sehingga payudara Lia makin bergoyang kencang.

    Walaupun mereka statusnya seperti pembantu, tapi sebenarnya lebih tepat kalo dikatakan sebagai orang kepercayaan keluarga kami, kadang merangkap sebagai supir pribadi dan di saat tertentu jika dibutuhkan bisa dijadikan ajudan jika Papa keluar kota untuk urusan yang lebih bersifat pribadi.


    Jadi tak heran jika aku cukup dekat dengan mereka, dan akupun tahu kesukaan mereka, yang suka nonton film porno yang bersifat eksibisi dan humiliated atau mempermalukan pasangan sexnya. Demikian juga aku. Sehingga makin akrab saja hubungan antara kami, walaupun aku tetap menunjukan bahwa aku yang lebih berkuasa dibanding mereka, dan mereka mengakuinya.

    “Begini Mas Slamet dan Mas Muji, malam ini Lia akan bermalam disini” kataku memecahkan keheningan di antara mereka.
    “Dan selama di sini, Lia tadi telah meminta padaku agar dia diperbolehkan untuk tidak mengenakan penutup tubuh sedikitpun, Iya kan Lia..?!!”, Tanyaku pada Lia, sambil tersenyum dan menggoyangkan kameraku sebagai isyarat padanya.

    Lia yang mengerti isyarat goyangan kameraku, hanya bisa mengangguk.

    “Jadi kalian harus menuruti keinginannya dan kalian tidak boleh menjamah tubuhnya, kecuali kuijinkan!” kataku untuk menunjukan siapa yang berkuasa di situ.
    “Jadi kalian juga harus merelakan Lia tidak berpakaian selama tinggal disini. Kalian baru boleh menjamah tubuhnya jika Lia melanggar apa yang kuperintahkan padanya, kalian mengerti!!”, Tanyaku sedikit keras, untuk kembali menunjukan pada mereka siapa yang berkuasa di situ.
    “Baik Mas”. Kata mereka serempak hampir berbarengan.
    “Nah sekarang sepertinya Lia ingin berfoto bareng dengan kalian!?” kataku pada mereka
    “Iya kan Lia..?!” tanyaku padanya.


    Dan Lia pun hanya bisa mengangguk, yang disambut sorak gembira Mas Slamet dan Mas Muji.

    “Nah selama pemotretan kalian boleh menjamah tubuh Lia!” kataku pada mereka. Yang kembali disambut teriakan gembira para pembantuku,

    Maka tampak kemudian mereka berpose di kiri-kanan Lia yang telanjang bulat, sambil sesekali tangan mereka meremas, membelai, tubuh Lia, terutama buah dada dan pantat Lia, bahkan kadang sesekali mereka menjambak rambut Lia yang tergerai ke belakang, sehingga Lia terdongak ke atas sambil meringis kesakitan, sambil membungkukkan badan Lia bagaikan menunggangi Lia dari belakang. Itu pose yang aku sukai dari Lia.

    Sangatlah kontras kulit tubuh Lia yang putih mulus, dengan warna kulit mereka yang gelap, walaupun Mas Muji dan Mas Slamet tidak telanjang, tapi mereka membuka seluruh kancing baju mereka, sehingga tampaklah tubuh berisi dan berotot mereka. Wajah keras mereka makin menimbulkan kesan sangar.


    Agar pose mereka menggambarkan mereka sedang memperkosa Lia, aku menyuruh mereka membuka resleting celana mereka, atau membuka bagian atas celana mereka, tanpa menjatuhkannya ke tanah, sehingga makin kontras saja, mereka yang bertubuh gelap tapi masih berpakaian lengkap, sedang Lia yang berkulit putih mulus, bertelanjang bulat.

    Agar tampak seperti dua orang pekerja kasar yang sedang memperkosa Lia, sengaja aku mengatur agar wajah Lia selalu tampak jelas ke arah kamera, dengan matanya yang seolah melirik Mas Muji yang sedang memperkosanya dari belakang, atau berekspresi sedang melakukan oral pada Mas Slamet yang ada di depannya. Sedang wajah Mas Muji atau Mas Slamet sengaja aku samarkan dengan hanya menunjukkan siluet wajah mereka dari samping, kala sedang tertunduk, ataupun menengadah. Sehingga bila orang melihat foto-foto itu, maka hanya tampak jelas wajah Lia dari segala arah, tapi wajah, Mas Muji dan Mas Slamet hanya terlihat dari arah samping atau belakang saja.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Teman Kantor Ku Yang Montok Dan Hot Sedang Sange

    Teman Kantor Ku Yang Montok Dan Hot Sedang Sange


    2814 views

    Duniabola99.com – Aku sudah berkeluarga dan dikaruniai anak 1 yang masih 2 tahun umurnya, perkenalkan namaku Citra usiaku saat ini 26 tahun, aku menikah dengan suamiku 4 tahun yang lalu, dimana suamiku itu sangat harmonis denganku dan pastinya romantis, kami bertemu di kantor suamiku team satu kerja denganku sampai sekarang. Dulunya aku tidak menaruh rasa simpati dengannya tapi namanya witing tresno jalaran seko kulino kata orang jawa.

    Terlalu keasikan pertemanan jadi kita memasuki area pacaran saat itu dan kami semakin kompak dalam menghadapi masalah saat waktu pacaran, aku tidak kwuatir kalau pulang malam karena suamiku itu setia setiap saat kalau aku pulang malam dia sering menjemput aku di kantor waluapun dia kadang pulang rumah dulu. Trus balik lagi untuk menjemput aku.

    Oh ya aku saat ini aku bekerja di bagian keuangan salah satu NGO asing yang menangani perpajakan sehingga banyak sekali tugasku menuntut aku harus banyak menghabiskan waktu untuk berhubungan dengan orang-orang pajak yang sudah menjadi rahasia umum sangat banyak tuntutan.

    Akupun jadi terbiasa menghadapi mereka dan tak jarang untuk dapat “melunakkan” hati mereka aku harus bersikap seluwes bahkan cenderung berpura-pura genit termasuk tampil agak seronok dengan tujuan supaya tugasku dapat selesai dengan mudah.

    Untungnya suamiku cukup bijaksana dan dapat memahami keberadaanku dengan memberikan kepercayaan 100% kepadaku.

    Ternyata keleluasaan ini justru membawa aku kedalam situasi yang sulit hingga akhirnya aku memasuki satu dunia yang belum pernah kukenal tapi gilanya aku jadi sulit untuk keluar dari dunia tersebut yaitu threesome sex.

    Awalnya ketika itu kantorku menjelang tutup buku dan seperti biasanya kesibukan kami di keuangan menjadi luar biasa tingginya sampai-sampai ada beberapa rekanku yang harus pulang kantor menjelang pagi.

    Aku sendiri tetap pada tugas utama yaitu merapihkan laporan-laporan pajak dengan dibantu oleh petugas-petugas pajak. Syukurlah kali ini yang ditugasi untuk konsolidasi ada 2 orang yang sudah tidak asing bagiku yaitu Iwan (26) dan Jaka (25) sehingga aku tidak perlu buang-buang waktu untuk beradoptasi dan menjelaskan kondisi kantorku.

    Kami janjian ketemu di Hertz Chicken untuk makan siang sekaligus berdiskusi awal menyepakati hal-hal apa yang harus dilakukan dan pembagian tugasnya. Karena sudah akrab kamipun menyelingi diskusi dengan senda gurau dan setelah itu kami lanjutkan pekerjaan inti di kantor mereka yang letaknya cukup jauh yaitu di Tanggerang. 3 hari pertama semua berlangsung normal, ketika memasuki hari ke 4 volume pekerjaan semakin serius sehingga tidak terasa sudah jam 8 malam.

    Sedangkan target selesai kerjaan kami hari ke 6 sudah harus dilaporkan.

    Akupun jadi gelisah sendiri dan rupanya Iwan menangkap gelagat itu dan mencoba membantuku mencari solusinya.

    “Bukan apa-apa Her, rumahku kan jauh sekali di Bogor sedangkan jam segini aku masih di Tanggerang”

    “Ya udah begini saja, bagaimana kalau Mbak Desy bermalam saja di cottage dekat kantor lalu besok pagi minta tolong suami Mbak Desy membawakan pakaian ke kantor. Tapi sekarang harus kasih tahu dulu sama suami supaya dia tidak gelisah nungguin,” usul Iwan

    “Boleh juga, usul diterima” sambutku gembira dan mengangkat tangan untuk TOSH dengan Iwan.

    Segera kutelpon suamiku R yang sedang berada di luar kota untuk minta ijin dan R menyetujui bahkan menyuruhku supaya mentuntaskan. Setelah makan malam nasi goreng di kantor akupun minta tolong Iwan mengantarku ke cottage yang dimaksud. Setiba disana ternyata tempatnya cukup menyenangkan karena tersedia ruang tamu dan 2 kamar ditambah lagi hari itu ada rate khusus berkenaan dengan ulang tahun cottage tersebut. Melihat itu spontan aku langsung setuju bahkan menyesali kenapa tidak dari awal saja disini.

    “Tahu begitu kita kerja disini saja lebih enak”

    Rupanya reaksiku ini disambut oleh Iwan, “kalau begitu bagaimana kalau kita melanjutkan tugas kita disini supaya aku dan Jaka enggak perlu repot-repot karena disini kan bisa sekalian mandi lalu tidur, mumpung kamarnya dua.. gimana Mbak?”

    “Boleh saja,” jawabku pendek tapi dalam hati menyesali spontanitasku tadi karena berarti malam ini aku akan berada bersama 2 laki-laki dalam satu atap rumah.

    Namun keraguanku pupus karena aku berusaha berpikir positif, toh kita nggak akan macam-macam karena kamar kami terpisah, kalaupun terjadi apa-apa atas diriku aku bisa berteriak. Ah, jahatnya hati ini.. kalau dilihat dari sikap dan penampilan mereka yang intelek mana mungkinlah mereka mau berbuat macam-macam.

    Tak lama kemudian Jakapun datang dengan membawa beberapa tumpuk order dan meletakkan di meja makan yang rencananya akan kami jadikan meja kerja. Untuk menghilangkan rasa lelah aku memutuskan untuk berendam di kamarku yang juga dilengkapi dengan kamar mandi.

    Tapi baru kusadar aku tidak membawa pakaian, untunglah aku membawa kaos mirip singlet dan kebetulan dibalik celana panjang yang kupakai aku juga mengenakan celana sport stretch hitam sebatas diatas lutut. Masalah lain adalah aku hanya membawa CD yang menempel.. Duh bagaimana ya..

    Akhirnya aku dapat ide untuk mencuci CD itu dan menjemur di kamar mandi dengan harapan besok pagi sudah kering. Sebagai pengganti CD aku melapisi kemaluanku dengan panty liner yang kutempelkan langsung di celana. Beress.. Kan??

    Lalu mandilah aku dengan air panas yang sudah kuatur sesuai selera. Usai mandi akupun berbusana seperti yang sudah aku pikirkan dan ketika keluar kamar kulihat Iwan dan Jaka sudah segar karena mereka juga sudah mandi dan seolah sudah janjian mereka sama-sama mengenakan celana pendek, tapi bagian atasnya hanya Iwan yang mengenakan kaos singlet sedangkan Jaka bertelanjang dada saja membiarkan dadanya yang bidang berotot dan berbulu itu terpampang membuat darahku sedikit berdesir.

    “Maaf Mbak Desy aku terpaksa tidak pakai apa-apa karena tadi waktu mau mandi bajuku jatuh dari kapstok sehingga basah”

    Jaka berusaha menjelaskan dan menutupi rasa saltingnya karena mataku menatap tajam.

    “O ya, tapi sudah dijemur kan?” tanyaku basa basi.

    “Sudah sih,” jawab Jaka sambil pura-pura sibuk dengan kerjaannya lagi.

    “Ah, bilang aja mau pamer bulu sama Mbak Desy.. ck, ck, ck.. Di kampungnya aja segitu banyak apalagi di kotanya.. ha, ha, ha” ganggu Iwan sambil melirik ke aku dan kulihat Jaka semakin malu.

    Rupanya introduksinya Iwan tidak berhenti disitu karena akhirnya kami kembali bersenda gurau yang selanjutnya topikpun beralih serius menjadi diskusi tukar pikiran seputar hal-hal yang sangat pribadi dan kamipun tenggelam asik dalam pembicaraan tentang teknik-teknik ML.

    Dari situ baru kuketahui dari kisah-kisah mereka ternyata Iwan sangat piawai dalam teknik sex. Iwan terus bercerita tentang pengalamannya dengan beberapa teman gadisnya yang menurut pengakuannya cewek-cewek itu sangat tergila-tergila dengan permainannya.

    Lain halnya dengan Jaka yang lebih banyak mendengarkan tapi tanpa sadar Jaka sudah menutupi bagian auratnya dengan bantal, mungkin malu kalau ketahuan “adik”nya sudah meronta-ronta.

    Semula aku bertahan untuk tidak menceritakan pengalamanku, tapi karena Iwan pandai memanfaatkan suasana akhirnya kuceritakan juga apa saja yang aku dan suamiku pernah lakukan tapi masih dalam batas yang sopan karena itu hal yang tabu untuk disampaikan kepada orang lain apalagi lawan jenis dan bukan suami sendiri.

    Lama kelamaan level cerita kamipun meningkat, aku sudah semakin berani menyampaikan hal yang sekecil-kecilnya tentang apa saja yang masing aku dan suamiku sukai. Begitu juga dengan Jaka yang berhasil dibuat mengaku kalau ternyata selama ini mengalami minder akibat bawaan lahir karena memiliki penis yang sangat besar. Dengan tetap berusaha keras mengendalikan hormon wanitaku aku berusaha untuk menghibur Jaka.

    “Ah, kenapa harus minder.. Justru seharusnya bangga dong. Seperti aku, maaf kata nih, aku suka minder karena memiliki rambut yang berlebihan. kalau laki-laki seperti kamu sih nggak apa-apa, tapi aku suka kuatir suamiku tidak menyukainya. Buktinya setiap aku memintanya untuk mengoral selalu ditolak halus, tapi jangan salah.. Dia selalu puas dengan coitus kami.”

    Hari semakin malam dan topik diskusi kami semakin panas dan kamipun sudah berpindah ke sofa. Ketika kami membahas threesome sex dan entah sadar atau tidak sambil bercerita posisi duduk sudah tak karuan.

    Aku bersandar di pegangan sofa dengan kaki diatas pangkuan Iwan dan kaki sebelah berjuntai ke karpet dimana Jaka duduk dilantai sambil menikmati Iwan yang memijat betis indahku dengan bulu-bulu halus yang tumbuh rapih disitu dan Jaka memijit telapak kakiku yang putih bersih dengan kuku dilapisi kutex transparan.

    Begitu nikmat sensasi pijatan yang mereka berdua lakukan akhirnya aku merasa melayang apalagi pijitan Iwan sudah naik ke arah pahaku dan aku ingat aku hanya mengangguk dengan mata terpejam ketika Iwan dan Jaka melepaskan celana sportku dengan alasan untuk memudahkan pemijitan dan lupa kalau itulah pertahananku terakhir. Ketika kubuka mata untuk mencegah upaya mereka tapi ternyata terlambat karena celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku.

    “Duh.. Kalian ini.. Aku jadi malu”

    Tapi mereka tidak menggubris sebab mereka sudah asik masing-masing dengan kakiku.. Dan aku semakin bergumul dengan diri ini antara menolak dan sebaliknya.. Yang kesimpulannya aku dengan perlahan dan sambil menggoyang-goyangkan pinggul akibat sensasi yang begitu hebat membuka kakiku terbuka lebar-lebar dan melupakan rasa malu karena telah memamerkan bagian dari wanita yang mestinya aku tutupi dan hanya dapat dibuka didepan suamiku.

    Tapi peraturan itu seolah tidak berlaku karena dibawah selangkanganku sana dua lelaki muda sedang menggeluti pahaku dan.. Oow mereka tiba-tiba berubah seperti hewan lapar sedang rebutan makanan dan begitulah mereka sedang saling dorong untuk bisa melahap kemaluanku.

    Dan akhirnya Jaka mengalah membiarkan Iwan melahap kemaluanku dengan rakusnya, selanjutnya giliran Jaka yang berbeda dari Iwan.. Lebih lembut tapi oougghh seluruh permukaan kemaluanku terasa dikunyah, penasaran mau tahu apa yang sedang Jaka lakukan, kubuka mata dan kulihat mulutnya yang ditumbuhi janggut dan kumis tebal itu telah menutupi kemaluanku membuat aku kegelian hebat serta tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang mendesak dari bagian bawahku yang ternyata cairan kewanitaanku mengalir deras memenuhi rongga kemaluanku.

    Setelah puas menggeluti kemaluanku Iwan mengambil handuk dan menyeka kemaluanku.. Dan mengambil sesuatu yang ternyata krim cukur jenggot dan shaver.. Aku tahu apa yang akan Iwan lakukan tapi akibat kenikmatan oral sex itu aku seperti tidak berdaya dan tetap telentang dengan posisi mengangkang.

    “Iwan apa yang mau kamu lakukan??”

    Tapi pertanyaanku tidak digubris malah Iwan memberi kode kepada Jaka yang kemudian Jaka menghampiriku dan didepan mataku dia menurunkan celana pendeknya.. Dan wow.. Batang kemaluan Jaka ternyata sudah memuai sampai sebesar tangan bayi.. Dengan tetap lembut Jaka menyodorkan Super Dicknya ke mulutku sehingga mulutku sekarang penuh sesak dengan penis milik Jaka sementara dibawah sana Iwan rupanya asik mencukuri kemaluanku.. Semua proses itu berlangsung kira-kira 15 menit dan ketika “pekerjaan” Iwan selesai Jakapun mencabut penisnya dari mulutku.

    Ketika kutengok kemaluanku sudah licin memerah.. Setelah membersihkan sofa dari bulu-buluku Iwan memulai tugas lainnya, penisnya yang tidak kalah besarnya dari milik Jaka segera melompat dari celana pendeknya.

    Sehingga yang terlihat sekarang 3 insan berlawanan jenis sudah polos tidak mengenakan apa-apa terlebih aku sudah seperti bayi karena kemaluanku sudah tidak ditumbuhi bulu lagi dan sedang digosok-gosok oleh batang kemaluan Iwan sampai cairanku keluar seolah menyatakan siap untuk menyambut penis Iwan yang besar dan penuh urat.

    “Sshh..”

    Hanya desisan itu yang keluar dari mulutku ketika kepala cendawan itu menerobos perlahan kewanitaanku yang selama ini hanya digunakan oleh suamiku R. Secara naluri mulutku terbuka lebar ketika kurasakan batang kemaluan Iwan sudah tertanam seluruhnya di dalam liang senggamaku.

    Setelah beberapa saat didiamkan yang ada dibenakku adalah betapa sesaknya kemaluanku dan gatalnya minta ampun sehingga tanpa sadar pinggulku bergoyang yang disambut dengan genjotan Iwan..

    Selang beberapa lama Iwan tiba-tiba membalikkan tubuh kami dengan penis masih tetap tertanam sehingga sekarang aku berada diatas Iwan memberiku kesempatan untuk mencari sensasi sendiri.. Hal ini berlangsung cukup lama entah sudah berapa kali aku orgasme.

    Tak lama kurasakan bokongku ada memukul-mukul pelan, ketika kutengok ternyata Jaka sedang dalam posisi tegak dibelakangku dan mengoleskan baby oil ke anusku.. Selanjutnya yang terjadi adalah kenyataan 2 penis besar mereka sudah tertanam dalam tubuhku.. Luar biasa nikmatnya sampai akhirnya merekapun ejakulasi dan menumpahkan di wajahku.

    Setelah itu kami bertiga tertidur pulas dan pagi-pagi kami bangun melanjutkan pekerjaan yang tersisa. Bedanya dengan kemarin-kemarin adalah sekarang kami bekerja tanpa sehelai benangpun dan bila sudah mulai bosan kami selingi dengan persetubuhan.. Kadang aku melayani sekaligus berdua, kadang satu-satu dan sementara salah satu dari mereka tetap bekerja.

    Lucu memang.. Tapi itulah pengalaman dahsyat yang aku alami dan membuat aku jadi sekarang jadi ketagihan.. Malah aku pernah melayani Iwan dan Jaka ditambah 3 orang temannya yang lain.

    Luar biasa.. Benar-benar aku sudah punya dunia sendiri diluar ijin suamiku.

  • Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda


    2814 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Telah belasan tahun berpraktek aku di kawasan kumuh ibu kota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, namun rata-rata dari kelas menengah ke bawah.

    Jadi sekalipun telah belasan tahun aku berpraktek dengan jumlah pasien lumayan, aku tetap saja tidak berani membina rumah tangga, sebab aku benar-benar ingin membahagiakan isteriku, bila aku memilikinya kelak, dan kebahagiaan dapat dengan mudah dicapai bila kantongku tebal, simpananku banyak di bank dan rumahku besar.

    Namun aku tidak pernah mengeluh akan keadaanku ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Susilo yang ahli bedah, atau Dr. Hartoyo yang spesialis kandungan, sekalipun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka adalah bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaan yang tampak dari Baby Benz, Toyota Land Cruiser, Pondok Indah, Permata Hijau, Bukit Sentul dll.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Dengan pekerjaanku yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun, dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.

    Suatu malam hari, aku diminta mengunjungi pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku mengunjunginya setelah aku menutup praktek pada sekitar setengah sepuluh malam. Ternyata sakitnya sebenarnya tidaklah parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai kurang darah, jadi dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan bagi mereka yang kesusahan memperoleh obat malam malam, si ibu dapat di ringankan penyakitnya.

    Saat aku mau meninggalkan rumah si ibu, ternyata tanggul di tepi sungai jebol, dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku serta merta terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 senti dan mematikan mesin yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana, dan aku pun membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

    Karena tidak ada kemungkinan untuk pulang, maka si Ibu menawarkan aku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu segera tertidur dengan pulasnya, dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, yang ternyata dalam sinar remang-remang, tampak manis sekali, maklum, umurnya aku perkirakan baru sekitar awal dua puluhan.

    “Pak dokter, maaf ya, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, agaknya semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu merdu, sekalipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
    “Oh, enggak apa-apa kok Dik”, sahutku.
    Dan untuk melewati waktu, aku banyak bertanya padanya, yang ternyata bernama Sri.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Ternyata Sri adalah janda tanpa anak, yang suaminya meninggal karena kecelakaan di laut 2 tahun yang lalu. Karena hanya berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, maka Sri tetap menjanda. Sri sekarang bekerja pada pabrik konveksi pakaian anak-anak, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.

    Saat aku melirik ke jam tanganku, ternyata jam telah menunjukkan setengah dua dini hari, dan aku lihat Sri mulai terkantuk-kantuk, maka aku sarankan dia untuk tidur saja, dan karena sempitnya kamar ini, aku terpaksa duduk di samping Sri yang mulai merebahkan diri.

    Tampak rambut Sri yang panjang terburai di atas bantal. Dadanya yang membusung tampak bergerak naik turun dengan teraturnya mengiringi nafasnya. Ketika Sri berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang tampak sangat menantang. Aku coba merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Sri tetap lelap dalam tidurnya.

    Pikiranku menerawang, teringat aku akan Wati, yang juga mempunyai buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu yang lalu, saat aku melepaskan lelah di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di kawasan aku berpraktek. Tapi Wati ternyata hanya nikmat di pandang, karena permainan seksnya jauh di bawah harapanku. Waktu itu aku hampir-hampir tidak dapat pulang berjalan tegak, karena burungku masih tetap keras dan mengacung setelah ’selesai’ bergumul dengan Wati. Maklum, aku tidak terpuaskan secara seksual, dan kini, telah seminggu berlalu, dan aku masih memendam berahi di antara selangkanganku.

    Aku mencoba meraba buah dada Sri yang begitu menantang, ternyata dia tidak memakai beha di bawah bajunya. Teraba puting susunya yang mungil. dan ketika aku mencoba melepaskan bajunya, ternyata dengan mudah dapat kulakukan tanpa membuat Sri terbangun. Aku dekatkan bibirku ke putingnya yang sebelah kanan, ternyata Sri tetap tertidur.

    Aku mulai merasakan kemaluanku mulai membesar dan agak menegang, jadi aku teruskan permainan bibirku ke puting susu Sri yang sebelah kiri, dan aku mulai meremas buah dada Sri yang montok itu. Terasa Sri bergerak di bawah himpitanku, dan tampak dia terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya, agar dia tidak menjerit. Aku lumatkan bibirku ke bibirnya, sambil menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Terasa sekali Sri yang semula agak tegang, mulai rileks, dan agaknya dia menikmati juga permainan bibir dan lidahku, yang disertai dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya.

    Setalah aku yakin Sri tidak akan berteriak, aku alihkan bibirku ke arah bawah, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat meraba kulit pahanya. Ternyata Sri sangat bekerja sama, dia gerakkan bokongnya sehingga dengan mudah malah aku dapat menurunkan roknya sekaligus dengan celana dalamnya, dan saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak pangkal paha Sri yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu.

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, ternyata clitoris Sri sudah mulai mengeras, dan aku jilati sepuas hatiku sampai terasa Sri agak menggerakkan bokongnya, pasti dia menahan gejolak berahinya yang mulai terusik oleh jilatan lidahku itu.

    Sri membiarkan aku bermain dengan bibirnya, dan terasa tangannya mulai membuka kancing kemejaku, lalu melepaskan ikat pinggangku dan mencoba melepaskan celanaku. Agaknya Sri mendapat sedikit kesulitan karena celanaku terasa sempit karena kemaluanku yang makin membesar dan makin menegang.

    Sambil tetap menjilati kemaluannya, aku membantu Sri melepaskan celana panjang dan celana dalamku sekaligus, sehingga kini kami telah bertelanjang bulat, berbaring bersama di lantai kamar, sedangkan ibunya masih nyenyak di atas tempat tidur.

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Cerita Sex Sri Si Janda Kembang Yang Menggoda

    Mata Sri tampak agak terbelalak saat dia memandang ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, dan batang kemaluanku yang telah membesar penuh dan dalam keadaan tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang membesar pada ujungnya dan tampak merah berkilat.

    Kutarik kepala Sri agar mendekat ke kemaluanku, dan kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Ternyata Sri tidak canggung membuka mulutnya dan mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya. Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedangkan tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku dan batang kemaluanku makin dalam memasuki mulut Sri. Kedua tanganku sibuk meremas buah dadanya, lalu bokongnya dan juga kemaluannya. Aku mainkan jariku di clitoris Sri, yang membuatnya menggelinjang, saat aku rasakan kemaluan Sri mulai membasah, aku tahu, saatnya sudah dekat. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Sri Si Kembang Menggoda Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Sri, dan kudorong Sri hingga telentang. Rambut panjangnya kembali terburai di atas bantal. Sri mulai sedikit merenggangkan kedua pahanya, sehingga aku mudah menempatkan diri di atas badannya, dengan dada menekan kedua buah dadanya yang montok, dengan bibir yang melumat bibirnya, dan bagian bawah tubuhku berada di antara kedua pahanya yang makin dilebarkan. Aku turunkan bokongku, dan terasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Sri, lalu aku geserkan agak ke bawah dan kini terasa kepala kemaluanku berada diantara kedua bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.

    Kemudian aku dorongkan batang kemaluanku perlahan-lahan menyusuri liang sanggama Sri. Terasa agak seret majunya, karena Sri telah menjanda dua tahun, dan agaknya belum merasakan batang kemaluan laki-laki sejak itu. Dengan sabar aku majukan terus batang kemaluanku sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri.

    Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

    Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalam, kutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.

    Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya,
    “Sri, terima kasih, terima kasih..”

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Video bokep Jepang Yui Nishikawa menemui pacarnya

    Video bokep Jepang Yui Nishikawa menemui pacarnya


    2813 views

  • Kisah Memek Jadi Pelampiasan Mertua

    Kisah Memek Jadi Pelampiasan Mertua


    2810 views

    Duniabola99.com – Ini bermula ketika aku baru saja pulang dari kerja dan melihat ibu mertuaku yang sedang asik bermain, ini kisahku denganya mari kita simak..

    Aku Dimas, 31 tahun. Menikah, punya 2 anak. Istriku sangat cantik. Banyak yang bilang mirip bintang sinetron ternama saat ini. Kami tinggal di Bandung. Yang akan aku ceritakan adalah hubunganku dengan mertua aku sendiri.


    Mertua aku tinggal di kota P, masih wilayah Jawa Barat. Suatu waktu aku ada tugas kerja ke kota P tersebut. Aku pergi naik motor. Sesampainya di kota P, aku langsung menyelesaikan tugas dari kantor. Setelah selesai, aku sengaja singgah dulu ke rumah mertua untuk istirahat. Sesampai di rumah, mertua perempuanku datang menyambut.

    “Kok sendirian Dimas? Mana anak istrimu?” tanya ibu mertuaku.

    “aku ada tugas kantor disini, Ma. Jadi mereka tidak aku ajak. Lagian aku cuma sebentar kok, Ma. Hanya mau numpang mandi dan istirahat sebentar,” jawabku.

    “O begitu.. Akan mama siapkan makanan buat kamu,” ujar ibu mertuaku.

    Lalu aku mandi. Setelah itu aku segera ke meja makan karena sudah sangat lapar.

    “Papa mana, Ma?” tanyaku.

    “Papa lagi ke rumah temannya ngurusin obyekan,” jawan ibu mertuaku.

    “Kamu mau pulang jam berapa, Dimas?” tanya ibu mertuaku.
    “Agak sorean, Ma. aku akan tidur sebentar. Badan pegal hampir 3 jam naik motor dari Bandung,” kataku.

    “Kalau begitu ganti baju dulu dong. Nanti kusut kemeja kamu,” ujar ibu mertuaku sambil bangkit menuju kamarnya. Lalu dia datang lagi membawa kaos dan kain sarung.

    “Ini punya Papa, pakailah nanti,” kata ibu mertuaku.

    “Iya, Ma,” kataku sambil terus melanjutkan makan.

    ibu mertuaku berumur 42 tahun. Sangat cantik mirip istriku. Badan ramping, buah dada besar walau agak turun karena usia. Pantatnya sangat padat. Setelah berganti pakaian, aku duduk di ruang tamu sambil nonton TV.

    “Loh katanya mau tidur?” tanya ibu mertuaku sambil duduk di kursi yang sama tapi agak berjauhan.

    “Sebentar lagi. Ma. Masih kenyang,” ujarku. Lalu kami nonton TV tanpa banyak bicara.

    “Tahukah kamu, Dimas.. Bahwa mama sangat senang dengan kamu?” tanya ibu mertuaku kepadaku memecah kesunyian.

    “Kenapa, Ma?” tanyaku.

    “Dulu sejak pertama kali datang kesini mengantar istrimu pulang, mama langsung suka kamu. Ganteng, tinggi, sopan, dan ramah,” kata ibu mertuaku. Aku hanya tersenyum.

    “Sekarang kamu sudah menikahi anak mama dan sudah punya anak 2, tapi kamu tetap sama seperti yang dulu..,” kata ibu mertuaku lagi.


    “Mama sangat akung kamu, Dimas,” kata ibu mertuaku lagi.

    “aku juga akung mama,” ujarku.

    “Ada satu hal yang ingin mama lakukan, tapi tidak pernah berani karena takut jadi masalah..,” kata ibu mertuaku.

    “Apa itu, Ma?” kataku.

    “Mama ingin memeluk kamu walau sebentar..,” ujar ibu mertuaku sambil menatapku dengan mata sejuk.

    “Kenapa begitu, Ma?” tanyaku lagi.

    “Karena dulu mama sangat suka kamu. Sekarang ditambah lagi rasa akung,” kata ibu mertuaku.

    Aku tatap mata ibu mertuaku. Kemudian aku tersenyum.

    “aku yang akan peluk mama sebagai rasa akung aku ke mama,” ujarku sambil beringsut mendekati ibu mertuaku sampai badan kami bersentuhan.

    Kemudian aku peluk ibu mertuaku erat. ibu mertuakupun balas memeluk aku dengan erat sepertinya tidak mau melepas lagi.

    “Boleh mama cium kamu Dimas? Sebagai tanda akung?” tanya ibu mertuaku.

    Aku agak kaget. Aku lepaskan pelukanku, lalu tersenyum dan mengangguk. ibu mertuaku tersenyum, lalu mencium pipi kiri, pipi kanan, kening. Lalu.. ibu mertuaku menatap mataku sesaat kemudian mengecup bibirku. Aku sangat kaget. Tapi aku tetap diam, dan ada sedikit rasa senang akan hal itu. Selang beberapa detik ibu mertuaku kembali mengecup bibirku.. Dan melumatnya sambil merangkulkan tangannya ke pundakku. Secara spontan aku membalas ciuman ibu mertuaku. Kami saling hisap, mainkan lidah.. Nafas ibu mertuaku terdengar agak cepat. Tangan ibu mertuaku masuk ke dalam kain sarung, lalu menyentuh kontolku dari luar CD. Tangannya lalu mengusap pelan lalu mulai meremas kontolku. Kontolku langsung tegang.

    Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi telepon mengagetkan kami. Kami langsung memisahkan diri. ibu mertuaku langsung bangkit menuju telepon. Entah apa yang dibicarakan. Karena merasa agak bersalah, aku segera masuk ke kamar, menutup pintu, lalu merebahkan diri di kasur. Terbayang terus peristiwa tadi berciuman dengan mama mertua sambil merasakan nikmatnya diremas kontol. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Kemudian pintu terbuka. ibu mertuaku masuk.


    “Sudah mau tidur, Dimas?” tanya ibu mertuaku.

    “Belum, Ma,” ujarku sambil bangkit lalu duduk di tepi ranjang. ibu mertuaku juga ikut duduk di sampingku.

    “Kamu marah tidak atas kejadian tadi,” tanya ibu mertuaku sambil menatap mataku. Aku tersenyum.

    “Tidak, Ma. Justru aku senang karena ternyata mama sangat akung dengan aku,” jawabku.

    ibu mertuaku tersenyum lalu memegang tanganku.

    “Sebetulnya dari dulu mama memimpikan hal seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku.

    “Tapi karena istrimu dan papamu selalu ada, ya mama hanya bisa menahan perasaan saja..,” ujar ibu mertuaku sambil mencium bibirku.

    Akupun segera mebalas ciumannya. Dan sekarang aku mulai berani. Tanganku mulai meraba buah dada ibu mertuaku dari luar dasternya. Aku meremasnya perlahanan. Tangan ibu mertuakupun segera melepas kain sarung yang aku pakai. Tangannya langsung meraba dan meremas kontolku dari luar CD-ku. Kontolku makin mengeras. ibu mertuaku merogoh kontolku hingga berdiri tegak. Sambil tetap berciuman tangannya terus mengocok dan meremas kontolku. Akupun terus meremas buah dada ibu mertuaku. Tak lama, ibu mertuaku bangkit lalu melucuti semua pakaiannya. Akupun melakukan hal yang sama. ibu mertuaku segera naik ke tempat tidur, dan aku segera menaiki tubuhnya. Aku kecup bibirnya.

    “Mama senang kamu datang hari ini, Dimas.. Lebih senang lagi karena ternyata kamu bisa menerima rasa akung mama kepada kamu…” ujar ibu mertuaku sambil menciumku.

    “aku juga senang karena mama sangat menyayangi aku. Saua akan menyayangi mama…” kataku sambil memagut leher ibu mertuaku.

    ibu mertuaku mendesah dan menggelinjang merasakan desiran nikmat. Pagutanku kemudian turun ke buahdada ibu mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit kecil puting susu ibu mertuaku sambil tangan yang satu meremas buah dada yang lain.

    “Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh…” desah ibu mertuaku semakin merangsang gairahku.

    Tapi ketika lidahku mulai turun ke perut, tiba-tiba ibu mertuaku memegang kepalaku.

    “Jangan ke bawah, Dimas.. Mama malu. Segera masukkin saja.. Mama sudah tidak tahan…” ujar ibu mertuaku.


    Aku tersenyum dan maklum karena ibu mertuaku termasuk orang yang konvensional dalam masalah sex. Aku buka lebar paha ibu mertuaku, lalu aku arahkan kontolku ke memek mertua yang sudah basah dan licin. Tangan ibu mertuaku segera memegang kontolku lalu mengarahkannya ke lubang memeknya. Tak lama.. Bless.. Kontolku langsung memompa memek ibu mertuaku. Terasa tidak seret, tapi masih enak rasanya menjepit kontolku..

    “Ohh.. Sshh.. Oh, Dimas.. Mmhh…” desah mertuku ketika aku memompa kontolku agak cepat.

    ibu mertuaku mengimbangi gerakanku dengan goyangan pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba ibu mertuaku bergetar lalu tubuhnya agak mengejang.

    “Oh, Dimas.. Mama mau keluarr.. Mmhh…” jerit kecil ibu mertuaku.

    “Terus setubuhi mama…” desahnya lagi.

    Beberapa saat kemudian tubuh ibu mertuaku melemas. Dia telah mencapai orgasme.. Akupun berhenti sejenak memompa kontolku tanpa mencabutnya dari memek ibu mertuaku. Memeknya terasa makin licin oleh air maninya.

    “Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Dimas,” ujar ibu mertuaku sambil mengecup bibirku.

    “Terima kasih, Dimas…” ujarnya lagi sambil tersenyum. Akupun segera mengerakan kontolku menyetubuhi lagi ibu mertuaku.

    “Boleh Dimas minta sesuatu, Ma?” tanyaku sambil terus memompa kontolku.

    “Apa?” ujar ibu mertuaku.

    “aku mau setubuhi mama dari belakang. Boleh?” tanyaku. ibu mertuaku tersenyum.

    “Boleh tapi mama tidak mau nungging. Mama tengkurap saja ya?” ujar ibu mertuaku.

    “Iya, Ma,” ujarku sambil mencabut kontolku. ibu mertuaku segera tengkurap sambil sedikit melebarkan kakinya.

    “Ayo, Dimas,” ujar ibu mertuaku.


    Aku segera masukkan kontolku ke memek ibu mertuaku dari belakang. Terasa lebih nikmat daripada masuk lewat depan. Mata ibu mertuaku terpejam, dan sesekali terdengar desahannya. Akupun terus menikmati rasa nikmat sambil terus memompa kontolku. Kemudian terasa ada sesuatu rasa yang sangat kuat ingin keluar dari kontolku. Kupercepat gerakanku menyetubuhi ibu mertuaku. Ketika hampir mencapai klimaks, aku cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..! Crott! Air maniku keluar banyak di punggung dan pantat ibu mertuaku.

    “Ohh.. Enak, Ma…” kataku.

    Kugesekkan kontolku ke belahan pantat ibu mertuaku. Selang beberapa menit setelah kelelahan agak hilang, ibu mertuaku berkata, ” Tolong bersihkan punggung mama, Dimas..”.

    “Iya, Ma,” ujarku. Lalu aku bersihkan air maniku di tubuh ibu mertuaku.

    Setelah berpakaian, lalu kami keluar kamar. Terlihat wajah ibu mertuaku sangat ceria. Menjelang sore, mertua lelaki pulang. Aku dan mertua perempuanku bertindak biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa di antara kami.

    Setelah makan malam, aku diminta mertua perempuanku utnuk membawakan semua piring kotor ke dapur. Aku menurut. Mertua lelaki aku setelah makan malam langsung menuju ruang televisi dan segera menonton acara kesukaannya. Di dapur, ibu mertuaku perempuanku langsung menarik tanganku ke sudut dapur lalu menciumku. Aku membalasnya sambil tanganku langsung memegang selangkangannya kemudian meraba memeknya.

    “Nakal kamu. Tapi mama suka,” ujar ibu mertuaku sambil tersenyum.

    “Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah Dimas takut,” ujarku.

    “Tidak akan kesini kok, Dimas,” ujarnya.

    “Sebelum kamu pulang, mama mau sekali lagi bersetubuh dengan kamu disini…” ujar ibu mertuaku sambil tangannya segera meremas kontolku dari luar celana.

    “aku juga mau, tapi jangan disini, Ma.. Bahaya,” ujarku.

    “Ayo dong, Dimas.. Mama sudah tidak tahan,” ujarnya lagi. Tangannya terus meremas kontolku.

    “Kita ke hotel yuk, Dimas?” ajak ibu mertuaku. Aku mengangguk.

    Kemudian dengan alasan akan ke rumah temannya, ibu mertuaku perempuanku meminta ijin pergi diantar olehku.

    “Jangan lama-lama ngobrol disana, Ma.. Si Dimas kan malam ini mau pulang. Kasihan nanti dia capek,” ujar mertua lelaki.

    “Iya dong, Pa…” ujar mertua perempuanku.


    Kemudian kami naik motor segera pergi mencari hotel. Setelah selesai registrasi, kami segera masuk ke kamar. Tanpa banyak cakap, ibu mertuaku langsung memeluk dan menciumku dengan liar. Aku balas ciumannya..

    “Cepat kita lakukan, Dimas.. Waktu kita hanya sedikit,” ujar ibu mertuaku sambil melucuti semua pakaiannya.

    Aku juga demikian. ibu mertuaku langsung naik ke kasur, lalu aku menyusul. Tangan ibu mertuaku langsung menggenggam kontolku dan diarahkan ke memeknya.

    “Mama kok buru-buru sih?” tanyaku sambil tersenyum ketika kontolku sudah masuk memeknya. Lalu aku pompa kontolku perlahan menikmati enaknya memek ibu mertuaku.

    “Habisnya mama sudah tidak tahan sejak tadi di rumah, pengen merasakan kontol kamu lagi,” kata ibu mertuaku sambil menggoyang pinggulnya mengimbangi gerakanku.

    Selang beberapa belas menit tiba-tiba ibu mertuaku mendekap aku erat sambil mengerakkan pinggulnya cepat. Kemudian.. “Ahh.. Mmhh.. Enak akung…” desah ibu mertuaku mencapai puncak orgasmenya.

    Badannya melemas. Aku terus memompa kontolku lebih cepat. Terasa lebih nikmat. Sampai beberapa lama kemudian aku tekan kontolku ke lubang memek ibu mertuaku dalam-dalam, dan.. Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku keluar di dalam memek ibu mertuaku.

    “Maaf, Ma.. Dimas tidak bisa menahan.. Sehingga keluar di dalam,” ujarku sambil memeluk tubuh ibu mertuaku.

    “Tidak apa-apa, Dimas,” jawab ibu mertuaku.

    “Mama sudah minum obat kok,” ujarnya lagi.

    “Kalo mama berkunjung ke rumah kamu, bisa tidak ya kita melakukan lagi?” tanya ibu mertuaku.

    “Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua saja dengan alasan pergi kemana…” jawabku. ibu mertuaku tersenyum.

    “Kita pulang Dimas,” ujar ibu mertuaku.


    Sesampai di rumah, aku langsung bersiap untuk pulang ke Bandung. Ketika aku memanaskan motorku, mertua perempuan mendekatiku. Sementara mertua lelaki duduk di beranda.

    “Hati-hati di jalan ya, Dimas,” ujar ibu mertuaku.

    “Iya, Ma. Terima kasih,” ujarku sambil tersenyum.

    “Tengokin mama dong sesering mungkin, Dimas,” ujar ibu mertuaku sambil tersenyum penuh arti.

    “Iya, Ma,” ujarku sambil tersenyum pula.

    Lalu aku pulang. Sejak saat itu hingga kini aku selalu menyempatkan diri sebulan sekali untuk datang ke rumah ibu mertuaku, tentu saja setelah aku di-SMS dahulu oleh mertua perempuanku.

  • Cerita Sex Nafsu Liar

    Cerita Sex Nafsu Liar


    2809 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Nafsu Liar ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexTina adalah sosok wanita yang dulu pernah singgah dihatiku dan menghiasi kehidupan Sex ku. Aku dan Tina
    mempunyai kesamaan yaitu suka dengan gaya Sex bebas, hingga kmai sering melakukan dimana saja kami ingin
    melakukan sensasi Sex.

    Hingga akhirnya kami tak dapat dipersatukan karena orang tua Tina menjodohkannya dengan laki-laki
    pilihan orang tuanya. Dan Tina pun pasrah dengan keputusan orang Judi Bola Pakai Pulsa tuanya. Dan kemudian aku pun menikah
    dengan wanita yang sebenarnya tidak aku cintai karena didalam hatiku hanya ada Tina seorang. Hingga aku
    berpikiran kalau suatu saat aku pasti bisa kembali lagi dengan Tina.

    Dan benar 2 tahun aku menikah hubungan keluargaku berjalan tidak harmonis, aku dan istriku sering ribut
    karena masalah masalah sepele, hingga akhirnya akupun bercerai dengan istriku karena aku sudah tidak
    tahan dengan keadaan waktu itu. dikeadaanku yang kurang menyenangkan itu, tiba-tiba Tina datang lai
    dikehidupanku. Tina datang disaat waktu yang tepat, dan ternyata Tina menghubungiku dan megajaku untuk
    bertemu karena dia ingin bercerita tentang kehidupannya yang juga tidak harmonis. Dan akupun bercerita
    kepada Tina kalau aku sudah bercerai dengan istriku.

    Dan setelah pertemuan itu suatu siang Tina pun menghubungiku untuk kekantornya. Dan tanpa menunggu lama
    Meluncurlah aku kekantornya di sebuah building di jalan utama ibu Judi Bola Pulsa303 kota. Karena hari itu hari sabtu,
    praktis sebagian besar kantor tutup. Demikian juga di lantai tempat kantor Tina, hanya kantornya yang
    buka, itupun sudah tidak ada karyawan piket karena memang cuma setengah hari.

    Karenanya, Tina sendiri yang membukakan pintu dan menyambutku dengan penuh semangat. Akupun demikian,
    walaupun sempat terpana sebelumnya melihat dirinya yang semakin cantik, sensual dan sexy, apalagi dengan
    penampilannya siang itu yang mengenakan fortuner putih, rok mini ketat dan sepatu tinggi hingga
    menampakkan kejenjangan kakinya serta kemulusan kulitnya yang mulus, walaupun tubuhnya tetap tidak
    berubah, yaitu mungil dan ramping.

    Cerita Sex Nafsu Liar “Aku selesai’in kerjaanku dulu ya., abis itu baru kita jalan..”, Kata Tina sambil mengajakku ke mejanya
    setelah kita ngobrol-ngobrol di ruang tamu.

    Tina lalu duduk di kursinya sambil menyelesaikan pekerjaan di komputernya.

    “Aku pijetin yah..,” Kataku sambil berdiri di belakang kursinya berbarengan dengan mampirnya kedua
    tanganku di pundaknya untuk Bandar Sbobet303 memijat.
    “Hmm.., enaknya.., udah lama ya kamu nggak mijet aku.., aku kangen sama tanganmu..,” katanya lagi sambil
    menggeliat manja.
    “Kangen sama bibirku juga nggak?,” bisikku kemudian yang kubarengi dengan ciumanku di kupingnya.

    Tina langsung menggeliat, apalagi waktu kraag blousenya agak kusingkap dan ciumanku menjalar ke leher
    dan tengkuknya yang mulus. Aroma tubuhnya yang alami kurasakan lagi setelah sekian lama tak berjumpa
    dengannya.

    “Ssshh.., kamu nggak berubah yah..,” Rintih Tina kenikmatan sambil mematikan computernya.
    “Kaya’nya kita nggak perlu keluar dari sini deh.., sebentar ya, aku kunci dulu pintu depannya,” katanya
    lagi.

    Agak lama Tina mengunci pintu depan, dan waktu balik ke ruang kerjanya, mataku terbelalak melihat Tina
    hanya tinggal mengenakan blazer merahnya yang terkancing seadanya tanpa apa-apa lagi di dalamnya. Tanpa
    bicara, Tina langsung menggandengku menuju ruang meeting kecil yang hanya berisi meja bulat dan beberapa
    kursi.

