Author: Kisah Memek

  • Cerita Sex Sekretaris Favorit 1

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 1


    5312 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sekretaris Favorit 1 ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSuara pintu terketuk tok tok tok “iya silakan masuk.

    “Gini pak apakah hari ini bapak free untuk meyeleksi calon sekretaris yang baru”, kalau iya ini ada
    yang melamar di posisi tersebut pak.

    “Ya ya ya suruh masuk saja dia dan bawa lamarannya perintah Yosep tanpa melihat bawahannya.
    Setelah kemudian terdengar suara ketukan lagi di ruangan Yosep.

    “ya silahkan masuk, tanpa melihat kedepan dan memperdulikannya karena saat itu Yosep sedang asyk
    membaca majalah cerita dewasa.

    “dengan nada tegasya masih membaca cerita tersebut Yosep memberi kesempatan pelamar untuk menyebutkan
    nama , umur kamu, tempat tinggal dan pendidikan terakhir anda.

    “Nama saya Agni Pradipta, saat ini saya berusia 21 tahun. Saya tinggal di perumahan Jatinegara Kaum,
    Jakarta Timur. Saya merupakan Lulusan D3 jurusan sekretaris pada universitas Swasta Trisakti.” Jawab
    Agni dengan lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.

    Saat itu Agni mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer hitam dipadu kemben putih tanpa memakai Bra
    yang menahan buah dada yang berukuran 36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada
    pakainannya.

    Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya yang putih, seakan memancing setiap tangan
    untuk menjamah serta merasakan kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar 170 cm yang cukup tinggi bagi
    wanita seperti gni.

    Terkadang banyak sahabatnya yang bertanya kepadanya, mengapa ia lebih memilih untuk menjadi seorang
    sekretaris dibandingkan menjadi seorang model karena Agni memiliki segala kriteria seorang model papan
    atas. Paras wanita indo antara Belanda-Jawa. Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak merah bata
    sepunggung, kulit putih bersih.

    Memiliki leher yang jenjang, dengan sedikit rambut halus yang tumbuh di lehernya. Lekukan tubuh yang
    mengiurkan setiap mata yang memandang. Seakan akan mengundang terjangan setiap laki laki yang
    memandangnya bila sedang berjalan.

    Memang selama ini Agni sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan erobik rutin di sebuah gym Selebritis
    Fitnnes dibilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Sepintas Yosep tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri dihadapannya saat itu. Tanpa kembali
    memperdulikan fresh news yang paling ia suka bila membuka forum Cerita dewasa

    Tatapannya bagaikan menelanjang Agni, menatap dan menilai setiap lekukan tubuh Agni saat itu.

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 1 “Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya kenahkan. Apakah bapak kurang berkenan
    dengan pakaian ini.” Tutur Agni setelah menyadari tatapan Yosep yang menatapnya dari ujung kaki
    hingga ujung rambut.

    “Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan penampilan kamu… apakah kamu sudah
    berkeluarga saat ini.” Tanya Yosep yang ingin mengetahui status pelamarnya saat itu.

    “Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier saya, oleh karena itu saya tidak ingin
    menjalin sebuah hubungan dengan siapapun.” Jawab Agni dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah
    karena malu atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Yosep yang terus menatapnya.

    “Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan apa lagi. Mungkin ini agak
    mengherankan, namun ini sebetulnya sangat diperlukan sekali bagi seorang sekretaris saya.”

    “Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk bapak…
    namun bila bapak juga mengingginkannya.”

    Perlahan Agni berjalan mendekati tempat Yosep , dengan menampilkan paras muka nakalnya Agni membuka
    retsleting celana Yosep dan mengeluarkan naga saktinya keluar dari sarangnya. Di genggamnya batang
    kemaluan Yosep dengan jari jari lentiknya.

    Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu naik turun seirama. Sesekian detik kemudian naga yang
    tertidur itu terbangun dan mengeliak dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.

    Dengan lidah nakalnya Agni memulai permainannya dengan menjilat kepala kemaluan yang ia genggam itu.
    Memasukkan kemaluan Yosep dengan diameter cukup besar dan panjangnya sekitar 17 – 20 sentimeter itu
    ke dalam mulutnya.

    Dengan lahap Agni menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral dengan menaik turunkan sambil tangan
    sebelah kanannya membelai kantung kemenyan Yosep .

    Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Agni dengan nikmatnya, tangan sebelah kanan Yosep pun turun
    mencari bongkahan buah surga yang menjulang mengemaskan ke dalam genggaman tangannya yang kekar
    berotot itu.

    Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Yosep melepaskan genggaman buah dada Agni yang kini telah
    mengelantung di luar baju dalamnya dan mengapai telphonenya serta memberitahukan bawahannya bahwa
    untuk saat ini ia tak ingin diganggu serta memberitahukan bahwa ia telah menerima Agni sebagai
    sekretarisnya yang baru. saat ini ia memberitahukan juga bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Agni
    tentang tugas tugasnya sebagai sekretarisnya.

    Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Yosep kembali mencari mainannya yang tadi sempat
    tertunda.

    Kemudian Agni melepaskan kulupannya dan menanyakan kemungkinan apakah Yosep mengingginkan sensasi
    yang lebih dari permainan ini dan yang merupakan tanda terima kasih karena ia telah diterima untuk
    berkerja di perusahaan ini.

    Agni duduk di atas meja kerja Yosep dan merenggangkan kedua kakinya tepat dihadapan Yosep yang
    menampilkan celana dalam putih dengan model renda.

    Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan gundukan daging montok itu dihadapan Yosep
    yang mulai terpanah dengan pemandangan yang kini ia saksikan.

    Tak ingin berlama lama memandangnya. Yosep langsung memendamkan kepalanya di dalam selangkangan Agni
    dan melahap harumnya liang kemaluan Agni yang terawat itu. Ternyata selain merawat kebugaran tubuhnya.
    Agni juga tak lupa merawat liang kewanitaannya dengan segala ramuan ramuan tradisional yang berasal
    dari ibunya yang keturunan orang Jawa. Markas Judi Online Dominoqq

    Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan sejuta rangsangan terhadap Yosep .

    “Sshhhhh…. mmmmm….” rintih Agni mendahakkan kepalanya menatap ke atas menikmati setiap jengkal jilatan
    Irawan terhadap vaginanya.

    Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Yosep yang sedang menikmati.

    “Sssshhh…. Pak. Ooohh….” erang kembali Agni saat Yosep memainkan klitorisnya dan mengigit halus serta
    menekan nekan kepala Yosep tanpa memperdulikan bahwa Yosep adalah atasannya saat itu.

    Jilatan demi jilatan menjelajahi vagina Agni, hingga tak sanggup lagi Agni menahan lebih lama rasa
    yang ingin meledak didalam dirinya.

    Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang cukup besar itu. Beruntung ruangan Yosep
    kedap suara, jadi tak kwatir sampai terdengan oleh karyawannya di luar sana.

    Beberapa menit kemudian Agni mengejang sambil mendesah keras serta meluruskan kedua kakinya yang
    jenjang itu lurus tepat di belakang kepala Yosep yang sedang terbenam menjilati bongkahan vagina
    Agni.

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 1 Akhirnya Agni mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya. Meskipun ruangan tersebut Full AC namun
    Agni masih merasa kepanasan di sekujur tubuhnya saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini
    menjalar didalam dirinya atas rasa yang barukali ini ia dapatkan.

    Masih dengan posisi Agni duduk di atas mejanya. Yosep membuka seluruh celana serta celana dalamnya
    dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang ia banggakan itu.

    Menyadari hal itu Agni menaikan lebih tinggi Rok ketatnya hingga ke pinggangnya yang ramping dan
    merenggangkan kedua pahanya yang siap akan dinikmati oleh atasan barunya.

    Yosep mengenggam batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir vagina Agni yang telah basah
    bercampur liur Yosep dan mani Agni yang tadi keluar.

    Perlahan Yosep menekan kepala kemaluannya ke dalam vagina Agni yang menantang ingin segera di ganjal
    oleh batang kemaluaan besar berurat Yosep . vagina yang hanya dihiasi bulu bulu halus berbentuk V
    diatas liangnya.

    Semakin membuat gemas Yosep yang memandangnya. Dengan dibantu Agni yang membuka kedua pahanya semakin
    lebar, mempermudah kemaluan Yosep untuk segera menerobos masuk.

    “Pak… plan… pelan Pak. Sakit.” Ujar Agni ketika merasakan mahkota keperwanannya ini akan segera
    dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka Agni yang mengigit bibir sensualnya.

    “Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah sensasi yang tak mungkin kamu dapatkan
    ditempat lain selain dengan saya.

    Agni hanya mengangguk kecil kepada Yosep yang melanjutkan dorongannya untuk segera mendobrak pintu
    surganya yang masih rapat tertutup itu.

    Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Yosep , Agni menahan dorongan Yosep yang terus
    berusaha.

    Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya memasuki vagina Agni perlahan lahan dan semakin
    dalam. Setelah terasa seluruh dari batang kemaluannya masuk semua. Yosep tak langsung menariknya
    kembali.

    Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vagina sempit Agni yang perawan itu. Menikmati
    remasan remasan otot vagina Agni terhadap batang kemaluannya.

    Sensasi wajah Agni yang menahan sakit yang dirasakan semakin membuat Yosep semakin meluap birahinya
    untuk lebih lanjut menyetubuhi Agni.

    Pelan pelan Yosep menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vagina Agni dan hanya menyisakan
    kepalanya saja dan kembali menekan masuk terus dan berulang ulang hingga Agni merasakan birahinya
    kembali bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang dibuat oleh Yosep kepada liang kewanitaannya.

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 1

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 1

    “Pak… lebih cepat dong pak dorongannya.” Ujar Agni meminta agar Yosep semakin cepat memompa
    vaginanya.

    Setiap tekanan yang dilakukan Yosep terhadap vagina Agni, mengakibatkan klitorisnya ikut tergesek dan
    menimbulkan sensasi nikmat yang begitu indah.

    Merasa vagina Agni telah dapat menerima kehadiran batang kemaluannya yang besar ini, maka pompaan
    Yosep pun semakin genjar keluar masuk kedalam vagina Agni.

    Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama 30 menit lamanya. Hingga Agni telah keluar sebanyak 4
    kali.

    “Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak ini. Trus pak….” desah Agni semakin
    mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.

    “Paaaakkk… Agni tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…”

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Video Bokep Ngenton bersama ibu tiruku yang montok

    Video Bokep Ngenton bersama ibu tiruku yang montok


    2415 views

  • Video bokep Gala Brown dipijit saat lagi capek	dengan kerjaannya

    Video bokep Gala Brown dipijit saat lagi capek dengan kerjaannya


    1503 views

  • Kisah Memek Tergoda Ibu Kost Yang Bahenol

    Kisah Memek Tergoda Ibu Kost Yang Bahenol


    3574 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Tergoda Ibu Kost Yang Bahenol ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Ini adalah cerita yang menarik. Si Fandi pemuda lugu termakan rayuan ibu kostnya yang sangat menggoda Fandi sehingga Fandi melayani ibu kostnya tersebut. Langsung saja.


    Waktu itu Di kamar kost aku berbaring sambil ngelamun. Diluar gerimis yang turun sejak sore belum juga usai sehingga menambah dinginnya udara malam, dikota yang memang berhawa sejuk. Malam minggu tanpa pacar dan hujan pula membuat Fandi suntuk. Dicobanya memejamkan matanya membayangkan sesuatu. Yang muncul adalah seraut wajah cantik berkerudung. Teh Sarah, ibu kostnya (aku sering memanggil ibu kostku itu dengan sebutan teteh).

    Dibayangkannya wanita itu tersenyum manis sambil membuka kerudungnya, mengeraikan rambutnya yang hitam panjang. Membuka satu persatu kancing bajunya. Memperlihatkan kulit putih mulus dan sepasang buah dada montok yang disangga BH merah jambu. Dan buah dada itu semakin menampakkan keindahannya secara utuh ketika penyangganya telah dilepaskan. Sepasang gunung kembar padat berisi dengan puting merah kecoklatan di dua puncaknya menggantung indah.

    Lalu tangannya membuka kancing celana panjang yang segera meluncur kebawah. Tinggallah secarik celana dalam, yang sewarna BH, membungkus pinggul montok. Bagaikan penari strip-tease, secarik kain kecil itu segera pula ditanggalkan. Menampakkan selangkangannya yang membusung dihiasi bulu menghitam, kontras dengan kulitnya yang putih mulus. Dihadapannya kini berdiri perempuan telanjang dengan keindahan bentuk tubuh yang menaikan nafsu syhawat.

    Fandi bangkit berdiri sambil menggaruk batang kontol di selangkangnnya yang mulai tegak dan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk membuat kopi. Setelah membuat kopi kemudian keruang duduk untuk nimbrung nonton TV bersama keluarga tempat ia kost. Baru sekitar 3 bulan ia kost dirumah keluarga Pak Totok setelah dia pindah dari tempat kostnya yang lama. Totok telah beristri dengan anak satu berumur 7 tahun.

    Ternyata ruang duduk itu sepi, TV nya juga mati. Mungkin Teh Sarah sudah tidur bersama anaknya karena Pak Totok sedang ke Jakarta menemani ibunya yang akan sedang sakit. Akhirnya Fandi duduk sendiri dan mulai meghidupkan TV. Ternyata hampir semua saluran TV yang ada gambarnya kurang bagus. Fandi mencoba semua saluran dan cuma Indosiar saja yang agak terlihat gambarnya meski agak berbintik.

    Mungkin antenanya kena angin, pikirnya.Dengan setengah terpaksa dinikmati sinetron yang entah judulnya apa, kerena Fandi selama ini tidak pernah tertarik dengan sinetron Indonesia.
    Tiba-tiba Fandi mendengar pintu kamar dibuka. Dan dari kamar keluarlah perempuan yang biasa dipanggil Teh Sarah. Fandi kaget melihat kehadiran perempuan itu yang tiba-tiba.

    “Eh, Teteh belum tidur? Keberisikan ya?” tanya Fandi tergagap
    “Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok” jawab perempuan itu dengan logat Sunda yang kental.

    Yang membuat Fandi kaget sebenarnya bukan kedatangan perempuan itu, tapi penampilannya yang luar dari kebiasaanya. Sehari-hari Sarah, seperti kebanyakan ibu rumah tangga di kota ini, selalu berkerudung rapat. Sehingga hanya wajahnya saja yang terlihat. Dan itulah yang pada awalnya membuatnya tertarik kost dirumah ini ketika bertamu pertama kali dan bertemu dengan Sarah.


    Dengan berkerudung justru semakin menonjolkan kecantikan wajah yang dimilikinya. Dengan alismatanya yang tebal terpadu dengan matanya yang bening indah, hidungnya mancung bangir dan bibirnya yang merah merekah. Dengan postur tubuh dibalik bajunya terlihat tinggi serasi.Entah mengapa Fandi selalu tertarik dengan perempuan cantik berkerudung.

    Pikiran nakalnya adalah apa yang ada dibalik baju yang tertutup itu. Dan pada saat itupun pikiran kotornya sempat melintas mencoba membayangkan Sarah tanpa busana. Tapi pikiran itu dibuangnya ketika bertemu dengan suaminya yang terlihat berwibawa dan berusia agak lebih tua dari Sarah yang masih dibawah tigapuluh tahun. Akhirnya jadilah ia kost di paviliun disamping rumah tersebut dan pikiran kotornya segera dibuang jauh, karena ia segan pada Pak Totok. Tapi secara sembunyi ia kadang mencuri pandang memperhatikan kecantikan Sarah dibalik kerudungnya dan kadang sambil membayangkan ketelanjangan perempuan itu dibalik bajunya yang tertutup, seperti tadi.

    Tapi malam ini Sarah berpenampilan lain, tanpa jilbab/kerudung! Rambutnya yang tak pernah terlihat, dibiarkan terurai. Demikian juga dengan bajunya, Sarah memakai daster diatas lutut yang sekilas cukup menerawang dan hanya dilapisi oleh kimono panjang yang tidak dikancing. Sehingga dimata Fandi, Sarah seperti bidadari yang turun dari khayangan. Cantik dan mempesona. Mungkin begitulah pakaiannya kalau tidur.

    “Gambar tivinya jelek ya?” tanya Sarah mengagetkan Fandi.
    “Eh, iya. Antenenya kali” jawab Fandi sambil menunduk.
    Fandi semakin berdebar ketika perempuan itu duduk disebelahnya sambil meraih remote control. Tercium bau harum dari tubuhnya membuat hidung Fandi kembang kempis. Lutut dan sebagian pahanya yang putih terlihat jelas menyembul dari balik dasternya. Fandi menelan ludah.
    “Semuanya jelek”, kata Sarah, “Nonton VCD saja ya?”.
    “Terserah Teteh” kata Fandi masih berdebar menghadapi situasi itu.
    “Tapi adanya film unyil, nggak apa?” kata Sarah sambil tersenyum menggoda.
    Fandi faham maksud Sarah tapi tidak yakin film yang dimaksud adalah film porno.
    “Ya terserah Teteh saja” jawab Fandi.

    Sarah kemudian bangkit dan menuju kamar anaknya. Fandi semakin berdebar, dirapikan kain sarungnya dan disadari dibalik sarung itu ia cuma pakai celana dalam. Diteguknya air digelas. Agak lama Sarah keluar dari kamar dengan membawa kantung plastik hitam.

    “Mau nonton yang mana?” tanyanya menyodorkan beberapa keping VCD sambil duduk kembali di samping Fandi.
    Fandi menerimanya dan benar dugaannya itu VCD porno.
    “Eh, ah yang mana sajalah” kata Fandi belum bisa menenangkan diri dan menyerahkan kembali VCD-VCD itu.
    “Yang ini saja, ada ceritanya” kata Sarah mengambil salah satu dan menuju alat pemutar dekat TV.
    Fandi mencoba menenangkan diri.
    “Memang Teteh suka nonton yang beginian ya?” tanya Fandi memancing
    “Ya kadang-kadang, kalau lagi suntuk” jawab Sarah sambil tertawa kecil
    “Bapak juga?” tanya Fandi lagi
    “Ngga lah, marah dia kalau tahu” kata Sarah kembali duduk setelah memencet tombol player.
    Memang selama ini Sarah menonton film-film itu secara sembunyi-sembunyi dari suaminya yang keras dalam urusan moral.
    “Bapak kan orangnya kolot” lanjut Sarah “dalam berhubungan suami-istri juga ngga ada variasinya. Bosen!”

    Fandi tertegun mendengar pengakuan Sarah tentang hal yang sangat rahasia itu. Fandi mulai faham rupanya perempuan ini kesepian dan bosan dengan perlakuan suaminya ditempat tidur. Dan mulai bisa menangkap maksud perempuan ini mengajaknya nonton film porno. Dalam hati ia bersorak girang tapi juga takut, berselingkuh dengan istri orang belum pernah dilakukannya.

    Film sudah mulai, sepasang perempuan dan lelaki terlihat mengobrol mesra. Tapi Fandi tidak terlalu memperhatikan. Matanya justru melirik perempuan disebelahnya. Sarah duduk sambil mengangkat satu kakinya keatas kursi dengan tangannya ditumpangkan dilututnya yang terlipat, sehingga pahanya yang mulus makin terbuka lebar. Fandi sudah tidak ragu lagi.

    “Teteh kesepian ya?” Tanya Fandi sambil menatap perempuan itu Sarah balik menatap Fandi dengan pandangan berbinar dan mengangguk perlahan.
    “Kamu mau tolong saya?” tanya Sarah sambil memegang tangan Fandi.
    “Bagaimana dengan Bapak ?” tanya Fandi ragu-ragu tapi tahu maksud perempuan ini.
    “Jangan sampai Bapak tahu” kata Sarah. “Itu bisa diatur” lanjut Sarah sambil mulai merapatkan tubuhnya.


    Fandi tak mau lagi berpikir, segera direngkuhnya tubuh perempuan itu. Wajah mereka kini saling berhadapan, terlihat kerinduan dan hasrat yang bergelora dimata Sarah. Dan bibirnya yang merah merekah basah mengundang untuk di kecup. Tanpa menunggu lagi bibir Fandi segera melumat bibir yang sudah merekah pasrah itu. Fandi semakin yakin bahwa perempuan ini haus akan sentuhan lelaki ketika dirasakan ciumannya dibalas dengan penuh nafsu oleh Sarah.

    Bahkan terkesan perempuan itu lebih berinisiatif dan agresif. Tangan Sarah memegang belakang kepala Fandi menekannya agar ciuman mereka itu semakin lekat melumat. Fandi mengimbangi ciuman itu dengan penuh gairah sambil mencoba merangsang perempuan itu lebih jauh, tangannya mulai merabai tubuh hangat Sarah. Dirabanya paha mulus yang sedari tadi menarik perhatiannya, diusapnya perlahan mulai dari lutut yang halus lembut terus keatas menyusup kebalik dasternya.

    Sarah bergetar ketika jemari Fandi menyentuh semakin dekat daerah pangkal pahanya. Tangan Fandi memang mulai merambah seputar selangkangan perempuan itu yang masih terbungkus celana dalam. Dengan ujung jarinya diusap-usap selangkangan itu yang makin terbuka karena Sarah telah merenggangkan kedua pahanya. Dan rupanya Sarah telah semakin larut hasratnya dan ingin merasakan rabaan yang langsung pada selangkangannya.

    Dengan sigap tanpa malu-malu ditariknya celana dalam itu, dibantu oleh Fandi dengan senang hati, sehingga terbuka poloslah lembah yang menyimpan lubang kenikmatan itu. Segera saja tangan Fandi merambahi kembali lembah hangat milik Sarah yang telah terbuka itu. Dirasakan bulu-bulu jembut yang lebat dan keriting melingkupi lembah sempit itu. Jemari Fandi membelai bulu jembut itu mulai dari bawah pusar terus kebawah.Sarah makin mendesah ketika jemari Fandi mulai menyentuh bibir memeknya. Itulah sentuhan mesra pertama dari jemari lelaki yang pernah Sarah rasakan pada daerah kemaluannya.

    Suaminya tidak pernah mau melakukan hal itu. Dalam bercinta suaminya tidak pernah melakukan pemanasan atau rabaan yang cukup untuk merangsangnya. Biasanya hanya mencium dan meraba buah dadanya sekilas dan ketika batang kontolnya sudah tegang langsung dimasukan ke lubang memek Sarah. Bahkan ketika lubang memek itu masih kering, sehingga rasa sakitlah yang dirasakan Sarah.

    Selama hampir delapan tahun menikah, Sarah belum pernah merasakan nikmatnya bercinta secara sesungguhnya. Semuanya dikendalikan dan diatur oleh suaminya. Berapa hari sekali harus bercinta, cara apa yang dipakai, dan sebagainya. Totok suaminya yang berusia hampir empatpuluhlima tahun ternyata lelaki yang ortodok dan tidak pernah memperhatikan keinginan istrinya. Apalagi ia menderita ejakulasi prematur. Sehingga sudah jarang frekuensinya, cepat pula keluarnya.

    Soal teknik bercinta, jangan ditanya. Tidak ada variasi dan dilarang istrinya berinisiatif. Baginya meraba kemaluan istri apalagi menciumnya adalah dosa. Melihat istri telanjang adalah saat memenuhi kewajiban suami istri di ranjang. Baginya bersenggama adalah memasukan batang kemaluannya yang tegang ke dalam kemaluan istri dengan tujuan mengeluarkan airmani didalam lubang itu secepatnya, tidak perlu bertanya istrinya puas atau tidak.

    Sehingga selama bertahun-tahun, Sarah tidak lebih dari benda yang mati yang punya lubang buat membuang airmani suaminya bila tangkinya sudah penuh. Sarah sebagai perempuan, yang ternyata mempunyai hasrat menggebu, cuma bisa berkhayal bercumbu dengan lelaki yang bisa memberikan kenikmatan dengan penuh fantasi.


    Selama bertahun-tahun. Hanya kira-kira setahun ini Sarah bertemu dengan seorang wanita sebayanya yang juga mengalami nasib hampir sama dengannya. Mereka kemudian berteman akrab, saling curhat dan bersimpati. Dari wanita ini, Lilis namanya, Sarah mendapatkan film-film porno yang dipinjamkan secara sembunyi-sembunyi. Hubungan mereka sangat akrab karena keduanya juga takut melakukan selingkuh dengan mencari lelaki lain. Yang berani mereka lakukan akhirnya kadang-kadang bermesraan berdua sebagai pasangan lesbian.

    Tetapi sebagai perempuan normal Sarah tidak terlalu mendapatkan kenikmatan yang diharapkan dari hubungan itu. Dan kini ketika jemari lelaki yang dengan penuh perasaan merabai daerah sensitifnya, semakin berkobarlah nafsu ditubuh Sarah. Seakan haus yang selama ini ada telah menemukan air yang dingin segar.

    “Ah..terus Fan..” desahnya membara.

    Kuluman bibir mereka terus saling bertaut. Lidah mereka saling menjilat, berpilin mesra. Fandi mengeluarkan semua kemampuannya, demikian juga dengan Sarah mencoba melepaskan hasrat yang dipendamnya selama ini. Selama bertahun-tahun Sarah dapat meredam hasratnya. Tak ada keberanian untuk menyeleweng, meski niat itu ada. Tapi sudah sejak beberapa bulan terakhir ini suaminya semakin jarang menyentuhnya. Sehingga hasratnya semakin menggumpal.Malam ini keberaniannya muncul ketika suaminya tidak ada dirumah. Sejak Fandi kost dirumahnya, Sarah telah memperhatikannya dan ia juga tahu pemuda itu juga memperhatikannya.

    Malam ini Sarah tidak perduli lagi dengan dosa apalagi suaminya. Ia ingin hasratnya terlampiaskan.Mulut mereka sudah saling lepas, dan mulut Fandi mulai menyusuri leher jenjang Sarah yang selama ini tertutup rapat. Mulut Fandi menciumi leher jenjang yang lembut itu beberapa saat terus kebawah sepertinya hendak kedaerah belahan dada Sarah, tapi tiba-tiba Fandi bergeser dari duduknya dan bersimpuh di lantai dan melepaskan ciumanya sehingga mukanya berada diantara paha Sarah yang mengangkang dimana bibir memeknya sedang dirabai jemari pemuda itu.Rupanya Fandi ingin memberikan rangsangan yang lebih lagi dan rupanya Sarah juga faham maksud Fandi.


    Dengan berdebar dan antusias ditunggunya aksi Fandi lebih lanjut terhadap selangkangannya dengan lebih lebar lagi mengangkangkan kedua kakinya. Sarah menunduk memperhatikan kepala Fandi dicondongkan kedepan dan mulutnya mulai mendekati selangkangannya yang terbuka. Dilihatnya TV yang juga sedang menayangkan gambar yang tidak kurang hotDihadapan Fandi selangkangan perempuan yang telah terkangkang bebas. Terlihat bulu jembut yang menghitam agak keriting menumbuhi lembah yang sempit diantara paha montok yang putih mulus.

    Fandi menelan ludah melihat pemandangan yang indah itu. LFandia mayoranya terlihat merekah basah, dihiasi bulu jembut menghitam ditepi dan atasnya. Kontras dan indah dipandang. Kedua tangannya memegang kedua paha yang telah mengangkang itu. Dijulurkan lidahnya menyentuh belahan kemerahan yang sudah terkuak itu. Tercium wangi harum dari lembah itu.Kedua tangan Fandi bergeser mendekati lubang memek itu untuk lebih menguakkannya
    “Ahhh.!” Sarah mendesah dan pinggulnya bergetar ketika ujung lidah itu menyentuh bibir memeknya.

    Desahannya semakin menjadi ketika lidah Fandi mulai menjilati bibir yang merekah basah itu dan dengan ujung lidahnya mengelitik kelentit yang tersembunyi dibelahannya. Dan itu semakin membuat Sarah blingsatan merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pinggulnya dihentak-hentakkan keatas menikmati sentuhan yang belum pernah dirasakan tapi telah lama dihayalkan. Fandi terus melakukan jilatan yang nikmat itu dan tangannya yang satu mulai merambah keatas meremasi buah dada yang montok padat.

    Rupanya Sarah sudah merasa semakin panas meskipun diluar hujan masih turun. Segera dibuka kimono dan dasternya, juga BH yang membungkus sepasang bukit kembar, sehingga perempuan yang sehari-hari selalu berbaju tertutup dan terlihat alim ini kini duduk telanjang bulat disofa dengan kedua kakinya mengangkang dimana seorang pemuda bersimpuh sedang menjilati memeknya. Mata Sarah merem melek menikmati jilatan lidah dan rabaan tangan Fandi. Hasrat yang telah lama dihayalkan kini mulai terwujud. Ia bertekad untuk mewujudkan dan melaksanakan semua hayalan yang selama ini disimpannya. Banyak hayalan gila-gilaan yang pernah di rekanya, hasil dari pengamatannya menonton film-film porno.

    Demikian juga dengan Fandi, impiannya kini tercapai. Bukan hanya melihat perempuan berkerudung telanjang tapi juga bisa merabai tubuhnya bahkan mungkin sebentar lagi bercinta dengannya. Jilatan dan rabaan Fandi rupanya telah menaikkan nafsu Sarah makin tinggi hingga akhirnya dirasakan hasrat itu semakin memuncak. Sarah yang belum pernah merasakan orgasme selama berhubungan dengan suaminya, tapi dari rangsangan ketika berhubungan lesbian dengan Lilis dan ketika menonton film porno sambil merabai kemaluannya sendiri, ia tahu akan segera orgasme. Dengan ganas di tariknyanya kepala Fandi agar makin rapat keselangkangannya sambil menggerakkan pinggulnya naik turun, sehingga bukan hanya mulut Fandi yang mengesek memeknya tapi juga hidung dan dagu pemuda itu.

    “Ahhhduh..AAaaaHhhh….! Ahhh!!” jeritnya tertahan ketika akhirnya orgasme itu datang juga.
    Fandi sempat tidak bisa bernafas ketika mukanya dibenamkan rapat keselangkangan itu ditambah Sarah merapatkan kedua pahanya menjepit kepalanya. Beberapa saat Sarah menyenderkan kepalanya disandaran sofa dengan mata terpejam menikmati untuk pertama kali klimaks karena dicumbu lelaki, nafas memburu dan perlahan kedua kakinya yang menjepit kepala Fandi kembali membuka sehingga Fandi dapat melepaskan diri. Muka Fandi basah bukan hanya oleh keringat tapi juga oleh cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Sarah.

    Fandi bangkit berdiri sambil membuka kausnya yang digunakan untuk mengelap mukanya. Tubuhnya berkeringat. Dipandangi perempuan telanjang itu yang duduk mengangkang. Baru ini dapat diamati tubuh telanjang perempuan itu secara utuh.
    “Hatur nuhun ya Fan” kata Sarah berterima kasih sambil membuka matanya sehFandis meresapi kenikmatan yang baru diraihnya.


    Dan matanya kembali berbinar ketika dilihatnya Fandi telah berdiri telanjang bulat dengan batang kontol mengacung keras. Batang kontol yang besar dan panjang. Jauh lebih besar dari punya suaminya. Ini untuk pertama kalinya ia melihat lelaki telanjang bulat selain suaminya. Fandi mendekat dan meraih tangan Sarah, dan menariknya berdiri. Kemudian Fandi mundur dua langkah mengamati tubuh telanjang perempuan itu lebih seksama.

    “Kenapa sih?” tanya Sarah sambil senyum-senyum.
    “Saya lagi memandangi tubuh indah sempurna yang selama ini tertutup” jawab Fandi yang memang terpesona dengan apa yang ada dihadapannya.

    Ternyata benar yang sering diangankannya tentang apa yang ada dibalik baju tertutup yang selama ini dipakai Sarah, bahkan lebih indah dari yang dibayangkannya karena ini benar-benar nyata. Tubuh Sarah memang nyaris sempurna. Badannya tinggi semampai dengan wajah yang cantik dan lekuk setiap tubuhnya saling mendukung dan proposional. Buah dadanya besar padat berisi, pinggangnya ramping dengan pinggul dan pantat yang montok serta sepasang kaki jenjang dengan paha yang padat berisi. Semuanya dibalut dengan kulit yang putih mulus tanpa cela. Dan sesuatu yang rimbun berbulu kehitaman di pangkal pahanya menambah pesona.

    Pemandangan itu semakin memperkeras acungan batang kontol Fandi. Dan Sarah yang sudah terpesona dengan benda itu dari tadi segera meraih dan mengenggamnya. Sarah kembali duduk sambil tetap menggengam batang kontol itu. Fandi mengikuti dan tahu maksudnya. Ternyata perempuan ini penuh dengan fantasi yang hebat, pikirnya. Dengan mata berbinar diperhatikan batang kontol yang tegang dihadapannya. Kontol yang jauh lebih besar dan panjang dari punya suaminya.
    Telah lama Sarah ingin merasakan mengulum kontol lelaki seperti yang dilihatnya difilm porno.

    Dipandangnya otot tegang dalam genggaman tangannya. Dengan ujung lidahnya dijilat perlahan kepala kontol yang mengkilap kecoklatan itu. Terasa aneh, tapi diulang lagi dan lagi sehingga hasratnya makin menggebu. Maka dengan perlahan dibuka mulutnya sambil memasukan batang kontol yang telah basah itu dan dikulumnya. Fandi meringis nikmat diperlakukan begitu. Apalagi Sarah mulai melumati batang kontol didalam mulutnya dengan semakin bernafsu.

    Sarah mencoba mempratekkan apa yang dilihatnya difilm. Ia tidak hanya menggunakan lidahnya tapi menggaruk batang kontol itu dengam giginya, membuat Fandi semakin meringis nikmat. Satu lagi ingin dirasakan Sarah adalah rasa air mani lelaki. Karena itu ia ingin merangsang Fandi agar pemuda itu orgasme dan menumpahkan cairan mani di mulutnya. Sarah yang selama ini kecewa dengan kehidupan sex bersama suaminya hingga terlibat hubungan lesbian dan sering menghayalkan fantasi-fantasi liar yang pernah ditontonnya di film.


    Kini ia punya kesempatan untuk mewujudkannya. Tak ada lagi rasa malu atau jijik. Telah dilepaskan semua atribut sebagai istri yang patuh dan saleh. Yang ada didalam benaknya adalah menuntaskan hasratnya.Fandi yang batang kontolnya dikulum sedemikian rupa semakin terangsang tinggi. Kuluman mulut Sarah meskipun baru untuk pertama kali melakukannya tapi cukup membuatnya mengelinjang nikmat. Sangat lain sensasinya. Hingga akhirnya.

    “Ah Teh, sudah mau keluar nih” desis Fandi mengingatkan sambil mencoba menarik pinggulnya.
    Tapi Sarah yang memang mau merasakan semburan mani dimulutnya malah semakin menggiatkan kulumannya. Hingga akhirnya tanpa bisa ditahan lagi, batang kontol itu menumpahkan cairan kenikmatan didalam mulut Sarah. Fandi meregang, dengkulnya terasa goyah. Dan Sarah semakin menguatkan kuluman bibirnya di kontol itu. Dirasakannya cairan hangat menyemprot didalam mulutnya, rasanya aneh sedikit tapi gurih. Enak menurutnya. Tanpa ragu Sarah semakin keras mengocok batang kontol itu dan dengan lahap ditelannya cairan yang muncrat dari lubang kontol Fandi, bahkan sampai tetes terakhir dengan menghisap batang kontol itu. Tanpa rasa jijik atau mual.

    “Bagai mana rasanya Teh?” tanya Fandi. Ia kagum ada perempuan yang mau menelan air maninya dengan antusias.
    “Enak, gurih” kata Sarah tanpa ragu. Keduanya duduk diatas sofa mengatur nafas. Kemudian Sarah bangkit.
    “Sebentar ya, saya buatkan minuman buat kamu” katanya sambil kedapur dengan hanya mengenakan kimono.

    Fandi sambil telanjang mengikuti dari belakang dan ke kamar mandi membersihkan batang kontolnya sambil kencing. Setelah itu didapatinya Sarah di dapur membuatkan minuman.
    Fandi mendekati dari belakang dan mendekapnya sambil tangannya meremas sepasang bukit kembar yang menggantung bebas. Sarah menggelinjang merasakan remasan di dadanya. Apalagi ketika kuduknya diciumi Fandi. Perlahan dirasakan batang kontol Fandi mulai bangkit lagi mengganjal dipantatnya. Sarah semakin mengelinjang ketika tangan Fandi yang satunya mulai merambahi selangkangannya.

    “Sudah nggak sabar ya” katanya sambil ketawa dan berbalik. Kembali keduanya berciuman dengan rakus.
    “Dikamar saja ya” ajak Sarah ketika ciuman mereka semakin larut. Mereka masuk kekamar yang biasanya untuk tamu.
    Disana ada tempat tidur besar dengan kasur empuk.

    Sarah mendorong tubuh Fandi keranjang dan jatuh celentang. Sarah juga segera menjatuhkan tubuhnya di ranjang menyusul Fandi. Keduanya kembali berciuman dengan buas. Tapi tidak lama karena Sarah mendorong kepala Fandi kebawah. Ia ingin Fandi mengerjai buahdadanya. Fandi menurut karena ia pun sudah ingin merasakan lembutnya sepasang bukit kembar yang montok berisi itu. Sarah mendesah sambil mengerumus rambut Fandi yang mulai menjilati dan menghisapi salah satu pentil buahdadanya. Sedangkan yang satunya diremasi tangan Fandi dengan lembut. Fandi merasakan buahdada yang lembut dan perlahan terasa semakin menegang dengan puting yang mengeras.

    “Oh Fan! Geliin..terus akh!” Tangan Fandi yang satunya mulai merambahi kembali selangkangan perempuan itu.
    Sarah menyambutnya dengan merenggangkan kedua kakinya.
    “Ahh..terus sayang!” desisnya ketika jemari pemuda itu mulai menyentuh kemaluannya.
    Jemari Fandi dengan perlahan menyusuri lembah berbulu dimana didalamnya terdapat bibir lembut yang lembab.


    Sarah semakin menggelinjang ketika ujung jari Fandi menyentuh kelentitnya. Kini mulut dan tangan Fandi secara bersamaan memberikan rangsangan kepada perempuan kesepian yang haus seks itu. Sementara Sarah juga sangat menikmati jilatan dan rabaan pemuda itu.Beberapa lama kemudian Fandi mengambil inisiatif setelah puas merambahi sepasang bukit ranum itu, perlahan mulutnya mulai bergerak kebawah menyusuri perut mulus Sarah dan berhenti di pusarnya.

    Sarah menggelinjang ketika pusarnya dijilat lidah pemuda itu. Sarah rupanya tidak mau nganggur sendiri. Ditariknya pinggul Fandi kearah kepalanya. Fandi faham maksudnya. Dengan segera dikangkangi kepala Sarah diantara kedua pahanya dan menempatkan pangkal pahanya dengan batang kontol yang menegang keras diatas muka Sarah. Yang segera disambut kuluman Sarah dengan bernafsu. Fandi juga sudah menempatkan kepalanya diantara paha Sarah yang mengangkang. Mulutnya mulai merambahi kembali lembah harum berjembut lebat itu. Keduanya melakukan tugas dengan nafsu yang semakin tinggi dan terus berusaha merangsang pasangan masing-masing.

    Sarah istri kesepian yang bertahun-tahun menyimpan hasrat, sehingga sekarang seakan mempunyai nafsu yang sepertinya tak hFandis-hFandis untuk ditumpahkan. Demikian juga dengan Fandi pemuda lajang yang cukup berpengalaman dalam urusan perempuan tapi baru kali ini bercinta dengan istri orang, sehingga fantasi yang dirasakan sangat beda dari yang pernah dialami sebelumnya.

    “Ooohhh! Fan, lakukanlah” desah Sarah mulai tak tahan menahan hasratnya. Fandi segera menghentikan jilatannya dan mengatur posisi. Sarah celentang pasrah dengan kedua paha terbuka lebar menantikan hujaman batang kontol Fandi pada lubang memeknya yang telah semakin berdenyut.

    Dadanya berdebar kencang, mengingatkannya pada malam pertama ketika untuk pertama kali diperawani suaminya. Usianya belum lagi tujuhbelas tahun waktu itu. Tak ada kemesraaan dan kenikmatan, yang ada hanya kesakitan ketika batang kontol Totok merobek lubang kemaluannya. Untung cuma berlangsung sebentar karena suaminya cepat keluar air maninya.


    Dilihatnya wajah puas suaminya ketika ada bercak darah disprei, tanda istrinya masih perawan.
    Sarah tersentak dari mimpi buruknya ketika terasa benda hangat menyentuh bibir memeknya. Direngkuhnya tubuh Fandi ketika perlahan batang kontol yang keras itu mulai menyusuri lubang memeknya.

    “Akh! enak Fan!” desahnya. Tangannya menekan pinggul Fandi agar batang kontol pemuda itu masuk seluruhnya.
    Fandi juga merasakan nikmat. Memek Sarah terasa sempit dan seret. Fandi mulai menggerakkan pinggulnya perlahan naik-turun dan terus dipercepat diimbangi gerakan pinggul Sarah. Keduanya terus berpacu menggapai nikmat.

    “Ayo Fan geyol terusss!” desah Sarah makin hilang kendali merasakan nikmat yang baru kali ini dirasakan. Fandi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan keras. Sesekali disentakkan kedepan sehingga batang kontolnya tuntas masuk seluruhnya kedalam memek Sarah.
    “Oh..Fan !”jerit Sarah nkmat setiap kali Fandi melakukannya.Terasa batang kontol itu menyodok dasar lubang memeknya yang terdalam.

    Semakin sering Fandi melakukannya, semakin bertambah nikmat yang dirasakan Sarah sehingga pada hentakan yang sekian Sarah merasakan otot diseluruh tubuhnya meregang. Dengan tangannya ditekan pantat Fandi agar hujaman bantang kontol itu semakin dalam. Dan terasa ada yang berdenyut-denyut didalam lubang memeknya.

    “Ahk..! Ahduh akhh!” teriaknya tertahan merasakan orgasme yang untuk pertama kali saat bersanggama dengan lelaki.

    Sangat nikmat dirasakan Sarah. Seluruh tubuhnya terasa dialiri listrik berkekuatan rendah yang membuatnya berdesir. Fandi yang belum keluar terus menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Menyebabkan Sarah kembali berusaha mengimbangi.


    Diangkat kedua kakinya keatas dan dipegang dengan kedua tangannya, sehingga pinggulnya sedikit terangkat sehingga memeknya semakin menjengkit. Menyebabkan hujaman kontol Fandi semakin dalam. Fandi yang berusaha mencapai kenikmatannya, merasa lebih nikmat dengan posisi Sarah seperti itu. Demikian juga dengan Sarah, perlahan kenikmatan puncak yang belum turun benar naik lagi.Sarah mengangkat dan menumpangkan kakinya dipundak Fandi, sehingga selangkangannya lebih terangkat.

    Fandi memeluk kedua kaki Sarah, sehingga tubuhnya setengah berdiri. Dirasakan jepitan memek Sarah lebih terasa sehingga gesekan batang kontolnya menjadi semakin nikmat. Fandi semakin menghentakkan pinggulnya ketika dirasakan kenikmatan puncak sudah semakin dekat dirasakan.
    “Ahhh” Fandi mendesah nikmat ketika dari batang kontolnya menyembur cairan kenikmatannya.
    Dikocoknya terus batang kontol itu untuk menuntaskan hasratnya. Bersamaan dengan itu Sarah rupanya juga merasakan kenikmatan yang kedua kalinya.

    “Akhh!!” jeritnya untuk kedua kali merasakan orgasme berturut-turut.
    Tubuh Fandi ambruk diatas tubuh Sarah. Keduanya saling berdekapan. Kemaluan mereka masih bertaut. Keringat mengucur dari tubuh keduanya, bersatu. Nafas saling memburu.

    “Makasih ya Fan, makasih” kata Sarah terbata mengucapkan terima kasih diantara nafasnya yang memburu.
    Tuntas sudah hasratnya. Dua tubuh yang panas berkeringat terus berdekapan mengatasi dinginnya malam.

    Tak sampai 15 menit mereka saling berdekapan ketika dirasakan Fandi, batang kontolnya yang telah lepas dari lubang memek Sarah mulai dirabai dan diremas kembali oleh tangan Sarah. Rupanya perempuan ini sudah ingin lagi. Fandi tersenyum dalam hati, lembur nih ini malam! Memang Sarah sudah bangkit lagi hasratnya. Nafsunya yang lama terpendam seakan-akan segera muncul kembali meskipun baru terpenuhi. Sepertinya ia tidak ingin melepaskan kesempatan malam ini untuk bercinta sebanyak mungkin dengan Fandi sampai besok pagi, dengan berbagai teknik dan posisi yang selama ini cuma diangankannya.

    Dan malam itu mereka melewati malam panjang dengan penuh keringat, cumbuan, rabaan, hentakan nafas dan desahan nikmat berkali-kali sampai pagi.

    Fandi bangun ketika dirasakan sinar matahari menyinari tubuhnya yang masih telanjang cuma ditutupi selimut. Ia masih terbaring diranjang tempat dia bercinta sepanjang malam dengan Sarah. Dilihatnya sudah jam 10. Badannya terasa segar meskipun sepanjang malam mengeluarkan tenaga untuk melayani dan mengimbangi nafsu Sarah yang ternyata tak kenal puas. Tak kurang dari lima ronde dilewati oleh mereka dengan sebentar saja istirahat.


    Fandi selalu ingat setiap dua atau tiga ronde, Sarah selalu membuatkannya minuman sejenis jamu yang ternyata sangat berkhasiat memulihkan energinya sehingga sanggup melayani perempuan yang haus sex itu berkali-kali. Fandi masih berbaring. Dicobanya membayangkan kejadian tadi malam. Seperti mimpi tapi benar terjadi. Perempuan yang terlihat lembut tapi ternyata sangat ganas di Ranjang.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Kisah Memek Seorang Janda yang kunikmatin saat SMA

    Kisah Memek Seorang Janda yang kunikmatin saat SMA


    2268 views

    Duniabola99.com – Sebenarnya jujur aku merasa malu juga untuk menceritakan pengalamanku ini, akan tetapi melihat pada jaman ini mungkin hal ini sudah dianggap biasa. Maka aku beranikan diri untuk menceritakanya kepada para pembaca. Tetapi ada baiknya aku berterus terang bahwa aku menyukai wanita yang lebih tua karena selain lebih dewasa juga mereka lebih suka merawat diri. Aku seorang pria yang suka terhadap wanita yang lebih tua daripadaku.


    Dimulai dari aku SMA aku sudah berpacaran dengan kakak kelasku begitu juga hingga aku menamatkan pendidikan sarjana sampai bekerja hingga saat ini. Satu pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika aku berpacaran dengan seorang janda beranak tiga.

    Demikian kisahnya, suatu hari ketika aku berangkat kerja dari Tomang ke Kelapa Gading, aku tampak terburu-buru karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.45. Sedangkan aku harus sampai di kantor pukul 08.30 tepat. Aku terpaksa pergi ke Tanah Abang dengan harapan lebih banyak kendaraan di sana. Sia-sia aku menunggu lebih dari 15 menit akhirnya aku putuskan aku harus berangkat dengan taxi. Ketika taxi yang kustop mau berangkat tiba-tiba seorang wanita menghampiriku sambil berkata, “Mas, mau ke Pulo Gadung ya?” tanyanya, “Saya boleh ikut nggak? soalnya udah telat nich.”