    “Aku kangen melihat tubuhmu,” katanya lagi.

    Sementara aku buka pakaianku semua, Tina mendekatiku dan tiba-tiba melumat bibirku yang langsung
    kusambut dengan meneroboskan lidahku Bandar Sbobet777 dan menari-nari di dalam mulutnya sambil kadang-kadang mengulum
    lidahnya.

    Begitu aku bugil total, Tina meyuruhku duduk di kursi meeting, sementara dia ambil posisi berdiri
    dihadapanku sambil pelan-pelan membuka kancing blazernya dengan gaya erotis. Setelah itu, disingkapnya
    masing-masing ke samping sehingga muncullah pemandangan yang amat indah. Buah dadanya yang ranum, bulat,
    dan padat dengan pentilnya yang merah muda itu nampak mencuat menantang, apalagi dengan tubuhnya yang
    makin basah oleh keringat sehingga kulitnya yang mulus makin berkilat. Belum lagi aku terkagum-kagum
    melihatnya, Tina langsung duduk dipangkuanku dengan mengangkangkan pahanya bertumpu di pegangan tangan
    kursiku sehingga posisi buah dadanya tepat persis di mukaku.

    “Udah lama kamu nggak menyantap susuku, ayo dong isep”, Goda Tina sambil meneruskan melepas blazernya
    dan menaruh kedua tangannya ke atas senderan kursiku dan menyodorkan dadanya hingga kepalaku terbenam di
    antara dua bukitnya yang kenyal itu.

    Penisku mulai berdiri lagi dengan perlakuannya ini, apalagi aku bebas menghirup aroma tubunya yang
    bercampur antara parfum dan keringatnya itu. Muncul ideku untuk bermain-main dulu dengan menciumi
    lehernya yang jenjang dan terus ke belakang telinganya. Tina menggeliat kegelian dan membuat hidung dan
    bibirku menjalar ke ketiaknya yang halus bersih itu, setelah sebelumnya menelusuri lengannya yang
    lembut. Disitu kuciumi sepuas-puasnya dan kujilat-jilat seputar ketiaknya yang merupakan salah satu
    kesukaannyaa juga.

    Cerita Sex Nafsu Liar Kegeliannya membuat kepala Tina menengadah kebelakang sehingga buah dadanya siap dilumat dengan mulutku
    yang makin liar. Kujilati mulai dari bawah buah dadanya, terus kesamping dan berlama-lama di seputar
    putingnya yang makin mengeras. Tina yang nggak sabar, mendorong putingnya ke mulutku yang langsung
    kusambut dengan jilatan panjang, gigitan kecil dan kemotan-kemotan halus di putingnya. Tubuhnya makin
    menggelinjang ketika tanganku juga beraksi mengusap-usap selangkangannya yang ternyata sudah basah dari
    tadi.

    Jariku mulai menyusup ke vaginanya dan kugosok-gosok klentitnya. Tidak Cuma itu, jari-jarikupun
    menerobos masuk ke vaginanya yang terbuka bebas dengan gerakan maju-mundur yang makin lama makin cepat,
    dan ..

    “Aaggh..sudah dong, sudaah”, Erang Tina yang badannya mengejang sambil mendekap erat mukaku di buah
    dadanya sampai aku sulit bernafas, sementara jariku merasakan hangatnya cairan dari vaginanya.

    Rupanya Tina baru saja mencapai klimaksnya dengan posisi kedua pahanya yang masih mengangkang dan
    masing-masing bertumpu pada sandaran tangan kursiku.

    Tubuhnya lalu kuangkat dari kursi dan kurebahkan di meja bulat di depanku dengan posisi kedua kakinya,
    dari batas lutut menjuntai ke bawah, agar Tina bisa beristirahat sebentar mengembalikan tenaganya.
    Sementara beristirahat, aku yang duduk kembali di kursi mengangkat kedua kakinya, melepas sepatu
    tingginya, dan menaruh di pangkuanku sambil kupijat Main Slot Pakai Pulsa lembut dari ujung kaki hingga betisnya. Kupandang
    sejenak kakinya yang bener-bener mulus bersih dengan jari-jari kakinya yang rapi dan tanpa kutek itu
    serta betisnya yang ramping berisi. Tina menikmati sekali pijatanku, bahkan waktu kugantikan tugas
    tanganku dengan bibirku yang menelusuri seluruh permukaan kulit kakinya.

    Cerita Sex Nafsu Liar

    Cerita Sex Nafsu Liar

    “Aawh..sshh,..geli sayang,” Rintihnya lagi namun tetap pasrah menyerahkan kakinya untuk kuciumi dan
    kujilati dari mulai tumit, telapak kaki hingga jari-jari kakinya.

    Selain kumainkan lidahku, tak lupa kukemot satu persatu jari kakinya yang kutahu paling dia suka.

    Tina menikmati sekali permainanku ini sampai posisi kedua kakinya jadi tak beraturan karena menahan geli
    dan nikmat. Walaupun kedua kakinya masih kuciumi, pahanya mulai terbuka sedikit, sehingga satu tanganku
    bisa bebas menjamah kemulusan paha dan selangkangannya. Puas dengan kakinya, kulanjutkan ciumanku ke
    atas menelusuri betisnya yang indah, bagian dalam lutut, dan pahanya. Sempat kukecup-kecup lembut kedua
    paha dalamnya sambil tanganku terus menjelajah ke vaginanya. Tina menggelinjang, tapi tanpa sadar malah
    memajukan duduknya ke pinggir meja dan kedua kakinya dikangkangkan ke masing-masing ujung meja, sehingga
    selangkangannya makin terbuka lebar membuatku makin bernafsu.

    Tanpa tunggu lagi, kupindahkan mulutku ke vaginanya yang nampak basah, dan kedua tanganku menjamah buah
    dadanya di atas. Jilatan-jilatan dan isepan-isepanku di vagina inilah yang paling disukai Tina. Dari
    menyusuri bibir vaginanya, kuarahkan kemudian lidahku ke clitorisnya dan kumainkan dengan ujung lidahku
    hingga Tina mengerang hebat. Tak cuma itu, clitorisnya tak luput juga dari kuluman bibirku yang
    kubarengi dengan liukan lidahku yang makin liar.

    “Mas, kencengin lidahnya mas”, Pinta Tina sambil tangannya tiba-tiba menekan kepalaku lebih dalam.

    Aku tahu maksud Tina yang minta lidahku dikerasin seolah penis dan ditarik maju-mundur ke liang
    vaginanya. Tina meronta-ronta, apalagi ketika clitorisnya kujilat berulang-ulang lalu kujulurkan lebih
    dalam menembus liang vaginanya bersamaan dengan makin cepatnya gerakan maju-mundur pinngul Tina, dan.

    “aghh”..aagh!!” Tubuhnya melengkung dan mengejang. Kepalanya direbahkan kebelakang dan kedua pahanya
    dirapatkan sehingga menjepit kepalaku yang masih berada di selangkangannya sambil tangannya terus
    menekan kencang.

    Tanpa istirahat lagi, dengan cepat aku berdiri dari kursi lalu mengangkat kedua kakinya tinggi ke atas
    dan kutumpangkan masing-masing di pundakku, sehingga posisi penisku tepat berada di depan liang
    vaginanya yang persis berada di pinggir meja.

    “Ooowh ..,” teriak Tina begitu penisku yang tegak keras bak meriam masuk lurus ke liang vaginanya.

    Cerita Sex Nafsu Liar Langsung kugerakkan maju-mundur pinggulku yang membuat Tina menjerit-jerit kecil karena menahan geli,
    setelah mencapai klimaks sebelumnya. Pinggulnya diputar-putarkan mengimbagi gerakan penisku yang makin
    lama makin cepat bergerak maju-mundur. Tina makin pasrah waktu pergelangan kakinya kupegang dan
    kukangkangkan ke samping sambil terus menggenjot vaginanya. Baru sebentar Tina tak tahan, dan lebih
    memilih melingkarkan kakinya ke pinggangku sambil terus menggoyang-goyang pinggulnya.

    Kesempatan ini kupergunakan dengan merapatkan badanku ke tubuhnya yang indah itu, dan dengan tak henti
    menggenjot vaginanya, bibir dan tanganku ikut bekerja. Tanganku meremas gundukan buah dadanya yang
    ranum, dan bibirku merajalela di wajah dan lehernya. Penisku menghujam makin cepat ke liang vaginanya.
    Kedua tanganku kemudian menahan kedua tangannya dan bibirku kuturunkan ke putingnya untuk kujilat dan
    kukemot habis-habisn.

    Sehingga ” Aaagghh..!!,” Teriak Tina dan aku hampir bersamaan. Kedua tubuh bugil kami sama-sama
    menegang.

    Kedua kakinya kencang sekali menghimpit pinggangku, dan tangannya beralih menekan kepalaku ke buah
    dadanya.

    Kami sama-sama terdiam beberapa saat menikmati ledakan yang luar biasa. Keringat mengucur deras
    membasahi meja meeting itu walaupun AC terasa dingin. Kulepaskan tubuhku kemudian sambil memandangi
    tubuh Tina yang indah mulus itu terlentang di atas meja. Tampangnya yang sensual itu masih tersenyum
    kepuasan, dan membuatku gemas. Lalu aku mulai lagi menjelajahi seluruh lekuk liku tubuhnya dengan
    jilatan-jilatan nakal, Tina cuma bisa menggelinjang pasrah dan dengan manja berkata lagi, ” Coba deh
    kamu tiap hari ke kantorku.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

     

  • Kisah Memek Curang Di Tempat Kerja

    Kisah Memek Curang Di Tempat Kerja


    2808 views

    Duniabola99.com – Aku masih ingat waktu tu, Din peluk tubuh ku dari belakang. Tubuh kami rapat bersatu. Aku memaut lengannya dan dia sungguh lembut menyentuh tubuh ku. Leher ku dikucupnya hingga naik segala roma ku. Mata ku seakan berat mahu dibuka. Aku tenggelam dalam alunan keberahian seorang wanita. Tubuh wanita ku yang genit ku biar dijajah kuasa lelaki muda yang perkasa di hati ku.


    Belahan punggung ku menerima tekanan yang mengasyikkan dari tubuh Din. Bonjolan keras yang misteri semakin liar di dalam seluarnya. Menekan-nekan dan menggesel-geselkan batangnya di belahan punggung ku. Kain sutera yang membaluti punggung ku tidak dapat menangkis tekanan batangnya yang kekar dan liat itu.

    Ku hulurkan tangan ku ke belakang tubuh ku, dengan harapan dapat memegang sesuatu yang istimewa daripadanya. Dia seakan mengerti kemahuan ku. Perlahan-lahan dia memberi ku peluang memegang batang nakalnya yang masih terpenjara di dalam seluar. Tapak tangan ku yang selama ini muak memegang batang pelir suami ku akhirnya merasai kehangatan batang lelaki lain yang jauh lebih muda berbanding diri ku.

    Din menarik ibu jari ku ke pembuka zip seluarnya. Jari ku mengikut haluannya hinggalah aku berjaya membuka zipnya. Ku seluk tangan ku di dalam seluarnya. Kehangatan tubuh lelaki yang terperangkap di dalam seluar seakan menyerap tangan ku. Batangnya yang terperangkap di dalam seluar dalamnya aku pegang. Aku kocok menggunakan kemahiran ku sebagai seorang wanita yang berpengalaman.


    “Kak Maz, sedapnya…” Din melahirkan rasa nikmatnya kepada ku.

    “Batang jahat awak ni nak kena hukum tau!” kata ku dalam keberahian yang semakin menguasai diri ku.

    “Hukumlah saya kak. Buatlah apa sahaja yang akak mahukan,” Din memancing berahi ku.

    Aku palingkan tubuh ku menghadap dirinya. Aku tarik lehernya hingga dia tertunduk kepada ku. Wajah kami semakin rapat dan akhirnya bibir kami bertemu dan saling berkucupan menzahirkan kegeraman masing-masing. Lidah kami sesama menguli. Air liur kami bersatu dalam kehangatan asmara yang benar-benar melekakan. Aku sungguh asyik menerima kucupan asmara yang penuh nafsu membelenggu ku.

    Aku sudah tidak dapat untuk bersabar lagi. Pantas jari ku membuka butang seluar jeansnya. Sambil berkucupan aku tahu di mana perlu ku buka. Kemudian disusuli seluar dalamnya.

    Aku segera menghentikan kucupan. Mata ku segera menangkap rupa bentuk senjata lelaki muda yang berjaya mencairkan hati ku. Kepalanya yang kembang berkilat kelihatan comel dan membuatkan nafas ku sesak keghairahan. Pelir yang berurat bagaikan peluru berpandu yang seakan mahu dilepaskan kepada ku.

    “Kenapa Kak Maz?” Din pelik melihatkan ku yang terpegun dengan senjatanya.

    “Seksinya Din,” kata ku, sambil aku terus tunduk dan menghisap kepala senjatanya yang paling ku geramkan.


    “Oooohhh… Sedapnya Kak Maz,” keluh Din sewaktu bibirku rapat menguli daging mudanya yang kekar itu.

    Ku gunakan pengalaman ku sebagai isteri selama 12 tahun ini buat Din. Aku mahu dia tahu aku bukan calang-calang punya wanita. Aku mampu memuaskannya hingga dia tidak dapat bangun. Aku mahu Din puas-sepuasnya hingga tidak dapat melupakannya seumur hidupnya.

    Telurnya aku usap dan belai. Aku ramas lembut bagi merangsang perjalanan air maninya nanti. Lidah ku menjilati batangnya dari pangkal hingga ke lubang kencing. Ku lakukan berkali-kali sebelum kepala bulatnya yang kembang berkilat hilang tenggelam masuk di bibir ku.

    Sesudah itu sudah pasti hisapan bibir ku semakin dalam, bahkan hingga bulu ari-arinya yang pendek dan kemas rapat menyucuk hidung ku. Sedapnya hingga anak tekak ku yang sudah lali diterjah batang suami ku yang ego itu, sengaja ku cecah lama-lama di kepala takuknya.

    Ku terus turun naikkan kepala ku hingga pelirnya ku lalukan keluar masuk mulut ku. Batangnya semakin utuh. Aku seakan mengulum batang kayu yang berkulit manusia. Aku semakin berahi dan bersemangat mengulum senjatanya yang keras keluli.


    Di saat itu syaitan mula meracun fikiran ku, alangkah nikmatnya jika dapat ku miliki lelaki muda ini buat selama-lamanya. Aku rela jika setiap masa dan setiap saat pelir muda yang kekar itu inginkan tubuh ku. Alangkah nikmatnya jika dapat ku nikmati kehangatan air mani memancut keluar dari batang pelirnya yang terbenam jauh di dalam tubuh ku, meski pun di lorong belakang yang jarang sekali dilalui suamiku.

    Tidak ku sangka perkenalan singkat antara aku dan Din di dalam lif tempohari membawa kami kepada perhubungan yang sebegini intim. Dari bertanyakan nama dan tempat kerja di awal pertemuan, kemudian secara kebetulan bertemu sekali lagi dan bertukar nombor telefon dan terus saling berhubung secara sulit hingga kami bertemu berdua walau pun sekadar makan malam bersama.

    Memori pertemuan ku dengannya tiba-tiba lenyap dari fikiran apabila Din kelihatan semakin tidak keruan. Pelirnya semakin keras tak terkawal. Kepala takuknya semakin berkilat dan memperlihatkan lubang kencingnya yang semakin terbuka. Nyata nafsu Din semakin di puncak syahwat. Benih buntingnya bila-bila masa sahaja akan keluar kepada ku.

    Ku hisap kepala takuknya dan ku uli dengan lidah ku. Ku lancapkan pelirnya hinggalah akhirnya pancutan sulungnya laju menembak hidung ku. Ku bukakan mulut ku menadah pelirnya. Sekali lagi pancutan padu meluru masuk dan mendarat di lidah ku. Dan seterusnya berhamburan air maninya laju tanpa henti ke dalam mulut ku.


    Dengan pantas ku kulum seluruh batangnya dan menghisap air maninya yang seakan sengaja di pam sepuas-puasnya biar memenuhi mulut isteri orang yang dahaga ini. Tanpa dikawal, ku meneguk setiap air mani yang memancut di dalam mulut ku. Jelas pekat dan banyak air mani lelaki muda ini. Hingga ku rasa tekak ku seakan payah menelannya.

    Selepas selesai, aku kembali menyarungkan tudung di kepala dan mengemaskan baju kurung sutera di tubuh ku. Din ku lihat memakai kembali seluarnya dan mengemaskan kemeja di tubuhnya. Kemudian kami berjalan keluar dari tangga belakang menuju ke tepi jalan dan kami akhirnya berpisah mengikut haluan masing-masing. Din menuju ke keretanya sementara aku menuju ke perhentian teksi menunggu ketibaan suami ku yang bakal tiba menjemput ku pulang ke rumah.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri



  • Video bokep Riley Reid mastrubasi dan ngentot dengan kakak tirinya pernis besar

    Video bokep Riley Reid mastrubasi dan ngentot dengan kakak tirinya pernis besar


    2805 views

  • Video Bokep anak sekolahan jepang Yuu Tsujii memek becek

    Video Bokep anak sekolahan jepang Yuu Tsujii memek becek


    2803 views

  • Kisah Memek Hanya kamu yang mampu membuatku manjadi laki-laki sejati diatas tempat tidur

    Kisah Memek Hanya kamu yang mampu membuatku manjadi laki-laki sejati diatas tempat tidur


    2802 views

    Duniabola99.com – Panggil saja nama saya Flo, Saya tipe cowok yang agak pendiam dan berpostur proposional, Kejadian ini benar-benar terjadi mulai akhir Januari tahun ini, Saya bekerja di sebuah perusahaan swasta di Tangerang. Sebut saja nama dia Reva. Dia berwajah cantik dan putih dengan tinggi sekitar 160cm dan berat badan sekitar 48 kg.


    Dia pegawai baru di perusahaan tempat saya bekerja dia mulai bekerja akhir tahun lalu. Awal mula perkenalan kami layaknya karyawati yang baru masuk dikenalkan ke rekan-rekan sepekerjaan. Pada saat itu saya hanya berpikir “Cantik” dan tidak berpikiran lainnya karena saat berkenalkan dia sudah berkeluarga.

    Seiring waktu berjalan kita sering ngobrol dan saling bercerita mengenai kerjaan, keluarga, dan bercanda yang masih wajar. Hal yang paling membuat saya betah ngobrol berlama-lama dengan Reva adalah dia supel dan wangi parfumnya yang nyaman sekali tercium oleh saya. Apalagi bila kita saling berpapasan saya sering sampai menoleh lagi ke belakang karena tergoda wangi dari parfumnya.

    Kejadian ini berawal ketika suatu hari saya menanyakan YM (yahoo messenger) dia dengan alasan supaya bisa ngobrol waktu jam kerja senggang, jadi tidak ada yg nge-gossip kalo kita deket. Setelah saya add YM dia kita mulai sering chatting ditengah jam kantor, lama-lama saya tergoda untuk menanyakan hal-hal pribadi kepadanya terutama perihal kehidupan dia dan suaminya.

    Hingga akhirnya dia bercerita kalau mereka menikah karena paksaan dari masing2 orang tua, dan hanya bersandiwara di depan orang-orang kalau mereka bahagia. Semenjak saya mengetahui hal itu mulailah pikiran nakal saya menggoda…. kira-kira begini percakapannya:

    Flo: Reva beneran kamu dirumah gak dekat sama laki kamu?
    Reva: iyah, dia kalo malem sering gak pulang pergi main sama teman-temennya…
    Flo: Sibuk urusan kerjaan kali?
    Reva: Ngak, sibuk dugem ama teman-temennya.
    Flo: Masa sih? emang kamu pernah lihat?
    Reva: Ya aku tau aja, ada sodara aku pernah lihat.
    Flo: ooohh… kamu kesepian donk klo gitu…

    Reva: Tadinya iya, tapi sekarang kamu sering temanin aku klo malem sering telpon dan becanda2 jadi aku gk BT.
    Flo: masa sih?? …. BTW Reva mau gk klo kita lebih dari sekedar teman?
    Reva: Maksudnya?
    Flo: Ya kan kamu gk dekat sama laki kamu, aku juga sebenernya pengen tau kamu lebih jauh.. jadi kita KAYAK TTM gitu…

    Lumayan lama gk dijawab-jawab sama Reva sekitar 2 jam dicuekin YM saya………

    Reva: Aku gak mau klo TTm an gitu….
    Flo: lah terus gimana?? kan kita udah berkeluarga (saya juga punya istri sama anak)
    Reva: emm….. Gini aja… Nanti pulang kerja kamu ajak aku jalan, aku pengen ber-2 aja sama kamu.
    Flo: (Waduh…. ditantangin gini gw…) Oke, nanti kita karaokean aja yuk aku buka room klo udah di dalem aku kasih tau kamu.
    Reva: oke.

    Akhirnya pulang kerja saya langsung cabut ke karaoke yg agak jauh dari kantor dan saya langsung kabari dia untuk langsung kesini. Selang 1/2 Jam Reva datang.


    Flo: Kamu mau pesan minum atau laper kan pulang kerja?
    Reva: Mau minum aja deh Lemon Tea.
    Flo: oke (ngak seberapa lama minuman dan snack datang)… Kamu mau ngomong apa tadi Rev?
    Reva: Iyah aku gk mau TTM an gitu….

    Flo: maaf yah tadi, aku cuma ngutarain perasaan ke kamu tapi gk berarti kamu harus mengiyakan, Gk apa2 kok klo kita temenan aja.
    Reva: Kok minta maaf?? aku kan blom selesai….
    Flo: ??? tadi katanya gk mau TTM an…
    Reva: Gini… Aku seneng deket sama kamu, kamu walapun awalnya aku kira pendiam ternyata orangnya hangat, aku juga suka cara kamu perlakukan aku dengan sopan….

    Flo: Lalu?
    Reva: “Aku gk mau sekedar TTM sama kamu… Aku maunya…..
    (Reva langsung meluk saya dan mencium lembut bibir saya) Kok jadi diam?”
    Flo: (aku pandangi wajah Reva, aku belai rambutnya lalu aku cium bibirnya dengan mesra dia memejamkan matanya.)

    Semenjak kejadian itu kami semakin dekat dan sekitar 3 hari kemudian ketika kami sedang ngobrol2 di dalam mobil saya dia tiba2 meletakkan tangannya di pangkuan saya dan mulai mendekatkan wajahnya, langsung aku sambut bibirnya yg tampak indah sempurna…

    Kami berciuman dan beradu lidah lalu tangan ku memeluk pinggang mungilnya sambil aku mebelai lembut punggung sampai batas Rok nya… Celanaku mulai terasa kesempitan karena ciuman dan pelukan Reva… entah disengaja atau tidak tangan Reva yang ada di pangkuan aku terpeleset dan posisinya sekarang tepat diatas batanganku yg sudah tegang ….

    Reva melepas ciumannya dan terdiam, terlihat mukanya memerah tapi tangannya tidak dia pindahkan dari situ… Maaf aku gk sengaja Flo… aku katakan “gk apa-apa Reva gak usah malu sayang,” … dia mulai mencium aku lagi, tapi kali ini dia mulai meremas2 lembut celanaku yg sudah tegang itu…

    “sebentar.. posisinya miring nih gk enak kataku sambil mencoba meluruskan batanganku supaya tegak dari luar celana” Reva berinisiatif untuk mencoba meluruskan juga tapi sulit karena memang batanganku posisinya agak menekuk tegang kebawah….

    Flo: Susah ya sayang?… Benerinnya sambil dibuka aja ya… kamu yang lurusin “sambil aku buka resleting celana aku”
    Reva: Emang boleh sayang aku pengang dari dalem?
    Flo: Boleh…

    Reva: Waww keras udah keras banget sampek gk muat CD kamu sayang…. (sebagian batangan aku sampek keluar dari CD ketika sudah berhasil dilurusin sama Reva) panjang, keras, berurat lagi sayang dede kamu… Bikin aku kepengen aja sih…..

    Sambil tangan kiri menarik CD aku sedikit dia masukkan tangan kanannya untuk meluruskan batanganku.

    Flo: Emang pengen kamu apain sayang?
    Reva: Aku gemesss “kata reva sambil menurunkan cd aku dan menggenggam batangan aku yg sudah tegang “Maaf ya sayang… ”

    Reva langsung membenamkan kepalanya kearah batanganku yg tegang dan mengarah ke mulutnya” Reva langsung menciumi kepala batanganku dengan lembut dan memasukkannya ke dalam mulutnya sambil di pelintir2 dengan lidahnya yang basah…..

    Aku merasakan kenikmatan yg luar biasa hingga mulutku mendesis perlahan dan aku belai rambut panjang Reva…. Aku tak tinggal diam… perlahan2 sambil aku usap pahanya aku naikkan roknya hingga tangan aku bisa mengelus2 cd dan meremas2 pantat Reva.


    Reva: Enak sayang?? tanyanya sambil masih menggenggam batanganku dan mengocoknya perlahan2…..
    Flo: Enak banget sayang…. masukin semua donk ke mulut kamu….
    Reva: Mana muat!! panjang gitu gk bakal muat…..
    Flo: emang punya laki kamu gk sepanjang ini sayang?
    Reva: Ngak lah… dia itu gendut, bantet dedenya kata dia tertawa…
    Flo: Kamu suka sayang sama dede aku?
    Reva: Hu-uh napsuin sayang…. mentok nih klo masuk meki aku….

    Sambil tangannya masih mengocok2 lembut batanganku tangan satunya aktif mengelus2 kepala kontolku yg mulai basah….Sensasinya luar biasa….. Aku masukkan tangan aku ke dalam CD Reva dari belakang, dan Reva mulai menjilati batanganku lagi dengan rakusnya…

    Reva: Hmphhh…. Ohhhh “desahan reva terdengar ketika tanganku mulai bermain2 di sekitar lubang pantatnya dan mulut mekinya yg sudah basah” Sayang… jgn elus2 lubang pantat aku… aku malu…..

    Flo: gk apa2 sayang, kamu nikmatin aja yah…. udah basah banget meki kamu sayang……
    Reva: Kita check in aja yuk.
    Flo: Oke….. (akhirnya kita meluncur ke sebuah hotel di daerah tangerang… sambil tangan Reva tetap mengocok2 Batanganku dan aku nyetir sambil tidak konsen hahaha).

    Setelah mendekati hotel Reva merapihkan celana ku dengan hati2 supaya ngak terjepit resleting celana, lalu kita masuk ke loby dan pesan room.

    Setelah sampai di kamar kami langsung saling berciuman dengan ganasnya… dan tangan reva mulai membuka kancing baju aku satu persatu sambil tetap manikmati lidah aku di dalam mulutnya….. setelah semua kancing baju aku terbuka dia mulai mengelus lembut dada aku dan melepaskan kemejaku…

    Reva: “Badan kamu bagus sayang…. gk kayak laki aku jelek dan gendut….” lalu dia mulai menjilati puting dadaku yang agak berbulu sampai benar2 basah dan air liurnya menetes2…. sambil tangannya membuka ban pinggang dan menurunkan celanaku hingga aku hanya mengenakan CD.

    Flo: Oughhh nikmat banget sayang…. kataku sambil menahan gairah yang kian memuncak… lalu gantian aku membuka baju Reva, Aku angkat bajunya hingga berada diatas siku tangannya sehingga ketiaknya yg berbulu tipis dan berkeringat terlihat jelas…

    Aku makin nafsu melihat pemandangan ini dipadu juga dengan sepasang payudara yang tidak besar tapi bentuknya indah masih terbungkus bra hitamnya…. Langsung aku dorong dia perlahan hingga menempel tembok dan kujilati ketiaknya yg sangat membuatku bergairah…. Aroma tubuhnya benar2 membuatku tergila2… Reva pun menikmatinya terdengar dari desahan2nya dan nafasnya yg makin memburu…

    Reva: Ahhh honey…. geli banget sayang…. aku baru pertama kali dijilatin di ketiakku……ssstttt oooohhhhhh…

    Flo: Nikmatin aja sayang… aku pengen ciumin setiap jengkal tubuh kamu…..

    Tanganku mulai menurunkan roknya dan cd nya yg sudah basah sedari kita masih dimobil tadi….. lalu aku buka bra hitamnya dan melepaskan semua bajunya sehingga terpampang jelaslah seluruh keindahan tubuh Reva yang begitu menggairahkan… aku ciumi leher, telinga, ketiak, dan dadanya….. aku mainkan putingnya yg sudah menegang di dalam mulutku, kupelintir2 putingnya dengan lidahku dan sambil kubiarkan jari2ku menari2 diatas mekinya….

    Reva sangat menikmati permainanku, terasa di tanganku cairan terus keluar dari mekinya hingga benar2 basah… akhirnya kuputar menghadap tembok tubuhnya dan kujilati mulai dari tengkuknya hingga kedua bukit pantatnya yg seksi…..

    Flo: Sayang kamu lebarin sedikit kaki kamu…

    Reva: Iya sayang… kamu mau apain aku juga aku udah pasrah honey, kamu benar2 membuatku merasakan nikmat….

    Lalu sambil berjongkok di belakang Reva yang sudah melebarkan kakinya aku mulai jilati pahanya sampai ke lubang pantatnya…..

    Reva: Arggghhh sayy.aa..nnggg (Reva merintih keenakan) Jangan disitu… aku maluu…..

    Aku tak peduli dan sambil kujilati lubang pantat Reva yang bersih dan rapat itu aku mainkan jari jempol tanganku mengelus2 belahan Mekinya… dan kuputar2 tepat di itilnya yg sudah tegang….Lumayan lama aku dan Reva menikmati posisi ini sampai akhirnya Reva mendapatkan orgasmenya yang pertama….


    Agak terkejut juga aku ketika dia orgasme, aku kira hanya di Film2 saja perempuan klo orgasme sampai KAYAK orang kencing… Ternyata Reva juga tipe2 perempuan yang seperti itu, tangan aku sampek basah kena semburan orgasmenya…..Benar2 istimewa….

    Reva: Oohhhh GOD….. Yesss honey…… iiihhhhhh ahhhhhhh…. oooouuuhhhhhh….. Keluarrr sayaaannnngggg…… Ssssrrrrrtttt..

    Tubuh Reva terguncang hebat ketika cairan itu menyembur dari mekinya, dan kakinya gemetaran hampir jatuh… Aku dengan sigap langsung berdiri dan memeluknya dari belakang sambil mencium bibirnya….. sedangkan kontol aku sudah sangat tegang di dalam cd terjepit dibelahan pantatnya…. lalu aku arahkan dia ke tempat tidur…

    Reva terlentang pasrah dan masih terlihat mukanya sedang menikmati orgasmenya barusan.. langsung aku ciumi payudaranya dan tangan Reva mulai bermain2 dengan kontol aku yang keluar sebagian dari CDku…. Kujilati seluruh payudaranya dan kuciumi bibirnya….

    Reva: Sayang kamu tiduran sini…aku pengen jilatin dede kamu….(sambil dia menarik aku untuk rebahan disamping dia….lalu dia dengan telaten melepas CD ku hingga kontolku terbebas dan terlihat gagah)

    Wow honey… aku sampek merinding lihat dede kamu… aahhhh…. (langsung diemutnya kontolku sambil jari2nya yg mungil menari2 di biji kontolku)

    Flo: Oh Shit… Kataku menahan sensasi nikmatnya perlakuan Reva terhadapku…..

    Reva: Enak sayangku??? klo Reva giniin suka (katanya sambil memasukkan batang kontolku hingga menyentuh tenggorokannya)

    Flo: Arrrghhhh ….. aku hanya bisa mengerang ketika terasa kepala kontolku terjepit tenggorokannya…

    Reva: Aaahhhh… enak sayang? tanya dia lagi sambil mengocok kontolku yang urat2nya makin macho… lalu dia basahi tangannya dengan ludahnya dan dia lumuri semua kontolku dengan tangannya itu….Ouuhhh honey… aku pengen banget… katanya sambil mengusap2 kontolku dengan kedua tangannya yg basah itu….

    Lalu dia mengambil posisi diatas dan perlahan2 dia gesek2an kepala kontolku dengan mekinya….. Ahhhh… nikmat sekali rasa geli dan licin bercampur jadi satu…. lalu dia tekan pelan2 hingga kepala kontolku masuk ke mekinya….

    Reva: Eeesssstttt aaahhhhh Enak banget sayang Dede kamu….(matanya terpejam dan kepalanya mendongak menikmati kepala kontolku yang memasuki mekinya yang basah dan sempit)


    Flo: aahh yess honey…. masukin lebih dalem lagi ya…. kataku sambil kudorong keatas pantatku pelan2 sampai akhirnya batang kontolku masuk setengah…

    Reva menjerit tertahan “Eghh!!! Eeeennaa…aaakk….Oh God” sambil dia tekan terus kontolku hingga masuk semuanya….

    “Bless…. Ya ampun mentok banget honey!! AaaahhHHHH!!! Kamu jgn gerak dulu, aku aja yg gerak…” Kata Reva dengan wajah agak tegang antara nikmat dan takut cidera..

    Reva mulai bergerak perlahan maju mundur menikmati kepala kontolku menggesek dinding terdalam mekinya… makin lama makin cepat Reva bergerak dan kuimbangi dengan kuputar2 pinggulku sehingga terdengar suara becek dari mekinya…..

    Reva: Aaahhh Sayanggg… Nikmat banget…. ouuuhhh … aaakk…ku baa..rruu ka..lliii ini… nger..a.aasss.aainn ML kk..aaa…yyaaa..g.iiinii.

    Aku makin gemas melihat wajah cantik Reva memerah karena birahi yang sangat tinggi… lalu kupeluk reva hingga menimpa tubuh aku….

    Kupeluk dia dan mulai kunaik turunkan kontolku dengan tempo sedang…. Terdengar rintihan2 kenikmatan Reva di telingaku setiap kontolku menghantam dinding rahimnya… Aaaahhh…. Yeeessss… OOOoohhhh… TTerr…uuu…sss Say…aaa…nnnn..ggg…..

    sekitar 5 menit Kukocok meki reva hingga cairan mekinya terasa membasahi biji kontolku…. Saaayaaannggg…. aakuuu mm..aaa..uu kkk..eeee..ll.uuuaaarr La…ggg..iiii Rintihnya, dan dia langsung menekan dadaku hingga posisinya tegak dan dia tarik mekinya sampai copot dari kontolku… dan akhirnya….

    “AAAAAAAHHHHHHHH HONNEEEEYYYYYY….. Crreettt …Sssrrrttt….” Semburan hangat dari meki Reva Sampai membasahi seluruh kontolku dan perutku….

    Tubuh Reva langsung menindih ku dan terkulai lemas diatasku sambil nafasnya memburu dan badannya berguncang2… “Benar2 luar biasa…Pikirku” sekarang gantian kamu yg harus puas sayang katanya dan dia langsung nungging disebelah aku dengan gaya doggy style.

    Aku pindah kebelakangnya dan mulai menempatkan kontolku di bibir mekinya yg sudah basah gk karuan dan mengeluarkan aroma khas kewanitaannya…. Kumasukkan perlahan kontolku sampil kupegangi pinggulnya yg agak bergetar ketika kontolku menempel di bibir mekinya… kudorong pelan2 hingga setiap senti kontolku yang masuk bisa kami nikmati bersama2…

    Aaaahhh…. enakkk bangett sayangg meki mu… desah aku sambil mendorong masuk kontolku ke dalam mekinya yang sempit dan basah itu…dia juga meremas2 sprei dengan ganas dan menggeleng2kan kepalanya setiap aku mendorong masuk dan bibirnya digigit2 oleh dia menahan kenikmatan… akhirnya ketika tinggal sedikit lagi masuk semua aku hentakkan tiba2 hingga terasa bener2 mentok di dalam mekinya, dan Reva pun menjerit tertahan “ArrggHH Terus Sayang….”


    Dengan nafsu yang menggebu2 kulebarkan pantatnya dengan kedua tanganku dan ku keluar masukkan dengan cepat kontolku ke dalam mekinya hingga berbunyi “Prett,,, Breeett…. Preettt… Brettt… AaaahhHHH Yeeessss… Ohhh GOD…..” Aku tarik rambut Reva dari belakang seperti menunggangi kuda, dan dia suka itu “Fuck mee honeeyyy… aaahhhh shiiitt…” Reva meracau tidak karuan dan aku pun mendesah2 dengan nafas menggebu2….

    Kutarik kontolku sampai lepas dari mekinya dan kuhujamkan lagi sedalam2nya berulang-ulang kali sampai Reva orgasme lagi dan kali ini tidak sampai menyembur tapi sampai menetes2.. aku tidak peduli lagi, jari jempol tanganku kumasukkan juga ke dalam lubang pantat reva

    “AaahhhHH Saayaanggg… kkkaa…mmuuu App..aa.i..n Iitttu…Enak.. Baa…nngg…eeettt” Reva makin menggila dan bersemangat, Keringat kami bercucuran deras kucabut jempolku dari lubang pantatnya dan dia kutekan sampai posisi tengkurap.. lalu aku dengan posisi seperti push up menghajar mekinya dengan kontolku… “Aaahhhhh Sayaaanngggg Semmpiitt Bangetttt” kata aku…

    Reva sudah tidak mampu meladeni omongan aku hanya mendesah2 dan menjerit keenakan ketika kumasukkan kontolku dalam2… akhirnya setelah 15 menit aku pun hampir orgasme, kutindih tubuh Reva dari belakang dan kuciumi bibirnya sambil kupompa terus lobang mekinya…. Reva menciumi bibirku sambil mendesah2 kenikmatan…. Lalu aku bilang “Honeyyy aakkuu mauu keluarrrr… pengen bareng sama kamu…..”

    Iya sayang…kelll…uuuaarrr… ba,,rrre,,,ng…. A.kk…uu… Ahhhh… Ouhhhhh….. Dii.. d..aaalleem.. aajjaahh Ahhhh….. OHHHH… FuCkKKKK///… Jawab Reva sambil terasa cairan hangat di kontolku… aku pun langsunggg memompa sekuat tenaga yg tersisa….Saaaayyyaaaanngg… Keeellluuuaaarrrrrr… AaaAarrrGGhhH!!

    Akhirnya Spermaku yg sudah ingin berlomba2 menyembur keras sampai 3 kali klo gk salah hitung ke dalam meki Reva… dan akhirnya aku terkulai lemas menindih tubuh Reva yang masih bergelinjang kenikmatan dari belakang, dan kubiarkan kontolku didalam mekinya menikmati kehangatan dari meki Reva.. Habis itu kita berdua berciuman dan dia menjilati tubuh aku yang masih berkeringat lalu kita mandi dan memesan makan malam….


    Itulah pengalaman saya dengan teman sekantor saya, dan Kami masih sering melakukannya bila ada kesempatan… Reva adalah wanita pertama yang bisa membuatku merasa benar2 puas di tempat tidur dan dia juga merasakan yang sama.

  • Cerita Sex Vagina Sempit

    Cerita Sex Vagina Sempit


    2801 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Vagina Sempit ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Rosa yang sedang mabok matanya memerah agak pusing setelah meminum sebotol wine bareng aku kita bercandaan ketawa ketiwi, kemudian aku ceritakan kisahku tentang petualanganku akan seks, Rosa mempunyai wajah yang imut umur dia 27 tahun tinggi penampilannya menarik dia belum mempunyai anak.

    Waktu pertama kali kenal dengannya, Rosa cenderung tertutup dan Situs Judi Pkv Terbaik pendiam. Tak heran kalau aku sebelumnya tak tahu kalau dia sebenarnya adalah tetanggaku sendiri, soalnya dia bisa dikatakan tak pernah keluar rumah kalau tidak ada urusan penting kecuali pergi ke Gereja tentunya.

    Aku mengenalnya saat ada acara di kantor suamiku yang melibatkan para Istri dan Suami karyawannya. Kedua Suami kami sama-sama bekerja di perusahaan swasta tetapi pada bagian yang berlainan.

    Dari perkenalan pertama itulah kemudian kami semakin bertambah akrab, aku jadi tahu kebiasaan kebiasaannya, apa yang dia suka dan dibencinya.

    Dan dari situlah aku paham kalau dia mempunyai rasa ketertarikan yang tinggi saat aku berbicara soal sex, meskipun wajahnya sering jadi bersemu kemerahan karenanya.

    Percakapan kami sore ini, yang telah dipengaruhi oleh beberapa gelas wine mengarah pada hal sex, Situs Online Judi Terbaik atau pada deskripsi yang lebih sempit, kekurangan dalam kehidupan sexnya.

    Meskipun dia sangat-sangat naif, dalam hal ini sangat mengejutkan, ternyata Rosa lebih tertarik dari apa yang kuduga sebelumnya. Selalu bertanya dengan rasa ingin tahu yang sangat besar tentang bagaimana rasanya menjalani apa yang disebutnya dengan istilah ‘pesta liar’.

    Telah dia ceritakan padaku seluruh kehidupan sexualnya, termasuk masa sekolah hingga bersuami (yang tak lebih dari hanya sekitar ciuman saja).

    Sex yang normal saja, mungkin hanya sekali dalam seminggu dengan menu utama tak lebih dari persetubuhan yang biasa saja. Aku sangat yakin bahwa dia belum pernah mengalami orgasme pada kehidupan sex-nya.

    Setelah dia menceritakan padaku tentang itu semua, aku memutuskan untuk mengajaknya bergabung Kumpulan Situs Judi Pkv Terbaik dalam petualangan sex-ku.
    Dengan wajah yang merona merah karena malu, dia memintaku untuk menceritakan semuanya dari awal.

    “Setelah suamiku berangkat kerja”, aku mengawalinya,

    “Ada teman suamiku yang ‘berkunjung’ ke rumah dan bertanya padaku apakah bisa singgah sejenak untuk sekedar… yah, kamu pasti sudah bisa menduga apa yang terjadi kemudian kan?”.

    “Dia datang saat suamimu tak di rumah?” tanyanya. Dia kelihatan sangat terkejut dan itu membuatku ingin tertawa saja.

    Keteruskan ceritaku padanya, setelah beberapa jam kemudian teman suamiku itu menelpon dua temannya untuk diajak bergabung.

    “Kamu bersetubuh dengan tiga orang sekaligus pada waktu yang sama?!”

    Kata persetubuhan yang keluar dari mulutnya benar benar mengejutkanku. Aku tertawa dan bilang padanya itu semua tak pernah direncanakan sebelumnya, itu terjadi begitu saja.

    Mungkin saja karena kami sudah telalu bergairah dan aku sendiri memenuhi pikiran mereka dengan Situs Online Judi Terbaik 2020 hal-hal yang membuat mereka terangsang. Aku menceritakan pada Rosa secara detail tentang orgasme yang kudapat, dan tentang betapa menggairahkannya tubuh tubuh mereka, khususnya dengan Rai.

    “Dalam tiga puluh lima tahun kehidupanku, belum pernah aku menjumpai penis seperti punyanya Rai.” kataku. Wajahnya makin memerah, nafasnya berubah jadi berat sewaktu kuceritakan dengan rinci tentang pengalamanku.

    “Rai benar-benar sangat membuatku tergila-gila, sosok pejantan perkasa yang akan selalu memberimu kepuasan abadi” kataku padanya.

    “Penisnya yang paling besar dan keras yang pernah kulihat. Kepala penisnya sangat besar bisa menyemprotkan sperma dengan kuat dan sangat indah”.

    Rosa tak mampu mengucapkan sepatah kata. Aku lihat situasi ini menyiksanya dengan kenikmatan, dan aku tahu hal ini sangat tabu baginya.

    Mengetahui dia tak pernah benar-benar terpuaskan dalam hidupnya, aku bersumpah kalau sekarang dia telah orgasme tanpa menyentuh dirinya sendiri.

    “Yang bener…, kamu sangat… sangat nakal” dia mengambil nafas. “Aku tak akan pernah bisa melakukan hal itu pada Paulus”. katanya menjelaskan.

    Aku tertawa seraya bilang padanya, “Bukan untuk Paulus, kamu perlu memperhatikan dirimu sendiri”. pengaruh situasi membuatku lebih mudah untuk mengatakannya.

    “Kamu tahu Nanda, selangkanganku sudah jadi sangat basah hanya dengan menceritakan semua ini padamu”. Aku menggodanya.

    Cerita Sex Vagina Sempit Dari mulutnya terdengar lenguhan lirih, kedua kakinya bergerak maju mundur dengan pelan diatas kursinya. Setelah beberapa pertanyaan lagi, aku katakan padanya kalau aku harus segera pulang dan membiarkannya mempertimbangkan usulanku untuk lebih memberi perhatian pada kebutuhan dirinya sendiri.

    Aku mempunyai dua hal yang harus kukerjakan, pertama melepaskan gairah dalam vaginaku dan kedua, menelpon. Aku orgasme tiga kali sore itu, orgasme terakhir kuperoleh hanya dengan membayangkan wajah Rosa yang sedang mengalami orgasme lewat permainan mulutku pada vaginanya.

    Aku tidak melihat dan mendengar kabarnya selama seminggu ini. Aku pikir dia telah kembali Daftar Agen Judiqq pada kebiasaanya dan bergaul dengan teman-temannya yang alim untuk menghapus pikirannya dari dosa yang kutebarkan padanya.

    Aku menelponnya pada Sabtu kemudian dan menanyakan apakah dia dapat membantuku merapikan beberapa hal yang sulit. Saat aku menemuinya di depan pintu rumahku, dia kelihatan malu-malu.

    “Masuklah” sambutku, “Akan kutuangkan segelas minuman untuk mengusir grogimu”.

    Awalnya dia hendak menolak minuman yang kusuguhkan padanya, yah, memang ’sedikit beralkohol’ sih. Dan memang dia belum pernah meminumnya selama ini. Tetapi setelah aku bujuk, akhirnya dia mau meminumnya juga.

    Dia hanya diam saja hingga gelas ketiga yang kemudian membuatnya jadi lebih terbuka. Dia kelihatan begitu manis waktu menanyakan apakah aku pernah bertemu Rai lagi.

    “Maunya sih begitu” ku lanjutkan “Tapi James sedang dalam perjalanan kemari sekarang” dia kelihatan terkejut.

    Tangannya nampak gemetar menghabiskan sisa minumannya, “Sedang kemari? James? Pria pertama yang kamu ceritakan padaku itu ?”.

    “Ya”, aku tertawa “Dia pasti akan tiba sebentar lagi”.

    Benar saja tak lama setelah kata terakhirku, terdengar bunyi bell dan James masuk dengan membawa sebotol anggur, memelukku, dan memandang dengan cermat pada Rosa. Setelah sedikit ngobrol-ngobrol, Rosa sudah bisa akrab dengan James.

    “Aku menceritakan tentang kisah kita pada Rosa, James” kami berdua dikejutkan oleh suara gelas yang djatuhkan Rosa.

    “Oh tidak…, aku jadi sangat malu” kata Rosa.

    “Jangan sayang, itu adalah hal yang indah, kita sama-sama dewasa dan kita menikmatinya, bukan begitu Yanna ?” kata James menjelaskan.

    “Tentu saja” jawabku sambil menuju ke pintu karena terdengar belnya berbunyi. Setelah kembali lagi pada mereka aku berkata, “Rosa, ini Rai, Rai, ini Rosa”.

    “Apa yang sedang kalian rencanakan” tanyanya.

    Keduanya mengangkat bahu dan bertanya padaku, “Yanna ?”.

    “Kita semua adalah teman yang sedang berkumpul menikmati senja yang indah ini” kataku.
    Aku tak tahu bagaimana atau kapan semua ini berawal, tapi yang jelas suasana menjadi bertambah hangat dan menggairahkan.

    James belakangan bersumpah padaku kalau Rosalah yang pertama kali berusaha mendekatinya. Kita duduk pada meja minum di dapur, James dan Rosa pada sisi yang satu, sedangkan aku dan Rai di sisi yang satunya lagi

    Galas yang ada dalam tanganku hampir saja terjatuh karena terkejut saat Rosa bertanya pada James “Bagaimana bisa lebih dari satu orang pria melakukannya dengan seorang wanita?”. Rai tertawa dan bilang padanya kalau kita akan senang sekali menunjukkan caranya pada Rosa.

    Aku menjadi sangat terangsang karena situasi ini. Rai menyuruhku untuk memandang ke seberang meja, mata Rosa terpejam rapat, nafasnya memburu. James telah bergeser lebih mendekat pada Rosa, akhirnya kami sadar kalau tangannya bergerak maju mundur dengan pelan di bawah meja.

    “Ya Nanda” ucapku.

    James terus melanjutkan manipulasinya atas vagina Rosa dengan jarinya, tangan yang satunya lagi telah menyusup dibalik baju Rosa, menyentuh payudaranya. James menutup mulut Rosa dengan ciuman yang dalam. Sedangkan tangan Rai telah berada dalam rokku untuk mencumbu vaginaku yang telah basah.

    “Ayo kita pindah ke ruang kelurga” usulku. James menghentikan ciumannya dan menarik tangannya dari dalam rok Rosa. Rosa terlihat sangat mempesona, payudaranya bergerak turun naik seirama dengan nafasnya, orgasmenya sudah hampir dekat.

    Cerita Sex Vagina Sempit Kami berjalan menuju ke ruang keluarga. Rai segera melucuti pakaianku, sementara kami berdua melihat James melepaskan atasan Rosa melewati kepalanya. Dia mengenakan setelan bra dan celana dalam biru muda yang cocok sekali dengan warna kulitnya, vaginanya tercetak jelas dibalik celana dalamnya yang telah berubah warnanya menjadi biru tua karena basah.

    Aku telah telanjang dan berlutut untuk melepaskan celan Rai dan membebaskan penisnya yang sudah amat tegang.

    Aku berhenti sejenak untuk menyaksikan payudara Rosa yang terlepas dari bra nya, begitu kencang, penuh dan puting besar yang telah keras. Nafasku terhenti dan nafsuku melonjak tinggi begitu James menarik turun celana dalam Rosa yang telah basah dengan pelan-pelan.

    Kami sama sama telanjang sekarang. Rambut kemaluanku yang selalu kucukur rapi membentuk huruf ‘V’, sedangkan milik Rosa walaupun masih ‘alami’ tapi tetap terlihat lebat dan indah.

    Tangan James segera bergerak mencumbui klitoris Rosa, mengexpose lebih luas labia majoranya. Penis Rai yang ereksi penuh tercetak jelas pada celana yang masih dikenakannya.

    Kami berdua terpaku memandang Rosa yang terlihat begitu sexy kala James mendudukkannya bertumpu pada kedua lututnya. James menurunkan celanya, penisnya terlontar keluar, mengacung ke atas ke bawah tepat di depan wajah Rosa.

    “Oh…tidak, punyamu sungguh besar”, gumam Rosa sambil menggenggam penis James. James memang memiliki penis yang indah, yang paling menonjol adalah bentuk kepala penisnya yang besar yang akan terasa menakjubkan saat itu menembus dalam vaginamu. Tapi dibandingkan dengan milik Rai, punya James tidaklah seberapa.

    “Jilat”, perintah James. Rosa kelihatan ragu ragu untuk membuka mulutnya. James bergerak sedikit ke atas membuat Rosa mengangkat sedikit pantat indahnya untuk selanjutnya tak mau jauh dari penis di hadapannya.

    Aku benar benar menjadi terbakar saat Rosa tetap terpaku lalu aku mulai mengendus vaginanya dari belakang, dan mulai menjilati dari klitoris hingga lubang anusnya yang rapat. Rai bergerak ke belakangku dan melesakkan kepala penisnya yang besar ke dalam vaginaku.

    Aku begitu bernafsu menjilati vagina Rosa, terpacu oleh lenguhannya yang tertahan penis James yang memenuhi rongga mulutnya.

    Penis Rai terasa penuh dalam vaginaku. Rai yang melihatku begitu bernafsu menjilati vagina Rosa menjadikannya menghentakkan pinggulnya dengan seluruh kekuatannya, membuat wajahku menampari pantat Rosa.

    Selang beberapa waktu kemudian “Ohhhh….Rai, Aku…”, Rosa menggeram seiring orgasmenya mengaliri lidahku. Aku mengangkat wajaku dari vaginanya. Begitu dia menoleh ke belakang, seulas senyuman terkembang di wajahnya.

    “Yanna, ternyata kamu yang melakukannya?” tanyanya terkejut.

    Aku hanya mampu menjawab, “Ya, sayang” seiring Rai yang menyetubuhiku tak hentinya dengan bebas dari belakang. Vaginaku coba beradaptasi dengan ukurannya, orgasmeku mulai merangkak, kepalaku terayun begitu Rai mulai melepaskan spermanya dalam diriku. Gerakan pinggangnya begitu dalam dan cepat.

    Rai mencabut penisnya dari tubuhku, dia menyemprotkan sisa sperma terakhirnya pada vaginaku yang terbuka dan diatas perutku.

    Nafasnya yang memburu laksana seekor banteng di arena matador, melepaskan tekanan birahinya yang baru saja meledak. James sekarang berada di belakang Rosa dan mulai melesakkan batang penisnya pada vaginanya.

    Rosa meringis kesakitan, memohon pada James untuk begerak pelan saat James mendorong dengan cepat seluruh batang penisnya menyeruak dalam vagina Rosa. James mulai bergerak pelan, tangannya mencengkeram pinggul Rosa dan menggerakkannya berlawanan dengan ayunan pinggangnya sendiri, mengubur batang penisnya dalam vaginanya yang rapat. Ekspresi yang tergambar pada wajah James sungguh tak terkira, dia menggeram melampiaskan perasaan yang menggempur dirinya.

    Rai memposisikan dirinya hingga penisnya tepat di hadapan wajah Rosa. Dia menggerakkan kepala Rosa sampai menyentuh penisnya yang basah berkilat oleh campuran sperma kami. Rosa mulai bergerak menjilati batangnya, menjilati cairanku dan sperma Rai.

    Aku langsung mempermainkan vaginaku dengan jemariku karenanya. Penis Rai mulai membesar begitu dia melihat temannya yang sibuk menyetubuhi Rosa dari belakang. Rosa mengocok penis Rai dengan kedua belah telapak tangannya, lalu mencoba membuka lebar lebar mulutnya agar muat menampung kepala penis Rai.

    James benar benar menikmati apa yang tengah dirasakannya, memukuli bongkahan pantat Rosa, mendorong pantatnya lebih ke depan lagi dan lagi agar penisnya bisa menyeruak lebih ke dalam vagina Rosa lagi.

    Serangan dua orang pria dari depan dan belakang yang baru saja beberapa waktu lalu dikenalnya, tak ayal lagi menjadikan Rosa seperti sebuah Rollercoaster yang dengan kecepatan tinggi bergerak naik, naik dan naik menuju ke puncak kenikmatan persetubuhan baru dalam hidupnya.

    Rosa meneriakkan orgasmenya seirama dengan bunyi becek yang keluar dari vaginanya. Tubuhnya terlihat menegang kaku dalam beberapa detik, matanya terpejam rapat, kepalanya mendongak keatas meresapi setiap ledakan orgasme yang didapatnya.

    Wajah dan tubuhnya yang telah basah oleh keringat menjadi semakin basah dan berkilat oleh lampu dalam ruangan ini. Adegan dan suasana ini tak terbandingkan meskipun oleh film peraih puluhan Piala Oscar!!!

    Kepala James mendongak ke atas dan mulai mengosongkan sperma yang memenuhi kantung bolanya ke dalam vagina Rosa. Kepala Rosa terlempar menjauh dari penis Rai begitu James untuk yang terakhir kalinya mendorong batang penisnya ke dalam vaginanya dan menghabiskan sisa spermanya.

    Aku meraih orgasmeku sendiri bersamaan waktu James menarik penisnya keluar dari vagina Rosa, sebuah lubang merah jambu nan basah dan dihiasi dengan rambut kemaluan yang hitam pekat. Sperma James perlahan meleleh keluar dari vaginanya.

    Rosa rebah kecapaian diatas lantai, matanya terpejam, tubuhnya berguling terlentang, pahanya terlihat masih bergetar perlahan menikmati sisa getaran kenikmatan yang ada.

    Rai mengambil bantalan sofa dan menempatkannya dibawah pantat Rosa. Mata Rosa terbuka memandangnya.

    “Jangan, tak mungkin aku dapat manampungmu”.

    Rai tak mengacuhkannya, dia memegang kedua kaki Rosa dan menempatkannya diatas pundaknya, kemudian mulai memposisikan penisnya mengarah ke vaginanya yang sudah basah kuyup itu.

    “Tidak, jangan” dia merintih begitu Rai mulai mendorong penisnya memasuki vaginanya.”Oh…nggghhh…, dia merobekku” .

    Rai tak bergeming, tetap bergerak. Rintihan Rosa berubah menjadi racauan begitu Rai menggerakkan masuk keluar separuh batang penisnya. Penis Rai terlihat basah oleh sperma James karenanya. Mata Rosa terpejam rapat, dia gigit bibirnya kuat kuat.

    Aku mendekatkan vaginaku ke wajah Rosa, memandang sperma dari vaginaku yang jatuh menetes pada pipinya dan mulai menggesekkan vaginaku pada mulut dan dagunya. Dengan bantuan James, Rai mengangkat kaki Rosa, membentangkannya lebar lebar dan mulai mengerjai vagina Rosa.

    Kedua buah zakarnya terayun ayun menghantam pantat Rosa. Sedangkan vaginaku melumuri wajah naifnya dengan cairanku dan sperma Rai. Segera saja aku merasakan gerakan lidahnya pada vaginaku begitu aku mengesksploitasi wajahnya.

    Beberapa waktu kemudian aku berhenti menggunakan lidahnya untuk memuaskanku dan duduk menyaksikan Rai memberinya persetubuhan yang selama ini didambanya.

    Suara dan baunya sungguh sangat menakjubkan saat Rai menggerakkan batangnya menembus vagina Rosa berulang kali. Akhirnya Rai berteriak kalau dia tak sanggup lagi menahan lahar spermanya yang akan keluar.

    Ditariknya penisnya keluar, dan mulai mengocok penisnya dengan tangannya sendiri diatas vagina Rosa. Aku segera mendekat dan meraihnya ke mulutku. Tembakan spermanya mengguyur tenggorokanku seiring denyutan demi denyutan yang mengosongkan kantung spermanya.

    Aku menatap Rosa, rambut kemaluannya yang hitam pekat dan bibir kemaluannya yang kemerahan terlumuri oleh sperma Rai yang tak tertampung dalam mulutku. Kutanyakan padanya apakah dia menyukai apa yang baru saja didapatkannya, jawabannya hanya “Oh…nikkmat”.

    Aku mengisi kembali gelas anggur kami. Rosa bangkit dan duduk menyilangkan kakinya, cairan yang mengalir keluar dari dalam vaginanya dengan cepat membasahi karpet.

    James yang baru saja menyaksikan temannya yang telah memberikan pada Rosa sebuah persetubuhan terhebat dalam hidupnya, masih saja mengocok batang penisnya dengan pelan dan berkata “Masih ada satu hal yang kuinginkan darinya”.

    Cerita Sex Vagina Sempit Perlahan dia mendekati Rosa sambil terus mengocok penisnya. “Buka mulutmu, sekarang”, katanya.
    Meskipun merasakan kekuatannya belum pulih benar, Rosa mulai menghisap habis batang penis James dalam mulutnya. Markas Judi Online Dominoqq

    Dengan kedua tangan James memegangi belakang kepala Rosa, James menggerakkan kepalanya berlawanan dengan gerakan pinggangnya sendiri. James menahan kepala Rosa agar tidak melepaskan penisnya saat dia menggeram orgasme.

    Jakunnya terlihat jelas naik turun saat dia memenuhi mulut Rosa dengan semburan spermanya hingga ada yang meleleh keluar dari samping celah mulutnya.

    Untuk beberapa saat keheningan merajai ruangan ini. Hanya suara nafas yang mulai mereda saja yang terdengar lirih.

    Rosa bangkit berdiri dan mulai mengenakan pakaiannya diatas kedua belah kaki yang masih gemetaran, celana dalamnya yang semula telah kering segera saja menjadi basah kembali seiring dengan warnanya yang berubah agak gelap karena cairan yang keluar dari vaginanya. Sambil mengenakan gaunnya, dia mengatakan kalau dia harus segera pulang, dia sedang menunggu telephone dari suaminya.

    Para pria berbaring diatas lantai, beristirahat sejenak setelah menyirami bukit birahi Rosa yang tandus. Beberapa menit setelah Rosa berlalu dan meredakan nafas yang memburu, kualihkan perhatianku pada para pria.

    “Boys, hadiah telah kalian terima, sudah puas kan?, Ayo, cepat bawa senjata kalian kemari dan urus aku!”.

    “Kalau Paulus mengetahuinya, oh… mati aku!!!” seru Rosa. “Berjanjilah padaku kalau ini akan selalu menjadi rahasia antara kamu dan aku,” teriaknya.

    “Tentu saja Nanda, jangan gusar gitu dong” kataku sambil membelai rambutnya.

    “Gusar? Kamu bilang gusar? Benar.. Yanna, aku merasa seperti seorang pelacur. Aku mempunyai affair dibelakang suamiku dengan bukan hanya satu, tapi dengan dua orang pria dan kamu!” katanya, menpis tanganku menjauh dari rambutnya.

    Kini sudah satu minggu setengah sejak terakhir kalinya aku bertemu dan bicara dengan Rosa. Aku tahu dia pasti malu atau katakanlah merasa bersalah setelah melakukan hubungan sex untuk pertama kalinya diluar ikatan perkawinannya. Dan itu merupakan pertama kali baginya dan sangat menakjubkan!.

    Aku telah ‘membagi’ penis yang paling mengagumkan dari apa yang ku miliki setahun belakangan ini dengan nama Rai dan James.

    Dengan tanpa sepengetahuan Rosa dan berdasar kesetiaan mereka, itu adalah sebuah rencana yang tak mungkin diskenario lebih baik lagi. Paulus, suami Rosa sedang pergi ke luar kota beberapa hari untuk keperluan Gereja.

    Rai dan James mampir ke tempatku. Mereka menjumpai aku dan Rosa yang sedang berjemur di pinggir kolam renang. Rosa seperti biasanya, sangat naif saat mereka mendekat tapi sangat anggun, mempesona, tinggi dengan rambut hitam pekat, dan figur yamg mangagumkan.

    Kemudian pada sore harinya mereka datang ‘berkunjung’. Obrolan hanyalah seputar bagaimana caranya agar mereka dapat menikmati keindahan tubuh Rosa sepuas puasnya. Hanya dengan memikirkannya saja telah membuatku basah dan ingin segera mendapatkan penyalurannya.

    Sepanjang malam itu aku aku memperoleh rangkaian persetubuhan yang dahsyat dari mereka berdua. Mereka dengan bercanda menyampaikan padaku bahwa mereka akan membunuhku bilamana aku tidak membantu mereka untuk mendapatkan Rosa.

    Kombinasi antara penis keras mereka dan mulit orgasme yang sudah tak terhitung lagi membuatku berjanji untuk melakukan apa saja yang mereka minta.

    Pada hari kepergian suamiku dalam tugas luar kota berikutnya, mereka datang lagi. Kali ini mereka membawa seorang teman baru lagi, Jay. Jay adalah seorang Ambon yang pernah mereka janjikan dulu.

    Aku tahu Rai dan James telah memanfaatkanku, tetapi apa yang kudapatkan dari mereka berdua benar benar dapat memuskan kebutuhan biologisku.

    Rai adalah seorang pria yang sangat mencengangkan dengan penis berurat kerasnya sedangkan James tak sekeras Rai, tetapi dia mempunya kepala penis yang lebih besar. Aku menikmati mereka berdua karena ukuran tak begitu penting bagiku, yang penting mereka dapat secara rutin mengisi kehampaan vaginaku diluar percintaan dengan suamiku sendiri tentunya.

    Aku tak mempunyai masalah dalam urusan ranjang dengan suamiku, kehidupan sex kami cukup panas. Tapi persetubuhan yang menyeluruh dan penuh dari mereka membuatku selalu memperoleh ledakan multi orgasme berbeda dari apa yang kudapat dari suamiku.

    Mereka berdua selalu bilang padaku bahwa gadis gadis seumuran mereka tidak dapat memuaskan mereka seperti yang kulakukan. Mereka sadar kalau vaginaku adalah milik mereka dan membawa seorang teman baru untukku adalah cara mereka menunjukkan hal itu. Tak perlu dikatakan lagi, aku memperoleh persetubuhan yang panas malam itu.

    Jay pamit lebih dulu sedangkan dua penis kesayanganku ‘menginap’ sampai pagi, menyetubuhiku lagi dan lagi hingga mereka pergi berselang hanya sepuluh menit sebelum kepulangan suamiku. Sekujur tubuhku penuh dengan sperma yang mereka tumpahkan barkali-kali.

    Ranjang penuh noda dan basah karena sperma. Aku taruh spreinya ke mesin cuci dan segera mandi membersihkan tubuhku saat suamiku datang. Kamar tidur kami penuh dengan aroma sex dan terjadilah lagi, aku orgasme di dalam mulut suamiku dan memberinya menu cairan asin dari vaginaku.

    Kembali pada Rosa…

    “Aku tak percaya telah membiarkan mereka melakukan semua ini terhadapku” gumam Rosa. “Dan aku tak sanggup menatap langsung ke matamu setelah apa yang telah terjadi antara kita” sambungnya lagi.

    Cerita Sex Vagina Sempit Aku tahu apa yang diperlukan dalam percakapan ini… sebotol anggur. Satu jam berlalu setelah aku menjadi seorang pendengar yang setia dan selalu mengisi gelasnya jika telah kosong. Dapat kukatakan dari arah percakapan ini setelah waktu terus berlalu, bahwa dia di sini tidak untuk mengungkapkan betapa jalangnya dirinya tetapi lebih kepada alasan yang lain lagi!!!
    Akhirnya dia bertanya ” Apakah kamu sudah ketemu sama mereka lagi sejak itu?”.

    “Oh, belum” kataku berbohong,

    “Oh…. sayang.., aku sangat gelisah dalam dua hari ini,” dia menambahkan, wajahnya jadi memerah.

    “Aku tak pernah menyangka kalau ada yang begitu besar dan keras,” katanya dengan menghindari menyebutkan ‘kata’ itu. “Bisa aku tanya hal yang sangat pribadi Yanna?”.

    Aku mengangguk dan bilang padanya bahwa dia dapat bertanya padaku segalanya.

    “Apakah kamu… bisexual?. Apa kamu sering melakukannya dengan wanita?”.

    Aku tertawa kecil dan mengatakan padanya kalau aku tidak menganggap demikian, tidak dalam perasaan yang sesungguhnya, tapi, ku katakan padanya bahwa melihat dirinya dalam suasana yang menggairahkan seperti kala itu menyebabkan semua itu terjadi begitu saja.

    Cerita Sex Vagina Sempit

    Cerita Sex Vagina Sempit

    Setelah beberapa gelas anggur lagi, aku bertanya kepadanya ” Jujur saja, kamu menikmati sore itu bukan?”.

    “Maksudku, itulah kenapa kamu berada disini sekarang, benar bukan?” sebelum dia dapat menjawab, aku menambahkan “Kamu mendapatkan orgasme sedikitnya selusin dengan Rai dan James dan sekali saat melakukannya denganku. Sekarang katakan padaku dengan sejujur-jujurnya, itu semua adalah kegiatan sexual yang selama ini kamu impikan bukan?”.

    Pengaruh anggur telah bekerja. Nafasnya menjadi berat dan putingnya tercetak jelas pada atasan ketatnya. Dia menganggukkan kepalanya. Rambut hitam panjangnya tergerai menutupi payudaranya yang penuh.

    Aku lebih menyudutkannya lagi dengan kembali mengingatkan dia akan bagaimana bergairahnya James kala menyetubuhinya, dan bagaimana penis keras Rai telah mengantarkannya pada orgasme yang berkepanjangan sore itu.

    “Ceritakan padaku Rosa, kamu dapat menceritakan segalanya”

    “Kita berbagi rahasia”.

    “Katakan padaku bagaimana kau menyukainya, bagaimana kau membutuhkannya,” aku mendesaknya.

    “Sumpah…, …ya!!!” akhirnya dia mengakuinya. “Aku memang menyukainya, aku melakukan masturbasi pagi dan malam dalam mingu mingu terakhir. Semua ini begitu tabu dan penuh dosa.A

    ku merasa begitu menginginkannya dan sangat ingin melakukannya lagi!”.

    Aku begitu terkejut mendengarkan seorang Nyonya yang begitu alim, lugu dan tertutup akhirnya menjadi sangat ‘terbuka’.

    “Maksudku, apa mereka suka melakukannya denganku” tanyanya.

    “Oh ya”, aku meyakinkannya. “Aku sangat yakin kalau kamu serasa bagaikan seorang perawan bagi mereka”.

    “Maksudku, aku tak ingin mereka menganggap aku seorang yang,… kamu tahu, aku sama sekali tak punya pengalaman dalam hal ini”. katanya.

    Aku tertawa lagi dan mengatakan padanya kalau mereka akan rela melewati rintangan apapun hanya untuk dapat menikmati vaginanya yang rapat itu lagi. Wajahnya kembali bersemu merah dan bertanya padaku bagaimana aku bisa bersama mereka sepanjang waktu.

    Kukatakan padanya bahwa mereka adalah pasangan bercintaku dalam setahun belakangan ini dan vaginaku tak bisa menampung penisnya Rai waktu pertama kali, tapi sekarang Rai dapat memasukkannya dengan lancar

    “Tapi bagaimana dengan suamimu?” tanyanya keheranan. “Apakah dia tak merasakan perbedaannya dalam dirimu?”.

    “Dia tak pernah menanyakan hal itu, tapi aku tahu dia pasti tak merasakannya. Begini, dia tetap rutin menggauliku, dan tebak hari apa biasanya dia melakukannya?”.

    “Oh.. sayangku…,” Rosa terperanjat, tangannya menutupi mulutnya. “Kamu sungguh nakal sekali!”.

    “Apakah mereka,.. mmm… maksudku para pria mau datang hari ini, mungkin sekedar untuk minum secangkir kopi”. dengan cepat dia bertanya.

    “Ya, pasti mereka mau,” kataku. “Tapi suamiku Teddy akan pulang sekitar jam empat sore nanti”. aku mengamati reaksinya, wajahnya tertunduk dengan mata menatap lantai.

    “Tapi kita bisa datang ke rumahmu dan aku tinggal menulis pesan untuk suamiku kalau aku sedang pergi belanja atau arisan apalah sama kamu. Bukankah katamu suamimu sedang keluar kota untuk beberapa hari sekarang ini?” kataku menghiburnya.

    “Oh ya, tentu kita bisa melakukannya” jawabnya dengan nada gembira. ” Apa kamu akan menelpon mereka?”.

    Dia benar-benar tak sabar dan ingin segara melakukannya. Tak mungkin lagi untuk menolaknya…

    “Aku akan menelpon mereka sekarang,” kataku, melihatnya duduk dikursi. Tangannya meremas pegangan kursi dengan kuat.

    Rosa segara pulang ke rumahnya untuk mandi. Aku melakukan hal yang sama dan mengatakan padanya akan langsung menelponnya begitu Rai dan James tiba nanti.

    Aku tak sabar untuk melihat reaksinya nanti saat melihat Jay datang bersama kami.

    Para pria datang kira-kira satu jam kemudian. Kami membuat sedikit rencana untuk’aksi’ nanti. James dan aku akan datang duluan dan Rai beserta Jay menyusul sejam kemudian.

    Cerita Sex Vagina Sempit Kami berangkat ke rumah Rosa dan mendapat sambutan yang hangat, dia kemudian memintaku untuk membantunya di dapur. Roknya yang lebar dan panjang berayun ke depan dan belakang di sela sela pinggangnya saat aku mengikutinya dari belakang.

    “Mana Rai” tanyanya.

    “Dia akan segera datang, kira-kira sejaman lagi deh” kataku padanya “Dia tertahan oleh pekerjaannya”.

    Rosa menuangkan anggur yang kubawakan dari rumah untuk kami, tentu saja di rumahnya tak mungkin ada persediaan anggur.

    Suaminya tak akan mengijinkan hal itu. Kami pergi ke ruang keluarga dan mengobrol di sana. Setelah lebih dari 45 menitan, aku minta pada Rosa untuk menunjukkan suasana rumahnya pada James.

    Aku dapat mendengarnya saat dia menunjukkan ruang bawah tangga dan mereka berdua menaiki tangga untuk melihat kamar tidur utama.

    Seperti yang direncanakan, aku menemui Rai dan Jay sebelum mereka membunyikan bel.
    “Mereka di atas” kataku menjelaskan,

    “Sudah lebih dari 45 menit yang lalu”. Kami bergandengan dan bergelak pelan layaknya pencuri berjalan keatas menuju ke kamar tidur utama.

    Pintunya tidak dikunci dan sedikit terbuka sehingga kami dapat menyaksikan pemandangan paling sexy yang ku saksikan hari ini.

    Rosa sedang bertumpu pada kedua siku dan lututnya di ujung tempat tidur, pantatnya mendongak tinggi, desahannya terdengar pelan. Roknya tersingkap hingga pinggang, kepalanya membelakangi kami, rata dengan kasur.

    Celana dalamnya tergeletak begitu saja pada lantai di dekat tempat tidur. James berlutut, wajahnya terkubur dalam pantat Rosa, menjilat dengan kuat pada klitorisnya yang basah hingga lubang anusnya.

    Aroma sexual memenuhi seluruh ruangan. Dan yang lebih tabu lagi, semua itu dilakukannya di rumahnya sendiri, bahkan diatas ranjang yang pastinya selalu dijaga kesuciannya oleh Sang Suaminya !!!

    Rupanya Rosa telah berubah menjadi seseorang yang berbeda sama sekali saat sisi ‘gelapnya’ terkuak. Dia telah mempersetankan segala aturan dan larangan yang selama ini mendoktrinnya…
    “Wuu-huu” teriak Rai “Saatnya pesta”

    Rosa segera bangkit menyingkirkan James dari vaginanya. Kepalanya menatap lurus ke arah kami dan menatap kami bertiga satu persatu. “Oh sayangku…” katanya.

    “Rosa, ini Jay teman baru kita” aku menjelaskan padanya.

    “Dia hitam sekali”.

    “Ya, dia seorang Ambon” sambungku. “Waah… apa nih yang sedang dilakukan James?
    Kelihatannya menggairahkan bagiku”.

    “Apa Nyong Ambon mencumbu vagina?” aku tanya pada Jay dengan pandangan menggoda.

    “Itu salah satu favoritku sayang” jawabnya kembali.

    Dengan cepat kulepaskan pakaianku kemudian menarik rok Rosa melewati kepalanya memperlihatkan payudaranya yang kini berayun bebas. “Wah, Rosa nggak pake BH hari ini” kataku, mengagumi putingnya yang sudah mengeras karena terangsang.

    James menarik Rosa ke posisi semula dan aku bergabung dengan mereka bersamaan dengan Jay yang menjelajahi belahan pantatku dengan lidahnya dan mulai mencumbui vaginaku. Rai tak mau menyia-nyiakan waktu dan langsung mengincar bibirku, menyodorkan penisnya yang baru setengah ereksi ke bibirku.

    Dalam posisi seperti ini aku dapat memasukkan seluruh bagian penisnya ke dalam mulutku, dan erangan kenikmatan keluar dari mulutnya menyuarakan apa yang tengah dirasakannya.

    Teriakan Rosa jadi bertambah keras, aku tahu letupan orgasme akan segera menyongsongnya dan aku segera mempermainkan putingnya dengan jariku begitu dia mencapai orgasme pertamanya di wajah James.

    Dia sungguh sangat cantik saat sedang dilanda orgasme!!! Kepala ranjang menjadi bergoyang maju mundur begitu James memompa vaginanya dengan penisnya. Kulepaskan mulutku dari penis Rai dan memberi semangat pada James agar menyetubuhi jiwa dan raganya.

    Ini membuat James menjadi lebih terbakar lagi gairahnya, dan memuji Rosa betapa ketat dan basah vaginanya dan dia akan segera mengisinya dengan sperma panasnya. Setelah beberapa menit, dia berteriak dan melepaskan spermanya dalam vagina Rosa.

    Aku mengarahkan kepala Rosa pada batang penis Rai dan dia mulai menjilatinya ke atas dan ke bawah.

    Aku menghampiri James yang sedang berbaring istirahat di tepi ranjang dan segera membersihkan penisnya dari sisa spermanya yang bercampur dengan cairan kewanitaan Rosa menggunakan mulutku. Jay langsung memanfaatkan situasi ini untuk segera melesakkan penis hitamnya ke vagina Rosa.

    Dia kelihatan seperti akan protes pada awalnya saat penis hitam Jay menerobos masuk ke dirinya dan langsung mengerang begitu penis Jay telah menyentuh dinding rahimnya.

    Jay segera membuat gerakan memacu, mengocok vaginanya yang segera saja mengantarkan Rosa pada gerbang orgasme keduanya, sebuah klimaks yang panjang. Wajahnya mengekspresikan perpaduan antara rasa sakit dan kenikmatan tiada tara.

    Seiring dengan Rosa yang tengah menikmati ledakan orgasmenya, aku tarik Jay dari tubuh Rosa, penis hitam panjangnya nampak berkilat berkilauan oleh cairan Rosa. Rai menarik Rosa, memeluknya dalam dekapan dadanya.

    Menghisap dan menggigit puting Rosa kemudian menempatkan penisnya dalam vagina Rosa yang telah kosong. Rosa menurunkan pantatnya perlahan memasukkan penis Rai yang ukurannya masih terlalu besar baginya, hingga akhirnya dapat tertampung masuk seluruhnya.

    Dia mulai menaik turunkan pantatnya diatas tubuh Rai. Lenguhan nikmatnya bergema di seluruh sudut kamar. Rai memegang erat pinggangnya menarik turun tubuhnya, beradu dengan tubuhnya sendiri hingga mengeksposs belahan pantat Rosa pada Rai.

    Aku mengambil Baby Oil dari kamar mandi Rosa dan melumurkannya pada batang penis Jay. Jay memposisikan dirinya di belakang Rosa dan mulai memaksakan penisnya untuk masuk dalam lubang anus Rosa yang masih perawan. Dia berteriak memohon jangan dan tidak berulang ulang, mencoba melepaskan diri dari penis Jay di belakangnya.

    Rai mendekapnya erat dalam pelukannya, tangannya melingkar erat di pinggang Rosa. Jay kini mulai dapat memasukkan kepala penisnya ke dalam lubang anus Rosa dan menekan perlahan lebih ke dalam.

    Cerita Sex Vagina Sempit Rosa nyaris berteriak keras begitu Jay akhirnya berhasil memasukkan seluruh batang penisnya ke dalam lubang anusnya. Bersamaan dengan penis Rai di dalam vagina Rosa, Jay mulai mengayun maju mundur penisnya dalam lubang anus Rosa dengan variasi dangkal dalam menyebabkan Rosa langsung mendongakkan kepalanya ke atas. Jay menggeram hebat begitu spermanya menyembur dalam anus Rosa.

    James tiba-tiba menggantikan posisi Jay dan segera meggasak kembali lubang anus Rosa, sperma Jay meleleh keluar dari lubang anus Rosa begitu James melesakkan penisnya ke dalam.

    Dia juga tak sanggup bertahan lama dan dalam menit berikutnya menanamkan penisnya dalam dalam, mencengkeram dan memukul bongkahan pantat Rosa, menariknya rapat-rapat menempel erat dengan tubuhnya. Pinggangnya bergerak cepat maju mundur mengiringi pengisian lubang anus Rosa dengan spermanya lebih banyak lagi.

    Rai mengeluarkan penisnya dan mengincar lubang anus Rosa sebagai pelepasan terakhir juga. Untuk 10 menit ke depan Rai menggoyang Rosa dari belakang. Aku mendekati Rosa dan menarik rambutnya ke belakang membuat wajahnya menengadah keatas.

    Langsung kuberi dia ciuman yang panjang dan dalam. Kemudian menyodorkan vaginaku ke depan wajah, hidung dan mulutnya. Kupegang kepalanya dan mendekatkannya pada bibir vaginaku, melingkarkan kedua pahaku pada lehernya memaksanya untuk membenamkan mulut dan lidahnya lebih dalam lagi pada vaginaku dengan tanganku yang mengendalikannya dari belakang kepalanya.

    Dan meledaklah orgasmeku. Reflek ku himpit kuat kuat kepalanya dengan kedua belah pahaku, menekan ke depan pantatku agar semakin dalam wajahnya tenggelam dalam vaginaku. Aku menggeram hebat.

    Tubuhku mengejang ngejang untuk beberapa saat, lalu lemas menyelubungiku. Rosa segera menarik kepalanya dari jepitan kedua pahaku seperti orang yang kehabisan nafas, Rai mendekatkan kepalanya ke arah vaginaku dan langsung menghisap habis cairan kenikmatanku, membuat wajahnya belepotan karenanya.

    Jay dan James mengocok batang penis mereka saat Rai berteriak bahwa orgasmenya sudah dekat di dalam lubang anus Rosa. Rai menarik keluar penisnya dari anus Rosa dan segera mengocoknya di depan wajah Rosa. Teriakan Rai mengiringi tembakan spermanya pada wajah, pipi dan mulut Rosa yang terbuka menunggu.

    Detik berikutnya Jay sudah berada diantara paha Rosa dan bersiap untuk memasukkan batang penisnya dalam vagina Rosa yang sudah sangat basah. Berdiri di ujung tempat tidur, dia memegangi kedua tumit kaki Rosa dan mulai menggoyang Rosa kembali.

    Bibir tengah vaginanya mencengkeram erat sekeliling batang penis Jay seiring tiap hentakan, kelentitnya ikut tedorong masuk begitu Jay menekan masuk penisnya. Orgasme Rosa berkesinambungan, Jay menggeram keenakan. James kemudian melumuri payudara dan perut Rosa dengan spermanya.

    Jay tidak mengendorkan gerakannya sampai pada saat penisnya terasa akan meledak oleh dorongan spermanya, dan akhirnya meyirami rahim Rosa dengan guyuran sperma panasnya. Rosa berbaring terlentang dengan kaki yang masih terpentang lebar.

    Sperma melumuri sekujur tubuhnya, dan meleleh keluar dari kedua lubang bawahnya. Para pria mengoles oleskan penis mereka yang basah pada wajah Rosa. Sedangkan aku juga telah mendapatkan lagi orgasmeku sendiri dengan permainan jari tanganku.

    Aku pandangi Rosa, lalu mulai menjilat dan mengisap membersihkan sekujur tubuhnya dari sisa-sisa sperma. Tangannya membelai rambutku saat aku membersihkan sperma para pria yang masih tertinggal pada vaginanya.

    Aku kenakan kembali pakaianku secepat aku melepasnya tadi dan bilang pada mereka kalau aku tak dapat tinggal lebih lama lagi dan harus segera pulang karena suamiku sedang ada di rumah sekarang.
    Aku terbangun keesokan harinya, segera ke rumah Rosa begitu suamiku berangkat ke kantor. Aku harus mencari tahu tentang semua kejadian semalam.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Enaknya

    Kisah Memek Enaknya


    2797 views

    Duniabola99.com – Kisah ni berlaku masa aku umer 18, waktu tu aku baru balik cuti semester ‘U’. Entah macam mana bila aku sampai je rumah semua tak de orang. Yang ada cuma Minah, pembantu rumah aku je. Dia tu indon

    Dia bagitau ayah aku balik kampung. Aku pun suruh minah buat air. Lepas minum aku pun masuk ke bilik aku. Lepas mandi semua aku pun keluar ke ruang tamu. Tengok movies ‘Basic Instinct’. Entah macam mana aku rasa stim pulak.


    Lepas tu aku pun panggil minah. Aku cakap aku lengoh. minta talong urut. Sambil urut tu aku pun tukar blue film yang aku beli kat petaling street. Dalam film tu aksi senggama sedang hebat. Aku tengok minah resah je. Lepas tu aku pelan pelan pegang tangan dia. Dia diam je

    Lepas tu aku pun pegang punggung dia dan usap pipi dia. Aku pun cium pipi, bibir dan lidah. Sambil tu aku hisap lidah dia.Tangan aku meraba raba kat buah dada minah, Aku rasa seronok pulak ramas buah dada tu

    Aku ajak minah masuk bilik aku. Dia pun ikut. Aku susuh dia tanggalkan baju dan dia turut je . Minah tak pakai coli rupanya. Putihnya tetk minah. Akupun usap ,hisap dan jilat buahdad minah. Aku suruh dia bukak kain tapi dia tak nak . Aku pun raba punggung dia dan tanggalkan kain batik dia.


    Tanpa membuang masa aku jilat kelankang minah, masa tu dia pakai seluar dalam lagi. Tak lama lepas tu minah merengek rengek. Aku pun buka seluarnya dan raba kemaluannya dengan tangan, lepas tu dengan lidah. Minah tak tahan dah aku suruh dia hisap batang ku. Dia ikut.

    Kemudian aku suruh minah telentang, Aku bukakan kangkangnya dan main kemaluannya dengan tangan. Ada cecair keluar dari pantatnya. Aku pun pelan pelan masukkan batangku dan hayun keluar masuk , keluar masuk. ….


    Bila nak pancut aku cabut batang ku dan terpancutlah ke cadar aku . Lepas tu aku bagi hadiah minah RM50. Terpaksalah minah basuh cadar tu.

    Malam tu aku tidur bilik minah. Biasalah buat projek lagi. Kadang Kadang sengaja aku malas ikut parent aku keluar dinner, lebih baik aku duduk rumah banyak benda berfaedah aku boleh buat.


    Sampai sekarang aku selalu buat projek dengan minah.



  • Kisah Memek Spesial Adik Iparku

    Kisah Memek Spesial Adik Iparku


    2795 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan namaku Bayu, aku mempunyai seorang istri yang lumayan cantik. Rambut hitam panjang dan lurus, kulitnya putih mulus, matanya kecoklatan. Ukuran toketnya lumayan gede 36B. Aku pertama kali jatuh cinta sama istriku gara-gara kepencut sama toketnya.


    Tapi Dicerita ini, aku akan bercerita tentang adik istriku atau adikm iparku yang gak kalah mulus sama istriku. Namanya Ayu, umurnya 25tahun. Kalau dilihat dari bodynya sih hampir mirip tapi masih lebih montok adik iparku.

    Waktu itu aku pulang kerja agak malam. Istriku yang penakut mengajak adiknya untuk tidur di rumah kami untuk menemaninya (tapi itu tanpa sepengetahuanku). Aku sampai rumah pukul 23.00 WIB. Rasa penat dengan pekerjaan ditambah udara dingin buat aku horni berat. Aku langsung saja mandi. Pintu kamar mandi sengaja kubuka lebar dan aku menikmati air hangat untuk melepas lelahku. Karena aku sudah horni berat, aku memutuskan untuk ngocok kontolku. Tapi pada saat sedang asyik-asyiknya ngocok dan kontolku lagi tegang maksimal. Tiba-tiba.. Cerita Seks Dewasa

    Ayu : Lho mas Bayu sudah pulang…kog gak kedengeran suara mobilnya.

    Aku sangat kaget banget mendengar suara Ayu, spontan saja aku langsung balik badan.

    Aku : Ayu…kamu nginep sini ya?

    Ayu : Iya mas, mba Yuyun yang nyuruhku untuk nginep disini soalnya dia takut di rumah sendiri katanya mas pulang malem. Oya mas mandi kog pintunya gak ditutup sih…

    Aku : Maaf habisnya udah kebiasaan sih…lagian aku kira gak ada kamu

    Ayu : Oh…ih tuh burung mas goyang-goyang hahahaaa…

    Aku : Ini bukan burung lagi ini kontol namanya

    Ayu : Hahaaaa…habisnya lucu sih geleng-geleng kayak burung cari makan…hahahaaa

    Aku : Hahahaa…bisa aja kamu Yuk..oya tengah malem gini bangun mau ngapain?

    Ayu : Kebelet pipis mas…kan kamar mandinya cuma satu aja…minggir mas aku mau pipis dulu.

    Aku : Gak lihat apa aku mandi aja belum selesai…ya udah pipis di toilet aja.

    Ayu : Tapi mas, aku kalau pipis kebiasaan harus lepas celana biar gak basah

    Aku : Ya udah lepas aja gitu aja kog repot lagian aku juga gak ganggu pipismu kog.

    Ayu : Entar kamu lihat memek aku lagi…

    Aku : Kalau cuma memek setiap hari aku juga lihat memek kakak kamu dah biasa.

    Ayu : Kalau memekku beda mas,special edition, masih seret belum pernah dimasukin kontol bengkak kayak punyamu.


    Aku : Jelas aja kamu mainnya sama brondong yang kontolnya kecil hahahaaa..

    Dan karena sudah kebelet banget Ayu pun melepas celananya dan terlihatlah memek mungilnya. Aku pun melihatnya cara dia pipis.

    Aku : Jadi itu ya memek specialnya, Spesial empuk maksudnya.

    Ayu : Ih mas gangguin aja, tuh liat kontolmu yang keras kayak batang kayu. Kasian ya udah horni, tapi mbak Yuyunnya udah tidur, gak bisa tersalurkan akhirnya ngocok deh..hahahhaa…

    Aku : Dasar Ayu…

    Ayu : Mau Ayu bantuin mas?

    Aku : Bantuin apa?

    Ayu : Ya buat bantuin biar ketegangan dikontol mas reda…tapi jangan bilang sama mbak Yuyun ya mas….janji…

    Aku : Beres jangan khawatir…ayo Yuk buruan…keburu kakak kamu bangun.

    Dan tanpa disuruh tangan imut Ayu langsung meremas dan mengocok kontolku yang sudah sangat menegang.

    Ayu : Ukuran kontolmu gede juga ya mas, pantes mbak Yuyun hobi ngentot sama kamu mas. Bukanya dulu pas masih pacaran kamu pernah mengirim gambar kontolmu ke hp dia. Dia samapi kanget dan melempar Hpnya. Karena aku penasaran akhirnya aku mengambil Hpnya dan melihat gambar kontolmu. Dan sekarang gak nyangka kalau bakal megang langsung kontol kakak iparku sendiri.

    Hampir 10 menit Ayu mengocok kontolku, bukannya keluar tapi malah bikin kontolku makan tegang dan keras.

    Ayu : Lho mas, udah 10 menit aku mengocoknya bukanya keluar malah tambah besar dan keras kan jadi pegal tangaku.

    Aku : Kalau tanganmu pegal gantian aja pakai mulutmu.

    Ayu : Maksudmu aku suruh nyepong kontolmu gitu?

    Aku : Iyalah..biar cepet keluar dan kamu gak pegal lagi.

    Ayu : YA udah buruan siram dulu tuh kontolmu masih bnayak sabunnya

    Setelah kusiram air, Ayu pun langsung melahap kontolku dengan liarnya.

    Aku : Pinter juga kamu nyepong…kontoku rasanya nyut-nyutan Yuk… Enak banget deh…kamu pasti sering nyepong pacarmu ya?

    Ayu : Udah jangan banyak omong mas nikmatin aja. Emang aku dulu sering nyepong mantan-mantanku mas. Dan baru kali ini aku nyepong kontol yang usianya paling tua.


    Aku : Biarpun tua tapi besar dan mantab kan Yuk…hahahaha

    Ayu : Bisa ja kamu mas, udah ah diam jadi gak fokus nih nyepongnya

    10 menit sudah Ayu nyepongin kontolku tapi tetep aja aku belum bisa keluar.

    Ayu : Mas aku kog jadi horni gini ya…habisnya daritadi mainin kontolmu terus sih…memekku jadi basah deh.

    Aku : Coba sini aku pegang

    Aku langsung meraba memek Ayu dan ternyata benar memeknya sudah basah. Tanpa panjang lebar lagi langsung saja jari tengaku kumasukkan dalam lubang memeknya. Kukocok memeknya dan Ayu pun mendesah pelan.

    .Ayu : Ssthhhh..aaaahhh…enak banget mas…kocokanmu nikmat sekali…kocok terus maasss…aaaahhhh….aku mau keluar maaasss…

    Aku : Tahan dulu Yuk, aku yang daritadi aja belum keluar masa kamu yang gitu aja udah mau keluar.

    Ayu : Ya udah kalau gitu masukin ja kontolmu ke dalam lubang memekku…Aku juga horni berat nih mas…

    “Sleeeppp…bleeesss….” akhirnya kontolku masuk ke dalam lubang memek Ayu.

    Aku : Benar katamu Yuk…memekmu benar-benar spesial…spesial seret kayak masih perawan..aaahhh…

    Ayu : Hehehe…ternyata enakan sama kontol gede ya mas…aaahhh…genjot terus maaasss…aaahhh….aku mau keluar maasss…

    Aku : Kita keluarin bareng ya Yuuukk…keluarin dimana Yuk?

    Ayu : Diluar aja mass…takut hamil

    Aku dan Ayu : Aaahhhh…yeessss…ooohhh….. (kita berdua meraih orgasme bersamaan.


    Cairan spermaku pun berceceran diperut Ayu semua, setelah itu aku basuh spermaku yang menempel pada perutnya dan kucebokin memek Ayu

    Ayu : Enak banget mas, jadi ketagihan. Sekarang maunya sama kontol gede aja ga mau sama kontol kecil lagi…sini mas kubersihin kontolmu.

    Aku dan Ayu mandi bareng. Setelah selesai kami berdua berbenah. Aku langsung masuk ke kamar tidur di samping istriku, sedangkan Ayu masuk ke kamar sebelah.

    Aku jadi khilaf karena melihat memek adik iparku sendiri. Khilaf yang membawa kenikmatan.

  • Video Bokep Asia Maya Mizuki ngentot saat mandi bareng

    Video Bokep Asia Maya Mizuki ngentot saat mandi bareng


    2793 views

  • Foto Ngentot gadis yang lagi sakit dihantam oleh abang tirinya

    Foto Ngentot gadis yang lagi sakit dihantam oleh abang tirinya


    2792 views

    Duniabola99.com – foto gidis yang tangan dan kakinya yang sedang cedera meminta tolong abang tirinya untuk membantunya dan harus dibayar dengan entotan yang hot dari abangnya yang berkontol gede diruangan tengah diatas kursi sofa dan menembakkan air mani yang banyak kememeknya yang mulus bulu dicukur rapi dan juga pantatnya yang bahenol.

  • Masih ABG Pembantuku Yang Binal

    Masih ABG Pembantuku Yang Binal


    2792 views


    Aku seorang pedagang umur 35 tahun, istriku 32 tahun guru SMA. kisah ini terjadi dua tahun lalu, tepatnya satu bulan sebelum puasa. Aku mempunyai pembantu namnya Dian. orangnya cukup tinggi hampir setinggi aku yaitu kira-kira 165cm, semampai, badanya langsing dengan kedua tetek yang masih sekal dan mencuat dengan ukuran teteknya kira2 34. saya hanya kira-kira aja, karena belum pernah melihatnya.