    Akhirnya aku perbolehkan setelah aku beritahu bahwa aku turun di Kelapa Gading. Sepanjang perjalanan kami bercerita satu sama lain dan akhirnya aku ketahui bernama Dewi, seorang janda dengan 3 orang anak dimana suaminya meninggal dunia. Ternyata Dewi bekerja sebagai Kasir pada sebuah katering yang harus menyiapkan makanan untuk 5000 buruh di Kawasan Industri Pulo Gadung. Aku menatap wanita di sebelahku ini ternyata masih cukup menggoda juga. Dewi, 1 tahun lebih tua dari aku dan kulit yang cukup halus, bodi yang sintal serta mata yang menggoda. Setelah meminta nomor teleponnya aku turun di perempatan Kelapa Gading. Sampai di kantor aku segera menelepon Dewi, untuk mengadakan janji sore hari untuk pergi ke bioskop.


    Tidak seperti biasanya, tepat jam 05.00 sore aku bergegas meninggalkan kantorku karena ada janji untuk betemu Dewi. Ketika sampai di Bioskop Jakarta Theater, tentunya yang sudah aku pilih, kami langsung antri untuk membeli tiket. Masih ada waktu sekitar 1 jam yang kami habiskan untuk berbincang-bincang satu sama lain. Selama perbincangan itu kami sudah mulai membicarakan masalah-masalah yang nyerempet ke arah seks. Tepat jam 19.00, petunjukan dimulai aku masuk ke dalam dan menuju ke belakang kiri, tempat duduk favorit bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta. Pertunjukan belum dimulai aku sudah membelai kepala Dewi sambil membisikkan kata-kata yang menggoda. “Dewi, kalau dekat kamu, saudaraku bisa nggak tahan,” kataku sambil menyentuh buah dadanya yang montok. “Ah Mas, saudaranya yang di mana?” katanya, sambil mengerlingkan matanya. Melihat hal itu aku langsung melumat habis bibirnya sehingga napasnya nampak tersengal-sengal. “Mas, jangan di sini dong kan malu, dilihat orang.” Aku yang sudah terangsang segera mengajaknya keluar bioskop untuk memesan taxi. Padahal pertunjukan belum dimulai hanya iklan-iklan film saja yang muncul. Solaire99

    Setelah menyebutkan Hotel **** (edited), taxi itupun melaju ke arah yang dituju. Sepanjang perjalanan tanganku dengan terampil meremas buah dada Dewi yang sesekali disertai desahan yang hebat. Ketika tanganku hendak menuju ke vagina dengan segera Dewi menghalangi sambil berkata, “Jangan di sini Mas, supir taxinya melihat terus ke belakang.” Akhirnya kulihat ke depan memang benar supir itu melirik terus ke arah kami. Sampai di tempat tujuan setelah membayar taxi, kami segera berpelukan yang disertai rengekan manja dari Dewi, “Mas Jo, kamu kok pintar sekali sih merangsang aku, padahal aku belum pernah begini dengan orang yang belum aku kenal.” Seraya sudah tidak sabar aku tuntun segera Dewi ke kamar yang kupesan. Aku segera menjilati lehernya mulai dari belakang ke depan. Kemudian dengan tidak sabarnya dilucutinya satu persatu yang menempel di badanku hingga aku bugil ria. Penisku yang sudah menegang dari tadi langsung dalam posisi menantang Dewi.

    Kemudian aku membalas melucuti semua baju Dewi, sehingga dia pun dalam keadaan bugil. Kemudian dengan rakus dijilatinya penisku yang merah itu sambil berkata, “Mas kontolnya merah banget aku suka.” Dalam posisi 69 kujilati juga vagina Dewi yang merekah dan dipenuhi bulu-bulu yang indah. 10 Menit, berlalu tiba-tiba terdengar suara, “Mas, aku mau keluaarr..”
    “Cret.. cret.. cret..”
    Vagina Dewi basah lendir yang menandakan telah mencapai oragasmenya. 5 Menit kemudian aku segera menyusul, “Dewi, Wi, Mas mau keluar..”
    “Crot.. crot.. crot..”Spermaku yang banyak akhirnya diminum habis oleh Dewi.


    Setelah itu kami pun beristirahat. Tidak lama kemudian Dewi mengocok kembali penisku yang lunglai itu. Tidak lama kemudian penisku berdiri dan siap melaksanakan tugasnya. Dituntun segera penisku itu ke vaginanya. Pemanasan dilakukan dengan cara menggosokkan penisku ke vaginanya. Dewi mendesah panjang, “Mas, kontolnya kok bengkok sih, nakalnya ya dulunya?” Tidak kuhiraukan pembicaraan Dewi, aku segera menyuruhnya untuk memasukkan penisku ke vaginanya. “Dewi, masukkan cepat! Jonathan tidak tahan lagi nih.” Sleep.. bless.. masuk sudah penisku ke vaginanya yang merekah itu. Tidak lupa tanganku meremas buah dadanya sesekali menghisap payudaranya yang besar walaupun agak turun tapi masih nikmat untuk dihisap. Goyangan demi goyangan kami lalui seakan tidak mempedulikan lagi apakah yang kami lakukan ini salah atau tidak. Puncaknya ketika Dewi memanggil namaku, “Jonathan.. terus.. terus.. Dewi, mau keluar..” Akhirnya Dewi keluar disertai memanggil namaku setengah berteriak, “Jonathan.. aku.. keluaarr..” sambil memegang pantatku dan mendorongnya kuat-kuat.

    Tidak berselang lama aku pun merasakan hal sama dengan Dewi, “Wi.. ah.. ah.. tumpah dalam atau minum Wi..” kataku. Terlambat akhirnya pejuku tumpah di dalam, “Wi.. kamu hebat.. walaupun sudah punya 3 anak,” kataku sambil memujinya. Akhirnya malam itu kami menginap di hotel **** (edited). Kami berpacaran selama 1 tahun, walaupun sudah putus, tetapi kami masih berteman baik.

    Adakah di antara pembaca baik itu gadis, janda, maupun tante yang bersedia kencan lepas denganku aku siap melayaninya, terlebih lagi kalau lebih tua dariku. Silakan kirim email ke alamatku disertai nomor telepon, pasti aku hubungi. Benar juga kata pepatah, “Kelapa yang tua, tentu banyak juga santannya”. Yang lebih tua memang enak juga untuk dikencani.






  • Kepergok Tante Lagi Nonton Bokep Di Kamar

    Kepergok Tante Lagi Nonton Bokep Di Kamar


    2303 views


    Duniabola99.com – Perkenalkanlah nama saya Andi 22 tahun. Kejadian ini sebenarnya telah terjadi setahun yang lalu, dimana waktu itu saya sedang kerja praktek di sebuah perusahaan swasta. Waktu itu saya masih duduk di bangku kuliah di suatu universitas di Jogja, pada semester 7 saya harus melakukan magang / kerja praktek di sebuah perusahaan, kebetulan saya mendapat tempat di perusahaan swasta terkenal di jakarta selatan.

    Wah, kalau saya tinggal disana, biaya hidup pasti tinggi, belum biaya kost, buat makan sehari – hari dan buat yang lain. Maka dari itu, karena saya punya tante yang tinggal di Jakarta, tepatnya di daerah Cilandak, maka saya memutuskan untuk sementara waktu tinggal di tempat itu.

    Tanteku ini bernama tante Sintia, umurnya baru 25 tahun, belum lama menikah (kurang lebihnya baru setahun yang lalu). Tetapi karena suaminya yang bekerja di perusahaan pertambangan sering mendapat proyek di luar kota, sampai sekarang tanteku ini belum mendapat momongan. Karena saking sibuknya suaminya itu, terkadang sampai 2 minggu bahkan 1 bulan dihabiskan di luar kota.

    Tante sintia sebenarnya ingin ikut bareng suaminya kalau pas lagi ke luar kota, tapi karena tante Sintia juga seorang wanita karir yang bekerja di bank swasta, maka diurungkannya niatnya itu untuk menjadi ibu rumah tangga saja, sehingga bisa sering ikut dengan suami kemanapun pergi. Tanteku Sintia orangnya manis, dibilang cantik. Wajahnya bulat oriental, punya lesung pipi dan mata yang indah dengan tinggi 160 cm dan rambut lurus seperti bintang iklan shampo saja, sehingga melihatnya berkali-kalipun tidak bakal bosan. Bodinya itu yang aduhai, mungkin karena belum pernah punya anak ya.. jadi kelihatannya masih bodi perawan.

    Rencananya aku akan mendapat kerja praktek selama 2 bulan, maka dalam 2 bulan itu aku meminta izin ke tante Sintia untuk sementara waktu bisa menumpang di rumahnya yang kebetulan juga tidak jauh dari lokasi tempat kerja praktekku. Pertama kali datang ke rumah tante Sintia, suaminya akan pergi ke kalimantan untuk menyelesaikan proyek tambangnya selama 2 bulan, dengan wajah yang sedih, tante Sintia melepas kepergian sang suami untuk sementara waktu. Suaminya bilang, “Tenang saja ma, kan ada dek Andi yang mau tinggal disini.. ga perlu takut kan ?? jadi ada yang bisa nemenin gitu” Tante sintia cuma mengangguk.

    Rumah tante Sintia lumayan bagus, ada 2 lantai dan punya beberapa kamar. Tetapi sayangnya pembantunya baru-baru ini pulang kampung sehingga belum ada pembantu penggantinya. Aku dipersilahkan untuk tidur di kamar dekat dengan kamar tante Sintia yang ada di ruang tengah. Kelihatannya sepi banget rumah ini, jadi aku pikir aku mesti bikin suasana rumah bisa menjadi agak rame.. biar rumah ini gak kayak kuburan saja.

    Seminggu pertama, sepertinya suasana masih biasa-biasa saja, walaupun pas lagi di rumah aku sering nyetel music, nyetel film, ato maen gitar biar nambah rame.. Tapi karena kesibukan tante Sintia sehingga pas pulang kantor langsung makan lalu tidur, ato cuman nonton TV saja terus langsung tidur, Aku jadi kurang akrab dan merasa ga enak saja. Tinggal di rumah cuman berdua, tapi sedikit ngobrolnya.

    Hari jum’at, di akhir pekan aku pulang agak malam. Waktu sampai di rumah, kebetulan tante Sintia juga baru nyampe depan rumah, aku langsung bukain pintu gerbang agar tante sintia bisa langsung masukin mobilnya ke garasi. Hari itu kayaknya tanteku ini lagi suntuk banget, muka sepertinya pucat. Aku langsung berinisiatif buat bikinin teh manis hangat buat tanteku ini, pas tante masuk rumah langsung ia senderan di sofa panjang sambil nyalain TV. Aku datang dan langsung nawarin teh yang aku bikin tadi dan tante sintia langsung meminumnya. Ga lama aku pun ngobrol dengan tante, ga seperti biasanya tante kayak gini.. Jawab tante cuman kecapekan saja. trus aku ngobrol tentang praktek kerjaku di perusahaan itu lumayan, orang – orangnya enak.

    Sambil nonton TV aku dan tante sintia ngobrol kesana kemari, kasihan juga ya tanteku ini udah nikah tapi serasa hidup sendiri saja.. Ga berapa lama, tukang nasi goreng lewat, dan aku yang emang udah laper dari tadi langsung beli dan juga beliin tante yang juga belum makan malam. Sehabis makan, aku langsung mandi. Aku liat tante masih lemes banget, makannya juga ga habis dan langsung ketiduran di sofa. Aku berusaha bangunin tanteku agar segera pindah saja ke kamarnya karena di luar dingin dan banyak nyamuk, tapi karena sudah capek jadi ga bisa dibangunin. Setelah 1 jam, aku berpikir-pikir buat mindahin tante ke kamarnya, tapi ga enak.. trus karena kasihan juga, tanpa pikir panjang langsung kuangkat tante dipindahin ke kamarnya. Sewaktu aku mau meletakkan tante ke tempat tidur, tanteku terbangun dan senyum ke aku, trus bilang “tante tidur di sofa juga gapapa, udah biasa”. Trus aku bilang “lebih baik di dalam saja tante, kan di luar dingin, banyak nyamuk lagi.. ” tante trus bilang makasih ke aku. “Oh ya, Ndi, kamu lagi mau ngapain ga ? kayaknya badan tante pegel-pegel nih.. mau ga mijitin kaki tante sebentar..?” tanya tante Sintia. “Hmm,… ya gapapa deh tante, aku belum mau tidur koq..!” Jawabku.

    Ga lama kemudian aku keluar dari kamar tante, karena tante akan mandi dulu biar agak segeran dikit. ga lama kemudian aku dipanggil ke kamar tante, aku liat tante make piyama yang udah siap untuk tidur, tapi sebelum tidur aku disuruh mijitin bahu, tangan, dan kaki tante. “Ndi, tante tolong pijitin bentar ya.. Badan tante Pegel banget nih.., dari pada manggil tukang urut, mending kamu aja deh gapapa..”. Aku langsung mijitin tangan tanteku dulu, tangannya halus… ada bulu bulu halus yang numbuh di tangan, yang bikin aku jadi nafsu aja. Kemudian aku mijitin bahunya, dengan posisi tanteku telungkup. Badan tanteku ini putih bersih dan wangi banget, ga tau habis make sabun apa, kok wangi banget.. Tante merasa nyaman karena pijitanku ini enak.. sampai-sampai pas belum selesai mijitin kakinya, tanteku sudah tertidur. Aku langsung ngambilin selimut buat tante. Ga lama kemudian aku juga ngerasa ngantuk dan kembali ke kamarku lalu tidur.

    Esok paginya aku bangun agak siangan ga seperti biasa, karena emang hari ini hari sabtu dan perusahaan emang libur. Tau-tau di meja makan sudah tersedia teh hangat dan bubur ayam. Pikirku, “Wah, baek banget nih tante, pagi-pagi udah disiapin sarapan. ” Sehabis mandi, aku liat tante sudah nonton TV dan nungguin aku buat sarapan pagi bareng. aku langsung diajakin sarapan pagi dan aku lihat tante sintia sudah seger.. dan ga keliatan capek lagi. “Wah.. tanteku udah seger nih.. ” kataku. Tante trus bilang makasih udah mijitin sampe-sampe ketiduran. Sehabis sarapan aku dan tante ngobrol-ngobrol bareng sambil nonton TV lagi. Siangnya aku diajakin nemenin tante belanja di supermarket dekat rumah.

    Sehabis belanja banyak, tanteku tidur siang dan aku ke kamar buat mainan game di laptop yang biasa aku bawa. Ga lama maen game, bete juga pikirku. Trus aku cari aja film bokep koleksiku hasil dari download dan dapet dari temen-temen kampus. Ada yang indo, asia, sampe bule-bule. Kurang lebih sejam aku nonton sendirian pake headphone biar suaranya ga kedengeran kemana-mana, sampe burungku bolak-balik mengeras. Tau-tau tanteku masuk ke kamarku, katanya aku dari tadi dipanggil-panggil tapi ga ngejawab, jadi tanteku langsung masuk saja ke kamarku. Aduhh… ketahuan deh aku lagi nonton bokep, tante langsung mendekat ke aku, dan bilang, “kamu ya ndi, nonton sendirian aja.. bagi – bagi tante dong !! ” Aku agak ga enak, aku pikir tante mau marah ke aku, tapi habis itu, aku diminta buat nonton bareng saja di kamar tante. Trus kami berdua nonton film bokep bareng di kamar tante yang lumayan besar.

    Ga lama nonton, tanteku lansung megang guling. Kayaknya tanteku ini udah terangsang.. tingkahnya jadi aneh banget.. Aku jadi ga enak, sambil senyum-senyum aku nonton, trus tanteku yang ngelihatku langsung nyubit aku, kenapa senyum-senyum sendiri. Lama nonton, udah sekitar 1 jam-an, tanteku rupanya sudah ga tahan.. trus nanya ke aku, “Ndi, punyamu segede itu ga ? ” Aku jadi deg-degan, tau-tau tante nanya-nanya anuku. Aku cuman senyum aja, tapi Mukaku jadi memerah.. trus tanteku bilang, “Gapapa, jangan merah gitu dong mukanya, biasa aja.. Kan tante cuman nanya, tuh jadi tegang kan tititnya ? hihihi….” kata tante. “Engga papa tante, kan malu kan masa’ diliatin tante..??” Jawabku. “Yah, cemen.. ngeliat aja ga boleh apalagi gituan.. ?? Andi emang udah punya pacar blom sih ?? ” tanya tante ” ya udah do.. dooong tante ” jawabku gugup. Trus tante balik ngejawab “Belum punya pacar ya.. ?? masih perjaka dong !! hhiihii.. Apa kau mau liat punya tante dulu nih ??”.. tante langsung berdiri dan sambil ngangkat roknya, ngelepas celana dalemnya. Trus ngeliatin semuanya ke aku.. “Nih punya tante.. masih bagus kan ??” jawab tante.

    Aku jadi malu, tapi tetep aja aku liatin,.. Kesempatan kan ga dateng dua kali.. Memeknya keliatan merah dan agak basah, mungkin karena terangsang nonton film tadi. Jembutnya lumayan lebat tapi rapih, mungkin karena sering dicukur dan dirapihin kali. Aku gugup banget, baru kali ini liat punya cewe secara langsung.. aduh rasanya jantungku ini berdegub kencang !!. Kontolku jadi makin mengeras karena terangsang. Ga lama langsung kupelorotin celana dan CD ku langsung sehingga tante Sintia ngelihat langsung kontolku yang sudah menegang kayak rudal. “Nah gitu dong jangan malu-malu.. ga Gentel kalo masih malu-malu gitu.. Tititmu lumayan gede juga ya.. sama kaya punya suami tante.. hehehe.. bulunya ga pernah dicukur ya Ndi ?? Kok semrawut gitu ?? .. Aku pegang ya ndi” kata tante. “Iiii ya tante,.. emang ga pernah aku cukur.. blom ada yang mau nyukurin sih tante.. Aku elus ya punya tante..” kataku, aku jadi ga gugup lagi.

    Tanteku langsung membuka baju dan roknya, kemudian mbuka BHnya .. “Aku jadi kagum ama tante, punya tante bagus ya.. aku mau jilatin nenennya ya..” Aku langsung saja ngejilatin abis nenenya gantian kiri dan kanan.. ukurannya lumayan gede, 36B. Aku semakin terangsang karena tante sintia terus saja ngelus-elus batang kemaluanku. Sambil ngulum abis toketnya, tanganku ga henti-hentinya ngelus-elus memek tanteku yang emang alus banget, dan bulu-bulunya sering aku tarik-tarik.. “Jangan ditarik dong sayang, kan atit.. ” Kata tante. “tapi enak kan tante.. ” jawabku. Kuubahkan posisiku, lalu aku jilatin memeknya yang kemerahan itu, trus aku tarik-tarik bulu jembut ya, aku buka belahan memeknya, ternyata itilnya gede juga, merah gitu. Langsung saja aku jilatin itilnya sampe sampe tante sintia menggelinjang keenakan.

    Ga lama kemudian aku masukin jari ku ke vaginanya. Kukocok -kocok sampe keluar airnya, Tanteku makin keenakan.. “Ochh… ohh..uhhhh…” Kemudian aku mainin itilnya pake lidah, kepalaku langsug dijepit pahanya, karena tanteku kegelian. ga lama kemudian, “Tante mau pipis nih.. adhuuhhh… adhuuh..” kata tante. Trus aku bilang saja “ya pipis aja disini gapapa tante.. ” jawabku. “Aahhhhh.. uuuhhhhh… enaaakkkk… nghhhhhhhh” suara tanteku yang mendesah-desah. trus tanteku pipis karena orgasme yang sangat amat.. karena keluar air banyak banget.. sampe netes-netes. Abis itu gantian, kontolku yang dikocok abis dan dikulum-kulum, ga berapa lama, cuma hanya 3 menit aku langsung ngecrot.. “Adhuhh tante .. kena muka tante deh.. maaf ya..” Tanteku senyum-senyum dan berterima kasih.. Ga lama kemudian HP tanteku bunyi, rupanya suaminya dari kalimantan nelfon. Aku buru-buru pake celana dan ke kamar mandi.

    Selesai dari kamar mandi aku langsung duduk di depan sofa sambil nonton TV. Ga lama tante Sintia teriak dari kamar mau ambil handuk buat mandi “handuk putih tante dimana ya ? “. Rupanya dari tadi suaminya nelfonin. Mudah-mudahan saja ga terjadi nanya apa-apa deh. “Oh di jemur di belakang tante.. aku ambilin apa ??” jawabku. Tau-tau tante Sintia dengan masih telanjang bulat keluar dari kamarnya menuju belakang rumah. Aku heran ama tante, kok ga malu yaa, mungkin udah nanggung kali.. gapapa deh pikirku, lumayan ada pemandangan. heheheh… Tante langsung menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Malam pun berlalu, aku pun kemudian tidur. Demikian juga dengan tante Sintia juga tidur sehabis mandi.

    Hari Minggu pagi, aku bangun dari tidur dan masih terbayang-bayang memek tanteku yang legit banget.. Waktu aku mau mandi, kran di kamar mandi rusak, jadi aku ketok-ketok pintu kamar tanteku buat numpang mandi. Tante Sintia cuman bilang saja langsung masuk karena ga dikunci. Aku langsung menuju kamar mandi di dalam kamar tante Sintia. Belum lama aku mandi, tau-tau tante Sintia ketok-ketok pintu toilet, “Ndi, buka bentar dong..” kata tante. Aku yang lagi nanggung mandi langsung berhenti buka pintu sedikit sambil ngeluarin kepala doang, karena masih telanjang. Tante Sintia tiba-tiba aja masuk ke dalam dan bilang “Tante kebelet pipis nih.. mau liat tante pipis ga ??, semalem tante tidur ga pake CD soalnya jadi udah kebelet pengen keluar jadi ga bisa ditahan.. daripada pipis di kasur, ntar kan repot..!!” jawab tante sambil ngebuka piyamanya langsung duduk di closet. ” Nih liat punya tante lagi pipis.. lucu yaa.. Itil tante gede ga sayang ??” canda tante.

    Aku langsung terangsang.. kontolku langsung bangun, dan tante ngeliatin aja sampe pipisnya abis. Aku bener-bener deg-degan. Sesudah selesai pipis, tanteku langsung megang kedua tanganku, dan tanganku ditempelkannya ke memeknya. “Ayo kita mandi bareng sayang.. ntar sekalian bulu jembut kamu tante rapihin.. kamu juga ntar gantian ya cukurin jembut tante.. kali ini tante pengen ga ada jembutnya.. yah.. yahh.. ” ajak tante. Langsung saja aku jawab “Iya tanteku sayang..”. Aku ngelus-elus toket dan memek tante Sintia yang udah telanjang bulat, demikian juga tante Sintia ngocok-ngocok kontolku yang dari tadi sudah ngaceng. Setelah elus-elusan, tante ngambil alat cukur yang biasa buat nyukur jembutnya. “Sayang, tante cukur ya.. mau model kayak gimana ?? kalo tante pengennya kamu, hmmmm.. dicukur abis aja yah sayang.. biar enak.. ntar punya tante dicukur abis juga.. OK ??” kata tante Sintia. ” iya deh apa aja tante.. yang penting enak buat gituan..” kataku.. “Looh.. kamu ngajakin tante gituan yaa ?? gituan apa hayoo ?? kamu pengen ML ama tante ya ?? nakal ya kamu sekarang… nanti saya sentil tititnya loohh..” canda tante. “Hehehehe..” jawabku singkat.

    Ga lama tante nyukurin abis jembutku yang tadinya gondrong, sekarang jadi alus ga ada bulunya sama sekali. “sekarang gantian yah sayang.. Memek tante udah gatel nih udha pengen dicukur.. Cukurnya hati-hati ya.. jangan sampe punya tante lecet.. Kalo lecet ntar ga dapet jatah kamu..!!” ancam tante. “Sebelum dicukur aku gesek-gesekin penisku ke itilnya tante yah.. biar ga kaget.. ” kontolku yang lagi ngaceng kutempelin ke itilnya tante Sintia, tante Sintia merem melek keenakan. “Punya tante itilnya yang gede, dadi enak buat mainan nih.. “. akuku. Trus aku langsung cukur jembut tante Sintia pelan pelan.. sesekali aku jilatin biar ga bosen.. tanteku kayaknya seneng banget.. sekarang memek tante udah ga ada bulunya sama sekali. Putih bersih dan aku bersihin pake sabun sirih, biar wangi.. jadinya memek tante sintia lucu, nongol itilnya dikit.. aku jadi makin terangsang saja. Abis itu aku dan tante sintia mandi bareng pake shower sambil ciuman pelukan sesekali aku kocok-kocok memek tante pake jari pas mandi. “uhh.. enak banget tante.. romantis .. tante emang gak ada duanya ” akuku. Jadinya aku mandi lama banget sampe ga kerasa lama banget.

    Abis mandi kami berdua keluar tanpa busana lanjutin ML di kasur kamar tante sintia. Langsung aku rebahin tante sintia, kemudian aku kangkangin kakinya, aku jilatin memeknya yang baru dicukur.. tante sintia mendesah-desah keenakan, kuremas remas toketnya sampe kenceng dua-duanya. Benar-benar pagi yang indah.. “Ayo dong masukin … masa cuma coli aja ??” ajak tante buru-buru.

    Rupanya tanteku ini udah gak tahan. Aku langsung genjot.. masukin kontolku ke memek tante sintia yang rupanya masih keset, baru separo panjang kontolku juga masih keset, trus aku masukin sampe abis.. goyangan tante sintia bagai goyang gergaji dewi persik sehingga bikin aku keenakan ngentot. enak tante.. ahhh.. uhhh..aaghhh….plok.. plokk. ga lama tante sudah pengen keluar.. crott..croott.. keluarlah air kenikmatan dari memek tante yang semakin berdenyut-denyut ngenyot kontolku.. “hangattt.. enakkk..” kata tante.

    Aku ganti posisiku di bawah, tante sintia dengan goyangannya mengocok kontolku. Ga berapa lama, aku udah mau keluar. “Tante.. aku mau keluar .. di dalem apa di luar ?? ahh ahh..” … “Ntar tunggu bentar tante juga mau keluar.. ahhh.. uhhh..aggghhhrrr… ahhhh.. uuhhhhhh…. mmgghhhhh…mmhmhmhhhhh nih tante mau keluar.. Ayo sayang kita keluarin bareng..” crrooot.. croottt… argghhhhhhh…enak.

    Akhirnya aku dan tante sintia orgasme bareng.. Langung aku peluk dan cium tante sintia erat-erat dan gak aku lepasin dulu kontolku dari memek tanteku yang nikmat.

  • Kisah Memek  Ritual Nikmat dengan Mbak Narsih

    Kisah Memek Ritual Nikmat dengan Mbak Narsih


    3221 views

    Duniabola99.com – Sebelumnya perkenalkan nama saya. Nama saya Wawan (Samaran), saya sekarang berprofesi sebagai seorang konsultan di Kota S. Bagi para pembaca yang memerlukan jasa konsultasi penulisan ilmiah (skripsi/thesis) bisa kontak email saya, pasti akan saya bantu sampai selesai. Okay.. saya akan memulai menceritakan pengalaman saya waktu masih kuliah dahulu.

    Hari itu adalah malam Jumat Pon.. kirakira 7 tahun yang lalu. Hari itulah awal yang merubah kehidupanku, dari seorang mahasiswa yang luruslurus saja.. pokoknya serba lurus deh! Apalagi kalau si kecil lagi tegang.. wah lurus sekali! Ha..ha..ha..

    Waktu itu aku masih kuliah di satusatunya PTN yang ada di kota S. Sebagai seorang anak rantau aku kost di belakang kampus yang cukup jauh dari keramaian. Pertimbanganku untuk memilih kost di tempat itu adalah di samping harganya murah, aku juga berharap dapat menghindari godaan keramaian yang ditawarkan kota S itu. Maklum misiku ke kota S ini adalah untuk menimba ilmu demi masa depan. Berkalikali orang tuaku menyuruhku agar hidup prihatin.. karena mereka pun harus hidup prihatin demi menyekolahkanku.

    Dengan memilih tempat itu rasanya aku sudah berusaha memenuhi permintaan orang tuaku, yaitu agar hidup prihatin. Namun ternyata nasib membawaku lain dan melenceng dari misi semula ini.

    Sudah dua tahun aku kost di daerah itu, sehingga aku sudah kenal baik dengan semua masyarakat penghuni kampung itu. Aku sudah dianggap sebagai warga karena kesupelanku dalam bergaul. Nah dari kesupelanku itulah aku sudah terbiasa bercanda dengan setiap penduduk dari anak kecil hingga neneknenek.

    Suatu hari pada saat liburan semester, aku tinggal di tempat kost sendiri karena memang aku tidak pulang maklum aku aktif di kegiatan kampus. Waktu itu sedang musim kemarau sehingga banyak sumur penduduk yang kering, hanya sumur di tempat kost ku itulah yang masih cukup banyak airnya sehingga banyak tetangga yang ikut minta air dan bahkan ikut mandi di kostku. Dan diantara mereka ada satu tetanggaku yang waktu itu umurnya mungkin hanya terpaut 7 atau 8 tahun di atasku, namanya Mbak Narsih (samaran). Perawakannya sedang tidak begitu tinggi (tingginya sekitar 158 160 Cm), tetapi bodynya tidak kalah dengan pesenam aerobik deh. Kulitnya sawo matang khas wanita Jawa dan wajahnya manis sekali, terutama pada saat tersenyum.. aduh makk!


    Dia sudah punya suami dan dua orang anak yang masih kecil yang pada saat itu umurnya baru 4 dan 2 tahunan. Dia berjualan barangbarang kelontong di dekat kostku. Nah suatu hari.. seperti biasa pagi pagi sekali Mbak Narsih ketokketok pintu tempat kost ku..biasa mau ikutan ambil air dan sekaligus mandi.
    Dik.. Dik.. cepet tolong bukain pintunya! dia berteriak agak tak sabaran.
    Iya bentar Mbak.. jawabku sambil setengah mengantuk.
    Kok lama banget to Dik.. suaranya terdengar tak sabar.
    Ada apa sih Mbak kok nggak sabar sekali? tanyaku saat kubuka pintu untuknya.
    Wajahnya nampak meringis menahan sesuatu. Rupanya dia sudah mulas dan hendak buang hajat dari tadi.
    Anu Dik.. aku sakit perut nih Katanya agak malu.
    Begitu pintu terbuka ia langsung lari terbiritbirit masuk KM dan membanting pintu. Rupanya sang beban sudah hampir keluar.. pikirku.
    Sorry ya Dik.. tadi Mbak nggedornggedor, katanya.
    Habis perut Mbak udah mulas dan di rumah nggak ada air.. itu lho bapaknya anakanak semalam enggak pulang jadi Mbak belum sempat ngisi air di rumah.. maafin Mbak ya.
    Ah enggak apaapa kok Mbak, saya malah harus berterima kasih udah dibangunin sama Mbak.

    Sejak itu hubunganku dengan Mbak Narsih jadi tambah akrab. Hingga pada suatu siang, aku ingat hari Kamis, Mbak Narsih datang ke tempat kostku. Siang itu ia kelihatan manis sekali dengan memakai baju kaos lengan panjang warna krem ketat yang mencetak tubuhnya.
    Eh Dik Wawan.. hari ini ada acara enggak? tanyanya begitu kutemui di teras depan.
    Mm.. kayaknya enggak Mbak.. memang ada apa Mbak? tanyaku agak penasaran.
    Anu Dik.. kalau tidak keberatan nanti adik Mbak ajak pergi ke Gml mencari bapaknya anakanak, Dik Wawan enggak keberatan kan?
    Lho memangnya Mas Gun disana di rumah siapa Mbak? tanyaku semakin penasaran.
    Anu Dik.. katanya orangorang Mas Gun sudah punya istri simpanan di sana.. jadi Mbak mau melabrak.. tapi Mbak nggak berani sendirian.. jadi Mbak minta tolong Dik Wawan nganter Mbak ke sana.
    Baiklah Mbak.. tapi saya enggak mau ikut campur dengan urusan Mbak lho kataku menyanggupi permintaannya.

    Sorenya kami berdua dengan sepeda motor milik Mbak Narsih berboncengan kearah Gml, 27 KM sebelah utara kota S arah ke Pwd. Mbak Narsih membawa sebuah tas yang cukup besar. Aku jadi curiga, tetapi tetap diam saja.. pokoknya wait and see lah prinsipku. Kami tak banyak bicara saat dalam perjalanan. Hingga setelah sampai ke Gml aku baru bertanya letak rumahnya.
    Oh.. itu.. itu masih terus ke utara Dik.. jawabnya agak tergagap.
    Kecurigaanku makin mendalam tetapi tetap diam saja sambil kuikuti permainannya.
    Ill follow the game begitu pikirku, toh tidak ada ruginya dengan wanita yang cukup menarik ini.

    Kami terus ke utara hingga sampai ke tempat dimana terdapat gerbang bertuliskan Obyek Wisata Gn Kmks.
    Lho kok ke sini to Mbak.. apa enggak kebablasan? Tanyaku agak bingung.
    Anu.. anu sebenarnya Mbak enggak mencari Mas Gun kok Dik.. tapi Mbak mau ziarah ke sini.. Jawabnya agak khawatir kalau aku marah.
    Aku kasihan juga melihatnya saat itu yang begitu ketakutan. Aku Cuma menghela napas.. tapi tidak ada ruginya kok bagiku. Toh Mbak Narsih orangnya cukup manis dan menarik jadi berlamalama berdekatan dengannya juga tidak rugi pikirku menghibur diri.

    Sigkat cerita aku dan Mbak Narsih mengikuti ritual yang harus dilakukan di sana. Ternyata bukan hanya kami berdua yang ada di sana. Ratusan bahkan mungkin ribuan orang datang ke sana sore itu. Semuanya mempunyai tujuan yang sama Berziarah (atau berzinah barangkali lebih tepatnya). Soalnya yang aku dengar kalau berziarah ke sana untuk mencari berkah harus berpasangan yang bukan suamiistri dan harus Tidur bersama di sekitar cungkup (makam) yang ada di sana. (Mungkin ini ritual mencari kekayaan yang paling nikmat di dunia.. he.. he.. he)!

    Setelah mengikuti berbagai ritual dan prosesi, selesailah sudah acara mohon berkah. Sekarang tinggal finishingnya, yaitu tidur bersama! Aku sendiri menjadi panas dingin membayangkan aku harus tidur dengan seorang wanita! Gila.. ini benarbenar pengalaman pertama bagiku. Seumur umur belum pernah berdekatan dengan wanita.. apalagi harus tidur bersama! Dan katanya harus 7 kali malam Jumat berturutturut pula! Gila! Benarbenar tur gila.. asyiik!
    Eh Dik Wawan sudah punya pacar belum? tanya Mbak Narsih memecah kesunyian.
    Eh.. mm. anu.. bbel.. belum Mbak jawabku agak tergagap soalnya lagi ngelamun yang lain lagian pikiranku sedang bingung.
    Mbak Narsih mungkin tahu apa yang kurasakan jadi dia Cuma diam saja dan menggandengku mencari tempat untuk menggelar tikar (Rupanya Mbak Narsih sudah mempersiapkan segalanya dari rumahnya.. sontoloyo makiku dalam hati, tapi aku juga senang juga membayangkan mau tidur dengan wanita semanis Mbak Narsih ini).

    Rupanya mencari tempat yang Sesuai (dalam artian sepi dan aduhai) di sekitar cungkup pada malam itu susah juga. Aku yang baru kali itu mengunjungi Gn Kmks takjub sekali dengan pemandangan yang kulihat disana. Bukan keindahan alamnya yang kukagumi, tetapi begitu banyaknya pasangan yang memenuhi lokasi sekitar cungkup bak ikan bandeng dijajarjajar. Gilanya semua mungkin bukan pasangan suamiistri yang sah (Kalau boleh kukatakan ini namanya Perzinahan masal bukannya Perziarahan masal). Cukup lama kami mencari tempat untuk bermalam di tempat terbuka. Rupanya malam Jumat Pon ini adalah hari Rayanya Gn Kmks. Ramainya mungkin malah melebihi keramaian di Kota S. Dan semua pasangan itu rela Tidur bersama di tempat terbuka berjajarjajar tanpa sekat pelindung yang membatasi privasi dengan pasangan lain di sebelahnya. Akhirnya setelah cukup lama mondarmandir melewati jalan setapak nan gelap dan di kanankirinya bergelimpangan pasangan yang sedang melakukan Laku tidur bersama, kami menemukan tempat yang kami anggap sesuai bagi kami.

    Disini saja Dik Wawan.. tempatnya masih longgar kata Mbak Narsih sambil melepas gandengannya dan mulai menggelar tikar yang dibawanya. Di sebelah kanan dan kiriku ada pula pasangan yang sudah terlebih dahulu menempati kapling mereka. Jadi aku dan Mbak Narsih termasuk datang agak terlambat. Setelah basabasi sejenak dengan tetangga kanankiri kami pun rebahan sambil berpelukan dalam gelap di tempat terbuka lagi.


    Aku yang masih lugu tak tahu harus berbuat apa. Soalnya seumurumur baru kali inilah aku memeluk seorang wanita dewasa. Tanganku diam saja sementara debar jantungku tak teratur. Mbak Sum yang semula hanya memeluk, perlahanlahan mulai mengelus dadaku salah satu pahanya ditumpangkannya di atas pahaku. Kontan saja batang kemaluanku mengeras.. tapi aku tak berani berbuat apaapa. Saat itu kurasakan kalau tubuh bagian bawah Mbak Narsih terbungkus sarung, karena salah satu pahanya menindih pahaku.

    Napasku semakin memburu dan jantungku berdebar kian keras saat ia mulai merabaraba puting dadaku.
    Dik ikutan masuk sarung aja biar hangat bisiknya pelan seolah takut terdengar pasangan yang ada di samping kami.
    Ba.. baik Mbak.. Jawabku juga pelan.
    Lalu dengan hatihati sekali aku mulai ikut memasukkan tubuh bagian bawahku ke sarung yang dipakai Mbak Narsih. Jadi sekarang satu sarung berdua..!

    Aku sangat terkejut saat tubuh bagian bawahku masuk ke dalam sarung. Ternyata Mbak Narsih tidak memakai selembar ain pun pada tubuh bagian bawahnya. Celana panjang yang tadi dipakainya sekalian celana dalamnya rupanya sudah dilepaskannya secara diamdiam saat mengenakan sarung tadi. Aku jadi serba salah, mau gerak tak berani mau diam kok seperti ini..! Batang kemaluanku yang dari tadi sudah keras menjadi semakin keras memberontak dalam celanaku. Apalagi tanpa dapat kucegah tangan Mbak Narsih mulai merabaraba batang kemaluanku dari luar celanaku. Napasku kian memburu mendapat perlakuan seperti itu.

    Ayoo.. pegang dada Mbak.. Dik.. bisik Mbak Narsih dengan napas yang juga sudah mulai memburu.
    Aku dengan terpaksa (karena gak kuat menahan napsu..) mulai menggerakkan tanganku dan merabaraba dada Mbak Narsih dari luar gaunnya.. Kurasakan dadanya begitu sekal dan kenyal.. mungkin semua wanita begitu kali ya.. Napas kami semakin memburu tangan kami saling meraba dalam gelap.. (Mungkin.. ini yang dimaksud dengan peribahasa sedikit bicara banyak bekerja kali ya..? pinter juga tuh orang yang bikin peribahasa ini.. atau mungkin dia nemu peribahasa gini saat lagi begituan kali!)

    Napasku seolah terhenti saat tibatiba batang kemaluanku sudah digenggam Mbak Narsih dan dieluselus dengan lembutnya.. luar biasa.. benarbenar pengalaman terhebat yang pernah aku rasakan saat itu! Tubuhku meliukliuk menahan nikmat yang tiada tara saat tangan halus Mbak Narsih mengurut dan meremas batang kemaluanku.. kedua biji pelirku pun dielusnya dengan penuh kasih sayang.. aduh makk!

    Mbak.. ahkk.. bisikku pelanpelan tanpa berani bersuara keraskeras..
    Masukkan tanganmu Dik.. remas tetek Mbak.. ayoo.. bisik Mbak Sum yang menyadarkanku.

    Sebenarnya tanpa disuruh pun aku sudah ingin meraba langsung bukit menggairahkan itu. Segera dengan semangat 45 (Ini kan jamannya tujuhbelas Agustusan) bak pejuang kita dahulu, aku menyusupkan tanganku ke dalam kaos ketatnya dari bagian bawah dan mulai mencaricari bukit kenyal di dada Mbak Narsih. Tanganku terus meraba dan bergerak liar di dalam kaus Mbak Narsih dan terpeganglah apa yang kudambakan. Kusibak BH yang masih menempel dan tanganku bergerak liar di balik BH itu. Begitu gemas rasanya aku meremas dan meraba (boso jowone Ngowol) kedua bukit kembar itu bergantian.

    Och.. ter.. terushh.. Dikk.. ouch.. Kudengar Mbak Sum berbisik pelan sekali ditelingaku dengan napas yang semakin memburu.
    Ayo lepaskan celanamu itu Dik.. bisiknya lagi.

    Dengan hati berdebar keras membayangkan apa yang akan terjadi kuturuti permintaan Mbak Narsih. Kuhentikan aktivitasku di dada Mbak Narsih dan melepas celanaku pelan sekali. Soalnya takut ketahuan tetangga di sebelahku, yang sempat kulirik mereka juga sedang krusakkrusuk sendiri dalam gelap. Aku tahu itu dari bunyi kain yang bergesergeser. Setelah melepas celanaku dan menyimpannya di tas Mbak Narsih aku mulai beraktivitas lagi.. dan Mbak Narsih juga. Kami saling meraba lagi. Batang kemaluanku yang sudah sangat keras (dalam bahasa Jawanya ngaceng berat) diurut dan diremas dengan lembut oleh Mbak Sum.. menimbulkan rasa geli yang luar biasa.. Aku sempat tak bisa bernapas merasakan hal ini..

    Tanganku pun sekarang mulai berani bergerak sendiri. Sasaranku sekarang adalah bagian bawah Mbak Narsih. Dari perutnya yang sudah agak gendut sedikit tanganku bergeser turun dan tersentuhlah gumpalan rambut pekat di selangkangan Mbak Narsih.

    Terushh.. Dikk.. hhkk, ya.. itt.. itu.. bisik Mbak Narsih sambil terus menjilat lubang telingaku.

    Tanganku terus menyisir celah celah di tengah rimbunan rambut itu yang sudah basah dan panas. Celah itu kurasakan begitu licin dan basah.. lalu dengan rasa ingin tahu.. kumasukkan jari ku di tengahtengah celah sempit itu. Aku kaget.. karena tibatiba jariku seolah tersedot dan terdorong oleh gerakan celah di selangkangan Mbak Narsih itu. Dengan naluri alami tanganku mulai meraba dan mengobokobok selangkangan Mbak Narsih yang semakin basah. (Jadi bukan cuma Yoshua yang bisa ngobokobok aku juga bisa kok! Hayoo siapa diantara pembaca (cewek tentunya) yang mau di obokobok silakan kirim email!)

    Mbak Narsih semakin kelimpungan saat jarijariku yang nakal mulai memasuki liang hangat dan basah di selangkangan Mbak Narsih. Jariku terus bergerak masuk ke celahcelah hangat dan licin itu hingga sampai pangkal.. dengan cepat kuhentak tarik keluar.. srett.. Mbak Narsih hampir memekik kalau tidak buruburu menggigit leherku saat kutarik jariku dengan cepat dari jepitan liang kemaluannya. Lalu pelanpelan kudorong jariku masuk dalam jepitan kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih, kutarik lagi cepat dan kodorong pelanpelan.. begitu terus kulakukan berulang ulang hingga akhirnya Mbak Narsih berkelejat dan tubuhnya seolah tersentak.

    Ohk.. shh.. akhh bisik Mbak Narsih sambil terus menggigit keras leherku.
    Karena kukira Mbak Narsih merintih kesakitan, spontan kuhentikan gerakan jariku.


    Terush.. Dikk.. ter.. ouch.. rintihnya pelan sekali saat kuhentikan gerakan jariku di liang hangat diselangkangannya yang semakin licin oleh lendir yang keluar dari liang kemaluannya.
    Mendengar permintaannya, otomatis jariku mulai bergerak semakin liar di dalam kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih yang semakin berlendir dan licin. Tubuhnya meliuk liuk dan tersentak berkejatkejat seiring dengan gerakanku. Gerakannya semakin lamasemakin lemah dan berhenti.. jariku tetap terjepit kehangatan liang kemaluannya, lalu kedua tangan Mbak Narsih memegang kedua pipiku dan diciumnya bibirku dengan mesra sekali.

    Kamu pintar Dik.. bisiknya mesra.
    Mbak rasanya seolah mengawang tadi
    Kukira tadi Mbak Narsih kesakitan.. makanya kuhentikan gerakanku bisikku
    Enggak.. Mbak enggak sakit kok.. justru nikmat sekali.. bisiknya manja.
    Sekarang biar Mbak yang gantian memuaskan kamu balasnya.

    Kemudian dengan pelan, karena takut ketahuan pasangan di sebelah (Yang aku yakin juga sedang melakukan hal yang sama dengan kami!) Mbak Narsih mulai menaiki tubuhku. Dikangkangkannya kakinya dan dipegangnya batang kemaluanku yang sudah ngaceng berat seperti meriamnya Pak tentara yang siap menggempur GAM. Lalu digesekgesekkannya palkonku (kepala kontol palkon) di celah hangat di selangkangannya yang sudah sangat licin dan basah.

    Hkk.. napasku seolah terhenti saat batang kemaluanku mulai terjepit erat dalam kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih.
    Sensasi terhebat dalam hidupku! Dan barangkali inilah awal sejarah hilangnya keperjakaanku! Yang selanjutnya akan merubah kehidupanku! (Akan kuceritakan kelak).

    Dengan pelan tetapi pasti.. alonalon asal kelakon.. batang kemaluanku mulai menyeruak masuk dalam jepitan kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih. Mataku terbeliak menahan nikmat yang tiada tara.. (Mungkin inilah yang namanya sorga dunia ya?).

    Mbak.. bisikku di telinga Mbak Narsih, Geli Mbakk
    Hushh.. diam saja nikmati saja balas Mbak Narsih mesra.
    Aku menggigit bibir menahan nikmat yang tiada tara. Mbak Narsih terus berkutat di atas perutku, bergoyang dan berputar pelan. Hingga akhirnya seluruh batang kemaluanku tertelan dalam kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih. Seluruh batang kemaluanku masuk sampai ke pangkalnya sampai kurasakan palkonku menumbuk sesuatu di dalam sana. Mbak Narsih pun mungkin merasakan hal yang sama denganku, kutahu itu dari napasnya yang tersengalsengal.

    Gesekan demi gesekan dari kedua kemaluan kami menghangatkan dinginnya malam di Gn Kmks itu. Kami sudah tidak peduli lagi dengan pasanganpasangan lain di sekitar kami. Yang kami tahu adalah bagaimana mereguk nikmat dan menuntaskan hasrat yang sudah hampir mencapai klimaksnya.

    Mbak Narsih terus bergerak pelan. Lamalama gerakannya sudah mulai tidak teratur dan kurasakan Mbak Sum menggigit leherku lagi. Aku pun hampir saja berteriak menahan sesuatu yang hampir meledak dari dalam diriku. Kurasakan dorongan semakin kuat mengehentak bagian bawah perutku.