    Dina sudah bekerja di rumah sejak empat tahun yang lalu, yaitu sejak anak kedua saya lahir. ia sangat sayang sama anak saya. istri saya pun percaya ama dia. karena istri saya bekerja maka semua urusan pengurusan rumah tangga diserahkan kepad si Dina. Dina ini hanya tamat SD sekarang umurnya sudah 17 tahun. lagi segarnya memang.

    Sering Dina ini ketiduran di Sofa keluarga sambil mengendong anak saya sementara istri saya telah tertidur pulas.. dekat sofa atau didepan nya ada TV ukuran 34 Inc.. disamping sofa keluarga ada meja makan. saya biasanya suka mengetik hasil transaksi bisnis di meja makan itu sampai larut malam. karean seringnya Dina ketiduran di atas sofa depan TV, lama2 saya memperhatikan ia juga.

    Cantik dan sensual juga si Dina ini pikirku. Dengan kulit bersih sawo matang, rambut terurai panjang sebahu, dan kaki jenjang… selayaknya si Dina tidak pantas jadi pembantu. saya tipe suami yang setia. belum pernah merasakan memek dan harumnya gadis lain selain istri ku. oya istriku cukup cantik dengan kulit putih mulus dan bodi bahenol. kalo sedang hubungan intim ia sangat liar sekali. nafsu sex nya sangat kuat. kembali ke DIna. kadang2 waktu ia ketiduran di sofa, belahan dadanya sedikit mengintip.

    pada suatu malam saya lagi pengen maen, namun istri ku lagi dapet bulan. dan seperti biasa si Dian pembantuku, ketiduran dekat sofa yang menghadap ke arah saya. saya iseng menghamprinya, dengan tangan gemetar, takut istri saya bangun.. saya belai rambutnya. ia diam aja. trus saya usap2 pipinya,.. eh..eh.. ia diem aja..trus saya mulai raba2 dadanya yang masih dalam bungkus bajunyanya, sementara anaknya ia peluk sambil tidur..saya mulai curiga ia ketiduran atau pura2 tidur.. kemudian saya kecup keningnya terus matanya dan mendarat di bibirnya.. eh,,ia diam aja.

    Saya penasaran… saya mulai isep mulutnya.. dan ia bergerak pelan..saya kaget..kemudian saya lepas ciuman saya… ia tertidur lagi. trus saya cium lagi bibirnya sambil tangan saya membelai-belai teteknya masih dalam bungkus bajunya… saya jadi penasaran., ia betul2 tidur atau tidak..saya takut juga..terus saya duduk di kursi makan menenangkan diri..saya lihat si DIna masih terpenjam matanya..tiba-tiba ia bangun karena anaknya saya dipelukkan bangun minta sisu… trus si dian bikinkan susu anak saya (laki).

    Setelah menyuapin anak saya dengan susu, anak saya tertidur lagi,.. si Dina minta pamit ke saya untuk nidurin anak saya ke kamar anak saya yang nomor satu… saya mengangguk sambil sibuk kerja. setelah satu jam saya lihat si Dina tidak keluar dari kamar anaknya saya. saya penasaran, kenapa ia ngak keluar dari kamar anak saya. saya dekati kamar anak saya… dan saya buka pintu pelan2 takut ketahuan istri saya…tiba saya kaget ternyata si Dina tertidur pulas bersama anak saya.. dan yang lebih saya panas dingin adalah roknya tersingkap membuat paha nya mulus terbentang dalam kondisi mengangkang.

    Saya masuk kekamar pelan2. trus saya berdiri disamping ranjang.. saya liaht wajah dina ia betul2 tertidur pulas… saya usap pelan-pelan celana dalam dekat memeknya pelan-pelan, sambil tangan kiri saya mengusap2 teteknya yang menonjol seski… saya terus mengusap2 memeknya,,dan setekah cukup lama saya merasakan celana dalamnya basah. saya kaget ternyata ia menikmati usapan tangan saya.

    Saya mulai curiga jangan2 ia pura tidur. saya menuju mulutnya. saya kecup pelan2 mulutnya sambil tangan saya terus mengusap teteknya. mulutnya saya isep keras. terdengar lenguhan nafasnya…perutnya terangkat. dadanya ia busungkan ke atas.. aku makin penasaran. aku buka kancing bajunya diatas dadanya. sekaranag bajunya sebelas atas tersingkap. terlihat dua bukit kembar yang ranum dan montok..saya terkesima. bentuk teteknya indah sekali. masih kenceng. beda ama tetek istriku yang mulai kendor dan tidak begitu besar ukurannya.

    Saya membelai teteknya dengan penuh sayang.. sekali-kali bibir saya mebngusap2 kulit teteknya yang mulus. lagi-lagi ia mendesah pelan. tangan kananku akau selipkan di antara daging tetek dan behanya.. agak sempit, saya berusaha masukin tangan saya.. hmm bukan maen..terasa daging teteknya kenyal dan dingin sejuk sekali. saya remas2 tetek berkali sambil tangan saya bergantian meremes2 teteknya. mulut saya terus mengecup bibirnya. lidah saya kadang saya masukin kedalam mulutnya. ada sedikit respon saat lidahku akau masukin kedalam mulutnya. ia sedikit mengisap lidah saya. saya tambah nyakin kayaknya ia pura-pura tidur. meskipun matanya terpenjam, namun napsu nya mulai naik.Cerita Sex Abg

    Saya tak sabaran lagi pengen lihat teteknya secara utuh. saya buka tali BH nya dan sekarang teteknya betul2 dah teanjang. namun untuk jaga2 aku tetap tidak melepas bajunya yang tersingkap. hanya bhnya yang saya lepas talinya kemudian saya tarik ke atas sehingga teteknya yang montok itu menyembul keluar. saat itu juga saya langsung menyergap kedua putingnya. saya isep2 bergantian kiri dan kanan,. sementara tangan kanan saya terus memasukkain jari tangan saya kedalam memeknya..dia mengelinjang2 dengan pelan. puas mengisap putingnya.

    Kontol saya sudah sangat tegang sekali. saya lepas celana pendek saya. terus memperhatikan mulutnya yang sedikit terbuka, matanya masih terpenjam, kayaknya ia pura2 tidur…trus aku naikin dadanya, posisi ia telentang pasrah. Sampai di dadanya, paha saya geser dikit ke atas. terus kontol saya yang udah asngat tegang langsung aku sodorkan kedalam mulutnya. aku masukin dengan paksa kontol ku yang besar dan tegang itu ke mulutnya.. agak susah dn ada sedikit penolakan. tetapi penolakan tersebut tidak begitu kuat. saya terus memassukkan kontol saya kedalam mulutnya.. saya majukan pelan-pelan…terasa kontol saya menyentuh giginya..ia mengerakkan giginya..wow..ia betul-betul ngak tidur.. nagk mungkin ia tidur,

    Melihat ia menggerakan giginya sambil menekan kontol saya..ohghhh sensai yang luar bisa…sambil memmaju mundurklan kontol saya kedalam mulutnya, tangan saya yang kiri menjulur ke arah teteknya aku remas2 teteknya wow betul nikmatnya..ia masih perawan pikirku..dan belum pengalaman yang beginian. saya ingat istri saya..saya berdiri dari dari atas dadanya kontol saya lepaskan dari mulutnya..namun saya kaget.. pada saat kontol saya lepaskan dari mulutnya pelan2 tiba mulutnya menjepit kontolku. aku agak susah menarik kontolku… namun pelan2 akhirnya kontolku lepas.

    Aku biarkan ia telentang dengan baju tersingkap dan kedua teteknya menyembul bebas dengan seksinya. aku pakai celana dan terus aku kekamar mengintip istri ku..wow ternyata ia tidurnya sangat pulas,… aku tutup pintu kamarku da kembali kekamar anakku yang ada si Dnna.. begitu aku lihat di ranjang, posisi Dina tidak berubah posisinya.. aku semakin dapat angin. kontol masih tegang dan tidak turun2… aku elus memeknya masih pakai celan dalam.

    Memeknya dah basah sekali. aku buka celan dalamnya pelan2 terus, aku pelorotkan sampai ke mata kakinya, aku ngak berani melepas total celana dalamnya. pelan2 aku naikin dia dan kontolku aku arahkan ke lobak memeknya yang bsah itu.. aku bimbing kontol ku yang panjang dan tegang ke arah lobang memeknya. kakinya aku reanggangkan.. lobang memeknya masih sempit. kuliahat wajahnya pasarh dan mata nya tetap terpenjemn dan kelihatan mulutnya bergeraka menahan nikmat.. ia pura2 tidur. tetapi saya ngak peduli yang pemting aku lagi masukin kontolku ke memeknya….sempit. dan susah sekali masuk kontolnya. ia mendesah pelan-pelan.

    Badan ku aku rebahkan diatas bdannya. teteknya menekan dadaku.wow nikmat banget.. tiba-tiba tanganya ia rangkulkan ke leherku dan menekan2 pinggulnya ke arah kontol ku yang sedang bersusah payah menuju lobang kenikmatannya. pelan2 kontol ku masuk..dan seperti batang kontolku telah amblas. ia merintih2 ngak karuan tetapi dengan mata yang masih terpenjamn. mulutnya aku ciumi lagi dengan ganasnya…ia membalas ciuman ku.

    Sekarang ia dah mulai menghisap2 lidahku dan mengginggit ujung lidah dengan pelan.. napsu ku tak karuan.. ia terus menekan pinggulnya ke arah kontol..tibah ia tersendak oughhh.ooughhh..oughh… bersamaan dengan terasa kontol ku menembus sesuatu.. aku lihat kebawah pada saat aku maju mundurkan kontolku..ada warna merah mudah di batang kotolku yang lagi maju mundur tersebut…aku kaget dan ngak sadar ternyata aku telah memecah perawanya.. tetapi ia kelihatan senyum tipis,

    Wajahnya menegang… ada rasa penyesalan..namun kenikmatan duniawa mengalahkan semuanya.. akhir aku genjot kontol keluar masuk memeknya sambil tanganku tak henti2nya meremas2 kedua tetek nya seksi.. sementara mulutku terus mengisap2 lidahnya dan mencupang lehernya…..ough..nikmat.. tiba-tiba ia mengejang bersaman dengan itu akupun menyemburkan air mani panas kelobang memeknya. cukup banya air mani….yang masuk kelobang memeknya..akhir aku lemas.. dan diam-diam aku tarik kontoku dari lubang memeknya.

    aku turun dari ranjang. aku lihat anakku masih tidur pulas. dan pembantuku Dina juag dalam keadaan tidur pulas… dan matanya terpenjamn. aku rapikan pakaiannya setelah celana dalam dan bhnya aku kancingin lagi… aku keluar kamar anakku.. masuk ke kamar tidurku dan kulihat istri tidur dengan pulas., untung ia ngak bangun.

    Besok paginya aku bangun, istriku dah berangkat kerja. kulihat Dina, sikapnya menunjukkan biasa saja…ia sempat tanya ke saya,.. pak semalam aku mimpi aneh deh…kok lain dan anuku terasa perih…terus ia bilang kenapa ada warna merah ya pak di paha dan dalam celananya..ia nanya dengan lugu.. aku pura ngak tahu…namun kelihatan ia puas. sambil tersenyum ia pergi kekamar mandi sambil nyuci banu

  • Kisah Memek Dapat Jatah Dari Mantan Pacar

    Kisah Memek Dapat Jatah Dari Mantan Pacar


    2790 views

    Duniabola99.com – Sehabis makan, aku ngobrol dimobilnya yang diparkir di tepi pantai. Karena hari itu malam selasa, maka suasananya sepi, nggak banyak mobil yang parkir di pantai itu. Kebetulan sekali kaca mobilnya sangat gelap lapisannya, sehingga dari luar orang akan sukar ngintip ke dalam mobil. Mobil diparkir menghadap ke semak semak yang sangat rimbun sehingga dari kaca depan pun orang tidak dapat ngintip ke dalam mobil. Rupanya dia memang mencari tempat strategis.Malam itu sekitar pukul 21.30, walaupun keadaan didalam mobil gelap, kami masih dapat memandang wajah masing masing.


    “Sin, kemana suami kamu”, tanyanya.
    “Dia sibuk sama kerjaannya”, jawabku.
    “Kasian deh kamu, coba kamu dulu sama aku terus,Agen BandarQ kamu gak akan kesepian seperti sekarang deh”, katanya lagi.
    “Abis dulu kamu kalo pacaran napsu banget sih, pengennya ngajak maen melulu”, jawabku lagi.
    “Kalo udah napsu kan harusnya terus maen Sin, supaya gak jadi odol”, katanya sambil tersenyum.
    “Apanya yang jadi odol”, tanyaku gak ngerti.
    “Kalo udah napsu, terus gak dikeluarin kan lama lama bisa jadi odol didalem”, jawabnya sambil tertawa.
    “Dasar”, jawabku sambil mencubit pinggangnya.
    “Kamu dulu kan gak mau dielus2, maunya pacaran pasfoto doang”, katanya lagi.
    “Kok pas foto”, tanyaku gak ngerti.
    “Iya, yang dipegang cuma boleh dagu keatas seperti pasfoto, gitu”, jawabnya.
    “Kamu sendiri udah nikah atau masih pacaran” jawabku membelokkan pembicaraan.
    “Aku masih sendiri, menclok dari satu kembang ke kembang lain”, jawabnya.
    “Terus ke semua kembang kamu minta kenikmatan dong”, tanyaku lagi.
    “La iya lah, soalnya kalo dapet kan nikmat”, jawabnya.
    “Terus kamu dikasi”, tanyaku lebih lanjut.
    “Seringnya sih dikasih, Kalo sekarang aku minta ke kamu dikasih gak Sin? Kamu kan jablay”, katanya sambil memelukku. Wajahnya dengan sangat perlahan-lahan didekatkan wajahku.

    Tanpa menunggu jawabanku, dia nekat mencium bibirku dengan penuh napsu. Aku kaget tapi tidak menolak malah menyambut ciumannya, tangannya segera menyambar toketku dan diremas remasnya dengan gemas.
    “Sin, aku pengen ngentot sama kamu”, katanya terus terang sambil terus meremes remes toketku.
    Kancing bajuku mulai dibukanya satu persatu, kemudian tangannya merogoh masuk kedalam braku. Toketku langsung diremesnya lagi, jari2nya kemudian memlintir pentilku. Aku menjadi terangsang karena ulahnya.
    “Ah, kamu nakal ih”, kataku manja.
    “Tapi kamu suka kan diremes2 begini. Aku boleh pegang nonok kamu ya Sin, udah kepengin nih aku”, katanya sambil membuka retsluiting celanaku.

    Dia tidak menunggu lampu hijau dari aku tapi langsung action saja. Aku membiarkan tindakannya. Celanaku malah diplorotkan sampe kepaha sehingga kelihatanlah CDku yang tipis dan minim. dengan penuh napsu langsung tanggannya menerobos ke sela2 pahaku dan menggosok nonokku yang masih dilapisi CD.
    “Sin udah basah banget nonok kamu, kamu udah napsu ya, jembut kamu lebat banget Sin, nggak heran napsu kamu besar, Kamu belum pernah dientot di mobil kan Sin, kita ngentotnya dimobil aja ya”, katanya lagi.

    Aku bingung apakah membiarkan dia mengentoti aku atau tidak, dalam hati sih aku kepengen. Makanya aku membiarkan dia meraba seluruh tubuhku. Aku buka retsluiting celananya juga, menurunkan celananya, kemudian aku merogoh masuk CDnya, wow kontolnya ternyata besar dan panjang, ngacengnya sudah keras sekali.
    “Gede amat kontolmu” kataku.
    “Emangnya kamu belum pernah ngerasain kontol segede punyaku”, jawabnya bangga.
    “Gak segede kontolmu”, jawabku terus terang.
    “Wah kalo gitu nonok kamu masih sempit dong, cuma kelewatan kontol yang kecil, malem ini asik dong kita ya. Kamu mau kan aku entot”, katanya sambil tertawa.


    kontol dia tergolong besar juga, keker, melengkung keatas dan urat-uratnya nonjol-nonjol. “
    Wah!… pasti cewek kamu ngejerit kalo kamu entot dong”
    “Iya, ngejerit keenakan. sebentar lagi kamu juga jerit2, cewek yang jembutnya lebat kaya kamu kan binal banget kalo lagi dientot”, jawabnya.

    Singkat cerita, kami berdua pindah ke bangku belakang mobilnya. Baju dan celana ku dilepaskan dan dia langsung saja meremas2 kembali toketku. Nggak lama kemudian braku sudah dilepasnya. Dia mencium keningku, kemudian mataku. Aku terpejam menikmati ciuman dan remasannya ditoketku. Ciumannya turun ke hidungku, pipiku dan akhirnya mendarat di bibirku. Nafasku mulai agak memburu, kami berdua terbenam dalam ciuman yang hangat. Dia mengarahkan mulutnya ke leherku, ke pundak, lalu turun ke toketku yang sudah mengeras. Dia memainkan lidahnya dipentilku yang juga sudah mengeras, yang kiri dan kemudian yang kanan.
    “Aah enak”, kataku terengah karena napsuku yang sudah berkobar2.

    Dia terus menciumi pentilku, kemudian turun ke perutku dan menciumi puserku, aku selalu kegelian kalo puserku dicium. Sambil mencium puserku, tangannya nyelip ke balik CD mini ku dan meraba nonokku. otomatis pahaku mengangkang supaya dia mudah mengakses nonokku.
    “Sin, ni jembut, lebat amat,” katanya sambil mengelus2 jembutku.
    Kemudian jarinya terbenam dinonokku dan terus mengilik2 itilku.
    “Sin nonokmu udah basah banget, kamu udah napsu sekali ya”, katanya.
    Aku tidak menjawab perkataannya hanya mengerang keenakan karena kilikan jarinya ke itilku makin cepat.
    Mulutnya kemudian menciumi jembutku dan kemudian lidahnya menggantikan fungsi jarinya mengilik itilku. Aku semakin tidak dapat menahan napsuku dan eranganku semakin keras. Dia langsung meremas kedua toketku dan memlintir2 pentilku.

    “aku udah pengen dientot nih, masukin dong kontol kamu”, kataku minta.
    Lidahnya terus saja menjilati itilku sehingga kembali aku mendesah keenakan.
    “Aah enak banget, padahal baru dijilat. Apalagi kalo disodok pake kontol gede kamu, lebih enak lagi, ayoo dong aku udah gak tahan nih”, aku terus merengek2 minta segera dientot.
    Dia merebahkan senderan bangku mobilnya sehingga aku menjadi berbaring, kakiku agak menekuk karena panjang mobilnya tidak mencukupi. Dia segera memposisikan dirinya kedekat kepalaku
    “Sin, aku pengen ngerasain dulu diemut sama kamu”, katanya sambil mendekatkan kontolnya ke mulutku.
    Segera kugapai kontolnya yang sudah ngaceng dan kumasukan kontolnya yang besar dan melengkung kedalam mulutku. Langsung kuemut dengan keras. Dia mendorong kontolnya keluar masuk pelan ke mulutku sambil mendesis. Aku emut kontolnya terus.


    “Sin diemut mulut kamu aja nikmatnya kaya begini, apalagi kalo diemut nonok kamu ya”, katanya sambil mempercepat enjotan kontolnya keluar masuk mulutku.
    “Sin, aku ngecret dimulut kamu ya”, katanya.
    “Jangan, dinonokku aja, aku udah pengen ngerasain kontol kamu keluar masuk nonokku”, jawabku.
    Dia melepaskan semua pakaiannya dan kemudian menarik CDku sampe lepas, kami sudah bertelanjang bulat. Dia memposisikan tubuhnya diantara kedua pahaku dan mengarahkan kontol gedenya ke nonokku. Aku rasakan kepala kontolnya mulai masuk perlahan, ditekannya lagi sedikit sehingga kontolnya mulai menyeruak sdiakit2 ke dalam nonokku. Nikmat banget rasanya nonokku kegesek kontolnya yang besar dan keras itu. Perlahan tapi pasti kontolnya nancep makin dalam ke nonokku. Kurasakan nonokku udah mulai basah karena gesekan kontolnya yang hampir masuk semua itu. Akhirnya dia mendesakkan kontolnya dengan cepat dan tiba-tiba sehingga nancap semuanya di nonokku.“ssshhhhh…..”, erangku sambil terpejam. Dia mulai mengenjot kontolnya keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras.

    Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Aku mulai memundur-majukan pantatku, sebentar kuputar goyanganku kekiri, lalu kekanan, memutar, mengiringi enjotan kontolnya di nonokku. Aku meremas rambutnya, sesekali badannya kupeluk erat2. Tubuhku dan dia berkeringat karena dalam ruangan mobil mulai panas, namun aku tidak perduli karena sedang merasakan nikmat. Dia terus mengenjotkan kontolnya dengan cepat dan keras. Aku merasa sudah mau nyampe
    “cepetan ngenjotnya, lebih keras lagi, enak banget kontolmu”
    Kakiku kuangkat ke atas melingkari pinggangnya sehingga rasanya kontolnya nancep makin dalem di nonokku. Akhirnya

    “aahhhh”
    kurasakan nonokku menegang dan mengejut-ngejut menjepit kontolnya.
    “Sin, nonokmu nikmat bangetnya bisa ngempot, Agen Domino QQ baru kali ini aku ngerasain empotan nonok senikmat empotan kamu”, katanya sambil terus mengenjotkan kontolnya.
    “Aaahhhhh…. gila…. ini nikmat sekali… “, dia menancapkan kontolnya sedalam2nya ke nonokku dan ngecretlah pejunya. Terasa pejunya muncrat beberapa kali dalam nonokku, pejunya muncrat banyak sekali. Aku terkulai lemes, kupeluk dia
    “Sin, enak banget ngentot sama kamu, rasanya beda sama cewek lainnya yang pernah kuentoti”, katanya.
    “Aku juga nikmat, abis kontol kamu gede banget. Aku pengen lagi deh, kita cari kamar yuk. Biasanya selain di mobil kamu ngentotnya dimana” ajakku.

    Dia langsung mencabut kontolnya, mengambil tisu dan diberikannya kepadaku untuk mengelap nonok dan keringetku. Diapun menyeka keringat dan kontolnya dengan tisu. Tisu bekasnya dibuang ke luar jendela yang sudah dibuka sdikit supaya hawa didalem mobil tidak terlalu panas.
    Kami memakai pakaian kembali dan dia membawaku ke motel didekat pantai. Sampe dimotel, aku langsung masuk ke kamarnya. Iseng aku hidupkan TVnya, ternyata motelnya menanyangkan film biru, perempuan dengan wajah asia sedang nungging dientot sama bule. kontol si bule yang besar dan panjang keluar masuk nonok sicewek, dan ceweknya ber ah uh, seperti lazimnya film biru.


    Aku duduk di tempat tidur, napsu juga aku nonton filmnya, sementara dia sedang membereskan pembayaran sewa kamar. Kemudian dia duduk disebelahku di tempat tidur, ikut nonton. Aku merapatkan ke badannya, toketku sebelah kiri udah nempel di badannya. kontolnya kuraba, ternyata sudah ngaceng lagi dengan kerasnya. Dia membalas meremes toketku. Segera saja pakaianku dilepasnya semuanya. Langsung dia kembali meremes2 toketku sambil mencium bibirku. Aku berbaring ditempat tidur, dia mulai menciumi toketku dan menghisap pentilku. Tangan satunya menjalar kebawah dan mengkilik2 nonok dan itilku. Aku merintih2 karena napsuku sudah naik lagi. Segera dia melepas pakaiannya sendiri dan berbaring disebelahku. kontolnya yang sudah keras sekali kuremes2 dan kukocok2. Dia memutar badannya ke posisi 69 dan mulai menjilati nonok dan itilku diantara pahaku yang sudah mengangkang lebar2. Jembutku dielus2nya sambil terus mengemut itilku. Aku sudah tidak dapat menahan napsuku yang sudah berkobar2. kontolnya segera kuemut2.

    Akhirnya aku mengambil inisiatif menaiki badannya, menduduki kontolnya sehingga kontolnya kembali menyusup ke dalam nonokku, kutekan dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya sudah nancep semuanya ke nonokku. Aku mulai mengenjot kontolnya dengan menaik-turunkan pantatku. kontolnya keluar masuk nonokku seirama dengan enjotan pantatku. Aku udah nggak tahan lagi, sehingga enjotanku makin cepet dan keras. Toketku diremas2nya, dan pentilku terkadang diemut2nya.
    “aku mau nyampe, enak banget kontolmu deh”, erangku dan akhirnya aku ambruk diatas badannya. Terasa nonokku kedutan meremes2 kontolnya.

    Dia segera berguling sehingga aku telentang dibawahnya. Dia meneruskan permainan dengan mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Nikmat sekali, baru nyampe sudah dienjot dengan keras. Dia terus saja mengenjot nonokku dengan cepat dan keras,
    “Sin, tadi empotan nonokmu kerasa banget deh, lebih kerasa katimbang di mobil. Nikmat banget deh Sin ngentot sama kamu”. Nggak lama lagi akhirnya dia pun hampir nyampe,
    “Sin keluarin sama2 ya, aku hampir ngecret nih”.
    Aku tidak menjawab, kakiku melingkari pinggangnya dan kuteken keras2 sehingga kontolnya nancep dalem sekali di nonokku, sampai akhirnya aku bergetar karena nyampe lagi “nikmat banget, teken yang keras dong”. Dia mengenjotkan kontolnya sedalam2nya di nonokku dan melenguh
    “Sin, aku ngecret”.


    Terasa pejunya muncrat beberapa kali didalam nonokku. Oh nikmat banget rasanya, lemes banget badanku, aku memeluk dia erat2, dan dia akhirnya berbaring disebelahku, kontolnya berlumuran peju dan cairan nonokku.
    “lemes banget deh aku, ngentot sama kamu menguras tenaga ya”, kataku.
    “Ya udah, tidur aja dulu, nanti bangun tidur kita ngentot lagi”, jawabnya sambil memelukku. Karena lelah, aku tertidur dipelukannya.
    Aku tidak tau berapa lama tertidur dipelukannya. Ketika aku terbangun, dia sedang memandangi wajahku yang masih ngantuk itu.
    “Sin, kamu cantik sekali kalo sedang tidur, sayangnya kamu bukan istriku ya”.
    “Enggak jadi istri tapi kan udah melayani napsunya kamu”, jawabku tersenyum.
    Dia bangun dan masuk kamar mandi, keluar dari kamar mandi, dia membawa gayung, sabun dan handuk. Dia mulai membersihkan nonokku yang belepotan pejunya dan lendirku sendiri. Setelah bersih, dia masuk ke kamar mandi lagi, terdengar suara air yang dibuang dan keran yang dibuka.

    Tak lama kemudian dia keluar dari kamar mandi membawa gayung yang tadi, lengkap dengan sabun dan handuk. Rupanya dia mengganti air digayung. Dia duduk disebelahku dan mulai menyeka wajahku, terus kebawah, ke toketku, perutku, nonokku lagi, pahaku sampai ke telapak kakiku. Aku jadi merinding, apalagi ketika toket, puser, nonok dan pahaku dielus2nya dengan handuk basah.
    Apalagi ruangan dingin karena AC tetap menyala. Aku hanya terpejam saja, menahan gelinya usapan handuk. Selesainya dia berkata, “Gantian dong”. Aku segera membuang air yang ada digayung dan mengisinya dengan air yang baru. Aku kembali ke tempat tidur dan mulai mengelap wajah, leher, dada dan perutnya dengan handuk basah. kontolnya kukocok2 dan kepalanya kuemut2.
    “Enggak dilap malah diemut”, katanya.

    Aku tidak menjawab karena kepalaku sedang mengangguk2 sehingga kontolnya keluar masuk di mulutku. Cukup lama aku mengemut kontolnya, sampe pelan2 kontolnya mulai mengeras lagi. Segera kontolnya kukocok2 dengan cepat sehingga ngaceng sempurna. “sudah siap tempur lagi nih kontolmu”. Dia tidak menjawab, tapi segera memeluk dan mencium bibirku. Tangannya segera meremas2 toketku dan kemudian kembali mengilik2 itilku. Dia tau bahwa napsuku akan cepat berkobar kalo itilku dikilik2, dia benar – nggak lama kemudian aku sudah napsu kembali dan pengen segera dientot.
    “aku udah pengen ngerasain kontolmu keluar masuk nonokku lagi, masukin dong”, aku merengek2.
    Dia akhirnya menaiki aku dan segera menancapkan kontolnya ke nonokku. Nikmat banget rasanya ketika kontolnya yang besar itu segera menyesaki nonokku karena sudah nancep semuanya kdealam nonokku. Dia mulai mengenjot kontolnya keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras. Aku mulai mengerang2 keenakan. Pantatku bergerak kekiri dan kekanan mengimbangi enjotan kontolnya. Toketku diremas2nya dengan kedua tangannya, dia bertumpu dengan sikutnya, hal ini menambah rangsangan buatku.
    “Akhhh… Oukkkhhh” seruku kenikmatan.


    Dia memelukku erat dan mempercepat enjotan kontolnya, makin lama makin cepat dan keras. Aku tidak dapat menahan serangannya lagi, sehingga akhirnya aku melolong “aku nyampe lagi, nikmat banget ngentot sama kamu deh”. nonokku terasa berdenyut2 meremas kontolnya sehingga dia pun meringis keenakan
    “Aah Sin, empotan nonok kamu kerasa banget. kontolku kaya sedang diemut dan diremes. Empotanmu hebat banget Sin”.Dia mencabut kontolnya dari nonokku, aku ditunggingkannya dan dia menancapkan kontolnya ke nonokku dengan keras, sekali enjot kontolnya sudah masuk semua. Kemudian dia mulai lagi mengenjot nonokku dari belakang. Aku nelungkup ke bantal menahan rasa nikmat yang luar biasa ketika dienjot kontolnya. Dia memegang pantatku sambil mengenjotkan kontolnya dengan cepat dan keras. Aku nggak tahan untuk nyampe lagi, luar biasa enjotannya yang begitu merangsang aku sehingga aku cepat sekali nyampe.“aku mau nyampe lagi, aakh”, seruku dan aku ambruk ke tempat tidur.
    “Sin, kamu cepet banget nyampenya, aku belum kerasa mau ngecret”, katanya.
    “Abis kontolmu enak banget, kamu pinter banget ngenjotnya. Terusin aja sampe kamu ngecret lagi dinonokku”, jawabku.

    Dia menelentangkan ku dan segera dinaikinya tubuhku. kontolnya kembali ambles dinonokku dan dia mulai mengenjotkan keluar masuk dengan cepat. Kalo ditekan, kontolnya ambles semua di nonokku, ooh nikmat banget rasanya. Dia dengan perkasa terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Setelah ngecret 2 kali dinonokku, ternyata dia bisa bertahan lebih lama.
    Kadang kontolnya dicabut dari nonokku, dan sebentar kemudian ditancepkannya kembali dengan keras sehingga dengan sekali sodok langsung nancep semuanya ke nonokku.
    “nikmat benget enjotanmu yang barusan, terus, yang keras”, aku merintih2.
    Dia meneruskan cara enjotannya. Aku kembali berteriak2 keenakan. Aku menggoyangkan pinggulku kekiri dan kekanan,.ketika kontolnya dicabut, pantatku refleks mengangkat keatas untuk mencegah kontolnya lepas dari nonokku. Dia mengubah gaya enjotannya,sehabis menjotkan kontolnya hingga masuk semua, dia menarik kontolnya separuh beberapa kali kemudian digentakkannya kembali sehingga nancep kebagian paling dalam dari nonokku.“Aaakh, makin lama dientot kamu makin nikmat rasanya, aku lemes banget deh”, kataku kepayahan.
    Dia terus mempermainkan nonokku dengan cara itu. Kemudian dia memelukku erat2, menciumi wajah dan bibirku. kontolnya tidak dienjotkan karena sudah nancep dalam sekali, tetapi digerak2kan. Lebih nikmat lagi rasanya karena seakan2 kontolnya sedang menggaruk2 nonokku.
    “pinter banget sih kamu kasih kenikmatan sama aku”, teriakku.
    Dia mulai lagi mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan keras dan cepat. Aku menggeliat2 keenakan sambil mengerang2. Aku membelitkan kakiku ke pinggangnya, supaya dia cuma bisa mengeluar-masukkan kontolnya ke nonokku tanpa bisa mencabutnya.


    “Sin, aku udah mau ngecret”, akhirnya dia melenguh.
    Kakiku yang melingkar dipinggangnya kuturunkan, aku mengangkang selebar2nya karena aku yakin dia akan mengenjotkan kontolnya lebih cepat dan keras lagi. Dia dengan terengah2 terus mengenjot nonokku, sampai akhirnya
    “Sin, aku ngecret”.
    Terasa pejunya muncrat beberapa kali dalam nonokku, dan bersamaan dengan itu akupun nyampe lagi
    “aakh nikmat banget malem ini, kamu luar biasa sekali sehingga aku nyampe 3 kali baru kamu ngecret”.
    nonokku terasa berdenyut2 meremas2 kontolnya. Keringatku bercampur dengan keringatnya yang membanjir walaupun AC dalam kamar menyala.Setelah denyut jantung kembali normal, kami masuk kamar mandi dan membersihkan diri.
    “Kita istirahat saja ya Sin, besok baru pulang”. “iya, aku lemes banget nih, tapi besok sebelum check out aku dientot lagi ya”
    Ketika aku terbangun kembali, kulihat di sudah terbangun dan turun dari ranjang ke kamar mandi.
    “Sin, tidur aja lagi masih gelap diluar”.
    Aku melihat arloji, jam 5 lewat.Tetapi aku merasa lapar, mungkin karena semalam kerja keras dengan dia. Dia kembali dari kamar mandi.
    “aku laper nih”, kataku.
    Dia tersenyum “Semalem kerja keras ya Sin”
    “Iyalah, kamunya sih gak puas2 ngentotnya”, jawabku.
    “Tapi suka kan”, katanya lagi.
    “Suka banget, enak kok gak suka”, jawabku.
    Dia menelpon room service pesan makan pagi. Tidak lama kemudian, pesanannya datang. Aku segera masuk ke kamar mandi dan dia dengan hanya balutan handuk menerima dan membayar pesanan makanan itu. Setelah itu, walaupun masih gelap segera makanan kusantap dengan lahap. Sehabis makan aku masuk kekamar mandi membersihkan diri.


    “Sin, ngapain bebersih, kan sebentar lagi keringatan lagi”, katanya dari ranjang.
    Ketika keluar dari kamar mandi, dia sudah berbaring di ranjang sambil mengelus2 kontolnya. Aku berbaring disebelahnya dan segera mengelus2 kontolnya juga. Dia membiarkan aku mengelus2 kontolnya, kuremas2 dan mulai kukocok2. Nggak lama kemudian kontolnya mulai mengeras.

  • Kisah Memek Vagina Tante Lia Yang Wangi

    Kisah Memek Vagina Tante Lia Yang Wangi


    2790 views

    Duniabola99.com – Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Lia (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.


    Tante Lia ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Lia ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Lia inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).

    Biasanya Tante Lia kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Lia ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.

    Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Lia ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih).

    Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Lia malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.

    Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Lia pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.

    Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Lia mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Lia di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

    Lalu Tante Lia menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Lia, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Lian ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.

    “Gus temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Lia sambil mulai berjongkok.

    Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Lia kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Lia boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Lia.


    “Heh kenapa kamu Gus kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante Lia.
    “Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku.
    “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Lia.
    “Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.

    Tante Lia cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.

    “Kamu mau liat Gus? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Lia.

    Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Lia membiarkanku memegang-megang vaginanya.

    “Sudah yah Gus nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”.
    “Iyah Tante”, jawabku.

    Lalu Tante Lia menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.

    Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.

    “Gus, kamu enggak ikut?” tanya mamiku.
    “Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku.
    “Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami.

    “Lia, kamu mau kan tolong jagain si Agus nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante Lia.
    “Iya deh Kak aku jagain si Agus tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante Lia.

    Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Lia berdua saja di villa, Tante Lia baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.

    “Kamu sakit apa sih Gus? kok lemes gitu?” tanya Tante Lia sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
    “Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.

    Tante Lia begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.


    “Kepala yang mana Gus atas apa yang bawah?” kelakar Tante Lia padaku. Aku pun bingung, “Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos.
    “Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante Lia sambil memegang si kecilku.

    “Ah Tante bisa saja” kataku.
    “Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja.

    Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Lia, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar AGus saja yang ngelap, kan malu sama Tante”
    “Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Lia sambil menurunkan celanaku dan CDku.

    Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.
    “Gus mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”
    “Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos.
    “Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante Lia.

    Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.

    “Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Lia yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Lia hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.

    “Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku.
    “Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Lia.

    Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Lia karena Tante Lia tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

    “Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante Lia yang kurasakan berdenyut-denyut.

    Tante Lia pun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.
    “Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Lia, Tante Lia pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Lia berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Lia lembab dan agak basah.


    “Enak kan Gus, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Lia.
    “Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”
    “Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Gus?”
    “Enggak Tante”

    Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Lia.

    “Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah
    “Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku.
    “Tante boleh enggak Agus megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante Lia. Tante Lia pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Lia basah entah kenapa.

    “Tante kencing yah?” tanyaku.
    “Enggak ini namanya Tante nafsu Gus sampai-sampai celana dalam Tante basah”.

    Dilepaskannya pula celana dalam Tante Lia dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Lia duduk di sampingku

    “Gus pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Lia dengan tangan yang agak gemetar, Tante Lia hanya ketawa kecil.
    “Gus, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante Lia. Dia mulai memegang penisku lagi, “Gus Tante mau itu nih”.

    “Mau apa Tante?”
    “Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Lia.
    “Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?”
    “Tapi Agus enggak bisa Tante caranya”
    “Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante Lia padaku.

    Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Lia yang di tumbuhi bulu halus.

    “Gus jilatin donk punya Tante yah” katanya.
    “Tante Agus enggak bisa, nanti muntah lagi”
    “Coba saja Gus”

    Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Lia di atas dan tanpa pikir panjang Tante Lia pun mulai mengulum penisku.

    “Achh.. hgghhghh.. Tante”

    Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Lia tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Lia seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Lia sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Lia dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

    Tante Lia pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Lia menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.

    “Kamu tahu enggak mandi kucing Gus” kata Tante Lia.


    Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Lia pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.

    Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Lia pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.

    Kulihat payudara Tante Lia mengeras, Tante Lia menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Lia. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Lia, langsung Tante Lia kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Lia seperti menjilati es krim.

    “Achh.. uhh.. hhghh.. acch Gus enak banget terus Gus, yang itu isep jilatin Gus” kata Tante Lia sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.

    Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Lia tanpa sengaja tertelan olehku.

    “Gus masukin donk Tante enggak tahan nih”
    “Tante gimana caranya?”

    Tante Lia pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Lia naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Lia pun mengejang hebat.

    “Gus Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Lia.

    Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Lia. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Lia mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Lia sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Lia tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.


    “Gus nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Lia padaku.

    Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Liapun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

    “Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
    “Tante Agus kayanya mau kencing niih”

    Tante Lia pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Lia pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.

    Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Lia menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Lia yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Lia, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Lia di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Lia.

    Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Lia, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

    “Gus kamu sudah baikan?” tanya Mamiku.
    “Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku.
    “Kamu kasih makan apa Ni, si Agus sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante Lia.
    “Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Lia.

    Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Lia yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Lia.


    Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Lia bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Lia. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Lia sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Lia ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Lia.

    Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Lia bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Lia yang nasibnya sama seperti Tante Lia, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

  • Video bokep  Yui Kyouno pembantu jepang yang taat pada majikan

    Video bokep Yui Kyouno pembantu jepang yang taat pada majikan


    2787 views

  • Kisah Memek Mendapat kenikmatan yang luar biasa dari adikku sendiri

    Kisah Memek Mendapat kenikmatan yang luar biasa dari adikku sendiri


    2787 views

    Duniabola99.com – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki. Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri. Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun.


    Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya, sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

    Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya bersetubuh dengan melakukan petting, saling raba, saling cium dan saling hisap…..

    Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

    Keseringan bersetubuh dengan cara petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan… Sampai akhirnya kalau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri.

    Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme. Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri.

    Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan.


    Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan.

    Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya. Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya bersetubuh dan memasukkan kontolnya ke memekku.

    Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong.

    Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku langsung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.


    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab:

    “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen bersetubuh, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain bersetubuh dengan cewe?” dia bilang “ya, belum pernah bersetubuh kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.

    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya…

    Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegang alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku datang… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat.


    Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.

    “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mulai menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku…

    “Ohhhhh…” katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.

    “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku…

    “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dari tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

    Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna”

    “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi”
    “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya


    Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketika kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selalu melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan. Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

    “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu” Agen Bandarq
    “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya
    “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani
    “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

    Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    “Kenapa dimatiin” kataku
    “Udah cukup panas kak” katanya

    Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”.


    “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku
    “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku
    “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya

    “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.

    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

    “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu.

    “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.

    “Pengen bersetubuh kak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.

    Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakmu John, inget dong”

    Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. ngga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget”

    “Tolong kak,” katanya memelas. Aku di suruh ngapain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.


    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik..

    “Persetan dengan pacar brengsek” batinku.
    “Jangan disini” pintaku.
    “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku.
    “Kakak belum siap” kataku.
    “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang…

    “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

    “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali…

    Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..

    “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….


    “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku…
    “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan…

    “Mana lubangnya kak..” katanya.

    Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku…

    “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”.
    “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya.
    “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

    Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas….

    “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura…..
    “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….”
    “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang.

    Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku”

    Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku.

    Adikku menahan batangnya didalam memekku ….

    “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku…

    “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya.
    “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku.

    Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.


    “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya

    Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku…

    “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Aku langsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????”

    Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi… Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku. Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

    Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.

  • Cerita Sex Janda Yang Montok

    Cerita Sex Janda Yang Montok


    2787 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Janda Yang Montok ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSiang itu panas panasnya terik matahari dimana ada janji dengan clientku waktu sangat berlalu dengan cepat dimana jam menunjukan pukul 12 siang mungkin kalau aku sampi kantor pasti pada sepi karena pada makan siang di luar kantor, kemudian dari dai pada aku begong sendirian dikantor mending aku menuju ke kantor istriku Tary dimana istriku bekerja sebagai wiraswasta di daerah Tomang.

    Oww Mas Tommy tumben dating kemari mas ?? “Filia bertanya denganku dia adalah seketaris Tany.

    “Sepi amat..? udah pada istirahat..?”sahutku sambil melangkah masuk kantor yang tampak sepi.

    “Mmm Tany ke customer sama pak Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tany

    sekalian meeting dengan customer sukri lagi Filia suruh beli makan siang, tunggu aja mas diruangan Tany..”celoteh Filia yang berjalan di depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama dengan langkah kakinya.

    Aku masuk ke ruangan Tany, kujatuhkan pantatku ke kursi direktur yang empuk

    Dalam hati aku mengutuk habis-habisan, atas kesialanku hari ini malah sampe disini, ketemu ama Filia oh ya Filia sebenarnya adalah sahabat Tany waktu kuliah, janda beranak 2 ini diajak kerja istriku setelah setahun menjanda.

    Orangnya cantik, ramah cuma sebagai lelaki aku kurang menyukai karakternya terutama dandanannya yang selalu tampak menor, dengan tubuhnya yang montok tetenya gede sebanding dengan pantatnya yg juga gede.

    Pokoknya bukan type wanita yg kusukai dan menurutku kulitnya terlalu putih jadi tampak kaya orang sakit-sakitan walaupun kata Tany.

    Filia orangnya sangat cekatan dan sangat doyan kerja alias rajin Kubuka laptopku dan kunyalakan kucari-cari file yang kira-kira bisa menemaniku disini daripada aku hrs ngobrol sama Filia, yang menurutku bukan temen ngobrol yang asyik wow di kantong tas laptopku terselip sebuah CD wiih DVD bokep punya Rudy ketinggalan disini lumayan juga buat ngabisin waktuku nungguin Tany.

    Mmmm Asia Carera lumayan bikin ngaceng juga setelah kira-kira setengah jam melihat aksi seks Asia Carera melawan aksi kasar Rocco Si fredi

    “Ooo.. ooo.. mas Tommy nonton apa tuuuh sorry mas Tommy mau minum apa..? panas, dingin hi..hi.. pasti sekarang lagi panas dingin kan..?”suara Filia bagaikan suara petir disiang bolong dengan nada menggodaku

    “Ah kamu bikin kaget aja ngg dingin boleh deh mm ga ngrepotin neeh..?”sahutku sambil memperbaiki posisiku yang ternyata dari arah pintu, layar laptopku keliatan banget sial lagiiii. aahh masa bodo laahh toh Filia bukan anak kecil.. Filia masuk ruangan lagi sambil membawa 2 gelas es jeruk..

    “Mas Tommy boleh dong Filia ikutan nonton mumpung lagi istirahat kayanya tadi ada Rocco sifredi yak..?”kata Filia sambil cengar cengir bandel..

    “ha kamu tau Rocco Sifredi juga..?”tanyaku spontan agak kaget juga, ternyata wanita yang tiba-tiba kini jadi tampak menggairahkan sekali di mataku, tau nama bintang film top bokep Rocco Sifredi

    “Woo bintang kesayangan Filia tuuuh..”sahut Filia yang berdiri di belakang kursiku

    “Kamu sering nonton bokep..?”tanyaku agak heran sebab Filia setelah menjanda tinggal dg orang tuanya dan rumahnya setahuku ditinggali banyak orang

    “Iya tapi dulu waktu masih sama “begajul”itu..”sahut Filia enteng dan membuatku ketawa geli mendengar Filia menyebut mantan suaminya yang kabur sama wanita lain Suasana hening tapi tak dapat dielakkan dan disembunyikan nafas kami berdua sdh tak beraturan.

    Bahkan beberapa kali kudengar Filia menghela nafas panjang ciri khas wanita yang hendak mengendorkan syaraf birahinya yang kelewat tegang dan beberapa kali kudengar desisan lembut.

    Seperti luapan ekspresi yang kuartikan Filia sudah larut dalam aksi para bintang bokep di layar monitor Sementara keadaanku tak jauh beda.. celanaku terasa menyempit desakan batang kemaluanku di selangkangan yang mengeras sejak setengah jam yang lalu, mulai menyiksaku dalam kondisi seperti ini biasanya, aku melakukan onani di tempat.

    Tapi kali ini masak onani di depan Filia..? ampuuuunn siaal lagiii..!

    “Kamu suka Rocco Sifredi..? memang suka apanya..?”tanyaku memulai komunikasi dengan Filia yang desah napasnya makin memburu tak beraturan dan sesekali kudengar remasan tangannya seolah gemas pada busa sandaran kursi yang kududuki

    “Mmm hhh.. apanya yak..? iih mas Tommy nanyanya sok ga tau..”sahut Filia sambil mencubit pundakku entah siapa yang menuntun tanganku untuk menangkap tangan Filia yang sedang mencubit mmm Filia membiarkan tanganku menangkap tangannya

    “Kamu ga cape, berdiri terus duduk sini deh..?”kataku sambil tetap menggenggam tangan Filia, kugeser pantatku memberi tempat untuknya, tapi ternyata kursi itu terlalu kecil untuk duduk berdua, apalagi untuk ukuran pantat Filia yang memang gede

    “Pantat Filia kegedean sih mas”kata Filia sambil matanya melempar kerling aneh, yang membuat darahku berdesir hebat, akhirnya Filia menjatuhkan pantatnya di sandaran tangan.. oooww aku dihadapkan pada paha mulus yang bertumpangan muncul dari belahan samping rok mininya dan entah sejak kapan kulit putih ini menjadi begitu menggairahkan dimataku..?

    Kembali perhatian kami tercurah pada aksi seks dilayar laptop sesekali remasan gemas tangan lembutnya pada telapak tanganku terasa hangat dimana tangan kami masih saling menggenggam dan menumpang diatas paha mulus Filia.

    “Iiih Gila Filia sudah lama enggak nonton yang begini..”kata Filia mendesah pelan seolah bicara sendiri.. menggambarkan kegelisahan dan kegalauan jiwanya

    “kalo ngerasain..?”tanyaku menyahut desahannya tadi

    “Apalagi”jawabnya pendek serta lirih sambil matanya menatapku dengan tatapan jalang yang bisa kuartikan sebagai tantangan, undangan atau sebuah kepasrahan, lembut tangannya dan diikuti tubuh montoknya kini pantat montok Filia mendarat empuk di pangkuanku sedangkan tanganku melingkar di pinggangnya yang ternyata cukup ramping tak berlemak Iblis dan setan neraka bersorak sorai mengiringi pertemuan bibir kami.

    Kemudian saling mengulum dan tak lama lidah kami saling belit di rongga mulut mmm tangan Filia melingkar erat di leherku dengan gemetaran kulayani serangan panas janda cantik berumur 32 tahun ini seolah ingin memuaskan dahaga dan rindu dendamnya lewat aksi ciuman panasnya

    Cerita Sex Janda Yang Montok Tanganku memang dari dulu trampil memainkan peran jika dihadapkan dengan tubuh wanita menelusup ke balik blazer hitam yang dikenakan Filia dan terus menelusup sampai menyentuh kulit tubuhnya sentuhan pertamaku pada kulit tubuhnya membuat Filia menggeliat resah dan menggerang gemas rangkulan tangannya semakin erat di leherku sementara ciuman bibirnya juga semakin menggila mengecupi dan mengulumi bibirku tanganku mulai merambah bukit dadanya yang memang luar biasa montok, yang jelas diatas cup B sebab buah dada Tany istriku yang ber bra 36B jauh tak semontok buah dada Filia Tiba-tiba Filia meronta keras, saat tanganku meremas lembut buah dadanya yang mengeras akibat terangsang birahi tinggi.

    “Ooohh mas Tommy suudaah mas hhh.. hhh jangan mas, Filia ga mau menyakiti Tanyhh ooohh..”kalimat diantara desah nafas birahi ini tak kuhiraukan dan rontaan kerasnya tak berarti banyak buatku tanganku yang melingkar di pinggangnya tak mudah utk dilepaskannya

    “Ada apa dengan Tany..? ga akan ada yang merasa disakiti atau menyakiti selama ini jadi rahasia ayo sayang waktu kita tak banyak nikmatilah apa yang kamu ingin nikmati”bisikku lembut di sela-sela aksi bibir dan lidahku di leher jenjang berkulit bersih milik janda cantik bertubuh montok ini

    “Ampuuun mas, oooww Filia ga tahaaan hh..hh ssshhh”rengek Filia memelas yang tak mampu membendung gelegak birahi yang mendobrak hebat pertahanannya Blazer hitam yang dikenakan Filia sudah teronggok dibawah kursi putar yang kami gunakan sebagai ajang pergulatan dibalik blazer hitam

    Tubuh montok berkulit putih mulus itu hanya mengenakan penutup model kemben berbahan kaos, sehingga dari dada bagian atas sampai leher terbuka nyata bergetar syahwatku menyaksikan pemandangan ini buah dadanya yang montok dengan kulit putih bersih. mulus sekali sehingga urat-urat halus berwarna kebiruan tampak dipermukaan.

    Buah dada montok yang sedang meregang nafsu birahi itu tampak mengeras, memperlihatkan lembah yang dalam di tengahnya tampak bergerak turun naik seirama dengan nafas birahinya yang mendengus-dengus tak beraturan iihh menggemaskan sekali.. woow.. bukan main..! begitu tabir berbahan kaos warna orange itu kupelorotkan ke bawah.. muncullah keindahan yang menakjubkan dari sepasang bukit payudara yang asli montok dan sangat mengkal, hanya tertutup bra mini tanpa tali, sewarna dengan kulit mulusnya.

    “Oooohh.. maaasss..?”desahnya lirih ketika tabir terakhir penutup payudaranya meninggalkan tempatnya dan secara refleks Filia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, tapi dimataku.

    Adegan itu sangat sensual.. apalagi dengan ekspresi wajahnya yang cantik sebagian tertutup rambutnya yang agak acak-acakan matanya yang bereye shadow gelap menatapku dengan makna yang sulit ditebak.

    “Mas.. janggaaan teruskan Filia takuut Tany datanghhh hhh “bisiknya dengan suara tanpa ekspresi tapi aku sdh tak mampu mempertimbangkan segala resiko yg kemungkinan muncul lembah payudara Filia yang dalam itulah yang kini menggodaku maka kubenamkan wajahku ke dalamnya lidahku terjulur melecuti permukaan kulit halus beraroma parfum mahal kontan tubuh bahenol di pangkuanku itu menggelepar liar, spt ikan kehilangan air, ditambah amukan janggut dan kumisku yang sdh 2 hari tak tersentuh pisau cukur.

    “Ampuuuunnn maaass. iiiihhh gellliii aaahh mmmssssshhh.. ooohh”rengek dan rintihannya mengiringi geliat tubuh indah itu wooow jemari lentiknya mulai mencari-cari. dan menemukannya di selangkanganku bonggolan besar yang menggembungkan celanaku diremas-remas dengan gemas sementara aku sedang mengulum dan memainkan lidahku di puting susunya yang sudah menonjol keras berwarna coklat hangus tanganku menggerayang masuk kedalam rok mininya yg semakin terangkat naik kudapatkan selangkangan yang tertutup celana dalam putih dan kurasakan pada bagian tertentu sudah basah kuyub.

    Filia tak menolak ketika celana dalam itu kulolosi dan kulempar entah jatuh dimana Filia mengerang keras dengan mata membelalak, manakala jariku membelah bibir vaginanya yang sudah sangat basah sampai ke rambut kemaluannya yang rimbun bibir cantik yang sudah kehilangan warna lipsticknya itu gemetaran layaknya orang kedinginan terdengar derit retsluiting.

    Ternyata jemari lentik Filia membuka celanaku dan menelusup masuk kedalam celana kerjaku kulihat matanya berbinar dan mulutnya mendesis seolah gemas, ketika tangannya berhasil menggenggam batang kemaluanku sesaat kemudian batang kemaluanku sudah mengacung-acung galak di sela bukaan retsluiting celanaku dalam genggaman tangan berjari lentik milik Filia makin lebar saja mata Filia yang menatap jalang ke batang kemaluanku yang sedang dikocok-kocoknya lembut

    “Aaaah mass Tommyy mana mungkin Filia sanggup menolak yang seperti ini hhhh. ssss.sssshhh lakukan mas.. oohhh toloong bikin Filia lupa segalanya mas Filia ga tahhaan”kalimatnya mendesis bernada penuh kepasrahan, namun matanya menatapku penuh tantangan dan ajakan.

    Kurebahkan tubuh montok Filia di meja kerja Tany yang lebar setelah kusisihkan beberapa kertas file dan gelas minum yang tadi ditaruh Filia diatas meja itu. sementara laptopku masih terbuka dan adegan seks dilayar monitornya. Markas Judi Online Dominoqq

    Sementara jari tengahku tak berhenti keluar masuk di liang sanggama Filia yang sangat becek mungkin benar kata orang, cewek yang berkulit putih cenderung lebih basah liang sanggamanya seperti halnya Filia, cairan liang sanggamanya yang licin kurasakan sangatlah banyak sampai ada tetesan yang jatuh di atas meja.

    Filia sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar menyambut tubuhku yang masuk diantara kangkangan pahanya, aku berdiri menghadap pinggiran meja, dimana selangkangan Filia tergelar tubuh Filia kembali menggeliat erotis disertai erangan seraknya ketika palkonku mengoles-oles belahan vaginanya.

    Sesekali kugesek-gesekan ke clitorisnya yang membengkak keras sebesar kacang tanah yang kecil.. bukit vaginanya yang diselimuti rimbunnya rambut kemaluan yang tercukur rapi.

    “Ayoooo maasss lakukan sekaraaang Filia ga tahaaannhh..hhh “rengek Filia memelas. Bibir cantik itu menganga tak bersuara, mata bereye shadow gelap itu membelalak lebar dengan alis berkerinyit gelisah, ketika palkonku membelah bibir vaginanya dan merentang mulut liang sanggamanya kurasakan palkonku kesulitan menembus mulut liang sanggama Filia yang sudah berlendir licin.

    Tubuh Filia meregang hebat diiringi erangan keras, manakala palkonku memaksa otot liang sanggama Filia merentang lebih lebar kedua tangannya mencengkeram keras lenganku sewaktu pelan-pelan tapi pasti batang kemaluanku menggelosor memasuki liang sanggama yang terasa menggigit erat benda asing yang memasukinya baru tiga perempat masuk batang kemaluanku, palkonnya sudah menabrak mentok dasar liang sanggama sempit itu.

    Kembali tubuh montok Filia menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya. Sepasang kaki Filia membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum dengan mata berbinar aneh

    “Mas Tommy tau kenapa Filia suka Rocco Sifredi..?”bisik Filia dengan tatapan mata mesra kujawab dengan gelengan kepalaku

    “Perih-perih nikmat kaya sekarang ini Filia pingin disetubuhi Rocco Sifredi ayoo mas.. beri Filia kenikmatan yang indah”bisik Filia sambil mengerling penuh arti,

    Belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya.

    Kembali suara erangan dan rintihan Filia mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun produksi lendir pelicin vagina wanita bertubuh montok ini luar biasa banyaknya, sampai berlelehan ke meja kerja yang jadi alas tubuhnya.

    “Punya kamu sempit banget Din aku seperti menyetubuhi perawan”Bisikan mesraku tampak membuat janda beranak dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga.

    “Punya mas Tommy aja yang kegedean kaya punya Rocco Sifredi Filia suka sama yang begini gemesssiiin hhh hhhoohhh mmmaasss”belum selesai kalimat Filia, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat mata Filia kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis panjang.

    “Teeruuuss maaasss ammppuunn nikkmaaat bukan main.. oooohhh aaaaaahhh eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisik sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Filia.

    Dengan gemulai janda cantik ini memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel Luar biasa nikmat yang kurasakan di siang tengah hari bolong itu Suara berdecakan yang semakin keras di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama Filia Wajah cantik Filia semakin gelisah mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar alisnya yang runcing semakin berkerut apalagi matanya yang kadang membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata gemas

    Cerita Sex Janda Yang Montok “Oooooouuuuwww..!! mmmaaaaassssss. Diii..naa ga tahaann. mmmmmhhh!!”Kegelisahan dan keresahannya berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat didesakan ke arahku bergerak-gerak liar.

    Aku tanggap dengan situasi wanita yang dihajar nikmatnya orgasme segera kuayun batang kemaluanku menembus liang sanggama Filia sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah akibatnya tubuh Filia semakin liar menggelepar di atas meja kerja Tany kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahnya

    “Ammmpppuuunnn. oooohhh nnnggghhh. niikmmmaattnya. hhoooo.”suara Filia seperti menangis pilu Ya ammmpppuunn. kurasakan nikmat bukan main.. dinding liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku.

    Kemudian mengembang lagi enam atau tujuh kali berulang membuatku sejenak menghentikan ayunan kontolku, pada posisi di kedalaman yg paling dalam pada liang sanggama Filia Tubuh Filia tergolek lunglai nafasnya tersengal-sengal.

    Tampak dari gerakan dada montoknya yang naik turun tak beraturan wajahnya yang miring ke samping kanan tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya, sementara mata ber eyeshadow tebal itu tampak terpejam spt orang tidur rambut panjang yang dicat blondie tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya.

    Kira-kira setelah dua menit batang kemaluanku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin becek dengan gerakan lembut kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan keliang sanggama Filia Tubuh montok itu kembali menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang Filia membuka matanya yang kini tampak sayu.

    “Ssssshh mmm luar biasa.”desah Filia sambil tersenyum manis. Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya.

    Tubuhku kini menelungkupi tubuh montok Filia, Filia memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku seolah balon gas mau meletus, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling dikaitkan di belakang tubuhku

    Woooww leherku disosotnya dengan laparnya jilatan dan kecupan nakal bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku aku dibuat mengerang oleh aksinya

    “Ayo sayang, tuntaskan hasratmu Filia boleh lagi enggak?”bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal daun telingaku.

    Kurasakan pantat montok Filia bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan.. karena kuhentikan ayunan kontolku

    “Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali.. “Eeeeehhhhhhhh! sampe pingsan Filia juga mauuuuuhhhhhh!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat rojokanku yang kuat dan cepat Aku mengakui kelihaian janda 2 anak ini dalam berolah sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang sanggamanya yang becek tehnik-tehnik bercintanya memang benar-benar canggih Tany istriku wajib berguru pada Filia.

    PikirkuTapi rupanya Filia tak mampu berbuat banyak menghadapi permainanku yang galak dan liar Setelah pencapaian orgasmenya yang ke tiga Wajah Filia semakin pucat, walaupun semangat tempurnya msh besar

    “Ooooww my God ayo sayaaang Filia masih kuat”desisnya berulang-ulang sambil sesekali pantatnya menggeol liar, mencoba memberikan counter attack Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih blm ingin mengakhiri, tapi waktu yang berbicara hampir 2 jam aku dan Filia berrpacu birahi diatas meja kerja Tany.

    Aku mulai berkonsentrasi untuk pencapaian akhirku aku tak peduli erangan dan rintihan Filia yang memilukan akibat rojokanku yang menghebat

    Cerita Sex Janda Yang Montok

    Cerita Sex Janda Yang Montok

    “Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang keluarkan.. di di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg berpengalaman Filia tahu gelagat ini diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya yang gemulai kuku jarinya yang panjang menggelitiki dada bidangku dan aku mengeram panjang sebelum mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah selangkangan Filia.

    Dengan lincah Filia mengatur posisinya sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat didepan palkonku yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu Filia mengangakan mulutnya lebar-lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung palkonku.

    Hwwwoooohhh!!!!! ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga mulutnya aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah. bahkan sebelum semburan berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikoloh dan disedot habis-habisan.

    Filia duduk diatas meja sambil merapikan rambut blondienya yang kusut, sementara aku ngejoprak di kursi putar..

    “Wajah kamu alim ternyata mengerikan kalo sedang ML mas?”celetuk Filia sambil menatapku dengan pandangan gemas dengan senyum-senyum jalang.

    “Siang ini aku ketemu singa betina kelaparan”sahutku letoy.

    “Salah mas, yang bener kehausan peju mas Tommy bikin badanku terasa segarha.. ha..ha..”sambut Filia sambil ketawa ngakak

    “Waaakks mati aku mas, Tany dateng tuuuhh!”Tiba-tiba Filia loncat turun dari meja dengan wajah pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan langsung cabut keluar ruangan akupun segera melakukan tindakan yg sama waaah di atas sepatuku ada onggokan kain putih ternyata celana dalam pasti milik Filia, segera kusambar masuk ke tas laptop dan aku segera masuk ke kamar mandi yg ada di ruang kerja Tany.

    “Yaaang chayaaang. bukain doong”suara Tany sambil mengetok pintu kamar mandi

    “Hei.. bentar sayang dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar mandi. Ketika pintu kubuka Tany langsung menerobos masuk busyeet Tany menubrukku dan aku dipepetin ke wastafel aku makin gugup

    “Sssshhhh untung kamu dateng say ga tau mendadak aja, tadi dijalan Tany horny berat”tanpa basa basi lagi celanaku dibongkarnya dan setelah batang kemaluanku yang masih loyo itu di dapatnya, segera istriku ini berlutut dan melakukan oral sex.

    Meski agak lama, tapi berhasil juga kecanggihan oral sex Tany istriku membangunkan kejantananku yang baru mo istirahat tanpa membuka pakaiannya Tany langsung membelakangiku sambil menyingkap rok kerjanya sampai ke pinggang.

    Pantat Tany kalah montok dibanding Filia, namun bentuknya yang bulat, mengkal sangat seksi di mataku sesaat kemudian CD G-String dan stocking Tany sdh lolos dari tempatnya

    “C’ mon darling. hajar liang cinta Tany dari belakang”dengan suara dengus nafas penuh birahi Tany mengangkangkan kakinya sambil menunggingkan pantatnya.

    Cerita Sex Janda Yang Montok Memang istriku akhir-akhir ini sangat menyukai gaya doggie style”lebih menyengat”katanya sesaat kemudian kembali batang kemaluanku beraksi di liang sanggama wanita yang berbeda Dalam posisi doggie style.

    Tany memang lihay memainkan goyang pantatnya yang bulat secara variatif dan apalagi aku sangat suka melihat goyangan pantat seksi Tany, membuat aku semakin semangat menghajar liang sanggama Tany yang tak sebecek Filia.

    Untungnya Tany adalah type wanita yang cepat dan mudah mencapai puncak orgasme.. nggak sampai 10 menit kemudian Tany mulai mengeluarkan erangan-erangan panjang aku hafal itu tanda-tanda bahwa istriku menjelang di puncak orgasme, maka segera kurengkuh pinggangnya dan kupercepat rojokan batang kemaluanku menghajar liang sanggama Tany tanpa ampun.
    ]
    “Tommm Tommmy gilaaa aaahkk niiikkmaaatt bangeeett!!!”jeritan kecil Tany itu dibarengi dengan tubuh sintal Tany yang gemetaran hebatpantat seksinya menggeol-geol liar menimbulkan rasa nikmat luar biasa pada batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya aku tak menahan lagi semburatnya spermaku yang kedua utk hari ini.

    “Ma kasih Tommy chayaang”kata Tany sesaat kemudian sambil mendaratkan kecupan mesra dibibirku.

    Setelah membersihkan sisa-sisa persetubuhan, aku pamit untuk kembali ke kantor, sementara Tany masih berendam di bath up. Filia sudah duduk rapi di mejanya ketika aku keluar dari ruangan Tany, kudekati dia

    “Ssshh nggak takut masuk angin, bawahnya ga ditutup..?”bisikku sambil kuselipkan celana dalam putih Filia kelaci mejanya mata Filia melotot dengan mimik lucu

    “Ronde kedua niih yee..?”celetuknya nakal setelah tahu Tany tak ikut keluar dari ruangan.
    Aku melenggang memasuki mobilku, sambil memikirkan follow up ke Filia.. yang ternyata sangat menggairahkan.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Gairah Nafsu Tante dan Anaknya

    Kisah Memek Gairah Nafsu Tante dan Anaknya


    2786 views

    Duniabola99.com – Sesaat lamanya aku hanya berdiri di depan pintu gerbang sebuah rumah mewah tetapi berarsitektur gaya Jawa kuno. Hampir separuh bagian rumah di depanku itu adalah terbuat dari kayu jati tua yang super awet. Di depan terdapat sebuah pendopo kecil dengan lampu gantung kristalnya yang antik. Lantai keramik dan halaman yang luas dengan pohonpohon perindangnya yang tumbuh subur memayungi seantero lingkungannya. Aku masih ingat, di samping rumah berlantai dua itu terdapat kolam ikan Nila yang dicampur dengan ikan Tombro, Greskap, dan Mujair. Sementara ikan Geramah dipisah, begitu juga ikan Lelenya. Dibelakang sana masih dapat kucium adanya peternakan ayam kampung dan itik. Tante Yustina memang seorang arsitek kondang dan kenamaan.

    Enam tahun aku tinggal di sini selama sekolah SMU sampai D3ku, sebelum akhirnya aku lulus wisuda pada sebuah sekolah pelayaran yang mengantarku keliling dunia. Kini hampir tujuh tahun aku tidak menginjakkan kakiku di sini. Sama sekali tidak banyak perubahan pada rumah Tante Yus. Aku bayangkan pula si Vivi yang dulu masih umur lima tahun saat kutinggalkan, pasti kini sudah besar, kelas enam SD.


    Kulirik jarum jam tanganku, menunjukkan pukul 23:35 tepat. Masih sesaat tadi kudengar deru lembut taksi yang mengantarku ke desa Kebun Agung, sleman yang masih asri suasana pedesaannya ini. Suara jangkrik mengiringi langkah kakiku menuju ke pintu samping. Sejenak aku mencaricari dimana dulu Tante Yus meletakkan anak kuncinya. Tanganku segera merabaraba ventilasi udara di atas pintu samping tersebut. Dapat. Aku segera membuka pintu dan menyelinap masuk ke dalam.

    Sejenak aku melepas sepatu ket dan kaos kakinya. Hmm, baunya harum juga. Hanya remangremang ruangan samping yang ada. Sepi. Aku terus saja melangkah ke lantai dua, yang merupakan letak kamarkamar tidur keluarga. Aku dalam hati terusmenerus mengagumi figur Tante Yus. Walau hidup menjada, sebagai single parents, toh dia mampu mengurusi rumah besar karyanya sendiri ini. Lama sekali kupandangi foto Tante Yus dan Vivi yang di belakangnya aku berdiri dengan lugunya. Aku hanya tersenyum.

    Kuperhatikan celah di bawah pintu kamar Vivi sudah gelap. Aku terus melangkah ke kamar sebelahnya. Kamar tidur Tante Yus yang jelas sekali lampunya masih menyala terang. Rupanya pintunya tidak terkunci. Kubuka perlahan dan hatihati. Aku hanya melongo heran. Kamar ini kosong melompong. Aku hanya mendesah panjang. Mungkin Tante Yus ada di ruang kerjanya yang ada di sebelah kamarnya ini. Sebentar aku menaruh tas ransel parasit dan melepas jaket kulitku. Berikutnya kaos oblong Jogja serta celana jeans biruku. Kuperhatikan tubuhku yang hitam ini kian berkulit gelap dan hitam saja. Tetapi untungnya, di tempat kerjaku pada sebuah kapal pesiar itu terdapat sarana olah raga yang komplit, sehingga aku kian tumbuh kekar dan sehat.

    Tidak perduli dengan kulitku yang legam hitam dengan rambutrambut bulu yang tumbuh lebat di sekujur kedua lengan tangan dan kakiku serta dadaku yang membidang sampai ke bawahnya, mengelilingi pusar dan terus ke bawah tentunya. Air. Ya aku hanya ingin merasakan siraman air shower dari kamar mandi Tante Yus yang bisa hangat dan dingin itu.
    Aku hendak melepas cawat hitamku saat kudengar sapaan yang sangat kukenal itu dari belakangku, Andrew..? Kaukah itu..?


    Aku segera memutar tubuhku. Aku sedikit terkejut melihat penampilan Tante Yus yang agak berbeda. Dia berdiri termangu hanya mengenakan kemeja lengan panjang dan longgar warna putih tipis tersebut dengan dua kancing baju bagian atasnya yang terlepas. Sehingga aku dapat melihat belahan buah dadanya yang kuakui memang memiliki ukuran sangat besar sekali dan sangat kencang, serta kenyal. Aku yakin, Tante Yus tidak memakai BH, jelas dari bayangan dua bulatan hitam yang samarsamar terlihat di ujung kedua buah dadanya itu. Rambutnya masih lebat dipotong sebatang bahunya. Kulit kuning langsat dan bersih sekali dengan warna cat kukunya yang merah muda.

    Ngg.., selamat malam Tante Yus maaf, keponakanmu ini datang dan untuk berlibur di sini tanpa ngebel dulu. Maaf pula, kalau tujuh tahun lamanya ini tidak pernah datang kemari. Hanya lewat surat, telpon, kartu pos, email.., sekali lagi, saya minta maaf Tante. Saya sangat merindukan Tante..! ucapku sambil kubiarkan Tante Yus mendekatiku dengan wajah haru dan senangnya.
    Ouh Andrew ouh..! bisik Tante Yus sambil menubrukku dan memelukku eraterat sambil membenamkan wajahnya pada dadaku yang membidang kasar oleh rambut.
    Aku sejenak hanya membalas pelukannya dengan kencang pula, sehingga dapat kurasakan desakan putingputing dua buah dadanya Tante Yus.

    Kau pikir hanya kamu ya, yang kangen berat sama Tante, hmm..? Tantemu ini melebihi kangennya kamu padaku. Ngerti nggak..? Gila kamu Andrew..! imbuhnya sambil memandangi wajahku sangat dekat sekali dengan kedua tangannya yang tetap melingkarkan pada leherku, sambil kemudian memperhatikan kondisi tubuhku yang hanya bercawat ini.
    Tante Yustina tersenyum mesra sekali. Aku hanya menghapus air matanya. Ah Tante Yus
    Ya, untuk itulah aku minta maaf pada Tante
    Tentu saja, kumaafkan.. sahutnya sambil menghela nafasnya tanpa berkedip tetap memandangiku, Kamu tambah gagah dan ganteng Andrew. Pasti di kapal, banyak crew wanita yang bule itu jatuh cinta padamu. Siapa pacarmu, hmm..?
    Belum punya Tan. Aku masih nabung untuk membina rumah tangga dengan seorang, entah siapa nanti. Untuk itu, aku mau minta Tante bikinkan aku desain rumah
    Bayarannya..? tanya Tante Yus cepat sambil menyambar mulutku dengan bibir tipis Tante Yus yang merah.


    Aku terkejut, tetapi dalam hati senang juga. Bahkan tidak kutolak Tante Yus untuk memelukku terus menerus seperti ini. Tapi sialnya, batang kemaluanku mulai merinding geli untuk bangkit berdiri. Padahal di tempat itu, perut Tante Yus menekanku. Tentu dia dapat merasakan perubahan kejadiannya.

    Aku ngg
    Ahh, kamu Andrew. Tante sangat kangen padamu, hmm ouh Andrew hmm..! sahut Tante Yus sambil menerkam mulutku dengan bibirnya.
    Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut Tante Yus yang kian binal melumatlumat mulutku, mendasakdesaknya ke dalam dengan buas. Sementara jemari kedua tangannya menggerayangi seluruh bagian kulit tubuhku, terutama pada bagian punggung, dada, dan selangkanganku. Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang. Kini aku berani membalas ciuman buas Tante Yus. Nampaknya Tante Yus tidak mau mengalah, dia bahkan tambah liar lagi. Kini mulut Tante Yus merayap turun ke bawah, menyusuri leherku dan dadaku. Beberapa cupangan yang meninggalkan warna merah menghiasi pada leher dan dadaku. Kini dengan liar Tante Yus menarik cawatku ke bawah setelah jongkok persis di depan selangkanganku yang sedikit terbuka itu. Tentu saja, batang kemaluanku yang sebenarnya telah meregang berdiri tegak itu langsung memukul wajahnya yang cantik jelita.

    Ouh, gila benar. Tititmu sangat besar dan kekar, An. Ouh hmmm..! seru bergairah Tante Yus sambil memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, dan mulailah dia mengulumngulum, yang seringkali dibarengi dengan mennyedot kuat dan ganas.
    Sementara tangan kanannya mengocokngocok batang kejantananku, sedang jemari tangan kirinya meremasremas buah kemaluanku. Aku hanya mengerangngerang merasakan sensasi yang nikmat tiada taranya. Bagaimana tidak, batang kemaluanku secara diamdiam di tempat kerjaku sana, kulatih sedemikian rupa, sehingga menjadi tumbuh besar dan panjang. Terakhir kuukur, batang kejantanan ini memiliki panjang 25 sentimeter dengan garis lingkarnya yang hampir 20 senti. Rambut kemaluan sengaja kurapikan.

    Tante Yus terus menerus masih aktif mengocokngocok batang kemaluanku. Remasan pada buah kemaluanku membuatku merintihrintih kesakitan, tetapi nikmat sekali. Bahkan dengan gilanya Tante Yus kadangkala memukulmukulkan batang kemaluanku ini ke seluruh permukaan wajahnya. Aku sendiri langsung tidak mampu menahan lebih lama puncak gairahku. Dengan memegangi kepala Tante Yus, aku menikamnikamkan batang kejantananku pada mulut Tante Yus. Tidak karuan lagi, Tante Yus jadi tersendaksendak ingin muntah atau batuk. Air matanya malah telah menetes, karena batang kejantananku mampu mengocok sampai ke tenggorokannya.

    Pada satu kesempatan, aku berhasil mencopot kemejanya. Aku sangat terkejut saat melihat ukuran buah dadanya. Luar biasa besarnya. Keringat benarbenar telah membasahi kedua tubuh kami yang sudah tidak berpakaian lagi ini. Dengan ganas, kedua tangan Tante Yus kini mengocokngocok batang kemaluanku dengan genggamannya yang sangat erat sekali. Tetapi karena sudah ada lumuran air ludah Tante Yus, kini jadi licin dan mempercepat proses ejakulasiku.
    Crooot cret.. croot creeet..! menyemprot air maniku pada mulut Tante Yus.
    Saat spremaku muncrat, Tante Yus dengan lahap memasukkan batang kemaluanku kembali ke dalam mulutnya sambil mengurutngurutnya, sehingga sisasisa air maniku keluar semua dan ditelan habis oleh Tante Yus.


    Ouhh ouh.. auh Tante ouh..! gumamku merasakan gairahku yang indah ini dikerjai oleh Tante Yus.
    Hmmm Andrew ouh, banyak sekali air maninya. Hmmm.., lezaat sekali. Lezat. Ouh hmmm..! bisik Tante Yus menjilati seluruh bagian batang kemaluanku dan sisasisa air maninya.
    Sejenak aku hanya mengolah nafasku, sementara Tante Yus masih mengocokngocok dan menjilatinya.
    Ayo, Andrew kemarilah Sayang.., kemarilah Baby..! pintanya sambil berbaring telentang dan membuka kedua belah pahanya lebarlebar.

    Aku tanpa membuang waktu lagi, terus menyerudukkan mulutku pada celah vagina Tante Yus yang merekah ingin kuterkam itu. Benarbenat lezat. Vagina Tante Yus mulai kulumatlumat tanpa karuan lagi, sedangkan lidahku menjilatjilat deras seluruh bagiang liang vaginanya yang dalam. Berulang kali aku temukan kelentitnya lewat lidahku yang kasar. Rambut kemaluan Tante Yus memang lebat dan rindang. Cupangan merah pun kucap pada seluruh bagian daging vagina Tante Yus yang menggairahkan ini. Tante Yus hanya menggerinjalgerinjal kegelian dan sangat senang sekali nampaknya. Kulirik tadi, Tante Yus terusmenerus melakukan remasan pada buah dadanya sendiri sambil sesekali memelintir putingputingnya. Berulang kali mulutnya mendesahdesah dan menjerit kecil saat mulutku menciumi mulut vaginanya dan meneriknarik daging kelentitnya.

    Ouh Andrew lakukan sesukamu.. ouh.., lakukan, please..! pintanya mengerangerang deras.
    Selang sepuluh menit kemuadian, aku kini merayap lembut menuju perutnya, dan terus merapat di seluruh bagian buah dadanya. Dengan ganas aku menyedotnyedot puting payudaranya. Tetapi air susunya sama sekali tidak keluar, hanya putingputing itu yang kini mengeras dan memanjang membengkak total. Di buah dadanya ini pula aku melukiskan cupanganku banyak sekali. Berulang kali jemariku memilinmilin gemas putingputing susu Tante Yus secara bergantian, kiri kanan. Aku kini tidak tahan lagi untuk menyetubuhi Tanteku. Dengan bergegas, aku membimbing masuk batang kemaluanku pada liang vaginanya.

    Ooouhkk.. yeaaah ayoo.. ayooo genjot Andrew..! teriak Tante Yus saat merasakan batang kejantananku mulai menikamnikam liar mulut vaginanya.
    Sambil menopang tubuhku yang berpegangan pada buah dadanya, aku semakin meningkatkan irama keluar masuk batang kemaluanku pada vagina Tante Yus. Wanita itu hanya berpegangan pada kedua tanganku yang sambil meremasremas kedua buah dadanya.
    Blesep sleeep blesep..! suara senggama yang sangat indah mengiringi dengan alunan lembut.
    Selang dua puluh menit puncak klimaks itu kucapai dengan sempurna, Creeet croot creeet..!
    Ouuuhhhkk.. aooouhkk aaahhk.., seru Tante Yus menggelepargelepar lunglai.
    Tante ouhhh..! gumamku merasakan keletihanku yang sangat terasa di seluruh bagian tubuhku.
    Dengan batang kemaluan yang masih tetap menancap erat pada vagiana Tante Yus, kami jatuh tertidur. Tante Yus berada di atasku.


    Karena kelelahanku yang sangat menguasai seluruh jaringan tubuhku, aku benarbenar mampu tertidur dengan pulas dan tenang. Entah sudah berapa lama aku tertidur pulas, yang jelas saat kubangun udara dingin segera menyergapku. Sial. Aku sadar, ini di desa dekat Merapi, tentu saja dingin. Tidak berapa lama jam dinding berdentang lima sampai enam kali. Jam enam pagi..! Dengan agak malas aku beranjak berdiri, tetapi tidak kulihat Tante Yus ada di kamar ini. Sepi dan kosong. Dimana dia..? Aku terus mencoba ingin tahu. Dalam keadaan bugil ini, aku melangkah mendekati meja lampu. Secarik kertas kutemukan dengan tulisan dari tangan Tante Yustina.

    Andrew sayang, Tante kudu buruburu ke Jakarta pagi ini. Udah dijemput. Ada pameran di sana. Tolong jaga rumah dan Vivi. Ttd, Yustina.

    Aku menghela nafas dalamdalam. Gila, setelah menikmati diriku, dia minggat. Tetapi tidak apaapa, aku dapat beristirahat total di sini, ditemani Vivi. Eh, tapi dimana dia..? Aku segera mengambil selembar handuk putih kecil yang segera kulilitkan pada tubuh bawahku. Tanpa membuang waktu lagi aku segera menyusuri rumah, dari ruang ke ruang dari kamar ke kamar. Tetapi sosok bocah SD itu tidak kelihatan sama sekali. Aku hampir putus asa, tetapi mendadak aku mendengar suara gemericik air pancuran dari kamar mandi ruang tamu di depan sana. Vivi. Ya itu pasti dia. Aku segera memburu.

    Kubuka pintu kamar tamu yang luas dan asri ini. Benar. Kulihat pintu kamar mandinya tidak ditutup, ada bayangan orang di situ yang sedang mandi sambil bernyanyi melagukan Westlife. Edan, anak SD nyanyinya begitu. Aku hanya tersenyum saja. Perlahan aku mendekati gawang pintu. Aku seketika hanya menelan ludahku sendiri. Vivi berdiri membelakangiku masih asyik bergoyanggoyang sambil menggosok seluruh tubuhnya yang telanjang bulat itu dengan sabun. Rambut panjangnya tumbuh lurus dan hitam sebatas pinggang. Berkulit kuning langsat dan nampaknya halus sekali. Kusadari dia telah tumbuh lebih dewasa.

    Air shower masih menyiraminya dengan hangat. Pantatnya sungguh indah bergerakgerak penuh gairah. Hanya aku belum lihat buah dadanya. Tanpa kuduga, Vivi membalikkan badannya. Aku yang melamun, seketika terkejut bukan main, takut dan khawatir membuatnya kaget lalu marah besar. Ternyata tidak.


    Mas..? Mas Andrew..? bertanya Vivi tidak percaya dengan wajah senang bercampur kaget.
    Aku hanya menghela nafas lega. Dapat kuperhatikan kini, buah dadanya Vivi telah tumbuh cukup besar. Putingputingnya hitam memerah kelam dan tampak menonjol indah. Kirakira buah dadanya ya, sekitar seperti tutup gelas itu. Seperti belum tumbuh, tetapi kok terlihat sudah memiliki daging menonjolnya. Sedangkan rambut kemaluannya sama sekali belum tumbuh. Masih bersih licin.

    Hai vivi, apa kabarnya..? tanyaku mendekat.
    Vivi hanya tersenyum, Masih ingat ketika kita renang bersama di rumahku dulu..? Kita berdua kan..? Hmm..? sambungku meraih bahunya.
    Air terus menyirami tubuhnya, dan kini juga tubuhku. Vivi mengangguk ingat.
    Ya. Ngg.., bagaimana kalau kita mandi bareng lagi Mas. Vivi kangen mas andrew.. ouh..! ujarnya memeluk pinggangku.
    Aku mengangkut tubuhnya yang setinggi dadaku ini dengan erat.
    Tentu saja, yuk..!

    Aku menurunkan Vivi.
    Kapan Mas datangnya..?
    Tadi malam. Vivi lagi tidur ya..?
    Hm.. Mh..!
    Aku melepas handukku yang kini basah. Saat kulepas handukku, Vivi tampak kaget melihat rambut kemaluanku yang tumbuh rapih. Segera saja tangannya menjamah buah kemaluan dan bantang kejantananku.
    Ouh.., Mas sudah punya rambut lebat ya. Vivi belum Mas.., ujarnya sambil memperhatikan vaginanya yang kecil.
    Tentu saja aku jadi geli, batang kemaluanku dirabaraba dan ditimangtimang jemari tangan mungil Vivi yang nakal ini.

    Itu karena Vivi masih kecil. Nanti pasti juga memiliki rambut kemaluan. Hmm..? ucapku sambil membelai wajahnya yang manis sekali.
    Vivi hanya tersipu. Sialnya, aku kini jadi kian geli saat Vivi menariknarik batang kejantananku dengan candanya.
    Ihhh.., kenyal sekali ouh.., seperti belalai ya Mas..!
    Aku jadi terangsang. Gila.
    Belalai ini bisa akan jadi tumbuh besar dan panjang lho. Vivi mau lihat..?
    Iya Mas.., gimana tuh..?
    Vivi mesti mengulum, menghisaphisap dan menyedotnya dengan kuat sekali batang zakar ini. Gimana..? Enak kok..! kataku merayu dengan hati yang berdebardebar kencang.
    Vivi sejenak berpikir, lalu tanpa menoleh ke arahku lagi, dia memasukkan ujung batang kejantananku ke dalam mulutnya. Wow..! Gadis kecil ini langsung melakukan perintahku, lebihlebih aku mengarahkan juga untuk mengocokngocok batang kemaluanku ini, Vivi menurut saja, dia malah kegirangan senang sekali. Dianggapnya batang ku adalah barang mainan baginya.

    Iya Mas. Tambah besar sekali dan panjang..! serunya kembali melumatlumatkan batang kejantananku dan mengocok keras batangnya.
    Sekarang Vivi kuajari lagi untuk meremas buah kemaluanku. Aku membayangkan semua itu bahwa Tante Yus yang melakukan. Indah sekali sensasinya. Tetapi nyatanya aku tengah dipompa nafsu seksku dari bocah cilik ini. Edan, sepupuku lagi. Tetapi apa boleh buat. Aku lagi kebelet sekali kini. Yang ada hanyalah Vivi yang lugu dan bodoh tetapi mengasyikan sekali. Batang kejantananku kini benarbenar telah tumbuh sempurna keras dan panjangnya. Vivi kian senang. Aku kian tidak tahan.

    Teruskan Vi, teruskan ya.., ya lebih keras dan kenceng lakukanlah Sayang..! perintahku sambil mengerangerang.
    Setelah hampir lima belas menit kemudian, air maniku muncrat tepat di dalam mulut Vivi yang tengah menghisap batang kemaluanku.
    Creeet crooot.. creet.. cret..!
    Hup.. mhhhp..! teriak kaget Vivi mau melepaskan batang kemaluanku.
    Tetapi secepat itu pula dia kutahan untuk tetap memasukkan batang kemaluanku di dalam mulutnya.

    Telan semua spermanya Vi. Itu namanya sperma. Enak sekali kok, bergizi tinggi. Telan semuanya, ya.. yaaa begitu terus bersihkan sisasisanya dari batangnya Mas..! perintahku yang dituruti dengan sedikit enggan.
    Tetapi lama kelamaan Vivi tampak keasyikan mencaricari sisa air maniku.
    Enak sekali Mas. Tapi kental dan baunya, hmm.., seperti air tajin saat Mama nanak nasi..! Enak pokoknya..! Lagi dong Mas, keluarkan spermanya..!
    Gila. Gila betul. Aku masih mencoba mengatur jalannya nafasku, Vivi minta spermaku lagi..? Edan anak ini.

    Baik, tapi kini Vivi ikuti perintahku ya..! Nanti tambah asyik, tapi sakit. Gimana..?
    Kalau enak dan asyik, mauh. Nggak papa sakit dikit. Tapi spermanya ada lagi khan..?
    Aku mengangguk. Vivi mulai kubaringkan sambil kubuka kedua belahan pahanya yang mulus itu untuk melingkari di pinggangku. Vivi memperhatikan saja. Air dari shower masih mengucuri kami dengan dingin setelah tadi sempat kuganti ke arah cool.
    Auuuh, aduh.. Mas..! teriak vivi kaget saat aku memasukkan batang kejantananku ke dalam liang vaginanya yang jelasjelas sangat sempit itu.

    Tetapi aku tidak perduli lagi. Kukocok vagina Vivi dengan deras dan kencang sambil kuremasremas buah dadanya yang kecil, serta menariknarik putingputing buah dadanya dengan gemas sekali. Vivi semakin menjeritjerit kesakitan dan tubuhnya semakin menggerinjalgerinjal hebat.
    Sakiiit.. auuuh Mas.., Mas hentikan saja sakiiit, perih sekali Mas, periiihhh ouuuh akkkh aouuuhkkk..! menjeritjerit mulut manisnya itu yang segera saja kuredam dengan melumatlumat mulutnya.

    Blesep.. blesep slebb..! suara persetubuhkan kami kian indah dengan siraman shower di atas kami.
    Aku semakin edan dan garang. Gerakan tubuhku semakin kencang dan cepat. Dapat kurasakan gesekan batang kemaluanku yang berukuran raksasa ini mengocok liang vaginan Vivi yang super rapat sempitnya. Dari posisi ini, aku ganti dengan posisi Vivi yang menungging, aku menyodok vaginanya dari belakang. Lalu ke posisi dia kupangku, sedangkan aku yang bergerak mengguncangkan tubuhnya naik, lalu kuterima dengan menikam ke atas menyambut vaginanya yang melelehkan darah.

    Tidak Masss ouh sakit.. uhhk huuuk ouhhh sakiiit..! tangisnya sejadijadinya.
    Tetapi aku tidak perduli, sepuluh posisi kucobakan pada tubuh bugil mungil Vivi. Bahkan Vivi nyaris pingsan. Tetapi disaat gadis itu hendak pingsan, puncak ejakulasiku datang.
    Creeet crooot.. sreeet crreeet..! muncratnya air mani yang memenuhi liang vaginanya Vivi bercampur dengan darahnya.
    Vivi jatuh pingsan. Aku hanya mengatur nafasku saja yang tidak karuan. Lemas. Vivi pingsan saat aku memasangkan kembali batang kemaluanku ke posisi dia, kugendong di depan dengan dadanya merapat pada dadaku. Pelanpelan kujatuh menggelosor ke bawah dengan batang kemaluanku yang masih menancap erat di vaginanya.

    Itulah pengalamanku dengan Tante Yus dan putrinya Vivi yang keduanya memang binal itu. Teriring salam untuk Vivi.

  • Kisah Memek Kepergok sedang ngentot dengan tanteku

    Kisah Memek Kepergok sedang ngentot dengan tanteku


    2784 views

    Duniabola99.com – Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah kebetulan. Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 16 tahun.


     

    Aku mempunyai seorang tante bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun. Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali.

    Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 165 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita.

    Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja.

    Kadang-kadang kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lia. Sesampai di rumahnya, tante Lia baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah.

    Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap. “Belum tante”, jawabku.

    “Oh ya tante, Rio boleh paknya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali.

     

    Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku.

    “Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar” jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante kesepian dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur. Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi.

    Malah Tante Lia sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku. “Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan, lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan diri.

    Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante kesepian Lia pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku.

    “Ah masa sih?” tanyanya. “Iya ben tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku.. “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan” katanya. “Ah tante kesepian bisa aja..

    Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku. “Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.

     

    “Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku. “Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”.

    Tanganku digenggam tante kesepian Lia, kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba mencium tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”.

    “Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”, sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.

    Lalu sekilas kulihat tangan Tante kesepian Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan. “Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante kesepian Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu.

    Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja.

    Tante Lia semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh..

    Tante udah keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”.


    Tangan tante Lia segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan.

    “Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu tante kesepian Lia mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku.

    Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante kesepian Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya.

    Selang beberapa menit setelah tante kesepian melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku. “Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah..

    Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante kesepian Lia lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan tanggung-tanggung masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.

    Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante kesepian Lia sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.

    Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi.

    “Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr.. Aahh” Tubuh tante kesepian Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya. “Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan..


    Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh.. Sshh”

    “Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Rio mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.

    “Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante kesepian Lia untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante kesepian Lia menbelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya.

    Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante kesepian Lia pun pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana.

    Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku lagi.

  • Kisah Memek Mengintip papa mama yang sedang menonton BF

    Kisah Memek Mengintip papa mama yang sedang menonton BF


    2777 views

    Duniabola99.com – Kejadian ini berawal pada suatu malam ketika aku terbangun karena merasakan ingin buang air kecil. Akupun bangun untuk kekamar mandi. Karena sudah terbangun aku jadi sulit untuk memejamkan mataku kembali yang memang sudah menjadi kebiasaanku apalagi jam di dinding kamarku waktu itu telah menunjukkan pukul 01.57 dini hari.


    Sambil terus berusaha memejamkan mata agar dapat tidur kembali pikiranku mulai menerawang kemana-mana sambil memandang langit-langit kamar.Tetapi usaha itu kurang berhasil ditambah lagi pikiranku sudah mulai menghayalkan perbuatan-perbuatan sex yang pernah aku dapatkan dari Ana ataupun Tari.

    “Sst.. ah.. ahh..”, aku mulai berdesis sambil mengelus-elus penisku yang mulai ereksi.

    Tetapi perbuatanku itu aku lakukan secara perlahan karena takut kedua adikku terbangun yang memang sekamar denganku. Kamarku itu memang kami tempati bertiga, aku berada seranjang dengan adikku yang nomor tiga namanya Sony.

    Tetapi dia berada dibawahku karena kami berdua mengenakan ranjang bertingkat dua sedangkan satu ranjang lagi berada kira-kira satu meter disamping ranjang kami yang ditempati oleh adikku yang nomor dua bernama Rony, Umur mereka juga hanya beda-beda setahun dari umurku. Sambil terus berkhayal aku terus mengelus kepala penisku yang sudah mulai licin oleh air bening yang keluar dari senjataku itu.

    “Ouh.. ah.. ah..”, desisku pelan.

    Namun terdengar seperti ada desahan lain selain desahanku sendiri yang kadang-kadang desahan itu tiba-tiba menghilang.

    “Oh.. ya.. yes..”, terdengar desahan-desahan itu secara samar-samar.

    Akupun memasang telingaku untuk memastikan bahwa suara itu bukan suaraku, akupun diam sejenak dan ternyata benar kini aku tidak bersuara tetapi desahan itu tetap terdengar. Lalu aku bangun dan duduk untuk mencari dari mana asal suara itu. Sambil memasang kembali telingaku dengan sangat cermat. Kupandang setiap sudut ruangan kamarku dan pandanganku berhenti dipintu plafon kamarku dan sepertinya suara itu berasal dari situ.


    Di kamarku memang ada semacam pintu untuk naik dan turun bila kita ingin naik ke atas plafon. Tempat tidurku memang berada dekat sekali dari pintu plafon itu karena ranjangku berada ditingkat yang kedua. Maka dengan mudah sekali aku membuka pintu plafon itu namun tetap dengan sangat perlahan karena takut menimbulkan suara yang dapat membangunkan kedua adikku.