    Gerakan Mbak Narsih semakin tidak teratur dan gigitannya semakin kencang.
    Ouchkk.. Dikk.. Mbak mau kelu.. arrghh bisiknya sambil tubuhnya mengejatngejat di atas perutku.
    Akupun sepertinya tidak mampu lagi menahan dorongan yang menghentak dan akhirnya tanpa dapat kupertahankan jebollah sudah pertahananku. Crrt.. crett.. crett.. crett.. crett.. keluarlah lahar panas dari ujung palkonku yang membasahi dan menyiram rahim Mbak Narsih. Tubuhku seolah melayang dan terhentak seperti terkena arus listrik. Kurasakan puncak sensasi bersetubuh yang ruarr biasa.. Tanganku mencengkeram bongkahan pantat Mbak Narsih yang masih saja bergerak liar untuk mencoba menghentikannya. Tetapi semakin erat kutahan semakin liar gerakannya hingga aku pasrah saja dan menikmati sensasi semampuku.
    Mbak sud.. sudah.. Mbak.. ohh bisikku di telinganya.
    Rupanya saat aku mencapai orgasme tadi Mbak Narsih juga sedang mencapai orgasme sehingga sulit kuhentikan gerakannya.

    Kamu hebat Dikk.. bisiknya mesra sekali.
    Mbak puas sekali..
    Kami masih terus berpelukan beberapa saat. Mbak Narsih masih menindihku dan batang kemaluanku masih erat terjepit dalam liang kemaluannya. Dan secara perlahan kurasakan batang kemaluanku mulai terdorong keluar akibat kontraksi liang kemaluannya..lalu tubuh kami samasama tersentak saat batang kemaluanku terlepas sendiri dari jepitan liang kemaluannya. Kami saling berpandangan mesra dan tersenyum.. Duh manisnya Mbak Narsih kalau tersenyum (Aku membatin andai saja Mbak Narsih ini jadi istriku betapa bahagianya aku).

    Mbak aku kok jadi sayang sekali sama Mbak.. bisikku mesra.
    Mbak juga kok Dik.. balasnya.
    Nanti kita pulangnya mampir dulu istirahat di losmen di depan stasiun Blp.. mau kan? lanjutnya.
    Mau dong.. masa mau menolak rejeki jawabku nakal.
    Memang Mas Gun enggak marah? tanyaku.
    Enggak kok.. malah dia yang nyuruh aku untuk ke sini melakukan ritual.. malahan dia yang memilihkan pasangannya.. ya Dik Wawan itu jawabnya santai.
    (Sialan gerutuku dalam hati. Rupanya aku mau dijadikan tumbal pesugihannya! Tapi biarin dah, yang penting nikmatt). Mulai detik itu aku berjanji dalam hati akan mengerjai istrinya habishabisan atas keputusannya menjadikanku sebagai tumbal pesugihannya. Dan janjiku akan kubuktikan sebentar lagi.


    Pagi sekali, kirakira jam 04.00 pagi satu per satu pasangan yang telah menjalani laku gila ini mulai beranjak pulang. Kami pun ikut pulang ke tempat kami. Dinginnya udara pagi tak kurasakan, karena Mbak Narsih yang kubonceng memeluk erat tubuhku sepanjang perjalanan. Tubuhku jadi hangat apalagi dada Mbak Narsih yang kenyal menekan erat punggungku. Kupacu kendaraanku kencangkencang takut kesiangan. Sementara Mbak Narsih tetap erat memelukku dan tangannya tak ketinggalan dimasukkan ke dalam celanaku dan meremasremas batang kemaluanku sepanjang perjalanan itu. Mendapat perlakuan itu, tentu saja adik kecilku bangkit berdiri dan memberontak seolah hendak menyeruak keluar dari sarangnya. Remasan dan pelukan Mbak Narsih membuatku melupakan dinginnya udara pagi dan lamanya perjalanan dari Gml ke kota S yang kirakira sejauh 30 Km itu.

    *****

    Selang setengah jam kemudian kami pun sampai ke kota S, dan kami pun menuju daerah sekitar stasiun Blp untuk mencari penginapan yang Sesuai (sepi dan asoy). Setelah berputarputar beberapa saat, kami pun menemukan sebuah losmen yang cukup bersih dan letaknya agak tersembunyi. Kami memilih kamar yang mempunyai kamar mandi di dalam agar privasi kami lebih terjaga.

    Setelah check in aku langsung masuk kamar mandi dan mulai membuka seluruh pakaianku untuk mandi. Sementara itu Mbak Narsih langsung tiduran sambil menonton acara televisi pagi. Sedang asyikasyiknya menyabuni tibatiba Mbak Narsih masuk kamar mandi dan sudah telanjang bulat tanpa selembar benangpun yang menutupi tubuhnya yang indah itu. Aku terpana dan tanpa sadar menghentikan kegiatanku. Mulutku melongo menyaksikan pemandangan yang terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. Ya.. walaupun kami pernah bersetubuh, tetapi aku belum pernah melihat seluruh tubuhnya sejelas ini. Tadi malam kami bersetubuh dalam gelap dan itupun kami masih terbalut pakaian atas kami masingmasing.

    Benarbenar luar biasa pemandangan yang terpampang di hadapanku ini. Walaupun perutnya agak berlemak, namun keindahan tubuh Mbak Narsih masih sangat mempesona. Kulitnya yang khas wanita Jawa berwarna sawo matang tampak mulus tanpa cacat. Rambutnya yang hitam lurus, sebahu panjangnya tampak indah tergerai. Dan payudaranya yang masih cukup kencang menggantung indah dengan puting yang mencuat kecoklatan. Sedikit turun ke bawah bulubulu hitam keriting memenuhi gundukan bukit kecil di bawah perutnya. Luar biasa! Aku sampai melongo dibuatnya. Apalgi tubuhnya tersorot lampu neon dari kamar tidur dan dari kamar mandi sekaligus..

    Lho.. kok mandinya berhenti? Tanya Mbak Narsih mengejutkanku hingga membuatku gelagapan.
    Eh.. anu.. eh.. Mbak.. kok ma.. masuk kesini Mbak? tanyaku gagap dan otomatis tanganku menutupi batang kemaluanku yang sudah penuh sabun.
    Kenapa emangnya? Apa enggak boleh mandi barengbareng? katanya santai terus dimintanya sabun yang sedang kupegang.
    Sini Mbak mandiin biar bersih!.

    Aku pun mandah saja dan kunikmati elusan tangan Mbak Narsih yang menyabun seluruh tubuhku. Digosoknya punggungku dengan sabun terus ke bawah hingga pantatku pun tak lupa digosokgosoknya. Aku merem melek menikmati remasan tangan Mbak Narsih di kedua belahan buah pantatku.
    Hayo.. sekarang depannya.. tibatiba Mbak Narsih menyuruhku untuk menghadapinya.
    Tangannya mengusap leherku terus ke bawah dan beberapa saat memainkan jarinya di kedua tetekku bergantian. Aku menahan napas ketika tangannya terus merayap ke bawah dan mulai menyabuni selangkanganku. Diremasnya batang kemaluanku dengan lembut. Kontan adik kecilku terbangun dan mengeras seketika.

    Lho.. kok terus kencang? gurau Mbak Narsih demi melihat batang kemaluanku berdiri tegak bak petarung yang siap laga. Aku jadi jengah dan sedikit malu.
    Iya soalnya dia tahu ada lawan mendekat balasku untuk menghilangkan kekakuan.
    Dia tahu sebentar lagi mau disuruh kerja.. he.. he.. he! gurauku.
    Ah maunya..! Mbak Narsih memonyongkan bibirnya.
    Aku yang sudah sangat terangsang dengan elusan dan remasan tangannya di selangkanganku langsung saja memeluknya dan tanpa ba Bi Bu lagi kusergap bibirnya yangs sedang monyong itu. Kupeluk tubuh telanjangnya dan dengan ganas kucium bibirnya.
    Mphhf.. Mbak Narsih gelagapan saat bibirnya kuserobot dan tanganku erat memeluknya.
    Sambil terus menciumnya tanganku dengan beraninya berkeliaran mengelus punggung Mbak Narsih dan terus ke bawah ke arah bongkahan pantatnya yang padat. Kuremas kedua belah buah pantatnya bergantian.
    Dikk.. ohh Mbak Narsih Cuma bisa melenguh dan menggelinjang dalam dekapanku.
    Tangannya semakin liar mengurut dan meremas batang kemaluanku. Aku sendiri tidak perduli kalau tubuhku masih penuh dengan busa sabun dan bau keringat Mbak Narsih yang belum mandi sejak kami bersetubuh semalam.
    Dik.. Mbak.. Mbak be.. belum mandi.. napas Mbak Narsih tersengalsengal saat dengan ganasnya kuciumi lehernya.
    Biar Mbak mandi dulu.. ughh Mbak Narsih melenguh minta kulepaskan.
    Mungkin ia risih dengan bau keringatnya sendiri. Lalu kulepaskan pelukanku. Kusiram tubuh Mbak Narsih dengan air dingin.

    Sini Mbak biar gantian ku mandiin kuraih sabun yang dipegangnya.
    Lalu balik tubuh Mbak Narsih dan kusabun punggungya. Kugosok bagian punggungnya dan tanganku yang nakal bergeser terus ke bawah. Begitu tanganku menyentuh bagian pantatnya yang padat tanganku mulai meremas dengan gemas. Kuelus dan kugosok ke dua belah bongkahan pantat Mbak Narsih. Setelah puas bermainmain dengan pantatnya, tanganku mulai menyabun tubuh Mbak Narsih bagian depan. Namun saat itu posisiku masih dibelakang Mbak Narsih, jadi tanganku menggosok bagian depannya sambil memeluknya dari belakang. Saking ketatnya pelukanku, tubuh bagian bawah kami saling menempel ketat. Batang kemaluanku yang sudah sangat keras tergencet antara bongkahan pantat Mbak Narsih dengan perutku sendiri. (Pembaca bisa bayangin gimana rasannya). Luar biasa! Apalagi pantat Mbak Narsih dan batang kemaluanku sangat licin karena penuh busa sabun. Rasanya syurr.. apalagi Mbak Narsih sengaja menggoyanggoyangkan pantatnya hingga batang kemaluanku tergesekgesek. Nikmatt!

    Kedua tangan Mbak Narsih diangkat ke atas kepalanya seolaholah membiarkanku untuk semakin mudah menggosok kedua payudaranya dari belakang. Sementara pantatnya yang menggencet batang kemaluanku sebentarsebentar digoyang. Aku semakin terangsang hebat dengan perlakuannya itu. Lalu tanganku kugeser ke arah selangkangannya. Kugosok gundukan bukit kecil di selangkangan Mbak Narsih yang lebat dengan rambut. Kusabun dan gundukan bukit itu dengan arah dari atas ke bawah mengikuti alur celah hangat di selangkangan Mbak Narsih.

    Ouchh.. ter.. rushh Diikk sekarang Mbak Narsih sudah berani bersuara agak keras karena kami hanya berdua.
    Tidak seperti keadaan semalam dimana kami hanya bisa berbisikbisik takut ketahuan pasangan lain. Aku semakin semangat bermainmain dengan bukit kecil di selangkangannya. Tanganku yang jahil sekalisekali menusuk masuk ke celah hangat diselangkangannya. Hal ini membuat Mbak Narsih semakin liar menggerakkan pantatnya. Akibatnya aku sendiri yang melenguh kenikmatan karena batang kemaluanku tergencet pantatnya yang licin.

    Akhh.. terr.. ushh.. Mbak Narsih semakin liar menggumam tak karuan saat kukorekkorek liang kemaluannya dengan jariku.
    Kumainkan jariku di dalam liang kemaluan Mbak Narsih. Dan Mbak Narsih semakin meronta dan menggelinjang saat jariku memainkan dan menggosok tonjolan daging kecil dalam liang kemaluannya. Kepalanya mendongak ke atas dan mulutnya setengah terbuka menahan nikmat. Kugosok terus dan sesekali kutarik tonjolan daging itu.
    Terush.. Dikk.. ohh.. ter.. ruushh Mbak Narsih terus menceracau. Dan dengan diakhiri lenguhan panjang tibatiba tubuhnya mengejang.., kepalanya terhentak dan tubuhnya meliuk. Mungkin dia mencapai orgasme saat kumainkan tonjolan daging di selangkangannya.

    Kemudian setelah beberapa saat ia terdiam dan matanya terpejam seolah menikmati sensasi yang baru saja dirasakannya. Setelah napasnya mulai teratur diraihnya gayung dan disiraminya tubuhnya dan tubuhku dengan air. Sambil menyirami sisa busa sabun di tubuhku tangannya mengelus dan mengurut batang kemaluanku yang sudah sangat kencang (Ngaceng habishabisan!).

    Dik.. kamu tiduran saja di lantai biar Mbak yang service sekarang disuruhnya aku berbaring di lantai kamar mandi.

    Aku pun menurut saja apa maunya. Kubaringkan tubuhku di lantai kamar mandi yang dingin, aku saat itu berbaring sambil berdiri pembaca! Bayangkan berbaring sambil berdiri! Aku memang berbaring.. tapi adik kecilku berdiri tegak menunjuk langitlangit kamar mandi!

    Setelah aku berbaring, Mbak Narsih merangkak di atas tubuhku. Ia duduk di atas perutku dan mulai mencium keningku. Aku memejamkan mata merasakan sensasi luar biasa. Antara napsu dan sayang. Napsu soalnya selangkangan Mbak Narsih yang hangat menempel ketat di atas perutku dan batang kemaluanku menempel pantatnya. Sayang karena aku seolaholah sedang dimanja. Ya aku sedang dimanja karena aku tidak diperbolehkan bergerak dan disuruh menikmati layanan total yang hendak diberikannya padaku. Dari keningku perlahan bibirnya bergerak turun dan mulai menjilati telingaku kanan dan kiri bergantian. Rasa geli yang luar biasa menerpaku saat lidah Mbak Narsih menyapunyapu lubang telingaku.
    Akhh.. Mbaak.. bisikku mesra.

    Tubuhnya terus bergeser ke bawah saat bibir Mbak Narsih beranjak turun ke bibirku. Kami saling memagut dan dorong mendorong lidah. Aku yang belum berpengalaman ikut saja permainan yang diberikan Mbak Narsih. Lidahnya menyapunyapu lidahku dan kusedot kencangkencang lidah Mbak Narsih. Akibatnya tubuh bagian bawahnya yang sekarang menindih batang kemaluanku semakin ketat menekanku. Rasa hangat menjalar dari batang kemaluanku yang terjepit gundukan bukit di selangkangan Mbak Narsih yang kurasakan makin licin.

    Sementara bibir kami saling berpagutan, kemaluan Mbak Narsih yang menjepit kemaluanku digesekgeseknya dengan pelan. Kembali lagi kurasakan sensasi luar biasa. Betapa tidak.. walaupun batang kemaluanku belum memasuki lobang yang semestinya namun karena bibir kemaluan Mbak Narsih sudah sangat licin jadi kemaluanku yang terjepit di antara bibir kemaluannya dan perutku sendiri seperti diurut. Batang kemaluanku mulai berdenyutdenyut. Gerakanku sudah mulai liar tak terkendali. Namun permainan belum berakhir! The game was just begun! Permainan baru dimulai!

    Bibir Mbak Narsih terus menjilat seluruh tubuhku. Leherku sudah basah oleh liur Mbak Narsih. Dari leher bibirnya terus merangsek ke bawah, kedua puting dadaku pun habis dipermainkan lidahnya. Dari sini bibirnya terus ke bawah hingga pusarku pun dijilatinya habishabisan. Lagilagi sensasi luar biasa menyerbuku saat lidah Mbak Narsih mengaisngais pusarku sementara ke dua payudaranya menempel ketat di batang kemaluanku.! Edann..! Kali ini batang kemaluanku terjepit di tengahtengah belahan payudaranya yang kenyal! Sensasi nikmat semakin meningkat saat tanpa dapat kucegah bibir Mbak Narsih mulai menciumi batang kemaluanku dari ujung hingga pangkalnya. Gilaa!

    Upff.. Mbaak.. aku setengah memekik saat ujung kemaluanku serasa terjepit benda hangat!
    Ternyata batang kemaluanku sedang dikulum Mbak Narsih! Dia mengulum batang kemaluanku seperti anak kecil yang sedang menjilati magnum es krim yang terkenal itu! Sambil dikocok batang kemaluanku dihisapnya habishabisan! Tidak puas menjilat batang kemaluanku, Mbak Narsih mulai menjilat kantung pelerku (gaber). Ya gaberku! (Gaber adalah bahasa Banyumas untuk kantong peler bukan pamannya Donal Bebek). Dikuakkannya lipatan gaberku dan dijilatinya inci demi inci gaberku itu!

    Batang kemaluanku semakin berdenyut kencang. Kocokan tangan Mbak Narsih pada batang kemaluanku semakin kencang. Sekali lagi batang kemaluanku jadi bulanbulanan mulut Mbak Narsih. Dikulumnya lagi batang kemaluanku yang semakin berdenyut hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulutnya. Mataku semakin membeliak menahan sesuatu yang mendesak dari perut bagian bawahku. Aku mencoba bertahan dengan mencoba memegang kepala Mbak Narsih agar diam! Namun semaki kencang aku memegang kepalanya, semakin kencang pula kepalanya bergoyang hingga batang kemaluanku dikocokkocok dengan mulutnya.

    Aarghh.. aku melenguh kencang saat aku tak mampu lagi menahan desakan lahar yang menyembur keluar dari ujung kemaluanku!
    Crat.. cret.. cret.. crett.. crett hampir lima kali aku menyemburkan air maniku untuk yang kedua kalinya hari ini! Namun kali ini aku mengeluarkannya di mulut Mbak Narsih! Tubuhku bergetar dan mengejatngejat. Semakin ketat kutekan kepala Mbak Narsih agar batang kemaluanku semakin dalam terbenam dalam mulutnya! Akibatnya hampir semua air maniku tertelan olehnya!

    Bagaimana Dik Wawan? Tanya Mbak Narsih menggodaku, Enak?
    Uf.. luar biasa Mbak jawabku agak malu dan penuh rasa bersalah karena aku mengeluarkan air maniku di mulutnya.
    Sorry ya Mbak aku.. aku.. kel.. keluar di mulut Mbak..
    Enggak apa apa Dik.. kata Mbak Narsih yang mencoba menenangkanku.
    Malah Mbak senang bisa buat jamu.. hik.. hik.. hik.
    Ayo sekarang istirahat dulu.. ajaknya sambil menarikku agar bangkit.
    Setelah membersihkan diri dan mengeringkan tubuh kami, kamipun berbaring di tempat tidur sambil menonton TV berita pagi. Kami masih samasama telanjang bulat dan berpelukan di tempat tidur.

    Mungkin karena terlalu mengantuk dan capai setelah semalaman tidak tidur ditambah ejakulasi dua kali membuatku langsung terlelap. Aku tidak tahu telah berapa lama tertidur sambil memeluk tubuh telanjang Mbak Narsih. Aku tersadar saat tubuh bagian bawahku terasa geli.. perlahan kubuka mataku dan kulihat Mbak Narsih sedang menciumi tubuh bagian bawahku. Aku diam saja purapura tertidur.. padahal si kecil sudah bangun sedari tadi.

    Batang kemaluanku berdenyutdenyut saat seluruh batang kemaluanku masuk dalam kuluman mulut Mbak Narsih yang hangat dan bergelora. Lidahnya yang kasar dan panas menyapunyapu ujung kemaluanku yang membuatku tak sadar menggelinjang hingga Mbak Narsih tahu kalau aku hanya purapura masih tidur!


    Rupanya kamu nakal ya! katanya sambil memencet batang kemaluanku yang sudah sangat keras itu.
    Awas kamu, ujarnya lagi.
    Adaoww jeritku manja.
    Rasanya sakit tapi enak juga dipencet oleh tangan Mbak Narsih yang halus itu! Pembaca gak percaya? (Boleh dicoba ntar kuminta Mbak Narsihku memencet pembaca yang penasaran! Ha.. ha.. ha).

    Aku semakin menggelinjang kegelian campur sedikit ngilu saat mulut Mbak Narsih menyedot buah pelerku kencangkencang. Geli tapi ngilu.. ngilu tapi geli.. pembaca bisa bayangin gimana rasanya.. pokoknya campur aduk deh.. sulit digambarkan dengan katakata..

    Tibatiba Mbak Narsih membalikkan posisinya.. mulutnya masih sibuk melumat batang kemaluanku tetapi sekarang tubuh bagian bawahnya digeser ke atas sehingga gundukan bukit di bawah perutnya yang lebat ditumbuhi bulu hitam sekarang tepat berada di hadapan wajahku. Kedua kakinya mengangkangi wajahku sehingga jelas kulihat belahan merah jambu segar di tengahtengah gundukan itu. Ada bau khas semacam bau cumicumi segar menyeruak lubang hidungku.. oo.. rupanya seperti inikah bau kemaluan wanita.. seperti bau cumicumi.. orang Korea bilang katanya bau Ojingo atau bahasa kitanya cumicumi! Segar dan sedikit amis.. gitu!

    Aku yang baru kali ini melihat dari dekat bentuk kemaluan wanita dewasa menjadi terpesona melihat pemandangan seperti itu. Mengetahui aku diam saja Mbak Narsih yang tadinya asyik menjilati batang kemaluanku berhenti melakukan aksinya lalu diturunkannya pantatnya pelanpelan sehingga lubang kemaluannya menekan hidung dan mulutku. Aku yang sedang melongo jadi gelagapan karena tibatiba kejatuhan memek! Pas dimulut dan hidungku lagi! (Pembaca pernah enggak kejatuhan memek? Kalau belum bisa dicoba suruh aja cewek pembaca ngangkang di atas dan melakukan aksi seperti itu! Pasti ditanggung kaget tapi nikmat! Ha.. ha.. ha!)

    Begitu liang kemaluan Mbak Narsih yang sudah basah dan panas menekan mulutku otomatis tanpa disuruh bibirku melahap seluruh cairan yang membasahi liang kemaluan Mbak Narsih.. rasanya.. sedikit agak asin.. Lidahku menyeruak masuk ke dalam liang kemaluan Mbak Narsih hingga kepala Mbak Narsih terdongak dan pantatnya semakin menekan wajahku.

    Shh.. terusshh Diikk.. ohh Lidahku terus menerobos liang kemaluannya dan masuk sedalamdalamnya.
    Aku semakin gelagapan susah bernapas karena kemaluan Mbak Narsih begitu ketat menekan mulut dan hidungku. Tekanan pantatnya semakin ketat saat tubuhnya meliukliuk dan berkejatkejat saat kusedot tonjolan daging di selasela liang kemaluannya. Mbak Narsih menjerit dan semakin kuat menekankan pantatnya hingga hidung dan mulutku seolah amblas ditelan bongkahan liang kemaluannya yang menindihku.

    Upf.. brr..! Karena tak tahan susah bernapas kusembur kencangkencang liang kemaluannya hingga menimbulkan bunyi aneh seberti kain robek. Brrtt..!
    Ihh.. Mbak Narsih menjerit kaget atas kenakalanku itu.
    Awas ya.. entar Mbak balas kamu.. jeritnya manja.
    Abis.. aku enggak bisa bernapas.. Mbak juga sih.. balasku tak kalah manja sambil meremasremas bongkahan pantatnya yang sekal dengan gemas.

    Mbak Narsih pun membalas aksiku tadi. Kini disedotnya kuatkuat lubang saluran kencingku.. aku sempat mengawang merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Aku pun balas lagi kutekan pantatnya dan kudekatkan bibir kemaluannya ke mulutku dan mulai mlumat bibir kemaluannya dengan gemas. Kembali Mbak Narsih menggelinjang dan akhirnya tak tahan sendiri.

    Oh.. su.. sudah diikk..! desisnya, Mbak sudah enggak kuat..

    Lantas ia mengubah posisinya. Sekarang kami berhadaphadapan dan Mbak Narsih masih di atas tubuhku. Dengan tanggannya batang kemaluanku dicocokkannya ke liang kemaluannya yang sudah sangat licin. Setelah tepat kemudian ditekannya pantatnya pelan pelan hingga batang kemaluanku mulai menyeruak kehangatan liang kemaluannya.

    Aku menggigit bibirku agar tidak melenguh. Hingga bless.. hampir seluruh batang kemaluanku terbenam dalam kehangatan liang kemaluan Mbak Narsih. Mbak Narsih menghentikan gerakannya dan kami menikmati keindahan saatsaat menyatunya tubuh kami. Kami saling bertatap pandang dan tersenyum mesra. Oh.. alangkah mesranya.
    Aku sayang kamu Dikk.. bisik Mbak Narsih di telingaku dengan mesra.
    Aku juga Mbak.. balasku tak kalah mesra.
    Kemudian bibir kami saling berpagutan. Lidah kami saling bertaut.

    Dengan pelan Mbak Narsih mulai menggoyangkan pantatnya naik turun di atas tubuhku. Batang kemaluanku semakin kencang tergesekgesek dalam jepitan liang kemaluannya. Tanganku tak tinggal diam. Kuremas buah pantat Mbak Narsih dengan gemas. Semakin lama semakin cepat Mbak Narsih menggoyangkan pantatnya di atas tubuhku. Mulutnya tak hentihentinya mendesis dan merintih. Aku pun mengimbangi gerakannya dengan memutar pinggulku menuruti instingku. Mbak Narsih semakin liar menggoyangkan pantatnya dan mulutnya semakin kencang merintih.

    Ouch.. terushh.. Diikk.. mulutnya terus merintih.
    Mbak mau kell.. oohh.. belum habis ia bicara ternyata Mbak Narsih sudah sampai ke puncak pendakiannya.


    Tubuhnya meliuk dan berkejatkejat bak terkena aliran listrik yang dahsyat. Aku pun semakin kencang memutar pantatku mengimbangi gerakannya dan terdorong keinginan untuk memuaskan hasrat wanita yang kusayangi ini.

    Kamu.. hebb. bathh.. bisik Mbak Narsih mesra.

    Beberapa kali ia menggelepar di atas tubuhku dan akhirnya tubuhnya ambruk di atas perutku. Ia terdiam beberapa saat. Kubiarkan Mbak Narsih untuk menikmati keindahan yang baru diperolehnya. Aku yang sudah dua kali mengeluarlan air mani selama satu malam itu merasa belum apa apa.

    Setelah napasnya mulai teratur kubisikkan agar Mbak Narsih mengubah posisi. Sekarang kuminta Mbak Narsih tengkurap di ranjang dan kujulurkan kedua kakinya ke lantai hingga pantatnya yang indah menungging di tepi tempat tidur. Perutnya kuganjal dengan bantal hingga posisi menunggingnya agak tinggi. Indah sekali pemandangan yang terpampang di hadapanku.

    Betapa tubuh telanjang Mbak Narsih dengan pantatnya yang indah tengkurap dengan posisi menungging. Kunikmati pemandangan ini beberapa saat hingga Mbak Narsih mengomel manja.

    Ayo.. tunggu apa lagi dia mengomel dengan manja.

    Aku pun menempatkan posisiku tepat di belakangnya. Dengan berdiri kucocokkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya dari arah belakang. Kugesekgesek liang kemaluannya dengan kepala batang kemaluanku agar licin. Setelah licin, dengan pelan kutekan batang kemaluanku hingga menyeruak liang kemaluan Mbak Narsih. Beberapa kali kukocok batang kemaluanku sebelum kubenamkan seluruhnya.

    Mbak Narsih mulai mendesis dan dengan pelan mulai menggoyangkan pantatnya mengimbangi gerakanku. Setelah beberapa kali kocokan dengan sekuatnya kutekan pantatku hingga seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam liang kemaluan Mbak Narsih.
    Kepala Mbak Narsih terdongak saat tulang kemaluanku beradu dengan pantatnya. Plok.. plok.. plok terdengar bunyi beradunya tulang kemaluanku dengan pantatnya hingga menimbulkan gairah tersendiri bagiku. Apalagi mulut Mbak Narsih kembali mendesis dan merintih saat batang kemaluanku mengocok liang kemaluannya. Aku semakin bersemangat memacu dan mengayunkan batang kemaluanku dalam jepitan liang kemaluannya.

    Mbak Narsih semakin liar menggoyangkan pantatnya membuat mataku terbeliak menahan nikmat. Karena dengan gerakannya itu batang kemaluanku seolaholah diremasremas dan dipelintir. Kutekan pantat Mbak Narsih agar tidak terlalu kencang berputar. Aku bisa menahan napas lega begitu aku dapat mengontrol diriku agar tidak terbawa permainan Mbak Narsih. Aku ingin berlamalama merendam batang kemaluanku dalam jepitan kehangatan liang kemaluannya. Aku tidak ingin cepatcepat selesai.

    Ayoo.. kok pelan.. protes Mbak Narsih begitu aku memperlambat tempo.

    Pantatnya semakin kencang. Kembali ia memutar pantatnya semakin lama semakin cepat hingga aku kembali merasakan desakan yang sangat dahsyat menekan dari perut bagian bawahku. Aku harus berusaha keras menahan desakan yang menggelegak dan kembali kutekan pantat Mbak Narsih agar tidak terlalu cepat berputar.

    Batang kemaluanku yang terjepit dalam kehangatan liang kemaluannya seolaholah terpelintir dan terjepit kian erat. Ujung kemaluanku terasa berdenyutdenyut seperti mau meledak. Semakin lama denyutan di ujung batang kemaluanku semakin kuat. Apalagi pantat Mbak Narsih bukan hanya berputar, tetapi sesekali diselingi dengan gerakan maju mundur mengikuti ayunan pantatku. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi untuk mengeluarkan air maniku.

    Akhh.. Mbaak.. aku.. aku.. ma.. napasku kian tersengal hampir tak kuat lagi menahan gejolak.

    Mbak Narsih semakin liar memutar pantatnya. Payudaranya berguncangguncang seiring dengan gerakan tubuhnya yang liar. Suara beradunya pantat Mbak Narsih dengan tulang kemaluanku semakin keras bercampur dengan deru dengusan napas dan rintihan kami.
    Aku semakin cepat mengayunkan pantatku maju mundur disambut dengan gerakan meliuk dan maju mundur pantat Mbak Narsih. Gerakanku semakin tak teratur saat desakan yang sudah tak mampu lagi ku bendung meledak. Ujung batang kemaluanku berdenyut kian kencang dalam jepitan liang kemaluan Mbak Narsih.

    Arghh.. aku melenguh kuat.


    Mataku terbeliak dan tubuhku tersentak seperti terkena aliran listrik. Kucengkeram buah pantat Mbak Narsih dan kutekan dengan kuat hingga batang kemaluanku semakin dalam menghunjam ke dalam liang kemaluannya. Crat..! crat.. crat.. crat.. cratt.. Hampir lima kali kusemburkan air maniku kedalam rahim Mbak Narsih.

    Ouch.. shh.. Mbak Narsih pun rupanya mengalami orgasme pada saat yang bersamaan denganku.

    Tubuhnya meliuk dan ikut berkelejat dan beberapa saat kemudian tubuh kami ambruk. Batang kemaluanku masih terjepit erat dalam liang kemaluan Mbak Narsih. Kubiarkan saja batang kemaluanku di sana. Aku rasanya sudah tak punya tenaga untuk menariknya. Kutindih tubuh telanjang Mbak Narsih yang masih nungging di atas tempat tidur empuk itu. Kami samasama mengatur napas setelah berpacu dalam nikmat (Mirip acarany Mas Koes Hendratmo aja Cuma dia bikinnya Berpacu dalam Melody Ha.. ha.. ha!)

    Kami samasama terdiam. Kupeluk tubuh Mbak Narsih. Tubuh kami samasama basah dengan keringat. Aku masih sempat merasakan liang kemaluan Mbak Narsih berdenyutdenyut menjepit batang kemaluanku yang sengaja tidak kulepas. Perlahanlahan batang kemaluanku mulai terdorong keluar oleh denyutan liang kemaluan Mbak Narsih.

    Plop.. akhirnya batang kemaluanku terlepas dari jepitan liang kemaluan Mbak Narsih dengan sendirinya. Kugigit ujung telinga Mbak Narsih sebagai ungkapan rasa sayangku. Kami bertatapan dan saling tersenyum mesra.

    Kamu cepat pintar.. sayang bisik Mbak Narsih mesra.
    Siapa dulu dong instrukturnya.. balasku sambil mencium bibirnya.

    Kembali bibir kami saling bertautan. Batang kemaluanku yang baru saja terlempar keluar dari liang kemaluan Mbak Narsih mulai berlagak lagi. Perlahan namun pasti ia mulai mengeras. Gila! Baru berdekatan aja sudah bertingkah. Mungkin capai dengan posisi nungging, Mbak Narsih pun menggulingkan tubuhnya dan kini kami saling menindih dengan posisi saling berhadapan lagi. Bibir kami masih tetap saling melumat dan lidah kami pun saling dorong mendorong.

    Batang kemaluanku yang sudah keras kembali menempel ketat pada gundukan di selangkangan Mbak Narsih yang hangat dan mulai basah lagi. Tanganku pun tak mau diam. Kedua payudara Mbak Narsih yang sekal menjadi bulanbulanan tanganku yang sibik remas sana remas sini, raba sana raba sini..

    Mendapat perlakuanku yang agak kasar, tubuh Mbak Narsih menggelinjang di bawah tindihan tubuhku. Napasnya mulai memburu. Lalu tangannya mencaricari dan akhirnya terpeganglah batang kemaluanku yang sudah sempurna dan siap tempur. Dibimbingnya batang kemaluanku ke celahcelah di selangkangannya dan digesekgesekannya di celah hangat dan sempit itu. Setelah licin tibatiba kedua tangan Mbak Narsih memegang pantatku dan ditariknya hingga batang kemaluanku kembali menghunjam liang kemaluannya dan bersarang di sana.

    Kembali kami mengulang persetubuhan kami. Entah berapa babak kami bertempur hari itu. Kami baru pulang ke rumah kami masingmasing setelah waktu check out habis, antar jam 1 atau jam 2 siang itu. Kami pun berjanji akan meneruskan ritual di Gn Kmks malam Jumat berikutnya.

    *****

    Sampai disini dulu kisahku. Kelak akan kuceritakan pengalaman lain dengan Mbak Narsihku. Untuk itu mohon pembaca sedikit bersabar..

  • Video Bokep Eropa ibu menonton anak tirinya lagi ngentot

    Video Bokep Eropa ibu menonton anak tirinya lagi ngentot


    2330 views

  • Foto Ngentot Dolce Vita merasakan hangatnya sperma didalam memeknya

    Foto Ngentot Dolce Vita merasakan hangatnya sperma didalam memeknya


    1730 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik berbikini merah Dolce Vita menggoda pacarnya yang lagi kerja untuk melakukan hubungan sex ngentot diatas sofa yang empuk dan mendapatkan hantaman keras dari kontol pacarnya dan juga merakan hangatnya sperma yang banyak dimemeknya sampai gak muat menampungnya.

  • Foto Bugil Gadis kurus Christy mengungkapkan vagina berbulu setelah kalah di catur

    Foto Bugil Gadis kurus Christy mengungkapkan vagina berbulu setelah kalah di catur


    1810 views

    Duniabola99.com – foto gadis pirang Christy sange saat bermain catur dan mengangkat gaunnya meperlihatkan bulu bulunya yang lebat dan menampilkan toketnya yang kecil. Joker388

  • Konoha Kasukabe Merci Beaucoup dv 42

    Konoha Kasukabe Merci Beaucoup dv 42


    1726 views

  • Foto Ngentot Remaja yang diborgol dengan rambut pirang dibor keras oleh pasangannya

    Foto Ngentot Remaja yang diborgol dengan rambut pirang dibor keras oleh pasangannya


    2565 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang diborgol diatas tempat tidur dan melakukan oral sex sama pacarnya yang berkontol besar dan melakuakn doggystyle berakhir dengan menambakkan sperma yang banyak kemulutnya. Agen Sbobet Resmi

  • Kisah Memek Ibu Pacarku Dan Tantenya

    Kisah Memek Ibu Pacarku Dan Tantenya


    2967 views

    Duniabola99.com – Pria Nakal Sumatera Saat ini aku kelas II SMU swasta di kota Surabaya. Perkenalanku dengan pacarku, Shinta setahun yang lalu. Di sekolah kami, dia memang kembangnya kelas II IPS, banyak cowok yang naksir padanya tapi dengan sedikit kelebihanku dalam merayu cewek, maka aku berhasil menggaetnya. Sebenarnya dia termasuk type cewek yang pendiam dan tongkrongannya biasanya di perpustakaan, karena itu dia sering dapat rangking kelas.

    Keluarga Shinta termasuk keluarga yang kaya. Ayahnya, Pak Har berumur 54 tahun masuk jajaran anggota DPRD sedang ibunya, Bu Har yang nama aslinya Mustika berumur 38 tahun, orangnya cantik, tingginya sekitar 164 cm, kulitnya putih, dia asli Menado, rambutnya sebahu, orangnya ramah dan berwibawa. Kesibukannya hanya di rumah, ditemani oleh tantenya Shinta yaitu Tante Merry, berumur 30 tahun, orangnya seksi sekali seperti penyanyi dangdut Baby Ayu, tingginya 166 cm. Dia baru menikah 3 tahun yang lalu dan belum mempunyai anak, sedang suaminya Om Nanto adalah pelaut yang pulang hampir 3 bulan sekali.

    Dalam masa pacaran boleh dibilang aku kurang pemberani karena memang Shinta orangnya selalu memegang prinsip untuk menjaga kehormatan karena dia anak tunggal. Dia hanya mengijinkan aku untuk mencium pipi saja, itu juga kalau malam minggu.


    Sebenarnya aku bukanlah orang yang alim, karena kawan-kawanku Andi, Dito dan Roy terkenal gank-nya Playboy dan suka booking cewek, maka sebagai pelampiasanku karena pacarku orangnya alim aku sering mencari kesenangan di luar bersama teman-temanku, rata-rata dari kami adalah anak orang gedean, jadi uang bagi kami bukanlah soal, yang penting happy.

    Suatu hari, tepatnya minggu sore kami berempat pergi ke Tretes dan rencananya akan menyewa hotel dan booking cewek. Sesampainya di sebuah hotel, kami segera ke receptionis, kami segera memesan 2 kamar, saat itu aku hanya duduk di ruang tunggu dan mengawasi Dito dan Andi yang sedang memesan kamar.

    Tiba-tiba pandanganku jatuh pada perempuan setengah baya yang berkacamata hitam di sebelah Dito yang sepertinya lebih dulu mau memesan kamar. Aku seperti tak percaya, dia ternyata Tante Tika (Mustika) ibunya Shinta dan yang bersamanya seorang pemuda yang aku sendiri tidak kenal. Mereka kelihatan mesra sekali karena tangan pemuda itu tak mau lepas dari pinggang Tante Tika. Timbul niatku untuk menyelidiki apa sebenarnya tujuan Tante Tika datang ke hotel ini. Setelah mendapat kunci, mereka kemudian melangkah pergi untuk menuju kamar yang dipesan. Lalu aku menguntitnya diam-diam, pada Roy aku pamit mau ke Toilet. Ternyata mereka menuju ke kamar Melati no.3 yaitu salah satu kamar VIP yang dipunyai oleh Hotel itu.

    Kemudian aku balik lagi ke teman-temanku, akhirnya mereka mendapat kamar Mawar no.6 dan 7 kebetulan lokasinya saling membelakangi dengan Kamar Melati, dan dipisahkan oleh parkiran mobil. Tak lama kemudian, Roy dan Dito pergi mencari cewek. Sambil menunggu mereka, aku iseng-iseng pergi ke belakang kamar. Saat itu jam 18:00 sore hari mulai gelap. Kebetulan sekali di Kamar Melati pada dinding belakang ada ventilasi udara yang agak rendah. Dengan memanjat mobil Roy, aku bisa melihat apa yang terjadi di dalam kamar itu. Ternyata Ibu pacarku yang di rumah kelihatan alim dan berwibawa tak disangka selingkuh dengan pria lain yang umurnya jauh lebih muda darinya. Keduanya dalam keadaan telanjang bulat, posisi Tante Tika sedang menaiki pemuda itu sambil duduk, kemaluan Tante Tika terlihat tertusuk oleh batang kejantanan pemuda yang sedang terlentang itu. Aku jadi ikut horny melihat dua sosok tubuh yang sedang bersetubuh itu. Wajah Tante Tika kelihatan merah dan dipenuhi keringat yang membasahi kulitnya. Nafasnya terengah-engah sambil menjerit-jerit kecil.


    Tiba-tiba gerakannya dipercepat, dia berpegangan ke belakang lalu dia menjerit panjang, kelihatannya dia mendapat orgasmenya lalu badannya ambruk menjatuhi tubuh pemuda itu. Kelihatannya pemuda itu belum puas lalu mereka ganti posisi. Tante Tika berbaring di ranjang, kakinya di buka lebar lututnya dilipat, dengan penuh nafsu pemuda itu menjilati liang kewanitaan Tante Tika yang sudah basah penuh dengan cairan maninya. Ibu pacarku itu mengerang-erang manja. Setelah puas dengan permainan lidahnya, pemuda itu kembali mengarahkan batang kejantanannya ke bibir kemaluan Tante Tika lalu dengan mudah, “Blueess..” Kejantanan pemuda itu sudah amblas seluruhnya ke dalam lubang kemaluan Tante Tika. Aku melihatnya semakin bernafsu sambil mengocok kemaluanku sendiri, aku antusias sekali untuk menikmati permainan mereka. Pemuda itu terus memompa batang kejantanannya keluar masuk lubang kemaluan Tante Tika sambil tangannya meremas-remas payudara perempuan itu yang berukuran lumayan besar, 36B. Pinggulnya bergoyang-goyang mengimbangi gerakan pemuda itu.

    Sekitar 6 menit kemudian pemuda itu mengejang, ditekannya dalam-dalam pantatnya sambil melenguh dia keluar lebih dulu, sedang Tante Tika terus menggoyangkan pinggulnya. Tak lama kemudian dijepitnya tubuh pemuda itu dengan kakinya sambil tangannya mencengkeram punggung pemuda itu. Kelihatannya dia mendapat orgasme lagi bersamaan dengan muncratnya mani dari kemaluannya. Lalu kusudahi acaraku mengintip Tante Tika, Ibu pacarku yang penuh wibawa dan aku sangat mengagumi kecantikannya ternyata seorang Hiperseks. Ada catatan tersendiri dalam hatiku. Aku sudah melihatnya telanjang bulat, hal itu membuat terbayang-bayang terus saat dia merintih-rintih membuatku sangat bernafsu hingga timbul keinginan untuk dapat menikmati tubuhnya. Paling tidak aku sekarang punya kartu truf rahasianya.

    Acaraku dengan teman-teman berjalan lancar bahkan saat menyetubuhi cewek yang bernama Ani dan Ivone justru aku membayangkan sedang menyetubuhi Tante Tika hingga aku cepat sekali keluar. Aku hanya melakukan sekali pada Ani dan dua kali pada Ivone, sedang teman-temanku melakukan sampai pagi tak terhitung sudah berapa kali mereka mendapat orgasme. Aku sendiri jadi malas untuk bersetubuh dengan mereka karena saat ini aku malah terbayang-bayang dengan keindahan tubuh Tante Tika.

    Jam 10 malam setelah berpakaian, aku keluar dari kamar. Kubiarkan ketiga temanku mengerubuti kedua cewek itu. Kunyalakan rokok dan duduk di teras kamar, rasanya udara di Tretes sangat dingin. Kembali kutengok kamar melati no.3 dari ventilasi, kelihatan lampunya masih menyala berarti mereka belum pulang, lalu kuintip lagi dari jendela ternyata mereka sedang tidur saling berpelukan.


    Tiba-tiba aku ingat Tante Tika selalu bawa HP, aku sendiri juga kebetulan bawa tapi aku ragu apakah HP-nya diaktifkan tapi akan kucoba saja. Begitu ketemu nomernya lalu kutekan dial dan terdengar nada panggil di dalam kamar itu. Tante Tika terbangun lalu buru-buru mengangkat HP-nya, dia sempat melihat nomer yang masuk.

    “Haloo.. ini Donny yaa, ada apa Doon..?” kata Tante Tika dari dalam kamar.
    “Tante sedang di mana..?” tanyaku.
    “Lhoo.. apa kamu nggak tanya Shinta, hari ini aku kan nginap di rumah neneknya Shinta di Blitar, neneknya kan lagi sakit..” kata Tante Tika beralasan.
    “Sakit apa Tan..” tanyak berlagak pilon.
    Dia diam sejenak, “Ah nggak cuman jantungnya kambuh.. tapi sudah baikan kok, besok juga saya pulang,” katanya pintar bersandiwara.
    “Memangnya kamu, ada perlu apa..?” tanya Tante Tika.
    “Maaf Tante.. tapi.. Tante jangan marah yaa..!”
    “Sudah katakan saja aku capek nih.. kalau mau ngomong, ngomong saja.. aku janji nggak akan marah,” kata Tante Tika.

    “Tante capek habis ngapain..?” tanyaku.
    “E..e.. anuu tadi mijitin Neneknya Shinta..” katanya gugup.
    “Bener Tante..? masak orang sakit jantung kok dipijitin, bukannya mijitin yang lain..?” kataku mulai berani.
    “Kamu kok nggak percaya sih.. apa sih maksudmu..?”
    “Sekali lagi maaf Tante, sebenarnya saya sudah tahu semuanya..?”
    “T..tahu apa kamu?” dia mulai gelagapan.
    “Bukannya Tante sekarang berada di Tretes di Hotel **** (edited) di kamar melati no.3 bersama orang yang bukan suami Tante,” kataku.
    “D..Doon, kamu dimanaa?” katanya bingung.
    “Temui saya di belakang kamar tante, di dalam mobil Civiv Putih sekarang.. kita bisa pecahkan masalah ini tanpa ada orang yang tahu,” kataku menantang.
    “B..b.baik, saya segera ke sana.. tunggu lima menit lagi,” katanya lemah.

    Tak lama kemudian Tante Tika datang dengan hanya memakai piyama masuk ke mobil Roy.
    “Malem Tante,” sapaku ramah.
    “Doon tolong yaa, kamu jangan buka rahasia ini..” katanya memohon.
    “Jangan khawatir Tante kalau sama saya pasti aman, tapii..” aku bingung mau meneruskan.
    Aku terus membayangkan tubuh seksi Tante Tika dalam keadaan telanjang bulat sedang merintih-rintih nikmat.
    “Tapi.. apa Doon..?, ngoomong doong cepetan, jangan buat aku tengsin di sini.. tolong deh jaga nama baik Tante.. Tante baru dua kali begini kook.. itu jugaa.. Tante udah nggak tahaan lagii, bener lhoo kamu mau tutup mulut..” katanya merajuk.
    “Tunggu duluu.. emang sama Om, Tante nggak Puas..?” tanyaku.
    “Sebenarnya siih, Mas Har itu udah menuhin kewajibannya.. cuman sekarang dia kan udah agak tua jadinya yaahh, kamu tahu sendiri kan gimana tenaganya kalau orang sudah tua.. makanya kamu harus maklum, kalau kebutuhan yang satu itu belum terpuaskan bisa gila sendiri aku.. kamu kan udah dewasa masalah kayak gitu harusnya udah paham, paling tidak kamu sudah tahu alasannya.. sekarang tolong Tante yaah, jaga rahasia Tante.. please!!” katanya mengiba.