    “Yeah.. oh.. oh.. fuck me.. yes..”, suara itu semakin terdengar jelas ketika aku membuka pintu plafon dan suara itu sepertinya suara yang keluar dari sebuah TV.

    Dugaanku langsung mengatakan bahwa suara itu berasal dari kamar Papa dan Mamaku sebab hanya di kamar itu yang mempunyai televisi selain televisi yang ada diruang tengah rumahku. Karena didorong rasa ingin tahu apa yang sedang ditonton oleh kedua orang tuaku, akhirnya aku nekad naik keatas plafon itu. Walaupun sebenarnya aku sudah tahu bahwa mereka sedang memutar Film Blue atau BF, itu bisa aku pastikan dengan suara-suara desahan yang keluar dari televisi didalam kamar mereka.

    Ketika aku sudah berada diatas aku belum bisa langsung menuju ke atas plafon kamar Papa dan Mamaku sebab mataku harus beradaptasi dari terang ke gelap. Setelah aku sudah dapat melihat akupun merangkak menuju kearah kamar kedua orang tuaku dengan sangat hati-hati sekali agar tidak menimbulkan suara sedikitpun apalagi suara yang bisa membangunkan seisi rumah.

    “Fuck me.. oh.. yes.. yes..”, suara dari televisi itu semakin terdengar jelas, rupanya aku telah berada di atas kamar kedua orang tuaku.

    “Jangan sekarang dong Mam.. habiskan dulu filmnya”, terdengar suara Papaku dengan sedikit berbisik, namun karena aku memang kini berada tepat diatas kamar mereka maka walaupun Mamaku berbisik aku bisa mendengarnya dengan jelas bahkan suara napas mereka yang memburu kadang terdengar di telingaku dari atas plafon itu.


    “Sst.. oh.., ayolah Pap..”, kini suara Mamaku yang terdengar olehku dengan nada manja dan setengah merengek seperti memohon sesuatu dari Papaku.

    “Sudah banjir ya Mam.., rasanya jari Papa basah semua nih..”, seru Papaku.

    “He.. eh.. oh.. sst..”, hanya itu yang terdengar dari mulut Mamaku menjawab pertanyaan Papaku tadi.

    Birahiku mulai bangkit menghayal dan membayangkan apa yang dimaksud dari pembicaraan Papa dan Mamaku ditambah lagi desahan-deshan kecil yang keluar dari mulut Mamaku bercampur dengan desahan-desahan yang keluar dari film yang mereka tonton. Kontolku sudah tegang tidak bisa ditahan lagi oleh celana karet yang aku pakai sehingga celana itu membentuk bukit kecil oleh desakan kontolku dari dalam.

    Karena merasa kurang puas dengan mengahayalkan saja, aku nekad membuat celah kecil diatas plafon itu agar bisa melihat ke dalam kamar Papa dan Mamaku. Dengan berbagai upaya dan sangat hati-hati sekali akhirnya aku berhasil, sayang sekali celah itu hanya terfokus pada satu arah saja. Kebetulan yang terlihat hanya layar televisi dan ujung tempat tidur Papa dan Mamaku sehingga kedua ujung kaki mereka dapat kulihat juga mulai dari betis kebawah.

    Akupun ikut melihat adegan-adegan dari film itu melalui celah yang kubuat sambil sekali-sekali melihat juga kaki Papa dan Mamaku yang saling tumpang tindih. Napasku semakin tidak beraturan ikut menyaksikan adegan-adegan di layar televisi itu ditambah lagi desahan-desahan dari dalam kamar itu, baik itu yang berasal dari mulut kedua orang tuaku maupun dari pemeran film yang sedang kami tonton.

    Kontolku semakin tegang, akhirnya tanganku satu megeluarkan kontolku dari dalam celana, sementara yang satunya tetap menjaga celah itu tetap terbuka agar aku tetap bisa melihat kejadian dibawah sana. Kuelus-elus kontolku itu dengan perlahan merasakan kenikmatannya sambil terus menyaksikan dan mendengarkan adegan-adegan dari dalam kamar Papa dan Mamaku itu.


    “Sst.. ohh.. ah..”, desisku pelan sambil memejamkan mataku membayangkan seandainya aku juga sedang berada didalam kamar itu menyaksikan Papa dan Mamaku sedang bersetubuh.

    “Ouh.. ah.., sedot Pap.., ya.. begitu, sst..”, tiba-tiba suara Mamaku terdengar dengan nada menggairahkan sekali.

    Akupun segera coba melihat apa yang mereka lakukan namun hanya setengah dari punggung Papaku saja yang dapat aku lihat dengan posisi setengah membungkuk.Dengan sedikit berfantasi aku sudah dapat menerka Papaku sedang menghisap payudara Mamaku.

    “Oh.. ahh.., lidahmu putar disitu Pap, ya.. oh.. terus.. ah.. enaknya”, terdengar lagi desahan nikmat dari mulut Mamaku sambil aku terus berfantasi gerakan apa yang mereka lakukan karena aku tidak bisa melihat mereka berdua secara langsung dan utuh.

    Kocokan pada penisku yang tadi pelan kini bertambah cepat mendengarkan desahan-desahan itu. Kini aku sudah tidak perduli lagi dengan lubang kecil itu untuk dapat melihat kebawah sana karena yang berperan sekarang adalah fantasiku dan desahan-desahan Mamaku yang semakin sering terdengar mengalahkan suara dari televisi dikamar mereka bahkan perkiraanku mereka sudah tidak nonton lagi tetapi sudah sibuk untuk mempraktekkan juga apa yang mereka nonton.

    Tak lama kemudian suara televisi terdengar seperti dipelankan, segera aku buka sedikit celah didepanku untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di bawah. Ternyata Mamaku yang hanya bercelana dalam sedang mengecilkan suara televisi itu.


    Kerongkonganku langsung kering ketika kulihat tubuh Mamaku yang putih dengan payudara membusung indah serta putingnya yang mekar akibat permainan mulut Papaku. Tanganku seketika itu berhenti mengocok kontolku namun aku justru meremas kuat batang kontolku sambil menelan ludahku beberapa kali untuk membasahi kerongkonganku yang kering itu.

    Setelah mengecilkan suara televisi aku melihat Mamaku kembali naik keatas ranjangnya namun berhenti di antara kedua kaki Papaku. Kini hanya punggung Mamaku yang dapat aku lihat dengan posisi setengah membungkuk dan payudaranya sedikit menggantung dan berayun-ayun kecil bila terlihat dari samping.

    “Ah.. oh.. uh..”, tiba-tiba Papaku mendesis nikmat.
    “Enak ya Pap?”, suara Mamaku dengan nada bertanya kepada Papaku.
    “Enak.. oh.. Mam”, jawab Papaku.
    “Ya.. oh.. sedot Mam, oh.. begitu..ah..”

    Akupun melepaskan kembali pegangan untuk membuka celah itu dan tidak memperdulikannya.Karena kini aku kembali pada fantasiku untuk membayangkan posisi yang dilakukan oleh Papa dan Mamaku sambil tanganku megelus lembut kontolku dari kepala sampai pangkalnya yang sudah licin oleh air kenikmatanku yang berwarna bening.

    “Berhenti Mam, bisa-bisa aku keluar sekarang”, terdengar kembali suara Papaku.

    “Masukkin sekarang ya Pap..?”, kini suara Mamaku yang terdengar.

    Karena ingin tahu lagi apa yang mereka akan lakukan akupun membuka celah itu kembali dengan tanganku yang satu sementara tanganku yang satunya tetap megelus pelan kontolku yang sudah licin. Akupun melihat ujung kaki Papaku sudah berada ditengah-tengah kaki Mamaku yang terbuka lebar.

    “Agh.. oh.. sstt.., enak Mam”, terdengar suara Papaku.

    “Enak Pap, oh.. goyang Pap, ah..”, kini suara Mamaku yang terdengar, begitu terus suara mereka saling bersahut sahutan sambil terus bekerja keras mendapatkan puncak kenikmatan.


    Aku yang mendengar desahan-desahan mereka berdua semakin mengaktifkan tanganku yang tadinya hanya mengelus-elus kontolku kini mengocoknya dengan penuh perasaan sambil terus berfantasi tentang gerakan-gerakan yang dilakukan oleh Papa dan Mamaku.

    “Punyamu licin sekali Mam, oh.. oh..”, terdengar suara Papaku dengan sangat bergairah.

    “Putar dong Pap, ayo.. oh.. ah..”, terdengar suara Mamaku.

    “Angkat sedikit dong Mam, sst.. aku mau putar nich.. oh..”, terus terdengar suara mereka saling memberikan semangat untuk mencapai kemenangan.

    Merasakan aktivitas sex mereka semakin meningkat seiring itu pula kontolku kukocok dengan penuh gairah.

    “Ah.. ah.. oh”, akupun mendesis pelan menikmati permainan soloku.

    “Auh.. ya..”, aku terus mendesis membangkitkan sendiri gairahku agar air sperma yang terasa sudah terkumpul di batang kemaluanku dapat aku keluarkan.

    “Ya.. tekan Pap, Mama sudah terasa nih.. oh.. ahh”, seiring dengan erangan keras yang keluar dari mulut Mamaku akupun mencapai puncak kenikmatanku.

    “Crot.. crot.. crot..”, air kenikmatanku melompat-lompat keluar sampai lima kali dan berhamburan di atas plafon media masturbasi-ku itu.

    “Ah.. oh.. nikmat.. Mam..”, tanpa kusadari aku mengeluarkan kata-kata itu karena memang dari tadi aku juga sedang berfantasi ikut bermain dengan Mamaku.

    Sambil duduk untuk memulihkan kembali stamina yang sudah terkuras setelah mendapatkan kenikmatanku sendiri aku terus mendengarkan suara dari dalam kamar Papa dan Mamaku. Dan tak lama kemudian aku mendengarkan suara Papaku yang mengerang-ngerang.


    “Oh.. ya.. sedikit lagi Mam”

    “Aduhh.. ah.. ya.. ya.. ya.. ohh..”, terdengar suara Papaku bercampur dengan nafasnya yang naik turun seperti orang habis mengangkat beban berat.

    Setelah beberapa waktu tidak terdengar suara apa-apa, pintu kamar mandi Papa dan Mamaku terdengar dibuka yang disusul kemudian suara gemericik air, akupun bergerak dengan sedikit rasa kelelahan untuk kembali turun dari atas plafon itu ketempat tidurku. Mungkin karena sudah letih setelah bermain solo diatas plafon media masturbasi-ku tadi akupun langsung tertidur ketika kepalaku bersandar dibantal tempat tidurku dengan perasaan kepuasaan yang teramat sangat.

    Keesokan harinya sepulang dari sekolah, aku yang sengaja tidak keluar bermain memanfaatkan situasi sepi siang itu. Sony dan Rony sedang bermain di rumah tetangga sementara kedua orang tuaku belum pulang dari bekerja dikantornya.

    Akupun naik kembali keatas plafon untuk melaksanakan rancangan yang aku buat tadi di sekolah yaitu membuat celah yang bisa melihat keseluruh sudut ruangan didalam kamar Papa dan Mamaku sehingga apabila Papa dan Mamaku sedang bermesraan aku dapat menyaksikan adegan-adegan mereka dengan bebas dan aman.

    Setelah bekerja kurang lebih setengah jam diatas plafon itu akhirnya aku berhasil membuat rancanganku itu. Kini seluruh sudut didalam kamar itu dapat aku pantau dari atas plafon media masturbasi-ku itu dan aku merencanakan menguji coba celah itu sebentar malam.

    Setelah aku merasa telah siap dan aman semuanya aku beranjak hendak turun dari plafon media masturbasi-ku itu takut keburu saudara-saudaraku pulang dari bermain dan orang tuaku yang juga sebentar lagi pulang dari kantor mereka masing-masing.

    “Na.. na.. na..”, terdengar suara seorang wanita sedang bernyanyi kecil ketika posisiku telah berada didekat pintu plafon kamarku.

    Aku langsung mencari asal suara itu. Tak lama kemudian suara guyuran air seperti orang sedang mandi ikut terdengar diantara suara kecil wanita yang sedang menyanyi itu. Aku mulai berpikir-pikir dan akhirnya aku temukan jawabannya bahwa suara itu adalah suara kakak sepupuku yang bernama Erna.


    Rumah kami memang bersebelahan hanya dibatasi oleh sebuah tembok pemisah sepanjang badan rumah kami.Namun kamar mandinya persis menempel di badan belakang rumahku sehingga ujung atap rumahku terpotong sedikit agar bisa bersambung dengan atap kamar mandi mereka. Rasa takut yang tadi ada kini dibunuh oleh perasaan penasaran yang timbul ingin menyaksikan kakak sepupuku itu sedang mandi.

    Tanpa membuang waktu aku segera merangkak mendekati kamar mandi itu. Dan kini aku telah sampai diatas kamar mandi itu yang kebetulan sekali situasi disitu sangat menunjang dan aman untuk menyaksikan tubuh indah dan mulus milik kakak sepupuku itu. Tidak seperti di atas kamar orang tuaku harus dirancang khusus.

    Kini pandanganku sedang menatap dengan penuh gairah kearah tubuh Kak Erna yang sedang memakaikan sabun keseluruh tubuhnya. Fantasiku mulai ikut berperan saat itu, seandainya aku yang menyabuni tubuh mulus milik kakak sepupuku itu oh.. betapa nikmatnya. Tangan indahnya kini sedang mengusap-usap lembut kedua payudaranya yang sebesar bola kaki dan sekali-sekali memutar kecil kedua puting susunya yang sedang mekar karena terkena guyuran air yang dingin.

    “Oh.. ah.. ah..”, aku mulai mendesah merasakan gairahku mulai bangkit.

    Penisku juga aku rasakan mulai meronta-ronta di dalam celanaku. Setelah selesai mengusap-usap kedua payudaranya kini tanganya turun mengusap-usap sekitar tempat yang paling diingini oleh semua lelaki. Dengan lembut tangannya meggosok-gosok bulu yang berada disekitar vaginanya itu.

    “Ah.. oh.. sst..”, aku terus mendesis sambil mengocok penisku yang kini telah aku keluarkan dari dalam celanaku.


    Semakin lama kocokanku semakin kencang, terasa air kenikmatanku mulai saling mendesak ingin melepaskan diri dari dalam batang kemaluanku. Pandanganku juga terus mengarah ke tubuh Kak Erna sambil terus berfantasi, kini aku melihat Kak Erna jongkok dan tangannya mengusap masuk kedalam lubang vaginanya.

    “Ya.. oh.. sedikit lagi Kak Er.. ya.. oh..”, sambil berfantasi Kak Erna sedang bersetubuh bersamaku dengan gaya ia berada diatas atau joki style.

    “Ah.. oh.. ya.. ya.. ayo..”, seruku sambil kocokkan pada kontolku semakin cepat.

    Air spermaku rasanya sudah berada diujung lubang penisku seiring dengan perasaan panas dingin yang mulai aku rasakan pada tubuhku.

    “Crot.. crot.. crot..”, berhamburanlah air kenikmatanku melompat keluar dari lubang kontolku dan berhamburan di atas plafon media masturbasi-ku itu.

    “Ah.. oh.. enak Kak Er, sst.. ahh”, seruku sambil melambatkan kocokkan pada kontolku yang semakin lemah ereksinya setelah aku mendapatkan kenikmatanku.

    Aku lihat ke bawah Kak Erna sudah memakai handuk dan hendak keluar dari kamar mandi itu. Akupun bergegas turun dari atas plafon media masturbasi-ku itu, untung saja kedua adikku belum pulang dari bermain sehingga aku dapat turun dengan aman.


    Setelah aku berada diatas tempat tidurku aku mulai berpikir ternyata ada orang lain yang bisa menjadi media masturbasi ku selain Papa dan Mamaku. Sejak itu aku semakin rutin naik keatas plafon media masturbasi-ku itu untuk melampiaskan birahiku terlebih malam hari untuk menyaksikan Papa dan Mamaku menjadi tontonan pornoku secara langsung.

    Bahkan tanteku yang sedang mandi juga pernah kujadikan media masturbasi ku.


  • Video bokep Chie Aoi bikini merah squirt hisap kontol dan dikocokin memek

    Video bokep Chie Aoi bikini merah squirt hisap kontol dan dikocokin memek


    2777 views

    Agen Judi Bola Sbobet

  • Kisah Memek Nikmatnya Memek Bu Suti

    Kisah Memek Nikmatnya Memek Bu Suti


    2775 views

    Duniabola99.com – Setelah mendapat pengalaman pertama, aku menjadi ketagihan melakukan hubungan layaknya suami istri lagi. Tak sia-sia rasanya keperjakaanku diberikan kepadanya. Sebab, Bu Suti tidak pernah menolak ketika aku ajak untuk bersetubuh.


    Bu Suti memiliki susu kecil ukuran 32 B, badan langsing dengan tinggi badan 158 cm, dan memiliki pantat bahenol. Kulitnya tidak seputih kulitku dan kulitnya pun tidak semulus dan sekencang kulit abg. Maklum sudah 48 tahun. Tapi, darinya aku selalu memperoleh kenikmatan yang tiada tara. Keluarga Bu Suti, setiap pagi selalu sepi sebab, kedua cucu yang tinggal bersamanya sekolah pagi dan biasa berangkat bareng suaminya yang hendak pergi bekerja.

    Di rumahnya hanya Bu Sutilah perempuan satu-satunya. Sebab, kedua cucunya adalah laki-laki. Kedua cucunya itu dititipkan oleh anaknya dengan alasan kalau tinggal bersama mereka di kampung tidak ada yang mengurus anaknya. Suami istri itu keduanya bekerja pagi pulang sore. Pagi itu, adikku yang masih berusia satu tahun menangis terus. Maka, walaupun belum jam 09.30 WIB (jam biasa aku mengantar adikku) aku antarkan saja adikku itu ke rumah nenekku.

    Ketika lewat rumah Bu Suti terlihat ia sedang menyapu halaman rumahnya. Dengan iseng sambil menggendong adikku, aku remas pantat bahenolnya. Bu Suti cemberut sambil menatapku yang berjalan sambil cengengesan. Setelah menitipkan adikku dan memberikan uang untuk jajan adikku pada nenekku. Aku segera bergegas kembali ke rumah.

    Aku lihat Bu Suti masih menyapu halaman rumahnya. Dengan sedikit berbisik, aku ajak Bu Suti ke rumah. Ketika Bu Suti sudah mengiyakan akan menyusul ke rumahku, aku pun segera ke rumah dengan perasaan senang dan deg degan menunggu apa yang akan terjadi sebagai pengalaman keduaku. Seperti biasa, aku lucuti seluruh pakaianku sampai telanjang bulat. Kemudian aku lilitkan handuk untuk menutup kontolku yang sudah tegang dan keras membayangkan persetubuhan yang bakal terjadi antara aku dan Bu Suti.

    Tak lama, pintu rumahku terbuka. Jantungku berdetak kencang sekali. Aku menjadi bingung mesti bagaimana dan mulai dari mana. Antara aku dan Bu Suti hanya saling menatap. Ku lihat Bu Suti, sesekali memandang ke arah kontolku yang sudah tegang dan mengeras di balik handuk. Tersungging senyum di wajahnya, membuat ketegangan yang aku alami berangsur- angsur menjadi lebih tenang.

    “ayo, Dek Puji ada perlu apa manggil ibu ke rumah?” tanya Bu Suti yang seolah senang mempermainkan perasaanku yang serba salah. “eemm ini bu. Aku boleh ngulangin kayak kemarin?” pintaku penuh harap. “idih, ibu kan sudah tua. Sudah loyo. Kalau setiap hari begituan mana sanggup!” jawabnya sambil tetap tersenyum menatapku.

    “ah, ibu belum juga dicoba kok sudah bilang tidak sanggup!” sergahku. “yaudah deh, tunggu sebentar ya. Ibu mau ke rumah dulu ngambil handuk biar nanti kalau udah begituan biar langsung mandi.” jawabnya dengan sedikit genit. Aku menggangguk mengiyakan sambil terus menatap pantat bahenolnya ketika ia berjalan ke luar pintu rumahku.

    Bongkahan pantatnya itu membuatku berkali-kali menelan ludah. Betapa bahenolnya pantat Bu Suti sampai membuat hasrat birahiku naik sampai ke ubun-ubun. Sambil bersantai di kursi menunggu Bu Suti, aku mencoba mengingat segala adegan film porno yang sering aku tonton.

    Namun, aku pun menjadi ragu apakah Bu Suti akan mau diajak bersetubuh dengan berbagai gaya. Ketika aku mulai terlena dengan lamunanku, Bu Suti masuk rumah membawa handuk dan perlengkapan mandi. Baju warna hitam tanpa lengan dengan belahan dada rendah dan agak longgar menambah seksi penampilannya walaupun susunya ukuran kecil. Dari bawah makin membuat panas penampilannya sebab, legging cream yang dipakainya begitu mencetak setiap lekuk kaki, paha, dan pantatnya yang bahenol. Tak hanya itu, saking ketat legging yang dipakainya membuat garis memeknya tercetak dengan indah dan menggiurkan naluri kelelakianku.


    Bu Suti pun menawarkan diri untuk memulai persetubuhan di dalam kamarku. Tanpa banyak basa basi aku gandeng ia menuju kamarku. Di dalam kamar, tanganku mulai bergerilia menjamah setiap lekuk tubuhnya, terutama susu kecil dan pantat bahenol yang lebih sering jadi sasaran kenakalan kedua telapak tanganku. Aku elus, aku remas, aku usap, dan remas lagi susu dan pantatnya dengan halus. Bu Suti menikmati dan membalas mengelus punggungku serta kontol yang sedari tadi tegak mengacung di balik handukku. aku jilat dan kenyot halus lehernya yang jenjang.

    Terasa gurih keringat lehernya dilidahku yang semakin bernafsu melakukan tugasnya. Hingga akhirnya, bibirku sudah mencaplok bibirnya. Kami berpagutan dengan liar. Tak lupa, lidah kami saling kenyot saling lilit dan saling memberi jilatan-jilatan penuh gairah. Entah berapa banyak liur kami yang tertukar dan tertelan habis. Sehingga nafsu kami semakin lama semakin menjadi-jadi. Erangan demi erangan, ke luar dari mulut Bu Suti. Matanya merem melek seiring erangan yang keluar dari mulutnya. “emmmmhhhh ssshhhh deeeek puujiiii suuuussssuuuu ibbbbbuuuuu diiikenyyyyoooott yaaaa!” pintanya dengan suara bergetar sambil membuka baju dan kutang cream yang melekat di tubuhnya.

    Tanpa banyak bicara, aku jilat melingkar bagian hitam susunya, aku kenyot-kenyot puting hitam yang sudah mengeras. Ukuran putingnya seukuran kelingking. Sungguh menggairahkan sekali. Kedua telapak tanganku bergantian menjamah susunya. Meremas lembut. Sampai akhirnya sebelah tanganku aku arahkan ke tengah selangkangannya.

    Aku gesek-gesekan jari tengahku diantara memeknya sambil lidahku terus menjilati susu dan mengeyot lembut puting susunya. “eemmmm ddeeeeeeek maaaassssuuukkiiiiinnn uuuuddddaaaahhhh gaaakkk taaaahaaaann gggaaaatttteeelllll memmmmeeekkk ibbbuuuu!” pintanya sambil mengerang. Sesuai pintanya aku mulai turunkan legging cream dan celana dalamnya langsung. Tampak bulu-bulut hitam memeknya. Aku bimbing ia untuk berbaring di atas kasurku. Aku amati sebentar memeknya dan mulai mengarahkan wajahku pada memeknya.

    Aku jilat liang memeknya, aku kenyot-kenyot itilnya. Ia semakin menggelinjang merespon kelincahan lidah dan mulutku. Tangan Bu Suti menjambak rambutku. Ditekan- tekannya kepalaku pada memeknya sampai akhirnya kepalaku ditekannya kuat-kuat terbenam di memeknya. Terasa cairan hangat mengalir dari liang memeknya. “ssssshhhh aaaaaaaaahhhhhh keeellluaaaaarrrrr deeeeekkkk!” erangannya sambil tetap menekan kepalaku dalam-dalam pada memeknya. Dengan perlahan ia menaik turunkan pantatnya pada wajahku yang ia tekan diantara memeknya. Tampak mulai kendur cengkramannya pada kepalaku. Sehingga aku mulai menegakan badanku.

    Terlihat senyum Bu Suti penuh kepuasan. Aku pun tersenyum sambil mengarahkan telapak tanganku untuk meremas susunya. Aku jilat dan kenyot susunya. Bu Suti membalas mengusap-usap kepalaku dengan lembut sehingga aku merasa begitu disayanginya. Tangan Bu Suti kini menggapai kontolku dikocoknya perlahan dan mulai mengarahkannya pada lubang memeknya. Dengan perlahan tak seperti pengalaman pertamaku dengan Bu Suti, aku dorong perlahan-lahan kontolku.

    Terasa nikmat dan hangat lubang memeknya. Kontolku terasa dipijit di dalam memeknya. Bu Suti mulai menggoyangkan pinggulnya memutar. Kontolku terasa diempot-empot. Nikmat sekali. Aku mulai semakin membenamkan kontolku lebih dalam dengan memaju mundurkan dengan perlahan. “ssssshhh deeeekkkk leeebbbiiihhh cccceeeeeepppaaaattt eeemmmhhhh eeennnaaaakkk.” pintanya sambil terus mendesah.


    Aku mulai menambah kecepatan gerakan kontolku. Sehingga bunyi “plok plok plok” semakin keras terdengar. Kedua tangan Bu Suti mulai meraba, meremas lembut dadaku. Aku semakin bergairah. Mempercepat kocokanku. Sampai akhrinya, terasa memeknya berkedut-kedut. “aaaaaaaahhhhhh aaaaaahhhhh ssssshhhhhhhh!” erangannya menikmati orgasme kedua sambil tangannya menahan tubuhku supaya menghentikan gerakan dalam memeknya.

    Peluh membanjiri tubuh kami. Ku lihat wajahnya tersenyum puas. Aku cabut kontolku dalam memeknya. Sambil berbisik ku minta ia menungging agak tinggi dengan di topang lututnya dan badan atas telungkup di kasur. Tanpa ada penolakan ia menuruti permintaanku. Dengan posisi nungging, pantat bahenolnya terlihat bulat. Aku amati liang memeknya yang semakin merekah. Dan aku mulai maju mengarahkan kontolku ke lubang memeknya. Bles kontolku terbenam di dalamnya. Dengan kontol yang sudah terbenam dalam, aku mulai atur gerakan cepat dan perlahan memaju mundurkan kontolku.

    Tiba-tiba muncul pikiran lain dalam otakku ketika melihat lubang duburnya. Aku jiati jari tengah tangan kiriku dengan ludah. Aku arahkan jari tersebut mengusap-usap lubang duburnya. Bu Suti semakin liar melenguh, mendesah, dan mengerang. Aku semakin liar mengocok memeknya dengan kontolku yang lincah di dalamnya. Aku coba menusuk duburnya dengan jari tengahku yang basah. Ia pun makin melenguh. “aaaaaahhhhh ssssssshhhhh ssssshhhhh.” lenguhnya sambil memutar-mutar pantatnya. Tak terasa jari tengahku sudah masuk setengahnya.

    Suara Bu Suti mendesah dan meringis karena perih nikmat pada duburnya. Aku semakin cepat mengocok kontolku. sedangkan jari tengah di duburnya aku biarkan karena peret dan tercengkram kuat otot duburnya. Tubuh kami semakin banyak dibanjiri peluh. Bu Suti semakin cepat memutar dan menekan-nekan pantatnya. Kontolku terempot-empot di dalam memeknya sehingga aku merasakan kepala kontolku mulai gatal dan geli.

    Hingga akhirnya Bu Suti mendahului orgasme akibat kocokan kontolku yang brutal pada memeknya. “ssssssshh aaaaaaaaahhhh keeeellluaaaar laaaagggiiii!” lenguhannya begitu enak terdengar. Memeknya berkedut-kedut sehingga kontolku yang sudah gatal dan geli memuntahkan banyak sperma di dalam liang memeknya. Aku biarkan sperma tumpah dan terkuras habis di dalam memeknya.

    Sampai akhirnya badanku ambruk menindih tubuhnya dengan kontol yang masih terbenam di memeknya. Ketika sudah surut gelora yang membakar hasrat birahi. Aku cabut kontolku dari dalam memek Bu Suti. Aku rebahkan tubuhku di sampingnya. Bu Suti membalikan badannya mengarah padaku. Wajahku ia cium-cium dengan lembut. Sedangkan aku diam saja sambil terus ngos-ngosan.

    Tangan Bu Suti dengan lembut mengusap dadaku. Mungkin sudah 10 menit kita berbaring bersama di atas kasur. Akhirnya Bu Suti bangkit dan melilitkan handuk pada tubuhnya untuk pergi mandi. Sungguh penampilan Bu Suti walau sudah tua tapi membuatku begitu nyaman berada di sampingnya. Dengan berbekal handuk aku pun mengikuti Bu Suti ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi kita pipis bareng sambil tanganku iseng meremas-remas susu kecil dan kendor milik Bu Suti.


    Bu Suti geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat ulahku. “udah ah, ibu capek. Nanti kamu mau lagi.” katanya tanpa menghindarkan tanganku pada susunya. “iya bu, aku masih mau! soalnya aku pengen nyobain begituan di kamar mandi.” jawabku sambil memperlihatkan kontolku yang sudah tegak berdiri. “tapi ibu sudah gak kuat. Kalau ibu begituan lagi ibu bisa kelelahan dan ketiduran.

    Mana pekerjaan ibu masih banyak di rumah.” bantahnya mencoba menenangkan hasratku. “ya udah deh bu. bagaimana kalau ini ibu hisap atau dijilatin aja?” pintaku sambil mengarahkan kontolku ke arahnya. “iya deh ibu coba, tapi cuci dulu burungnya!” jawab Bu Suti. Sungguh senang sekali Bu Suti mau melakukannya. Tidak seperti kemarin ia menolak untuk menghisap kontolku.

    Dengan semangat aku cuci kontolku dari sisa-sisa lendir yang lengket. Setelah melap kontolku dengan handuk, aku arahkan kontolku pada mulut Bu Suti yang setia berjongkok dihadapanku. Dengan ragu-ragu ia membuka mulutnya dan mendorong kepalanya perlahan. Akhirnya, dengan perlahan kontolku masuk ke dalam mulutnya. Terasa nikmat, geli, dan hangat. Secara natural, Bu Suti mulai memaju mundurkan mulutnya. Agak ngilu ketika kepala kontolku berkali-kali mengenai giginya. “emmmhhh enaaakk bu.

    Tolong sambil kepala burungku dikenyot pelan-pelan bu.” pintaku sambil merasakan sensasi yang baru aku alami dioral perempuan. Kontolku merasakan sensasi luar biasa. Hangat, geli, dan basah ketika berkali-kali ke luar masuk mulutnya. Apalagi Bu Suti mulai memainkan lidahnya yang terasa dingin di kulit kontolku. “emmmmhhh” rasanya seperti melayang di awang-awang. Sesekali kepala kontolku dikenyotnya pelan-pelan dan menggemaskan. uh rasanya, menenangkan jiwa. “haduh dek, leher ibu pegel. Kamu lama banget ke luarnya.” keluhnya sambil tangannya mengocok-ngocok kontolku. “iya nih bu. Nikmat sih tapi kayanya aku gak akan ke luar kalau sama mulut ibu.” jawabku. “aduh, terus gimana biar kamu cepet ke luar?” tanyanya dengan gemas sambil tidak berhenti mengocok kontolku. “ya, burung aku masukin ke memek ibu aja biar cepet ke luar.” jawabku. “yaudah deh ayo.

    padahal ibu udah cape ini lutut udah gemeter kayak mau copot.” ujar Bu Suti sambil nyengir. Perlahan aku duduk di lantai kamar mandi sambil bersandar pada dinding. Aku minta Bu Suti untuk naik di atas pangkuanku. Awalnya ia terlihat bingung tapi dengan sabar aku arahkan badannya supaya dia leluasa memasukan kontolku ke dalam memeknya. Sampai akhirnya ia paham dan mulai menggoyang pantatnya memutar. Terasa, cairan hangatnya mulai membasahi memeknya sehingga terasa licin dan membuat kontolku leluasa.

    Aku minta Bu Suti untuk mengkolaborasikan gerakan memutar, maju mundur, dan turun naik. Hasilnya, kontolku merasakan kenikmatan yang tiada duanya. Dinding memeknya terasa mencengkram dan meremas-remas kontolku. Sungguh enak sekali memek wanita tua ini.

    Tanganku yang sedari tadi berada di pinggangnya mulai aku naikan untuk meremas-remas susu dan memilin-milin putingnya sehingga Bu Suti mulai merem melek dan mendesah dengan penuh kenikmatan. “ehhhhmmmmm aaaaaaahhhhh aaaaaaahhh ssshhhhhhhhh.” desahnya merasakan sensasi kontol dan kenakalan kedua tanganku.

    Aku dekatkan lidahku menjilati lehernya yang sudah basah oleh keringat. Terasa bau persenggamaan tercium hidungku membuatku semakin bergairah oleh sensasi tersebut. Emm nikmatnya. “deeeekkkk aaaahhhhhh sssshhhhh ibuuuu caaapppeeeeekk eeemmmmmhhh peeeggggeeeelll ouuuuuhhhhh.” ujarnya sambil mendesah menikmati. “gantian aja bu, aku di atas. Ibu rebahan aja di lantai.” jawabku. Bu Suti mulai mencabut kontolku dan merebahkan badannya di lantai sambil mengangkangkan kakinya lebar-lebar.


    Aku mulai menghujamkan kontolku. Dengan gerakan cepat aku kocokan kontolku keluar masuk memeknya. Bu Suti mendesah dan mengerang hebat akibat gerakan maju mundur secara cepat yang aku lakukan. Kontolku merasakan geli dan gatal. Tidak akan lama lagi aku akan mencapai orgasme, Aku semakin buas menambah kecepatan maju mundur. Sampai akhirnya, kedua telapak tangan Bu Suti mencengkram kuat punggungku. Desahannya semakin menjadi-jadi. Dan akhirnya kita sama-sama orgasme. Nafasku ngos-ngosan. Cape tapi nikmat sekali.

    Aku cabut kontolku yang sudah dibalut lendir dari memeknya lalu duduk bersandar pada dinding kamar mandi. Bu Suti dengan perlahan bangkit dan menggapai gayung untuk membersihkan memeknya. Pengalaman kedua bersama Bu Suti diakhiri dengan acara mandi bareng. Usai kita mandi, aku lihat jam dinding menunjukan pukul 11.38 WIB. Aku pasti kesiangan tiba di sekolah. Tak terasa sungguh, ternyata lebih dari 3 jam setengah kita habiskan untuk bersenggama memburu kenikmatan. Namun, walaupun demikian aku tak menyesal karena Bu Suti selalu memberikan kepuasan padaku dan selalu bersedia jika aku ajak ia ngentot.

  • Cerita Sex Nikmatnya Bermain Dengan Tante Imel Dan Anaknya

    Cerita Sex Nikmatnya Bermain Dengan Tante Imel Dan Anaknya


    2774 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Nikmatnya Bermain Dengan Tante Imel Dan Anaknya ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Masih ingat sama saya ? Nama saya Vito, 35 tahun, saya yang beberapa waktu lalu bercerita tentang hubungan saya dengan kakak beradik Mirna dan Rere. Sekarang saya sudah tidak pernah bertemu mereka lagi, karena sehubungan dengan Andre -suami Mirna- yang dipindah tugaskan ke Jawa Timur, beserta keluarganya tentu saja.

    Kepindahan Mirna, sekitar 2 bulan lalu itu, tentu saja membawa dampak yang kurang baik bagi saya.

    Bagaimana Tidak ? selama hampir 5 bulan hubungan kami, saya mendapatkan pengalaman sex yang amat sangat indah dan hebat. Sekarang ? Ya,… saya terpaksa ?bertugas? lagi dengan Jenny, istri saya.
    Tapi, saya punya pengalaman unik lagi. Berawal dari hobby saya berenang, kira-kira 3 minggu yang lalu, saya memulai hubungan lagi dengan seorang ibu rumah tangga, kali ini beserta putrinya yang masih kelas 2 SMP. Ceritanya begini,…

    Waktu itu saya berenang di kolam renang milik sebuah Country Club, dimana saya tercatat sebagai membernya. Saat itu sudah amat sore, sekitar pukul 5. Saya baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk handukkan. Saya melihat ada seorang gadis mungil bersama anak perempuan kecil, gadis itu kira-kira berusia antara 14-15 tahun. Karena gadis itu berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu, badannya bolah dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut panjang, swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat bibir dan dadanya yang menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik, tiba-tiba ?adik kecil? saya bangun, bagaimana tidak,… ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan vaginanya yang tercetak di baju renangnya itu.

    Cerita Sex Tante Imel & Anaknya Eh,…ngak disangka-sangka, si anak kecil (yang ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia bilang ?Om, mau main bola sama Grisa gak ??
    ?Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama kakakmu ya ?? tanya saya gugup.
    ?Iya,… itu kakak !? katanya sambil menunjuk kakaknya. Lalu saya hampiri dia dan kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama Revi, dan juga, dia baru kelas 2 SMP. ?Mmh, Revi cuma berdua sama Grisa ?? tanya saya mencoba untuk menghangatkan suasana.
    ?Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!? kata Revi sambil menunjuk atas gedung Country Club. ?Ooo,… sama maminya, toh? kata saya,?Papi kamu ndak ikut Rev ??
    ?Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget, yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagiii bener? katanya lucu.
    Saya tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama maminya, ?Mmh, mami kamu bawa mobil Rev ? kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om saja, mau ndak ? Sekalian Om kenalan sama mami kamu, boleh kan ??
    ?Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa katanya mau makan McD.?
    ?O,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ? Nanti pulangnya Om anterin? Tapi yang menjawab si kecil Grisa, ?Boleh,… Om boleh ikut,….”

    Sekitar ½ jam kami mengobrol, mami mereka datang. Dan ternyata, orangnya cantik banget. Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang besar dan ranum, leher dan kulit yang putih,… pokoknya mirip. Singkat cerita, kami pun berkenalan. Revi dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami semua berkenalan, dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali melirik ke saya. Nama mami mereka Imel, umurnya sudah 29 tahun, tapi bodinya,… 20 tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Imel dan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,… kesempatan nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Imel tidak berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya.

    Cerita Sex Tante Imel & Anaknya Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Grisa yang sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi saya, Imel dan Revi ngobrol-ngobrol di sofa depan TV.?Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana??, tanya saya.
    ?Anu mas,… dia kontaraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu,? jawab Imel ogah-ogahan.
    ?Iya Om, jangan nanya-nanya Papi.Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,? timpal Revi, yang memang kelihatan banget kalo dia deket sama maminya.Mendengar Revi bicara seperti itu, Imel agak kaget, ?Revi, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya soal suamiku itu”.
    ?Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi,…? kata saya sambil tersenyum.?Eh Iya,… Mas Vito mau minum apa ?? tanya Imel sembari bangkit dari sofa, ?Kopi mau ?
    ?Eh,… iya deh boleh,… ? jawab saya.Tak lama kemudian Imel datang sambil membawa 2 cangkir kopi.?Ini kopinya,…? katanya sambil tersenyum. Revi yang sedang nonton TV, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata, ?Om, malem ini nginep di sini mau ya ? bolehkan mam ?? Imel yang ditanya, menjawab dengan gugup, ?Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi emangnya Om Vito mau ?? Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya, ?Yah,… mau sih,… ?
    Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Imel berdiri dari sofa dan berkata, ?Mas Vito,aku mau ganti baju tidur dulu ya ??
    ?Eh, iya,… ? jawab saya, ?kamu ndak tidur Rev, kan besok sekolah ???Mmh, belom ngantuk,… ? jawabnya lucu.Tak lama kemudian, Imel datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa tali. Revi yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat maminya memakai baju se-sexy itu.?Ya ampun,… mami,… bajunya itu lho, gak sopan banget.?
    ?Gak papa Rev?, mami udah lama nggak pake baju ini. Sekalian nyobain lagi,? kata Imel sambil tersenyum ke arah saya, ?Om Vito aja nggak keberatan, masa kamu keberatan sih ??

    Saya yang masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Imel, tidak bisa bicara apa-apa lagi.? Rev? kamu tidur sana, sudah malam. Besok terlambat sekolah,… mami masih mau ngobrol sama Om Vito,… sana tidur!? kata Imel.Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Imel, juga ikut-ikutan ngomong, ?Iya, Rev? besok telat masuk sekolahnya,… kamu tidur duluan sana.?Revi sepertinya kesal sekali di suruh tidur, ?Aaahh,… mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Vito kok,…? tapi dia masuk juga ke kamarnya. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Tante Imel & Anaknya Setelah ditinggal Revi, saya mulai melakukan agresi militer.?Mel, kok kamu pake baju kaya gitu sih ? kamu tidak malu apa sama aku, kita kan baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak takut apa kalo? aku apa-apain ? ?Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake, suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih memilih sekretarisnya itu,? kata Imel dengan mimik muka sedih.?Berarti suami mu itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yang bagus, kulitnya putih, bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu, thak perem kamu ndak boleh keluar kamar,? kata saya bercanda.
    ?Dan lagi kamu punya ?itu? mengkel banget,…?Si Imel menatap saya dengan wajah lugu, ?Itu apa mas ???Mmh, boleh aku jujur tidak ???Boleh,… ngomong aja ??Anu,… payudaramu itu lho,… mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo ?anu?mu pasti seukuran satu sendok makan? kata saya sambil melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya.?Ooo,… ini,? kata Imel sambil memegang buah dadanya sendiri, ?Mas Vito mau ? terus apaku yang seukuran…?Belum selesai Imel berbicara, langsung saja aku potong dengan memegang dan mengelus kemaluannya, ?Ini,.. mu,… buka dong bajumu !? kata saya asal.
    Imel yang sepertinya sudah setengah jalan, langsung melepas kain tipis yang menutupi tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis dan hangat, saya langsung membuka bra-nya. Imel dengan gerakan spontan yang halus sekali, membiarkan celana dalamnya saya lucuti.?Mas, aku sudah telanjang. Sekarang gantian ya,…? kata Imel tanpa memberi saya kesempatan bicara, Imel langsung melepas baju dan celana serta celana dalam saya, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan saya yang sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di bawah saya dan mengulum si ?adik? dengan beringas. Sekitar 5 menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya untuk menjilati bibir vertikalnya. Imel kelojotan setengah mati, ketika lidah saya menyapu dengan kasar klitorisnya.

    Imel saya suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya, ?Veggy?nya yang sudah basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas buah dadanya yang besar, dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi saya dengan posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya. Langsung saya pegang pantatnya dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama kemudian, Imel bergetar hebat sekali,… dia orgasme, tapi cairan sperma saya belum juga mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan tidak memperdulikan erangan dan desahan Imel, dalam hati saya berkata, dia enak sudah klimaks, aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan. Saya tanya : ?Mel, aku mau keluar,… dimana nih ??Di tengah cucuran keringat yang amat banyak, Imel mendesah sambil berpaling ke arah saya, ?Di dalam aja mas ! biar lengkap ?Benar saja, akhirnya cairan saya, saya semprotkan semua di dalam liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan lengket.

    Cerita Sex Tante Imel & Anaknya Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia saya suruh menjilati ?Mr. Penny? saya. Hisapan Imel tetap tidak berubah, tetap penuh gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala ?Mr. Penny? saya.Sekitar 5 menit, Imel menikmati si ?vladimir?, sebelum dia akhirnya melepaskan hisapannya dan bangun.?Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,? katanya, ?Aku mau nyuci ?ini? dulu,? sambil dia mengelus vaginanya sendiri.?Ya,… jangan lama-lama,… ? kata saya.Karena sendirian, saya kocok saja sendiri batangan saya. Tiba-tiba si Revi keluar kamar,… dia berdiri di depan pintu kamarnya sambil memperhatikan saya. Saya kaget sekali.?Loh, Rev… kamu belum tidur ?? tanya saya setengah panik.?Belum.? Jawabnya singkat. Lalu dia berjalan ke arah saya, sementara saya berusaha menutupi ?Mr. Penny? saya dengan bantal sofa. ?Om, tadi ngapain sama mami ?? tanyanya lagi.?Eh,… anu,… Om sama mami lagi… ? belum selesai saya menjelaskan, Imel masuk ke ruang TV.

    Cerita Sex Nikmatnya Bermain Dengan Tante Imel Dan Anaknya

    Cerita Sex Nikmatnya Bermain Dengan Tante Imel Dan Anaknya

    Dia kaget sekali melihat Revi ada di situ. Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi sih…),Imel berkata, ?Rev kamu ngapain, kok belum tidur ??Revi berpaling menghadap Maminya, ?Aku nggak bisa tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito ??Akhirnya saya menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Imel duduk di samping saya, dan Revi saya suruh duduk di karpet, menghadap kami.?Revi, kamu kan tahu, Papi sama Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan. Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan sama Mami dan Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini,? kata saya sambil melirik Imel yang terlihat sudah agak santai. ?Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Vito untuk melakukan hal itu.?Revi terlihat sedikit bingung, ?Hal itu hal apa Om ??Di sini, Imel mencoba menjelaskan, ?Rev, Mami jangan disalahin ya,…Revi sayang Mami kan ??Revi tersenyum, ?Iya lah, mi. Revi saayyaaaang banget sama Mami. Tapi Revi mau tahu, Mami sama Om Vito ngapain ??Saya tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu Revi yang cukup besar, ?Om Vito sama Mami lagi making love.

    Cerita Sex Tante Imel & Anaknya Kamu tahu artinya kan ???Mmh,… iya dikit-dikit. Jelasin semua dong Om,… Revi mau lihat,? jawab Revi.Wah,… kaget sekali mendengar Revi bicara begitu. Lalu saya melirik Imel, dan Imel mengangguk mengerti. ?Revi beneran mau lihat Mami sama Om Vito making love ?? tanya Imel.Revi menjawab dengan polos, ?Iya mau. Dan kalau Om Vito mau ngajarin, Revi juga mau diajarin,… biar bisa?. Saya beneran seperti ketiban durian runtuh, ?Mmhh, tanya Mami ya ?! soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo Mamimu tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.?Revi merajuk, merayu Maminya, ?Mi, boleh ya ??Imel ragu-ragu menjawab, ?Kamu lihat aja dulu deh ya ?!?Sambil tersenyum Revi menjawab, ?Iya deh,…,? senang sekali ia.

    Setelah itu, Revi saya suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius, ketika saya ?memamerkan? batangan besar saya. Dan Revi hanya bisa melongo ketika saya mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Imel saya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Imel disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Revi untuk duduk mendekat disamping saya.?Lihat Rev, Mami seneng banget kan ?? kata saya. Sementara Imel melirik kami sambil terus menjilati ?Mr. Penny? saya. ?Revi sudah pernah ciuman belom ?? tanya saya.?Belum Om.??Mau Om ajarin ndak ?? tanya saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya.?Mau !? jawabnya singkat.?Ya sudah,… Revi ikutin Om aja ya,… apa yang Om Vito lakukan, diikutin ya ?!?Belum sempat Revi menjawab, saya langsung saja mengulum bibirnya, tegang sekali si Revi. Ketika saya menarik lidah saya dengan lembut di dalam mulutnya, Revi terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.

    Imel terus menghisap batangan saya, ketika saya melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah dada Revi memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2 SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Imel berlutut di depan saya dan membantu Revi melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda. Revi menurut aja ya sama Om Vito ?kata Imel. Sementara saya meremas-remas toketnya, Imel menyuruh Revi untuk menggenggam batang ?Mr. Penny? saya.?Rev, sekarang kamu jongkok disini ya ? kata Imel, ?Kamu hisap ?Mr. Penny?nya Om Vito, seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti kamu kehabisan nafas, ? Imel tersenyum sayang kepada Revi, ?Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan ??Revi menjawab singkat, ?Bisa, mam ?Saya mengarahkan si ?adik? ke mulut Revi, sambil mengelus rambutnya yang hitam legam. ?Pelan-pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya !? Revi tersenyum.Imel memperhatikan cara Revi menghisap, kadang dia memberikan instruksi.

    Cerita Sex Tante Imel & Anaknya Tak lama setelah itu, saya menyuruh Revi berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya yang masih rapat, tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yang berwarna putih kemerahan itu. Terus terang saya tidak tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan jilati saja ?Veggy? muda itu. Revi benar-benar kegelian. Akhirnya, Imel menyuruh Revi istirahat. Pekerjaannya dilanjutkan oleh Imel. Tanpa berbasa-basi, Imel langsung menduduki ?Mr. Penny? saya, dan mulai melakukan gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Imel terus mengerjai ?Mr. Penny? saya, saya meremas-remas toketnya. Setelah itu, kami pindah tempat. Saya berbaring di karpet, dengan Imel masih menduduki si ?adik?, kali ini dia membelakangi saya. Revi yang hanya diam melihat aksi kami, saya suruh mendekat ke arah saya. Saya menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi ?Veggy?nya di mulut saya. Sambil saya remas pantatnya, saya tembus liang sempit itu dengan lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke ?Veggy?nya dan direspon dengan gerakan yang sangat liar. Revi mulai mendesah tidak karuan, sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan.

    Saya mulai serius menanggapi Imel. Revi saya suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik tubuh Imel, sekarang dia yang dibawah. Saya lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini, Imel bertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa dengan tusukan-tusukan saya. Akhirnya Imel tidak tahan juga, begitu juga saya. Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma ke dalam liang kemaluannya. Setelah melepas si ?vladimir?, Revi saya suruh menjilatinya.?Mmmhhh,….. Om… kok asin sih rasanya ?? protes Revi.Imel sambil terengah-engah menjawab, ?Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan ? Mami bagi dong ?!?Saya senyum-senyum saja melihat anak beranak itu berebut menjilati ?Mr. Penny? saya. Pada saat itu, saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu senang dan tertawa ketika melihat ibu dan tantenya berebutan ?Mr. Penny? dan menjilati sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Imel dan anaknya, Revi, yang seperti mengagungkan batangan saya. Saya memegang kepala ibu dan anak itu, dan dengan maksud bercanda, kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus berciuman dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria, tanpa beban.

    Sekali dua kali, kami masih sering bersenggama bertiga. Tapi sekali tempo, saya hanya berdua saja dengan Revi, yang benar-benar telah merelakan keperawanannya saya ambil. Tapi kalau dengan Imel,… wow, jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian di sebuah restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Imel, selalu diajak. Pernah suatu saat, ketika saya dan Imel sedang ?perang alat kelamin? di kamar mandi rumahnya (tanpa menutup pintu), Grisa tiba-tiba masuk dan menonton dengan bingung adegan saya dan Maminya yang sedang nungging di bathtub. Dia bertanya kepada Maminya (walaupun tidak dijawab, karena sedang ?sibuk? ?Mami diapain Om Vito, kok teriak-teriak ?? katanya. Dan dia pun ikut menyaksikan kakaknya, yang saya senggamai di ruang TV, di samping Maminya yang telanjang bulat, dengan sperma di buah dadanya yang besar itu (bila saya buang di luar, dia tidak mau membersihkan sendiri, selalu menyuruh Revi untuk menjilatinya).

    Kami masih sering melakukan itu sampai sekarang. Untuk yang satu ini, saya tidak mau berbagi rezeki dengan teman kantor saya, tidak seperti sewaktu dengan Mirna dan Rere.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Aku Dan Anak Majikan

    Kisah Memek Aku Dan Anak Majikan


    2773 views

    Duniabola99.com – Lima bulan sudah aku bekerja sebagai seorang pembantu rumahtangga di keluarga Pak Rahadi. Aku memang bukan seorang yang makan ilmu bertumpuk, hanya lulusan SD. Tetapi karena niatku untuk bekerja memang sudah tidak bisa ditahan lagi, akhirnya aku pergi ke kota Surabaya, dan beruntung bisa memperoleh majikan yang baik dan bisa memperhatikan kesejahteraanku.

    Sering terkadang aku mendengar kisah tentang nasib beberapa orang pembantu rumah tangga di kompleks perumahan. Ada yang pernah ditampar majikannya, atau malah bekerja seperti seekor sapi perahan saja.


    Ibu Rahadi pernah bilang bahwa beliau menerimaku menjadi pembantu rumahtangganya lantaran usiaku yang relatif masih muda. Beliau tak tega melihatku luntang-lantung di kota metropolis ini. “Jangan-jangan kamu nanti malah dijadikan wanita panggilan oleh para calo WTS yang tak bertanggungjawab.” Itulah yang diucapkan beliau kepadaku.
    Usiaku memang masih 18 tahun dan terkadang aku sadar bahwa aku memang cantik, berbeda dengan para gadis desa asalku. Pantas saja jika Ibu Rahadi berkata begitu terhadapku.

    Namun akhir-akhir ini ada sesuatu yang mengganggu pikiranku, yakni tentang perlakuan Mas Rizal terhadapku. Mas Rizal adalah anak bungsu keluarga Bapak Rahadi. Dia masih kuliah di semester 6, sedangkan kedua kakaknya telah berkeluarga. Mas Rizal baik dan sopan terhadapku, hingga aku jadi rikuh bila berada di dekatnya.

    Sepertinya ada sesuatu yang bergetar di tubuhku. Jika aku ke pasar, Mas Rizal tak segan untuk mengantarkanku. Bahkan ketika naik mobil aku tidak diperbolehkan duduk di jok belakang, harus di sampingnya. Ahh… Aku selalu jadi merasa tak nikmat.

    Pernah suatu malam sekitar pukul 20.00, Mas Rizal hendak membikin mie instan di dapur, aku bergegas mengambil alih dengan alasan bahwa yang dilakukannya pada dasarnya adalah tugas dan kewajibanku untuk bisa melayani majikanku. Tetapi yang terjadi Mas Rizal justru berkata kepadaku, “Nggak usah, Santi. Biar aku saja, anggak apa-apa kok…”

    “Nggak… nggak apa-apa kok, Mas”, jawabku tersipu sembari menyalakan kompor gas.
    Tiba-tiba Mas Rizal menyentuh pundakku. Dengan lirih dia berucap, “Kamu sudah capek seharian bekerja, Santi. Tidurlah, besok kamu harus bangun khan..”
    Aku hanya tertunduk tanpa bisa berbuat apa-apa. Mas Rizal kemudian melanjutkan memasak. Namun aku tetap termangu di sudut dapur. Hingga kembali Mas Rizal menegurku. Fontana99

    “Santi, kenapa belum masuk ke kamarmu. Nanti kalau kamu kecapekan dan terus sakit, yang repot kan kita juga. Sudahlah, aku bisa masak sendiri kalau hanya sekedar bikin mie seperti ini.”
    Belum juga habis ingatanku saat kami berdua sedang nonton televisi di ruang tengah, sedangkan Bapak dan Ibu Rahadi sedang tidak berada di rumah. Entah kenapa tiba-tiba Mas Rizal memandangiku dengan lembut. Pandangannya membuatku jadi salah tingkah.
    “Kamu cantik, Santi.”


    Aku cuma tersipu dan berucap,
    “Teman-teman Mas Rizal di kampus kan lebih cantik-cantik, apalagi mereka kan orang-orang kaya dan pandai.”
    “Tapi kamu lain, Santi. Pernah tidak kamu membayangkan jika suatu saat ada anak majikan mencintai pembantu rumahtangganya sendiri?”
    “Ah… Mas Rizal ini ada-ada saja. Mana ada cerita seperti itu”, jawabku.
    “Kalau kenyataannya ada, bagaimana?”
    “Iya… nggak tahu deh, Mas.”

    Kata-katanya itu yang hingga saat ini membuatku selalu gelisah. Apa benar yang dikatakan oleh Mas Rizal bahwa ia mencintaiku? Bukankah dia anak majikanku yang tentunya orang kaya dan terhormat, sedangkan aku cuma seorang pembantu rumahtangga? Ah, pertanyaan itu selalu terngiang di benakku.
    Tibalah aku memasuki bulan ke tujuh masa kerjaku. Sore ini cuaca memang sedang hujan meski tak seberapa lebat. Mobil Mas Rizal memasuki garasi. Kulihat pemuda ini berlari menuju teras rumah. Aku bergegas menghampirinya dengan membawa handuk untuk menyeka tubuhnya.
    “Bapak belum pulang?” tanyanya padaku.
    “Belum, Mas.”

    “Ibu… pergi..?”
    “Ke rumah Bude Mami, begitu ibu bilang.”
    Mas Rizal yang sedang duduk di sofa ruang tengah kulihat masih tak berhenti menyeka kepalanya sembari membuka bajunya yang rada basah. Aku yang telah menyiapkan segelas kopi susu panas menghampirinya. Saat aku hampir meninggalkan ruang tengah, kudengar Mas Rizal memanggilku. Kembali aku menghampirinya.
    “Kamu tiba-tiba membikinkan aku minuman hangat, padahal aku tidak menyuruhmu kan”, ucap Mas Rizal sembari bangkit dari tempat duduknya.
    “Santi, aku mau bilang bahwa aku menyukaimu.”
    “Maksud Mas Rizal bagaimana?”


    “Apa aku perlu jelaskan?” sahut Mas rizal padaku.
    Tanpa sadar aku kini berhadap-hadapan dengan Mas Rizal dengan jarak yang sangat dekat, bahkan bisa dikatakan terlampau dekat. Mas Rizal meraih kedua tanganku untuk digenggamnya, dengan sedikit tarikan yang dilakukannya maka tubuhku telah dalam posisi sedikit terangkat merapat di tubuhnya. Sudah pasti dan otomatis pula aku semakin dapat menikmati wajah ganteng yang rada basah akibat guyuran hujan tadi. Demikian pula Mas Rizal yang semakin dapat pula menikmati wajah bulatku yang dihiasi bundarnya bola mataku dan mungilnya hidungku.

    Kami berdua tak bisa berkata-kata lagi, hanya saling melempar pandang dengan dalam tanpa tahu rasa masing-masing dalam hati. Tiba-tiba entah karena dorongan rasa yang seperti apa dan bagaimana bibir Mas Rizal menciumi setiap lekuk mukaku yang segera setelah sampai pada bagian bibirku, aku membalas pagutan ciumannya. Kurasakan tangan Mas Rizal merambah naik ke arah dadaku, pada bagian gumpalan dadaku tangannya meremas lembut yang membuatku tanpa sadar mendesah dan bahkan menjerit lembut. Sampai disini begitu campur aduk perasaanku, aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan takut yang entah bagaimana aku harus melawannya. Namun campuran rasa yang demikian ini segera terhapus oleh rasa nikmat yang mulai bisa menikmatinya, aku terus melayani dan membalas setiap ciuman bibirnya yang di arahkan pada bibirku berikut setiap lekuk yang ada di dadaku dijilatinya. Aku semakin tak kuat menahan rasa, aku menggelinjang kecil menahan desakan dan gelora yang semakin memanas.

    Ia mulai melepas satu demi satu kancing baju yang kukenakan, sampailah aku telanjang dada hingga buah dada yang begitu ranum menonjol dan memperlihatkan diri pada Mas Rizal. Semakin saja Mas Rizal memainkan bibirnya pada ujung buah dadaku, dikulumnya, diciuminya, bahkan ia menggigitnya. Golak dan getaran yang tak pernah kurasa sebelumnya, aku kini melayang, terbang, aku ingin menikmati langkah berikutnya, aku merasakan sebuah kenikmatan tanpa batas untuk saat ini.


    Aku telah mencoba untuk memerangi gejolak yang meletup bak gunung yang akan memuntahkan isi kawahnya. Namun suara hujan yang kian menderas, serta situasi rumah yang hanya tinggal kami berdua, serta bisik goda yang aku tak tahu darimana datangnya, kesemua itu membuat kami berdua semakin larut dalam permainan cinta ini. Pagutan dan rabaan Mas Rizal ke seluruh tubuhku, membuatku pasrah dalam rintihan kenikmatan yang kurasakan. Tangan Mas Rizal mulai mereteli pakaian yang dikenakan, ia telanjang bulat kini. Aku tak tahan lagi, segera ia menarik dengan keras celana dalam yang kukenakan. Tangannya terus saja menggerayangi sekujur tubuhku. Kemudian pada saat tertentu tangannya membimbing tanganku untuk menuju tempat yang diharapkan, dibagian bawah tubuhnya. Mas Rizal terdengar merintih.

    Buah dadaku yang mungil dan padat tak pernah lepas dari remasan tangan Mas Rizal. Sementara tubuhku yang telah telentang di bawah tubuh Mas Rizal menggeliat-liat seperti cacing kepanasan. Hingga lenguhan di antara kami mulai terdengar sebagai tanda permainan ini telah usai. Keringat ada di sana-sini sementara pakaian kami terlihat berserakan dimana-mana. Ruang tengah ini menjadi begitu berantakan terlebih sofa tempat kami bermain cinta denga penuh gejolak.

    Ketika senja mulai datang, usailah pertempuran nafsuku dengan nafsu Mas Rizal. Kami duduk di sofa, tempat kami tadi melakukan sebuah permainan cinta, dengan rasa sesal yang masing-masing berkecamuk dalam hati. “Aku tidak akan mempermainkan kamu, Santi. Aku lakukan ini karena aku mencintai kamu. Aku sungguh-sungguh, Santi. Kamu mau mencintaiku kan..?” Aku terdiam tak mampu menjawab sepatah katapun.
    Mas Rizal menyeka butiran air bening di sudut mataku, lalu mencium pipiku. Seolah dia menyatakan bahwa hasrat hatinya padaku adalah kejujuran cintanya, dan akan mampu membuatku yakin akan ketulusannya. Meski aku tetap bertanya dalam sesalku, “Mungkinkah Mas Rizal akan sanggup menikahiku yang hanya seorang pembantu rumahtangga?”


    Sekitar pukul 19.30 malam, barulah rumah ini tak berbeda dengan waktu-waktu kemarin. Bapak dan Ibu Rahadi seperti biasanya tengah menikmati tayangan acara televisi, dan Mas Rizal mendekam di kamarnya. Yah, seolah tak ada peristiwa apa-apa yang pernah terjadi di ruang tengah itu.

    Sejak permainan cinta yang penuh nafsu itu kulakukan dengan Mas Rizal, waktu yang berjalanpun tak terasa telah memaksa kami untuk terus bisa mengulangi lagi nikmat dan indahnya permainan cinta tersebut. Dan yang pasti aku menjadi seorang yang harus bisa menuruti kemauan nafsu yang ada dalam diri. Tak peduli lagi siang atau malam, di sofa ataupun di dapur, asalkan keadaan rumah lagi sepi, kami selalu tenggelam hanyut dalam permainan cinta denga gejolak nafsu birahi. Selalu saja setiap kali aku membayangkan sebuah gaya dalam permainan cinta, tiba-tiba nafsuku bergejolak ingin segera saja rasanya melakukan gaya yang sedang melintas dalam benakku tersebut. Kadang aku pun melakukannya sendiri di kamar dengan membayangkan wajah Mas Rizal. Bahkan ketika di rumah sedang ada Ibu Rahadi namun tiba-tiba nafsuku bergejolak, aku masuk kamar mandi dan memberi isyarat pada Mas Rizal untuk menyusulnya. Untung kamar mandi bagi pembantu di keluarga ini letaknya ada di belakang jauh dari jangkauan tuan rumah. Aku melakukannya di sana dengan penuh gejolak di bawah guyuran air mandi, dengan lumuran busa sabun di sana-sini yang rasanya membuatku semakin saja menikmati sebuah rasa tanpa batas tentang kenikmatan.

    Walau setiap kali usai melakukan hal itu dengan Mas Rizal, aku selalu dihantui oleh sebuah pertanyaan yang itu-itu lagi dan dengan mudah mengusik benakku: “Bagaimana jika aku hamil nanti? Bagaimana jika Mas Rizal malu mengakuinya, apakah keluarga Bapak Rahadi mau merestui kami berdua untuk menikah sekaligus sudi menerimaku sebagai menantu? Ataukah aku bakal di usir dari rumah ini? Atau juga pasti aku disuruh untuk menggugurkan kandungan ini?” Ah.. pertanyaan ini benar-benar membuatku seolah gila dan ingin menjerit sekeras mungkin. Apalagi Mas Rizal selama ini hanya berucap: “Aku mencintaimu, Santi.” Seribu juta kalipun kata itu terlontar dari mulut Mas Rizal, tidak akan berarti apa-apa jika Mas Rizal tetap diam tak berterus terang dengan keluarganya atas apa yang telah terjadi dengan kami berdua.

    Akhirnya terjadilah apa yang selama ini kutakutkan, bahwa aku mulai sering mual dan muntah, yah.. aku hamil! Mas Rizal mulai gugup dan panik atas kejadian ini.
    “Kenapa kamu bisa hamil sih?” Aku hanya diam tak menjawab.
    “Bukankah aku sudah memberimu pil supaya kamu nggak hamil. Kalau begini kita yang repot juga…”
    “Kenapa mesti repot Mas? Bukankah Mas Rizal sudah berjanji akan menikahi Santi?”
    “Iya.. iya.. tapi tidak secepat ini Santi. Aku masih mencintaimu, dan aku pasti akan menikahimu, dan aku pasti akan menikahimu. Tetapi bukan sekarang. Aku butuh waktu yang tepat untuk bicara dengan Bapak dan Ibu bahwa aku mencintaimu…”


    Yah… setiap kali aku mengeluh soal perutku yang kian bertambah usianya dari hari ke hari dan berganti dengan minggu, Mas Rizal selalu kebingungan sendiri dan tak pernah mendapatkan jalan keluar. Aku jadi semakin terpojok oleh kondisi dalam rahim yang tentunya kian membesar.

    Genap pada usia tiga bulan kehamilanku, keteguhkan hatiku untuk melangkahkan kaki pergi dari rumah keluarga Bapak Rahadi. Kutinggalkan semua kenangan duka maupun suka yang selama ini kuperoleh di rumah ini. Aku tidak akan menyalahkan Mas Rizal. Ini semua salahku yang tak mampu menjaga kekuatan dinding imanku.
    Subuh pagi ini aku meninggalkan rumah ini tanpa pamit, setelah kusiapkan sarapan dan sepucuk surat di meja makan yang isinya bahwa aku pergi karena merasa bersalah terhadap keluarga Bapak Rahadi.

    Hampir setahun setelah kepergianku dari keluarga Bapak Rahadi, Aku kini telah menikmati kehidupanku sendiri yang tak selayaknya aku jalani, namun aku bahagia. Hingga pada suatu pagi aku membaca surat pembaca di tabloid terkenal. Surat itu isinya bahwa seorang pemuda Rizal mencari dan mengharapkan isterinya yang bernama Santi untuk segera pulang. Pemuda itu tampak sekali berharap bisa bertemu lagi dengan si calon isterinya karena dia begitu mencintainya.


    Aku tahu dan mengerti benar siapa calon isterinya. Namun aku sudah tidak ingin lagi dan pula aku tidak pantas untuk berada di rumah itu lagi, rumah tempat tinggal pemuda bernama Rizal itu. Aku sudah tenggelam dalam kubangan ini. Andai saja Mas Rizal suka pergi ke lokalisasi, tentu dia tidak perlu harus menulis surat pembaca itu. Mas Rizal pasti akan menemukan calon istrinya yang sangat dicintainya. Agar Mas Rizal pun mengerti bahwa hingga kini aku masih merindukan kehangatan cintanya. Cinta yang pertama dan terakhir bagiku.






  • Kisah Memek Aku tidak mau tapi menikmatinya

    Kisah Memek Aku tidak mau tapi menikmatinya


    2772 views

    Duniabola99.com – Pertemanan adalah suatu hal yang sangat penting dalam hidup seseorang dimana kita bisa saling berbagi dan saling menolong dalam kesulitan. Tapi arti pertemanan tidaklah seindah yang sering dibicarakan orang bagi Helena, saya sebut saja demikian namanya.


    Kisah nyata ini dipaparkan oleh responden yang bersangkutan dilengkapi dengan foto diri dan foto lainnya yang terjadi sebagai bukti penguat. Tapi karena etika yang harus saya pegang teguh, maka data-data pendukung tersebut tidak akan pernah saya ekspose untuk dan kepada siapapun. Menurut pengakuan Helena, kejadian berikut ini terjadi beberapa bulan yang lalu ketika liburan sekolah anaknya tiba..

    Sebagai keluarga dari kalangan atas, menghabiskan waktu liburan berbintang lima di Nusa Dua Bali bukanlah masalah bagi keluarga Helena. Selama beberapa hari Helena menghabiskan waktu liburan dengan suami dan dua orang anaknya disana. Setelah beberapa hari, suami Helena mengajaknya untuk ke Lombok. Tapi dengan alasan Helena merasa bosan dengan tempat itu, juga perjalanan dengan kapal fery yang yang cukup makan waktu, maka Helena menolak ajakan suaminya itu.

    Akhirnya suami dan kedua anaknya segera menuju Lombok tanpa Helena. Helena, 30 tahun, walau sudah punya anak dua orang tapi penampilan dan gayanya mirip dengan layaknya gadis kota masa kini. Wajah sangat cantik, putih, dan tubuh sintal selalu membuat lelaki manapun akan tertarik. Salah satu nilai lebih dari rumah tangga Helena adalah kebebasan yang diberikan suaminya kepada Helena untuk boleh bergaul atau jalan dengan siapa saja asal Helena selalu jujur kepada suaminya itu. Hal ini terjadi karena suaminya sangat tahu akan libido Helena yang sangat tinggi hingga suaminya agak kewalahan dalam melayani kebutuhan seksual Helena. Dan nilai lebih dari Helena adalah kejujuran kepada suaminya bila dia jalan dan main dengan pria lain.


    Pagi itu di restoran hotel, ketika Helena sedang makan pagi..

    “Hei..!”, terdengar suara diiringi dengan tepukan tangan di pundak Helena.
    “Hei, Ani.. Abiem.. Pak Randi..”, sahut Helena senang ketika melihat mereka bertiga.
    “Mana suamimu?”, tanya Ani.
    “Sedang ke Lombok dengan anak-anak”, jawab Helena.
    “Duduklah di sini, temani aku makan..”, kata Helena.

    Mereka pun segera duduk dan makan pagi bersama satu meja. Ani dan Abiem adalah teman bisnis suami Helena di Jakarta, sedangkan Randi adalah seorang dokter, duda, yang jadi dokter keluarga Helena. Randi dikenalkan kepada keluarga Helena oleh Ani dan Abiem dulunya.

    “Nanti malam kita turun yuk? Kita habiskan malam bersama di diskotik”, ajak Abiem kepada Helena.
    “Entahlah..”, kata Helena.
    “Loh kenapa? Ayolah Bu Helena, kita sekali-sekali bergembira bersama”, kata Randi ikut menyela sambil tersenyum menatap Helena.
    “Ikutlah, Helena.. Masa cuma aku seorang ceweknya..”, kata Ani.
    “Baiklah kalau begitu.. Aku ikut”, kata Helena sambil tersenyum.

    “Kamu tinggal di kamar berapa?”, tanya Abiem kepada Helena.
    “Aku di suite room..”, kata Helena sambil menyebutkan nomor kamarnya.
    “Ha? Kalau begitu kita bersebelahan dong..”, kata Ani sambil menyebutkan nomor kamar mereka.
    “Yee.. Kok aku tidak tahu, ya? Kapan kalian check in?”, tanya Helena.
    “Semalem. Tadinya kami mau tinggal di kamar lain, tapi karena sudah penuh, akhirnya kami ditunjukkan kamar yang masih pada kosong..”, kata Abiem.
    “Tau nggak kalau kamar kita terhubung oleh connecting door, Ni?”, kata Helena kepada Ani.
    “Iya? Berarti kita bisa kumpul-kumpul nih..”, kata Ani girang.
    “Oke deh, Helena.. Nanti malam kita pergi bareng ke Diskotik, ya?’, ujar Abiem.
    “Aku bawa minuman enak dari Perancis nanti..”, kata Abiem lagi.
    “Baiklah. Kalian pada mau kemana?”, tanya Helena.
    “Kami ada keperluan dulu. Bye..”, kata Ani sambil bangkit diikuti Abiem dan Andi, lalu mereka pergi.


    Malamnya, dengan memakai T-shirt ketat plus rok katun sangat mini sehingga paha mulusnya tampak dengan indah, Helena berangkat dengan mereka ke diskotik.

    “Kita minum dulu deh agar hangat”, kata Abiem sambil menuang minuman bawaannya ke dalam gelas dan disodorkan kepada Helena.
    “Okay.. Siapa takut..”, kata Helena sambil meneguk minumannya.
    “Hm.. Enak.. Manis.. Give me more, please.”, kata Helena kepada Abiem. Abiempun segera menuang lagi minuman ke gelas Helena yang sudah kosong.
    “Jangan terlalu banyak, Helena.. Nanti kamu jadi hot, loh..”, kata Ani sambil tertawa. Mereka tertawa-tawa sambil menikmati minuman berakohol diiringi lagu yang diputar DJ.
    “Turun, yuk..”, ajak Randi kepada Helena.
    “Ayo..”, kata Helena sambil bangkit.

    Perasaannya sudah mulai terpengaruh alkohol. Akhirnya Ani dan Abiem serta Helena dan Randi melantai mengikuti hentakan irama yang cepat. Sampai akhirnya ketika lagu berganti ke irama slow, Helena dan Randi saling berangkulan dan berdansa mengikuti alunan irama lagu.

    “Mmhh..”, Helena mendesah hampir tak tedengar ketika dadanya bersentuhan dengan dada Randi.

    Entah karena pengaruh alkohol atau memang karena libido Helena yang tinggi, puting susu Helena mengeras dan makin mengeras ketika dadanya bersentuhan dengan badan Randi. Gairah Helena bangkit karenanya. Tapi Helena masih bisa menahan dirinya. Mereka terus menikmati waktu yang ada sambil meneguk minuman hingga wajah mereka memerah. Helena benar-benar menikmati malam itu selagi bisa bebas dari beban pekerjaan dan anak-anaknya. Sampai ketika waktu menunjukkan jam 1.00 pagi mereka segera pulang ke hotel.

    “Kita ngobrol di kamar saja, yuk?”, kata Abiem.
    “Okay.. Nanti aku buka connecting door-nya”, kata Helena sambil berlalu menuju kamarnya.

    Sementara Ani, Abiem dan Randi masih duduk-duduk di lobby. Sesampai di kamar, Helena segera membuka connecting door-nya, lalu dia ketuk pintu sebelahnya. Tidak ada jawaban.


    “Ah, masih pada di bawah barangkali..”, pikir Helena sambil merebahkan badannya di ranjang.

    Hampir setengah jam menunggu, ternyata mereka tidak datang juga. Akhirnya helena memutuskan untuk berendam air hangat dan mandi selama beberapa menit.

    “Hei.. Sorry kami kelamaan..”, suara Ani yang tiba-tiba masuk kamar mandi mengagetkan Helena yang baru saja memakai kimono.
    “Abiem dan Randi di ruang tengah..”, kata Ani lagi sambil agak sempoyongan.
    “Kamar kamu enak juga ada ruang tamunya.. Kita bisa ngobrol disini..”, kata Ani lagi.
    “Shit!! Ngapain kumpul di kamar aku?”, bisik hati Helena.
    “Hei perempuan! Cepatlah kemari.. Kita habiskan sisa minuman tadi”, terdengar suara Abiem memanggil. Akhirnya mereka berempat lagi-lagi meneguk bergelas alkohol yang dibawa Abiem.
    “Ohh.. Gawat! Kenapa aku jadi pengen..”, hati Helena berbisik ketika pengaruh alkohol mulai menjalar di tubuhnya.

    Terasa oleh Helena buah dada serta puting susunya mulai mengeras lagi, sementara memeknya terasa berdenyut basah menahan gairah..

    “Aku akan hirup udara segar dulu..”, kata Helena sambil bangkit agak terhuyung menuju teras. Dihirupnya udara malam dalam-dalam untuk mengurangi sesuatu di dalam tubuhnya yang mulai menggoda imannya.
    “Ohh..”, tiba-tiba terdengar suara Abiem mendesah keras dari dalam. Helena segera melongokan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi.
    “Oh my God!”, batin Helena ketika melihat apa yang terjadi. Gairah dan denyutan memeknya semakin terasa menggoda.

    Di depan matanya, Helena melihat bagaimana Ani berciuman dengan suaminya di kursi sambil tangannya mengocok kontol Abiem yang sudah tegak. Celana Abiem hanya di buka dan diperosotkan sebatas pahanya saja.


    “Ohh.. Cepat hisap kontol aku, bitch!”, kata Abiem kepada Ani. Dengan serta merta Ani menurunkan kepalanya, lalu dengan segera kontol Abiem sudah dilahapnya sambil tetap dikocok pelan.
    “Ooh..”, desah Abiem ketika lidah Ani menjilati kepala kontolnya sambil batangnya tetap dikocok tangan Ani.
    “Apa yang harus aku lakukan?”, batin Helena ketika melihat kontol Abiem yang basah di jilat dan dihisap mulut Ani.

    Gairahnya semakin memuncak. Dengan mata agak nanar terus dilihatnya Ani dan Abiem. Antara sadar dan tidak, tak terasa oleh Helena ketika Randi menempelkan tubuhnya dari belakang. Tangan Randi menyusuri kaki Helena dari betis sampai paha lalu naik ke pantat Helena yang belum sempai memakai pakaian dalam sejak selesai mandi tadi..

    “Hei! Pak Randi ngapain?!”, kata Helena kaget sambil menepis tangan Randi dari pantatnya.
    “Kita sama-sama tahu sama-sama mau kan..”, kata Randi sambil mendekati Helena.

    Helena segera menghindar dan berlari menuju kamarnya melewati Ani dan Abiem yang sedang asyik melakukan oral seks. Ani dan Abiem sampai kaget dan menghentikan cumbuan mereka ketika melihat Helena melintas. Di dalam kamarnya Helena masih bingung dan teringat akan oral seks Ani dan Abeim serta perlakuan Randi kepadanya. Sebetulnya gairah Helena sudah sangat memuncak saat itu, tapi entah kenapa masih ada rasa ragu di hatinya.

    “Ada apa, Helena?”, tiba-tiba Ani masuk kamar dan menghampiri Helena yang masih berdiri.
    “Entahlah, An.. Aku.. Aku aku tak tahu..”, kata Helena sambil melepas kimono lalu segera memakai celana dalamnya.

    Tapi ketika Helena akan memakai memakai Bra, tiba-tiba Ani memeluknya dari belakang hingga Helena tidak jadi memakai Bra tersebut.

    “Ayolah Helena, kita nikmati malam ini..”, bisik Ani ke telinga Helena.
    “Mmhh..”, desah Helena ketika tangan Ani mengusap seluruh badannya. Usapan dan belaian tangan Ani kembali mengobarkan gairah Helena yang sempat surut.
    “Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini?”, bisik Ani lagi sambil tangannya meremas kedua buah dada Helena dari belakang.
    “Ohh..”, desah Helena sambil terpejam menikmati sensasi jari tangan Ani ketika memainkan dan memelintir puting susunya.
    “Mmhh.. Ohh..”, desah Helena makin keras ketika lidah dan bibir Ani menyusuri telinga, tengkuk dan lehernya sembari tangannya tetap meremas dan memainkan puting susu Helena.
    “Nikmati saja malam ini..”, bisik Ani sambil membalikan badan Helena dan merebahkannya di ranjang.
    “Oww..”, jerit lirih Helena ketika lidah dan bibir Ani menciumi dan menjilati buah dada serta puting susunya.
    “Aniihh.. Oohhsshh..”, jerit Helena makin keras ketika jari Ani masuk ke celana dalam dan menggosok memeknya.


    Tubuh Helena menggeliat terbawa rasa nikmat dan terlepasnya himpitan gairah yang tertahan sebelumnya.

    “Kamu menyukai ini?”, bisik Ani sambil lidah dan mulutnya turun menyusuri perut sementara tangannya melepas celana dalan yang dipakai Helena.
    “Ohh.. Anniihh..”, jerit Helena ketika ada rasa nikmat yang menjalar ketika lidah Ani dengan liar menyusuri belahan memeknya.
    “Ohh Ani.. Enakkhh”, desah Helena waktu lidah Ani menjilati kelentit dan sesekali mengulumnya.
    “Anniihh.. Akku.. Keluarrhh..!”, jerit Helena sambil menggelinjang dan mendesakan kepala Ani ke memeknya ketika ada semburan hangat terasa di memeknya yang disertai rasa nikmat yang luar biasa.

    Ani tersenyum sambil bangkit lalu memeluk dan melumat bibir Helena.

    “Aku baru kali ini merasakan bercumbu dengan wanita.. Ternyata memuaskan..”, bisik Helena sambil sesekali mengecup bibir Ani. Ketika Helena dan Ani saling lumat bibir, terasa oleh Helena ada tangan yang menjamah, membelai dan meremas pelan buah dadanya.
    “Sayang, kamu layani si Randi..”, Abiem menyuruh dan menarik tubuh Ani dari atas tubuh Helena.
    “Kamu menyukai permainan istriku, Helena?”, kata Abiem yang sudah telanjang bulat sambil menindih tubuh Helena serta mulai menciumi leher lalu turun ke buah dada Helena.
    “Jangaann!! “, teriak Helena sambil meronta menjauhkan wajah Abiem dari buah dadanya. Tapi Abiem dengan cepat memegang kedua tangan Helena, lalu lidah dan mulutnya kembali meneruskan menjilati buah dada dan puting susu Helena.

    “Ohh.. Jangaannhh.. Janghh.. Jangannhh..”, rintih Helena diantara rasa malu, rasa terhina, serta rasa nikmat ketika lidah Abiem bisa memberikan rasa itu. Apalagi ketika kontol Abiem yang tegang dan tegak mengesek-gesek memeknya yang sudah basah. Bahkan ketika lidah Abiem turun ke perut, turun lagi hingga mencapai memeknya, Helena kembali menggelepar dalam kenikmatan walau hatinya menolak diperlakukan demikian.
    “Jangannhh, Biem..!”, jerit lirih Helena ketika Abiem mulai mengarahkan kontol ke lubang memeknya. Ani-pun yang sedang asyik disetubuhi Randi, sempat menghentikan persetubuhannya lalu bangkit dan mencoba memegang kontol Abiem agar tidak menyetubuhi Helena.

    “Sudah! Kamu nikmati saja kontol si Randi sana!”, kata Abiem aga keras sambil mendorong tubuh Ani.
    “Sudahlah, Ani.. Sini!”, kata Randi sambil menarik dan merebahkan tubuh Ani di karpet lalu kembali menyetubuhi istri temannya itu.
    “Ohh..!”, terdengar desah Helena ketika kontol Abiem masuk ke memeknya lalu dengan kasar dan cepat Abiem menggenjotnya.


    “Jangan, Biemm.. Lepaskan aku!”, jerit lirih Helena di sela rasa sakit dan nikmat ketika kontol Abiem keluar masuk memeknya.
    “Fuck you, bitch!”, kata Abiem sambil mengangkat satu kaki Helena dan di tahan oleh pundaknya.
    “Ohh.. Memekmu nikmat, Helena..”, kata Abiem sambil memompa kontolnya lebih dalam dengan posisi demikian.
    “Ohh.. Mmhh..”, desah Helena sambil terpejam. Rasa sakit yang ada kini berganti rasa nikmat yang luar biasa.
    “Bagaimana rasanya, sayang..”, terdengar suara Ani di samping Helena ketika Ani mengganti posisi dengan doggy style di atas ranjang.
    “Kamu nikmati saja malam ini, Helena.. Kapan lagi kita bisa bersama seperti ini..”, Randi menyela sambil mengenjot memek Ani dalam posisi menungging.
    “Mmhh.. Sshh.. Ohh”, Helena hanya menjawab dengan desahan pertanda sedang menikmati suatu kenikmatan ketika Abiem dengan ganas mengeluarmasukkan kontol ke memeknya.

    “Ooww.. Ohh..!”, terdengar suara Helena menjerit sambil memegang tangan Abiem dengan kencang. Sementara tubuhnya menggeliat serta mendesakkan memeknya ke kontol Abiem dan menggoyangnya dengan cepat.
    “Serr! Serr! Serr!”, kembali memek Helena mengeluarkan air mani yang menyembur hangat di dalam memeknya.
    “Ohh.. Fuck you! Fuck you!”, kata Abiem sambil menggenjot kontolnya makin cepat dan makin cepat.
    “Crott! Croott! Crott!”, air mani Abiem menyembur banyak di dalam memek Helena.
    “Oohh..!!”, desah Abiem sambil merebahkan tubuhnya menindih tubuh Helena.

    Helena hanya bisa memejamkan mata setelahnya. Rasa lelah serta pengaruh alkohol yang masih ada membuatnya tak mempedulikan lagi keadaan disekelilingnya. Yang sempat terdengar oleh telinga Helena adalah teriakan kenikmatan yang keluar dari mulut Ani dan Randi yang sedang asyik bersetubuh di depan suami Ani sendiri. Mata Helena sedikit demi sedikit makin berat. Hanya rasa nyaman dan sisa-sisa kenikmatan di memek Helena yang membuat memeknya berdenyut-denyut hingga Helena tertidur..


    Helena tertidur sampai siang hari dalam kedaan telanjang bulat. Tubuhnya tertidur hanya diselimuti oleh bed cover. Tak terdengar olehnya ketukan pintu oleh cleaning service. Sehingga ketika cleaning service membuka pintu dengan kunci cadangan yang dia bawa, dia begitu terkejut melihat tubuh molek tergolek di ranjang.

    “Eh.., maaf, Bu.. Saya kira tidak ada siap-siapa di dalam”, kata petugas kebersihan tersebut.
    “Tidak apa-apa.. Kembali lagi saja dan bereskan kamar saya nanti agak siang..”, kata Helena sambil menyelimuti tubuhnya lebih rapat.

    Setelah petugas itu keluar, Helena hanya bisa merenungi apa yang terjadi semalam. Helena sendiri merasa heran, dirinya tidak mau dipaksa, diperkosa, entah apapun namanya, tapi yang jelas dirinya begitu menikmati perlakuan orang lain yang begitu kasar pada dirinya pada akhirnya..

    Helena memang sangat suka berpetualang seks dari sebelum menikah sampai sekarang, tapi belum pernah merasakan sensasi kenikmatan seperti yang dirasakan semalam.. Ingin rasa hati Helena menceritakan hal ini kepada suaminya, tapi pertentangan batin terjadi dalam hatinya karena hal ini menyangkut kepada teman-teman baik suaminya. Bahkan terbersit keinginan Helena untuk kembali ingin mendapatkan sensasi kenikmatan dengan menjadi objek pemaksaan seksual..

  • Cerita Sex Dewasa Memperkosa Adikku Yang Nakal

    Cerita Sex Dewasa Memperkosa Adikku Yang Nakal


    2772 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Dewasa Memperkosa Adikku Yang Nakal ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Nama saya adalah Tohir, seorang anak smu doyan banget nge-seks dan jilatin memek seorang cewek. Aq punya adik cewek yang namanya Fina angelina. Aku dan adikku adalah anak orang kaya. Jika aku kelas 3 Smu, fina adikku saat ini duduk di kelas 3 smp mau lulus.

    Fina di sekolahny termasuk gadis, cewek yang sangat populer karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Aq sebagai seorang kakaknya selalu membayangkan jika adikku yang manis dan cantik itu aku setubuhi sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan.

    Singkat kata, adikku fina memang seorang gadis yang sangat cantik dan merupakan kebanggaan orang tuaku. Selain itu dia juga sangat pandai membawa diri di hadapan orang lain sehingga semua orang menyukainya. Namun di balik semua itu, sang “putri” ini sebetulnya tidaklah perfect. Kepribadiannya yang manis ternyata hanya topeng belaka. Di dunia ini, hanya aku, kakak laki-lakinya, yang tahu akan kepribadiannya yang sesungguhnya. Kedua orang tuaku yang sering keluar kota untuk berbisnis selalu menitipkan rumah dan adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu kalau aku kesulitan untuk mengendalikan adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, dia selalu bersikap membangkang dan seenaknya. Bila aku berkata A, maka dia akan melakukan hal yang sebaliknya. Pokoknya aku sungguh kewalahan untuk menanganinya.

    Cerita Sex Memperkosa Adikku Yang Nakal Suatu hari, semuanya berubah drastic. Hari itu adalah hari Sabtu yang tak akan terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, seperti biasanya kedua orang tuaku sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis. Mereka akan kembali minggu depannya. Kebetulan, aku dan adikku juga sedang liburan panjang. Sebetulnya kami ingin ikut dengan orang tua kami keluar kota, tapi orang tuaku melarang kami ikut dengan alasan tak ingin kami mengganggu urusan bisnis mereka. Biarpun adikku kelihatan menurut, tapi aku tahu kalau dia sangat kesal di hatinya. Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli yaitu Harry Potter and the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku dibalas dengan air tuba. Bukan saja dia tidak menerima kebaikanku, bahkan dia membanting pintu kamarnya di depan hidungku. Agen Maxbet Online

    Inilah penghinaan terakhir yang bisa kuterima. Akupun menonton DVD sendirian di ruang tamu. Tapi pikiranku tidaklah focus ke film, melainkan bagaimana caranya membalas perbuatan adikku. Di rumah memang cuma ada kami berdua. Orang tua kami berpendapat bahwa kami tidak memerlukan pembantu dengan alasan untuk melatih tanggung jawab di keluarga kami. Selintas pikiran ngawur pun melintas di benakku. Aku bermaksud untuk menyelinap ke kamar adikku nanti malam dan memfoto tubuh telanjangnya waktu tidur dan menggunakannya untuk memaksa adikku agar menjadi adik yang penurut.
    Malam itu, jam menunjukan pukul sebelas malam. Aku pun mengedap di depan pintu kamar adikku. Daun telingaku menempel di pintu untuk memastikan apa adikku sudah tertidur. Ternyata tidak ada suara TV ataupun radio di kamarnya. Memang biasanya adikku ini kalau hatinya sedang mengkal, akan segera pergi tidur lebih awal. Akupun menggunakan keahlianku sebagai mahasiswa jurusan teknik untuk membuka kunci pintu kamar adikku. Kebetulan aku memang mempunyai kit untuk itu yang kubeli waktu sedang tour ke luar negeri. Di tanganku aku mempunyai sebuah kamera digital.

    Di kamar adikku, lampu masih terang karena dia memang tidak berani tidur dalam kegelapan. Akupun berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Ternyata malam itu dia tidur pulas terlentang dengan mengenakan daster putih. Tanganku bergerak perlahan dan gemetar menyingkap dasternya ke atas. Dia diam saja tidak bergerak dan napasnya masih halus dan teratur. Ternyata dia memakai celana dalam warna putih dan bergambar bunga mawar. Pahanya begitu mulus dan aku pun bisa melihat ada bulu-bulu halus menyembul keluar di sekitar daerah vaginanya yang tertutup celana dalamnya.

    Cerita Sex Memperkosa Adikku Yang Nakal Kemudian aku menggunakan gunting dan menggunting dasternya sehingga akhirnya bagian payudaranya terlihat. Di luar dugaanku, ternyata dia tidak mengenakan kutang. Payudaranya tidak begitu besar, mungkin ukuran A, tapi lekukannya sungguh indah dan menantang. Jakunku bergerak naik turun dan akupun menelan ludah melihat pemandangan paling indah dalam hidupku. Kemudian dengan gemetar dan hati-hati, aku pun membuka celana dalamnya. Adikku masih tertidur pulas.
    Pemandangan indah segera terpampang di hadapanku. Sebuah hutan kecil yang tidak begitu lebat terhampar di depan mataku. Sangking terpesonanya, aku hanya bisa berdiri untuk sekian lamanya memandang dengan kamera di tanganku. Aku lupa akan maksud kedatanganku kemari. Sebuah pikiran setanpun melintas, kenapa aku harus puas hanya dengan memotret tubuh adikku. Apakah aku harus mensia-siakan kesempatan satu kali ini dalam hidupku? Apalagi aku masih perjaka ting-ting. Tapi kesadaran lain juga muncul di benakku, dia adalah adik kandungku., For God Sake. Kedua kekuatan kebajikan dan kejahatan berkecamuk di pikiranku.

    Akhirnya, karena pikiranku tidak bisa memutuskan, maka aku membiarkan “adik laki-lakiku” di selangkangku memutuskan. Ternyata beliau sudah tegang siap perang. Manusia boleh berencana, tapi iblislah yang menentukan. Kemudian aku meletakan kamera di meja. Aku pun menggunakan kain daster yang sudah koyak untuk mengikat tangan adikku ke tempat tidur. Sengaja aku membiarkan kakinya bebas agar tidak menghalangi permainan setan yang akan segera kulakukan. Adikku masih juga tidak sadar kalau bahaya besar sudah mengancamnya. Aku pun segera membuka bajuku dan celanaku hingga telanjang bulat.

    Cerita Sex Dewasa Memperkosa Adikku Yang Nakal

    Cerita Sex Dewasa Memperkosa Adikku Yang Nakal

    Kemudian aku menundukan mukaku ke daerah selangkangan adikku. Ternyata daerah itu sangat harum, kelihatan kalau adikku ini sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kemudian aku pun mulai menjilati daerah lipatan dan klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, tapi setelah beberapa lama, napasnya sudah mulai memburu. Semakin lama, vagina adikku semakin basah dan merekah. Aku sudah tak tahan lagi dan mengarahkan moncong meriamku ke lubang kenikmatan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku dan membukanya lebar-lebar.

    Cerita Sex Memperkosa Adikku Yang Nakal Ujung kepala penisku sudah menempel di bibir vagina adikku. Sejenak, aku ragu-ragu untuk melakukannya. Tapi aku segera menggelengkan kepalaku dan membuang jauh keraguanku. Dengan sebuah sentakan aku mendorong pantatku maju ke depan dan penisku menembus masuk vagina yang masih sangat rapat namun basah itu. Sebuah teriakan nyaring bergema di kamar,” Aaaggh, aduh….uuuhh, KAK ADI, APA YANG KAULAKUKAN??” Adikku terbangun dan menjerit melihatku berada di atas tubuhnya dan menindihnya. Muka adikku pucat pasi ketakutan dan menahan rasa sakit yang luar biasa. Matanya mulai berkaca-kaca. Sedangkan pinggulnya bergerak-gerak menahan rasa sakit. Tangannya berguncang mencoba melepaskan diri. Begitu juga kakinya mencoba melepaskan diri dari pegangannku. Namun semua upaya itu tidak berhasil. Aku tidak berani berlama-lama menatap matanya, khawatir kalau aku akan berubah pikiran. Aku mengalihkan pandangan mataku ke arah selangkangan. Ternyata vagina adikku mengeluarkan darah, darah keperawanan.

    Aku tidak menghiraukan semua itu karena sebuah kenikmatan yang belum pernah kurasakan dalam hidupku menyerangku. Penisku yang bercokol di dalam vagina adikku merasakan rasa panas dan kontraksi otot vagina adikku. Rasanya seperti disedot oleh sebuah vakum cleaner. Aku pun segera menggerakan pinggulku dan memompa tubuh adikku. Adikku menangis dan menjerit:” Aduhh..aahh..uuhh..am..pun..ka k…lep..as..kan..pana ss…sakitt!!” “Kak..Adii..mengo..uuhh..yak.. aduh…tubuhku!!! ” Aku tidak tahan dengan rengekan adikku, karena itu aku segera menggunakan celana dalam adikku untuk menyumpal mulutnya sehingga yang terdengar hanya suara Ughh..Ahhh.