    “Baik Tante, saya akan jaga rahasia ini, tapi tergantung..”
    “Tergantung apa..?
    “tergantung.. imbalannya.. trus yang buat tutup mulut apa dong, masak mulut saya dibiarin terbuka..?”
    “Kamu minta uang berapa juta besok saya kasih,” balas Tante Tika agak sombong.
    “Papa saya masih bisa kok ngasih uang berapapun, Emangnya uang bisa untuk tutup mulut, lihat Tante,” sambil aku keluarin uang 100 ribuan lalu kutaruh di mulutku, kemudian uang itu jatuh ke lantai mobil.
    “Tuhh, jatuhkan uangnya.” kataku sambil ketawa kecil.
    “Hihi..hi, kamu bisa apa aja becanda, terus kamu minta apa..?” tanya Tante Tika.
    “Hubungan pacaran saya sama Shinta kan udah lama tapi Dia cuman ngasih ciuman di pipi saja, yang lainnya nggak boleh sama mamanya, sebenarnya saya pengin ngerasain yang lainnya..” kataku.


    “Gila kamu, anakku kan masih perawan, harus bisa jaga diri dong..!”
    “Saya kan laki-laki dewasa Tante, pasti juga kepingin ngerasain gituan, gimana kalau selain ciuman dari Shinta saya belajarnya sama Tante Tika.. saja,” tanyaku nakal.
    “Wah kamu semakin kurang ajar saja, mulai besok kamu nggak boleh pacaran lagi sama anakku,” ancamnya serius.
    “Memangnya Tante pengin lihat berita di koran, Isteri anggota DPRD Jatim berselingkuh dengan gigolo,” aku balik mengancam.
    “Ett.. jangan dong, kamu kok gitu sih, aku cuman bercanda kok, kamu boleh kok ngelanjutin hubungan kamu dengan Shinta, terus kalau mau diajarin gituan.. ee.. Tante nggak keberatan kok, sekarang juga boleh,” katanya, akhirnya dia mengalah.
    “Tante mau ML sama saya sekarang..?” tanyaku nggak percaya.
    “Udahlah, ayo ke kamar Tante tapi.. biar pemuda itu kusuruh pulang dulu,” katanya sambil melangkah pergi menuju kamarnya.

    Malam itu kulihat arlojiku sudah menunjukkan jam 23:00 WIB. Kulihat seorang pemuda keluar dari kamar Tante Tika, aku segera masuk ke dalam kamar itu. Kulihat Tante Tika sedang duduk di meja rias sambil menyisir rambutnya menghadap ke cermin.
    “Nggak usah berdandan Tante, udah cantik kok..” kataku memuji kecantikannya.
    “Emang Tante masih cantik..?” tanyanya.
    “Buat apa saya bohong, sudah lama saya mengagumi kecantikan Tante, juga tubuh Tante yang masih seksi,” jawabku.
    “Benarkah kamu mengagumi Tante..?”
    “Malah saya sering ngebayangin gimana yahh rasanya ngentot sama Tante Tika, pasti enak.” kataku merayunya.
    “Ya udah nggak usah dibayangin, orangnya udah ada di depan kamu kok, siap melayani kamu,” katanya sambil berdiri dan berjalan ke arahku.

    Lalu dengan kasar dibukanya reitsleting celanaku dan dilepasnya celanaku ke bawah juga celana dalamku hingga sampai lutut. “Waawww.. besar sekali punya kamu Don?” serunya, lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku yang ukuran panjangnya 15 cm tapi diameternya kira-kira 3,7 cm kemudian mengelus-elusnya dengan penuh nafsu. Akupun semakin bernafsu, piyamanya kutarik ke bawah dan woowww.., kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan. “Mm.. kamu sudah mulai pintar, Don. Tante mau kamu..” belum lagi kalimat Tante Tika habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan, “Crupp..” sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya. “Aahh.. Donny, oohh.. sedoot teruus aahh..” tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang kejantananku, celanaku sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting susunya satu persatu. Tante Tika tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Tika sudah berpengalaman sekali. Batang kejantananku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.

    “Buka bajumu dulu, Don..” ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas sedotanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku dilepaskannya. Ia sejenak berdiri dan melepas piyamanya, kini aku dapat melihat tubuh Tante Tika yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu tegak menantang. Dan bukit diantara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangannya. Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas. Tante Tika langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudaranya, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalanku sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Tante Tika menyedot lidahku dengan lembut. “Uhh..” nikmatnya, tanganku menyusup diantara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu.

    “Hmm.. oohh.. Tante.. aahh..” kegelian bercampur nikmat saat Tante Tika memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada batang kejantananku. Bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti.


    “Hmm.. pintar kamu Doon.. oohh..” Desahan Tante Tika mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip. “Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..” Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Tika membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah kewanitaannya. Uhh, liang kewanitaan itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut. Aku ingat apa yang harus kulakukan, lidahku menjulur lalu menjilati liang kewanitaan Tante Tika. “Ooohh, yaahh.. enaak, Doon, Hebat kamu Doon.. oohh..” Tante Tika mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada klitorisnya. Sekitar lima menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras diantara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas.

    “Aahh.. Tante nggak kuaat aahh, Doon..” teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang kewanitaannya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku. “Makasih yaa Don, kamu udah puasin Tante.. makasih Sayang. Sekarang beri Tante kesempatan bersihin badan sebentar saja,” ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi. Aku tak tahu harus berbuat apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Tika. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam liang kewanitaannya. Ahh, aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat Tante Tika sedang mengguyur tubuhnya di bawah shower.

    “Tante Tika.. ayoo cepat,” teriakku tak sabar.
    “Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?” ia mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya langsung meraih batang kejantananku yang masih tegang.
    “Woowww.. Tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Doon.. oohhmm..” ia berjongkok di hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Tante Tika memasukkan batang kejantananku ke mulutnya.
    “Ouughh.. sstt.. nikmat Tante.. oohh.. oohh.. ahh..” geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam alat tubuh perempuan. Ternyata, ahh.., lezatnya setengah mati. Batang kejantananku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Tika hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya.

    “Waaouwww.. punya kamu ini lho, Doon.. Tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi,” tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Tika seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah yang berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan liang kewanitaannya. Hmm.. kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan cepat kutindih tubuhnya, kumasukkan batang kejantananku ke dalam lubang kemaluannya. “Sleepp..” agak susah juga karena kemaluannya lumayan sempit tapi kemudian amblas juga seluruhnya hingga sampai dasar rahim, lalu kupompa naik turun. “Hmm.. oohh..” Tante Tika kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang kewanitaannya bertambah licin saja. Batang kejantananku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku. “Plak.. plak.. plak.. plak..” aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini. Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Tika yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang kesana kemari, mengundang bibirku beraksi.

    “Ooohh Sayang, kamu buas sekali. Hmm.. Tante suka yang begini, oohh.. genjot terus..” katanya menggelinjang hebat.
    “Uuuhh.. Tante, nikmat Tante.. hmm Tante cantik sekali oohh..”
    “Kamu senang sekali susu tante yah? oohh.. sedoot teruus susu tantee aahh.. panjang sekali peler kamu.. oohh, Doony.. aahh..” Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan liang kewanitaannya semakin terasa menjepit batang kejantananku yang semakin terasa keras dan tegang.
    “Doon..?” dengusannya turun naik.

    “Kenapa.. Tante..”
    “Kamu bener-bener hebat Sayang.. oowww.. uuhh.. Tan.. Tante.. mau keluar hampiirr.. aahh..” gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami bersetubuh.
    “Ooohh memang enaak Tante, oohh.. Tante oohh.. tante Tika, oohh.. nikmat sekali Tante, oohh..” Tak kuhiraukan tubuh Tante Tika yang menegang keras, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu, “Aahh.. Doon.. Tante ke..luaarr laagii.. aahh..” liang senggama Tante Tika terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batang kejantananku dan ia menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala batang kejantananku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya.

    Sesaat kemudian ia lemas lagi. Batang kejantananku masih menancap setia di liang kemaluan Tante Tika. “Sekarang Tante mau puasin kamu, kasih Tante yang di atas ya, Sayang.. mmhh, pintar kamu Sayang..” Posisi kami berbalik. Kini Tante Tika menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang kejantananku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya dan terasa lebih masuk.

    Tante Tika mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini, aku segera meremasnya. Tante Tika berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana batang kejantananku keluar masuk liang senggamanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang. “Ooohh enaak Tante.. ooh Tante.. ooh Tante Tika.. ooh Tante.. hmm, enaak sekali.. oohh..” kedua buah payudaranya seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh Tante Tika. “Remas yang mesra dong susu Tante sayang, oohh.. yaahh.. pintar kamu.. oohh.. Tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, oohh.. pintar kamu Doon oohh.. ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang,” Tante Tika meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku. “Maksud Tante supaya saya bisa.. srup.. srup..” mulutku menerkam puting susunya. “Yaahh.. sedot susu Tante lagi sayang.. hmm.. yak begitu teruus yang kiri sayang oohh..” Tante Tika menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Cairan mani Tante Tika yang meluber membasahi dinding kemaluannya. Akhirnya dia menjerit panjang, “Ouuhhgg.. Tante keluuaar, lagii,” erangnya.

    Aku yang belum puas memintanya untuk menungging. Tante Tika menuruti perintahku, menungging tepat di depanku yang masih terduduk. Hmm.., lezatnya pantat Tante Tika yang besar dan belahan bibir kewanitaannya yang memerah, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan batang kejantananku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya. “Ooohh.. ngg.. Kamu hebaat Donn.. oohh, genjot yang cepat Sayang, oohh.. tambah cepat lagi.. uuhh..” desah Tante Tika tak beraturan. “Ooohh Tante.. Taan..tee.. oohh.. nikmat Tante Tika..” Kepalanya menggeleng keras kesana kemari, kurasa Tante Tika sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannya pun makin ngawur. “Ooohh.. jangan lama-lama lagi Sayang, Tante mau keluar lagi ooh..” rintihnya. Lalu aku mempercepat gerakanku hingga bunyinya kecepak-kecepok akibat banyaknya cairan mani Tante Tika yang sudah keluar, lalu aku merasa ada sesuatu yang mau keluar.


    “Aahh Tante.. uuhh.. nikmat sekali, oohh.. Tante sekarang.. Tante Tika, oohh.. saya nggak tahan tantee.. enaak.. oohh..” ceracauku tak beraturan. “Tante juga Doon.. ohh.. Doonny sayaangg, oohh.. keluaar samaan sayaang, ooh..” Kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar dan, “Croot.. crott.. croott.. croott..” entah berapa kali batang kejantananku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim Tante Tika yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras. Tangan Tante Tika meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sensasi yang sangat hebat.

    Sejak itu hubunganku dengan Tante Tika bertambah mesra tidak jarang kami mengadakan perjanjian untuk saling ketemu atau saat dia menyuruhku mengantarkannya ke arisan tapi malah dibelokkan ke rumahnya yang satu di daerah perumahan elit yang sepi, sedang aku sama Shinta tetap pacaran tapi perselingkuhanku dengan mamanya tetap kujaga rahasianya.

    Suatu hari aku ke rumah Shinta sepulang sekolah, ternyata Shinta sedang les. Sedangkan ayahnya ada meeting 2 hari di Malang. Karena sudah terbiasa, setelah masuk ke rumah dan kelihatannya sepi, saat bertemu Tante Tika aku langsung memeluknya dari belakang.
    “Mumpung sepi Tante, saya sudah kangen sama Tante..” kataku sambil menciumi leher dan cuping telinga Tante Tika.
    “Jangan di sini Sayang, ke kamar tante saja..” katanya sambil mengandengku masuk ke kamar, aku seperti kerbau yang di cocok hidungnya, hanya menurut saja.

    Setibanya di dalam kamar tanpa ba-bi-bu kami saling berpelukan dan kulumat bibirnya. Nafasnya terengah-engah. Kancing dasternya kubuka satu-persatu hingga semuanya lepas lalu kutarik ke bawah, sedang Tante Tika juga sudah melepas kemejaku, tangannya kini sibuk membuka reitsleting celanaku, aku membantunya. Setelah celanaku lepas lalu dia buang di lantai. Aku diam sejenak, kupandangi tubuh Tante Tika yang hanya memakai BH warna putih dan celana dalam yang juga putih. Lalu tali pengikat BH-nya kulepas, maka tersembullah buah dada Tante Tika yang montok dan menantang itu. Kemudian tanganku ganti memelorotkan celana dalam Tante Tika. Kini dia sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Kulitnya yang putih mulus memancarkan keindahan alami, aku jadi semakin bernafsu.

    Sesaat kemudian Tante Tika jongkok di hadapanku dan dengan sekali tarik celana dalamku dilepaskannya ke bawah, dengan kakiku CD-ku kulempar ke bawah ranjang Tante Tika. Lalu kami saling menatap, bibirnya didekatkan dengan bibirku, tanpa buang waktu kupagut bibir yang merah merekah kami saling mengulum, terasa hangat sekali bibir Tante Tika. Tanganku mulai bergerilya di dadanya, gundukan montok itu semakin lama semakin kencang dan putingnya terasa mengeras karena permainan tanganku. Kemaluanku tak luput dari tangan hangat Tante Tika yang begitu bernafsu ingin menguasai keperkasaan kejantananku. Tangan lentik itu kini mengocok dan meremas otot kejantananku. Aku semakin tak tahan, lalu aku melepas pelukannya, nafas kami sama-sama ngos-ngosan. Kulihat matanya memerah seperti banteng yang marah, dadanya naik turun inikah yang namanya sedang birahi. Lalu tubuh telanjang Tante Tika kubopong dan kubaringkan terlentang di atas ranjang, dia menekukkan lututnya dan kedua pahanya direnggangkan. Melihat pemandangan liang senggamanya yang sudah basah dan merah merekah, aku jadi semakin tidak sabar. Lalu kembali semua bagian dari liang kewanitaannya menjadi daerah operasi lidahku. Klirotisnya terlihat mengkilat karena banyaknya cairan yang membasahi liang senggamanya.


    Tiba-tiba aku dikagetkan saat secara refleks aku melihat ke pintu. Memang pintu itu hanya di tutup kain gorden sedang daun pintunya tidak kami tutup. Kain gorden itu tersingkap sedikit dan terlihat sepasang mata mengintip perbuatan kami. Aku sempat deg-degan, jangan-jangan Om Har, kalau benar mati aku. Lalu saat gorden itu tertiup angin dari jendela samping aku baru tahu kalau ternyata yang berdiri di balik pintu adalah Tante Merry, adik Tante Tika. Aku jadi lega, paling tidak dia bukan suami Tante Tika ataupun pacarku Shinta.

    Aku meneruskan permainanku dengan harapan semoga Tante Merry bisa melihat bagaimana aku bisa memuaskan kakaknya. Harapanku mendekati kenyataan, ternyata mata itu terus mengawasi permainan kami bahkan saat batang kejantananku hendak masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Tika, aku sempat mendengar Tante Merry menahan nafas. Kembali kugenjot liang kewanitaan itu hingga yang punya mengejang sambil mulutnya keluar erangan dan rintihan yang seperti mungkin pembaca pernah melihat Film Blue versi mandarin saat si cewek digenjot lawan mainnya. Aku sendiri semakin tambah bernafsu mendengar rintihan kecil Tante Tika karena suaranya merangsang sekali. Paling tidak 20 menit lamanya aku bisa bertahan dan akhirnya jebol juga pertahananku. “Ccroot.. croot.. croot..” cairanku banyak yang masuk ke dalam rahim Tante Tika, sedang sebelum itu Tante Tika juga sudah keluar dan setelah aku hampir selesai mengejang dan mengeluarkan spermaku, giliran Tante Tika mengejang yang kedua kalinya. Lalu tubuhku ambruk di samping Tubuh indah Tante Tika. Kulihat mata Tante Tika terpejam sambil tersenyum puas.

    Lalu aku pamit mau ke kamar mandi. Sebenarnya aku hanya ingin menemuai Tante Merry tapi saat kucari dia sudah tidak di belakang gorden lagi. Lalu kucari di kamarnya. Kulihat pintu kamar terbuka sedikit lalu kutengok, ternyata kamarnya kosong. Akhirnya kuputuskan ke kamar mandi karena aku memang mau kencing, dengan tergesa-gesa aku berlari ke kamar mandi, kulihat pintu kamar mandi tidak tertutup. Saat aku di depan pintu, aku samar-samar mendengar bunyi air yang dipancurkan berarti ada yang mandi shower. “Ohh.. my God..” saat itu terpampang tubuh molek Tante Merry sedang mandi di pancuran sambil mendesah-desah, dia menggosok tubuhnya membelakangi pintu. Terlihat bagian pantatnya yang padat dan seksi, karena suara air begitu deras mungkin Tante Merry tidak mendengar saat aku melebarkan pintunya. Dari luar aku memandangnya lebih leluasa, tangannya sedang menggosok buah dadanya dan kadang buah dadanya yang berukuran 36C itu diremasnya sendiri, aku ikut terhanyut melihat keadaan itu.

    Saat dia membalikkan badan, kulihat dia mendesis sambil matanya terpejam seperti sedang membayangkan sesuatu yang sedang dialaminya. Waaouuw.., dari depan aku semakin jelas melihat keindahan tubuh Tante Merry. Buah dadanya yang sedang diremas tangannya sendiri kelihatan masih tegak menantang bulat sekal dengan puting yang mencuat runcing di tengahnya, mungkin karena dia belum pernah menyusui bayi maka kelihatan seperti buah dada seorang perawan, masih segar. Aku sempat terperangah karena berbeda sekali dengan kepunyaan Tante Tika yang sudah agak menggantung sedikit tapi ukurannya lebih kecil sedikit. Lalu pandanganku semakin turun, kulihat hutan rimbun di bawah perutnya sudah basah oleh air, kelihatan tersisir rapi dan di bawahnya sedikit daging kecil itu begitu menonjol dan lubangnya lebih kecil dari lubang milik Tante Tika. Tak lama kemudian tangannya meluncur ke bawah dan menggosok bagian demi bagian. Saat tangan mungilnya digosokkan pada klirotisnya, kakinya ikut direnggangkan, pantatnya naik turun. Aku baru menyadari bahwa kemaluanku sudah tegak berdiri malah sudah keluar cairan sedikit. Aku semakin tak tahan, aku lalu main spekulasi aku harus bisa menundukkan Tante Merry paling tidak selama ini dia merasa kesepian, selama dua bulan terakhir ini dirinya tidak disentuh laki-laki berarti dia sangat butuh kepuasan batin.


    Satu persatu pakaianku kulepas hingga telanjang bulat, burungku yang sudah berdiri tegak seperti tugu monas ini sudah tidak sabar ingin mencari sarangnya. Lalu diam-diam aku masuk ke kamar mandi dan aku memeluk Tante Merry dari belakang, tanganku ikut meremas buah dadanya dan kuciumi tengkuknya dari belakang. Tante Merry kaget, “Haii.. apa-apaan kamu Doonny!” bentaknya sambil berusaha melepaskan pelukanku. Aku tidak menyerah, terus berusaha.
    “Doonn.. Lepaaskaan Tantee.. Jangaan..” Dia terus berontak.
    “Tenang Tante.. saya cuma ingin membantu Tante, melepaskan kesepian Tante,” aku terus menciuminya sedang tanganku yang satunya bergerilya ke bawah, kugantikan tangannya yang tadi menggosok liang kewanitaannya sendiri. Bibir kemaluannya kuremas dan kuusap-usap pelan.
    “Tapi Doon, Ouhhg.. Aku kaan.. sshah..” dia sepertinya juga sudah menikmati permainanku.
    “Sudah berapa lama Tante mengintip kami tadi.. Tante kesepian.. Tante butuh kepuasan.. saya akan memuaskan Tante.. nikmati saja,” aku terus mencumbunya.
    “Ouugh.. Ahh.. Jangaann Oohh..” dia terus melarang tapi sesaat kemudian dia membalikkan badan.
    “Doonn, puaskan dahaga Tante..” katanya sambil melumat bibirku, kini dia begitu agresif, aku ganti kewalahan dan berusaha mengimbanginya, tanganku meremas kedua buah dada Tante Merry.
    “Hmm kamu hebaat.. sayaang,” tanpa sadar keluar ucapan itu dari mulutnya.

    Selama 25 menit kami saling mencumbu, saling meremas dalam keadaan berdiri hingga..
    “Ahh.. Doon, cukuup Doon.. lakukanlah, aku sudah tidaak tahaan.. Ohh..” rintihnya.
    Lalu kudorong tubuh Tante Merry menepi ke dinding, kurenggangkan kakinya. Sesaat kulihat bibir kemaluannya ikut membuka lebar, klitorisnya terlihat meriang memerah dan sudah banyak cairan yang membasahi dinding kewanitaannya. Lalu kuletakkan batang kejantananku yang sudah mengeras itu di bibir kemaluan Tante Merry, pelan-pelan kumasukkan. “Uhh.. ss, pelaan sayang, punyamu terlalu besar,” jeritnya kecil. Memang kelihatannya liang kewanitaan yang satu ini masih sempit mungkin jarang dipakai. Perlahan batang kejantananku mulai masuk lebih dalam hingga akhirnya amblas seluruhnya. “Aouuwww..” Tante Merry menjerit lagi mungkin dia belum terbiasa dengan batang kejantanan yang berukuran besar. Setelah keadaan agak rileks, aku mulai menggerakkan batang kejantananku maju mundur. “Oohh.. teruskaan Sayaang.. gendoong aku,” katanya sambil menaikkan kakinya dan dijepitkan di pinggangku. Saat itu batang kejantananku seperti dijepit oleh dinding kewanitaannya tapi justru gesekannya semakin terasa nikmat.

    Tante Merry terus melakukan goyang pinggulnya.
    “Ohh.. ennaak Tantee..” aku semakin terangsang.
    “Tantee jugaa nikmaat.. Doon, punya kamu nikmaat banget.. Ohh, rasanya lebih nikmat dari punya suamikuu.. Ahh.. Uhh.. Tusuk yang lebih keras sayang.” desis Tante Merry.
    “Aaahh.. Aaagh.. Ohh.. Sshh..” Tante Merry merintih tak karuan dan gerakan pinggulnya semakin tak beraturan.
    “Doon, Ohh.. genjoot teruuss..” dia setengah menjerit, “Don, masukin yang dalam, yachh..”
    “Enaak Tante, mmhh..” aku merasakan sukmaku seperti terbang ke awan, liang kewanitaan perempuan ini nikmat betul sih, sayang suaminya kurang bisa memuaskannya.
    “Ouuhh, Doon.. Tantee.. Mauu Keel.. Aaahh..” dia menjerit sambil menekankan pantatnya lebih dalam. “Seerr..” terasa cairan hangat membasahi batang kejantananku di dalam rahimnya. Tapi aku terus memacu gerakanku hingga aku sendiri merasakan mau mencapai orgasme.
    “Tantee.. dikeluarkan di dalam apa di luar,” aku masih sempat bertanya.
    “Di dalam sajaa, berii aku bibitmu sayang,” pintanya.

    Tak lama kemudian aku merasakan ada dorongan dari dalam yang keluar, “Crroott.. crroott.. croott..” cairan maniku langsung memenuhi rahim Tante Merry, lama kami berpelukan kencang hingga akhirnya aku merasa kakiku lemas sekali, tapi aku terus mencumbu bibirnya.
    “Terima kasih Doon, kamu telah menghilangkan dahagaku,” kata Tante Merry.
    “Tante, boleh nggak kapan-kapan saya minta lagi sama Tante, tapi sekarang Shinta mau datang dari les, kita sudahi dulu yaa..” tanyaku.
    “Aku yang harusnya meminta, masak cuma Kak Tika yang kamu puasi, sedangkan aku nggaak, tadi aku ngiri deh sama kakakku bisa ngedapatin kepuasan dari pemuda gagah seperti kamu,” jawabnya.
    “Baiklah, nanti kita bertiga akan rundingkan, saya yakin dia akan mengerti kok, dan bisa memberi kesempatan sama adiknya sendiri, yang penting kita bisa menjaga rahasia ini, ya nggak..” tanyaku.
    “Benar Sayang, terserah kamu asal kamu mau ngasih aku jatah.. aku sudah puas, kok..” jawabnya.


    Kemudian kami sudah mengenakan pakaian kami masing-masing dan keluar dari kamar mandi. Kulihat ke kamar Tante Tika, dia masih tertidur, lalu kubangunkan.
    “Tante banguun, cepatlah berpakaian.. nanti Shinta curiga kalo Tante masih telanjang begini,” kemudian Tante Tika gelagapan sendiri terus bangun.
    “Hahh, hampir jam lima.. Ya ampuun, Tante tertidur yaa, kamu tadi ke mana kok ninggalin Tante?” tanya Tante Tika.
    “Sudahlah, Tante berpakaian dulu nanti saya ceritakan, sekarang saya tunggu di ruang tamu,” kataku sambil ngeloyor ke ruang tamu. Di sana Tante Merry sudah menungguku, dia masih menyisir rambutnya yang masih basah. Tak lama kemudian Tante Tika muncul ke ruang tamu.
    “Ehh kamuu Mer, sudah lama datangnya,” tanya Tante Tika sambil duduk di hadapanku.
    “Wah sudah hampir 2 jam yang lalu, Mbak sih di kamar terus jadi nggak tahu kalau saya sudah datang, mana pintu depan nggak dikunci lagi, gimana tadi kalau ada Shinta yang datang trus nyari Mamahnya, dan melihat Mamahnya kayak tadi, wah bisa terjadi perang dunia ketiga,” katanya santai.
    Tante Tika wajahnya kelihatan pucat, “Jadii, Kamu sudaah..”
    “Santai saja Mbaak, saya bisa ngerti kok, rahasia aman,” kata Tante Merry.
    “Iya Tante, kita sudah kompakan kok,” sahutku, “Tapi misalkan Tante Tika berbagi denga Tante Merry gimana?”
    “Gini lhoo Mbak, masak cuma Mbak yang dipuaskan, saya kan juga kesepian, boleh dong kita berbagi kejantanan Donny. Saya akui dia hebat Mbak, bisa memuaskan saya,” katanya sambil mengerlingkan matanya ke arahku.
    “Ohh.. jadi kalian juga sudah..” tanya Tante Tika.
    “Benar Tante, sekarang kami sudah terus terang, sekarang tergantung Tante, boleh nggak saya juga main dengan Tante Merry, kasihan kan suaminya jarang pulang dia juga butuh kepuasan seperti Tante.”
    “Yahh mau gimana lagi.. aku bisa ngerti kok sama Adikku, asal si Donny bisa bersikap adil aku nggak keberatan.”

    Itulah kisahku dengan Ibu pacarku dan Tantenya, hubunganku dengan Shinta terus berlanjut dan perselingkuhanku dengan Mama dan Tantenya juga nggak berhenti, hingga 1 tahun kemudian Tante Merry melahirkan anaknya. Saat aku dan Shinta membesuknya di persalinan, kulihat Om Nanto sedang ngobrol dengan Tante Tika. “Mari silakan masuk..” Om Nanto kelihatan gembira menyambut kelahiran anaknya. Kulihat Tante Merry tersenyum pada kami, saat Shinta menghampiri box bayi yang jaraknya tidak begitu jauh dari ranjang ibunya. Tante Merry memanggilku dengan isyarat tangan. Dengan setengah berbisik dia berkata, “Lihat anakmu sangat tampan dan gagah Sayang, seperti kamu,” katanya kepadaku. Aku tersenyum penuh arti.

  • Video bokep Serpente Edita dengan pekerja bertubuh kekar

    Video bokep Serpente Edita dengan pekerja bertubuh kekar


    1606 views

  • Video Bokep cewek jepang Ray menghisap 3kontol

    Video Bokep cewek jepang Ray menghisap 3kontol

  • Video Bokep Karla Kush dan Scarlet Red cewek fantasi saya

    Video Bokep Karla Kush dan Scarlet Red cewek fantasi saya


    1473 views

  • Video Bokep Nana Fujii squiert memek sempit digangbang ramai-ramai

    Video Bokep Nana Fujii squiert memek sempit digangbang ramai-ramai


    1882 views

  • Cerita Sex Diperkosa 2 Pria

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria


    2605 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Diperkosa 2 Pria ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Minggu minggu ini banyak terjadi kemalingan masuk keperumahan yang kami tempati, karena was was kalau terjadi kemalingan yang sebelum belumnya maka komplek perumahan mengadakan ronda malam atau menyewa penjaga malam, kebetulan ada 2 dua yang kosong katanya sering dotempati sebagai tempat persembunyian perampok.

    Malam itu aku terkena influenza berat karena kehujanan sepanjang siang.

    “Aku masih menyiapkan makanan untuk penjaga malam, mas….!!”, kata istriku yang berpostur tubuh mungil dengan tinggi 155 cm, berwajah menarik seperti bintang Film Mandarin, meskipun kulitnya agak sawo matang dengan rambut pendek, sehingga tampak lebih muda dari usianya yang menginjak 40 tahun.

    Malam itu udara sangat panas sehingga dia hanya memakai daster yang lumayan tipis, sehingga memperlihatkan bentuk tubuhnya, utamanya pantat bahenol nya yang empuk itu yang bergoyang saat berjalan.

    Walaupun perutnya tidak ramping lagi, karena sudah dua kali mengandung dan model dasternya berkancing di depan sehingga payudara biarpun tidak besar, tapi padat berisi, yang berukuran 34C agak tersembul dan kedua puting susu nya tampak menonjol dari balik dasternya karena memang dia kalau dirumah hanya memakai camisole tipis saja.

    “Sudah pukul sepuluh kok belum datang, ya ..!”, dia bergumam sendiri karena mengira aku sudah tertidur.

    Beberapa saat kemudian kudengar dua orang bercakap-cakap di luar dan mengetuk pintu rumah pelan. Istriku yang rebahan di sampingkupun bangkit dan entah tersadar atau tidak istriku membetulkan rambutnya dan memoles bibirnya sehingga bibirnya semakin merah.

    “Lho ????”, gumannya pelan ketika tersadar dia memoles bibirnya, tapi karena penjaga malam itu terus mengetuk pintu, dia pun tak jadi membersihkan bibirnya yang merah merangsang itu.
    “Malam, Bu Yati…!”, terdengar suara seseorang dan aku mengerti kalau suara itu adalah Pak Deran dan istriku sudah dikenal oleh dua orang petugas jaga tersebut karena sering istriku pulang malam seusai mengajar di kampusnya.
    “Masuk dulu Pak Deran..!”, terdengar istriku mempersilahkan penjaga malam itu masuk, sementara kudengar bunyi halilintar yang cukup keras dan hujan tiba-tiba turun dengan derasnya.
    “Wah hujan ? saya sama Pak Towadi, Bu Yati..!” katanya.

    “Nggak apa-apa,… masuk saja … lagian hujan deras, pak….!” kata istriku.

    “Selamat malam, Bu Yati..!” kudengar Pak Towadi memberi salam pada istriku.

    “Sebentar tak buatkan kopi ..!” kata istriku, kemudian kudengar istriku berjalan menuju dapur di belakang rumah.

    “Di, lihat kamu ngga?!” terdengar suara bisikan Pak Deran,

    “Kamu kacau, Ran?!” balasan suara bisikan Pak Towadi.

    “Kamu lihat, enggak..?” suara Pak Deran lagi,

    “Iya, Ran muncul…., kayak penghapus ?” kata Pak Towadi,

    Rupanya mereka berbisik-bisik mengenai puting susu istriku yang menonjol di balik dasternya, karena malam itu istriku hanya mengenakan camisole di balik dasternya.

    “Pantatnya bahenol, lagi….,” lanjut bisikan Pak Deran,

    “Hus istri orang itu, Ran..!” kata Pak Towadi,

    “Eeh, ini malam Jum’at, kan..? Pas kuat-kuatnya ilmuku hi hi?!!!” kudengar Pak Deran tertawa ditahan pelan,

    “Dicoba aja.., yok…, siapa tahu Bu Yati mau…!” kata Pak Deran.

    Kuingat Pak Towadi orangnya hitam agak tinggi dengan badan kekar dan Pak Deran orangnya tambun pendek, keduanya berumur 50 tahunan lebih, aku bergidik juga mendengar perkataan mereka mengenai istriku tadi.

    Mereka penduduk asli daerah itu, terkenal sangat doyan dengan perempuan, bahkan mereka pernah bercerita saat aku jaga malam, kalau pernah membuat pedagang jamu yang bertubuh bahenol, yang sering keliling dua minggu sekali di daerah tempat tinggalku.

    Pernah dibuat hampir tak dapat berjalan karena digilir mereka berdua, dimana saat itu pedagang jamu itu masih perawan dan sampai saat bercerita malam itu, pedagang jamu itu masih sering meminta kepada mereka berdua untuk menggilirnya.

    Biarpun sekarang sudah bersuami, katanya tak pernah puas dengan suaminya yang masih muda, bahkan pedagang jamu itu pernah meminta mereka berdua datang ke rumahnya.
    “Kalau sudah kena punya kami, pak, …. Waahhh…perempuan pasti malas dengan suaminya dan?..suaminya tak berkutik kalau kami ada, dan membiarkan kami tidur bersama istrinya dalam satu kamar bersama suaminya”, kata Pak Deran terkekeh kekeh malam itu.

    Kemudian kudengar suara bisikan mereka lagi….. “Kamu jangan ngaco, Ran.

    Sudah nanti kelewatan?!” kata Pak Towadi

    “Keris pusakaku.. ku bawa.. Di…. Ini ..he he he ?!” kata Pak Deran,

    “kamu jangan, gitu Ran…, orangnya lagian baik…, kasihan suaminya nanti, pinginnya sama kamu aja nanti .. !!” suara Pak Kardi lagi.

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria Karena perasaanku nggak enak akhirnya kuputuskan untuk keluar dan mereka berdua terlihat kaget melihatku, tapi Pak Deran yang membawa keris langsung mencabut kerisnya dan langsung mengarahkan kerisnya padaku dan tiba-tiba gelap menyelimutiku.

    Kemudian aku terjaga dan kudapati diriku di tempat tidur kembali, kutoleh pintu kamarku dan kusen kamar dan lantai pintu kulihat seperti membara.

    “Eeeecch ?….eeeeccchhh. …eeeeecccchhhh …..!!!! ”

    Kudengar desis istriku dan akupun turun, tubuhku terasa lemas sehingga aku merangkak mendekati pintu kamar dan…… seperti terkena listrik beribu ribu volt saat tanganku memegang kunci kamarku hingga aku tersengkur makin lemas seperti karung bersimpuh di depan pintu kamar yang sedikit terbuka itu.

    Aku tak percaya melihat di ruang tamu dari pintu kamar yang terbuka sedikit itu, kulihat istriku berdiri di depan Pak Deran yang membawa selongsong keris sebesar batang kemaluan orang dewasa lebih besar dari lampu TL 40 watt yang ujungnya di arahkan kepada istriku yang berdiri.

    Sedangkan tangan yang satunya seolah memelintir di ujung lainnya yang berbentuk huruf U memanjang itu. Kedua tangan Pak Deran kini memegang pangkal keris yang melengkung itu dan kedua jarinya memelintir ujung nya dan kulihat istriku yang berdiri, tubuhnya bergetas dan kembali mendesis

    “Heeeggghhh ?..oooooohhhhhhh. ……ooooooohhh hhhhh…. ..!!!!!” Pak Deran bukan lagi seperti memelintir tapi menarik narik kedua ujung keris berbentuk U itu dan terlihat istriku membusungkan dadanya seperti kedua puting susu nya tertarik ke depan.

    “Mmm heeeggggh ?..aaaaaaa… .aaaaduuuuuhhhhh h……!! !!!” istriku mendesis panjang dan Pak Deran langsung mengulum salah satu ujung U itu dan …. “Paaak ?.paaakkkk… .jaa…jaaangaaa annnnn ?.paaakkkkk.. ….!!!!! ” suara desis istriku memelas dan tangan kanan istriku secara refleks memegang payudara kanannya, istriku mendesis-desis kembali….. “Ummmppff?. Paakkkk….. jaaa….jaaaaang aaaannnn ? paaaakkkk ?..!!!!” istriku mendesis.

    Tangan kanan Pak Deran memelintir ujung satunya dan istriku pun memegang kedua payudaranya kembali yang masih terbungkus daster dan camisole nya itu.

    “EEecccchhhhhhhgggg hhhhh ??!!!!!!!” istriku mendesah lagi saat Pak Deran memutar selongsong kerisnya sehingga pangkal keris berbentuk U itu berdiri.

    Sementara jari-jari tangan kanannya mengelus-elus pinggiran lubang keris itu dan kulihat pantat bahenol istriku pun bergetar dengan hebat. Pak Deran semakin cepat mengelus dan bahkan menggosok lubang keris itu dan istriku pun mengerang-erang

    “Paaakk ? paaakkk….suuu. ..suuuuddaaaaahh ? paaakkk ?jangaaan diteruuuuskaaaaan ?.eeeecchghghghghghg h ??.!!!!!”, sementara pantatnya pun bergetar hebat dan kedua tangan istriku memegang pantat bahenol nya yang bergetar hebat saat Pak Deran menjilati lubang keris itu dan pantat bahenol istriku meliuk liuk tak karuan.

    Kedua tangannya meramas pantat bahenol nya sendiri yang mulai maju mundur saat Pak Deran menyedot nyedot lubang keris itu dan bahkan lidah Pak Deran menjilati lubang itu dan…..

    “Mmmppfffhhh hghghghgghghg ?.” istriku semakin keras mendesis desis, selangkangan nya terangkat angkat dan mendekati ujung selongsong keris ysng tengah disedot sedot dan dijilati lubangnya oleh Pak Deran.

    `Paaaak ? sudddaaaah ngngngngngngng hhhheeeghghghghgh??!!!” istriku mendesis kedua matanya tertutup dan selangkangan nya tertarik ke depan hingga selangkangan nya kini mengesek ngesek sarung keris itu.

    “Suudddaaaaah paaaak jangaaaaan sudaaah eeeeechghghghg ?.!!!!” istriku terus mendesis desis. Kemudian Pak Deran menghentikan aksinya.

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria

    “Diii… , elus lubang kerisku ?!!!” kata Pak Deran kepada Pak Towadi yang dari tadi bengong, sementara di pangkal selangkangan nya sudah menggelembung menunjukkan batang kemaluan nya sudah berdiri tegang.

    Pak Towadi langsung mengelus lubang keris Pak Deran dan kembali…. “Eeeeee….. eeeeee… .eeeeehhhhh. ….eeeecccchhhg hghghg?..! !!!!” istriku mendesis.

    “Enak Bu Yati….?” tanya Pak Deran yang berdiri dihadapannya dan selangkangan istriku masih menempel di sarung keris itu.

    Istriku ngga menjawab, diam saja……

    “Ooooo.. kurang enak rupanya?!!!” kata Pak Deran kemudian…. .. “Jaaa….jaaaangaaa nnnn….. , paaakkkk…. ..!!!!” rintih istriku memelas,

    “Singkap dastermu, Buuuu……! !!!” perintahnya.

    “Paaak …..oooohhhhhh. …jaaa.. ..jaaangaaannn ….paakkkk. …..!!!! ” istriku menghiba. “Ayooo .. nggak usah malu Buuu…. atau biar dia yang mencari jalannya sendiri?!” kata Pak Deran.

    Seperti diperintah sarung keris itupun menempel di selangkangan istriku saat Pak Deran melepasnya dan….Markas Judi Online Dominoqq

    “Paak ….jaaa…jaaangaa nnnn…paaaakkkk ?.!!!!” desis istriku saat sarung itu mulai menggosok selangkangannya kembali, sehingga pantatnya pun bergetar kembali.

    “Dii ?malam ini kita nonton dulu ? biar Mbah Gandul yang nyebokin Bu Yati, malam ini punya dia?lihat Dii ? Bu Yati menaikkan dasternya ? rupanya dia sudah kebelet….” Kulihat istriku mendesis-desis dan mengelinjang, sementara kedua tangannya memegang pantat nya sendiri dan menarik ke atas dasternya pelan-pelan, sehingga mulai tersingkap paha mulusnya.

    Semakin lama pantatnya semakin bergetar cepat dan selangkangannya maju mundur oleh gosokan sarung keris yang di sebut Pak Deran, Mbah Gandul itu.

    Begitu dasternya tersingkap sampai pangkal pahanya, Mbah Gandul langsung menyusup ke selangkangan istriku dan ….. “Mmmmmmpppfff ..eeecchhhh ?..bessaaaar ??oooooohhhhhh. ….!!!” desis panjang istriku.

    “Sudah, Di , kita keluar biar Bu Yati malam ini milik Mbah Gandul?!!!” kata Pa Deran.

    “Bu Yati, titip Mbah Gandul yaa, selamat menikmati, besok baru kami,… Oh… ya…., besok kan ibu pulang malam?.nggak usah pake BH dan celana dalam ya kalau pulang, nanti dibungkus dan serahkan ke saya di pos kalau pulang? biar lebih enak ?he he he….!!! ” kata Pak Deran sambil meremas payudara istriku yang berdiri tak berkutik dengan kedua kakinya yang terkangkang. Merekapun keluar meninggalkan istriku yang terbengong.

    “Mmmpppff ….oooohhhhh. …beee.. ..besaaar ?aaamaaatttt. …!!!!” rintihnya saat kedua orang itu telah pergi. Istriku pun berusaha duduk di kursi panjang dan rupanya dia berusaha menarik sarung keris itu keluar tapi…..

    “Mbaaaah uummppfff oooooohhh… aaammmmpuuunnn. ..mmmbaaaahhh. …. ?..!!!” istriku mendesis keras.

    “ooocch masuukkk ke daalaaam eeeccchh gilaaa uummpppfff heeecchhh gilaaa ?uuuccch geliiii aaaccch koook giniiii rasanyaaaaa uumppppccchh ennnnaaaaakkkkckccc hhhh??!!!” dan kulihat istriku mencengkeram erat sandaran kursi dan pantat nya bergetar keras maju mundur di tempat duduknya dan goyangan pantatnya semakin kencang, sementara keringatnya memebanjir dan nafasnya terengah engah

    “Eccchhhghghghg mbaaaaah Gaaanduuull ?. akuuuu keluaaaaar ?.!!!” istriku mengerang saat mencapai orgasme malam itu.

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria Tubuhnya tersungkur miring di kursi panjang dan beberapa saat kemudian kaki nya terkangkang lebar dan tubuhnya bertumpu di kedua tangannya melihat selangkangan nya yang digarap Mbah Gandul kembali itu. Kembali pantatnya bergoyang sementara mulutnya mendesis-desis kenikmatan dan nafasnya memburu keras dan….
    “Mbaaah…mmmbbaahh hhh…… ..aaaa… aaaakkuuuuu. .keee…keeeelua aaar lagiiiii ?.!!!!” dia mengerang saat mencapai orgasme keduanya dan pantat nya tersentak-sentak. Kemudian dia duduk kembali dan berusaha berdiri dan berjalan menuju kamar, akupun cepat-cepat rebahan di tempat tidur….

    “Mas…maaasss. … bangun,….mass. …!!!!” panggil istriku

    “Kamu kelihatanya kok kumal dik, tadi… ku dengar ribut-ribut diluar…..! !!”

    “Maas ?!!!!!” kata istriku tersipu-sipu, sambil memelukku..

    Selang seminggu kemudian, kembali Pak Deran dan Pak Towari mendapat giliran tugas jaga Dan seperti kebiasaan yang lalu-lalu, mereka pasti akan mampir kerumahku dengan alasan untuk minum kopi.

    Sudah sejak jam 7 malam aku masuk kekamar, dengan pura-pura badan merasa ngga enak. Begitulah kira-kira jam 9 malam, terdengar ketukan pada pintu depan dan terdengar istriku yang masih nonton TV diruang tamu membuka pintu depan dan terdengar suara Pa Towari dan Pak Deran…

    “Selamat bu Yati…. apa bapak masih bangun…?”

    “Ohh…bapak ngga enak badan dan sudah masuk tidur sejak jam 7 tadi…!!!” terdengar sahutan istriku…..

    “Oooo…maaf mengganggu, tapi saya hanya mampir sebentar untuk mengambil kopi saja…!!” “Kalau begitu silakan duduk dulu, saya akan menyediakan kopi didapur…!” sahut istriku lagi, sambil berjalan masuk kedalam.

    Sesaat kemudian kudengar suara langkah kaki menyusul istriku kedapur dan…

    “Bu Yati, nggak bilang suami ibu kan mengenai kejadian yang lalu…. ?..!!!” terdengar suara Pak Towadi. Tak terdengar suara jawaban dari istriku.

    Tak selang kemudian terdengar suara ribut-ribut tertahan dari arah dapur dan…….

    “Ooooohhhh.. ..jangan. …Jangaan paak ?!!!!!” terdengar suara menghiba

    “Kenapa, Bu Yati…? diam saja bu….ntar juga pasti enak kok….!!!” suara Pa Towari kembali.

    “Jangan pak, ampuun paaak ?.!!!” istriku semakin menghiba, kayaknya Pak Towadi semakin mendesaknya, kemudian dengan mengendap-edapa aku turun dari tempat tidur dan mengintip dari celah-celah pintu kamar…. dan….terlihat dengan cepat Pak Towadi melompat dan berdiri diantara kedua kaki istriku yang terkangkang lebar, saat istriku akan mengatupkan kedua kakinya.

    “Tutup selambunya, Ran…!!!” kata nya ke Pak Deran, dan Pak Deran langsung menutup selambu dan pintu rumah. “Ayo?emut kontolku Bu Yati..” kata Pak Towadi tiba-tiba sambil mengeluarkan penisnya yang agak kecil lemas tapi panjang berbintil- bintil seperti buah pace mendekati mulut istriku.

    “Jaaa….jaaangaann nn paaak?.aaampun paaak ??!!!!” istriku terisak sambil memegang pergelangan tangan Pak Towadi yang menyambak rambutnya dan pantat Pak Towadi maju dan batang kemaluannya yang panjang berbintil-bintil semakin dekat dengan mulut istriku.

    “Lepas rambut saya paaak…!!!” isak istriku dan Pak Towadi melepas jambakannya dan istriku membuka mulutnya yang sudah dekat dengan penis Pak Towadi dan istriku mengulum penis berbintil Pak Towadi.

    “Sedot Bu Yati ?.wwwuhhh Raan Bu Yati pinter nyedot kontolku ?!!!” kata Pak Towadi ke Pak Deran yang juga mendekati istriku dan “Sudaaah nanti biar Bu Yati sendiri…!! !” katanya, aku tak mengerti maksud kata-kata Pak Deran.

    Kemudian Pak Towadi mencabut penis berbintilnya dari mulut istriku dan mendorong istriku untuk duduk dibangku panjang yang ada di dapur, sementara dia duduk di kiri istriku, sedang Pak Deran dikanan istriku.

    “Bu Yati? gosok punyakmu sendiri ?!!” kata Pak Deran sambil memegang tangan kanan istriku ke selangkangan nya sendiri.

    “Ayooo ?.!!!” kata Pak Deran lirihdan mulailah istriku masturbasi menggosok dan mengocok bibir vaginanya sendiri sampai akhirnya bunyi kecepak terdengar dari selangkangannya. ..

    “Itilmu Bu Yati…!!!” kata Pak Deran dan istriku mengerang sendiri saat memepermainkan kelentiitnya.

    “Paaak ?!!!!’ istriku mendesis

    “Kenapa, Bu Yati…?” tanya Pak Towadi “Paaaak ?.!’ istriku hanya mendesis

    “Ran Bu Yati mulai naik niih…. ,!!!” kata Pak Towadi dan Pak Deran pun berdiri dan menuju pintu dan membukanya dan masuk kembali memegang tali dan betapa terkejutnya aku saat Pak Deran menarik Tarzan.

    Cerita Sex Diperkosa 2 Pria Kontol herdernya yang setia, yang selalu menemani mereka jaga. Istrikupun terkejut sepertiku dan Pak Deran mengunci pintu kembali dan Pak Towadi memegang istriku yang akan lari.

    “Diaam ?” bentak Pak Towadi “Jangaan paaak ?..” istriku akan mengatupkan kakinya tapi Pak Deran sudah berdiri di depan istriku dan menahan kaki istriku dan Tarzan.

    Langsung menyusup di antara kaki Pak Deran yang menahan kaki istriku dan “Aaaaaauuuuwwwwwww. ……Paaaak ?..!!!!” suara istriku mengerang saat selangkangan nya yang gundul dijilati Tarzan.

    Rupanya si Tarzan sudah terlatih merangsang wanita karena istriku memegang pinggang Pak Deran yang berdiri di depan istriku menahan agar kaki istriku tetap terkangkang lebar

    “Eeeccch eeh eeeeeecchchh ?..wwwuuucccggghhh paaaaak aaaahhcchhchchc ?”

    istriku mengerang ddan mendesis keras karena jilatan Tarzan di selangkangan nya.

    “Gimana Ibu Yati? Enak Ibu Yati?” kata Pak Deran terkekeh kekeh

    “Paaak ampuuunn adduuuuuuccch aaduuucchh mmmppfsss paaaakkkkzzzzz ? eeh eeh eeeh eh eh?.paakk akuuu wwwwwwuucccch ngngngngngng? ..’ istriku mengerang keras dan memegang erat pinggang Pak Deran sedangkan pantat bahenol terangakt angkat saat orgasme ketiganya malam itu meledak dan Tarzan dengan ganasnya terus merangsang kelentit.

    Bibir vagina istriku dan hanya terpaut beberapa menit istriku mengerang kembali saat mencapai orgasmenya yang ke empat dan tubuh istriku pun terjatuh di kursi nafasnya mendengus dengus keringatnya mengalir deras tetapi Tarzan

    Kontol herder itu terus merangsang istriku dengan jilatan jilatan mautnya di bibir vagina istriku dan kelentit istriku dan istriku pun mengejang dan mengerang kembali saat oergasmenya ke lima meledak.

    Tubuh istriku benar benar lunglai dan Pak Deran membalikkan tubuh istriku yang terkapar di kursi panjang dan menarik kedua kaki istriku yang tertelungkup di lantai dan bertumpu di kedua lututnya sehingga istriku menungging dan Tarzan rupanya sudah siap dan batang kemaluannnya yang merah sudah membesar dan menegang langsung melompat di punggung istriku dan Pak Towadi mengarahkan batang kemaluan Tarzan ke liang vagina istriku

    “MMmmppppfffh paaak jangaaaaan akuuu mnmmmn nn nggaaak mauuu mmmmppfffff .

    uuuucccch ucccchhh ?!!!!!” istriku mengerang saat batang kemaluan Tarzan menerobos masuk ke liang vagina istriku dan kulihat begitu cepatnya Tarzan mengenjotkan pantatnya sehingga istriku tak lagi dapat mengerang hanya mendesis

    “wwwhhh wwwwhhhhhw wwhwhhhwhw ?..!!!!” dan bunyi kecepak-kecepak di selangkangan istriku semakin keras “”wwwwhhhhcchh wwwccchhhh ngngngngng ?.!!!” istriku mengejan saat orgasme dan terus entah sampai orgasme yang keberapa hingga tampaknya istriku hampir pingsan.

    Saya sekarang sendirian di ruang elektronik, lampu sudah saya hidupkan kembali, sambil merokok dan menunggu Fanny kembali ke ruang ini, saya termangu-mangu. “Aduh, sekarang dia panggil saya Mas, padahal saya bossnya, belum lagi kalau dia hamil”.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Foto Ngentot Alice Lighthouse dan hot gf memberikan oral seks dalam lingerie

    Foto Ngentot Alice Lighthouse dan hot gf memberikan oral seks dalam lingerie


    1646 views

    Duniabola99.com – foto cewek menghisap kontol gede cowok kekar dan ngentot di atas sofa.

  • Foto Ngentot remaja Giselle Leon memiliki vagina yang diisi dengan sperma ayah tirinya

    Foto Ngentot remaja Giselle Leon memiliki vagina yang diisi dengan sperma ayah tirinya


    1790 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik Giselle Leon manis megulum penis ayah tiriny yang gede dan memeknya yang berwarna pink berbulu tipis dicukur rapi dan temben disisi oleh air mani ayahnya yang banyak hingga tak muat menampung dan menetes netes.

  • Foto Ngentot Sekretaris remaja Irina Pavlova menggoda bosnya

    Foto Ngentot Sekretaris remaja Irina Pavlova menggoda bosnya


    1807 views

    Duniabola99.com –sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99 yang selalu update dan membagikan. Foto-foto ngentot pilihan terbaik duniabola99.

  • Foto Bugil Remaja Eropa mengekspos payudara besar dan mastrubasi

    Foto Bugil Remaja Eropa mengekspos payudara besar dan mastrubasi


    1595 views

    Duniabola99.com – foto gadis remaja kurus bertoket gede melepas bikini warna merahnya memamerkan memamerkan memeknya yang berwarna pink masih perawan melakukan mastrubasi dikursi sofa yang empuk hingga terkuklai lemas.

  • Kisah Memek Sedang di kotrakan Nafsu Cewek ku muncul

    Kisah Memek Sedang di kotrakan Nafsu Cewek ku muncul


    2131 views

    Duniabola99.com – Saya seorang mahasiswa di kota M punya pengalaman menarik tentang seks meski saya bukan yang paling ganteng diantara teman-teman saya, tampangku paling imut (gak promosi nih).


    Salah satu kisahnya begini.., kami berkenalan waktu semester tiga, pertemuan kami tak sengaja, waktu itu saya menemani teman cowok saya saat main-main ke kost pacarnya, kebetulan pacar teman saya tuh juga ada temannya yang sedang main ke sana (cewek), so kami berkenalan, cewek itu manis sekali, bodi-nya juga ok! Namanya Leila Deol seorang warga keturunan India, wajahnya mirip dengan artis India kesukaan saya.

    Kulitnya tidak putih, namun tampak sehat terawat, buah dadanya besar dan montok sekali melebihi buah dada cewek Indonesia, terlihat begitu montok dan padat. Melihat dia, saya langsung suka. Saat saya dan teman saya mau pulang saya tanya alamatnya. Untungnya dia kost di dekat kost pacar teman saya. Wow, saya merasa beruntung sekali, tidak perlu jauh-jauh kalau mau ngejar dia.

    Setelah satu minggu mengejar dia, saya akhirnya bisa menjadikan dia pacar saya. Saat pacaran sering saya ajak dia ke rumah kontrakan saya, maklum saya sendirian aja di rumah itu, so saya terus menggoda dia saat saya bawa Leila untuk kali pertama ke sana, saya puji dia sambil saya ciumin pipi dan bibirnya.


    “Hemm kamu tuh, manis banget deh Leil”, kata saya sambil menciumi belakang telinganya.
    “Hihi.. gombal!” Leila tersenyum sambil menundukkan wajahnya.

    Dia tampak kegelian, saya teruskan membuat dia kegelian sambil terus merayu dia, saya ingin sekali menaklukannya. Saya lantas menyusun cara untuk mencicipi Leila. Lusanya sabtu sore setelah kami nonton bioskop saya ajak dia ke kontrakan saya dan saya lakukan seperti kemarin tapi saya lingkarkan lengan saya ke bahunya sambil tangan saya sengaja senggol-senggolkan ke dadanya yang besar. Dia cuek saja, saya teruskan untuk sedikit menekan-nekan dadanya, rupanya dia merasa kalau saya sengaja.

    “Nakalnya kamu ini”, ucapnya pelan sambil menatap saya sambil tersenyum.
    “Kenapa, kamu marah yach?” kata saya sambil menjilati leher belakangnya.
    “Ehmm hihihi geli, nakal!” kata Leila sambil memalingkan wajahnya.

    Saya makin berani, saya pegang langsung dadanya, eh dia diam aja, wah kebetulan, saya tak perlu lagi merasa sungkan sama dia. Saya pegang dada kirinya dengan tangan kiri saya dan sebentar-sebentar saya remas-remas lalu saya putarkan jari jempol saya tepat di atas puting buah dadanya.

    “Ehh…h” Leila memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya kegelian.
    “Badan kamu, padet berisi yach Leil” puji saya agar dia membiarkan saya berbuat lebih jauh.

    Tangan saya lalu masuk ke dalam baju hemnya dan menerobos masuk ke dalan BH-nya, dada besarnya terasa hangat dan sedikit mengeras. Saya buka bajunya, dia membuka matanya sambil kedua tangannya memegangi tangan saya yang akan membuka bajunya.


    Saya memaksakan tangan saya untuk terus membuka bajunya dan dia terus memegang tangan saya namun tak berkata apa-apa. Saya lemparkan baju atasnya dan BH-nya jauh dari sofa duduk di ruang tamu. Saya puaskan menikmati buah dadanya yang besar dan menantang, kulitnya yang kuning langsat terasa sangat halus. Puas saya pegang, saya langsung menjilati dadanya.

    “Ohh..h! Leila terkejut, namun dia membiarkan saya menjilati dadanya dan lidah saya mulai memainkan puting dadanya yang mulai menegang, sesekali saya katubkan bibir saya dan agak saya tarik puting dadanya, Leila hanya mendesah dan memejamkan matanya.

    “Ja..ngan” cegah dia saat saya merogoh ke dalam celana kulotnya.

    Saya diam saja, saya batalkan menggerayangi liang kewanitaannya. Saya lanjutkan lagi untuk menjilati buah dadanya yang halus dan hangat, saya menggeser duduk saya hingga saya leluasa menikmati kesintalan tubuhnya. Saat dia terlena oleh rangsangan saya, segera tanganku beraksi dan berhasil. Secara kebetulan tangan saya berhasil pula masuk ke celana dalamnya, segera saya mainkan jari saya di sela liang surganya yang terasa berbulu jarang-jarang tapi pendek dan lembut.

    “Ha…aghh!” Leila terkejut sekali saat saya memainkan liang kenikmatannya.

    Dia sedikit meronta. Segera saya cumbu dia, saya ciumi bibirnya yang merah merekah, dia hanya bisa mendesah dan menyerah, lama saya cumbui dia, makin lama desahan dan nafasnya makin cepat, saya merasa cukup merangsangnya. Secepat kilat saya memegang celananya dan melepaskannya. “ja..ngan” cegah Leila.

    Tapi saya cuek saja saya pelorotkan kulotnya beserta celana dalamnya, lalu saya campakkan jauh dari kami. Saya langsung membuka baju dan celana, lalu saya tidur di atasnya. Tubuhnya terasa makin hangat dan nafasnya memburu, saya cumbu dia. Beberapa lama kemudian saya bangun dari tubuhnya.


    “Aku cuci dulu yach” pamit saya seraya memungut bajunya agar dia tidak memakainya dan segera saya pergi ke kamar mandi.

    Saya cuci bersih-bersih penis saya. Saat saya kembali saya lihat Leila duduk di kursi sambil melihat saya, ia tersenyum malu, manisnya dia saat tersenyum malu, membuat saya makin ber nafsu. Leila berdiri dan berjalan ke arah saya, ia berjalan melenggok begitu seksinya.

    “Aku ke kamar mandi dulu yach” pamit Leila, saya mengangguk saja.

    Beberapa saat ia keluar dari kamar mandi, saya mencegatnya di depan pintu kamar mandi, segera saya menggandeng tangannya dan saya ajak ke kamar atas. Kami masuk ke kamar dan segera saya rebahkan dia di atas ranjang. Saya cumbui dia dengan penuh beringas, saya nikmati dengan lidah tiap centi di kulit tubuhnya, dadanya makin mengeras saat saya jilat-jilat.

    “Aa..hh”, desah Leila saat saya katupkan bibir saya dan saya benamkan wajah saya di dadanya yang montok sambil saya tekan ke segala arah. Dia kegelian saat saya menjilati samping badannya. Dia beringsut sedikit, saya pegang tubuhnya dan saya hisap kulitnya kuat-kuat, ia tampak kegelian dan tampak menikmatinya. Saya jilat turun hingga perutnya dan saya sedot pusarnya dan lidah saya beraksi mengorek pusarnya kuat-kuat. Leila meggeliat-geliat geli, ia tersenyum menahan geli.

    “Emmhh.. Oooh” Leila mendesah menggigit bibirnya menahan rangsangan di perutnya. Saya turun ke liang kewanitaannya. Ah… harumnya, ia mencuci bersih vaginanya, saya suka vaginanya yang bersih itu. Saya singkapkan liang senggamanya dan dengan lidah saya jilat dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan, sesekali saya tarik dengan menyedot bibir kemaluannya, makin saya beringas makin Leila menggeliat, saya tambah buas dan merasa bernafsu.


    “aa..ghh, Ooogh..oghh” Leila mendongakkan kepalanya, tangannya memegangi kepala saya, tubuhnya menggeliat dan pinggulnya bergerak turun naik. Ahh, dia sudah sangat nafsu rupanya. Setelah agak lama saya sudahi dan saya duduk di sampingnya.

    “Karaoke’in aku dong Leil!” pinta saya.

    Leila segera memegang batang kemaluan saya, ia menjilati batang kenikmatan saya, terasa hangat mulutnya, ia menyedot dan menggelitik biji peler saya. Saya geli tapi saya suka gayanya. Saya rebahkan tubuh saya dan saya biarkan dia memuaskan saya, dia masukkan penis saya dalam mulutnya, wajahnya maju mundur dan menyedot sangat kuat, saya kegelian sekali dan hanya bisa mendesah nikmat. Beberapa lama kemudian saya tidak tahan ingin memainkan dia, saya duduk dan merebahkan Leila.

    Saya masukkan batang kemaluan saya ke sela liang kenikmatannya, hangatnya liang kewanitaannya. Leila menatap saya, dari matanya tampak nafsu seksnya memuncak, ia pasrah saja saat saya membuka liang senggamanya dan memasukkan batang kemaluan saya, saya gerakkan di sekitar lubang kewanitaannya untuk merangsangnya, setelah cukup terkena cairan pelicinnya saya masukkan batang kenikmatan saya pelan ke dalam liang kewanitaannya.

    “Ooohh!” Leila memejamkan matanya sambil merintih penuh gairah.


    Pelan saya tarik batang kemaluan saya dan saya benamkan setengahnya ke dalam liang kewanitaannya, saya rangkul bahunya agar dia tidak sampai berontak, saya masuk keluarkan makin cepat ke liang senggama Leila, namun tidak saya masukkan seluruhnya, saya putar-putar pinggul saya sehingga batang kemaluan saya menggesek-gesek seluruh dinding dalam kewanitaannya.

    “Emmhh.. aa..hh” Leila meggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah, ia tak terkendali lagi rupanya.
    “Kamu hot sekali Leil, membuatku nafsu melihatmu..” Puji saya sambil saya jilati leher dan telinganya.

    Ia memejamkan matanya, saya menarik batang kenikmatan saya agak keluar dan saya benamkan seluruhnya, mentok ke dalam liang senggamanya, berulang-ulang.

    “Ooogh…h! aaghh. aagh!” Leila merintih keras.

    Leila merangkul punggung saya dan menciumi bibir saya kuat sekali, ia merintih-rintih, pinggulnya ikut turun naik, ia memejamkan matanya rapat-rapat, wajahnya tampak tegang. Saya segera menahan kakinya dengan lengan saya, disandarkan ke belakang lututnya, saya berdiri di atas lutut saya dan saya genjot dia dengan cepat dan dalam, tubuhnya terguncang-guncang.

    “Jlab! Jlab!” saya genjot dia dengan sekuat tenaga, dia makin rapat memejamkan matanya, wajahnya menggeleng ke kiri dan ke kanan, tampak tegang sekali.
    “Aagh.!! Uuugh!!! Uuurghh!” Leila merintih keras.


    Terasa liang kenikmatan Leila berdenyut-denyut, ia merintih-rintih tak karuan, saya merasa batang kemaluan saya agak panas, saya terus mengenjot makin kuat dan cepat, saya remas-remas dadanya sambil sesekali saya sedot kuat dadanya, ia hanya merintih pasrah. Saya akhirnya tak tahan lagi, batang kemaluan saya terasa nikmat.

    Saya segera menarik batang kemaluan saya yang basah oleh cairan pelicinnya yang banyak membasahi batang kemaluan saya dan liang kewanitaannya, Saya gesekkan batang kemaluan saya di antara kedua buah dadanya yang besar. Leila mendekap kedua dadanya, menggencet batang kenikmatan saya yang maju mundur di sela buah dada momtoknya.

    “Crot..! Cro.t!” sperma saya akhirnya keluar, disertai sensasi kenikmatan di batang kemaluan dan leher saya terasa dingin sekali, lega dan sangat nikmat.
    “Auch.!” Leila menjerit, sebagian dari sperma saya muncrat di bibir dan pipinya.

    Kami kelelahan dan saya rebahan di sampingnya, ia mengambil tisu di sebelah ranjang dan membersihkan sperma saya di wajahnya. Saya tersenyum padanya dan dibalas dengan senyumannya yang manis.

    “Kamu puas.?” Tanya saya.
    “He’eh..” Jawabnya pelan sambil memeluk saya.
    “Kamu kok mau sich main sama saya?” Tanya saya menggoda Leila.


    “Nggak tau yach, liatin kamu bikin aku nafsu aja, kamu padahal gak ganteng tapi juga gak jelek, kamu cute dan keliatan hot sich kalo berduaan.” puji Leila, kepala ini rasanya mau meledak saja, GR saya jadinya.

    Namun kami harus berpisah pada saat kami jalan 3 bulan, karena perbedaan agama dan bangsa, Leila memberitahu orang tuanya tentang saya, sayapun sebaliknya memberitahu orang tua tentang Leila, saya terpukul oleh keputusan orang tua saya terlebih orang tuanya yang melarang kami melanjutkan hubungan karena perbedaan tersebut.

    Akhirnya Leila dipindahkan oleh orang tuanya ke Jakarta dan masuk universitas swasta di sana. Saya tetap di Malang, saya menerima perpisahan kami, dan sesekali saya main ke Jakarta.

    Kini dia sudah punya cowok yang sebangsa dengannya, namun dia tetap seperti dulu terhadap saya. Saat saya ke Jakarta menemui dia dan saya mengajaknya ke hotel tempat saya menginap untuk sekedar mengenang masa lalu kami, Leila bercerita tentang dirinya dan cowoknya yang sekarang.


    Saya juga bercerita padanya bahwa setelah berpisah dengannya saya terus memburu cewek-cewek yang saya suka, Leila tersenyum saja saat saya bercerita.

  • Kisah Memek becinta dengan sepupuku Ratna di mobil saat hujan

    Kisah Memek becinta dengan sepupuku Ratna di mobil saat hujan


    3430 views

    Duniabola99.com – Sebenarnya saya sungkan sekali menceritakan pengalaman saya yg pertama. Saya berani sumpah, saya belum pernah cerita pengalaman saya ini ke siapa pun.

    Oke, begini ceritanya, saya ini anak sulung dari keluarga yg cukup kaya di Surabaya. Saya masih duduk di bangku 2 SMU, tapi saya sudah sangat mandiri. Bapak saya jarang sekali ada di rumah. Beliau selalu sibuk dengan urusan bisnisnya.

    Sementara adik dan Ibu saya ada di Jakarta. Jadi saya lebih sering sendirian di rumah. Ya nggak sendirian betul, ada dua pembantu perempuan, satu pembantu laki-laki, satu sopir, sama satu satpam. Saya punya teman dekat yg juga sekaligus saudara sepupu saya.


    Dia sangat cantik sekali. Sebut saja namanya Ratna. Rambutnya hitam lebat dan panjangnya kira-kira sebahu. Tubuhnya tidak terlalu tinggi, 160 cm. Berat badannya 50 kg. Bodynya ideal sekali. Dadanya cukup besar untuk ukuran anak SMU kelas 2. Terus kulitnya putih bersih dan menggairahkan.

    Sebenarnya saya juga naksir berat sama sepupu saya ini. Cuman saya malu kalau pacaran sama Ratna, saya kan saudaranya, saya juga sudah punya pacar.

    Bagi orang lain, hubungan kita ini memang sangat asyik. Bapak dan Ibunya memang terkenal sangat over protecting terhadap Ratna. Ratna tidak boleh berhubungan macam-macam dengan laki-laki. Nggak heran kalau sampai sekarang Ratna belum pernah pacaran serius dengan seorang pun.

    Tapi saya sudah kenal sekali sama bapak dan ibunya. Mereka sudah percaya 100% sama saya, maklum saya keponakannya. Ratna sendiri juga begitu. Dia pasti butuh cowok untuk perlindungan, cerita berbagai kesenangan dan kesusahan. Dan dia melampiaskan hal itu sama saya. Dia sering minta Ratnatarkan kemana-mana, beli inilah, beli itulah. Singkat kata, hubungan kita memang seperti pacaran.

    Seperti biasa, setiap hari Rabu dan Sabtu saya harus jemput Ratna di tempat kursus Inggrisnya. Kebetulan hari itu hari Sabtu, Waktu itu gelap sekali, mendung dilangit seperti mau jatuh saja. Jam 1/2 enam sore, akhirnya Ratna keluar bareng Dita, teman baiknya. Saya diminta Ratna mengantarkan Dita dulu sebelum mengantarkan dia. Kebetulan waktu itu saya lagi nggak ada kerjaan. Jadi OK lah

    Rumah Dita ada di wilayah Delta Sari Baru, kompleks perumahan yg cukup elit di Surabaya. Rumahnya besar juga. Kita bertiga masuk ke rumah, ngobrol-ngobrol, bercanda. Kira-kira jam 1/2 delapan malam, bapak dan ibu Dita keluar, ada keperluan katanya. Mereka sudah kenal baik dengan Ratna dan saya, jadi nggak ada pikiran aneh-aneh deh.

    Reno (bukan nama sebenarnya), jagain Dita ya! kata bapaknya.


    Saya sih OKOK saja, Dita kan juga cukup lumayanlah. High Average! Setengah jam kemudian, Rudi, pacar Dita datang.

    Suasana jadi tambah ramai dan mengasyikkan. Ratna sih sudah kepingin pulang, tapi Ditanya mohon sama Ratna biar nggak cepat pulang.

    Sudah Dee, telepon saja, bilang nginep di rumah gue, bujuk Dita.

    Sampai agak lama dibujuk, akhirnya Ratna setuju untuk menginap di rumah Dita. Ibunya Ratna juga sudah ditelepon, dan sudah mengijinkan Ratna tidur di rumah Dita.

    Jam sembilan malam, Ratna minta sama saya untuk anatarkan jalan-jalan. Alasannya sih rasional, nggak enak sama Rudi dan Dita, saya setuju. Tidak lama kemudian kita berdua sudah melaju dengan mobil Panther saya. Saya ingat betul, waktu itu gerimis rintik-rintik mulai turun, tidak lama kemudian hujan pun turun. Kita putar-putar di daerah Deltasari yg sepi. Sepanjang perjalanan kita membicarakan yg nggak-nggak tentang Rudi dan Dita.

    Mereka pasti sudah mulai macem-macem, kata Ratna.

    Sebenarnya waktu itu saya juga ada pikiran yg nggak-nggak sama Ratna. Saya lihat dia pakai baju tiny warna biru, celana jeans belel yg kebesaran, pokoknya seksi sekali. Apalagi cara bercandanya sama saya memang asyik banget. Kelikitikin lah, peluk-pelukan lah, pokoknya bisa membangunkan k0ntol saya.

    Saya menjalankan Panther saya pelan-pelan, sambil saya putar lagu-lagu slow rekaman saya, terus saya juga memberanikan diri menyubit-nyubit dia, mengelus rambutnya, wah kita benar-benar enjoy.

     

    Wah, dingin ya, kata Ratna tiba-tiba.
    Mau saya angetin, jawab saya sambil bercanda.
    Angetin gimana sih? godanya. Saya cuma ketawa saja. Tapi dia terus menggoda saya.

    Tangannya yg imut mulai menggeraygi pipi saya. Saya benarbenar nggak sadar apa yg terjadi, saya pikir waktu itu cuma mimpi saja. Tahu-tahu dia sudah menyiumi leher, dan memegangi k0ntol saya. Kontan saja saya rem itu Panther.

    Saya yg sudah terangsang-Sangat terangsang, mulai menyiumi bibirnya. Kita saling mengulum, menghisap, dan mengadu lidah. Sungguh tidak bisa dibaygkan, saya bisa melakukan begituan sama dia, padahal kalau sama pacar saya paling-paling cuman gandengan dan pelukan. Saya memang sering nonton BF, baca buku porno, dan melakukan masturbasi. Cuma saya belum pernah kepikiran untuk melakukan hal ini. Memang, rasanya nikmat sekali.

    Sambil ciuman, dia mulai megang-megang k0ntol saya, bahkan mulai berani membuka ritsluiting saya. saya juga sudah nekat banget. Jadi saya berani untuk mengerempon dadanya yg kenyal itu. Terus saya minta dia untuk buka kaos Tinynya. Ratna memang sangat penurut sama saya. Dia bukakan bajunya, sekaligus branya.

    Wah, saya benar-benar sudah kesetanan. Saya dorong jok depan Panther saya kebelakang, sampai dia bisa tidur telentang diatasnya. Terus saya mulai menyiumi dadanya.

    sshh, erangnya merintih.

    Putingnya yg berwarna pink itu saya kulum habis. Saya mainkan dengan lidah saya. Saya bisa dengar suara nafasnya yg memburu. Aroma parfum menambah nafsu saya untuk menjilati dada Ratna. Tangannya memegangi pinggiran jok mobil, bibirnya digigit-gigit sambil mengeluarkan suara yg sensasional dengan menyebut nama saya pelan.

    Geli gelii! katanya.

    Puas mengempoti dada si Ratna. Saya dorong jok depan ke belakang, sampai ada ruangan yg cukup anatara Dashboard kiri sama jok kiri. Saya lompat ke tempat itu, terus menyiumi bibir Ratna yg seksi sambil memberanikan untuk meloroti jeansnya.

    Deeee, saya lepas ya? ijin saya.

    Ratna cuma mengangguk pelan. Saya sempat melihat mata Ratna yg mulai merah. Mungkin dia merasa menyesal. Tapi saya yg sudah kesurupan setan jadi benar-benar liar. Saya buka semua baju saya, sampai k0ntol saya yg kekar dan perkasa menunjuk-nunjuk ke arah memek Ratna. Ratna yg melihat sempat kaget.

    Wih besar banget No, komentarnya. Saya cuma ketawa kecut.

    Saya peloroti jeans Ratna. Saya lihat CD Ratna sudah basah, ada noda basah dibagian memeknya. Itu membuat belahan memek Ratna benar-benar kelihatan. Saya benar-benar sudah nggak tahan masukin k0ntol saya ke dalam lubang memeknya. Jadi saya peloroti saja CDnya.

    Jangan No, jangan, sudah segini saja, pintanya. Dia mencoba untuk bangun, tapi saya dorong ke belakang.

    Saya mulai memainkan memek Ratna. Gila, memeknya masih sempit banget, mana bulunya jarang. Saya memang masih rookie, tidak tahu apa-apa. Saya tidak tahu ini yg namanya perawan atau tidak, saya nggak peduli, yg penting saya bisa menikmatinya. Pertama saya masukin telunjuk saya ke dalam lubang memeknya, sementara tangan yg satu lagi menggesek-gesek kelentitnya.

    Aduh Aduh, Ratna cuma bisa bilang begitu saja.

    Saya melihat dia sudah mulai menangis. Tapi saya nggak peduli. Kan dia duluan yg mulai. Saya maju mundurin telunjuk saya, sambil sekali-kali nyiumi pipi Ratna, kening, bibir, dagu, dan semua bagian di wajahnya. Kirakira lima menit memeknya saya mainin seperti itu, Ratna mulai aneh. Dia mulai menggeliat-geliat, kakinya diluruskan sampai menendang Dashboard mobil saya, terus dia mulai menjerit-jerit.

    Memang waktu itu hujan deras sekali, suara teriakannya nggak bakal di dengar sama seluruh penduduk Deltasari, cuma saya khawatir saja. Saya hentikan permainan saya, saya pegang pipinya, terus saya ciumi bibirnya. Tapi dia malah aneh,

    Ayo No, terusin-terusin, nggak tahan nggak tahan rintihnya.

    Saya benar-benar nggak tahu harus ngapain, tapi saya lihat dia sensasional sekali. Nafasnya memburu, dadanya mengetat dan membesar, kakinya menendang-nendang dashboard, tangannya memegang jok pinggiran jok mobil, sambil mengangkat badannya.

    Wah saya benar-benar nggak tahan. Saya buka selangkangan Ratna, sampai memeknya membuka lebar. Terus saya bimbing k0ntol saya untuk masuk kedalam memek Ratna. Wah tapi ternyata k0ntol saya nggak muat. Kepala k0ntol saya saja nggak bisa masuk.

    Masukin, masukin! perintah Ratna kasar.

    Kontan saja saya paksakan masuk. Saya dorong k0ntol saya kedalam memek Ratna Bless!

    Akhh! teriak Ratna. Saya dorong terus k0ntol saya sampai mentok kedalam memek si Ratna. Ratna cuma bisa meronta-ronta.

    Kaki dan tangannya memukul apa saja yg ada.

    Sstttt nanti ada orang-orang gimana? bujukku.

    Akhirnya Ratna bisa sedikit tenang. Sambil terisak-isak dia bilang kalau dia kesakitan. Saya biarkan dulu k0ntol saya di dalam memek Ratna. Terus saya belai-belai rambutnya, saya usap keringatnya, terus saya ciumi bibirnya.

    Gimana Dee? tanyaku. Dia diam saja.
    Boleh saya terusin nggak? tanyaku lagi.
    Heheh tapi pelan-pelan ya, jawab Ratna lembut.

    Seperti yg pernah saya lihat di BF, biasanya orang menggenjot-genjot k0ntolnya maju mundur. Saya juga melakukan hal itu sambil memegang perut Ratna. Ratna cuma pasrah, tangan dan kakinya tergolek lemas, matanya terpejam, air matanya mengucur seperti cairan di memeknya, sesekali terdengar isakan dan erangan yg mempermanis suasana. Rasanya nikmat sekali, k0ntol saya serasa diuruturut. Aroma yg di timbulkan juga khas sekali, saya suka sekali.

    Akhirnya saya bisa merasakan kalau sperma saya sudah mau keluar. Saya percepat gesekan di dalam. Saya minta Ratna untuk membuka mulutnya, seperti biasa dia menurut walaupun tanpa semangat. Saya cabut k0ntol saya, terus saya naik ke kepala Ratna, saya masukan k0ntol saya kedalam mulutnya, saya pegangi pipinya dan saya katup mulutnya.

    Crot Crot Crot k0ntol saya muntah-muntah. Ratna yg kaget langsung bangun terus memuntahkan sperma saya di jok mobil. Yahh kotor deh.

    15 menit kemudian kita sudah sama-sama tenang. Saya tanya bagaimana rasanya, dia jawab sakit. Terus saya tanya dia mau beginian lagi nggak, dia cuma diam. Terus saya tanya kapan kita bisa beginian lagi, dia juga diam. Saya elus rambutnya yg lembab keringat, terus saya cium pipinya. Saya bisikin bagaimana kalau dia tidur di rumah saya. Nanti kita bisa main begituan sampai pagi.

    Dia cuma tersenyum, terus mengangguk. OK, saya jalankan Panther saya pulang. Di rumah, saya bertarung habis-habisan sama dia. Saya stelin dia BF terbaik saya. Saya jilati memeknya, dia juga mengisapi k0ntol saya, wah pokoknya seru sekali. Paginya kita mandi bareng. Sampai sekarang kita sudah sering banget melakukan hubungan tersebut. Saya nggak pernah berani mengeluarkan sperma saya di dalam, takut mbelending!

  • Kisah Memek Pengalamanku Bersama Therapy Sex

    Kisah Memek Pengalamanku Bersama Therapy Sex


    1912 views

    Duniabola99.com – Dari sebagian rekan saya yang seringkali memakai rutinitas saya ada satu yang selalu senantiasa menghubungi saya diwaktu jam-jam istirahat. Namanya Reni, wanita karir, berusia lebih kurang 28 tahunan, sempat menikah lalu cerai serta belum juga dikaruniai anak.


    Masalah soal materi Reni tidak kekurangan sebab dari pendapatan kerjanya telah lebih dari cukup. Semula pertemuan saya dengannya lewat rekan wanita saya yang sempat saya therapy sex serta memberitahukan pada Reni kalau saya dapat menolong buat wanita terasa hidup kembali jauh dari stress serta kejenuhan hidup keluarga.
    Suaru sore saya memperoleh SMS dari Reni yang menyebutkan kalau ia menginginkan berjumpa dengan saya di satu diantara kedai minuman di Mall, karna saya tidak ada acara saya selekasnya pergi serta menanti sebagian menit sambih nikmati juice buah kegemaran saya.

    Tidak lama berselang ada wanita celingak celinguk mencari suatu hal, saya berfikir sesaat serta dengan berani saya berikan kode, nyatanya benar ia yaitu Reni, wanita yang tengah saya tunggulah. Dengan enjoy kami bicara panjang lebar serta saya banyak dengarkan sebagian yang dirasakan yang akhir-akhir ini dirasakannya.
    Sesudah sajian yang ada habis saya berinisiatif untuk mengajak Reni ketempat yang lebih privacy supaya saya bisa berkonsentrasi pada apa sebagai ganjalan-ganjalan dari hidupnya.
    Di satu tempat dibilangan pinggir Jakarta kami menyewa satu kamar mungil yang begitu bersih serta alami. Therapy sex juga saya kerjakan dengan tidak lakukan pelecehan-pelecehan, saya berupaya selalu untuk professional dalam lakukan kerjaan sambilan saya ini.
    Lebih kurang satu jam therapy sex saya kerjakan lalu kami beristirahat, tanpa ada berniat Reni menghidupkan TV yang ada di kamar itu, sesudah menganti sebagian chanel ada satu chanel yang melukiskan adegan-adegan sex (Film Blue) atau filem bokep.


    Reni tertegun sesaat namun dengan selalu memandang serta dengan sedikit bernafsu, hal tersebut saya dapat rasakan dari gerakkan badan serta matanya. Jadi lelaki normal saya tidak munafik saya genggam tangannya untuk meredam gelora nafsunya walau demikian Reni melihat mata saya dengan penuh makna serta birahi, bibir kami berjumpa sama-sama menghisap,
    tangan saya mulai bergerilya mencari tujuan, buah dadanya yang masih tetap sekel saya remas dengan penuh perasaan serta dengan sedikit keberanian saya susupkan lewat belahan baju serta BH, saya pilin-pilin putingnya hingga Reni mendesis, dengan tenang saya buka satu persatu baju kerjanya yang tinggal cuma Cdnya yang berwarna pink.

    saya selalu memilin-milin putingnya sembari kadang-kadang saya rengkuh buah dadanya, sesaat bibir saya selalu sama-sama berciuman dengan hotnya. Lidah saya mulai menciumi lehernya yang tahap, selalu turun ke buah dadanya bolak balik saya isap pentilnya satu persatu Reni semangkin mendesis..
    “Teruss gigit Mass…”
    Tangan saya mencari tujuan yang beda yakni kemaluan yang indah yang dihiasi rambut yang teratur rapi kriting, tanpa ada dikomando Cdnya saya bebaskan dengan mengkaitkan jempol kaki yang lalu diperosotkan kebawah. Reni makin mendesis,
    “Mass puaskan Reni Mass… Reni telah lama tidak rasakan kesenangan begini Mas.. Selalu Mas input jarinya Mas.. ”

    Jari saya menari-nari di bibir kemaluannya sehinga menyebabkan cairan bening yang hangat. saya mencari letak G-spotnya saya mainkan jari saya dengan mencubit-cubit kecil, selang beberapa saat Reni menggelepar seperti orang kejang, tangannya mendekap leher saya, sakit saya dibuatnya. Jari serta bibir saya selalu menari-nari seakan-akan tidak kenal capek.
    Beberapat waktu lalu Reni buka semuanya baju serta celana hingga saya telanjang bulat, dibuangkannya satu persatu kelantai, bibirnya mulai mencari tujuan kebawah, sesudah Reni lihat kemaluan saya.

    Sebagian waktu Reni terbengong-bengong dengan lembut saya dorong kepalanya hingga bibirnya yang mungil menuju sarang yang dikehendakinya, dijilatnya batang kemaluan saya dari ujung atas hingga kebuah pelir lantas diisapnya ujung batang sembari dikemot-kemot seperti makan es lilin serta tangannya mempermainkan biji pelr saya. Perasaan saya melayang nikmat serta nyaris terlepas kontrol.
    saya dorong kepalanya ke belakang, gantian saya menjilati kemaluannya, saya putari bongkahan luar sembari menggigit kecil lantas saya isap bibir kemaluan yang sedikit membengkak karna darahnya telah turun ke bawah yang mengisyaratkan nafsu birahinya telah mencapai puncak, saya mainkan ujung lidah di dalam celah surgawi, oh indahnya, kepala Reni menggeleng-geleng sembari mendesis serta teriak kecil..
    “Mas mari Mas saya tidak tahann.. Mari Mas masukin Mas”

    Lihat kondisi sesuai sama itu lidah saya turun kebawah hingga ke duburnya saya jilati dengan penuh perasaan, mungkin saja saya juga tengah birahi hingga tak ada rasa jijik atau mencium bau yang tidak enak yang tentu uueennakk tenan. Reni alami orgasme yang ke dua, dijepitnya kepala saya dengan pahanya yang mulus serta tertangani sembari tangannya menjambak rambut saya sembari bibirnya bertemura.
    “Ohh… Ooh… Oohh my good.. ohh oohh my honey, my.. my.. ” Merancaulah dia dengan edannya.
    Selang sebagian menit baru saya tujukan kemaluan saya keliang surganya dengan tempat ke-2 kakinya ditempatkan dipundak saya hingga bibir kemaluannya muncul serta menyempit sedikit-demi sedikit saya gerakkan betang kemaluan saya maju mundur sembari tangan saya meremas ke-2 belah buah dadanya yang makin kencang.
    Oh Mas.. Besar sekali Mas sesak rasa-rasanya punyaku ini”


    saya tetaplah lakukan aktivitas maju-mundur serta Reni berteriak-teriak kecil sembari tangannya menarik-narik ujung sprei. Lalu saya balik badannya yang indah supaya tengkurap, saya angkat sedikit pantatnya supaya nungging, karna bibir kemaluannya muncul saya jilat-jilat, pantatnya naik semangkin tinggi,
    baru saya tembak dengan meriam si jagur sebagai bebrapa dambaan beberapa wanita yang sudah rasakan kesenangan dengan saya karna kemaluan saya memiliki keunikan kepalanya besar lalu ada sedikit urat-urat yang mengerut yang menyebabkan sensasi apabila digesekkan di dalam kemaluan wanita, itupun berdasar pada pernyataan mereka.
    saya gerakkan maju mundur sembari kadang-kadang saya tepok pantatnya karena sangat enaknya. Napsu saya makin bergelora merasa kedutan diujung batang kemaluan yang mengisyaratkan juga akan menumpahkan lahar yang panas.

    “Ohh.. saya ingin keluaarr”
    Tanpa ada jawaban Reni makin menggoyangkan pantatnya makin kencang serta berputar oohh.
    Crot.. Crot.. Crot.. Crot..
    Menyemprotlah lahar kesenangan, dunia ini seakan-akan melayang oh indahnya dunia, kudekap perutnya sembari kugigit punggungnya hingga menyebabkan warna merah yang riil. Sebagian waktu kami ambruk ke samping sembari tetaplah memeluk erat Reni dari belakang. Tertidur sesaat.
    saya terbangun sesudah terdengar nada gaduh yang diakibatkan oleh seekor kucing yang melompat, mungkin saja kucing itu juga birahi kali. Kami bersihkan diri semasing, belum juga pernah saya menggunakan baju serta celana saya ditubruk kembali oleh Reni,
    batangku di oralnya dengan tempat jongkok serta saya berdiri, saya berfikir biarlah Reni mencari kenikmatan sendiri supaya temukan jati dirinnya serta terlepas dari semua beban dibenaknya, tangannya menari-nari di lubang anus serta sekitar biji kemaluan ku yang menyebabkan mata saya merem meleh tidak tertahankan..
    “Oohh, selalu sayang selalu sayang untuk aku melayang-layang jauh ke dunia beda, dunia yang penuh mesteri kesenangan, oohh”


    Makin menjadi-jadi jilatannya di batang kemaluanku. Kujambak rambutnya yang terurai sembari meremas-remas menahan kesenangan yang begitu, dikulumnya ke-2 biji saya smbil matanya menyorot sendu ke muka saya, ooh bidadariku merasa menginginkan terbang.
    Tempat saya duduk karna tidak tahan berdiri sembari menimati kesenangan hingga dengkul ini merasa lemas tidak bertulang. Sebagian menit lalu saya tidak tahan serta kedutan diujung kemaluan saya mulai merasa dengan tenaga yang terkumpul di ujung kemaluan saya muntahkan lahar panas saya didalam rongga mulutnya yang seksi, hingga semprotan paling akhir, ditelannya habis serta bersih, serta Reni berkata.
    “Enak Mas, spermamu gurih agar saya awet muda.. Ohh my baby”
    Memanglah sperma dapat jadikan wanita awet muda serta bisa menyingkirkan bercak-bercak pada kulit muka apabila diberi sisi yang berbecak. Sperma tidak jadi toksin karna sperma yaitu sama dengan telur ayam dengan kandungan protein yang tinggi, namun untuk menikmatinya butuh birahi yang tengah naik supaya tidak terasa jijik serta geli.

    Dari pertemuan itu saya sekian kali lakukan terapi sex, namun saat ini Reni dipindahkan diseberang pulau hingga kemungkinan kecil untuk berjumpa. Yang tentu kunci dari kesenangan bersetubuh yaitu keiklasan keduanya janganlah ada dusta di antara kita apabila menginginkan ngesek yang indah.
    Dari sebagian pertemuan yang sudah saya kerjakan terkecuali Reni memanglah memiliki keunikan sendiri, semuanya memanglah nyaris sama namun kesenangan berlainan, saya lebih sukai ngentot dengan wanita 1/2 baya, karna rata-rata mereka tidak tabu dan munafik,


    apabila keinginannya menginginkan lakukan yah lakukan tanpa ada berpura-pura serta yang paling saya sukai yaitu kedewasaan jadi bisa menaruh rahasia meskipun itu susah dikerjakan serta yang paling terkesan wanita 1/2 baya sudah mengetahui apa yang perlu dia perbuat apabila pasangannya telah mulai naik, serta tidak beberapa enggan lakukan oral jika memang perlu tanpa ada dipaksa maupun diminta.
    Hingga sekarang ini terkadang saya rasakan begitu enaknya therapy sex dengan wanita yang isi rongga dunia lelaki, serta yang tentu semuanya yang disampaikan wanita yang berkencan dengan saya berkomentar.. Waw besar bangett sich punyamu seperti terong bule.


  • Cerita Sex Janda Cakep

    Cerita Sex Janda Cakep


    2200 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Janda Cakep ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSiang itu pertemuanku dengan client makan waktu lebih cepat dari perkiraan. Jam masih menunjukkan jam
    11.00, paling sampai kantor pas jam istirahat dan pasti sdh sepi, pada makan siang diluar kantor… mmm…
    kubelokkan mobilku, dan kutuju satu arah pasti… kantor Tari istriku… Istriku seorang wiraswasta,
    berkantor di daerah Tomang.

    “Eeeeee… mas Tommy, tumben nongol siang-siang begini…?”Dina sekretaris Tari menyambutku…
    “Sepi amat..? udah pada istirahat..?”sahutku sambil melangkah masuk kantor yang tampak sepi.
    “Mmmmm… Tari ke customer sama pak Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tari sekalian
    meeting dengan customer… sukri lagi Dina suruh beli makan siang, tunggu aja mas diruangan
    Tari..”celoteh Dina yang berjalan di depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama
    dengan langkah kakinya… Aku masuk ke ruangan Tari, kujatuhkan pantatku ke kursi direktur yang empuk…
    Dalam hati aku mengutuk habis-habisan, atas kesialanku hari ini… malah sampe disini, ketemu sama Dina…
    oh ya Dina sebenarnya adalah sahabat Tari waktu kuliah, janda cantik beranak 2 ini diajak kerja
    istriku setelah setahun menjanda… orangnya ramah… cuma sebagai lelaki aku kurang menyukai karakternya…
    terutama dandanannya yang selalu tampak menor, dengan tubuhnya yang montok… buahdadanya gede sebanding
    dengan pantatnya yang juga gede, pokoknya bukan type wanita yg kusukai dan menurutku kulitnya terlalu
    putih… jadi tampak kaya orang sakit-sakitan… walaupun kata Tari, Dina orangnya sangat cekatan dan
    sangat doyan kerja alias rajin… Kubuka laptopku dan kunyalakan… kucari-cari file yang kira-kira bisa
    menemaniku disini… daripada aku hrs ngobrol sama Dina, yang menurutku bukan temen ngobrol yang asyik…
    wow… di kantong tas laptopku terselip sebuah CD… wiih DVD bokep punya Rudy ketinggalan disini… lumayan
    juga buat ngabisin waktuku nungguin Tari….
    Mmmmmmm Asia Carera… lumayan bikin ngaceng juga setelah kira-kira 30 menit melihat aksi sex Asia
    Carera melawan aksi kasar Rocco Sifredi…
    “Ooooo.. ooooo.. mas Tommy nonton apaan tuuuh… sorry mas Tommy mau minum apa..? panas, dingin…
    hi..hi.. pasti sekarang lagi panas dingin kan..?”suara Dina bagaikan suara petir disiang bolong…
    dengan nada menggodaku…
    “Ah kamu bikin kaget aja… ngg… dingin boleh deh… mm ga ngrepotin neeh..?”sahutku sambil memperbaiki
    posisiku yang ternyata dari arah pintu, layar laptopku keliatan banget… sial lagiiii….
    aahh masa bodo laahh… toh Dina bukan anak kecil.. Dina masuk ruangan lagi sambil membawa 2 gelas es
    jeruk..
    “Mas Tommy boleh dong Dina ikutan nonton… mumpung lagi istirahat… kayanya tadi ada Rocco sifredi
    yak..?”kata Dina sambil cengar cengir bandel..

    “ha… kamu tau Rocco Sifredi juga..?”tanyaku spontan… agak kaget juga,
    ternyata wanita yang tiba-tiba kini jadi tampak menggairahkan sekali di mataku, tau nama bintang film
    top bokep Rocco Sifredi…
    “Woow bintang kesayangan Dina tuuuh..”sahut Dina yang berdiri di belakang kursiku…
    “Kamu sering nonton bokep..?”tanyaku agak heran sebab Dina setelah menjanda tinggal dg orang tuanya
    dan rumahnya setahuku ditinggali banyak orang…
    “Iya… tapi dulu… waktu masih sama “begajul”itu..”sahut Dina enteng dan membuatku ketawa geli mendengar
    Dina menyebut mantan suaminya yang kabur sama wanita lain…
    Suasana hening… tapi tak dapat dielakkan dan disembunyikan nafas kami berdua sdh tak beraturan, bahkan
    beberapa kali kudengar Dina menghela nafas panjang… ciri khas wanita yang hendak mengendorkan syaraf
    birahinya yang kelewat tegang… dan beberapa kali kudengar desisan lembut, seperti luapan ekspresi…
    yang kuartikan Dina sudah larut dalam aksi para bintang bokep di layar monitor… Sementara keadaanku
    tak jauh beda.. celanaku terasa menyempit… desakan batang kemaluanku di selangkangan yang mengeras
    sejak setengah jam yang lalu, mulai menyiksaku… dalam kondisi seperti ini biasanya, aku melakukan
    onani di tempat.. Tapi kali ini masak onani di depan Dina..? ampuuuunn siaal lagiii..!

    “Din.. kamu suka Rocco Sifredi..? memang suka apanya..?”tanyaku memulai komunikasi dengan Dina yang
    desah napasnya makin memburu tak beraturan dan sesekali kudengar remasan tangannya seolah gemas pada
    busa sandaran kursi yang kududuki…
    “Mmm… hhh.. apanya yak..? iih… mas Tommy nanyanya… sok ga tau..”sahut Dina sambil mencubit pundakku… Markas Judi Online Dominoqq
    entah siapa yang menuntun tanganku untuk menangkap tangan Dina yang sedang mencubit… mmm… Dina
    membiarkan tanganku menangkap tangannya…
    Cerita Sex Janda Cakep “Kamu ga capek, berdiri terus… duduk sini deh..?”kataku sambil tetap menggenggam tangan Dina,
    kugeser pantatku memberi tempat untuknya, tapi ternyata kursi itu terlalu kecil untuk duduk berdua,
    apalagi untuk ukuran pantat Dina yang memang gede…
    “Pantat Dina kegedean sih mas…”kata Dina sambil matanya melempar kerling aneh,
    yang membuat darahku berdesir hebat, akhirnya Dina menjatuhkan pantatnya di sandaran tangan.. oooww…
    aku dihadapkan pada paha mulus yang bertumpangan muncul dari belahan samping rok mininya dan entah
    sejak kapan kulit putih ini menjadi begitu menggairahkan dimataku..? Kembali perhatian kami tercurah
    pada aksi seks dilayar laptop… sesekali remasan gemas tangan lembutnya pada telapak tanganku terasa
    hangat… dimana tangan kami masih saling menggenggam… dan menumpang diatas paha mulus Dina…
    “Iiih Gila… Dina sudah lama enggak nonton yang begini..”kata Dina mendesah pelan seolah bicara
    sendiri.. menggambarkan kegelisahan dan kegalauan jiwanya…
    “kalo ngerasain..?”tanyaku menyahut desahannya tadi…

    “Apalagi…”jawabnya pendek serta lirih sambil matanya menatapku dengan tatapan jalang… yang bisa
    kuartikan sebagai tantangan, undangan atau sebuah kepasrahan, kutarik lembut tangannya dan diikuti
    tubuh montoknya…
    kini pantat montok Dina mendarat empuk di pangkuanku sedangkan tanganku melingkar di pinggangnya yang
    ternyata cukup ramping tak berlemak… Iblis dan setan neraka bersorak sorai mengiringi pertemuan bibir
    kami yang kemudian saling mengulum dan tak lama lidah kami saling belit di rongga mulut… mmm… tangan
    Dina melingkar erat di leherku dengan gemetaran… kulayani serangan panas janda cantik berumur 32 tahun
    ini… seolah ingin memuaskan dahaga dan rindu dendamnya lewat aksi ciuman panasnya…
    Tanganku memang dari dulu trampil memainkan peran jika dihadapkan dengan tubuh wanita… menelusup ke
    balik blazer hitam yang dikenakan Dina dan terus menelusup sampai menyentuh kulit tubuhnya… sentuhan
    pertamaku pada kulit tubuhnya membuat Dina menggeliat resah dan menggerang gemas… rangkulan tangannya
    semakin erat di leherku sementara ciuman bibirnya juga semakin menggila mengecupi dan mengulumi
    bibirku… tanganku mulai merambah bukit dadanya yang memang luar biasa montok, yang jelas diatas cup B…
    sebab buah dada Tari istriku yang ber bra 36B jauh tak semontok buah dada Dina… Tiba-tiba Dina meronta
    keras, saat tanganku meremas lembut buah dadanya yang mengeras akibat terangsang birahi tinggi….
    “Ooohh… mas Tommy suudaah mas… hhh.. hhh… jangan mas, Dina ga mau menyakiti Tari…hh… ooohh..”kalimat
    diantara desah nafas birahi ini tak kuhiraukan dan rontaan kerasnya tak berarti banyak buatku…
    tanganku yang melingkar di pinggangnya tak mudah utk dilepaskannya…
    “Ada apa dengan Tari..? ga akan ada yang merasa disakiti atau menyakiti selama ini jadi rahasia… ayo
    sayang waktu kita tak banyak… nikmatilah apa yang kamu ingin nikmati…”bisikku lembut di sela-sela aksi
    bibir dan lidahku di leher jenjang berkulit bersih milik janda cantik bertubuh montok ini…
    “Ampuuun mas, oooww… Dina ga tahaaan… hh..hh… ssshhh…”rengek Dina memelas yang tak mampu membendung
    gelegak birahi yang mendobrak hebat pertahanannya…
    Blazer hitam yang dikenakan Dina sudah teronggok dibawah kursi putar yang kami gunakan sebagai ajang
    pergulatan… dibalik blazer hitam, tubuh montok berkulit putih mulus itu hanya mengenakan penutup model
    kemben berbahan kaos, sehingga dari dada bagian atas sampai leher terbuka nyata… bergetar syahwatku
    menyaksikan pemandangan ini… buah dadanya yang montok dengan kulit putih bersih, mulus sekali sehingga

    Cerita Sex Janda Cakep

    Cerita Sex Janda Cakep

    urat-urat halus berwarna kebiruan tampak dipermukaan.. buah dada montok yang sedang meregang nafsu
    birahi itu tampak mengeras, memperlihatkan lembah yang dalam di tengahnya… tampak bergerak turun naik
    seirama dengan nafas birahinya yang mendengus-dengus tak beraturan… iihh menggemaskan sekali.. woow..
    bukan main..! begitu tabir berbahan kaos warna orange itu kupelorotkan ke bawah.. muncullah keindahan
    yang menakjubkan dari sepasang bukit payudara yang asli montok dan sangat mengkal, hanya tertutup bra
    mini tanpa tali, sewarna dengan kulit mulusnya…
    “Oooohh.. maaasss..?”desahnya lirih ketika tabir terakhir penutup payudaranya meninggalkan tempatnya
    dan secara refleks Dina menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya,
    tapi dimataku, adegan itu sangat sensual.. apalagi dengan ekspresi wajahnya yang cantik sebagian
    tertutup rambutnya yang agak acak-acakan… matanya yang bereye shadow gelap menatapku dengan makna yang
    sulit ditebak…
    “Mas.. janggaaan teruskan… Dina takuut Tari datang…hhh… hhh… “bisiknya dengan suara tanpa ekspresi…
    tapi aku sdh tak mampu mempertimbangkan segala resiko yg kemungkinan muncul… lembah payudara Dina yang
    dalam itulah yang kini menggodaku… maka kubenamkan wajahku ke dalamnya… lidahku terjulur melecuti
    permukaan kulit halus beraroma parfum mahal… kontan tubuh bahenol di pangkuanku itu menggelepar liar,
    spt ikan kehilangan air, ditambah amukan janggut dan kumisku yang sdh 2 hari tak tersentuh pisau
    cukur…
    “Ampuuuunnn maaass…. iiiihhh… gellliii aaahh… mmm…ssssshhh.. ooohh…”rengek dan rintihannya mengiringi
    geliat tubuh indah itu…
    wooow jemari lentiknya mulai mencari-cari…. dan menemukannya di selangkanganku… bonggolan besar yang
    menggembungkan celanaku diremas-remas dengan gemas… sementara aku sedang mengulum dan memainkan
    lidahku di puting susunya yang sudah menonjol keras berwarna coklat hangus… tanganku menggerayang
    masuk kedalam rok mininya yg semakin terangkat naik kudapatkan selangkangan yang tertutup celana dalam
    putih dan kurasakan pada bagian tertentu sudah basah kuyub, Dina tak menolak ketika celana dalam itu
    kulolosi dan kulempar entah jatuh dimana…
    Dina mengerang keras dengan mata membelalak, manakala jariku membelah bibir vaginanya yang sudah
    Cerita Sex Janda Cakep sangat basah sampai ke rambut kemaluannya yang rimbun… bibir cantik yang sudah kehilangan warna
    lipsticknya itu gemetaran layaknya orang kedinginan… terdengar derit retsluiting.. ternyata jemari
    lentik Dina membuka celanaku dan menelusup masuk kedalam celana kerjaku… kulihat matanya berbinar dan
    mulutnya mendesis seolah gemas, ketika tangannya berhasil menggenggam batang kemaluanku… sesaat
    kemudian batang kemaluanku sudah mengacung-acung galak di sela bukaan retsluiting celanaku dalam
    genggaman tangan berjari lentik milik Dina… makin lebar saja mata Dina yang menatap jalang ke batang
    kemaluanku yang sedang dikocok-kocoknya lembut…
    “Aaaah… mass Tommyy… mana mungkin Dina sanggup menolak yang seperti ini… hhhh…. ssss….sssshhh… lakukan
    mas.. oohhh… toloong bikin Dina lupa segalanya mas… Dina ga tahhaan…”kalimatnya mendesis bernada penuh
    kepasrahan, namun matanya menatapku penuh tantangan dan ajakan…
    Kurebahkan tubuh montok Dina di meja kerja Tari yang lebar setelah kusisihkan beberapa kertas file dan
    gelas minum yang tadi ditaruh Dina diatas meja itu…. sementara laptopku masih terbuka dan adegan seks
    dilayar monitornya, sementara jari tengahku tak berhenti keluar masuk di liang sanggama Dina yang
    sangat becek…
    mungkin benar kata orang, cewek yang berkulit putih cenderung lebih basah liang sanggamanya… seperti
    halnya Dina, cairan liang sanggamanya yang licin kurasakan sangatlah banyak sampai ada tetesan yang
    jatuh di atas meja….Dina sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar menyambut tubuhku yang masuk
    diantara kangkangan pahanya, aku berdiri menghadap pinggiran meja, dimana selangkangan Dina tergelar…
    tubuh Dina kembali menggeliat erotis disertai erangan seraknya ketika palkonku mengoles-oles belahan
    vaginanya, sesekali kugesek-gesekan ke clitorisnya yang membengkak keras sebesar kacang tanah yang
    kecil.. bukit vaginanya yang diselimuti rimbunnya rambut kemaluan yang tercukur rapi…
    “Ayoooo maasss… lakukan sekaraaang… Dina ga tahaaann…hh..hhh… “rengek Dina memelas.
    Bibir cantik itu menganga tak bersuara, mata bereye shadow gelap itu membelalak lebar dengan alis
    berkerinyit gelisah, ketika palkonku membelah bibir vaginanya dan merentang mulut liang sanggamanya…
    kurasakan palkonku kesulitan menembus mulut liang sanggama Dina yang sudah berlendir licin… Tubuh Dina
    meregang hebat diiringi erangan keras, manakala palkonku memaksa otot liang sanggama Dina merentang
    lebih lebar… kedua tangannya mencengkeram keras lenganku… sewaktu pelan-pelan tapi pasti batang
    kemaluanku menggelosor memasuki liang sanggama yang terasa menggigit erat benda asing yang
    memasukinya… baru tiga perempat
    masuk batang kemaluanku, palkonnya sudah menabrak mentok dasar liang sanggama sempit itu, kembali
    tubuh montok Dina menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya…. Sepasang kaki Dina
    membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku… bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum
    dengan mata berbinar aneh…
    “Mas Tommy… tau kenapa Dina suka Rocco Sifredi..?”bisik Dina dengan tatapan mata mesra… kujawab dengan
    gelengan kepalaku…
    “Perih-perih nikmat… kaya sekarang ini… Dina pingin disetubuhi Rocco Sifredi… ayoo mas.. beri Dina
    kenikmatan yang indah…”bisik Dina sambil mengerling penuh arti, belitan kaki di pinggangku
    dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya….
    Kembali suara erangan dan rintihan Dina mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang
    pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun
    produksi lendir pelicin vagina wanita bertubuh montok ini luar biasa banyaknya, sampai berlelehan ke
    meja kerja yang jadi alas tubuhnya..
    “Punya kamu sempit banget Din… aku seperti menyetubuhi perawan…”Bisikan mesraku tampak membuat janda
    beranak dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga….
    Cerita Sex Janda Cakep “Punya mas Tommy aja yang kegedean… kaya punya Rocco Sifredi… Dina suka sama yang begini… gemesssiiin…
    hhh… hhhoohhh… mmmaasss…”belum selesai kalimat Dina, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat mata Dina
    kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis
    panjang….
    “Teeruuuss maaasss… ammppuunn… nikkmaaat bukan main.. oooohhh… aaaaaahhh… eeeenngghh..”ceracaunya
    dengan suara setengah berbisik… sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Dina…
    Dengan gemulai janda cantik ini memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel…
    Luar biasa nikmat yang kurasakan di siang tengah hari bolong itu… Suara berdecakan yang semakin keras
    di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama Dina… Wajah
    cantik Dina semakin gelisah… mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara
    yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar… alisnya yang runcing semakin berkerut… apalagi
    matanya yang kadang membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata gemas…
    “Oooooouuuuwww..!! mmmaaaaassssss…. Diii..naa ga tahaann…. mmmmmhhh…!!”Kegelisahan dan keresahannya
    berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat didesakan
    ke arahku bergerak-gerak liar…
    Aku tanggap dengan situasi wanita yang dihajar nikmatnya orgasme… segera kuayun batang kemaluanku
    menembus liang sanggama Dina sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah… akibatnya
    tubuh Dina semakin liar menggelepar di atas meja kerja Tari… kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras
    ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahny
    “Ammmpppuuunnn…. oooohhh… nnnggghhh…. niikmmmaattnya…. hhoooo….”suara Dina seperti menangis pilu…
    Ya ammmpppuunn…. kurasakan nikmat bukan main.. dinding liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai
    orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku, kemudian mengembang lagi… enam
    atau tujuh kali berulang… membuatku sejenak menghentikan ayunan kontolku, pada posisi di kedalaman yg
    paling dalam pada liang sanggama Dina… Tubuh Dina tergolek lunglai… nafasnya tersengal-sengal, tampak
    dari gerakan dada montoknya yang naik turun tak beraturan… wajahnya yang miring ke samping kanan
    tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya,
    sementara mata ber eyeshadow tebal itu tampak terpejam spt orang tidur… rambut panjang yang dicat
    blondie tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya…. Kira-kira setelah dua menit
    batang kemaluanku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin becek… dengan gerakan lembut
    kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan keliang sanggama Dina… Tubuh montok itu kembali
    menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang… Dina membuka matanya yang kini tampak sayu…
    “Ssssshh… mmm… luar biasa….”desah Dina sambil tersenyum manis.
    Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya. Tubuhku kini menelungkupi tubuh montok
    Dina, Dina memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku
    seolah balon gas mau meletus, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling
    dikaitkan di belakang tubuhku… Woooww… leherku disosotnya dengan laparnya… jilatan dan kecupan nakal
    bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku… terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku… aku
    dibuat mengerang oleh aksinya…
    Cerita Sex Janda Cakep “Ayo sayang, tuntaskan hasratmu… Dina boleh lagi enggak?”bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal
    daun telingaku.
    Kurasakan pantat montok Dina bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang
    sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan.. karena kuhentikan
    ayunan kontolku…
    “Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali..
    “Eeeeehhhhh…hhh…! sampe pingsan Dina juga mauuuuuhh…hhhh…!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat
    rojokanku yang kuat dan cepat…
    Aku mengakui kelihaian janda 2 anak ini dalam berolah sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi
    otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang
    sanggamanya yang becek… tehnik-tehnik bercintanya memang benar-benar canggih… Tari istriku wajib
    berguru pada Dina, pikirku…Tapi rupanya Dina tak mampu berbuat banyak menghadapi permainanku yang
    galak dan liar… Setelah pencapaian orgasmenya yang ke tiga… Wajah Dina semakin pucat, walaupun
    semangat tempurnya msh besar…
    “Ooooww… my God… ayo sayaaang… Dina masih kuat…”desisnya berulang-ulang… sambil sesekali pantatnya
    menggeol liar, mencoba memberikan counter attack…
    Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih blm ingin mengakhiri, tapi waktu yang
    berbicara… hampir 2 jam aku dan Dina berrpacu birahi diatas meja kerja Tari. Aku mulai berkonsentrasi
    untuk pencapaian akhirku… aku tak peduli erangan dan rintihan Dina yang memilukan akibat rojokanku
    yang menghebat
    “Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang… keluarkan.. di… di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg
    berpengalaman Dina tahu gelagat ini… diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya
    yang gemulai… kuku jarinya yang panjang menggelitiki dada bidangku… dan… aku mengeram panjang sebelum
    mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah selangkangan Dina… dan dengan lincah Dina
    mengatur posisinya sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat didepan palkonku
    yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu… Dina mengangakan mulutnya lebar-
    lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung palkonku…
    Hwwwoooohhh…!!!!! ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga
    mulutnya… aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah…. bahkan sebelum
    semburan berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikoloh dan disedot habis-
    habisan….
    Dina duduk diatas meja sambil merapikan rambut blondienya yang kusut, sementara aku ngejoprak di kursi
    putar…..
    “Wajah kamu alim ternyata mengerikan kalo sedang ML mas…?”celetuk Dina sambil menatapku dengan
    pandangan gemas dengan senyum-senyum jalang.
    “Siang ini aku ketemu singa betina kelaparan…”sahutku letoy.
    “Salah mas, yang bener kehausan… peju mas Tommy bikin badanku terasa segar…ha.. ha..ha..”sambut Dina
    sambil ketawa ngakak
    “Waaakks… mati aku… mas, Tari dateng tuuuhh…!”Tiba-tiba Dina loncat turun dari meja dengan wajah
    pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan langsung cabut keluar ruangan…
    akupun segera melakukan tindakan yg sama… waaah di atas sepatuku ada onggokan kain putih ternyata
    celana dalam… pasti milik Dina, segera kusambar masuk ke tas laptop… dan aku segera masuk ke kamar
    mandi yg ada di ruang kerja Tari….
    “Yaaang… chayaaang…. bukain doong…”suara Tari sambil mengetok pintu kamar mandi…
    “Hei.. bentar sayang… dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar mandi.
    Ketika pintu kubuka Tari langsung menerobos masuk… busyeet… Tari menubrukku dan aku dipepetin ke
    wastafel… aku makin gugup…
    Cerita Sex Janda Cakep “Sssshhhh… untung kamu dateng say… ga tau mendadak aja, tadi dijalan Tari horny berat…”tanpa basa basi
    lagi celanaku dibongkarnya dan setelah batang kemaluanku yang masih loyo itu di dapatnya, segera
    istriku ini berlutut dan melakukan oral sex….
    meski agak lama, tapi berhasil juga kecanggihan oral sex Tari istriku membangunkan kejantananku yang
    baru mo istirahat… tanpa membuka pakaiannya Tari langsung membelakangiku sambil menyingkap rok
    kerjanya sampai ke pinggang, pantat Tari kalah montok dibanding Dina, namun bentuknya yang bulat,
    mengkal sangat seksi di mataku… sesaat kemudian CD G-String dan stocking Tari sdh lolos dari
    tempatnya…
    “C’ mon darling…. hajar liang cinta Tari dari belakang…”dengan suara dengus nafas penuh birahi Tari
    mengangkangkan kakinya sambil menunggingkan pantatnya…
    Memang istriku akhir-akhir ini sangat menyukai gaya doggie style…”lebih menyengat”katanya… sesaat
    kemudian kembali batang kemaluanku beraksi di liang sanggama wanita yang berbeda… Dalam posisi doggie
    style, Tari memang lihay memainkan goyang pantatnya yang bulat secara variatif… dan apalagi aku sangat
    suka melihat goyangan pantat seksi Tari, membuat aku semakin semangat menghajar liang sanggama Tari
    yang tak sebecek Dina…

    Untungnya Tari adalah type wanita yang cepat dan mudah mencapai puncak orgasme.. nggak sampai 10 menit
    kemudian Tari mulai mengeluarkan erangan-erangan panjang… aku hafal itu tanda-tanda bahwa istriku
    menjelang di puncak orgasme, maka segera kurengkuh pinggangnya dan kupercepat rojokan batang
    kemaluanku menghajar liang sanggama Tari tanpa ampun…
    “Tommm… Tommmy… gilaaa… aaahkk… niiikkmaaatt bangeeett…!!!”jeritan kecil Tari itu dibarengi dengan
    tubuh sintal Tari yang gemetaran hebat…pantat seksinya menggeol-geol liar menimbulkan rasa nikmat luar
    biasa pada batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya… aku tak menahan lagi semburatnya
    spermaku yang kedua utk hari ini…
    “Ma kasih Tommy chayaang…”kata Tari sesaat kemudian sambil mendaratkan kecupan mesra dibibirku..
    Setelah membersihkan sisa-sisa persetubuhan, aku pamit untuk kembali ke kantor, sementara Tari masih
    berendam di bath up…. Dina sudah duduk rapi di mejanya ketika aku keluar dari ruangan Tari, kudekati
    dia…
    “Ssshh… nggak takut masuk angin, bawahnya ga ditutup..?”bisikku sambil kuselipkan celana dalam putih
    Dina kelaci mejanya…
    mata Dina melotot dengan mimik lucu…
    “Ronde kedua niih yee..?”celetuknya nakal setelah tahu Tari tak ikut keluar dari ruangan….
    Aku melenggang memasuki mobilku, sambil memikirkan follow up ke Dina….. yang ternyata sangat
    menggairahkan…

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Video bokep Azuka Aiko dijilat memeknya sampai bergairah

    Video bokep Azuka Aiko dijilat memeknya sampai bergairah


    1617 views

    Bandar Bola Online

  • Kisah Memek Bermain cinta dengan anak kandung sendiri yang mempunyai body hot dan sexy

    Kisah Memek Bermain cinta dengan anak kandung sendiri yang mempunyai body hot dan sexy


    2232 views

    Duniabola99.com – Kehidupan dengan istriku pernikahan yang sudah menginjak usia 18 tahun aku rasa biasa biasa saja sudah tidak seperti dulu lagi, sekarang jika kami berhubungan tidak sehot apa yang aku tonton di film, biasanya di dalam film beradegan dengan gaya yang bervariatif saat itu aku sering berfantasi dengan wanita lain.


    Hal lain yang menarik perhaAmelnku adalah kenyataan kalau permainan lesbian sangat populer. Aku mulai tertarik dengan gadis muda yang mencumbui vagina gadis muda lainnya yang lembut, basah, dan biasanya tak berambut.

    Melihat film-film itu untuk berfantasi mulai mengubah kehidupanku. Aku mempunyai tiga orang anak gadis yang beranjak remaja. Aku mulai memperhatikan mereka, kulihat cara mereka berpakaian, cara jalannya, dan segala tingkah laku mereka.

    Mereka menjadi obsesiku sendiri! Kuamati lebih detil saat mereka bangun pagi untuk melihat putingnya yang mengeras di balik pakaian tidur mereka. Kunikmati puting mereka yang terayun saat mereka berjalan-jalan dalam rumah. Aku terus mengamati mereka sampai semuanya beranjak menjadi seorang gadis muda yang sempurna.

    Yang tertua adalah Irma. Dia mempunyai puting yang paling besar, branya mungkin D-cup atau lebih besar. Dia sesungguhnya tak terlalu cantik, tapi enak dipandang. Aku yakin teman-teman cowoknya banyak yang memperhatikan dadanya. Irma juga mempunya pantat yang kencang dan besar. Tapi meskipun dia yang paling tua di antara saudara-saudaranya, dia sering bertingkah seperti gadis berusia separuh umurnya.

    Yang paling muda Amel. Amel mungkin yang paling cantik di antara ketiganya. Masalahnya adalah dia pemalas, hanya duduk dan tak mengerjakan apa pun sepanjang waktu. Jadi pantatnya menjadi melebar..? Putingnya baru mulai tumbuh. Dan di samping itu dia tomboy, aku jadi mempertanyakan jenis kelaminnya. Dia lebih suka berada di antara cowok daripada cewek.

    Rahma yang di tengah, di antara anak-anakku, bentuk tubuhnya lah yang terbagus. Bagiku, dia mempunyai tubuh dalam fantasiku. Dia memiliki tubuh yang sempurna dengan bra B-cupnya, atau C-cup kecil.

    Rambutnya yang panjang hingga melewati bahunya, dan matanya selalu nampak mempesona. Masalahnya dia yang paling bandel. Selalu membuat masalah. Dia juga sadar kalau dia punya tubuh yang bagus dan selalu memakai pakaian yang memperlihatkan hal itu. Di antara anak-anakku, Rahma lah yang jadi bahan fantasi utamaku. Setiap kali aku menyetubuhi istriku, Rahma lah yang ada dalam benakku!

    Kisah ini bermula dengan Irma dan temannya Intan. Intan setahun lebih muda, tapi mereka sangat akrab. Intan selalu menginap di rumah kami setidaknya sekali sebulan. Intan sangat kurus, dadanya kecil, tapi sangat manis.

    Suatu malam saat Intan menginap, aku mulai melihat film porno seperti biasa. Suaranya kumatikan jadi aku dapat mendengar kalau ada orang yang mendekat. Lagipula aku dengar suara berisik dari kamar Irma.


    Kupikir mereka sedang sibuk dengan urusan gadis remaja dan begadang sampai pagi ngomongin tentang cowok dan sekolah, atau apapun yang menjadi urusan gadis seusia mereka. Entah bagaimana suara yang kudengar tak lagi seperti orang yang sedang ngobrol. Kadang kudengar suara erangan.. Yang lama-lama cukup keras juga.

    Aku mendekat ke pintu kamar Irma dan lebih mendengarkan apa yang tengah terjadi. Dan benar! Itu suara erangan dan cukup berisik! Kalau saja pintunya tak tertutup pasti kedengaran sampai luar dengan jelas. Lalu aku dengar teriakan kenikmatan.

    Kudorong pintunya sedikit terbuka. Apa yang kulihat didalam sangat mengejutkanku. Intan dan Irma berbaring di lantai dengan Amel diantara mereka. Kepala Intan berada diantara paha Irma dan kepala Amel ada di sela paha Irma..

    Setelah mataku dapat menyesuaikan dengan kegelapan kamar itu, kulihat dada Irma bergerak naik turun dengan cepat karena nafasnya. Putingnya ternyata lebih besar dari yang kubayangkan. Tangannya memelintir putingnya sendiri saat Intan menjilati kelentitnya dan dua jarinya yang terbenam pada vagina Irma. Mata Irma terpejam dalam kenikmatan yang diberikan Intan.

    Aku terus memperhatikan mereka hingga paha Irma mencengkeram kepala Intan dan terlihat sepertinya dia akan ‘memecahkan’ putingnya sendiri saat dia mendapatkan orgasmenya pada wajah Intan.

    Kelihatannya Intan juga telah orgasme dalam waktu yang sama, karena dia mengangkatkan kepalanya dari paha Irma dengan cairan vagina yang menetes jatuh di pipinya seiring dengan tubuhnya yang mengejang dan kudengar sebuah umpatan keluar dari bibirnya.

    Aku terkejut mundur saat kurasakan ada tubuh yang menekan punggungku. Saat kutengok, kulihat Rahma sedang berdiri di depanku. Rahma memandangku dengan mata indahnya dan bertanya..


    “Apa Papa menikmatinya?” lalu dia melihat ke bawah dan meremas penisku yang sudah keras.

    “Tak perlu dijawab, aku bisa lihat dan rasa Papa menikmatinya.”

    “Kenapa Papa tak lepas saja celana Papa dan bergabung dengan kami?” tanyanya bersamaan dengan tangannya yang bergerak masuk dalam celanaku dan mulai meremas penisku dengan pelan.

    Dan sepertinya aku tak menginginkan hal lain selain ikut bergabung dengan anak-anakku, tapi..

    “Papa nggak bisa, Mama kalian akan membunuh Papa.” Aku dengar suara Irma saat aku mulai menjauhi mereka.

    “Papa nggak tahu apa yang Papa lewatkan!”

    Sedihnya, aku tahu apa yang telah kulewatkan. Aku telah melewatkan kesempatan untuk mendapatkan tak hanya satu, tapi empat gadis muda yang panas. Fantasiku hampir saja jadi nyata.

    Aku pergi ke kamarku dan berbaring disamping isteriku. Biasanya saat aku dan isteriku melakukan hubungan seks terasa hambar. Kali ini saat aku merangkak ke atas tubuhnya, kusetubuhi dia dengan keras dan cepat. Aku keluar dalam beberapa menit saja, baru saja kukeluarkan penisku..

    “Bagaimana denganku?” kudengar isteriku bertanya dan memegang penisku yang masih keras.

    Dia bergerak naik di atasku dan segera memasukkan kembali penisku dalam vaginanya. Ini pertama kalinya dia berinisiatif. Dan kupikir ini juga pertama kalinya dia di atas. Isteriku bergerak naik turun dan dapat kurasakan tangannya yang mempermainkan kelentitnya saat dia bergerak diatasku.

    Melihat isteriku yang berusaha meraih orgasmenya membuatku terangsang kembali. Kuremas payudarnya, kubayangkan yang berada dalam genggamanku adalah milik Irma. Kupelintir putingnya diantara jariku, keras dan lebih keras lagi, tak mungkin menghentikan aku.

    Dia menggelinjang kegelian, tangannya semakin menekan kelentitnya. Ini pertama kalinya kurasakan cairan vagina isteriku menyemprot padaku. Orgasmenya kali ini terhebat dari yang pernah didapatkannya. Aku jadi berpikir apa dia benar-benar puas dengan kehidupan seks kami sebelumnya.


    Isteriku mulai melemah. Aku belum keluar kali ini, jadi kugulingkan tubuhnya kesamping dan segera menindihnya. Langsung kuhisap putingnya dengan bernafsu. Kusetubuhi dia dengan kekuatan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

    Aku mulai merasakan orgasmeku akan segera meledak. Saat puncakku semakin dekat, kugigit putingnya sedikit lebih keras, yang membawanya pada orgasmenya. Dan saat kurasakan dinding vaginanya berkontraksi pada penisku, kutembakkan spermaku jauh didalam tubuhnya untuk kedua kalinya dalam tiga puluh menit ini. Kuturunkan tubuhku dari atasnya.

    “Tadi sungguh hebat” kata isteriku.

    “Seharusnya kamu lebih sering seperti tadi.”

    Saat aku bangun keesokan harinya, isteriku sudah tak ada di sampingku. Tiba-tiba kejadian tadi malam kembali terbayang. Kupejamkan mataku menikmatinya dan tanganku bergerak kebawah mulai mengocok penisku yang mengeras. Aku hampir saja mendapatkan orgasmeku saat kudengar..

    “Kenapa Papa tak membiarkan kami saja yang melakukan untuk Papa?”

    Kubuka mataku segera dan terkejut saat melihat Irma dan Intan berdiri di pintu kamarku. Orgasmeku tak dapat kucegah seiring dengan bayangan wajah Intan yang belepotan dengan cairannya Irma yang melintas di benakku.

    “Ups, terlambat!” kata Irma saat mereka meninggalkan kamar.

    Aku langsung bangkit dan segera mandi. Aku hampir selesai mandi saat tiba-tiba isteriku membuka pintu kamar mandi dan menyelinap masuk.

    “Anak-anak sudah pergi. Ayo bersenang-senang.”

    Isteriku berjongkok di depanku dan memasukkan penisku yang masih loyo ke mulutnya. Penisku mulai membesar dalam mulutnya karena rangsangan lidahnya yang bergerak liar. Penisku makin membesar dan kurasakan kepala penisku meluncur masuk ke tenggorokannya.

    Dia tak menariknya keluar dan bibirnya semakin ditekankan ke rambut kemaluanku. Lalu kurasakan dia mulai menelan, gerakan tenggorokannya serasa ombak hangat yang basah pada penisku. Dan hal ini pertama kalinya bagi kami juga. Rasanya sungguh dahsyat, sesuatu yang belum pernah kualami. Isteriku mempunyai keahlian yang disembunyikan dariku.

    Pelan-pelan dikeluarkannya penisku dari tenggorokannya lalu dimasukkannya lagi seluruhnya. Dia menatapku dengan penisku yang terkubur dalam mulutnya dan dengan pelan dikeluarkannya lagi.

    “Kamu menyukainya sayang?” tanyanya.

    Sebelum aku dapat menjawabnya dia melakukan hal itu lagi, menelanku seluruhnya. Dia mulai menggerakkanya keluar masuk dalam mulutnya, dan tetap memandangku saat dia melakukan itu. Isteriku mulai menaikkan temponya hingga aku tak dapat menahannya lebih lama lagi saat tiba-tiba dia berhenti..

    “Hei, hei, tunggu dulu bung. Belum waktunya. Lubangku yang lain perlu dimasuki, tahu.” katanya.

    Isteriku berdiri dan berputar. Dia membungkuk di depanku, merapatkan pantatnya padaku. Penisku terjepit di lubang anusnya maka kuarahkan pada vaginanya.

    “Siapa suruh mengalihkan senjatamu?” tanyanya.

    “Kembalikan ke tempat semula!”

    Dia meraihnya dan lalu mengembalikan penisku ke anusnya, sesuatu yang pernah kulakukan sebelumnya, tapi tidak dengannya. Pelan-pelan dia mendorong pantatnya ke belakang. Kulihat barangku jadi bengkok karena tekanan itu, kepala penisku mulai membelah lubang anusnya, tapi belum masuk. Kemudian tiba-tiba masuk begitu saja, hanya kepalanya saja.


    Dia mengerang. Lalu, dia terus menekan ke belakang dan memperhatikan aku memasukkan batang penisku seluruhnya. Aku tak dapat menolak rangsangan ini, kuraih pinggangnya dan mendorong lebih keras lagi untuk memastikan aku telah memasukinya seutuhnya.

    Kuputar pinggangku, memastikan dia dapat merasakan setiap mili senjataku didalamnya, aku terpukau akan pemandangan penisku yang terkubur dalam lubang anusnya. Lalu perlahan aku bergerak mundur.

    Saat hampir seluruhnya keluar kemudian kutekan lagi ke depan. Berikutnya aku benar-benar keluarkan penisku dan menggodanya, mengoleskan kepalanya saja pada lubang anusnya. Lalu benar-benar kusingkirkan menjauh dan melesakkan batang penisku kembali kedalam lubang anusnya. Aku bergerak maju mundur dengan cepat. Pelan, cepat, pelan dan keras.

    Tak terlalu lama orgasmeku mulai naik. Dia pasti dapat merasakannya karena dia mulai memainkan tangannya pada vaginanya, berusaha untuk meraih orgasmenya sendiri. Untung saja dia mendapatkannya sebelum aku.

    Saat kurasakan orgasmenya segera meledak, aku bergerak semakin liar. Pantatnya bergoyang dalam setiap hentakan. Dia mulai mengerang dengan keras seiring hentakanku terhadapnya. Tak kuhentikan gerakanku saat orgasme merengkuhnya, milikku segera datang! Kudorong diriku sejauh yang kubisa dan membiarkan spermaku bersarang dalam lubang anusnya.

    Isteriku berteriak saat orgasme datang padanya secara berkesinambungan seiring ledakan spermaku yang kuberikan padanya. Akhirnya, aku selesai, tapi dia mendapatkan orgasme sekali lagi saat kepala penisku keluar dari jepitan lubang anusnya.

    Isteriku membersihkan tubuhku lalu mendorongku keluar dari kamar mandi. Aku melangkah ke kamar kami dan berganti pakaian. Baru saja aku selesai memakai pakaian saat isteriku keluar dari kamar mandi dan muncul dalam kamar.

    “Tadi benar-benar indah” katanya.

    “Mungkin kita harus mengulanginya lagi nanti. Sekarang keluarlah dan nonton TV.”


    Anak-anakku, tanpa Intan pulang tak lama kemudian. Semuanya bertingkah normal. Aku lihat pertandingan bola, dan mereka melakukan apa yang biasa mereka kerjakan di hari Minggu sore.

    Sisa seminggu itu normal-normal saja. Gadis-gadis pergi ke sekolah dan Isteriku pergi kerja seperti biasanya. Tak ada seorangpun yang bicara atau menanyakan tentang kejadian minggu lalu. Isteriku terlalu letih Amelp malamnya sepulang dia kerja. Anak-anakku juga bersikap seperti tak pernah terjadi apapun. Aku jadi mulai berpikir apakah itu hanya khayalanku atau aku bermimpi tentang itu?

    Saat aku pulang kerja di hari Jum’at, anak-anaku meminta ijinku apa temannya boleh menginap nanti malam. Intan ingin meghabiskan kembali akhir minggunya bersama kami dan Rahma ingin temannya Ami bermalam juga.

    Aku suka Ami. Dia anggun. Kalau saja aku masih remaja, aku pasti akan mengajaknya kencan. Dia, seperti Rahma, memiliki sosok sempurna. Bedanya Ami memiliki wajah yang dapat membuatnya dengan mudah jadi seorang model kalau dia mau.

    Malam harinya semuanya pergi tidur lebih awal. Mereka benar-benar ingin lepas dari rutinitas hariannya, baik itu sekolah atau kerja. Saat kami bangun hari Sabtunya, semua orang memintaku untuk mengadakan pesta kebun. Maka, isteriku maengajak mereka semua pergi ke toko untuk belanja. Aku beristirahat sejenak kemudian pergi mandi. Ada kerjaan menungguku saat mereka pulang nanti.

    Saat mereka akhirnya pulang, sepertinya mereka memborong semua barang-barang di toko. Aku bilang pada mereka kalau hanya aku saja yang memasak pasti tak akan selesai. Bisa kacau jadinya. Akhirnya mereka bersedia berbagi tugas.

    Dengan semua belanjaan yang mereka borong, memerlukan hampir dua jam untuk memasaknya. Badanku bau asap dan terasa sangat letih. Saat aku masuk kedalam rumah, tak ada seorangpun di ruang keluarga ataupun dapur.

    “Hey! Dimana kalian?” teriakku, “Saatnya makan!”

    “Ya!” kudengar jawaban dari kamar Irma. Tapi tak ada seorangpun yang datang untuk makan.

    “Hey, kalian sedang apa sih? Apa nggak ada yang mau makan?” tanyaku jengkel.

    “Ada!” kembali hanya jawaban yang kudengar dari kamar Irma.

    Aku mendekat ke kamar Irma dan ternyata pintunya sedikit terbuka. Saat aku menengok kedalam, kulihat para gadis dengan berbagai posisi tanpa pakaian. Kudorong pintunya agar lebih terbuka.

    “Apa yang kalian lakukan?”

    “Sedang menunggu Papa.” Rahma menjawab dan mendekat lalu menarik tanganku agar masuk.

    “Kami membiarkan Papa minggu kemarin, tapi akhir pekan ini Papa tak akan dapat lolos dengan mudah.”

    “Sudah Papa bilang. Mama kalian akan membunuhku!” tangkisku.

    “Tidak, aku tak akan melakukannya!” kudengar suara isteriku saat kulihat dia mengangkat kepalanya di antara paha Irma.

    “Gadis-gadis ini menginginkanmu! Bisa apa aku menolak mereka?”


    Rahma menarik tanganku ke tengah kamar. Baru kemudian aku sadar kalau dia tak mengenakan selembar benangpun. Kupandangi tubuhnya. Apa yang kusaksikan ini jauh lebih baik dari yang kubayangkan. Payudaranya besar tapi kencang dengan putingnya yang menunggu untuk segera dihisap.

    “Bisa apa aku menolak mereka?” pikirku saat aku rendahkan tubuhku dan mulai menghisap puting itu.

    Kurasakan puting Rahma membesar dalam mulutku, lalu kutaruh diantara gigiku dan mulai menggigitnya pelan. Saat aku sedang sibuk dengan itu kurasakan ada tangan yang menarik turun resletingku.

    Lalu tangan itu merogoh kedalam celana dalamku dan mengeluarkan penisku. Aku melihat ke bawah dan kudapati Ami sedang mengarahkan penisku ke mulutnya dan segera saja dihisapnya. Kutelusuri lekuk tubuh Irma dengan tanganku sampai pada vaginanya yang tak berambut, dan menyelipkan jariku padanya.

    Dapat kurasakan kehangatan dalam vaginanya dan basah saat jariki kutekankan masuk dengan pelan. Aku berusah untuk mendorongnya lebih dalam lagi, tapi terasa ada yang menahan gerakanku. Rahma memandangku..

    “Ya, Rahma masih perawan, dan jari Papa adalah benda pertama yang memasuki vagina Rahma. Rahma harap penis Papalah yang kedua.” aku membungkuk dan mencium Rahma, bibir kami seakan melebur bersama, sebuah ciuman yang sempurna.

    Sementara itu, Ami masih mengoralku. Usahanya jelas berdampak padaku. Aku melihat kebawah, kepalanya bergerak maju mundur pada batang penisku. Aku tak ingin mengeluarkan sperma pertamaku dalam mulut Ami sedangkan ada pilihan lainnya. Vagina perawan Rahma dihadapanku. Maka kukeluarkan penisku dari mulut Ami.

    “Kita dapat melanjutkannya nanti.” kataku padanya.

    Kudorong Rahma ke tempat tidur, menindihnya dengan lembut. Kucium dia lagi lalu ciumanku bergerak ke sekujur tubuh telanjangnya. Kujilati lehernya, dan kutinggalkan bekas disana agar dia mengingat kejadian indah ini nantinya.

    Kemudian aku bergerak ke dadanya, menghisapi putingnya. Ini mengakibatkan beberapa lenguhan keluar dari mulutnya. Saat kugigit lembut putingnya dan punggungnya terangkat sedikit keatas karena terkejut. Lalu turun ke perutnya hingga akhirnya bermuara pada vaginanya yang tak berambut.

    Kupandangi sejenak lalu kubenamkan hidungku pada celahnya. Aroma yang keluar dari vaginanya semakin membuatku mabuk. Saat kugantikan hidungku dengan lidah, akibatnya jadi jauh lebih baik lagi. Saat ujung lidahku merasakan untuk pertama kalinya hampir saja membuatku orgasme! Rahma telah basah dan siap untuk aksi selanjutnya. Penisku membesar dan keras hanya dengan membayangkan apa yang segera menantiku didepan wajahku ini.

    Ciumanku bergerak keatas dan berlabuh dalam lumatan bibirnya lagi seiring dengan kepala penisku yang menguak beranda keperawanannya.

    Rahma mengalungkan lengannya dileherku dan menjepit pinggangku dengan kakinya saat aku berusaha untuk memasukinya lebih dalam lagi. Dapat kurasakan kehangatan yang menyambut kepala penisku. Aku tak dapat menahannya lebih lama. Rahma sangat panas, basah dan rapat!

    Pelan namun pasti kutingkatkan tekananku pada vaginanya. Dapat kurasakan bibirnya melebar menyambutku, ke-basahannya mengundangku masuk. Kehangatan vaginanya membungkus kepala penisku saat aku menyeruak masuk.


    Aku terus menekan kedalam dengan pelan meskipun aku ingin segera melesakkannya kedalam dengan cepat seluruh batang penisku. Akhirnya dapat kurasakan dinding keperawanannya, batas akhirnya sebagai seorang gadis untuk menjadi seorang wanita seutuhnya. Kupandangi dia tepat di mata.

    “Sayang, ini akan sedikit sakit, tapi Papa janji sakitnya hanya sebentar saja.” kurasakan kakinya menjepit pinggangku lebih rapat saat aku merobek pertahanan akhirnya. Akhirnya jebol juga dinding itu.

    “Aargh! Gila! Sakit, Pa!” katanya dengan mata yang berkaca-kaca. Vaginanya mencengkeram batang penisku, ototnya bereaksi pada penyusup dan rasa sakit.

    “Tenang sayang, sakitnya akan segera hilang.” dan kuteruskan menekan ke dalam sampai akhirnya terbenam semua di dalamnya. Aku diam sejenak, membiarkannya untuk beradaptasi.

    “Gimana? Udah baikan?” tanyaku. Dia anggukkan kepalanya.

    “Aku hanya merasa penuh, rasanya aneh. Tapi juga terasa enak berbarengan.”

    Aku mulai menarik dengan pelan, hanya beberapa inchi, dan kemudian mendorongnya lagi dengan lembut. Aku khawatir menyakitinya, tapi dalam waktu yang sama aku tak ingin segera menembakkan spermaku. Aku ingin menikmati rasa vaginanya selama mungkin. Kurasa dia mulai dapat menikmatinya, kepalanya mendongak ke atas dan matanya terpejam.

    Kupercepat kocokanku, menariknya hampir keluar dan menekannya masuk kembali dengan pelan, menikmati rasa sempit vaginanya pada penisku. Rahma mulai memutar pinggulnya seiring hentakanku. Tempo dan nafsu kami semakin meningkat cepat. Kurendahkan tubuhku dan mencium lehernya dan bahunya. Amelp gerakan tubuh kami mengantarku semakin dekat pada batas akhir.

    “Ya Pa! Ya! Rasanya Rahma hampir sampai!”

    “Papa juga sayang!” Dan kulesakkan ke dalamnya untuk yang terakhir kali. Menekan berlawanan arah dengannya mencoba sedalam mungkin saat kuledakkan sperma semprotan demi semprotan kedalam vaginanya. Dapat kurasakan cairan kami bercampur dan meleleh keluar dari vaginanya menuju ke buah zakarku.

    Tubuh Rahma bergetar di bawahku, tangan dan kakinya mendorongku merapat padanya. Pelan kutarik dan kudorong lagi semakin dalam padanya saat persediaan spermaku akhirnya benar-benar kosong. Kutatap matanya lalu menciumnya.

    “Rahma, ini adalah seks terbaik yang pernah Papa dapatkan.” aku lupa kalau kami tak sendirian dikamar ini.

    “Aku dengar itu!” kata isteriku.

    “Kita akan lihat apa kita bisa mengubah anggapanmu itu!”

    Dengan para gadis-gadis itu dalam kamar ini, aku sadar ‘kesenanganku’ baru saja akan dimulai.

  • Foto Bugil cewek cantik Malena selfie ditemapat tidurnya

    Foto Bugil cewek cantik Malena selfie ditemapat tidurnya


    1838 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik Selfie Malena pamer tubuhnya yang indah dan memeknya yang tak berulu diatas tempat tidurnya. MarkasJudi

  • Kisah Memek Aku Kehilangan Keperawananku

    Kisah Memek Aku Kehilangan Keperawananku


    2086 views

    Duniabola99.com – Dia bercerita mengenai hilangnya keperawananya yang direnggut oleh papah tirinya. Mulai sejak peristiwa itu Siska papah tirinya merajut hubungan seks sedarah yang terlarang. Ingin tahu lanjutan ceritanya, Segera saja yuk baca serta simak baik baik narasi saat ini.


    Sebut saja Papah Teddy, dia yaitu papah tiri yang menikah dengan mamahku 5 bulan yang kemarin. Beliau berusia 43 th., mamah menikah kembali sesudah bapak kandung saya wafat. Menjanda sekitaran 2 th. mendadak dilamar oleh seseorang pria duda yang tuturnya dahulu rekan SMA. Bila saya bebas asal itu pria baik serta mamah bahagia.

    Mungkin saja mamah juga rasakan kesepian sesudah ditinggalkan bapak. Dari pada selalu berlarut dalam rasa sedih saya menginjinkan mamah untuk menikah kembali. Papah Teddy duda sangatlah lama sekitaran 5 th. dia menceraikan istrinya karna tidak dapat memberi keturunan. Serta pada akhirnya berjumpa mamahku rekan SMA yang waktu itu statusnya menjanda.

    Dia begitu menyayangi keluargaku, semuanya perlakuan itu memberikan bila dia memang sungguh-sungguh tulus menikah dengan mamahku yang telah beranak 2. Namaku Siska usiaku 17tahunaku barusan lulus SMA serta juga akan meneruskan ke perguruan tinggi. Hari-hariku sesudah lulus cuma dirumah saja sembari menanti pengumuman penerimaan mahasiswa baru.

    Saat banyak kumpul dengan papah tiri mamah serta adikku. Bila mamah kerja saya cuma berdua dengan papah. Papah tiri saya bekerja jadi pengawas paling pagi pergi cuma tidak hadir saja. Serta lalu pulang saya suka dengan papah tiriku yang humoris. Saya terasa dekat banget seperti bapak kandungku sendiri.


    Saya terlahir dari keluarga yang mempunyai kulit putih. Seperti gadis wanita yang tengah subu-suburnya tumbuh jadi remaja. Saya tumbuh subur tubuhku tinggi serta semoks, payudara yang umumnya seumuran saya tidak sebesar ini. Ukuran braku saja 36B begitu besar bila seusiaku. Ntah saya tumbuh begitu subur lain dengan remaja beda.

    Saya bila dirumah seringkali menggunakan baju mini seperti celana pendek di atas lutut tangtop bahkan juga daster yang sexy. Saya juga tidak mempunyai rasa sungkan dengan papah tiriku karna dia telah saya anggap seperti bapak sendiri. Kita telah umum bercandaan bareng saya deket banget sama papah. Apa saja saya senantiasa menceritakan.

    Saya begitu nyaman ada di samping papah. Mamah terlihat begitu bahagia saat saya dekat papah tiri. Sedang adikku dia kurang sukai dengan papah, dia belum juga dapat menukar tempat bapak di hatinya. Adikku cowok namanya Wildan, ya mungkin saja lain perasaan lelaki serta wanita. Lelaki relatif pendendam.

    Terlihat muka Wildan yang masih tetap berat banget terima papah Teddy jadi papah tiri kita. Tetapi saya percaya adikku dapat buka hatinya, karna beliau begitu penyayang serta baik hati. Saya serta papah Teddy seringkali bercandaan di ruangan tivi. Tiduran berdua terkadang menggelitik badanku serta saya tentu teriak-teriak karna tidak tahan di buat papah geli.


    Mamah cuma tersenyum lihat saya, sedang adikku berlaku sewot. Saat itu mamah masak di dapur saya sama papah di sofa bercakap umum. Saya menggunakan celana pendek di atas lutut paha mulusku saya biarlah terbuka lebar dihadapan papah. Kadang-kadang papah mengelus paha mulusku dengan lembut,
    “ Ihhhh… papah sukanya gitu deh, geli tauk pah…, ”
    “ Biarin saja, namun enak kan sayang, geli-geli nikmat, hha…, ” ucap papah.
    “ Tidak tuch, wek…. wek…, ” kataku sembari menghina papah.
    Sesudah bercakap saya masuk kamar tak tahu saya dapat kepikiran omongan papah selalu. “ geli-geli nikmat, ” hmmm memang bener sich saat papah belai paha saya rasa-rasanya geli bagaimana gitu. Saya baru sadar bila saya merasakan hal yang aneh dari belaian papah. Esok harinya mamah bangun pagi banget karna ingin ada meeting keluar kota serta pulang besok pagi.

    Saya ditinggalkan berdua dengan papah serta Wildan, tetapi adikku malas dirumah dia jadi bermalam tempat tinggal eyang. Yaudah deh saya berduaan sama papah saja. Papah nyatanya juga kerja saya dirumah bermalas-malasan sembari nonton tivi. Pas jam 9 saya masuk kamar danbergegas untuk mandi. Rasa-rasanya ingin yang seger gitu, saya mandi lama banget.
    Mandi keramas Luluran bersihkan badanku sembari bernyanyi tidak kerasa telah 1 jam saya bercumbu dengan air. Saya keluar kamar mandi papah telah di ruangan tivi,
    “ Hay anakku jam segini baru mandi ya..?, ”
    “ Iya pah males mandi ni barusan ingin yang seger-seger saya mandi keramas luluran rasa-rasanya fresh banget.., ” ucapku sembari membenarkan handuk yang menutupi sebaguian badanku.

    Saya tidak sadar bila saya 1/2 bugil dimuka mata papah. Saya masuk ke kamar tetapi saya lupa mengunci kamarku. Saya bila habis mandi rutinitas masih tetap handukan berrias diri dimuka kaca kamarku. Mendadak papah masuk kedalam kamarku, saya terperanjat,
    “ Hoooo papah main masuk saja sich.., ”
    “ Saya ingin nemenin anakku yang tengah bersolek.., ”
    “ ahhh papah keluar dahulu dong Siska kan Hanya gunakan handuk saja, saya ingin ganti baju dahulu pah.., ”
    “ Saya kan papah anda jadi lumrah dong temanimu bahkan juga lihat kesemokan badanmu sayang…, ”

    Papah mendekati saya dengan perlahan-lahan lalu saya dipeluk dari belakang. Terlihat tanganku memegang lipatan handuk yang kendor itu. Pelukan papah hangat banget, terlihat dari kaca papah memeluk sembari pejamkan mata. Memegang tanganku yang ada dimuka payudaraku begitu erat. Payudaraku yang semoks merasa naik keatas serta makin tampak,


    “ Iihhhhpapah…, ”
    Papah menidurkan saya di ranjang dengan mesra papah mengecup bibirku. Saya juga menyikapi ciuman itu lidah papah saya tarik dengan mulutku demikian sebaliknya papah. Seolah birahiku begitu terganggu menginginkan selalu memberi tanggapan pada sentuhan papah. Leherku dibelai begitu lembut sampai saya geli gairah-gairah birahi seolah keluar dengan mendadak,
    “ Aaaahhhhhh… papahhh geli Pah… Aaaaahhhhh….., ”
    Bibirnya masih tetap mengulum bibirku yang merah itu tangannya makin turun kebawah ke payudaraku. Remasan lembut itu mulai membuatku tidak berdaya.

    Handuk putih yang menutupi badanku telah tebuka lebar dihadapan papah. Payudara yang montok serta fresh itu telah siap untuk di mangsa papah dengan penuh gairah seks,
    “ Paahhh janganlah paahhh kelak mamah……….., ”
    Belum juga usai saya bicara papah telah membungkam bibirku dengan mnegulum kembali. Getar-getar nafsu telah merasuki papah kita telah terikut situasi tanpa ada pikirkan status dalam keluarga. Papah ada di atas menindih badanku berwajah bertatapan dengan wajahku. Tatapan papah tajam serta penuh gairah.

    Demikian halnya saya cuma terdiam rasakan tangan papah yang selalu buat saya horny,
    “ Oughhh… harum sekali badanmu sayang…, ”
    Pandangannya menghadap ke payudaraku yang montok itu. Selalu memandang dengan beringas, putting payudaraku yang merah itu di kulum papah,
    “ Ssshhhh… Aghhhhhhh… Oughhhh… pahhh…. Eughhhh…., ” lenguhku terikut dalam nafsu seks.
    Tidak henti-hentinya papah mengulum putingku dengan bertukaran. Kanan kiri dia nikmati, kadang-kadang dia terasa gemas dengan payudaraku puttingnya ditarik dengan bibir.

    Enaknya mengagumkan,
    “ Sssssssss…. Eughhhhhhhhh…. Pahhh… Oughhh….., ” lenguhku.
    Badanku bergetar waktu papah selalu menggairahkan saya badanku bergerak rasakan kesenangan itu. remasan payudaran putingku diputar-putar dengan jarinya. Terlebih di kulum saya tidak kuasa serta selalu mendesah manja,
    “ Aghhh… Aghhh… Aghhhh… Oughhhh…. Pahhhhhh…, ”
    Selalu turun kebawah bibir papah hingga juga di pusarku. Memekku yang merekah itu telah terbuka lebar. Papah kembali menciumi selakanganku dengan bertukaran. Birahiku mencapai puncak sampai saya keluarkan cairan dari memekku. Tangannya perlahan-lahan membelai memekku dari atas ke bawah. Memekku yang belum juga berbulu itu tampak siap diterkam papah.


    Jarinya menyusuri lipatan memekku, sampai temukan klitorisku. Dia mengulum klitorisku dengan begitu syahdu. Sumpah enaknya telah tidak tertahankan,
    “ Aghhhh… pahhh… Oughhhhh… Aghhhhhhhhhhhhhh……., ” desah liarku sembari tangannku memegang kepala papah supaya selalu menciumi memekku.
    Papah mendadak berdiri saya lihat penis papah tegak serta kencang. Dia mengarahkan penisnya ke mulutku. Dia memohon supaya saya mengulum penisnya, saya pegang erat penisnya dengan ke-2 tanganku.

    Saya coba mengocok penis papah, seolah telah memiliki pengalaman saya mahir memainkan penis papah,
    “ Ya Sis kerjakan sesuai sama itu, enak sis enak banget, Oughhhhh……, ” desah papah.
    Kadang-kadang saya hisap serta saya kecup ujung penisnya. Lidahku berputar-putar menyusuri penis papah tidak henti-hentinya saya mengocok penis papah.

    Kembali papah melepas penisnya serta dia mencium bibirku. Penisnya bersentuhan dengan memekku rasa-rasanya geli nikmat. Saya makin memeluk papah dengan begitu erat. Penis papah gede banget dia gesek-gesekkan di memekku,
    “ Oughhhhhhh… Pahhhh… Ssssssss… Aghhhhh…., ”
    Desahan selalu keluar dari bibirku karna kesenangan itu buat saya tidak kuasa. Papah buka ke-2 kakiku dengan lebar. Terlihat saya mengangkang lebar, memekku telah siap di nikmati papah. Dia mengecup lubang memekku dengan lembut. Cairan itu kembali keluar meleleh dari lubang memekku, tampak papah menggesekkan penisnya di lubangku.

    Diputar-putar begitu nikmat, itu pertanda penis papah tengah bersiap berpetualang didalam memek perawanku. Pantat papah seolah memberi desakan supaya penis itu masuk kedalam memekku. Perlahan-lahan dia memasukkan penisnya,
    “ Sssssss… sakitt pah … Aowww…. Sakit… Eughhh…., ”
    Dia menganyunkan penisnya dengan perlahan-lahan serta masuklah penis itu. Ujung penis menancap di memekku merasa sakit serta nikmat jadi satu. Papah menghimpit maju mundur sampai penisnya masuk kedalam memekku,
    “ Blesssssssssssssssssssss, ”
    “ Aowwwwwwwwwwwwwww…. Oughhhhhhhhhhh…. Sssssshhhhhhh…. Sakit pah.. Aghhhh…, ”
    Keluarlah lendir kawin bercampur darah dari memekku, itu tandanya keperawananku telah di renggut oleh papah. Saya memeluk papah dengan erat, birahi papah begitu tinggi. Kadang-kadang payudaraku diremas putingnya dikulum dimainkan supaya kita keduanya sama mencapai puncak,
    “ Tahan dahulu sakitnya ya sayang, entar juga enak lama-lama kog… Oughhh…, ”
    “ Ughhhh… bebrapa perlahan pah, sakit, Aghhh… Eughhh…, ” ucapku masih tetap kesakitan.
    Penis paah yang selalu keluar masuk itu buat saya rasakan sakit bercampur kesenangan yang tidak terkira. Baru pertama kalinya saya lakukan hubungan seks, jadi waktu itu saya terasa tidak kuat serta waktu itu saya telah orgasme untuk yang ke-3 kalinya.


    Lututku merasa lemas tidak bertulang rasakan kesenangan. Pantat papah selalu memberi desakan agar penis masuk mentok kedalam. Mempompa penisnya dengan penuh kegairahan. Selalu serta selalu penis papah berkelana didalam lubang memekku. Kadang-kadang menggoyangkan penisnya, oohhhh merasa begitu nikmat banget.

    Akal sehaku telah hilang, saya tidak teringat sekali lagi jiak yang terkait seks yaitu papah tiriku. Dibawah alam sadarku saya nikmati persenggamaan itu, papah yang begitu bernafsu padaku dia selalu menciumi serta menggoyang-goyangkan penisnya pada vaginaku,
    “ Oughhh… memek kmu enak sekali sayang, rasa-rasanya penis papah seperti terjepit kuat… Oughhhh…, ” ucap papah sambil selalu menggenjot memekku.

    “ Ughhhh.. Iya pah, Ssssss… genjot selalu pah memek saya, enak sekali pah… Aghhhh…, ” desahku nikmat tanda kalau saya telah melupakan kesakitan saat diperawni barusan.
    Desahan yang tanpa ada henti buat papah makin bergairah. Sekian saya cuma terpejam serta pasrah rasakan kesenangan yang baru pertama kalinya saya rasakan ini.

    Papah dengan antusianya selalu menggenjot memekku dengan penuh nafsu seks. Dengan style seks saya diabawah dengan paha terbuka lebar, bapak selalu menusuk memekku dengan semangatnya.
    Tidak merasa persetubuhan kami telah berjalan cukup lama, dari fourplay hingga ML telah ada 1/2 jam. Papah ebnar-benar perkasa dalam terkait seks, penisnya yang besar panjang serta berorotot itu selalu menghujat memekku dengan dahsyatnya,
    “ Sayang… Ssssshhhh… papah ingin keluar sayang.. Oughhh…Ssshhh…, ” ucap papahku penuh nafsu seks.


    Ditengah persetubuhan kami bapak bicara sesuai sama itu, kurang lebih 10 tusukan dia ayunkan pada memekku, mendadak papah mencabut penisnya serta mengarahkan penisnya keatas perutku sambil dikocokdenagn tanganya sendiri,
    “ Ccccrrrroooootttt…. Ccccrrrooootttt….. Ccccrrrrooootttt….., ”
    “ Oughhhhhhhhhhhhhhh… enak sayang… Aghhhhhhhhhhhhhh…, ” ucap papah bersamaan keluarnya spermanya di atas perutku.

    Sperma papah keluar dengan derasnya fiatas perutku, rasnya hangat sekali karna perutku tersiram sperma yang kental serta banyak itu. Cairan itu berwarna putih kental seperti ingus, saya lihat cairan itu putih serta begitu kental. Papah juga terasa lega,
    “ Aghhhhhh… papah senang sekali sayang bercinta dengan anda, terima kasih ya sayang, ” ucap papah dengan rasa yang begitu senang.

    Papah memelukku dengan erat serta dia katakan begitu menyanyangi saya. Papah serta saya keduanya sama terasa senang waktu itu sesudah terkait seks. Sebnarnya saya sedikit menyesal karna keperawananku sudah direnggut bapak tiriku, tetapi bila nasi telah jadi bubur saya dapat apa. Yasudahlah biarlah saja air mengalir ikuti arusnya.


    Singkat narasi mulai sejak peristiwa itu setiap saat mamah ke luar kota kita sama-sama melepas gairah seks dengan setiap saat ada peluang. Saya serta papah merajut hubungan terlarang di dalam rumahku sendiri, mamah tidak sempat ketahui perbuatan kami sampai saat ini. Tak tahu hingga kapan ini kan berlangsung, menginginkan menyudahi tetapi batin begitu berat bila mesti kehilangan kesenangan seks. Usai.

  • Foto Ngentot Rambut coklat dalam rok pendek yang seksi dan sepatu hak tinggi

    Foto Ngentot Rambut coklat dalam rok pendek yang seksi dan sepatu hak tinggi


    1736 views

    Duniabola99.com – foto chef mengencingi hingga basah cewek cantik pakai rok mini dan juga high hils.

  • Hentai004

    Hentai004


    1768 views

  • Video Bokep Eropa 3 balerina prima dientot 1 kontol gede

    Video Bokep Eropa 3 balerina prima dientot 1 kontol gede


    2227 views

  • Kisah Memek Tentang Wedding Service

    Kisah Memek Tentang Wedding Service


    2361 views

    Duniabola99.com – Waktu itu teman saya mengajak saya menjadi panitia pernikahan salah satu sepupunya disalah satu gedung pertemuan di daerah Tebet. Ketika aku sedang mengambil makanan handphone-ku bergetar.


    “Hallo..”

    “Hallo Ovi.. Apa kabar? Koq kalau makan nggak ngajak ngajak aku sih.”

    “Eehh.. Mbak Amy. Apa kabar?”

    “Aku baik. Kamu?”

    “Baik.. Mbak dimana sih? Koq tahu aku lagi mau makan?”

    “Ada di belakang kamu.”

    Aku menoleh dan Mbak Amy melambaikan tangan. Mbak Amy memakai kebaya dan rambutnya yang sebahu dibiarkan tergerai dengan model shaggy.

    “Apa kabar Mbak.?” sambil mencium pipinya.

    “Aku baik Vi, kamu ngapain disini?” Mbak Amy menggandeng tanganku dan menarik aku kesudut ruangan.

    “Sepupu teman kawin, terus aku dimintain tolong jadi panitia. Mbak Amy ngapain disini? sendirian?”

    “Undangannya buat suamiku tapi dia lagi ke luar negeri, jadi aku wakilin dia deh. Aku nggak sendirian, kan ada kamu,” sambil tersenyum manis dan menyalakan rokoknya.

    “Yee. Naik apa Mbak?”

    “Naik mobil dong, masa naik becak.”

    “He.. he.. aku juga tahu kalau itu.”

    “Kamu pulang sama siapa Vi?”

    “Aku pulang sendiri aja, habis makan aku ganti baju terus pulang kali. Capek banget dari siang aku sudah disini.”

    “Kamu balik bareng aku aja ya Vi. Nanti kalau sudah selesai ganti baju, aku tunggu di mobil ya.”

    Aku mengangguk lalu berganti baju memakai celana pendek, t-shirt dan sepatu kets sementara celana panjang dan lainnya aku letakkan di ranselku. Aku menuju tempat parkir dan masuk ke mobil Mbak Amy. Aku duduk di sebelah kiri, Mbak Amy mengemudikan mobilnya keluar dari gedung. Mbak Amy mengemudikan mobil menuju ke arah rumahnya di bilangan Permata Hijau, dan memasukkan mobilnya langsung ke dalam garasi rumahnya.

    “Katanya mau anterin aku pulang, kok aku diculik ke sini sih?”

    “Kamu temanin aku ya malem ini, aku bete nih sendirian di rumah”

    “Terserah Mbak aja deh.”

    “Nah gitu dong, masuk yuk Vi.”

    Mbak Amy mengajak aku masuk dan mempersilahkan duduk diruang keluarga. Di ruang itu terdapat sofa besar dan TV berukuran besar lengkap dengan sound systemnya. Mbak Amy memanggil Bi Inah pembantunya dan menyuruhnya untuk membuatkan minum. Aku memang sudah mengenal semua anggota rumah Mbak Amy termasuk supir dan pembantunya, karena mantan pacarku dulu pernah bekerja menjadi asisten pribadi Mbak Amy.


    “Makasih ya Bi, apa kabar?”

    “Baik Den Ovi, silahkan minum lho.”

    “Minum gih, aku ganti baju dulu ya vi.”

    “Oke Mbak.”

    Aku menyalakan TV dan menonton film sex and the city di Trans TV, Mbak Amy menganti bajunya dengan celana pendek dan kaos lengan dan rambutnya diikat pony tail. Mbak Amy duduk disebelahku dan menyalakan rokok. Aku terus memperhatikan Mbak Amy.

    “Kenapa sih kamu koq lihatin aku terus?”

    “Mbak cakep sih.”

    “Ngerayu nih atau ngeledek?” sambil mencubit pahaku.

    “He.. he.. he.. Dua duanya donk.” sambil kupeluk pundaknya.

    Mbak Amy menggeser posisi duduknya sehingga tubuhnya bersandar di tubuhku sementara tanganku memeluk pinggangnya dari belakang. Sesekali aku meraba payudaranya dan mencium lehernya. Aku terus mencium leher dan telinganya.

    “Sss.. Mmm.. Vi.. Mmm.. Mph.. Mph..” sambil aku terus meraba dan meremas payudaranya.

    Mbak Amy mematikan rokok lalu memutar tubuhnya dan aku mencium Bibirnya. Aku dan Mbak Amy berciuman dan saling memainkan lidah. Mbak Amy mulai mengelus penisku dan memasukkan tangannya ke dalam celanaku. Aku membuka bajunya dan meremas remas payudaranya.

    “Ouh.. Vi.. Remes tetekku say.. Remes sayang.. Ovi buka celana kamu dong.” sambil tangannya mengocok dan mengelus batang penisku.

    “Mmmpphh.. Ssshh.. Ouh.. Ouh.. Mbak aja deh yang buka.”

    Mbak Amy kemudian menarik turun celana pendek dan celana dalamku, Mbak Amy menunduk dan menjilati serta menghisap batang penisku yang sudah tegang.

    “Aahh.. Mbak.. Isep penisku Mbak.. Ssshh.. Ouh enak banget.. Ouh mmpphh.. Mmpphh.. Yes.. Ouh.. Uh. Aahh..”

    Mbak Amy terus menjilati batang penisku dan memainkan lidahnya diseluruh batang penisku juga urat dibalik kepala penisku. Aku membuka baju serta BH dan menarik turun celananya berikut celana dalamnya. Aku meraba vaginanya dan menusukan jariku ke dalam vaginanya.

    “Oouuhh.. Vi.. Yes.. terus say. terus. Ouh ouh.. Yess. Yess. Fuck me.. Fuck me.. Cepet say.. Gerakin jari kamu yang cepet.. Yes.. Ouh. Ouh.. Yeess..”

    Aku semakin cepat mengocok dan memainkan jariku didalam vaginanya, tak lama kemudian tanganku terasa basah dan vagina Mbak Amy terasa menjepit dan tangannya mencengkeram pahaku serta Mbak Amy mencium dan menggigit Bibirku.


    “Mmmpphh.. Mmpphh.. Yyyeess.. Aku keluar sayangg.. Yyeess” Mbak Amy setengah menjerit tertahan.

    Mbak Amy melanjutkan aksi mulutnya di penisku yang sempat tertunda sebentar, tangannya terus mengocok dan memijat naik turun batang penisku.

    “Aaahh.. Mbaakk.. Euh euh.. Yess.. Euh.. Ahh.. Aku mau keluar..” tubuhku menegang dan air maniku tumpah didalam mulut Mbak Amy dan belepotan di tangannya, Mbak Amy terus menjilati dan menghisap sisa sisa air maniku yang masih menetes dari penisku. Aku memeluk Mbak Amy dan mencium Bibirnya lalu kurebahkan Mbak Amy diatas sofa langsung saja aku menjilati vaginanya dan menghisap klitorisnya.

    “Oouuhh.. Vi. Yes.. Jilat terus say.. Jilat vaginaku. Aahh. Ouh ouh.. Yes. Masukin vi.. Masukin sayang.. Aku sudah nggak tahan nih..”

    Mbak Amy memintaku untuk duduk di sofa, Mbak Amy membuka kakiku dan menjilati batang penisku hingga basah dengan air liurnya. Setelah beberapa saat, Mbak Amy mengangkangi pinggangku dan menuntun masuk penisku menuju vaginanya. Penisku perlahan tapi pasti hilang ditelan vagina Mbak Amy, Mbak Amy menaik turunkan tubuhnya dan sesekali memutar pantatnya dan aku menghisap, meremas remas kedua payudaranya.

    “Ouuhh.. Vi.. Enak banget sayang.. Yess.. Yess.. Vi.. Dorong sayang.. Dorong yang kenceng..” desah Mbak Amy setengah menjerit tertahan sewaktu aku mengocok penisku di vaginanya dengan cepat dan keras. Mbak Amy terus memompa tubuhnya naik turun dan sesekali memutar pantatnya, payudaranya bergoyang tak menentu, tubuhnya bertumpu pada tangannya yang mencengkeram pahaku. Rambutnya yang panjang sesekali menggelitik dadaku pada saat Mbak Amy menundukkan kepala dan menggelitik pahaku waktu Mbak Amy menengadahkan kepalanya kebelakang. Aku menggendong Mbak Amy dan merebahkannya diatas karpet dan kupompa tubuhnya dengan cepat.

    “Ouhh.. Vii.. Yes yes.. Ouh.. Mmpphh.. Mmpphh.. Yess.. Kenceng sayang yang kenceng say.. Aku sudah mau.. Keluarr..” Mbak Amy mendesah panjang, tubuhnya menegang dan bergetar dan penisku terasa dibasahi oleh cairan kehangatan Mbak Amy. Hal ini membuatku semakin terangsang dan terus memompa tubuh Mbak Amy. Setelah beberapa lama aku berdiri dan menarik Mbak Amy agar berlutut, kukocok penisku dihadapannya sementara Mbak Amy memegang pahaku dan sesekali menjilati terkadang menghisap kepala penisku.

    Aku terus mengocok di hadapan wajahnya dan tanpa sengaja aku melihat pintu dapur yang sedikit terbuka dan tampak Bi Inah sedang berdiri dibalik pintu mengintip perbuatanku dengan majikannya. Aku terus mengocok dan memasukan penisku ke mulut Mbak Amy minta dijilat atau dihisap.

    “Ouuhh.. Mbaakk.. Yes.. terus Mbak.. Isep terus.. Yess.. Ouh.. Bentar lagi Mbak.. Bentar lagi.. Aku mauu.. ahh..” desahku panjang bersamaan dengan keluarnya airmaniku dan mengenai wajah Mbak Amy serta sebagian menetes ke payudaranya. Mbak Amy menjilat dan menghisap sisa sisa air maniku. Aku dan Mbak Amy berciuman. Kami berdua membereskan pakaian yang berantakan di ruang TV dan menuju kamar. Aku langsung tertidur sambil memeluk Mbak Amy. Esok harinya Mbak Amy membangunkan aku dan berpesan agar aku jangan pulang dulu sebelum Mbak Amy pulang.

    “Jangan pulang dulu ya Vi, sebelum aku dateng.”

    “Memang Mbak mau kemana?”

    “Aku mau ke bank dulu terus mau studio dulu ada yang mau aku urus, kalau mau sarapan minta siapin Bi Inah aja ya.”

    Mbak Amy mencium Bibirku dan pergi meninggalkan kamar. Terdengar suara Mbak Amy meminta Bi Inah agar menyiapkan sarapan buatku. Tak lama kemudian terdengar suara mobil Mbak Amy meninggalkan rumah.


    Aku bangun dan berjalan keluar kamar dan mencari Bi Inah dan ternyata Bi Inah sedang mandi. Kamar mandi Bi Inah terletak di belakang rumah dan diatasnya terdapat lubang angin yang cukup besar. Aku mengambil kursi dan mengintip Bi Inah yang sedang mandi. Bi Inah umurnya hampir sama dengan Mbak Amy sekitar 39 tahun. Tubuh Bi Inah lebih kurus dibanding dengan majikannya tingginya sekitar 165cm, kulitnya sawo matang, wajahnya biasa tapi manis tipikal orang Jawa Tengah. Aku mengintip melalui lubang angin diatas pintu tampak Bi Inah sedang menyabuni tubuhnya dan meremas remas payudaranya yang berukuran 34 secara bergantian, tampak bulu bulu lebat di vaginanya. Penisku kembali tegang melihat pemandangan itu. Ketika Bi Inah mengambil handuk, aku langsung buru buru masuk ke dalam rumah dan duduk menonton acara TV. Tak lama kemudian Bi Inah masuk dengan rok terusan panjang semata kaki berwarna biru muda memetakan bentuk tubuhnya dan rambutnya yang panjang sebatas pinggang dibiarkan tergerai lepas.

    “Eh Den Ovi sudah bangun, mau sarapan Den?”

    “Mau dong.. Laper nih, masak apa Bi? Habis mandi ya Bi Inah?” Bi Inah mengangguk, aku berdiri menuju meja makan, sementara penisku yang berdiri tegang tampak jelas tercetak dibalik celana pendekku karena aku memang sengaja tidak mengenakan celana dalam.

    “Bibi masak nasi goreng sama telor ceplok setengah mateng nih.”

    Aku sengaja berdiri disamping Bi Inah dan melihat makanan apa yang disediakan olehnya sehingga tanpa sengaja penisku menyenggol pinggulnya. Bi Inah hanya diam dan tak bereaksi lalu kusengaja kugesekan penisku di pinggulnya terdengar nafasnya mulai tak beraturan. Lalu aku duduk dan mulai makan. Tak lama kemudian Bi Inah datang membawa minuman.

    “Ini minumnya, sama tadi ibu suruh Bibi untuk kasih vitamin ini.” sambil memberikan vitaminnya kepadaku.

    “Makasih ya, Bi Inah nanti pijitin aku ya, pegel nih badanku.”

    “Baik Den, nanti kalau sudah selesai makan panggil Bibi aja ya.”

    “Ehh.. Bibi nggak usah kemana mana, temanin aku ngobrol aja disini, kan nggak enak makan sendirian.”

    Aku dan Bi Inah banyak mengobrol, Bi Inah bercerita bahwa suaminya bekerja di perkebunan daerah Sumatra dan pulang hanya dua tahun sekali.

    Selesai makan Bi Inah membereskan meja makan dan sekalian membersihkan ruangan. Aku menyalakan TV dan memutar film yang ada di rak dvd yang ada disamping TV. Film yang aku putar tergolong kategori X2 sehingga banyak menampilkan adegan adegan panas yang tidak terlalu vulgar seperti dalam film kategori X3. Aku menonton film sambil berbaring disofa dan penisku yang tegang akibat melihat adegan panas di film mencetak bentuk penisku di celana bicycle pants yang aku pakai. Bi Inah membersihkan karpet diruangan itu sambil sesekali melihat adegan di film dan melirik ke arah penisku. Setelah selesai membersihkan rumah, Bi Inah menanyakan apakah aku jadi dipijat atau tidak. Aku mengangguk mengiyakan.

    “Bentar ya Den Ovi, Bibi mau cuci tangan dulu ama ambil cream pijitnya ibu.”

    “Ya Bi.. Disini aja sambil nonton TV.”

    “Ya Den, disofa saja, Ibu juga kalau dipijit suka disofa koq.”

    Bi Inah masuk kekamar Mbak Amy dan mengambil sebotol cream juga selembar sprei untuk melapisi kain sofa dan selembar handuk. Aku membuka bajuku dan Bi Inah mulai memijat punggungku, setelah selesai memijat punggungku Bi Inah mulai memijat kakiku.

    “Den Ovi celana pendeknya dibuka aja ya, biar nggak kena cream, soalnya kalau kena cream, susah hilangnya kalau dicuci.”

    “Nggak ah. Malu kan.”


    “Ndak pa pa koq, kan nanti ditutupin pake handuk.”

    “Iya deh.” sambil melepas celana pendekku dan mengenakan handuk yang diberikan oleh Bi Inah, lalu aku langsung kembali tengkurap di sofa.

    Bi Inah mulai memijat telapak kedua kakiku. Setelah telapak kaki dan betisku Bi Inah mulai memijat paha kananku dan sesekali jari jarinya menyerempet buah zakarku, selesai dengan yang kanan Bi Inah mulai memijat paha sebelah kiri.

    “Balik badan dong Den ovi, sekarang dadanya Bibi pijitin ya.”

    Aku membalikkan tubuh terlentang, handuk di pinggangku sedikit terbuka. Bi Inah menggeser tanganku diatas pangkuannya agar dia lebih leluasa memijat dadaku. Bi Inah memijat dadaku sementara aku mengelus elus punggung Bi Inah dan Bi Inah tidak bereaksi hanya tersenyum manis.

    “Bi.. Kakiku pijit lagi ya, masih pegel nih.”

    “Sebentar ya Den ovi, dikit lagi nih tinggal perutnya.” sambil memijat perutku sesekali tangannya menyenggol penisku yang sudah tegang dari tadi.

    Selesai memijat perutku Bi Inah mulai memijat pahaku lagi dan kubiarkan handukku terbuka sehingga memperlihatkan penisku yang sudah tegang. Aku pura pura tidur, kuintip Bi Inah yang sesekali melihat penisku. Selesai dengan kakiku Bi Inah menarik tangan kiriku untuk dipijat, waktu Bi Inah memijat tanganku posisi telapakku persis di depan payudaranya dan dengan sengaja kugerakkan tanganku sehingga menyenggol payudaranya. Demikian juga pada saat Bi Inah memijat tangan kananku.

    Kuberanikan meraba payudaranya dan mengelusnya dari luar pakaiannya.

    “Den Ovi, jangan dong.” setengah menolak tapi tidak berusaha menyingkirkan tanganku dari payudaranya. Aku terus memberanikan diri meremas remas kedua payudaranya.

    “Ssshh.. Den Oovvii.. Mmm..” dia mendesah, aku duduk dan menarik tangannya ke arah penisku. Bi Inah hanya meremas remas penisku.

    “Bi Inah, jangan diremes gitu dong kan sakit.”

    “Maaf Den, abis Bibi gemes sih.” Bi Inah merubah remasan tangannya menjadi kocokan yang lembut di batang penisku. Aku mencium Bibirnya dan Bi Inah membalas ciumanku, aku mulai meraba pahanya dan mengangkat roknya.

    “Ouuhh.. Denn Ovii.. Mmm.. Sss..” desahnya pelan.

    Aku meraba celana dalamnya yang sudah basah karena sudah terangsang dan kuselipkan jariku ke dalamnya. Kumasukan jariku ke dalam vaginanya dan kukocok vaginanya dengan jariku. Aku merebahkan Bi Inah disofa, aku berlutut disampingnya sambil meremas remas payudaranya dan berciuman dengannya.

    “Euh.. Euh Den.. Den ovi.. Bibi mau pipis Den.. Ah.. Den Ovii.. Ahh..” desahnya panjang, vaginanya terasa berdenyut dan kakinya menegang serta tangannya memegang erat tubuhku.

    “Bi Inah lega?” tanyaku sambil terus memainkan jariku didalam vaginanya sementara tangan Bi Inah kembali mengelus dan mengocok batang penisku. Kusodorkan penisku ke arah mulutnya.


    “Isep Bi, jilat penisku.. Ouh.. Yes.. Euh.. Euh..” desahku ketika Bi Inah mulai memasukan batang penisku ke dalam mulutnya dan lidahnya menjilati batangnya.

    “Den ovi gede amat sih penisnya, bibi sudah lama nggak ngerasain ini.” sambil kembali menghisap dan menjilati batang penisku. Bi Inah menghisap sambil mengocok penisku dengan tangannya.

    “Ouh.. Bi Inah.. terus Bi.. Ahh. Enak Bi.. Lagi Bi Inah.. Isep.. Kocok Bi.. Enakk.. Ahh”

    Desahku menikmati hisapan, permainan lidah serta tangannya di batang penisku. Kepalanya bergoyang tak beraturan kekiri kekanan, rambutnya yang panjang bergoyang tak beraturan.

    “Ouh.. Bi Inahh.. terus Bi.. Enak Bi.. Aaahh..” desahku panjang dan muncratlah air maniku didalam mulut Bi Inah. Bi Inah membuka mulutnya sehingga air maniku bertumpahan diatas kain penutup sofa.

    “Den Ovi koq enggak ngomong sih kalau mau keluar, jadi ketelen sedikit deh pejunya.”

    “Maaf Bi, aku nggak sengaja, habis Bi Inah enak sih ngisep penisku.”

    Bi Inah mengambil tissue diatas meja dan membersihkan sisa air maniku. Aku mencium bibir Bi Inah dan membuka rok terusan yang dipakainya dan selanjutnya BH dan celana dalamnya. Bi Inah sudah telanjang dihadapanku. Payudaranya masih kencang dan putingnya berwarna coklat tua menantang untuk dihisap. Bi Inah duduk disampingku dan mulai mengocok penisku, kuremas remas payudaranya dan kuhisap putingnya, Bi Inah mendesah tak karuan sementara tangannya terus mengocok penisku yang sudah tegang kembali. Kutarik kepala Bi Inah agar menghisap lagi penisku, setelah Bi Inah membuat basah penisku kurebahkan Bi Inah diatas karpet lalu kurentangkan kedua kakinya dan kugesekan penisku di vaginanya sambil kumainkan klitorisnya dengan ibu jariku.

    “Uuuhh.. Den Ovii.. Masukin penisnya.. Masukin Den.. Bibi sudah nggak tahan nih..” desahnya dan tangannya mencoba menarik penisku agar dimasukkan ke dalam vaginanya tapi tidak kubiarkan dia memegang penisku. Kubiarkan dirinya memohon dan memintaku agar segera memasukan penisku ke liang kehangatannya.

    “Den.. Masukin dong.. Ooohh.. Masukin ke vaginaku dong.. Jangan digesek terus.. Den Ovii..” Bi Inah setengah berteriak ketika aku mendorong masuk penisku dengan tiba tiba. Aku terus mengocok vaginanya dengan penisku, setelah beberapa lama.

    “Ohh.. Denn.. Aahh.. terus Den.. Bibi mau dapet lagi.. Iyaa.. Ohh.. Den kocok yang keras.. Bibi mau dapet lagi.. Ahh.. Aahh.. Bibi dapet Den.. ahh..” desah Bi Inah dan vaginanya terasa lebih basah karena cairan kenikmatannya membanjiri vaginanya. Aku terus menggenjot tubuhnya lalu kuputar tubuhnya sehingga posisi tubuh Bi Inah tengkurap dan aku menindih tubuhnya dari belakang.


    “Den ovi.. Ouh ouh.. Enak Den.. Enakk.. Euh euh.. terus Den.. Den ovi.. Mpphh.. Den ovvii.. Bibi mau dapet lagi.. ahh..” Bi Inah mendesah panjang dan terasa vaginanya berdenyut kencang. Hal ini membuat penisku terasa lebih dijepit, aku terus memompa vagina Bi Inah.

    “Ouh.. Ouh Den.. terus Den.. Enak banget.. Dorong Den.. Yang dalem Den.. Ouh.. Denn”

    “Ouh Bi Inah.. Aku mau keluar Bi.. Mau keluar..”

    “Bareng Den.. Den Ovi.. Bareng Den.. Bibi juga sudah mau lagi..”

    “Iya Bi.. Kita keluar bareng ya.. Bi Innaahh.. Aahh.. Ouhh.. Ouhh..”

    “Tahan Bi.. Bi Inah tahan.. Bentar lagi Bi.. Aku sudah mau keluar..” aku terus memompa tubuhnya sementara Bi Inah mencengkeram kaki meja dengan kencang dan kepala bergoyang tak beraturan.

    “Den Ovi.. Bibi sudah nggak kuat.. ahh.. Ayo Den.. keluar bareng Den Ovi..”

    “Bi aku mau keluar.. Sekarang Bi..”

    “Ouh Den.. Enak Den.. Bibi enak Den.. Keluarin Den.. Keluarin pejunya di vagina bibi Den.. Ouh.. Anget Den.. Peju Den ovi anget.. Jangan dicabut dulu Den penisnya.. Ouh ouh.. Den ovii.. Enak Den..”

    Lalu kucabut penisku dan dilapnya penisku oleh Bi Inah. Bi Inah mencium penisku dan menghisapnya sebentar dan membiarkanku istirahat.

    “Makasih ya Bi Inah, vagina bibi enak banget.”

    “Sama Ibu enak mana?” aku hanya tersenyum.

    “Sama enaknya koq Bi.. Tadi malam Bibi ngintip ya?”

    “Lho koq Den ovi tahu?” wajahnya menunjukan keterkejutannya.

    “Aku liat koq Bi Inah ngintip dari pintu dapur.”

    “iya Den.. Maaf ya.. Abis tadi malem bibi nggak bisa tidur.. Pas mau nonton TV, eh liat Den Ovi lagi diisepin ama Ibu.”

    “Jadi bibi lama dong ngintip aku ama ibu lagi ‘main’?”

    “Iya.. Makanya bibi jadi nafsu banget tadi malem, apalagi waktu Den Ovi ngocok depan muka ibu..”

    Bi Inah memakaikan celanaku dan membereskan pakaiannya lalu dia berjalan ke belakang. Terdengar suara air dibelakang, rupanya Bi Inah sedang membersihkan badan. Aku segera mandi dan berganti pakaian. Selesai mandi Bi Inah sudah mengenakan pakaiannya kembali, rambutnya yang panjang digelung ke atas dan sedang menyiapkan makan siang.


    “Makasih ya Bi Inah.” sambil kupeluk dari belakang dan kuremas peyudaranya dan kucium lehernya.

    “Iya Den, sama sama. Bibi sudah lama nggak kayak tadi, jangan bilang Ibu ya, nanti Ibu marah sama saya.” sambil menggelendot manja padaku.

    Aku mengangguk dan menciumnya sekali lagi. Tubuhnya wangi sabun dan rambutnya digelung ke atas sehingga menampakan lehernya yang bersih. Bi Inah memang selalu merawat tubuhnya. Hanya nasib yang membedakan Bi Inah dengan Mbak Amy. Menurutku jika Bi Inah dandan dan mengenakan baju mahal, dia tidak tampak seperti pelayan. Menjelang sore Mbak Amy datang dan membangunkan aku yag tertidur di depan TV. Aku segera mandi dan keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk. Mbak Amy hanya mengenakan daster pendek dan sedang membereskan lemari pakaiannya. Kupeluk Mbak Amy dari belakang dan kuciumi lehernya yang putih sambil kuremas remas kedua payudaranya yang tidak mengenakan bra.

    “Ouuhh.. Vvii.. Sshh.. Mmm.. Terus.. Say.. Ouh.. Sshh.. Mmpphh..”

    Tangan Mbak Amy menarik handukku, memegang penisku dan mengelus elus penisku yang sudah tegang. Kudorong tubuhnya menghadap tembok lalu kuangkat dasternya dan kuciumi serta kujilati pantatnya sambil kutarik turun CD-nya.

    Mbak Amy membalik tubuhnya, kujilati serta kuciumi bulu tipis dibawah perutnya sementara ibu jariku memainkan klitorisnya dan jari tengahku bermain didalam vaginanya. Mbak Amy mendesah tak karuan dan mendorong kepalaku agar menjilati vaginanya. Setelah kujilati beberapa lama tubuhnya menegang, tangannya menekan kepalaku dan Mbak Amy mendesah sedikit berteriak menikmati orgasmenya. Aku duduk disofa dan Mbak Amy menghisap penisku tiba tiba Bi Inah membuka pintu dan masuk membawa pakaian Mbak Amy, tampak kaget dan menjatuhkan pakaiannya kelantai.

    “I.. Ibu?” dengan nada terkejut.

    “Sini Bi..”

    Bi Inah duduk disamping Mbak Amy.

    “Maaf bu, saya ndak tahu kalau ibu..” sambil menundukan kepala.

    “Ya sudah ndak pa pa koq Bi. Tapi lain kali ketok pintu dulu ya.”

    Mbak Amy memegang dan membimbing tangan Bi Inah ke penisku. Bi Inah tampak malu.

    “Sudah Bi, ndak usah malu. Ayo sini.” Mbak Amy sambil menarik Bi Inah menggantikan posisinya dihadapanku. Tangan Bi Inah mengelus penisku dan Mbak Amy memeluknya dari belakang. Bi Inah tersenyum melihatku dan mulai mengocok penisku, Mbak Amy membuka baju Bi Inah. Bi Inah hanya mengenakan bra dan CD saja, Mbak Amy memegang penisku dan tangannya yang satu lagi menarik kepala Bi Inah agar menghisap penisku.

    “Ouh. Bi. Oh. Yeess.. Jilat Bi.. Ouh. Ouh. Aahh.” Bi Inah menjilati dan mengulum penisku, Mbak Amy meremas remas payudara Bi Inah dan membuka bra-nya.


    “Terus jilat penis ovi Bi, isep Bi.” Bi Inah mengikuti semua perkataan majikannya. Bi Inah mengulum penisku, Mbak Amy meremas payudara Bi Inah, menciumi tubuhnya dan menelanjanginya. Bi Inah dan Mbak Amy bergantian menghisap dan menjilati penisku. Kuraih tubuh Bi Inah, kududukan dia diatas sofa, kucium bibirnya, lehernya, kuremas payudaranya dan kuhisap putingnya bergantian. Mbak Amy disebelahnya juga meremas payudara Bi Inah dan memainkan klitoris dan vaginanya sendiri. Aku lalu menjilati vagina Bi Inah dan Mbak Amy bergantian. Kedua tanganku memainkan vagina mereka. Terkadang kuhisap puting payudara Mbak Amy dan Bi Inah bergantian.

    “Ouh Vii. Yes. Isep say.. Isep putingku.. Ouh..”

    “Denn.. Kocok vagina bibi.. Aahh.. Enak Den.. Uh uhh..”

    Mereka mendesah tak karuan dan Bi Inah menarik kepalaku agar menjilati vaginanya.

    “Oh oh.. Denn.. Jilat Den. Jilat vagina bibi.. Bibi mau dapet.. Ah..” tubuhnya menegang dan vaginanya berdenyut, Bi Inah mencapai orgasmenya yag pertama lalu aku menjilati vagina Mbak Amy.

    “Ouh Vii.. Mphh.. Mmpphh. Jilat say.. Jilat klentitku. Isep say.. Aah.. Vii.” tubuh Mbak Amy menegang dan bergetar, kedua kakinya menjepit kepalaku, tak berapa lama jepitannya mengendur.

    “Ayo Vii.. Entot aku sayang. Aku sudah nggak tahan nih..”

    “Iya Den.. Bibi juga mau rasain penis Den ovi..”

    Aku merebahkan mereka berdua diatas kasur, kugesekan penisku divagina Mbak Amy. Bi Inah meremas payudara Mbak Amy dan sesekali menghisap putingnya.

    “Uh.. uh.. Vii. Masukin sayang.. Ouh.. Ouh. Isep Bi.. Isep tetekku.. Vii..” tubuh Mbak Amy melengkung ketika aku memasukan penisku hingga mentok ke dinding rahimnya.

    “Vii.. Ahh terus sayang.. Yang kenceng. Ahh. Aahh.. Bii Inaahh.. Isep..”

    Mbak Amy mendesah tak karuan, tangannya memegang kepala Bi Inah di payudaranya dan tangannya satu lagi memainkan klitorisnya sendiri. Aku terus memompa Mbak Amy sambil memainkan vagina Bi Inah dengan dua jariku. Aku kocok vaginanya dan ibu jariku memainkan klitorisnya.

    “Ouh denn.. Enak Den.. Mmpphh mmpphh.. Terus Den..” Bi Inah mendesah dan rambutnya yang disanggul ditarik lepas oleh Mbak Amy.

    “Ouh Mbak. Yess.. Aku mau keluar Mbak.. Aku mau keluar.. Mbak Amy.. Ouh.. Yess..”

    “Vii.. Bareng Vi.. Aku sudah diujung nih.. Bi isep terus.. Ouhh.. Yess.. Aahh.” tubuh Mbak Amy bergetar, kakinya menjepit pinggulku, vaginanya terasa berdenyut dan membasahi vaginanya. Penisku terasa lebih dijepit vaginanya. Terus kugenjot tubuh Mbak Amy dan kuputar tubuhnya sehingga membuat posisi doggy style, kutarik tubuh Bi Inah dan kucium bibirnya sambil terus kugenjot tubuh Mbak Amy.

    “Terus Vii.. Keras Vi.. Lebih kenceng say.. Aku mau keluar lagi.. Yeess.” desahnya dan tangannya mencengkeram sprei, kepalanya bergerak tak beraturan. Aku terus berciuman dengan Bi Inah dan tangan Bi Inah memijat buah zakarku menambah kenikmatanku.

    Aku rebahkan Mbak Amy dan kakinya kuletakan dipundakku, kupompa tubuh Mbak Amy dengan keras.

    “Ouhh.. Vii.. Terus say.. Aahh.. Aku mau dapett.. Ovii.. terus say.. terus vi.. Ahh ahh.. Ouhh ouuhh.. Yeess..”

    “Uh uh Mbak Ammyy.. AaARRGGHH.. AH AAHhh.” aku mendesah panjang berbarengan dengan Mbak Amy juga tumpahnya air maniku di vagina Mbak Amy.


    Aku merebahkan diri disampingnya. Kucium bibirnya lembut. Aku menarik tubuh Bi Inah agar mengangkangi mukaku dan kujilat vaginanya serta kuhisap hisap klitorisnya. Bi Inah mendesah dan mengerang keenakan, rambutku dijambaknya agar terus menjilati vaginanya.

    “Jilat Den.. Isep klitoris bibi.. Ouh uh denn.. Bibi mau dapet..”

    Bi Inah menggoyang pantatnya, vaginanya terasa basah dan kuhisap cairan yang menetes dari vaginanya. Kurebahkan Bi Inah disamping Mbak Amy dan kumasukan penisku ke dalam vaginanya yang sudah basah.

    “Ouhh Den Ovii.. Enak Den.. terus Den.. Ouh ah ah ah.. Denn ovii.” aku terus menggenjot vaginanya dan kuputar pinggulku. Aku miringkan tubuhnya dan kuangkat kakinya satu kepundakku. Setelah beberapa lama kuputar tubuhnya dan kuangkat pantatnya sehingga Bi Inah dalam posisi tengkurap dan pantatnya menungging lalu kumasukan panisku ketubuhnya.

    “Ouh Denn.. Enak Den.. Enak banget.. Oh oh.. Bibi mau dapet denn.. Bibi mau dapet lagi.. Ayo Den keluar bareng.. Ouh ouh..”

    Bi Inah mencengkeram pinggir tempat tidur, Mbak Amy terus meremas remas payudara Bi Inah dan sesekali mencium bibirnya.

    “Ayoo Den.. Bibi sudah nggak kuatt.. Aahh aahh.. Denn.. Cepett.. Bibi sudah nggak tahann..” desahnya berbarengan dengan denyut vaginanya dan terasa basah, rupanya Bi Inah mencapai orgasmenya lebih dulu. Aku terus memompa vaginanya.

    “Bibii.. Aahh aahh.. Aku mau keluar.. Bi Inahh.. Aahh..” aku cabut penisku dan kukocok penisku, Mbak Amy memutar tubuh Bi Inah agar terlentang dan mencium bibirnya serta meremas payudaranya dan aku menyaksikan adegan ciuman antara Bi Inah dan Mbak Amy. Aku genjot kembali tubuh Bi Inah.

    “Bi Inahh.. Oouuhh..” desahku dan tumpahlah air maniku didalam vagina Bi Inah, kucabut penisku lalu Mbak Amy dan Bi Inah bergantian mengulum penisku membersihkan mengharapkan sisa sisa air maniku. Aku mencium Mbak Amy dan merebahkan diriku diatas tubuh Bi Inah.


    “Makasih ya Bi, vagina bibi enak banget.”

    “Iya Den, penis Den Ovi gede pas di vagina bibi.” lalu aku memeluk Mbak Amy dan mencium lembut bibirnya.

    “Makasih ya Mbak.”

    “Iya vii sama sama, kamu sudah ngasih Mbak kepuasan.” sambil memelukku dan mencium keningku.

    Aku sempat melakukannya sekali lagi dengan Mbak Amy dikamar mandi. Kemudian aku memesan taksi dan berpamitan untuk pulang. Demikianlah kisahku yang lain dengan Mbak Amy.

  • Foto Ngentot Cewek Cina kurus Alina Li menggoda teman prianya

    Foto Ngentot Cewek Cina kurus Alina Li menggoda teman prianya


    2027 views

    Duniabola99.com – foto cewek asia cantik toket kenyal padat bulat dan pantat bahenol ngentot dengan bule yang berkontol besar dan munghujam kerah kememeknya yang tembem dan menembakkan semua sperma keperutnya. Daftar IDN Poker

    Agen Poker IDN

    Judi Poker Deposit Pulsa

  • Kisah Memek Suster Suster haus sex

    Kisah Memek Suster Suster haus sex


    2401 views

    Duniabola99.com – Suatu siang di jalan Dharma Wangsa ke arah campus Airlangga sedang terjadi keributan, ngga’ jelas siapa lawan siapa… saat itu aku melintas dengan BMW M50ku sendirian dan sedang asyik dengerin radio Suara Surabaya… cuek saja saat melintasi perkelahian itu sambil sedikit menoleh ke arah seorang laki-laki yang sedang dikeroyok 4 orang lawannya… dia dikejar habis-habisan dan mencoba menerobos kerumunan penonton untuk mencari selamat. Terbelalak mataku bengitu sadar siapa lelaki yang sedang dikerjar tersebut… ternyata dia Kakak temanku… namanya Anton. Yang ngga’ jelas kenapa dia ada di sana dan dikeroyok orang segala, tapi aku sudah tidak sempat berpikir lebih jauh… segera saja aku pinggirkan kendaraanku dan aku turun untuk membantunya. Aku tarik dua orang yang sedang memukulnya karena Anton sudah jatuh terduduk dan dihajar berempat… sekarang Anton mengurus dua orang dan aku dua orang… memang masih tidak seiimbang… dalam perkelahianku aku berhasil menangkap satu dari lawanku dan aku jepit kepalanya dengan lengan kiriku sedang lengan kananku aku gunakan untuk menghajarnya… Starbet99


    sementara aku berusaha menggunakan kakiku untuk melawna yang satunya lagi… aku tak sempat lihat apa yang dilakukan Anton… waktu seakan sudah tidak dapat dihitung lagi demikian cepatnya sampai hal terakhir yang masih aku ingat adalah aku merasakan perih di pinggang kanan belakangku… dan saat kutengok ternyata aku ditusuk dengan sebilah belati dari belakang oleh entah siapa… sambil menahan sakit aku merenggangkan jepitanku pada korbanku dan berusaha melakukan tendangan memutar… sasaranku adalah lawan yang di depanku. Namun pada saat melakukan tendangan memutar sambil melayang… tiba-tiba aku melihat ayunan stcik soft ball ke arah kakiku yang terjulur… ngga’ ampun lagi aku jatuh terjerembab dan gagal melancarkan tentangan mautku… sesampainya aku di tanah dengan agak tertelungkup aku merasakan pukulan bertubi-tubi… mungkin lebih dari 3 orang yang menghajarku. Terakir kali kuingat aku merasakan beberapa kali tusukan sampai akhirnya aku sadar sudah berada di rumah sakit. Aku tidak jelas berada di rumah sakit mana yang pasti berisik sekali dan ruangannya panas… dalam ruangan tersebut ada beberapa ranjang… pada saat aku berusaha untuk melihat bagian bawahku yang terluka aku masih merasakan nyeri pada bagian perutku dan kaki kananku serasa gatal dan sedikit kebal ( mati rasa )… aku coba untuk geser kakiku ternyata berat sekali dan kaku. Kemudian aku paksakan untuk tidur… Sore itu aku dijenguk oleh Dian adik Anton… Link Alternatif Starbet99

    Dian ini teman kuliahku… dia datang bersama dengan Mita adiknya yang di SMA… katanya habis jenguk Anton dan Anton ada di ruang sebelah… ” Makasih ya Joss… kalo ngga’ ada kamu kali Anton sudah… ” katanya sambil menitikkan air mata… ” Sudahlah… semua ini sudah berlalu… tapi kalo boleh aku tau kenapa Anton sampe dikeroyok gitu ? ” tanyaku penasaran. ” Biasa gawa-gara cewec… mereka goda cewec Airlangga dan cowocnya marah makanya dikeroyok… emang sich bukan semua yang ngeroyok itu anak Airlangga sebagian kebetulan musuh Anton dari SMA, sialnya Anton saja ketemu lagi dan suasananya kaya’ gitu… jadi dech di dihajar rame-rame ” jawab Mita. ” Kak Jossy yang luka apanya saja ? ” tanya Mita. ” Tau nih… rasanya ngga’ keruan ” jawabku… ” Lihat aja sendiri… soalnya aku ngga’ bisa gerak banyak… kamu angkat selimutnya sekalian aku juga mo tau ” lanjutku pada Mita. ” Permisi ya Kak ” kata Mita langsung sambil membuka selimutku ( hanya diangkat saja ). Sesaat dia pandangi luka-lukaku dan mungkin karena banyak luka sehingga dia sampe bengong gitu… dan pas aku lihat pinggangku dibalut sampe pinggul dan masih tembus oleh darah… di bawahnya lagi aku melihat…. ya ampun pantes ni anak singkong bengong… meriamku tidak terbungkus apa-apa dan yang seremnya kepalanya yang gede kelihatan menarik sekali… seperti perkedel. Sesaat kemudian aku masih sempat melihat kaki kananku digips… mungkin patah kena stick soft ball. Mita menutup kembali selimut tadi dan Dian tidak sempat melhat lukaku karena dia sibuk nangis… hatinya memang lemah… sepertinya dia melankolis sejati. ” Mita sini aku mo bilangin kamu ” kataku… Mitapun menunduk mendekatkan telinganya ke mulutku. ” Jangan bilang sama Dian soal apa yang kamu lihat barusan… kamu suka ngga’ ? ” kataku berbisik. ” Serem ” bisiknya bales. ” Dian… kamu jangan lihat lukaku… nanti kamu makin nnga’ kuat lagi nahan tangismu ” kataku. ” Tapi paling tidak amu mo tau… boleh aku raba ? ” tanyanya… ” Silahkan… pelan-pelan ya… masih belum kering lukanya. ” jawabku. Dianpun memasukkan tangannya ke balik selimut… dan mulai meraba dari dada… ke perut… di situ dia merasakan ada balutan… digesernya ke kanan kiri… terus ke bawahan dikit… ” Kok perbannya sampe gini… lukanya kaya’ apa ? ” ” Wah aku sendiri belum jelas… ” aku jawab pertanyaan Dian.

    Turun lagi tangannya ke pinggul kanan… kena kulitku… terus ke tengah… kena meriamku… dia raba setengah menggenggam… untuk meyakinkan apa yang tersentuh tangannya… tersentak dan dia menarik tangannya sedikit sambil melepas pengangannya pada meriamku… ” Sorry… ngga’ tau…. ” ” Ngga’ apa-apa kok… malah enak kalo sekalian dipijitin… soalnya badanku sakit semua… ” kataku nakal. ” Nah…. Kak Dian pegang anunya Kak Joss ya ? ” goda Mita… Merah wajah Dian ditembak gitu. Dian terus saja meraa sampe pada kaki kananku dan dia menemukan gips… ” Lho… kok digips ? ” ” Iya patah tulangnya kali ” jawabku asal untuk menenangkan pikirannya… Dian selesai merabaiku… tapi tampak sekali dia masih kepikiran soal sentuhan pada meriam tadi… dan sesekali matanya masih melirik ke sekitar meriamku… sedang aku juga sedang menikmati dan membayangkan ulang kejadian barusan… Flash back lah. Tanpa sadar tiba-tiba meriamku meradang dan mulai bangun sehingga tampak pada selimut tipis kalo ada sesuatu perkembangan di sana. ” Kak Joss… anunya bangun ” bisik Dian padaku sambil dia ambil selimut lain untuk menutupnya… tapi tangannya berhenti dan diam di atasnya… ” Supaya Mita ngga’ ngelihat ” bisiknya lagi.


    Aku cuman bisa mengangguk… aku sadar ujung penisku masih dapat menggapai telapaknya… aku coba kejang-kejangkan penisku dan Dian seperti merasa dicolek-coleh tangannya. ” Mit… kamu pamit sama Mas Anton dech… kita bentar lagi pulang dan biar mereka istirahat… ” kata Dian… dan Mitapun melangkah keluar ruangan… ” Kak Joss…. nakal sekali anunya ya ” bisik Dian… aku balas dengan ciuman di pipinya. ” Dian… tolongin donk… diurut-urut itunya… biar lupa sakitnya… ” pintaku… ” Iya dech… ” jawab Dian langsung mengurut meriamku… dari luar selimut… biar ngga’ nyolok dengan pasien lain… walaupun antara ranjang ada penyekatnya… ” Ian… dari dalem aja langsung… biar cepetan…. ” pintaku karena merasa tanggung dan waktunya mepet sekali dia mo pulang., Dian menuruti permintaanku dengan memeriksa sekitar lebih dulu… terus tangannya dimasukkan dalam selimutku langsung meremas meriamku… dielusnya batangku dan sesekali bijinya… dikocoknya… lembut sekali… wah gila rasanya… lama juga Dian memainkan meriamku… sampe aku ngga’ tahan lagi dan crrooottt….. crot…. ccrrroooo..tttt…. beberapa kali keluar… Tiba-tiba Mita datang dan buru-buru Dian tarik tangannya dari balik selimut… sedikt kena spermaku telapak tangan Dian… dia goserkan pada sisi ranjang untuk mengelapnya… ” Sudah Kak Joss… aku sama Mita mo pulang…. ” pamit Dian… ” Sudah keluar khan… ” bisiknya pada telingaku… cup… pipiku diciumnya… ” Cepet sembuhnya… besok aku tengok lagi ” Dia sengaja menciumku untuk menyamarkan bisikannya yang terakhir. ” Eh… kalo bisa bilangin susternya aku minta pindah kelas satu donk… di sini gerah ” pintaku pada mereka. Merekapun keluar kamar dan melambaikan tangan… satu jam kemudian aku dipindahkan ke tempat yang lebih bagus… ada ACnya dan ranjangnya ada dua. Tapi ranjang sebelah kosong. Posisi kamarku agak jauh dari pos jaga suster perawat… itu aku tau saat aku didorong dengan ranjang beroda. ” Habis gini mandi ya ” kata suster perawat sehabis mendorongku… ngga’ lama kemudian dia sudah balik dengan ember dan lap handuk… dia taruh ember itu di meja kecil samping ranjangku dan mulai menyingkap selimutku serta melipatnya dekat kakiku.

    Terbuka sudah seluruh tubuhku… pas dia lihat sekita meriamku terkejut dia… ada dua hal yang mengagetkannya… yang pertama adalah ukuran meriam serta kepalanya yang di luar normal… besar sekali… dan yang kedua ada hasil kerjaan Dian… spermaku masih berantakan tanpa sempat dibersihkan… walaupun sebagian menempel di selimut… tapi bekasnya yang mengering di badanku masih jelas terlihat. ” Kok… kayaknya habis orgasme ya ? ” tanyanya. Lalu tanpa tunggu aju jawab dia ambil wash lap dan sabun… ” Sus… jangan pake wash lap… geli… saya ngga’ biasa ” kataku. Suster itu mulai dengan tanganku… dibasuh dan disabunnya… usapannya lembut sekali… sambil dimandiin aku pandangi wajahnya… dadanya… cukup gede kalo aku lihat… orangnya agak putih… tangannya lembut. Selesai dengan yang kiri sekarang ganti tangan kananku… dan seterusnya ke leher dan dadaku… terus diusapnya… sapuan telapak tangannya lembut aku rasakan dan akupun memejamkan mata untuk lebih menikmati sentuhannya. Sampe juga akhirnya pada meriamku… dipegangnya dengan lembut…. ditambah sabun… digosok batangnya… bijinya… kembali ke batangnya… dan aku ngga’ kuat untuk menahan supaya tetap lemas… akhirnya berdiri juga… pertama setengah tiang lama-lama juga akhirnya penuh… keras…. dia bersihkan juga sekitar kepala meriamku sambil berkata lirih ” Ini kepalanya besar sekali… baru kali ini syya lihat kaya’ gini besarnya ” ” Sus… enak dimandiin gini… ” kataku memancing. Dia diam saja tapi yang jelas dia mulai mengocok dan memainkan batangku… kaya’nya dia suka dengan ukurannya yang menakjubkan… ” Enak Mas… kalo diginikan ? ” tanyanya dengan lirikan nakal. ” Ssshh… iya terusin ya Sus… sampe keluar… ” kataku sambil menahan rasa nikmat yang ngga’ ketulungan… tangan kirinnya mengambil air dan membilas meriamku… kemudian disekanya dengan tangan kanannya… kenapa kok diseka pikirku… tapi aku diam saja… mengikuti apa yang mau dia lakukan… pokoknya jangan berhenti sampe sini aja… pusing nanti… Dia dekatkan kepalanya… dan dijulurkan lidahnya… kepala meriamku dijilatnya perlahan… dan lidahnya mengitari kepala meriamku… sejuta rasanya… wow… enak sekali… lalu dikulumnya meriamku… aku lihat mulutnya sampe penuh rasanya dan belum seluruhnya tenggelam dalam mulutnya yang mungil… bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur.

    Lama juga aku diisep suster jaga ini… sampe akhirnya aku ngga’ tahan lagi dan crooott…. crooott… nikmat sekali. Spermaku tumpah dalam rongga mulutnya dan ditelannya habis… sisa pada ujung meriamkupun dijilat serta dihisapnya habis… ” Sudah sekarang dilanjutkan mandinya ya… ” kata suster itu dan dia melanjutkan memandikan kaki kiriku setelah sebelumnya mencuci bersih meriamku… badanku dibaliknya… dan dimandikan pula sisi belakang badanku. Selesai acara mandi ” Nanti malam saya ke sini lagi nanti saya temenin… ” katanya sambil membereskan barang-barangnya. terakhir sebelum keluar kamar dia sempat menciumku… pas di bibir… hangat sekali… ” Nanti malam saya kasih yang lebih hebat ” begitu katanya. Akupun berusaha untuk tidur… nikmat sekali sore ini dua kali keluar… dibantu dua cewec yang berbeda… ini mungkin ganjaran dari menolong teman… gitu hiburku dalam hati… sambil memikirkan apa yang akan kudapat malam nanti akupun tertidur lelap sekali. Tiba-tiba aku dibangunkan oleh suster yang tadi lagi… tapi aku belum sempat menyanyakan namanya… baru setelah dia mo keluar kamar selesai meletakkan makananku dan membangunkanku… namanya Anna. Cara dia membangunkanku cukup aneh… rasanya suster di manapun tidak akan melakukan dengan cara ini… dia remas-remas meriamku… sambil digosoknya lembut sampe aku bangun dari tdurku. Langsung aku selesaikan makanku dengan susah payah… akhirnya selesai juga… lalu aku tekan bel… dan tak lama kemudian datang suster yang lain… aku minta dia nyalakan TV di atas dan mengakat makananku. Aku nonton acara-acara TV yang membosankan dan juga semua berita yang ditayangkan… tanpa konsentrasi sedikitpun. Sekitar jam 9 malam suster Wiwik datang untuk mengobati lukaku dan mengganti perban… pada saat dia melihat meriamkupun dia takjub… ” Ngga’ salah apa yang diomongkan temen-temen di ruang jaga ” demikian komentarnya. ” Kenapa Sus ? ” tanyaku ngga’ jelas. ” Oo… itu tadi teman-teman bilang kalo pasien yang dirawat di kamar 26 itu kepalanya besar sekali. ” jawabnya. Setelah selesai denganmengobati lukaku dan dia akan tinggalkan ruangan… sebelum membetulkan selimutku dia sempatkan mengelus kepala meriamku… ” Hmmm… gimana ya rasanya ? ” gumamnya tanya meminta jawaban.


    Dan akupun hanya senyum saja. Wah suster di sini gila semua ya pikirku… soalnya aku baru kenal dua orang dan dua-duanya suka sama meriamku… minimal tertarik… dan lagian ada promosi gratis di ruang jaga suster kalo ada pasien dengan kepala meriam super besar… promosi yang menguntungkan… semoga ada yang terjerat ingin mencoba… selama aku masih dirawat di sini. Jam 10an kira-kira aku mulai tertidur… aku mimpi indah sekali dalam tidurku… karena sebelum tidur tadi otakku sempat berpikir jorok. Aku merasakan hangat sekali pada bagian selangkanganku… tepatnya pada bagian meriamku… sampe aku terbangun ternyata… suster Anna sedang menghisap meriamku… kali ini entah jam berapa ? Dengan bermalas-malasan aku nikmat terus hisapannya… dan aku mulai ikut aktif dengan meraba dadanya… suatu lokasi yang aku anggap paling dekat dengan jangkauanku. Aku buka kanding atasnya dua kancing… aku rogoh dadanya di balik BH putihnya… aku dapati segumpal daging hangat yang kenyal… kuselusuri… sambil meremas-remas kecil.. sampe juga pada putingnya… aku pilin putingnya… dan Sus Annapun mendesah… enath berapa lama aku dihisap dan aku merabai Sus Anna… sampe dia minta ” Mas… masih sakit ngga’ badannya ? ” ” Kenapa Sus ? ” tanyaku bingung. ” Enggak kok… sudah lumayan enakan… ” dan tanpa menjawab diapun meloloskan CDnya… dimasukkan dalam saku baju dinasnya. Lalu dia permisi padaku dan mulai mengangkangkan kakinya di atas meriamku… dan bless… dia masukkan batangku pada lobangnya yang hangat dan sudah basah sekali… diapun mulai menggoyang perlahan… pertama dengan gerakan naik turun…lalu disusul dengan gerakan memutar… wah… suster ini rupanya sudah prof banget… lobangnya aku rasakan masih sangat sempit… makanya dia juga hanya berani gerak perlahan… mungkin juga karena aku masih sakit… dan punya banyak luka baru.

    Lama sekali permainan itu dan memang dia ngga’ ganti posisi… karena posisi yang memungkinkan hanya satu posisi… aku tidur di bawah dan dia di atasku. Sampe saat itu belum ada tanda-tanda aku akan keluar… tapi kalo tidak salah dia sempat mengejang sekali tadi dipertengahan dan lemas sebentar lalu mulai menggoyang lagi… sampe tiba-tiba pintu kamarku dibuka dari luar… dan seorang suster masuk dengan tiba-tiba… kaget sekali kami berdua… karena tidak ada alasan lain… jelas sekali kita sedang main… mana posisinya… mana bajua dinas Suster Anna terbuka sampe perutnya dan BHnya juga sudah kelepas dan tergeletak di lantai. Ternyata yang masuk suster Wiwik… dia langsung menghampiri dan bilang ” Teruskan saja An… aku cuman mau ikutan… mumpung sepi ” Suster Wiwikpun mengelus dadaku… dia ciumin aku dengan lembut… aku membalasnya dengan meremas dadanya… dia diam saja… aku buka kancingnya… terus langsung aku loloskan pakaian dinasnya… aku buka sekalian BHnya yang berenda… tipis dan merangsang… membal sekali tampak pada saat BH itu lepas dari badannya… dada itu berguncang dikit… kelihatan kalo masih sangat kencang… tinggal CD minim yang digunakannya. Suster Anna masih saja dengan aksinya naik turun dan kadang berputar… aku lhat saja dadanya yang terguncang akibat gerakannya yang mulai liar… lidah suster Wiwik mulai memasuki rongga mulutku dan kuhisap ujung lidahnya yang menjulur itu… tangan kiriku mulai merabai sekitar selangkangan suster Wiwik dari luar… basah sudah CDnya… pelah aku kuak ke samping… dan kudapat permukaan bulu halus menyelimuti liang kenikmatannya… kuelus perlahan… baru kemudian sedikit kutekan… ketemu sudah aku pada clitsnya… agak ke belakang aku rasakan makin menghangat.

    Tersentuh olehku kemudian liang nikmat tersebut… kuelus dua tiga kali sebelum akhirnya aku masukkan jariku ke dalamnya. Kucoba memasukkan sedalam mungkin jari telunjukku… kemudian disusul oleh jari tengahku… aku putar jari-jariku di dalamnya… baru kukocok keluar masuk… sambil jempolku memainkan clitsnya. Dia mendesar ringan… sementara suster Anna rebahan karena lelah di dadaku dengan pinggulnya tiada hentinya menggoyang kanan dan kiri… suster Wiwik menyibak rambut panjang suster Anna dan mulai menciumi punggung terbuka itu… suster Anna makin mengerang… mengerang…. dan mengerang…. sampai pada erangan panjang yang menandakan dia akan orgasme… dan makin keras goyangan pinggulnya… sementara aku mencoba mengimbangi dengan gerakan yang lebih keras dari sebelumnya… karena dari tadi aku tidak dapat terlalu bergoyang… takut lukaku sakit. Suster Anna mengerang…. panjang sekali seperti orang sedang kesakitan… tapi juga mirip orang kepedasan… mendesis di antara erangannya… dia sudah sampe… rupanya… dan… dia tahan dulu sementara… baru dicabutnya perlahan… sekarang giliran suster Wiwik… dilapnya dulu… meriamku dikeringkan… baru dia mulai menaikiku… batin… kurang ajar suster-suster ini aku digilirnya… dan nanti aku juga mesti masih membayar biaya rawat… gila… enak di dia… tapi….. enak juga dia aku kok… demikian pikiranku… ach… masa bodo…. POKOKNYA PUAS !!! Demikian kata iklan. Ketika suster Wiwik telah menempati posisinya… kulihat suster Anna mengelap liang kenikmatannya dengan tissue yang diambilnya dari meja kecil di sampingku.


    Suster Wiwik seakan menunggang kuda… dia goyang maju mundur… perlahan tapi penuh kepastian… makin lama makin cepat iramanya… sementara tanganku keduanya asyik meremas-remas dadanya yang mengembung indah… kenyal sekali rasanya… cukup besar ukurannya dan lebih besar dari suster Anna punya… yang ini ngga’ kurang dari 36… kemungkinan cup C… karena mantap dan tanganku seakan ngga’ cukup menggenggamnya. Sesekali kumainkan putingnya yang mulai mengeras… dia mendesis… hanya itu jawaban yang keluar dari mulutnya… desisan itu sungguh manja kurasakan… sementara suster Anna telah selesai dengan membersihkan liang hangatnya… kemudian dia mulai lagi mengelus-elus badan telanjang suster Wiwik dan tuga memainkan rambutku… mengusapnya… Kemudian karena sudah cukup pemanasannya… dia mulai menaiki ranjang lagi… dikangkangkannya kakinya yang jenjang di atas kepalaku… setengah berjongkok gayanya saat itu dengan menghadap tembok di atas kepalaku… dan kedua tangannya berpegangan pada bagian kepala ranjangku. Mulai disorongkannya liangnya yang telah kering ke mulutku… dengan cepat aku julurkan lidahku…. aku colek sekali dulu dan aku tarik nafas…. hhhmmmm…… harus khas liang senggama…. kujilat liangnya dengan lidahku yang memang terkenal panjang… kumainkan lidahku… mereka berdua mengerang berbarengan kadang bersahutan… Aku ingin tau sekarang ini jam berapa ? Jangan sampe erangan mereka mengganggu pasien lain… karena aku mendengarnya cukup keras… aku tengok ke dinding… kosong ngga’ ada jam dinding… aku lihat keluar… kearah pintu… mataku terbelalak… terkejut… shock… benar-benar kaget aku… lamat-lamat aku perhatikan… di antara pintu aku melihat seberkas sinar mengkilap… sambil terus menggoyang suster Wiwik… meninggalkan jilatan pada suster Anna… aku konsentrasi sejenak pada apa yang ada di belakang pintu… ternyata… pintupun terbuka… makin gila aku makin kaget… dan deg… jantungku tersentak sesaat… lalu lega… tapi… yang dateng ini dua temen suster yang sedang kupuaskan ini… kaya’nya kalo marah sich ngga’ bakalan.. mereka sepertinya telah cukup lama melihat adegan kami bertiga… jadi maksud kedatangannya hanya dua kemungkinan… mo nonton dari dekat atau ikutan… ternyata…. ” Wah… wah… wah… rajin sekali kalian bekerja… sampe malem gini masih sibuk ngurus pasien… ” demikian kata salah seorang dari mereka… ” Mari kami bantu ” demikian sahut yang lainnya yang berbadan kecil kurus dan berdada super… Jelas ini jawabannya adalah pilihan kedua.

    Merekapun langsung melepas pakaian dinas masing-masing… satu mengambil posisi di kanan ranjang dan satu ngambil posisi di kiri ranjang… secara hampir bersamaan mereka menciumi dada… leher… telinga dan semua daerah rangsanganku… akupun mulai lagi konsentrasi pada liang suster Anna… sementara kedua tanganku ambil bagian masing-masing… sekarang semua bagian tubuhku yang menonjol panjang telah habis digunakan untuk memuaskann 4 suster gatel…… malam ini… tidak ada sisa rupanya…. terus bagaimana kalo sampe ada satu lagi yang ikutan ? Jari-jariku baik dari tangan kanan maupun kiri telah amblas dalam liang hangat suster-suster gatel tersebut… untuk menggaruknya kali… aku kocok-kocokkan keluar masuk ya lidahku… ya jariku… ya meriamku… rusak sudah konsentrasiku… yang pasti… ini pengalaman gila kedua sejak peristiwa serupa dengan Donna adik Sammy Zara… Ini permainan Four Whell Drive ( 4 WD )atau bisa juga disebut Four Wheel Steering ( 4 WS )… empat-empatnya jalan semua… kaya’nya kau makin piawai dalam permainan 4DW / 4 WS ini karena ini kali dua aku mencoba mempraktekkannya. Lama sekali permainannya… sampe tiba-tiba suster Wiwik mengerang…. kesar dan panjang serta mengejang… Setelah suster Wiwik selesai… dan mencabut meriamku… suster Anna berbalik posisi dengan posisi 69… kami saling menghisap dan permainan berlanjut… sekali aku minta rotasi… yang di kananku untuk naik… yang di atas ( suster Anna ) aku minta ke kiri dan suster yang di kiri aku minta pindah posisi kanan.

    Tawaran ini tidak disia-siakan oleh suster yang berkulit agak gelap dari semua temannya… dia langsung menancapkan meriamku dengan gerakan yang menakjubkan… tanpa dipegang…. diambilnya meriamku yang masih tegang dengan liangnya dan langsung dimasukkan… amblas sudah meriamku dari pandangan. Diapun langsung menggoyang keras… rupanya sudah ngga’ tahan… Benar juga sekitar 5 menit dia bergoyang sudah mengejang keras dan mengerang…. mengerang…. panjang serta lemas. Sementara tingal dua korban yang belum selesai… aku minta bantuan suster yang masih ada di sana untuk membantu aku balik badan… tengkurap… kemudian aku suruh suster yang pendek dan berdada besar tadi untuk masuk ke bawah tubuhku…. sedangkan suster Anna aku suruh duduk di samping bantal yang digunakan suster kecil tadi. Perlahan aku mulai memasukkan meriam raksasaku pada liang suster yang bertubuh kecil ini… sulit sekali… dan diapun membantu dengan bimbingan test…. Setelah tertancap… tapi sayangnya tidak dapat habis terbenam… rasanya mentok sekali… dengan bibir rahimnya… akupun mulai menggoyang suster kecil dan menjilati suster Anna. Mereka berdua kembali mendesah…. mengerang…. mendesah dan kadang mendesis… kaya’ ular.


    Aku sulit sekali sebenarnya untuk mengayun pinggulku maju mundur…. jadi yang bisa aku lakukan cuman tetap menancapkan meriamku pada liang kenikmatan suster mungil ini sambil memutar pinggulku seakan meng-obok-obok liangnya… sedangkan dadanya yang aku bilang super itu terasa sekali mengganjal dadaku yang bidang… kenikmatan tiada tara sedang dinikmati si mungil di bawahku ini… dia mendesis tak keruan… sedang lidahku tetap menghajar liang kenikmatan suster Anna… sesekali aku jilatkan pada clitsnya… dia menggelinjang setiap kali lidahku menyentuh clitsnya… mendengar desisan mereka berdua aku jadi ngga’ tahan… maka dengan nekat aku keraskan goyangan pinggulku dan hisapanku pada suster Anna… dia mulai mengejang… mengerang dan kemudian disusul dengan suster yang sedang kutindih…. suster Anna sudah lemas… dan beranjak turun dari posisinya…. Aku tekan lebih keras suster mungil ini…. sambil dadanya yang menggairahkan ini aku remas-remas semauku… aku sudah merasakan hampir sampe juga… sedang suster mungil masih mengerang…. terus dan terus… kaya’nya dia dapat multi orgasme dan panjang sekali orgasme yang didapatnya…. aku coba mengjar orgasmenya… dan…. dan…. berhasil juga akuhirnya… aku sodok dan benamkan meriamku sekuat-kuatnya… sampe dia melotot… aku didekapnya erat sekali… dan ” Adu…..uh enak sekali… ” demikian salah satu katanya yang dapat aku dengar. Akupun ambruk diatas dada besar yang menggemaskan itu… lunglai sudah tubuh ini rasanya… menghabisi 4 suster sekaligus… suatu rekord yang gila… permainan Four Wheel Drive kedua dalam hidupku… pada saat mencabutnyapun aku terpaksa diantu suster yang lain… ” Kasihan pasien ini nanti sembuhnya jadi lama… soalnya ngga’ sempet istirahat ” kata suster yang hitam. ” Iya dan kaya’nya kita akan setiap malam rajin minta giliran kaya’ malem ini ” sahut suster Wiwik. ” Kalo itu dibuat system arisan saja ” kata suster Anna sadis sekali kedengarannya.

    Emangnya aku meriam bergilir apa ? Malam itu aku tidur lelaap sekali dan aku sempat minta untuk suster mungil menemaniku tidur, aku berjanji tiap malam mereka dapat giliran menemaniku tidur… tapi setelah mendapat jatah batin tentunya. Suster mungil ini bernama Ratih dan malam itu kami tidur berdekapan mesra sekali seperti pengantin baru dan sama-sama polos… sampe jam 4 pagi… dia minta jatah tambahan… dan kamipun bermain one on one ( satu lawan satu, ngga’ keroyokan kaya’ semalem ). Hot sekali dia pagi itu… karena kami lebih bebas… tapi yang kacau adalah udahannya… aku merasa sakit karena lukaku berdarah lagi… jadi terpaksa ketahuan dech sama yang lain kalo ada sesi tambahan… dan merekapun rame-rame mengobati lukaku…. sambil masih pengen lihat meriam dasyat yang meluluh lantakkan tubuh mereka semaleman. Abis gitu sekitar jam 5 aku kembali tidur sampe pagi jam 7.20 aku dibangunkan untuk mandi pagi. Mandi pagi dibantu oleh suster Dewi dan sempat diisep sampe keluar dalam mulutnya… nah suster Dewi ini yang kulitnya hitaman semalam. Nama mereka sering aku dapat setelah tubuh mereka aku dapat. Hari kedua Pagi jam 10 aku dibesuk oleh Dian dan Mita… mereka membawakan buah jeruk dan apel… aslinya sich aku ngga demen makan buah… setengah jam kami ngobrol bertiga. sampe suatu saat aku bilang pada Dian ” aku mo minta tolong Ian… kepalaku pusing… soalnya aku dari semaleman ngga’ dapet keluar… dan aku ngga’ bisa self service ” demikian kataku membuka acara… dan akupun bercerita sedikit kebiasaanku pada Dian dengan bumbu tentunya. Aku cerita kalo biasa setiap kali mandi pagi aku suka onani kalo semalemnya ngga’ dapet cewec buat nemenin tidur… dan sorenya juga suka main lagi… Dian bisa maklum karena aku dulu sempat samen leven dengan Nana temannya yang hyper sex selama 8 bulan lebih… dia juga tahu kehidupanku tidak pernah sepi cewec. Dengan dalih dia mo bantu aku karena hal ini dianggap sebagai bales jasa menyelamatkan jiwa kakaknya… yang aku selamatkan dari keroyokan kemarin… sampe akhirnya aku sendiri masuk rumah sakit.

    Dia minta Mita adiknya keluar dulu karena malu, tapi Mita tau apa yang akan dilakukan Dian padaku… karena pembicaraan tadi di depan Mita. Sekeluarnya Mita dari kamar… Dian langsung memasukkan tangannya dalam selimutku dan mulailah dia meremas dan mengelus meriamku yang sedang tidur… sampe bangun dan keras sekali… setelah dikocoknya dengan segala macam cara masih belum keluar juga sedang waktu sudah menunjukkan pukul 10.45 berarti jam besuk tinggal 15 menit lagi maka aku minta Dian menghisap meriamku. Mulanya dia malu… tapi dikerjakannya juga… demi bales jasa kaya’ya… atau dia mulai suka ? Akhirnya keluar juga spermaku dan kali ini tidak diselimut lagi tapi dalam mulut Dian dan ini pertama kali Dian meneguk spermaku… juga pertama kali teman kuliahku ini ngisep punyaku… kaya’nya dia juga belum mahir betul… itu ketahuan dari beberapa kali aku meringis kesakitan karena kena giginya. Spermaku ditelannya habis… sesuai permintaanku dan aku bilang kalo sperma itu steril dan baik buat kulit… benernya sich aku ngga’ tau jelas… asal ngomong aja dan dia percaya… setelah menelan spermaku dia ambil air di gelas dan meminumnya… belum biasa kali. Aku tengok ke jendela luar saat Dian ambil minum tadi… ternyata aku melihat jendela depan yang menghadap taman tidak tertutup rapat dan aku sempat lihat kalo Mita tadi ngintip kakaknya ngisep aku… Jam 11.05 mereka berdua pamit pulang… selanjutnya aku aku makan siang dan tidur sampe bangun sekitar jam 3 siang.


    Dan aku minta suster jaga untuk memindahkanku ke kursi roda… sebelum dipindahkan aku diobati dulu dan diberi pakeaian seperti rok panjang terusan agak gombor. dengan kancing banyak sekali di belakangnya. Pada saat mengenakan pakaian tersebut dikerjakan oleh dua suster shift pagi… suster Atty dan suster Fatima, pada saat mereka berdua sempat melihat meriamku… mereka saling berpandangan dan tersenyum terus melirik nakal padaku… aku cuek saja… pada saat aku mo dipindahkan ke kurasi roda aku diminta untuk memeluk suster Fatima… orangnya masih muda sekitar 23 tahunan kira-kira… rambutnya pendek… tubuhnya sekitar 159 Cm… dadanya sekitar 34 B… pada saat memeluk aku sedikit kencangkan sambil pura-pura ngga’ kuat berdiri… aku dekap dia dari pinggang ke pundak ( seperti merengkuh ) dengan demikian aku telah menguncinya sehingga dia tidak dapat mengambil jarak lagi dan dadanya pas sekali dipundakku… greeng… meriamku setengah bangun dapat sentuhan tersebut. ” Agak tegak berdirinya Mas… berat soalnya badan Masnya ” kata suster Fatima. Akupun mengikut perintahnya dengan memindahkan tangan kananku seakan merangkulnya dengan demikian aku makin mendekatkan wajahnya ke leherku dan aku dorong sekalian kepalaku sehingga dia secara ngga’ sadar bibirnya kena di leherku… sementara suster Atty membetulkan letak kursi roda… aku lihat pinggulnya dari berlakang… wah… bagus juga ya… Suster Fatima bantu aku duduk di kursi roda dan suster Atty pegang kursi roda dari belakang…pada saat mo duduk pas mukaku dekat sekali dengan dada suster Fatima… aku sempetin aja desak dan gigit dengan bibir berlapis gigi ke dada tersebut… karena beberapa terhenti aku dapat merasakan gigitan itu sekitar 2 detikan dech… dia diam saja… dan saat aku sudah duduk…. dan suster Atty keluar kamar… ” Awas ya… nakal sekali ” kata suster Fatima sambil mendelik.

    Aku tau dia ngga’ marah cuman pura-pura marah aja ” Satunya belum Sus ” kataku menggoda… ” Enak aja… geli tau ? ” jawabnya sewot. ” Nanti saya cubit baru tau ” lanjutnya sambil langsung mencubit meriamku… dan terus dia ngeloyor keluar kamar dengan muka merah… karena meriamku saat itu sudah full standing karena abis nge-gigit toket… jadi terangsang… ” Sus… tolong donk saya di dorong keluar kamar ” kataku sebelum sempat suster Fatima keluar jauh. Diapun kembali dan mendorongku ke teras kamar… menghadap taman. Aku bengong di teras… sambil menghisap rokokku… di pangkuanku ada novel tapi rasanya males mo baca novel itu… jadinya aku bengong saja sore itu di teras sambil ngelamun aku mikirin rencana lain untuk malam ini… mo pake gaya apa ya ? Tiba-tiba aku dikejutkan dengan telapak tangan yang menutup mataku… saipa ini ? Kok tanyannya halus… dingin dan kecil… ” Siapa ni ? ” kataku… Terus dilepasnya tangan tersebut dan dia ke arah depanku… baru kutau dia Mita adik Dian. Kok sendirian ? ” Mana Mita ? ” tanyaku… ” Lagi ketempat dosennya mo ngurus scripsi ” jawab Mita. ” Jadi ngga’ kesini donk ? ” tanyaku penasaran. ” Ya ngga’ lah… ini saya bawain bubur buatan Mama ” katanya sambil mendorongku masuk kamar… dia letakkan bubur itu di atas meja kecil samping ranjang. Terus kami ngobrol… sekitar 10 menit sampe aku bilang ” Mit… ach ngga’ jadi dech… ” kataku bingung gimana mo mulainya… maksudku mo jailin dia untuk ngeluarin aku seperti yang dilakukan kakaknya pagi tadi… bukankah dia juga udah ngintip… kali aja dia pengen kaya’ kakaknya… mumpung lagi cuman berduaan… ” Kenapa Kak ? ” aku tak menjawab hanya mengernyitkan dahi saja… ” Pusing ya ? ” tanyanya lagi. ” Iya ni… penyakit biasa ” kataku makin berani… kali bisa… ” Kak… gimana ya ? Tadi khan udah ? ” katanya mulai ngeti maksudku… tapi kaya’nya dia bingung dan malu… merah wajahnya tampak sekali. ” Mit… sorry ya… kalo kamu ngga’ keberatan tolongin Kakak donk… ntar malem Kakak ngga’ bisa tidur… kalo…

    ” kataku mengarah dan sengaja tidak menyelesaikan kata-kataku supaya terkesan gimana gitu…. ” Iya Mita tau Kak… dan kasihan sekali… tapi gimana Mita ngga’ bisa… MIta malu Kak… ” ” Ya udah kalo kamu keberatan… aku ngga’ mo maksa… lagian kamu masih kecil… ” ” Kak… Mita ciumin aja ya… supaya Kakak terhibur… jangan susah Kak… kalo Mita sudah besar dan sudah bisa juga mau kok bantuin Kak Jossy kaya tadi pagi ” kata dia sambil mencium pipiku. ” Iya dech… sini Kak cium kamu ” kataku dan diapun pindah kehadapanku. Dia membungkuk sehingga ada kelihatan dadanya yang membusung… aduh…. gila… usaha harus jalan terus ni… gimana caranya masa bodo… harus dapet… aku udah pusing berat. Dan Mitapun memelukku sambil membungkuk… aku cium pipinya, dagunya… belakang telinganya kadang aku gigit lembut telinganya… pokoknya semua daerah rangsangan… aku coba merangsangnya… ciuman kami lama juga sampe nafasnya terasa sekali di telingaku. Tangaku mencoba meremas dadanya… diapun mundur… mo menghidar… ” Mit… gini dech… aku sentuh kamu saja… ngga’ ngapain kok… supaya aku lebih tenang nanti malem ” ” Maaf Kak… tadi Mita kaget… Mita ngerti kok… Kak Joss gini juga gara-gara Mas Anton ” jawabnya penuh pengertian… atau dia udah kepancing ? Diapun kembali… mendekat dan kuraih dadanya… aku remas…dan dia kembali menciumku… dari tadi tidak ada ciuman bibir hanya pipi dan telinga… saling berbalasan… sampe remasanku makin liar dan mencoba menyusup pada bajunya… melalui celah kancing atasnya. Tangan Mita mulai turun dari dadaku ke meriamku… dan meremasnya dari luar… ” Aduh… enak sekali Mit… terusin ya… sampe keluar… biar aku ngga’ pusing nanti ” kataku nafsu menyambut kemajuannya. Lama remasan kami berlangsung… sampe akhirnya Mita melorot dan berjongkok di depanku dan menyingkap pakaianku… dia mulai mo mencium meriamku… dengan mata redup penuh nafsu dia mulai mencium sayang pada meriamku.


    ” Masukin saja Mit… ” kataku. Mitapun memasukkan meriamku dalam mulut mungilnya… sulit sekali tampaknya… dan penuh sekali kelihatan dari luar… dia mulai menghisap dan aku bilang jangan sampe kena gigi… Tak perlu aku ceritakan proses isep-isepan itu… yang pasti saat aku ngga’ tahan lagi… aku tekan palanya supaya tetap nancep… dan aku keluarkan dalam mulut mungil Mita… terbelalak mata Mita kena semprot spermaku. ” Telen aja Mit… ngga’ papa kok ” kataku… Diapun menelan spermaku… lalu dicabutnya dari mulut mungil itu… sisa spermaku yang meleleh di meriamku dan bibir mungilnya dilap pake tissue… dan dia lari ke kamar mandi…. sedang aku merapikan kembali pakaianku yang tersibak tadi. Ada orang datang… kelihatan dari balik kaca jendela… ” Sorry Joss… aku baru bisa dateng sekarang… ngga’ dapet pesawat soalnya ” kata Bang Johnny yang datang bersama dengan kak Wenda dan Winny… ” Iya ini juga langsung dari airport ” kata Kak Wenda. ” Kamu kenapa si… ceritanya gimana kok bisa sampe kaya’ gini ? ” tanya Winny… ” Lha kalian tau aku di sini dari mana ? ” tanyaku bingung. ” Tadi malem kami telpon ke rumah ngga’ ada yang jawab sampe tadi pagi kami telpon terus masih kosong ” kata Kak Wenda. ” Aku telpon ke rumahnya Donna yang di Kertajaya kamu ngga’ di sana… aku telpon rumahnya yang di Grand Family juga kamu ngga’ ada, malah ketemu sammy di sana ” kata Winny. ” Sammy bilang mo bantu cari kamu… terus siang tadi Donna telpon katanya dia abis nelpon Dian dan katanya kamu dirawat di sini dan dia cerita panjang sampe kamu masuk rumah sakit ” kata Winny lagi. Mereka tuh semua dari Jakarta karena ada saudara Kak Wenda yang menikah… dan rencananya pulangnya kemarin sore… pantes Kak Wenda telpon aku kemarin mungkin mo bilangin kalo pulangnya ditunda.

    Malah dapet berita kaya’ gini. Mita keluar dari kamar mandi yang ada dalam kamarku itu kaget juga tau banyak orang ada di sana dan dia kaya’nya kikuk juga… Setelah aku perkenalkan kalo ini Mita adiknya Dian dan kemudian Mita pamit mo jenguk kakaknya diruang lain. Kamipun ngobrol seperginya Mita dari hadapan kami. Winny memandangku dengan sedih… mungkin kasihan tapi juga bisa dia cemburu sama Mita… ngapain ada dalam kamar mandi dan sebelumnya cuman berduaan aja sama aku di sini. Selanjutnya tidak ada cerita menarik untuk diceritakan pada kalian semua… yang pasti mereka ngobrol sampe jam 5.20 karena minta perpanjangan waktu dan jam 5 tadi Mita datang lagi cuman pamit langsung pulang. Malamnya seperti biasa… kejadiannya sama seperti hari pertama… mandi sore diisep lagi… kali ini sustenya lain… dia suster Fatima yang sempet aku gigit toketnya tadi siang. Dan malemnya aku main lagi… dan tidur dengan suster Wiwik… suster Anna off hari itu… jadi waktu main cuman suster Wiwik, suster Ratih dan suster Dewi…