    Setelah sekitar lima belas menit, adikku tidak meronta lagi hanya menangis dan mengeluh kesakitan. Darah masih berkucuran di sekitar vaginanya tapi tidak sederas tadi lagi. Aku sendiri memeramkan mata merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku semakin cepat menggerakan pinggulku karena aku merasa akan segera mencapai klimaksnya. Sesekali tanganku menampar pantat adikku agar dia menggoyangkan pinggulnya sambil berkata:’ Who is your Daddy?” Sebuah dilema muncul di pikiranku. Haruskah aku menembak di dalam rahim adikku atau di luar? Aku tahu kalau aku ingin melakukannya di dalam, tapi bagaimana bila adikku hamil? Ahh… biarlah itu urusan nanti, apalagi aku tahu di mana ibuku menyimpan pil KBnya. Tiga menit kemudian..crott..crottt..akupu n menembakan cairan hangat di dalam rahim adikku. Keringat membasahi kedua tubuh kami dan darah keperawanan adikku membasahi selangkangan kami dan sprei tempat tidur.

    Aku membiarkan penisku di dalam vagina adikku selama beberapa menit. Kemudian setelah puas, aku mencabut keluar penisku dan tidur terlentang di samping adikku. Aku kemudian membebaskan tangan adikku dan membuka sumpalan mulutnya. Kedua tanganku bersiap untuk menerima amukan kemarahannya. Namun di luar dugaanku, dia tidak menyerangku. Adikku hanya diam membisu seribu bahasa dan masih menangis. Posisinya masih tidur dan hanya punggungnya yang mengadapku. Aku melihat tangannya menutup dadanya dan tangan lainnya menutup vaginanya. Dia masih menangis tersedu-sedu.

    Cerita Sex Memperkosa Adikku Yang Nakal Setelah semua kepuasanku tersalurkan, baru sekarang aku bingung apa yang harus kulakukan selanjutnya. Semua kejadian ini di luar rencanaku. Aku sekarang sangat ketakutan membayangkan bagaimana kalau orang tuaku tahu. Hidupku bisa berakhir di penjara. Kemudian pandangan mataku berhenti di kamera. Sebuah ide jenius muncul di pikiranku. Aku mengambil kameranya dan segera memfoto tubuh telanjang adikku. Adikku melihat perbuatanku dan bertanya: ”Kak Adi, Apa yang kau lakukan? Hentikan, masih belum cukupkah perbuatan setanmu malam ini? Hentikan…” Tangannya bergerak berusaha merebut kameraku. Namun aku sudah memperkirakan ini dan lebih sigap. Karena tenagaku lebih besar, aku berhasi menjauhkan kameranya dari jangkauannya. Aku mencabut keluar memori card dari kameranya dan berkata: “Kalau kamu tidak mau foto ini tersebar di website sekolahmu, kejadian malam ini harus dirahasiakan dari semua orang. Kamu juga harus menuruti perintah kakakmu ini mulai sekarang.”

    Wajah adikku pucat pasi, dan air mata masih berlinang di pipinya. Kemudian dengan lemah dia mengganggukkan kepalanya. Sebuah perasaan ibaratnya telah memenangi piala dunia, bersemayam di dadaku. Aku tahu, kalau mulai malam itu aku telah menaklukan adikku yang bandel ini. Kemudian aku memerintahkan dia untuk membereskan ruangan kamarnya dan menyingkirkan sprei bernoda darah dan potongan dasternya yang koyak. Selain itu aku segera menyuruhnya meminum pil KB yang kudapat dari lemari obat ibuku. Terakhir aku menyuruhnya mandi membersihkan badan, tentu saja bersamaku. Aku menyuruhnya untuk menggunakan jari-jari lentiknya untuk membersihkan penisku dengan lembut.

    Malam itu, aku telah memenangkan pertempuran. Selama seminggu kepergian orang tuaku, aku selalu meniduri adikku di setiap kesempatan yang ada. Pada hari keempat, adikku sudah terbiasa dan tidak lagi menolakku biarpun dia masih kelihatan sedih dan tertekan setiap kali kita bercinta. Aku juga memerintahkannya untuk membersihkan rumah dan memasakan makanan kesukaanku. Aku juga memberi tugas baru untuk mulut mungil adikku dengan bibirnya yang merah merekah. Setiap malam selama seminggu ketika aku menonton TV, aku menyuruh adikku untuk memberi oral seks. Dan aku selalu menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya dan menyuruhnya untuk menelannya.

    Cerita Sex Memperkosa Adikku Yang Nakal Ketika orang tuaku kembali minggu depannya, aku memerintahkan adikku untuk bersikap sewajarnya menyambut mereka. Ketika ibuku memeluk adikku, aku melihat wajah adikku yang seperti ingin melaporkan peristiwa yang terjadi selama seminggu ini. Aku pun bertindak cepat dan berkata pada ibuku: “Ibu, gimana perjalanan ibu? Tunjukan dong FOTOnya kepada kami berdua.” Ibuku tersenyum mendengar ini dan tidak mencurigai apa pun. Tapi adikku menjadi sedikit pucat dan tahu makna dari perkataanku. Dia pun tidak jadi berkata apa-apa. Daftar Maxbet

    Sejak itu, setiap kali ada kesempatan, aku selalu meniduri adikku. Tentu saja kami mempraktekan safe sex dengan kondom dan pil. Setelah dia lulus SMA, kami masih melakukannya, bahkan sekarang dia sudah menikmati permainan kami. Terkadang, dia sendiri yang datang memintanya. Ketika dia lulus SMA, aku yang sekarang sudah bekerja di sebuah bank bonafid dipindahkan ke Jakarta. Aku meminta orang tuaku untuk mengijinkan adikku kuliah di Jakarta. Tentu saja aku beralasan bahwa aku akan menjaganya agar adikku tidak terseret dalam pergaulan bebas. Orang tuaku setuju dan adikku juga pasrah. Sekarang kami berdua tinggal di Jakarta dan menikmati kebebasan kami. Hal yang berbeda hanyalah aku bisa melihat bahwa adikku telah berubah menjadi gadis yang lebih binal.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Kisah Memek Dengan Ibu Dosen Hot

    Kisah Memek Dengan Ibu Dosen Hot


    2765 views

    Duniabola99.com – Ini bermula pada saat aku duduk dibangku kuliah semester III di salah satu PTS di Yogyakarta. Pada waktu itu aku lagi putus dengan pacarku dan memang dia tidak tahu diri, sudah dicintai malah bertingkah, akhirnya dari cerita cintaku cuma berumur 2 tahun saja. Waktu itu aku tinggal berlima dengan teman satu kuliah juga, kita tinggal serumah atau ngontrak satu rumah untuk berlima.


    Kebetulan di rumah itu hanya aku yang laki-laki. Mulanya aku bilang sama kakak perempuanku, “Sudah, aku pisah rumah saja atau kos di tempat”, tapi kakakku ini saking sayangnya padaku, ya saya tidak diperbolehkan pisah rumah. Kita pun tinggal serumah dengan tiga teman wanita kakakku.Ada satu diantara mereka sudah jadi dosen tapi di Universitas lain, Ibu Yuni namanya. Kita semua memanggilnya Ibu maklum sudah umur 40 tahun tapi belum juga menikah. Ibu Yuni bertanya, “Eh, kamu akhir-akhir ini kok sering ngelamun sih, ngelamunin apa yok? Jangan-jangan ngelamunin yang itu..”“Itu apanya Bu?” tanyaku.Memang dalam kesehari-harianku, ibu Yuni tahu karena aku sering juga curhat sama dia karena dia sudah kuanggap lebih tua dan tahu banyak hal.

    Aku mulai cerita,“Tahu nggak masalah yang kuhadapi? Sekarang aku baru putus sama pacarku”, kataku.“Oh.. gitu ceritanya, pantesan aja dari minggu kemarin murung aja dan sering ngalamun sendiri”, kata Ibu Yuni.Begitu dekatnya aku sama Ibu Yuni sampai suatu waktu aku mengalami kejadian ini. Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian sama Ibu Yuni. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, aku sedang sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah.Siang itu tepat jam 11:00 siang saat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang di rumah, biasanya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada orang di rumah tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku pergi ke arah dapur.“Eh Ibu Yuni, nggak ngajar Bu?” tanyaku.“Kamu kok nggak kuliah?” tanya dia.“Habis sakit Bu”, kataku.“Sakit apa sakit?” goda Ibu Yuni.“Ah.. Ibu Yuni bisa aja”, kataku.“Sudah makan belum?” tanyanya.“Belum Bu”, kataku.“Sudah Ibu Masakin aja sekalian sama kamu ya”, katanya.

    Dengan cekatan Ibu Yuni memasak, kita pun langsung makan berdua sambil ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yang agak berbau seks. Kukira Ibu Yuni nggak suka yang namanya cerita seks, eh tau-taunya dia membalas de ngan cerita yang lebih hot lagi. Kita pun sudah semakin jauh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang perempuan yang sudah lama nggak merasakan hubungan dengan lain jenisnya.

    “Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu?” tanyaku.“Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu”, katanya.“Oh kalau gitu Ibu Yuni masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagaimana hubungan dengan lain jenis”, kataku.“So pasti dong”, katanya.“Terus dengan siapa Ibu untuk itu, Ibu kan belum kawin”, dengan enaknya aku nyeletuk.“Aku bersedia kok”, kataku lagi dengan sedikit agak cuek sambil kutatap wajahnya. Ibu Yuni agak merah pudar entah apa yang membawa keberanianku semakin membludak dan entah kapan mulainya aku mulai memegang tangannya.


    Dengan sedikit agak gugup Ibu Yuni kebingungan sambil menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha aku harus merayu terus sampai dia benar-benar bersedia melakukannya.“Okey, sorry ya Bu, aku sudah terlalu lancang terhadap Ibu Yuni”, kataku.“Nggak, aku kok yang salah memulainya dengan meladenimu bicara soal itu”, katanya.Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang lagi tangannya sambil kudekatkan bibirku ke dahinya. Dengan lembut kukecup keningnya. Ibu Yuni terbawa dengan situasi yang kubuat, dia menutup matanya dengan lembut. Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dengan lembut sambil kubisikkan, “Aku sayang kamu, Ibu Yuni”, tapi dia tidak menjawab sedikitpun.Dengan sedikit agak ragu juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya. Cup.. dengan begitu lembutnya aku merasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan aku sudah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya. Dengan sedikit terbuka bibirnya menyambut dengan lembut.

    Kukecup bibir bawahnya, eh.. tanpa kuduga dia balas kecupanku.Kesempatan itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya. Kukecup, “Aah.. cup.. cup.. cup..” dia juga mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada sekitar 10 menitan kami melakukannya, tapi kali ini dia sudah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.“Aah.. jangan panggil Ibu, panggil Yuni aja ya!Kubisikkan Ibu Yuni, “Yuni kita ke kamarku aja yuk!”.Dengan sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yang berarti kutuntun dia ke kamarku. Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku. Aku sudah tidak tahan lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan kubuka kacing bajunya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya.

    Ala mak.. indahnya tubuh ini, kok nggak ada sih laki-laki yang kepengin untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan telaten.Pertama-tama belahan gunung kembarnya. “Ah.. ssh.. terus Ian”, Ibu Yuni tidak sabar lagi, BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar yang montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian, “Aah.. ssh..” dengan sedikit agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia tepat menggunakan celana pendek yang kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus dengan lembut, “Aah.. aku juga sudah mulai terangsang.Kusikapkan celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dengan celana dalamnya, hu.. cantiknya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-elus gundukan itu, “Aah.. uh.. ssh.. Ian kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak tahan lagi”, sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya Yuni juga sudah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja terlepas sudah celana pendek sekaligus celana dalamku. “Oh.. besar amat”, katanya. Kira-kira 18 cm dengan diameter 2 cm, dengan lembut dia mengelus zakarku, “Uuh.. uh.. shh..” dengan cermat aku berubah posisi 69.


    Kupandangi sejenak gundukannya dengan pasti dan lembut. Aku mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dengan lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya, “Aah.. uh.. ssh.. terus Ian”, Yuni mengerang. “Aku juga enak Yuni”, kataku. Dengan lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati dengan lembut, “Assh.. oh.. ah.. Yuni terus sayang”, dengan lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, “Aahk.. uh.. ssh..” sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin mencoba yang namanya bersetubuh.

    Kurubah posisi, kembali memanggut bibirnya.Sudah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit kudorong pinggulku, “Aakh.. sshh.. pelan-pelan ya Ian, aku masih perawan”, katanya. “Haa..” aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci. Dengan sekali dorong lagi sudah terasa licin. Blesst, “Aahk..” teriak Yuni, kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2 menitan lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dengan waktu 7 menit Yuni.. “Aakh.. ushh.. ussh.. ahhkk.. aku mau keluar Ian”, katanya. “Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh..” kataku.

    Tiba-tiba menegang sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku dan terasa kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat lagi memuntahkan.. “Crot.. crot.. cret..” banyak juga air maniku muncrat di dalam lubang kemaluannya. “Aakh..” aku lemas habis, aku tergeletak di sampingnya. Dengan lembut dia cium bibirku, “Kamu menyesal Ian?” tanyanya. “Ah nggak, kitakan sama-sama mau.”


    Kami cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan sejak kejadian itu aku sering bermain cinta dengan Ibu Yuni hal ini tentu saja kami lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat penginapan apabila kami sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai. sejak kejadian itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, dan kini Ibu Yuni menjadi pacar gelapku.

  • Kisah Memek Tina, Asisten Dokter Gigi

    Kisah Memek Tina, Asisten Dokter Gigi


    2763 views

    Duniabola99.com – Aku, Haryanto (nama samaran), dipanggil singkat Yanto. Setelah kerja 2 tahun lebih, aku dipindahtugaskan ke kota B ini, tidak seramai kota besar asalku, tapi cukup nyaman. Aku dipinjamkan rumah kakak perempuanku yg bertugas mendampingi suaminya di luar negeri. Sekaligus menjaga dan merawat rumahnya, ditemani seorang mbok setengah tua yg menginap, dan tukang kebun harian yang pulang tengah hari.


    Dua bulan sudah aku tinggal di rumah ini, biasa-biasa saja. Oya, rumah ini berlantai dua dengan kamar tidur semuanya ada lima, tiga di lantai bawah dan dua di lantai atas. Lantai atas untuk keluarga kakakku, jadi aku menempati lantai bawah. Di samping kamar tidurku ada ruang kerja. Aku biasa kerja disitu dengan seperangkat komputer, internet dan lain-lain.

    Suatu ketika, aku kedatangan seorang dokter giri, drg Retno, ditemani asistennya, Tina. Mereka mau mengkontrak satu kamar dan garasi untuk prakteknya. Untuk itu perlu direnovasi dulu. Aku menghubungi kakakku melalui sarana komunikasi yang ada, minta persetujuan. Dia membolehkan setelah tanya-tanya ini itu. Maka mulailah pekerjaan renovasi dan akan selesai 20 hari lagi.

    Sementara itu, drg Retno menugaskan Tina untuk tinggal di kamar tidur yg dikontrak juga, disamping garasi yg hampir siap disulap jadi ruang praktek. Mulailah kisah dua anak manusia berlainan jenis dan tinggal serumah….

    Sudah dua minggu Tina tinggal di rumah ini. Dia biasanya membawa makan sendiri, seringkali aku ikut makan bersama dia kalau kebetulan masakan mbok dirasa kurang. Tina berlaku biasa saja mulanya, dan aku tidak berani lancang mendekatinya. Tina berperawakan hampir sama tinggi denganku, tidak gemuk tetapi tidak kurus. Selalu berpakaian tertutup sehingga aku tidak berhasil melihat bagian yang ingin kupandang. Wajahnya cukup manis.

    Suatu hari, mbok minta ijin pulang kampung setelah bekerja 9 bulan lebih tanpa menengok anak cucunya. Aku mengijinkan mbok pulang. Mbok akan minta tolong pembantu tetangga menyediakan makanan untuk aku selama mbok pulang.


    Nah, pagi hari itu aku mengantar mbok ke setasiun bus dengan mobil kantorku, baru pulang untuk mengambil berkas dan berangkat lagi ke kantor. Tina pergi ke klinik dokter gigi Retno dengan motor, biasanya jam setengah delapan pagi sudah kabur dan pulang jam lima atau enam petang, bergantung kepada banyaknya pasien. Untuk praktisnya, masing-masing membawa kunci rumah sendiri.

    Sore hari setelah mbok pergi itu suasana rumahku sepi. Aku pulang jam empat sore dan sempat melihat-lihat kebun dan mengambil daun-daun kering lalu membuangnya di tempat sampah. Tina baru sampai di rumah sekitar jam setengah enam, tanpa aku tahu. Dia ternyata ada di jendela memandangku bekerja di kebun. Ketika matahari sudah doyong ke Barat, aku baru melihat ke jendela dan nampak Tina tersenyum di baliknya. Segera aku masuk rumah. “Sudah lama kamu datang, Tina?” Dia mengangguk. “Aku melihat kamu bekerja di kebun, suatu pemandangan indah, laki-laki rajin bekerja keras… Kagum aku dibuatnya.”

    Aku tertawa sendiri, lalu masuk kamar untuk mandi. Kamar mandiku ada dalam kamar tidur, jadi aku bebas berjalan telanjang masuk keluar atau dengan melilitkan handuk saja, seperti sore itu. Keluar kamar mandi, aku terkejut, karena Tina ada dalam kamar tidurku. “Aku masuk tanpa permisi, maaf ya, kamu marah?” Aku jawab, “ Ah tidak, masak marah sih, disambut perempuan seksi dan manis…? Aku mau tukar baju, kamu mau tetap di sini atau…?” Tina tersipu. “Oh, mau buka handuk, gitu? Aku tunggu di sofa, mau ada perlu sama kamu.” Tina keluar kamar.

    Aku mengenakan kaos oblong dan celana boxerku, lalu menghampiri Tina di sofa, duduk di sebelahnya. Dia menjauh. “Kamu sudah mandi, aku belum… nanti kamu nggak betah di dekatku..” Aku cuma senyum saja. “Ada pelu bicara apa, Tina…?” Dia bimbang sebentar, lalu, “Aku mau numpang mandi di kamar mandimu. Ada shower air hangat kan? Water heater di kamar mandiku rusak, mbok belum sempat panggil tukang…” Sambil senyum, aku jawab, “Tentu, silahkan saja, tapi pintu kamar mandi jangan dikunci, sulit membukanya. Tenang, aku tidak akan mengintip kamu mandi, jangan takut…” Tina tertawa, “Tidak ngintip tapi langsung melihat…? Mana ada laki-laki membuang kesempatan.” Aku malu mendengarnya. “Ah, kamu bisa saja…” itu jawabku sambil memegang bahunya. “Tuh, mulai ya,..?” katanya sambil setengah berlari masuk kamarnya mengambil handuk dan lain-lain.

    Dua puluh menit berlalu, Tina sudah kembali duduk disampingku. Bau wangi menyergap hidungku. “Eh, Yanto, mau nggak antar aku beli kacang rebus atau goreng di simpang jalan?” Segera aku mengiyakan.


    Lima menit kemudian Tina dan aku sudah bergandengan tangan berjalan ke penjual kacang, sekitar 500 meter jauhnya. Sepulangnya, tangan Tina menggandeng lenganku dan aku sempat merasakan buah dada kanannya menyentuh lengan kiriku. Serrr, darahku berdesir, jantungku berdegub kencang. Ibu—ibu di warung dekat situ nyeletuk, “Wah bu dokter sudah punya calon suami… selamat ya?” Tina tertawa kecil. Ibu-ibu itu sudah akrab dengan Tina, mempersilahkan mampir untuk suatu pertanyaan tentang kesehatan giginya. Sempat terdengar Tina melayani salahsatu dari mereka sambil menyoroti mulut si pasien kampung itu dengan batere kecil, lalu menyuruhnya datang ke klinik besok pagi. Semua pertanyaan dijawab dengan ramah. Aku jadi kagum dengan keramahan Tina. Pantes kliniknya ramai setiap hari.

    Pulang rumah, aku dan Tina duduk di seputar meja makan sambil menikmati kacang rebus dan goreng. Sementara itu aku tetap mencuri-curi pandang wajahnya, atau turun ke dadanya. Tetap tidak kelihatan apapun. Tina seorang perempuan yang tetap menjaga kesusilaan, pikirku. Jadi, apakah aku bisa menikmatinya, waduh, mengajaknya tidur bersama, pikiranku melayang ke arah hal-hal yang erotis. Tina menyudahi makan kacang karena kenyang, katanya, lalu bangkit pergi ke tempat sikat gigi (wastafel). Aku merapikan meja makan, lalu menyusul Tina untuk sikat gigi di sampingnya.

    Tanganku mulai nakal. Aku nekad menyentuh bokongnya, meremas lalu merangkul pinggangnya. Tina seakan kaget, lalu menepis tanganku sambil sedikit menatapku sementara mulutnya masih penuh busa.

    Tina berkata, “Jangan mulai nakal… “ Lalu dia membalas mencubit bokongku dan meninju punggungku. “Nih, rasakan, ya…” Dia mencubit berkali-kali dan meninju juga. Lama-lama aku merasa sakit juga, lalu kutangkap tangannya dan kutarik tubuhnya mendekat, tetapi dia berontak dan lari ke sofa. Selesai sikat gigi, aku duduk disebelahnya. “Kamu masih marah, Tina?” Dia menutup matanya, lalu… menubruk dadaku seraya menangis. Aku heran sekali. “Kamu ini…. Kamu ini… bikin aku gemes! Aku jadi nggak tahan lagi. Dadamu basah ya, dengan air mataku. Buka saja kaosmu…” Aku menurut, dia kembali membenamkan wajahnya di dadaku, lidahnya menjilati putingku. Bibirnya menciumi dadaku ke kiri dan ke kanan samapi ke lipatan ketiakku. Ketika lidahnya mau menjilat ketiakku, segera kurapatkan sehingga dia gagal. Wajahnya nampak kecewa. Berbisik, “Kenapa? Nggak mau ya?” Aku jawab, “Nanti kamu nggak tahan baunya, bau keringat laki-laki. Tina, aku ada permintaan…” Tina menjawab lirih, “Minta apa? “ Kujawab, “Mau nggak kamu tidur di kamarku bersama aku?” Tina diam saja, tidak mau menjawab. Wajahnya sudah ditarik menjauh. Aku takut dia marah. Lalu berbisik, “Kalau aku bilang… tidak mau, kamu marah?” Aku jawab, “Aku tetap membujuk sampai kamu mau. Sinar mata dan wajahmu mengatakan kamu mau…”

    Tiba-tiba Tina bangkit dan berjalan ke kamarnya. Di pintu masuk kamar, dia memalingkan wajahnya lalu menggapai aku supaya mendekat. Aku segera bangkit, menuju kamarnya. “Kamu saja yang tidur di sini, mau?” Aku menggelengkan kepala. “Kamar mandi untuk kamu kan ada di kamar tidurku,gampang untuk segala keperluan…” Tina tersenyum mengangguk. “Kalau begitu, kamu tunggu di kamar, ya, nanti aku menyusul kamu.” Jantungku hampir berhenti berdetak mendengarnya. (Tina mau lho, tidur denganku…!)

    Segera aku berjalan ke kamarku, lalu merapikan ranjang, meletakkan dua handuk melintang di atasnya. Tak lupa mengoleskan krim tahan lama pada kepala kemaluanku, lalu memakai sarung setelah melepaskan semua pakaian.

    Belum satu menit, Tina sudah berdiri di depan pintu kamar. Melihat aku memakai sarung, dia berkata, “Kamu ada sarung lagi? Aku ingin memakai. Rasanya praktis ya?” Aku mengangguk lalu membuka lemari pakaian, mengambil sarung lagi, kuserahkan kepada Tina. Dia membawa sarung itu masuk kamar mandi, melirik manis sambil berkata, “Jangan ikut masuk, ya?” Aku tertawa saja, lalu berbaring bertelanjang dada sampai pinggang. Sarung itu menutup bagian bawah setelah pinggang. Tina keluar kamar mandi dengan sarung menutup bagian dada sampai pinggul. Dia meletakkan pakaiannya, termasuk BH dan celana dalam kuning, di meja. Dia melirik lalu tersenyum, “Lihat BH dan celana dalamku? Nih, biar puas melihatnya.” Dia mendekati aku lalu memamerkan BH dan celana dalamnya ke dekat wajahku. Aku mendekatkan hidungku pada celana dalamnya, tetapi dengan cepat dia menariknya sambil tertawa.


    Dua detik kemudian, dia merebahkan diri di sebelahku. Aku melihat wajahnya, berpandang-pandangan selama beberapa puluh detik. Kudekatkan bibirku pada pipi, dahi, lalu… ke bibirnya. Dia melumati bibirku, perlahan mulanya. Lalu perlahan membuka mulutnya, sehingga kini mulutku bisa mengisap mulutnya sambil bergoyang ke kiri ke kanan, lalu lidahku bertemu lidahnya. Tina menghembuskan napasnya seperti tersengal, lalu kembali mengisap mulutku bergantian. Lengannya merangkulku, dan kini, yah, benarlah, dadaku bersentuhan dengan buah dada Tina yang kencang mencuat dan berputing keras. Dalam berahi yang makin membara, aku dan Tina sudah tidak memikirkan apa-apa lagi. Tiga gerakan cukuplah melepas sarung-sarung itu, sehingga tubuh Tina yang telanjang bulat sudah nempel erat dengan tubuhku. Dia mendorongku sehingga telungkup di atas tubuhku yang telentang, sambil terus mengisap dan mengisap dan mengisap mulut seraya bergoyang-goyang ke kiri kanan dan buah dadanya menekan menggeser-geser di dadaku. Aku sudah terbawa ke awan yang tinggi. Lenganku merangkul tubuhnya erat-erat, jembut Tina bergesekan dengan jembutku, aduh bukan main nafsuku berbaur dengan nafsu Tina. Kemaluanku yang sudah keras itu bergesekan dengan bibir kemaluan Tina, pahanya bergerak-gerak sebentar menjepit pahaku sebentar menindih dan entah gerakan apa lagi.

    Sebelas menit kemudian Tina melepaskan diri, mengangkat tubuhnya sambil memandangku. “Bagaimana rasanya, enak dan nikmat..?” Aku jawab, “Bukan main… Tina, oh ina, buah dadamu.. padat mencuat, aku nikmati sekali. Kamu merasa nggak… jembut kita beradu? Jembutmu yg lebat, menambah nikmatnya….” Belum sempat kalimatku selesai, Tina sudah menindihku lagi, kali ini dia membuka lengannya sehingga lidahku bisa menjilat ketiaknya yang halus tidak berambut. Kuciumi ketiak Tina beberapa saat, dan tubuhnya menggelinjang. “Ohh, Yan… Yanto… geli sekali rasanya…” Aku pindah ke ketiak yang satu lagi, dan Tina kembali menggelinjang. “Kamu doyan ya, menilat ketiak cewek?” Kujawab, “Ketiakmu harum dan indah bukan main. … Siapa bisa tahan membiarkan tidak dicium?” Kujilati terus kedua ketiaknya, dan Tina mengaduh-aduh penuh nikmat. Didadaku masih terasa buah dadanya menggeser-geser. Pinggulnya bergoyang terus, sampai suatu ketika, dia setengah berteriak, “Yanto… aku nggak tahan…. Ayo kamu di atasku…”

    Aku memutar tubuhku sehingga kini berada di atas tubuh Tina. Kedua lengannya merangkul punggungku, “Duh,.. tubuhmu sungguh kekar… aku sangat menikmati…. Ohh….” Sekarang aku menindih buah dadanya, sambil mulutku mengisap-isap dan isap mulutnya. Lidah Tina masuk ke dalam mulutku dan kuisap, alu giliran lidahku menelusuri mulutnya. Tina mengggelinjang, lalu membuka kedua pahanya. “Masukkan kemaluanmu…. pelan-pelan ya, besar sekali kemaluanmu… ooohhh… sudah… sudah masuk semuanya… oohh nikmatnya… nikmatttt sekali…..” Pinggulnya bergoyang naik turun makin cepat seiring dengan gerakan naik turun pinggulku. Terasa kemaluanku dijepit dan disedot kemaluannya. Aku mengeluh, “Tina, kemaluanmu sempit… duhh nikmatnya dijepit dan… disedot kemaluanmu… ooohhh Tina…” Dia menjawab, “Yan… jangan keluar dulu ya…. Aku masih ingin lama nih, menikmati … persetubuhan ini..” Lalu menggelinjang hebat ke kiri ke kanan, mulutnya tertutup rapat dalam mulutku dan mengeluarkan suara lenguhan seorang perempuan yang sedang penuh nikmat.

    Gerakan tubuhku dan Tina menimbulkan bunyi kecupak-kecupak saat kemaluanku menembus jembut dan kemaluannya yang sudah basah. Aku bertanya, “Tina, boleh kujilat jembutmu,…kemaluanmu….?” Segera dia menggelengkan kepala, meski mulutnya masih dalam mulutku. “Jangan sekarang,… jangan dilepasss… nanti saja… oohh,… nikmatnya…” Aku menggeserkan tubuh Tina kesamping, supayua dia tidak kepayahan menanggung beban tubuhku. Dia berbaring disampingku sambil lidahnya terjulur minta diisap. “Tina,…. Aku minta ludahmu…” Dia menjulurkan lidahnya, kali ini penuh ludahnya. Segera kuisap dan kusedot mulutnya dan kuisap ludahnya semua. Tina menggelinjang. “Kamu di bawah, mau…” Aku menggeser kembali, telentang di bawahnya. Tubuh Tina seluruhnya menindih tubuhku, buah dadanya kembali bergeser-geser. Kemaluanku berhasil masuk dari bawah, dibantu tangan Tina. Tina mengdesah, “Ooohh… aduhhh… nikmatnya, aduuhh… kemaluanmu memenuhi…. Kemaluanku penuh kemaluanmu, ohhh… terus, Yanto, terus genjot dari bawah…. Oohh…. Ohhh, nikmat sekali, …. “Gerakan tubuh Tina dan aku makin cepat sampai, “ Aku tidak…. Tidak tahan lagi…. Mau keluar…. Oohhh… keluar… Yanto…! Aku sudah keluar…. teruskan, teruskan…. Masih nikmat…. Mau lagi.. Yanto…. Kemaluanmu… nikmat sekali….. adu jembut, nambah nikmat…. Aku mau keluar lagiiiii…! Yanto, aku … nggak tahan, …keluar lagi, sudah dua kali… sekarang kamu dong, semprotkan manimu… ooohhh… ohh… terus Yanto, kamu harus puasss…” Aku bergerak terus, tetapi pengaruh krim tahan lama membuatku tidak gampang keluar.

    Aku berbisik, sambil lidahku menjilati lehernya, “Tina, masih nikmat… atau mau ke kamar mandi dulu, lalu berbaring sambil istirahat 30 menit dan ….. mulai babak kedua…?” Tina berbisik mesra. “Aku mau, Yanto, berkali-kali semalam suntuk bersetubuh dengan kamu…. Sekarang ke kamar mandi dulu… “ Dia beringsut mau turun ranjang, tangannya menggapai tissue lalu mengelap kemaluannya. Llau berjalan beringsut sambil terus memegang tissue di kemaluannya. Aku menyusul dia. Kemaluanku basah dengan air mani Tina, tetapi tidak sampai mengucur.


    Di kamar mandi, Tina berbisik, “Yanto, kamu… hebat… sebagai laki-laki, bisa memuaskan aku berkali-kali.” Aku menjawab, “Baru dua kali, Tina… “ Dia tersenyum, berbisik, “Semalam suntuk bisa berapa kali, ya? Aku kepningin terus, berahiku tidak…. tidak terbendung, sudah ditahan berhari-hari. Untung mbok pergi ya, jadi kita bebas ….” Aku menunduk, lalu kuserbu kemaluannya, kuciumi jembutnya, kujilati kemaluannya sampai dia kembali mengeluh nikmat. “Duhh, Yanto, … kamu merangsang lagi… ooh… ohh, aku terangsang… ayo balik ranjang… tapi, aku mau mengisap kemaluanmu dulu… waduh, sudah tegang lagi…” Mulutnya mengulum, mengisap kemaluanku beberapa menit. “Tinaaa…. Sudah, sudah, nanti aku crot dalam mulutmu, saying sekali. Lebih nikmat crot di dalam kemaluanmu…” Tina tertawa, “Nggak kuat ya? Pakai krim lagi? Biar kuat berjam-jam?” Aku mengangguk lalu memeluk tubuh Tina, buah dadanya kembali nempel dipinggangku. “Tina,… merasakan buah dadamu, sungguh nikmat…”

    Sampai di ranjang, kembali dia menindihku. “Kamu di bawahku dulu ya… Eh, belum pakai krim?” Aku beringsut ke meja lalu mengoleskan krim di kepala kemaluanku. “Nih, sudah pakai krim. Tidak takut crot dulu, sejam lagi rasanya.” Kembali tubuhku ditindih Tina, mulutnya kembali menyeruput mulutku, buah dadanya bergerak ke kiri kanan di dadaku, aduh nikmat sekali. “Kamu nafsu lagi, Tina?” Dia mengangguk, “Ya, kali ini sampai sejam baru aku keluar…. Ketiga keempat, kelima….”

    Aku menikmati posisi begini (sebutannya Woman on top missionary sex) selama sekitar 25 menit, terus menerus menyeruput mulut Tina, menelan ludahnya, merangkul erat tubuhnya, mencengkeram bokongnya yang aduhai, dan seterusnya. Tina juga menikmati perannya, memandang wajahku dengan sayu, menjulurkan lidahnya, masuk ke mulutku seraya menelusuri seluruh rongga mulutku, mengisap, mengisap, menyedot, menyedot, terus menerus. Pinggulnya bergerak ke kiri ke kanan, maka terasalah jembutnya bergesekan dengan jembutku, pahanya kadang-kadang menuruni pahaku supaya kemaluanku bisa menggeser-geser kemaluannya yang sudah basah itu.

    Setelah sekitar 25 menit itu, Tina melenguh dan mendorongku supaya bergeser ke samping, lalu berbisik, “Kamu naik ke atas ya… aku sudah nggak tahan, ingin dimasuki kemaluanmu…. Yang lama dan dalam,… jangan cepat-cepat, …. putar pinggulmu, nah gitu….ooh… nikmatnya, Yanto, terus… nikmatttt sekali…. Mauku sih yang lama,…. terus, … sekarang kemaluanmu… benamkan ke dalam kemaluanku, terus….. yang dalam… ohh, ohh, mmm… mmm…” Mulutnya kusedot sedot terus, dan dia membalas sedotanku, jadi cuma bisa mengeluarkan suara … mmm…. mmmm…. ahh… ahhh.. Sementara dadaku menindih buah dadanya, sungguh nikmat sekali. Buah dada yang mencuat dan kencang. Tiap lelaki pasti akan menikmatinya dalam posisiku ini. Aku sendiri mendesah kencang sambil menggerakkan pinggulku, naik turun dan putar-putar. “Tin… ooohh… jembut…. jembut kita…. beradu… nikmat sekali ya…?” Tina mendesah dalam mulutku, mmm… lalu menjawab, “Betul… jembut ketemu jembut…. dadamu menindih buah dadaku… nikmat sekali, Yantoooo… aku nggak tahan lagi… aku mau keluar lagi … Yantooo…. aku … keluar… crot crot…. Oohhh… nikmatnya….” Lengannya melingkari tubuhku dengan kencang. “Yanto,… tubuhmu… enak sekali kurangkul… kekar, … begitu jantan… nikmat sekali.. jangan lepas dulu ya…. teruskan, Yantoooo… aku masih bisa lagi, … “ Aku gerakkan pinggulku naik turun terus, kurasakan batang kemaluanku disedot dan dijepit kemaluan Tina… Kemaluannya berkedut-kedut… Untung aku pakai krim tahan lama. Siapa sih bisa tahan kemaluannya dijepit dan disedot begitu. Sekitar 12 menit, Tina kembali mengeluh panjang dalam mulutku, lalu pinggulnya mengejang keras dan… terasa lagi cairan hangat membasahi kemaluanku di dalam kemaluan Tina. Dia terengah-engah, sambil mengisap mulutku dia berbisik, “Yanto… aku sudah keluar… empat kali ya?” Aku menjawab, “Ya, baru empat kali. Masih mau empat kali lagi sampai pagi?”

    Tina berbisik, “Istirahat dulu yuk, setelah bersih-bersih di kamar mandi. Kamu hebat sekali, ya, belum keluar juga air manimu. Nanti aku mau mengisapnya ya, sisa-sisa air manimu, dalam mulutku, kalau sudah keluar dalam kemaluanku….” Dia menuntunku jalan ke kamar mandi sambil menempelkan buah dadanya di sampingku… Perasaanku sudah tidak karuan, lelaki menghadapi perempuan yang nafsunya besar dan tidak dapat dibendung lagi. Di kamar mandi, Tina mendekatkan wajahnya ke wajahku sambil menjilati pipi dan leherku. “Yanto…. kamu jantan tulen… aku ingin terus dipeluk dan diapakan saja sampai pagi… “ Lalu menyabuni kemaluannya dan mengusap kemaluanku, dan menyirami lalu mengelap dengan handuk. Tina berbisik, “Mau kuisap… kemaluanmu?” Aku menolak, takut ngecrot di kamar mandi, lalu kepeluk dia menuju ranjang lagi.

    Kembali dia telungkup di atas tuuhku, lalu berbisik, “Mau main 69?” Aku mau, lalu dia menggeserkan tubuhnya, berbalik arah. Buah dadanya menggeser di dada dan perutku. Mulutku sekarang persis berhadapan dengan jembut dan kemaluannya, yang segera kujilat. Begitu juga dia, mulutnya menelusuri biji kemaluanku, lalu batangnya, dan menjilati kepalanya sebelum mengulum dengan penuh gairah. Dia mendesah ketika merasakan jembutnya kuciumi dan bibir kemaluan yang berwarna merah itu kujilati dengan sama gairahnya. Posisi ini berlangsung selama sekitar 10 menit, ketika aku merasakan puncak kenikmatanku nyaris sampai, lalu kuminta dia balik arah lagi. Kembali mulutku mengisap mulutnya, berbau jembut dan terasa agak asin. Dengan gairah penuh dia mengisap mulutku, menjulurkan lidahnya masuk keluar untuk beradu dengan lidahku. Buah dadanya bergerak kiri kanan di dadaku, nikmat sekali rasanya. Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan main dengan boneka seks lagi. Kalah nikmat dibandingkan tubuh Tina. Lenganku melingkari punggung Tina, bokongnya kucengkeram dan kuelus. Tina mengerang, “Aku nafsu lagi, Yanto…. kamu begitu pinter… membangkitkan berahiku…”


    Dia mendorongku ke samping lalu menarik tubuhku sampai menindih tubuhnya. Kembali kutindih buah dadanya, begitu nikmat. Mulutku mengisap mulutnya, dan kemaluanku masuk ke dalam kemaluannya, jembutku bergesekan dengan jembutnya. Pinggulku naik turun, perlahan lalu tambah kencang. Selang lima menit, Tina sudah kelojotan, mengerang dalam mulutku, lengannya mencengkeram punggungku, pinggulnya bergerak cepat naik turun dan kesamping, dan… Tina menjerit tertahan dalam mulutku. Kemaluannya kembali memuntahkan cairan hangat, kurasakan kemaluanku disiram cairan hangat. Dia sampai puncaknya lagi.

    Dalam kondisi seperti itu, dia tetap memeluk aku. “Yantooo… terus yuk… aku masih bisa keluar lagi. Jangan lepas kemaluanmu, teruskan… 10 menit lagi aku crot… kamu juga kan? Aku merasakan kemaluanmu sudah kedut-kedut. Ayo sama-sama keluar, biar puas bareng…mau?” Aku mendesah sambil terus bergerak pelan, pinggulku naik turun. “Kamu ini, Tina… manis sekali… wajahmu bikin aku nafsu, buah dadamu bikin aku nggak tahan…. Tin, rasanya aku mau keluar nih, mana tahan sih, merasakan nikmatnya semua ini?” Tina senyum mendengar kata-kataku, lalu memandangku. “Aduhai, Yanto… kamu pemuda ganteng… jantan, … pandai membangkitkan nafsu perempuan … ayo terus… aku mau nih…. ooh… nikmatnya…” Tubuh Tina menggelinjang dibawah tubuhku, mulutnya menyedot mulutku, menyedot terus… buah dadanya bergoyang ditindih dadaku.

    Aku sudah tidak tahan lagi. Tadi lupa mengolesi krim tahan lama sekembali dari kamar mandi. Tuuhku bergerak naik turun dengan cepat, mengeluarkan bunyi kresek-kresek dan kecupak-kecupak ketika mulutku mengisap mulutnya dan jembutku beradu dengan jembutnya. “Tina,… buah dadamu… bikin akau tidak tahannn… aku mau keluar nih…” Tina mendesah, “Ayo, terus…. Aku juga mau keluar lagi… oohhh…. Yanto… mmm… ouww…. nikmat sekaliii…. “ Aku sampai puncaknya. “Tinaaa…. Aku keluar…. Aku keluar… oohhh… nikmatnya buah dadamu, jembutmu, kemaluanmu… oouww…. “ Maka crot-crot-crotlah air maniku dalam kemaluannya. Aku ingat pesannya supaya disisakan air mani untuk masuk mulutnya. Kuarahkan kemaluanku ke mulutnya dan…. crot-crot lagi dua tetes air mani dalam mulut Tina.

    Beberapa menit aku tergolek di atas tubuh Tina, mengatur napas. Tina juga begitu. Tina puas empat kai rasanya, dan aku satu kali. Dia berkata sambil senyum manis, “Yanto, kita sama-sama keluar ya? Sama-sama puas? Besok malam mau lagi? Saban malam… Aku ini perempuan penuh nafsu, ya? Aku sayang kamu, bakal jadi cinta.” Lalu berdua aku ke kamar mandi, membersihkan tubuh, lalu tidur sampai subuh.

  • Foto Ngentot Leah Gotti melakukan posisi 69 dengan penis besar

    Foto Ngentot Leah Gotti melakukan posisi 69 dengan penis besar


    2761 views

    Duniabola99.com – foto  Leah Gotti ngentot dengan pasangannya yang berpenis gede melakukan posisi 68 yang sangat memuaskannya dan menelan sperma yang banyak.

  • Kisah Memek ngentot berenam dengan sahabat tercinta

    Kisah Memek ngentot berenam dengan sahabat tercinta


    2760 views

    Duniabola99.com – “Hallo Nia..”
    “Iya Man pa kabar?”
    “Baik, kamu ada dimana?”
    “Aku lagi di tempat kost temanku nih, main donk kesini teman-teman ku pingin kenalan sama kamu..”, katanya
    “Ehmm.. di daerah mana?” tanyaku.
    “Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang”
    “Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya” kataku
    “Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..”, katanya lagi
    “Lho, emang aku mau diapain?”, tanyaku penasaran
    “Mau diperkosa rame-rame siap nggak?”
    “Siapa takut..”, jawabku sekenanya

    Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit akupun sampai di tempat yang telah dijanjikan.


    “Hallo Nia, aku dah di depan nih..”, kataku
    “Ok aku keluar ya, sabar..”

    Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, wowww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Nia. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.

    “Iya, ada apa?”, jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.
    “Firman ya..”, kata dia.
    “Iya”, kataku.
    “Aku Melly temennya Nia yuk masuk yuk..”, katanya dengan senyum nakalnya.
    “Oh.. yuk”, jawabku agak sedikit tergagap.

    Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati. Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Nia dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Ayu dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Melly.

    Tiba-tiba Nia membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok, dengan cepatnya Melly mencium bibirku dengan liarnya,

    maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula. Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Nia dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Melly.

    Ketika bajuku dilepaskan oleh Nia tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga “Adekku” langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.

    Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Ayu dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Ayu dan Ayu pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.


    Langsung saja aku buka baju Melly yang terdekat dengan aku dan ketika Melly sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman. Sementara itu Nia menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku.

    Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Nia sedangkan posisi Nia digantikan oleh Melly, wow.. ternyata kuluman Melly lebih enak dari pada Nia dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu.

    Nia setelah melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya..

    Bless.., “Aah..”, desah Nia.

    Sementara Nia sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Melly keatasku dan aku menjilati vaginanya.

    “Ahh.. enak Man terus Man ohh..” desah Melly.
    “Ahh.. ohh.sst” desah Nia yang bersahut-sahutan dengan Melly dan Ayu.
    “Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst” racau Melly ketika klitorisnya aku hisap-hisap.

    Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.

    “Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh..” racau Dita.

    Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya Nia menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.

    “Ahh.. Man aku keluar Man ah..”

    desah Nia dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Ayu dan Melly segera turun dari mulutku dan memasukan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginannya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap vaginanya.


    Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak, “Man ahh.. aku keluar Man.. ah..” sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.

    Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kki juga tidakmau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku memulai menjilati vagina Kiki Melly yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.

    “Man aku keluar Man ah.. sst ahh..” racaunya.

    Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula ubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..

    “Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah..” desahnya.

    Sedangkan Ayu yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginannya

    “Ohh yess ohh lick it honey oh..” desah Ayu.

    Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks. Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Ayu berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Ayu berteriak.

    “Ahh.. pelan-pelan Man sakit”

    Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Ayu terbiasa karena aku melihat Ayu mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Ayu tenag maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Ayu

    “Ahh Man sakit ah..” desah Ayu.


    Dan perlahan-lahan Ayu mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali vagina Ayu dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada teesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Ayu yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.

    “Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man..” racau Ayu.

    Maka aku menarik Ayu kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang Ayu tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.

    Setelah 10 menit aku menggenjot Ayu akhirnya dia pun mengerang.

    “Man aku keluar Man ohh.. Man..”

    Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Ayu karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Ayu sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Ayu berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun.

    Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternya Melly sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Ayu dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.

    “Ahh Man aku keluar lagi Man ah..” dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Melly untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Melly dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.


    “Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh..” racaunya.
    “Enak Mel, aah.. esst ahh”, racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Melly yang kata orang-orang ’empot ayam’.

    Maka dengan semangatnya aku menggenjot Melly dan setelah 10 menit Melly berkata,

    “Man aku mau keluar Man.. Man ahh”
    “Ntar Mell gue juga mau keluar barengan ya ahh” kataku.
    Akhirnya, “Man gue nggak kuat Man ah..”, ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Melly.
    “Ahh gue juga Mell ah..”, crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.

    Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Melly. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku.

    Maka seketika itu juga aku langsung meracau, “Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit”

    Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vagiannya, memang dari ‘peperangan’ tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.

    Terus dia menggoyangkan pinggulnya.

    “Ahh.. esst enak Man ah..”

    Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku. Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.


    “Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh..”
    Akhirnya, “Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot..”

    Kami pun lemas dan Dita menciumku bibirku mesra “Makasih ya Man, enak lho bener yang Nia bilang” katanya.

    “Emang Nia bilang apa?” tanyaku penasaran.
    “Kontol kamu enak, kamu bisa bikin cewek ketagihan nanti lagi ya” katanya.

    Aku hanya tersenyum dan memeluk dia. Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Melly, Ayu ataupun yang lainnya secara bergantian.

    Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi.